efektivitas pembelajaran praktikum kimia...
Post on 01-Feb-2018
251 Views
Preview:
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PRAKTIKUM KIMIA
MATERI POKOK REAKSI KIMIA DALAM MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP IPA (ISLAM PLUS
ASSALAMAH) UNGARAN
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat
Guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Dalam Ilmu Pendidikan Kimia
Oleh :
AKYUNI NIM : 063711006
TADRIS KIMIA
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010
2
ABSTRAK
AKYUNI. 063711006. “ Efektivitas Pembelajaran Praktikum Kimia Materi Pokok Reaksi Kimia Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP IPA (Islam Plus Assalamah) Ungaran. Skripsi Semarang: Program Strata 1 Jurusan Tadris Kimia Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2010. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan guru dalam memilih, menetapkan dan mengembangkan metode yang optimal untuk mencapai hasil belajar siswa yang diinginkan. Guru bertugas memilih berbagai metode pembelajaran yang tepat untuk menciptakan proses pembelajaran yang baik. Metode pembelajaran yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa. Salah satu metode tersebut adalah pembelajaran praktikum, dimana metode ini sebagai cara pembelajaran yang melibatkan siswa dengan mengalami dan membuktikan sendiri proses dan hasil praktikum. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana efektivitas pembelajaran kimia dengan metode praktikum terhadap hasil belajar kimia (kognitif, afektif dan psikomotorik) materi pokok reaksi kimia pada siswa kelas VII semester I SMP IP Assalamah Ungaran. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII SMP IP Assalamah Ungaran pada mata pelajaran kimia materi pokok reaksi kimia melalui metode praktikum. Penelitian ini merupakan tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Sebelum pelaksanaan siklus I dan siklus II, peneliti melakukan observasi yang bertujuan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar sebelum diterapkan metode praktikum. Pada siklus I, pelaksanaan pembelajaran belum sesuai dengan rencana dan hasil yang didapat masih kurang dari indikator yang ditetapkan yaitu 70. Belum mencapai indikator dikarenakan oleh banyaknya peserta didik yang kurang aktif dan masih merasa asing dengan metode yang diterapkan. Pada siklus II, sudah lebih baik dari pada siklus I karena peserta didik sudah terbiasa dengan metode praktikum. Dari hasil penelitian, rata-rata hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik meningkat setiap siklus. Pada aspek kognitif meningkat sebesar 17.46 % yaitu dari 64.41% pada siklus I menjadi 81.87% pada siklus II, aspek afektif meningkat sebesar 8.67% yaitu dari 73.81% pada siklus I menjadi 82.48% pada siklus II dan aspek psikomotorik meningkat sebesar 14.79% yaitu dari 66.52% pada siklus I menjadi 81.31% pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik meningkat melalui penerapan pembelajaran praktikum.
Diharapkan dengan penerapan metode praktikum dalam pembelajaran kimia dapat membantu peserta didik mengembangkan kemampuan berfikir dan memecahkan masalah melalui pelibatan dengan pengalaman nyata sehingga hasil belajar peserta didik bisa lebih optimal.
3
4
5
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang telah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 06 Desember 2010
Deklarator,
Akyuni NIM. 063711006
6
MOTTO
‘,ys ø9$# ⎯ÏΒ y7Îi/¢‘ ( Ÿξ sù ¨⎦ sðθ ä3s? z⎯ÏΒ t⎦⎪ ÎtIôϑ ßϑ ø9$# ∩⊇⊆∠∪
“ Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk
orang-orang yang ragu.”(Surat Al Baqoroh Ayat 147)
7
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan dan kebanggaan hati, kupersembahkan karya
tulis yang sederhana ini untuk orang-orang yang telah memberi arti dalam
hidupku,
1. Ayahanda dan ibunda tercinta ( Talkis dan Mustaanah ), ini adalah bagian dari
perjuangan, cita-cita, iringan doa restumu. Karena jasa dan kasih sayangmu
aku akhirnya dapat menyelesaikan kuliah. Pengorbananmu sungguh luar biasa
2. Kakakku (kang Nur, kang As, mbak yu Chur, mbak Yuni dan mas Huda ) dan
adikku (Masrokhah, Fia, Dino, Dewi dan Fafa), doa dan motivasi darimu
semoga mengantarkan aku menuju gerbang kesuksesan
3. Keluarga besarku di Kendal yang selalu membantu, mendoakan dan memberi
semangat selama perjalanan hidupku
4. Jumadi dan keluarga besarnya yang telah memotivasi saya selama kuliah
5. Semua mahasiswa Tadris Kimia, khususnya angkatan 2006 (Kiwil, Biksu,
Cantul, Chopi, Mak Dhe, Ahmadi, Syekh Puji, DP, Fiska, Rewo, Pepi, Nujum,
Toying, Umi, Qubes, Atik, Dephi, Fifi, Muza, Aril), tempat berbagi cerita
selama berjuang bersama
6. Semua pengurus UKM baik yang ada di Fakultas maupun Institut khususnya
UKMI Resimen Mahasiswa yudha 30 (Pok Munir, Prov Fatur, Prov Sugianto,
Masat Aril, Diklat Siva, Log Nafi’, Hubmas Attabik, Pam Faris dan Tri Suci),
yang senantiasa memberikan semangat dan dorongan selama berjuang
bersama
7. Keluarga besar kos D-1(Fatma, Ulya, Nafis, Ana, Uun, Ida, Ismi, Zahro dan
Ayu), dan kos C-28 (mbak Titik, mas Yus, Eka, Tika dan Dilla) serta kos D-2
(mbak Indah, mbak Hani, Alim, Choir, Neli, Zahro, Umi, Emi, Ida, Ulin,
Nurul, Rina, Lala, Salis, Maya dan Nia) yang selalu menemani dan memberi
semangat yang tak henti-henti
8. Seluruh teman PPL ( Fandi, Fani, Tri, Khusnul, Rodhi, Lida, Nisak dan Sofa)
dan seluruh teman KKN angkatan ke-55 (Rizal, Tain, Miftah, Mustolih,
8
Khotib, Lifah, Rini, dan Beka) yang selalu menyemangati dalam penyelesaian
skripsi ini
9. Untuk semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini
Pada akhirnya semua itu punya arti karenanya, kupersembahkan karya
sederhana ini untuk segala ketulusan kalian semua.
Penulis
9
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, yang telah menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
menjadikan kita lebih bermakna dalam menjalani hidup ini. Terlebih lagi kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW, yang telah membawa cahaya Illahi kepada umat manusia sehingga dapat
mengambil manfaatnya dalam memenuhi tugasnya sebagai khalifah di muka
bumi.
Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada
semua pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan moral dan bantuan
apapun yang sangat besar artinya bagi penulis. Ucapan terima kasih terutama
penulis sampaikan kepada:
1. Dr. Sudja’i, M. Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang.
2. Drs. H. Abdul Wahid, M. Ag selaku Ketua Jurusan Tadris yang telah merestui
pembahasan skripsi ini.
3. Atik Rahmawati, M.Si., sebagai dosen wali yang telah banyak berjasa kepada
penulis untuk membimbing penulis selama masa studi
4. Atik Rahmawati, M.Si selaku pembimbing I dan Dra. H. Saefudin Zuhri,
M.Ag., selaku pembimbing II yang telah berkenan memberikan waktu,
bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini
5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen beserta karyawan di lingkungan Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah membekali berbagai
pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
6. Petugas perpustakaan, baik Fakultas, Institut IAIN Walisongo Semarang yang
telah memberikan ijin dan layanan yang ramah.
7. Nur Ekaningsih, S.Pd., selaku Kepala SMP IP Assalamah Ungaran yang telah
memberikan izin tempat penelitian dalam skripsi ini.
8. Bapak Wahyu Sarwono, S.Pd., selaku Guru Pembimbing penelitian.
10
Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa hanya
untaian terima kasih dengan tulus serta iringan doa, semoga Allah membalas
semua amal kebaikan mereka dan selalu melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah
serta inayah-Nya dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
berkesempatan membacanya.
Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan
skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca umumnya. Amin
Semarang,06 Desember 2010
Penulis
11
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ------------------------------------------------------------- i
ABSTRAK -------------------------------------------------------------------------- ii
HALAMAN PERSETUJUAN --------------------------------------------------- iii
HALAMAN PENGESAHAN ---------------------------------------------------- iv
DEKLARASI ----------------------------------------------------------------------- v
MOTTO ----------------------------------------------------------------------------- vi
PERSEMBAHAN ----------------------------------------------------------------- vii
KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------ ix
DAFTAR ISI ----------------------------------------------------------------------- xi
DAFTAR TABEL -------------------------------------------------------------------- xiii
DAFTAR GRAFIK ------------------------------------------------------------------ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ----------------------------------------------------------- xv
BAB I : PENDAHULUAN ---------------------------------------------------- 1
A. Latar Belakang Masalah ----------------------------------------- 1
B. Identifikasi Masalah ---------------------------------------------- 3
C. Pembatasan Masalah --------------------------------------------- 4
D. Rumusan Masalah ------------------------------------------------ 5
E. Penegasan Istilah-------------------------------------------------- 5
F. Tujuan Penelitian ------------------------------------------------- 7
G. Manfaat Penelitian------------------------------------------------ 7
BAB II : LANDASAN TEORI ------------------------------------------------ 9
A. Deskriptif Teori --------------------------------------------------- 9
1. Efektivitas ---------------------------------------------------- 9
2. Pembelajaran Praktikum ------------------------------------- 10
3. Hasil Belajar --------------------------------------------------- 12
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar -------- 19
5. Reaksi Kimia --------------------------------------------------- 22
B. Kajian Peneitian yang Relevan --------------------------------- 27
12
C. Hipotesis Tindakan ---------------------------------------------- 28
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN------------------------------------- 29
A. Fokus Penelitian -------------------------------------------------- 29
1. Subjek Penelitian ----------------------------------------------- 29
2. Waktu dan tempat penelitian --------------------------------- 29
B. Metode Penelitian ------------------------------------------------ 29
C. Metode Pengumpulan Data ------------------------------------- 35
D. Instrumen Penelitian --------------------------------------------- 37
E. Teknik Analisis Data -------------------------------------------- 37
F. Indikator Keberhasilan -------------------------------------------- 47
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ------------------- 48
A. Observasi Penelitian --------------------------------------------- 48
B. Hasil Penelitian --------------------------------------------------- 50
C. Pembahasan -------------------------------------------------------- 68
1. Pra Siklus ------------------------------------------------------ 68
1. Siklus I --------------------------------------------------------- 68
2. Siklus II -------------------------------------------------------- 71
3. Keterbatasan Penelitian -------------------------------------- 75
BAB V : KESIMPULAN, SARAN, DAN PENUTUP --------------------- 77
A. Kesimpulan ------------------------------------------------------- 77
B. Saran --------------------------------------------------------------- 77
C. Penutup ------------------------------------------------------------ 78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
13
DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Hasil belajar siswa SMP IP Assalamah Ungaran pada materi Unsur dan Senyawa ----------------------------------- 48 Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Aspek Psikomotorik Siswa Siklus I --------- 54
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Aspek Afektif Siswa Siklus I ----------------- 56
Tabel 4.4 Hasil Tes Siswa (Kognitif) Siklus I --------------------------------- 57
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Aspek Psikomotorik Siklus II ------------------ 62
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Aspek Afektif Siswa Siklus II ----------------- 63
Tabel 4.7 Hasil Tes Siswa (Kognitif) Siklus II -------------------------------- 64
Tabel 4.8 Hasil analisis data angket tanggapan siswa SMP IP Assalamah Ungaran pada materi
pembelajaran reaksi kimia -------------------------------------------- 64 Tabel 4.9 Kriteria tanggapan siswa dari hasil analisis data angket tanggapan siswa SMP IP Assalamah Ungaran ------- 65
14
DAFTAR GRAFIK Grafik 4.1 Perbandingan perolehan nilai pada penguasaan konsep
pada aspek kognitif pra siklus dan siklus I ----------------------- 70 Grafik 4.2 Perbandingan perolehan nilai pada penguasaan konsep pada aspek kognitif siklus I dan siklus II ------------------------- 72 Grafik 4.3 Persentase ketuntasan belajar pada aspek kognitif aspek afektif, dan aspek psikomotorik ---------------------------- 74
15
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
Lampiran 10.
Lampiran 11.
Lampiran 12.
Lampiran 13.
Lampiran 14.
Lampiran 15.
Lampiran 16.
Lampiran 17.
Lampiran 18.
Lampiran 19.
Lampiran 20.
Lampiran 21.
Lampiran 22.
Lampiran 23.
Lampiran 24
Lampiran 25
Lampiran 26
Lampiran 27
Silabus
RPP siklus I
RPP siklus II
Daftar nama peserta didik
Daftar nama kelompok peserta didik
Nilai pra siklus peserta didik
Lembar kerja siswa untuk peserta didik siklus I
Lembar kerja siswa untuk peserta didik siklus II
Kisi-kisi soal siklus I
Kisi-kisi siklus II
Soal kognitif siklus I
Soal kognitif siklus II
Kunci jawaban soal kognitif siklus I dan II
Analisis hasil belajar kognitif siklus I
Analisis hasil belajar kognitif siklus II
Kriteria penskoran afektif peserta didik siklus I dan II
Analisis lembar observasi aspek afektif peserta didik siklus I
Analisis lembar observasi aspek afektif peserta didik siklus II
Kriteria penskoran aspek psikomotorik peserta didik siklus I dan II
Analisis lembar observasi aspek psikomotorik peserta didik siklus I
Analisis lembar observasi aspek psikomotorik peserta didik siklus I
Kisi-kisi Angket Tanggapan Siswa
Angket Tanggapan Siswa
Analisis Angket Tanggapan Siswa
Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa
Lembar observasi Jurnal Guru
Dokumentasi Pembelajaran
16
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Belajar merupakan tindakan dan perilaku peserta didik yang
komplek, sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami peserta didik itu
sendiri. Peserta didik adalah penentu terjadi atau tidaknya proses belajar.1
Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada
proses belajar mengajar yang dialami peserta didik dan guru. Tentunya
dalam proses belajar mengajar tidak lepas dari empat pilar pendidikan
universal, yaitu belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar
dengan melakukan (learning to do), belajar untuk hidup dalam
kebersamaan (learning to live together), dan belajar menjadi diri sendiri
(learning to be). Untuk itu guru perlu meningkatkan mutu
pembelajarannya, dimulai rancangan pembelajaran yang baik dengan
memperhatikan tujuan, karakteristik peserta didik, materi yang diajarkan,
dan sumber belajar yang tersedia.
Kenyataannya masih banyak ditemui proses pembelajaran yang
kurang berkualitas, tidak efisien dan kurang mempunyai daya tarik,
bahkan cenderung membosankan dan menakutkan, sehingga hasil belajar
yang dicapai tidak optimal. Mengenai pembelajaran yang berkualitas akan
dampak pada pendidikan yang berkualitas pula, Al Qur’an menjelaskan
dalam surat An Najm ayat 39 yang berbunyi :
β r&uρ }§øŠ©9 Ç⎯≈ |¡Σ M∼ Ï9 ω Î) $ tΒ 4© të y™
Artinya : “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya”. (QS. An – Najm ayat 39)
Guru harus bisa menciptakan iklim belajar yang kondusif karena
merupakan faktor pendorong yang dapat memberikan daya tarik tersendiri
dalam proses belajar, sebaliknya iklim yang kurang menyenangkan akan
1Dimyati & Mudjiono. Belajar &Pembelajaran, (Jakarta; Rineka Cipta, 2006), hlm 7.
17
menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan. Iklim belajar yang
menyenangkan akan membangkitkan semangat dan menumbuhkan
aktivitas serta kreativitas peserta didik, peserta didik lebih mudah dalam
memahami materi pelajaran.
IPA merupakan ilmu yang dibangun melalui proses berfikir,
eksperimen yang didalamnya terdapat tahap mengamati, mengukur,
menganalisis, dan mengambil kesimpulan. Didalam pembelajaran IPA
siswa dituntut lebih bisa mandiri dalam belajar, karena dalam proses
pembelajaran IPA yang diutamakan bukan hanya sekedar pengembangan
kemampuan akademik saja, melainkan juga kemampuan praktik yang bisa
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Reaksi kimia adalah salah satu materi dalam pelajaran kimia,
dimana didalamnya menjelaskan tentang perubahan materi dan ciri-ciri
reaksi kimia. Perubahan materi sering kita lihat dalam kehidupan sehari-
hari. Seperti waktu kita menyalakan lilin, membakar kertas, memasak
bubur, dan sebagainya yang disertai dengan adanya perubahan warna,
suhu, energi, endapan dan gas. Untuk memahami materi tersebut
diharapkan guru dapat memilih model-model pembelajaran atau strategi
pembelajaran untuk membantu peserta didik dalam memahami materi
reaksi kimia.
SMP Islam Plus Assalamah merupakan salah satu SMP swasta di
kota Ungaran, dimana sebagian besar siswa-siswanya berasal dari daerah
setempat. Sekolahan tersebut dalam menyampaikan materi reaksi kimia
masih menggunakan metode ceramah, dimana yang aktif adalah guru dan
siswa tidak tahu akan konsep materi tersebut. Berdasarkan observasi awal
diperoleh hasil bahwa kebanyakan peserta didik kelas VII pasif dan
banyak diam, hal ini disebabkan karena rasa malu, kurang berani bertanya,
menjawab pertanyaan maupun mengungkapkan pendapat. Selain itu juga
anggapan peserta didik bahwa mata pelajaran kimia sangat membosankan
dan karena terlalu banyak materi, hitung-hitungan dan hafalan. Sehingga
mempengaruhi hasil belajar yang selama ini belum sesuai dengan harapan.
18
Bertolak dari uraian di atas peneliti berniat melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang lebih aktif yaitu kegiatan pembelajaran melalui metode
praktikum dalam pembelajaran IPA khususnya pada materi pokok reaksi
kimia. Pembelajaran praktikum adalah suatu metode dalam pembelajaran
yang cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan
mengalami dan membuktikan sendiri yang dipelajari. Dengan
menggunakan metode pembelajaran praktikum diharapkan lebih efektif
untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Karena dengan menggunakan
metode praktikum siswa diajak secara aktif melakukan percobaan atau
penyelidikan untuk menemukan konsep tentang materi pelajaran. Dalam
kimia sendiri.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Masalah yang timbul dalam penelitian ini teridentifikasi sebagai
berikut :
1. Penerapan metode pembelajaran terkadang masih belum sesuai dengan
tujuan pembelajaran ;
2. Partisipasi dan adaptasi dari siswa dalam proses pembelajaran masih
kurang ;
3. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran masih belum optimal,
terutama menyangkut tugas yang harus dilaksanakan ;
4. Guru masih enggan untuk menggunakan metode pembelajaran yang
dirasa terlalu merepotkan guru ;
5. Penggunaan metode pembelajaran yang dilakukan guru kurang variatif
6. Menggunakan pembelajaran praktikum sangat penting dalam mata
pelajaran IPA.
19
C. PEMBATASAN MASALAH
Untuk lebih memudahkan pemahaman makna yang terkandung dan
juga menghindari kerancuan dam pemahaman makna, maka peneliti
merasa perlu untuk memberikan batasan masalah, yaitu sebagai berikut :
1. Efektivitas
Efektivitas menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan. Suatu
usaha dikatakan efektif apabila usaha tersebut mencapai tujuan.
Adapun yang dimaksud efektivitas dalam penelitian ini adalah
keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
praktikum pada mata pelajaran kimia materi pokok reaksi kimia pada
siswa kelas VII SMP IPA ( Islam Plus Assalamah ).
2. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah metode pembelajaran praktikum.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hasil proses belajar. Hasil belajar yang
diperoleh didalam penelitian ini yaitu hasil belajar kognitif kimia siswa
kelas VII semester I SMP IPA ( Islam Plus Assalamah ) Ungaran
materi pokok reaksi kimia yang dilihat dari hasil tes. Sedangkan hasil
belajar afektif dan psikomotorik dilihat dari aktivitas siswa selama
mengikuti pembelajaran.
4. Materi Pokok Reaksi Kimia
Reaksi kimia adalah tindakan yang terjadi pada perubahan
kimia, yaitu perubahan materi yang menyangkut struktur dalam
molekul suatu zat. Reaksi kimia merupakan salah satu materi pokok
yang harus dipelajari oleh siswa SMP IP Assalamah Ungaran. Materi
tersebut meliputi perubahan materi (perubahan fisika dan perubahan
kimia) dan ciri – ciri reaksi kimia (timbulnya endapan, timbulnya gas,
perubahan warna, perubahan suhu dan perubahan energi).
20
D. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana efektivitas pembelajaran kimia dengan
metode praktikum dalam meningkatkan hasil belajar kimia materi pokok
reaksi kimia pada siswa kelas VII semester I SMP IPA (Islam Plus
Assalamah) Ungaran?”.
E. PENEGASAN ISTLAH
Untuk lebih memperjelas judul di atas serta untuk menghindari
kesalahan dalam memahami judul skripsi ini, maka peneliti perlu
membatasi istilah yang berkaitan dengan pembahasan tersebut. Adapun
tujuannya agar asumsi yang akan muncul nanti dapat diartikan secara
tepat, antara lain:
1. Efektivitas
Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti adanya efek,
adanya pengaruh, dapat membawa hasil tentang usaha, tindakan.2
Efektifitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan
tugas dengan sasaran yang dituju, yaitu bagaimana suatu organisasi
berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha
mewujudkan tujuan operasional.3
Maka efektivitas dalam penelitian ini hanya terbatas pada dua
indikator yaitu meningkatnya hasil belajar dan partisipasi aktif siswa.
Meningkatnya hasil belajar ditinjau dari hasil belajar ranah kognitif,
sedangkan partisipasi aktif siswa ditinjau dari hasil belajar ranah
afektif dan ranah psikomotorik.
2. Pembelajaran Praktikum
2 Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 284 3 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi, dan Implementasi,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), Cet. 4, hlm. 82.
21
Pembelajaran berarti pola (contoh, acuan, ragam) dari suatu
yang akan dibuat atau dihasilkan.4 Pembelajaran praktikum adalah cara
penyajian pembelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan
mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
3. Reaksi Kimia
Reaksi kimia adalah suatu proses dimana zat-zat baru yaitu
hasil reaksi, terbentuk dari beberapa zat aslinya disebut pereaksi.
Biasanya suatu reaksi kimia disertai dengan kejadian-kejadian fisis,
seperti perubahan warna, pembentukan endapan atau timbulnya gas.
Reaksi kimia secara sederhana adalah perubahan yang terjadi pada
suatu zat apabila direaksikan atau dicampurkan dengan zat lain.5
Diantaranya meliputi perubahan materi dan ciri-ciri reaksi kimia.
4. Hasil belajar
Hasil belajar merupakan hasil proses belajar. Hasil belajar
siswa pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku pada peserta
didik. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas
mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.6
F. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui efektivitas penggunaan metode Pembelajaran praktikum
terhadap hasil belajar kimia peserta didik di SMP IPA (Islam Plus
Assalamah) Ungaran.
4 Hasan Alwi, Op. Cit, hal : 773
6 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2009), Cet. 13, hlm. 3
22
G. MANFAAT PENELITIAN
Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat, antara
lain:
1. Bagi peserta didik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
masukan untuk mengembangkan keterampilan peserta didik dan
menambah pengetahuan bagi peserta didik.
2. Bagi guru
Memberikan masukan kepada guru pentingnya penggunaan
metode Pembelajaran praktikum untuk meningkatkan hasil belajar
kimia.
3. Bagi penulis
Penelitian ini dapat menambah pengalaman yang baru, yang
dapat digunakan dalam proses belajar mengajar mendatang.
4. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan bagi
sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar dan penguasaan konsep peserta didik.
23
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. DESKRIPTIF TEORI
1. Efektivitas
Efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang
melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju, yaitu bagaimana
suatu organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumber
daya dalam usaha mewujudkan tujuan operasional.7 Pembelajaran
terkait dengan bagaimana membelajarkan siswa atau bagaimana
membuat siswa belajar dengan mudah dan terdorong oleh
kemampuannya sendiri untuk mempelajari apa yang
teraktualisasikan dalam kurikulum sebagai kebutuhan peserta didik.
Mengacu pada pengertian tersebut, efektivitas dapat diartikan
tercapainya tujuan belajar dalam proses belajar.
Menurut Mulyasa efektivitas berkaitan dengan
terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan
waktu, dan adanya partisipasi aktif dari anggota.8 Sedangkan
menurut Sugiyono indikator efektivitas penggunaan metode adalah
kecepatan pemahaman murid pada pelajaran lebih tinggi, murid
bertambah kreatif dan hasil belajar meningkat. Maka efektivitas
dalam penelitian ini hanya terbatas pada dua indikator tercapainya
tujuan belajar dalam proses belajar dengan menggunakan
pembelajaran praktikum yaitu dengan meningkatnya hasil belajar
aspek kognitif dan meningkatnya aktivitas siswa yang merupakan
hasil belajar aspek afektif dan aspek psikomotorik.9
7 E. Mulyasa, Op. Cit, hlm. 82 8 E. Mulyasa, Ibid., hlm. 82. 9 Sugiono,Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R &D,
(Bandung: Alfabeta, 2007), Cet.3, Hal. 415
24
Efektivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
efektivitas penggunaan metode praktikum. Dikarenakan
pembelajaran praktikum adalah suatu metode pembelajaran yang
dapat membuat siswa lebih paham dalam materi tersebut. Dengan
memadukan antara teori dan faktanya dengan melakukan uji coba
yaitu dengan melakukan praktikum.
2. Pembelajaran Praktikum
Pembelajaran adalah suatu proses interaktif yang
berlangsung antara guru dan peserta didik atau juga antara
sekelompok peserta didik dengan tujuan memperoleh pengetahuan,
ketrampilan atau sikap serta memantapkan apa yang dipelajarinya
itu. Pembelajaran praktikum adalah suatu metode dalam
pembelajaran yang cara penyajian pelajaran, dimana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri
yang dipelajari.
Setelah kita mempelajari serta membuktikan sendiri suatu
kebenaran tersebut, kita akan tahu fakta yang sebenarnya. Oleh
karena itu, ada empat alasan tentang pentingnya pembelajaran
praktikum :
a. Pembelajaran praktikum membangkitkan motivasi belajar,
sehingga peserta didik yang termotivasi belajar akan bersungguh-
sungguh dalam mempelajari sesuatu.
b. Pembelajaran praktikum mengembangkan ketrampilan dasar
melalui praktikum. Dalam hal ini peserta didik dilatih untuk
mengembangkan kemampuan memahami konsep dengan melatih
kemampuan mereka mengobservasi dengan cermat, mengukur
secara akurat, menggunakan dan menangani alat secara aman
merancang dan melakukannnya.
c. Praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah. Hal ini
karena dalam proses pembelajaran praktikum tidak hanya
sekedar keterlibatan peserta didik saja, akan tetapi yang peran
25
langsung dari peserta didik dalam identifikasi masalah,
mengumpulkan data, menganalisis serta membuat dalam laporan
d. Praktikum dapat menunjang materi pelajaran. Dalam hal ini
pembelajaran praktikum memberi kesempatan bagi peserta didik
untuk menemukan dan membuktikan teori. Dengan begitu,
pembelajaran praktikum dapat menunjang pemahaman peserta
didik terhadap materi pelajaran.10
Selain empat alasan di atas, ada yang lebih penting alasan
menggunakan pembelajaran praktikum. Menurut Vernon A
Magnesen dalam bukunya yang berjudul “Kita Belajar” ada alasan
yang lebih penting yaitu :
a. 10 % dari apa yang kita baca
b. 20 % dari apa yang kita dengar
c. 30 % dari apa yang kita lihat
d. 50 % dari apa yang kita lihat dan dengar
e. 70 % dari apa yang kita katakan
f. 90 % dari apa yang kita lakukan11
Peserta didik mudah memahami materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru lebih cenderung melalui praktik secara
langsung dibandingkan dengan metode ceramah.
Dalam menggunakan suatu metode pembelajaran, tidak ada
suatu metode yang lebih baik dari metode pembelajaran yang lain.
Masing-masing metode pembelajaran mempunyai keunggulan dan
kelemahan. Dalam metode praktikum mempunyai kelebihan dan
kekurangan sebagai berikut :
a. Kelebihan Metode Praktikum
1) Lebih cocok untuk bidang sains dan teknologi
10 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, 1996, ( Jakarta :
Rineka Cipta) hal :95 11 Gordon Dryden & Dr. Jean nettervos. Revolusi Cara Belajar. 2000. ( Bandung : Kaifa).
cet I hal : 100
26
2) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau simpulan
berdasarkan percobaan
3) Hasil – hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan
untuk kemakmuran umat manusia
b. Kekurangan Metode Praktikum
1) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan
2) Metode ini memerlukan banyak fasilitas peralatan yang
tidak selalu mudah diperoleh dan mahal
3) Setiap percobaan tidak selalu memberi hasil yang selalu
diinginkan12
3. Hasil Belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan
belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Berhasil atau
tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung
bagaimana proses belajar mengajar yang dialami peserta didik.13
Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi tindakan-
tindakan yang berhubungan dengan belajar.
Berikut ini beberapa definisi belajar menurut para pakar
pendidikan, diantaranya : Belajar adalah suatu proses perubahan
yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.14
Menurut James O Whittaker memberi definisi sebagai
berikut :
“ Learning may be defined as the process by which behaviour
originates or is altered through training or experience “ ( belajar
12 Syaiful bahri djamarah dan aswan zain, strategi belajar mengajar, 1996, ( Jakarta :
Rineka Cipta ), hal : 95-96 13 Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, ( Jakarta: PT Rineke Cipta,
1995) hlm 1 14 Ibid., Slameto, Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya, hal : 2
27
dapat didefinisikan sebagai proses yang menimbulkan atau merubah
perilaku melalui latihan atau pengalaman )15
Menurut Ernezt R. Hilgard dalam bukunya “Theoris Of
Learning“ yang dikutip oleh Abdur Rachman Abror, memberi
definisi sebagai berikut : “ Learning is the process by which an
activity originates or is changed through training procedures
(whether in the laboratory or in the natural environment) as
distinguished from change by factor not attributable to training “.16
Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa belajar adalah
suatu kegiatan atau aktivitas untuk memperoleh perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik.
Perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai akibat dari
kegiatan belajar yang telah dilakukan individu. Perubahan itu hasil
yang telah dicapai dari proses belajar. Karena belajar adalah suatu
proses, maka dari proses tersebut akan menghasilkan suatu hasil dan
hasil dari proses belajar adalah berupa hasil belajar.
Adapun pengertian tentang hasil belajar, beberapa pakar
pendidikan berpendapat, antara lain : Menurut Nana Sudjana, hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajar.17
Menurut Sadiman AM, suatu hasil belajar itu meliputi :
a. Keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta ( kognitif )
b. Personal, kepribadian atau sikap ( afektif )
c. Kelakuan, ketrampilan atau penampilan ( psikomotorik )18
15 Max Darsono, Belajar dan Pembelajaran, 2000, ( Semarang : IKIP Semarang Press ),
cet. 2, hal : 2 16 Abdur Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, 1993, ( Yogjakarta : Tiara Wacana ), hal
: 66 17 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Remaja Rosda
Karya, 1995). 18 Sadiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, 2001, ( Jakarta : PT. Raja
Grafindo ), hal : 28-29
28
Jadi, hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang
diperoleh dari pembelajaran setelah mengalami aktivitas belajar.
Tingkah laku sebagai pengertian yang luas yang mencakup bidang
kognitif, afektif dan psikomotorik. Perubahan sebagai hasil proses
dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan
pengertian, pemahaman, ketrampilan, kecakapan serta aspek-aspek
yang lain yang ada pada individu yang belajar.
Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan berpendapat bahwa
taksonomi (pengelompokkan) tujuan pendidikan itu harus senantiasa
mengacu kepada tiga jenis domain (daerah binaan atau ranah) yang
melekat pada diri peserta didik, yaitu :
a. Ranah proses berfikir ( Cognitive Domain )
b. Ranah nilai atau sikap ( Affective Domain )
c. Ranah ketrampilan (Psychomotor Domain ).19
Taksonomi perilaku manusia menurut Bloom adalah
sebagai berikut :
a. Ranah Kognitif
Ranah kognitif merupakan ranah yang mencakup
kegiatan mental atau otak. Menurut Bloom, segala upaya yang
menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah
kognitif. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang
proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai kejenjang
yang lebih tinggi. Keenam jenjang tersebut adalah :
1) Pengetahuan ( Knowladge )
Adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-
ingat kembali (recall) atau mengenal kembali tentang
nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus, dan sebagainya.
Pengetahuan atau ingatan ini adalah merupakan proses
berfikir yang paling rendah.
19 Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogik : Dasar-Dasar Ilmu Mendidik, (Jakarta: PT
Rineke Cipta, 2002), hlm. 108.
29
2) Pemahaman ( Comprehension )
Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti
atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan
diingat. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan
berfikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau
hafalan.
3) Penerapan atau aplikasi ( Application )
Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan
atau menggunakan ide-ide umum, tata cara, ataupun
metode-metode. Prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori,
dan sebagainya dalam situasi yang baru dan konkret.
Aplikasi atau penerapan ini merupakan proses berfikir
yang setingkat lebih tinggi dibandingkan dengan
pemahaman.
4) Analisis ( Analysis )
Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau
menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-
bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan
diantara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu
dengan yang lainnya. Jenjang analisis adalah setingkat
lebih tinggi dibanding dengan jenjang aplikasi.
5) Sintesis ( Syntesis )
Adalah kemampuan seseorang yang merupakan
kebalikan dari proses analisis. Sintesis merupakan suatu
proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur
secara logis sehingga menjelma menjadi suatu pola yang
berstruktur atau berbentuk pola yang baru. Jenjang
sintesis adalah setingkat lebih tinggi dibanding dengan
jenjang analisis.
6) Penilaian/ penghargaan/ evaluasi ( Evaluation )
30
Merupakan jenjang berfikir yang paling tinggi
dalam ranah kognitif. Menurut taksonomi Bloom,
penilaian atau evaluasi disini merupakan kemampuan
seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu
situasi, nilai atau ide.20
b. Ranah Afektif
Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan,
antara lain :
1) Menerima ( Receiving )
Jenjang ini berhubungan dengan kesediaan atau
kemauan siswa untuk ikut dalam fenomena stimuli
khusus ( kegiatan dalam kelas, musik, baca, buku dan
sebagainya ). Hasil belajar dalam jenjang mulai dari
kesadaran bahwa sesuatu itu ada sampai kepada minat
khususnya dari pihak siswa.
2) Menjawab ( Responding )
Kemampuan ini bertalian dengan partisipasi
siswa. Pada tingkat ini siswa tidak hanya menghadiri
suatu fenomena tertentu tetapi juga mereaksi terhadapnya
dengan salah satu cara. Hasil belajar dalam jenjang ini
dapat menekankan kemauan untuk menjawab (misalnya
secara sukarela membaca tanpa ditugaskan) atau
kepuasan dalam menjawab (misalnya membaca untuk
kenikmatan atau kegembiraan).
3) Menilai ( Valuing )
Jenjang ini bertalian dengan nilai yang dikenakan
siswa terhadap suatu objek, fenomena atau tingkah laku
tertentu. Jenjang ini berjenjang mulai dari hanya sekedar
penerimaan nilai ( ingin memperbaiki ketrampilan
20 Anas Sudijono, Pengantar evaluasi Pendidikan, 1998, ( Jakarta : raya Grafindo Persada
), cet. 2, hal : 49-52
31
kelompoknya ) sampai ketingkat komitmen yang lebih
tinggi ( menerima tanggung jawab untuk fungsi kelompok
yang lebih afektif ).
4) Organisasi ( Organization )
Tingkat ini berhubungan dengan menyatukan
nilai-nilai yang berbeda menyelesaikan/memecahkan
konflik diantara nilai-nilai itu dan mulai membentuk
suatu sistem nilai yang konsisten secara internal. Hasil
belajar bertalian dengan konseptualisasi suatu nilai
(mengakui tanggung jawab tiap individu untuk
memperbaiki hubungan-hubungan manusia) atau dengan
organisasi suatu sistem nilai (merencanakan suatu
pekerjaan yang memenuhi kebutuhan baik dalam hal
keamanan ekonomis maupun pelayanan sosial).
5) Karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai
(Characterization by a value complex)
Pada jenjang ini individu memiliki sistem nilai
yang mengontrol tingkah lakunya untuk suatu waktu yang
cukup lama sehingga membentuk karakteristik ” pola
hidup ”. Hasil belajar meliputi sangat banyak kegiatan,
tapi penekanan lebih besar diletakkan pada kenyataan
bahwa tingkah laku itu menjadi ciri khas atau
karakteristik siswa itu.
c. Ranah Psikomotorik
Ranah Psikomotorik mencakup tujuan berkaitan
dengan ketrampilan ( skill ) yang bersifat manual dan motorik.
Ranah ini meliputi tingkatan sebagai berikut :
1) Persepsi
Berkenaan dengan penggunaan indra dalam melakukan
kegiatan.
2) Kesiapan
32
Berkenaan dengan kesiapan untuk melakukan suatu
kegiatan tertentu.
3) Mekanisme
Berkenaan dengan penampilan respon yang sudah
dipelajari dan sudah menjadi kebiasaan, sehingga
gerakan yang ditampilkan menunjukkan kepada suatu
kemahiran.
4) Respon terbimbing
Seperti peniruan (imitasi) yakni mengikuti, mengulangi
perbuatan yang diperintahkan atau ditunjukkan oleh
orang lain.
5) Kemahiran
Berkenaan dengan penampilan motorik dengan
ketrampilan penuh. Kemahiran yang dipertunjukkan
biasanya cepat dengan hasil yang baik namun
menggunakan sedikit tenaga.
6) Adaptasi
Berkenaan dengan ketrampilan yang sudah pada diri
individu sehingga bersangkutan mampu memodifikasi
pola geraknya sesuai dengan situasi tertentu.
7) Originasi
Berkenaan dengan menunjukkan kepada penciptaan pola
gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi atau
masalah tertentu.21
Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau
pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang
dimiliki seseorang. Penguasan hasil belajar oleh seseorang dapat
dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan
pengetahuan, ketrampilan berfikir maupun ketrampilan motorik.
Hampir sebagian besar dari kegiatan atau perilaku yang
21 Dariyanto, evaluasi pendidikan, 1999, (Jakarta : Rineka Cipta ), hal : 117-118
33
diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar. Hasil belajar di
sekolah dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran
yang ditempuhnya.22
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar dibedakan atas dua kategori yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari
dalam individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu
1) Faktor Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang
berhubungan dengan kondisi fisik individu.
2) Faktor Psikologis
Faktor psikologis adalah keadaan psikologis
seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar.
Beberapa faktor psikologis yang utama memengaruhi
proses belajar adalah motivasi, minat, dan sikap.
Faktor fisiologis seperti kondisi fisik yang sehat dan bugar
akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar
individu. Sebaliknya, jika kondisi lemah akan menghambat
tercapainya hasil belajar yang maksimal. Maka perlu ada usaha untuk
menjaga kondisi fisik, karena di dalam tubuh yang sehat terdapat
jiwa yang sehat. Faktor psikologis seperti motivasi, minat, dan sikap
juga sangat berpengaruh terhadap hasil belajar. Motivasi sebagai
proses di dalam diri individu yang aktif, motivasilah yang
mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Minat juga
memberi pengaruh terhadap hasil belajar, karena jika siswa tidak
mempunyai minat, maka tidak semangat belajar. Dalam proses
22 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, 2004, (Bandung,
Remaja Rosda Karya), hlm.102
34
belajar, sikap juga mempengaruhi hasil belajar karena sikap gejala
internal yang bereaksi relatif tetap terhadap objek baik positif
maupun negatif.
b. Faktor-faktor eksternal
Faktor eksternal yang memengaruhi hasil belajar dapat
digolongkan menjadi dua golongan yaitu
1) Lingkungan sosial sekolah seperti guru, administrasi, dan
teman-teman sekelas.
2) Lingkungan sosial masyarakat, kondisi lingkungan sosial
masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar
siswa.
3) Lingkungan sosial keluarga, hubungan antara anggota
keluarga, orang tua, kakak, atau adik yang harmonis akan
membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.
4) Lingkungan non sosial
(a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara
disekitarnya.
(b) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang
dapat digolongkan dua macam, pertama, hardware,
seperti gedung sekolah, alat-alat belajar. Kedua,
software seperti kurikulum sekolah, peraturan-
peraturan sekolah.
(c) Faktor materi pelajaran, guru dapat memberikan
kontribusi yang positif terhadap aktivitas belajar
siswa.23
Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa, karena pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya
sistem lingkungan belajar yang kondusif. Lingkungan sosial seperti
23 Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, 2008,
(Yogjakarta: Arruz Media), hlm.19-28
35
sosial sekolah, sosial masyarakat, dan juga keluarga dapat memberi
dampak terhadap aktivitas belajar. Hubungan yang hormonis antara
ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik
di sekolah. Begitupun juga lingkungan non sosial seperti kondisi
lingkungan yang tidak mendukung juga akan mempengaruhi proses
belajar siswa.
5. Reaksi Kimia
Pada penelitian ini, peneliti memilih materi pokok reaksi
kimia yang sesuai Standar kompetensi (memahami berbagai sifat
dalam perubahan kimia) dan kompetensi dasar (menyimpulkan
perubahan fisika dan perubahan kimia berdasarkan percobaan
sederhana dan mengidentifikasi terjadinya reaksi kimia melalui
percobaan sederhana) yang meliputi :
a. Perubahan materi
Berbagai perubahan materi telah kita temukan dalam
kehidupan sehari-hari. Misalkan ; es mencair, air menguap,
kertas terbakar, dan besi berkarat. Perubahan materi dapat
dibedakan menjadi 2 macam yaitu perubahan kimia dan
perubahan fisis. Perubahan fisis adalah perubahan yang tidak
menghasilkan zat baru, begitu sebaliknya pada perubahan
kimia terbentuk zat baru. Berikut ini diberikan beberapa
contoh perubahan fisis dan perubahan kimia dalam kehidupan
sehari-hari maupun dalam industri.
Contoh perubahan fisis :
1). Es mencair
2). Air menguap
3). Lilin meleleh
4). Lampu pijar menyala
5). Beras digiling menjadi tepung
6). Kawat nikrom dibakar hingga berpijar
36
7). Memisahkan bensin dari minyak bumi
8). Mencuci pakaian dengan sabun
9). Memisahkan oksigen dari udara
10). Membuat meja dari balok kayu
Contoh perubahan kimia :
1). Kertas terbakar
2). Besi berkarat
3). Beras menjadi bubur
4). Membuat sabun dari minyak kelapa
5). Lilin menyala/terbakar
6). Lampu petromaks menyala
7). Pita magnesium dibakar hingga berpijar
8). Mengelentangkan pakaian dengan pemutih
9). Membuat plastic dari minyak bumi
10). Membuat pupuk urea dari ammonia
11). Membuat sabun dari minyak kelapa
Ketika mengamati proses perubahan wujud es yang
mencair atau menguap. Proses itu tidak menghasilkan zat baru.
Es, air dan uap adalah air (H2O). Es adalah air dalam bentuk
padatan, sedangkan uap air adalah air dalam bentuk gas.
Begitu juga halnya dengan lilin yang meleleh, tidak berbentuk
zat baru. Lilin yang meleleh itu segera kembali menjadi lilin
padatan jika didinginkan. Berbeda halnya dengan kertas yang
dibakar akan menjadi abu atau besi yang berkarat. Pada kedua
proses tersebut terbentuk zat baru.
Selain dua perubahan tersebut juga terdapat perubahan
energi. Energi suatu benda atau sistem adalah kemampuan
benda atau sistem itu melakukan kerja. Terbangnya seekor
burung, patahnya tanah keras oleh tunas rumput, terbakarnya
37
kayu, membalik halaman sebuah halaman buku, semua ini
yang melibatkan energi.24
b. Ciri-ciri reaksi kimia
Reaksi kimia yang terjadi pada kehidupan sehari-hari
dapat diamati dari beberapa perubahan. Setiap harinya kita
bersentuhan langsung dengan perubahan tersebut.
Adapun ciri-ciri reaksi kimia adalah :
1). Perubahan Warna
Dalam keadaan ini zat akan berubah warnanya.
Reaksi antara kalium kromat (K2CrO4) dengan perak
nitrat (AgNO3). Larutan kalium kromat (K2CrO4)
berwarna kuning sedangkan larutan perak nitrat (AgNO3)
tidak berwarna (bening). Apabila kalium kromat
diteteskan ke dalam larutan perak nitrat akan terjadi
reaksi berikut :
K2CrO4(aq) + 2 AgNO3 (aq) → Ag2CrO4 (s) + 2 KNO3(aq)
Hasil reaksi antara kalium kromat dengan perak
nitrat merupakan larutan yang berwarna orange. Reaksi
kimia yang menimbulkan perubahan warna juga terjadi
dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya perubahan warna
yang terjadi pada buah yang mulai matang, warna buah
yang semula hijau dapat berubah menjadi kuning, jingga
atau merah. Reaksi ini melibatkan enzim-enzim yang
terdapat di dalamnya. Reaksi yang melibatkan enzim
semacam ini dinamakan sebagai reaksi enzimatis.
24 Charles W Keenan, dkk. Kimia Untuk Universitas jilid I, (Jakarta : Erlangga, 1984). Hal : 302
38
2). Perubahan Suhu
Beberapa bahan kimia dapat bereaksi dengan
bahan kimia yang lain. Adanya reaksi ini ditandai dengan
berbagai hal, seperti timbulnya perubahan warna dan
perubahan suhu. Pada reaksi antara kalsium hidroksida
(Ca(OH)2) dengan ammonium klorida (NH4Cl) terjadi
perubahan suhu sesudah terjadi reaksi. Hal ini dapat
diketahui berdasarkan pengukuran suhu melalui
termometer.
Perubahan suhu dalam suatu reaksi kimia ada 2
macam yaitu reaksi eksoterm dan endoterm. Reaksi
eksoterm terjadi apabila zat hasil reaksi suhunya lebih
tinggi dari zat yang bereaksi. Oleh karena itu suhu akhir
reaksi lebih tinggi daripada suhu awal reaksi. Contoh
reaksi eksoterm adalah pembakaran, reaksi netralisasi
dan penambahan air pada larutan asam pekat.
Sedangkan reaksi endoterm terjadi bila zat hasil
reaksi suhunya lebih rendah daripada zat-zat yang
bereaksi. Pada reaksi endoterm, suhu akhir lebih rendah
daripada suhu awal reaksi. Contoh reaksi endoterm
adalah reaksi antara urea dengan air. Bila urea
direaksikan dengan air maka akan terjadi penurunan
suhu. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan memasukkan
urea ke dalam kantong plastik dan mencampurkannya
dengan air. Setelah beberapa saat kantong plastic
tersebut akan menjadi laebih dingin dari sebelumnya.
3). Adanya Endapan
Disini endapan sebagai hasil reaksi biasanya
berada di dasar tempat berlangsungnya reaksi. Larutan
39
perak nitrat dicampur dengan larutan garam dapur
menghasilkan larutan yang keruh. Beberapa saat, akan
terbentuk endapan putih didasar tabung reaksi. Endapan
putih ini terbentuk akibat reaksi kimia antara kedua
larutan, terbentuk perak klorida yang merupakan
senyawa baru dan tidak dapat diubah menjadi senyawa-
senyawa semula. Reaksi yang terjadi sebagai berikut :
AgNO3(aq) + NaCl(aq) → AgCl(s)↓ + NaNO3(aq)
Keterangan “aq” pada AgNO3, NaCl dan NaNO3
menyatakan bahwa ketiga zat tersebut merupakan larutan
(aq = aqueous = larutan), sedangkan “s” pada AgCl
menyatakan bahwa zat tersebut merupakan padatan (s =
solid = padat)
4). Adanya Gas
Larutan HCl apabila ditambahkan pita magnesium
kedalamnya akan terbentuk gelembung-gelembung
udara. Gelembung udara ini timbul sebagai akibat reaksi
dari kedua bahan kimia tersebut. Reaksi yang terjadi
sebagai berikut :
2HCl(aq) + Mg(s) → MgCl2(aq) + H2(g)↑
Ditinjau dari persamaan reaksi tersebut maka
gelembung udara yang terbentuk dari gas hidrogen.
5). Perubahan Energi
Energi adalah ukuran kemampuan sistem untuk
melakukan kerja. Contoh perubahan energi adalah reaksi
antara larutan Natrium dengan Klor bereaksi menjadi
Natrium Klorida dan energi. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut:
40
Na+ (s) + Cl-(g) → NaCl (s) + energi ∆H = - 411,15 KJ
Pada reaksi antara larutan Natrium dengan Klor
terjadi perubahan energi, yaitu dengan dipancarkan
cahaya dan kalor dimana sebagian energi ini diserap oleh
wadah dan udara disekitarnya. Jumlah energi pada
larutan Natrium Klorida lebih rendah dari pada Natrium
dan Klor aslinya.
B. KAJIAN PUSTAKA YANG RELEVAN
Dalam pembuatan skripsi ini, peneliti mencoba menggali informasi
terhadap skripsi atau karya ilmiah yang lainnya yang relevan dengan
permasalahan yang sedang digarap oleh peneliti sebagai bahan
pertimbangan untuk membandingkan masalah-masalah yang diteliti baik
dalam segi metode dan objek penelitian.
Pertama, skripsi yang berjudul “ Meningkatkan Pemahaman dan
Ketrampilan Siswa melalui Pelaksanaan Praktikum Diluar Jam Pelajaran
dan Menyampaikannya di Depan Kelas Pada Sub Pokok
Perkembangbiakkan Generatif Pada Hewan “ disusun oleh Suyitno
(4419990048) Program Pendidikan Biologi Fakultas MIPA universitas
Negeri Semarang. Dalam penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa
pelaksanaan praktikum diluar jam pelajaran dan menyampaikannya
didepan kelas dapat meningkatkan pemahaman dan ketrampilan siswa
kelas III A SLTP Negeri I Padamara Tahun Ajar 2000/2001 pada Sub
Konsep Perkembangbiakkan Generatif pada Hewan.
Kedua, skripsi yang berjudul “ Studi Komparasi Hasil Belajar
Antara Pengajaran Menggunakan Metode Ceramah dan Diskusi dengan
Ceramah dan Praktikum Pokok Kajian Aksi Interaksi Pada Siswa Kelas I
SMU Negeri Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2006/2007 “
disusun oleh Giyartini ( 4414902123 ) Program Pendidikan Biologi
Fakultas MIPA Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan ( IKIP ) Semarang.
Dalam penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa pengajaran
41
menggunakan metode Ceramah dan Praktikum memberi hasil belajar yang
lebih tinggi. Hal ini karena siswa langsung terlibat dengan pikiran dan
proses mentalnya sendiri untuk membuktikan kebenarannya.
Ketiga, skripsi yang berjudul “ Efektivitas Pembelajaran Praktikum
Materi Pokok Daur Ulang Limbah Dalam Meningkatkan Kemampuan
Entrepreneuship Peserta Didik Di MA Al Irsyad Gajah Demak “disusun
oleh Mustamir Anwar ( 053811342 ) Program Pendidikan Biologi
Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) Walisongo
Semarang. Dalam penelitian tersebut didapatkan hasil pembelajaran yang
lebih tinggi dan membuat siswa lebih aktif serta menambah ketrampilan
peserta didik dalam mengolah limbah dilingkungan sekitarnya.
Dari kajian pustaka di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian ini
memiliki perbedaan dengan peneliti – peneliti yang sudah ada tersebut.
Pada penelitian ini lebih fokus pada Efektivitas Pembelajaran Praktikum
Kimia Materi Pokok Reaksi Kimia Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Kelas VII SMP IP Assalamah Ungaran.
C. HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan kerangka berfikir yang telah diuraikan di atas, maka
hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “ Metode pembelajaran
praktikum efektif untuk meningkatkan hasil belajar kelas VII SMP IPA
(Islam Plus Assalamah ) Ungaran pada materi pokok reaksi kimia“.
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Untuk mendapatkan data dan informasi yang valid, dapat dipercaya dan
sekaligus dapat dipertanggung jawabkan dalam melakukan penelitian, maka
peneliti menggunakan beberapa langkah dan metode sebagai berikut:
A. FOKUS PENELITIAN
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas VII SMP IPA
(Islam Plus Assalamah) Ungaran dengan jumlah peserta didik 31 orang
Alasan peneliti melakukan penelitian di SMP IPA (Islam Plus
Assalamah) Ungaran adalah:
a. Pembelajaran Kimia pada materi pokok Reaksi Kimia di VII SMP IPA
(Islam Plus Assalamah) Ungaran masih menggunakan metode yang
monoton yaitu ceramah, menjelaskan, tugas di rumah dan memberi
contoh latihan.
b. Hasil tes pada materi pokok Reaksi Kimia masih di bawah kriteria
ketuntasan minimal ( KKM ).
2. Waktu dan tempat penelitian
Waktu : Juli – agustus 2010
Tempat : SMP IP Assalamah Ungaran
B. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Ebbutt, Penelitian Tindakan Kelas
adalah suatu kajian sistematika dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek
pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan tindakan dalam
pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan
tersebut.
43
Penelitian tindakan ini berbentuk kolaboratif, kolaborasi antara peneliti
dan guru. Dimana yang menjadi kolaborator adalah Bapak Wahyu Sarwono,
S.Pd , selaku guru mata pelajaran kimia kelas VIIA Al-Hadi di SMP IP
Assalamah Ungaran.
Metode penelitian tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
model spiral dari Kemmis dan Taggart yang terdiri dari beberapa siklus
tindakan. Dimana setiap siklus tersebut terdiri 4 tahapan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.25
Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini
terdiri atas 2 siklus, yaitu:
Siklus I
Siklus I ini terdiri atas;
Observasi Awal
Melakukan wawancara pada guru setempat mengenai beberapa hal,
Yaitu:
25Supardi, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), hlm. 74.
Perencanaan Tindakan I
Perencanaan Tindakan II
Refleksi II
Pelaksanaan Tindakan I
Pelaksanaan Tindakan II
Pengamatan/ Pengumpulan Data I
Refleksi I
Pengamatan/ Pengumpulan Data II
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
Apabila permasalahan belum terselesaikan
Permasalahan baru hasil refleksi
Permasalahan
Siklus I
Siklus II
44
1. Hasil belajar siswa
2. Metode yang digunakan
3. Sarana laboratorium
4. Karakteristik siswa
Perencanaan
1) Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah dan analisis
masalah pembelajaran kimia di SMP IP Assalamah melalui wawancara
dengan guru kimia, menganalisis hasil belajar siswa.
2) Berkolaborasi dengan guru untuk menentukan tindakan perbaikan atas
permasalahan yang teridentifikasi yaitu dengan menggunakan praktikum
dalam kegiatan praktikum sebagai solusi pemecahan, membuat skenario
pembelajaran yang meliputi silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) dengan pembelajaran praktikum di dalamnya.
3) Menyiapkan lembar observasi penelitian untuk siswa yang meliputi
lembar observasi aktivitas afektif, aktivitas psikomotorik, angket
tanggapan siswa dan lembar tanggapan guru
4) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) sebagai petunjuk dan penuntun
pelaksanaan kegiatan praktikum lembar kerja siswa dan mengecek alat
dan bahan yang digunakan dalam percobaan.
5) Menyusun alat evaluasi berupa soal pilihan ganda untuk mengetahui hasil
belajar siswa setelah diterapkan metode praktikum dalam proses
pembelajaran.
6) Pengelompokan siswa menjadi 6 kelompok, dengan anggota per
kelompok 5 orang siswa.
Pelaksanaan Tindakan
1) Guru mengkondisikan fisik kelas melalui kegiatan: memberi salam,
mengabsen siswa, menyampaikan apersepsi dan menjelaskan tentang
materi praktikum yang akan dilaksanakan yaitu mengamati dan
mengelompokan perubahan kimia
2) Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran praktikum kepada para
siswa.
45
3) Guru meminta siswa untuk bergabung dengan kelompok praktikum
sesuai dengan daftar yang telah tersedia.
4) Guru membagikan LKS praktikum kepada masing-masing kelompok
untuk diselesaikan dan didiskusikan dalam kelompok.
5) Guru meminta siswa untuk melakukan praktikum sesuai petunjuk dalam
LKS.
6) Guru meminta siswa untuk mengamati dan menuliskan hasil
pengamatannya ke dalam LKS praktikum.
7) Guru membimbing setiap kelompok secara proporsional.
8) Siswa membuat laporan sementara.
9) Guru menunjuk satu kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil
percobaan yang telah dilakukan.
10) Guru meminta kelompok lain untuk memberikan tanggapan atas
presentasi dari kelompok yang mempresentasikan.
11) Siswa bersama guru membuat kesimpulan berdasarkan hasil percobaan.
12) Pada akhir pembelajaran diadakan tes kognitif
Pengamatan
1) Guru bekerjasama dengan peneliti mengawasi aktivitas kelompok peserta
didik dan mengamati tingkat keberhasilan peserta didik dalam
menyelasaikan tugas
2) Guru secara partisipasi mengamati jalannya proses pembelajaran
3) Mengamati peserta didik saat menyelesaikan lembar tugas yang telah
diberikan
4) Mengamati komunikasi dan kerjasama peserta didik dalam kelompok
5) Mengamati keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran
berlangsung
6) Peneliti melakukan diskusi dengan guru berkaitan kelemahan yang
mungkin terjadi sehingga tidak terulang di siklus berikutnya serta
menemukan solusi perbaikan.
46
Refleksi
1) Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat kesimpulan sementara
terhadap pembelajaran yang terjadi pada siklus I.
2) Menganalisis dan mendiskusikan hasil pada pembelajaran siklus I untuk
melakukan perbaikan pada pelaksanaan siklus II.
Siklus II
Pada siklus II ini juga terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan
dan refleksi.
Perencanaan
1) Permasalahan diidentifikasi dan dirumuskan berdasarkan refleksi siklus I.
2) Merancang kembali pembelajaran dengan menerapkan metode
pembelajaran praktikum yaitu dengan melakukan perbaikan di dalam
materi, serta lebih aktif mengerahkan siswa dalam bekerjasama dalam
kelompoknya
3) Menyiapkan lembar observasi penelitian untuk siswa yang meliputi lembar
observasi aktivitas afektif, aktivitas psikomotorik, angket tanggapan siswa
dan lembar tanggapan guru
4) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) sebagai petunjuk dan penuntun
pelaksanaan kegiatan praktikum lembar kerja siswa dan mengecek alat dan
bahan yang digunakan dalam percobaan
5) Menyusun alat evaluasi berupa soal pilihan ganda untuk mengetahui hasil
belajar siswa materi reaksi kimia
6) Pengelompokan siswa menjadi 6 kelompok, dengan anggota per kelompok
5 orang siswa
Pelaksanaan
1) Guru mengkondisikan fisik kelas melalui kegiatan: memberi salam,
mengabsen siswa, menyampaikan apersepsi dan menjelaskan tentang
materi praktikum yang akan dilaksanakan yaitu mengamati dan
mengelompokan reaksi kimia
2) Guru meminta siswa untuk bergabung dengan kelompok praktikum sesuai
dengan daftar yang telah tersedia.
47
3) Guru membagikan LKS praktikum kepada masing-masing kelompok
untuk diselesaikan dan didiskusikan dalam kelompok.
4) Guru meminta siswa untuk melakukan praktikum sesuai petunjuk dalam
LKS.
5) Guru meminta siswa untuk mengamati dan menuliskan hasil
pengamatannya ke dalam LKS praktikum.
6) Guru membimbing setiap kelompok secara proporsional.
7) Siswa membuat laporan sementara.
8) Guru menunjuk satu kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil
percobaan yang telah dilakukan.
9) Guru meminta kelompok lain untuk memberikan tanggapan atas presentasi
dari kelompok yang mempresentasikan.
10) Siswa bersama guru membuat kesimpulan berdasarkan hasil percobaan.
11) Pada akhir pembelajaran diadakan tes kognitifdiumumkan
Pengamatan
1) Guru bekerjasama dengan peneliti mengawasi aktivitas kelompok peserta
didik dan mengamati tingkat keberhasilan peserta didik dalam
menyelasaikan tugas
2) Guru secara partisipasi mengamati jalannya proses pembelajaran
3) Mengamati peserta didik saat menyelesaikan lembar tugas yang telah
diberikan
4) Mengamati komunikasi dan kerjasama peserta didik dalam kelompok
5) Mengamati keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran
berlangsung
Refleksi
Menganalisis dan mendiskusikan hasil pengamatan serta hasil belajar
selama pembelajaran pada siklus II. Pada siklus ini terjadi peningkatan hasil
belajar dan aktivitas siswa dibandingkan dengan siklus I.
48
C. METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan beberapa cara yaitu:
1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip nilai, notulen, rapat, agenda dan
sebagainya. Metode ini digunakan untuk memperoleh hasil belajar peserta
didik pada materi pokok reaksi kimia dan menghimpun data yang
berkaitan dengan catatan-catatan, seperti data tentang sejarah, struktur
organisasi, keadaan peserta didik dan guru di SMP IPA (Islam Plus
Assalamah) Ungaran.26
2. Metode Angket
Metode angket merupakan salah satu cara pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan-pertanyaan
tertulis pada responden untuk dijawab. Tujuan dari penggunaan metode
angket ini adalah untuk mengetahui respon serta efektivitas siswa
mengenai pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
praktikum.
3. Metode Wawancara
Wawancara adalah alat pengumpulan informasi dengan cara
mengajukan sejumlah pertanyaan lisan untuk dijawab secara lisan pula.27
Metode ini digunakan untuk memperoleh dan melengkapi data-data yang
belum diperoleh dari angket dan dokumentasi.
4. Metode Observasi
Menurut S. Margono, observasi adalah pengamatan dan pencatatan
secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada penelitian mengenai
tingkah laku dengan mengamati individu atau kelompok secara
langsung.28
26 Sutrisno Hadi, Metodologi Research II, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), hlm 139 27Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi, (Jakarta:
PT. Bumi Aksara,2006), hlm. 173. 28 Ibid, hlm.173.
49
Dengan menggunakan metode ini, peneliti secara langsung dapat
mengetahui tentang gejala atau peristiwa yang diamati, seperti proses
belajar mengajar Kimia menggunakan metode pembelajaran praktikum,
keadaan peserta didik, keadaan guru, dan lain-lain.
5. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.29
Dalam penelitian ini pengumpulan data dengan menggunakan Tehnik Tes
bertujuan sebagai pengukuran kemampuan kognitif siswa yang
menunjukkan tingkat penguasaan konsep pada diri siswa. Tes yang
digunakan adalah tes tertulis. Tehnik ini dilaksanakan sesudah kegiatan
pembelajaran.
6. Teknik Non Tes
Yang termasuk dalam teknik non tes yaitu Lembar kerja siswa
(LKS). Lembar kerja siswa berisi tentang petunjuk pelaksanaan kegiatan
praktikum serta pertanyaan-pertanyaan. LKS digunakan sebagai alat untuk
mengetahui pemahaman siswa selama kegiatan praktikum berlangsung.
D. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut :
1 Lembar Observasi Kemampuan Afektif
Lembar observasi kemampuan afektif disusun untuk mengetahui
sikap peserta didik dalam proses belajar berlangsung menggunakan
pembelajaran praktikum.
2 Lembar Observasi Kemampuan Psikomotor
Lembar observasi kemampuan psikomotor disusun untuk
mengetahui keterampilan peserta didik dalam menggunakan pembelajaran
praktikum.
29 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. 13, hlm. 150
50
3 Tes
Tes dilaksanakan pada akhir kegiatan belajar mengajar. Hasil tes
ini digunakan untuk mengukur hasil belajar reaksi kimia dan tingkat
ketuntasan belajar.
E. TEKNIK ANALISIS DATA
1. Analisis hasil belajar
a. Perubahan yang terjadi pada peserta didik saat pembelajaran maupun
sesudah pembelajaran. Analisis yang digunakan adalah deskriptif,
yaitu dengan memaparkan data hasil pengamatan dan hasil tes peserta
didik pada setiap akhir siklus dengan membandingkan hasil yang
dicapai tiap siklus.
b. Peningkatan Penguasaan Konsep
1. Untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep, digunakan rumus:30
Jumlah Jawaban Yang benar Tingkat Penguasaan = X 100%
Jumlah Soal
Arti tingkat penguasaan yang dicapai adalah 31
90% - 100% = baik sekali
80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila tingkat penguasaan konsep mencapai 70%, maka
dapat dilanjutkan ke materi berikutnya.
2. Untuk mengetahui nilai rata – rata siswa digunakan rumus : 32
NXX Σ
=
30 Dr. I. G. A. K Wardani, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka, 2004), hlm. 2. 15 31 Ibid, hlm. 2. 16 32 Prof.Dr. Suharsimi Arikunto, Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi
Aksara, 2007), hlm. 71
51
Keterangan :
X = nilai rata – rata nilai siswa
XΣ = jumlah seluruh nilai
N = jumlah peserta didik yang mengikuti tes
3. Untuk menghitung ketuntasan belajar digunakan rumus 33
jumlah siswa yang tuntas Ketuntasan belajar = x100% Jumlah siswa
Secara klasikal peserta didik dikatakan tuntas dalam satu pokok
bahasan jika kompetensi minimalnya mencapai 70%.34 Berdasarkan
hasil pengamatan, tes tiap siklus apabila masih dirasakan gagal,
peneliti mencari dugaan penyebab kekurangan sekaligus mencari
alternatif solusi untuk dirancang pada tindakan berikutnya.
Selain ketuntasan belajar secara klasikal, juga perlu diketahui
ketuntasan belajar dari kurikulum sekolah, yang menyatakan bahwa :
a. Peserta didik dikatakan tuntas dalam pemahaman konsep, jika
kriteria ketuntasan minimal (KKM) mencapai nilai 70
b. Peserta didik dikatakan tuntas dalam kinerja ilmiah, jika kriteria
ketuntasan minimal (KKM) mencapai nilai 70
Jika peserta didik memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan
70, maka pembelajaran dikatakan tuntas dan pembelajaran dapat
dilanjutkan pada pokok bahasan berikutnya.
Tolok ukur refleksi penelitian tindakan kelas ini :
a. Meningkatnya pemahaman peserta didik terhadap materi reaksi
kimia.
b. Meningkatnya keaktifan peserta didik dalam mengikuti proses
pembelajaran.
c. Adanya peningkatan hasil ulangan yang signifikan pada tiap siklus.
33Zainal Aqib, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : CV YRAMA WIDYA, 2009),
hlm. 41 34 Muhammad Joko Susilo, M.Pd, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan : Manajemen
Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset, 2007), hlm. 160
52
2. Analisis data hasil observasi
a. Data hasil observasi meliputi penilaian afektif dan psikomotorik.
Dalam penilaian hasil belajar afektif dan psikomotorik digunakan
skala dengan rentang dari 5 sampai dengan 1. Dengan demikian, jika
dari penelitian ada 5 aspek yang harus diamati maka skor maksimum
adalah aspek yang dinilai dikalikan 5. Data hasil observasi penilaian
afektif dan psikomotorik dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
%100×=∑∑
MaksimumSkorPerolehanSkor
Nilai
dengan tafsiran penilaian:
1) Nilai 85% - 100% = Sangat baik
2) Nilai 69% - 84% = Baik
3) Nilai 53% - 68% = Cukup
4) Nilai 37% - 52% = Kurang
5) Nilai ≤ 36% = Gagal35
b. Angket Tanggapan Siswa
Data hasil observasi tanggapan siswa tentang pembelajaran yang
diterapkan selama penelitian sangatlah penting, untuk mengetahui
seberapa besar tingkat pemahaman peserta didik dalam materi reaksi
kimia dengan pembelajaran praktikum terhadap hasil belajar. Setiap
peserta didik diberi lembaran tanggapan yang berisi 12 butir soal.
Dengan ketentuan :
1. setiap jawaban “ya” pada pertanyaan favorable diberi poin 1,
sedangkan jawaban “tidak” diberi poin 0 ;
2. setiap jawaban “ya” pada pertanyaan unfavorable diberi poin -1,
sedangkan jawaban “tidak” diberi poin 0
skor maksimal 6 dengan kriteria penilaian sebagai berikut :
35 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Ed. Revisi, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2007), hlm. 133
53
skor 5 – 6 = tinggi
Skor 3 – 4 = sedang
Skor 1 – 2 = rendah
c. Hasil Belajar Siswa
Indikator yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa :
1. Aspek Kognitif
Indikator untuk aspek kognitif, peneliti menggunakan
standar KKM yang telah ditentukan sekolah yaitu 70.
2. Aspek Afektif
Menurut Dariyanto yang berjudul Evaluasi Pendidikan,
aspek afektif terdiri dari 5 jenjang kemampuan. Disini peneliti
mengembangkan dari 5 jenjang kemampuan itu menjadi 10 jenjang
kemampuan dimana masing-masing skala dengan rentang 5 sampai
dengan 1, sebagai berikut :
a) Kehadiran
Skor 5 = Selalu masuk dan tidak pernah terlambat
Skor 4 = Selalu masuk dan pernah terlambat
Skor 3 = Pernah tidak masuk dan tidak pernah terlambat
Skor 2 = Pernah tidak masuk dan sering terlambat
Skor 1 = Sering tidak masuk dan sering terlambat
b) Perhatian mengikuti pelajaran
Skor 5 = Perhatian dan menyampaikan pendapat
Skor 4 = Perhatian dan jarang menyampaikan pendapat
Skor 3 = Perhatian dan tidak pernah berpendapat
Skor 2 = Kurang perhatian dan jarang
berpendapat
Skor 1 = Kurang perhatian dan tidak pernah berpendapat
c) Kerjasama
Skor 5 = Bekerja sama dalam kelompok dan selalu
menyumbang ide
54
Skor 4 = Bekerja sama dalam kelompok dan kadang-
kadang menyumbang ide
Skor 3 = Bekerja sama dalam kelompok dan tidak
menyumbang ide
Skor 2 = Jarang bekerja sama dalam kelompok dan jarang
menyumbang ide
Skor 1 = Tidak pernah bekerja sama dalam kelompok dan
tidak pernah menyumbang ide
d) Tanggung jawab
Skor 5 = Aktif melaksanakan tugas dari guru dan selesai
tepat waktu
Skor 4 = Aktif melaksanakan tugas dari guru dan pernah
selesai tidak tepat waktu
Skor 3 = Aktif melaksanakan tugas dari guru dan selesai
tidak tepat waktu
Skor 2 = Kurang aktif melaksanakan tugas dari guru dan
tidak selesai tepat waktu
Skor 1 = Tidak aktif melaksanakan tugas dari guru dan
selesai tepat waktu
e) Bertanya di kelas
Skor 5 = Aktif bertanya saat pelajaran
Skor 4 = Sering bertanya saat pelajaran
Skor 3 = Kadang-kadang bertanya saat pelajaran
Skor 2 = Jarang bertanya saat pelajaran
Skor 1 = Tidak pernah bertanya saat pelajaran
f) Kerapian dan kelengkapan catatan
Skor 5 = Buku catatan rapi dan lengkap
Skor 4 = Buku catatan kurang rapi tapi lengkap
Skor 3 = Buku catatan rapi dan kurang lengkap
Skor 2 = Buku catatan kurang rapi dan tidak lengkap
Skor 1 = Buku catatan tidak rapi dan tidak lengkap
55
g) Kerajinan membawa buku referensi
Skor 5 = Selalu membawa buku referensi
Skor 4 = Pernah tidak membawa buku referensi
Skor 3 = Kadang-kadang tidak membawa buku referensi
Skor 2 = Jarang membawa buku referensi
Skor 1 = Tidak pernah membawa buku referensi
h) Kejujuran
Skor 5 = Tidak pernah bertanya kepada teman sewaktu
mengerjakan tes
Skor 4 = Pernah bertanya kepada teman sewaktu
mengerjakan tes
Skor 3 = Kadang-kadang bertanya kepada teman sewaktu
mengerjakan tes
Skor 2 = Sering bertanya kepada teman sewaktu
mengerjakan tes
Skor 1 = Selalu bertanya kepada teman sewaktu
mengerjakan tes
i) Keaktifan dalam kegiatan praktikum
Skor 5 = Selalu aktif dalam kegiatan praktikum
Skor 4 = Sering aktif dalam kegiatan praktikum
Skor 3 = Kadang-kadang aktif dalam kegiatan praktikum
Skor 2 = Jarang aktif dalam kegiatan praktikum
Skor 1 = Tidak pernah aktif dalam kegiatan praktikum
j) Menghargai pendapat orang lain
Skor 5 = Selalu menghargai pendapat orang lain, tidak
ramai dan mendengarkan pendapat orang lain
Skor 4 = Pernah tidak menghargai pendapat orang lain,
tidak ramai dan mendeengarkan pendapat orang
lain
56
Skor 3 = Kadang tidak menghargai pendapat orang lain,
tidak ramai dan mendengarkan pendapat orang
lain
Skor 2 = Sering tidak menghargai pendapat orang lain,
tidak ramai dan mendengarkan pendapat orang
lain
Skor 1 = Tidak menghargai pendapat orang lain, tidak
ramai dan mendeengarkan pendapat orang lain
3. Aspek Psikomotorik
Bertolak dari buku Dariyanto yang berjudul evaluasi
pendidikan, peneliti mengembangkan menjadi 8 aspek yang terdiri
dari skala rentang 5 sampai dengan 1. Kriteria aspek psikomotorik
sebagai berikut :
a) Persiapan alat dan bahan
Skor 5 = Dapat menyiapkan alat dan bahan tanpa bantuan
guru
Skor 4 = Dapat menyiapkan alat dan bahan dengan sedikit
bantuan guru
Skor 3 = Dapat menyiapkan alat dan bahan dengan bantuan
guru
Skor 2 = Dapat menyiapkan alat dan bahan tetapi kurang
lengkap
Skor 1 = Tidak dapat menyiapkan alat dan bahan.
b) Ketrampilan menggunakan alat
Skor 5 = Mengetahui alat, fungsi dan penggunaannya
Skor 4 = Mengetahui alat dan fungsi tetapi tidak dapat
menggunakannya
Skor 3 = Tidak mengetahui alat dan fungsi tetapi dapat
menggunakannya
Skor 2 = Mengetahui alat, tetapi tidak mengetahui fungsi
dan tidak dapat menggunakannya
57
Skor 1 = Tidak mengetahui baik alat, fungsi maupun
penggunaannya
c) Penguasaan prosedur praktikum
Skor 5 = Mampu melakukan praktikum tanpa membuka
buku dan bantuan siapapun
Skor 4 = Mampu melakukan praktikum sesekali membuka
buku tanpa bantuan dari temannya
Skor 3 = Mampu melakukan praktikum dengan membuka
buku tanpa bantuan temannya
Skor 2 = Mampu melakukan praktikum dengan membuka
buku dengan bantuan temannya
Skor 1 = Mampu melakukan praktikum setelah membuka
buku dan mendapat penjelasan dari temannya.
d) Kerjasama kelompok
Skor 5 = Mampu bekerjasama dengan kelompok lain meski
dalam keadaan sibuk
Skor 4 = Mampu bekerjasama dengan kelompok lain meski
tidak sibuk
Skor 3 = Mampu bekerjasama hanya kelompoknya meski
dalam keadaan sibuk
Skor 2 = Mampu bekerjasama hanya kelompoknya ketika
tidak sibuk
Skor 1 = Tidak mampu bekerjasama dengan siapapun
e) Mengamati hasil percobaan
Skor 5 = Membaca hasil percobaan dengan teliti dan benar
tanpa bantuan guru
Skor 4 = Membaca hasil percobaan dengan teliti dan benar
dengan bantuan guru
Skor 3 = Membaca hasil percobaan kurang teliti
Skor 2 = Membaca hasil percobaan tidak teliti
Skor 1 = Tidak bisa membaca hasil percobaan
58
f) Menarik dan mempresentasikan kesimpulan
Skor 5 = Dapat menarik kesimpulan dengan benar, lengkap
dan berani mempresentasikan
Skor 4 = Dapat menarik kesimpulan dengan benar, lengkap
tetapi tidak berani mempresentasikan
Skor 3 = Dapat menarik kesimpulan dengan benar, tetapi
kurang lengkap dan tidak berani
mempresentasikan
Skor 2 = Dapat menarik kesimpulan kurang benar, kurang
lengkap dan tidak berani mempresentasikan
Skor 1 = Tidak dapat menarik kesimpulan
g) Merapikan kembali alat dan bahan
Skor 5 = Dapat mengembalikan alat dan bahan dengan
semuanya tersusun rapi
Skor 4 = Dapat mengembalikan alat dan bahan dengan
sebagian besar sudah tertata rapi
Skor 3 = Dapat mengembalikan alat dan bahan tetapi
sebagian yang rapi
Skor 2 = Dapat mengembalikan alat dan bahan tetapi tidak
rapi sama sekali
Skor 1 = Tidak dapat mengembalikan dan merapikan alat
dan bahan sama sekali.
h) Membuat laporan sementara
Skor 5 = Dapat membuat laporan praktikum sementara
lengkap dan sesuai format yang diberikan guru
Skor 4 = Dapat membuat laporan praktikum sementara
lengkap tetapi kurang dengan sesuai format yang
diberikan guru
Skor 3 = Dapat membuat laporan praktikum sementara
kurang lengkap tetapi sesuai format yang
diberikan guru
59
Skor 2 = Dapat membuat laporan praktikum sementara
kurang lengkap dan tidak sesuai dengan format
yang diberikan guru
Skor 1 = Tidak membuat laporan praktikum sementara
lengkap.
F. INDIKATOR KEBERHASILAN
Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
apabila terjadi peningkatan hasil belajar kimia dalam materi pokok Reaksi
Kimia di atas kriteria ketuntasan minimum (KKM = 70) siswa kelas VII SMP
Islam Plus Assalamah Ungaran. Pembelajaran kimia dengan menggunakan
pembelajaran praktikum dikatakan meningkatkan hasil belajar siswa apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari hasil tes dan persentase
ketuntasan belajar klasikal yang dicapai siswa. Keberhasilan siswa untuk
aspek kognitif dapat dilihat dari tes, dengan ketuntasan individual bila
siswa mencapai 70 atau menguasai 70%, dan ketuntasan klasikal apabila
70% dari seluruh siswa dalam satu kelas memperoleh nilai ≥ 7,0 atau telah
menguasai materi ≥ 70% (sesuai dengan ketentuan sekolah).36
2. Terjadi peningkatan aktivitas afektif dan aktivitas psikomotorik siswa dari
siklus I sampai siklus selanjutnya.
36 Hasil wawancara dengan Ibu Nur Ekanngsih selaku kepala SMP IP Assalamah
Ungaran tanggal 20 Juli 2010
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. OBSERVASI AWAL
Gambaran awal subjek penelitian diperoleh setelah peneliti melakukan
kunjungan ke sekolah, untuk melihat proses pembelajaran di dalam kelas.
Peniliti melakukan wawancara kepada guru, siswa, dan kepala sekolah. Hasil
wawancara tersebut sebagai berikut :
1. Hasil Belajar Peserta Didik
Hasil belajar peserta didik diperoleh dari data hasil belajar peserta
didik pada materi pokok sebelumnya, seperti yang terdapat pada Tabel 4.1
sebagai berikut :
Tabel 4.1 Hasil belajar siswa SMP IP Assalamah Ungaran pada materi Unsur dan Senyawa
No Kategori penilaian Hasil Belajar Kognitif
1
2
3
4
Nilai terendah
Nilai tertinggi
Nilai rata – rata
Persentase ketuntasan
belajar klasikal
1.7
6.9
5.16
52.78%
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa sebelum
mendapatkan pembelajaran dengan metode praktikum, ketuntasan hasil
belajar klasikal masih jauh dibawah ketuntasan hasil belajar klasikal yang
diharapkan yaitu 75%.
2. Refleksi Pra Tindakan
Dari hasil observasi sebelum penelitian, proses belajar mengajar
masih didominasi oleh guru. Peserta didik hanya duduk diam
mendengarkan ceramah guru. Peserta didik kurang mendapatkan
kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya, guru jarang melakukan
61
demonstrasi didepan kelas dan peserta didik tidak pernah diajak untuk
melakukan praktikum, guru masih menggunakan metode ceramah dan
latihan mengerjakan soal-soal dengan cepat tanpa memahami konsep
secara mendalam, sehingga menyebabkan rendahnya hasil belajar.
Rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA
Kimia pra tindakan menunjukkan bahwa srategi yang digunakan oleh guru
kurang tepat, sehingga hasil belajar yang dicapai peserta didik menjadi
rendah. Berdasarkan hal tersebut peneliti menerapkan suatu metode agar
aktivitas dan hasil belajar meningkat. Metode yang digunakan adalah
metode praktikum.
3. Strategi Pembelajaran yang Digunakan
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru mata pelajaran kimia SMP
IP Assalamah menggunakan metode ceramah dan penugasan setiap selesai
KBM. Hal ini dilakukan agar peserta didik lebih memahami materi yang
telah diajarkan yaitu pemahamannya berupa soal – soal yang diberikan,
karena peserta didik lebih cenderung pasif dalam bertanya atau menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru. Kemudian kurang jelasnya analisis
yang dilakukan guru terhadap hasil pekerjaan siswa menyebabkan siswa
bingung yang berakibat siswa tidak mampu menyimpulkan materi secara
baik.
Dalam hal ini, peneliti berinisiatif untuk menggunakan metode
praktikum agar siswa lebih cenderung aktif dan tidak pasif dalam kegiatan
belajar mengajar, dimana metode ini menuntut peserta didik untuk
menemukan fakta dari hasil praktikum dan mengaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Sarana Laboratorium
Sarana laboratorium di SMP IP Assalamah Ungaran sudah cukup
baik untuk taraf SMP terpadu, dilengkapi dengan buku panduan yang
jumlahnya cukup. Satu siswa mendapat satu buku panduan. Ruangannya
cukup luas dengan penataan ruang yang mencapai kriteria laboratorium
SMP IPA Terpadu. Sarana dan prasaran sudah memadai antara lain : meja
62
guru berada di depan, ada board white, ada lima meja yaitu tempat untuk
melakukan praktikum, terdapat almari untuk tempat menyimpan alat dan
bahan, kran air tempat untuk mencuci alat-alat setelah selesai melakukan
praktikum, dan ventilasi yang cukup, juga tersedia perpustakaan dan
laboratorium. Hal ini seharusnya menunjang proses belajar mengajar.
Dalam pelajaran sains atau IPA terpadu sangat membutuhkan alat –
alat praktikum yang bisa menunjang KBM. Seperti pelajaran kimia,
dimana dalam pelajaran kimia dituntut untuk memahami penguasaan
konsep baik secara teori atau praktik. Tetapi para guru belum maksimal
untuk menggunakan laboratorium tersebut, karena disisi lain repot dan
memakan waktu yang lama. Guru hanya sekali mengajak siswa ke
laboratorium untuk pengenalan alat dan bahan.
5. Karakteristik Peserta Didik
SMP Islam Plus Assalamah merupakan salah satu SMP swasta di
kota Ungaran, dimana sebagian besar siswa-siswanya berasal dari daerah
setempat. Jumlah seluruh siswa pada tahun ajaran baru 2010/2011
sebanyak 160 siswa yang terdiri dari 95 putra dan 65 putri. Pada umumnya
peserta didik SMP IP Assalamah Ungaran pandai – pandai, dilihat dari
nilai rata-rata masuk ke SMP IP Assalamah yaitu 80. Hanya saja kurang
aktif dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga mereka cenderung diam
ketika diberi pertanyaan atau diminta untuk mengemukakan pendapatnya.
B. HASIL PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMP IP Assalamah Ungaran
kelas VII Al-Hadi tahun pelajaran 2010/2011 pokok reaksi kimia. Penelitian
ini dirancang dalam 2 siklus dan pada masing-masing siklus terdiri dari:
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Siklus I
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, peneliti mempersiapkan segala sesuatu
yang diperlukan selama proses penelitian berlangsung, diantaranya yaitu:
63
a. Membuat Daftar nama peserta didik (lampiran 4).
b. Guru menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu tentang
perubahan kimia, mengidentifikasi sifat-sifat kimia dan sifat fisika
serta mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (lampiran 2).
d. Membuat lembar observasi peserta didik.(lampiran 16 dan lampiran
19)
e. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan praktikum
f. Membuat kisi-kisi soal evaluasi siklus I. (Lampiran 9)
g. Membuat Soal Evaluasi siklus I.(lampiran 11)
h. Membuat kunci jawaban soal evaluasi siklus I.(lampiran 13)
i. Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) sebagai petunjuk dan penuntun
pelaksanaan kegiatan praktikum (Lampiran 7)
j. Pengelompokan siswa menjadi 6 kelompok, dengan anggota per
kelompok 5 orang siswa.(Lampiran 5)
k. Menyiapkan pendokumentasian selama proses penelitian berlangsung..
2. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan pada hari Selasa, 20 Juli
2010, pukul 09.00-10.20 WIB dengan materi pokok perubahan materi dan
hari Selasa, 27 Juli 2010, pukul 09.00-10.20 WIB dengan materi
perubahan fisika dan perubahan kimia, dilakukan di ruang Laboratorium
Kimia SMP IP Assalamah Ungaran. Sebelum pelaksanaan tindakan siklus
I dimulai, peneliti bersama guru mengecek alat dan bahan yang diperlukan
dalam kegiatan praktikum yang akan dilakukan serta menata ruang
laboratorium. Kegiatan yang dilakukan pada siklus I tanggal 20 juli 2010
sebagai berikut:
a. Guru membuka pelajaran kemudian mengabsen siswa.
b. Guru menyampaikan motivasi, apersepsi, dan prasyarat pengetahuan.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi: pengertian dan
perkembangan perubahan materi, perbedaan antara perubahan fisika
dan perubahan kimia
64
d. Guru memberi soal mengenai perubahan materi dan siswa diminta
untuk mengerjakan.
e. Guru menunjuk siswa secara acak untuk menuliskan jawabannya di
papan tulis.
f. Guru bersama siswa mengoreksi jawaban yang tertulis di papan tulis.
g. Pada kegiatan akhir, guru menghimbau kepada siswa untuk
mempersiapkan praktikum yang akan dilakukan pada pertemuan yang
akan datang.
Pertemuan pada siklus I dilanjutkan pada hari Selasa, 27 Juli 2010,
pukul 09.00-10.20 WIB, adapun kegiatan yang dilakukan antara lain
sebagai berikut:
a. Guru mengkondisikan fisik kelas melalui kegiatan: memberi salam,
mengabsen siswa, menyampaikan apersepsi dan menjelaskan tentang
materi praktikum yang akan dilaksanakan yaitu mengamati dan
mengelompokan perubahan kimia
b. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran praktikum kepada
para siswa.
c. Guru meminta siswa untuk bergabung dengan kelompok praktikum
sesuai dengan daftar yang telah tersedia.
d. Guru membagikan LKS praktikum kepada masing-masing kelompok
untuk diselesaikan dan didiskusikan dalam kelompok.
e. Guru meminta siswa untuk melakukan praktikum sesuai petunjuk
dalam LKS.
f. Guru meminta siswa untuk mengamati dan menuliskan hasil
pengamatannya ke dalam LKS praktikum.
g. Guru membimbing setiap kelompok secara proporsional.
h. Siswa membuat laporan sementara.
i. Guru menunjuk satu kelompok secara acak untuk mempresentasikan
hasil percobaan yang telah dilakukan.
j. Guru meminta kelompok lain untuk memberikan tanggapan atas
presentasi dari kelompok yang mempresentasikan.
65
k. Siswa bersama guru membuat kesimpulan berdasarkan hasil
percobaan.
l. Pada akhir pembelajaran diadakan tes kognitif siklus I.
3. Pengamatan
Pada tahap pengamatan dilakukan penilaian kinerja atau aktivitas
siswa (ranah psikomotorik), penilaian sikap (afektif) siswa, dan tes hasil
belajar siswa siklus I selama proses pembelajaran dengan menggunakan
metode praktikum. Dari pengamatan siklus I diperoleh hasil sebagai
berikut :
a. Pengamatan aspek psikomotorik siswa
Data pengamatan aspek psikomotorik siswa diambil dari
lembar observasi kinerja dan aktivitas siswa pada saat pembelajaran
pada siklus I. Lembar pengamatan hasil belajar pada aspek
psikomotorik ini meliputi: menyiapkan alat dan bahan, merangkai alat
dan bahan percobaan, ketrampilan menggunakan alat, penguasaan
prosedur praktikum, kerjasama kelompok, mengamati hasil percobaan,
menarik dan mempresentasikan kesimpulan, merapikan kembali alat
dan bahan, dan membuat laporan sementara.
Alat yang dipersiapkan siswa pada percobaan (mengamati
perubahan kimia dan mengelompokan) antara lain : gelas kimia,
penangas pembakar, spirtus, penumbuk, korek api. Sedangkan bahan
yang diperlukan pada percobaan siklus I antara lain: es batu, gula pasir
2 sendok, air 50 ml, lilin 1 batang, selembar kertas, besi berkarat 1
batang, beras 1 sendok teh. Setelah siswa selesai menyiapkan alat dan
bahan yang digunakan dalam praktikum, selanjutnya siswa merangkai
alat dan bahan percobaan sesuai dengan petunjuk praktikum,
selanjutnya siswa melakukan percobaan.
Pada aspek melakukan percobaan, siswa melakukan percobaan
sesuai dengan cara kerja yang terdapat dalam LKS praktikum. Pada
percobaan perubahan kimia siswa melakukan beberapa kegiatan,
antara lain:
66
1. Siswa mengambil air sebanyak 30 ml dan memasukkannya
kedalam gelas kimia. Kemudian siswa memanaskan air dengan
lampu spiritus dan mengamati perubahan yang terjadi.
2. Siswa memasukkan es kedalam gelas kimia dan mengamati
perubahan yang terjadi.
3. Siswa mengambil 1 sendok teh beras dan memasukkannya
kedalam lumpang. Siswa mulai menumbuk beras dengan alat
penumbuk dan mengamati perubahan yang terjadi.
4. Siswa mengambil 1 batang lilin. Kemudian membakar lilin
tersebut dan siswa mulai mengamati perubahan yang terjadi.
5. Siswa membakar selembar kertas dan mengamati perubahan yang
terjadi.
6. Siswa memasukkan 2 sendok gula kedalam gelas kimia yang sudah
diisi air sebanyak 20 ml. kemudian mulai mengaduk dan
mengamati perubahan yang terjadi.
7. Siswa mengambil 1 batang besi yang berkarat dan 1 yang masih
baru. Mengamati perbedaannya antara kedua besi tersebut.
Setelah siswa selesai melakukan percobaan, kemudian siswa
merapikan kembali alat dan bahan yang telah digunakan dalam
kegiatan praktikum. Setelah itu siswa berdiskusi dengan kelompoknya
untuk membuat laporan dan mengkomunikasikan data hasil percobaan
dengan kelompok lain dengan cara presentasi di depan kelas.
Berdasarkan hasil analisis lembar observasi aktivitas
psikomotorik diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Aspek Psikomotorik Siswa Siklus I
Aspek Psikomotorik Siswa Siklus I No Kategori penilaian ∑ siswa Persentase
1 Sangat terampil 1 siswa 2.5 % 2 Terampil 21 siswa 52.5 % 3 Cukup 9 siswa 22.5 % 4 Kurang 0 siswa 0 % 5 Sangat kurang 0 siswa 0 %
Rata-rata 31 siswa 70.72 %
67
Berdasarkan tabel analisis menunjukkan persentase rata-rata
keberhasilan 70.72 % dengan kategori baik. Berdasarkan pengamatan
peneliti pada saat siswa melakukan kegiatan pembelajaran masih
terdapat kekurangan yaitu : siswa belum terampil dalam merangkai alat
dan bahan percobaan dan siswa juga masih belum terkondisikan, malu,
dan tidak berani untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan hasil
dari praktikum yang telah dilakukan, maupun menanyakan kesulitan
yang dihadapi. Ini disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan
pembelajaran yang menggunakan praktikum, sehingga mereka masih
merasa canggung dan malu dalam mengkomunikasikan hasil
praktikumnya dan dalam kegiatan praktikum biasanya guru yang
merangkai alat dan bahan percobaan, sehingga siswa hanya melakukan
praktikum sesuai dengan alat dan bahan yang telah dirangkai guru dan
mengamati praktikum yang dilaksanakan.
Hasil pada siklus I dapat dibuat acuan untuk lebih
meningkatkan kemampuan siswa dalam merangkai alat dan bahan
serta meningkatkan kegiatan diskusi siswa pada siklus II karena pada
siklus I dalam pembelajaran siswa belum terbiasa dengan praktikum
sehingga masih belum terkondisikan untuk menyampaikan atau
mengkomunikasikan materi diajarkan atau yang dipelajari maupun
hasil praktikum yang dilakukan dan merangkai alat dan bahan
percobaan.
b. Pengamatan Aspek Afektif siswa
Data pengamatan aspek afektif siswa diambil dari lembar
observasi penilaian sikap dan kedisiplinan siswa pada saat
pembelajaran pada siklus I. Lembar pengamatan hasil belajar pada
aspek afektif mencakup : kehadiran, perhatian mengikuti pelajaran,
bekerjasama dalam kelompok, tanggung jawab, bertanya di kelas,
kerapian dan kelengkapan catatan, kerajinan membawa buku referensi,
kejujuran, keaktifan dalam kegiatan praktikum, dan menghargai
pendapat orang lain. Dari pengamatan diperoleh hasil sebagai berikut :
68
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Aspek Afektif Siswa Siklus I
Aspek afektif Siswa Siklus I No Kategori penilaian ∑ siswa Persentase
1 Sangat Baik 0 siswa 0 % 2 Baik 1 siswa 2 % 3 Cukup 29 siswa 58 % 4 Kurang 1 siswa 2 % 5 Sangat kurang 0 siswa 0 %
Rata-rata 31 siswa 59.48 % Kategori Cukup
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I diperoleh hasil
sebesar 59.48% dengan kategori cukup . Siswa yang tuntas sebanyak
30 siswa dan yang tidak tuntas sebanyak 1 siswa dengan rincian: siswa
yang mendapatkan hasil belajar dengan kategori baik sekali berjumlah
0, kategori baik berjumlah 1 siswa, kategori cukup sebanyak 29 siswa,
kategori kurang maupun tidak baik 1 siswa. Berdasarkan pengamatan
peneliti pada saat siswa melakukan kegiatan praktikum dan pada saat
siswa melakukan pembelajaran masih terdapat kekurangan diantaranya
sebagai berikut:
1. Siswa masih kurang disiplin dalam melakukan kegiatan praktikum
di laboratorium. Hal tersebut ditunjukan dengan kurang seriusnya
siswa dalam kegiatan dan siswa kurang dapat dikondisikan pada
saat melakukan praktikum di laboratorium
2. Kerjasama dalam kelompok sudah baik tetapi dalam kegiatan
masih ada beberapa kelompok yang masih kurang dapat
bekerjasama. Yaitu, ditunjukan dengan kurang adanya koordinasi
yang baik antar anggota dalam satu kelompok
3. Diskusi berjalan kurang efektif karena tidak semua anggota
kelompok bisa menghargai pendapat anggota lain serta
berpartisipasi aktif dalam mengemukakan ide atau pendapat pada
saat melakukan analisis data hasil percobaan serta masih ribut
sendiri.
69
c. Pengamatan hasil tes siswa (kognitif)
Data pengamatan kognitif siswa diambil dari tes evaluasi siswa
pada akhir pembelajaran siklus I. Dari tes yang telah dilakukan
diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.4 Hasil Tes Siswa (Kognitif) Siklus I
Dari data hasil tes siswa, pada siklus I nilai rata-rata kelas
meningkat dari 51.6 menjadi 64.41 dan ketuntasan belajar siswa
meningkat dari 52.78% menjadi 65%. Ketuntasan belajar siswa ini,
penelitian siklus I ini belum mencapai dengan yang ditetapkan yaitu
sebesar 70%. Disini peneliti dan guru melanjutkan untuk siklus yang
ke dua.
4. Refleksi
Berdasarkan analisis hasil belajar siswa yang berupa lembar
pengamatan aktivitas siswa, dan tes kognitif siswa siklus I dengan
menggunakan pembelajaran praktikum menunjukkan bahwa pada aspek
psikomotorik menunjukkan tingkat keberhasilan sebesar 70.72% dengan
kategori baik, pada aspek afektif menunjukkan tingkat keberhasilan
sebesar 59.48% dengan kategori cukup. Nilai rata-rata siswa naik 12.81%
poin dari rata-rata data awal sebesar 51.60 naik menjadi sebesar 64.41.
Dengan ketuntasan klasikal sebesar 52.78% pada prasiklus menjadi 65%
pada siklus I.
Secara umum, aktivitas pada siklus I sudah mengalami kenaikan
dan hasil belajar juga mengalami peningkatan tetapi masih kurang sesuai
dengan yang diharapkan. Setelah itu peneliti melakukan analisis terhadap
aktivitas dan hasil, kemudian peneliti melakukan diskusi dengan guru
No Keterangan Siklus I
1 Nilai tertinggi 43
2 Nilai Terendah 83
3 Nilai Rata-rata 64.41
4 Persentase Ketuntasan Klasikal 65%
70
untuk mengetahui kekurangan tindakan pada siklus I serta menyusun
rencana untuk melakukan perbaikan pada siklus II sehingga aktivitas dan
hasil belajar siswa dapat meningkat. Berdasarkan hasil diskusi dengan
guru ternyata masih terdapat kekurangan pada pelaksanaan tindakan pada
siklus I. Kekurangan-kekurangan tersebut antara lain :
a. Siswa belum terampil dalam merangkai alat dan bahan percobaan
b. Siswa masih belum aktif dalam kegiatan pembelajaran, ini terbukti dari
pengamatan proses belajar mengajar, siswa masih belum
terkondisikan, malu, dan tidak berani untuk menyampaikan atau
mengkomunikasikan hasil dari praktikum yang telah dilakukan,
maupun menanyakan kesulitan yang dihadapi.
c. Siswa kurang disiplin dalam melakukan kegiatan praktikum di
laboratorium, masih banyak siswa yang belum masuk ke ruang
laboratorium padahal jam pelajaran sudah mulai.
d. Siswa kurang terampil dan kurang berpartisipasi dalam kegiatan
praktikum, hanya dua atau tiga orang dari tiap kelompok yang
melakukan praktikum.
e. Diskusi kelompok kurang efektif, karena tidak semua anggota
kelompok bisa menghargai pendapat siswa dan kelompok lain. Selain
itu, hanya satu atau dua orang saja dari tiap kelompok yang
berpartisipasi aktif dalam mengerjakan soal yang ada di LKS.
f. Guru kurang dapat mengkondisikan siswa dalam melakukan kegiatan
praktikum di laboratorium serta kurang memberikan bimbingan dalam
pengisian LKS.
Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, maka
pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran praktikum akan tetap
dilaksanakan pada siklus II. Usaha yang dilakukan guru agar aktivitas dan
hasil belajar siswa pada siklus II ini dapat meningkat adalah dengan
meningkatkan keaktifan siswa baik saat pembelajaran di dalam kelas
maupun pembelajaran secara kelompok melalui kegiatan praktikum di
laboratorium.
71
Peningkatan aktivitas siswa saat pembelajaran dalam kelas maupun
di dalam laboratorium dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada
siswa yang belum aktif untuk bertanya atau berpendapat sedangkan siswa
yang sudah aktif bisa menanggapi maupun menyanggah pertanyaan atau
pendapat dari teman yang bertanya. Selain itu peningkatan aktivitas siswa
saat kegiatan praktikum dapat dilakukan dengan pengenalan alat dan
bahan yang biasa digunakan dalam kegiatan praktikum, sehingga nantinya
siswa menjadi terbiasa dalam merangkai alat dan bahan yang digunakan
dalam kegiatan praktikum. Guru juga lebih memberikan bimbingan dalam
pengisian LKS pada masing-masing kelompok dan dalam kegiatan
praktikum serta membuat laporan sementara.
Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan untuk memperbaiki dari hasil
refleksi siklus I.
1. Perencanaan
Seperti halnya pada siklus I, perencanaan dilakukan dengan cara
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan selam proses penelitian
berlangsung, antara lain:
a. Guru dan peneliti secara kolaboratif merencanakan pembelajaran
dengan metode pembelajaran praktikum, dengan perbaikan dari hasil
refleksi siklus I.
b. Merancang materi selanjutnya dari siklus I, yaitu tentang ciri-ciri
reaksi kimia yang meliputi adanya perubahan warna, adanya
perubahan suhu, adanya perubahan energi, timbulnya endapan dan
timbulnya gas.
c. Menyiapkan perangkat pembelajaran, meliputi RPP Siklus II
(Lampiran 3)
d. Menyiapkan lembar kerja siswa untuk petunjuk dalam praktikum
(Lampiran 9)
e. Menyiapkan alat dan bahan guna percobaan reaksi kimia
72
f. Membuat lembar observasi aktivitas (aspek afektif dan aspek
psikomotorik) peserta didik selama proses kegiatan belajar mengajar. (
Lampiran 21)
g. Membuat kisi-kisi soal evaluasi siklus II. (Lampiran 10)
h. Membuat kunci jawaban soal evaluasi siklus II. (Lampiran 13)
i. Menyusun soal evaluasi peserta didik siklus II . (Lampiran 11)
j. Membuat kisi-kisi angket tanggapan peserta didik tentang
pembelajaran praktikum selam proses pembelajaran. (Lampiran 22 )
k. Membuat angket tanggapan peserta didik selama proses pembelajaran
menggunakan metode praktikum. (Lampiran 23)
l. Membuat jurnal guru tentang pembelajaran menggunakan metode
praktikum (Lampiran 25)
2. Pelaksanaan tindakan
Siklus II dilaksanakan pada tanggal 03 Agustus 2010 dan pada
tanggal 10 Agustus 2010, pada pukul 09.00-10.20 WIB dengan materi ciri-
ciri reaksi kimia dan pada tanggal 12 agustus 2010 pada pukul 13.00-
14.20 WIB dengan pengisian lembar tanggapan siswa (tentang
pembelajaran praktikum) dan lembar observasi jurnal guru (tentang
tanggapan guru mengenai proses pembelajaran menggunakan metode
praktikum)
Kegiatan yang dilakukan pada siklus II tanggal 03 dan 10 Agustus
2010 antara lain sebagai berikut:
a. Guru mengkondisikan kelas, menyampaikan apersepsi dan tujuan
pembelajaran.
b. Guru menjelaskan pembelajaran dengan metode praktikum kepada
siswa.
c. Guru menjelaskan materi secara singkat dan menjelaskan tujuan dari
percobaan yang akan dilakukan.
d. Guru meminta siswa untuk bergabung dengan kelompok praktikum
untuk melakukan praktikum.
73
e. Guru membagikan LKS praktikum kepada masing-masing kelompok
untuk diselesaikan dan didiskusikan dalam kelompok.
f. Guru mengarahkan kepada siswa untuk melakukan praktikum secara
baik dan benar, dan menjelaskan alat dan bahan yang akan digunakan
dalam kegiatan praktikum.
g. Guru meminta siswa untuk melakukan praktikum sesuai petunjuk
dalam LKS
h. Guru meminta siswa untuk mengamati dan menuliskan hasil
pengamatannya ke dalam LKS praktikum
i. Guru membimbing setiap kelompok secara proporsional
j. Guru meminta siswa untuk membuat laporan sementara
k. Guru menunjuk satu kelompok secara acak untuk mempresentasikan
hasil praktikum yang telah dilakukan.
l. Guru meminta kelompok lain untuk memberikan tanggapan atas
presentasi dari kelompok yang mempresentasikan
m. Siswa bersama guru membuat kesimpulan berdasarkan hasil
praktikum.
n. Pada akhir pembelajaran diadakan tes akhir siklus.
Pertemuan pada siklus II dilanjutkan pada hari kamis, tanggal 12
Agustus 2010 pada pukul 13.00-14.20 WIB. Adapun kegiatan sebagai
berikut :
a. Guru mengkondisikan fisik kelas melalui kegiatan: memberi salam,
mengabsen siswa, menyampaikan apersepsi dan menjelaskan tentang
pembelajaran yang akan dilakukan
b. Guru memberikan lembar angket tanggapan siswa tentang
pembelajaran praktikum
c. Guru menjelaskan cara pengisian angket tanggapan siswa
d. Guru meminta siswa untuk mengisi angket tersebut sesuai dengan
fakta
74
3. Pengamatan
Pada tahap pengamatan dilakukan tes hasil belajar siklus II,
aktivitas siswa (ranah psikomotorik), penilaian sikap (afektif), jurnal guru
dan angket tanggapan siswa. Dari pengamatan siklus II diperoleh hasil
sebagai berikut :
a. Pengamatan aspek psikomotorik siswa
Data pengamatan aspek psikomotorik siswa diambil dari
lembar observasi kinerja dan aktivitas siswa pada saat pembelajaran
pada siklus II. Seperti pada siklus I, Lembar pengamatan hasil belajar
pada aspek psikomotorik ini meliputi: menyiapkan alat dan bahan,
merangkai alat dan bahan percobaan, ketrampilan menggunakan alat,
penguasaan prosedur praktikum, kerjasama kelompok, mengamati
hasil percobaan, menarik dan mempresentasikan kesimpulan,
merapikan kembali alat dan bahan, dan membuat laporan sementara.
Adapun kegiatan siswa adalah mengamati dan membuat
laporan sementara tentang materi ciri-ciri yang menyertai reaksi kimia.
Guru membimbing siswa dalam melakukan praktikum. Peneliti
mengamati kinerja siswa selama melakukan proses pembelajaran
dengan menggunakan metode praktikum. Dari pengamatan pada siklus
II diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Aspek Psikomotorik Siklus II
Aspek Psikomotorik Siswa Siklus II
No Kategori penilaian
∑ siswa Persentase 1 Sangat terampil 2 siswa 5 % 2 Terampil 29 siswa 72.5 % 3 Cukup 0 siswa 0 % 4 Kurang 0 siswa 0 % 5 Sangat kurang 0 siswa 0 %
Rata-rata 31 siswa 77.97 % Kategori Baik
Dari data pengamatan psikomotorik siswa, pada siklus II
menunjukkan hasil dengan kategori baik dengan persentase sebesar
75
77.97%. Hasil pada siklus II ini menunjukkan adanya peningkatan
dibanding pada siklus I, hal ini dibuktikan dengan terampilnya siswa
dalam merangkai alat dan bahan percobaan, mengkomunikasikan serta
membandingkan hasil praktikumnya dengan hasil praktikum kelompok
lain melalui lembar kerja siswa (LKS).
b. Pengamatan aspek afektif siswa
Data pengamatan aspek afektif siswa diambil dari lembar
observasi penilaian sikap dan kedisiplinan siswa pada saat
pembelajaran pada siklus II. Berdasarkan analisis dari lembar
observasi aktivitas afektif diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Aspek Afektif Siswa Siklus II
Aspek afektif Siswa Siklus II No Kategori penilaian ∑ siswa Persentase
1 Sangat Baik 6 siswa 32.32 % 2 Baik 25 siswa 50 % 3 Cukup 0 siswa 0 % 4 Kurang 0 siswa 0 % 5 Sangat kurang 0 siswa 0 %
Rata-rata 31 siswa 82.32 % Kategori Sangat Baik
Berdasarkan tabel analisis di atas menunjukkan persentase rata-
rata keberhasilan 82.32% dengan kategori sangat baik. Dengan
demikian, kegiatan pembelajaran dengan pembelajaran praktikum dari
siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 22.84%. Hasil
pengamatan peneliti pada saat berlangsungnya kegiatan pada siklus II
pada masing-masing kelompok sudah baik, siswa mengikuti pelajaran
dengan tertib dan sudah mampu bekerjasama dengan anggota
kelompoknya, diskusi sudah berjalan efektif semua anggota kelompok
bisa menghargai pendapat anggota lain serta berpartisipasi aktif dalam
mengemukakan ide atau pendapat pada saat melakukan analisis data
hasil percobaan. Peran serta anggota kelompok dalam mengisi lembar
pengamatan LKS juga semakin meningkat.
76
c. Pengamatan hasil tes siswa (kognitif)
Data pengamatan kognitif siswa diambil dari tes evaluasi siswa
pada akhir pembelajaran siklus II. Dari tes yang telah dilakukan
diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.8 Hasil Tes Siswa (Kognitif) Siklus II
No. Keterangan Siklus II
1 Nilai Tertinggi 76
2 Nilai Terendah 90
3 Nilai Rata-rata 81.87
4 Persentase Ketuntasan Klasikal 90%
Hasil belajar siswa meningkat dan telah mencapai ketuntasan
belajar secara klasikal yaitu 90% dan telah memenuhi indikator yang
telah ditetapkan dalam penelitian. Ketuntasan belajar pada aspek
kognitif meningkat sebesar 25 % yaitu dari 65% pada siklus I menjadi
90% pada siklus II. Berdasarkan grafik, rata-rata kelas juga mengalami
kenaikan sebesar 17.46 dari 64.41 pada siklus I, menjadi 81.87 pada
siklus II.
d. Angket Tanggapan Siswa
Untuk mengetahui seberapa besar tanggapan siswa SMP IP
Assalamah terhadap metode pembelajaran praktikum, maka siswa
diberikan angket tanggapan siswa sesudah melakukan pembelajaran.
Dibawah ini data hasil analisis angket tanggapan siswa dapat dilihat
pada tabel 4.10 (lampiran ) sebagai berikut :
Tabel 4.10 Hasil analisis data angket tanggapan siswa SMP IP Assalamah Ungaran pada materi pembelajaran reaksi kimia
Siswa yang menjawab No
pertanyaan Ya Tidak
Persentase
1 30 1 96%
2 29 2 92%
3 0 31 0%
77
4 4 27 16%
5 29 2 92%
6 21 10 60%
7 3 28 12%
8 2 29 8%
9 29 2 92%
10 5 26 20%
11 10 21 40%
12 31 0 100%
Dalam angket yang digunakan untuk mengetahui tanggapan
siswa, adapun pertanyaan-pertanyaan yang digunakan mengenai mulai
hal-hal yang berkenaan dengan gambaran siswa mengenai metode
pembelajaran praktikum sampai dengan motivasi belajar siswa. Dari
tabel dapat diketahui bahwa :
1. Ada 30 siswa yang menyatakan bahwa penggunaan metode
pembelajaran praktikum sesuai dengan materi pembelajaran yang
dipelajari
2. Ada 29 siswa yang menyatakan bahwa mereka tertarik dengan
menggunakan metode praktikum. Karena mereka berpendapat
metode praktikum menarik
3. Tidak ada siswa yang menjadi malas belajar setelah penerapan
metode pembelajaran praktikum dalam pembelajaran
4. Ada 4 siswa yang menyatakan bahwa mereka tidak senang
menggunakan metode praktikum karena metode praktikum sulit
dan membosankan
5. Ada 29 siswa yang menyatakan bahwa mereka terbantu dengan
penggunaan metode pembelajaran praktikum, karena dengan
menggunakan metode praktikum materi akan lebih mudah
dipahami
78
6. Ada 21 siswa yang menyukai suasana kelas saat pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan metode pembelajaran praktikum
7. Ada 3 siswa yang menyatakan bahwa mereka belum memahami
materi yang dipelajari dengan menggunakan metode pembelajaran
praktikum dikarenakan siswa tersebut belum tertarik dengan
metode praktikum
8. Ada 2 siswa yang menyatakan bahwa mereka lebih tertarik dengan
menggunakan metode sebelumnya. Karena mereka menganggap
masih kesulitan untuk menggunkan metode praktikum. Hal ini
disebabkan siswa tersebut masih suka jika dalam pembelajaran
didampingi oleh guru
9. Ada 29 siswa yang menyatakan senang menggunakan metode
pembelajaran praktikum dalam pembelajaran karena menarik
10. Ada 5 siswa yang menyatakan metode pembelajaran praktikum
tidak sesuai denagan materi pembelajaran yang dipelajari
11. Ada 10 siswa yang menyatakan mereka tidak menyukai suasana
kelas karena banyak siswa yang ramai dan menganggu situasi
pembelajaran
12. Semua siswa menyatakan bahwa akan lebih rajin belajar dengan
menggunakan metode pembelajaran praktikum, walaupun ada yang
yang belum tertarik dengan metode paraktikum.
Tabel 4.11 Kriteria tanggapan siswa dari hasil analisis data angket tanggapan siswa SMP IP Assalamah Ungaran
no Kriteria penilaian jumlah persentase
1 Tinggi 18 siswa 48%
2 Sedang 8 siswa 36%
3 Rendah 5 siswa 16%
Dari data di atas dapat diketahui bahwa tanggapan siswa
terhadap pembelajaran yang dilakukan cukup tinggi. Hal ini terlihat
dari 31 siswa, 18 siswa mempunyai tanggapan tinggi, 8 siswa yang
79
mempunyai tanggapan sedang dan 5 siswa mempunyai tanggapan
rendah terhadap metode pembelajaran praktikum.
e. Jurnal Guru
Berdasarkan hasil tanggapan dan masukan guru terhadap
metode pembelajaran praktikum dalam pembelajaran yang diperoleh
dari hasil jurnal guru bahwa penerapan metode pembelajaran
praktikum pada materi pembelajaran reaksi kimia sangat baik.
Dikarenakan dengan penerapan metode pembelajaran praktikum siswa
dapat membuktikan objek yang dipelajari secara langsung. Sehingga
siswa menjadi tertarik, antusias, termotivasi dan menjadikan hasil
belajar yang dicapai oleh siswa optimal. Bahwa beliau (guru) tertarik
untuk menggunakan metode pembelajaran praktikum pada
pembelajaran berikutnya.
4. Refleksi
Setelah peneliti menganalisis hasil belajar siswa, kemudian peneliti
melakukan diskusi dengan guru untuk membandingkan hasil belajar pada
siklus I dan II. Pada siklus II ini kegiatan pembelajaran dengan
pembelajaran praktikum menunjukkan hasil yang sangat baik.
Kekurangan-kekurangan pada siklus I dapat diselesaikan pada siklus II.
Perbaikan tersebut antara lain: siswa sudah terampil dalam
menyiapkan alat dan bahan percobaan, siswa sudah terampil dalam
mengkomunikasikan hasil percobaan menyampaikan atau
mengkomunikasikan hasil dari praktikum yang telah dilakukan, maupun
menanyakan kesulitan yang dihadapi, kerjasama siswa dengan anggota
kelompoknya semakin meningkat, diskusi juga berjalan dengan lancar, dan
secara keseluruhan siswa sudah memiliki aktivitas afektif dan
psikomotorik pada saat pembelajaran serta siswa juga sudah dapat
mengikuti pembelajaran dengan metode praktikum. Sehingga pada siklus
II ini sudah sesuai dengan yang diharapkan.
80
C. PEMBAHASAN
1. Pra Siklus
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti pada
pembelajaran sebelum dilakukannya tindakan pada siklus I, didapatkan
bahwa pembelajaran kimia di SMP IP Assalamah Ungaran masih sering
menggunakan metode ceramah dan latihan mengerjakan soal-soal dengan
cepat tanpa memahami konsep secara mendalam, sehingga penguasaan
materi siswa kurang. Siswa juga kurang mengembangkan keterampilan
proses sainsnya untuk menemukan konsep, dan mengembangkan
pengetahuannya, serta kurang terlatih untuk mengembangkan daya
nalarnya untuk mengaplikasikan konsep-konsep yang dipelajarinya dalam
memecahkan permasalahan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Hal tersebut menjadi penyebab rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa.
Melihat permasalahan yang ada, metode pembelajaran praktikum
merupakan solusi yang tepat untuk mengatasinya. Dalam hal ini peneliti
dan guru berencana menerapkan metode tersebut.
2. Siklus I
Pelaksanaan siklus I dimulai pada tanggal 20 Juli 2010, yang
terdiri dari 2 x pertemuan. Siklus I membahas materi perubahan materi
mengenai perubahan kimia dan perubahan fisika. Dalam pembelajaran
praktikum, siswa belajar dalam sistem kelompok. Hal ini membuat peserta
didik lebih antusias mengikuti pembelajaran karena menemukan suasana
baru yang berbeda. Untuk kegiatan penelitian tindakan kelas ini dimulai
dengan apersepsi. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
dilakukan agar siswa mengetahui, memahami apa yang akan dipelajari dan
manfaat mempelajari materi perubahan materi.
Kurang maksimalnya peserta didik pada pembelajaran terlihat
ketika mereka masih selalu bertanya tentang bagaimana cara melakukan
praktikum sesuai dengan lembar kerja siswa. Disini, guru menerapkan
metode pembelajaran praktikum, yakni peserta didik melakukan percobaan
di laboratorium sesuai dengan petunjuk yang ada dalam lembar kerja
81
siswa. Hal ini dilakukan mengingat di sekolah ini belum pernah diterapkan
metode pembelajaran praktikum. Akan tetapi hal ini mulai bisa teratasi
pada pertemuan kedua pada siklus I ini. Pada pertemuan pertama siklus I,
peserta didik diminta memahami materi yang akan dipelajari dan mengerti
cara melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk serta menuliskan hasil
percobaan dalam lembar kerja siswa. Kemudian pada pertemuan kedua,
pelaksanaan praktikum di laboratorium dan pembahasan hasil percobaan.
Kurangnya waktu merupakan salah satu kendala dalam
menerapkan metode pembelajaran ini. Hal ini terjadi karena peserta didik
masih merasa bingung menuliskan hasil pengamatan, sehingga waktu
diskusi yang telah ditentukan pada rencana pelaksanaan pembelajaran
sedikit bergeser.
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran
praktikum pada siklus I sudah cukup baik. Secara umum terjadi
peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Aktivitas yang dinilai dalam
penelitian ini adalah aktivitas afektif dan psikomotorik siswa. Aktivitas
peserta didik diukur dengan menggunakan lembar observasi aktivitas pada
saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan pengamatan hasil observasi aktivitas siswa diperoleh;
untuk aktivitas psikomotorik dengan nilai rata-rata 70.72 dalam kategori
baik. Aktivitas afektifnya juga dalam kategori cukup dengan nilai rata-rata
sebesar 59.48. Terdapat 11 siswa yang tidak tuntas dikarenakan tidak
disiplin, tidak semua anggota diskusi mengemukakan pendapat bahkan
belum bisa menghargai pendapat orang lain.
Adapun hasil tes peserta didik pada aspek kognitif sebelum (pra
siklus) dan sesudah (siklus I) penerapan metode pembelajaran praktikum
pada siklus I dapat dilihat pada Grafik 4.1
82
0123456789
Nila
i
PraSiklus
Siklus I
Hasil Tes Penguasaan Konsep Pada Aspek Kognitif
Nilai TerendahNilai TertinggiNilai Rata - Rata
Grafik 4.1 Perbandingan perolehan nilai pada penguasaan konsep pada
aspek kognitif pra siklus dan siklus I
Grafik 4.1 menunjukkan nilai terendah peserta didik sebelum dan
sesudah penerapan metode pembelajaran praktikum. Pada pembelajaran
sebelum menggunakan metode pembelajaran praktikum nilai terendah
peserta didik hanya 1.7 dan nilai tertinggi peserta didik 6.9 dan setelah
menggunakan metode pembelajaran praktikum nilai terendah peserta didik
meningkat menjadi 4.3 dan nilai tertinggi peserta didik meningkat menjadi
8.3. Nilai rata – rata kelas meningkat dari 5.16 menjadi 6.5 dan ketuntasan
belajar pada pembelajaran siklus I sebesar 65%.
Secara umum, aktivitas pada siklus I sudah mengalami kenaikan
serta hasil belajar juga mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan
bahwa siswa tertarik dengan pembelajaran yang menggunakan
pembelajaran praktikum yang baru pertama kali mereka dapatkan,
sehingga mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran
karena biasanya siswa diajak ke laboratorium hanya perkenalan alat dan
bahan saja. Walaupun sudah mengalami peningkatan, akan tetapi masih
perlu ditingkatkan. Ini disebabkan karena, masih ada siswa yang belum
83
aktif dalam kegiatan pembelajaran. Ini terbukti dari pengamatan proses
belajar mengajar, siswa masih belum terkondisikan, malu, dan tidak berani
untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan hasil dari praktikum yang
telah dilakukan, maupun menanyakan kesulitan yang dihadapi. Selain itu,
siswa juga belum terampil dalam merangkai alat dan bahan percobaan,
serta kedisplinan siswa juga masih kurang.
Keterampilan proses juga perlu ditingkatkan karena siswa merasa
kesulitan dalam menuliskan hasil percobaan, menarik kesimpulan, selama
melakukan praktikum siswa masih banyak yang melihat hasil percobaan
dari kelompok lain, dalam melakukan praktikum siswa belum sistematis
serta kurang teliti dan cermat. Oleh sebab itu, pada siklus I diperbaiki agar
siswa lebih aktif dalam pembelajaran nantinya, sehingga tujuan penelitian
yaitu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dapat tercapai.
3. Siklus II
Berdasarkan kekurangan yang terjadi pada siklus I, maka pada
siklus II dilakukan tindakan perbaikan pada pembelajaran di kelas maupun
di laboratorium sehingga aktivitas dan hasil belajar dapat meningkat. Pada
siklus II guru dan peneliti menggunakan metode praktikum. Pada siklus II
dimulai pada tanggal 03 Agustus 2010 dan pada tanggal 10 Agustus 2010,
pada pukul 09.00-10.20 WIB dengan materi ciri-ciri reaksi kimia dan pada
tanggal 12 Agustus 2010 pada pukul 13.00-14.20 WIB dengan pengisian
lembar tanggapan siswa (tentang pembelajaran praktikum) dan lembar
observasi jurnal guru (tentang tanggapan guru mengenai proses
pembelajaran menggunakan metode praktikum).
Pada siklus II, aktivitas dan hasil belajar sudah baik sekali, karena
nilai rata-rata dan indikator keberhasilan pada aktivitas afektif,
psikomotorik dan hasil belajar menunjukkan hasil yang sangat baik.
Peningkatan penguasaan konsep peserta didik pada aspek kognitif
siklus II dengan menggunakan metode pembelajaran praktikum dapat
dilihat dari grafik 4.2
84
0123456789
Nila
i
Siklus I Siklus II
Hasil Tes Penguasaan Konsep Pada Aspek Kognitif
Nilai TerendahNilai TertinggiNilai Rata - Rata
Grafik 4.2 Perbandingan perolehan nilai pada penguasaan konsep pada
aspek kognitif siklus I dan siklus II
Grafik 4.2 menunjukkan nilai terendah peserta didik mengalami
kenaikan dari siklus I sebesar 4.7 ke siklus II sebesar 7.6, nilai tertinggi
peserta didik mengalami kenaikan dari siklus I sebesar 8.3 menjadi 9.0,
dan nilai rata – rata kelas mengalami kenaikan dari siklus I sebesar 6.7 ke
siklus II sebesar 8.0, hal ini dikarenakan peserta didik sudah terbiasa
dengan pemahaman materi pada siklus I, sehingga materi siklus II siswa
sudah bisa mengikuti dengan tenang dan konsentrasi serta keingintahuan
siswa terhadap materi reaksi kimia. Peserta didik mengalami peningkatan
pemahaman materi pada materi pokok reaksi kimia.
Meningkatnya hasil belajar kognitif ini karena siswa sudah terbiasa
dengan pembelajaran praktikum, selain itu potensi siswa lebih
diberdayakan dengan dihadapkan pada keterampilan-keterampilan yang
mengakibatkan siswa secara aktif untuk menemukan konsep melalui
kerjasama dengan kelompoknya serta mengkomunikasikan hasil karyanya
kepada orang lain. Siswa tidak lagi bertindak pasif, menerima dan
menghafal pelajaran yang diberikan oleh guru atau yang terdapat dalam
85
buku teks saja. Siswa juga dapat mengaplikasikan kedalam kehidupan
sehari-hari.
Ketuntasan belajar psikomotorik pada siklus II tercapai dan
meningkat sebesar 7.25%, yaitu dari 70.72% pada siklus I menjadi 77.57%
pada siklus II. Peningkatan aktivitas psikomotorik terjadi karena siswa
sudah terbiasa dengan pembelajaran praktikum sehingga siswa lebih aktif
dalam pembelajaran. Siswa mampu bekerjasama dengan teman
sekelompoknya dengan baik dalam melakukan pengamatan terhadap
praktikum. Pembelajaran dengan praktikum, membuat siswa lebih tertarik
dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Siswa telah terampil dalam
merangkai alat dan bahan percobaan, mengkomunikasikan serta
membandingkan hasil praktikumnya dengan hasil praktikum kelompok
lain melalui lembar kerja siswa (LKS).
Selain itu, keterampilan proses siswa saat melakukan praktikum
semakin meningkat. Ini terbukti dengan siswa semakin teliti dan cermat
mengamati adanya perubahan pada percobaan yang dilakukan, dapat
mengidentifikasi objek, dapat menuliskan hasil pengamatan yang telah
dilakukan serta mampu membangun sebuah hipotesis ketika diberi suatu
masalah. Dalam melakukan percobaan siswa melaksanakan secara
sistematis dan benar sesuai dengan petunjuk yang terdapat dalam LKS
serta siswa sudah dapat mengidentifikasi data yang diperlukan dan
membuat interpretasi yang benar dari data yang telah didapatkan. Siswa
juga sudah bisa menyimpulkan, memprediksi, menerapkan konsep, dan
mengkomunikasikan hasil yang telah didapat.
Begitu pula dengan Ketuntasan belajar afektif siswa mengalami
kenaikan sebesar 22.84% yaitu dari 59.48% pada siklus I menjadi 82.32%
pada siklus II. Meningkatnya hasil belajar pada aspek afektif ini terjadi
karena siswa mengikuti pelajaran dengan tertib dan sudah mampu
bekerjasama dengan teman sekelompoknya dengan baik dalam melakukan
praktikum, menganalisis dan melakukan penyelidikan. Siswa mampu
menemukan sendiri fakta dan konsep. Selain itu, siswa juga lebih berani
86
dalam mengemukakan pendapat dan pertanyaan serta lebih disiplin dalam
melakukan praktikum.
Adapun ketuntasan belajar pada aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik juga mengalami peningkatan, dapat dilihat pada Grafik 4.3
0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%
Pers
enta
se (%
)
SiklusI
SiklusII
Persentase Ketuntasan BelajarAspek Kognitif, Afektif dan Psikomotorik
Aspek KognitifAspek AfektifAspek Psikomotorik
Grafik 4.3 Persentase ketuntasan belajar pada aspek kognitif, aspek
afektif, dan aspek psikomotorik
Selain dari hasil observasi aktivitas afektif, psikomotorik dan hasil
belajar siswa, juga dilihat dari angket tanggapan siswa dan jurnal guru.
Dari analisis angket tanggapan siswa mengenai diterapkannya
pembelajaran praktikum dapat disimpulkan bahwa anggapan siswa sangat
tinggi terhadap pembelajaran tersebut.
Berdasarkan hasil tanggapan dan masukan Bapak Wahyu Sarwono
terhadap metode pembelajaran praktikum dalam pembelajaran yang
diperoleh dari hasil jurnal guru bahwa penerapan metode pembelajaran
praktikum pada materi pembelajaran reaksi kimia sangat baik.
Dikarenakan dengan penerapan metode pembelajaran praktikum siswa
dapat membuktikan objek yang dipelajari secara langsung. Sehingga siswa
menjadi tertarik, antusias, termotivasi dan menjadikan hasil belajar yang
dicapai oleh siswa optimal. Bahwa beliau (guru) tertarik untuk
87
menggunakan metode pembelajaran praktikum pada pembelajaran
berikutnya.
Secara keseluruhan, semua kekurangan pada siklus I sudah dapat
diperbaiki pada siklus II. Pada siklus II ini keterampilan siswa dalam
merangkai alat dan bahan percobaan, mengkomunikasikan hasil percobaan
yang telah dilakukan semakin meningkat. Keaktifan siswa dalam
menanyakan kesulitan yang dihadapi juga semakin meningkat, kerjasama
siswa dengan anggota kelompoknya semakin meningkat, diskusi juga
berjalan dengan lancar, dan secara keseluruhan siswa sudah memiliki
aktivitas afektif dan psikomotorik pada saat pembelajaran serta siswa
sudah dapat mengikuti pembelajaran dengan metode praktikum.
4. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini pasti terjadi banyak
kendala dan hambatan. Hal ini bukan karena faktor kesengajaan, akan
tetapi karena adanya keterbatasan dalam melakukan penelitian.
Meskipun penelitian ini sudah dikatakan seoptimal mungkin, akan
tetapi peneliti menyadari bahwa peneliti ini tidak terlepas adanya
kesalahan dan kekurangan, hal itu karena keterbatasan-keterbatasan di
bawah ini:
a. Keterbatasan lokasi
Penelitian ini hanya dilakukan di SMP IP Assalamah Ungaran
kelas VII Al-Hadi. Oleh karena itu, hanya berlaku bagi siswa kelas VII
Al-Hadi saja dan tidak berlaku bagi siswa di sekolah lain.
b. Keterbatasan Kemampuan
Penelitian tidak bisa lepas dari teori, oleh karena itu peneliti
menyadari keterbatasan kemampuan khususnya pengetahuan ilmiah.
Tetapi peneliti sudah berusaha semaksimal mungkin untuk
menjalankan penelitian sesuai dengan kemampuan keilmuan serta
bimbingan dari dosen pembimbing.
88
c. Keterbatasan Waktu
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terpancang oleh waktu,
karena waktu yang digunakan sangat terbatas. Maka peneliti hanya
memiliki waktu sesuai kemampuan yang berhubungan dengan
penelitian saja. Walaupun waktu yang peneliti gunakan cukup singkat
akan tetapi bisa memenuhi syarat-syarat dalam penelitian ilmiah.
d. Keterbatasan Materi
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini hanya terbatas pada
materi reaksi kimia.
89
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap penerapan
metode pembelajaran praktikum pada materi pembelajaran reaksi kimia di
kelas VII Al-Hadi SMP IP Assalamah Ungaran, dapat disimpulkan bahnwa
metode pembelajaran praktikum dapat meningkatkan hasil belajar dan
aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini terlihat hasil belajar
siswa meningkat pada waktu penelitian, nilai rata-rata siswa siklus sebesar
64.41 meningkat menjadi 81.87 pada siklus II, aktivitas siswa pada aspek
afektif siklus I dan siklus II mengalami peningkatan, yaitu sebesar 59.48%
menjadi 82.32%, serta aspek psikomotor yaitu dari 70.72% pada siklus I
menjadi 77.57% pada siklus II. Metode pembelajaran praktikum dapat
menumbuhkan aktivitas siswa dalam pembelajaran.
B. Saran
Sebagai akhir dari penulisan skripsi ini, dengan mendasarkan pada
PTK yang peneliti lakukan, maka peneliti ingin memberi saran yang dapat
menjadi bahan masukan dalam peningkatan proses dan hasil pembelajaran
sebagai berikut :
1. Guru perlu menggunakan metode pembelajaran praktikum dalam
pembelajaran pada materi pembelajaran reaksi kimia untuk saat ini dan
seterusnya untuk meningkatkan pemahaman siswa ;
2. Perlu adanya penambahan sarana dan prasarana yang mendukung dalam
penggunaan metode pembelajaran praktikum untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran di sekolah ;
3. Untuk mengatasi kendala-kendala dalam menggunakan metode
pembelajaran praktikum, maka rencana pembelajaran harus dipersiapkan
secara cermat.
90
C. Penutup
Syukur alhamdulillah atas berkat rahmat dan hidayah Allah SWT,
skripsi yang sederhana ini dapat tersusun dengan baik. Peneliti sadar bahwa
dalam penyusunan skripsi ini jauh dari kesempurnaan, maka peneliti
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak untuk
penyempurnaan skripsi.
Peneliti mengucapkan terima kasih atas partisipasi dari semua
pihak yang turut mendukung penyusunan skripsi ini sehingga dapat tersusun
dengan baik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan, terutama bagi peneliti demi menciptakan suasana
pendidikan indonesia yang berkualitas, bermoral dan bermartabat. Amin.
91
DAFTAR PUSTAKA
Abdur Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, Yogjakarta : Tiara Wacana, 1993
Alwi, Hasan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005
Aqib, Zainal, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : CV YRAMA WIDYA,
2009
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi
VI, Cet. 13, Jakarta: Rineka Cipta, 2006
Arikunto, Prof.Dr. Suharsimi, Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta :
Bumi Aksara, 2007
Aswan Zain, Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka
Cipta, 1996
Charles W Keenan, dkk. Kimia Untuk Universitas jilid I, Jakarta : Erlangga, 1984
Dariyanto, evaluasi pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 1999
Dimyati & Mudjiono. Belajar &Pembelajaran, Jakarta; Rineka Cipta, 2006
Dr. Jean nettervos, Gordon Dryden, Revolusi Cara Belajar, Bandung : Kaifa cet I,
2000
Dr. I. G. A. K Wardani, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka, 2004
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi, dan Implementasi,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003
Esa Nur Wahyuni, Baharuddin, Teori Belajar dan Pembelajaran, Yogjakarta:
Arruz Media, 2008
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research II, Yogyakarta: Andi Offset, 2004
Hasil wawancara dengan Ibu Nur Ekanngsih selaku kepala SMP IP Assalamah
Ungaran tanggal 20 Juli 2010
Max Darsono, Belajar dan Pembelajaran, Semarang : IKIP Semarang Press , cet.
2, 2000
Sadiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT. Raja
Grafindo, 2001
92
Salam, Burhanuddin, Pengantar Pedagogik : Dasar-Dasar Ilmu Mendidik,
Jakarta: PT Rineke Cipta, 2002
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Jakarta: PT Rineke
Cipta, 1995
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar Cet. 13, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1995
, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : Remaja
Rosda Karya, 2000
Sudijono, Anas, Pengantar evaluasi Pendidikan, Jakarta : raya Grafindo Persada,
cet. 2, 1998
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
R &D Cet.3, Bandung: Alfabeta, 2007
Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung,
Remaja Rosda Karya, 2004
Supardi, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008
Susilo, M.Pd, Muhammad Joko, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan :
Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya,
Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset, 2007
Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi,
Jakarta: PT. Bumi Aksara,2006
93
94
Lampiran 1 SILABUS
Nama Sekolah : SMP IPA ( Islam Plus Assalamah ) Mata Pelajaran : Sains Kimia Kelas/Semester : VII / I Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran
Penilaian Standar kompeten
si
Kompetensi
Dasar
Materi pokok
indikator Kegiatan Pembelaj
aran teknik Bentuk
instrumen
instrumen
Alokasi waktu
Sumber
belajar
Menyimpulkan perubahan fisika dan perubahan kimia berdasarkan percobaan sederhana
Sifat-sifat zat
-. Siswa dapat mengetahui sifat-sifat kimia dan fisika -. Siswa mampu mengetahui perbedaan sifat kimia dan sifat fisika -. Siswa mampu mengidentifikasi perubahan kimia dan perubahan fisika melalui percobaan sederhana
-. Siswa merancang dan melakukan percobaan untuk mengidentifikasi sifat-sifat zat -. Siswa menyimpulkan perbedaan perubahan kimia dan perubahan fisika melalui percobaan sederhana
Tugas kelompok, ulangan Response (ujian praktik)
Tes tertulis Performan (kinerja dan sikap) Laporan tertulis
Sebutkan contoh-contoh yang mnyertai perubahan kimia
2 jam
Buku kimia Petunjuk praktikum LKS
Memahami berbagai sifat dalam perubahan kimia
Mengidentifikasi terjadinya reaksi
Reaksi kimia
-. Siswa dapat mengetahui ciri-ciri reaksi kimia
-. Siswa merancang dan melakukan percobaa
Tugas kelompok, ulangan Respo
Tes tertulis Performan (kinerja dan
Apa saja ciri-ciri terjadinya
2 jam
Buku kimia Petunjuk praktikum
95
kimia melalui percobaan sederhana
-. Siswa dapat mengetahui hasil yang terjadi pada reaksi kimia melalui percobaan sederhana
n untuk mengidentifikasi ciri-ciri kimia -. Siswa dapat menyimpulkan peristiwa-peristiwa yang menyertai reaksi kimia
nse (ujian praktik)
sikap) Laporan tertulis
suatu reaksi kimia
LKS
96
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Mata Pelajaran : SAINS KIMIA
Kelas / Semester : VII / I
Pertemuan ke- : I
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : Memahami berbagai sifat dalam perubahan kimia
Kompetensi Dasar : Menyimpulkan perubahan fisika dan perubahan kimia
berdasarkan percobaan sederhana
Indikator : -. Siswa dapat membedakan sifat-sifat kimia dan fisika
-. Siswa mampu mengidentifikasi perubahan kimia dan
perubahan fisika melalui percobaan sederhana
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah menerima pembelajaran ini siswa diharapkan dapat
mengetahui sifat-sifat kimia dan fisika, perbedaan sifat kimia dan sifat fisika,
dan mengidentifikasi perubahan kimia dan perubahan fisika melalui percobaan
sederhana.
II. Materi Pembelajaran
Perubahan Kimia
III. Metode Pembelajaran
Praktikum
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
waktu
a. Kegiatan Awal
• Guru mengucapkan salam dan
menanyakan kabar mereka hari
ini
Siswa
menjawab
salam dari guru
5 menit
97
• Guru mengabsen kehadiran siswa
• Guru memberi motivasi pada
siswa dengan mengulas materi
yang lalu
• Guru menginformasikan tentang
materi yang akan dipelajari
• Guru membagi siswa dalam 6
kelompok yang satu kelompok
terdiri dari 4 - 5 siswa
• Guru mengajak kelaboratorium
untuk melakukan percobaan
b. Kegiatan Inti
• Guru meminta siswa untuk
melakukan praktikum dengan
baik dan benar
• Guru mengamati dan
membimbing siswa selama
praktikum berlangsung
• Setelah praktikum selesai, guru
meminta siswa untuk membuat
laporan praktikum sementara
• Guru memberi penguat dan
penjelasan terhadap materi
perubahan kimia serta
menyimpulkan hasil percobaan
c. Penutup
• Guru memberikan sedikit
kesimpulan tentang pembelajaran
hari ini
• Guru memberi tugas rumah
siswa menjawab
panggilan guru
Siswa menuju
kelaboratorium
Siswa
memperhatikan
Siswa bertanya
ada yang belum
jelas
Siswa
memperhatikan
Siswa
memperhatikan
Siswa
menjawab
salam
15 menit
35 menit
20 menit
98
• Guru menutup pelajaran dengan
salam
V. Alat dan Bahan
Lembar kerja siswa, petunjuk praktikum, buku sains yang berkaitan
dengan perubahan materi
VI. Penilaian
a. Teknik : Tes kecakapan kognitif, afektif dan psikomotorik
b. Bentuk instrumen : Lembar Observasi dan soal isian
c. Lembar penilaian
a. Lembar penilaian Aspek Kognitif
b. Lembar penilaian Aspek Afektif
c. Lembar penilaian Aspek Psikomotorik
Semarang, Agustus 2010
Guru Pamong, Praktikan,
Wahyu Sarwono, S.Pd Akyuni
Nim. 063711006
Mengetahui,
Kepala Sekolah,
Nur Ekaningsih, S.Pd
NIY. 8905061
99
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Mata Pelajaran : SAINS KIMIA
Kelas / Semester : VII / I
Pertemuan ke- : 2
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : Memahami berbagai sifat dalam perubahan kimia
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi terjadinya reaksi kimia melalui
percobaan sederhana
Indikator : -. Siswa dapat menuliskan reaksi kimia
-. Siswa dapat mengidentifikasi hasil yang terjadi pada
reaksi kimia melalui percobaan sederhana
i. Tujuan Pembelajaran
Setelah menerima pembelajaran ini siswa diharapkan dapat mengetahui
ciri-ciri reaksi kimia, dan mengetahui hasil yang terjadi pada reaksi kimia
melalui percobaan sederhana
ii. Materi Pembelajaran
Reaksi Kimia
iii. Metode Pembelajaran
Praktikum
iv. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
waktu
a. Kegiatan Awal
• Guru mengucapkan salam dan
menanyakan kabar mereka hari
ini
• Guru mengabsen kehadiran siswa
Siswa
menjawab
salam dari guru
dan menjawab
5 menit
15 menit
100
• Guru memberi motivasi pada
siswa dengan mengulas materi
yang lalu
• Guru menginformasikan tentang
materi yang akan dipelajari
• Guru membagi siswa dalam 6
kelompok yang satu kelompok
terdiri dari 4 - 5 siswa
• Guru mengajak kelaboratorium
untuk melakukan percobaan
b. Kegiatan Inti
• Guru meminta siswa untuk
melakukan praktikum dengan
baik dan benar
• Guru mengamati dan
membimbing siswa selama
praktikum berlangsung
• Setelah praktikum selesai, guru
meminta siswa untuk membuat
laporan praktikum sementara
• Guru memberi penguat dan
penjelasan terhadap materi reaksi
kimia serta menyimpulkan hasil
percobaan
c. Penutup
• Guru memberikan sedikit
kesimpulan tentang pembelajaran
hari ini
• Guru memberi tugas rumah
• Guru menutup pelajaran dengan
panggilalan dari
guru
Siswa menuju
kelaboratorium
Siswa
memperhatikan
Siswa bertanya
ada yang belum
jelas
Siswa
memperhatikan
Siswa
menjawab
salam
35 menit
20 menit
101
salam
v. Alat dan Bahan
- Petunjuk praktikum, Buku dan LKS Kimia
vi. Penilaian
Teknik : Tes kecakapan kognitif, afektif dan psikomotorik
Bentuk instrumen : Lembar Observasi dan soal isian
Lembar penilaian :
i. Lembar penilaian Aspek Kognitif
ii. Lembar penilaian Aspek Afektif
iii. Lembar penilaian Aspek Psikomotorik
Semarang, Januari 2010
Guru Pamong, Praktikan,
Wahyu Sarwono, S.Pd Akyuni
NIM. 063711006
Mengetahui,
Kepala Sekolah,
Nur Ekaningsih, S.Pd
NIY. 8905061
102
Lampiran 4
DAFTAR NAMA SISWA KELAS VII Al-Hadi SMP IP ASSALAMAH UNGARAN
TAHUN AJARAN 2010/2011 No Nama siswa Jenis kelamin
1 Abiyu Amullah Addin Nur kasih L 2 Aditama Surya Permana L 3 Alvendo Bagus Prawira L 4 Ani Taruastuti P 5 Aulia dea Jayanti P 6 Chalista Dara Inas P 7 Dinda Febria Fadhilah P 8 Dyah Ayu Suryaningtyas P 9 Faadillah Rachmawati P 10 Faiz Satria MU L 11 Gustaf Sudibyo L 12 Haqqunanda RW L 13 Histy Tria Agustina P 14 Inas Salsabila Az-Zahra P 15 Irvan Fahmi L 16 Jessica Widya Adisti P 17 Meido Putra Mada L 18 Muhammad Fikri YP L 19 Muhammad Nur Wahid Nugroho L 20 Muhammad Reza Mahendra L 21 Nabila Puspaningrum P 22 Narasiwi Puteri Nur Raharjo P 23 Nurisha Safrisa P 24 Prima Seaningsih P 25 Reza Rizqi Fadhla L 26 Rizqi Restu Adji L 27 Tamima Fitriani P 28 Taufan Risky Nuswantoro L 29 Tegar Samodra Jati L 30 Warih Mulyo Abadi L 31 Zainul Vega Miftachul Sidiq L
103
Lampiran 5
DAFTAR KELOMPOK BELAJAR
Kelompok 1 Kelompok 2 1 Abiyu Amullah Addin Nur kasih 1 Zainul Vega Miftachul Sidiq 2 Alvendo Bagus Prawira 2 Aditama Surya Permana 3 Aulia dea Jayanti 3 Ani Taruastuti 4 Dinda Febria Fadhilah 4 Chalista Dara Inas 5 Faadillah Rachmawati 5 Dyah Ayu Suryaningtyas
Kelompok 3 Kelompok 4 1 Gustaf Sudibyo 1 Faiz Satria MU 2 Histy Tria Agustina 2 Haqqunanda RW 3 Irvan Fahmi 3 Inas Salsabila Az-Zahra 4 Meido Putra Mada 4 Jessica Widya Adisti 5 Muhammad Nur Wahid Nugroho 5 Muhammad Fikri YP
Kelompok 5 Kelompok 6 1 Nabila Puspaningrum 1 Muhammad Reza Mahendra 2 Nurisha Safrisa 2 Narasiwi Puteri Nur Raharjo 3 Reza Rizqi Fadhla 3 Prima Seaningsih 4 Tamima Fitriani 4 Rizqi Restu Adji 5 Tegar Samodra Jati 5 Taufan Risky Nuswantoro 6 Warih Mulyo Abadi
104
Lampiran 6 Nilai Pra Siklus Peserta Didik
pencapaian No Nama peserta didik KKM
Nilai Ketuntasan 1 Abiyu Amullah Addin Nur K 70 17 Tidak tuntas 2 Aditama Surya Permana 70 45 Tidak tuntas 3 Alvendo Bagus Prawira 70 65 Tidak tuntas 4 Ani Taruastuti 70 69 Tidak tuntas 5 Aulia dea Jayanti 70 17 Tidak tuntas 6 Chalista Dara Inas 70 50 Tidak tuntas 7 Dinda Febria Fadhilah 70 63 Tidak tuntas 8 Dyah Ayu Suryaningtyas 70 55 Tidak tuntas 9 Faadillah Rachmawati 70 27 Tidak tuntas 10 Faiz Satria MU 70 37 Tidak tuntas 11 Gustaf Sudibyo 70 57 Tidak tuntas 12 Haqqunanda RW 70 67 Tidak tuntas 13 Histy Tria Agustina 70 67 Tidak tuntas 14 Inas Salsabila Az-Zahra 70 65 Tidak tuntas 15 Irvan Fahmi 70 70 tuntas 16 Jessica Widya Adisti 70 45 Tidak tuntas 17 Meido Putra Mada 70 35 Tidak tuntas 18 Muhammad Fikri YP 70 17 Tidak tuntas 19 Muhammad Nur Wahid N 70 27 Tidak tuntas 20 Muhammad Reza Mahendra 70 17 Tidak tuntas 21 Nabila Puspaningrum 70 27 Tidak tuntas 22 Narasiwi Puteri Nur Raharjo 70 35 Tidak tuntas 23 Nurisha Safrisa 70 65 Tidak tuntas 24 Prima Seaningsih 70 65 Tidak tuntas 25 Reza Rizqi Fadhla 70 45 Tidak tuntas 26 Rizqi Restu Adji 70 67 Tidak tuntas 27 Tamima Fitriani 70 57 Tidak tuntas 28 Taufan Risky Nuswantoro 70 57 Tidak tuntas 29 Tegar Samodra Jati 70 47 Tidak tuntas 30 Warih Mulyo Abadi 70 74 tuntas 31 Zainul Vega Miftachul Sidiq 70 70 tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 3 siswa Jumlah siswa yang tidak tuntas : 28 siswa Rat-rata nilai siswa : 5.16 Prosentase ketuntasan : 52,78 %
105
Lampiran 7 Kelompok : Nama anggota :
Perubahan kimia Tujuan :
Mengetahui perubahan-perubahan materi yang terjadi pada kehidupan sekitar
Alat dan Bahan :
a. Gelas kimia g. air
b. Pembakaran h. lilin
c. Spirtus i. kertas
d. Penumbuk j. besi berkarat
e. Es batu k. beras
f. Gula pasir
Cara Kerja :
a. Air menguap masukkan 30 ml air kedalam gelas kimia, kemudian panaskan air dengan pembakar spirtus
b. Air mencair masukkan es kedalam gelas kimia. Amati perubahannya
c. Beras ditumbuk ambil beberapa butir beras dan letakkan pada alat penumbuk, kemudian beras ditumbuk. Amati hasil tumbukan beras
d. Lilin dibakar ambil 1 batang lilin, kemudian dibakar. Amati hasil lelehan lilin dan pembakaran pada lilin. Apakah timbul zat baru? Peristiwa mana yang menghasilkan zat baru?
e. Kertas dibakar bakar selembar kertas, kemudian amati hasil kertas yang dibakar. Apa yang dihasilkan?
f. Gula dilarutkan ambil 2 sendok gula dan larutkan dengan air di dalam gelas kimia. Aduk larutan dan amati hasilnya?
g. Besi berkarat ambil satu potong besi yang sudah berkarat. Amati apakah hasil zat baru?
106
Hasil pengamatan :
Apa yang terjadi pada beberapa percobaan di atas : 1. ……………………………….
2. ………………………………..
3. ……………………………….
4. ……………………………….
5. …………………………….
6. …………………………….
7. …………………………….
Kelompokkan masing-masing percobaan ke dalam tabel berikut : no Perubahan kimia Perubahan fisika 1 2 3 4 5 6 7
Kesimpulan :
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
107
Lampiran 8 Kelompok : Nama anggota : Perubahan warna pada Reaksi Kimia Reaksi kimia adalah reaksi yang menghasilkan zat baru yang berbeda jenis dan sifatnya. Setiap reaksi kimia selalu disertai dengan berbagai ciri khusus, salah satunya adanya perubahan warna.
Tujuan :
Mengetahui reaksi kimia yang menimbulkan perubahan warna Alat dan Bahan :
- Tabung reaksi - asam cuka
- Pipet tetes - lakmus merah
- Gelas ukur - lakmus biru
Cara Kerja :
- Masukkan 1 ml larutan asam cuka kedalam tabung reaksi
- Masukkan kertas lakmus merah
- Masukkan kertas lakmus biru
- Amati perubahan warnanya
Hasil pengamatan :
Apa yang terjadi pada percobaan di atas : ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Kesimpulan :
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
108
Kelompok : Nama anggota : Perubahan Suhu pada Reaksi Kimia Adanya perubahan suhu juga meruppakan ciri reaksi kimia. Perubahan suhu ini ditandai dengan semakin meningkatnya suhu atau menurunnya suhu setelah reaksi berlangsung.
Tujuan :
Mengetahui reaksi kimia yang bersifat eksotermis dan endodermis Alat dan Bahan :
- Tabung reaksi - Asam Cuka
- Rak tabung reaksi - Urea
- Termometer - Air
Cara Kerja :
• Ambillah 2 tabung reaksi dan tandai dengan angka I dan II
• Masukkan 5 ml asam cuka kedalam tabung I dan ukurlah
• Kemudian tambahkan 5 ml air kedalam tabung I dan ukurlah suhunya
• Tulis hasil pengamatan pada tabel I
Tabel I no Nama zat suhu 1 2
• Masukkan 2 gram urea kedalam tabung II dan ukurlah suhunya
• Kemudian tambahkan 5 ml air kedalamm tabung II dan amati
• Tulislah hasil pengamatan anda pada tabel II
Tabel II no Nama zat suhu 1 2
Hasil pengamatan :
o Apakah terjadi perubahan suhu pada reaksi kimia di atas?
109
o Manakah reaksi yang bersifat eksoterm? Mengapa?
o Manakah reaksi yang bersifat endoterm? Mengapa?
Kesimpulan :
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
110
Kelompok : Nama anggota :
Reaksi Kimia Menghasilkan Endapan Berlangsungnya suatu reaksi kimia dapat ditandai dengan terbentuknya endapan. Endapan sebagai hasil reaksi dapat diamati didasar tempat berlangsungnya reaksi.
Tujuan :
Mengetahui reaksi kimia yang menimbulkan endapan Alat dan Bahan :
o Tabung reaksi - Larutan perak nitrat (AgNO3)
o Gelas ukur - Larutan garam dapur (NaCl)
o Pipet tetes
Cara Kerja :
Masukkan 2 ml larutan perak nitrat (AgNO3) kedalam tabung reaksi dan amati
Tambahkan 2 ml larutan garam dapur kedalamnya
Amati keadaan larutan setelah dicampurkan
Hasil pengamatan :
1. Apakah percampuran larutan menimbulkan zat baru?
2. Apa zat yang terbentuk dari reaksi kimia antar larutan?
3. Jika terbentuk endapan, apa warna endapan yang terbentuk dari reaksi kimia ini
Kesimpulan : ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
111
Kelompok : Nama anggota :
Reaksi Kimia Menghasilkan Gas Terbentuknya gas adalah salah satu ciri terjadinya reaksi kimia. Terbentuknya gas dapat ditandai dengan keluarnya gelembung-gelembung udara dalam larutan.
Tujuan :
Mengetahui reaksi kimia yang menghasilkan gas Alat dan Bahan :
o Gelas kimia
o Air
o Karbit
Cara Kerja :
Masukkan 25 ml larutan air kedalam gelas kimia
Masukkan karbit kedalam gelas kimia yang sudah berisi air
Amati peristiwa yang terjadi
Hasil pengamatan :
1. Apa yang terjadi saat karbit dimasukkan kedalam gelas kimia yang berisi air?
2. Apa yang terbentuk dari reaksi kimia antara air dan karbit di dalam gelas kimia?
3. Tuliskan reaksinya!
Kesimpulan :
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
112
Lampiran 9 KISI- KISI SOAL SIKLUS I
Standar Kompetensi : Memahami berbagai sifat dalam perubahan kimia Kompetensi Dasar : Menyimpulkan perubahan fisika dan perubahan kimia berdasarkan percobaan sederhana
Kategori no Indikator C1 C2 C3 C4 C5 C6
jumlah
1 Siswa dapat mengetahui sifat-sifat kimia dan fisika
1 2 3 4
23 24
19 20 25
26 27
6
2 Siswa mampu mengetahui perbedaan sifat kimia dan sifat fisika
5 6 7
8 21 22
17 28
18 29
6
3 Siswa mampu mengidentifikasi perubahan kimia dan perubahan fisika melalui percobaan sederhana
30 9 14 15
11 12 16
10 13
8
KETERANGAN : C1 = Pengetahuan C4 = Analisis C2 = Pemahaman C5 = Sintesis C3 = Penerapan C6 = Evaluasi
113
Lampiran 10 KISI- KISI SOAL SIKLUS II
Standar Kompetensi : Memahami berbagai sifat dalam perubahan kimia Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi terjadinya reaksi kimia melalui percobaan sederhana
Kategori no Indikator C1 C2 C3 C4 C5 C6
jumlah
1 Siswa dapat mengetahui ciri-ciri reaksi kimia
1 3 5
21 24
23 26
28 30
8 9 11 19
14 15
15
2 Siswa dapat mengetahui hasil yang terjadi pada reaksi kimia melalui percobaan sederhana
2 4 20
22 25
27 29
6 7 10
16 17 18
12 13
15
KETERANGAN : C1 = Pengetahuan C4 = Analisis C2 = Pemahaman C5 = Sintesis C3 = Penerapan C6 = Evaluasi
114
Lampiran 11 Nama : Kelas :
LEMBAR PENILAIAN ASPEK KOGNITIF SISWA SIKLUS I
SOAL TES Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda ( x ) pada huruf a, b, c dan d dibawah.
1. Perubahan zat yang hanya berubah bentuk atau wujudnya dan hakikatnya zat tidak berubah disebut perubahan.... a. Wujud b. Potensial c. Kimia d. Energi
2. Dari perubahan berikut, yang bukan tergolong perubahan kimia adalah.... a. Beras ditumbuk menjadi tepung b. Nasi menjadi basi c. Garam dilarutkan dalam air d. Lilin meleleh
3. Diantara kelompok berikut, yang bukan termasuk perubahan kimia adalah.... a. Pembuatan sabun dari minyak kelapa b. Pengelantangan pakaian dengan pemutih c. Pembuatan meja dari blok kayu d. Penguraian air menjadi hydrogen dan oksigen
4. Diantara perubahan berikut, yang bukan termasuk perubahan fisika adalah.... a. Melarutkan gula pasir kedalam air b. Membuat plastik dari minyak bumi c. Es mencair d. Lilin meleh
5. Berbagai perubahan materi sebagai berikut : 1. Kawat nikrom dipanaskan 4. pengkristalan garam dapur dari air
laut 2. lilin menyala 5. besi berkarat 3. lampu pijar menyala Yang termasuk perubahan kimia adalah.... a. 1, 2 dan 3 b. 2, 3 dan 5 c. 1, 2 dan 4 d. 3, 4 dan 5
6. Berbagai perubahan materi sebagai berikut : 1. Beras dimasak menjadi nasi 4. Memisahkan oksigen dari udara 2. Membuat pupuk urea dari amonia 5. Air menguap
3. Kawat nikrom dipanaskan 6. Pita magnesium dibakar hingga berpijar
115
Yang termasuk perubahan fisika adalah.... a. 1, 2 dan 3 b. 2, 4 dan 6 c. 1, 2 dan 4 d. 3, 4 dan 5
7. Kapur barus dipasang didalam almari, memberi bau yang harum pada pakaian kita. Peristiwa ini mengalami perubahan.... a. Kimia b. Fisika c. Potensial d. Massa
8. Perhatikan gejala yang dapat diamati pada perubahan materi berikut : I. Terbentuknya endapan
II. Terjadi perubahan wujud III. Terjadi perubahan massa IV. Terjadi perubahan warna V. Terjadi perubahan suhu
VI. Terjadi perubahan gas Gejala-gejala perubahan kimia adalah . . . a. I, III dan IV b. I, IV, V dan V c. II, III, IV dan V d. II, IV dan V
9. Yang bukan merupakan ciri perubahan kimia adalah.... a. Terjadinya perubahan suhu b. Perubahan warna c. Perubahan massa d. Terbentuknya endapan
10. Ciri-ciri yang tidak dapat diamati dari pembakaran kertas adalah... a. Perubahan warna b. Terbentuknya gas c. Terbentuknya endapan d. Perubahan suhu
11. Perhatikan perubahan zat berikut : I. Tepung menjadi roti
II. Proses pernafasan III. Penyubliman kapur barus IV. Salju mencair Yang bukan termasuk perubahan kimia, kecuali . . . a. I dan II b. II dan IV c. I dan III d. III dan IV
12. Beras akan mengalami perubahan kimia, apabila... a. dimasak b. digiling
116
c. ditumbuk d. dikeringkan
13. Gejala perubahan fisis ditunjukkan dengan terjadinya.... a. Perubahan wujud b. Gas c. Endapan d. Panas
14. Perubahan fisis terjadi pada peristiwa... a. Penguapan b. Peragian c. Pembusukan d. Pembakaran
15. Perhatikan beberapa perubahan materi berikut : 1. Pembuatan garam dapur dari air laut 2. Fotosintesis pada tumbuhan 3. Singkong menjadi tepung 4. Besi berkarat Peristiwa yang bukan perubahan fisika adalah, kecuali . . . a. 2 dan 4 b. 2 dan 4 c. 1 dan 3 d. 1 dan 2
16. Pembentukkan minyak bumi merupakan contoh perubahan kimia akibat... a. Tekanan b. Pembakaran c. Pelapukan d. Penguapan
17. Proses perubahan bentuk terjadi pada peristiwa, kecuali.... a. Beras ditumbuk menjadi tepung b. Pembuatan lemari kayu c. Pembuatan celana d. Es menjadi cair
18. Proses industri yang memanfaatkan perubahan kimia adalah... a. Pembuatan garam b. Pembuatan pupuk c. Pengkristalan gula d. Peleburan logam
19. Perubahan di bawah ini yang bukan termasuk perubahan kimia adalah.... a. Lilin menyala c. Pembuatan patung kayu b. Menipisnya lapisan ozon d. Besi berkarat
20. Seorang siswa melakukan percobaan tentang perubahan materi dan diperoleh data sebagai berikut.
no zat perlakuan pengamatan 1 padat dibakar menyala, timbul asap 2 padat dipanaskan sebagian zat meleleh 3 padat dipanaskan mencair, timbul gas
117
4 padat dalam air bau gas, zat menjadi serbuk Berdasarkan data tersebut yang tidak termasuk perubahan kimia adalah.... a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
21. Perhatikan perubahan zat berikut. I. Tepung menjadi roti
II. Proses pernafasan III. Penyubliman kapur barus IV. Salju mencair
Dari perubahan tersebut yang merupakan perubahan fisika adalah . . . a. I dan II b. I dan III c. II dan III d. III dan IV
22. Logam emas dipanaskan hingga meleleh sehingga dapat dibentuk bermacam-macam perhiasan. Perubahan yang terjadi pada pemanasan emas ini adalah... a. Tekanan b. Kimia c. Fisika d. Warna
23. Perhatikan peristiwa berikut. I. Es mencair II. Lilin menyala III. Mobil berjalan Berdasarkan peristiwa tersebut di atas, pernyataan-pernyatan berikut yang benar adalah... a. I dan II perubahan fisika, III perubahan kimia b. I perubahan fisika, II dan III perubahan kimia c. I dan III perubahan fisika, II perubahan kimia d. II perubahan fisika, I dan III perubahan kimia
24. Berikut sifat fisika suatu materi, kecuali . . . a. Kekerasan b. Rasa c. Kelarutan d. Pembakaran
25. Ani melarutkan gula dalam segelas teh. Peristiwa tersebut merupakan perubahan . . . a. Massa b. Wujud c. Bentuk d. Fisika
26. Saat kita membakar iodin. terjadi perubahan wujud. Perubahan iodin termasuk perubahan a. Fisika
118
b. Kimia c. Potensial d. kinetik
27. Contoh proses perubahan kimia dalam sistem tubuh makhluk hidup adalah . . . a. Metabolisme, pencernaan dan pemuaian b. Fotosintesis, metabolisme dan pencernaan c. Pemuaian, fotosintesis dan metabolism d. Pembakaran, pencernaan dan pemuaian
28. Diketahui perubahan berikut : I. Lilin meleleh
II. Gula melarut III. Terbentuknya gua kapur IV. Petasan meledak Pasangan perubahan kimia dan fisika terdapat pada . . . a. I dan II b. I dan III c. II dan IV d. I dan IV
29. Perhatikan proses berikut : 1. Mengambil santan 2. Mengolah minyak kelapa 3. Pelapukan kayu 4. Pembusukan telur
Yang termasuk peristiwa perubahan kimia adalah . . . a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 2 dan 3 d. 3 dan 4
30. Pada saat lilin dibakar terdapat dua perubahan. Perubahan tersebut adalah . . . a. Kimia dan fisika b. Fisika dan kinetik c. Kimia dan potensial d. Kinetik dan potensial
SELAMAT MENGERJAKAN
119
Lampiran 12 Nama : Kelas :
LEMBAR PENILAIAN ASPEK KOGNITIF SISWA SIKLUS II
SOAL TES Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda ( x ) pada huruf a, b, c, dan d
dibawah 1. Diantara perubahan berikut, yang bukan termasuk perubahan fisika adalah...
a. Melarutkan gula pasir kedalam air b. Membuat plastik dari minyak bumi c. Es mencair d. Lilin meleleh
2. Proses-proses berikut ini yang melibatkan reaksi kimia adalah.... a. Penggergajian kayu b. Pengeringan baju c. Pencernaan makanan d. Pembuatan es
3. Perhatikan zat-zat berikut ini, 1. Garam halus 4. Air bersuhu 400c 2. Garam kasar 5. Air bersuhu 500c 3. Air bersuhu 300c pembuatan larutan garam akan memerlukan waktu yang paling lama, apabila menggunakan zat... a. 1 dan 3 b. 1 dan 4 c. 2 dan 3 d. 2 dan 5
4. Galuh memasukkan urea kedalam kantong plastik ada airnya. Setelah beberapa saat kantong tersebut terasa dingin. Reaksi yang terjadi antara urea dan air bersifat... a. Eksoterm b. Endoterm c. Oksidasi d. Pembakaran
5. Reaksi antara asam asetat dan air dapat di amati pada perubahan... a. Suhu b. Gas c. Endapan d. Energi
6. Reaksi kimia yang terjadi antara kertas lakmus biru dengan cuka ditandai... a. Perubahan warna b. Perubahan suhu c. Perubahan bentuk d. Perubahan massa
120
7. Gas yang dihasilkan pada fotosintesis adalah... a. Karbon dioksida b. Karbon monoksida c. Oksigen d. Nitrogen
8. Gejala berikut merupakan gejala reaksi kimia, kecuali... a. Perubahan warna b. Timbulnya gas c. Terbentuknya endapan d. Perubahan wujud
9. Reaksi antara larutan kalium kromat dengan asam sulfat menghasilkan senyawa baru dengan disertai. . . . a. Perubahan warna b. Timbulnya gas c. Terbentuknya endapan d. Perubahan suhu
10. Reaksi antara pita magnesium dengan larutan asam klorida menghasilkan. . . . a. Gelembung gas b. Perubahan warna larutan c. Perubahan suhu d. Endapan
11. Saat praktikum, Adi mencampurkan larutan perak nitrat dengan larutan garam dapur. Peristiwa tersebut merupakan reaksi kimia sebab. . . . a. Perubahan warna b. Timbulnya gas c. Terbentuknya endapan d. Perubahan suhu
12. Tablet vitamin C yang dilarutan dalam air merupakan contoh reaksi kimia. Hal ini karena vitamin C menghasilkan. . . . a. Warna berbeda b. Gelembung gas c. Endapan putih d. Penurunan suhu
13. Reaksi kimia dapat berlangsung secara cepat. Contoh dari reaksi tersebut adalah. . . . a. Pelapukan kayu b. Pengeringan ikan asin c. Besi berkarat d. Kertas yang dibakar
14. Contoh reaksi kimia yang tidak diinginkan adalah sebagai berikut, kecuali. . . . a. Besi berkarat b. Gigi berlubang c. Adonan kue mengembang d. Sayuran membusuk
121
15. Sebatang lidi yang sedang menyala dimasukkan ke dalam mulut tabung dimana terjadi reaksi kimia. Ternyata, nyala lidi semakin membesar. Gas yang mungkin terbentuk pada reaksi tersebut. . . . a. Gas Oksigen b. Gas Karbon Dioksida c. Gas Hidrogen d. Gas Helium
16. Berikut merupakan hal-hal yang menyebabkan terjadinya reaksi kimia, kecuali. . . . a. Pembakaran c. Wujud zat berubah b. Pencampuran zat d. Aliran listrik
17. Tembaga (II) karbonat apabila dipanaskan akan terjadi perubahan. . . . a. Suhu b. Warna c. Wujud d. Energi
18. Contoh reaksi kimia yang merupakan reaksi eksotermis adalah. . . . a. Memasak nasi b. Memasak air c. Proses fotosintesis d. Pembakaran
19. Proses pernafasan pada manusia termasuk reaksi. . . . a. Pembakaran b. Pelapukan c. Eksoterm d. Endoterm
20. Adi memasukkan kapur tohor ke dalam air, reaksi yang terjadi pada peristiwa tersebut adalah . . . . a. Pembakaran b. Perubahan suhu c. Timbul endapan d. Terjadi gelembung gas
21. Perhatikan persamaaan reaksi berikut : 2 HCl + Mg → MgCl2 + H2 Dari hasil persamaan reaksi di atas menimbulkan gelembung gas yang ditandai dengan… a. MgCl2 b. H2 c. HCl d. a, b dan c benar
22. Sebuah reaksi diketahui bersifat eksoterm. Perubahan yang dapat diamati pada reaksi tersebut adalah . . . a. Suhu naik b. Suhu turun c. Warnanya berubah d. Terbentuknya endapan
122
23. Pembakaran minyak gas pada korek api sehingga muncul api, merupakan peristiwa . . . a. Oksidasi b. Pembakaran c. Endoterm d. Eksoterm
24. Perhatikan persamaan reaksi berikut : KI (aq) + AgNO3 (aq) → KNO3 (aq) + AgI (s) Bila reaksi di atas dilakukan dilaboratorium, maka cirri reaksi kimia dapat diamati . . . a. Perubahan suhu b. Perubahan warna c. Terbentuknya endapan d. Perubahan gas
25. Sebuah hasil reaksi kimia yang mempunyai persamaan sebagai berikut : KI + AgNO3 → KNO3 + AgI Zat hasil reaksi yang akan mengendap dari reaksi tersebut adalah . . . a. KI b. AgNO3 c. KNO3 d. AgI
26. Dalam suatu persamaan reaksi kimia, zat yang mengendap dinyatakan dengan indeks . . . a. aq c. i b. s d. g
27. reaksi berikut antara natrium karbonat dan asam nitrat berlangsung dengan persamaan berikut : Na2CO3 + 2 HNO3 → 2 NaNO3 + H2O + CO2 Zat yang berwujud gas pada reaksi di atas adalah . . . a. HNO3 c. H2O b. NaNO3 d. CO2
28. Data percobaan : no reaksi Hasil pengamatan 1 Asam cuka + lakmus biru Terjadi perubahan warna 2 Urea + air Perubahan suhu 3 Larutan AgNO3 + NaCl Terbentuk endapan 4 Kawat nikrom dipanaskan Membara kembali seperti
semula 5 Air di freeser Membeku
Dari data di atas yang menunjukkan terjadinya reaksi kimia adalah percobaan nomor . . . a. 1, 2 dan 5 b. 2, 3 dan 4 c. 1, 2 dan 3 d. 3, 4 dan 5
123
29. Pernyataan di bawah ini yang merupakan definisi dari reaksi endoterm adalah . . . a. Reaksi yang memerlukan energi b. Reaksi yang melepaskan energi c. Reaksi yang tidak menimbulkan materi d. a, b, c dan d benar
30. Ani memasak telur dalam wajan, peristiwa tersebut contoh dari reaksi . . . a. Eksoterm b. Endoterm c. Penguapan d. pengendapan
SELAMAT MENGERJAKAN
124
Lampiran 13 KUNCI JAWABAN
Latihan soal siklus 1 A. Pilihan Ganda
1. A 11. D 21. D
2. B 12. A 22. C
3. C 13. A 23. B
4. B 14. A 24. D
5. B 15. B 25. D
6. D 16. A 26. A
7. B 17. D 27. B
8. B 18. B 28. B
9. C 19. C 29. D
10. D 20. B 30. A
Latihan soal siklus 2 A. Pilihan Ganda
1. B 11. C 21. B
2. C 12. B 22. A
3. C 13. D 23. D
4. B 14. C 24. D
5. A 15. A 25. D
6. A 16. C 26. B
7. C 17. B 27. D
8. D 18. D 28. C
9. A 19. C 29. A
10. A 20. D 30. B
125
L14 Rekapitulasi Hasil Belajar Kognitif Siswa
PENILAIAN KOGNITIF SIKLUS I
No Nama Siswa KKM Pencapaian nilai ketuntasan 1 Abiyu Amullah Addin Nur kasih 70 70 tuntas 2 Aditama Surya Permana 70 66 tidak tuntas 3 Alvendo Bagus Prawira 70 70 tuntas 4 Ani Taruastuti 70 63 tidak tuntas 5 Aulia dea Jayanti 70 73 tuntas 6 Chalista Dara Inas 70 53 tidak tuntas 7 Dinda Febria Fadhilah 70 73 tuntas 8 Dyah Ayu Suryaningtyas 70 60 tidak tuntas 9 Faadillah Rachmawati 70 43 tidak tuntas
10 Faiz Satria MU 70 80 tuntas 11 Gustaf Sudibyo 70 53 tidak tuntas 12 Haqqunanda RW 70 83 tuntas 13 Histy Tria Agustina 70 40 tidak tuntas 14 Inas Salsabila Az-Zahra 70 60 tidak tuntas 15 Irvan Fahmi 70 80 tuntas 16 Jessica Widya Adisti 70 63 tidak tuntas 17 Meido Putra Mada 70 66 tidak tuntas 18 Muhammad Fikri YP 70 83 tuntas 19 Muhammad Nur Wahid Nugroho 70 43 tidak tuntas 20 Muhammad Reza Mahendra 70 70 tuntas 21 Nabila Puspaningrum 70 53 tidak tuntas 22 Narasiwi Puteri Nur Raharjo 70 53 tidak tuntas 23 Nurisha Safrisa 70 80 tidak tuntas 24 Prima Seaningsih 70 56 tidak tuntas 25 Reza Rizqi Fadhla 70 76 tuntas 26 Rizqi Restu Adji 70 63 tidak tuntas 27 Tamima Fitriani 70 83 tuntas 28 Taufan Risky Nuswantoro 70 63 tidak tuntas 29 Tegar Samodra Jati 70 56 tidak tuntas 30 Warih Mulyo Abadi 70 46 tidak tuntas 31 Zainul Vega Miftachul Sidiq 70 76 tuntas
Rata - rata 64,41 65%
126
Lampiran15
Rekapitulasi Hasil Belajar Kognitif Siswa PENILAIAN KOGNITIF SIKLUS II
No Nama Siswa KKM Pencapaian nilai ketuntasan1 Abiyu Amullah Addin Nur kasih 70 80 tuntasan 2 Aditama Surya Permana 70 76 tuntasan 3 Alvendo Bagus Prawira 70 80 tuntasan 4 Ani Taruastuti 70 90 tuntasan 5 Aulia dea Jayanti 70 80 tuntasan 6 Chalista Dara Inas 70 76 tuntasan 7 Dinda Febria Fadhilah 70 80 tuntasan 8 Dyah Ayu Suryaningtyas 70 90 tuntasan 9 Faadillah Rachmawati 70 80 tuntasan 10 Faiz Satria MU 70 76 tuntasan 11 Gustaf Sudibyo 70 80 tuntasan 12 Haqqunanda RW 70 90 tuntasan 13 Histy Tria Agustina 70 76 tuntasan 14 Inas Salsabila Az-Zahra 70 90 tuntasan 15 Irvan Fahmi 70 80 tuntasan 16 Jessica Widya Adisti 70 90 tuntasan 17 Meido Putra Mada 70 76 tuntasan 18 Muhammad Fikri YP 70 90 tuntasan 19 Muhammad Nur Wahid Nugroho 70 76 tuntasan 20 Muhammad Reza Mahendra 70 80 tuntasan 21 Nabila Puspaningrum 70 76 tuntasan 22 Narasiwi Puteri Nur Raharjo 70 86 tuntasan 23 Nurisha Safrisa 70 86 tuntasan 24 Prima Seaningsih 70 76 tuntasan 25 Reza Rizqi Fadhla 70 80 tuntasan 26 Rizqi Restu Adji 70 86 tuntasan 27 Tamima Fitriani 70 86 tuntasan 28 Taufan Risky Nuswantoro 70 80 tuntasan 29 Tegar Samodra Jati 70 76 tuntasan 30 Warih Mulyo Abadi 70 90 tuntasan 31 Zainul Vega Miftachul Sidiq 70 80 tuntasan
Rata - rata 81,87 80%
127
L16
PANDUN SKORING PENILAIAN AFEKTIF SISWA
no Aspek Kriteria
penilaian keterangan
5 selalu masuk dan tidak pernah terlambat
4 selalu masuk dan pernah terlambat
3 pernah tidak masuk dan tidak pernah terlambat
2 pernah tidak masuk dan sering terlambat
1 Kehadiran di kelas
1 sering tidak masuk dan sering terlambat
5 dalam mengikuti pelajaran penuh perhatian dan sering menyampaikan pendapat
4 dalam mengikuti pelajaran perhatian, tetapi jarang menyampaikan pendapat
3 dalam mengikuti pelajaran perhatian, tetapi tidak pernah menyampaikan pendapat
2 dalam mengikuti pelajaran kurang perhatian dan jarang menyampaikan pendapat
2 Perhatian mengikuti pelajaran
1 dalam mengikuti pelajaran kurang perhatian dan tidak pernah menyampaikan pendapat
5 selalu bekerjasama dalam kelompok dan selalu menyumbang ide
4 bekerjasama dalam kelompok dan kadang-kadang menyumbang ide
3 bekerjasama dalam kelompok dan tidak pernah menyumbang ide
3 Kerjasama
2 jarang bekersama dalam kelompok dan jarang menyumbang ide
128
1 tidak pernah bekerjasama dalam kelompok dan tidak pernah menyumbang ide
5 aktif melaksanakan tugas dari guru dengan baik dan selesai tepat waktu
4 aktif melaksanakan tugas dari guru dan prnah selesai tidak tepat waktu
3 aktif mlaksanakan tugas dari guru dan selsai tidak tepat waktu
2 kurang aktif melaksanakan tugas dari guru dan tidak selesai
4 Tanggung jawab
1 tidak aktif melaksanakan tugas dari guru dan tidak pernah selesai
5 selalu bertanya saat mengikuti pelajaran
4 sering bertanya saat mengikuti pelajaran
3 kadang-kadang bertanya saat mengikuti pelajaran
2 jarang bertanya saat mengikuti pelajaran
5 Bertanya di kelas
1 tidak pernah bertanya saat mengikuti pelajaran
5 buku cacatan rapi dan lengkap
4 buku cacatan kurang rapi tapi lengkap
3 buku cacatan rapi dan kurang lengkap
2 buku cacatan kurang rapi dan lengkap
6 Kerapian dan kelengkapan buku cacatan
1 buku cacatan tidak rapi dan tidak lengkap
7 Kerajinan membawa
5 selalu membawa buku referensi
129
4 pernah tidak membawa buku referensi
3 kadang-kadang tidak membawa buku referensi
2 jarang membawa buku referensi
buku referensi
1 tidak pernah membawa buku referensi
5 tidak pernah bertanya kepada teman sewaktu mengerjakan tes
4 pernah bertanya kepada teman sewaktu mengerjakan tes
3 kadang-kadang bertanya kepada teman sewaktu mengerjakan tes
2 sering bertanya kepada teman sewaktu mengerjakan tes
8 Kejujuran
1 selalu bertanya kepada teman sewaktu mengerjakan tes
5 selalu aktif dalam kegiatan praktikum
4 sering aktif dalam kegiatan praktikum
3 kadang-kadang aktif dalam kegiatan praktikum
2 jarang aktif dalam kegiatan praktikum
9 Keaktifan dalam kegiatan praktikum
1 tidak pernah aktif dalam kegiatan praktikum
5 selalu menghargai pendapat orang lain, tidak ramai, dan mendengarkan pendapat orang lain
4 pernah tidak menghargai pendapat orang lain, tidak ramai dan mendengar pendapat orang lain
10 Menghargai pendapat orang lain
3 Kadang tidak menghargai pendapat orang lain, tetapi tidak ramai dan mendengar pendapat orang lain
130
2 Sering tidak mengahrgai pendapat orang lain, ramai sendiri dan pernah tidak mendengar pendapat orang lain
1 Tidak menghargai pendapat orang lain, ramai sendiri dan tidak mendengar pendapat orang lain
131
Lampiran 17 Rekapitulasi Hasil Belajar Afektif Siswa
PENILAIAN AFEKTIF SIKLUS I
NO Nama Siswa Aspek Yang Dinilai Prosentase Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ∑
skor % 1 Abiyu Amullah Addin Nur k 2 2 3 4 2 3 2 3 2 3 26 52 Kurang 2 Aditama Surya Permana 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 30 60 Cukup 3 Alvendo Bagus Prawira 4 2 3 4 2 3 2 3 2 3 28 56 Cukup 4 Ani Taruastuti 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 30 60 Cukup 5 Aulia dea Jayanti 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 33 66 Cukup 6 Chalista Dara Inas 2 4 3 3 2 3 2 3 3 3 28 56 Cukup 7 Dinda Febria Fadhilah 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 31 62 Cukup 8 Dyah Ayu Suryaningtyas 4 4 3 3 4 3 4 2 3 3 33 66 Cukup 9 Faadillah Rachmawati 3 3 2 4 3 2 3 3 2 4 29 58 Cukup
10 Faiz Satria MU 4 4 2 3 2 3 2 2 3 4 29 58 Cukup 11 Gustaf Sudibyo 5 3 3 4 3 2 3 3 3 3 32 62 Cukup 12 Haqqunanda RW 3 2 4 3 4 3 4 2 3 3 31 62 Cukup 13 Histy Tria Agustina 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 34 68 Cukup 14 Inas Salsabila Az-Zahra 2 2 4 3 3 3 2 3 3 3 28 56 Cukup 15 Irvan Fahmi 3 4 2 4 2 4 2 3 4 4 32 62 Cukup 16 Jessica Widya Adisti 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 60 Cukup 17 Meido Putra Mada 4 2 3 4 4 4 3 3 4 4 35 70 Baik 18 Muhammad Fikri YP 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 27 54 Cukup 19 Muhammad Nur Wahid N 3 4 3 2 3 4 3 3 4 4 33 66 Cukup 20 Muhammad Reza Mahendra 2 2 4 2 4 2 2 4 3 3 28 56 Cukup 21 Nabila Puspaningrum 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 29 58 Cukup 22 Narasiwi Puteri Nur Raharjo 2 2 3 2 3 4 2 4 3 3 28 56 Cukup 23 Nurisha Safrisa 3 3 4 3 2 3 3 3 2 4 30 60 Cukup 24 Prima Seaningsih 2 2 3 4 3 3 2 3 3 3 28 56 Cukup 25 Reza Rizqi Fadhla 3 3 4 2 3 2 3 4 2 2 28 56 Cukup 26 Rizqi Restu Adji 4 2 3 3 2 2 2 3 3 3 27 54 Cukup 27 Tamima Fitriani 3 3 4 4 2 3 3 4 2 2 30 60 Cukup 28 Taufan Risky Nuswantoro 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 27 54 Cukup 29 Tegar Samodra Jati 3 3 3 2 2 3 3 4 3 2 28 56 Cukup 30 Warih Mulyo Abadi 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 31 62 Cukup 31 Zainul Vega Miftachul Sidiq 4 2 2 4 2 3 3 4 3 2 29 58 Cukup
Jumlah 922 1840 Klasifikasi : 85% - 100% = Sangat Baik 69% - 84% = Baik 53% - 68% = Cukup 37% - 52% = Kurang < 36% = Gagal
132
• KRITERIA PENILAIAN KLASIFIKASI AKTIVITAS
5 = Sangat Baik 85% - 100% = Sangat Baik 4 = Baik 69% - 84% = Baik 3 = Cukup 53% - 68% = Cukup 2 = Kurang 37% - 52% = Kurang
1 = Gagal < 36% = Gagal • Analisis Data Aspek Afektif Siklus I
Berdasarkan data pada siklus I ini maka, diperoleh: ∑ Aktivitas PD – PD seluruh peserta didik = 922 ∑ Peserta Didik = 31 Skor Maksimum = 50
Maka,
rata –rata aktivitas ( x ) = ∑
∑didikpeserta
didikpesrtaseluruhAktivitas
= 31
922
= 29,74
Prosentase (%) = MaksimumSkor
didikpesertaratarataAktivitas∑ − x 100%
= 50
74,29 x100%
= 59,48 % KESIMPULAN:
Pencapaian aspek afektif peserta didik dengan peserta didik dan guru pada siklus I
adalah 59.48%. Dengan hasil aspek afektif yang diperoleh ternyata belum
mencapai indikator keberhasilan dan di bawah nilai rata-rata yaitu ≥ 70%. Masih
banyak kekurangan dan perlu perbaikan. Sehingga penerapan metode praktikum
pada materi reaksi kimia untuk meningkatkan hasil belajar kelas VII di SMP IP
Assalamah Ungaran harus melaksanakan pembelajaran lagi pada siklus II.
Pengamat,
Robiah Al Adawiyah Noor
133
Lampiran 18
Rekapitulasi Hasil Belajar Afektif Siswa
PENILAIAN AFEKTIF SIKLUS II
NO Nama Siswa Aspek Yang Dinilai Prosentase Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ∑
skor % 1 Abiyu Amullah Addin Nur kasih 4 5 4 4 5 4 3 5 5 4 43 86 SB 2 Aditama Surya Permana 3 5 4 3 5 4 5 4 5 4 42 84 SB 3 Alvendo Bagus Prawira 4 4 5 5 4 3 5 4 5 4 43 86 S B 4 Ani Taruastuti 3 4 4 4 3 4 4 4 4 5 39 78 Baik 5 Aulia dea Jayanti 4 4 3 4 5 3 4 4 5 5 41 82 Baik 6 Chalista Dara Inas 3 5 4 4 4 3 5 5 4 4 41 82 Baik 7 Dinda Febria Fadhilah 5 3 3 5 4 4 3 5 4 5 41 82 Baik 8 Dyah Ayu Suryaningtyas 5 4 3 5 3 4 4 4 5 4 41 82 Baik 9 Faadillah Rachmawati 5 4 5 3 4 5 3 5 4 5 43 86 S B 10 Faiz Satria MU 5 5 3 4 5 3 4 5 5 4 43 86 St B 11 Gustaf Sudibyo 4 4 4 3 4 3 5 5 4 5 41 82 Baik 12 Haqqunanda RW 5 4 3 5 5 3 4 5 4 4 42 84 Baik 13 Histy Tria Agustina 5 5 3 4 5 3 4 5 4 5 43 86 St Baik 14 Inas Salsabila Az-Zahra 4 4 3 5 4 5 3 5 4 5 42 84 Baik 15 Irvan Fahmi 5 4 5 3 4 3 4 4 4 4 40 80 Baik 16 Jessica Widya Adisti 4 3 4 4 3 5 4 4 5 4 40 80 Baik 17 Meido Putra Mada 4 3 4 3 4 3 5 5 4 4 39 78 Baik 18 Muhammad Fikri YP 4 4 5 5 4 3 3 4 4 5 41 82 Baik 19 Muhammad Nur Wahid Nugroho 5 3 4 4 4 3 4 3 5 5 40 80 Baik 20 Muhammad Reza Mahendra 4 4 4 5 3 3 5 4 5 4 41 82 Baik 21 Nabila Puspaningrum 4 5 4 3 3 4 4 5 4 5 41 82 Baik 22 Narasiwi Puteri Nur Raharjo 5 4 3 5 3 5 5 5 5 4 44 88 SBaik 23 Nurisha Safrisa 4 3 4 4 4 3 5 5 4 5 41 82 Baik 24 Prima Seaningsih 4 4 5 3 5 4 3 4 5 5 42 84 Baik 25 Reza Rizqi Fadhla 4 5 4 5 4 3 5 3 4 5 42 84 Baik 26 Rizqi Restu Adji 5 4 3 4 5 4 3 5 3 4 40 80 Baik 27 Tamima Fitriani 4 5 4 5 5 3 3 4 4 5 42 84 Baik 28 Taufan Risky Nuswantoro 5 4 5 4 3 4 5 3 5 4 42 84 Baik 29 Tegar Samodra Jati 3 5 4 3 5 4 3 4 5 3 39 78 Baik 30 Warih Mulyo Abadi 5 4 4 5 3 5 4 4 3 4 41 82 Baik 31 Zainul Vega Miftachul Sidiq 4 3 4 4 3 3 3 4 4 5 37 74 Baik
Jumlah 1277 2554
Klasifikasi : 85% - 100% = Sangat Baik 69% - 84% = Baik 53% - 68% = Cukup 37% - 52% = Kurang < 36% = Gagal
134
• KRITERIA PENILAIAN KLASIFIKASI AKTIVITAS
5 = Sangat Baik 85% - 100% = Sangat Baik 4 = Baik 69% - 84% = Baik 3 = Cukup 53% - 68% = Cukup 2 = Kurang 37% - 52% = Kurang
1 = Gagal < 36% = Gagal • Analisis Data Aspek Afektif Siklus II
Berdasarkan data pada siklus I ini maka, diperoleh: ∑ Aktivitas PD – PD seluruh peserta didik = 1277 ∑ Peserta Didik = 31 Skor Maksimum = 50
Maka,
rata –rata aktivitas ( x ) = ∑
∑didikpeserta
didikpesrtaseluruhAktivitas
= 31
1277
= 41,19
Prosentase (%) = MaksimumSkor
didikpesertaratarataAktivitas∑ − x 100%
= 50
19,41 x100%
= 82,32 % KESIMPULAN:
Pencapaian aspek afektif pada siklus II meningkat secara signifikan, yaitu sebesar
22.84%. Meningkatnya aspek afektif karena peserta didik pada masing-masing
kelompok sudah baik, siswa mengikuti pelajaran dengan tertib dan sudah mampu
bekerjasama dengan anggota kelompoknya, diskusi sudah berjalan efektif semua
anggota kelompok bisa menghargai pendapat anggota lain. Penerapan metode
praktikum materi pokok reaksi kimia sangat afektif.
Pengamat,
Robiah Al Adawiyah Noor
135
L19 PANDUAN SKORING PENILAIAN PSIKOMOTORIK SISWA
no Aspek Kriteria penilaian Keterangan
5 dapat menyiapkan alat, bahan, lengkap tanpa bantuan guru
4 dapat menyiapkan alat, bahan, lengkap dengan sedikit bantuan guru
3 dapat menyiapkan alat, bahan, lengkap dengan bantuan guru
2 dapat menyiapkan alat, bahan, tetapi kurang lengkap
1 Persiapan alat dan bahan
1 tidak dapat menyiapkan alat dan bahan
5 mengetahui alat, fungsi dan penggunaannya
4 mengetahui alat, fungsi tetapi tidak dapat menggunakannya
3 Tidak mengetahui alat dan fungsi, tetapi dapat menggunakannya
2 Mengeetahui alat, tetapi tidak mengetahui fungsi dan tiddak mengetahui cara penggunaannya
2 Keterampilan menggunakan alat
1 Tidak mengetahui baik alat, fungsi maupun penggunaannya
5 Mampu melakukan praktikum tanpa membuka buku petunjuk praktikum dan tanpa bantuan dari siapapun
4 Mampu melakukan praktikum tetapi kadang-kadang bertanya pada teman sekelompoknya pada bagian yang dirasa sulit
3 Mampu melakukan praktikum dengan sesekali membuka buku dan tanpa bertanya siapapun
2 Mampu melakukan praktikum dengan membuka buku dan tanpa bertanya siapapun
3 Penguasaan prosedur praktikum
1 Mampu melakukan praktikum setelah membuka buku dan mendapat keterangan dari teman sekelompoknya
5 Mampu memberikan bantuan baik kepada anggota kelompok maupun kelompok lain, meskipun dalam keadaan sibuk
4 Mampu memberikan bantuan baik kepada kelompok maupun kelompok lain, meskipun tidak sibuk
3 Mampu memberikan bantuan hanya kepada anggota kelompoknya, meskipun dalam keadaan sibuk
2 Mampu memberikan bantuan hanya kepada anggota kelompoknya, ketika tidak sibuk
4 Kerjasama kelompok
1 Tidak mau memberikan bantuan kepada siapapun
5 Membaca hasil percobaan dengan teliti dan benar tanpa bantuan guru
4 Membaca hasil percobaan dengan teliti dan benar dengan bantuan guru
3 Membaca hasil percobaan kurang teliti
5 Mengamati hasil percobaan
2 Membaca hasil percobaan tidak teliti
136
1 Tidak membaca hasil percobaan
5 Dapat menarik kesimpulandengan benar, lengkap dan berani mempersentasikan hasil percobaan didepan kelas
4 Dapat menarik kesimpulan dengan benar, lengkap tetapi tidak berani mempersentasikan hasil percobaan didepan kelas
3 Dapat menarik kesimpulan dengan benar, tetapi kurang lengkap dan tidak berani mempersentasikan hasil percobaan didepan kelas
2 Dapat menarik kesimpulan kurang benar, kurang lengkap dan tidak berani mempersentasikan didepan kelas
6 Menarik kesimpulan dan mempersentasikan hasil percobaan
1 Tidak dapat menarik kesimpulan
5 Dapat mengembalikan alat dan bahan dengan semuanya tersusun rapi
4 Dapat mengembalikan alat dan bahan dengan sebagian besar sudah tertata rapi
3 Dapat mengembalikan alat dan bahan tetapi sebagian yang rapi
2 Dapat mengembalikan alat dan bahan tetapi tidak rapi sama sekali
7 Merapikan kembali alat dan bahan
1 Tidak dapat mengembalikan dan merapikan alat dan bahan sama sekali
5 Dapat membuat laporan praktikum sementara lengkap dan sesuai format yang diberikan guru
4 Dapat membuat laporan praktikum sementara lengkap, tetapi kurang sesuai dengan format yang diberikan guru
3 Dapat membuat laporan praktikum sementara kurang lengkap, tetapi sesuai dengan format yang diberikan guru
2 Dapat membuat laporan praktikum sementara kurang lengkap dan tidak sesuai dengan format yang diberikan guru
8 Membuat laporan praktikum sederhana
1 Tidak membuat laporan praktikum
137
Lampiran 20
Rekapitulasi Hasil Belajar Psikomotorik Siswa
PENILAIAN PSIKOMOTORIK SIKLUS I
NO Nama Siswa Aspek Yang Dinilai % Klasifikasi
1 2 3 4 5 6 7 8 ∑
skor 1 Abiyu Amullah Addin Nur kasih 3 3 2 2 3 3 3 3 22 55 Cukup 2 Aditama Surya Permana 4 3 4 3 4 4 3 5 30 75 Terampil 3 Alvendo Bagus Prawira 4 3 3 3 3 4 3 4 27 68 Terampil 4 Ani Taruastuti 3 3 3 3 3 4 3 3 25 63 Cukup 5 Aulia dea Jayanti 3 3 3 3 3 4 3 3 25 63 Cukup 6 Chalista Dara Inas 4 3 3 3 4 4 5 5 31 78 Terampil 7 Dinda Febria Fadhilah 4 3 3 3 4 4 4 4 29 73 Terampil 8 Dyah Ayu Suryaningtyas 3 3 3 2 3 3 3 3 23 58 Cukup 9 Faadillah Rachmawati 4 3 4 3 4 4 4 5 31 78 Terampil 10 Faiz Satria MU 3 3 3 3 3 4 3 4 26 65 Cukup 11 Gustaf Sudibyo 4 3 3 4 4 4 4 5 31 78 Terampil 12 Haqqunanda RW 3 3 3 2 3 2 2 3 21 53 Cukup 13 Histy Tria Agustina 4 3 4 3 4 4 4 4 30 75 Terampil 14 Inas Salsabila Az-Zahra 4 3 4 4 4 4 5 4 32 80 Terampil 15 Irvan Fahmi 3 3 3 2 3 2 2 3 21 53 Cukup 16 Jessica Widya Adisti 4 3 3 3 4 4 5 5 31 78 Terampil 17 Meido Putra Mada 4 3 3 3 4 4 5 4 30 75 Terampil 18 Muhammad Fikri YP 4 3 4 4 4 4 5 5 33 83 Terampil 19 Muhammad Nur Wahid Nugroho 4 3 3 4 4 4 4 4 30 75 Terampil 20 Muhammad Reza Mahendra 4 3 4 3 5 4 4 5 32 80 Terampil 21 Nabila Puspaningrum 4 3 3 3 4 4 4 4 29 73 Terampil 22 Narasiwi Puteri Nur Raharjo 3 3 3 2 3 2 2 3 21 53 Cukup 23 Nurisha Safrisa 4 3 3 4 4 4 3 5 30 75 Terampil 24 Prima Seaningsih 4 3 3 3 4 4 4 4 29 73 Terampil 25 Reza Rizqi Fadhla 3 3 3 2 3 4 3 4 25 63 Cukup 26 Rizqi Restu Adji 4 3 3 3 4 4 5 5 31 78 Terampil 27 Tamima Fitriani 3 3 3 3 4 4 5 5 30 75 Terampil 28 Taufan Risky Nuswantoro 4 3 3 3 4 4 3 4 28 70 Terampil 29 Tegar Samodra Jati 4 5 4 4 4 4 5 4 34 85 STrampil 30 Warih Mulyo Abadi 4 3 3 3 4 4 4 3 28 70 Terampil 31 Zainul Vega Miftachul Sidiq 4 3 3 4 4 4 5 5 32 80 Terampil
Jumlah 877 2201 Klasifikasi : 85% - 100% = STerampil 69% - 84% = Terampil 53% - 68% = Cukup 37% - 52% = Kurang < 36% = Gagal
138
• KRITERIA PENILAIAN KLASIFIKASI AKTIVITAS
5 = Sangat Terampil 85% - 100% = Sangat Terampil 4 = Terampil 69% - 84% = Terampil 3 = Cukup 53% - 68% = Cukup 2 = Kurang 37% - 52% = Kurang
1 = Gagal < 36% = Gagal • Analisis Data Aspek Psikomotorik Siklus I
Berdasarkan data pada siklus I ini maka, diperoleh: ∑ Aktivitas PD – PD seluruh peserta didik = 877 ∑ Peserta Didik = 31 Skor Maksimum = 40
Maka,
rata –rata aktivitas ( x ) = ∑
∑didikpeserta
didikpesrtaseluruhAktivitas
= 31
877
= 28,29
Prosentase (%) = MaksimumSkor
didikpesertaratarataAktivitas∑ − x 100%
= 40
29,28 x100%
= 70,72 % KESIMPULAN:
Pencapaian aspek psikomotorik peserta didik dengan peserta didik dan guru pada
siklus I adalah 70.72%. Dengan hasil aspek psikomotorik yang diperoleh ternyata
sudah mencapai indikator keberhasilan dan nilai rata-rata yaitu ≥ 70%. Meski
dengan kategori baik peneliti dan guru masih menerapkan metode pembelajaran
praktikum pada siklus II. Disini masih ada siswa yang belum terampil dalam
melakukan praktikum.
Pengamat,
Robiah Al Adawiyah Noor
139
Lampiran 21
Rekapitulasi Hasil Belajar Psikomotorik Siswa
PENILAIAN PSIKOMOTORIK SIKLUS II
NO Nama Siswa Aspek Yang Dinilai Prosentase Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 ∑
skor %
1 Abiyu Amullah Addin Nur kasih 5 2 4 4 2 4 4 4 29 73 Terampil
2 Aditama Surya Permana 4 4 4 4 3 4 4 5 32 80 Terampil 3 Alvendo Bagus Prawira 3 3 4 4 4 3 4 4 29 73 Terampil 4 Ani Taruastuti 5 4 3 3 5 4 5 5 34 85 S Trampil 5 Aulia dea Jayanti 4 5 4 4 4 4 4 4 33 83 Terampil 6 Chalista Dara Inas 3 3 5 4 4 3 3 5 30 75 Terampil 7 Dinda Febria Fadhilah 3 4 4 4 5 3 4 3 30 75 Terampil
8 Dyah Ayu Suryaningtyas 3 4 4 4 4 4 3 4 30 75 Terampil
9 Faadillah Rachmawati 4 4 5 5 3 3 4 5 33 83 Terampil 10 Faiz Satria MU 3 3 4 5 4 4 3 4 30 75 Terampil 11 Gustaf Sudibyo 3 4 3 5 5 5 4 3 32 80 Terampil 12 Haqqunanda RW 4 3 4 5 4 4 3 4 31 78 Terampil 13 Histy Tria Agustina 5 4 5 5 4 3 4 3 33 83 Terampil 14 Inas Salsabila Az-Zahra 4 4 4 5 3 4 3 4 31 78 Terampil 15 Irvan Fahmi 3 5 3 5 3 5 4 3 31 78 Terampil 16 Jessica Widya Adisti 4 4 4 4 4 4 3 4 31 78 Terampil 17 Meido Putra Mada 5 3 5 5 3 3 4 5 33 83 Terampil 18 Muhammad Fikri YP 4 4 4 4 4 3 3 4 30 75 Terampil
19 Muhammad Nur Wahid Nugroho 3 5 3 4 5 3 4 3 30 75 Terampil
20 Muhammad Reza Mahendra 4 4 4 3 4 4 3 4 30 75 Terampil
21 Nabila Puspaningrum 5 3 5 4 3 4 4 5 33 83 Terampil
22 Narasiwi Puteri Nur Raharjo 4 4 4 3 4 3 3 4 29 73 Terampil
23 Nurisha Safrisa 4 5 3 4 5 4 4 3 32 80 Terampil 24 Prima Seaningsih 3 5 4 5 4 3 3 4 31 78 Terampil 25 Reza Rizqi Fadhla 3 4 5 4 3 4 4 5 32 80 Terampil 26 Rizqi Restu Adji 4 3 4 3 4 5 3 4 30 75 Terampil 27 Tamima Fitriani 3 5 3 4 5 4 4 3 31 78 Terampil
28 Taufan Risky Nuswantoro 4 5 4 5 4 3 3 4 32 80 Terampil
29 Tegar Samodra Jati 3 4 4 4 3 4 5 3 30 75 Terampil 30 Warih Mulyo Abadi 4 4 3 3 4 4 5 4 31 78 Terampil
31 Zainul Vega Miftachul Sidiq 4 5 3 4 5 3 5 5 34 85 S Trampil
Jumlah 967 2425 Klasifikasi : 85% - 100% = S Terampil 69% - 84% = Terampil 53% - 68% = Cukup 37% - 52% = Kurang ≤ 36% = Gagal
140
• KRITERIA PENILAIAN KLASIFIKASI AKTIVITAS
5 = Sangat Terampil 85% - 100% = Sangat Terampil 4 = Terampil 69% - 84% = Terampil 3 = Cukup 53% - 68% = Cukup 2 = Kurang 37% - 52% = Kurang
1 = Gagal < 36% = Gagal • Analisis Data Aspek Psikomotorik Siklus II
Berdasarkan data pada siklus I ini maka, diperoleh: ∑ Aktivitas PD – PD seluruh peserta didik = 967 ∑ Peserta Didik = 31 Skor Maksimum = 40
Maka,
rata –rata aktivitas ( x ) = ∑
∑didikpeserta
didikpesrtaseluruhAktivitas
= 31
967
= 31.19
Prosentase (%) = MaksimumSkor
didikpesertaratarataAktivitas∑ − x 100%
= 40
19.31 x100%
= 77.97 % KESIMPULAN:
Pencapaian aspek psikomotorik pada siklus II meningkat secara signifikan, yaitu
sebesar 7.25%. Meningkatnya aspek psikomotorik karena peserta didik sudah
terampil dalam merangkai alat dan bahan percobaan, mengkomunikasikan serta
membandingkan hasil praktikumnya dengan hasil praktikum kelompok lain
melalui lembar kerja siswa (LKS).
Pengamat,
Robiah Al Adawiyah Noor
141
Lampiran 22
Kisi-kisi Angket Tanggapan Siswa
no Aspek pengamatan Favourable unfavourable 1 Siswa tertarik terhadap pembelajaran
dengan metode praktikum 2, 6, 9 8, 11, 4
2 Siswa berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran praktikum
1, 5 10, 7
3 Siswa mempunyai motivasi untuk belajar siswa meningkat guna terus meningkatkan prestasi
1, 2 3
142
Lampiran 23 Angket
Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran
Nama : Kelas : Petunjuk : Jawablah pertanyaan berikut dengan cara memberi tanda silang ( x ) dan memberi alasan singkat dan jelas sesuai dengan apa yang Anda alami 1. Menurut saya metode praktikum yang dilaksanakan sesuai dengan materi
pelajaran reaksi kimia a. Ya b. Tidak Alasan : …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Saya tertarik untuk mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode praktikum a. Ya b. Tidak Alasan : ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3. Saya menjadi malas untuk belajar setelah mendapatkan pelajaran dengan menggunakan metode praktikum a. Ya b. Tidak Alasan : ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
4. Saya tidak senang terhadap penggunaan metode praktikum dalam pembelajaran pada materi reaksi kimia a. Ya b. Tidak Alasan : …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
5. Saya merasa terbantu dengan penerapan metode praktikum dalam mempelajari materi reaksi kimia a. Ya b. Tidak Alasan : ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
6. Saya menyukai suasana kelas saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode praktikum a. Ya b. Tidak Alasan :
143
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
7. Saya kurang memahami pelajaran yang disampaikan dengan menggunakan metode praktikum a. Ya b. Tidak Alasan : ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
8. Saya lebih tertarik mengikuti pelajaran dengan menggunakan metode sebelumnya a. Ya b. Tidak Alasan : ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
9. saya senang terhadap penggunaan metode praktikum dalam pembelajaran materi reaksi kimia a. Ya b. Tidak Alasan : ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
10. Menurut saya penerapan metode praktikum tidak sesuai dengan materi pelajaran yang disampaikan a. Ya b. Tidak Alasan : ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
11. Suasana kelas saat pembelajaran berlangsung dengan penggunaan metode praktikum tidak kondusif a. Ya b. Tidak Alasan : ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
12. Saya menjadi termotivasi belajar dengan baik setelah menggunakan metode praktikum dalam pembelajaran a. Ya b. Tidak Alasan : ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
144
Lampiran 24
Analisis Angket Tanggapan Siswa siswa yang menjawab No pertanyaan ya tidak
Keterangan
1
30
1
Ada 30 siswa yang menyatakan bahwa penggunaan metode pembelajaran praktikum sesuai dengan materi pembelajaran yang dipelajari
2
29
2
Ada 29 siswa yang menyatakan bahwa mereka tertarik dengan menggunakan metode praktikum. Karena mereka berpendapat metode praktikum menarik
3
0
31
Tidak ada siswa yang menjadi malas belajar setelah penerapan metode pembelajaran praktikum dalam pembelajaran
4
4
27
Ada 4 siswa yang menyatakan bahwa mereka tidak senang menggunakan metode praktikum karena metode praktikum sulit dan membosankan
5
29
2
Ada 29 siswa yang menyatakan bahwa mereka terbantu dengan penggunaan metode pembelajaran praktikum, karena dengan menggunakan metode praktikum materi akan lebih mudah dipahami
6
21
10
Ada 21 siswa yang menyukai suasana kelas saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode pembelajaran praktikum
7
3
28
Ada 3 siswa yang menyatakan bahwa mereka belum memahami materi yang dipelajari dengan menggunakan metode
145
pembelajaran praktikum dikarenakan siswa tersebut belum tertarik dengan metode praktikum
8
2
29
Ada 2 siswa yang menyatakan bahwa mereka lebih tertarik dengan menggunakan metode sebelumnya. Karena mereka menganggap masih kesulitan untuk menggunkan metode praktikum. Hal ini disebabkan siswa tersebut masih suka jika dalam pembelajaran didampingi oleh guru
9
29
2
Ada 29 siswa yang menyatakan senang menggunakan metode pembelajaran praktikum dalam pembelajaran karena cepat selesai
10
5
26
Ada 5 siswa yang menyatakan metode pembelajaran praktikum tidak sesuai denagan materi pembelajaran yang dipelajari
11
10
21
Ada 10 siswa yang menyatakan mereka tidak menyukai suasana kelas karena banyak siswa yang ramai dan menganggu situasi pembelajaran
12
31
0
Semua siswa menyatakan bahwa akan lebih rajin belajar dengan menggunakan metode pembelajaran praktikum, walaupun ada yang yang belum tertarik dengan metode paraktikum
146
Lampiran 25
Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa Penilaian Angket Tanggapan Siswa
No Nama Siswa Aspek yang diamati Pencapaian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 # 12 Nilai Kategori
1 Abiyu Amullah Addin Nur kasih 1 1 0 1 0 1 -1 1 1 1
-1 1 6 Tinggi
2 Aditama Surya Permana 1 -1 1
-1 1 1 1 1
-1 1
-1 1 4 Sedang
3 Alvendo Bagus Prawira 0 1 1 0 1 -1 1 1 1 -1 1 1 6 Tinggi
4 Ani Taruastuti 1 1 0 1 0 -1 1 0 1 -1 0 1 4 Sedang
5 Aulia dea Jayanti 1 1 0 1 0 1 -1 1 1 1
-1 1 6 Tinggi
6 Chalista Dara Inas 1 -1 1
-1 1 1 1 1
-1 1
-1 1 4 Sedang
7 Dinda Febria Fadhilah 1 1 0 1 0 1 -1 1 1 1
-1 1 6 Tinggi
8 Dyah Ayu Suryaningtyas 1 0 1 0 1 -1 1 1 1 -1 1 1 6 Tinggi
9 Faadillah Rachmawati 1 1 0 1 0 -1 1 0 1 -1 0 1 4 Sedang
10 Faiz Satria MU 1 0 -1 0
-1 1 0 1 1 0
-1 1 2 Rendah
11 Gustaf Sudibyo 1 0 1 0 1 -1 1 1 1 -1 1 1 6 Tinggi
12 Haqqunanda RW 1 -1 1
-1 1 1 1 1
-1 1
-1 1 4 Sedang
13 Histy Tria Agustina 1 0 1 0 1 -1 1 1 1 -1 1 1 6 Tinggi
14 Inas Salsabila Az-Zahra 1 1 -1 0 1
-1 1 0
-1 1 1 1 6 Tinggi
15 Irvan Fahmi 1 1 0 1 0 1 -1 1 1 1
-1 1 6 Tinggi
16 Jessica Widya Adisti 1 0 -1 0
-1 1 0 1 1 0
-1 1 2 Rendah
17 Meido Putra Mada 1 0 1 0 1 -1 1 1 1 -1 1 1 6 Tinggi
18 Muhammad Fikri YP 1 1 0 1 0 -1 1 0 1 -1 0 1 4 Sedang
19 Muhammad Nur Wahid Nugroho 1 1 -1 1 0 1 1 1 0 1
-1 1 6 Tinggi
20 Muhammad Reza Mahendra 1 0 1 0 1 -1 1 1 1 -1 1 1 6 Tinggi
21 Nabila Puspaningrum 1 0 -1 0
-1 1 0 1 1 0
-1 1 2 Rendah
22 Narasiwi Puteri Nur Raharjo 1 1 0 1 0 1 -1 1 1 1
-1 1 6 Tinggi
23 Nurisha Safrisa 1 1 -1 1 0 1 1 1 0 1
-1 1 6 Tinggi
24 Prima Seaningsih 1 1 0 1 0 -1 1 0 1 -1 0 1 4 Sedang
25 Reza Rizqi Fadhla 1 0 -1 0
-1 1 0 1 1 0
-1 1 2 Rendah
26 Rizqi Restu Adji 1 0 1 0 1 -1 1 1 1 -1 1 1 6 Tinggi
27 Tamima Fitriani 1 -1 1
-1 1 1 1 1
-1 1
-1 1 4 Sedang
28 Taufan Risky Nuswantoro 1 1 0 1 0 1 -1 1 1 1
-1 1 6 Tinggi
29 Tegar Samodra Jati 1 1 -1 1 0 1 1 1 0 1
-1 1 6 Tinggi
147
30 Warih Mulyo Abadi 1 0 -1 0
-1 1 0 1 1 0
-1 1 2 Rendah
31 Zainul Vega Miftachul Sidiq 1 1 0 1 0 1 -1 1 1 1
-1 1 6 Tinggi
Rata-rata 150 Tinggi Dengan kriteria : skor 5 - 6 = tinggi skor 3 - 4 = sedang skor 1 - 2 = rendah Semarang, 10 Agustus 2010 Observer
148
Lampiran 26 JURNAL GURU Responden yang terhormat, kami mohon anda untuk mengisi pertanyaan-
pertanyaan yang ada dibawah ini sesuai dengan pendapat anda. Isilah dengan jelas
dan singkat :
1. Bagaimana tanggapan dan kesan anda terhadap proses belajar mengajar dengan menggunakan metode praktikum pada materi reaksi kimia?
Komentar : ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Apa kendala atau kesulitan yang dialami selama proses belajar mengajar dengan menggunakan metode praktikum pada materi reaksi kimia?
Komentar : ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3. Apa kelebihan penerapan metode praktikum dibandingkan dengan metode pembelajaran sebelumnya?
Komentar : ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
4. Menurut pendapat anda bagaimana kesan terhadap kondisi kelas selama proses belajar mengajar dengan menggunakan metode praktikum pada materi reaksi kimia?
Komentar : ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
5. Apakah anda tertarik untuk menerapkan metode praktikum dalam pembelajaran berikutnya?
Komentar : ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
149
Lampiran 27 Dokumentasi Pembelajaran
Siswa sedang menuliskan laporan sementara hasil percobaan
Siswa sedang mengamati hasil percobaan yang menimbulkan endapan
Siswa sedang mengamati perubahan warna yang dipandu oleh guru
150
Siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang perubahan energi
Siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang gelembung gas
151
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Akyuni Tempat, tanggal lahir : Kendal, 11 Maret 1987 Alamat : Desa Dawungsari Rt 01/01 Kec Pegandon Kab Kendal No Tlp : 085727654468/085226436408/087832904948 Nama Orang Tua : Bapak Talkis/Ibu Musta’anah Nama Saudara : Kang Nur Fatoni
Mbak yu Churotun Kang Askuri Adik Masrokhah Adik Alfiatul Imaniyah
Jenjang Pendidikan : Taman Kanak-Kanak Mardi Putra Desa Dawungsari SDN Dawungsari
SLTP N2 Pegandon SMA N1 Pegandon Masuk IAIN Walisongo Semarang tahun 2006 Pengalaman Organisasi : PMII Cabang Tarbiyah sebagai Anggota HMI Cabang Tarbiyah sebagai Anggota, Ka PPT
KMBN 906 Sapu Jagad sebagai Anggota, Wakaur Personalia, Kaur Keputrian
IMAKEN Cabang IAIN Walisongo Semarang Motto : Berguna Untuk Orang Lain
top related