erisipelas innash
Post on 26-Dec-2015
32 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit kulit karena infeksi bakteri yang sering diterjadi disebut pioderma.
Pioderma disebabkan oleh bakteri gram positif staphyllococcus, terutama S. aureus
dan streptococcus atau keduanya. Faktor predisposisinya yaitu higiene yang kurang,
menurunnya daya tahan tubuh (mengidap penyakit menahun, kurang gizi,
keganasan/kanker dan sebagainya) dan adanya penyakit lain di kulit yang
menyebabkan fungsi perlindungan kulit terganggu.
Erisipelas dan Selulitis merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh
bakteri,yang menyerang jaringan subkutis dan daerah superficial (epidermis dan
dermis). Faktor resiko untuk terjadinya infeksi ini adalah trauma lokal (robekan kulit),
luka terbuka di kulit atau gangguan pada pembuluh vena maupun pembuluh getah
bening. Angka kejadian infeksi kulit ini kira-kira mencapai 10% pasien yang dirawat
di rumah sakit.
Daerah predilesi yang sering terkena yaitu wajah, badan, genitalia dan
ekstremitas atas dan bawah. Sekitar 85% kasus erysipelas dan selulitis terjadi pada
kaki daripada wajah, dan pada individu dari semua ras dan kedua jenis kelamin.3
Permulaan erysipelas dan selulitis didahului oleh gejala prodormal, seperti demam
dan malaise, kemudian diikuti dengan tanda-tanda peradangan yaitu bengkak, nyeri,
dan kemerahan. Diagnosis penyakit ini dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis,
gambaran klinis. Penanganannya perlu memperhatikan faktor predisposisi dan
komplikasi yang ada.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Definisi
Erisipelas adalah suatu jenis selulitis kutaneus superfisial yang ditandai
dengan keterlibatan pembuluh limfatik pada kulit. Ia disebabkan oleh bakteri
Streptococcus b-hemolytic grup A dan jarang disebabkan oleh S. aureus. Pada
bayi yang baru lahir, bakteri Streptococcus b-hemolytic grup B bisa menyebabkan
erisipelas. Limfaedema, vena stasis, dan obesitas merupakan faktor resiko pada
pasien dewasa.
Kata erisipelas berasal dari bahasa latin kuno, dan diperkirakan
merupakan gabungan dari dua kata, yaitu dari bahasa yunani erythros yang berarti
kemerahan dan dari bahasa latin pella yang berarti kulit. Erisipelas dapat terjadi
pada semua usia, bangsa dan ras, namun paling sering ditemukan pada bayi, anak
dan usia lanjut. Erisipelas biasanya terjadi pada wajah dan kaki. Gejala utamanya
ialah eritema berwarna merah cerah dan berbatas tegas serta disertai gejala
konstitusi. Pada zaman dahulu, erisipelas dikenali dengan nama St. Antony’s fire
dan ignis sacer. Ia ditandai dengan eritema lokal, panas, bengkak dan memiliki
batas tepi yang sedikit meninggi dan berbatas tegas. Pada mulanya disertai dengan
gejala prodromal seperti malaise, menggigil, demam tinggi, sakit kepala, muntah
dan sakit sendi. Pada waktu itu, beberapa penyakit yang gambarannya hampir
sama dikelompokkan sebagai erisipelas seperti ergotism dan herpes zoster.
Ergotism adalah keracunan makanan apabila seseorang itu makan gandum hitam
yang terinfeksi oleh jamur ergot, yang menghasilkan zat kimia seperti ergotamin
dan ergometrin.
2
II. Etiologi
Erisipelas pada orang dewasa biasanya disebabkan oleh bakteri
Streptococcus b-hemolytic grup A, Staphylococcus aureus, dan gabungan bakteri
anaerobik fakultatif, bakteri gram positif dan bakteri gram negatif seperti
Clostridia. Erisipelas jarang disebabkan oleh Streptococcus grup C dan G. Bakteri
Streptococcus B hemolytic grup B bisa menginfeksi bayi baru lahir yang biasanya
disebabkan oleh penyakit erisipelas abdomen atau perianal pada wanita setelah
baru melahirkan.
III. Patogenesis
Pada awalnya, erisepelas terjadi akibat inokulasi bakteri pada daerah
trauma pada kulit. Selain itu, faktor lokal seperti insufisiensi vena, ulkus,
peradangan pada kulit, infeksi dermatofita, gigitan serangga dan operasi bisa
menjadi port of the entry penyakit ini. Bakteri streptokokus merupakan penyebab
umum terjadinya erisipelas. Infeksi pada wajah biasanya disebabkan oleh bakteri
streptokokus grup A, sedangkan infeksi pada kaki disebabkan oleh bakteri
streptokokus non-grup A. Bakteri ini menghasilkan toksin sehingga menimbulkan
reaksi inflamasi pada kulit yang ditandai dengan bercak berwarna merah cerah,
plak edematous dan bulla. Erisipelas pada wajah berawal dari bercak merah
unilateral dan kemudian terus-menerus menyebar melewati hidung sampai ke sisi
sebelahnya sehingga menjadi simetris. Nasofaring mungkin menjadi port of the
entry erisipelas pada wajah bila disertai dengan riwayat streptokokal faringitis.
Pada erisipelas di daerah extremitas inferior, pasien mengeluh adanya pembesaran
kelenjar limfatik femoral dan disertai demam.
IV. Faktor Predisposisi
Erisipelas terjadi oleh penyebaran infeksi yang diawali dengan berbagai
kondisi yang berpotensi timbulnya kolonisasi bekteri, misalnya: luka, koreng, infeksi
penyakit kulit lain, luka operasi dan sejenisnya, serta kurang bagusnya hygiene. Selain
itu, Erisipelas dapat terjadi pada seseorang yang mengalami penurunan daya tahan
tubuh, misalnya: diabetes millitus, malnutrisi (kurang gizi), dan lain-lain.
V. Pathway
3
Invasi bakteri ke dermis, jar.subkutis, dan
jar.limfatik
erisipelas
VI. Diagnosis
a. Anamnesis
Keluhanan utama : bercak kemerah-merahan pada kulit wajah dan/atau kaki
disertai rasa nyeri.
Keluhan lain : bercak eritem pada daerah wajah, awalnya unilateral lama-
kelamaan menjadi bilateral atau diawali dengan bercak
eritem di tungkai bawah yang sebelumnya dirasakan nyeri di
area lipatan paha. Disertai gejala-gejala konstritusi seperti
demam, malaise, flu, menggigil, sakit kepala, muntah dan
nyeri sendi.
Riwayat penyakit : faringitis, ulkus kronis pada kaki, infeksi akibat
penjepitan tali pusat yang tidak steril pada bayi
Riwayat pengobatan : pernah dioperasi
Faktor resiko : vena statis, obesitas, limfaedema
b. Pemeriksaan fisik
4
Respon psikologisRespon inflamasi sistemik
Respon lokal
Respon inflamasi pada dermis dan subkutis
Ketidaktahuan tentang proses penyakit, perawat, dan pencengahan berulangnya penyakit
Peningkatan suhu tubuh
Kerusakan integritas jaringan kulit
Kerusakan saraf perifer
cemashipertermi
nyeri
Inspeksi : bercak merah bilateral pada pada pipi dan kaki, bekas
garukan dan abrasi, bekas luka, dan pembesaran kelenjar
limfatik femoral.
Effloresensi : eritema yang berwarna merah cerah, berbatas tegas dan
pinggirnya meninggi. Sering disertai udem, vesikel dan
bulla yang berisi cairan seropurulen.
c. Pemeriksaan penunjang
Bakteri dapat di indentifikasi melalui pemeriksaan biopsi kulit dan
kultur. Spesimen untuk kultur bisa diambil dari apusan tenggorokan,
darah dan cairan seropurulen pada lesi. Pada pemeriksaan darah rutin
menunjukkan adanya polimorfonuklear leukositosis, meningkatnya
laju endap darah (LED) dan juga meningkatnya C-reaktif protein.
VII. Gejala Klinis
Erisipelas pada umumnya diawali dengan gejala-gejala prodormal, yaitu
panas, menggigil, sakit kepala, nyeri sendi, muntah dan rasa lemah. Pada kulit
nampak kemerahan, berbatas tegas dengan bagian tepi meninggi, nyeri dan teraba
panas pada area tersebut. Di permukaan kulit adakalanya dijumpai gelembung kulit
(bula) yang berisi cairan kekuningan (seropurulen). Pada keadaan yang berat, kulit
nampak melepuh dan kadang timbul erosi (kulit mengelupas). Biasanya menyerang
5
Gambar 1. Erisipelas. Bercak kemarahan pada tungkai bawah yang disertai rasa nyeri yang batas tegas.
Gambar 2. Erisipelas. Bercak eritem pada kedua pipi yang berbatas tegas. Pasien
disertai rasa nyeri, demam dan menggigil.
wajah, ekstremitas atas atau bawah, badan dan genitalia. Kelenjar getah bening di
sekitar daerah yang terinfeksi, sering membesar dan terasa nyeri.
VIII. Diagnosa Banding
1. Selulitis
Selulitis terjadi pada lapisan dermis dan subkutan. Etiologi paling
sering disebabkan oleh S. pyogens, S.aureus dan GAS. Selain itu, bakteri
streptokokus grup B juga bisa menyerang bayi dan bakteri basil gram negatif
bisa menyerang orang dengan tingkat imun yang rendah. Tinea pedis biasanya
menjadi port of the entry infeksi penyakit ini. Selulitis mempunyai gejala yang
sama dengan erisipelas yaitu eritema dan sakit, tetapi dapat dibedakan dengan
batas lesi yang tidak tegas, terjadi di lapisan yang lebih dalam, permukaan
lebih keras dan ada krepitasi saat dipalpasi. Selulitis dapat berkembang
menjadi bulla dan nekrosis sehingga mengakibatkan penggelupasan dan erosi
lapisan epidermal yang luas.1
2. Dermatitis Kontak Alergi
Dermatitis kontak alergi merupakan presentasi dari respon
hipersensitivitas type IV terhadap lebih 3700 jenis zat kimia eksogen. Gejala –
gejala klinis akan muncul segera setelah terekspos oleh alergen. Fase akut
ditandai dengan eritema, permukaan menonjol dan plak bersisik. Penderita
dermatitis kontak alergi biasanya dalam keadaan normal dan tidak ditemukan
tanda-tanda patologis pada pemeriksaan lab.
6
Gambar 3. Selulitis pada ekstremitas bawah disertai bengkak, melepuh dan
berkrusta.
Gambar 4. Selulitis pada ekstremitas bawah tampak eritema dengan
vesikel-vesikel yang sudah pecah.
IX. Pemeriksaan Penunjang.
Pada pemeriksaan darah didapatkan leukositosis dengan pergeseran ke kiri dan
kecepatan sedimentasi eritrosit yang meninggi. Pada fase konvalesen terdapat
peninggian titer streptozim, titer antistreptolisin-O, atau titer DNA-ase B. Streptokok
dapat diperiksa dari tengah atau permulaan lesi, jika masih jelas, atau dari aspirasi
jaringan, terutama di pinggir yang menyebar. Pasa biopsi terdapat edema yang jelas di
dermis dan subkutis bagian atas dengan dilatasi vaskuler dan infiltrasi netrofil ke
dalam jaringan limfatik. Pada biakan darah, usapan tenggorok dan hidung dapat
diisolasi Streptokok B hemolitik.
1. Darah : Leucocytosis.
2. Bila memungkinkan :
Periksa Titer ASO : meningkat seminggu seelah infeksi.
Mencari Streptococcus dengan kultur dari tenggorokan, hidup atau mata.
X. Penatalaksanaan
Pada erisipelas di daerah kaki, istirahatkan tungkai bawah dan kaki yang
diserang ditinggikan. Pengobatan sistemik ialah antibiotik, topikal diberikan
kompres terbuka dengan larutan antiseptik.
Penicilline merupakan obat antibiotik pilihan utama dan memberikan
respon sangat bagus untuk penyembuhan erisipelas. Pemberian obat harus
disesuaikan dengan kondisi penyakitnya :
7
Gambar 5. DKA pada wajah disebabkan oleh reaksi positif terhadap balsem.
Gambar 6. DKA pada jari disebabkan oleh pajanan terhadap pekerjaan.
a. Infeksi sedang
- Procaine penicillin (penicillin G) 600,00 IU i.m 1-2x setiap hari
- Penicillin V 250 mg p.o 4-6x setiap hari
- Jika suspek terjadi infeksi staphylococcus, berikan dicloxacillin 500-
1000 mg p.o
- Jika pasien alergi Penicillin, berikan erythromycin 500 mg p.o atau
clindamycin 150 – 300 mg p.o
b. Infeksi berat
- Rawat inap, lakukan kultur dan tes sensitivitas, konsultasi penyakit
infeksi
- Penicillin G 10,000,000 IU i.v
- Jika suspek terjadi infeksi staphylococcus, berikan nafcillin 500-1000
mg i.v atau flucloxacillin 1 g i.v
- Jika pasien alergi penicillin, berikan vancomycin 1.0-1.5 g i.v setiap
hari
Obat Topikal :
Kompres dengan Sodium Chloride 0,9 %.
Salep atau krim antibiotika, misalnya: Natrium Fusidat, Mupirocin,
Garamycin, Gentamycin.
XI. Komplikasi
Bila tidak diobati atau dosis tidak adekuat, maka kuman penyebab erisipelas
akan menyebar melalui aliran limfe sehingga terjadi abses subkutan, septikemi dan
infeksi ke organ lain (nefritis). Pengobatan dini dan adekuat dapat mencegah.
terjadinya komplikasi supuratif dan non supuratif. Pada bayi dan penderita usia lanjut
yang lemah, serta penderita yang sementara mendapat pengobatan dengan
8
kortikosteroid, erisipelas dapat progresif bahkan bisa terjadi kematian (mortalitas pada
bayi bisa mencapai 50%).
Erisipelas cenderung rekuren pada lokasi yang sama, mungkin disebabkan
oleh kelainan imunologis, tetapi faktor predisposisi yang berperan pada serangan
pertama harus dipertimbangkan sebagai penyebab misalnya obstruksi limfatik akibat
mastektomi radikal (merupakan faktor predisposisi erisipelas rekuren).
XII. Prognosis
Prognosis pasien erisipelas adalah bagus. Komplikasi dari infeksi tidak
menyebabkan kematian dan kebanyakan kasus infeksi dapat diatasi dengan terapi
antibiotik. Bagaimanapun, infeksi ini masih sering kambuh pada pasien yang
memiliki faktor predisposisi.2 Jika tidak diobati akan ia menjalar ke sekitarnya
terutama ke proksimal. Kalau sering residif di tempat yang sama, dapat terjadi
elephantiasis.
DAFTAR PUSTAKA
1. Saavedra A,Weinberg AN, Swartz MN, Johnson RA. Chapter 179 Soft Tissue
Infections : Erysipelas, Cellulitis, Gangrenous Cellulitis, and Myonecrosis.
Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI. Fitzpatrick’s Dermatology in General
9
Medicine. 7th Ed. McGraw Hill Medical. United State of America. 2008.
P.1720-1722
2. Davis L. Medscape Drugs, Diseases & Procedures Reference : Erysipelas.
http://emedicine.medscape.com/article/1052445-overview. 2012.
3. James WD, Berger TG, Elston DM. Andrew’s disease of Skin Clinical
Dermatology. 10th Ed. Elsevier. Canada. 2000. P.260-261
4. Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C. Rook’s Textbook of Dermatology.
8th Ed. Wiley Blackwell. United Kingdom. 2007. P.30.17- 30.20
5. Gawkrodger D. Dermatology An Illustrated Colour Text. 3rd Ed. Churchill
Livingstone. China. 2002. P.45
6. Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi Kedua. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 1993. P.48-49
7. Sterry W, Paus R, Burgdorf W. Thieme Clinical Companions Dermatology.
Thieme. New York. 2006. P.82
8. Cohen DE, Jacob SE. Chapter 13 Allergic Contact Dermatitis. Wolff K,
Goldsmith LA, Katz SI. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 7th Ed.
McGraw Hill Medical. United State of America. 2008. P.136-140
BAB III
LAPORAN KASUS
Tanggal : 19 Mei 2014
I. IDENTITAS PENDERITANama : Tn. Suhaili
10
Jenis kelamin : Laki-lakiUmur : 57 tahunAgama : IslamAlamat : Tambak bandarharjo RT01/RW II Tanjung MasPekerjaan : Pengangguran
II. ANAMNESISAnamnesis dilakukan secara Autoanamnesis dengan pasien.Keluhan utama : Bercak merah di tungkai bawah kanan
Riwayat penyakit sekarang Onset : 3 hari yang lalu Lokasi : Tungkai sebelah kanan Kualitas : dimulai dari luka kemerahan kecil yang makin lama
makin meluas nyeri dan gatal. Kuantitas : nyeri dan gatal dirasakan setiap saat Faktor yang memperberat : nyeri dan gatal lebih berat dirasakan
pada saat melakukan aktifitas. Faktor yang memperingan : nyeri dan gatal berkurang pada saat
pasien minum obat anti nyeri. Keluhan penyerta : demam, badan terasa letih, lesu, pusing,
disertai nyeri tenggorokan Kronologis : sejak 3 hari yang lalu, terdapat luka lecet di tungkai
kaki kanan, karena lukanya kecil pasien tidak mengobati lukanya. 2 hari setelah luka pasien demam, badan terasa letih, lesu, pusing, disertai nyeri tenggorokan. Keesokan paginya timbul bercak merah terang pada tungkai bawah kanan, lalu lama kelamaan bercak merah semakin meluas disertai rasa panas dan rasa nyeri, rasa gatal (+), Menurut pasien daerah yang gatal digaruk menjadi kemerahan dan lama- kelamaan tebal dibandingkan kulit sekitarnya. Pasien juga mengeluhkan kanannya membengkak.
Riwayat penyakit dahulu Belum pernah sakit seperti ini sebelumnya.
Riwayat penyakit keluargaKeluarga tidak ada sakit seperti ini.
Riwayat sosial ekonomiPasien adalah Pengangguran. Biaya pengobatan memakai Umum.
Kesan ekonomi : cukup
III. PEMERIKSAAN FISIK
11
a. Status GeneralisTensi : tidak dilakukan Nadi : tidak dilakukanSuhu : tidak dilakukanBerat badan : tidak dilakukanKeadaan umum : composmentisThorak : tidak dilakukanAbdomen : tidak dilakukanEkstremitas : tidak dilakukan
b. Status DermatologikInspeksi
Lokasi I : ekstremitas inferior dextraUKK : pada regio ekstremitas inferior dextra tampak
makula eritema yang berwarna merah cerah,
berbatas tegas, ukuran plakat, edematosa,
dengan bagian tepi meninggi, nyeri (+), teraba
hangat pada area tersebut, dan ada bula yg
pecah mengeluarkan eksudat putih susu
Auskultasi : tidak dilakukanLain-lain : -
IV. DIAGNOSIS BANDING1. Erisipelas
2. Selulitis
3. Dermatitis Kontak Alergika
V. PEMERIKSAAN LABa. Pemeriksaan darah didapatkan leukositosis
12
b. Biakan darah, usapan tenggorok dan hidung dapat diisolasi streptokok
beta hemolitik
VI. DIAGNOSIS KERJA
Erisipelas
VII. PENGOBATAN
a. Non medikamentosa
- Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya.
- Mencegah garukan dan gosokan pada daerah yang gatal
- Menjaga kebersihan kulit
- Istirahat, tungkai bawah dan kaki kiri ditinggikan (elevasi), tingginya
sedikit lebih tinggi dari pada Cor.
b. Medikamentosa
Sistemik
- Procain penisilin G 1,2 juta U.i.m/hari, selama 10 hari
- Asam mefenamat 3x500 mg
Topical
- Kompres PK 1/10.000 2x/hari selama 30 menit
VIII. PROGNOSISa. Ad Vitam : ad bonamb. Ad Sanam : ad bonamc. Ad kosmetikan : ad bonam
IX. ANJURAN
a. Berobat sampai tuntas dan teraturb. Jangan digarukc. Kembali kontrol 1 minggu lagid. Anjurkan pasien menggunakan pakaian longgare. Hindari kerutan pada tempat tidurf. Jaga kebersiha kulit agar tetap kering dan bersih
BAB IV
KESIMPULAN
13
Erysipelas ( Erisipelas ) adalah infeksi akut pada kulit dan jaringan di bawah
kulit yang sebagian besar disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes.
Erysipelas dapat terjadi pada semua usia dan semua bangsa (ras), namun
paling sering terjadi pada bayi, anak dan usia lanjut. Aste N, Atzori L, Zucca M,
Pau M, Biggio P menyebutkan bahwa Erysipelas lebih sering terjadi pada pria
ketimbang wanita, dengan perbandingan 4:1.Sekitar 85 % Erysipelas terjadi di kaki
dan wajah, sedangkan sebagian kecil dapat terjadi di tangan, perut dan leher serta
tempat lainnya
Masalah yang sering muncul pada pasien dengan diagnosa erisipelas adalah,
kerusakan integritas kulit karena rasa gatal dan kebanyakan orang cenderung untuk
menggaruk pada daerah yang gatal.
14
top related