ergonomi untuk lanjut usia (lansia) -...

Post on 18-Mar-2019

238 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

ERGONOMI UNTUK LANJUT USIA

(LANSIA)

Oleh :

Solichul Hadi A. Bakri

STUDI KASUS PADA :

PUSAT KEGIATAN

LANSIA ‘AISYIYAH

SURAKARTA

LATAR BELAKANG :

• Bertambahnya jumlah

lansia di indonesia,

• Menurunnya

kemampuan koordinasi

gerak dan kognitif pada

lansia,

• Tingginya prosentase cedera lansia di kamar

mandi (data dari RS Orthopedic dr. Soeharso,

RS. PKU Muhammadiyah dan RS Islam

Surakarta-Yarsis),

• Keluhan lansia penghuni

pusat kegiatan lansia

‘Aisyiyah solo, kesulitan

yang dihadapi sewaktu

mempergunakan kamar

madi, dan

• Bagi lansia kamar mandi

merupakan daerah paling

berbahaya, (Kroemer,

1994; Morris, 1996;

Manuaba, 1998).

• Data pasien lansia yang

dirawat dan telah

keluar dari Rumah

Sakit Ortopedi (RSO)

Prof. DR. R. Soeharso

Surakarta,

• Terhitung mulai bulan

September tahun 2000

sampai September

2001 berjumlah 466

pasien.

DATA CEDERA LANSIA

Dari Rumah Sakit Ortopedi (RSO) Prof. DR. R. Soeharso Surakarta

Pada kurun waktu 12 (duabelas) bulan tersebut ternyata: 11,16% pasien mengalami cedera di daerah kamar mandi (tergelincir, terjatuh, dan terduduk); 80,52% cedera patah tulang karena kecelakaan di jalan raya dan tempat sekitar rumah (tabrakan, tertabrak, terjatuh., dan lain sebagainya); selebihnya diakibatkan oleh faktor lain seperti sakit serta proses penuaan.

MANFAAT – A :

BAGI LANSIA

• Dapat dipergunakannya

kamar mandi yang lebih

memberikan keleluasaan

gerak, meningkatkan

rasa mandiri, aman serta

rasa lega dalam

beraktivitas di kamar

mandi.

INSTITUSI

• Diperoleh masukan

bagi perancangan

kamar mandi yang

dapat menurunkan

angka kecelakaan bagi

penggunaan lansia.

MANFAAT – B :

BAGI ILMU PENGETAHUAN

• Menambah kasanah ilmu pengetahuan di bidang

rancang bangun kamar mandi bagi peruntukan lansia.

BAGI PENELITI

• Menambah wawasan dan sebagai sarana peningkatan

kemampuan dalam rancang bangun kamar mandi bagi

peruntukan lansia.

TINJAUAN PUSTAKA

A

• Menua suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri, atau mengganti dan mempertahankan struktur dari fungsi normalnya. Manusia secara progresif akan kehilangan daya tahan dan dijangkiti penyakit degeneratif. Tetapi sebenarnya proses penuaan merupakan kombinasi antar berbagai faktor yang saling berkaitan (Darmojo, 1999),

menua

• Proses penuaan seseorang ditandai dengan tubuh yang

mulai melemah, gerakan tubuh makin lambat dan

kurang bertenaga, keseimbangan tubuh semakin

berkurang, dan makin menurunnya waktu reaksi

(Kemper, 1994),

menua

Pada usia 60 tahun, kapasitas fisik seseorang akan

menurun 25% yang ditandai dengan penurunan

kekuatan otot, sedang kemampuan sensoris dan

motorisnya turun sebesar 60 % (Manuaba, 1998)

• Penurunan kapasitas prosessing , ini akan berakibat

kepada lambatnya reaksi tubuh dan ketidak tepatan

reaksi pada kondisi kritis, seperti near miss dan near

accident. Akibat lain yang perlu mendapat perhatian

adalah penurunan kepekaan panca indera (Rabbitt,

1994),

TINJAUAN PUSTAKA

B

Terjadinya buta parsial,

melemahnya kecepatan focuses

pada mata lansia, dan makin

buramnya lensa yang ditandai

dengan lensa mata makin

berwarna kuning, akan

mempersulit lansia

membedakan warna hijau,

biru dan violet.

Keadaan ini berakibat pada pergerakan lansia di kamar mandi

semakin lamban dan terbatas, sehingga diperlukan alat

bantu untuk memudahkan dalam bergerak seperti

pegangan tangan (hand grips) (Gandjean, 1988; Tilley, 1993).

TINJAUAN PUSTAKA

C

Penurunan kekuatan tubuh pada lansia meliputi,

penurunan kekuatan tangan sebesar (16-40)% variasi ini

tergantung kepada tingkat kesegaran jasmani seseorang.

Penurunan kekuatan genggam tangan menurun sebesar

50%, dan kekuatan lengan menurun 50% (Tilley, 1993).

Makin berkurangnya kemampuan koordinasi tubuh akan mempersulit lansia dalam melakukan koordinasi pekerjaan yang berisi informasi yang kompleks (Manuaba, 1988; A. Kok etal, 1994).

• Berkurangnya kekuatan dan keleluasaan bergerak pada

tubuh lansia terjadi karena menurunnya kemampuan fungsi

organ-organ penggerak, stimulus sensory organ, motor neurones,

tingkat kesegaran jasmani (VO2max) dan kontraksi otot.

Penurunan kemampuan otot pada lansia tidaklah

berbarengan, kekuatan otot paha bagian bawah lebih cepat

melemah dibanding kekuatan otot pada tangan (Kemper,

1994),

Rancangan sebuah kamar mandi yang

mempertimbangkan berbagai aspek, berkembang seiring

dengan pertumbuhan hunian manusia modern. Namun

demikian pemilihan bahan dan parabot kamar mandi

pada rumah tinggal, terkadang kurang

mempertimbangkan aspek kesesuaian penggunanya

(Bathing, 1998).

TINJAUAN PUSTAKA - D

Makin melemahnya

koordinasi tubuh, 25%

lansia pernah nyaris

terjatuh (near miss) di

kamar mandi (Morris,

1996),

Sebuah rumah tinggal yang dihuni oleh lanjut usia

(lansia), perlu penyesuaian dan rancangan ulang kamar

mandinya (Kroemer 1994)

Hambatan

dan Sikap

Paksa

yang ditemui

pada Lansia

• Hambatan Gerak #1

• Hambatan Gerak #2

• Hambatan Gerak #3

•Kemandiri

an

• Butuh bantuan orang lain

Upaya Perbaikan

dan Penyesuaian

•Pengukuran Antropometri

Untuk mengetahui kesesuaian antara fasilitas dengan penggunanya

•Tujuan: Meningkatkan kenyamanan Lansia pengguna

Rancangan dan Aplikasi Perubahan

• Rancangan railing

Pilihan Handel PintuBentuk handel pintu sering mempersulit Lansia

Lingkup Perbaikan Kamar Mandi

Pre & Post Test - 1

Pre & Post Test - 2

Tuna Netra

Pre & Post Test - 3

terimakasih

Surakarta, Juni 2016

top related