efusi pleura et causa tb paru
Post on 26-Oct-2015
251 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
ANAMNESIS (1)
IDENTITAS PASIEN
Nama Lengkap: Ny. E
Umur: 37 tahun
Status Perkawinan: Kawin
Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga
Pendidikan: SMA
Alamat: Cawang
Jenis Kelamin: Perempuan
Suku Bangsa: Betawi
Agama: Islam
Tanggal Masuk RS: 31/08/2013
Tanggal Keluar RS: 06/09/2013
ANAMNESIS (2)
Keluhan Utama
Batuk sejak 1 minggu.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan batuk disertai sesak napas yang semakin memberat sejak 1 minggu SMRS. Batuk produktif tidak disertai darah. Sesak terutama dirasakan saat beraktivitas dan sedikit berkurang bila beristirahat, namun tidak hilang sepenuhnya. PND dan OP disangkal. Sesak napas seperti ini tidak pernah dirasakan pasien sebelumnya. Sekitar 4 hari SMRS, pasien berobat ke Puskesmas karena sesak semakin memberat. Pasien melakukan pemeriksaan dahak sewaktu dan hasilnya negatif. Pasien diberikan 4 macam obat (3 diantaranya rifampisin, etambutol, isoniazid). Pasien sudah minum obat tersebut selama 3 hari.
Tidak terdapat nyeri dada ataupun riwayat kaki bengkak selama ini. Tidak ada riwayat demam dalam 2 minggu terakhir. Akhir-akhir ini pasien sering merasa mual dan mengaku memiliki riwayat maag. Semenjak sakit, terjadi penurunan berat badan sebanyak 4-7 kg. Keringat malam disangkal. Pasien tidak merokok, namun suami pasien adalah perokok aktif.
ANAMNESIS (3) Riwayat Penyakit Dahulu
Os menyangkal pernah menderita keluhan yang sama sebelumnya.
Pasien memiliki penyakit maag, tidak ada riwayat diabetes mellitus, hipertensi, asma dan penyakit jantung. Selama ini pasien tidak pernah dirawat dirumah sakit.
Riwayat Penyakit Keluarga
Di keluarga tidak ditemukan keluhan yang sama dengan pasien, tidak ada riwayat diabetes melitus, hipertensi, asma, dan sakit jantung di keluarga.
Riwayat Kebiasaan:
Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok.
Riwayat Lingkungan:
Lingkungan paien merupakan perumahan padat penduduk. Tetangga pasien ada yang memiliki penyakit flu & batuk namun pasien tidak mengetahui penyakit yang mereka derita.
Riwayat Makanan:
Semenjak sakit, pasien sering merasa mual, perut begah, dan tidak nafsu makan.
Riwayat Alergi:
Alergi terhadap makanan maupun obat-obatan tidak diketahui.
PEMERIKSAAN FISIK (1)
Keadaan Umum: Tampak sakit sedang
Kesadaran: compos mentis
Tanda – tanda vital
Tekanan Darah: 110/70 mmHg
Nadi: 84x/menit
Pernafasan: 24x/menit
Suhu: 36,5 o C
Berat Badan: 41 kg
Kesan Gizi: kurang
Sianosis: tidak ada
Udema umum: tidak ada
Habitus: astenikus
Mobilitas: pasif
PEMERIKSAAN FISIK (2)
Kepala: normocephali
Mata:
Konjungtiva Anemis (-/-)
Sklera Ikterik (-/-)
THT: dbn
Leher: dbn
Thorax: tidak ada kelainan bentuk
Jantung : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
Paru :
Inspeksi simetris saat statis dan dinamis
Palpasi vocal fremitus kiri lebih lemah dibandingkan kanan
Perkusi sonor / redup
Auskultasi vesikuler (+) /↓ , rhonki (-) / (-), wheezing (-) / (-)
Perut : Lemas, datar, bising usus (+) normal, nyeri tekan (-), hati dan limpa tidak teraba
Ginjal : Nyeri ketok CVA (-), Ballotement (-)
Ekstremitas : akral hangat, edema tungkai (-)/(-)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM (1)
Hasil Satuan Nilai Normal
Hematologi
Leukosit 11,1* ribu/µL 3,6 – 11
Hemoglobin 11,5 g/dL 11,7 - 15,5
Hematokrit 36 % 35 – 47
Trombosit 639* ribu/µL 150 – 440
Kimia Klinik Hati
AST/SGOT 34* mU/dl <27
ALT/SGPT 26 mU/dl <34
Metabolisme Karbohidrat
GDS 146* mg/dL <110
Ginjal
Ureum 13 mg/dL 13 - 43
Kreatinin 0,45 mg/dL <1,1
Hasil Laboratorium (31/08/2013)
Hasil Laboratorium (31/08/2013)
Rencana Pemeriksaan Lanjutan
Periksa sputum BTA (kultur dan resistensi)
Periksa BTA dari cairan pleura (kultur dan resistensi)
Analisis cairan pleura
Periksa ulang gula darah pasca koreksi
Rencana Terapi (1)
Oksigen 2 L / menit nasal kanul
IVFD Asering + KCl 25 mEq dalam 8 jam
Cefobactam 2 x 1gr
Lakukan punksi pleura jika keadaan umum stabil
Rencana Terapi (2)
IVFD Asering – KaCl / 8 jam
Cefobactam 2x1 gr
Rifampicin 1x450
INH 1x300
Pirazinamide 1x1250
Etambutol 1x1000
Ceftriaxon 3X1
Pumpitor 1X1
BK III 3x1
Neuralgin 1x1
Hepa Q 2x1
Imudator 1x1
Ranitidin 2x1
Meiact 2x1
Pleura
Pleura visceral dan pleura parietal
Bersambungan di sekitar hilus refleksi pleura
Kemampuan dinamis untuk bergeser secara halus dan lancar
Pleura parietal terbagi 4: Kostal
Diafragma
Mediastinal
Servikal
Witmer LM. Clinical anatomy of the pleural cavity & mediastinum. [Internet]. Available from: http://www.oucom.ohiou.edu/dbms-witmer/Downloads/Witmer-thorax.pdf
Nyeri Pleura
Pleura parietal memiliki persarafan
Iritasi membran nyeri alih (referred pain)
N. interkostalis: nyeri di regio dinding torakoabdominal
N. frenikus: nyeri di daerah bahu
Anatomi Rongga Pleura
Miserocchi G. Physiology and pathophysiology of pleural fulid turnover. Eur Respir J, 1991; 10:219-25
Efusi Pleura
Kelebihan produksi (interstisial paru atau lokasi abnormal seperti pleura visceral dan rongga peritoneal)
Kegagalan absoprsi (obstruksi limfatik)
Penting untuk diagnostik: transudat vs eksudat
Porcel JM, Light RW. Diagnostic approach to pleural effusion. Am Fam Physician. 2006; 73(7):1211-20
Eksudat vs Transudat
Eksudat:
1. Rasio protein pleura/serum > 0,5
2. Rasio LDH pleura/serum >0,6
3. LDH pleura >2/3 batas atas LDH serum
4. Gradien protein serum – pleura <3,1 g/dL
Temuan eksudat: pemeriksaan lanjutan (glukosa, hitung jenis, mikrobiologi, sitologi)
Eksudat
Pleuritis tuberkulosis: eksudat dengan limfosit yang dominan (>90% seluruh sel darah putih)
Marker TB di carian pleura: ADA/adenosin deaminase > 40 IU/L
Interferron gamma >140 pg/mL
Kultur cairan pleura, biopsi jarum pleura, torakoskopi
Efusi penuh sel darah merah: keganasan, trauma, emboli paru
Light RW. Disorders of the pleura and mediastinum. In: Longo DL, Kasper DL, Jameson JL, Fauci AS, Hauser SL, Loscalzo J. Harrison’s principles of internal medicine. 18th editionl. New York: McGraw Hill; 2012
Transudasi
Hidrotoraks hepatik (sirosis, ascites)Emboli paruNefrotikDialisis peritonealObstruksi akibat sindroma kava
superiorMiksedema
Anamnesis
Batuk disertai sesak napas yang semakin memberat sejak 1 minggu sebelum masuk RS. Batuk produktif tidak disertai darah. Sesak terutama dirasakan saat beraktivitas dan sedikit berkurang bila beristirahat, namun tidak hilang sepenuhnya. Berat badan menurun 4-7 kg sudah 1 bulan ini suspek TB (riwayat OAT) dd/keganasan
Rencana pemeriksaan sputum BTA
Pemeriksaan Fisik
Paru kiri: vocal fremitus melemah, bising ketok redup, penurunan suara napas vesikuler efusi pleura
Cairan dalam rongga pleura: menghalangi getaran suara mencapai dinding toraks
vocal fremitus melemah
bising ketok redup
rintangan bagi bising vesikuler, alveolus tidak mengembang luas bunyi pernapasan lemah
Pemeriksaan Radiologis
Penumpulan sudut kostofrenikus kiri
Efusi pleurae.c.
Suspect tuberlukosis
Analisis cairan pleura
Analisis Cairan Pleura
Hasil Satuan Nilai Normal
Cairan Tubuh
Analisa Cairan Pleura
Warna Kuning Kuning muda
Kejernihan Agak keruh Jernih
Bekuan Positif Negatif
Jumlah Sel 1180 /µL <300
Hitung Jenis Sel
Limfosit 95 %
Monosit 3 %
Neutrofil 2 %
Glukosa 73 mg/dL 70 – 100
Total Protein 5 g/dL <3
Pulasan Gram Negatif Negatif
Pulasan BTA Negatif Negatif
Hasil Laboratorium (03/09/2013)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Sputum Hasil Nilai Normal
Mikrobiologi
- BTA 1 Negatif Negatif
- BTA 2 Negatif Negatif
- BTA 3 Negatif Negatif
Hasil Laboratorium (03/092013)
Hasil Satuan Nilai Normal
GD jam 06.00 68 mg/dL <110
GD jam 09.00 84 mg/dL <110
Hasil Laboratorium (05/09/2013)
Tatalaksana
Simptomatik: torakosentesis teraupeutik dan obati penyebab.
Efusi malignan: torakosentesis serial atau tube torakostomi+ pleurodesis (angka keberhasilan 80-90%) (Cochrane database 2004)
Efusi TB: biasanya diresorpsi spontan dan tatalaksana pasien dengan TB aktif.
Sabatine MS. Pocket medicine. 4th ed. USA: Williams & Wilkins; 2011, part.2-11
Torakosentesis vs Pleurodesis
http://img.tfd.com/mk/T/X2604-T-14.pnghttp://www.asbestos.net/mesothelioma/treatment/~/media/AsbestosNet/Original-Images/Pleurodesis.png?w=210&h=158&as=1
Rencana Terapi
• Peningkatan SGOT (34, normal<27), sedangkan SGPT dalam batas normal
PENINGKATAN FUNGSI HATI yang diinduksi oleh rifampisin
dan isoniazid
Lanjutkan OAT karena peningkatan SGOT dan SGPT <2x kadar normal
Amin Z, Bahar A. Pengobatan tuberculosis mutakhir. Dalam buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid III. Edisi 5. Jakarta: Interna Publishing; 2010, hal.2245.
Rencana Terapi (3)
Pemeriksaan Darah Lengkap dan observasi
Keadaan klinis stabil
Punksi pleura untuk teraupetik dan diagnostik (analisis cairan pleura)
REFERENSI Amin Z, Bahar A. Pengobatan tuberculosis mutakhir. Dalam buku ajar ilmu penyakit
dalam. Jilid III. Edisi 5. Jakarta: Interna Publishing; 2010, hal.2245.
Bahar A. Penyakit-Penyakit Pleura. Dalam: Soeparman, Sukaton U, Waspadji S, et al. Editor. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Balai Penerbit FKUI. Jakarta 1998; 785-97.
Khairani A, Syahruddin E, Partakusuma LG. Karakteristik Efusi Pleura di Rumah Sakit Persahabatan. J Respir Indo. 2012; 32:155-60
Witmer LM. Clinical anatomy of the pleural cavity & mediastinum. [Internet]. Available from: http://www.oucom.ohiou.edu/dbms-witmer/Downloads/Witmer-thorax.pdf
O’Rahilly R, Muller F, Carpenter S, Swenson R. Basic human anatomy: A regional study of human strucutre. [Internet]. Available from: http://www.dartmouth.edu/~humananatomy/index.html
Miserocchi G. Physiology and pathophysiology of pleural fulid turnover. Eur Respir J, 1991; 10:219-25
Light RW. Disorders of the pleura and mediastinum.
Porcel JM, Light RW. Diagnostic approach to pleural effusion. Am Fam Physician. 2006; 73(7):1211-20
Sabatine MS. Pocket medicine. 4th ed. USA: Williams & Wilkins; 2011, part.2-11, 7-12.
Diagnosis of tuberculosis disease: radiology. Diunduh dari: www.heartlandntbc.org/training/archives/tbin_20080923_1510.pdf.
top related