ergo nomi

Post on 19-Nov-2015

215 Views

Category:

Documents

3 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

K3

TRANSCRIPT

MAKALAH ERGONOMIKESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DALAM PENGANGKUTAN KAYU

Oleh :

Rio Rusandi

1106121095

JURUSAN KEHUTANANFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAUPEKANBARU2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikanMakalah Ergonomi yang berjudul Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dalam Pengangkutan Kayu.

Dalam Penulisanmakalahini penulis menyadarimasih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis.Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatanmakalahini.Dalam penulisanmakalahini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepadapihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikanmakalah Ergonomiini.Semogamakalahini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amin.

Pekanbaru,November2013

Penulis

BAB IPENDAHULUAN

1.1.Latar BelakangSektor kehutanan merupakan salah satu sektor industri yang kegiatannya memiliki resiko kecelakaan yang tinggi, terutama pada kegiatan pengangkutan kayu yang merupakan bagian dari kegiatan pemanenan hutan, karena lokasi kerja (hutan) biasanya relatif terisolasi, terbatas aksesnya terhadap sarana kesehatan. Selain itu iklim tropis di Indonesia dengan suhu dan kelembaban yang tinggi dapat memberikan beban kerja yang lebih tinggi bagi tubuhdan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan dan stamina pekerja pada saat melakukan pekerjaan-pekerjaan fisik yang berat. Kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. Oleh karena itu kesehatan dan keselamatan kerja pada saat ini bukan sekedar kewajiban yang harus dipenuhi oleh para pekerja, akan tetapi juga harus dipenuhi oleh sebuah sistem pekerjaan.Salah satu tipe masalah ergonomi yang sering dijumpai di area kerja khususnya berhubungan dengan kekuatan dan ketahanan manusia dalam melakuan pekerjaanya adalahmusculoskeletal disorder. Masalah ini sering dialami oleh para pekerja yang melakukan gerakan yang sama dan berulang secara terus-menerus. Studi tentangmusculoskeletal disorderpada berbagai jenis industri banyak dilakukan dan hasilnya menunjukkan bahwa keluhan otot skeletal yang paling banyak dialami pekerja adalah otot bagian pinggang (low back poin) dan bahu.Setiap perusahaan dituntut untuk memperhatikan pekerjanya karena pekerja merupakan aset perusahaan yang harus memberikan kinerja terbaiknya bagi perusahaan. Jika manusia bekerja dalam kondisi yang ergonomis, secara langsung akan meningkatkan kinerjanya yang pada akhirnya akan meningkatkanproduktivitas perusahaan dan mengurangi biaya perusahaan. Sebaliknya jika manusia bekerja dalam kondisi yang tidak ergonomis, akan dapat menurunkan produktivitas perusahaan.Pengelolaan hutan khususnya kegiatan pengangkutan kayu merupakan kegiatan yang beresiko tinggi. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam kegiatan ini merupakan hak bagi pekerja. Meskipun peran pengusaha terhadap perlindungan K3 sangat dibutuhkan, tetapi masih ada pengusaha yang belum menerapkan peraturan K3 bagi pekerja sehingga berpengaruh terhadap kurangnya pemahaman pekerja tentang arti pentingnya K3. Kondisi ini diduga karena adanya pengaruh aspek kompetensi pada pengusaha dan pekerja.Kayu yang ada di hutan akan memiliki nilai financial jika kayu tersebut telah sampai di tempat konsumen. Keberadaan kayu yang semakin jauh dari konsumen, mengakibatkan kayu harus diangkut melalui suatu rute yang panjang. Kegiatan pengangkutan dipandang sebagai salah satu indicator berjalan tidaknya kegiatan produksi. Kajian mengenai kegiatan pengangkutan cukup menarik mengingat biaya yang keluarkan untuk kegiatan pengangkutan sangat besar yaitu sekitar 70 % dari seluruh biaya pemungutan hasil hutan (Okaet al, 1972).Mengingat pentingnya kegiatan pengangkutan kayu pada perusahaan pengusahaan hutan, maka disiapkan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung kelancaran kegiatan tersebut. Dalam penyiapan sarana dan prasarana, dibuat jalan hutan yang mampu menjangkau seluruh areal hutan untuk dapat mengeluarkan kayu. Selain itu dibuat kebijakan manajerial yang baik dalam bidang produksi agar pengusahaan hutan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

1.2.Tujuan-Mengetahui penerapan K3 pada sistem pengangkutan kayu-Mengevaluasi kondisi fisik dan mental dari para pekerja pengangkutan kayu dilihat dari gejala kelelahan yang diderita pekerja.-Bagaimana menentukan postur kerja yang ergonomis pada pengangkutan kayu sehingga produktivitas akan meningkat dan target akan tercapai.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengangkutan KayuMenurut brown (1958), pengangkutan kayu di bagi menjadi dua tahap yaituminor transportationyang berarti membawa kayu dari tunggak ke tempat pengumpulan kayu danmayor transportationyang berarti membawa kayu dari tempat pengumpulan kayu ke tempat penimbunan kayu, tempat pengolahan atau pemasaran.Pengangkuatan kayu merupakan salah satu proyek atau kegiatan dalam pemanenan hasil hutan dimana untuk mencapai hasil yang diinginkan, diperlukan manajemen yang baik.Menurut MHP (1998), secara umum di Indonesia dikenal empat system pengangkutan kayu hasil tebangan, yaitu :1.Pengangkutan melalui jalan darat, baik dengan truk maupun secara manual dan alat angkut sederhana seperti gerobak.2.Pengangkutan melalui jalan rel3.Pengangkutan melalui jalan air, baik dengan kapal/tongkang maupun dengan rakit4.Pengangkutan dengan system kuda-kuda, yaitu kayu diluncurkan di atas landasan kayu yang berfungsi sebagai rel, biasanya digunakan di hutan rawa.Menurut Juta (1954), pengangkuatn kayu dilakukan setelah penyaradan dan dimulai pada saat kayu-kayu itu dimuat di tempat pengumpulan kayu untuk dibawa ke tempat penimbunan kayu atau langsung ke industry pengolahan kayu. Kegiatan pengangkutan kayu merupakan bagian dari kegiatan produksi hasil hutan yang pelaksanaannya dilakukan oleh seksi pengangkutan kayu di bawah koordinasi bagian produksi. Dalam pelaksanaan kegiatan, kepala seksi pengangkuatn kayu mempunyai system manajerial mulai dari perencanaan, pengawasan, penyusunan tenaga kerja, cara menggerakkan karyawan, system pengawasan dan cara-cara evaluasi kegiatan.Faktor-faktor yang menentukan cara pengangkutan adalah : biaya, ukuran panjang dan berat kayu, ketersediaan tenaga kerja, jarak ke pabrik pengolahan kayu, besarnya operasi, topografi, iklim, milai tegakan dan permintaan pabrik setiap tahun, sertaperalatan yang digunakan (Brown, 1958).

2.2. ErgonomiManusia hidup pasti bergerak, termasuk ketika sedang melakukan aktivitas yang memperhitungkan kemampuan tubuh manusia dengan tugas kerja termasuk penggunaan alat dan kondisi lingkungan, hal ini disebut ergonomi. Jadi dalam aktivitas gerak apapunsebaiknya dilakukan dengan gerakan yang alamiah, agar tidak menimbulkanaccidentatauincident. Namun, justru tujuan ergonomis adalah dalam aktivitas gerak apapun dapat lebih nyaman, aman, tidak melelahkan, produktivitas kerja meningkat secara optimal (Santoso, 2004).Pendekatan ergonomis mengusahakan semua alat dan peralatan disesuaikan dengan kemampuan manusia, bukan manusia disesuaikan alat atau peralatan. Oleh karena itu, segala produk dari hasil suatu produksi harus memperhitungkan ergonomis. Saat inidi bidangmanufacturetelah banyak didesain atau redesain segala hasil produksi dengan memperhitungkan ergonomis, karena segala yang diperbuat terutama bertujuan bagi kesehatan dan keselamatan kerja (Santoso, 2004).Gani (1990), menyatakan ergonomi, memiliki tujuan untuk penyesuaian persyaratan kerja bagi manusia serta menyusun petunjuk umum yang dapat diterapkan untuk penyelenggaraan kerja. Lebih lanjut Gani (1990) menjelaskan tujuan dari pengukuran ergonomi adalah untuk menentukan kemampuan puncak ketegangan jasmani yang disebabkan oleh berbagai kegiatan pada berbagai keadaan.

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1. Penerapan K3 Dalam Pengangkutan KayuPenerapan keselamatan dan kesehatan kerja sangat diperlukan terhadap pekerjaan yang memiliki resiko kecelakaan kerja yang tinggi seperti pengangkutan kayu. Akivitasmanual material handlingmerupakan sebuah aktivitas memindahkan beban oleh tubuh secara manual dalam rentang waktu tertentu. Berbeda dengan pendapat di atas menurutOccupational Safety and Health Administration(OSHA) mengklasifikasikan kegiatanmanual material handlingmenjadi lima yaitu :1.Mengangkat/Menurunkan (Lifting/Lowering) Mengangkat adalah kegiatan memindahkan barang ke tempat yang lebih tinggi yang masih dapat dijangkau oleh tangan. Kegiatan lainnya adalah menurunkan barang.2.Mendorong/Menarik (Push/Pull) Kegiatan mendorong adalah kegiatan menekanberlawanan arah tubuh dengan usaha yang bertujuan untuk memindahkan obyek. Kegiatan menarik kebalikan dengan itu.3.Memutar (Twisting) Kegiatan memutar merupakan kegiatan MMH yang merupakan gerakan memutar tubuh bagian atas ke satu atau dua sisi, sementara tubuh bagian bawah berada dalam posisi tetap. Kegiatan memutar ini dapat dilakukan dalam keadaan tubuh yang diam.4.Membawa (Carrying) Kegiatan membawa merupakan kegiatan memegang atau mengambil barang dan memindahkannya. Berat benda menjadi berat total pekerja.5.Menahan (Holding) Memegang obyek saat tubuh berada dalam posisi diam (statis).Dari kelima kegiatanmanual material handlingtersebut sangat erat kaitanya dengan kegiatan pengkutan untuk itu diperlukan teknik atau cara yang benar dalam melakukannya agar resiko kecelakaan saat pengangkutan kayu dapat di minimalisir.

3.2.Batasan Beban yang Boleh Diangkat Dalam BekerjaDalam rangka untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan sehat maka perlu adanya suatu batasan angkat untuk operator. Berikut ini dijelaskan beberapa batasan angkat secara legal dari berbagai negara bagian benua Australia yang dipakai untuk industri. Batasan angkat ini dipakai sebagai batasan angkat secara internasional. Batasan angkat tersebut, yaitu:1)Pria dibawah usia 16 tahun, maksimum angkat adalah 14 kg.2)Pria usia 16 18 tahun, maksimum angkat 18 kg3)Pria usia lebih dari 18 tahun, tidak ada batasan angkat.4)Wanita usia 16 18 tahun, maksimum angkat 11 kg5)Wanita usia lebih dari 18 tahun, maksimum angkat 16 kgBatasan angkat ini dapat membantu untuk mengurangi rasa nyeri, ngilu pada tulang belakang bagi para wanita (back injuries incidence to women). Disamping itu akan mengurangi ketidaknyamanan kerja pada tulang belakang, terutama bagi operator untuk pekerjaan berat.Kerja hutan adalah kegiatan kehutanan yang berat, disebabkan kondisi lingkungan kerja dan kondisi teknologi tinggi. Kerja hutan salah satunya meliputi proses dengan teknologi pada kegiatan produksi yang melibatkan sumberdaya hutan sejak manusia mengenal kerja untuk kenyamanan hidup dan kehidupannya. Keterkaitan sumberdaya manusia dengan sumberdaya hutan menyebabkan perhatian tidak saja ditujukan pada kegiatannya saja, akan tetapi juga kepada kondisi lingkungannya (Gani, 1990).

3.3. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi MMH Dalam PengangkutanSemua aktivitasmanual handlingmelibatkan faktor-faktor sebagai berikut:1. Karakteristik PekerjaKarakteristik pekerja masing-masing berbeda dan mempengaruhi jenis dan jumlah pekerjaan yang dapat dilakukan.Karakteristik pekerja terdiri dari:a.Fisik, yang meliputi ukuran pekerja secara umum seperti usia, jenis kelamin, antropometri, dan postur tubuh.b.Kemampuan sensorik, ukuran kemampuan sensorik pekerja yang meliputi penglihatan, pendengaran, kinestetik, sistem keseimbangan danproprioceptive.c.Motorik, ukuran kemampuan motorik/gerak pekerja yang meliputi kekuatan, ketahanan, jangkauan, dan karakter kinematis.d.Psikomotorik, mengukur kemampuan pekerja menghadapi proses mental dan gerak seperti memproses informasi, waktu respon, dan koordinasie.Personal, ukuran nilai dan kepuasan pekerja dengan melihat tingkah laku, penerimaan resiko, persepsi kebutuhan ekonomi, dllf.Training/pelatihan, ukuran kemampuan pendidikan pekerja dalam training formal atau keterampilan dalam menangani instruksi MMH.g.Status kesehatanh.Aktivitas dalam waktu luang.

1.Karakteritik MaterialKarakteristik material atau bahan, meliputi:a.Beban, ukuran berat benda, usaha yang dibutuhkan untuk mengangkat, maupun momen inersia benda.b.Dimensi, atau ukuran benda seperti lebar, panjang, tebal, dan bentuk benda baik itu kotak, silinder, dll.c.Distribusi beban, ukuran letak unit CG dengan reaksi pekerja untuk membawa dengan satu atau dua tangan.d.Kopling, cara membawa benda oleh pekerja berkaitan dengan tekstur, permukaan, atau letak.e.Stabilitas bebanDalam kegiatan pengangkutan salah contoh kegiatannya adalah penyaradan kayu yang termasuk dalam pengangkutan minor (minor transportation) dalam kegiatan penyaradan kayu khususnya yang menggunakan tenaga manusia penerapan konsep ergonomic serta kesehatan dan keselamatan kerja (K3), sangat perlu diperhatikan oleh pekerja yang melakukan kegiatan tersebut karena kegiatan penyaradan memerlukan tenaga fisik yang relative besar dan memiliki resiko kecelakaan kerja yang tinggi. Untuk itu diperlukannya pengawasan dan penerapan ergonomi dalam kegiatan penyaradan tersebut.Penyaradankayuadalahkegiatanmemindahkankayudaritempattebanganke tempat pengumpulankayu (TPn) atau ke pinggirjalan angkutan. Kegiatanini merupakan kegiatan pengangkutan jarak pendek. Untukmengurangikerusakanlingkungan (tanahmaupun tegakantinggal) yang ditimbun oleh kegiatan penyaradan kayu, penyardan seharusnya dilakukan sesuai dengan rute penyaradan yang sudah direncanakan di atas peta kerja, selainitujuga dimaksudkan agar prestasi kerja yang dihasilkan cukup tinggi. Metode penyaradan dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain :1.Secara manual2.Menggunakan hewan3.Memanfaatkan gaya gravitasi4.Skidding atau yarding5.Menggunakan kabel, pesawat atau helikopter.

Secara umum sistem penyaradan kayu dapat diklasifikasikan sebagai berikut :Tenaga Manusia (Manual)Penyaradan kayu dengantenaga manusia dapat dilakukan dengan berbagai macamcara, antar lain :-PemikulanPemikulankayu dapat dilekukan secaraperoranganatauberegutergantungpada ukuran kayu yang disarad. Umumnya 1 regu terdiri dari 2 10 orang. Cara seperti ini masih dapat dijumpai pada kegiatan pemanenan di Jawa. Di Jawa Barat caraini digunakan pada kegiatan pemanenan di hutan rasamala atau agathis.-MenggulingkanCaraini merupakan cara yang paling tua, sederhana dan murah. Caraini dilakukan di lapangan yangmiring dengan jarak sarad bervariasi antara 400 700 m. Panjang kayu maksimum 6 m. Pada penyaradan dengancarainikayutidak dikupaskulitnya. Alatyang dapat digunakan untuk menggulingkan kayu disebut Nglebek, alat ini sampai saat ini masih digunakan untuk menyarad kayu di Jawa Tengah.-Sistem kuda-kuda.Penyaradandengansistemkuda-kudadigunakanpadapenyaradan dihutanrawa, pada daerah yang tanahnya lembek dan berair. Alat yang digunakan disebut dengan kuda-kuda atau ongkak. Penyaradandengansistemkuda-kuda memerlukanjalurlintasankuda-kudayang lebarnya34m.Dalam kegiatan-kegiatan diatas tentunya dalam praktek kegiatan tersebut memerlukan tenaga yang ekstra karena beban yang diangkut pastilah melebih kemampuan angkut dari manusia/pekerja untuk itupenerapan ergonomi dan K3 sangat perlu diterapkan agar pekerja dapat bekerja secara maksimal dan dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan dalam bekerja.

3.4.Manfaat Penerapan K3 Dalam Pengangkutan KayuKeterkaitan antara K3 dengan pekerjaan sangat erat kaitannya khususnya dalam kegiatan pengangkutan kayu dalam hal ini kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian antara pekerja dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya baik fisik maupun psikis dalam hal cara/metode kerja, proses kerja dan kondisi yang bertujuan untuk :1.Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja di semua lapangan kerja setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun kesejahteraan sosialnya.2.Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh keadaan/ kondisi lingkungan kerjanya.3.Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja di dalam pekerjaannya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.4.Menempatkan dan memelihara pekerja disuatu lingkungan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.Dalam kegiatan pengangkutan kayu penerapan K3 dapat berupa penggunaan alat pelindung diri (APD) karena dalam kegiatan pengangkutan sangat beresiko bagi pekerja mengalami kecelakaan saat bekerja seperti tertimpa, terjepit dan nyeri pada bagian bahu dan persendian untuk itu perlu adanya APD dalam mendukung produktivitas dalam pengangkutan. Pengendalian ini sesuai dengan UU No. 1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1 huruf a tentangSyarat-syarat Keselamatan Kerja yaitu mencegah dan mengurangi kecelakaan dan huruf f yaitu memberi alat-alat perlindungan diri pada para tenaga kerja.Selain itu penggunaan APD, perlu adanya pemeriksaan kesehatan. Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No. Per. 02/ MEN/ 1980pasal 2 yang menyebutkanbahwa semua perusahaan harus mengadakan pemeriksaan kesehatan sebelumkerjaserta pasal 3 yang menyebutkan bahwapemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga kerja sekurang-kurangnya satu tahun sekali, kecuali ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Perburuhan dan Perlindungan Tenaga Kerja dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 03/MEN/1982 pasal 2poin f mengenai tugas pokok pelayanan kesehatan kerja yang salah satu diantaranya adalah berupa pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan penyakit akibat kerja.

BAB IVPENUTUP

4.1.KesimpulanDari penulisan makalah tentang penerapan ergonomic dalam pengangkutan kayu ini maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :1.Masalah ergonomi dan K3 yang sering dijumpai di area kerja khususnya berhubungan dengan kekuatan dan ketahanan manusia dalam melakuan pekerjaan khususnya pengangkutan kayuadalahmusculoskeletal disorder. Masalah ini sering dialami oleh para pekerja yang melakukan gerakan yang sama dan berulang secara terus-menerus.2.Faktor-faktor yang menentukan cara pengangkutan adalah : biaya, ukuran panjang dan berat kayu, ketersediaan tenaga kerja, jarak ke pabrik pengolahan kayu, besarnya operasi, topografi, iklim, milai tegakan dan permintaan pabrik setiap tahun, sertaperalatan yang digunakan.3.Ergonomi dan K3 memiliki tujuan untuk penyesuaian persyaratan kerja bagi manusia serta menyusun petunjuk umum yang dapat diterapkan untuk penyelenggaraan kerja.4.Faktor faktor yang mempengaruhi MMH dalam pengangkutanantara lain : (1) Karakteristik Pekerja (Fisik, kemampuan sensorik, Motorik, psikomotorik, Personal, Training, Status kesehatan, dan aktivitas dalam waktu luang). (2) Karakteritik Material (Beban, Dimensi, Distribusi beban, Kopling dan Stabilitas beban).5.Dalam kegiatan pengangkutan kayu dihutan salah satu kegiatannya adalah penyaradan kayu (minor transportation), yang mana dalam kegiatan penyaradan salah satu tekniknya adalah secara manual menggunakan tenaga manusia yang dapat dilakukan dengan Pemikulan, penggelindingan dan system kuda-kuda.6.Manfaat penerapan K3 dalam pengangkutan kayu antara lain : Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja, Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja, Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja di dalam pekerjaannya danMenempatkan dan memelihara pekerja disuatu lingkungan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.

4.2.SaranDalam upaya peningkatan produktivitas dalam pengangkutan kayu diperlukan penerapan ergonomic dalam hal ini yaitu penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (K3), suatu perusahaan perlu memperhatikan tenaga kerjanya salah satunya adalah dengan menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan jenis dan potensi bahaya yang ada di tempat kerja.

DAFTAR PUSTAKA

Aspriansyah. 2002.Evaluasi Gejala Kelelahan Pekerja Penyaradan Sistem Kuda-kuda.Bogor : Fakultas Kehutanan. IPBDaulay, ZS. 2001.Sistem Pengangkutan Kayu Di Hutan Tanaman Industri. Bogor : Fakultas kehutanan. IPBInternational Labour Organization.1998.Kode Praktis ILO Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Kehutanan. International Labour Office GenevaMuhdi. 2005.Sistem Penganngkutan Kayu Dengan Sistem Rakit.Medan : Fakultas Pertanian. USURendyanto, K. 2010.Magang Tentang Keselaman Dan Kesehatan Kerja Di PT. INKA (PERSERO).Surakarta : Fakultas Kedokteran. Universitas Sebelas MaretSuhadri, B. 2008.Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Industri.Direktorat Pembinaan SMK. Departemen Pendidikan Nasional

Makalah MASALAH ERGONOMI DI TEMPAT KERJA

BAB IPENDAHULUAN

A.Latar BelakangPerkembangan teknologi saat ini begitu pesat, sehingga peralatan sudah menjadi kebutuhan pokok pada lapangan pekerjaan.Artinya peralatan dan teknologi merupakan salah satu penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu,akan terjadi dampak negatifnya bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin akan timbul. Hal ini tentunya dapat di cegah dengan adanya antisipasi berbagai resiko. Antara lin kemungkinan terjadinya penyakit akibat kerja, penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan kecelakaan akibat kerja yang dapat menyebkan kecacataan dan kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomic.Dalam dunia kerja terdapat Undang-Undang yang mengatur tentang ketenagakerjaan yaitu Undang-Undang No. 14 tahun 1969 tentang ketentuan-ketentuan pokok tenaga kerja merupakan subyek dan obyek pembangunan. Ergonomic yang bersasaran akhir efisiensi dan keserasian kerja memiliki arti penting bagi tenaga kerja, baik sebagai subyek maupun obyek.Akan tetapi sering kali suatu tempat kerja mengesampingkan aspek ergonomic bagi para pekerjanya, hal ini tentunya sangat merugikan para pekerja itu sendiri.Pada umumnya ergonomic belum diterapkan secara merata pada sector kegiatan ekonomi. Gagasannya telah lama disebarluaskan sebagai unsure hygiene perusahaan dan kesehatan kerja (hiperkes), tetapi sampai saat ini kegiatan-kegiatan baru sampai pada taraf pengenalan oleh khususnya pada pihak yang bersangkutan, sedangkan penerapannya baru pada tingkat perintisan. Fungsi pembinaan ergonomic secara teknis merupakan tugas pemerintah. Pusat Bina Hiperkes dan Keselamatan Kerja memiliki fungsi pembinaan ini melalui pembinaan keahlian dan pengembangan penerapannya. Namun begitu, sampai saat ini pengembangan kegiatan-kegiatannya baru diselenggarakan dan masih menunggu kesiapan masyarakat untuk menerima ergonomic dan penerapannya.

B.Rumusan masalahRumusan masalah yang kiranya dapat di susun dalam topic kali ini antara lain:1.Apakah yang dimaksud dengan ergonomi ditempat kerja?2.Apakah tujuan dari ergonomi di tempat kerja?3.Bagaimana metode dan pengembangan ergonomi ditempat kerja?4.Apa saja masalah yang ditimbulkan di tempat kerja?5.Apa manfaat pelaksanaan dari ergonomi ditempat kerja?

C.Tujuan1.Untuk mengetahui definisi dari Ergonomi2.Untuk mengetahui tujuan, manfaat dan ruang lingkup ergonomi.3.Untuk mengetahui metode-metode ergonomi.4.Untuk mengetahui masalah ditempat kerja.

D.Manfaat1.Menambah pengetahuan bagi pembaca mengenai masalah ergonomi ditempat kerja.2.Sebagai sarana informasi bagi pekerja dan perusahaan untuk lebih memperhatikan tentang masalah ergonomi ditempat kerja.

BAB IIPEMBAHASAN

A.Definisi ErgonomiErgonomi yaitu ilmu yang penerapanya berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktivitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan factor manusia seoptimal-optimalnya. (Dr. Sumamur P.K, M.Sc : 1989 hal 1 ). Ergonomi adalah komponen kegiatan dalam ruang lingkup hiperkes yang antara lain meliputi penyerasian pekerjaan terhadap tenaga kerja secara timbale balik untuk efisiensi dan kenyamanan kerja.Contoh : suatu perusahaan kerajinan mengubah cara kerja duduk di lantai dengan bekerja di meja kerja, mengatur tata ruangan menjadi lebih baik, mengadakan ventilasi, menambah penerangan, mengadakan ruang makan, mengorganisasi waktu istirahat, menyelenggarakan pertandingan olahraga, dan lain-lain. Dengan usaha ini, keluhan-keluhan tenaga kerja berkurang dan produksi tidak pernah terganggu oleh masalah-masalah ketenagakerjaan. Dengan begitu, produksi dapat mengimbangi perluasan dari pemasaran.Ergonomi mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan manusia. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress atau tekanan yang akan dihadapi. Salah satu upaya yang dilakukan antara lain menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembapan. Hal ini bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia. Ada salah satu definisi yang menyebutkan bahwa ergonomi bertujuan untuk fitting the job to the worker. Ergonomi juga bertujuansebagai ilmu terapan biologi manusia dan hubungannya dengan ilmu teknik bagi pekerja dan lingkungan kerjanya, agar mendapatkan kepuasan kerja yang maksimal selain meningkatkan produktivitasnya.(ILO)

B.Tujuan ErgonomiPelaksanaan dan penerapan ergonomi di tempat kerja di mulai dari yang sederhana dan pada tingkat individual terlebih dahulu. Rancangan ergonomi akan dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja, serta dapat menciptakan system serta lingkungan yang cocok, aman, nyaman dan sehat.-Adapun tujuan penerapan ergonomic adalah sebagai berikut :1.Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental dengan meniadakan beban kerja tambahan(fisik dan mental), mencegah penyakit akibat kerja, dan meningkatkan kepuasan kerja2.Meningkatkan kesejahteraan social dengan jalan meningkatkan kualitas kontak sesame pekerja, pengorganisasian yang lebih baik dan menghidupkan system kebersamaan dalam tempat kerja.3.Berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik, ekonomi, antropologi dan budaya dari sistem manusia-mesin untuk tujuan meningkatkan efisiensi sistem manusia-mesin.

C.Ruang lingkup ergonomi sangat luas aspeknya, antara lain meliputi:1.Tehnik2.Fisik3.Pengalaman psikis4.Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan persendian5.Sosiologi6.Fisiologi, kaitanya dengan temperature tubuh, oxygen up take, dan aktifitas otot7.Desain, dll

D.Manfaat Ergonomi1.Menurunnya angka kesakitan akibat kerja.2.Menurunnya kecelakaan kerja.3.Biaya pengobatan dan kompensasi berkurang.4.Stress akibat kerja berkurang.5.Produktivitas membaik.6.Alur kerja bertambah baik.7.Rasa aman karena bebas dari gangguan cedera.8.Kepuasan kerja meningkat

E.Metode-metode Ergonomi1.DiagnosisDapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat kerja, penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomi checklist dan pengukuran lingkungan kerja lainnya. variasi akan sangat luas mulai dari yang sederhana sampai kompleks.2.TreathmentDapat dilakukan dengan cara perubahan posisi meubel, letak pencahayaan atau jendela yang sesuai, Membeli furniture sesuai dengan dimensi fisik pekerja3.Follow upBisa dilakukan dengan cara menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit, nyeri bahudan siku, keletihan, sakit kepala dan lain-lain.

F.Pengembangan penerapan ergonomi1.Pengorganisasian kerja-Semua sikap tubuh membungkuk atau sikap tubuh yang tidak alamiah harus dihindari. Fleksi tubuh atau kepala ke arah samping lebih melelahkan dari sedikit membungkuk ke depan. Sikap tubuh yang disertai paling sedikit kontraksi otot statis dirasakan paling nyaman.-Posisi ekstensi lengan yang terus-menerus baik ke depan, maupun ke samping harus dihindari. Selain menimbulkan kelelahan, posisi lengan seperti itu sangat mengurangi ketepatan kerjadan ketrampilan aktivitas tangan.-Selalu diusahakan agar bekerja dilakukan sambil duduk. Sikap kerja denagn kemungkinan duduk dan berdiri silih berganti juga dianjurkan.-Kedua lengan harus bergerak bersama-sama atau dalam arah yang berlawanan. Bila hanya satu lengan saja yang bergerak terus-menerus, maka otot-otot tubuh yang lainnya akan berkontraksi statis. Gerakan berlawanan memungkinkan pula pengendalian saraf yang lebih cermat terhadap kegiatan pekerjaan tangan.2.Bangku atau meja kerjaPembuatan bangku dan meja kerja yang buruk atau mesin sering-sering adalah penyebab kerja otot statis dan posisi tubuh yang tidak alamiah. Maka syarat-syarat bangku kerja yang benar adalah sebagai berikut :-Tinggi area kerja harus sesuai sehingga pekerjaan dapat dilihat dengan mudah dengan jarak optimal dan sikap duduk yang enak. Makin kecil ukuran benda, makin dekat jarak lihat optimal dan makin tinggi area kerja.-Pegangan, handel, peralatan dan alat-alat pembantu kerja lainnya harus ditempatkan sedemikian pada meja atau bangku kerja, agar gerakan-gerakan yang paling sering dilakukan dalam keadaan fleksi.-Kerja otot statis dapat dihilangkan atau sangat berkurang dengan pemberian penunjang siku, lengan bagian bawah, atau tangan. Topangan-topangan tersebut harus diberi bahan lembut dan dapat di stel, sehingga sesuai bagi pemakainya.3.SikapkerjaTempat dudukTempat duduk harus dibuat sedemikian rupa, sehingga orang yang bekerja dengan sikap duduk mendapatkan kenyamanan dan tidak mengalami penekanan-penekanan pada bagian tubuh yang dapat mengganggu sirkulasi darah.Meja kerjaTinggi permukaan atas meja dibuat setinggi siku dan disesuaikan dengan sikap tubuh pada saat bekerja.Luas pandanganDaerah pandangan yang jelas bila pekerja berdiri tegak dan diukur dari tinggi mata adalah 0-30 vertical kebawah, dan 0-50 horizontal ke kanan dan ke kiri4.Proses kerjaPara pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.5.Tata letak tempat kerjaDisplay harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.6.Mengangkat bebanBermacam cara dalam mengangkat beban yakni dengan kepala, bahu, tangan, punggung , dll. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.-Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan-kegiatan mengangkat dan mengangkut adalah sebagai berikkut :1.Beban yang diperkenakan,jarak angkut dan intensitas pembebanan.2.Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan medan yang licin, kasar, naik turun dll.3.Keterampilan bekerja4.Peralatan kerja beserta keamanannya-Cara-cara mengangkut dan mengangkat yang baik harus memenuhi 2 prinsip kinetis yaitu :1.Beban diusahakan menekan pada otot tungkai yang keluar dan sebanyak mungkin otot tulang belakang yang lebih lemah dibebaskan dari pembebanan2.Momentum gerak badan dimanfaatkan untuk mengawali gerakan.Penerapan :1.Pegangan harus tepat2.Lengan harus berada sedekatnya pada badan dan dalam posisi lurus3.Punggung harus diluruskan4.Dagu ditarik segera setelah kepala bisa di tegakkan lagi seperti pada permulaan gerakan5.Posisi kaki di buat sedemikian rupa sehingga mampu untuk mengimbangi momentum yang terjadi dalam posisi mengangkat6.Beban diusahakan berada sedekat mungkin terhadap garis vertical yang melalui pusat grafitas tubuh.

7.menjinjing bebanTabel 1 beban yang diangkaat tidak melebihi aturan yang ditetapkanJenis kelaminUmur(th)Beban yang disarankan (kg)

Laki-laki16-1815-20

>1840

wanita16-1812-15

>1815-20

G.Keluhan-keluhandi tempat kerja yang berkaitan dengan ergonomia.Ketidaktepatan kursi kerja, menyebabkan keluhan kepala, leher, bahu, pinggang, bokong, lengan, tangan, lutut, kaki, dan paha-Kelelahan fisikKelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, dimana masih dapat dikompensasi dan diperbaiki performansnya seperti semula. Kalau tidak terlalu berat kelelahan ini bisa hilang setelah istirahat dan tidur yang cukup.a.Kelelahan yang sumber utamanya adalah mata (kelelahan visual)Mata merupakan indera yang mempunyai peranan penting dalam penyelesaian pekerjaan.b.KebisinganPengaruh kebisingan secara keseluruhan adalah:Kerusakan pada indera pendengaranGangguan komunikasi dan timbulnya salah pengertianPengaruh faal seperti gangguan psikomotor, gangguan tidur dan efek-efek saraf otonomEfek psikologis-Kelelahan yang patologisKelelahan ini tergabung dengan penyakit yang diderita, biasanya muncul tiba-tiba dan berat gejalanya.-Psikologis dan emotional fatiqueKelelahan ini adalah bentuk yang umum. Kemungkinan merupakan sejenis mekanisme melarikan diri dari kenyataan pada penderita psikosomatik. Semangat yang baik dan motivasi kerja akan mengurangi angka kejadiannya di tempat kerja.Sebab sebab kelelahan:1.Monotomi2.Beban dan lama kerja3.Lingkungan4.Faktor kejiwaan5.Sakit , rasa sakit , gizi

Penyegaran:1.Kepemimpi-nan2.Manajemen3.Pehatian terhadap keluarga4.Perorgani-sasian kerja5.Kesehatan dan kesejah-teraan ter-masuk upah dan gizi

Siap kerja

Kondisi lelah

Produktif dan sejahtera

H.Waktu bekerja dan istirahat yang baik bagi pekerjaa)Lama bekerjaLamanya pekerja dalam sehari yang baik pada umumnya 6 8 jam sisanya untuk istirahat atau kehidupan dalam keluarga dan masyarakat. Dalam hal lamanya kerja melebihi ketentuan-ketentuan yang ada, perlu diatur istirahat khusus dengan mengadakan organisasi kerja secara khusus pula.pengaturan kerja demikian bertujuan agar kemampuan kerja dan kesegaran jasmani serta rohani dapat dipertahankan.b)IstirahatTerdapat 4 jenis istirahat yaitu :oistirahat secara spontan adalah istirahat pendek setelah pembebananoistirahat curian terjadi jika beban kerja tidak di imbangi oleh kemampuan kerja.oIstirahat yang ditetapkanadalah istirahat atas dasar ketentuan perundang-undanganoIstirahat oleh karena proses kerjatergantung dari bekerjanya mesin peralatan atau prosedur-prosedur kerja

I.Upaya kesehatan kerja1)Gizi dan produktivitasDalam bekerja seorang pekerja dalam kehidupannya memerlukan kalori makanan yang cukup demi menunjang aktivitas para pekerja. Adapun susunan yang baik bagi pekerja adalah sebagai berikut :a.Makan pokok, yakni :1.Bahan makan yang lazim dimakan dengan porsi besar sehingga diharapkan dapat menjamin tenaga (kalori) yang besar pula2.Bahan makanan setempat, yang mudah didapatkan atau yang sesuai dengan selera keluarga3.Bahan-bahan ini berupa beras, jagung, sagu, ubi, dllb.Lauk pauk, yakni :1.Bahan makan yang lazim dapat menjamin pertumbuhan tubuh atau mengganti bagian badan yang aus dan rusak2.Bahan-bahan ini berupa kedelai, kacang, tempe, tahu, dllc.Sayuran, yakni :1.Bahan makan yang lazim dapat mempertahankan tubuh, dalam keadaan sehat atau mempertahankan tubuh terhadap serangan atau penyakit2.Sayuran yang berwarna lebih baik khasiatnya misalnya kangkung, bayam, wortel, tomat, dlld.Buah yakni;1.Bahan makan yang gunya hampir seperti sayuran2.Di Indonesia buah terkenal sebagai pencuci mulut3.Setelah makan dan biasa dimakan dan sebagai maknan extra diluar waktu-waktu makan. Sebaiknya buah-buahan yang sesuai dengan musimnya sebab relative lebih murah2)Penerangan dan dekorasiPenerangan dan dekorasi yaitu keserasian fungsi mata terhadap pekerjaan dan kegairahan atas dasar faktor kejiwaan.oIntensitas penerangan

Tabel 2 Pedoman intensitas peneranganPekerjaanContoh-contohTingkat penerangan yang perlu

Tidak telitiPenimbunan barang80 - 70

Agak telitiPemasangan (tidak teliti)170 350

TelitiMembaca, menggambar350 700

Sangat telitiPemasangan(teliti)700 10.000

oWarna di tempat kerjaWarna yang dipakai di tempat kerja sangat berpengaruh karena menimbulkan penciptaan kontras warna agar tangkapan mata dan pengadaan lingkungan psikologis yang optimal.3)Pemeliharaan pendengaran dan penggunaan musik1.Kebisingan,efek dan pencegahannyaAdapun pengaruh kebisingan secara keseluruhan adalah:Kerusakan pada indera pendengaranGangguan komunikasi dan timbulnya salah pengertianPengaruh faal,seperti gangguan psikomotor, gangguan tidur, dan efek-efek saraf otonomEfek psikologis yaitu perasaan terganggu dan ketidaksenangan2.Music dan pekerjaanMusik dalam kerja diharapkan meningkatkan kegairahan dan kesegaran, tetapi musik tidak dapat dipergunakan dalam pekerjaan yang memiliki kebisingan tinggi, karena pada keadaan seperti itu music menambah besarnya gangguan. Musik dapat dimainkan pada saat sebelum bekerja, Ketika bekerja, pada waktu istirahat atau ketika pulang menurut keperluan.4)Olahraga dan kesegaran jasmaniMengingat pentingnya kesegaran jasmani untuk kesehatan dan produktivitas maka pembinaan kesegaran jasmani perlu mendapat perhatian yang lebih, sungguh-sungguh baik berupa pelaksanaan, pembinaan kesegaran jasmani yang khusus maupun melalui berbagai kegiatan olahraga. Pembinaan kesegaran jasmani perlu dilaksanakan sejak seleksi karyawan yang berupa tes kesegaran jasmani. Misalnya, program aerobic dari cooper.

BAB IVPENUTUPA.KesimpulanPenerapan Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu dalam keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggungjawab terhadap kesehatan masyarakat, membuat berbagai peraturan, petunjuk teknis dan pedoman K3 di Tempat Kerja serta menjalin kerjasama lintas program maupun lintas sektor terkait dalam pembinaannya. Ergonomisecara tehnis merupakan bagian dari hygiene kesehatan dan keselamatan kerja, namun sampai saat ini pengembangannya baru diselenggarakan dan masih menunggu kesiapan masyarakat untuk menerima ergonomi dan penerapannya. Untuk mendapat manfaat dari ergonomi perlu dibuat suatu program untuk menggerakkan baik masyarakat industry maupun tradisional agar ergonomic diterapkan secara luas. Program demikian meliputi kegiatan-kegiatan pokok sebagai berikut :1.Kegiatan penyuluhan yang ditujukan kepada kelompok yang penerapan ergonominya adalah khusus2.Evaluasi dan koreksi keadaan ergonomi di tempat-tempat kerja melalui kunjungan-kunjungan perusahaan oleh tim-tim teknis.3.Standarisasi dalam ergonomi atas dasar data-data yang diperoleh dari evalusi dan perbaikanKegiatan-kegitan tersebut ditingkatkan dari tahun ketahun secara bertahap dalam program jangka pendek dan jangka menengah.Dengan terciptanya program ini bagian terpenting program jangka pendek telah terselesaikan. Setelah program jangka menengah dilalui, pembudayaan ergonomic lebih lanjut dapat diselenggarakan antara lain melalui pendidikan masyarakat dan pendidikan formal. Bagi pengembangan ergonomic, penelitian memegang peranan penting. Untu pelaksanaannya, perlu kerja sama interdisipliner antar lembaga-lembaga seperti perguruan tinggi, lembaga-lembaga penelitian dan badan-badan lainnya. Hasil-hasil penelitian tersebut perlu disebarluaskan dan dituangkan dalam standar-standar bagi penyelenggaran praktik selanjutnya.B.Saran-Pendekatan disiplin ergonomi diarahkan pada upaya memperbaiki performansi kerja manusia seperti menambah kecepatan kerja, accuracy, keselamatan kerja disamping untuk mengurangi energi kerja yang berlebihan serta mengurangi datangnya kelelahan yang terlalu cepat. Disamping itu disiplin ergonomi diharapkan mampu memperbaiki pendayagunaan sumber daya manusia serta meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan kesalahan manusia (human errors). Manusia adalah manusia, bukannya mesin. Mesin tidak seharusnya mengatur manusia, untuk itu bebanilah manusia (operator/pekerja) dengan tugas-tugas yang manusiawi.-Pendekatan khusus yang ada dalam disiplin Ergonomi ialah aplikasi yang sistematis dari segala informasi yang relevan yang berkaitan dengan karakteristik dan perilaku manusia didalam perancangan peralatan, fasilitas dan lingkungan kerja yang dipakai.

Daftar Pustaka

Sumamur, 1989, Ergonomi Untuk Produktivitas Kerja, PT Temprint: JakartaCermin Dunia Kedokteran No. 154, 2007http://www.ergoweb.com/news/SubscribeNewsletter.cfmhttp://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/02/tugas-ergonomi-3/Pusat Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan RIhttp://ariagusti.wordpress.com/2010/10/17/tugas-kelompok-ergonomi di-tempat-kerja/

EGRONOMI.Ergonomi adalah ilmu seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup keseluruan menjadi lebih baik.Tujuan1.Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja, menurunnya beban kerja fisik dan mental, mengupayakan kepuasan kerja.2.meningkatkan kesejahteraan sosial baik selama waktu produktif maupun setelah tidak produktif3.menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari sistem kerja, sehingga kualitas kerja tinggi.

Kapasitas kerjaKemampuan, ketrampilan dan keterbatasan manusia ditentukan beberapa faktor :-Umur-Jenis kelamin-Antropometri : ukuran tubuh manusia-Status kesehatan dan nutrisi-Kemampuan kerja fisikPertimbangan Antropometri Desain terhadap Ergonomi1.Penyesuaian desain mesin, sistem, ruang kerja dan lingkungan terhadap karakter, kapasitas dan keterbatasan manusia.2.Desain untuk reliabilitas, kenyamanan, lamanya waktu pemakaian, kemudahan dan efisiensi dalam pemakaian.Pertimbangan Antropometri Pendekatan Desain Ergonomi1.Mengetahui kebutuhan dalam orientasi pasar, wawancara langsung dengan pemakai produk dan menggunakan pengalaman pribadi2.Melakukan uji terhadap pemakai produk.Pertimbangan Antropometri Desain Faktor Manusia1.Setiap manusia mempunyai bentuk yang berbeda-beda, Seperti : Tinggi-pendek, Kurus-gemuk, Tua-muda2.Manusia mempunyai keterbatasan fisik, contoh Letak tombol operasional pada remote control harus sesuai pengguna.Pedoman Posisi duduk1.Pekerjaan dilakukan pada waktu yang lama ( 8 jam / hari )2.Jika memungkinkan menyediakan meja yang dapat di atur naik dan turun3.Ketinggian landasan kerja tidak memerlukan fleksi tulang belakan yang berlebihan.4.Landasan kerja harus memungkinkan lengan menggantung pada posisi rileks dari bahu, dengan lengan bawah mendekati posisi horizontal atau sedikit menurun.Pedoman kerja posisi berdiriKerja posisi berdiri lebih melelahkan dari pada posisi duduk dan energi yang keluar akan lebih banyak 10 % - 15 % dibandingkan dg posisi duduk.Ketinggian landasan kerja posisi berdiri sbb:1.Pekerjaan dengan KETELITIAN, tinggi landasan adalah 5-10 cm di atas tinggi siku berdiri2.Pekerjaan ringan, tinggi landasan adalah 10-15 cm di bawah tinggi siku berdir3.Pekerjaan dengan Penekanan, tinggi landasan adalah 15 40 cm dibawah tinggi siku berdiriPedoman kerja posisi duduk berdiriPosisi duduk berdiri mempunyai keuntungan secara biomekanis dimana tekanan pd tulang belakang dan pinggang 30% lebih rendah dibandingkan dg posisi duduk maupun berdiri terus menerus.Posisi duduk berdiri1.Kerja saat duduk dan suatu saat berdiri2.Kerja perlu menjangkau sesuatu > 40 cm kedepan atau 15 cm di atas landasan3.Posisi kerja duduk berdiri yang paling tepatFaktor yang mempengaruhi kelelahan1.Lingkungan kerja : Panas, dingin, debu2.Kebisingan > 85 dB (A)3.PeneranganBeban kerjaBeban kerja yg diterima seseorang harus sesuai atau seimbang terhadap FISIK maupun keterbatasan manusiaSemakin berat beban kerja, maka akan semakin pendek waktu kerja seseorang untuk bekerja tanpa kelelahan dan gangguan fidiologis.Kelelahan akibat kerjaSuatu mekanisme perlindungan tubuh agar terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahatKelelahan diklasifikasiakan menjadi 2 jenis :1.Kelelahan otot, perasaan nyeri pada otot2.Kelelahan umum, ditandai dg berkurangnya kemampuan untuk bekerja yang disebabkan lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan, mental, kesehatan.Faktor penyeban kelelahan1.Intensitas dan lamanya kerja fisik dan mental2.Lingkungan, iklim, penerangan, kebisingan, getaran dll.3.Problem fisik, tanggung jawab, kekawatiran, konflik, dll4.Kondisi kesehatan5.NutrisiCara mengatasi kelelahan-Penyebab kelelahan1.Aktivitas kerja fisik2.Aktivitas kerja mental3.Stasiun kerja tdk ergonomis4.Sikap paksa5.Kerja statis6.Kerja bersifat monotone7.Lingkungan kerja ekstrim8.Psikologis9.Kebutuhan kalori kekurangan10.Waktu kerja istirahat tidak tepat-Cara Mengatasi1.Sesuai kapasitas kerja fisik2.Sesuai kerja mental3.Redesain stasiun kerja ergonomis4.Sikap kerja alamiah5.Kerja lebih dinamis6.Kerja lebih bervariasi7.Redesain lingkungan kerja8.Reorganisasi kerja9.Kebutuhan kalori seimbang10.Waktu kerja istirahat sesuai beban kerja-Resiko1.Motivasi kerja menurun2.Performasi rendah3.Kualitas kerja rendah4.Banyak terjadi kesalahan5.Cedera6.Stress akibat kerja7.Penyakit akibat kerjaTerjadi keclakaan akibat kerja

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangPerkembangan teknologi saat ini begitu pesatnya, sehingga peralatan sudah menjadi kebutuhan pokok pada berbagai lapangan pekerjaan. Artinya peralatan dan teknologi merupakan penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu disisi lain akan terjadi dampak negatifnya, bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin timbul.Hal ini tidak akan terjadi jika dapat diantisipasi pelbagai risiko yang mempengaruhi kehidupan para pekerja. berbagai risiko tersebut adalah kemungkinan terjadinya Penyakit Akibat Kerja, Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan Kecelakaan Akibat Kerja yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomik.B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang berkaitan dengan faktor ergonomi umumnya disebabkan oleh adanya ketidaksesuaian antara pekerja dan lingkungan kerja secara menyeluruh termasuk peralatan kerja. Maksud dan tujuan ergonomi diarahkan pada upaya memperbaiki performance kerja manusia dan mampu memperbaiki pendayagunaan SDM serta meminimalisir kerusakan alat atau peralatan yang disebabkan oleh kesalahan manusia (Human Error). Sedangkan pendekatan khusus ergonomi merupakan aplikasi sistematis dari segala informasi yang relevan berkaitan dengan karakteristik dan perilaku manusia dalam perencanaan peralatan, fasilitas dan lingkungan kerja yang dipakaiC. Tujuan1. Tujuan UmumTujuan Umum dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang Ergonomi di Tempat Kerja.2. Tujuan Khususa. Untuk mengetahui defenisi Ergonomi.b. Untuk mengetahui tujuan dan ruang lingkup Ergonomi.c. Untuk mengetahui metode-metode Ergonomi.d. Untuk mengetahui penyakit-penyakit di tempat kerja yang berkaitan dengan ergonomi.e. Untuk mengetahui aplikasi ergonomi untuk perancangan tempat kerja.BAB IITINJAUAN TEORITISA. Defenisi ErgonomiErgonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi. Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia.Ada beberapa definisi menyatakan bahwa ergonomi ditujukan untuk fitting the job to the worker, sementara itu ILO antara lain menyatakan, sebagai ilmu terapan biologi manusia dan hubungannya dengan ilmu teknik bagi pekerja dan lingkungan kerjanya, agar mendapatkan kepuasan kerja yang maksimal selain meningkatkan produktivitasnya.B. Tujuan, Manfaat, dan Ruang Lingkup ErgonomiPelaksanaan dan penerapan ergonomi di tempat kerja dimulai dari yang sederhana dan pada tingkat individual terlebih dahulu. Rancangan yang ergonomis akan dapat meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktivitas kerja, serta dapat menciptakan sistem serta lingkungan kerja yang cocok, aman, nyaman dan sehat.Adapun tujuan penerapan ergonomi adalah sebagai berikut :1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental, dengan meniadakan beban kerja tambahan (fisik dan mental), mencegah penyakit akibat kerja, dan meningkatkan kepuasan kerja.2. Meningkatkan kesejahteraan sosial dengan jalan meningkatkan kualitas kontak sesama pekerja, pengorganisasian yang lebih baik dan menghidupkan sistem kebersamaan dalam tempat kerja.3. Berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik, ekonomi, antropologi dan budaya dari sistem manusia-mesin untuk tujuan meningkatkan efisiensi sistem manusia-mesin.Manfaat pelaksanaan ergonomi adalah sebagai berikut:1. Menurunnya angka kesakitan akibat kerja.2. Menurunnya kecelakaan kerja.3. Biaya pengobatan dan kompensasi berkurang.4. Stress akibat kerja berkurang.5. Produktivitas membaik.6. Alur kerja bertambah baik.7. Rasa aman karena bebas dari gangguan cedera.8. Kepuasan kerja meningkat.Ruang lingkup ergonomi sangat luas aspeknya, antara lain meliputi :1. Tehnik2. Fisik3. Pengalaman psikis4. Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan persendian5. Anthropometri6. Sosiologi7. Fisiologi, terutama berhubungan dengan temperatur tubuh, Oxygen up take, pols, dan aktivitas otot.8. Desain, dll.C. Metode-metode Ergonomi1. DiagnosisDapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat kerja penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomik checklist dan pengukuran lingkungan kerja lainnya. Variasinya akan sangat luas mulai dari yang sederhana sampai kompleks.2. TreatmentPemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar pada saat diagnosis. Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi meubel, letak pencahayaan atau jendela yang sesuai. Membeli furniture sesuai dengan demensi fisik pekerja.3. Follow-upDengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif misalnya dengan menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit, nyeri bahu dan siku, keletihan, sakit kepala dan lain-lain. Secara obyektif misalnya dengan parameter produk yang ditolak, absensi sakit, angka kecelakaan dan lain-lain.Aplikasi/penerapan Ergonomik:1. Posisi KerjaTerdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.2. Proses KerjaPara pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.3. Tata Letak Tempat KerjaDisplay harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.4. Mengangkat bebanBermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan, punggung, dll. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.a. Menjinjing bebanBeban yang diangkat tidak melebihi aturan yang ditetapkan ILO sbb:-Laki-laki dewasa 40 kg-Wanita dewasa 15-20 kg-Laki-laki (16-18 th) 15-20 kg-Wanita (16-18 th) 12-15 kgb. Organisasi kerjaPekerjaan harus di atur dengan berbagai cara :-Alat bantu mekanik diperlukan kapanpun-Frekuensi pergerakan diminimalisasi-Jarak mengangkat beban dikurangi-Dalam membawa beban perlu diingat bidangnya tidak licin dan mengangkat tidak terlalu tinggi.-Prinsip ergonomi yang relevan bisa diterapkan.c. Metode mengangkat bebanSemua pekerja harus diajarkan mengangkat beban. Metode kinetik dari pedoman penanganan harus dipakai yang didasarkan pada dua prinsip :-Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada otot punggung-Untuk memulai gerakan horizontal maka digunakan momentum berat badan.Metoda ini termasuk 5 faktor dasar :1. Posisi kaki yang benar2. Punggung kuat dan kekar3. Posisi lengan dekat dengan tubuh4. Mengangkat dengan benar5. Menggunakan berat badanD. Penyakit-penyakit di Tempat Kerja yang Berkaitan dengan ErgonomiSemua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis teratur. Supervisi medis yang biasanya dilakukan terhadap pekerja antara lain :1. Pemeriksaan sebelum bekerjaBertujuan untuk menyesuaikan dengan beban kerjanya.2. Pemeriksaan berkalaBertujuan untuk memastikan pekerja sesuai dengan pekerjaannya dan mendeteksi bila ada kelainan.3. NasehatHarus diberikan tentang hygiene dan kesehatan, khususnya pada wanita muda dan yang sudah berumur.Setelah pekerja melakukan pekerjaannya maka umumnya terjadi kelelahan, dalam hal ini kita harus waspada dan harus kita bedakan jenis kelelahannya, beberapa ahli membedakan / membaginya sebagai berikut :1. Kelelahan fisikKelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, dimana masih dapat dikompensasi dan diperbaiki performansnya seperti semula. Kalau tidak terlalu berat kelelahan ini bisa hilang setelah istirahat dan tidur yang cukup.2. Kelelahan yang patologisKelelahan ini tergabung dengan penyakit yang diderita, biasanya muncul tiba-tiba dan berat gejalanya.3. Psikologis dan emotional fatiqueKelelahan ini adalah bentuk yang umum. Kemungkinan merupakan sejenis mekanisme melarikan diri dari kenyataan pada penderita psikosomatik. Semangat yang baik dan motivasi kerja akan mengurangi angka kejadiannya di tempat kerja.Upaya kesehatan kerja dalam mengatasi kelelahan, meskipun seseorang mempunyai batas ketahanan, akan tetapi beberapa hal di bawah ini akan mengurangi kelelahan yang tidak seharusnya terjadi :a. Lingkungan harus bersih dari zat-zat kimia. Pencahayaan dan ventilasi harus memadai dan tidak ada gangguan bising.b. Jam kerja sehari diberikan waktu istirahat sejenak dan istirahat yang cukup saat makan siang.c. Kesehatan pekerja harus tetap dimonitor.d. Tempo kegiatan tidak harus terus menerus.e. Waktu perjalanan dari dan ke tempat kerja harus sesingkat mungkin, kalau memungkinkan.f. Secara aktif mengidentifikasi sejumlah pekerja dalam peningkatan semangat kerja.g. Fasilitas rekreasi dan istirahat harus disediakan di tempat kerja.h. Waktu untuk liburan harus diberikan pada semua pekerjai. Kelompok pekerja yang rentan harus lebih diawasi misalnya; Pekerja remaja Wanita hamil dan menyusui Pekerja yang telah berumur Pekerja shift Migrant.j. Para pekerja yang mempunyai kebiasaan pada alkohol dan zat stimulan atau zat addiktif lainnya perlu diawasi.Pemeriksaan kelelahan :Tes kelelahan tidak sederhana, biasanya tes yang dilakukan seperti tes pada kelopak mata dan kecepatan reflek jari dan mata serta kecepatan mendeteksi sinyal, atau pemeriksaan pada serabut otot secara elektrik dan sebagainya.Persoalan yang terpenting adalah kelelahan yang terjadi apakah ada hubungannya dengan masalah ergonomi, karena mungkin saja masalah ergonomi akan mempercepat terjadinya kelelahan.E. Aplikasi Ergonomi untuk Perancangan Tempat KerjaPelatihan bidang ergonomi sangat penting, sebab ahli ergonomi umumnya berlatar belakang pendidikan tehnik, psikologi, fisiologi atau dokter, meskipun ada juga yang dasar keilmuannya tentang desain, manajer dan lain-lain. Akan tetapi semuanya ditujukan pada aspek proses kerja dan lingkungan kerja.BAB IIISTUDI KASUSA. Permasalahan ErgonomiPenanggulangan permasalahan ergonomi di setiap jenis pekerjaan dapat dilakukan setelah mengetahui terlebih dahulu bagaimana proses kerja dan posisi kerjanya. Di bawah ini akan diuraikan contoh masalah ergonomi yang dapat timbul akibat ketidaksesuaian antara pekerja dan pekerjaannya :Perajin KerupukPekerjaan membuat kerupuk menggunakan bahan baku: tepung tapioka, kanji, bahan tambahan pewarna dan penyedap. Hasil produksinya berupa kerupuk yang siap dimakan.Proses dan Posisi Kerja:1. Pembuatan adonan kerupukTepung tapioka dalam karung seberat 50 kg diangkat berdua dari tempat penampungan ke tempat pembuatan adonan yang berjarak 2-8 meter. Bahan baku tersebut diaduk rata secara mekanis selama 3-5 menit atau secara manual selama 7-10 menit. Selanjutnya adonan tersebut diuleni kembali secara manual selama 2 menit untuk mendapatkan adonan homogen.Posisi kerja :Proses menguleni adonan dilakukan sambil berdiri dengan meja kerja permanen setinggi 70 cm yang terbuat dari ubin/kayu dan berat adonan 6-8 kg.2. PencetakanSelanjutnya adoanan yang sudah homogen tersebut dimasukkan ke dalam pencetak dan dimampatkan secara mekanis atau manual dan didapat keluaran berupa benang-benang adonan setebal 1 mm dari lobang pencetak, benang-benang adonan ditampung pada pencetak kerupuk sambil diputar-putar sehingga didapat bentuk yang bulat.Posisi kerja :Pekerjaan pencetakan dilakukan sambil duduk di lantai.3. PengkukusanKerupuk mentah tersebut segera dimatangkan dengan cara pengkukusan selama 5 10 menit dan setelah matang dipindah satu persatu dengan cara menjepit dengan jari-jari tangan ke tempat yang lebih besar untuk dijemur di luar ruangan. Pemindahan ke luar ruangan dilakukan dengan mengangkat tampah tersebut tinggi-tinggi dengan kedua tangan.Posisi kerja :Pekerjaan memindahkan kerupuk setelah selesai dikukus dilakukan pada posisi duduk di lantai / jongkok.4. PenjemuranKerupuk dijemur. Setelah kering ditampung dalam keranjang plastik dengan berat per keranjang 17-20 kg untuk disimpan sementara menunggu untuk digoreng.Posisi kerja : berdiri dengan tempat jemuran (para-para) yang terlalu rendah.5. PenggorenganKerupuk kering dalam keranjang dipindah ke tempat penggorengan yang berjarak 10 12 meter. Proses penggorengan kerupuk dilakukan dalam 2 tahap, dengan minyak dingin dilanjutkan dengan minyak panas.Posisi kerja :Proses penggorengan dilakukan dengan posisi berdiri dengan 2 penggorengan dan tinggi wajan 70 cm; selesai digoreng kerupuk dikemas dalam kaleng besar. Aliran udara di bagian ini kurang baik.6. PengemasanPosisi kerja : proses pengemasan dalam posisi berdiri membungkuk.B. Penanggulangan Permasalahan ErgonomiAplikasi ergonomi dapat dilaksanakan dengan prinsip pemecahan masalah; tahap awal adalah identifikasi masalah yang sedang dihadapi. Hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan sebanyak mungkin informasi. Langkah selanjutnya adalah menentukan prioritas masalah, masalah yang paling mencolok harus ditangani lebih dahulu. Setelah analisis dikerjakan, maka satu atau dua alternatif intervensi harus diusulkan. Pada pengenalan/rekognisi ada 3 hal yang harus diperhatikan, ketiganya berinteraksi dalam penerapan ergonomi dengan fokus utama pada sumber daya manusia1. Kesehatan mental dan fisik harus diperhatikan untuk diperbaiki sehinggga didapatkan tenaga kerja yang sehat fisik, rohani dan sosial yang memungkinkan mereka hidup produktif baik secara sosial maupun ekonomi.2. Kemampuan jasmani dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan antropometri, lingkup gerak sendi dan kekuatan otot.3. Lingkungan tempat kerja Harus memberikan ruang gerak secukupnya bagi tubuh dan anggota badan sehingga dapat bergerak secara leluasa dan efisien. Dapat menimbulkan rasa aman dan tidak menimbulkan stres lingkungan.4. Pembebanan kerja fisikSelama bekerja, kebutuhan peredaran darah dapat meningkat sepuluh sampai dua puluh kali. Meningkatnya peredaran darah pada otot-otot yang bekerja, memaksa jantung untuk memompa darah lebih banyak.Kerja otot dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu: Kerja otot dinamik, ditandai dengan kontraksi bergantian yang berirama dan ekstensi, ketegangan dan istirahat. Kerja otot statik, ditandai oleh kontraksi otot yang lama yang biasanya sesuai dengan sikap tubuh. Tidak dianjurkan untuk meneruskan kerja otot statik dalam jangka lama karena akan timbul rasa nyeri dan memaksa tenaga kerja untuk berhenti.5. Sikap tubuh dalam bekerjaSikap tubuh dalam bekerja berhubungan dengan tempat duduk, meja kerja dan luas pandangan. Untuk merencanakan tempat kerja dan perlengkapannya diperlukan ukuran-ukuran tubuh yang menjamin sikap tubuh paling alamiah dan me-mungkinkan dilakukannya gerakan-gerakan yang dibutuhkan. Pada posisi berdiri dengan pekerjaan ringan, tinggi optimum area kerja adalah 5-10 cm di bawah siku. Agar tinggi optimum ini dapat diterapkan, maka perlu diukur tinggi siku yaitu jarak vertikal dari lantai ke siku dengan keadaan lengan bawah mendatar dan lengan atas vertikal. Tinggi siku pada laki-laki misalnya 100 cm dan pada wanita misalnya 95 cm, maka tinggi meja kerja bagi laki-laki adalah antara 90-95 cm dan bagi wanita adalah antara 85-90 cm.Keterangan:Nilai cacat.a. MMT 0 kehilangan fungsi 100%b. MMT 1 kehilangan fungsi 80%c. MMT 2 kehilangan fungsi 60%d. MMT 3 kehilangan fungsi 40%e. MMT 4 kehilangan fungsi 20%f. MMT 5 kehilangan fungsi 0%Fleksor : Memperkecil sudut di antara 2 bagian rangka dalam bidang sagital.Extensor : Memperbesar sudut di antara 2 bagian rangka dalam bidang sagital.Rotator : Gerak sekeliling sumbu panjang bagian rangka atau sekeliling sumbu yang hampir berhimpit dengan sumbu panjang itu.Abduktor : Menjauhkan bagian rangka dari bidang tengah badan.Adduktor : Mendekatkan bagian rangka dari bidang tengah badan.BAB IVPENUTUPA. KesimpulanPenerapan Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu dalam keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggungjawab terhadap kesehatan masyarakat, membuat berbagai peraturan, petunjuk teknis dan pedoman K3 di Tempat Kerja serta menjalin kerjasama lintas program maupun lintas sektor terkait dalam pembinaannyaB. Saran Pendekatan disiplin ergonomi diarahkan pada upaya memperbaiki performansi kerja manusia seperti menambah kecepatan kerja, accuracy, keselamatan kerja disamping untuk mengurangi energi kerja yang berlebihan serta mengurangi datangnya kelelahan yang terlalu cepat. Disamping itu disiplin ergonomi diharapkan mampu memperbaiki pendayagunaan sumber daya manusia serta meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan kesalahan manusia (human errors). Manusia adalah manusia, bukannya mesin. Mesin tidak seharusnya mengatur manusia, untuk itu bebanilah manusia (operator/pekerja) dengan tugas-tugas yang manusiawi. Pendekatan khusus yang ada dalam disiplin Ergonomi ialah aplikasi yang sistematis dari segala informasi yang relevan yang berkaitan dengan karakteristik dan perilaku manusia didalam perancangan peralatan, fasilitas dan lingkungan kerja yang dipakai.DAFTAR PUSTAKACermin Dunia Kedokteran No. 154, 2007http://www.ergoweb.com/news/SubscribeNewsletter.cfmhttp://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/02/tugas-ergonomi-3/Pusat Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan RI

top related