dwi agustina
Post on 03-Dec-2015
55 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN
MENGGUNAKAN METODE JARIMATIKA MATA PELAJARAN
MATEMATIKA MATERI PERKALIAN KELAS V DI MINU
PURWOSARI KECAMATAN METRO UTARA KOTA
METRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Dan Memenuhi Salah Satu Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjanah Pendidikan Islam (SPd.I)
OLEH
DWI AGUSTINA NPM. 11260017
FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI S.1 PGMI/SD
INSTITUT AGAMA ISLAM MA’ARIF NU (IAIM NU)
METRO-LAMPUNG
1436 H/2015 M
ABSTRAK
PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN
MENGGUNAKAN METODE JARIMATIKA MATA PELAJARAN
MATEMATIKA MATERI PERKALIAN KELAS V DI MINU
PURWOSARI KECAMATAN METRO UTARA KOTA
METRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Oleh
DWI AGUSTINA
NPM : 11260017
Belajar merupakan proses bukanlah suatu hasil atau tujuan, belajar tidak
hanya terbatas pada mengingat dan membaca. Salah satu cara yang digunakan
oleh guru untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa adalah dengan
menggunakan metode yang bervariatif yaitu metode jarimatika. Metode
Jarimatika adalah metode yang efektif untuk meningkatkan kecepatan dan
ketepatan berhitung dengan mudah dan menyenangkan menggunakan jari-jari
tangan.
Sifat penelitian ini adalah kuantitatif karena penulis akan mengukur
peningkatan minat dan hasil belajar siswa melalui beberapa tes yang di berikan
kepada siswa sedangkan jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Penelitian ini dilakukan di kelas V MINU Purwosari kecamatan Metro
Utara kota Metro tahun pelajaran 2014/2015. Sedangkan untuk mengumpulkan
data digunakan beberapa teknik, diantaranya metode tes, observasi dan
wawancara.
Menurut hasil preetest pada siswa kelas V MINU Purwosari kecamatan
Metro Utara kota Metro tahun pelajar 2014/2015 masih banyak siswa yang minat
belajar matematika dan hasil belajarnya rendah sehingga tidak mengalami
ketuntasan dalam belajar. Maka inilah yang menjadi dasar dari penelitian untuk
menggunakan Metode Jarmatika sebagai salah satu meode alternatif untuk
meningkatkan minat dan hasil belajar siswa mata pelajaran matematika materi
perkalian.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan peningkatan minat belajar siswa
terlihat pada hasil rekapitulasi pada siklus I dengan presentasi 61% dengan
kategori cukup, pada siklus II dengan presentase 79% dengan kategori sangat
baik, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa dari siklus I ke siklus II naik
18%. peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat pada hasil prasurvei
sampai dengan siklus II ada peningkatan dalam ketuntasan belajar siswa. Dari
perbandingan preetest dengan silklus I menunjukan bahwa siswa yang tuntas naik
13%, dari siklus I ke siklus II naik 52%. Dengan demikian peningkata dari
preetest ke siklus II adalah 65%
Dari penelitian maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan
Metode Jarimatika dapat meningkatkan minat dan hasil siswa mata pelajaran
Matematika materi perkalian.
Kata Kunci : Peningkatan, Minat, Hasil Belajar dan Metode Jarimatika
RIWAYAT HIDUP
Penulis ini bernama Dwi Agustina, lahir pada tanggal 03 Agustus 1992 di
Panggung Asri, kecamatan Gunung Sugih, kabupaten Lampung Tengah, anak
kedua dari tiga bersaudara dari Bapak Mursid dan Ibu Misinah.
Adapun pendidikan yang pernah ditempuh adalah:
1. Sekolah Dasar (SD) Negeri 3 Gunung Sugih Pasar Kecamatan Gunung Sugih
Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 1999, lulus pada tahun 2005 dan
berijazah.
2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Gunung Sugih Lampung
Tengah pada tahun 2005, lulus pada tahun 2008 dan berijazah.
3. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Terbanggi Besar Lampung Tengah
pada tahun 2008, lulus pada tahun 2011 dan berijazah.
4. Pada tahun 2011 penulis terdaftar sebagai mahasiswa jurusan tarbiyah PGMI
IAIM NU Metro Lampung.
MOTTO
… ٱإ … ل غس يا بقىو حتى غسوا يا بأفسهى
Artinya : “…Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah Keadaan sesuatu
kaum sebelum mereka mengubah diri mereka sendiri…” (QS Ar Ra’d: 11)1
1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Diponegoro,
Bandung,2009,hal.250
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan banyak terimaksih kepada orang-orang yang telah
membantu penulis dan memberikan dukungan dalam penyelesaian PTK ini.
Sebagai rasa hormat dan cinta serta terima kasih. PTK ini penulis persembahkan
kepada:
1. Bapak dan ibu tercinta yang telah memberikan dukungan dan semangat
dengan sepenuh hati, serta iringan do’a sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan penelitian tindakan kelas ini
2. Kakak dan adik tersayang yang telah mensuport dan memberi partispasi
kepada penulis
3. Untuk tunangan saya yang tercinta Koiwan , yang selalu menasehati,
memotivasi dan membantuku dalam suka ataupun duka sehingga penulis
dapat menyelesaian PTK ini
4. Sahabat-sahabat tersayang yang selalu memberikan dukungan dan semangat
kepada penulis
5. Rekan-rekan PGMI yang telah banyak membantu dalam penyelesaian PTK
ini.
KATA PENGANTAR
بسم ميحرلا نمحرلا هللا
Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, puji dan
syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita, khususnya penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas dalam
penyusunan PTK ini dengan judul “Peningkatan Minat dan Hasil Belajar
Siswa Dengan Menggunakan Metode Jarimatika Mata Pelajaran
Matematika Materi Perkalian Kelas V DI MINU Purwosari Kecamatan
Metro Utara Kota Metro Tahun Pelajaran 2014/2015”.
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian sampai dengan penyusunan
PTK ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan dan dukungan dari
semua pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Mispani,M.Pd.I, selaku Rektor Institut Agama Islam (IAIM) NU
Ma’arif Metro Lampung.
2. Bapak Drs. Abdul Jalil, M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut
Agama Islam (IAIM) NU Ma’arif Metro Lampung sekaligus sebagai
pembimbing I.
3. Ibu Masrurotul Mahmudah, M.Pd.I, Ketua Jurusan Tarbiyah Institut Agama
Islam (IAIM) NU Ma’arif Metro Lampung.
4. Bapak Nur Basuki, MM selaku pembimbing II dalam penyusunan PTK ini.
5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta segenap karyawan Institut Agama Islam
(IAIM) NU Ma’arif Metro Lampung.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
ABSTRAK ....................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
NOTA DINAS ................................................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... vi
MOTTO ........................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Penegasan Judul .......................................................................... 1
B. Latar Belakang Masalah .............................................................. 5
C. Identifikasi Masalah .................................................................... 12
D. Pemecahan Masalah .................................................................... 13
E. Rumusan Masalah ............................................................... ....... 13
F. Tujuan Penelitian ........................................................................ 14
G. Manfaat Penelitian ...................................................................... 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 16
A. Minat ........................................................................................... 16
1. Pengertian Minat ................................................................... 16
2. Membangkitkan Minat Belajar Siswa ................................... 17
B. Hasil Belajar ................................................................................ 19
1. Pengertian Hasil Belajar ........................................................ 19
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar .......................... 20
C. Metode Jarimatika …………………………………………….. .............................. 21
1. Pengertian Metode Jarimatika ............................................... 21
2. Keunggulan dan Kelemahan Metode Jarimatika .................. 22
3. Langkah-langkah Metode Jarimatika …………………….. . 23
D. Pembelajaran Matematika .................................................................. . 27
1. Pengerian Matematika ........................................................... . 27
2. Cabang Matematika ............................................................. 28
3. Tujuan Mempelajari Matematika ......................................... 29
4. Pengertian Perkalian ............................................................. 30
5. Sifat-sifat Pekalian ............................................................... 30
6. Materi Perkalian Sifat Distributif ......................................... 32
E. Kurikulum Matematika Kelas V Sekolah Dasar …………….. 32
1. Pengertian Kurikulum Matematika ...................................... 32
2. Kurikulum Matematika Kelas V Sekolah Dasar .................. 33
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 35
A. Sifat dan Jenis Penelitian ............................................................ 35
B. Setting Penelitian ........................................................................ 35
C. Sasaran Tindakan ........................................................................ 36
D. Fokus Penelitian .......................................................................... 36
E. Perencanaan Penelitian................................................................ 37
F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 48
G. Teknik Analisis Data ................................................................... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 51
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian .......................................... 51
1. Sejarah Singkat Berdirinya MINU Purwosari ...................... 51
2. Letak Geografis MINU Purwosari ........................................ 52
3. Visi, Misi, dan Tujuan MINU Purwosari ………………… . 53
4. Keadaan Guru dan Karyawan MINU Purwosari ................. 54
5. Keadaan Siswa MINU Purwosari ......................................... 55
6. Struktur Organisasi MINU Purwosari .................................. 56
7. Keadaan Sarana dan Prasarana MINU Purwosari ................. 59
8. Denah Lokasi MINU Purwosari .......................................... 60
B. Hasil Penelitian ........................................................................... 61
1. Siklus I ................................................................................. 61
2. Siklus II ................................................................................. 71
C. Pembahasan ................................................................................. 80
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 88
A. Kesimpulan ................................................................................... 88
B. Saran ............................................................................................. 89
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Untuk lebih jelas dan mempermudah dalam memehami judul
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, maka terlebih dahulu penulis
kemukakan pengertian yang dimaksud dalam judul. Adapun judul dalam
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah “Peningkatan Minat dan Hasil
Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Jarimatika Mata Pelajaran
Matematika Materi Perkalian Kelas V DI MINU Purwosari Kecamatan
Metro Utara Kota Metro Tahun Pelajaran 2014/2015” untuk menghindari
dari kesalah fahaman dalam penafsiran kata-kata yang ada dalam judul
penelitian tindakan kelas ini, maka penulis dengan ini mempertegas tentang
istilah yang terdapat dalam judul tersebut, dengan rincian sebagai berikut:
1. Peningkatan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Peningkatan adalah
proses, cara, perbuatan, meningkatkan (usaha, kegiatan, dsb).2 Dari
pengertian tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa peningkatan
adalah suatu usaha atau kegiatan memperbaiki suatu kondisi atau keadaan
yang perlu diperbaiki.
2 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), hal. 1198
2. Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu
hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah
penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar
diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat .3
Jadi dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa minat
adalah kecenderungan atau rasa lebih suka siswa yang kuat terhadap suatu
hal tanpa ada keterpaksaan untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan
agar memperoleh hasil yang memuaskan.
3. Hasil Belajar
Menurut Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.4
Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah
mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan.5
Penulis menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan
tingkah laku setelah melakukan aktifitas belajar mengajar.
4. Siswa
Siswa adalah ucapan yang bersifat umum untuk orang yang sedang
menuntut ilmu.6
3 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013),
hal. 180 4 Ibid., hal. 2
5 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hal.54
Siswa adalah sebutan untuk orang yang sedang dalam proses
mencari ilmu, dengan tingkatan dan sebutan yang berbeda. Dalam bahasa
inggris disebut dengan student, bahasa arab disebut dengan tilmidz
(tingkatan siswa SD-SMA), tholib adalah sebutan untuk mahasiswa. Jadi
yang di maksud siswa atau peserta didik adalah sekumpulan anak-anak
yang sedang aktif belajar di MINU Purwosari Metro Utara .
5. Metode
Metode adalah rencana keseluruhan proses pembelajaran dari tahap
penentuan tujuan pembelajaran, peran guru , peran siswa, materi, sampai
tahap evaluasi pembelajaran.7 Metode menurut Slameto adalah cara atau
jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu.8
Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode
diperlukan oleh guru dan penggunanya bervariasi sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. 9
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode adalah
jalan atau cara yang ditempuh oleh guru dalam penyampaian materi dalam
proses belajar mengajar, sehingga dapat tercapainya tujuan yang telah
direncanakan.
6 Samsul, H Nizar, dan Zainal Efendi Hasibuan, Hadist Tarbawi, (Jakarta: Kalam
Mulia, 2011), hal. 135 7 Yunus Abidin, Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter, (Bandung:
Refika Aditama, 2012), hal. 73 8 Slameto, Op-cit, hal. 82
9 Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, Cetakan keempat,2010), hal.46
6. Jarimatika (Arimatika Jari)
Jarimatika (aritmatika jari) adalah media pembelajaran yang sangat
berbeda dan efektif untuk meningkatkan kecepatan dan ketepatan
berhitung dengan mudah dan menyenangkan menggunakan jari-jari
tangan.10
Menurut penemu jarimatika, Septi Peni Wulandani, jarimatika
adalah suatu cara berhitung (operasi KaBaTaKu/ kali, bagi, tambah,
kurang) dengan mengunakan ruas jari-jari tangan.11
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa jarimatika
adalah metode untuk menghitung perkalian, pembagian, penjumlahan dan
pengurangan dengan menggunakan jari-jari tangan yang mudah, efektif
dan akurat untuk meningkatkan kecepatan berhitung.
7. Mata Pelajaran Matematika
Matematika adalah suatu ilmu yang berhubungan dengan
penelaahan bentuk-bentuk atau struktur – struktur yang abstrak dan
hubungan di antara hal-hal itu.12
Dari pengertian tersebut penulis menarik kesimpulan bahwa
matematika adalah ilmu yang mempelajari konsep-konsep abstrak dan
didapat dengan berfikir.
10
Fahrur Hs, Aritmatika, (Manajemen Matematika dahsyar , 2009), hal. i 11
Ticka Aleilypera, Metode Jarimatika, http://tickaaleilypera.blogspot.com, 2014, 24
Agustus 2015 pukul 08:27. 12
Karso dkk, Pendidikan Matematika 1, (Jakarta: Universitas Terbuka,2011), hal. 1.40
8. Perkalian
Perkalian adalah penjumlahan berulang atau penjumlahan dari
beberapa bilangan yang sama.13
Berdasarkan pendapat diatas dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa
perkalian adalah penjumlahan dari suatu bilangan yang sama secara
berulang, yaitu bilangan terkali dijumlah berulang-ulang sebanyak
pengalinya.
9. MI NU Purwosari Metro Utara
Penelitian ini dilakukan pada tahun pelajaran 2014/2015 di MI NU
Purwosari Metro Utara merupakan sekolah berdiri dibawah naungan
Lembaga Pendidikan Ma’arif NU yang berada di wilayah Kota Metro.
B. Latar Belakang Masalah
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai
edukatif mewarnai nilai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik.
Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan
sebelum pengajaran dilakukan. 14
Pendidikan telah diatur dalam Undang-undang Republik Indonesia No 20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan naisonal dinyatakan sebagai
berikut: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia,
13
Septi Peni Wulandani, Jarimatika Perkalian dan Pembagian, (Jakarta: Kawan Pustaka,
2014), hal. 4 14
Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain. Op-cit,. hal. 1
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.15
Dalam istilah pendidikan, belajar adalah suatu yang di tandai dengan
adanya perubahan tingkah laku pada diri sesorang. Perubahan yang dimaksud
adalah perubahan secara pengetahuan, sikap, dan keterampilan.16
Hanya dengan melalui proses belajar, kependidikan, manusia akan dapat
dimanusiakan sebagai hamba Tuhan yang mampu menaati ajaran agama-Nya
dengan melalui ilmu pendidikan, sebagai firman Allah SWT:
ت ءااء ي م هى ق ا حرز ٱن ة ٱٱ س ساجدا وقائ وسجىا زح
قم هم ستىي ۦزب و ٱنر ى ه ا تركس ونىا ٱنر إ ى ل ه
٩ ٱٱن Artinya:“Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang
berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (QS. Az Zumar: 9). 17
Selanjutnya Allah Berfirman:
أها ه ءايىا إذا قم نكى تفسحىا ف ٱنر فسح ٱفسحىا ٱن ٱ
سفع ٱن وا ٱن وا نكى وإذا قم ٱ ءايىا يكى و ٱنر ٱنر
تت و ٱن هى وتىا زج س ٱ هى ا ت ١١ بArtinya: “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(Al Mujadalah 11)”.18
15
Departemen Pendidikan Nasional, UU Sisdiknas (UU No 20 Th 2003), (Jakarta: Sinar
Grafika, Cetakan Keenam),2014, hal. 3 16
Ahmad Ahwan, Dimensi Etika Belajar Mengajar Dalam Pendidikan Islam,
(Yokyakarta: Gama Media, 2011), hal.18-19. 17
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, 2009),
hal. 459. 18
Ibid. hal. 543
Dari ayat di atas menunjukan bahwa orang yang berilmu dan tidak
berilmu memiliki perbedaan dalam belajar. Dengan belajar manusia akan
mendapatkan pengetahuan dan perubahan yang lebih baik pada dirinya.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah belajar adalah serangkaian kegiatan
jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.19
Sedangkan belajar matematika adalah hal yang penting di sekolah
dasar. Mata pelajaran Matematika telah diperkenalkan sejak siswa menginjak
kelas I Sekolah Dasar (SD). Secara rinci pada Permendiknas nomor 22 tahun
2006 tentang Standar Isi untuk mata pelajaran Matematika SD/MI dinyatakan
bahwa tujuan pembelajaran Matematika di SD adalah: Melatih cara berpikir
dan bernalar dalam menarik kesimpulan, mengembangkan aktivitas kreatif,
mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan mengembangkan
kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di
sekolah-sekolah dengan frekuensi jam pelajaran lebih banyak dibandingkan
dengan mata pelajaran yang lain. Matematika bagi sebagian besar anak
merupakan mata pelajaran yang sangat sulit, menjenuhkan, tidak
menyenagkan dan menakutkan mengakibatkan mayoritas siswa kita
mendapatkan nilai yang buruk, bukan karna mereka tidak bisa tetapi karena
paradikma atau pemikiran siswa kita bahwa matematika menakutkan dan sulit.
19
Syaiful Bahri Djamara, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hal. 13
Matematika di anggap sulit tentu tidak lepas dari ketidak senangan dari
perserta didik tentang mata pelajaran matematika itu sendiri. Persoalan
matematika yang sering di hadapi anak adalah sering kali anak kurang
terampil mengoperasikan aritmatika. Walaupun mereka mampu, kebanyakan
dari mereka kurang cepat dan tepat untuk membantu persoalan mengalikan
angka. Di sinilah kewajiban seorang guru untuk menanamkan rasa senang
terhadap pelajaran Matematika tentang perkalian dengan memberi rangsangan
atau dorongan agar siswa menyenangi pelajaran Matematika.
Konsep perkalian ditanamkan sebagai penjumlahan berulang, sehingga
kemampuan dasar berhitung perkalian dua bilangan 1 - 10 seharusnya sudah
dikuasai oleh peserta didik. Perkalian mungkin memang susah, tapi setidaknya
seorang guru bahkan orang tua dapat membuatnya menjadi lebih
menyenangkan. Salah satu hal yang bisa membuat anak-anak senang dengan
Matematika adalah kebebasan mereka bereksperimen dan menumbuhkan
minat belajar matematika.
Minat dan hasil belajar matematika rendah terutama materi perkalian
dikarenakan dalam proses pembelajaran siswa menganggap matematika sulit,
siswa merasa bingung memahami isi dan maksud soal relatif rendah, cara
penyampaian guru kurang menyenangkan, metode yang di gunakan monoton
dan siswa cenderung hanya menggunakan satu cara dan tidak kreatif dalam
mencari cara baru.
Guru sebagai tenaga pendidik harus dapat mengembangkan minat
belajar perkalian dengan baik, maka seorang guru harus mempunyai cara dan
langkah-langkah yang mudah dan menarik. Minat belajar perkalian rendah
karena metode yang digunakan tidak menarik dan cara penyampaian kurang
jelas, sehingga siswa sulit untuk memahami dan menyebabakan hasil belajar
perkalian rendah.
Minat Belajar adalah salah satu keaktifan seseorang yang mendorong
untuk melakukan serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam
interaksi dalam lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan
psikomotor. Dan dengan adanya minat terhadap matematika maka akan
berpengaruh pada hasil belajar siswa, minat belajar yang baik maka hasil
belajar akan baik pula.
Dalam pembelajaran di kelas guru mentransfer ilmu matematika dan
anak hanya duduk, mendengar, catat, mengerjakan dan memberi pekerjaan
rumah, akhirnya anak mudah bosan. Kurangnya metode yang dimiliki guru
membuat anak mudah bosan dan sulit menangkap pelajaran, padahal
matematika adalah pelajaran yang harus disampaikan dengan langsung
mempraktekan cara menghitungnya bukan hanya mendengar saja.
Berdasarkan masalah tersebut peneliti memilih metode pembelajaran yang
tepat untuk digunakan pada materi perkalian ini yaitu metode jarimatika.
Jarimatika adalah salah satu metode berhitung dalam operasi KaBaTaKu (kali,
Bagi, Tambah, Kurang) dengan menggunakan jari-jari tangan. Jarimatika
adalah cara yang sederhana dan menyenangkan untuk mengajarkan berhitung
perkalian, pembagian, penjumlahan dan pengurangan kepada anak-anak.
Berdasarkan beberapa akar permasalahan yaitu siswa menganggap
matematika sulit, siswa merasa bingung memahami isi dan maksud soal relatif
rendah, cara penyampaian guru kurang menyenangkan, metode yang di
gunakan monoton dan siswa cenderung hanya menggunakan satu cara dan
tidak kreatif dalam mencari cara baru, sehingga siswa tidak minat dalam
belajar dan mengakibatkan hasil belajar rendah. Diharapkan dengan
menggunakan metode jarimatika siswa akan lebih mudah memahami sesuatu
yang abstrak, karena dapat dilihat secara langsung dapat membantu
meningkatkan kemampuan siswa dan minat belajar matematika terutama
dalam berhitung perkalian sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa .
Berdasarkan hasil pra observasi pada tahun pelajaran 2014/2015
semester ganjil kelas V MINU Purwosari dengan pihak sekolah, bahwa MINU
Purwosari dalam meningkatkan mutu pendidikan telah melakukan berbagai
upaya-upaya antara lain melengkapi buku-buku perpustakaan, mendisplinkan
dalam proses belajar mengajar baik siswa maupun guru, dan mengikutsertakan
guru dalam pelatihan-pelatihan, setiap guru mata pelajaran wajib membuat
perangkat-perangkat pembelajaran seperti program tahunan, program
semester, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran. Namun dengan
demikian minat dan hasil belajar matematika siswa masih cenderung rendah
dengan ditandai banyaknya siswa yang belum mencapai kreteria ketuntasan
minimal (KKM), dimana KKM mata pelajaran Matematika adalah 60,
sebagaimana dapat dilihat dari tabel di bawah ini:
Table 1
Nilai Ulangan Harian Peserta Didik Kelas V Pada Mata Pelajaran
Matematika Materi Perkalian di MINU Purwosari
Tahun Pelajaran 2014/2015
No Nama Siswa Nilai Ketuntasan siswa
Tuntas Tidak tuntas
1 Ahmad Rifai 50
2 Ardhy Ramadhian Syah 50
3 Albi Reza Saputra 50
4 Arif Rusmanto 20
5 Diva Ananda Putri 80
6 Dian Maya Sari 20
7 Diva Ardiyansyah 50
8 Diki Kurniawan 50
9 Dimas Adi Prayogo 20
10 Ema Yuliana 50
11 Inal Hamdan Sinaro 40
12 Irfan Yuda Pratama 50
13 Khori Basith Asfihani 50
14 M. Al Rasyid Dimas P. 80
15 Muhammad Satria 20
16 Rudiansyah 40
17 Retno Ayu Ningsih 100
18 Rahma Novita Sari 70
19 Sendi Arlin Wardana 50
20 Shofia Salsabila 80
21 Saiful Mustaqim 20
22 Winda Yulina 40
23 Tri Mei Ratnasari 90
Jumlah 1170
Rata-rata 50,86
Sumber: Data nilai kelas V mata pelajaran Matematika di MI NU
Purwosari Metro Utara
Tabel 2
Rekapitulasi Hasil Belajar mata pelajaran Matematika
Materi perkalian Pra Observasi Kelas V
di MI NU Purwosari Metro Utara
No Nilai Jumlah Anak Persentase KKM Keterangan
1 <60 17 73,91 % 60 Belum tuntas
2 ≥60 6 26,09 % 60 Tuntas
Jumlah 23 100 60
Kemudian didapat dari hasil pra observasi dan fakta yang terjadi di
lapangan bahwa siswa kelas V di MINU Purwosari banyak yang belum
mengerti atau bisa perkalian sehingga pengetahuan mereka tentang
perkalian sangat rendah, karena metode yang digunakan didalam
pembelajaran tidak berfariasi dan hanya menggunakan metode ceramah,
sehingga minat belajar perkalian sangat rendah karena menganggap
perkalian itu sulit.
Jadi berdasarkan uraian diatas arah penelitian ini adalah ”
Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode
Jarimatika pada Mata Pelajaran Matematika Materi Perkalian Kelas V”.
C. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas
dengan ini penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Minat belajar siswa rendah karena menganggap matematika sulit
2. Rendahnya hasil belajar siswa
3. Metode yang digunakan guru monoton.
4. Prestasi belajar siswa rendah pada mata pelajaran Matematika.
5. Situasi kelas tidak kondusif.
6. Siswa tidak fokus dalam mendengarkan penjelasan guru.
7. Masih rendahnya keterampilan berhitung perkalian.
D. Pemecahan Masalah
Aktivitas siswa dalam pembelajaran merupakan suatu hal yang sangat
penting dalam kegiatan pembelajaran dalam menentukan efektif dan tidaknya
suatu kegiatan pembelajaran. Selain itu guru harus mempertimbangkan
metode dan model pembelajaran yang sesuai sehingga tujuan pembelajaran
dapat berhasil .
Berdasarkan akar masalah yang penulis paparkan diatas. Agar
pembelajaran berjalan dengan baik dan pembelajaran dapat berhasil maka
perlu dipilih satu metode yang dapat memudahkan siswa dalam memahami
materi secara maksimal. Sehingga siswa dapat meningkatkan minat dan hasil
belajar mata pelajaran Matematika materi perkalian dengan menggunakan
metode Jarimatika.
E. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas
maka dengan ini penulis merumuskan masalah dalam penelitin ini yaitu:
1. Apakah dengan menggunakan Metode Jarimatika dapat meningkatkan
minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi perkalian
kelas V MINU Purwosari Kecamatan Metro Utara Kota Metro tahun
pelajaran 2014/2015?
2. Apakah dengan menggunakan Metode Jarimatika dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi perkalian kelas
V MINU Purwosari Kecamatan Metro Utara Kota Metro tahun pelajaran
2014/2015?
F. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut?
1. Untuk mengetahui peningkatan minat, kreativitas dan keaktifan siswa pada
mata pelajaran matematika materi perkalian menggunakan metode
jarimatika kelas V semester ganjil MINU Purwosari Kecamatan Metro
Utara Kota Metro Tahun Pelajaran 2014/2015.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
matematika materi perkalian menggunakan metode jarimatika kelas V
semester ganjil MINU Purwosari Kecamatan Metro Utara Kota Metro
Tahun Pelajaran 2014/2015.
G. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas yang diperoleh diharapkan dapat berguna:
1. Bagi siswa
Untuk meningkatkan minat belajar siswa sehingga dapat meningkatka
hasil belajar siswa.
2. Bagi guru
Untuk menambah wawasan guru sebagai metode alternatif dalam
meningkatkan minat belajar siswa.
3. Bagi sekolah
Untuk menambah sumbangan pemikiran bagi sekolah dalam upaya
meningkatkan kualitas siswanya.
4. Bagi Peneliti
Sebagai suatu eksperimen yang dapat dijadikan salah satu acuan untuk
melaksanakan penelitian selanjutnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Minat
1. Pengertian Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang,
diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang.20
Menurut Crow and Crow yang di kutip oleh Djaali minat pada
dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri
sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat
hubungan tersebut, semakin besar minatnya. Minat juga
berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk
menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan,
pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.21
Syaiful Bahri Djamarah juga mengemukakan pendapatnya bahwa
minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperbaiki dan
mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap suatu
aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa
senang.22
Dan minat belajar perlu juga mendapat perhatatian yang khusus
karena minat merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan
proses belajar, disamping itu bahwa minat yang timbul dari
kebutuhan anak merupakan faktor penting bagi anak dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan atau usahanya.23
20
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta:Rineka
Cipta,2013), hal.57. 21
H. Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2014), hal. 121. 22
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hal. 166. 23
Lisnawaty Simanjuntak, Metode Mengajar Matematika, (Jakarta: Rineka Cipta,1993),
hal. 57.
Allah berfirman sebagai berikut:
هف ن ۥ وي د ن ب ت ي يس ۥ حف ى ۦ ي ق ي ٱ إ ل ٱ
غس يا بقىو حتى غسوا يا بأفسهى وإذا زا بقىوت سىءا فل ٱ
ۥ يس ن ١١ ي وال و ۦ ويا نهى يArtinya:Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu
menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka
menjaganya aras perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan
mengubah suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri
mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan
terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan
tidak ada pelindung bagi mereka selain dia.24
Jadi dari beberapa pendapat dan ayat diatas penulis dapat
menyimpulkan bahwa minat adalah kemauan atau rasa suka yang kuat
terhadap suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Dan semakin
kuat atau dekat dengan hal tersebut maka semakin besar minatnya.
2. Membangkitkan Minat Belajar Siswa
Menurut Lisnawati simanjuntak bahwa memangkitkan minat belajar
siswa adalah sebagai berikut:25 Minat dan keterlibatan orang tua dalam
program sekolah dapat menjadi faktor yang menentukan dalam
meningkatkan prestasi anak di sekolah, misalnya orang tua mau
mendengarkan pendapat anak tentang sekolah, menolong anak
menyesuaikan diri di kelas, bahkan turut aktif menjadi pelatih dalam
kegiatan ekstra kulikuler. Di samping peran aktif orang tua dalam
perkembangan belajar anak, minat belajar perlu juga mendapatkan
perhatian yang khusus karena minat merupakan salah satu faktor
24
Departemen Agama RI, Al-Quraan dan Terjemahannya, (Bandung: Diponegoro,
2009), hal. 250. 25
Lisnawati Simanjuntak, Op-cit, hal. 57-63.
penunjang keberhasilan proses belajar, di samping itu bahwa minat timbul
dari kebutuhan anak akan merupakan salah satu faktor penting bagi anak
dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan atau usahanya oleh karena itu
minat pada anak-anak terutama minat belajar harus diperhatikan dengan
seksama hal ini untuk memudahkan membimbing dan mengarahkan anak
belajar, sehingga anak tidak perlu mendapat dorongan dari luar apabila
pekerjaan yang dilakukan cukup menarik minat
Apabila anak didik menunjukkan minat belajar yang rendah adalah
merupakan tugas pendidik di samping orang tua untuk meningkatkan
minat tersebut, sebab jika pendidik mengabaikan minat belajar anak akan
mengakibatkan tidak berhasilnya dalam proses belajar mengajar.
Untuk lebih jelasnya bahwa membangkitkan minat belajar akan
diperlukan beberapa syarat:
1. Belajar harus menarik perhatian
2. Obyek atau keadaan yang kekuatannya menarik akan menimbulkan
minat belajar.
3. Masalahnya berulang-ulang terjadi
4. Semua kegiatan harus kontras.
Dari penjelasan di atas penulis meyimpulkan bahwa membangkitkan
minat belajar memiliki beberapa syarat yaitu belajar harus menarik,
kegiatannya berulang-ulang terjadi dan menarik sehingga menimbulkan
minat belajar.
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkunggnnya.26 Menurut winkel yang dikutip oleh Purwanto, Hasil
belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam
sikap dan tingkah lakunya. 27
Belajar juga dapat di artikan sebagai proses mental dan emosional
atau proses berfikir dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar bila
fikiran dan perasaannya aktif.28
Sebagaimana firman Allah:
إل يا س ى س نل ٣٩ و نArtinya: Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah
diusahakan ( An-Najm 39 ).29
Dari beberapa pendapat dan ayat tersebut penulis menyimpulkan
bahwa dengan belajar dan usaha maka hasil belajar yang baik akan dapat
tercapai dan hasil belajar adalah perubahan perilaku yang disebabkan
karena usaha yang dilakukan dalam proses belajar mengajar , hasil belajar
berupa perubahan aspek kognif (pengetahuan), afektif (sikap) dan
psikomotorik ( keterampilan).
2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Belajar
26
Slameto, Op-cit, hal. 2. 27
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hal. 45 28
H Udin, S. Winatapura, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Universitas Terbuka,
Cetakan Keempat, 2005), hal. 2.4. 29
Departemen Agama RI, Op-cit., hal.527.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi
dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan
faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu
yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di
luar individu. Dan penjelasanya sebagai berikut:30
a. Faktor Intern
Faktor intern ada 3 faktor yaitu, faktor jasmaniah, faktor psikologis
dan faktor kelelahan.
1. Faktor Jasmaniah
a) Faktor kesehatan
b) Cacat tubuh
2. Faktor Psikologis
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong kedalam
faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu
adalah inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan
kelelahan.
3. Faktor Kelelahan
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah
dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah
dan faktor masyarakat.
30
Slameto, Op. Cit., hal.54-60
Menurut Muhibbin syah faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni : faktor internal, faktor
eksternal dan faktor pendekatan belajar, dan penjabarannya sebagai
berikut:31
a. faktor internal ( faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi
jasmani dan rohani siswa
b. faktor eksternal ( faktor dari luar siswa ), yakni kondisi lingkungan di
sekitar siswa
c. faktor pendekatan belajar ( approach to learning ), yakni jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.
Jadi penulis menyimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi
belajar adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal),
faktor yang berasal dari luar siswa (faktor eksternal) dan faktor pendekatan
belajar (approach to learning) yang mempepengaruhi proses dan hasil
belajar siswa.
C. Metode Jarimatika
1. Pengertian Metode Jarimatika
Metode adalah suatu cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. 32
31
Muhibin Syah, Psikologi Pendididkan, (Bandung:Remaja Rosdakarya, Cetakan
Kelimabelas, 2010), hal. 129 32
Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:
Rineka Cipta, Cetakan Keempat, 2010), hal.46.
Jarimatika adalah salah satu metode berhitung dalam operasi
KaBaTaKu ( kali, bagi, tambah, kurang ) dengan menggunakan
jari-jari tangan. Jarimatika juga didesain agar anak tidak merasa
sedang “ belajar” matematika. Buku jarimatika banyak diselingi
dengan gambar, kegiatannya penuh dengan permainan, gerak, lagu,
dan juga kisah-kisah menarik. Target pertama adalah anak tidak
takut matematika.33
Dari penjelasan tersebut penalis menarik kesimpulan bahwa
metode jarimatika adalah suatu cara yang digunakan untuk berhitung
dalam operasi perkalian, pembagian, penjumlahan dan pengurangan
dengan menggunakan jari-jari tangan.
2. Keunggulan dan Kelemahan Metode Jarimatika
a. Keunggulan Metode Jarimatika
Peserta didik perlu sekali menguasai ketrampilan berhitung, agar
dapat menghadapi perubahan dunia yang selalu dinamis. Begitu
pentingnya berhitung banyak orang tua dan guru secara sadar
maupun tidak, memaksa peserta didik untuk dapat menguasai
berhitung dengan baik. Padahal untuk dapat mempunyai
kemampuan berhitung harus melalui konsep. Metode jarimatika
lebih menekankan penguasaan konsep secara cepat, sehingga
peserta didik dapat menguasai ilmu secara matang. Septi Peni W
mengungkapkan nilai lebih dari penggunaan metode jarimatika
adalah:
a. Jarimatika memberikan visualisasi proses berhitung, sehingga
membuat peserta didik mudah melakukannya.
b. Gerakan jari tangan akan mudah menarik minat peserta didik.
c. Relatif tidak memberatkan memori otak anak.
d. Alatnya praktis dan efisien karena bisa dibawa kemana-mana
dan tidak usah membeli.34
Menurut Fahrur kelebihan metode jarimatika adalah :
1. Memberikan visualisasi berhitung
2. Mudah dan cepat
33
Ticka Aleilypera, Metode Jarimatika, http://tickaaleilypera.blogspot.com, 2014, 24
Agustus 2015 pukul 08:27. 34
Ibid.,
3. Alatnya tidak perlu di beli dan tidak dapat disita.35
Jadi berdasarkan pendapat tersebut penuli dapat menyimpulkan
kelebihan metode jarimatika adalah sebagai berikut: Jarimatika
memberikan visualisasi proses berhitung, metode jarimatika mudah
dan cepat dilakukan peserta didik, alatnya tidak perlu dibeli dan tidak
akan disita saat ujian, dan tidak memberatkan memori otak saat
digunakan.
b. Kekurangan Metode Jarimatika
Menurut Upik Tri Mulyani metode jarimatika mempunyai kelebihan
juga mempunyai kelemahan antara lain:
a. Metode ini fokus pada aritmatika, sedangkan aritmatika sendiri
adalah salah satu cabang dari matematika yang berkenaan dengan
sifat hubungan bilangan nyata terutama menyangkut penjumlahan,
pengurangan perkalian, dan pembagian, sehingga cakupannya
kurang luas.
b. Sifatnya hanya membantu proses berhitung lebih mudah dan cepat,
belum pada pemecahan masalah.36
3. Langkah-langkah Pembelajaran Metode Jarimatika
Sebelum mengajarkan siswa untuk menggunakan metode jarimatika
dalam perkalian, siswa perlu dibimbing untuk memahami konsep dasar
tentang perkalian terlebih dahulu. Di bawah ini merupakan langkah-
langkah pembelajaran perkalian kelompok dasar bilangan 6 sampai 10.
35
Fahrur Hs, Aritmatika Jari, (Manajemen Matematika Dahsyat, 2009), hal. ii 36
Ticka Aleilypera, Op-cit.,
Formasi Kelompok Dasar bilangan 6 sampai 10
6 x 6 7 x 7 8 x 8
9 x 9 10 x 10
Gambar. 1
Rumus : (A1 + A2) + (B1 x B2)
Keterangan:
A1 : jari tangan kiri yang ditutup (puluhan)
A2 : jari tangan kanan yang ditutup (puluhan)
B1 : jari tangan kiri yang dibuka (satuan)
B2 : jari tangan kanan yang dibuka (satuan)
Contoh 1 :
- 6 x 7 = 42
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Buatlah formasi angka 6 pada tangan kiri dan angka 7
tangan kanan.
Gambar. 2
2. Jari yang dibuka di jumlahkan sebagai puluhan B1= 10 dan
B2= 20, 10 + 20 = 30
3. Jari yang ditutup dikalikan sebagai satuan A1= 4 dan A2=3,
4 x 3 =12
4. Jadi hasilnya adalah 30 + 12 = 42
Contoh 2 :
- 6 x 8 = 48
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Buatlah formasi angka 6 pada tangan kiri dan angka 8
tangan kanan
Gambar. 3
2. Jari yang dibuka dijumlahkan sebagai puluhan B1= 10 dan
B2=30, 10 + 30 = 40
3. Jari yang ditutup dikalikan sebagai satuan A1= 4 dan A2=
2, 4 x 2 = 8
4. Jadi hasilnya adalah 40 + 8 = 48
Contoh 3:
- 7 x 9 = 63
Langkah- langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Buatlah formasi angka 7 pada tangan kiri dan angka 9 pada
tangan kanan
Gambar. 4
2. Jari yang dibuka dijumlahkan sebagai puluhan B1= 20 dan
B2= 40, 20 + 40 = 60
3. Jari yang ditutup dikalikan sebagai satuan A1= 3 dan A2=
1, 3 x 1 = 3
4. Jadi hasilnya adalah 60 + 3 = 63
Contoh 4 :
10 x 10 = 100
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Buatlah formasi angka 10 pada tangan kiri dan angka 10
tangan kanan
Gambar. 5
2. Jari yang dibuka dijumlahkan sebagai puluhan B1= 50 dan
B2= 50, 50 + 50 = 100
3. Jari yang ditutup dikalikan sebagai satuan A1= 0 dan A2=0,
0 x 0 = 0
4. Jadi hasilnya adalah 100 + 0 = 100.37
D. Pelajaran Matematika
1. Pengertian Matematika
Matematika merupakan pola pikir, pola mengorganisasikan
pembuktian logika, pengetahuan struktur yang terorganisasi
memuat sifat-sifat, teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan
unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah
dibuktikan kebenarannya (Johnson dan Rising, 1972, dalam
Rusefendi, 1988:2). Matematika menurut Nasution (1982:12) yang
di kutip oleh Mubiar Agustin istilah matematika berasal dari kata
Yunani, Mathein atau Manthenein yang berarti mempelajari. Kata
ini memiliki hubungan yang erat dengan kata Sansekerta, Medha
atau Widya yang memiliki arti kepandaian, ketahuan atau
37
Fahrur HS, Aritmatika Jari. (Manajemen Matematika Dahsyat, 2009), hal. 3 -6
intelegensi. Dalam bahasa Belanda, matematika disebut dengan
Wiskunde yang berarti ilmu tentang belajar. 38
Menurut Reys (1984) mengatakan bahwa matematika adalah telaah
tentang pola dan hubungan suatu jalan atau pola pikir, suatu seni,
suatu bahasa dan suatu alat. Menurut Kline (1973) Mengatakan
bahwa matematika bukan pengetahuan menyendiri yang dapat
sempurna karena dirinya sendiri, tetapi keberadaanya untuk
membantu manusi memahami, menguasai permasalahan social,
ekonomi, dan alam.39
Jadi dari pendapat- pendapat di atas dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa matematika adalah suatu ilmu yang berkaitan dengan bentuk-
bentuk atau struktur yang abstrak dan didapat secara berfikir.
2. Cabang Matematika
Bidang studi matematika yang di ajarkan di SD mencakup tiga
cabang yaitu aritmetika, aljabar dan geometri yang akan di jelaskan
sebagai berikut:40
a. Aritmetika
Menurut Dali S. Naga yang dikutip oleh Mulyono
Abdurrahman, aritmetika atau berhitung adalah cabang matematika
yang berkenaan dengan sifat hubungan – hubungan bilangan –
bilangan nyata dengan perhitungan mereka terutama menyangkut
penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Secara
singkat aritmetika atau berhitung adalah pengetahuan tentang
bilangan.
38
Mubiar Agustin, Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran, (Bandung: Refika
Aditama, 2011), hal. 46-47. 39
Karso dkk, Pendidikan Matematika 1, (Jakarta: Universitas Terbuka, Cetakan
Kedelapan, 2011), hal. 1.40 40
Mulyono Abdurahman, Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), hal.
203-204
b. Aljabar
Dalam perkembangan aritmetika selanjutnya, penggunaan
bilangan sering diganti dengan abjad. Penggunaan abjad dalam
aritmetika inilah yang kemudian disebut aljabar. Aljabar ternyata
tidak hanya menggunakan abjad sebagai lambang bilangan yang
diketahui atau yang belum diketahui tetapi juga menggunakan
lambang–lambang lain seperti titik-titik contoh: 3 + … = 5 ), lebih
besar (>), lebih kecil (<), dan sebagainya.
c. Geometri
Geometri adalah cabang matematika yang berkenaan dengan
titik dan garis ( Aleks Maryunis:1989:24). Titik adalah pernyataan
tentang posisi yang dimiliki panjang dan lebar sedangkan garis
hanya dapat diukur panjangnya.
Jadi dapat penulis simpulkan bahwa cabang matematika yang
diajarkan di SD adalah Aritmetika, aljabar dan Geometri.
3. Tujuan Mempelajari Matematika
Matematika merupakan bidang studi yang di pelajari oleh semua siswa
dari SD hingga SLTA dan bahkan di perguruan tinggi. Cockroft
(1982:1-5) yang di kutip oleh Mulyono Abdurrahman mengemukakan
bahwa matematika perlu di ajarkan siswa karena:
a. Selalu digunakan dalam segala segi kehidupan
b. Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika
yang sesuai
c. Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas
d. Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai
cara
e. Meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian, dan
kesadaran keruangan
f. Memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah
yang menantang.41
Jadi tujuan siswa mempelajari matematika adala untuk membantu
dan memudahkan siswa untuk mempelajari bidang studi lain dan
memudahkan siswa dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-hari
yang berhubungan denagn berhitung.
4. Pengertian Perkalian
Perkalian adalah penjumlahan berulang atau penjumlahan dari
beberapa bilangan yang sama.42
Berdasarkan pengertian tersebut penulis menyimpulkan bahwa
perkalian adalah penjumlahan yang berulang sebanyak “n”.
5. Sifat-Sifat Perkalian
Adapun sifat –sifat perkalian yaitu sifat tertutup, pertukaran,
pengelompokan, distributive dan sifat bilanmgan satu atau nol yang di
jabarkan sebagai berikut: 43
a. Tertutup
Hasil kali sebarang 2 bilangan cacah adalah bilang cacah maka
dikatakan bahwa pengerjaan kali atau perkalian itu tertutup dalam
himpunan bilangn cacah. Contoh : 3 x 4 = 12, 3 dan 4 adalah bilangan
cacah,12 sebagai hasil kalinya adalah bilangan cacah pula.
41
Ibid., hal. 204 42
Fahrur HS, Aritmatika Jari, (Manajemen Matematika Dahsyat, 2009), hal. 2 43
Karso dkk, Pendidikan Matematika 1, (Jakarta: Universitas Terbuka, Cetakan
Kedelapan, 2011), hal. 2.40 2.42
b. Pertukaran
Untuk dua bilangan cacah bila dikalikan hasilnya tidak berubah
seandainya letak kedua bilangan itu dipertukarkan maka dikatakan
bahwa perkalian dalam himpunan bilangan cacah memenuhi sifat
pertukaran atau komutatif. Contoh : 3 x 5 = 15 dan 5 x 3 = 15, maka 3
x 5 = 5 x 3.
c. Pengelompokan
Untuk setiap 3 bilangan cacah sebarang hasil kalinya tidak berubah
bila 2 bilangan pertama atau 2 bilangan terakhir dikalikan terlebih
dahulu maka dikatakan bahwa perkalian dalam himpunan bilangan
cacah memenuhi sifat pengelompokan atau asosiatif.
Contoh : ( 3 x 4 ) x 6 = 3 x ( 4 x 6 ).
d. Distributif
Untuk setiap bilangan cacah sebarang a, b dan c berlaku bahwa a x
( b + c ) = ( a x b ) + ( a x c ). Maka, dikatakan bahwa dalam
himpunan bilangan cacah perkalian terhadap penjumlahan
memenuhi sifat distributuf atau sifat penyebaran. Contoh : 2 x ( 4 +
5 ) = ( 2 x 4 ) + ( 2 x 5 ).
e. Sifat bilangn satu atau nol
Hasil kali setiap bilangan cacah dengan 1 adalah tetap, contoh : 3 x
1 = 3. Hasil kali setiap bilangan cacah dengan 0 adalah 0, contoh : 4 x
0 = 0.
6. Materi Perkalian Sifat Distributif
Dalam materi yang disampaikan yaitu sifat Distributif (Penyebaran)
guna menemukan implementasi metode yang digunakan untuk penunjang
tercapainya tujuan pendidikan, buku ajar yang digunakan adalah buku
Matematika kelas V.
Sifat distributif digunakan untuk mempermudah operasi hitung.
Perhatikan contoh berikut:
1. (7 x 8) + (7 x 2) = 7 x (8 + 2)
= 7 x 10
= 70
2. 25 x (10 – 2) = (25 x 10) – (25 x 2)
= 250 – 50
= 200
Jadi, secara umum sifat distributif dapat ditulis sebagai berikut.44
E. Kurikulum Matematika Kelas V Sekolah Dasar
1. Pengertian Kurikulum Matematika
Menurut S. Nasution, Kurikulum adalah “suatu rencana yang
disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan
44
M. Khafid, Pelajaran Matematika SD untuk Kelas V , (Jakarta: Erlangga, 2006),
hal.9-10
Rumus: a x (b + c) = (a x b) + (a x c)
a x (b – c) = (a x b) – (a x c)
dengan a, b, dan c bilangan bulat.
dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf
pengajarnya”.45
Sedangkan pengertian matematika menurut Ruseffendi dalam
Heruman disebutkan matematika adalah:
Bahasa symbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian
secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang
terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang
didefinisikan, ke aksioma atau polsutat, dan akhirnya ke dalil.46
Pengembangan kurikulum matematika dilakukan dengan mengacu
pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Bahwa kurikulum merupakan alat atau sarana untuk mencapai
tujuan pendidikan, sehingga dalam proses belajar mengajar pada jenjang
pendidikan berpegang pada kurikulum yang ada.
2. Kurikulum Matematika Kelas V Sekolah Dasar
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
Melakukan operasi hitung bilangan
bulat dalam pemecahan masalah
1.1 Melakukan operasi hitung bilangan
bulat, termasuk penggunaan sifat-
sifatnya, pembulatan dan penaksiran
1.2 Menggunakan faktor prima untuk
menentukan KPK dan FPB
1.3 Melakukan operasi hitung campuran
bilangan bulat
45
S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 5 46
Heruman, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008),
hal. 1
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1.4 Menghitung perpangkatan dan akar
sederhana
1.5 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan operasi hitung,
KPK, dan FPB
Menggunakan pengukuran waktu,
sudut, jarak, dan kecepatan dalam
pemecahan masalah
2.1 Menulis tanda waktu dengan
menggunakan notasi 24 jam,
2.2 Melakukan operasi hitung satuan
waktu.
2.3 Melakukan pengukuran sudut
2.4 Mengenal satuan jarak dan
kecepatan
2.5 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan waktu, jarak dan
kecepatan
Menghitung luas bangun datar
sederhana dan menggunakannya
dalam pemecahan masalah dan
menggunakannya dalam pemecahan
masalah
3.1 Menghitung luas trapesium dan
layang-layang
3.2 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan luas bangun datar
Menghitung volume kubus dan balok
dan menggunakannya dalam
pemecahan masalah
4.1 Menghitung volume kubus dan
balok
4.2 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan volumen kubus
dan balok
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Sifat dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti berusaha menganalisis minat dan hasil
belajar siswa yang diajar menggunakan metode Jarimatika pada mata
pelajaran Matematika materi perkalian di kelas V MINU Purwosari
Kecamatan Metro Utara Kota Metro Tahun Pelajaran 2014/2015.
Sifat penelitian ini adalah kuantitatif karena penulis akan mengukur
peningkatan minat dan hasil belajar siswa melalui beberapa tes yang di
berikan kepada siswa sedangkan jenis penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang meneliti langsung bagaimana keadaan situasi dan
kondisi kelas serta berperan langsung dalam proses pembelajaran saat itu.
B. Setting Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini berkolaborasi dengan Ibu Daruzzahroh
sebagai guru kelas V MINU PURWOSARI METRO UTARA dengan jumlah
siswa 23, yang terdiri dari 8 Perempuan dan 15 Laki-laki.
2. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada tahun pelajaran
2014/2015, yaitu dari tanggal 11 Maret 2015 sampai dengan tanggal 25 Maret
2015.
C. Sasaran Penelitian
Sasaran atau objek penelitian tindakan kelas ini merujuk pada minat
dan hasil belajar siswa menggunakan metode Jarimatika pada mata pelajaran
matematika materi perkalian, di kelas V MINU Purwosari kecamatan Metro
Utara Kota Metro.
Adapun komponen lain yang akan diteliti antara lain:
1. Siswa itu sendiri
2. Guru yang sedang mengajar
3. Materi pelajaran
4. Sarana dan prasarana
5. Minat siswa
6. Hasil belajar
7. Pengelolaan/pengaturan yang dilakukan pimpinan sekolah
D. Fokus Penelitian
Fokus penelitian dalam penelitian ini menggunakan penelitian tindakan
kelas (PTK) yang mengarah pada minat dan hasil belajar, metode dan sarana
dan prasarana pembelajaran, baik media dan strategi yang digunakan,
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran matematika materi perkalian kelas
V di MINU Purwosari Metro Utara.
Dalam pengfokusan ini mengarah pada sikap dan perilaku siswa,
kegiatan yang dilakukannya, tingkat partisipasi dalam suatu kegiatan, proses
kagiatan yang dilakukannya, kemampuan, minat, bahkan hasil belajar siswa
serta tingkah laku guru pada waktu mengajar, serta partisipasi siswa dalam
simulasi.
E. Perencanaan Penelitian
Penelitian tindakan kelas terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang
dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan yang ada dalam siklus,
yaitu:
1. Merencanakan
2. Melakukan tindakan
3. Pengamatan / observasi
4. Refleksi.47
Dalam proses tersebut dapat digambarkan dalam diagram berikut :
Gambar 6
Dalam pelaksanaan penellitian pembelajaran dilaksanakan dalam dua
siklus, setiap siklus masing- masing satu pertemuan dengan setiap pertemuan
masing- masing 4 jam pelajaran ( 2 x 35 ).
47
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 16
Refleksi Siklus I Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan Refleksi
Pelaksanaan Siklus II
Pengamatan
Perencanaan
1. Siklus I
a. Perencanaan Penelitian
Peneliti mengadakan survey ke sekolah yang akan dijadikan objek
penelitian. untuk mengidentifikasi permasalahan tentang konsepsi siswa
dan proses pembelajaran di kelas. Setelah mengetahui permasalahan yang
ada maka penulis merancang sebuah pembelajaran di kelas yaitu dengan
menyusun desain pembelajaran, rencana pembelajaran (RPP) dan silabus,
membuat jadwal pertemuan, dan instrumen.
Dalam siklus I ini yang harus dilakukan adalah mulai dari
merencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, dan
merefleksi. Materi pokok yang diberikan adalah materi perkalian.
Adapun tahap-tahap dalam perencanaan penelitian tindakan kelas ini
adalah sebagai berikut :
1. Menyusun satuan pelajaran sesuai pokok bahasan
2. Skenario pembelajaran.
3. Menyiapkan sumber, bahan dan metode Jarimatika yang dibutuhkan
dalam pembelajaran.
4. Menentukan waktu
5. Perangkat evaluasi
b. Tahap Pelaksanaan
Implementasi penelitian ini dengan :
1. Memberikan motifasi kepada siswa,
2. Penyajian materi menggunakan media nyata jari-jari tangan
3. Memberikan contoh soal,
4. Memberian latihan soal, dan diakhir siklus dilakukan tes untuk
memperoleh gambaran kesesuaian antara perencanaan tindakan
dengan pelaksanaan maka dilihat desain pembelajaran, suasana
kelas, bagaimana aktivitas guru dan siswa, proses belajar.
Pelaksanaan tindakan dalam kelas dilaksanakan oleh guru
setelah memahami perencanaan yang disusun. Adapun skenario
pembelajaran dikelas dirancang dengan pemilihan format tugas,
kegiatan inti dan hasil belajar siswa yang secara rinci akan dijabarkan
dalam RPP sebagaimana terlampir dalam PTK ini. Adapun skenario
pembelajaran secara umum dirancang sebagai berikut :
Pembelajaran yang penulis gunakan adalah metode Jarimatika
Kegiatan Awal
Apersepsi : Guru mengucap salam, memotivasi siswa
Kegiatan Inti
1) Guru memberi informasi tentang KD yang akan dipelajari
2) Setelah guru memperlihatkan alat mengajar yang digunakan media
nyata seperti jar-jari tangan, guru menjelaskan terlebih dahulu
konsep operasi perkalian.
3) Siswa menganalisa tentang materi perkailian.
4) Guru mempraktekan cara berhitung perkalian dengan jari,
kemudian guru mengenalkan lambang-lambang yang digunakan di
dalam jarimatika.
5) Siswa diminta mengangkat jari-jarinya keatas kemudian
mendemonstrasikan formasi jari-jari tangan yang digunakan dalam
jarimatika.
6) Siswa diajarkan cara-cara menghitung dengan jarimatika.
7) Guru dan siswa melakukan operasi perkalian dengan menggunakan
jari tangan. Guru mengajarkan dengan pelan-pelan dan
menyenangkan agar siswa dapat memahami pengunaan metode
jarimatika dengan baik.
8) Guru memberikan waktu siswa untuk bertanya bagi siswa yang
kurang jelas ataupun kurang faham.
9) Guru memberi latihan soal dan siswa mengerjakan soal
menggunakan metode pembelajaran.
10) Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan
Kegiatan Akhir:
a. Mengumpulkan hasil latihan
b. Guru merefleksikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan,
kemudian memberikan penguatan kepada semua siswa untuk
meningkatkan minat belajar siswa.
c. Membaca hamdalah dan mengucap salam
d. Observasi
Observasi atau yang disebut pengamatan, yaitu kegiatan
pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.48
Pada tahap ini dilaksanakan observasi (pengamatan). Dalam
penelitian ini melakukan pengamatan terhadap jalannya kegiatan
pembelajaran dengan mengggunakan metode pembelajaran jarimatika.
Tindakan kelas yang telah dirancang harus benar-benar dilaksanakan
sebagai upaya untuk peningkatan minat dan hasil belajar. Observasi
ditekankan pada proses pembelajaran yang terangkum dalam skenario
pembelajaran. Adapun yang diobservasi dalam Penelitian Tindakan Kelas
ini adalah meliputi guru dan siswa. Sebagaimana yang tertuang dalam
format observasi berikut ini :
a. Lembar pengamatan rencana kegiatan pembelajaran guru dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
Tabel 3
Format Observasi Untuk Guru dalam peroses pembelajaran
Menggunakan Metode jarimatika Siklus I
No Aspek Yang dinilai Penilaian
0 1 2 3 4
Perencanaan:
1 Membuat RPP
2 Menyesuaikan bahan ajar
3 Merumuskan Tujuan (indikator)
4 Mengorganisasi Materi
5 Memilih Metode yang Tepat
6 Memilih Sumber Belajar
7 Menyusun Alat Ukur
Jumlah 1
Pelaksanaan:
1 Memotivasi
48
Ibid., hal.19
2 Menjelaskan materi secara
singkat
3 Menguasai kelas dalam proses
belajar mengajar
4 Menjelaskan lambang-lambang
yang di gunakan dalam
jarimatika
5 Membimbing cara menghitung
dengan jari tangan
6 Membantu siswa yang
mengalami kesuitan dalam
melakukan operasi perkalian
dengan jari tangan
7 Menyimpulkan materi
8 Membuat evaluasi
Jumlah 2
Jumlah 1 dam 2
Keterangan Skala Penilaian
0 : tidak dilakukan
1 : Dilakukan kurang baik
2: Dilakukan cukup baik
3 : Dilakukan Dengan Baik
4 : Dilakukan sangat baik
Skor tinggi = 15 x 4 = 60
Skor rendah = 15 x 0 = 0
Rumusnya = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑇−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑅
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 =
60
4 = 15
kriteria hasil penilaian
0-15 : kurang
16-30 : cukup
31-45 : baik
46-60 : amat baik
b. Lembar pengamatan minat belajar siswa pada saat pembelajaran siklus I
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4
Format Minat belajar Siswa dengan Menggunakan
Metode Jarimatika Siklus I
No Aspek Yang Dinilai
Jumlah Siswa
Tiap Waktu
0 1 2 3 4
1 Mendengarkan penjelasan guru
2 Menirukan gerakan jari tangan dengan
bimbingan guru
3 Keseriusan mengingat
4 Mempraktekan cara yang di ajarkan oleh
guru tanpa dibimbing
5 Latihan menggunakan perkalian jari
tangan
Jumlah
Presentase ( % )
Keterangan Skor Penilaian
a. Tidak dilakukan
b. Dilakukan denagn baik
c. Dilakukan cukup baik
d. Dilakukan dengan baik
e. Dilakukan sangat baik
Kategori Hasil Penilaian
0 – 5 = kurang
6 – 10 = cukup
11 – 15 = baik
16 – 20 = sangat baik
Skor tinggi = 5 x 4= 20
Skor rendah = 5 x 0 = 0
Rumusannya = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑇−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑅
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 =
20
4 = 5
c. Data hasil belajar siswa siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5
Hasil Belajar Siswa
No Nama siswa L/P Nilai
Keterangan
Tuntas Tidak
Tuntas
1 Ahmad Rifai
2 Ardhy Ramadhian Syah
3 Albi Reza Saputra
4 Arif Rusmanto
5 Diva Ananda Putri
6 Dian Maya Sari
7 Diva Ardiyansyah
8 Diki Kurniawan
9 Dimas Adi Prayogo
10 Ema Yuliana
11 Inal Hamdan Sinaro
12 Irfan Yuda Pratama
13 Khori Basith Asfihani
14 M. Al Rasyid Dimas P.
15 Muhammad Satria
16 Rudiansyah
17 Retno Ayu Ningsih
18 Rahma Novita Sari
19 Sendi Arlin Wardana
20 Shofia Salsabila
21 Saiful Mustaqim
22 Winda Yulina
23 Tri Mei Ratnasari
Jumlah
Rata-rata
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
% ketuntasan hasil belajar
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi terhadap tindakan kelas yang telah
dilakukan, maka dilakukan refleksi terhadap keseluruhan langkah dan
rangkaian proses tindakan sebagai bahan rujukan untuk mengetahui
tingkat keberhasilan dan kegagalan. Setelah hasil refleksi didapat dari hasil
observasi pada tiap siklus, dikumpulkan dan dianalisis. Hasil yang
diperoleh digunakan sebagai acuan untuk merencanakan ke siklus
berikutnya.
2. Siklus II
Berdasarkan dari hasil refleksi pada siklus I maka pada pembelajaran
silus II akan diperbaiki pada kekurangan siklus I, dengan melanjutkan
materi pembelajran yang sesuai dengan kompetensi dasar dan lanjutan
indikatornya.
Hasil refleksi siklus II akan dijadikan acuan perbaikan pembelajaran
pada siklus berikutnya, hanya tercapainya tujuan yang diinginkan.
a. Perencanaan Penelitian
a. Menetapkan materi pembelajaran Matematika yaitu materi
perkalian kelas V denagn kurikulum yang berlaku di MINU
Purwosari Metro Utara yaitu KTSP
b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
c. Menyusun alat tes, yaitu bentuk tes uraian (esai)
d. Menetapkan cara pengamatan terhadap pelaksanaan kegiatan
pembelajaran melalui metode jarimatika.
e. Menyusun alat observasi dan angket, baik untuk siswa maupun
guru.
f. Menetapkan jenis data yang akan dikumpulkan yang sesuai
dengan respon terhadap tindakan yang dilakukan, baik data
kuantitatif maupun kualitatif.
g. Menetapkan cara refleksi yang dilakukan pada setiap akhir siklus.
b. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan tindakan pada Siklus II dilaksanakan peneliti
didampingi oleh guru pamong setelah memahami perencanaan yang
disusun. Adapun skenario pembelajaran dikelas dirancang dengan
pemilihan format tugas, kegiatan inti dan hasil belajar siswa yang
secara rinci akan dijabarkan dalam RPP sebagaimana terlampir dalam
PTK ini. Adapun skenario pembelajaran secara umum dirancang
sebagai berikut :
Pembelajaran yang penulis gunakan adalah metode Jarimatika
Kegiatan Awal
Apersepsi : Guru mengucap salam, memotivasi siswa
Kegiatan Inti
1) Guru memberi informasi tentang KD yang akan dipelajari
2) Guru menyampaikan kembali materi pelajaran menggunakan
metode Jarimatika
3) Siswa mempraktekan cara yang sudah diajarkan oleh guru
4) Guru memberi latihan soal dan siswa mengerjakan soal
menggunakan metode pembelajaran.
5) Guru melihat dan meneliti dari setiap siswa yang telah
mempraktekan soal perkalian dengan metode jarimatika
Kegiatan Ahir:
a. Mengumpulkan hasil latihan.
b. Guru merefleksikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan,
kemudian memberikan penguatan kepada semua siswa untuk
meningkatkan minat belajar siswa.
c. Membaca hamdalah dan mengucap salam
c. Observasi
Pada tahap ini sama halnya pada tahap observasi yang ada pada
siklus I yaitu pada tahap ini dilakukan observasi (pengamatan). Dalam
penelitian ini melakukan pengamatan terhadap jalannya pembelajaran
dengan menggunakan metode jarimatika. Tindakan kelas yang telah
dirancang harus benar-benar dilaksanakan sebagai upaya untuk
memperbaiki hasil pembelajaran matematika pada siklus I dan
diharapkan dapat lebih meningkatan hasil belajar pada siklus II, pada
tahap observasi ditentukan pada proses pembelajaran, scenario
pembelajaran, minat siswa dan hasil belajar siswa.
d. Refleksi
Pada siklus II peneliti tidak mengalami hambatan. Setelah
memberikan penjelasan dan mempraktekan pada siswa, maka siswa
sudah dapat memahami materi dengan baik yang telah disampaikan
oleh guru.
Hasil yang diberikan pada siklus II sudah meningkat, untuk siklus
II ketercapaian hasil belajar siswa meningkat seperti yang telah
ditentukan kriteria ketuntasan mengajar (KKM) yaitu : 60.
F. Teknik Pengumpulan data
a. Observasi
Observasi adalah tekhnik pengumpulan data yang dilakukan melalui
suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan – pencatatan terhadap
keadaan atau prilaku objek sasaran.49
Dalam metode observasi cara yang paling efektif adalah
melengkapinya dengan format atau belangko pengamatan sebagai
instrumen.
Lembar panduan observasi, instrument ini dirancang peneliti
berkolaborasi dengan guru kelas pada siswa kelas V lembar observasi ini
49
Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2011), hal. 104
digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kinerja guru dan minat
belajar siswa selama penelitian tindak kelas dan selama pembelajaran
Matematika dengan pembelajaran menggunakan metode jarimatika yang
di teliti adalah materi perkalian.
b. Tes
Tes ialah rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan
maksut untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi
penetapan skor atau angka. Tes yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari dua macam yaitu pre test dan post test.
Tes yang dilakukan dalam peneletian ini adalah tes individu untuk
mengukur tingkat pemahaman siswa setelah mempelajari materi perkalian
dengan menggunakan metode jarimatika.
Teknik untuk memperoleh data mengenai peningkatan minat dan
hasil belajar sehubungan dengan topik bahasan yang menggunaka metode
jarimatika. Dimana tes dilakukan diakhir siklus I dan II dengan standar
hasil belajar yang sesuai dengan KKM.
c. Interview
Interview atau wawancara merupakan metode pengumuplan data
yang menghendaki komunikasi langsung anatara penelidik atau responden.
Teknik interview dalam penelitian ini digunakan untuk mencari
keterangan tentang kesulitan dan hambatan yang dialami oleh siswa dan
guru dalam proses pembelajaran.
d. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental
dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan
harian, sejarah kehidupan, cerita biografi, peraturan, kebijakan.
Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa
dan lain-lain.50
Peneliti menggunakan metode dokumentasi sebagai salah satu alat
untuk mendapatkan data seperti sejarah singkat MINU Purwosari, sarana
dan prasarana sekolah, jumlah guru, siswa, dan keadaan gedung sekolah.
G. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui tingkat peningkatan minat dan hasil belajar
Matematika dan mengatahui efektifitas penggunaan metode jarimatika, dalam
penelitian ini akan menggunakan tabel distributet frekwensi relative
dinamakan tabel presentase karena frekwensi relative disajikan disini bukanlah
yang sebenarnya melainkan frekwensi yang dituangkan dalam bentuk angka
persenan, dengan rumus penulis gunakan rumus:
P = 𝐹
𝑁 x 100%
Keterangan :
F = frekwensi yang sedang dicari presentasinya
N = number of caser (jumlah frekwensi / banyaknya individu)
50
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
(Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 240
P = angka presentase.51
Pengertian Organisasi berjalan cukup baik. Hasil frekwensipun
mengalami peningkatan yang baik juga. Ini menunjukkan bahwa penggunaan
Metode Jarimatika mulai dipahami siswa.
51
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2012), hal. 43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambar Umum Daerah Penelitian
1. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama
(MINU) Purwosari
Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU) didirikan pada
tanggal 01 Januari 1967. MINU merupakan lembaga pendidikan formal
yang berazaskan Ahlussunnah Waljama’ah. Berdirinya MINU dipelopori
oleh para Tokoh NU Purwosari Kecamatan Metro Utara antara lain :
1. Bapak H. Muhtar sebagai Ketua NU
2. Bapak M. Zainudin sebagai Sekretaris
3. Bapak Pai Kromo sebagai Anggota
4. Bapak Ahmat sebagai Anggota
5. Bapak Suhiyat sebagai Anggota
Sejak didirikan pada tahun 1967 hingga sekarang telah terjadi pergantian
Kepala Madrasah MINU dengan urutan yaitu:
1. Bapak M. Zainudin tahun 1967 – 1974
2. Bapak Suripto tahun 1974 – 1977
3. Bapak Wahib tahun 1977 – 1979
4. Bapak Mashuri tahun 1979 – 1999
5. Bapak Hasan Ashari tahun 2000 – 2001
6. Bapak Mabrur, A.Ma tahun 2001 – 2006
7. Bapak Miftahul Royyan, S.Ag tahun 2006 – 2006
8. Ibu Khotimatul Hasanah, S.Pd.I tahun 2006 – 2009
9. Ibu Muslimatun Nafi’ah,S.Ag. 2009 – 2012.
10. Ibu Khotimatul Hasanah, S.Pd.I tahun 2012 sampai sekarang.
Adapun dasar pendirian sekolah/madrasah tersebut adalah :
a. Sebagai amal usaha dari Lembaga Pendidikan Ma’arif, yaitu usaha
nyata dan ikut serta membantu pemerintah dalam dunia pendidikan
b. Masih terbatasnya jumlah sekolah dasar baik negeri maupun swasta di
Kecamatan Metro Utara terutama dilingkungan Lembaga Pendidikan
Ma’arif.
Pada awal berdirinya kondisi bangunan MINU terbuat dari gribik
sebanyak 2 lokal dengan ukuran masing-masing 7 x 7 meter. Karena murid
yang masuk pada tahun ajaran 1967, 2 kelas yaitu kelas 2 dan 3 pindahan
dari MIM Banjarsari.
2. Letak Geografis Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU) Purwosari
Madrasah Ibtidaiyah NU Metro Utara berada di Jalan Walet No. 80
Kelurahan Purwosari Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Lokasi Madrasah
Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU) Purwosari Kecamatan Metro Utara Kota
Metro berada di desa Purwosari kurang lebih 5 kilometer dari pusat Kecamatan
Metro Utara menuju arah Kecamatan, dengan batas-batasnya sebagai berikut:
- Sebelah barat, berbatasan dengan rumah penduduk
- Sebelah timur, berbatasan dengan jalan desa
- Sebelah utara, berbatasan dengan jalan desa
- Sebelah selatan, berbatasan dengan rumah penduduk.
3. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU) Purwosari
a. Visi
”Menjadikan MINU Sebagai Pendidikan yang Unggul Mandiri
Berhaluan Islam Aswaja”.
b. Misi
1. Mewujudkan pembelajaran yang aktif kreatif efektif dan efisien
2. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
3. Membentuk karakter siswa/siswi yang kreatif dan mandiri
4. Mengembangkan minat dan bakat siswa
5. Menanamkan sifat dan sikap terpuji dan keteladanan.
c. Tujuan Umum Pendidikan Madrasah.
1. Untuk meletakkan dasar kecerdasan , pengetahuan , kepribadian, akhlak
mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut.
2. Untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama yang
menyerasikan penguasaanya dalam IPTEK dan Seni.
d. Tujuan khusus pendidikan Madrasah
1. Memberikan dasar-dasar keimanan , ketaqwaan , dan akhlakul
karimah, sehingga siswa mampu me ngamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
2. memberikan dasar-dasar keilmuan secara optimal , sehingga siswa
mampu memecahkan masalah dan mempunyai kepekaan social.
3. meningkatkan kegiatan yang dapat menumbuhkembangkan budaya
baca dan tulis
4. melaksanakan PAIKEM , sehingga siswa mampu mencapai prestasi
akademik dan non akademik secara optimal.
5. meningkatkan kelengkapan sarana dan prasarana sebagai penunjang
proses pembelajaran sehingga siswa betah berada di lingkungan
madrasah.
6. mengoptimalkan pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan ,
sehingga siswa mampu meningkatkan rata-rata nilai UN serta siswa
mampu berkompetisi.
4. Keadaan Guru dan Karyawan Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama
(MINU) Purwosari
Dalam proses belajar mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul
Ulama (MINU) Purwosari Kecamatan Metro Utara Kota Metro tak lepas
adanya tenaga pendidik serta dibantu oleh pengelola administrasi, keadaan
jumlah tenaga guru dan karyawan sebanyak 14 orang dimana dengan
jumlah tenaga guru dan karyawan tersebut telah memenuhi kebutuhan
personalia dalam melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran.
Selanjutnya tenaga guru dan karyawan adalah :
Tabel 6
Daftar Keadaan Guru dan Karyawan Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul
Ulama (MINU) Purwosari Kecamatan Metro Utara Kota Metro
Tahun Pelajaran 2014/2015
No Nama L/P Jabatan Pendidikan
1. Khotimatul Hasanah, S.Pd.I P Kepala Madrasah S1
2. Muslimatun Nafi’ah,S.Ag P Mapel Akidah Ahlak S1
3. Unjilah, S.Pd.I P Wali Kelas Ib S1
4. Fathmawati, S.Pd.I P Wali Kelas VI S1
5. Dwi Masitoh, S.HI P Wali Kelas II S1
6. Yuli Mulyani, A.Ma P Wali Kelas IV S1
7. Purnawan Sudibyo, S.Pd L Penjaskes S1
8. Endah Nuryati, S.TP P Wali Kelas 1c S1
9. Daruzzahroh,S.Pd.I P Wali kelas V S1
10. Nur Maida,S.Pd.I P Wali Kelas III SI
11. Tyas Kusumaningsih,S.Pd.I P Wali Kelas 1a SI
12. Muhlisin,S.Pd.I L TU SI
13 Risma wati,S.Pd.I P Pramuka SI
14 Siti Muntiamah,S.Pd.I P Mapel Fiqih SI
5. Keadaan Siswa Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU)
Prwosari
Jumlah Siswa Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU)
Purwosari Kecamatan Metro Utara Kota Metro adalah sebagai berikut :
Tabel 7
Jumlah Siswa Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU)
Purwosari Kecamatan Metro Utara Kota Metro
Tahun Pelajaran 2014 /2015
No Kelas Jenis Kalamin
Jumlah Laki-laki Perempuan
1. I 31 32 53
2. II 12 13 25
3. III 16 9 25
4. IV 12 9 21
5. V 15 8 23
6. VI 10 5 15
Jumlah 83 76 163
Sumber data : Keadaan siswa MINU Purwosari Metro Utara Tahun 2014/2015
6. Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU) Purwosari
Struktur Organisasi MINU Purwosari Metro Utara masa bakti
2013/2014 adalah sebagai berikut :
Struktur Organisasi MINU Purwosari Kecamtan Metro Utara
Masa Bakti 2014/2015
Kepala MINU
Khotimatul Hasanah, S.Pd.I
NIP.19711109200604 2 005
Komite Madrasah
M. Muqorrobin, M.Pd.I
Tata Usaha
MUHLISIN, S.Pd.I
Alamat : Jl. Walet No. 80. Metro Utara, Kota Metro Lampung
Dari Struktur tersebut di atas dapat utarakan bidang tugas masing-
masing sesuai dengan penjelasan Ibu Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah
Nahdlatul Ulama (MINU) Purwosari Kecamatan Metro Utara Kota Metro
adalah sebagai berikut :
1. Kepala Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU) Purwosari
Kecamatan Metro Utara Kota Metro disini bertanggung jawab
terhadap seluruh kegiatan yang ada dilingkungan sekolah. Dalam
menjalankan tugasnya, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama
(MINU) Purwosari Kecamatan Metro Utara Kota Metro dibantu
Kepala Tata Usaha dan Wakil Kepala Sekolah serta bidang-bidang
lain, yang ditunjuk oleh Kepala Sekolah kepada personalnya masing-
masing guna melaksanakan sesuai dengan bidangnya.
2. Wakil Kepala sekolah ini adalah, bertugas mewakili Kepala Sekolah
Bendahara
Unjilah, S.Pd.I
GURU
W. Kelas 1a
Tyas Kusumanigsih,S.Pd.I
W.W.Kelas 1b 1b
Unjilah,S.Pd.I
W.Kelas 1c
Endang Nuryati, S.Pd.I
W. Kelas II
Dwi Masitoh, SHI
W. Kelas III
Nur maida, S.Pd.I
W. Kelas IV
Yuli Mulyani, S.Pd.I
W. Kelas V
Darruzzahroh,
S.Pd.I
NIP.1971110
9200604 2
005
W. Kelas VI
Fathmawati,
S.Pd.I
SISWA
jika Kepala Sekolah itu berhalangan hadir, kemudian bertanggung jawab
atas kegiatan proses belajar mengajar di sekolah dan mengadakan
pembagian tugas serta merrencanakan jadwal untuk kegiatan dalam proses
belajar mengajar.
3. Kepala Tata Usaha bertanggung jawab dalam urusan administrasi sekolah
dan dibantu oleh stafnya.
4. Wali Kelas bertugas untuk mengadakan kelengkapan kelas dan juga
mengawasi, membimbing baik akademis ataupun karir anak meyelesaikan
masalah anak baik itu kesulitan dalam belajar maupun masalah yang
menyebabkan anak merosot dalam mengikuti belajar disekolah.
5. Guru bertugas mengajar/mendidik dan mengasuh dalam pelajaran yang
menjadi tanggung jawabnya, serta membuat satuan program pengajaran
yang meliputi program harian, mingguan, bulanan, semester dan tahunan.
Dari beberapa tugas yang penulis kemukakan dimana masing-masing
tugas tersebut bertanggung jawab kepada Kepala Madrasah Ibtidaiyah
Nahdlatul Ulama (MINU) Purwosari Kecamatan Metro Utara Kota Metro
dan antara tugas-tugas yang satu dengan yang lain adalah saling berkaitan
atau mempunyai hubungan yang erat baik secara fungsional maupun
secara administratif.
7. Keadaan Sarana dan Prasarana Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul
Ulama (MINU) Purwosari Kecamatan Metro Utara Kota Metro
Sarana dan prasarana Pendidikan yang Madrasah Ibtidaiyah
Nahdlatul Ulama (MINU) Purwosari Kecamatan Metro Utara Kota Metro
sebagaimana terlihat dalam tabel dibawah ini :
Tabel 8
Keadaan Fasilitas Gedung Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama
(MINU) Purwosari Kecamatan Metro Utara Kota Metro
No. Sarana Jumlah
1 Ruang Kepala Sekolah 1 Lokal
2 Ruang Untuk Dewan Guru 1 Lokal
3 Ruang Perpustakaan 1 Lokal
4 Ruang MCK 2 Buah
5 Ruang UKS 1 Lokal
6 Mushola 1 Buah
7 Ruang Belajar 8 Lokal
Jumlah 15 Lokal
Sumber data : Dokumentasi MINU Purwosari Metro Utara Tahun
Pelajaran 2014/2015.
Dari berbagai ruangan tersebut telah dilengkapi dengan berbagai
jenis sarana sesuai dengan fungsinya masing-masing seperti kursi, meja
tulis, almari buku, penggaris, papan tulis, penghapus, meja tik, komputer,
alat-alat olah raga dan kesenian dan lain sebagainya.
8. Denah Lokasi Madrasah Idtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU)
Purwosari
Denah lokasi Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU) Purwosari Metro
Utara adalah sebagai berikut :
Ruang
kelas
Ruang
Kelas
Ruang
kelas 6
Kantor
Sekola
h
Jl. Walet
Ruang
Kelas1
a
Ruang
kelas1
b
Ruang
kelas 4
Gambar 7
Denah Lokasi MINU Purwosari
B. Hasil Penelitian
1. Siklus I
a. Perencanaan Penelitian
Kegiatan pada tahap awal ini adalah:
1) Menentukan kelas penelitian dan menetapkan siklus penelitin tindakan
kelas yaitu siswa kelas V.
2) Menetapkan waktu dimulainya penelitian tindakan kelas.
3) Menetapkan mata pelajaran matematika materi perkalian sifat distributife
dikelas V dengan kurikulum yang berlaku di MINU Purwosari Metro Utara
yaitu KTSP.
4) Menetapkan standar kompetenasi dan kompetensi dasar yang relevan
dengan pokok bahasan tersebut.
5) Membuat perangkat pembelajaran yaitu silabus dan RPP.
6) Menentukan tujuan pembelajaran serta menyiapkan materi sumber yang
relevan berupa buku sumber dan media lainnya.
7) Membuat rancangan kegiatan pembelajaran melalui metode jarimatika
sesuai dengan pokok bahasan.
8) Membuat soal untuk menjajaki kemampuan siswa berkaitan dengan materi.
9) Membuat lembar tugas siswa, alat pengumpulan data dan lembar tes tertulis
dan lembar hasil test.
10) Menetapkan cara refleksi yang dilakukan pada setiap akhir siklus.
b. Tahap Pelaksanaan
Penelitian merupakan kegiatan proses pembelajaran dengan
menggunakan keterampilan bertanya. Tahap ini merupakan tahap
pelaksanaan skenario pembelajaran yang telah dibuat pada tahap
perencanaan. Adapun langkah-langkah tindakan kelas pada siklus I
sebagai berikut:
1) Guru mengawali kegiatan dengan mengucap salam dan berdo’a bersama.
2) Guru memeriksa kehadiran siswa dan memberikan apersepsi/memotivasi
kepada siswa.
3) Guru memberi informasi tentang kompetensi dasar, indikator pencapaian
dan standar ketuntasan minimal.
4) Guru memperlihatkan alat mengajar yang digunakan, yaitu media nyata
seperti jar-jari tangan kemudian guru menjelaskan terlebih dahulu
konsep operasi perkalian.
5) Siswa menganalisa tentang materi perkailian.
6) Guru mempraktekan cara berhitung perkalian dengan jari-jari tngan,
kemudian guru mengenalkan lambang-lambang yang digunakan di
dalam jarimatika.
7) Siswa diminta mengangkat jari-jarinya keatas kemudian
mendemonstrasikan formasi jari-jari tangan yang digunakan dalam
jarimatik.
8) Guru dan siswa melakukan operasi perkalian dengan menggunakan jari
tangan.
9) Guru mengajarkan dengan pelan-pelan dan menyenangkan agar siswa
dapat memahami pengunaan metode jarimatika dengan baik.
10) Siswa mempraktekan cara yang diajarkan guru tanpa dibimbing.
11) Guru memberikan waktu siswa untuk bertanya bagi siswa yang kurang
jelas ataupun kurang faham.
12) Guru memberi latihan soal dan siswa mengerjakan soal menggunakan
metode pembelajaran.
13) Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan
14) Mengumpulkan hasil latihan
15) Guru merefleksikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan, kemudian
memberikan penguatan kepada semua siswa untuk meningkatkan minat
belajar siswa.
16) Guru mengakhiri pelajaran dengan membaca hamdalah dan mengucap
salam.
c. Hasil Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan ( observasi ). Pengamatan
adalah kegiatan mengamati dan mencatat semua hal yang diperlukan yang
terjadi selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan
oleh Daruzzahroh, S.Pd.I sebagai guru pamong sekaligus sebagai guru kelas V
MINU Purwosari. Guru pamong dan peneliti berkolaborasi selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan
lembar pengamatan (observasi) yang telah disediakan untuk mengamati
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru, minat siswa dalam belajar,
serta hasil belajar siswa setelah pembelajaran dilaksanakan dengan
menggunakan metode Jarimatika. Untuk pengamatan akivitas belajar siswa
merupakan data penguat bukan sebagai tujuan PTK. Tujuan PTK terfokus pada
penggunaan metode Jarimatika serta hasil belajar mata pelajaran Matematika.
Adapun lembar pengamatan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
guru, minat belajar siswa, dan hasil belajar Matematika siswa dengan
menggunakan metode Jarimatika adalah sebagai berikut :
a. Lembar pengamatan kegiatan pembelajaran guru dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Tabel 9
Format Observasi Untuk Guru dalam peroses pembelajaran
Menggunakan Metode jarimatika Siklus I
No Aspek Yang dinilai Penilaian
0 1 2 3 4
Perencanaan
1 Membuat RPP
2 Menyesuaikan bahan ajar
3 Merumuskan Tujuan (indikator)
4 Mengorganisasi Materi
5 Memilih Media yang Tepat
6 Memilih Sumber Belajar
7 Menyusun Evaluasi
Jumlah 1 0 0 10 3 4
Pelaksanaan
1 Memotivasi
2 Menjelaskan materi secara singkat
3 Menguasai kelas dalam proses belajar
mengajar
4 Menjelaskan lambang-lambang yang
gunakan dalam jarimatika
5 Membimbing cara menghitung dengan jari
tangan
6 Membantu siswa yang mengalami kesulitan
dalam melakukan operasi perkalian dengan
jari tangan
7 Menyimpulkan materi
8 Membuat evaluasi
Jumlah 2 0 0 10 9 0
Jumlah 1 dan 2 0 0 20 9 4
Keterangan skala Perencanaan
Keterangan Skor Penilaian
a. Tidak dilakukan
b. Dilakukan denagn baik
c. Dilakukan cukup baik
d. Dilakukan dengan baik
e. Dilakukan sangat baik
Keterangan skala Pelaksanaan
Kategori Hasil Penilaian
0 – 7 = kurang baik
8 – 14 = cukup baik
15 – 21 = dengan baik
22 – 28 = sangat baik
Keterangan Skor Penilaian
0. Tidak dilakukan
1. Dilakukan denagn baik
2. Dilakukan cukup baik
3. Dilakukan dengan baik
4. Dilakukan sangat baik
Kategori Hasil Penilaian
0 – 8 = kurang baik
9 – 16 = cukup baik
17 – 24 = dengan baik
25 – 32 = sangat baik
Gambar 8
Prosentase Observasi Guru dalam Proses Pembelajaran
Tabel 10
Hasil Penilaian Perencanaan dan Pembelajaran Guru
Siklus I
Siklus
Aspek yang
diamati
Penilaian
Presentase (%)
Nilai Kriteria
I
Perencanaan 17 Baik 61 %
Pelaksanaan 19 Baik 59 %
Berdasarkan tabel 10 dapat dilihat bahwa perencanaan mendapat
skor (0x0) + (1x0) + (2x5) + (3x1) + (4x1) = 17 termasuk kategori baik
baik dan pelaksanaan mendapat skor (0x0) + (1x0) + (2x5) + (3x3) +
(4x1) = 19 termasuk kategori baik.
Gambar 9
Hasil penilaian perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru
Pada Siklus I
0123
Perencanaan
Pelaksanaan
Dari hasil pengamatan yang diperoleh peneliti dari siklus I masih ada
aspek yang kurang dilakukan seorang guru yaitu: penguasaan kelas dalam
proes belajar mengajar dan perhatian guru teradap siswa masih sangat kurang
sehingga banyak siswa yang tidak fokus dalam mendengarkan akan tetapi
sebagian siswa mulai tertarik dengan materi pembelajaran karena menggunakan
metode jarimatika, siswa lebih semangat dalam proses belajar dan berminat
dalam mempelajari matematika. Oleh karnanya diharapkan pada pertemuan
berikutnya seorang guru akan lebih baik lagi dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
b. Lembar pengamatan minat belajar siswa pada saat pembelajaran siklusI:
Tabel 11 Hasil Minat Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Jarimatika Siklus I
No Aspek Yang Dinilai
Rata-rata Nilai
Rata-
rata
Ket.
Pertemuan
1
Pertemuan
2
1 Mendengarkan
penjelasan guru 51,09 44,56 47,83
Dengan
baik
2 Menirukan gerakan jari
tangan dengan
bimbingan guru
52,17 68,49 60,33 Dengan
baik
3 Keseriusan mengingat 54,35 61,96 58,16 Dengan
58%
59%
59%
60%
60%
61%
61%
62%
Persentase
Perencanaan
Pelaksanaan
baik
4 Mempraktekan cara
yang di ajarkan oleh
guru tanpa dibimbing
63,04 73,91 68,48 Dengan
baik
5 Latihan menggunakan
perkalian jari tangan 60,87 75 67,94
Dengan
baik
Rata-rata 56,30 64,79 60,55 Dengan
baik
Keterangan Skor Penilaian
0. Tidak dilakukan 1. Dilakukan kurang baik
2. Dilakukan cukup baik
3. Dilakukan dengan baik
4. Dilakukan sangat baik
Kategori Hasil Penilaian
0 – 23 = kurang baik
24 – 46 = cukup baik
47 – 69 = dengan baik
70 – 92 = sangat baik
Berdasarkan tabel 11 diatas terlihat bahwa hasil minat belajar siswa
dengan menggunakan metode Jarimatika pada siklus I mendapat nilai rata-
rata 60,55% dengan kategori baik.
Hasil pengamatan minat belajar siswa pada saat pembelajaran
menggunakan metode Jarimatika diperoleh bahwa siswa masih pasif dalam
proses pembelajaran, karena siswa belum terlalu paham dengan metode yang
digunkan. Padahal siswa dituntut berperan aktif dalam proses pembelajaran.
c. Data hasil belajar siswa siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 12 Hasil belajar siswa siklus I
No Nama siswa L/P Nilai
Keterangan
Tuntas Tidak
Tuntas
1 Ahmad Rifai L 50
2 Ardhy Ramadhian Syah L 50
3 Albi Reza Saputra L 60
4 Arif Rusmanto L 40
5 Diva Ananda Putri P 80
6 Dian Maya Sari P 30
7 Diva Ardiyansyah L 80
8 Diki Kurniawan L 50
9 Dimas Adi Prayogo L 40
10 Ema Yuliana P 50
11 Inal Hamdan Sinaro L 50
12 Irfan Yuda Pratama L 50
13 Khori Basith Asfihani L 50
14 M. Al Rasyid Dimas P. L 90
15 Muhammad Satria L 40
16 Rudiansyah L 50
17 Retno Ayu Ningsih P 100
18 Rahma Novita Sari P 70
19 Sendi Arlin Wardana L 70
20 Shofia Salsabila P 90
21 Saiful Mustaqim L 40
22 Winda Yulina P 50
23 Tri Mei Ratnasari P 90
Jumlah 1280 9 14
Rata-rata 55,65
Nilai Terendah 30
Nilai Tertinggi 100
% Ketuntasan Hasil Belajar
9
23100
= 39, 13%
14
23100
= 60,87%
Tingkat kemampuan siswa dalam mengerjakan soal diukur dari
tingkat ketuntasan, pada tahap awal prytese siswa yang mendapat nilai
≥60 (tuntas) sesuai dengan KKM adalah sebanyak 6 siswa atau 26,08%,
setelah dilakukan tindakan siswa yang mendapat ≥ 60 (tuntas) sebanyak 9
siswa atau 39,13% dari seluruh siswa yang diikuti.
Dengan demikian hasil yang didapat pada siklus I setelah dilakukan
tindakan dengan menggunakan metode jarimatika yang awalnya 26,08%
siswa yang tuntas belajarnya menjadi 39,13% telah dilakukan tindakan,
hasil belajar pun meningkat sekitar 13,05% namun peningkatan tersebut
belum sesuai dengan indikator keberhasilan yaitu ≥60 (tuntas) belum
mencapai 80% jadi dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.
Berdasarkan hasil tersebut perlu diadakan refleksi untuk
memperbaiki hasil belajar di siklus I. Presentase ketuntasan hasil belajar
siswa akan disajikan dalam bentuk diagram lingkaran sebagai berikut:
Gambar 10
Diagram Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I
d. Refleksi
Dengan berakhirnya siklus I, kemudian diadakan refleksi terbukti bahwa
dengan proses pembelajaran dengan menggunakan metode Jarimatika hasil
belajar siswa dapat meningkat, hal itu terlihat dengan adanya peningkatan data
awal siswa yang mendapat nilai ≥ 60 (tuntas) sesuai dengan KKM sebanyak
26,08 % dan setelah dilakukan tindakan, siswa yang mendpat nilai ≥ 60 sebanyak
39,13%.
Dengan demikian pada tindakan siklus I telah terjadi peningkatan
sebesar 13,05 % yakni dari 26,08% menjadi 39,13%. Dalam hal ini berarti belum
sesuai dengan indikator keberhasilan yakni siswa yang mendapatkan nilai ≥ 60
sesuai dengan KKM minimal 80 % dari jumlah siswa.
a) Kendala-kendala
Adapun kendala-kendala yang dialami selama Siklus I berlangsung
diantaranya adalah :
1) Guru kurang memotivasi siswa
2) Dalam proses pembelajaran guru kurang dapat menguasai kelas
sehingganya masih ada siswa yang ribut sendiri
3) Guru kurang memperhatikan siswa sehingganya siswa
TUNTAS
TIDAK TUNTAS
14 Siswa61%
9 Siswa39%
masih ada yang kurang paham dengan yang disampaikan oleh guru
4) Siswa masih ada yang belum paham dan belum biasa
mempraktekan perkalian dengan menggunakan jari tangan.
b) Saran-saran
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I tindakan yang akan dilakukan
pada Siklus I sebagai berikut :
1) Sebelum memulai pelajaran sebaiknya guru memotivasi siswa agar
berminat untuk mengikuti pelajaran.
2) Guru dapat menguasai kelas dan lebih memperhatikan siswa yang tidak
mengikurti gerakan guru dalam mempraktekan pembelajaran.
3) Guru lebih memperhatikan siswa yang tidak serius jika diperintah untuk
mempraktekan langkah-langkah pembelajaran yang telah dicontohkan
oleh guru agar tidak rebut sendiri
3. Siklus II
Dengan berakhirnya proses pembelajaran siklus I kemudian diobservasi dan
direfleksi memang terjadi peningkatan tetapi belum banyak yang mendapat nilai ≥
60 sesuai dengan KKM. Hal ini diakibatkan karena siswa kurang fokus
mendengarkan materi yang disampaikan, jadi proses pembelajaran pada siklus II
ini ditekankan pada kesiapan siswa dalam menangkap materi dengan mengerjakan
soal-soal latihan yang diberikan guru, yang mana pada siklus I masih banyak siswa
yang belum faham dengan metode yang disampaikan guru, sehingga masih
banyak siswa yang masih kesulitan dalam mengerjakan soal.
a. Perencanaan Penelitian
Pembelajaran pada siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. Adapun
tahap-tahap dalam perencanaan pembelajaran sebagai berikut:
1) Menetapkan kelas penelitian
2) Mempersiapkan waktu dan materi.
3) Skenario pembelajaran
4) Menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.
5) Menyususn lembar kerja yang akan diberikan kepada siswa.
6) Menyusun evaluasi (hasil tes belajar)
d. Pelaksanaan tindakan
1) Guru memberi salam kemudian berdo’a bersama.
2) Memeriksa kehadiran siswa dan menanyakan kepada siswa tentang keadaan
mereka hari ini.
3) Menyampaikan kompetensi dasar, indikator pencapaian, dan standar
ketuntasan minimal (KKM).
4) Menyampaikan materi perkalian sifat distributife secara singkat.
5) Setelah itu setiap siswa mempraktekan cara yang sudah di ajarkan oleh guru
tanpa dibimbing.
6) Guru mempraktekan lagi cara berhitung perkalian dengan jari tangan.
7) Guru membimbing siswa yang kesulitan dalam proses pembelajaran.
8) Memberikan evaluasi / tes latihan.
9) Setelah kegiatan selesai guru melihat dan meneliti dari setiap siswa yang
telah mempraktekan soal perkalian dengan metode jarimatika.
10) Memberikan kesimpulan materi yang diberikan.
11) Guru mengakhiri pelajaran dengan membaca hamdalah dan mengucap
salam.
b. Hasil Observasi
Pada tahap ini sama halnya pada tahap observasi yang ada pada siklus I
yaitu pada tahap ini dilakukan observasi (pengamatan). Dalam penelitian ini
melakukan pengamatan terhadap jalannya pembelajaran dengan
menggunakan metode Jarimatika. Tindakan kelas yang telah dirancang harus
benar-benar dilaksanakan sebagai upaya untuk memperbaiki hasil
pembelajaran matematika pada siklus I dan diharapkan dapat lebih
peningkatan minat dan hasil belajar pada siklus II, pada tahap observasi
ditentukan pada proses pembelajaran, skenario pembelajaran, aktivitas siswa,
hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Jarimatika adalah sebagai
berikut :
a. Lembar pengamatan rencana dan kegiatan pembelajaran guru dapat
Dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 13
Format Observasi Untuk Guru dalam peroses pembelajaran
Menggunakan Metode jarimatika siklus II
No Aspek Yang dinilai Penilaian
0 1 2 3 4
Perencanaan
1 Membuat RPP
2 Menyesuaikan bahan ajar
3 Merumuskan Tujuan (indikator)
4 Mengorganisasi Materi
5 Memilih Media yang Tepat
6 Memilih Sumber Belajar
7 Menyusun Evaluasi
Jumlah 1 0 0 0 9 16
Pelaksanaan
1 Memotivasi
2 Menjelaskan materi secara singkat
3 Menguasai kelas dalam proses belajar
mengajar
4 Menjelaskan lambang-lambang yang
gunakan dalam jarimatika
5 Membimbing cara menghitung dengan
jari tangan
6 Membantu siswa yang mengalami
kesulitan dalam melakukan operasi
perkalian dengan jari tangan
7 Menyimpulkan materi
8 Membuat evaluasi
Jumlah 2 0 0 0 9 20
Jumlah 1 dan 2 0 0 0 18 36
Keterangan skala Perencanaan
Keterangan Skor Penilaian
1. Tidak dilakukan 2. Dilakukan denagn baik 3. Dilakukan cukup baik
4. Dilakukan dengan baik
5. Dilakukan sangat baik
Kategori Hasil Penilaian
0 – 7 = kurang baik
8 – 14 = cukup baik
15 – 21 = dengan baik
22 – 28 = sangat baik
Keterangan skala Pelaksanaan
Keterangan Skor Penilaian
1. 0. Tidak dilakukan
2. 1. Dilakukan denagn baik
3. 2. Dilakukan cukup baik
4. 3. Dilakukan dengan baik
C. 4. Dilakukan sangat baik
Kategori Hasil Penilaian
0 – 8 = kurang baik
9 – 16 = cukup baik
17 – 24 = dengan baik
25 – 32 = sangat baik
Gambar 11
Prosentase Observasi Guru dalam Proses Pembelajaran
Tabel 14
Hasil Penilaian Perencanaan dan Pembelajaran Guru
Siklus II
Siklus Aspek yang diamati Penilaian
Presentase(%) Nilai Kriteria
II Perencanaan 25 Sangat Baik 96 %
Pelaksanaanr 29 Sangat Baik 97 %
Berdasarkan tabel 14 dapat dilihat bahwa perencanaan mendapat
skor ( 1x0 ) + ( 2x0 ) + ( 3x1 ) + ( 4 x 6 ) = 27 termasuk kategori sangat
baik dan pelaksanaan mendapat skor ( 1x0 ) + ( 2x0 ) + ( 3x1 ) + ( 4x7 ) =
31 termasuk kategori sangat baik.
0
2
4
Perencanaan
Pelaksanaan
Gambar 12
Hasil penilaian perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru
Pada Siklus I
b. Lembar pengamatan minat belajar siswa pada saat pembelajaran siklus
II sebagai berikut:
Tabel 15 Hasil Minat Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Jarimatika Siklus II
No Aspek Yang Dinilai
Rata-rata Nilai
Rata-
rata
Ket.
Pertemua
n 3
Pertemua
n 4
1 Mendengarkan penjelasan
guru 58,70 82,61 70,66
Sangat
baik
2 Menirukan gerakan jari
tangan dengan bimbingan
guru
70,65 85,87 78,26 Sangat
baik
3 Keseriusan mengingat 68,48 81,52 75,00
Sangat
baik
4 Mempraktekan cara yang di
ajarkan oleh guru tanpa
dibimbing
73,91 89,13 84,52 Sangat
baik
5 Latihan menggunakan
perkalian jari tangan 78,26 92,39 85,33
Sangat
baik
Rata-rata 70,00 86,30 78,15 Sanga
t baik
Keterangan Skor Penilaian
0. Tidak dilakukan
1. Dilakukan kurang baik
2. Dilakukan cukup baik
3. Dilakukan dengan baik
Kategori Hasil Penilaian
0 –23 = kurang
24 – 46 = cukup
47 – 69 = baik
70 – 92 = sangat baik
96%
96%
97%
97%
98%
Persentase
Perencanaan
Pelaksanaan
4. Dilakukan sangat baik
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa hasil minat belajar siswa
dengan menggunakan metode Jarimatika pada siklus II mendapat nilai rata-
rata 78,15% dengan kategori sangat baik.
Hasil pengamatan minat belajar siswa pada saat pembelajaran
menggunakan Metode Jarimatika diperoleh bahwa siswa sudah aktif dalam
proses pembelajaran.
c. Data hasil belajar siswa siklus II sebagai berikut:
Tabel 16 Hasil belajar siswa siklus II
No Nama siswa L/P Nilai
Keterangan
Tuntas Tidak
Tuntas
1 Ahmad Rifai L 80
2 Ardhy Ramadhian Syah L 80
3 Albi Reza Saputra L 90
4 Arif Rusmanto L 50
5 Diva Ananda Putri P 100
6 Dian Maya Sari P 50
7 Diva Ardiyansyah L 90
8 Diki Kurniawan L 80
9 Dimas Adi Prayogo L 60
10 Ema Yuliana P 80
11 Inal Hamdan Sinaro L 80
12 Irfan Yuda Pratama L 90
13 Khori Basith Asfihani L 80
14 M. Al Rasyid Dimas P. L 100
15 Muhammad Satria L 70
16 Rudiansyah L 70
17 Retno Ayu Ningsih P 100
18 Rahma Novita Sari P 80
19 Sendi Arlin Wardana L 80
20 Shofia Salsabila P 90
21 Saiful Mustaqim L 70
22 Winda Yulina P 70
23 Tri Mei Ratnasari P 100
Jumlah 1840 21 2
Rata-rata 80
Nilai Terendah 50
Nilai Tertinggi 100
% Ketuntasan Hasil Belajar
21
23100
= 91,30%
2
23100
= 8,70%
Dari data tabel 16 diatas dapat dilihat bahwa dalam mengukur tingkat
kemampuan siswa dalam mengerjakan soal diukur dari tingkat ketuntasan. Pada
data siklus I siswa yang mendapat nilai ≥ 60 sesuai dengan KKM adalah sebanyak
39,13 % setalah dilakukan refleksi siklus I dan tindakan pada siklus II maka siswa
yang mendapat nilai ≥ 60 sebanyak 91,30 %, sedangkan yang tidak tuntas hanya
sebesar 8,70 % dari jumlah 23 siswa.
Dengan demikian pada tindakan siklus II telah terjadi peningkatan sebesar
52,17 % dari 39,13 % menjadi 91,30 %. Dalam hal ini berarti telah melebihi dari
indikator keberhasilan yaitu siswa yang mendapat nilai sesuai dengan KKM
minimal 80 % dari jumlah 23 siswa.
Berdasarkan hasil tersebut perlu diadakan refleksi untuk
memperbaiki hasil belajar di siklus II. Presentase ketuntasan hasil belajar
siswa akan disajikan dalam bentuk diagram lingkaran sebagai berikut:
Gambar 13
Diagram Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I
d. Refleksi
Dari hasil penelitian pada siklus II diketahui bahwa tindakan pembelajaran
dengan menggunakan metode Jarimatika sudah sangat baik. Setelah
memberikan penjelasan dan mempraktekan pada siswa, maka siswa sudah
dapat memahami materi dengan baik yang telah disampaikan oleh guru.
Hasil yang diberikan pada siklus II sudah meningkat dibandingkan dengan
pembelajaran pada siklus I untuk siklus II ketercapaian hasil belajar siswa
meningkat seperti yang telah ditentukan kriteria ketuntasan mengajar (KKM)
yaitu : 60. Maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1) Siswa lebih aktif dalam pembelajaran
2) Siswa lebih memperhatikan ketika dijelaskan.
3) Siswa lebih berantusias dalam mengikuti proses belajar matematika.
TUNTAS
TIDAK TUNTAS
2 Siswa9%
21 Siswa91%
4) Guru dapat lebih baik lagi dalam mengelola kelas dan melaksanakan
langkah-langkah proses pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran.
5) Siswa menjadi lebih mudah mengerti proses pembelajaran dengan
menggunakan metode jarimatika.
Berdasarkan hasil observasi proses belajar siswa dengan menggunakan
metode jarimatika siklu II dapat dilihat pada tabel berikut ini:
C. Pembahasan
1. Hasil perencanaan dan kegiatan pembelajaran guru
Dari hasil penelitian diperoleh ketercapaian penelitian terhadap
perencanaan dan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode
Jarimatika.
Tabel 17
Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I dan II
No Aspek yang di nilai Penilaian SIKLUS
I II
Perencanaan :
1 Membuat RPP 3 4
2 Menyesuaikan Bahan ajar 2 4
3 Merumuskan Tujuan (indikator) 2 3
4 Mengorganisasikan Materi 2 3
5 Memilih Media Yang tepat 3 4
6 Memilih Sumber Belajar 2 3
7 Menyusun Evaluasi 2 4
Jumlah 16 25
Pelaksanaan :
1 Memotivasi 2 3
2 Menjelaskan materi secara singkat 2 4
3 Menguasai kelas dalam proses belajar mengajar
2 3
4 Menjelaskan lambang-lambang yang digunakan dalam jarimatika
3 4
5 Membimbing cara berhitung dengan jari tangan
3 4
6 Membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam melakukan operasi perkalian dengan jari tangan
2 4
7 Menyimpulkan materi 3 4
8 Membuat evaluasi 2 3
Jumlah 19 29
Keterangan skala penilaian
0 = tidak melakukan
1 = dilakukan kurang baik
2 = dilakukan cukup baik
3 = dilakukan dengan baik
4 = dilakukan sangat baik
Kriteria Penilaian
Perencanaan
0 – 7 = Kurang
8 – 15 = Cukup
16 – 23 = Baik
24 – 28 = Sangat
baik
Kriteria Penilaian
Pelaksanaan
0 – 8 = Kurang
9 – 16 = Cukup
17 – 24 = Baik
25 – 32 = Sangat
baik
Gambar 14
Grafik Perencanaan Dan Pelaksanaan Pembelajaran Guru
0
5
10
15
20
25
30
siklus I siklus II
Perencanaan
Pelaksanaan
Berdasarkan tabel 17 dan grafik 14 diatas dapat dilihat bahwa pada
siklus I untuk perencanaan mendapat skor 16 dengan kategori baik
dengan persentase 57,14 % dan pelaksanaan mendapatkan skor 19
dengan kategori baik dengan persentase 59,38%, sedangkan pada siklus
II untuk perencanaan mendapat skor 25 dengan kategori sangat baik
dengan persentase 89,29% dan pelaksanaan mendapatkan skor 29
dengan kategori sangat baik dengan persentase 90,63%.
Tabel 18
Hasil Penilaian Perencanaan Dan Pelaksanaan Pembelajaran Guru
Aspek yang diamati Siklus I Siklus II
Perencanaan 16
28 × 100% = 57,14%
25
28 × 100% 89,29%
Peningkatan %32%100
28
1625
Pelaksanaan 19
32 × 100% = 59,38%
29
32 × 100% = 90,63%
Peningkatan %31%100
32
1929
Gambar 15
Grafik Perencanaan Dan Pelaksanaan Pembelajaran Guru Siklus I dan II
Berdasarkan tabel 18 dan gambar 15 diatas dapat dilihat bahwa
pada siklus I untuk perencanaan mendapat skor 16 dengan kategori baik.
Dengan presentase 57,14% dan pelaksanaan mendapat skor 19 dengan
kategori baik dengan presentase 59,38%, sedangkan pada siklus II untuk
perencanaan mendapat skor 25 dengan kategori sangat baik, dengan
presentase 89,29% dan pelaksanaan mendapat skor 29 dengan kategori
sangat baik dengan presentase 90,63%.
2. Minat Belajar Siswa Menggunakan Metode Jarimatika
Tabel 19
Minat Belajar Siswa Menggunakan Metode Jarimatika
NO Aspek yang dinilai Siklus I Siklus II
1 Mendengarkan penjelasan guru 47,83% 70,66%
2 Menirukan gerakan jari tangan
dengan bimbingan guru 60,33% 78,26%
3 Keseriusan mengingat 58,16% 75,00%
4 Mempraktekan cara yang diajarkan
oleh guru tanpa dibimbing 68,48% 84,52%
5 Latihan menggunakan perkalian jari
tangan 67,94% 85,33%
Jumlah 302% 394%
Persentase (%) 303
𝟓𝒙 𝟏𝟎𝟎
= 𝟔𝟏%
𝟑𝟗𝟒
𝟓𝒙 𝟏𝟎𝟎 =
79%
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
Perencanaan
pelaksanaan
Kategori Hasil Penilaian
Skor antara 70-92 Sangat Baik
Skor antara 47-69 Baik
Skor antara 24-46 Cukup
Skor antara 0-23 Kurang Baik
Gambar 16 Grafik Minat Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan tabel 19 dan gambar 16 diatas, terlihat bahwa minat
belajar siswa mulai dari siklus I sampai siklus II terus mengalami
peningkatan. Pada siklus I mendapat nilai persentase 61 % dengan kategori
cukup . Pada siklus II mendapat nilai persentase 79% dengan kategori
sangat baik. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa dari siklus I ke
siklus II mengalami kenaikan sebanyak 18%.
3. Hasil Belajar Matematika Materi Perkalian.
Tabel 20
Nilai Rata–Rata Hasil Belajar Matematika Materi Perkalian
No Nama Siswa Nilai
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
TUNTAS
Preetest Siklus I Siklus
II
1 Ahmad Rifai 50 50 80
2 Ardhy Ramadhian Syah 50 50 80
3 Albi Reza Saputra 50 60 90
4 Arif Rusmanto 20 40 50
5 Diva Ananda Putri 80 80 100
6 Dian Maya Sari 20 30 50
7 Diva Ardiyansyah 50 80 90
8 Diki Kurniawan 50 50 80
9 Dimas Adi Prayogo 20 40 60
10 Ema Yuliana 50 50 80
11 Inal Hamdan Sinaro 40 50 80
12 Irfan Yuda Pratama 50 50 90
13 Khori Basith Asfihani 50 50 80
14 M. Al Rasyid Dimas P. 80 90 100
15 Muhammad Satria 20 40 70
16 Rudiansyah 40 50 70
17 Retno Ayu Ningsih 100 100 100
18 Rahma Novita Sari 70 70 80
19 Sendi Arlin Wardana 50 70 80
20 Shofia Salsabila 80 90 90
21 Saiful Mustaqim 20 40 70
22 Winda Yulina 40 50 70
23 Tri Mei Ratnasari 90 90 100
Jumlah 1170 1280 1840
Rata-rata 50,86 55,65 80
Presentase (%) 26% 39% 91%
Gambar 17 presentase hasil belajar siswa dan preetest, siklus I dan siklus II
Berdasarkan tabel 20 dan gambar 17 diatas terlihat bahwa ada
kenaikan di siklus II dari beberapa tahap yang dilakukan seperti hasil
preetest mendapat nilai rata-rata sebesar 50,86 akan tetapi setelah
dilakukan pembelajaran pada siklus I menghasilkan nilai rata-rata lebih
tinggi dari preetest yaitu 55,65 dengan peningkatan 4,8 jika dibandingkan
dengan hasil preetest pada siklus II menghasilkan nilai rata-rata sebesar 80
dengan kenaikannya adalah sebesar 29,2 jika dibandingkan dengan siklus
I.
4. Ketuntasan Hasil Belajar Matematika materi perkalian
Tabel 21
Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Materi Perkalian
Tahapan Nilai Jumlah Presentase (%)
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
presentase hasil belajar
siswa
Preetest Tuntas 6 26,09
Belum Tuntas 17 73,91
Jumlah 23 100
Siklus I
Tuntas 9 39,13
Belum Tuntas 14 60,87
Jumlah 23 100
Siklus II
Tuntas 21 91,30
Belum Tuntas 2 8,70
Jumlah 23 100
Gambar 18
Grafik Ketuntasan Hasil belajar matematika materi perkalian
Berdasarkan tabel 21 dan gambar 18 diatas, terlihat bahwa hasil
preetest menunjukkan bahwa ada 6 siswa yang tuntas dengan presentase
26% dan siswa yang belum tuntas ada 17 siswa dengan presentase 74%.
Sedangkan hasil pada siklus I menunjukkan bahwa ada 9 siswa yang
tuntas dengan presentase 39% , siswa yang belum tuntas ada 14 siswa
dengan presentase 61% .
0
5
10
15
20
25
preetest Siklus I Siklus II Peningkatan
Tuntas
Belum Tuntas
Jumlah
Sedangkan hasil pada siklus II siswa yang tuntas ada 21 siswa
dengan presentase 91%, siswa yang belum tuntas ada 2 siswa dengan
presentase 9%.
5. Rekapitulasi hasil belajar siswa menggunakan metode jarimatika siklus I
dan II
Tabel 22
Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar
Kegiatan Preetest Siklus I Siklus II Peningkatan
Hasil belajar 6 9 21 15
Jumlah
3
23 x 100% = 13%
12
23 x 100%
=52%
15
23 x 100% =65%
Dari tabel 22, terlihat bahwa peningkatan hasil belajar dari preetest ke
siklus I adalah 13%, dan terlihat pula bahwa peningkatan hasil belajar dari siklus
I ke siklus II adalah 52%. Sehingga dapat kita ketahui bahwa peningkatan hasil
belajar dari preetest ke siklus II adalah 65%.
Gambar 19
Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
presentase hasil belajar
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Bahwa dengan menggunakan metode Jarimatika dapat meningkatkan minat
belajar siswa pada siklus I dengan presentase 61% dengan kategori baik
dan siklus II dengan presentase 79% dengan kategori sangat baik. Sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa dari siklus I ke siklus II naik 18%.
2. Dari tabel rekapitulasi peningkatan hasil belajar siswa dapat diambil
kesimpulan bahwa dari preetest sampai siklus II siswa yang tuntas naik
sebanyak 15 siswa dengan presentase 65%. Dari perbandingan hasil
prasurvei dengan siklus I menunjukkan bahwa yang tuntas naik 13%, dari
siklus I ke siklus II naik 52%, dengan demikian rata-rata kenaikan adalah
33%.
Berdasarkan temuan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan
menggunakan metode Jarimatika dapat meningkatkan minat dan hasil belajar
siswa mata pembelajaran matematika materi perkalian dikelas V MINU
Purwosari kecamatan Metro Utara Kota Metro tahun pelajaran 2014/2015.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan , maka penulis
menyarankan hal-hal sebagai berikut :
1. Bagi Sekolah
Sebaiknya ada pembekalan dalam upaya pengembangan metode
dan strategi pembelajaran. karena selain sarana dan prasarana, metode dan
strategi harus di kembangkan demi kelancaran proses kegiatan
pembelajaran yang baik juga dapat meningkatkan minat dan hasil belajar
siswa.
2. Bagi Guru
Bagi guru hendaknya menggunakan Metode Jarimatika sebagai
salah satu alternatif metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
meningkatkan minat dan hasil belajar siswa, hendaknya dalam proses
belajar mengajar dengan banyak menggunakan metode guna untuk
menumbuhkan dan merangsang semangat siswa karna banyak sekali
metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman, minat dan
hasil belajar siswa.
3. Bagi Siswa
Hasil penelitian menunjukkan bawa pembelajaran menggunakan
Metode Jarimatika dapat meningkatkan kemampuan berhitung, maka
diharapkan siswa lebih banyak belajar berhitung perkalian menggunakan
jari tangan supaya kemampuan berhitung perkalian siswa dapat meningkat
dengan baik, serta dapat meningkatkan minat belajaran yang tinggi agar
dapat meningkatkan hasil belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, Mulyono. Anak Berkesulitan Belajar. 2012. Jakarta: Rineka Cipta.
Abidin, Yunus. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. 2012.
Bandung: Refika Aditama.
Agustin, Mubiar. Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran. 2011
Bandung: Refika Aditama.
Arikunto, Suharsimi. Penelitian Tindakan Kelas. 2008. Jakarta: Bumi Aksara.
Bahri Djamara, Syaiful. Psikologi Belajar. 2008. Jakarta: Rineka Cipta.
Bahri Djamarah, Syaiful dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar.2010.
Jakarta: Rineka Cipta.
Khafid, M. Pelajaran Matematika SD untuk Kelas V. 2006. Jakarta: Erlangga.
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya.2009. Bandung: Diponegoro
Departemen Pendidikan Nasional. UU Sisdiknas (UU No 20 Th 2003).2014.
Jakarta: Sinar Grafika.
___________________________.2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta:Balai Pustaka.
Djali , H., Psikologi Pendidikan. 2014. Jakarta: Bumi Aksara.
Fathoni , Abdurrahmat. Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi.
2011. Jakarta: Rineka Cipta.
H. Samsul Nizar, dan Zainal Efendi Hasibuan. Hadist Tarbawi. 2011. Jakarta:
Kalam Mulia.
Heruman, Model Pembelajaran Matematika .2008.Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya
HS, Fahrur. Aritmatika Jari.2009. Manajemen Matematika Dahsyat.
Karso dkk. Pendidikan Matematika 1. 2011. Jakarta: Universitas Terbuka.
Nasution,S. Kurikulum dan Pembelajaran.2009.Jakarta:Bumi Aksara.
Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. 2013. Yokyakarta : Pustaka Pelajar.
S. Winatapura, H. Udin. Strategi Belajar Mengajar.2005 Jakarta: Universitas
Terbuka.
Simanjuntak, Lisnawati. Metode Mengajar Matematika. 1993. Jakarta: Rineka
Cipta.
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. 2013. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sudijono, Anas, Pengantar Statistic Pendidikan. 2012. Jakarta : Rajawali Pers.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. 2012. Bandung: Alfabeta.
Syah, Muhibin. Psikologi Pendididkan. 2010. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wulandani, Septi Peni. Jarimatika Perkalian dan Pembagian. 2014. Jakarta:
Kawan Pustaka.
Ticka Aleilypera, Metode Jarimatika, http://tickaaleilypera.blogspot.com, 2014,
24Agustus2015 pukul 08:27.
top related