drs. h. nashrudin azis, sh - cirebon kota
Post on 02-Nov-2021
1 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kota
Cirebon Tahun 2019, sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 29
Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon ini disusun dalam rangka
mewujudkan pertanggungjawaban kinerja yang telah dilakukan Pemerintah Daerah selama
kurun waktu 1 (satu) tahun. Laporan ini, memuat informasi tentang penyelenggaraan
pemerintahan, pelaksanaan kebijakan program dan kegiatan serta pencapaian sasaran
dalam mewujudkan tujuan, misi dan visi pemerintah Kota Cirebon yaitu: “SEHATI Kita
Wujudkan Cirebon Sebagai Kota Kreatif Berbasis Budaya dan Sejarah” sesuai yang
tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 5 Tahun 2019 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Cirebon Tahun 2018-2023.
Upaya untuk mewujudkan tujuan, visi dan misi tersebut tentulah tidak lepas dari
kerjasama dan kerja keras berbagai pihak serta bersama-sama menghadapi rintangan dan
tantangan dengan meningkatkan kinerja birokrasi Pemerintah Kota Cirebon yang efisien,
efektif, akuntabel dan transparan serta penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan
bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
Akhir kata semoga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2019
ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai masukan bagi pengelolaan dan penataan serta
peningkatan kinerja dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan
prima kepada masyarakat. Mudah-mudahan segala harapan tersebut mendapat ridho dan
petunjuk dari Allah SWT, Amin.
Cirebon, Maret 2020
WALIKOTA CIREBON,
DRS. H. NASHRUDIN AZIS, SH
ii
Kata Pengantar ………………………………………………………………………………………. I
Daftar Isi ……………………………………………………………………………………………... Ii
Daftar Tabel ………………………………………………………………………………………….. iii Daftar Gambar ……………………………………………………………………………………….. vii BAB I Pendahuluan ………………………………………………………………….................... 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………………………... 1
1.2 Gambaran Umum Kota Cirebon ………………………………………………………………. 3
1.2.1 Kondisi Geografis Kota Cirebon ……………………………………………………….. 4 1.2.2 Kondisi Demografi Kota Cirebon ……………………………………………………….. 6
1.3 Struktur Organisasi …………………………………………………………………………….. 7
1.4 Isu Strategis ……………………………………………………………………………………… 9
BAB II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja 17
2.1 Perencanaan Strategis ………………………………………………………………………… 17
2.2 Prioritas Pembangunan Daerah ………………………………………………………………. 33
2.3 Indikator Kinerja Utama ………………………………………………………………………… 45
2.4 Perjanjian KInerja ………………………………………………………………………………. 48
2.5 Rencana Anggaran Tahun 2019 ……………………………………………………………… 50
BAB III Akuntabilitas Kinerja 53
3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama ……………………………………………………………… 55
3.2 Pengukuran, Evaluasi, dan Analisis Pencapaian Sasaran Strategis …………………….. 60
3.2.1 Pengukuran Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2019 …………………………………………………………………....
61
3.2.2 Pengukuran, analisa, dan evaluasi Pencapaian Sasaran Strategis ……………... 67
3.3 Akuntabilitas Keuangan ………………………………………………………………………… 190
BAB IV Penutup …………………………………………………………………………………….. 195
LAMPIRAN Perjanjiaan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon 2019 Daftar Realisasi Pencapaian Sasaran Strategis dan Realisasi Anggaran 2019 Daftar Inovasi Pemerintah Daerah Kota Cirebon Daftar Penghargaan Yang Diterima Pemerintah Daerah Kota Cirebon
iii
Tabel 1.1 Luas Wilayah Perkecamatan …………………………………………………….. 6
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Kota Cirebon Menurut Umur ……………………………….. 7
Tabel 1.4 Keterkaitan Permasalahan Pembangunan, Isu-isu Strategis dan Prioritas
Pembangunan Tahun 2018-2023………………………………………………… 15
Tabel 2.1 Keterkaitan antara Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2018-2023 …………………………..
29
Tabel 2.2 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Arah Kebijakan
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Cirebon 2018-2023 ………..
36
Tabel 2.3 Indikator Kinerja Utama Pemerintah Daerah Kota Cirebon …………………... 45
Tabel 2.4 Perjanjian Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2019……………. 48
Tabel 2.5 Rencana Belanja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2019 …………… 50
Tabel 2.6 Rencana Anggaran Berdasarkan Sasaran Strategis ………………………….. 50
Tabel 3.1 Tabel Predikat Capaian Kinerja Berdasarkan Kode Warna ………………….. 54
Tabel 3.2 Tabel Predikat Capaian Kinerja …………………..……………………………… 54
Tabel 3.3 Capaian Indikator Kinerja Utama Pemerintah Daerah Kota Cirebon ………… 55
Tabel 3.4 Pengukuran Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2019 ……………………..…………………..……………… 61
Tabel 3.5 Capaian Kinerja Sasaran Strategis Berdasarkan Perjanjian Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2019 …………………..……………. 64
Tabel 3.6 Jumlah Sasaran Pada Perjanjian Kinerja Berdasarkan Predikat Capaian …. 66
Tabel 3.7 Capaian Kinerja Tujuan Menciptakan Kualitas Sumber Daya Manusia Kota Cirebon yang agamis, Kompetitif, Terlatih dan Inovatif, serta mengembangkan nilai-nilai luhur keagamaan, memajukan dan memperkaya kebudayaan khas Cirebon Tahun 2019 ………………………………………… 68
Tabel 3.8 Capaian Sasaran Meningkatan akses dan mutu pendidikan Tahun 2019 ….. 73
Tabel 3.9 Capaian Sasaran Meningkatnya Minat baca Masyarakat Tahun 2019 ……… 76
Tabel 3.10
Capaian Sasaran Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kota Cirebon Tahun 2019 ….…………………..…………………..…………………… 78
Tabel 3.11 Capaian Sasaran Terkendalinya jumlah penduduk Tahun 2019 …………….. 83
Tabel 3.12 Capaian Sasaran Menurunnya Tingkat Pengangguran Tahun 2019 ………... 84
iv
Tabel 3.13
Capaian Sasaran Meningkatnya Prestasi Olahraga dan Pemuda Tahun 2019 …………………..…………………..…………………….. 88
Tabel 3.14 Daftar Atlet Berprestasi …………………..…………………..…………………… 88
Tabel 3.15 Daftar Organisasi Pemuda Kota Cirebon …………………..…………………… 89
Tabel 3.16 Capaian Sasaran Meningkatnya pengarusutama an gender dan perlindungan anak Tahun 2019 …………………..…………………..………….
93
Tabel 3.17 Capaian Sasaran Meningkatnya Peran Industri, Perdagangan, Koperasi dan UMKM dalam stabilitas perekonomian Kota Cirebon Tahun 2019 …………... 97
Tabel 3.18 Capaian Sasaran Berkurangnya Penduduk Miskin Tahun 2019 ……………. 100
Tabel 3.19 Capaian Sasaran Meningkatnya pertanian, kelautan dan perikanan untuk mencapai kedaulatan pangan Tahun 2019 ………………………….....
103
Tabel 3.20 Capaian Sasaran Meningkatnya pertanian, kelautan dan perikanan untuk mencapai kedaulatan pangan Tahun 2019 ……………………………………. 106
Tabel 3.21 Capaian Sasaran Meningkatnya pertanian, kelautan dan perikanan untuk mencapai kedaulatan pangan Tahun 2019 ……………………………………. 107
Tabel 3.22 Capaian Sasaran Meningkatnya Pelestarian dan Pengembangan Budaya Lokal Tahun 2019 ………………………………......... 111
Tabel 3.23 Data Objek Pemajuan Kebudayaan …………………………………………….. 112
Tabel 3.24 Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan/ KelurahanTahun 2019 ……………………………………………… 114
Tabel 3.25 Capaian Tujuan Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik, Kualitas Kinerja, Kapasitas dan Akuntabilitas, serta Inovasi dalam Manajemen Pemerintah…. 119
Tabel 3.26 Capaian Sasaran Meningkatnya Kapasitas dan Kualitas SDM aparatur Tahun 2019 ……………………………………………………..... 121
Tabel 3.27 Capaian Sasaran Meningkatnya Koordinasi Antar Perangkat Daerah Tahun 2019 ………………………………………………….. 126
Tabel 3.28 Capaian Sasaran Meningkatnya Meningkatnya Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2019 ……………………………………………… 129
Tabel 3.29 Nilai Laporan Hasil Evaluasi Atas Implemantasi Sistam Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2019 ……………………… 130
Tabel 3.30 Capaian Sasaran Meningkatnya Maturitas SPIP Tahun 2019 ……………… 133
Tabel 3.31 Capaian Sasaran Meningkatnya Pelayanan Publik Tahun 2019 …………… 135
Tabel 3.32 Hasil Survey Kepuasan Atas Layanan Perizinan dan Penanaman Modal …. 136
Tabel 3.33 Hasil Survey Kepuasan Masyarakat “Pelayanan Kependudukan …………… 138
Tabel 3.34 Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah Tahun 2019 ……………………………………………........ .
141
v
Tabel 3.35 Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Kualitas Pengelolaan Arsip Daerah Tahun 2019 …………………..…………………………………. 142
Tabel 3.36 Capaian Sasaran Meningkatnya Kapasitas Kinerja DPRD Tahun 2019 ….. 147
Tabel 3.37 Capaian Sasaran Terwujudnya Pemerintahan Berbasis Elektronik Yang Profresional, Handal dan Terintegrasi dalam Menunjang Smart City Tahun 2019 ………………………………………………………………………………… 150
Tabel 3.38 Capaian Sasaran Meningkatkatnya Kualitas Perencanaan Pembangunan Daerah Tahun 2019Tahun 2019 ………………………………………………… 153
Tabel 3.39 Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Penelitian dan Pengembangan Daerah Tahun 2019 ………………………………………………………………. 156
Tabel 3.40 Capaian Tujuan Menyediakan Pelayanan Utilitas Umum yang Direncanakan dengan Matang, Komprehensif dan Terpadu, serta Mewujudkan Kualitas Lingkungan Kota yang Aman, Nyaman, Produktif, dan Berkelanjutan Sesuai dengan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Tahun 2019 …………………………………………………………. 158
Tabel 3.41 Capaian Sasaran Meningkatnya Pelayanan Kapasitas Jalan Tahun 2019 … 160
Tabel 3.42 Capaian Sasaran Meningkatya Kapasitas Pelayanan Drainase Tahun 2019
166
Tabel 3.43 Capaian Sasaran Meningkatnya Layanan Sarana Angkutan Umum Masyarakat Tahun 2019 …………………..…………………………………….. 170
Tabel 3.44 Analisis Tim PKL Kota Cirebon Tentang Proporsi Pemilihan Moda Transportasi …………………..…………………..……………………………….. 172
Tabel 3.45 Capaian Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup dan Pengendalian Dampak Perubahan Iklim …………………..…………………..………………. 174
Tabel 3.46 Luas Wilayah Tutupan Lahan Di Kota Cirebon ………………………………… 177
Tabel 3.47 Sasaran Menciptakan Perlindungan Bagi Masyarakat, Mendukung Penegakan Ketentuan Peraturan Perundang Undangan Daerah serta Menumbuhkan Budaya Tertib Masyarakat dan Penyelenggara Pemerintahan Kota Cirebon …………………..………………………………… 179
Tabel 3.48 Sasaran Meningkatnya kondusifitas ketentraman dan ketertiban umum di Masyarakat Tahun 2019 …………………..…………………..………………….. 182
Tabel 3.49 Sasaran Meningkatkan Rasa Nasionalisme dan Kewaspadaan Nasional Tahun 2019 …………………..…………………..………………………………… 184
Tabel 3.50 Sasaran Meningkatnya Pencegahan Kesiapsiagaan Dalam Menghadapi Bencana Tahun 2019 …………………..…………………..…………………….. 186
Tabel 3.51 Data Realisasi APBD Tahun 2019 …………………..………………………….. 190
Tabel 3.52 Data Realisasi Belanja Pemerintah Daerah Tahun 2019 ……………………. 190
vi
Gambar 1.1 Peta Kota Cirebon ……………………………………………………………….. 5
Gambar 3.1 Diagram realisasi pencapaian Indikator Kinerja Utama …………………….. 59
Gambar 3.2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Cirebon, 2011-2019 ………..... 70
Gambar 3.3 Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan, dan Gini Rastio 2015-2018 ………… 71
Gambar 3.4 Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama aekolah ………………………. 74
Gambar 3.5 Usia Harapan Hidup Saat Lahir ………………………………………………... 79
Gambar 3.6 Indeks Pembangunan Gender Kota Cirebon ………………………………… 95
Gambar 3.7 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin 2010-2019 ………………………. 101
Gambar 3.8 Persentase Keaktifan Objek Pemajuan Kebudayaan ………………............. 112
Gambar 3.9 Grafik Hasil Perhitungan IKM Kependudukan dan Pencatatan Sipil…… 139
1
Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah (SAKIP) merupakan gambaran
akuntabilitas kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah kepada publik
berdasarkan perjanjian kinerja yang telah ditetapkan. Peraturan Presiden Nomor 29
tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah (SAKIP)
mengamanatkan bagi setiap instansi pemerintah untuk menyusun dokumen Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah. Secara operasional, penyusunan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah berpedoman pada Peraturan Menteri Kinerja Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 53 tahun 2014 tentang petunjuk teknis
perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara review atas laporan kinerja
pemerintah.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah memiliki peran strategis dalam mekanisme
pelaporan kinerja instansi pemerintah daerah. Dokumen ini menjadi bentuk
akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap
instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Selain itu, dokumen ini menjadi
bahan evaluasi pencapaian kinerja. Di era transparansi dan tuntutan publik terhadap
kinerja instansi pemerintah, keberadaan dokumen Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
menjadi bagian dari kerangka pembangunan tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance). Dengan demikian, hal yang terpenting dalam penyusunan Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah adalah mekanisme pengukuran kinerja, evaluasi, dan
pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran
kinerja.
Pemerintah daerah mendapatkan ruang kewenangan untuk mengelola berbagai
sumber daya yang tersedia. Dalam bingkai sistem pemerintahan nasional, Pemerintah
Kota Cirebon mendapatkan delegasi untuk menyelenggarakan berbagai kewenangan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014. Merujuk pada
Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 6 Tahun 2016 tentang Rincian Urusan
1.1 Latar Belakang
2
Pemerintahan yang Diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Kota Cirebon yang
terdiri dari:
1. Urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar meliputi
Bidang Pendidikan, Bidang Kesehatan, Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang, Bidang Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman, Bidang
Ketenteraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat dan Bidang
Sosial.
2. Urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar
meliputi Bidang Tenaga Kerja, Bidang Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan anak, Bidang Pangan, Bidang Pertanahan, Bidang Lingkungan
Hidup, Bidang Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Bidang
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/ Kelurahan, Bidang Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana, Bidang Perhubungan, Bidang Komunikasi
dan Informatika, Bidang Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Bidang
Penanaman Modal, Bidang Kepemudaan dan Olahraga, Bidang Statistik,
Bidang Persandian, Bidang Kebudayaan, Bidang Perpustakaan, Bidang
Kearsipan.
3. Urusan Pemerintahan Pilihan meliputi Pembagian Urusan Bidang kelautan dan
Perikanan, Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Pariwisata, Pembagian
Urusan Pemerintahan Bidang Pertanian, Pembagian Urusan Pemerintahan
Bidang Perdagangan dan Urusan Pemerintahan Bidang Perindustrian.
Sejalan dengan hal tersebut, Pemerintah Daerah Kota Cirebon berupaya
untuk meningkatkan akuntabilitas eksternal dan internal sesuai dengan dinamika
pembangunan dan tuntutan masyarakat. Berbekal berbagai target kinerja
sebagaimana telah diformulasikan dalam indikator kinerja pencapaian visi dan misi
daerah, Pemerintah Daerah Kota Cirebon bertekad untuk menyampaikan informasi
capaian Daerah kinerja penyelenggaraan urusan pemerintahan kepada masyarakat
pada umumnya dan warga Kota Cirebon pada khususnya secara baik.
3
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Pemerintah Tahun 2019 ini
memberikan gambaran dan menjelaskan secara utuh dan komprehensif pelaksanaan
pembangunan pada Tahun 2019 sekaligus juga menggambarkan upaya-upaya yang
sudah dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kota Cirebon selama 5 (lima) tahun
pelaksanaan pencapaian visi dan misi yang sudah dituangkan dalam Peraturan
Daerah Kota Cirebon Nomor 7 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kota Cirebon Tahun 2013-2018 yang kemudian diubah
menjadi Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 11 Tahun 2015 tentang Perubahan
Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 7 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Cirebon Tahun 2013-2018.
Pelaksanaan pembangunan pada Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun
2019 merupakan tahun pertama dari yang direncanakan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Daerah Kota Cirebon
Tahun 2018-2023, sehingga dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP)
dideskripsikan apa saja yang sudah dilakukan dalam mencapai tujuan yang
direncanakan dan juga permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam proses
pembangunan di Kota Cirebon pada tahun 2019 ini..
1.2.1 Kondisi Geografis Kota Cirebon
Kota Cirebon terletak di bagian timur Provinsi Jawa Barat dan berada pada jalur
utama lintas pantura. Secara geografis Kota Cirebon berada pada posisi 6,41o Lintang
Selatan dan 108,33o Bujur Timur pada Pantai Utara Pulau Jawa Bagian Barat. Bentuk
wilayah Kota Cirebon memanjang dari Barat ke Timur sekitar 8 kilometer dan dari Utara
ke Selatan sekitar 11 kilometer dengan ketinggian dari permukaan laut ± 5 meter.
Secara administrasi Kota Cirebon terdiri dari 5 (lima) kecamatan, 22 (dua puluh
dua) kelurahan, 248 Rukun Warga, dan 1.369 Rukun Tetangga dengan luas wilayah
1.2 Gambaran Umum Kota Cirebon
4
administratif sekitar 37,358 km2 atau sekitar 3.736 hektar dengan batas wilayah
administrasi sebagai berikut:
Sebelah Utara
Sebelah Barat
Sebelah Selatan
Sebelah Timur
:
:
:
:
Sungai Kedung Pane
Sungai Banjir Kanal/Kabupaten Cirebon
Sungai Kalijaga
Laut Jawa
Dilihat dari wilayah administratif pemerintahan, Kota Cirebon terdiri dari 5 (lima)
kecamatan dan 22 (dua puluh dua) kelurahan, yaitu:
1) Kecamatan Kejaksan terdiri dari Kelurahan Kejaksan, Kelurahan
Kesenden, Kelurahan Sukapura dan Kelurahan Kebon Baru;
2) Kecamatan Kesambi terdiri dari Kelurahan Kesambi, Kelurahan
Pekiringan, Kelurahan Sunyaragi, Kelurahan Karyamulya dan Kelurahan
Drajat;
3) Kecamatan Pekalipan terdiri dari Kelurahan Jagasatru, Kelurahan
Pulasaren, Kelurahan Pekalipan, dan Kelurahan Pekalangan;
4) Kecamatan Lemahwungkuk terdiri dari Kelurahan Kesepuhan, Kelurahan
Pegambiran, Kelurahan Panjunan, dan Kelurahan Lemawungkuk;
5) Kecamatan Harjamukti terdiri dari Kelurahan Harjamukti, Kelurahan
Kecapi, Kelurahan Larangan, Kelurahan Argasunya, dan Kelurahan
Kalijaga.
Kondisi topografi sebagian besar wilayah Kota Cirebon merupakan dataran rendah
dan sebagian kecil merupakan dataran tinggi yang berada di wilayah selatan kota.
Kondisi wilayah kota yang sebagian besar berupa dataran rendah menjadi kendala
tersendiri, karena kecepatan aliran air hujan yang terbuang ke laut menjadi lambat dan
sangat berpotensi menimbulkan genangan banjir di beberapa lokasi. Karenanya di
beberapa titik dibangun stasiun pompa yang berfungsi mempercepat pembuangan air
hujan ke laut.
5
Secara umum kondisi lingkungan di Kota Cirebon dapat dibagi menjadi dua bagian
besar yaitu kawasan yang masih memiliki kualitas lingkungan yang masih baik yaitu
memiliki indikator lingkungan di bawah ambang batas, dan kawasan yang kondisi
lingkungannya telah berada di atas ambang batas kualitas lingkungan yang
diperkenankan. Kawasan yang masih memiliki kualitas lingkungan di bawah ambang
batas tersebar di seluruh wilayah kota khususnya di bagian selatan , ditandai dengan
masih adanya kawasan ruang terbuka hijau. Namun yang harus menjadi perhatian
adalah kawasan-kawasan yang kondisi lingkungannya telah terjadi penurunan kualitas.
Peta wilayah Kota Cirebon disajikan pada gambar berikut :
Gambar 1.1
Peta Kota Cirebon
Sumber :Dokumen Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan,
Dinas Lingkungan Hidup, 2019
6
No. Kecamatan Luas Wilayah Kelurahan RW RT
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1.
2.
3.
4.
5.
Harjamukti
Lemahwungkuk
Pekalipan
Kesambi
Kejaksan
17.615
6.507
1.561
8.059
3.616
5
4
4
5
4
76
42
39
55
35
454
232
186
307
183
Jumlah 37.358 22 248 1.369
Sumber : Kota Cirebon Dalam Angka Tahun 2018, diolah
Jika dilihat pada tabel diatas, dari 5 kecamatan, 22 kelurahan, 248 RW dan 1.369
RT, Kecamatan Harjamukti merupakan wilayah kecamatan yang paling luas dan
kecamatan Pekalipan merupakan wilayah dengan luas paling kecil.
Sesuai dengan lokasi wilayah yang berada di tepi laut, Kota Cirebon termasuk
daerah bertemperatur udara cukup tinggi dengan suhu udara minimum rata–rata tahun
2017 sebesar 24,13º C dan maksimum rata-rata 31,18º C serta banyaknya curah hujan
2.323,1 mm per tahun dengan hari hujan 87 hari, atau rata-rata 7,25 hari per bulan.
1.2.2 Demografi Kota Cirebon
Penduduk (sumber daya manusia) merupakan bagian penting dari modal
pembangunan, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Jumlah penduduk yang besar
dapat menjadi sumber daya (input) produksi sekaligus menciptakan demand dan pasar
bagi barang dan jasa yang diproduksi. Namun demikian, jumlah penduduk harus
dikendalikan agar tidak menimbulkan masalah kependudukan (pengangguran,
Tabel 1.1
Luas Wilayah per Kecamatan
7
kemiskinan, dan lain- lain) serta perlu ditingkatkan kualitasnya terutama menyongsong
era Indonesia Emas tahun 2045.
Jumlah penduduk Kota Cirebon dalam 5 (lima) tahun terakhir terus mengalami
peningkatan dari sisi kuantitas. Pada tahun 2019, penduduk Kota Cirebon berjumlah
340.370 jiwa, bertambah 38.650 jiwa dibandingkan dengan tahun 2013 (301.720 jiwa).
Jumlah penduduk laki-laki hampir sebanding dengan penduduk perempuan, yaitu
50,14 persen laki-laki dan 49,86 persen perempuan. Berdasarkan luas wilayah
dibandingkan populasi penduduk, kepadatan penduduk Kota Cirebon rata-rata sekitar
8.387 orang per/km2. Hasil proyeksi penduduk menurut kelompok umur bahwa
penduduk paling banyak terdapat di kelompok umur 20-24 tahun yaitu 28.416 jiwa
sementara paling sedikit ada pada kelompok umur 70-74 tahun yaitu 5235 jiwa.
Tabel 1.2
Jumlah Penduduk Kota Cirebon Menurut Kelompok Umur 2019
Sumber : Dinas Kependudukan Dan Pencatatan SIpil, diolah
Komposisi penduduk Kota Cirebon yang menunjukan Bonus Demografi
merupakan peluang sekaligus tantangan dalam pembangunan Kota Cirebon,
sepatutnya skema perencanaan pembangunan mempertimbangkan aspek bonus
demografi ini untuk menjamin strategi dan arah kebijakan yang tepat.
8
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Cirebon nomor 7 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, Pemerintah Daerah Kota Cirebon
membentuk organisasi perangkat daerah dengan komposisi sebagai berikut
a. Sekretariat Daerah Kota Cirebon; b. Sekretariat DPRD Kota Cirebon; c. Inspektorat Kota Cirebon; d. Dinas Pendidikan; e. Dinas Kesehatan; f. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang; g. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman; h. Satuan Polisi Pamong Praja; i. Dinas Pemadam Kebakaran; j. Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; k. Dinas Tenaga Kerja; l. Dinas Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan; m. Dinas Lingkungan Hidup; n. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil; o. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana; p. Dinas Perhubungan; q. Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik; r. Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah; s. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. t. Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata; u. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan; v. Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah; w. Badan Keuangan Daerah; x. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah; y. Kantor Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran; z. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik; aa. Kecamatan sebanyak 5 Kecamatan. :
1. Kecamatan Kejaksan 2. Kecamatan Kesambi 3. Kecamatan Harjamukti 4. Kecamatan Lemah Wungkuk 5. Kecamatan Pekalipan
1.3 Struktur Organisasi
9
Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan
dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas
(daerah/masyarakat) di masa datang. Isu strategis juga diartikan sebagai suatu
kondisi/kejadian penting/keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan
kerugian yang lebih besar atau sebaliknya akan menghilangkan peluang apabila tidak
dimanfaatkan. Karakteristik suatu isu strategis adalah kondisi atau hal yang bersifat
penting, mendasar, berjangka panjang, mendesak, bersifat kelembagaan/
keorganisasian dan menentukan tujuan di masa yang akan datang, oleh karena itu,
untuk memperoleh rumusan isu-isu strategis diperlukan analisis terhadap berbagai
fakta dan informasi kunci yang telah diidentifikasi.
Isu strategis pembangunan Kota Cirebon dirumuskan berdasarkan
permasalahan-permasalahan pembangunan daerah juga memperhatikan hasil evaluasi
dari laporan kinerja pada tahun N-1. Tantangan dan potensi pembangunan daerah ke
depan, yang meliputi peningkatan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan
peningkatan daya saing daerah. Isu-isu strategis tersebut merupakan kondisi atau hal
yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah,
karena dampaknya yang signifikan bagi daerah yang bersifat penting, mendasar,
mendesak, dan menentukan tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Rumusan isu-isu strategis disusun berdasarkan analisis terhadap berbagai fakta
dan informasi yang telah diidentifikasi untuk dipilih menjadi isu strategis berdasarkan
peluang dan ancaman lingkungan eksternal sesuai dengan dinamika internasional,
nasional dan lokal Kota Cirebon. Isu strategis pembangunan Kota Cirebon 5 (lima)
tahun ke depan diidentifikasi dari berbagai sumber, yaitu: (1) permasalahan
pembangunan Kota Cirebon; (2) dinamika internasional, nasional, dan regional yang
mempengaruhi pembangunan Kota Cirebon; (3) kebijakan pembangunan daerah
sekitar yang mempengaruhi pembangunan Kota Cirebon; (4) kebijakan pembangunan
1.4 Isu Strategis
10
Kota Cirebon yang meliputi RPJPD Kota Cirebon 2005-2025 dan RTRW Kota Cirebon
2011-2031; dan (5) Kajian Lingkungan Hidup Strategis RPJMD, maka ditetapkan isu
strategis pembangunan jangka menengah Kota Cirebon 5 (lima) tahun mendatang,
yaitu:
1. Kualitas dan daya saing sumber daya manusia.
2. Kemiskinan, pengangguran dan penyandang masalah kesejahteraan sosial.
3. Peningkatan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah sesuai dengan daya
dukung dan daya tampung lingkungan.
4. Produktivitas daya saing ekonomi secara berkelanjutan.
5. Pemajuan kebudayaan dan pariwisata berbasis budaya dan sejarah.
6. Reformasi birokrasi dan kualitas pelayanan publik.
7. Kondusifitas ketentraman dan ketertiban umum.
Secara umum isu strategis tersebut di atas diuraikan sebagai berikut:
1. Isu Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia.
Kota Cirebon sebagai salah satu dari 27 (dua puluh tujuh) kabupaten/kota di
Jawa Barat dengan jumlah penduduk pada tahun 2017 sebanyak 313.325 jiwa.
Berdasarkan proyeksi perkembangan penduduk yang dikeluarkan oleh BPS, pada
tahun 2023 jumlah penduduk Kota Cirebon akan mencapai 335.661 jiwa. Jumlah
penduduk tersebut kalau tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan beban
pembangunan. Oleh karena itu perlu dipacu dan didorong dengan berbagai kegiatan
yang inovatif dan kreatif, sehingga memiliki keunggulan, handal, berkarakter, dan
memiliki daya saing global. Saat ini dalam pembangunan dan pengembangan sumber
daya manusia Kota Cirebon masih dihadapkan pada berbagai hambatan, diantaranya
masih rendahnya Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD yang baru mencapai 57,94
persen, APM SMP/MTs sebesar 83,12 persen dan APM SMA/SMK/MA sebesar 55,70
persen. Begitu pula Rata-rata lama sekolah penduduk Kota Cirebon yang pada tahun
2017 baru mencapai 9,96 tahun, yang artinya tingkat penduduk penduduk Kota Cirebon
pada tahun 2017 rata-rata baru mencapai kelas I SMA. Selain peningkatan akses
11
pelayanan Pendidikan bagi seluruh masyarakat usia sekolah (education for all) yang
harus ditingkatkan adalah peningkatan kualitas tenaga pendidik, dimana pada saat ini
guru SD/MI yang bersertifikasi tenaga pendidik baru mencapai 48,24 persen dan guru
SMP/MTs yang telah memiliki sertifikasi tenaga pendidik baru mencapai 53,41 persen.
Selain hal tersebut, masalah tata kelola Pendidikan juga perlu mendapatkan
perhatian yang serius. Hal ini terlihat dari masih banyaknya sekolah baik di tingkat SD
maupun SMP yang masih terakreditasi C. Jumlah SD yang terakreditasi C pada tahun
2017 sebanyak 114 sekolah dari 170 sekolah atau 67,06 persen, sedangkan SMP
dengan akreditasi C sebanyak 30 sekolah dari 44 sekolah yang ada atau 68,18 persen.
Dari uraian tersebut, maka kualitas/mutu, relevansi dan tata kelola Pendidikan belum
sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan untuk lebih meningkatkan daya saing sumber
daya manusia.
Selain permasalahan pelayanan pendidikan, permasalahan pelayanan
kesehatan juga saat ini belum optimal yang ditandai dengan capaian indeks kesehatan
pada tahun 2017 sebesar 79,83 poin dan masih perlu ditingkatkan. Masih adanya
kematian bayi (17 kasus), kematian ibu melahirkan, dan berat bayi lahir rendah (168
kasus), kematian anak balita (6 kasus), cakupan pemberian ASI ekslusif (64,26 persen)
juga perlau mendapat perhatian. Hal tersebut terjadi karena belum optimalnya kualitas,
pemerataan dan keterjangkauan layanan kesehatan, serta perilaku masyarakat yang
kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat.
2. Isu Kemiskinan, Pengangguran dan Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial.
Upaya-upaya penanganan kemiskinan telah dilakukan dari tahun ke tahun,
jumlah penduduk miskin pada tahun 2013 mencapai 31,9 ribu jiwa dan pada tahun
2017 turun menjadi 30,19 ribu jiwa atau turun dari 10,54 persen menjadi 9,66 persen,
sehingga dalam periode 2013-2017 pemerintah Kota Cirebon berhasil menurunkan
jumlah penduduk miskin sebanyak 1.710 jiwa atau 0,88 persen atau rata-rata per tahun
turun sebesar 0,18 persen. Penurunan jumlah tersebut tergolong lambat, sehingga
12
memerlukan akselerasi melalui intervensi berbagai program dan kegiatan yang tepat
sasaran, tepat metode dan cepat dalam penanganannya.
Disamping itu, keberadaan penyandang masalah kesejahteraan social yang
dirasakan semakin komplek memerlukan intervensi yang tepat. PMKS di Kota Cirebon
tidak hanya berasal dari dalam kota, tetapi juga berasal dari luar kota daerah sekitar
bahkan ada yang berasal dari provinsi tetangga, sehingga dalam penanganannya
memerlukan koordinasi dan kerja sama lintas wilayah.
3. Isu Peningkatan Pemerataan Pembangunan di Seluruh Wilayah Sesuai
dengan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan.
Pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh warga masyarakat secara adil
dan merata di seluruh wilayah Kota Cirebon, karena hal ini terkait erat dengan tingkat
partisipasi masyarakat itu sendiri terhadap pembangunan kotanya. Kesenjangan antar
wilayah yang cenderung semakin melebar akan menimbulkan gejolak pembangunan,
yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap tingkat kepedulian masyarakat dalam
pelaksanaan pembangunan. Hal ini terlihat dari nilai indeks gini Kota Cirebon yang
cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebesar 0,38 menjadi 0,41 pada
tahun 2018, yang artinya kesenjangan pendapatan antar masyarakat semakin melebar.
Disamping itu, pelambatan pertumbuhan ekonomi juga menjadi salah satu faktor
lambatnya pemerataan hasil-hasil pembangunan di semua aspek kehidupan. Pada
tahun 2014 pertumbuhan ekonomi Kota Cirebon mencapai 5,71 persen dan tahun 2018
sebesar 5,79 persen, sehingga dalam kurun waktu 4 (empat) tahun, perekonomian Kota
Cirebon hanya tumbuh 0,08 persen.
Prinsip pembangunan berkelanjutan harus memperhatikan daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup. Semakin tinggi pertumbuhan penduduk, maka
kebutuhan oksigen (O2) juga akan meningkat, begitu pula ketersediaan air bersih harus
menjadi perhatian untuk pemenuhannya.
Perkembangan Kota Cirebon tidak terlepas dari pertambahan penduduk yang
disertai dengan tingginya arus urbanisasi ke wilayah perkotaan, menyebabkan semakin
tingginya volume sampah yang harus dikelola setiap hari. Hal tersebut bertambah sulit
13
karena keterbatasan lahan untuk Tempat pembuangan Akhir (TPA) sampah.
Pengangkutan sampah ke TPA juga terkendala karena jumlah kendaraan yang kurang
mencukupi dan kondisi peralatan yang telah tua. Masalah lainya adalah pengelolaan
TPA yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah yang ramah lingkungan.
4. Isu Produktivitas Daya Saing Ekonomi Secara Berkelanjutan.
Daya saing ekonomi daerah merupakan salah satu aspek penting dalam
pembangunan daerah. Daya saing daerah merupakan salah satu tinjauan tingkat
keberhasilan pembangunan yang menunjukkan kemampuan suatu daerah untuk
bertahan dalam menghadapi tantangan pembangunan untuk mencapai kesejahteraan
masyarakat. Daya saing ekonomi daerah dapat dilihat dari (1) tingkat produktifitas
angkatan kerja yang bekerja baik pada sektor formal maupun informal; (2) kapasitas
keuangan daerah untuk membiayai pembangunan. Pendapatan asli daerah merupakan
salah satu komponen kapasitas keuangan daerah yang dipengaruhi oleh kinerja
perekonomian kota; (3) kinerja BUMD dalam memberikan kontribusi terhadap PAD; (4)
angka kejadian kriminalitas; (5) ketergantungan penduduk, yang menunjukan rasio
antara penduduk yang tidak produktif terhadap penduduk produktif; (6) iklim investasi.
Kinerja daya saing daerah memiliki kaitan dengan kinerja kesejahtaraan
masyarakat, dan pelayanan umum. Daya saing daerah dipengaruhi oleh tingkat
kesejahteraan masyarakat seperti daya beli dan pertumbuhan ekonomi, sebaliknya
daya saing daerah memberi pengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat berupa iklim
investasi yang diperlukan untuk menggerakan ekonomi kota.
Indikator daya saing daerah lainya yang erat kaitannya dengan pertumbuhan
ekonomi Kota Cirebon adalah daya beli masyarakat. Data Tahun 2016 menunjukkan
bahwa daya beli masyarakat Kota Cirebon berada ada kisaran Rp. 10.916 ribu
5. Isu Pemajuan Kebudayaan dan Pariwisata Berbasis Budaya dan Sejarah.
Permasalahan lain yang penting adalah belum menguatnya pariwisata sebagai
pendorong terciptanya perekonomian inklusif, hal tersebut disebabkan oleh belum
14
optimalnya pengembangan SDM Pariwisata serta belum optimalnya pengembangan
manajemen pariwisata dan aset pariwisata. Pada bidang kebudayaan terjadi beberapa
permasalahan yang ditandai oleh menurunya penyelenggaraan festival seni dan
budaya di Kota Cirebon, hal tersebut disebabkan belum optimalnya pelestarian Nilai
Budaya Cirebon yang memiliki kekayaan warisan budaya keraton, belum optimalnya
pengelolaan budaya sebagai Aset Pariwisata Kota Cirebon, dan belum optimalnya
pengembangan ragam Seni Tradisional Cirebon. Sebagai akibat kurangnya
pengelolaan kekayaan dan keragaman seni dan budaya tersebut, nampak beberapa
kesenian tradisional Cirebon yang hamper punah, seperti Seni Pertunjukan Tarling.
6. Isu Reformasi Birokrasi dan Kualitas Pelayanan Publik.
Pemerintah berkewajiban menyelenggarakan pelayanan publik yang lebih cepat,
lebih murah, lebih mudah dan lebih baik. Untuk itu, pemerintah harus melakukan
reformasi birokrasi dan memfokuskan pada aspek kelembagaan, aparatur, dan tata
laksana dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance. Pengembangan
reformasi birokrasi harus dilakukan bersamaan dengan reformasi pada bidang-bidang
lain, misalnya reformasi badan usaha daerah dan swasta serta lembaga-lembaga
lainnya agar terjalin sinergi yang saling menguntungkan dan bermanfaat.
Dalam menjalankan pemerintahan, dikenal konsep good governance yang
tertuang dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 dengan menerapkan tata kelola
pemerintahan yang akuntabel. Untuk dapat menerapkan tata kelola pemerintahan yang
baik, perlu perbaikan mendasar dari berbagai lini mulai dari rekrutmen hingga
pengawasan. Oleh karena itu, ketika sebuah daerah ingin menyelenggarakan
pemerintahan dengan tata kelola yang baik, perlu analisis menyeluruh di berbagai lini
agar perbaikan yang dilakukan dapat optimal. Kasus-kasus yang saat ini terjadi di Kota
Cirebon membuat perbaikan tata kelola pemerintahan menjadi hal yang sangat penting
dan perlu perhatian khusus. Selain tindakan penanggulangan seperti monitoring dan
pengawasan, perlu juga tindakan pencegahan seperti pembentukan karakter dan
integritas aparatur. Selain kualitas aparatur, perlu juga peninjauan terhadap birokrasi
yang saat ini berjalan. Melalui peninjauan yang dilakukan, diharapkan dapat dilakukan
15
perbaikan sehingga akan mendukung tata kelola pemerintah yang lebih professional,
akuntabel, bersih dan berwibawa.
7. Isu Kondusifitas Ketentraman dan Ketertiban Umum.
Untuk lebih meningkatkan daya saing perekonomian daerah yang inklusif
diperlukan stabilitas keamanan, ketentraman dan ketertiban umum di masyarakat.
Tingkat kondusifitas masyarakat juga menjadi salah satu faktor pertimbangan bagi
investor untuk berinvestasi di Kota Cirebon.. Oleh karena itu, penegakan peraturan
perundang-undangan mutlak diperlukan untuk menciptakan kondusifitas dan
kenyamanan dalam beraktivitas. Upaya meningkatkan daya saing ekonomi daerah
akan terwujud jika kemanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat dapat dirasakan
oleh seluruh warga masyarakat.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, keterkaitan antara permasalahan pokok
pembangunan dengan isu-isu stragtegis pembangunan beserta prioritas pembangunan
untuk 5 (lima) tahun ke depan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.3
Keterkaitan Permasalahan Pembangunan, Isu-isu Strategis dan Prioritas Pembangunan Tahun
2018-2023
No. Permasalahan Isu Strategis Prioritas Pembangunan
1 2 3 4
1. Belum optimalnya
kualitas sumber daya
manusia dan daya
saing daerah.
Isu Kualitas dan Daya
Saing Sumber Daya
Manusia.
Peningkatan kesejahteraan dan kualitas Sumber Daya Manusia.
2. Masih tingginya angka
kemiskinan,
pengangguran, dan
penyandang masalah
kesejahteraan sosial.
Isu Kemiskinan,
Pengangguran dan
Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial.
Akselerasi pertumbuhan
dan pemerataan
pembangunan
berkelanjutan
3. Belum optimalnya Isu Peningkatan
16
pelayanan infrastruktur
perkotaan.
Pemerataan
Pembangunan di
Seluruh Wilayah
Sesuai dengan Daya
Dukung dan Daya
Tampung Lingkungan
4. Pertumbuhan ekonomi
Kota Cirebon
mengalami pelambatan
Isu Produktivitas Daya
Saing Ekonomi
Secara Berkelanjutan
Peningkatan produktifitas
dan daya saing ekonomi
5. Belum optimalnya
pengembangan
pariwisata berbasis
budaya dan sejarah.
Isu Pemajuan
Kebudayaan dan
Pariwisata Berbasis
Budaya dan Sejarah.
Pemajuan kebudayaan
dan pengembangan
destinasi pariwisata
6. Belum optimalnya
kinerja penyelenggara-
an pemerintahan
daerah dan pelayanan
publik; dan
Isu Reformasi
Birokrasi dan Kualitas
Pelayanan Publik
Reformasi birokrasi dan
peningkatan kualitas
pelayanan publik
7. Meningkatnya
pelanggaran terhadap
Peraturan Daerah dan
Peraturan Kepala
Daerah.
Isu Kondusifitas
Ketentraman dan
Ketertiban Umum
Peningkatan kondusifitas
ketentraman dan
ketertiban umum
Sumber: Dokumen RPJMD 2018-2023
17
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Perencanaan dan perjanjian kinerja merupakan hal mendasar dalam sistem
akuntabilitas kinerja, melalui perencanaan dan perjanjian kinerja maka target-target
terhadap kinerja akan terarah dan terukur. Perencanan dan perjanjin kinerja pada tahun
2019 tidak terlepas dari rencana strategis yang ditetapkan melalui Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Melalui Bab II ini diuraikan komponen-komponen yang terdapat dalam
perencanaan dan perjanjian kinerja, diantaranya Perencanaan Strategis, Indikator
Kinerja Utama, Perjanjian KInerja serta Rencana Penganggaran. Penjelasan mengeani
perencanaan dan perjanjian kinerja ini dilakukan guna menjadi acuan dalam mengupas
pengukuran, evaluasi dan analisa atas pencapaian kinerja di BAB selanjutnya.
2.1.1 Visi dan Misi Pembangunan Jangka Menengah Kota Cirebon 2018-2023.
RPJMD Kota Cirebon Tahun 2018-2023 merupakan tahap ke-empat dari RPJPD
Kota Cirebon Tahun 2005-2025. Pada tahap ini fokus pembangunan diarahkan pada
upaya Pemantapan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dalam mewujudkan Kota
Cirebon yang maju dan sejahtera berlandaskan keimanan dan ketaqwaan berbasis
budaya dan kearifan lokal. Dengan demikian, visi pembangunan jangka menengah
pada tahun 2018-2023 harus mengacu pada fokus pembangunan tersebut agar
terwujud perencanaan pembangunan yang sinkron, konsisten dan berkelanjutan.
Adapun visi pembangunan jangka menengah Kota Cirebon Tahn 2018 – 2023 adalah :
“SEHATI Kita Wujudkan Cirebon Sebagai Kota Kreatif Berbasis
Budaya dan Sejarah”
Pernyataan visi Kota Cirebon Tahun 2018 – 2023 memiliki makna sebagai
berikut :
2.1 Perencanaan Strategis
18
1. SEHATI, berarti satu hati atau seia sekata, menunjukkan bahwa seluruh
komponen (masyarakat dan stakeholders pembangunan) harus bahu membahu
mewujudkan kemajuan Kota Cirebon. Mewujudkan masyarakat yang sehat
bukan hanya pada kata sehat secara harfiah fisik semata, tetapi bermakna pula
pada masyarakat yang sehat rohani, jasmani dan sosial.
2. Sehat, adalah suatu kondisi yang bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni
masyarakat dengan mengoptimalkan potensi ekonomi masyarakat yang saling
mendukung. Kesehatan dapat dicapai dan berkelanjutan apabila semua aspek
yang meliputi sosial, ekonomi, lingkungan dan budaya diperhatikan, dengan
penekanan tidak cukup hanya pada pelayanan kesehatan, tetapi kepada
seluruh aspek yang mempengaruhi kesehatan masyarakat, baik jasmani
maupun rohani.
3. Hijau. Kota Cirebon menjadi kota hijau, artinya kota yang rimbun, sejuk, bersih,
dan asri. Dengan visi ini, maka pembangunan Kota Cirebon senantiasa
berorientasi dan mempertimbangkan keseimbangan ekosistem dan pelestarian
lingkungan hidup. Panorama pemandangan lingkungan yang segar dan hijau
akan menciptakan suasana segar, sejuk menawan, menenteramkan hati,
mendorong gairah kerja, dan menarik para wisatawan dan usahawan untuk
berlibur dan berinvestasi di Kota Cirebon, dan seluruh warga masyarakatnya
merasa betah tinggal di kota Cirebon.
4. Agamis, suatu kondisi, sikap dan perilaku masyarakat Kota Cirebon yang
mempunyai kedalaman penghayatan, pengamalan keagamaan dan
keyakinannya terhadap Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang diwujudkan
dengan mematuhi segala perintah dan menjauhi larangan-Nya dengan
keikhlasan hati dan dengan seluruh jiwa raga serta memperhatikan tata nilai
dan norma serta kearifan lokal.
5. Inovatif, pembangunan yang dilaksanakan di berbagai sektor dan wilayah
didukung dengan inovasi yang ditujukan untuk meningkatkan pelayanan publik,
kualitas hidup, dan pembangunan berkelanjutan.
19
6. Kota Kreatif, merupakan salah satu strategi dalam perencanaan kota dimana
orang-orang dapat berpikir, merencanakan dan bertindak secara kreatif.
Kreatifitas diartikan pola pikir (mental model), sikap (character) dan aksi (action)
yang merangsang inovasi, komitmen, originalitas dan transformasi untuk
membangun diri (self actualization dan living organization) secara
berkesinambungan dalam berbagai aspek kehidupan untuk mencapai kualitas
kehidupan yang semakin bermutu, yang bercirikan:
a. Membangun citra dan identitas lokal;
b. Memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan;
c. Menciptakan iklim bisnis yang positif;
d. Berbasis pada sumber daya yang terbarukan;
e. Menciptakan inovasi dan kreatifitas yang merupakan keunggulan yang
kompetitif; dan
f. Memberikan dampak yang positif pada masyarakat.
Berbasis Budaya dan Sejarah, diartikan bahwa kreatifitas melekat dengan
pengetahuan (knowledge) dan kebudayaan (culture), sehingga merupakan integrasi
antara tradisi dan modernitas yang meliputi 8 (delapan) aspek kehidupan kota yaitu seni
dan budaya, sumber daya manusia, lingkungan, industri dan niaga, pariwisata,
teknologi, kebijakan pemerintah, serta program pemerintah (public service).
Sebagai upaya sinergitas perencanaan pembangunan secara regional,
penyusunan Visi dan Misi Pembangunan Jangka Mengah Kota Cirebon tak terlepas
dari pertimbangan perkembangan perencanaan pembangunan di wilayah sekitarnya
atau seringkali disebut regional wilayah III yaitu Kabupaten Cirebon, Kabupaten
Kuningan, dan Kabupaten Indramayu serta sebagai acuan yaitu tema pembangunan
nasional dan Jawa Barat .
Keterkaitan visi pembangunan jangka menengah Kota Cirebon dengan tema
pembangunan nasional, Jawa Barat, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan, dan
20
Kabupaten Indramayu dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar : 2.1
Keterkaitan Visi RPJMN, RPJMD Provinsi Jawa Barat,
RPJMD Kota Cirebon dan RPJMD Kabupaten Cirebon
Visi Kota Cirebon Kota Cirebon 2018-2023 :
“SEHATI (Sehat, Hijau, Agamis, Tentram, dan Inovatif) Kita Wujudkan Cirebon Sebagai Kota Kreatif Berbasis
Budaya dan Sejarah”
Visi Pembangunan Jawa Barat 2018-2023 :
“Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi”
Tema Pembangunan Nasional 2020-2024 :
“Indonesia Berpenghasilan Menengah Tinggi yang Sejahtera, Adil dan Berkesinambungan”
21
Visi Kota Cirebon SEHATI (Sehat, Hijau, Agamis, Tentram, dan Inovatif) Kita
Wujudkan Cirebon sebagai Kota Kreatif Berbasis Budaya dan Sejarah” telah selaras
dengan Tema Pembangunan Nasional yang termuat dalam Rancangan Teknokratik
RPJMN 2020-2024, yaitu “Indonesia Berpenghasilan Menengah – Tinggi yang
Sejahtera, Adil dan Berkesinambungan”, Visi Provinsi Jawa Barat “Terwujudnya Jawa
Barat Juara Lahir Batin Dengan Inovasi dan Kolaborasi”, visi pembangunan Kabupaten
Cirebon “Terwujudnya Kabupaten Cirebon Berbudaya, Sejahtera, Agamis, Maju dan
Aman”, dengan visi pembangunan Kabupaten Kuningan “Kuningan Maju (Makmur,
Agamis, Pinunjul) Berbasis Desa Tahun 2023”, dan dengan visi Kabupaten Indramayu
Visi Kabupaten Indramayu
2018-2023:
“Terwujudnya Masyarakat Indramayu yang Religius, Maju,
Mandiri, dan Sejahtera Serta Terciptanya Keunggulan
Daerah”
Visi Kabupaten Kuningan
2018-2023: “Kuningan MAJU
(Makmur, Agamis, Pinunjul) Berbasis Desa Tahun 2023
Visi Kabupaten Cirebon
2018-2023: “Terwujudnya
Kabupaten Cirebon Berbudaya, Sejahtera,
Agamis, Maju dan Aman”.
22
“Terwujudnya Masyarakat Indramayu yang Religius, Maju, Mandiri dan Sejahtera Serta
Terciptanya Keunggulan Daerah”. Visi pembangunan tersebut di atas, pada dasarnya
bertujuan mewujudkan kondisi masyarakat yang tercukupi kebutuhan dasarnya baik
materiil maupun imateril untuk mewujudkan kondisi masyarakat yang sejahtera,
berkarakter, berbudaya, memiliki keunggulan kompetetitif dan berdaya saing tinggi.
Misi Kota Cirebon
Misi pembangunan jangka menengah Kota Cirebon tahun 2018-2023, telah
diselaraskan dengan arah kebijakan pembangunan jangka panjang sebagaimana
dituangkan dalam Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 9 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Cirebon Tahun 2005-2025 yang
mensyaratkan fokus RPJMD periode 2018-2023 adalah akselerasi peningkatan
sumber daya manusia dan akselerasi peningkatan daya saing daerah. Kedua hal
tersebut harus mengacu kepada terwujudnya Kota Perdagangan dan Jasa yang
dilandasi nilai-nilai budaya dan kearifan lokal.
Untuk mewujudkan visi pembangunan jangka menengah Kota Cirebon tahun
2018 – 2023, maka ditetapkan 4 (empat) misi pembangunan jangka menengah tahun
2018 – 2023 yaitu :
1. Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia Kota Cirebon yang Berdaya Saing,
Berbudaya dan Unggul Dalam Segala Bidang.
2. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Akuntabel, Berwibawa dan
Inovatif.
3. Meningkatkan Kualitas Sarana dan Prasarana Umum yang Berwawasan
Lingkungan.
4. Mewujudkan Ketentraman dan Ketertiban Umum yang Kondusif.
23
Keterkaitan Misi Pembangunan Jangka Menengah Kota Cirebon Tahun 2018-
2023, dengan Misi RPJPD yang diatur dalam Peraturan Daerah Kota Cirebon
Nomor 9 Tahun 2008 dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Misi 1, yaitu : “Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Kota Cirebon yang
Berdaya Saing, Berbudaya dan Unggul Dalam Segala Bidang”, sesuai
dengan arahan Misi 1, misi 2 dan misi 3 RPJPD yaitu : (1) “Mewujudkan
Masyarakat yang Religius”; (2) “Meningkatkan Kualitas Kesehatan
Masyarakat”; dan (3) “Meningkatkan Kualitas Pendidikan Untuk
Menciptakan Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing Tinggi”. Misi
tersebut merupakan arahan untuk meningkatkan daya saing pembangunan
daerah untuk mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh, keberpihakan
kepada masyarakat, menanggulangi kemiskinan secara drastis, menyediakan
akses yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta
sarana dan prasarana ekonomi, serta menghilangkan diskriminasi dalam
berbagai aspek termasuk gender, yang ditandai dengan :
a. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan berkesinambungan dengan
IPM minimal 85.
b. meningkatnya pemahaman dan pengimplementasian nilai-nilai ajaran
Agama dengan memperkuat jati diri dan karakter kota yang bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara
kerukunan internal dan antar umat beragama, melaksanakan interaksi
antar budaya, mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhur
budaya dan kearifan lokal Cirebon sebagai bagian integral dari budaya
bangsa, dan memiliki kebanggaan dalam rangka memantapkan landasan
spiritual, moral, dan etik dalam pembangunan.
c. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, yang ditunjukan dengan (1)
meningkatnya Angka Harapan Hidup, menurunnya Angka Kematian Ibu,
Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita; (2) Terbangunnya
sarana pengolahan air bersih yang layak dan berkelanjutan serta
24
terpenuhinya sarana sanitasi dasar bagi seluruh masyarakat; dan (3)
Tersedianya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan masyarakat di
seluruh fasilitas kesehatan baik Puskesmas maupun Rumah Sakit yang
dikelola secara profesional dan berorientasi pelanggan yang disertai
dengan peningkatan mutu pelayanan baik medis maupun administrasi.
d. Terwujudnya kesadaran masyarakat dalam pendidikan, yang ditunjukan
dengan : (1) Meningkatnya Rata-rata Lama Sekolah, menurunnya Angka
Putus Sekolah dan menurunnya Angka Buta Huruf; serta (2)
Terbangunnya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dan
dikelola secara profesional untuk menghasilkan kualitas pendidikan yang
unggul dan berdaya saing tinggi.
e. Terwujudnya masyarakat yang demokratis dan mengutamakan
musyawarah mufakat dalam menyelesaikan segala persoalan yang
bersangkutan dengan kepentingan umum.
f. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berperilaku ramah
lingkungan.
g. Menurunnya angka kemiskinan.
h. Meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat.
i. Meningkatnya jumlah investor (PMDN dan PMA) yang masuk Kota
Cirebon.
j. Terbangunnya struktur ekonomi yang kokoh dengan sektor perdagangan,
kelautan dan perikanan menjadi basis utama aktifitas ekonomi yang
dikelola secara profesional dan menghasilkan komoditas berkualitas yang
didukung oleh industri pengolahan yang modern serta sektor jasa dengan
kualitas pelayanan yang bermutu.
k. Berkembangnya ekonomi kreatif yang berdaya saing.
25
2. Misi 2, yaitu : ”Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih,
Akuntabel, Berwibawa dan Inovatif”, sesuai dengan arahan Misi 6, RPJPD,
yaitu (6) ”Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik, Sarana Prasarana
Umum Diikuti Dengan Terselenggaranya Pemerintahan yang Bersih dan
Berwibawa”, yang ditandai dengan :
a. Terwujudnya pemerintahan yang kuat, bersih dan berwibawa, efektif dan
efisien.
b. Terselenggaranya pemerintahan daerah yang taat pada hukum dan
mampu mengayomi masyarakat dengan optimal.
c. Organisasi pemerintahan yang tertata dengan baik dan berfungsi dengan
optimal.
d. Tersedianya sumber daya aparatur yang profesional dan memiliki
produktifitas yang tinggi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya melalui
instansi masing-masing.
Misi tersebut merupakan arahan untuk meningkatkan daya saing
pembangunan daerah untuk mengurangi kesenjangan sosial secara
menyeluruh, keberpihakan kepada masyarakat, menurunkan jumlah dan
persentase penduduk miskin, menyediakan akses yang sama bagi
masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana dan prasarana
ekonomi, serta menghilangkan diskriminasi dalam berbagai aspek termasuk
gender.
3. Misi 3, yaitu : ”Meningkatkan Kualitas Sarana dan Prasarana Umum yang
Berwawasan Lingkungan”, selaras dengan Misi 5 dan 6 RPJPD, yaitu : (5)
”Meningkatkan Kelestarian Lingkungan”; dan (6) “Meningkatkan Kualitas
Pelayanan Publik, Sarana Prasarana Umum Diikuti Dengan
Terselenggaranya Pemerintahan yang Bersih dan Berwibawa”. Misi ini
merupakan arahan dalam melaksanakan pembangunan harus memperhatian
kelestarian lingkungan atau pembangunan berwawasan lingkungan, yang
ditunjukan dengan :
26
a. Mandirinya Kota Cirebon dalam memenuhi pelayanan dasar terutama
dalam penyediaan air bersih dan berkelanjutan;
b. Menyediakan serta meningkatkan sarana dan prasarana pemerintahan
berbasis Informasi dan Teknologi untuk memacu percepatan pelaksanaan
pembangunan.
c. Terbangunnya sarana dan prasarana komunikasi yang canggih seperti
telepon dan jaringan internet sampai ke pelosok perkotaan.
d. Terwujudnya sarana dan prasarana transportasi darat, yang ditandai
dengan terbangunnya jalan yang mampu menerima tekanan gandar besar
dan lebar sampai ke pelosok kota.
e. Optimalnya sarana dan prasarana perhubungan laut yang lebih baik dan
berskala internasional.
f. Terencananya pembangunan dengan penguatan dan berpedoman pada
aspek tata ruang.
g. Tersedianya sistem pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.
h. Terwujudnya ruang terbuka hijau (bufferzone) sebagai upaya
mempertahankan stabilitas lingkungan dan peningkatan sumber daya air
bersih.
i. Mengoptimalkan potensi pengelolaan SDA berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan.
4. Misi 4, yaitu : ”Mewujudkan Ketentraman dan Ketertiban Umum yang
Kondusif”, selaras dengan Misi 4 RPJPD, yaitu : “Meningkatkan Iklim
Usaha yang Kondusif, Stabil, Merata dan Berkelanjutan”, yang ditandai
dengan :
a. Menciptakan situasi politik yang kondusif melalui terselenggaranya iklim
politik yang sehat.
b. Terwujudnya masyarakat yang taat hukum dan dapat berpartisipasi dalam
menjaga ketentraman dan ketertiban lingkungan sekitarnya.
c. Terwujudnya ketentraman dan ketertiban umum masyarakat Kota Cirebon
yang mendukung percepatan pembangunan di segala bidang.
Meningkatnya investasi untuk mendukung peningkatan pemerataan
pembangunan
27
Gambar 2.2
Keterkaitan Misi RPJPD Kota Cirebon 2005-2025 dengan
Misi RPJMD Kota Cirebon 2018-2023
Visi RPJPD Kota Cirebon
2005-2025:
Sesuai
dengan
Visi RPJMD Kota Cirebon
2018-2023:
Misi RPJPD 2005-2025: Misi RPJMD 2018-2023:
1. Mewujudkan Masyarakat yang
Religius
1. Mewujudkan Kualitas Sumber
Daya Kota Cirebon yang
Berdaya Saing, Berbudaya dan
Unggul Dalam Segala Bidang
2. Meningkatkan Kualitas Kesehatan
Masyarakat
2. Meningkatkan Tata Kelola
Pemerintahan yang Bersih,
Akuntabel, Berwibawa dan
Inovatif
3. Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Untuk Menciptakan Sumber Daya
Manusia yang Berdaya Saing
Tinggi
3. Meningkatkan Kualitas Sarana
dan Prasarana Umum yang
Berwawasan Lingkungan
4. Meningkatkan Iklim Usaha yang
Kondusif, Stabil, Merata dan
Berkelanjutan
4. Mewujudkan Ketentraman dan
Ketertiban Umum yang
Kondusif 5. Meningkatkan Kelestarian
Lingkungan
6. Meningkatkan Kualitas Pelayanan
Publik, Sarana Prasarana Umum
Diikuti Dengan Terselenggaranya
Pemerintahan yang Bersih dan
Berwibawa
Sumber : Dokumen RPJMD 2018-2023
2.1.2 Tujuan dan Sasaran.
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017, tujuan adalah
sesuatu kondisi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun,
sedangkan Sasaran adalah rumusan kondisi yang menggambarkan tercapainya tujuan,
berupa hasil pembangunan Daerah/Perangkat Daerah yang diperoleh dari pencapaian
hasil (outcome) program Perangkat Daerah
28
Tujuan dan sasaran merupakan hasil perumusan capaian strategis yang
menunjukan tingkat kinerja pembangunan tertinggi sebagai dasar penyusunan
arsitektur kinerja pembangunan daerah secara keseluruhan.
Perumusan tujuan pembangunan jangka menengah Kota Cirebon secara
teknokratik ditempuh dengan menelaah arah kebijakan dan sasaran pokok RPJPD Kota
Cirebon, kebijakan pembangunan jangka menengah Nasional dan Provinsi Jawa Barat.
Selanjutnya tujuan tersebut dikolaborasikan dengan visi dan misi Wali Kota dan Wakil
Wali Kota terpilih untuk menghasilkan rumusan tujuan pembangunan jangka menengah
sampai dengan tahun 2023.
Pernyataan tujuan yang telah dirumuskan, selanjutnya dijabarkan ke dalam
sasaran pembangunan yang akan dicapai dalam lima tahun ke depan. Sasaran RPJMD
selain menerjemahkan tujuan dari visi dan misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota terpilih,
sekurang-kurangnya berisi sasaran pokok RPJPD periode berkenan. Hal ini
dimaksudkan agar sasaran pembangunan jangka menengah Kota Cirebon merupakan
sarana untuk melaksanakan dan sekaligus upaya untuk mewujudkan sasaran
pembangunan jangka panjang Kota Cirebon Tahun 2005-2025, sehingga tercipta
kesinambungan pembangunan yang berkelanjutan.
Rumusan tujuan dan sasaran, dan keterkaitan antara Visi, Misi, Tujuan, dan
Sasaran Pembangunan Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2018-2023
merupakan bagian dari upaya pencapaian target indikator makro pembangunan,
sebagaimana disajikan dalam tabel berikut
29
Tabel 2.1
Tabel keterkaitan antara Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Pemerintah
Daerah Kota Cirebon Tahun 2018-2023
No. Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Tujuan/Sasaran
1 2 3 4
MISI 1 : Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia Kota Cirebon yang Berdaya Saing, Berbudaya, dan Unggul Dalam
Segala Bidang
1.1 Menciptakan
Kualitas Sumber
Daya Manusia Kota
Cirebon yang
agamis, Kompetitif,
Terlatih dan
Inovatif, serta
mengembangkan
nilai-nilai luhur
keagamaan,
memajukan dan
memperkaya
kebudayaan khas
Cirebon.
a. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kota Cirebon
b. Indeks Gini
c. Pendapatan Per Kapita (000.000)
d. Indeks Daya Beli
1.1.1 Meningkatnya Akses dan Mutu
Pendidikan
Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
Harapan Lama Sekolah (HLS)
1.1.2 Meningkatnya Minat Baca
Masyarakat
Rasio perpustakaan per satuan penduduk
(Permil)
1.1.3 Meningkatnya Derajat Kesehatan
Masyarakat Kota Cirebon
Angka Usia Harapan Hidup Kota
Cirebon (tahun)
Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional
1.1.4 Terkendalinya Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk (Persen)
1.1.5 Menurunnya Tingkat
Pengangguran
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja/
TPAK (Persen)
Tingkat Pengangguran Terbuka/TPT
(Persen)
Tingkat Kesempatan Kerja/TKK (%)
1.1.6 Meningkatnya prestasi olahraga
dan pemuda
Jumlah atlet olahraga yang
berkompetisi di tingkat nasional
Persentase Organisasi Pemuda yang
Aktif (Persen)
1.1.7 Meningkatnya Pengarusutamaan
Gender dan Anak
Indeks Pembangunan Gender/IPG (Poin)
Indeks Pemberdayaan Gender/IDG (Poin)
1.1.8 Meningkatnya Peran Industri,
Perdagangan, Koperasi dan
UMKM dalam Stabilitas
Perekonomian Kota Cirebon
Peningkatan PDRB dari sektor industri
(Persen)
Peningkatan PDRB dari sektor
perdagangan (Persen)
1.1.9 Berkurangnya penduduk miskin Persentase Penduduk Miskin (Persen)
1.1.10 Meningkatnya Pertanian, Kelautan
dan Perikanan Untuk Mencapai
Kedaulatan Pangan
Skor Pola Pangan Harapan/PPH (Skor)
Peningkatan PDRB dari sektor pertanian
(%)
1.1.11 Meningkatnya Peran Pariwisata Peningkatan PDRB dari sektor Pariwisata
30
No. Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Tujuan/Sasaran
1 2 3 4
sebagai Sumber Pertumbuhan
Ekonomi Inklusif
(%)
1.1.12 Meningkatnya Kerukunan Umat
Beragama
Konflik Antar Umat Beragama (Kasus)
1.1.13 Meningkatnya Pelestarian dan
Pengembangan Kebudayaan
Lokal
Persentase obyek pemajuan kebudayaan
yang dilestarikan (%)
1.1.14 Meningkatnya Kualitas
Pemberdayaan Masyarakat
Kecamatan/ Kelurahan
Tingkat perkembangan kelurahan:
Kota Cirebon:
Kurang Berkembang
Berkembang
Cepat Berkembang
Tingkat Kualifikasi Status Kelurahan :
Kec. Kesambi :
Swakarya Mula
Swakarya Madya
Swakarya Lanjut
Swasembada Mula
Swasembada Madya
Swasembada Lanjut
Kec. Pekalipan:
Swakarya Mula
Swakarya Madya
Swakarya Lanjut
Swasembada Mula
Swasembada Madya
Swasembada Lanjut
Kec. Kejaksan:
Swakarya Mula
Swakarya Madya
Swakarya Lanjut
Swasembada Mula
Swasembada Madya
Swasembada Lanjut
Kec. Harjamukti:
Swakarya Mula
Swakarya Madya
Swakarya Lanjut
Swasembada Mula
Swasembada Madya
Swasembada Lanjut
Kec. Lemahwungkuk
Swakarya Madya
Swakarya Lanjut
Swasembada Mula
31
No. Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Tujuan/Sasaran
1 2 3 4
Swasembada Madya
Swasembada Lanjut
Misi 2 : Mewujudkan Tata Kelola Pemerintah yang Bersih, Akuntabel, Berwibawa dan Inovatif
2.1 Meningkatkan
Kualitas
Pelayanan Publik,
Kualitas Kinerja,
Kapasitas dan
Akuntabilitas,
serta Inovasi
Dalam
Manajemen
Pemerintahan.
Indeks Reformasi Birokrasi (Poin)
2.1.1 Meningkatnya kapasitas dan
kualitas SDM aparatur
Persentase ASN yang direkrut sesuai
kompetensi (%)
Persentase pegawai yang capaian
kinerjanya sesuai target (%)
Persentase kepatuhan pegawai untuk
memenuhi aturan disiplin (%)
Persentase kepatuhan pegawai untuk
memenuhi penyampaian LHKPN (%)
2.1.2 Meningkatnya Koordinasi Antar
Perangkat Daerah dalam
Penyelenggaraan Tugas Pokok dan
Fungsi
Persentase SOP Penyelenggaraan
Pemerintahan yang diterapkan (Persen)
Persentase Peta Proses Bisnis
Penyelenggaraan Pemerintahan yang
Diterapkan
2.1.3 Meningkatnya Nilai Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintahan Nilai AKIP
2.1.4 Meningkatnya maturitas SPIP Tingkat Maturitas SPIP
2.1.5 Meningkatnya pelayanan publik Tingkat kepuasan masyarakat atas
layanan perijinan (%)
Tingkat kepuasan masyarakat atas
layanan kependudukan
2.1.6 Meningkatnya kualitas pengelolaan
keuangan daerah
Opini BPK atas Laporan Keuangan
Daerah
Rasio PAD terhadap Penerimaan dan
Pendapatan Daerah
2.1.7 Meningkatnya Kualitas Pengelolaan
Arsip daerah Nilai Audit Kearsipan Tingkat Kota (Poin)
2.1.8 Meningkatnya kapasitas kinerja
DPRD
Rasio Jumlah Perda yang ditetapkan
terhadap Raperda (%)
Rasio jumlah Keputusan/Berita Acara
pelaksanaan fungsi anggaran
Rasio jumlah difasilitasinya pelaksanaan
fungsi pengawasan
2.1.9 Terwujudnya Pemerintahan Perangkat Daerah yang mengelola
32
No. Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Tujuan/Sasaran
1 2 3 4
berbasis elektronik yang
professional, handal dan
terintegrasi dalam menunjang
Cirebon Smart City
Teknologi Informasi dan Komunikasi
dalam Pengelolaan Pemerintahan
Partisipasi masyarakat dalam
pemanfaatan informasi pemerintahan
melalui Teknologi Informasi dan
Komunikasi
2.1.10 Meningkatnya Kualitas
Perencanaan Pembangunan
Daerah
Konsistensi Program RKPD terhadap
RPJMD (Persen)
Konsistensi Program dalam APBD
terhadap RKPD (%)
2.1.11 Meningkatnya Kualitas Penelitian
dan Pengembangan Daerah
Persentase Hasil Kelitbangan yang
Ditindaklanjuti untuk menjadi bahan
Kebijakan Daerah (%)
Misi 3 : Meningkatkan Kualitas Pelayanan Sarana dan Prasarana Umum Berwawasan Lingkungan
3.1 Menyediakan
pelayanan Utilitas
Umum yang
Direncanakan
dengan Matang,
Komprehensif dan
Terpadu, serta
Mewujudkan
Kualitas
Lingkungan Kota
yang Aman,
Nyaman,
Produktif, dan
Berkelanjutan
sesuai dengan
Daya Dukung dan
Daya Tampung
Lingkungan.
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (Poin)
Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca/
GRK (Persen)
3.1.1 Meningkatnya Pelayanan Kapasitas
Jalan
Tingkat pelayanan ruas jalan
\ 3.1.2 Meningkatnya kapasitas pelayanan
drainase
Persentase drainase kondisi baik
3.1.3 Meningkatnya layanan sarana
angkutan umum masyarakat
Rasio Kendaraan Angkutan Umum
terhadap Jumlah Penduduk (Persen)
3.1.4 Meningkatnya Kualitas Lingkungan
Hidup dan pengendalian Dampak
Perubahan Iklim
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup/ IKLH
(Poin)
Misi 4 : Mewujudkan Ketentraman dan Ketertiban Umum yang Kondusif
4.1 Menciptakan
Perlindungan Bagi
Masyarakat,
Mendukung
Tingkat kepuasan masyarakat terhadap
ketentraman dan ketertiban umum
33
No. Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Tujuan/Sasaran
1 2 3 4
Penegakan
Ketentuan
Peraturan
Perundang-
Undangan Daerah
serta
Menumbuhkan
Budaya Tertib
Masyarakat dan
Penyelenggara
Pemerintahan
4.1.1 Meningkatnya Kondusifitas
Ketentraman dan Ketertiban
Umum di Masyarakat
Jumlah Daerah Rawan Gangguan
Keamanan dan Ketertiban Umum
(Lokasi/titik)
Indeks keamanan dan ketertiban
umum masyarakat kecamatan (Nilai
indeks rata-rata keamanan dan
ketertiban umum di wilayah
kecamatan)
Kecamatan Kejaksan (Poin)
Kecamatan Lemahwungkuk (Poin)
Kecamatan Harjamukti (Poin)
Kecamatan Pekalipan (Poin)
Kecamatan Kesambi (Poin)
4.1.2 Meningkatnya rasa nasionalisme
dan kawaspadaan nasional
Konflik kasus kebangsaan dan
nasionalisme (Kasus)
4.1.3 Meningkatnya pencegahan dan
kesiapsiagaan dalam menghadapi
bencana
Tingkat Waktu Tanggap (Response Time
Rate) Daerah Layanan WMK (Persen)
Jumlah Kelurahan yang Memiliki Forum
Siaga Bencana
Prioritas pembangunan daerah merupakan janji-janji kampanye Wali Kota dan
Wakil Wali Kota yang memiliki nilai strategis untuk dilaksanakan dalam kurun waktu
2018-2023. Prioritas pembangunan daerah yang telah disampaikan kepada
masyarakat pada saat Kampanye Pemilukada merupakan hal-hal strategis yang perlu
2.2. Prioritas Pembangunan Daerah 2018-2023
34
dikedepankan dalam upaya mencapai visi dan misi pembangunan jangka menengah
daerah tahun 2018-2023, yaitu :
1. Peningkatan kesejahteraan dan kualitas sumber daya manusia, dilaksanakan
melalui: (1) Pembangunan gedung sekolah/Unit Sekolah Baru SD dan SMP di
Argasunya; (2) Relokasi bangunan sekolah SD/SMP; (3) Peningkatan status
Puskesmas menjadi Puskesmas Rawat Inap; (4) Relokasi Puskesmas Jalan
Kembang; (5) Relokasi Puskesmas Pekalangan; (6) Relokasi Puskesmas
Astanagarib; (7) Puskesmas DTP Pamitran; (8) Kartu Cirebon Sehat bagi
Penerima Bantuan Iuran (PBI); (9) Kartu Cirebon Cerdas bagi Siswa Keluarga
Miskin; (10) Pengembangan literasi; (11) Penerapan nilai-nilai keagamaan dalam
kehidupan sehari-hari; (12) Pembangunan Rumah Perlindungan Sosial Anak
(RPSA).
2. Akselerasi pertumbuhan dan pemerataan pembangunan secara berkelanjutan,
dilaksanakan melalui: (1) Peningkatan upaya realisasi pembangunan CORR; (2)
Pembangunan jalan dan jembatan; (3) Penataan trotoar jalan; (4) Penataan
saluran drainase; (5) Penataan Kawasan kumuh; (6) Pembangunan/penyediaan
Rumah Susun; (7) Pemugaran Rumah Tidak Layak Huni; (8) Kontinuitas layanan
air bersih; (9) Pembangunan sumur artesis; (10) Penyediaan rumah singgah bagi
Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) bekerja sama dengan Pemerintah
Daerah Provinsi Jawa Barat; (11) Pengembangan infrastruktur transportasi; (12)
Penerapan teknologi tepat guna dalam pengelolaan persampahan dan
peningkatan upaya pengurangan sampah di sumbernya; (13) Pemenuhan
kebutuhan dan penataan lahan untuk RTH publik; (14) Pembangunan dan
penataan sarana dan prasarana air limbah domestik; (15) Pembangunan jalur
Kereta Api Elevated Railway, dengan mengusulkan kepada Pemerintah Pusat;
(16) Pembangunan dan penataan PJU; (17) Pembangunan dan penataan taman;
(18) Penataan Kawasan Jalan Karanggetas, Jalan Pekiringan dan Jalan
Pasuketan;
3. Peningkatan produktivitas daya saing daerah, dilaksanakan melalui: (1)
Pembentukan wirausaha baru; (2) Peningkatan daya saing ekonomi kreatif; (3)
Pembangunan/penataan gedung kreatif; (4) Penataan alun-alun kejaksan; (5)
Pemberdayaan ekonomi kaum perempuan; (6) Pembangunan/penyiapan
centra/cluster pengembangan industri kreatif
4. Pemajuan kebudayaan dan pengembangan destinasi serta kelembagaan
pariwisata.
Prioritas pembangunan ke-empat dilaksanakan melalui: (1) Revitalisasi dan
penataan Kawasan Kota Tua; (2) Pemanfaatan Kawasan ex galian C menjadi
lokasi wisata; (3) Penataan trotoar (pembangunan main street dan shoping
35
street); (4) Penatan Kawasan Bima; (5) Pembangunan Sky Walk Kawasan
Sukalila; (6) Penataan pantai Kesenden; (7) Penataan Keraton dan Bangunan
Cagar Budaya; (8) Penataan Kampung Benda menjadi lokasi wisata religi; dan
(9) Pengembangan wisata halal.
5. Reformasi birokrasi dan peningkatan kualitas pelayanan publik, dilaksanakan
melalui: (1) pembangunan Command Centre; (2) Penerapan Smart City dalam
upaya peningkatan kualitas layanan publik; (3) Pembentukan Warung Konsultasi
bagi aparatur; (4) Pembangunan/rehabilitasi Gedung DPRD; (5) Integrasi
Perencanaan, penganggaran serta pengendalian dan evaluasi pembangunan
Peningkatan kondusifitas ketentraman dan ketertiban umum, dilaksanakan
melalui :
(1) peningkatan penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah;
(2) pengurangan titik rawan gangguan ketentraman dan ketertiban umum.
Guna mempercepat pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan, maka
pelaksanaan prioritas pembangunan harus fokus dan terarah dengan jelas. Untuk itu
perlu dirumuskan tema/fokus pembangunan daerah selama 5 (lima) tahun kedepan
maka perlu disusun arah kebijakan untuk mencapai sasaran tersebut. Arah kebijakan
merupakan suatu bentuk konkrit dari usaha pelaksanaan perencanaan pembangunan
yang memberikan arahan dan panduan kepada pemerintah daerah agar lebih optimal
dalam menentukan dan mencapai tujuan. Selain itu, arah kebijakan pembangunan
daerah juga merupakan pedoman untuk menentukan tahapan pembangunan selama
lima tahun periode kepala daerah guna mencapai sasaran RPJMD secara bertahap
dalam penyusunan dokumen RPJMD. Tahapan dan prioritas yang ditetapkan sebagai
cara untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat mencerminkan urgensi
permasalahan dan isu strategis yang hendak diselesaikan. Meskipun penekanan
program prioritas pada setiap tahapan berbeda, namun memiliki sinkronisasi dan
konsistensi dari satu periode ke periode lainnya dalam rangka mencapai sasaran
tahapan lima tahunan RPJMD secara khusus dan sasaran perencanaan jangka
panjang pada umumnya. Oleh karena itu, dalam menyusun arah kebijakan perlu
adanya sinergitas antara berbagai dokumen perencanaan guna menyelaraskan
36
berbagai program pembangunan antar periode maupun antar tingkatan administrasi
pemerintahan.
Penyusunan arah kebijakan pemerintah daerah dalam melaksanakan
pembangunan harus didasarkan pada visi dan misi kepala daerah terpilih dengan
memperhitungkan semua potensi, peluang, kendala, serta ancaman yang mungkin
timbul selama masa periode pemerintahan. Antisipasi terhadap segala kemungkinan
yang muncul baik positif maupun negatif pada masa periode pemerintahan perlu
dipersiapkan baik terkait permasalahan maupun isu strategis pada pembangunan
kewilayahan. Oleh karena itu, arah kebijakan yang diambil harus melihat berbagai
proyeksi pembangunan maupun analisis dan kajian dari evaluasi hasil pembangunan
periode sebelumnya agar dapat diperoleh gambaran awal tentang profil daerah pada
masa depan. Berikut adalah arah kebijakan dimaksud :
Tabel 2.2
Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Arah Kebijakan
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Cirebon 2018-2023
VISI : SEHATI KITA WUJUDKAN CIREBON SEBAGAI KOTA KREATIF
BERBASIS BUDAYA DAN SEJARAH.
NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1 2 3 4 5
Misi 1 : Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia Kota Cirebon yang Berdaya saing, Berbudaya dan Unggul
Dalam Segala Bidang
1.1 Menciptakan kualitas
sumber daya
manusia Kota
Cirebon yang agamis,
kompetitif, terlatih,
dan inovatif serta
mengembangkan
nilai-nilai luhur
keagamaan,
memajukan dan
memperkaya
kebudayaan khas
Cirebon.
1. Meningkatkan
akses dan mutu
pendidikan
Menyelenggarakan pendidikan
yang berkualitas, merata dan
terjangkau
Meningkatkan
pemerataan layanan
pendidikan dan
keterjangkauan
masyarakat terhadap
fasilitas pendidikan.
Meningkatkan
kualitas sarana dan
prasarana pendidikan
37
NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1 2 3 4 5
Meningkatkan
kompetensi,
profesionalitas
pendidik dan tenaga
kependidikan
2. Meningkatnya
minat baca
masyarakat
Peningkatan budaya baca dan
pembinaan perpustakaan
Meningkatkan
layanan
perpustakaan dalam
upaya meningkatkan
minat baca
masyarakat
Meningkatkan minat
baca di masyarakat
melalui
penyelenggaraan
even literasi, pojok
baca, taman bacaan,
dan gerobak baca di
masyarakat.
3. Meningkatnya
derajat kesehatan
masyarakat Kota
Cirebon
Peningkatan kualitas dan
pemerataan layanan
kesehatan dan peran serta
masyarakat terhadap upaya
kesehatan
Meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat
melalui peningkatan
pelayanan kesehatan
dan jaminan kesehatan
masyarakat
Peningkatan peran serta
masyarakat dalam upaya
kesehatan
Meningkatkan
aksesibilitas
masyarakat terhadap
layanan kesehatan
yang berkualitas.
4. Terkendalinya
jumlah penduduk
Pengendalian fertilitas dan
mortalitas dan migrasi
Menyediakan Grand
Design Pengendalian
Penduduk dalam
penyediaan informasi
peringatan dini
dampak
kependudukan
Meningkatkan
pengendalian
pertumbuhan
penduduk
5. Menurunnya
tingkat
pengangguran
Peningkatan kualitas,
produktivitas tenaga kerja,
lembaga ketenagakerjaan,
Meningkatkan
kompetensi, perluasan
kesempatan kerja dan
38
NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1 2 3 4 5
perluasan kesempatan kerja,
dan peluang usaha
perlindungan tenaga
kerja
6. Meningkatnya
prestasi olahraga
dan pemuda
Peningkatan pembinaan
kepemudaaan dan prestasi
olahraga
Meningkatkan keaktifan
organisasi kepemudaan
dan kualitas olahraga
7. Meningkatnya
pengarusutamaan
gender dan
perlindungan anak
Peningkatan
pengarusutamaan gender
dan perlindungan anak
Meningkatkan
pemberdayaan
perempuan dan
perlindungan anak
Memperkuat peran
keluarga dan kesetaraan
gender
Meningkatkan
ketahanan keluarga
serta peranannya
dalam perlindungan
perempuan dan anak
8. Meningkatkan
peran industri,
perdagangan,
Koperasi dan
UMKM dalam
stabilitas
perekonomian
Kota Cirebon.
Menumbuhkembangkan
industri kecil dan
menengah fokus pada
dukungan industri kreatif
Membangun klaster
industri kreatif,
kemitraan dan
pemanfaatan
teknologi.
Meningkatkan
perdagangan dalam dan
luar negeri
Meningkatkan sistem
dan jaringan
informasi harga serta
ketersediaan stok
barang kebutuhan
masyarakat dan
barang penting
lainnya, peningkatan
penggunaan produk
dalam negeri,
fasilitasi peningkatan
perdagangan luar
negeri (ekspor),
pembinaan
pengembangan pasar
rakyat dan
perlindungan
konsumen.
Meningkatkan daya saing
koperasi dan UMKM
Meningkatkan
kualitas
kelembagaan,
meningkatkan
kualitas SDM,
meningkatkan
kapasitas produk
UMKM, fasilitasi
akses dan bantuan
modal usaha
39
NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1 2 3 4 5
(pembiayaan, sarana
dan prasarana) dan
membuka peluang
dan akses
pemasaran.
9. Berkurangnya
penduduk miskin.
Meningkatkan upaya
penanggulangan kemiskinan
secara terpadu
Meningkatkan
perlindungan sosial
bagi masyarakat
miskin.
Meningkatkan
kemampuan ekonomi
bagi masyarakat
miskin
Meningkatkan
pemenuhan
infrastruktur dasar
bagi masyarakat
miskin
10. Meningkatnya
pertanian,
kelautan dan
perikanan untuk
mencapai
kedaulatan
pangan.
Menyediakan pangan
berkualitas bagi masyarakat
Meningkatkan
ketersediaan, akses,
distribusi, keamanan,
dan penguatan
cadangan serta
konsumsi pangan yang
beragam
Meningkatkan
produktifitas pertanian,
kelautan dan perikanan.
11. Meningkatnya
peran pariwisata
sebagai sumber
pertumbuhan
ekonomi inklusif
Meningkatkan potensi daya
tarik dan promosi pariwisata.
Mengembangkan
destinasi wisata dan
produk wisata serta
meningkatkan
kualitas ekonomi
kreatif.
Meningkatkan
promosi pariwisata
berbasis digital.
12. Meningkatnya
kerukunan umat
beragama
Meningkatkan penerapan nilai-
nilai agama dalam kehidupan
masyarakat
Meningkatkan
fasilitasi penguatan
lembaga keagamaan
Meningkatkan peran
tokoh agama dalam
memperkuat
implementasi nilai-
nilai keagamaan.
Peningkatan
implementasi
40
NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1 2 3 4 5
pelaksanaan nilai-
nilai keagamaan
melalui peningkatan
intensitas
pelaksanaan kegiatan
keagamaan, seperti
dzikir akbar, Cirebon
Bershalawat.
13. Meningkatnya
pelestarian dan
pengembangan
kebudayaan local
Melestarikan kearifan lokal
dan kebudayaan Cirebon
Meningkatkan
pelestarian dan
legalitas seni dan
budaya lokal
Memperluas tingkat
partisipasi dan kolaborasi
masyarakat dalam
pelestarian kebudayaan
lokal
Perlindungan,
pengembangan dan
penataan cagar
budaya
14. Meningkatnya
kualitas
pemberdayaan
masyarakat
kecamatan
Meningkatkan pemberdayaan
masyarakat di Kelurahan dan
Kecamatan
Memperkuat
pemerintahan dan
lembaga
kemasyarakatan
Misi 2 : Mewujudkan Tata Kelola Pemerintah yang Bersih, Akuntabel, Berwibawa dan Inovatif.
2.1 Meningkatkan
kualitas pelayanan
publik, meningkatkan
kualitas kinerja,
kapasitas dan
akuntabilitas
Perangkat Daerah,
serta Meningkatkan
Inovasi dalam
manajemen
Pemerintahan.
1. Meningkatnya
kapasitas dan
kualitas SDM
aparatur
Peningkatan kualitas SDM
aparatur melalui pendidikan
dan pelatihan serta penerapan
reward and punishment.
Meningkatkan
manajemen Aparatur
Sipil Negara (ASN)
2. Meningkatnya
koordinasi antar
Perangkat Daerah
dalam
Penyelenggaraan
Tugas Pokok dan
Fungsi
Meningkatkan kualitas
rumusan kebijakan melalui
peningkatan koordinasi dan
kapabilitas Sekretariat Daerah
Meningkatkan
pemantauan dan
evaluasi
penyelenggaraan
urusan
Optimalisasi
pengelolaan
kebijakan
penyelenggaraan
urusan melalui
peningkatan peran
Asisten Daerah dan
Bagian di Sekretariat
Daerah
3. Meningkatnya
Nilai Akuntabilitas
Kinerja Instansi
Pemerintahan
Merumuskan kebijakan
Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP)
Melakukan evaluasi
terhadap kebijakan
SAKIP yang telah
ada
41
NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1 2 3 4 5
Meningkatkan kualitas
dokumen Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah (LKIP)
Kota
Melakukan
pembinaan kepada
Perangkat Daerah
Meningkatkan kualitas
SAKIP Perangkat Daerah
Melakukan review
SAKIP Perangkat
Daerah
4. Meningkatnya
maturitas SPIP
Meningkatkan pembinaan dan
pengawasan atas
penyelenggaraan
pemerintahan
Meningkatkan kualitas
pengawasan
pemerintahan dan
pembangunan yang
terpadu dan transparan
5. Meningkatnya
pelayanan public
Peningkatan kepuasan
masyarakat atas layanan
perijinan
Meningkatkan
pertumbuhan
investasi
Peningkatan kepuasan
masyarakat atas layanan
kependudukan
Meningkatkan
kualitas layanan
kependudukan
pencatatan sipil.
6. Meningkatnya
kualitas
pengelolaan
keuangan daerah
Tergalinya Potensi
Pendapatan Asli Daerah
secara optimal
Meningkatkan
pencapaian target
Pendapatan Asli
Daerah
Meningkatnya tatakelola
keuangan dan asset daerah
Meningkatkan
keselarasan program
dan kegiatan dalam
APBD dengan RKPD
Penyusunan APBD
tepat waktu
7. Meningkatnya
kualitas
pengelolaan arsip
daerah
Meningkatkan tatakelola
kearsipan Perangkat Daerah
Menyiapkan
kebijakan dan
Peraturan Kepala
Daerah terkait
tatakelola kearsipan.
Meningkatkan
kualitas dan kuantitas
SDM kearsipan.
8. Meningkatnya
kapasitas kinerja
DPRD
Meningkatkan peran, fungsi
dan kewenangan DPRD dalam
fungsi Legislasi, Anggaran dan
Pengawasan
Optimalisasi peran
DPRD dalam fungsi
Legislasi, Anggaran
dan Pengawasan
9. Terwujudnya
pemerintahan
berbasis elektronik
yang profesional,
handal dan
terintegrasi dalam
Meningkatkan penerapan
reformasi birokrasi
Memperkuat
kelembagaan dan
tatalaksana
pemerintahan
berbasis e-
government.
42
NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1 2 3 4 5
menunjang
Cirebon Smart
City
Meningkatkan
perencanaan dan
pengelolaan
anggaran secara
transparan dan
akuntabel berbasis
TIK.
10. Meningkatnya
kualitas
perencanaan
pembangunan
daerah
Melakukan updating data
SIPD
Optimalisasi data
yang up to date dari
semua sektor dan
Perangkat Daerah
Pelaksanaan proses
perencanaan tepat waktu
dan peningkatan kualitas
dokumen perencanaan
Perangkat daerah
Mengoptimalkan
sistem perencanaan
dan pembangunan
daerah
Peningkatann kualitas
pengendalian dan evaluasi
perencanaan daerah
Membangun sistem
pengendalian dan
evaluasi
perencanaan daerah
serta
mempublikasikan
hasil pengendalian
dan evaluasi
perencanaan daerah.
11. Meningkatnya
kualitas penelitian
dan
pengembangan
daerah.
Peningkatan pemahaman atas
penelitian, pengkajian dan
pengembangan serta
peningkatan kerjasama dalam
penelitian, pengkajian dan
pengembangan.
Meningkakan kapasitas
aparatur terhadap
penelitian, pengkajian
dan pengembangan
serta merintis
kerjasama penelitian,
pengkajian dan
pengembangan dengan
Perguruan Tinggi.
Misi 3 : Meningkatnya Kualitas Pelayanan Sarana dan Prasarana Umum Berwawasan Lingkungan
3.1 Menyediakan
pelayanan utilitas
umum yang
direncanakan dengan
matang,
komprehensif dan
terpadu, serta
mewujudkan kualitas
lingkungan kota yang
aman, nyaman,
1. Meningkatnya
pelayanan
kapasitas jalan
Meningkatkan kapasitas dan
kualitas jaringan infrastruktur
jalan secara merata di seluruh
wilayah.
Meningkatkan
kemantapan kondisi
jalan interkonektivitas
pertumbuhan ekonomi
2. Meningkatnya
kapasitas
pelayanan
drainase
Meningkatkan kapasitas
jaringan drainase
Penataan jaringan
drainase secara merata
di seluruh ruas jalan
dan lingkungan
permukiman.
3. Meningkatnya Meningkatkan kapasitas dan Meningkatkan
43
NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1 2 3 4 5
produktif dan
berkelanjutan sesuai
dengan Daya Dukung
dan Daya Tampung
Lingkungan.
layanan sarana
angkutan umum
masyarakat
kualitas sistem jaringan
infrastruktur transportasi
kemantapan dan
keselamatan
transportasi
Membangun dan
mengembangkan
prasarana angkutan
darat yang
menghubungkan
wilayah potensial
yang menjadi pusat
pertumbuhan
ekonomi baru.
Mengembangkan sistem
jaringan transportasi yang
handal dan modern
Mengembangkan
sistem jaringan
transportasi massal
perkotaan yang
aman, nyaman dan
terjangkau.
Mengintegrasikan
sistem jaringan
transportasi
perkotaan antar
moda.
4. Meningkatnya
kualitas
lingkungan hidup
dan pengendalian
dampak
perubahan iklim
Meningkatkan konservasi
sumber daya alam dan
keanekaragaman hayati
beserta ekosistemnya.
Meningkatkan
kualitas dan
penyediaan air, serta
kualitas udara.
Meningkatkan
tutupan vegetasi
Meningkatkan
kualitas
penyelenggaraan
penataan ruang.
Meningkatkan upaya
mitigasi dan adaptasi
perubahan iklim
Meningkatkan upaya
penurunan emisi gas
rumah kaca serta
adaptasi terhadap
dampak perubahan
iklim
Meningkatkan kualitas
lingkungan perumahan
dan permukiman
Penyediaan sarana
dan prasarana umum
Penyediaan rumah
layak huni
Rehabilitasi rumah
tidak layak huni
44
NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1 2 3 4 5
Pengurangan
kawasan kumuh kota.
Misi 4 : Mewujudkan ketentraman dan Ketertiban Umum yang Kondusif.
4.1 Menciptakan
perlindungan bagi
masyarakat,
mendukung
penegakan ketentuan
peraturan perundang-
undangan serta
menumbuhkan
budaya tertib
masyarakat dan
penyelenggaraan
pemerintahan.
1. Meningkatnya
kondusifitas
ketentraman dan
ketertiban umum
di masyarakat
Meningkatkan upaya-upaya
penegakan peraturan daerah,
serta peningkatan partisipasi
masyarakat dalam penertiban
dan perlindungan masyarakat
Peningkatan upaya
penanganan daerah
rawan gangguan
ketentraman dan
ketertiban umum.
Penegakan Peraturan
Daerah melalui
pembentukan
kawasan-kawasan
ketertiban khusus.
Peningkatan
keterlibatan
masyarakat dalam
menjaga ketentraman
dan ketertiban
lingkungan.
2. Meningkatnya
rasa nasionalisme
dan kewaspadaan
nasional
Meningkatkan sosialisasi
dan penyuluhan wawasan
kebangsaan
Meningkatkan
ideologi wawasan
kebangsaan
Meningkatkan
implementasi nilai-nilai
Pancasila dalam
kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Meningkatkan
pemahaman empat
pilar kebangsaan
kepada masyarakat
secara terus menerus
dan berkelanjutan.
3. Meningkatnya
pencegahan dan
kesiapsiagaan
dalam
menghadapi
bencana
Mengurangi resiko bencana Meningkatkan
mitigasi dan adaptasi
penanggulangan
bencana
Menyusun Dokumen
Pengurangan Resiko
Bencana (PRB)
45
Pemerintah Daerah Kota Cirebon menetapkan 11 sasaran strategis yang
mencakup 17 Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagaimana ditetapkan dengan Peraturan
Walikota Cirebon Nomor 27 Tahun 2019 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama
(IKU) Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2019-2023. Adapun rincian IKU tersebut
diuraikan sebagai berikut :
Tabel 2.3
Indikator Kinerja Utama Pemerintah Daerah Kota Cirebon
NO Sasaran NO Indikator Kinerja UTama
1. Menciptakan Kualitas Sumber Daya Manusia Kota
Cirebon yang agamis, Kompetitif, Terlatih dan
Inovatif, serta mengembangkan nilai-nilai luhur
keagamaan, memajukan dan memperkaya
kebudayaan khas Cirebon.
1.1 Pendapatan per Kapita
(Rp.000.000)
1.2 Indeks Daya Beli
2. Meningkatan akses dan mutu pendidikan 2.1 Rata –rata lama Sekolah
2.2 Harapan lama sekolah
3.
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kota
Cirebon
3.1
Angka Usia Harapan Hidup
3.2 Cakupan Jaminan Kesehatan
Nasional
4. Meningkatnya pengarusutama an gender dan
perlindungan anak
4.1 Indeks Pemberdayaan Gender /IDG
4.2 Indeks Pembangunan Gender /IPG
2.3. Indikator Kinerja Utama (IKU)
46
5. Meningkatkan peran industri, perdagangan,
koperasi dan UMKM dalam stabilitas
perekonomian Kota Cirebon
5.1 Peningkatan PDRB dari sektor
perdagangan
6. Meningkatnya pertanian, kelautan dan perikanan
untuk mencapai kedaulatan pangan
6.1 Skor Pola Pangan Harapan /PPH
7. Meningkatnya peran pariwisata sebagai sumber
pertumbuhan ekonomi inklusif
7.1 Meningkatnya PDRB dari Sektor
Pariwisata
8. Meningkatnya kerukunan umat Beragama 8.1 Konflik Antar Umat Beragama
9. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik, Kualitas
Kinerja, Kapasitas dan Akuntabilitas, serta Inovasi
Dalam Manajemen Pemerintahan
9.1
Indeks Reformasi Birokrasi
10. Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan
Daerah
10.1 Opini BPK atas laporan keuangan
daerah
11. Meningkatnya Kualitas LIngkungan Hidup dan
Pengendalian Dampak Perubahan Iklim
11.1 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup /
IKLH
11.2 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
12. Menciptakan Perlindungan Bagi Masyarakat,
Mendukung Penegakan Ketentuan Peraturan
PerundangUndangan Daerah serta
Menumbuhkan Budaya Tertib Masyarakat dan
Penyelenggara Pemerintahan
12.1 Tingkat kepuasan masyarakat
terhadap ketentraman dan
ketertiban umum
47
Perjanjian Kinerja merupakan tekad dan janji kinerja tahunan yang perlu
dilakukan oleh pimpinan instansi di lingkungan Pemerintahan, melalui target-target yang
diperjanjikan maka akan memberikan perspektif mengenai apa yang diinginkan untuk
dihasilkan pada tahun tersebut. Perjanjian Kinerja yang dilakukan oleh instansi akan
berguna untuk menyusun prioritas kegiatan yang dibiayai dari sumber dana yang
terbatas, sehingga kinerja yang diperjanjikan pada tahun tersebut bias dijadikan
prioritas untuk mendapatkan pembiayaan dan menjadi fokus prioritas dalam
pencapaian kinerja.
Pemerintah Daerah Kota Cirebon menjadikan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang
telah ditetapkan sebagai acuan dalam menetapkan sasaran pada Perjanjian Kinerja
Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2019. Selain Indikator Kinerja Utama (IKU)
Perjanjian Kinerja selaras dengan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Mengeah
Daerah (RPJMD) Kota Cirebon Tahun 2019-2023, dokumen Rencana Kinerja Tahunan
(RKT) Tahun 2019, dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun
2019 , dan dokumen Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun
2019. Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah menyusun Perjanjian Kinerja Tahun 2019
dengan uraian sebagai berikut:
2.4. Perjanjian Kinerja
48
Tabel 2.4
Perjanjian Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon
Tahun 2019
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
1. Menciptakan Kualitas Sumber Daya
Manusia Kota Cirebon yang agamis,
Kompetitif, Terlatih dan Inovatif, serta
mengembangkan nilai-nilai luhur
keagamaan, memajukan dan memperkaya
kebudayaan khas Cirebon.
Pendapatan per
Kapita (Rp.000.000)
71,47
Indeks Daya Beli 73,15
2. Meningkatan akses dan mutu pendidikan
Rata –rata lama
Sekolah
10,19
Harapan lama sekolah
13,43
3.
Meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat Kota Cirebon
Angka Usia Harapan
Hidup
71,32
Cakupan Jaminan
Kesehatan Nasional
99,01
4. Meningkatnya pengarusutamaan gender
dan perlindungan anak
Indeks Pemberdayaan
Gender /IDG
75,53
Indeks Pembangunan
Gender /IPG
94,20
5. Meningkatkan peran industri, perdagangan,
koperasi dan UMKM dalam stabilitas
perekonomian Kota Cirebon.
Peningkatan PDRB
dari sektor
perdagangan
10,30
6. Meningkatnya pertanian, kelautan dan
perikanan untuk mencapai kedaulatan
Skor Pola Pangan
Harapan /PPH
79,90
49
pangan
7. Meningkatnya peran pariwisata sebagai
sumber pertumbuhan ekonomi inklusif
Meningkatnya PDRB
dari Sektor Pariwisata
5,55
8. Meningkatnya kerukunan umat Beragama Konflik Antar Umat
Beragama
-
9. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik,
Kualitas Kinerja, Kapasitas dan
Akuntabilitas, serta Inovasi Dalam
Manajemen Pemerintahan
Indeks Reformasi
Birokrasi
60,00
10. Meningkatnya Kualitas Pengelolaan
Keuangan Daerah
Opini BPK atas
laporan keuangan
daerah
WTP
11. Meningkatnya Kualitas LIngkungan Hidup
dan Pengendalian Dampak Perubahan Iklim
Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup /
IKLH
45
Penurunan Emisi Gas
Rumah Kaca
3
12. Menciptakan Perlindungan Bagi
Masyarakat, Mendukung Penegakan
Ketentuan Peraturan PerundangUndangan
Daerah serta Menumbuhkan Budaya Tertib
Masyarakat dan Penyelenggara
Pemerintahan
Tingkat kepuasan
masyarakat terhadap
ketentraman dan
ketertiban umum
62,00
50
Tahun 2019 pelaksanaan program dan kegiatan untuk mewujudkan target kinerja
yang ingin dicapai Pemerintah Daerah Kota Cirebon, khususnya terkait kinerja yang
diperjanjikan dan juga kinerja yang ditetapkan sebagai Indikator Kinerja Utama,
dianggarkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Derah (APBD) Kota Cirebon
dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 2.5
Rencana Belanja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2019
NO Uraian Rencana %
1 Belanja Langsung 876.790.122.684,00 55,8
2 Belanja Tidak Langsung 695.896.451.658,00 44,2
Sumber : Badan Keuangan Daerah Kota Cirebon, diolah
Sementara itu berikut adalah rencana penganggaran tahun 2019 berdasarkan
program-program yang mendukung pencapaian sasaran pada Indikator Kinerja Utama,
Perjanjian Kinerja serta seluruh sasaran strategis di Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kota Cirebon 2018-2023 :
Tabel 2.6
Rencana Anggaran Berdasarkan Sasaran Strategis
No Tujuan/Sasaran Rencana Anggaran
1 Menciptakan Kualitas Sumber Daya Manusia Kota Cirebon yang agamis, Kompetitif, Terlatih dan Inovatif, serta mengembangkan nilai-nilai luhur keagamaan, memajukan dan memperkaya kebudayaan khas Cirebon.
1.128.836.120.526,00 (Total Sasaran 1.1-1.14)
1.1 Meningkatan akses dan mutu pendidikan 126.303.911.500,00
1.2 Meningkatnya Minat Baca Masyarakat 1.815.084.000,00
1.3 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kota Cirebon
963.272.750.526,00
1.4 Terkendalinya jumlah penduduk 6.564.402.000,00
1.5 Menurunnya Tingkat Pengangguran 1.468.440.000,00
1.6 Meningkatnya Prestasi Olahraga dan Pemuda. 4.051.770.000,00
2.5. Rencana Anggaran Tahun 2019
51
1.7 Meningkatnya pengarusutama an gender dan perlindungan anak
485.080.000,00
1.8 Meningkatkan peran industri, perdagangan, koperasi dan UMKM dalam stabilitas perekonomian Kota Cirebon
8.196.554.000,00
1.9 Berkurangnya Penduduk Miskin 1.409.402.000,00
1.10 Meningkatnya pertanian, kelautan dan perikanan untuk mencapai kedaulatan pangan
6.048.632.800,00
1.11 Meningkatnya peran pariwisata sebagai sumber pertumbuhan ekonomi inklusif
3.542.580.000,00
1.12 Meningkatnya kerukunan umat Beragama 1.096.744.500,00
1.13 Meningkatnya Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan Lokal
4.109.987.200,00
1.14 Meningkatnya Kualitas Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan/ Kelurahan
470.782.000,00
2 Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik, Kualitas Kinerja, Kapasitas dan Akuntabilitas, serta Inovasi Dalam Manajemen Pemerintahan
88.948.282.400,00 (Total Sasaran 2.1-2.11)
2.1 Meningkatnya Kapasitas dan Kualitas SDM aparatur
9.777.314.200,00
2.2 Meningkatnya Koordinasi Antar Perangkat Daerah 21.693.025.000,00
2.3 Meningkatnya Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan
423.820.000,00
2.4 Meningkatnya Maturitas SPIP 2.093.772.000,00
2.5 Meningkatnya Pelayanan Publik 3.899.525.600,00
2.6 Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah
18.823.248.800,00
2.7 Nilai Audit Kearsipan Tingkat Kota 985.630.000,00
2.8 Meningkatnya Kapasitas Kinerja DPRD 13.191.936.000,00
2.9 Terwujudnya Pemerintahan berbasis elektronik yang professional, handal dan terintegrasi dalam menunjang Cirebon Smart City
12.478.120.600,00
2.10 Meningkatnya Kualitas Perencanaan Pembangunan Daerah
3.628.790.200,00
2.11 Meningkatnya Kualitas Penelitian dan Pengembangan Daerah
1.953.100.000
52
3 Menyediakan Pelayanan Utilitas Umum yang Direncanakan dengan Matang, Komprehensif dan Terpadu, serta Mewujudkan Kualitas Lingkungan Kota yang Aman, Nyaman, Produktif, dan Berkelanjutan Sesuai dengan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan
386.266.508.590,00 (Total Sasaran 3.1-3.4)
3.1 Meningkatnya Pelayanan Kapasitas Jalan 4.258.120.000,00
3.2 Meningkatnya kapasitas pelayanan drainase.
71.664.844.900,00
3.3 Meningkatnya layanan sarana angkutan umum masyarakat
4.115.280.000,00
3.4 Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup dan Pengendalian Dampak Perubahan Iklim
306.228.263.690,00
4 Menciptakan Perlindungan Bagi Masyarakat, Mendukung Penegakan Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan Daerah serta Menumbuhkan Budaya Tertib Masyarakat dan Penyelenggara Pemerintahan
23.105.096.600 (Total Sasaran 4.1-4.3)
4.1 Meningkatnya Kondusifitas Ketentraman dan Ketertiban Umum di Masyarakat
5.920.277.400
4.2 Meningkatkan Rasa Nasionalisme dan Kewaspadaan Nasional
3.049.562.000
4.3 Meningkatnya Pencegahan dan Kesiapsiagaan dalam Menghadapi Bencana
14.135.257.200
5 Program-program yang mendukung sasaran secara tidak langsung yaitu program penunjang penyelenggaraan urusan sebagai penunjang sasaran (Program yang berada pada wilayah kesekretariatan)
426.459.934.158
Total Anggaran 2.055.183.762.274,00
Sumber : Badan Keuangan Daerah (diolah)
Data diatas merupakan rekapitulasi belanja pada program/kegiatan pada
tahun2019, di olah dengan menyandingkan program/kegiatan dengan sasaran yang
ditunjangnya.
53
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas kinerja merupakan kewajiban perorangan, badan hukum atau
pimpinan kolektif, yang dilakukan secara transparan mengenai keberhasilan atau
kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang
menerima pelaporan akuntabilitas/pemberi amanah. Pemerintah Daerah Kota Cirebon
melaksanakan kewajiban melaporkan akuntabilitas penyelenggaraan Pemerintahanya
melalui penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon yang dibuat
dengan berpedoman pada ketentuan yang diamanatkan dalam Perpres Nomor 29
Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata
Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah yang ditindak lanjuti dengan
Peraturan Wali Kota Nomor 16 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana
KInerja Tahunan, Percanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Pmerintah Daerah Kota Cirebon.
Laporan tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat pecapaian target masing
masing indikator sasaran srategis yang ditetapkan dalam Dokumen RPJMD Tahun
2018-2023, RKT Tahun 2019, RKPD Tahun 2019, Indikator Kinerja Utama dan
Perjanjian Kinerja Tahun 2019.
Pengukuran Kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target setiap
indikator dengan realisasinya, kemudian realisasi dan target tersebut dilakukan
penghitungan untuk menemukan selisih atau celah kinerja (performance gap).
Selanjutnya berdasarkan selisih kinerja tersebut dilakukan evaluasi untuk mendapat
strategi yang tepat dalam rangka perbaikan di masa yang akan datang (performance
improvement).
54
Predikat capaian kinerja dapat dikelompokan dalam skala pengukuran ordinal
dengan pendekatan petunjuk pelaksanaan evaluasi akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah, sebagai berikut :
Tabel 3.1 Tabel Predikat Capaian Kinerja Berdasa Kode Warna
Persentase Predikat Kode Warna
<100% Tidak tercapai
=100% Tercapai / Sesuai Target
>100% Melebihi Target
Sementara predikat capaian kinerja untuk realisasi capaian kinerja yang tidak
tercapai (<100%) dengan pendekatan Permendagri 54 Tahun 2010 adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.2 Tabel Predikat Capaian Kinerja
Predikat Rata Rata Capaian
Sangat Baik >90
Baik 75.00 – 89.99
Cukup 65.00 – 74.99
Kurang 50.00 – 64.99
Sangat Kurang 0 – 49.99
55
Indikator Kinerja Utama merupakan ukuran utama keberhasilan dari suatu tujuan
dan sasaran strategis, dimana hal tersebut merupakan ejawantah dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Melalui penetapan indikator kinerja utama
diharapkan pencapaian kinerja dapat lebih fokus dan terukur. Setelah melalui analisis
dan reviu Indikator Kinerja Utama tersebut ditetapkan melalui Peraturan Wali Kota
Nomor 27 Tahun 2019 Tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Daerah
Kota Cirebon Tahun 2019-2023. Adapun hasil pengukuran atas akuntabilitas kinerja
melalui capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2019 disajikan pada tabel sebagai
berikut
. :
Tabel 3.3
Capaian Indikator Kinerja Utama Pemerintah Daerah Kota Cirebon
No Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Misi 1 : Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia Kota Cirebon yang berdaya saing, Berbudaya
dan Unggul Dalam segala Bidang
1 Menciptakan Kualitas Sumber Daya
Manusia Kota Cirebon yang agamis,
Kompetitif, Terlatih dan Inovatif, serta
mengembangkan nilai-nilai luhur
keagamaan, memajukan dan
memperkaya kebudayaan khas
Cirebon.
Pendapatan per
Kapita (Juta/Rp)
71,47 74,288 103,47%
Indeks Daya Beli
(Poin)
73,15 132,58 181,24 %
2 Meningkatan akses dan mutu
pendidikan
Rata –rata lama
Sekolah (Tahun)
10,19 9,90 97,5%
Harapan lama sekolah (Tahun)
13,43 13,11 97,62
3.1. Capaian Indikator Kinerja Utama
56
3
Meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat Kota Cirebon
Angka Usia
Harapan Hidup
(Tahun)
71,92 72,13 100,29%
Cakupan Jaminan
Kesehatan
Nasional (Persen)
99,01 93,5% 94,5%
4 Meningkatnya pengarusutama an
gender dan perlindungan anak
Indeks
Pemberdayaan
Gender /IDG
(Poin)
75,53 75,53 100%
Indeks
Pembangunan
Gender /IPG
(Poin)
94,20 94,35 100,2%
5 Meningkatkan peran industri,
perdagangan, koperasi dan UMKM
dalam stabilitas perekonomian Kota
Cirebon
Peningkatan PDRB
dari sektor
perdagangan
(Persen)
31,86 31,57 99,08%
6 Meningkatnya pertanian, kelautan dan
perikanan untuk mencapai kedaulatan
pangan
Skor Pola Pangan
Harapan /PPH
(Poin)
79,90 84 105.14
7
Meningkatnya peran pariwisata
sebagai sumber pertumbuhan
ekonomi inklusif
Meningkatnya
PDRB dari Sektor
Pariwisata
(persen)
5,55 7,72 139%
8
Meningkatnya kerukunan umat
Beragama
Konflik Antar
Umat Beragama
(kasus)
0
0
100%
57
Misi 2 : Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Akuntabel, Berwibawa dan Inovatif
9 Meningkatkan Kualitas Pelayanan
Publik, Kualitas Kinerja, Kapasitas dan
Akuntabilitas, serta Inovasi Dalam
Manajemen Pemerintahan
Indeks Reformasi
Birokrasi (Poin)
60 71,21 118,33
10 Meningkatnya Kualitas Pengelolaan
Keuangan Daerah
Opini BPK atas
laporan keuangan
daerah (Nilai)
WTP WTP 100%
Misi 3: Meningkatnya Kualitas Pelayanan Sarana dan Prasarana Umum Berwawasan Lingkungan
11 Meningkatnya Kualitas LIngkungan
Hidup dan Pengendalian Dampak
Perubahan Iklim
Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup
/ IKLH (Poin)
45 51.96 115.47
Penurunan Emisi
Gas Rumah Kaca
(Persen)
2.8 3.85 137.5
Misi ke 4 : Mewujudkan Ketentraman dan Ketertiban yang Kondusif
12 Menciptakan Perlindungan Bagi
Masyarakat, Mendukung Penegakan
Ketentuan Peraturan
PerundangUndangan Daerah serta
Menumbuhkan Budaya Tertib
Masyarakat dan Penyelenggara
Pemerintahan
Tingkat kepuasan
masyarakat
terhadap
ketentraman dan
ketertiban umum
(Poin)
62,00
76,70
123,70
58
Dari tabel diatas dapat terlihat pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) tersebut
sebagai berikut :
A. Misi 1 : Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia Kota Cirebon yang
berdaya saing, Berbudaya dan Unggul Dalam segala Bidang
1. Pendapatan per Kapita (Rp.000.000), pencapaian 103,47% dengan predikat
Sangat Baik
2. Indeks Daya Beli, pencapaian 181,24 % dengan predikat Sangat Baik
3. Rata –rata lama Sekolah, pencapaian 97,5% dengan predikat Sangat Baik
4. Harapan lama sekolah, pencapaian 97,62% dengan predikat Sangat Baik
5. Angka Usia Harapan Hidup, pencapaian 100,29% dengan predikat Sangat
Baik
6. Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional, pencapaian 94,25% dengan predikat
Sangat Baik
7. Indeks Pemberdayaan Gender /IDG, pencapaian 100% dengan predikat
Sangat Baik
8. Indeks Pembangunan Gender /IPG, Pencapaian 100,2% dengan predikat
Sangat Baik
9. Peningkatan PDRB, pencapaian 99,08% dengan predikat Sangat Baik
10. Skor Pola Pangan Harapan /PPH pencapaian 105,14% dengan predikat
Sangat Baik
11. Meningkatnya PDRB dari Sektor Pariwisata, pencapaian 139% dengan
predikat Sangat Baik
12. Konflik Antar Umat Beragama mencapai 100% dengan predikat Sangat Baik
B. Misi 2 Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Akuntabel,
Berwibawa dan Inovatif
1. Indeks Reformasi Birokrasi, pencapaian 118,33% dengan predikat Sangat
Baik
2. Opini BPK atas laporan keuangan daerah, pencapaian 100% dengan predikat
Sangat Baik
59
C. Misi 3 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Sarana dan Prasarana Umum
Berwawasan Lingkungan
1. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup / IKLH, mencapai 115,47% dengan
predikat Sangat Baik
2. Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca, mencapai 137,5% dengan predikat
Sangat Baik
D. Mewujudkan Ketentraman dan Ketertiban yang Kondusif
1. Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadan Ketentraman dan Ketertiban Umum,
pencapaian 123,70% dengan predikat Sangat Baik
Pencapaian Indikator Kinerja Utama yang terdiri dari 11 sasaran dan 17
Indikator, didapati indeikator dengan pencapaian melebihi target 10 , pencapaian sesuai
target 100% berjumlah 3, dan pencapaian tidak sesuai target namun dengan predikat
Sangat Baik atau >90% berjumlah 4, berikut disajikan persentase hasil pencapaian
indikator kinerja utama dalam bentuk diagram :
Gambar 3.1 Diagram realisasi pencapaian Indikator Kinerja Utama
Gambar 3.1 Diagram realisian Indikator Kinerja Utama
23,52%
58,82%
17,64%
Diagram Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Utama
Tidak Tercapai
Melebihi Target
Tercapai
60
Pencapaian dari Indikator Kinerja Utama juga merupakan capaian dari Kinerja
yang diperjanjikan dalam Perjanjian Kinerja Wali Kota Tahun 2019, hal ini karena
seluruh Indikator Kinerja Utama diperjanjikan oleh Wali Kota Cirebon selaku
pimpinanan Pemerintah Daerah Kota Cirebon. Sinkronisasi ini merupakan suatu upaya
menjamin seluruh indikator kinerja utama sebagai tolak ukur utama dalam pencapaian
kinerja dapat menjadi prioritas kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon.
Penjelasan tentang Indikator Kinerja Utama yang juga tertuang dalam Perjanjian
Kinerja dan seluruh tujuan serta sasaran dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kota Cirebon 2018-2023 akan diuraikan pada sub bab berikutnya,
yaitu sub bab pengukuran, evaluasi dan analisis capaian kinerja sasaran strategis.
Pengukuran Kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan ataupun kegagalan
terkait pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan , khususnya memberikan
gambaran pencapaian terhadap indikator kinerja utama dimana indikator tersebut juga
diperjanjikan sebagai Perjanjian Kinerja Wali Kota Tahun 2019. Hasil pengukuran
tersebut kemudian dianalisis guna mendapatkan informasi yang akurat terkait faktor-
faktor apa saja yang mendukung dan menjadi kendala. Hal ini menjadi informasi yang
valid guna melakukan evaluasi terhadap keberhasilan ataupun kegagalan dari suatu
indikator yang telah ditetapkan.
Sebagai upaya memberi gambaran pencapaian target atas kinerja yang
dilakukan Pemerintah Daerah Kota Cirebon yang lebih komprehensif serta dalam
rangka keperluan menganalisa dan mengevaluasi seluruh sasaran strategis yang telah
ditetapkan, laporan ini memuat juga pengukuran diluar indikator yag diperjanjikan di
Tahun 2019 namun menjadi indikator dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah sebagai mana memuat visi dan misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota
Cirebon periode 2019-2023.
3.2. Pengukuran, Evaluasi dan Analisis Pencapaian
Sasaran Strategis
61
3.2.1 Pengukuran Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja Pemerintah Daerah
Kota Cirebon Tahun 2019
Perjanjian Knerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon yang didasarkan pada
Indikator Kinerja Utama Kota Cirebon dimana telah ditetapkan sebagai Peraturan Wali
Kota Cirebon Nomor 27 Tahun 2019 Tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama
Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2019-2023 memuat 11 (Sasaran) dan 17
(tujuh belas) Indikator Kinerja dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 3.4
Pengukuran Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja
Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2019
NO Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Misi 1 : Mewujudkan Kua
litas Sumber Daya Manusia Kota Cirebon yang berdaya saing, Berbudaya dan Unggul Dalam segala
Bidang
1 Menciptakan Kualitas Sumber Daya
Manusia Kota Cirebon yang agamis,
Kompetitif, Terlatih dan Inovatif, serta
mengembangkan nilai-nilai luhur
keagamaan, memajukan dan
memperkaya kebudayaan khas
Cirebon.
Pendapatan per
Kapita
(Rp.000.000) 71,47 74,28 103,47%
Indeks Daya Beli
73,15 132,58 181,24 %
2
Meningkatan akses dan mutu
pendidikan
Rata –rata lama
Sekolah 10,19 9,90 97,15%
Harapan lama 13,43 13,11 97,62%
62
sekolah
3
Meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat Kota Cirebon
Angka Usia
Harapan Hidup 71,92 72,13 100,3%
Cakupan Jaminan
Kesehatan
Nasional
99,01 93,5 94,5%
4 Meningkatnya pengarusutama an
gender dan perlindungan anak
Indeks
Pemberdayaan
Gender /IDG
75,53 75,53 100%
Indeks
Pembangunan
Gender /IPG
94,20 94,35 100,2%
5 Meningkatkan peran industri,
perdagangan, koperasi dan UMKM
dalam stabilitas perekonomian Kota
Cirebon
Peningkatan PDRB
dari sektor
perdagangan 31,8f6 31,57 99,08%
6 Meningkatnya pertanian, kelautan dan
perikanan untuk mencapai kedaulatan
pangan
Skor Pola Pangan
Harapan /PPH 79,90 84 105.14%
7 Meningkatnya peran pariwisata
sebagai sumber pertumbuhan
ekonomi inklusif
Meningkatnya
PDRB dari Sektor
Pariwisata
5,55 % 7,72 % 139%
63
8 Meningkatnya kerukunan umat
Beragama
Konflik Antar
Umat Beragama 0 0 100%
Misi 2 : Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Akuntabel, Berwibawa dan
Inovatif
9 Meningkatkan Kualitas Pelayanan
Publik, Kualitas Kinerja, Kapasitas dan
Akuntabilitas, serta Inovasi Dalam
Manajemen Pemerintahan
Indeks Reformasi
Birokrasi
60 71,21 118,33%
10 Meningkatnya Kualitas Pengelolaan
Keuangan Daerah
Opini BPK atas
laporan keuangan
daerah
WTP WTP 100%
Misi 3: Meningkatnya Kualitas Pelayanan Sarana dan Prasarana Umum Berwawasan
Lingkungan
11 Meningkatnya Kualitas LIngkungan
Hidup dan Pengendalian Dampak
Perubahan Iklim
Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup
/ IKLH
45 51.96 115.47%
Penurunan Emisi
Gas Rumah Kaca
2.8 3.85 137.5%
Misi 4 : Mewujudkan Ketentraman dan Ketertiban yang Kondusif
12 Menciptakan Perlindungan Bagi
Masyarakat, Mendukung
Penegakan Ketentuan Peraturan
PerundangUndangan Daerah serta
Menumbuhkan Budaya Tertib
Masyarakat dan Penyelenggara
Pemerintahan
Tingkat
kepuasan
masyarakat
terhadap
ketentraman dan
ketertiban umum
62,00
72 123,7
64
Tabel 3.5
Capaian Kinerja Sasaran Strategis Berdasarkan
Perjanjian Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2019
NO SASARAN JUMLAH
INDIKATOR
Rata-
Rata
Capaian
(%)
0-49,9
Sangat
Kurang
50,00-
64,99
Kurang
65.00-
74.99
Cukup
>90
Sangat
Baik
1. Menciptakan
Kualitas Sumber
Daya Manusia Kota
Cirebon yang
agamis, Kompetitif,
Terlatih dan Inovatif,
serta
mengembangkan
nilai-nilai luhur
keagamaan,
memajukan dan
memperkaya
kebudayaan khas
Cirebon.
2 194,09 V
2 Meningkatan akses dan mutu pendidikan
2 97,85 V
3 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kota Cirebon
2 97,25 V
4 Meningkatnya pengarusutama an gender dan perlindungan anak
2 100,1 V
5 Meningkatkan peran industri,
1 99,08% V
65
perdagangan, koperasi dan UMKM dalam stabilitas perekonomian Kota Cirebon
6 Meningkatnya pertanian, kelautan dan perikanan untuk mencapai kedaulatan pangan
1 105.14 V
7 Meningkatnya peran pariwisata sebagai sumber pertumbuhan ekonomi inklusif
1 139% V
8 Meningkatnya kerukunan umat Beragama
1 100%
9 Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik, Kualitas Kinerja, Kapasitas dan Akuntabilitas, serta Inovasi Dalam Manajemen Pemerintahan
1 127,12% V
10 Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah
1 100% V
11 Meningkatnya
Kualitas LIngkungan
Hidup dan
Pengendalian
Dampak Perubahan
Iklim
2 126,48 V
66
12 Menciptakan
Perlindungan Bagi
Masyarakat,
Mendukung
Penegakan
Ketentuan Peraturan
PerundangUndangan
Daerah serta
Menumbuhkan
Budaya Tertib
Masyarakat dan
Penyelenggara
Pemerintahan
1 123,70 V
Sebagaimana telah dijelaskan dalam bentuk tabel terkait pencapaian sasaran
strategis dalam Perjanjian Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2019 , dapat
disimpulkan jumlah capaian kinerja sasaran jika dikategorikan dalam predikat
pencapaian adalah sebagai berikut :
Tabel 3.6
Jumlah Sasaran Pada Perjanjian Kinerja Berdasarkan Predikat Capaian
Predikat Rata Rata Capaian Jumlah Sasaran
Sangat Baik >90 12
Baik 75.00 – 89.99 0
Cukup 65.00 – 74.99 0
Kurang 50.00 – 64.99 0
Sangat Kurang 0 – 49.99 0
Tabel diatas menunjukan seluruh pencapaian sasaran strategis yang
diperjanjikan Pemerintah daerah Kota Cirebon mendapat pencapaian dengan predikat
67
Sangat Baik. Selanjutnya dalam rangka memberikan gambaran yang lebih
komprehensif terkait pencapaian kinerja dari sasaran strategis maka diuraikan analisa
masing masing tujuan/sasaran secara keseluruhan yang menjadi target dalam sasaran
strategis di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) baik yang
ditetapkan sebagai indikator kinerja utama ataupun tidak.
Penjelasan pengukuran, analisa dan evaluasi terkait tujuan/sasaran akan
disajikan dalam bentuk uraian utuh yang dimulai dari pengukuran, analisa pencapaian
dan evaluasi pada setiap tujuan/sasaran, hal ini karena setiap tujuan/sasaran memiliki
kendala dan membutuhkan upaya yang spesifik sehingga analisis dan evaluasi perlu
dilakukan pada setiap sasaran. Pengukuran, analisa, dan evaluasi tersebut diuraikan
pada sub bab selanjutnya sebagai berikut :
3.2.2 Pengukuran, analisis, dan evaluasi Pencapaian Sasaran Strategis
Misi 1 : Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia Kota Cirebon yang berdaya
saing, Berbudaya dan Unggul Dalam segala Bidang
“Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia Kota Cirebon yang Berdaya Saing,
Berbudaya dan Unggul Dalam Segala Bidang”, sesuai dengan arahan Misi 1, misi 2 dan misi 3
RPJPD yaitu : (1) “Mewujudkan Masyarakat yang Religius”; (2) “Meningkatkan Kualitas
Kesehatan Masyarakat”; dan (3) “Meningkatkan Kualitas Pendidikan Untuk Menciptakan
Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing Tinggi”. Misi tersebut merupakan arahan untuk
meningkatkan daya saing pembangunan daerah untuk mengurangi kesenjangan sosial secara
menyeluruh, keberpihakan kepada masyarakat, menanggulangi kemiskinan secara drastis,
menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta
sarana dan prasarana ekonomi, serta menghilangkan diskriminasi dalam berbagai aspek
termasuk gender. Misi 1 memiliki 1 Tujuan yang di dukung dengan 14 sasaran sebagai bagian
dari kinerja yang tak terpisahkan dalam rangka mendorong terwujudnya Misi 1. Tujuan dan
Sasaran masing-masing diuraikan sebagai berikut :
68
Tujuan : Menciptakan Kualitas Sumber Daya Manusia Kota Cirebon yang agamis,
Kompetitif, Terlatih dan Inovatif, serta mengembangkan nilai-nilai luhur
keagamaan, memajukan dan memperkaya kebudayaan khas Cirebon.
Tabel 3.7 Capaian Kinerja Tujuan Menciptakan Kualitas Sumber Daya Manusia Kota Cirebon yang
agamis, Kompetitif, Terlatih dan Inovatif, serta mengembangkan nilai-nilai luhur keagamaan, memajukan dan memperkaya kebudayaan khas Cirebon.
Tahun 2019
Tujuan dalam dalam Misi 1 menjadi gambaran kondisi yang akan dicapai dalam
rangka mewujudkna Misi ke-1. Pencapaian dari tujuan dimaksud diukur 4 indikator
dimana semua indikator tersebut lazim digunakan dalam mengukur sejauh mana
kualitas sumber daya manusia sebagai berikut :
1. Pendapatan Perkapita :
2. Indeks Daya Beli
3. Indeks Pembangunan Manusia
4. Indeks Gini Ratio
Pencapaian Indikator ke-1 “Pendapatan Perkapita”
Pendapatan perkapita ditetapkan sebagai salah satu indikator sebagai alat ukur
sejauh mana kekuatan ekonomi masyarakat yang dihitung dalam perkapita.
Berdasarkan hasil pertemuan dan FGD yang dilaksanakan salah satu unit kerja Asisten
NO Tujuan Indikator Kinerja Satuan
Kondisi Awal/ 2018
Target
Realisasi
Target Akhir
RPJMD
Capaian
1.1
Menciptakan Kualitas Sumber Daya Manusia Kota Cirebon yang agamis, Kompetitif, Terlatih dan Inovatif, serta mengembangkan nilai-nilai luhur keagamaan, memajukan dan memperkaya kebudayaan khas Cirebon.
Pendapatan per Kapita (Rp.000.000)
Juta/rupiah 63,00 71,47 74,28 89,82 103,47%
Indeks Daya Beli
Poin 72,81 73,15 132,58 73,83 181,24 %
Indeks Pembangunan Manusia (Poin)
Poin 74,35 74,.55 74,92, 75,73 100,7%
Indeks Gini Poin 0,41 0,40 0,43 0,38 92%
69
Perekonomian dan Pembangunan dengan Badan Pusat Statistik Kota Cirebon,
bahwasanya pendapatan perkapita tidak dilakukan penghitungan di tingkat kota, namun
pendekatan tersebut disubtitusi dengan pengukuran PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
(ADHB) sehingga realisasi PDRB ADHB pada tahun 2019 digunakan untuk
mensubtitusi realisasi pendapatan perkapita pada tahun 2019.
BPS Kota Cirebon merilis hasil pengukuran PDRB ADHB sebagai subtitusi dari
pendapatan perkapita pada tahun 2019 adalah 74,28 (satuan : juta/rupiah), jika
disandingkan dengan target pada tahun 2019 sebesar 71,47 maka realisasi melebih
target yang ditetapkan dengan pencapaian 103,47% atau Sangat Baik.
Pencapaian Indikator ke-2” Indeks Daya Beli”
Indeks Daya Beli ditetapkan sebagai salah satu indikator sebagai alat ukur
kemampuan daya beli masyarakat, lazimnya indeks daya beli menjadi salah satu
komponen dalam penghitungan Indeks Pembangunan Manusia pada faktor ekonomi,
namun seiring perubahan metode penghitungan pada indeks pembangunan manusia,
indeks daya beli disubtitusi dengan indeks harga konsumen. Berdasarkan hasil
pertemuan dan FGD yang dilaksanakan salah satu unit kerja Asisten Perekonomian
dan Pembangunan dengan Badan Pusat Statistik Kota Cirebon, indeks harga
konsumen disarakan untuk menjadi subtitusi data indeks daya beli.
BPS Kota Cirebon merilis hasil pengukuran indeks harga konsumen sebagai
subtitusi dari indeks daya beli pada tahun 2019 adalah 132,58 (satuan :poin), jika
disandingkan dengan target pada tahun 2019 sebesar 73,15 maka realisasi melebihi
target yang ditetapkan dengan pencapaian 181,24 % atau Sangat Baik. Pencapian ini
sangat tinggi karena pada tahun 2019 pertumbuhan ekonomi kota Cirebon meningkat
dengan ditandai meningkatnya PDRB di Kota Cirebon, perkembangan di sektor
pariwisata dan perdagangan menjadi salah satu faktor pemicu tingginya pertumbuhan
eknomi di Kota Cirebon.
Pencapaian Indikator ke - 3 Indeks Pembangunan Manusia
Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi
penduduk (enlarging people’s choices). IPM merupakan indikator penting untuk
70
mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia
(masyarakat/penduduk). IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses
hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan
sebagainya. IPM diperkenalkan oleh United Nations Development Programme (UNDP)
pada tahun 1990 dan metode penghitungan direvisi pada tahun 2010.
Berdasarkan data yang di rilis BPS, pembangunan manusia di Kota Cirebon
terus mengalami kemajuan. Pada tahun 2019, Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kota Cirebon mencapai 74,92, meningkat dibanding tahun 2018 sebesar 74,35. Angka
ini meningkat sebesar 0,57 poin atau tumbuh sebesar 0,77 persen dibandingkan tahun
2018. Pertumbuhan IPM selama 5 tahun terakhir (2014-2019) rata-rata sebesar 0,54
persen. Jika disandingkan dengan target pada tahun 2019 yaitu sebesar 74,35 maka
pencapaian dari indikator ini mencapai 100,7%, pencapaian yang melebihi target ini
dikategorikan sangat baik.
Di wilayah Ciayumajakuning IPM Kota Cirebon memiliki poin tertinggi dengan
poin sebesar 74,92 sedangkan yang terendah di Kabupaten Indramayu sebesar 66,97.
Sebagai gambaran perkembangan IPM di Kota Cirebon dari tahun ke tahun berikut
adalah gambar perkembangan nilai IPM di Kota Cirebon :
Gambar 3.2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Cirebon, 2011-2019
Sumber : BPS Kota Cirebon 2019
71
Pencapaian Indikator ke - 4 Indeks Gini Ratio
Indeks GIni Ratio merupakan indikator yang lazim digunakan untuk mengukur
sejauhmana tingkat kesenjangan yang terjadi di masyarakat , walau ekonomi tumbuh
pesat dengan meningkatnya pdrb dan indeks harga konsumen namun belum
menunjukan apakah seluruh masyarakat menikmatai pertumbuhan ekonomi tersebut,
maka seyogyanya Indeks Gini Ratio dijadikan sebuat indikator dalam upaya mengukur
tingkat kesejahteraan riil di masyarakat. Berdasarkan hasil pertemuan dan FGD yang
dilaksanakan salah satu unit kerja Asisten Perekonomian dan Pembangunan dengan
Badan Pusat Statistik Kota Cirebon, indeks Gini Ratio Kota Cirebon pada tahun 2019
sedang dalam proses penghitungan dimana data tersebut belum dapat dirilis namun
sebagai opsional pengukuran tingkat kesenjangan yang terjadi direkomendasikan
menggunakan data 3 tahun terakhir karena menjadi cerminan tingkat kesenjangan yang
terjadi pada tahun 2019 dan tahun terakhir dari rilis BPS terkait indeks gini ratio yang
mencerminkan kondisi di tahun 2018 merupakan gambaran yang mirip dengan kondisi
di tahun 2019. Berikut adalah grafik tersebut :
Gambar 3.3 Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan, dan Gini Ratio , 2015-2018
Sumber : BPS Kota Cirebon, diolah
72
Data yang disajikan grafik diatas menunjukan bahwa Selama 3 Tahun
belakangan, Gini Ratio cenderung melebar di tengah naiknya pertumbuhan ekonomi.
namun walau gini rasio meningkat yang berarti kesenjangan melebar, pertumbuhan
penduduk miskin justru menurun, hal ini merupakan indikasi bahwa terjadi peningkatan
ekonomi yang cukup tinggi di kalangan ekonomi menengah walaupun pertumbuhan
ekonomi turut serta dinikmati di kalangan penduduk miskin dengan ditandainya
penurunan angka kemiskinan, pertumbuhan ekonomi tersebut cenderung tidak merata.
Dengan nilai indeks gini ratio 0,43 dan target 0,40 dimana pada faktor
penghitungan indikator ini semakin rendah semakin baik maka pencapaian target
tersebut digunakan rumus sebagai berikut : Target + (Target-Realisasi) / Target di kali
100%, pencapaianya adalah 92,50% atau dalam predikat Sangat Baik
Evaluasi Tujuan “Menciptakan Kualitas Sumber Daya Manusia Kota Cirebon yang agamis, Kompetitif, Terlatih dan Inovatif, serta mengembangkan nilai-nilai luhur keagamaan, memajukan dan memperkaya kebudayaan khas Cirebon”
Tujuan Menciptakan Kualitas Sumber Daya Manusia Kota Cirebon yang agamis,
Kompetitif, Terlatih dan Inovatif, serta mengembangkan nilai-nilai luhur keagamaan,
memajukan dan memperkaya kebudayaan khas Cirebon” yang ditetapkan dengan
pengukuran pada 4 indikator memilliki rata-rata pencapaian 119%. Pencapaian diatas
target menjadi hal yang sangat baik, khususnya dalam bidang ekonomi dimana
indikator untuk mengukur tercapainya tujuan ini didominasi indikator pada ranah
ekonomi, namun beberapa hal menjadi catatan penting sebagai berikut :
1. Indikator-indikator yang telah ditetapkan tidak lagi relevan dengan
perkembangan metode yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik,khususnya
pada indikator yang juga ditetapkan menjadi indikator kinerja utama, yaitu
pendapatan perkapita, dan indeks daya beli.
2. Indikator yang sudah dinilai tidak relevan seyogyanya menjadi catatan untuk
diganti dalam review atau evaluasi RPJMD berkala.
73
Tercapainya tujuan ditopang dengan sasaran yang ditetapkan untuk mendukung
terwujudnya tujuan pada Misi 1 ini ,sasaran yang mendukung tujuan ini memiliki 14
sasaran yang masing-masing akan diuraikan analisa nya di bawah ini :
Sasaran 1.1 Meningkatan akses dan mutu pendidikan
Tabel 3.8
Capaian Sasaran Meningkatan akses dan mutu pendidikan Tahun 2019
Meningkatkan akses dan mutu pendidikan menjadi sasaran strategis
Pemerintah Daerah Kota Cirebon sebagaimana tertuang di RPJMD Kota Cirebon 2019-
2023, hal ini merupakan upaya mendukung Visi Misi Kota Cirebon dari bidang
peningkatan kualitas sumber daya manusia yang sejalan pada Misi 1 Pemerintah
Daerah Kota Cirebon. Sebagai tolak ukur pencapaian sasaran di tetapkan dua indikator
yaitu rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah
Pencapaian Indikator ke-1 dan ke-2 “Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan Lama
Sekolah”
Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan Rata rata
lama sekolah yaitu 10,19 tahun dan harapan lama sekolah 13,43 tahun. Data yang di
rilis oleh Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa kedua indikator ini terus meningkat
dari tahun ke tahun. Selama periode 2011 hingga 2019, Harapan Lama Sekolah di Kota
Cirebon telah meningkat sebesar 1,01 tahun, sementara Rata-Rata Lama Sekolah
meningkat 0,59 tahun.
NO Sasaran Indikator Kinerja Satuan Kondisi Awal/ 2018
Target
Realisasi
Target Akhir
RPJMD
Capaian 2019
1.1
Meningkatan akses dan mutu pendidikan
Rata –rata lama Sekolah
Tahun
9,89 10,19 9,90 10,61 97,15%
Harapan lama sekolah
Tahun 13,09 13,43 13,11 13,99 97,69%
74
Selama periode 2011 hingga 2019, Harapan Lama Sekolah secara rata-rata
tumbuh sebesar 1,01 persen per tahun. Meningkatnya Harapan Lama Sekolah menjadi
sinyal positif bahwa semakin banyak penduduk yang bersekolah. Pada tahun 2019,
Harapan Lama Sekolah di Kota Cirebon telah mencapai 13,11 yang berarti bahwa
anak–anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk mengenyam pendidikan hingga
Diploma II, namun tidak tamat.
Sementara itu, Rata-Rata Lama Sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas di
Kota Cirebon tumbuh 0,77 persen pertahun selama periode 2011 hingga 2019.
Pertumbuhan yang positif ini merupakan modal penting dalam membangun kualitas
manusia Kota Cirebon yang lebih baik. Pada tahun 2019, Rata-Rata Lama Sekolah
penduduk Kota Cirebon usia 25 tahun ke atas mencapai 9,90 tahun, atau telah
menduduki jenjang pendidikan hingga kelas X (SMA kelas I, namun tidak tamat)
Sumber : BPS Kota Cirebon
Sumber : BPS Kota Cirebon
Walaupun kedua indikator itu meningkat dari tahun ke tahun namun pada tahun
2019 target tidak di capai 100%, hal ini karena target yang ditetapkan sangat tinggi.
Pencapaian indikator pertama yaitu rata-rata lama sekolah adalah 97,15 % sementara
indikator ke dua yaitu harapan lama sekolah adalah 97.61%, walaupun keduanya tidak
Gambar 3.4 Harapan lama Sekolah dan Rata Rata Lama Sekolah
2011-2019
75
mencapai 100% namun keduanya memiliki kategori Sangat Baik dalam tingkat
pencapaian.
Evaluasi sasaran 1.1.1 “Meningkatkan Akses dan Mutu Pendidikan”
Trend positif dalam pencapaian sasaran yang ditunjukan melalui 2 indikator yang
meningkat capaianya dari tahun ke tahun, menjadi bukti bahwa setiap tahun akses dan
mutu pendidikan di Kota Cirebon semakin baik. Kendati semakin baik namun
pencapaian ditahun-tahun berikutnya menjadi sebuah tantangan, pasalnya pada tahun
2019 rata-rata pencapaian indikator dari sasaran adalah 97% tidak sampai 100%. Salah
satu kendala utama yang menjadi faktor penyumbang nilai negatif bagi pencapaian
akses dan mutu pendidikan ,khususnya pada indikator rata-rata lama sekolah adalah
masih ditemukanya penduduk Kota Cirebon yang tidak menyelesaikan Pendidikan
Wajar 12 tahun. Melalui monitoring yang dilakukan Dinas Pendidikan, remaja yang
putus sekolah pada umumnya di jenjang SMA, yang dikarenakan faktor ekonomi dan
kenakalan remaja. Sementara Undang-undang 23 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
membatasi kewenangan Dinas Pendidikan secara langsung pada jenjang SMA karena
merupakan sub urusan yang dikelola Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Strategi dan arah kebijakan yang telah dilaksanakan cukup tepat dengan
menerapkan strategi menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas, merata dan
terjangkau. Strategi tersebut menjadi upaya yang mampu mendorong peningkatan
akses dan mut pendidikan dengan didukung program sebagai berikut :
1. Program Pendidikan Anak Usia Dini
2. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
3. Program Pendidikan Non Formal
4. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
5. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
Upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kendala yang ada seperti
disebutkan diatas adalah dengan optimalisasi penerapan strategi yang didukung 5
program tersebut, dan khusus untuk mengurangi angka putus atau tidak melanjutkan
pendidikan di jenjang SMA, Pemerintah Daerah Kota Cirebon perlu meningkatkan
76
koordinasi dengan Pemerintah Provinsi sebagai penanggung jawab sub urusan
pendidikan pada jenjang SMA dan melakukan inovasi melalui dorongan motivasi pada
remaja/penduduk Kota Cirebon yang mengalami putus sekolah atau tidak melanjutkan
jenjang pendidikan SMA.
Sasaran 1.1.2 “Meningkatnya Minat Baca Masyarakat”
Tabel 3.9
Capaian Sasaran Meningkatnya Minat baca Masyarakat Tahun 2019
Meningkatnya minat baca masyarakat merupakan sasaran yang diukur
pencapaianya melalui sebuah indikator Rasio Perpustakaan Per satuan Penduduk,
rasio jumlah perpustakaan menjadi salah satu indikator yang menggambarkan kondisi
tingkat literasi di suatu wilayah. Perpustakaan Nasional tahun 2015, menyimpulkan
bahwa tingkat budaya baca Indonesia secara nasional kategori rendah dengan rata-rata
25,1. Hal ini berkaitan erat dengan jumlah koleksi di Indonesia menurut standar
IFLA/UNESCO terjadi kekurangan koleksi sebesar 434,826,292 koleksi pada
perpustakaan umum di seluruh Indonesia, jumlah koleksi buku sangat berkaitan erat
dengan jumlah perpustakaan. Maka relevan pada sasaran strategis meningkatnya
minat baca masyarakat salah satu upaya utama adalah menyediakan infrastruktur
dasar bagi warga untuk mengakses bahan bacaan yaitu melalui keberadaan
perpustakaan, dalam hal ini perpustakaan diharapkan juga menjelma menjadi tempat
tumbuhnya komunitas yang berkaitan erat dengan budaya literasi.
NO Sasaran Indikator Kinerja
Satuan Kondisi Awal/ 2018
Target 2019
Realisasi 2019
Target Akhir
RPJMD (2023)
Capaian
1.1.2
Meningkatnya Minat Baca Masyarakat
Rasio Perpustakaan Per satuan Penduduk
Permil 1,385 1,385 1,566 1,958 103%
77
Pencapaian Indikator “Rasio Perpustakaan Per-Satuan Penduduk”
Pada tahun 2019 rasio perpustakaan per-satuan penduduk ditargetkan 1,385
per-mil. Dalam upaya mencapai target tersebut Pemerintah Daerah Kota Cirebon
melakukan berbagai upaya meningkatkan jumlah perpustakaan, khususnya melalu
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Cirebon melakukan sosialisasi dan
pendampingan dalam membentuk perpustakaan bahkan hingga di tingkat kelurahan
atau RW. Melalui berbagai upaya tersebut, berdasarkan pendataan pada tahun 2019
rasio jumlah perpustakaan adalah sebagai berikut : Jumlah perpustakaan sebanyak 510
/ 325767 (Jumlah penduduk Kota Cirebon) di kalikan 1000, maka hasilnya adalah
1,566 per mil, jumlah ini melebih target pada tahun 2019 yaitu 1,385 per mil.
Pencapaian target tersebut adalah 103% dengan predikat Sangat Baik
Evaluasi Sasaran 1.1.2 “Meningkatnya Minat Baca Masyarakat”
Sasaran meningkatnya minat baca masyarakat pada tahun 2019 telah melebih
target namun upaya perbaikan tetap diperlukan khususnya untuk melakukan
peningkatan di tahun-tahun berikutnya sehingga pada tahun akhir tahun dalam RPJMD
target dapat tercapai. Mendororong tumbuhnya infrastruktur dasar terkait literasi yaitu
perpusatakaan menjadi hal yang urgent untuk meningkatkan minat baca masyarakat,
untuk itu Pemerintah Daerah Kota Cirebon perlu bekerjasama dengan masyarakat
umum khususnya komunitas yang bergerak di bidang literasi atau G To S (Government
to Society) dan juga pihak swasta G to B atau Governement To Business. Melalui
kolaborasi tersebut tumbuhnya jumlah perpustakaan di Kota Cirebon akan meningkat
dan ideal dengan jumlah penduduk. Selain kolaborasi tersebut Pemerintah Daerah Kota
Cirebon tetap harus mempertahankan upaya yang telah baik dilaksanakan melalui
program yang sesuai dengan strategi dan arah kebijakan yang telah ditetapkan, yaitu
program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan.
78
Sasaran 1.1.3 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kota Cirebon
Tabel 3.10
Capaian Sasaran Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kota Cirebon
Tahun 2019
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kota Cirebon merupakan sasaran
yang diukur pencapaianya dengn dua indikator yaitu angka usia harapan hidup dan
cakupan jaminan nasional, melalui sasaran ini Pemerintah Daerah Kota Cirebon
berupaya menyasar Misi 1 melalui bidang kesehatan. Derajat kesehatan masyarakat
merupakan salah satu tolak ukur yang lazim digunakan untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia sebagaimana menjadi inti tujuan dari misi 1 Pemerintah Daerah
Kota Cirebon. Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan
indikator kinerja pertama dari sasaran Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
Kota Cirebon adalah Angka usia harapan hidup yaitu 71,92 tahun dan indikator lainya
yaitu cakupan jaminan kesehatan nasional di angka 99,01%.
Pencapaian Indikator ke-1 “Angka harapan hidup”
Angka harapan Hidup saat ini lazim digunakan oleh Badan Pusat Statistik
dengan istilah Usia Harapan Hidup Saat Lahir, dimaknai demikian karena penghitungan
statistik yang dikeluarkan pertahun menjadikan bayi yang lahir pada tahun tersebut
NO Sasaran Indikator Kinerja
Satuan Kondisi Awal/ 2018
Target Realis
asi
Target Akhir
RPJMD
Capaian
'1.1.3
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kota Cirebon
Angka Usia Harapan Hidup
Tahun 71,90 71,92 72,13 72,84
100,3%
Cakupan Jaminan
Kesehatan Nasional
Persen 99,00 99,01 93,53 99,05% 94,5%
79
sebagai acuan atas harapan hidup dengan kondisi faktor-faktor yang membentuk
penghitungan angka harapan hidup bayi tersebut. Dalam rilis BPS Kota Cirebon
disebutkan “Bayi yang lahir pada tahun 2019 memiliki harapan untuk dapat hidup
hingga 72,13 tahun, lebih lama 0,14 tahun dibandingkan dengan mereka yang lahir
tahun sebelumnya.” Berdasarkan data tersebut maka pencapaian pada indikator
pertama/ angka harapan hidup adalah 100,29 % dengan kategori pencapaian sangat
baik. Meningkatnya Angka Usia Harapan Hidup ini terdorong oleh adanya penurunan
angka kematian bayi yang sangat signifikan dari yang sebelumnya 23 kematian bayi
(4/1000 LH) tahun 2018 menjadi 14 kematian bayi (2/1000 LH) pada tahun ini,
peningkatan persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif dari 54,9 % tahun 2018
menjadi 64, 7% tahun 2019 dan kenaikan persentase balita 1-4 tahun yang mendapat
imunisasi lengkap dari 85,77 % tahun 2018 menjadi 87,46 % pada tahun 2019
Angka Usia Harapan Hidup Kota Cirebon sebesar 72, 13 % telah melebihi target
pencapaian pada tahun 2019 yaitu 71,92 sehingga pencapaian kinerja Indikator ini
adalah 100,29 % Berikut adalah perkembangan angka harapan hidup/ Usia Harapan
Hidup Saat Lahir di Kota Cirebon dari tahun 2011-2019.
SUMBER : BPS KOTA CIREBON
Gambar 3.5
Usia Harapan Hidup Saat Lahir
Sumber : BPS Kota Cirebon
80
Pencapaian Indikator ke-2 Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional :
Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan Cakupan Jaminan Kesehatan
Nasional sebesar pada tahun 2019 adalah 99,01% Berdasarkan perhitungan Cakupan
Jaminan Kesehatan Nasional Tahun 2019), Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) Kota Cirebon terus mengalami penurunan dibandingkan pada periode tahun-
tahun sebelumnya yaitu dari 99% tahun 2017, 97,60% tahun 2018 menjadi 93,53%
pada tahun 2019. Berdasarkan data tersebut maka pencapaiannya tidak sampai 100%
namun 94,5% walaupun demikian pencapaian tersebut masih berada pada kategori
sangat baik. Menurunnya Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional ini dipengaruhi oleh
adanya:
1. Pertambahan jumlah penduduk Kota Cirebon sebagai pembagi cakupan
kepesertaan JKN_KIS mengalami kenaikan, dari tahun 2017 sejumlah 324.794
jiwa menjadi 334.690 jiwa di tahun 2018 (kenaikan sejumlah 9.896 dari tahun
sebelumnya) dan sejumlah 339.607 jiwa pada 2019 kenaikan sejumlah 4.917
jiwa dari tahun sebelumnya) atau 1,5% dari seluruh jumlah kepesertaan JKN-
KIS Kota Cirebon.
2. Penonaktifan kepesertaan JKN-KIS PBI APBN (Peserta JKN-KIS yang
dibayarkan oleh Pemerintah Pusat), dari jumlah kepesertaan 107.882 jiwa pada
tahun 2018 menjadi 93.687 jiwa di Tahun 2019, terjadi penurunan sejumlah
14.195 jiwa atau 4,3% dari seluruh jumlah Kepesertaan JKN-KIS Kota Cirebon.
Gambar 3.4
Data Persentase Peserta BPJS/Jamkesnas Kota Cirebon
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
2017 2018 2019
Non Peserta Jamkesnas
Peserta Jamkesnas
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Cirebon, di olah
81
Trend negatif yang tidak dapat dihindari dalam cakupan jaminan kesehatan
nasional utamanya karena faktor para peserta jaminan kesehatan yang menon-aktifkan
jaminan kesehatanya atau BPJS. Cukup tingginya penonaktifan BPJS di satu sisi tidak
dapat sebagai penarik kesimpulan bahwa kesehatan masyarakat Kota Cirebon
khususnya warga tidak mampu kurang terjamin kesehatanya, karena seyogyanya
penonaktifan BPJS tersebut belum tentu dilakukan oleh warga miskin. Sebagai upaya
antisipasi mewujudkan Universal Health Coverage (UHC), Pemerintah Daerah telah
memastikan bahwa masyarakat tidak mampu tetap dapat memiliki akses kesehatan
melalui program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin. Hal inilah yang menjadi faktor
penentu bahwa derajat kesehatan di Kota Cirebon pada umumnya meningkat walaupun
disatu sisi cakupan jaminan kesehatan sebagai salah satu indikator menurun
Sebagaimana target telah ditetapkan, Pemerintah Daerah Kota Cirebon tetap
mendorong masyarakatnya untuk mendapat jaminan kesehatan nasional yang resmi
dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat, untuk mendukung keberlangsungan Program JKN-
KIS Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah melakukan deklarasi Cirebon Menuju UHC
pada tahun 2018 dan terus memantau hal-hal yang dideklarasikan tersebut pada tahun
2019. Deklarasi Pemerintah Daerah Kota Cirebon Menuju UHC Tahun 2018
ditandatangani oleh :
1. Wali Kota Cirebon;
2. Kepala Dinas Kesehatan;
3. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil;
4. Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;
5. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;
6. Kepala Dinas Pendidikan;
7. Kepala Badan Keuangan Daerah;
8. Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat;
9. Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM
82
Dengan peran dari masing-masing Perangkat Daerah sebagai berikut :
1. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
Untuk Data penduduk Kota Cirebon berdasarkan pekerjaan, dalam
kepesertaan PBPU.
2. Dinas Pendidikan Kota Cirebon.
Untuk pendaftaran JKN di lingkungan Sekolah (TK, SD dan SMP), dalam
kepesertaan PPU.
- Himbauan pendaftaran JKN-KIS;
- Guru/ Pegawai sekolah wajib JKN;
3. Badan Kepegawaian dan Diklat Kota Cirebon.
Untuk Pegawai Honorer wajib pendaftaran JKN, dalam peserta PPU.
4. Disnakertrans Kota Cirebon. :
Untuk memastikan seluruh Perusahaan/ Badan Usaha sudah megikuti Program
JKN-KIS, dalam kepesertaan PPU.
- Menghimbau kepada seluruh Perusahaan/ Badan Usaha;
- Pengawasan terhadap perusahaan/ Badan Usaha;
5. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Cirebon.
Untuk memastikan perusahaan mendaftar Program JKN, dalam PPU.
- Sebagai kewajiban perizinan perusahaan;
6. Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Kota Cirebon.
Untuk memastikan Koperasi dan UKM terdaftar Program JKN-KIS
83
Sasaran 1.1.4 : Terkendalinya jumlah penduduk
Tabel 3.11
Capaian Sasaran Terkendalinya jumlah penduduk Tahun 2019
Terkendalinya Jumlah penduduk menjadi salah satu sasaran yang mendukung
terwujudnya Misi 3 Pemerintah Daerah Kota Cirebon. Mewujudkan kualitas sumber
daya manusia diyakini sangat dipengaruhi dengan faktor jumlah penduduk, jumlah
penduduk yang tidak terkendali menjadi kendala dalam proses pembangunan sehingga
diperlukanya pengendalian penduduk. Sasaran yang sangat strategis dalam
pembangunan ini di ukur dengan sebuah indikator kinerja yaitu laju pertumbuhan
penduduk
Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan Laju
pertumbuhan penduduk sebesar 0,67% sedangkan berdasarkan perhitungan yang
dilakukan oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana,Laju
pertumbuhan penduduk Kota Cirebon pada tahun 2019 sebesar 0,54%, dimana trend
menurun semakin baik dalam pencapaian kinerjanya maka menggunakan rumus
Pencapaian Kinerja = Target + (Target-Realisasi) / Target kemudian dikali 100%,
sehingga dengan pertumbuhan 0,54% maka pencapaian dari indikator kinerja adalah
119,4% dengan predikat atau kategori Sangat Baik. Pencapaian sasaran dengan satu
indikator ini tak lepas dari suksesnya program yang telah dilaksanakan oleh Dinas
pengampu urusan pengendalian penduduk dan keluarga berencana. Program tersebut
sebagai berikut :
1. Program Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga
2. Program Keluarga Berencana
NO Sasaran Indikator Kinerja
Satuan Kondisi Awal/ 2018
Target Realis
asi
Target Akhir
RPJMD Capaian
1.1.4
Terkendalinya jumlah penduduk
Laju Pertumbuhan Penduduk
Permil 0,68 0,67 0,54 0,93 119,4%
84
3. Program Pengendalian Penduduk
4. Program Advokasi dan KIE Pengendalian Penduduk
Salah satu inovasi dalam pengendalian penduduk dan ketahanan keluarga,
Pemerintah Daerah Kota Cirebon melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga
berencana mencanangkan “Kampung KB’ di banyak kelurahan, melalui pembenahan
kampung bahkan melukis mural di kampung/kelurahan, sosialisasi pengendalian
penduduk dapat dengan mudah dilaksanakan sehingga program-program Pemerintah
Daerah Kota Cirebon untuk pengendalian penduduk dan keluarga berencana cukup
efektif dan efesien.
Sasaran 1.1.5 Menurunnya Tingkat Pengangguran
Tabel 3.12
Capaian Sasaran Menurunnya Tingkat Pengangguran Tahun 2019
Menurunnya Tingkat Pengangguran menjadi salah satu sasaran yang
mendukung terwujudnya Misi 1 Pemerintah Daerah Kota Cirebon. Mewujudkan kualitas
sumber daya manusia yang unggul salah satunya di tandai dengan rendah nya tingkat
pengangguran, indikator ini relevan karena salah satu korelasi penting antara tingkat
NO Sasaran Indikator Kinerja
Satuan Kondisi Awal/ 2018
Target Realisa
si
Target Akhir
RPJMD Capaian
1.1.5
Menurunnya Tingkat Pengangguran
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Persen
68,03 69,03 62,84 72,48 91,03%
Tingkat Pengangguran Terbuka
Persen 9,06 8,83 8,98 7,91 98,03%
Tingkat Kesempatan Kerja
Persen 90,94 91,14 91,02 91,94 99,85%
85
pengangguran dan kualitas sumber daya manusia adalah tingkat pengangguran
berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. Sasaran yang sangat
strategis dalam pembangunan ini di ukur dengan tiga (3) indikator kinerja sebagai
berikut :
1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
2. Tingkat Pengangguran Terbuka
3. Tingkat Kesempatan Kerja
Pencapaian Indikator ke-1 “Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja”
Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja adalah sebesar 69,03 sedangkan berdasarkan perhitungan
yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik
Kota Cirebon Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja pada tahun 2019 sejumlah 62,84.
Berdasarkan data tersebut maka realisasi tidak mencapai target, yaitu sebesar 91,03
%. Kendati demikian pencapaian tersebut berada pada predikat Sangat Baik.
Pencapaian Indikator ke-2 “Tingkat Pengangguran Terbuka”
Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan Tingkat
Pengangguran Terbuka adalah sebesar 8,83 sedangkan berdasarkan perhitungan yang
dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik Kota
Cirebon Tingkat Pengangguran Terbuka pada tahun 2019 sejumlah 8,93. Berdasarkan
data tersebut maka realisasi tidak mencapai target, karena pencapaian indikator ini
adalah jenis pencapaian trend menurun sebagai pencapaian kinerja yang positif,
sehingga penghitungan pencapaian tersebut menggunakan rumus : Target–(Realisasi-
Target) / Realisasi di kalikan 100% dengan hasil 98,30%. Kendati demikian
pencapaian tersebut berada pada predikat Sangat Baik.
86
Pencapaian Indikator ke-3 “Tingkat Kesempatan Kerja”
Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan Tingkat
Kesempatan Kerja adalah sebesar 91,14 sedangkan berdasarkan perhitungan yang
dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik Kota
Cirebon Tingkat Kesempatan Kerja pada tahun 2019 sejumlah 91,02. Berdasarkan data
tersebut maka pencapaian atas realisas di tahun 2019 adalah 99,85%, Kendati
demikian pencapaian tersebut berada pada predikat Sangat Baik.
Evaluasi Sasaran 1.1.5 “Menurunnya Tingkat Pengangguran”
Pencapaian sasaran Menurunnya Tingkat Pengangguran dengan tiga (3)
indikator memiliki rata-rata pencapaian sebesar 96,39%, kendati tidak mencapai 100%
namun pencapaian ini berada dalam predikat Sangat Baik. Kendala pencapaian dalam
sasaran ini diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Bonus demografi yang tinggi di Kota Cirebon
2. Arus imigrasi (masuknya penduduk dari luar Kota Cirebon) yang mencari
pekerjaan di Kota Cirebon, seiring pertumbuhan ekonomi Kota Cirebon
khususnya di bidang pariwisata dan perdagangan.
Upaya yang telah dilakukan melalui strategi dan arah kebijakan yang didudkung
dengan beberapa program seyogyanya telah mencapai hasil yang cukup baik, namun
untuk menekan tingkat penggangguran sesuai target yang telah ditetapkan atau bahkan
pencapaian yang lebih baik Pemerintah Daerah Kota Cirebon perlu melakukan upaya
antisipasi atas kendala diatas sebagai berikut :
1. Meningkatkan efektifitas dan efesiensi atas program yang telah berjalan
2. Mereview kembali grand design pertumbuhan dan pengendalian penduduk
serta menjadikan proyeksi pertumubhan penduduk sebagai pertimbangan
strategis dalam perencanaan pembangunan.
3. Bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Kota sekitar untuk melakukan
manajemen terkait pengendalian perpindahan penduduk/ arus urbanisasi,
diantaranya melalui kerjasama Gran Design pembangunan zona ekonomi
kewilayahan.
87
Sasaran 1.1.6 : Meningkatnya Prestasi Olahraga dan Pemuda.
Tabel 3.13
Capaian Sasaran Meningkatnya Prestasi Olahraga dan Pemuda
Tahun 2019
Sebagai sebuah tolak ukur manusia Cirebon yang unggul dalam segala bidang
maka relevan meningkatnya prestasi olahraga dan pemuda di jadikan sebagai sebuah
sasaran. Sasaran meningkatnya prestasi ini di lihat dari dua aspek dengan indikator
kinerja Jumlah atlet Olahraga yang berkompetisi di tingkat nasional dan Persentase
organisasi pemuda yang aktif. Mengutip kata prestasi ada kritik terhadap indikator
jumlah atlet yang berkompetisi, dimana indikator ini tidak menyebutkan secara
gamblang pencapaian prestasi, namun sesungguhnya Cirebon sebagai Pemerintah
Daerah yang berada pada tingkat kotayang memiliki jenjang 2 level di bawah tingkat
nasional, maka menargetkan atlet yang berkompetisi di tingkat nasional secara tidak
langsung telah menargetkan juara pada tingkat provinsi, jika juara adalah sebuah acuan
prestasi dalam bidang olahraga maka jumlah atlet yang berkompetisi di tingkat nasional
cukup relevan karena dipastikan atlet yang berasal dari tingkat kota berkompetisi di
tingkat nasional telah melampaui jenjang tingkat provinsi dan mendapat gelar juara atau
memiliki prestasi pada tingkat provinsi sebagai salah satu syarat maju ke tingkat
NO Sasaran Indikator
Kinerja
Satuan
Kondisi Awal/ 2018
Target Realis
asi
Target Akhir
RPJMD
Capaian
1.1.6
Meningkatnya Prestasi Olahraga dan Pemuda.
Jumlah atlet olahraga yang berkompetisi di tingkat nasional
Atlet 2 2 2 9 100%
Persentase organisasi pemuda yang aktif
Persen 50 50 46,30 70 92,60
88
nasional. Sedangkan indikator kedua jumlah persentase pemuda yang aktif menjadi
sebuah tolak ukur prestasi di bidang kepemudaan. Pada ranah kepemudaan ,
kapabilitas individu seorang pemuda pada umumnya dinilai melalui prestasi di bidang
akademik (pendidikan) dan prestasi non akademik yang sering dikaitkan dengan
keaktifan di dunia organisasi sosial kepemudaan. Berdasarkan hal itulah maka
keaktifan organisasi pemuda (yang sangat ditentukan faktor individu pemuda dalam
organisasi tersebut) menjadi sebuah tolak ukur sebagai salah satu wujud prestasi di
bidang kepemudaan.
Pencapaian Indikator ke-1 “Jumlah atlet olahraga yang berkompetisi di tingkat
nasional”
Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan 2 atlet untuk
berkompetisi di tingkat nasional.indikator tersebut tercapai dengan adanya dua atlet
yang berprestasi di tingkat provinsi dan berhasil tampil di tingkat nasional yaitu atas
nama Nony Krystiantyi Andilah Cabor Bilyard dan Ryan Antoni dari Cabor Hoki
Underwater. Capaian indikator sasaran “Jumlah atlet lokal yang berkompetisi di tingkat
nasional” dapat tercapai 100% atau kategiri Sangat Baik.
Tabel 3.14
Daftar Atlet Berprestasi
No Nama Prestasi Cabor
1 Nony Krystianti Andilah Juara II Bilyard
2 Ryan Antoni Juara II Hoki Underwater
SUMBER : LAPORAN KINERJA DKOKP 2019, DI OLAH
89
Meski sudah mencapai target yang telah ditetapkan Dinas Kepemudaan
Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon tetap berusaha melahirkan atlet-
atlet berprestasi dari cabor-cabor lainnya. DKOKP Kota Cirebon akan memperbaiki
pembibitan atlet-atlet usia dini, serta melakukan pemanduan bakat terhadap calon bibit
atlet usia dini. Ditingkat sekolah dasar dan Sekolah Menengah Pertama, DKOKP
menyelenggarakan ajang Pekan Olahraga Pelajar Kota (POPKOTA) yang dapat
menjadi ajang untuk para pelajar berkompetisi dan menunjukkan bakatnya. Selain
POPKOTA, event lain yang rutin diikuti oleh DKOKP Kota Cirebon adalah O2SN,
POPWILDA, dan POPDA, untuk menjaring dan melahirkan atlet-atlet berbakat yang
akan dikirimkan ke POPNAS maupun ajang tingkat nasional lainnya.
Pencapaian Indikator ke-2 “Persentase Organisasi Pemuda yang Aktif ”
Capaian kinerja sasaran Prosentase organisasi pemuda yang aktif dapat
tercapai sebesar 92,6 % atau “BAIK”. Dari target keaktifan organisasi pemuda sebesar
50%, realisasi capaian indikator adalah sebanyak 46,30%. Nilai tersebut didapat dari
total organisasi pemuda sebanyak 54 organisasi, hanya 25 organisasi yang aktif.
Pengertian aktif tersebut adalah dilihat dari keaktifan organisasi tersebut dalam
merekrut dan kaderisasi anggota organisasi yang baru.
Berikut adalah daftar organisasi pemuda Kota Cirebon dengan keterangan aktif dan tidak aktif
Tabel 3.15 Daftar Organisasi Pemuda Kota Cirebon
NO NAMA ORGANISASI JUMLAH ANGGOTA Keterangan
1 Pemuda Demokrat Indonesia 50 Tidak Aktif
2 AMS 150 Aktif
3 HMI 250 Aktif
4 KOHATI 100 Aktif
5 PP 100 Aktif
90
NO NAMA ORGANISASI JUMLAH ANGGOTA Keterangan
6 SAPMA PP 100 Aktif
7 SRIKANDI PP 100 Aktif
8 PPM 100 Aktif
9 BKPRMI 100 Aktif
10 GP ANSOR 300 Aktif
11 NASYIATUL ASSIYAH 100 Aktif
12 IPM 100 Aktif
13 GMNI 100 Aktif
14 SARINAH 50 Tidak Aktif
15 FATAYAT 250 Aktif
16 IPNU 100 Aktif
17 IPPNU 100 Aktif
18 KOPRI 50 Tidak Aktif
19 GP KA'BAH 25 Tidak Aktif
20 REPDEM 25 Tidak Aktif
21 GM FKPPI 100 Aktif
22 AMPI 50 Tidak Aktif
23 GM DEMOKRAT 25 Tidak Aktif
24 GM KOSGORO 50 Tidak Aktif
25 FKPPK 25 Tidak Aktif
26 MKGR 25 Tidak Aktif
27 BMI 50 Tidak Aktif
91
NO NAMA ORGANISASI JUMLAH ANGGOTA Keterangan
28 PPI 1000 Aktif
29 PMI 25 Tidak Aktif
30 KOTI MAHATIDAN 200 Aktif
31 FS PRMI 25 Tidak Aktif
32 Pemuda Muhammadiyah 100 Aktif
33 Hizbul wathon 300 Aktif
34 IMM 100 Aktif
35 WKI 25 Tidak Aktif
36 BBC 25 Tidak Aktif
37 KAMMI 50 Tidak Aktif
38 GM PERSATUAN 25 Tidak Aktif
39 AM KA'BAH 25 Tidak Aktif
40 SATRIYA 25 Tidak Aktif
41 AMII 25 Tidak Aktif
42 BIM PAN 25 Tidak Aktif
43 BALADIKA KARYA 25 Tidak Aktif
44 MASIKA ICMI 25 Tidak Aktif
45 PPD 50 Tidak Aktif
46 AMSI 25 Tidak Aktif
47 KHATOLIK 0 Tidak Aktif
48 P KIARA 0 Tidak Aktif
49 PPAPRI 0 Tidak Aktif
92
NO NAMA ORGANISASI JUMLAH ANGGOTA Keterangan
50 GMPI 25 Tidak Aktif
51 BM KOSGORO 100 Aktif
52 IPM 100 Aktif
53 PMII 100 Aktif
54 TAPAK SUCI 100 Aktif
JUMLAH 5100
Aktif : 25
Tidak aktif : 29
Evaluasi terhadap capaian sasaran 1.1.6 “Meningkatnya Prestasi Pemuda dan
Olah Raga”
Pencapaian sasaran yang ditunjukan dengan dua indikator diatas sudah
menunjukan pencapaian yang sangat baik yaitu rata rata pencapaian 96.3 %,
pencapaian sasaran ini didukung oleh program sebagai berikut :
1. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga
2. Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga
3. Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan
4. Program Peningkatan Upaya Penumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan
Hidup Pemuda
Namun ada kendala khususnya dalam mencapai indikator kedua dengan target
keaktifan organisasi pemuda sebesar 50%, indikator ini tidak mencapai 100%
dikarenakan sulitnya intervensi untuk masuk ke ranah organisasi kepemudaan yang
memiliki independensi nya sendiri. Sebagai upaya tindak lanjut atas kendala tersebut
Pemerintah Daerah Kota Cirebon melalui Dinas Kepemudaan Olahraga dan
Kebudayaan Pariwisata akan menyiapkan strategsi stimulus keaktifan organisasi
kepemudaan diantaranya :
93
1. Pertemuan rutin antar organisasi kepemudaan yang difasilitasi Pemerintah
Daerah.
2. Menyelenggarakan event-event kepemudaan dengan frekuensi dan kualitas
yang lebih baik.
3. Inovasi pemberian penghargaan kepada Organisasi Kepemudaan yang
memberikan sumbangsih bai kemajuan Kota Cirebon.
Sasaran 1.1.7 : Meningkatnya Pengarustamanan gender dan perlindungan anak
Tabel 3.16
Capaian Sasaran Meningkatnya pengarusutama an gender dan perlindungan anak
Tahun 2019
Meningkatnya pengarusutamaan Gender menjadi penunjang Misi 1 Pemerintah
Daerah Kota Cirebon, hal ini sebagai upaya mewujudkan kualitas sumber daya
manusia khususnya dari segi persoalan gender untuk lebih baik dan terus meningkat
dari tahun-ketahunnya. Sudah lazim isu gender dikaitkan dengan kualitas sumber daya
manusia sebuah masyarakat yang beradab, bahkan dalam skala nasional hingga
internasional persoalan gender menjadi isu yang cukup strategis. Meningkatnya
pengarusutamaan gender di ukur dalam dua indikator yaitu Indeks Pemberdayaan
NO Sasaran Indikator Kinerja
Satuan Kondisi Awal/ 2018
Target Realis
asi
Target Akhir
RPJMD
Capaian
1.1.7
Meningkatnya pengarusutama an gender dan perlindungan anak
Indeks Pemberdayaan Gender /IDG
Poin 74,23 75,53 75,53 78,47 100%
Indeks Pembangunan Gender /IPG
Poin 93,94 94,20 94,35 94,46 100.2%
94
Gender dan Indeks Pembangunan Gender. Indeks Pemberdayaan Gender
menggambarkan kesetaraan dalam partisipasi politik dan pemberdayaan gender dalam
bidang ekonomi sedangkan Indeks Pembangunan Gender menggambarkan gap atau
kesenjangan pembangunan antara laki-laki dan wanita.
Pencapaian Indikator ke-1 ”Indeks Pemberdayaan Gender”
Indeks Pemberdayaan Gender pada tahun 2019 ditargetkan naik 1.7 Poin yang
semula 74,23 menjadi 75,35 pada tahun 2019. Hasil pengukuran yang dilakukan Dinas
social Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang berkoordinasi dengan
Badan Pusat Statistik Kota Cirebon, realisasi poin Indeks Pemberdayaan Gender di
Kota Cirebon adalah 75,35 hal ini berarti target tercapai 100% atau berpredikat Sangat
Baik. BPS sesungguhnya sampai Laporan ini disusun masih belum secara resmi
mengumumkan hasil penghitungan Indeks Pemberdayaan Gender namun Dinas Sosial
Pemberdayan Perempuan dan Perlindungan Anak menyusun penghitungan Indeks
Pemberrdayaan Gender melalui koordinasi dengan BPS, dipastikan selisih data yang
dikeluarkan oleh Dinas dan BPS tidak akan jauh berbeda dan jika terjadi perbedaaan
data dikemudian hari, faktor-faktor penghitungan menunjukan tidak akan kurang dari
poin 75,35.
Meningkatnya Indeks Pemberdayaan Perempuan sangat dipengaruhi
peningkatan peran perempuan dalam aspek politik khususnya jumlah perempuan yang
mengambil peran di lembaga legislative di Kota Cirebon serta Pemerintah Daerah Kota
Cirebon dimana Wakil Wali Kota Cirebon saat ini di jabat oleh seorang wanita.
Pencapaian Indikator ke-2 ”Indeks Pembangunan Gender”
Indeks Pembangunan Gender pada tahun 2019 naik 0,41 poin dari kondisi
selebumnya di tahun 2018 yaitu sebesar 93,35 poin, jika dibandingkan dengan target
pada tahun 2019 94,20 maka pencapaian Indeks Pembangunan Gender melebih target
yaitu sebesar 100,15%. Indeks Pembangunan Gender mengalami kenaikan khususnya
karena adanya peningkatan kesetaraan antara indeks pembangunan manusia laki-laki
95
dan perempuan,peningkatan kesetaraan ini didorong oleh meningkatnya jumlah
perempuan yang mengakses pendidikan dengan layak, peran ekonomi dimana
meningkatnya umkm yang dikelola oleh perempuan. berikut adalah tabel gamb
perkembangan indeks pembangunan manusia dari tahun 2017-2019.
Gambar 3.6
Indeks Pembangunan Gender Kota Cirebon
Evaluasi terhadap capaian sasaran 1.1.7 “Meningkatnya Pengarusutamaan
Gender”
Pencapaian sasaran yang ditunjukan dengan dua indikator diatas sudah
menunjukan pencapaian yang sangat baik yaitu dengan rata-rata pencapaian 100,1 %,
pencapaian sasaran ini didukung oleh program sebagai berikut :
1. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
2. Program Peningkatan Peran serta dan Kesetaraan Gender Dalam
3. PembangunanProgram Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Walau pencapaian telah melebih target atau sangat baik, namun untuk
mempertahankan kinerja dan peningkatan kami tetap melihat kelemahan dalam
pencapaian sasaran ini. Membangun pengarusutamaan gender dengan ditunjukan
melalui indikator indeks pemberdayaan dan pembangunan gender sangat fluktuatif dan
dinamis, faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengukuran indeks, khususnya pada
SUMBER : BPS KOTA CIREBON
96
indeks pemberdayaan sangat tergantung pada peran individu subjek gender dalam hal
ini wanita kota Cirebon. Meningkatkan sumber daya manusia dan keadilan akses
terhadap fasilitas yang di bangun terhadap perempuan belum tentu meningkatkan
keberdayaan atas perempuan. namun diperlukan adanya keberpihakan yang lebih
nyata terhadap wanita di Kota Cirebon, hal ini senada dengan perhatian global pada isu
gender, dimana isu gender menjadi isu utama pada pembangunan yang digariskan di
Agenda Pembangunan Berkelanjutan (Suistanable Development Goals). Untuk
mendorong hal tersebut Kota Cirebon perlu mengambil langkah sebagai berikut :
1. Lebih aktif dalam partisipasi agenda dunia dan nasional terkait isu gender
salah satunya He for She, agenda ini adalah sebuah gerakan untuk
meingkatan kesadaran para lelaki/pria agar peduli pada isu gender.
2. Menambah frekuensi dan terus meningkatkan kualitas pembinaan secara
wawasan baik isu politik dan ekonomi pada perempuan di Kota Cirebon agar
memiliki motivasi untuk ikut dalam pembangunan juga politik.
3. Meningkatkan fasilitasi terhadap perempuan yang menjadi korban kekerasan.
4. Meningkatkanfokus pada agenda pembangunan yang memberikan
perempuan ruang untuk berkarya.
97
Sasaran 1.1.8 : Meningkatkan peran industri, perdagangan, koperasi dan UMKM
dalam stabilitas perekonomian Kota Cirebon
Tabel 3.17
Capaian Sasaran Meningkatnya Peran Industri, Perdagangan, Koperasi dan UMKM
dalam stabilitas perekonomian Kota Cirebon Tahun 2019
Meningkatkan Peran Industri, perdagangan, koperasi dan UMKM dalam stabilitas
perekonomian Kota Cirebon menjadi faktor yang menunjang dalam mewujudkan
kualitas sumber day manusia khususnya di bidang ekonomi. Sasaran ini memiliki dua
indikator kinerja dalam mengukur pencapaian yaitu : Peningkatan PDRB dari Sektor
Industri dan Peningkatan PDRB dari sektor perdagangan.
Pencapaian Indikator ke-1 " Peningkatan PDRB dari sektor industri”
Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan Peningkatan
PDRB dari sektor industri 10,30 persen. Berdasarkan data BPS PDRB Kota Cirebon
tercapai pada posisi 10,17 persen Pencapaian ini belum mencapai target tahun 2019
atau capaianya sekitar 98,74%, kendati tidak memenuhi target 100% namun tetap
berada dalam predikat pencapaian Sangat Baik. Tidak tercapainya nilai PDRB pada
sektor industri pengolahan terjadi karena adanya perubahan besar peranan pada sektor
NO Sasaran Indikator
Kinerja Satuan
Kondisi Awal/ 2018
Target Realis
asi
Target Akhir
RPJMD
Capaian
1.1.8
Meningkatkan peran industri, perdagangan, koperasi dan UMKM dalam stabilitas perekonomian Kota Cirebon
Peningkatan PDRB dari sektor industri
Persen 10,29 10,30 10,17 10,34 98,74%,
Peningkatan PDRB dari sektor perdagangan
Persen 31,74 31,86 31,57 32,34% 99,09%
98
industri pengolahan sebesar 0,10 poin, tetapi bila dilihat dari lapangan usaha sektor
industri mengalami pertumbuhan yang positif sebesar 5,63 %.
Pencapaian Indikator ke-2 " Peningkatan PDRB dari sektor Perdagangan”
Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan Peningkatan
PDRB dari sektor perdagangan 31.86 persen sementara berdasarkan data BPS PDRB
Kota Cirebon mengalami peningkatan 31,57 persen, pencapaian ini belum sesuai
target tahun 2019 atau dengan persentase capaian indikator sebesar 99,09%, kendati
tidak mencapai 100% pencapaian ini masih berada pada predikat Sangat Baik.
Tdak tercapainya nilai PDRB pada sektor perdagangan yang terdiri dari
perdagangan besar dan eceran, Reparasi mobil serta sepeda motor terjadi karena
adanya perubahan besar peranan pada sektor perdagangan sebesar 0,09 poin, tetapi
bila dilihat di lapangan usaha sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan
sepeda motor mengalami pertumbuhan yang positif sebesar 5,91 %. Selain karena
perubahan peranan pada sektor perdagangan kondisi ini juga dipengaruhi
meningkatnya inflasi yang menyebabkan sulit tumbuhnya peningkatan PDRB di sector
perdagangan.
Evaluasi Pencapaian Sasaran 1.1.8 : Meningkatkan peran industri, perdagangan,
koperasi dan UMKM dalam stabilitas perekonomian Kota Cirebon
Pencapaian Sasaran “Meningkatkan peran industri, perdagangan, koperasi dan
UMKM dalam stabilitas perekonomian Kota Cirebon” tergambarkan dari rata-rata
pencapaian kedua indikator kinerja sebagai alat ukur yaitu sebesar 98,58%. Walau
berada ada predikat pencapaian sangat baik, namun belum tercapai sepenuhnya.
Dukungan program yang dicanangkan Pemerintah Daerah Kota Cirebon untuk
mencapai sasaran ini adalah sebagai berikut :
1. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor
2. Program Pengembangan Industri Kecil, Menengah dan Sentra Industri
3. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri
99
4. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri
5. Program Metrologi Legal
6. Program Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima
7. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha
Kecil Menengah
8. Program Pemberdayaan dan Peningkatan Usaha Koperasi
9. Program Peningkatan Kualitas Pasar Rakyat
Sebagai upaya perbaikan kedepan dan memenuhi target atau bahkan dapat
melebihi target yang ditetapkanPemerintah Daerah Kota Cirebon memastikan
peningkatan efektifitas dan efsiensi pelaksanaan program-program yang mendukung
pencapaian sasaran, khususnya untuk melakukan counter terhadap kendala atau
penyebab seperti yang disebutkan pada penjelasan pencapaian kedua indikator
tersebut, program yang harus ditingkatkan adalah :
1. Program Pengembangan Industri Kecil, Menengah dan Sentra Industri guna
memicu pertumbuhan industri.
2. Program Pengembangan Industri Kecil, Menengah dan Sentra Industri
3. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif
Usaha Kecil Menengah guna memicu pertumbuhan kewirausahaan dan
UKM yang mempengaruhi pertumbuhan PDRB di sektor perdagangan
4. Meningkatkan koordinasi dengan Kementrian terkait serta Kabupaten Kota
di sekitar wilayah 3 Cirebon guna mengambil tindakan yang tepat terkait
inflasi.
100
Sasaran 1.1.9 Berkurangnya Penduduk Miskin
Tabel 3.18
Capaian Sasaran Berkurangnya Penduduk Miskin Tahun 2019
Pemberantasan kemiskinan menjadi salah satu agenda prioritas dalam
kebijakan pembangunan Pemerintah Daerah Kota Cirebon, hal ini senada dengan isu
pada skala nasional bahkan global dimana saat ini pemberantasan kemiskinan menjadi
salah satu isu utama dalam Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai pengganti
Millenium Development Goals (MDGs) yang berakhir tahun 2015. Sebagai upaya
pemberantasan kemiskinan tersebut Pemerintah Daerah Kota Cirebon menetapkan
sasaran yaitu “Berkurangnya Penduduk Miskin” untuk mendukung pencapaian misi ke-
1. Sasaran tersebut memiliki tolak ukur pencapaian sebuah indikator kinerja
“Presentase Penduduk Miskin” dimana dari tahun ketahun ditargetkan semakin
menurun.
Pencapaian Indikator “Persentase Penduduk Miskin”
Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan persentase
penduduk miskin sebesar 8,53% dari total penduduk wilayah Kota Cirebon, menurun
0,35% dari tahun sebelumnya. Berdasarkan data yang dirilis BPS jumlah penduduk
miskin pada tahun 2019 menurun hingga 0,44% dari tahun sebelumnya dimana jumlah
penduduk miskin pada 2018 tercatat sebanyak 8,88% atau 28,03 ribu orang dan pada
2019 tercatat menjadi 26,80 ribu orang. Pencapaian indikator pada sasaran ini
mencapai lebih dari 100% yaitu 105,3%. Pencapaian ini dipengaruhi berbagai faktor,
selain program pada Dinas pengampu urusan sosial yaitu Dinas Sosial Pemberdayaan
NO Sasaran Indikator Kinerja
Satuan Kondisi Awal/ 2018
Target Realisa
si
Target Akhir
RPJMD
Capaian
1.1.9
Berkurangnya Penduduk Miskin
Persentase penduduk miskin
Persen 8,88 8,53 8,41 7,13 105,3%
101
Perempuan dan Perlindungan Anak, namun para pemangku kepentingan di lingkup
faktor tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dan jasa,
lokasi, geografis, gender, dan kondisi lingkungan mempengaruhi kondisi kemiskinan di
Kota Cirebon. Atas kerjasama para pemangku kepentingan baik Perangkat Daerah
sebagai pelaksana kebijakan Walikota dan Wakil Wali Kota Cirebon dan para Non
Government Organisation NGO yang berasal dari masyarakat serta pihak swasta
sehingga pencapaian pemberantasan kemiskinan sangat baik di tahun 2019.
Gambar 3.7 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin 2010-2019
Sumber : BPS Kota Cirebon
Evaluasi Sasaran 1.1.9 “Berkurangnya Penduduk Miskin”
Pencapaian pada tahun 2019 telah sangat baik dan melampaui target namun
peningkatan kinerja khususnya dalam rangka pengurangan penduduk miskin harus
ditingkatkan, karena kemiskinan merupakan tantangan besar yang sangat fluktuatif
dengan banyaknya faktor penyebab kondisi tersebut. Salah satu kendala utama adalah
102
memastikan bahwa setiap unsur penyebab kondisi kemiskinan dapat terintegrasi
dengan sasaran berkurangnya penduduk miskin.
Pencapaian sasaran berkurangnya penduduk misikin secara langsung di dukung
oleh program sebagai berikut :
1. Program Penguatan Jejaring Kemitraan dalam Rangka Penanganan PMKS
2. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
3. Program Satu Data Keluarga Miskin
4. Program Penanggulangan Korban bencana
Sebagai upaya mempertahankan dan meningkatkan pencapaian kinerja dalam
sasaran berkurangnya penduduk miskin, Pemerintah Daerah Kota Cirebon memastikan
efektifitas dan efesiensi setiap program dan menggunakan strategi penanggulangan
kemiskinan secara terpadu melalui arah kebijakan Meningkatkan perlindungan sosial
bagi masyarakat miskin., Meningkatkan kemampuan ekonomi bagi masyarakat miskin,
Meningkatkan pemenuhan infrastruktur dasar bagi masyarakat miskin. Untuk
sinkronisasi maka penguatan dalam data keluarga miskin melalui program satu data
keluarga miskin sangat urgent dilakukan, hal ini guna memastikan setiap program
pendukung pemberantas kemiskinan bisa tepat sasaran. Selain upaya
mengintegrasikan program internal Pemerintah Daerah Kota Cirebon, Pemerintah
Daerah perlu meningkatkan kerjasama dengan masyarakat G to S (Government to
Society) serta pihak swasta yaitu G to B (Government to Business), hal ini tidak lain
karena kemiskinan merupakan masalah krusial yang dipengaruhi banyak faktor
sehingga upaya dari semua pemangku kepentingan dan masyarakat itu sendiri perlu
terintegrasi dengan baik.
103
Sasaran 1.1.10 Meningkatnya pertanian, kelautan dan perikanan untuk mencapai
kedaulatan pangan
Tabel 3.19
Capaian Sasaran Meningkatnya pertanian, kelautan dan perikanan untuk mencapai
kedaulatan pangan Tahun 2019
Sasaran “Meningkatnya pertanian, kelautan dan perikanan untuk mencapai
kedaulatan pangan" dengan dua indikator : Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
Konsumsi dan Tingkat PDRB Sektor Pertanian, menjadi salah satu tolak ukur dalam
mewujudkan kinerja Misi ke-1 : “Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia Kota
Cirebon yang Berdaya Saing, Berbudaya dan Unggul dalam Segala Bidang”. Pola
pangan harapan dan pdrb sektir pertanian memiliki korelasi dengan kualitas sumber
daya manusia yang unggul , karena sangat erat kaitanya dengan indikator
kesejahteraan masyarakat Kota Cirebon.
Pencapaian indikator ke-1 “Skor Pola Pangan Harapan /PPH”
Pada tahun 2019, Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan Skor Pola
Pangan Harapan (PPH) Konsumsi adalah sebesar 79,9 poin. Berdasarkan hasil
Susenas ( Survey Sosial Ekonomi Nasional) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik
NO Sasaran Indikator Kinerja
Satuan Kondisi Awal/ 2018
Target Realisa
si
Target Akhir
RPJMD Capaian
1.1.10
Meningkatnya pertanian, kelautan dan perikanan untuk mencapai kedaulatan pangan
Skor Pola Pangan Harapan /PPH
Poin 77,80 79,90 84 84,10 105,14%
Peningkatan PDRB dar sektor Pertanian
Persen 0,33 0,33 0,33 0,33 100%
104
dengan melakukan survei tahun n-1, didapatkan hasil PPH konsumsi Kota Cirebon
sebesar 84 poin, ini artinya kota Cirebon capaian indikator kinerja PPH Konsumsi
sudah melampaui target sebesar 105,14% berpredikat sangat baik.
Pencapaian indikator ke-2
Indikator Kontribusi PDRB Sektor Pertanian, Kota Cirebon menargetkan
sebesar 0,33 % pada tahun 2019. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Badan
Pusat Statistik dalam dokumen PDRB (Produk Domestic Regional Bruto)menurut jenis
lapangan usaha tahun 2014-2018, kontribusi PDRB sektor pertanian terhadap PDRB
semua sektor yang ada di Kota Cirebon sebesar 0,33 %. Data tersebut menjadi data
masukan dalam rangka penyusunan laporan PDRB sektor pertanian, dimana pada
tahun 2019 berada pada posisi 0,33% hal ini berarti pencapaian kinerja pada indikator
inimencapai target atau 100% atau berpredikat sangat baik.
Evaluasi Sasaran 1.1.10 “Meningkatnya pertanian, kelautan dan perikanan untuk
mencapai kedaulatan pangan"
Jika disandingkan dengan PPH konsumsi nasional maupun provinsi Jawa Barat,
PPH Konsumsi Kota Cirebon masih di bawah capaian di tingkat provinsi maupun
Nasional. Untuk PPH Konsumsi Provinsi Jawa Barat mencapai 85,2 poin, sedangkan
PPH Konsumsi Tingkat Nasional mencapai 91,3 poin. Namun jika dilihat dari capaian
yang didapatkan oleh pemerintah Daerah Kota Cirebon, PPH Konsumsi dari tahun ke
tahun mengalami peningkatan yang cukup baik, seperti pada tahun 2018 PPH
Konsumsi di angka 77,8 poin, pada tahun 2019 mencapai angka 84 poin. Hal ini tidak
lepas dari peran pemerintah daerah kota Cirebon khususnya Dinas Pangan, Pertanian,
Kelautan dan Perikanan sebagai pemangku kepentingan terkait dengan tugas pokok
dan fungsinya mengampu 3 urusan yaitu urusan pangan, pertanian, kelautan dan
perikanan yang telah melaksanakan program kegiatannya sehingga pencapaian
indkator tersebut dapat memperoleh hasil yang optimal, walaupun masih harus lebih
terus ditingkatkan semaksimal mungkin.
105
PDRB sector pertanian dengan posisi saat ini yang telah mencapai target dinilai
sudah cukup baik mengingat pertanian bukan menjadi skala prioritas dalam
pembangunan di Kota Cirebon, seiring lahan pertanian yang tidak begitu luas dan
potensi Kota Cirebon yang bukan berada pada bidang tersebut.
Dalam rangka mempertahankan dam meningkatkan pencapaian di masa yang
akan datang Pemerintah Daerah Kota Cicrebon memastikan strategi Menyediakan
pangan berkualitas bagi masyarakat dengan arah kebijakan Meningkatkan
ketersediaan, akses, distribusi, keamanan, dan penguatan cadangan serta konsumsi
pangan yang beragam dan Meningkatkan produktifitas pertanian, kelautan dan
perikanan berjalan melalui efektifitas dan efesiensi program-program sebagai berikut :
1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
2. Program Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan
Keamanan Pangan
3. Program Pembinaan Lembaga Ketahanan Pangan Daerah
4. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian dan Peternakan
5. Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan
6. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
7. Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan
8. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
9. Program Pencegahan Penyakit Hewan
10. Program Peningkatan Produksi Perikanan Tangkap
11. Program Peningkatan Produksi Perikanan Budi Daya
12. Program Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan
106
Sasaran 1.1.11 Meningkatnya peran pariwisata sebagai sumber pertumbuhan
ekonomi inklusif
Tabel 3.20 Capaian Sasaran Meningkatnya pertanian, kelautan dan perikanan untuk mencapai
kedaulatan pangan Tahun 2019
Meningkatnya peran pariwisata sebagai sumber pertumbuhan ekonomi inklusif
menjadi sasaran yang mendukung Misi ke-1, sasaran ini memiliki 1 indikator sebagai
tolak ukur pencapaian yaitu meningkatnya PDRB dari sektor pariwisata. PDRB sektor
pariwisata lazim dijadikan sebuah gambaran bagaimana peran pariwisata berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomis inklusif, karena memuat data pengukuran kontribusi
produksi dari sektor pariwisata.
Pencapaian Indikator “Meningkatnya PDRB dari Sektor Pariwisata”
Capaian Kinerja Kontribusi pariwisata terhadap PDRB nilai capaian kinerjanya
mencapai 139% atau “SANGAT BAIK”. Angka tersebut diperoleh dari Distribusi
Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kota Cirebon Atas Dasar Harga Berlaku
(ADHB) Menurut Lapangan Usaha (persen) 2014─2018, penjumlahan pada sektor
penyediaan akomodasi dan makan minum serta jasa lainnya pada Buku Produk
Domestik Bruto Kota Cirebon Menurut Lapangan Usaha 2014-2018 yang dipublikasikan
oleh Badan Pusat Statistik Kota Cirebon.
NO Sasaran Indikator
Kinerja
Satuan
Kondisi Awal/ 2018
Target Realis
asi
Target Akhir
RPJMD
Capaian
1.1.11
Meningkatnya peran pariwisata sebagai sumber pertumbuhan ekonomi inklusif
Meningkatnya PDRB dari sector pariwisata
persen n/a 5,55 7,72 5,87 139%
107
Berikut adalah sektor pendukung penyumbang nilai PDRB Pariwisata:
1. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
Penyediaan akomodasi dan makan minum menyumbang nilai sebesar 5,37%.
Kategori ini mencakup penyediaan akomodasi penginapan jangka pendek untuk
pengunjung dan pelancong lainnya serta penyediaan makanan dan minuman
untuk konsumsi segera. Jumlah dan jenis layanan tambahan yang disediakan
dalam kategori ini sangat bervariasi. Tidak termasuk penyediaan akomodasi
jangka panjang seperti tempat tinggal utama, penyiapan makanan atau minuman
bukan untuk dikonsumsi segera atau yang melalui kegiatan perdagangan besar
dan eceran.
Penyediaan Akomodasi
Sub kategori ini mencakup kegiatan penyediaan akomodasi jangka pendek untuk
pengunjung atau pelancong lainnya. Termasuk penyediaan akomodasi yang
lebih lama untuk pelajar, pekerja, dan sejenisnya seperti losmen, motel, dan
sejenisnya. Termasuk pula kegiatan penyediaan makanan dan minuman serta
penyediaan fasilitas lainnya bagi para tamu yang menginap selama kegiatan
tersebut berada dalam satu kesatuan manajemen dengan penginapan, alasan
penggabungan ini karena datanya sulit dipisahkan.
Penyediaan Makan dan Minum
Kegiatan sub kategori ini mencakup pelayanan makan minum yang menyediakan
makanan atau minuman untuk dikonsumsi segera, baik restoran tradisional,
restoran self service atau restoran take away, baik di tempat tetap maupun
sementara dengan atau tanpa tempat duduk. Yang dimaksud penyediaan
makanan dan minuman adalah penyediaan makanan dan minuman untuk
dikonsumsi segera berdasarkan pemesanan.
2. Jasa Lainnya
Kategori Jasa Lainnya menyumbang nilai sebesar 2,35%. Kategori Jasa Lainnya
merupakan gabungan empat kategori pada KBLI 2009. Kategori ini mempunyai
108
kegiatan yang cukup luas yang meliputi: Kesenian, Hiburan, dan Rekreasi; Jasa
Reparasi Komputer Dan Barang Keperluan Pribadi Dan Perlengkapan Rumah
Tangga; Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga; Kegiatan Yang
Menghasilkan Barang dan Jasa Oleh Rumah Tangga Yang Digunakan Sendiri
untuk memenuhi kebutuhan; Jasa Swasta Lainnya termasuk kegiatan Badan
Internasional, seperti PBB dan perwakilan PBB, Badan Regional, IMF, OECD,
dan lain-lain.
Kesenian, Hiburan, dan Rekreasi
Jasa Kesenian, Hiburan dan Rekreasi berkategori R di dalam KBLI 2009.
Kategori ini meliputi kegiatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum
akan hiburan, kesenian, dan kreativitas, termasuk perpustakaan, arsip, museum,
kegiatan kebudayaan lainnya, kegiatan perjudian dan pertaruhan, serta kegiatan
olahraga dan rekreasi lainnya.
Evaluasi Sasaran 1.1.11 : Meningkatnya peran pariwisata sebagai sumber
pertumbuhan ekonomi inklusif.
Pencapaian sasaran Meningkatnya peran pariwisata sebagai sumber
pertumbuhan ekonomi inklusif dengan nilai 136% adalah sangat baik,jika disandingkan
dengan target RPJMD realisasi pada tahun 2019 sebesar 7,72% bahkan telah melebihi
target akhir dari RPJMD yaitu 5,87%. Hal ini merupakan kabar baik sekaligus tantangan
tersendiri untuk tetap mempertahankan pada tahun-tahun berikutnya.
Pertumbuhan industry dan usaha perdagangan dan jasa lainya di sector
pariwisata yang meningkat seiring jumlah wisatawan ke Kota Cirebon yang tinggi
menjadi factor penting dalam tingginya PDRB sector pariwisata pada tahun 2019,
sementara itu meningkatnya jumlah wisatawan sangan erat kaitannya dengan
pengembangan destinasi wisata baik kegiatan event kebudayaan dan kepariwisataan
maupun promosi dan inovasi dalam destinasi wisata di Kota Cirebon yang cukup
signifikan di tahun 2019. Atas dasar hal tersebut arah kebijakan dari strategi
meningkatkan potensi daya tarik dan promosi wisata dinilai telah cukup berjalan efektif
109
dan efesien, dimana arah kebijakan tersebut didukung oleh Program Pengembangan
Kepariwisataan sebagai satu-satunya program yang secara langsung mendukung
sasaran 1.1.11 ini. Selain program tersebut peran sektor masyarakat dan swasta dinilai
sangat berpengaruh dalam mengembangkan kepariwisataan di Kota Cirebon.
Berdasarkan potensi ini seyogyanya Pemerintah Daerah Kota Cirebon
mempertahankan momentum kerja sama yang baik dalam jaringan kepariwisataan
dengan sector masyarakat khususnya influencer di media social dan sector swasta
yang menyediakan jasa di bidang pariwisata.
Sasaran 1.1.12 Meningkatnya Kerukunan antar Umat Beragama
Tabel 3.21
Capaian Sasaran Meningkatnya pertanian, kelautan dan perikanan untuk mencapai kedaulatan pangan Tahun 2019
Sasaran Meningkatnya kerukunan umat Beragama dengan indikator kinerja
Konflik antar umat beragama menjadi salah satu tolak ukur dalam mewujudkan Misi ke-
1. Kualitas sumber daya manusia ditandai salah satunya adalah dengan terciptanya
kondisi masyarakat beradab yang penuh toleransi dan dapat hidup berdampingan
dengan damai serta minim konflik.
Pencapaian Indikator “Konflik antar umat beragama”
Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan jumlah
konflik antar umat beragama pada target maksimal yaitu 0 / nol kejadian. Target ini
terbilang cukup tinggi karena potensi terjadinya konflik di Kota Cirebon tidaklah rendah
mengingat heterogen nya komposisi demografi masyarakat di Kota Ini. Namun patut
NO Sasaran Indikator Kinerja
Satuan Kondisi Awal/ 2018
Target Realis
asi
Target Akhir
RPJMD Capaian
1.12
Meningkatnya kerukunan umat Beragama
Konflik antar umat beragama
Kasus 0 0 0 0 100%
110
disyukuri berdasarkan data yang disampaikan Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
pada tahun 2019 tidak tercatat satupun kejadian terkait konflik antar umat beragama,
maka pencapaian atas indikator ini adalah 100%. Dengan predikat Sangat Tinggi.
Evaluasi Sasaran 1.1.12 “Meningkatnya kerukunan umat Beragama”
Pencapaian Sasaran meningkatnya kerukunan umat beragama berada dalam
kategori atau predikat sangat tinggi dimana satu-satunya indikator sebagai tolak ukur
pencapaian sasaran dapat dilaksanakan sepenuhnya. Keberhasilan ini sekaligus
menjadi tantangan kedepan nya untuk tetap dipertahankan dimana kondisi demografi
Kota Cirebon yang heterogen dan atmosfer konflik khususnya SARA di tingkat nasional
yang sangat fluktuatif menjadi celah kemungkinan yang cukup tinggi terjadinya konflik
antar umat beragama yang dapat mencederai kerukunan umat beragama.
Strategi Meningkatkan penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan masyarakat
dengan arah kebijakan Meningkatkan fasilitasi penguatan lembaga keagamaan,
meningkatkan peran tokoh agama dalam memperkuat implementasi nilai-nilai
keagamaan, dan peningkatan implementasi pelaksanaan nilai-nilai keagamaan melalui
peningkatan intensitas pelaksanaan kegiatan keagamaan, seperti dzikir akbar, Cirebon
Bershalawat, dan kegiatan-kegiatan dialog antar umat beragama dinilai telah cukup
efektif dengan pencapaian target pada tahun 2019. Strategi dan arah kebijakan tersebut
di dukung program Program Pembinaan Ketahanan Seni, Budaya, Kerukunan Hidup
Umat Beragama, Kemasyarakatan dan Ekonomi. selain hal tersebut terbentuknya
Forum Kerukuan Antar Umat Beragama menjadi sangat efektif untuk meminimalisir isu
gesekan antar umat beragama.
111
Sasaran 1.1.13 Meningkatnya Pelestarian dan Pengembangan Budaya Lokal
Tabel 3.22 Capaian Sasaran Meningkatnya Pelestarian dan Pengembangan Budaya Lokal
Tahun 2019
Sasaran “Meningkatnya Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan Lokal”
dengan Indikator : Persentase Objek Pemajuan Kebudayaan yang dilestarikan
ditetapkan dalam rangka mendukung tujuan dan Misi ke-1. Pelestarian dan
pengembangan kebudayaan lokal menjadi strategis mengingat pada perencanan
jangka menengah 2019-2023 Visi Kota Cirebon adalah “SEHATI Kita Wujudkan
Cirebon Sebagai Kota Kreatif Berbasis Budaya dan Sejarah”.
Pencapaian Indikator “Persentase Objek Pemajuan Kebudayaan yang
dilestarikan”
Pada Tahun 2019 target dari indikator “Persentase Objek Pemajuan
Kebudayaan yang dilestarikan” adalah 71,31%, objek pemajuan kebudayaan yang
dilestarikan dihitung dari 10 jenis objek yang berbeda yaitu tradisi lisan, manuskrip, adat
istiadat, ritus, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, permainan
rakyat, dan olahraga tradisional. Pada tahun 2019 Dinas Kepemudaan, Olahrga,
Kebudayaan, dan Pariwisata melakukan upaya pendataan sekaligus pelestarian dan
menghasilkan kesimpulan atas objek pemajuan kebudayaan yang aktif (lestari) dan
tidak aktif sebagai berikut :
NO Sasaran Indikator Kinerja Satuan Kondisi Awal/ 2018
Target Realis
asi
Target Akhir
RPJMD
Capaian
1.13
Meningkatnya Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan Lokal
Persentase Objek Pemajuan Kebudayaan yang dilestarikan
Persen
n/a 71,31 53,69 80,61 75,29%
112
Tabel 3.23
Data Objek Pemajuan Kebudayaan
Objek Pemajuan Kebudayaan
meliputi: Yang Ada Yang Aktif
a. Tradisi Lisan 32 20
b. Manuskrip 10 5
c. Adat istiadat 27 14
d. Ritus 28 10
e. Pengetahuan Tradisional 35 20
f. Teknologi Tradisional 9 9
g. Seni 27 20
h. Bahasa 5 5
i. Permainan Rakyat 20 0
j. Olahraga Tradisional 10 6
Jumlah 203 109
Presentase 53,69%
Sumber : Laporan Pemajuan Objek Kebudayaan DKOKP, di olah
Gambar 3.8 Persentase Keaktifan Objek Pemajuan Kebudayaan
109 94
Objek Pemajuan Kebudayaan
Aktif
Tidak Aktif
113
Dari data ini dapat dihitung bahwa realisasi pemajuan kebudayaan mencapai
53,69% dari target 71,31%, berarti tingkat pencapaian indikator adalah 75,29% , berada
dalam predikat pencapaian “Baik”.
Evaluasi Sasaran 1.1.13 : Meningkatnya Pelestarian dan Pengembangan
Kebudayaan Lokal
Tingkat pencapaian terhadap sasaran yang ditunjukan dengan tingkat capaian
indikator pada tahun 2019 tidak begitu signifikan, pencapaian predikat Baik (75,29%)
menjadi perhatian Pemerintah Daerah Kota Cirebon. Beberapa faktor kurang
memuaskanya pencapaian sasaran ini diantaranya sebagai berikut :
1. Sangat banyak dan kompleksnya data objek pemajuan kebudayaan disatu sisi
keterbatasn sumber daya dalam melakukan stimulus pelestarian terhadap objek
kebudayaan local tersebut.
2. Penetapan target yang terlampau tinggi, dikarenakan sebagai sebuah ktarget di
tahun pertama RPJMD, kondisi awal (2018) tidak ditemukanya data sementara
objek kebudayaan di Kota Cirebon kompleksitasnya cukup tinggi.
Untuk meningkatkan pencapaian kinerja pada sasaran ini di tahun berikutnya
Pemerintah Daerah Kota Cirebon akan memeastikan efektifitas dan efesiensi
pelaksanaan strategi dan arah kebijakan yang telah di susun :
Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Meningkatnya pelestarian
dan pengembangan
kebudayaan local
Melestarikan kearifan lokal
dan kebudayaan Cirebon
Meningkatkan pelestarian
dan legalitas seni dan
budaya local
Memperluas tingkat
partisipasi dan kolaborasi
masyarakat dalam
pelestarian kebudayaan
local
Perlindungan,
pengembangan dan
penataan cagar budaya
Strategi dan arah kebijakan tersebut di topang oleh program-program sebagai
berikut :
1. Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya
2. Program Pegelolaan Kekayaan dan Keragaman Budaya
114
Berdasarkan kendala yang telah diurai bahwasanya kekurangan sumber daya di
internal Pemerintah Daerah Kota Cirebon menyebabkan sulitnya melakukan pelestarian
terhadap objek kebudayaan yang begitu kompleks maka strategi memperluas tingkat
partisipasi dan kolaborasi masyarakat dalam pelestarian kebudayaan lokal melalui
program pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya harus menjadi
prioritas langkah antisipasi terhadap pencapaian yang kurang memuaskan di tahun
2020.
Sasaran 1.1.14 : Meningkatnya Kualitas Pemberdayaan Masyarakat
Kecamatan/ Kelurahan
Tabel 3.24
Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan/ KelurahanTahun 2019
“Meningkatnya Kualitas Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan/Kelurahan”
menjadi salah satu sasaran yang mendukung terwujudnya Misi 1 Pemerintah Daerah
Kota Cirebon. Mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang unggul salah satu
gambaran kondisi yang ada adalah dengan tingkat kualitas pemberdayaan masyarakat
kecamatan/kelurahan. Sasaran ini tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah dengansejumlah indikator yang beberapa diantaranya merupakan
sub indikator yang membangun indikator utama lainya,sub indikator tersebut sangat
soesifik pada masing-masing kelurahan, sehingga dalam uraian Laporan Kinerja ini
NO Sasaran Indikator Kinerja
Satuan Kondisi Awal/ 2018
Target Realisa
si
Target Akhir
RPJMD
Capaian
1.1.14
Meningkatnya Kualitas Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan/ Kelurahan
Kurang Berkemban
Kelurahan
0 0 0 0 100
Berkembang Kelurahan 8 8 22 9 275
Cepat Berkembang
Kelurahan 13 13 15 13 115,4
115
akan diuraikan indikator utama sebagai bentuk rekapitulasi dari indikator yanga
tercantum di 22 kelurahan, berikut adalah indikator tersebut :
1. Kualitas Pemberdayaan kelurahan Kurang Berkembang
2. Kualitas Pemberdayaan kelurahan Berkembang
3. Kualitas Pemberdayaan kelurahan Sangat Berkembang
Pencapaian Indikator ke-1 “Kurang Berkembang”
Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan Kualitas
Pemberdayaan Kelurahan Kurang Berkembang yang ditunjukan dengan kondisi
perkembangan kelurahan kurang berkembang adalah 0 atau tidak ada kualitas
pemberdayaan kelurahan yang kurang berkembang. Dalam tiga kategori kualitas
pemberdayaan kelurahan, kurang berkembang adalah tingkat terendah, oleh karena itu
Pemerintah Daerah Kota Cirebon optimis untuk menargetkan tidak ada kelurahan yang
berada pada kondisi tersebut. Berdasarkan hasil penilaian yang diperkuat dengan
Berita Acara Nomor : 414.4/047-DSPPPA/2019 Tentang Hasil Evaluasi Perkembangan
Kelurahan Pada 22 Kelurahan Di Kota Cirebon Tahun 2019, bahwasanya jumlah
kualitas pemberdayaan kelurahan yang ditunjukan dengan tingkat perkembangan
kelurahan adalah 0 kelurahan, maka realisasi tersebut mencapai target, yaitu sebesar
100% dengan predikat Sangat Baik.
Pencapaian Indikator ke-2 “ Berkembang”
Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan Kualitas
Pemberdayaan Kelurahan Kurang Berkembang yang ditunjukan dengan kondisi
perkembangan kelurahan berkembang adalah 8 kelurahan. Berdasarkan hasil
penilaian yang diperkuat dengan Berita Acara Nomor : 414.4/047-DSPPPA/2019
Tentang Hasil Evaluasi Perkembangan Kelurahan Pada 22 Kelurahan Di Kota Cirebon
Tahun 2019, bahwasanya jumlah kualitas pemberdayaan kelurahan yang ditunjukan
dengan tingkat perkembangan kelurahan pada posisi berkembang adalah 7 kelurahan,
sementara pada posisi sangat berkembang adalah 15 kelurahan, sehingga dapat
116
dikatakan bahwa 15 kelurahan yang sangat berkembang melewati atau juga berada
pada kondisi berkembang sehingga total kelurahan berkembang dalam rangka
pengukuran kinerja adalh berjumlah 22. Realisasi tersebut melebih target, yaitu
sebesar 275% dengan predikat Sangat Baik.
Pencapaian Indikator ke-3 “ Sangat Berkembang”
Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan Kualitas
Pemberdayaan Kelurahan Sangat Berkembang yang ditunjukan dengan kondisi
perkembangan kelurahan sangat berkembang adalah 13 kelurahan. Berdasarkan hasil
penilaian yang diperkuat dengan Berita Acara Nomor : 414.4/047-DSPPPA/2019
Tentang Hasil Evaluasi Perkembangan Kelurahan Pada 22 Kelurahan Di Kota Cirebon
Tahun 2019, bahwasanya jumlah kualitas pemberdayaan kelurahan yang ditunjukan
dengan tingkat perkembangan kelurahan pada posisi sangat berkembang adalah 15
kelurahan, Realisasi tersebut melebih target dari 13 kelurahan , yaitu sebesar 115,4%
dengan predikat Sangat Baik.
Evaluasi Sasaran 1.1.14 “Meningkatnya Kualitas Pemberdayaan Masyarakat
Kelurahan”
Pencapaian sasaran Meningkatnya Kualitas Pemberdayaan Masyarakat
Kelurahan dengan tiga (3) indikator memiliki rata-rata pencapaian sebesar 163,4%
pencapaian ini berada dalam predikat Sangat Baik. Pencapaian yang sangat baik ini
merupakan hasil kerja keras pelaksanaan program peningkatan pemberdayaan
masyarakat kelurahan yang efektif dan efesien sebagai bagian dari strategi dan arah
kebijakan yang ditetapkan. Koordinasi yang terjalin dengan baik antar pemangku
kepentingan diantaranya Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak, Kecamatan sebagai induk dari kelurahan, serta Sekretariat Daerah menjadi
salah satu kunci keberhasilan kualitas pemberdayaan kelurahan. Kendati pencapaian
Sasaran ini sudah Sangat Baik masih terdapat beberapa kendala sbegai berikut :
117
1. Urbanisasi yang cukup tinggi meningkatkan jumlah penduduk tidak tetap di
kelurahan yang berada pada wilayah perkotaan. Kepadatan tinggi yang tidak
dikelola dengan baik berpotensi menimbulkan lingkungan kumuh dan kontra
produktif dengan keberdayaan.
2. Program pemberdayaan yang terbatas masih belum bisa menjangkau seluruh
masyarakat di tingkat kelurahan.
3. Masih terdapat kelompok masyarakat yang enggan untuk memanfaatkan
program terkait pemberdayaan masyarakat.
Dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan pencapaian sasaran ini,
Pemerintah Daerah Kota Cirebon perlu melakukan upaya-upaya sebagai berikut :
1. menjaga koordinasi antar pemangku kepentingan terjalin dengan baik
sehingga program yang diselenggarakan dapat selaras dengan praktik di
lapangan,
2. selain pemangku kepentingan antara G to G (Government to Government),
perlu ditingkatkan kembali koordinasi dan sinergitas dengan objek dari
pemberdayaan yaitu masyarakat kelurahan itu sendiri, sehingga selain
menjadi obyek pemberdayaan, masyarakat pun terlibat sebagai subjek atau
pelaku pemberdayaan.
3. Melakukan Inovasi di bidang pemberdayaan Masyarakat, serta fokus pada
pemberdayaan masyarakat yang dapat menjadi solusi dalam isu sosial-
ekonomi yang ada di masyarakat, khususnya permasalahan ekonomi.
4. Memperhatikan perencanaan di lingkup pemberdayaan masyarakat sesuai
dengan demografi kependudukan,khususnya dalam menyikapi bonud
demografi di Kota Cirebon.
118
Misi 2 “Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Akuntabel, Berwibawa dan
Inovatif”
Sesuai dengan arahan Misi 6, RPJPD, yaitu (6) ”Meningkatkan Kualitas
Pelayanan Publik, Sarana Prasarana Umum Diikuti Dengan Terselenggaranya
Pemerintahan yang Bersih dan Berwibawa”, yang ditandai dengan :
a. Terwujudnya pemerintahan yang kuat, bersih dan berwibawa, efektif dan
efisien.
b. Terselenggaranya pemerintahan daerah yang taat pada hukum dan
mampu mengayomi masyarakat dengan optimal.
c. Organisasi pemerintahan yang tertata dengan baik dan berfungsi dengan
optimal.
d. Tersedianya sumber daya aparatur yang profesional dan memiliki
produktifitas yang tinggi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya melalui
instansi masing-masing.
Misi ini merupakan arahan untuk meningkatkan daya saing pembangunan
daerah untuk mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh, keberpihakan
kepada masyarakat, menurunkan jumlah dan persentase penduduk miskin,
menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial
serta sarana dan prasarana ekonomi, serta menghilangkan diskriminasi dalam berbagai
aspek termasuk gender.
Sebagai tolak ukur dalam mewujudkan Misi 2, ditetapkan 1 tujuan dan 11 sasaran
yang akan diuraikan sebagai berikut :
119
Tujuan : Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik, Kualitas Kinerja, Kapasitas
dan Akuntabilitas, serta Inovasi Dalam Manajemen Pemerintahan
Tabel 3.25 Capaian Tujuan Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik, Kualitas Kinerja,
Kapasitas dan Akuntabilitas, serta Inovasi Dalam Manajemen Pemerintahan
Tujuan “Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik, Kualitas Kinerja, Kapasitas
dan Akuntabilitas, serta Inovasi Dalam Manajemen Pemerintahan” diukur dengan
sebuah Indikator : “Indeks reformasi Birokrasi”. Indeks ini relevan menjadi tolak ukur
dalam menilai secara umum kapabilitas dan manajeman Pemerintahan di suatu Instansi
karena cakupan faktor dalam pengukuran indeks reformasi cukup luas dengan
mengukur 7 faktor dalam dimensi proses yaitu : manajemen perubahan, penataan
peraturan perundang-undangan, penataan dan penguatan organisasi, penataan
tatalaksana, penataan system manajemen SDM, penguatan akuntabilitas, dan
penguatan pengawasan. Disamping itu juga diukur faktor dalam dimensi hasil yaitu :
kapasitas dan akuntabilitas kinerja organisasi, pemerintah yang bersih dan bebas KKN,
serta kualitas pelayanan publik.
Pencapaian Indikator Tujuan “Indeks Reformasi Birokrasi”
Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan indeks
reformasi birokrasi pada poin 60 , naik 0,3 poin dari tahun sebelumnya di tahun 2018
NO Tujuan Indikator Kinerja
Satuan Kondisi Awal/ 2018
Target Realisa
si
Target Akhir
RPJMD
Capaian
2.1
Meningkatkan Kualitas
Pelayanan Publik, Kualitas
Kinerja, Kapasitas dan
Akuntabilitas, serta
Inovasi Dalam
Manajemen
Pemerintahan
Indeks
Reformasi
Birokrasi
Poin 57,29 60 71,21 80 118,3%
120
sebesar 0,57. Berdasarkan evaluasi yang dirilis oleh tim dari Kementrian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Kota Cirebon mendapatkan
poin Nilai Evaluasi Reformasi Birokrasi sebesar 71,21. Dengan rincian sebagai berikut :
Dengan poin Indeks Reformasi Birokrasi sebesar 71,21 maka pencapaian
indkator kinerja pada tahun 2019 melebih target yaitu sebesar 118,33%.
Evaluasi Tujuan ”Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik, Kualitas Kinerja,
Kapasitas dan Akuntabilitas, serta Inovasi Dalam Manajemen Pemerintahan”
Pencapaian Indikator dari tujuan ”Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik,
Kualitas Kinerja, Kapasitas dan Akuntabilitas, serta Inovasi Dalam Manajemen
Pemerintahan” yang melebihi target, merupakan hasil dari semangat melakukan
reformasi birokrasi di Kota Cirebon. Salah satu kegiatan yang memicu semangat
121
reformasi birokrasi ini diantaranya adalah penandatangan bersama oleh Wali Kota dan
Kepala Perangkat Derah terkait Zona Integritas Wilayah Bebas Korupsi pada
pertengahan tahun 2019.
Sebagai upaya mempertahankan dan meningkatkan pencapaian saat ini,
Pemerintah Daerah Kota Cirebon memberikan perhatian lebih pada faktor-faktor
pengukuran yang pada saat evaluasi Indeks Reformasi Birokrasi tahun 2019 masih
berada di bawah rata-rata pencapaian faktor lainya, diantaranya adalah pada faktor
Penataan tatalaksana, dimana nilai maksimal 5 namun hanya mendapat poin 2,88. dari
beberapa sub faktor nilai terendah ada di sub faktor kualitas pengelolaan kearsipan.
Selain itu mempertahankan faktor yang dinilai cukup tinggi dalam evaluasi pada tahun
2019 diantaranya :
1. Faktor Penataan dan Penguatan Organisasi, dari total 6 mendapat poin 5,74
2. Faktor Penataan Sistem Manajemen SDM, dari total 15 Poin mendapatkan
poin 12,25
3. Faktor Pemerintahan yang Bersih dan Bebas KKN dari total 10 poin
mendapatkan poin 8,25
Untuk menunjang tujuan pada Misi 2, telah ditetapkan 11 sasaran yang sinergis,
dimana setiap sasaran pengukuran, analisa dan evaluasinya akan diuraikan satu
persatu secara rinci sebagai berikut :
Sasaran 2.1.1 : Meningkatnya Kapasitas dan Kualitas SDM aparatur
Tabel 3.26 Capaian Sasaran Meningkatnya Kapasitas dan Kualitas SDM aparatur Tahun 2019
NO Sasaran Indikator Kinerja
Satuan Kondisi Awal/ 2018
Target Realisa
si
Target Akhir
RPJMD
Capaian
2.1.1
Meningkatnya Kapasitas dan Kualitas SDM aparatur
Persentase ASN yang direkrut sesuai kompetensi
Persen 8,00 12,40 26,08 16,50
210,32
122
Sasaran “Meningkatnya Kapasitas dan Kualitas SDM aparatur” diukur dengan 4
Indikator sebagai berikut :
1. Persentase ASN yang direkrut sesuai kompetensi dengan target pada tahun
2019 adalah sejumlah 12,40%
2. Persentase Pegawai yang capaian kinerjanya sesuai target, dengan target
pada tahun 2019 adalah 80,50%
3. Persentase kepatuhan pegawai untuk memenuhi aturan disiplin, dengan
target pada tahun 2019 adalah 87,0%
4. Persentase Kepatuhan Pegawai untuk Memenuhi Penyampaian LHKPN,
dengan target pada tahun 2019 adalah 80,00%
Pencapaian Indikator ke-1 Persentase ASN yang direkrut sesuai kompetensi
Untuk indikator pertama “Prosentase ASN yang direkrut sesuai Kompetensi”
berdasarkan data pada tahun 2019, jumlah formasi yang diterima sebanyak 218
formasi, sementara jumlah kebutuhan formasi ASN di lingkungan Pemerintah Daerah
Kota Cirebon sebanyak 836 formasi. Berdasarkan data tersebut maka dapat diketahui
bahwa realisasi kinerja pada indikator sasaran ini untuk tahun 2019 adalah 26,08%,
Persentase Pegawai yang capaian kinerjanya sesuai target
Persen 80,00 80,50 80,35 82,50
99,81
Persentase kepatuhan pegawai untuk memenuhi aturan disiplin
Persen 85,00 87,00 92,72 91,50
106,6
Persentase Kepatuhan Pegawai untuk Memenuhi Penyampaian LHKPN
Persen 70,30 80,00 97,37 100,00
121,7
123
lebih tinggi dari target yang ditetapkan untuk tahun 2019 yaitu 12,40%, sehingga
capaian kinerja mencapai 210,32%.
Pencapaian Indikator ke-2 Persentase Pegawai yang capaian kinerjanya sesuai
target
Indikator kedua yaitu “Persentase Pegawai yang capain kinerja sesuai target”
pada tahun 2019 hanya mencapai 80,35% dari target yang ditetapkan yaitu 80,50%
sehingga capaian kinerja untuk indikator ke dua ini hanya mencapai 99,81%.
Pencapaian target tersebut berdasarkan data pada tahun 2019 yaitu dari seluruh
perangkat daerah yang yang melaporkan SKP dapat diidentifikasi sebanyak 8.463
dengan penilaian sangat baik, 220.000 dengan penilaian baik dan 140.000 dengan
penilaian cukup, sehingga total nilai SKP seluruh pegawai yang mengirimkan SKP
adalah 228.603 dari 2845 pegawai, sementara itu masih terdapat 27 perangkat daerah
yang tidak melaporkan SKP ke BKPPD Kota Cirebon sehingga nilai capaian kinerja
pada indikator ini belum mencapai 100%.
Pencapaian Indikator ke-3 Prosentase kepatuhan pegawai untuk memenuhi
aturan disiplin
Indikator ke tiga “Persentase kepatuhan pegawai untuk memenuhi aturan disiplin”
dengan target kinerja sebesar 87,00% untuk tahun 2019 dapat terealisasi sebesar
92,72%. Dari total hari kerja selama satu tahun (1.270.368 hari/4812 pegawai) terdapat
92.426 hari pegawai yang kurang tingkat kehadirannya. Adapun rincian ketidakhadiran
pegawai tersebut dengan keterangan “cuti sakit” sebanyak 13.692 hari, “izin” sebanyak
6.931 hari, “dinas luar” sebanyak 49.335 hari, “cuti tahunan” sebanyak 15.053 hari, “cuti
alasan penting” sebanyak 813 hari, “cuti bersalin” sebanyak 5.355 hari, dan “cuti besar”
sebanyak 1.247 hari.
124
Pencapaian Indikator ke-4 Prosentase kepatuhan pegawai untuk memenuhi
penyampaian LHKPN
Indikator keempat yaitu “Prosentase kepatuhan pegawai untuk memenuhi
penyampaian LHKPN”, berdasarkan data pada tahun 2019 dari 76 orang pegawai yang
wajib menyusun LHKPN hanya terdapat 74 orang yang menyampaikan laporan LHKPN.
Sehingga berdasarkan data tersebut maka capaian kinerja pada tahun 2019 untuk
indikator keempat mencapai 97,37%, capaian ini melebihi target yang telah ditetapkan
untuk tahun 2019 yaitu sebesar 80,00%.
Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan Kualitas SDM aparatur”
Berdasarkan data capaian kinerja untuk masing-masing indikator sasaran, maka
dapat diidentifikasi capaian kinerja untuk tujuan/sasaran “Meningkatnya Kapasitas dan
Kualitas SDM Aparatur” pada tahun 2019 adalah 136,67%. Meskipun nilai capaian
kinerja tujuan/sasaran melebihi angka 100%, masih terdapat bberapa kendala dalam
pencapaian sasaran “meningkatnya Kapasitas dan Kualitas SDM Aparatur ini” sebagai
berikut :
1. Masih ada keterlambatanpenyusnan dan pengiriman Sasaran Kinerja
Pegawai di lingkungan Pemerintah Daerah Kota Cirebon.
2. Masih terdapat format yang belum sesuai dengan yang ditentukan dalam
penyusuan Sasaran Kinerja Pegawai.
3. Tidak seluruh pegawai yang memiliki kewajiban menyampaikan LHKPN telah
menyampaikan dokumen tersebut.
Untuk mengantisipasi kendala tersebut perlu dilakukan upay-upaya sebagai
berikut :
1. Lebih intensif melakukan koordinasi dengan pengelola kepegawaian tiap-tiap
perangkat daerah terkait penyampaian laporan SKP
2. Memberikan sosialisasi dan bimbingan teknis terkait penyusunan SKP bagi para
pegawai di lingkungan Pemerintah Daerah Kota Cirebon
125
3. Memberikan sosialisai terkait kewajiban menyampaikan LHKPN bagi pegawai yang
memiliki kewajiban menyusun LHKPN
Berbagai pencapaian yang telah dilakukan oleh Badan Kepegawaian, Pendidikan
dan Pelatihan Kota Cirebon tidak terlepas dari kerjasama dan kerja keras semua pihak
baik sejak perumusan kebijakan, implementasi hingga pengawasannya. Dalam upaya
untuk pencapaian indikator tersebut, BKPPD Kota Cirebon melaksanakan 2 program
prioritas dan 6 program pendukung yaitu:
1. Program prioritas terdiri dari:
a. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
b. Program Pendidikan Kedinasan
2. Program pendukung terdiri dari:
a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
c. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
d. Program Fasilitasi Pindah/ Purna Tugas PNS
e. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
f. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
Dari 8 program yang dilaksanakan oleh BKPPD Kota Cirebon, realisasi anggaran
tahun 2019 sebesar Rp. 8.475.344.750,-, sementara anggaran yang dialokasikan pada
pagu anggaran BKPPD tahun 2019 untuk pelaksanaan program-program tersebut
sebesar Rp. 9.626.462.000,-. Dengan demikian dapat diketahui bahwa realisasi
anggaran belanja langsung (biaya pelaksanaan program/kegiatan) pada tahun 2019
mencapai 88,04%.
126
Sasaran 2.1.2 Meningkatnya Koordinasi Antar Perangkat Daerah Dalam
Melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi
Tabel 3.27 Capaian Sasaran Meningkatnya Koordinasi Antar Perangkat Daerah Tahun 2019
Sasaran “Meningkatnya Koordinasi Antar Perangkat Daerah Dalam
penyelenggaraan Tugas Pokok dan Fungsi” dengan dua Indikator yaitu “Persentase
SOP penyelenggaraan pemerintahan yang diterapkan” dan “persentase peta proses
bisnis penyelenggaraan pemerintahan yang diterapkan” merupakan sasaran yang
mendukung tercapainya tujuan dan mewujudkan Misi ke-2.
Pencapaian Indikator ke-1 “Persentase SOP Penyelenggaraan Pemerintahan yang
diterapkan”
Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan persentase
SOP penyelenggaraan pemerintahan yang diterapkan sebesar 80%, hal ini target yang
signifikan jika dibandingkan dengan kondisi awal pada tahun 2018 yang hanya 45%.
Berdasarkan laporan hasil monitoring dan evaluasi serta pendataan yang dilakukan
Bagian Organisasi dan Pendayagunaan Aparatur Daerah target ini tercapai dimana
NO Sasaran Indikator Kinerja
Satuan
Kondisi Awal/ 2018
Target Realis
asi
Target Akhir
RPJMD
Capaian
2.1.2
Meningkatnya Koordinasi Antar Perangkat
Daerah Dalam Penyelenggara an Tugas Pokok dan Fungsi
Persentase SOP
Penyelenggaraan
Pemerintahan
yang diterapkan
Persen
45,00
80,00 80,00 100 100%
Persentase peta proses bisnis penyelenggaraan pemerintahan yang diterapkan
Persen - - - 100 100%
127
pada tahun 2019 persentase SOP penyelenggaraan pemerintahan yang diterapkan
adalah 80%, maka pencapaian indikator ini adalah 100% dengan predikat sangat baik.
Peningkatan jumlah SOP yang diterapkan merupakan hasil upaya dari sosialisasi SOP
yang dilakukan secara efektif juga monitoring dan evaluasi berkala yang dilakukan
setiap semester pada Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah Kota
Cirebon.
Pencapaian Indikator ke-2 Persentase peta proses bisnis penyelenggaraan
pemerintahan yang diterapkan
Peta proses bisnis merupakan sebuah gambaran koordinasi instansi pemerintah
berdasarkan urusannya masing-masing yang disusun secara komprehensif, saat ini
peta proses bisnis berpedoman pada “Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan reformasi Birokrasi Nomor 19 Tahun 2018 Tentang Penyusunan Peta
Proses Bisnis Instansi Pemerintah”. Peraturan yang baru terbit di tahun 2018 ditindak
lanjuti menjadi sebuah target pada sasaran jangka menengah. Namun mengingat
peraturan baru yang terbit di 2018 pada tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon
tidak menargetkan penyelesaian sehingga pada 2019 targetnya 0, walaupun begitu
persiapan penerapan peraturan dalam rangka menyusun peta proses bisnis ini
dilaksanakan melalui sosialisasi Permenpan Nomor 19 Tahun 2018 kepada seluruh
Perangkat Daerah. Target yang rendah pada tahun 2019 dicapai 100% atau Sangat
Baik.
Evaluasi Sasaran 2.1.2 “Meningkatnya Koordinasi Antar Perangkat Daerah
Dalam Penyelenggaraan Tugas Pokok dan Fungsi”
Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Koordinasi Antar Perangkat Daerah Dalam
Penyelenggaraan Tugas Pokok dan Fungsi ” yang di ukur dengan dua indikator
memiliki rata-rata pencapaian 100% dengan predikat sangat baik. Dalam rangka
mendukung sasaran telah dilaksanakan strategi dengan Meningkatkan kualitas
rumusan kebijakan melalui peningkatan koordinasi dan kapabilitas Sekretariat Daerah
128
serta arah kebijakan “Meningkatkan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan
urusan” dan “Optimalisasi pengelolaan kebijakan penyelenggaraan urusan melalui
peningkatan peran Asisten Daerah dan Bagian di Sekretariat Daerah”. Strategi dan
arah kebijakan tersebut didukung program sebagai berikut :
1. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah
2. Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah
3. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan
4. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
5. Program Penataan Kelembagaan
6. Program Pembinaan Pemerintahan
7. Program Pembinaan Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat
8. Program Pembinaan Administrasi Perekonomian dan Pembangunan
9. Program Peningkatan Kualitas dan Kompetensi Keagamaan
10. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian
Pelaksanaan Kebijakan KDH
11. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
Pencapaian yang sudah sangat baik di tahun 2019 perlu dipertahankan dengan
memastikan efektifitas dan efesiensi pelaksanaan program-program diatas, beberapa
program secara eksplisit dinilai tidak mempengaruhi sasaran dengan dua indikatornya
secara langsung, walaupun sesungguhnya program tersebut ditetapkan sesuai arah
kebijakan. Untuk hal ini review atas program dapat dilakukan dan menjadi catatan
dalam evaluasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, guna memastikan
efektifitas danefesiensi program yang ditetapkan.
129
Sasaran 2.1.3 : Meningkatnya Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintahan
Tabel 3.28
Capaian Sasaran Meningkatnya Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2019
Sasaran “ Meningkatnya Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun
2019” memiliki Indikator yaitu “Meningkatnya Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintahan” . Sasaran dan indikator ini merupakan suatu upaya untuk memastikan
perbaikan dalam hal pengelolaan kinerja di lingkungan Pemerintah Daerah Kota
Cirebon, sebagai bagian dari upaya mencapai tujuan dan mewujudkan Misi 2.
Pencapaian Indikator “Meningkatnya Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintahan”
Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan Nilai AKIP B
hal ini relevan mengingat target pada akhir RPJMD nilai AKIP Kota Cirebon meningkat
menjadi BB, sebagai upaya perbaikan pada tahun 2019 ditargetkan nilai AKIP
dipertahankan dalam posisi B namun memiliki nilai yang meningkat.
Sebagai perwujudan atas akuntabilitas kinerja yang diselenggarakan oleh
Pemerintah Daerah Kota Cirebon, telah di rilis Laporan Hasil Evaluasi Atas
Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pada Pemerintah
Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2019. Hasil evaluasi tersebut secara umum
adalah sebagai berikut :
NO Sasaran Indikator Kinerja
Satuan Kondisi Awal/ 2018
Target Realisa
si
Target Akhir
RPJMD
Capaian
2.1.3
Meningkatnya Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan
Nilai AKIP B Nilai 65,40/ B B B BB 100%
130
Tabel 3.29 Nilai Laporan Hasil Evaluasi Atas Implemantasi Sistam AKuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2019
Komponen Bobot Nilai Pemda Kota Cirebon
Nilai Pada 16 Unit Kerja
Nilai Hasil Evaluasi %
2018 2019
a. Perencanaan Kinerja
30 12.67 11,78 20,65 24,45
b. Pengukuran KInerja
25 9,35 8,57 16,72 17,92
c. Pelaporan KInerja
15 4,97 4,59 9,98 9,57
d. Evaluasi Internal 10 6,06 0 5,83 6,06
e. Pencapaian Sasaran/Kinerja
20 9,01 0 12,29 9,01
Jumlah 100 42,06 24,94 65,48 67,00
Tingkat Akuntabilitas Kinerja
B B
Sumber : LHE Atas Implementasi SAKIP pada Pemda Kota Cirebon, Inspektorat Jabar
Berdasarkan data diatas maka pada tahun 2019 nilai tingkat akuntabilitas
Pemerintah Daerah Kota Cirebon adalah sebesar 67,00 atau dengan predikat B (Baik)
berarti akuntabilitas kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon sudah baik, memiliki
sistem yang dapat digunakan untuk manajemen kinerja, dan perlu beberapa perbaikan,
atas pengukuran tersebut pencapaian indikator “Meningkatnya Nilai Akuntabilitas
KInerja” tercapai target atu 100% dengan predikat Sangat Baik.
Evaluasi Sasaran 2.1.3 “Meningkatnya Nilai Akuntabilitas Kinerja”
Sasaran 2.1.3 ““Meningkatnya Nilai Akuntabilitas Kinerja” yang di ukur dengan1
(satu) indikator memiliki pencapaian 100% atau dengan predikat Sangat Baik.
Peningkatan nilai tingkat akuntabilitas kinerja sebesar 1,52 poin merupakan hasil yang
cukup baik jika disandingkan dengan target yang mempertahankan nilai tingkat
akuntabilitas kinerja pada posisi B. peningkatan nilai tersebut dibandingkan pada tahun
2018 ada pada komponen Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, dan Evaluasi
131
Internal. Komponen lainya yaitu Pelaporan KInerja dan Sasaran Kinerja mengalami
penurunan, khususnya terjadi penurunan yang signifikan pada komponen pencapaian
sasaran.
Penurunan pada komponen pelaporan penyebabnya adalah nilai rata-rata
pelaporan yang tidak cukup tinggi dari 16 Perangkat Daerah sementara beberapa data
yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan tingkat Pemerintah Derah Kota Cirebon
belum sepenuhnya memadai salah satu penyebabnya adalah aplikasi sistem
akuntabilitas kierja yang dibangun sempat mengalami server down sehingga
maintenance berkala yang cukup lama, pada umumnya pelaporan kinerja masih
memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut :
1. Pemerintah Daerah Kota Cirebon
Laporan Kinerja belum sepenuhnya menyajikan : evaluasi dan analisis mengenai
capaian kinerja, pembandingan data kinerja yang memadai antara realisasi tahun ini
dengan realisasi tahun sebelumnya dan pembanding lain yang diperlukan; informasi
tentang analisis efesiensi penggunaan sumber daya; informasi keuangan yang
terkait capaian sasaran kinerja instansi. Sehingga laporan kinerja belum
sepenuhnya dapat diandalkan; belum sepenuhnya digunakan untuk menilai dan
memperbaiki pelaksanaan program dan kegiatan organisasi; serta belum
sepenuhnya digunakan untuk peningkatan kinerja.
2. Perangkat Daerah
Laporan Kinerja belum sepenuhnya menyajikan : Informasi mengenai pencapaian
IKU;informasi sasaran yang berorientasi outcome; informasi mengenai kinerja yang
telah diperjanjikan; evaluasi dan alanisis mengenai capaian kinerja; pembandingan
data kinerja yang memadai antara realisasi tahun ini dengan realisasi tahun
sebelumnya dan pembanding lain yang diperlukan; informasi tentang analisis
efesiensi penggunaan sumber daya; informasi keuangan yang terkait capaian
sasaran kinerja instansi. Sehingga laporan kinerja belum sepenuhnya dapat
diandalkan; belum sepenuhnya digunakan untuk menilai dan memperbaiki
132
pelaksanaan program dan kegiatan organisasi; serta belum sepenuhnya digunakan
untuk peningkatan kinerja.
Penurunan pada Komponen Pencapaian Sasaran/Kinerja, mengalami penurunan
yang cukup signifikan, hal ini menjadi perhatian Pemerintah Daerah Kota Cirebon,
karena pencapaian kinerja merupakan salah satu gambaran penting terhadap
implementasi akuntabilitas kinerja, menurun nya pencapaian sasaran didoninasi karena
pencapaian yang tidak mencapai target pada tahun 2019 menurun dibandingkan tahun
sebelumnya, secara umum dalam pencapaian kinerja pada tahun 2019 terdapat
beberpa kelemahan sebagai berikut :
1. Target belum seluruhnya tercapai.
2. Capaian Kinerja belum seluruhnya meningkat dari tahun sebelumnya
3. Informasi kinerja belum sepenuhny dapat diandalkan
Sebagai upaya perbaikan pada tahun yang mendatang, selain memberikan
perhatian khusus pada komponen yang mengalami penurunan, Pemerintah Daerah
Kota Cirebon mengkaji seluruh kelemahan di setiap komponen yang telah dirilis pada
Laporan Hasil Evaluasi Atas Implemntasi SAKIP Pemerintah Daerah Kota Cirebon oleh
Inspektorat Provinsi Jawa Barat dan Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi BIrokrasi, kemudian melakukan langkah-langkah antisipastif atas kelemahan
yang masih ditemukan diantaranya :
1. Mengkaji dan memperbaiki sistem aplikasi e-lakip Kota Cirebon untuk
menyesuaikan perkembangan yang ada.
2. Meningkatkan kembali efektifitas dan efesiensi penyelenggaraan monitoring
dan evaluasi terhadap capaian kinerja.
3. Meningkatkan kembali efektifitas dan efesiensi terkait reviu atau evaluasi
pada sasaran strategis jangka menengah daerah atapun Perangkat Daerah.
133
4. Menindaklanjuti seluruh rekomendasi untuk perbaikan atas permasalahan
akuntabilitas kinerja pada seluruh komponen, sesuai rekomendasi yang dirilis
dalam Laporan Hasil Evaluasi Atas Implemntasi SAKIP Pemerintah Daerah
Kota Cirebon Tahun 2019, yang dilakukan oleh ti dari Inspektorat Provinsi
Jawa Barat dan Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi.
Sasaran 2.1.4 : Meningkatnya Maturitas SPIP
Tabel 3.30 Capaian Sasaran Meningkatnya Maturitas SPIP Tahun 2019
Sasaran “Meningkatnya Maturitas SPIP” memiliki Indikator yaitu “Tingkat Maturitas
SPIP” dengan target level 2 pada tahun 2019. Sasaran dan indikator ini merupakan
suatu upaya untuk memastikan perbaikan dalam hal kematangan SPIP yang diukur
dengan tingkat Maturits SPIP, sebagai bagian dari upaya mencapai tujuan dan
mewujudkan Misi 2.
Pencapaian Indikator “Tingkat Maturitas SPIP”
Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan level
maturitas SPIP berada pada level 2 atau berkembang, kondisi pada 2019 Pemerintah
Daerah Kota Cirebon melaksanakan self measurement secara mandiri bekerjasama
dengan unsur BPKP dengan hasil penilaian level maturitas 3, namun hal tersebut
NO Sasaran Indikator Kinerja
Satuan
Kondisi Awal/ 2018
Target Realisa
si
Target Akhir
RPJMD
Capaian
2.1.4
Meningkatnya Maturitas SPIP
Tingkat Maturitas
SPIP
Level 1 2 1 (1,75) 4 87,5%
134
seyogyanya tidak dapat disimpulkan sebagai hasil pengukuran yang tervalidasi
sehingga kondisi pada tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon masih harus
mengacu pada penilaian SPIP terakhir yaitu pada kondisi 1,75 dimana sesubgguhnya
kondisi maturitas SPIP 2019 masih berada pada proses penilaian oleh BPKP
Perwakilan Jawa Barat.
Dengan poin 1,75 atau masih berada pada level rintisan dapat diukur
pencapaian dari realisasi dengan menyandingkan poin terakhir atau kondisi saat ini
dengan target level 2 dimana level 2 berada minimal pada poin 2, sehingga dengan
poin 1,75 pencapaian terhadap target adalah 1,75/2 (poin maturitas level 2) di kalikan
100% yaitu 87,5% atau tidak mencapai target dengan pencapaian predikat Baik.
Evaluasi Sasaran 2.1.4 “Meningkatnya Maturitas SPIP”
Sasaran 2.1.4 “Meningkatnya Maturitas SPIP “yang di ukur dengan1 (satu)
indikator memiliki pencapaian 87,5% atau dengan predikat Baik.Pencapaian ini kurang
memuaskan karena tidak mencapai target yang ditetapkan dan jika disandingkan
dengan standar nasional masih berada dibawah target standar nasional seperti yang
tertera dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) Tahun 2015-2019,
pada tahun 2019 target tingkat maturitas SPIP berada pada level 3 atau terdefinisi dari
skala 1-5 tingkat MAturitas SPIP.
Kendala dalam proses pencapaian sasaran Meningkatnya Maturitas SPIP
diantaranya sbegai berikut :
1. Dalam pemenuhan dokumen untuk Penilaian Maturitas SPIP, Perangkat
Daerah yang menjadi sampling diharuskan mengumpulkan dokumen-
dokumen pendukung, namun tidak semua perangkat daerah tersebut
memberikan dokumen yang lengkap atas kebutuhan dokumen yang
dibutuhkan dalam memenuhi semua unsur dalam SPIP.
2. Masih rendahnya pemahaman pegawai pada perangkat daerah tentang SPIP
135
Untuk mengatasi kendala tersebut, diambil langkah-langkah sebagai berikut :
1. Dalam pemenuhan dokumen Inspektorat berusaha memberikan
pendampingan dengan menunjuk Asessor untuk mendampingi perangkat
daerah yang menjadi sampel dalam pemenuhan dokumen Penilaian
Maturitas SPIP.
2. Perlunya diklat, bimbingan teknis dan pendampingan intensif untuk
peningkatan kapasitas dan kompetensi counterpart.
Sasaran 2.1.5 : Meningkatnya Pelayanan Publik
Tabel 3.31 Capaian Sasaran Meningkatnya Pelayanan Publik Tahun 2019
Sasaran “Meningkatnya Pelayaan Publik” merupakan upaya dalam rangka
terwujudnya Misi ke-2 Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Bersih,
Akuntabel,Berwibawa dan Inovatif. Tata kelola Pemerintahan yang dimaksud memiliki
korelasi dengan tingkat pelayanan publik, dimana sasaran ini diukur dengan 2 indikator
sebagai berikut :
1. Tingkat Kepuasan Masyarakat Atas Layanan Perizinan.
2. Tingkat Kepuasan Masyarakat Atas Layanan Kependudukan
NO Sasaran Indikator Kinerja
Satuan
Kondisi Awal/ 2018
Target Realisa
si
Target Akhir
RPJMD
Capaian
2.1.3
MENINGKATNYA PELAYANAN PUBLIK
• Tingkat
Kepuasan
Masyarakat Atas
Layanan Perizinan
Poin 71,00 73,90 82,65 74,40 110%
• Tingkat Kepuasan Masyarakat Atas Layanan Kependudukan
Poin 78,00 80,00 76,25 88,00 95%
136
Pencapaian Indikator ke-1 Tingkat Kepuasan Atas Layanan Perizinan
Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan persentase
tingkat kepuasan pada pelayanan perizinan dan penanaman modal dengan nilai indeks
kepuasan masyarakat 75, sementara itu berdasarkan survey yang dilakukan pada
tahun 2019 Indeks Kepuasan Masyarakat atas layanan tersebut mencapai 82,65 adalah
maka pencapaian indikator ini adalah 100% dengan predikat Sangat Baik.
Responden yang diteliti di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Kota Cirebon sebanyak 300 orang per semester paling banyak berasal dari
kelompok umur di atas 37 tahun, dengan jenis kelamin mayoritas laki-laki. Dari seluruh
item pertanyaan pada kuesioner penilaian terhadap unsur pelayanan dapat dikatakan
sebagai berikut : unsur Biaya / Tarif mendapatkan nilai rata-rata tertinggi sebesar 3,54.
Sumber : Laporan Survey Kepuasan Masyarakat, DPPMTSP
Tabel 3. 32
Hasil Survey Kepuasan Atas Layanan Perizinan dan Penenaman Modal
137
Sedangkan Unsur Penanganan Pengaduan, Saran, Masukan mendapatkan nilai rata–
rata terendah sebesar 3,07.
Unsur biaya mendapat nilai rata-rata tertinggi karena tarif pelayanan diberlakukan 0
rupiah, sementara unsur penanganan, pengaduan, saran mendapatkan nilai terendah,
berdasarkan analisis hal ini karena ketidak puasan responden ata saran dan masukan
yang dinilai tidak seluruhnya ditindak lanjuti. Kendati demikian angka 3,07 masih cukup
terbilang tinggi.
Pencapaian Indikator ke-2 “Tingkat Kepuasan Masyarakat Atas Layanan
Kependudukan”
Tingkat Kepuasan Masyarakat Atas Layanan Kependudukan pada tahun 2019
ditargetkan pada poin 80, pengukuran indikator ini dilakukan dengan melaksanakan
survey kepuasan masyarakat di bidang layanan kependudukan. Survey ini
dilaksanakan oleh dinas Kepencdudukan dan Pencatatan Sipil bekerjasama dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Tujuh Belas Agustus.
Kerjasama penyusunan survey dengan Institusi Perguruan Tinggi untuk menjamin
proses independensi pelaksanaan survey sehingga mendapatkan hasil yang objektif,
dan tepat.
Hasil survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) pada Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil (disdukcapil) Kota Cirebon pada bulan Desember 2019 dengan jumlah
responden 150 orang terhadap 9 unsur pelayanan yaitu :
138
Tabel diatas menunjukan bahwa nilai tertinggi hasil perhitungan IKM untuk 9
unsur adalah biaya dan tarif yaitu dengan nilai indeks per unsur pelayanan adalah
3,385 dan nilai IKM setelah dikonversi 84,625. Hal ini tentu sesuai dengan peraturan
yang ada bahwa pengguna layanan tidak dikenakan biaya (gratis).Dan nilai terendah
adalah sarana dan prasarana dengan nilai indeks per unsur adalah 2,91 dan nilai IKM
setelah dikonversi 73,375. Hal ini dikarenakan ruang pelayanan yang sempit, tidak
nyaman mengakibatkan antrian juga tempat untuk parkir kendaraan sempit tidak
memadai
Berdasarkan hasil perhitungan untuk 9 unsur pelayanan yang dinilai sesuai
dengan Peraturan menteri pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Survei
Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik yang memuat 9 unsur
survey kepuasan diperoleh nilai rata-rata tertimbang 3,05 dan nilai IKM setelah
dikonversi adalah 76,25 yang menunjukan mutu pelayanan B dan kinerja
pelayanan baik. Jika disandingkan dengan target tahun 2019 idmana nilain Indeks
Kepuasan Masyarakat terhadap layanan kependudukan pada poin 80 maka, hasil
Tabel 3.33 Hasil Survey Kepuasan Masyarakat “Pelayanan Kependudukan”
Sumber : Laporan Survey Kepuasan Masyarakat “Disdukcapil”
139
survey menunjan target tidak tercapai 100% melainkan terrcapai 95,31%, kendati
demikan pencapaian pada tahun 2019 sudah menunjukan predikat Sangat Baik.
Gambar 3.9
Grafik Hasil Perhitungan IKM Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Sumber : Laporan Survey Kepuasan Masyarakat “Disdukcapil”
140
Evaluasi Sasaran 2.1.5 “ Meningkatnya Pelayanan Publik”
Sasaran 2.1.5 “Meningkatnya Pelayanan Publik ” yang di ukur dengan dua
indikator memiliki rata-rata pencapaian 102,5% dengan predikat sangat baik. Dalam
rangka mendukung sasaran telah dilaksanakan strategsi “Peningkatan kepuasan
masyarakat atas layanan perijinan” dan “Peningkatan kepuasan masyarakat atas
layanan kependudukan” dengan arah kebijakan meningkatkan pertumbuhan investasi.
dan meningkatkan layanan kependudukan . Strategi dan arah kebijakan tersebut
didukung program sebagai berikut :
a. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
b. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
c. Program Penataan dan Pelayanan Perijinan
d. Program Pendaftaran Penduduk
e. Program Pelayanan Pencatatan Sipil
f. Program Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
Pencapaian yang sudah sangat baik di tahun 2019 perlu dipertahankan dengan
memastikan efektifitas dan efesiensi pelaksanaan program-program diatas,
berdasarkan analisa pada pencapaian terdapat tantangan di bidang perijinan
bahwasanya poin terendah ada pada kepuasan terhadap layanan pengaduan, hal ini
perlu diantisipasi dengan penerapan sistem pengaduan yang lebih efektif dan efesien
serta tindak lanjut yang cepat, jelas, dan dipublikasikan, sementara di bidang layanan
kependudukan, tingkat kepuasan terendah ada pada unsur sarana dan prasarana, saat
ini Pemerintah Daerah Kota Cirebon tengah melakukan upaya memperbaiki sarana dan
prasarana dengan melakukan renovasi gedung Kantor Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil.
141
Sasaran 2.1.6 : Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah
Tabel 3.34 Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah Tahun 2019
Sasaran “Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah” menjadi tolak
ukur yang dapat menggambarkan terwujiudnya Misi 2 “ Mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang bersih, akuntabel, berwibawa dan inovatif ”, dimana Pemerintahan
yang bersih dan akuntabel tidak terlepas dari kualitas pengelolaan keuangan daerah.
Sasaran ini memiliki dua indikator yaitu :
1. Opini BPK Atas Laporan Keuangan Daerah
2. Rasio PAD Terhadap Penerimaan dan Pendapatan Daerah
Pencapaian Indikator ke-1 “Opini BPK atas Laporan Keuangan Daerah”
Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan opini BPK
dengan nilai WTP atau wajar tanpa pengecualian, penilaian pencapaian WTP
digunakan data Tahun N-1 karena penilaian BPK yang mengoreksi tahun N-1, maka
data pencapaian pada tahun 2019 adalah data pemeriksaan pada tahun 2018.
Berdasarkan data tersebut Pemerintah Daerah Kota Cirebon dapat mempertahankan
NO Sasaran Indikator Kinerja
Satuan Kondisi Awal/ 2018
Target Realisa
si
Target Akhir
RPJMD
Capaian
2.1.6
Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah
• Opini BPK Atas
Laporan
Keuangan
Daerah
Nilai WTP WTP WTP WTP 100%
Rasio PAD
Terhadap
Penerimaan dan
Pendapatan
Daerah
Persen 29,51 30,53 29,06 32,53 95%
142
raihan Wajar Tanpa Pengecualian nya. Merujuk pada target yang ditetapkan maka
Pemerintah Daerah Kota Cirebon berhasil merealisasikan targetnya mencapai 100%.
Perolehan WTP ini utamanya dikarenakan hal-hal sebagai berikut :
3. Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Negara atas Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP) laporan keuangan pemerintah daerah Kota Cirebon
dalam Transaksi penggunaan anggaran tidak ada yang mencurigakan
4. Pelaporan Keuangan telah Akrual yaitu akuntasi yang memebrikan
gambaran lebih akurat dan kompleks atas kondisi keuangan organisasi,
karena telah mencatat semua transaksi pengeluaran dan penerimaan kas
serta jumlah gutang piutang
5. Dalam laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) laporan keuangan, telah memenuhi
syarat kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam bentuk laporan
keuangan yaitu kesesuaian standar akuntasi pemerintahan, kecukupan
pengungkapan, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan
efektifitas sistem pengendalian intern.
Pencapaian Indikator ke 2 “Rasio PAD Terhadap Penerimaan dan Pendapatan
Daerah”
Pencapaian indikator “ Rasio PAD Terhadap Penerimaan dan Pendapatan
Daerah” pada tahun 2019 sebesar 29,06 % dari target pencapaian sebesar 30,53%,
maka tingkat pencapaian atas indikator sebesar 95,18 % atau dengan predikat Sangat
Baik, namun masih belummencapai target yang ditetapkan, hal ini dipengaruhi
beberapa hal diantaranya :
1. Pendapatan dari sektor Pajak Daerah untuk PBB dan BPHTB tidak bisa
mencapai dari target yang diharapkan,
2. Pajak Hotel yang tidak mencapai 100 %, serta beberapa Retribusi yang di
kelola di Perangkat Daerah ada yang tidak mencapai target.
Untuk Pajak Daerah Lainya telah melebihi dari target yang ada, berikut realisasi
Pendapatan Asli Daerah dari sektor pajak daerah,
143
NO JENIS PUNGUTAN
RETRIBUSI DAERAH TARGET (Rp) REALISASI (Rp)
PROSENTASE
(%)
1. Retribusi Pemakaian
Kekayaan Daerah 1.300.000.000,00 859.228.260,00 66,09
Jumlah 1.300.000.000,00 859.228.260,00 66,09
NO JENIS PUNGUTAN PAJAK
DAERAH TARGET (Rp) REALISASI (Rp) (%)
1. Pajak Hotel 18.803.900.000,00 18.517.199.527,00 98,48
2. Pajak Restoran 55.106.050.000,00 56.228.372.826,00 102,04
3. Pajak Hiburan 9.617.100.000,00 9.686.044.029,00 100,72
4. Pajak Reklame 5.600.000.000,00 5.725.346.870,00 102,24
5. Pajak Penerangan Jalan Umum 24.707.042.000,00 24.805.285.122,00 100,40
6. Pajak Parkir diluar Badan Jalan 4.578.200.000,00 5.010.156.938,00 109,44
7. Pajak Air Bawah Tanah 67.000.000,00 67.892.988,00 101,33
8. BPHTB 36.530.000.000,00 33.767.101.585,00 92,44
9. Pajak Bumi dan Bangunan P2 35.208.450.000,00 34.805.586.180,00 97,03
Jumlah 190.217.742.000,00 187.970.567.869,00 98,82
NO JENIS DENDA PAJAK TARGET (Rp) REALISASI (Rp) (%)
1. Denda Pajak Hotel 30.000.000,00 20.296.644,00 67,66
2. Denda Pajak Restoran 45.000.000,00 80.988.234,00 179,97
3. Denda Pajak Hiburan 11.200.000,00 5.806.596,00 51,84
4. Denda Pajak Reklame 27.000.000,00 64.840.961,00 240,15
144
Evaluasi Sasaran “Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah”
Pencapaian Sasaran meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah
dapat diukur dari rata=rata pencapaian kedua indikator yang mencapai 97,5%,
pencapaian ini berada pada predikat Sangat Baik kendati belum mencapai 100%.
Pencapaian ini disebabkan oleh faktor internal dan eksternal Pemerintah Daerah dalam
hal ini Badan Keuangan Daerah, dalam rangka perbaikan pencapaian kinerja pada
tahun yang akan datang diperlukan melakukan antisipasi terhadap hal-hal yang menjadi
kendala atau permasalahan dalam pencapaian kinerja sperti telah diuraikan pada
penjelasan pencapaian indikator diatas.
Hal – hal dilakukan dalam upaya pencapaian target kinerja sasaran
“Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah” diantaranya :
1. Mengadakan Desk dan Rekonsiliasi Laporan Keuangan secara berkala kepada
seluruh Perangkat Daerah
2. Mengoptimalkan pemanfaatan aplikasi teknologi informasi keuangan dalam
penyusunan Laporan Keuangan.
3. Menyusun aplikasi pembayaran pajak daerah dalam sebuah system yaitu Sistem
Pembayaran Online (SPTPD Online).
4. Pemasangan Mesin Tapping Box dan F.POS pada rumah makan untuk
meningkatkan setoran pendapatan
5. Evaluasi berkala terhadap pembayaran yang sudah jatuh tempo untuk dilakukan
penagihan
5. Denda Pajak Parkir 28.503.785,00 51.462.860,00 180,55
6. Denda Pajak Air Bawah Tanah 1.000.000,00 765.050,00 76,51
7. Denda Pajak Bumi dan Bangunan
P2 500.000.000,00 454.477.851,00 90,76
Jumlah 642.703.785,00 677.982.202,00 105,49
145
6. Penataan Reklame (Operasi Secara Rutin)
7. Penerapan Pengelolaan BPHTB Melalui e-BPHTB
8. Perhitungan NPOP BPHTB dengan Menetapkan Zona Nilai Tanah (ZNT)
9. Adanya Koordinasi dan Telah Dibuatnya MOU Antara Pemerintah Kota Cirebon
Dengan BPN dan KPP Pratama Cirebon Tentang Wajib Validasi SSPD BPHTB.
10. Evaluasi Pelayanan BPHTB dengan Para PPAT / PPATS Secara Berkala Per
triwulan.
11. Terintegrasinya Sistem PBB dengan BPHTB
12. Adanya Surat Edaran Walikota Tentang Lunas PBB Sebagai Persyaratan
Berbagai Pelayanan di Kota Cirebon
13. Adanya Himbauan Aktif Kepada Wajib Pajak Melalui Kegiatan Operasi Jaring
PBB dan Informasi Melalui Mas Media untuk Segera Membayar Sebelum Jatuh
Tempo
14. Adanya Mobil Pelayanan Pembayaran Keliling
Sasaran 2.1.7 : Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Arsip Daerah
Tabel 3.35 Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Kualitas Pengelolaan Arsip Daerah Daerah
Tahun 2019
Sasaran “Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Arsip Daerah” ditetapkan untuk
menunjang tujuan pada Misi ke-2, diukur melalui sebuah indikator Nilai Audit Kearsipan
Tingkat Kota dengan target pada tahun 2019 adalah 77,09. Nilai audit kearsipan tingkat
NO Sasaran Indikator Kinerja
Satuan
Kondisi Awal/ 2018
Target Realisa
si
Target Akhir
RPJMD
Capaian
2.1.7
Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Arsip Daerah
Nilai Audit
Kearsipan Tingkat
Kota
Poin 74,09 77,09 83,18 90,0 107,9%
146
kota lazim digunakan sebagai indikator yang mengukur sejauhmana kualitas
pengelolaan arsip daerah.
Pencapaian Nilai Audit Kearsipan Tingkat Kota.
NIlai Audit Kearsipan Tingkat Kota pada tahun 2019 terealisasi sebesar 83,18,
jika ditinjau dari target dengan nilai 77,09 maka pencapaian indikator telah melebihi
target yaitu 107,09% dengan predikat Sangat Baik. Audit kearsipan dilaksanakan oleh
tim dari Pengawas Kearsipan dari Lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia Hasil
nilai 83,18 berada pada kategori “Memuaskan” dalam tingkat Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota. Berdasarkan realisasi nilai audit pada angka 83,18, sehingga
pencapaian kinerja indikator ini adalah 108%
Evaluasi Sasaran “Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Arsip Daerah”
Pencapaian sasaran “Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Arsip Daerah”
dengan sebuah indikator tersebut memiliki pencapaian melebih target hingga
100,8%.Pencapaian ini menggambarkan pencapaian yang Sangat Baik. Walau berada
pada predikat pencapaian yang sangat baik seyogyanya Pemerintah Daerah Kota
Cirebon tetap melakukan upaya-upaya dalam meningkatkan kinerja terkait sasaran ini
terlebih dengan mekanisme dan inovasi baru dalam bidang kearsipan yaitu akan mulai
diterapkanya mekanisme pengelolaan surat atau arsip elektronik beberapa upaya yang
telah dilakukan diperlukan peningkatan diantaranya :
1. Sosialisasi berkala terhadap pemangku kepentingan yang memiliki keterkaitan
dengan pengelolaan kearsipan.
2. Memberikan kesempatan pendidikan dan pelatihan bidang kearsipan bagi
pegawai di lingkup bidang kearsipan.
3. Meningkatkan sarana dan prasarana kearsipan dengan memperhatikan
standar menurut peraturan yang berlaku.
147
Sasaran 2.1.8 : Meningkatnya Kapasitas Kinerja DPRD
Tabel 3.36 Capaian Sasaran Meningkatnya Kapasitas Kinerja DPRD Tahun 2019
Sasaran “Meningkatnya Kapasitas Kinerja DPRD” ditetapkan untuk menunjang
tujuan pada Misi ke-2. Meningkatnya kapasitas kinerja DPRD sangat relevan dijadikan
sasaran karena DPRD merupakan bagian dari sebuah manjemen pemerintahan di Kota
Cirebon hal ini seiring dengan tujuan dari misi ke-2 yaitu Meningkatkan Kualitas
Pelayanan Publik, Kualitas Kinerja, Kapasitas dan Akuntabilitas, Serta Inovasi Dalam
Manajemen Pemerintahan. Sasaran ini memiliki indikator sebagai berikut :
1. Rasio Jumlah Perda yang Ditetapkan terhadap Raperda
2. Rasio jumlah Keputusan/Berita Acara pelaksanaan fungsi anggaran
NO Sasaran Indikator Kinerja
Satuan Kondisi Awal/ 2018
Target Realis
asi
Target Akhir
RPJMD
Capaian
2.1.8 Meningkatnya
Kapasitas Kinerja
DPRD
Rasio Jumlah
Perda yang
Ditetapkan
terhadap
Raperda
Persen 55,00 70,60 70,00 80,00 99,16%
Rasio jumlah
Keputusan/Berita
Acara
pelaksanaan
fungsi anggaran
Persen 100,00 100,00 75,00 100 75%
Rasio jumlah
difasilitasinya
pelaksanaan
fungsi
pengawasan
Persen 59,70 60,00 42,01 78,33 70,02%
148
3. Rasio jumlah difasilitasinya pelaksanaan fungsi pengawasan
Pencapaian Indikator ke-1 Rasio Jumlah Perda yang Ditetapkan terhadap
Raperda
Pada Tahun 2019 DPRD Kota Cirebon menargetkan 20 Peraturan Daerah
(Perda) yang telah disahkan, sedangkan berdasarkan perhitungan Tahun 2019 yang
selesai disahkan sebanyak 14 Perda, maka jika dihitung secara rasio dari jumlah
realisasi dengan target sebanyak 99,16% atau predikat sangat baik, produk Praturan
Daerah yang dihasilkan mengalami peningkatan dibandingkan pada periode tahun
sebelumnya yaitu dari 12 Perda pada tahun 2018 menjadi 14 Perda pada tahun ini
(2019).
Pencapaian Indikator ke-2 “Rasio jumlah Keputusan/Berita Acara pelaksanaan
fungsi anggaran
Rasio jumlah keputusan/berita acara pelaksanaan fungsi anggaran, berdasarkan
data dari Sektretaria Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Cirebon adalah 75% dari
jumlah total keputusan atau berita acara yang dihasilkan pada tahun 2019. Dengan
target pada tahun 2019 100% maka pencapaian indikator ini adalah 75%, walau tidak
memenuhi target namun berada pada kategori atau predikat baik.
Pencapaian Indikator ke-3 Rasio jumlah difasilitasinya pelaksanaan fungsi
pengawasan
Pada tahun 2019 rasio jumlah, berdasarkan data dari Sektretaria Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kota Cirebon adalah 46% dari jumlah total fasilitasi fungsi
pengawasan. Dengan target pada tahun 2019 60% maka pencapaian indikator ini
adalah 70,02%, sehingga pencapaian tidak memenuhi target dan dkategorikan/predikat
cukup. Hal ini perlu menjadi perhatian Pemerintah Derah Kota Cirebon untuk
meningkatkan pencapaian ditahun berikutnya.
149
Evaluasi Sasaran 2.1.8 “Meningkatnya Kapasitas Kinerja DPRD”
Pencapaian sasaran “Meningkatnya Kapasitas KInerja DPRD” dengan tiga
indikator tersebut diatas, memiliki rata-rata pencapaian 81,4%. Pencapaian ini
menggambarkan ada indikator yang tidak mencapai target, walau begitu masih berada
pada predikat pencapaian Baik. Hal ini menjadi gambaran bahwa strategi
“Meningkatkan peran, fungsi dan kewenangan DPRD dalam fungsi Legislasi, Anggaran
dan Pengawasan” dengan arah kebijakan “Optimalisasi peran DPRD dalam fungsi
Legislasi, Anggaran dan Pengawasan” belum berjalan optimal. Beberapa kendala yang
dihadapi terkait pemenuhan target pada tahun 2019 diantaranya sebagai berikut :
1. Jumlah Sumber Daya Aparatur yang masih kurang sesuai hasil analisa
beban kerja, dibandingkan dengan jumlah anggota DPRD dan frekuensi
fasilitasi yang harus diberikan.
2. Terkait penetapan Peraturan Daerah masih terdapat Raperda yang kemudian
tidak selesai ditetapkan karena beberapa faktor diantaranya dinamika
peraturan dari pusat yang berubah sehingga raperda perlu ditinjau kembali
Untuk mengantisipasi kendala tersebut perlu dilakukan upaya sebagai berikut :
1. Mengisi kekosongan sumber daya aparatur di lingkungan Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah
2. Meningkatkan koordinasi antara anggota DPRD dengan Pemerintah Daerah
Kota Cirebon dalam pengusulan Raperda dan penetapan Perda.
3. Memastikan Strategi dan arah kebijkan berjalan efektif dan efesien dengan
optimalisasi program yang mendukung hal tersebut yaitu Program
Peningkatan Kapasaitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah dan Program
Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Posedur
Pengawasan.
150
Sasaran 2.1.9 : Terwujudnya Pemerintahan berbasis elektronik yang
professional, handal dan terintegrasi dalam menunjang Cirebon Smart City
Tabel 3.37 Capaian Sasaran Terwujudnya Pemerintahan Berbasis Elektronik Yang Profresional,
Handal dan Terintegrasi dalam Menunjang Smart City Tahun 2019
Sasaran “Terwujudnya Pemerintahan Berbasis Elektronik Yang Profesional,
Handal, dan terintegrasi dalam Menunjang Cirebon Smart City” ditetapkan untuk
menunjang tujuan dari Misi ke-2. Terwujudnya pemerintahan berbasis elektronik sangat
relevan dijadikan sasaran karena pemerintahan berbasis elektronik atau dikenla dengan
istilah e-government merupakan bagian dari sebuah manjemen pemerintahan di Kota
Cirebon hal ini seiring dengan tujuan dari misi ke-2 yaitu Meningkatkan Kualitas
NO Sasaran Indikator Kinerja
Satuan Kondisi Awal/ 2018
Target Realis
asi
Target Akhir
RPJMD
Capaian
2.1.9
Terwujudnya Pemerintahan berbasis elektronik yang professional, handal dan terintegrasi dalam menunjang Cirebon Smart City
Perangkat
Daerah yang
mengelola
Teknologi
Informasi dan
Komunikasi
dalam
Pengelolaan
Pemerintahan
Perangk
at
Daerah
1 4 13 32 325%
·Partisipasi
masyarakat
dalam
pemanfaatan
informasi
pemerintahan
melalui Teknologi
Informasi dan
Komunikasi
Komunit
as 1 22 22 26 100%
151
Pelayanan Publik, Kualitas Kinerja, Kapasitas dan Akuntabilitas, Serta Inovasi Dalam
Manajemen Pemerintahan. Sasaran ini memiliki indikator sebagai berikut
1. Perangkat Daerah yang mengelola Teknologi Informasi dan Komunikasi
dalam Pengelolaan Pemerintahan
2. Partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan informasi pemerintahan melalui
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Pencapaian Indikator ke-1 “Perangkat Daerah yang mengelola Teknologi
Informasi dan Komunikasi dalam Pengelolaan Pemerintahan”.
Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan setidaknya
ada tiga (3) Perangkat Daerah yang mengelola teknologi informasi dan komunikasi
dalam pengelolaan pemerintahan, sedangkan berdasarkan pendataan pada tahun
2019 yang dilakukan Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik tercatat ada empat
belas (14) Perangkat Daerah yang memiliki sistem aplikasi dalam pengelolaan
pemerintahanya sbeagai berikut :
1. Sekretariat Daerah
2. Dinans Komunikasi, Informasi, dan Statistik
3. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
4. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
5. Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah
6. Badan Perencanaa Pembangunan, Pengembangan dan Penelitian Daerah
7. Dinas Tenaga Kerja
8. Dinas Kesehatan
9. Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
10. Satuan Polisi Pamonng Praja
11. Badan Keuangan Daerah
12. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman
13. Dinas Perhubungan
152
Dengan Realisasi berjumlah 13 Perangkat Daerah yang mengelola teknologi
informasi atau sistem aplikasi berbasis elektronik, maka pencapaian dari indikator ini
adalah sebesar 325% atau sangat baik dan telah mendekati target akhir rpjmd.
Pencapaian Indikator ke-2 “Partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan informasi
pemerintahan melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi”
Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan 22 Komunitas
dalam indikator “Partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan informasi pemerintahan
melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi”. Berdasarkan pendataan pada tahun
2019 yang dilakukan Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik tercatat ada 22
Komunitas yang tersebar di 22 Kelurahan. Dengan realisasi yang sesuai target maka
pencapaian indikator ini adalah 100% atau memiliki predikat sangat baik.
Evaluasi sasaran 2.1.10 “Terwujudnya Pemerintahan Berbasis Elektronik Yang
Profesional, Handal, dan terintegrasi dalam Menunjang Cirebon Smart City”
Pencapaian sasaran “Terwujudnya Pemerintahan Berbasis Elektronik Yang
Profesional, Handal, dan terintegrasi dalam Menunjang Cirebon Smart City” dengan
dua indikator tersebut diatas, memiliki rata-rata pencapaian 212,45% berasa pada
predikat Sangat Baik. Kendati tingkat pencapaian telah melebihi target namun hal ini
menjadi tantangan pada tahun berikutnya agar tetap dapat dipertahankan bahkan
meningkat, karena walau pencapaian yang sangat tinggi belum mencapai target akhir di
RPJMD. Pencapaian yang sangat baik ini terlaksana karena efektif dan efesien nya
strategi dan arah kebijakan yang diterapkan yaitu Meningkatkan penerapan reformasi
birokrasi dalam hal ini yang mencakup pemerintahan berbasis elektronik dengan arah
kebijakan memperkuat kelembagaan dan tatalaksana pemerintahan berbasis e-
government dan meningkatkan perencanaan dan pengelolaan anggaran secara
transparan dan akuntabel. Strategi dan arah kebijakan tersebut diejawantahkan dalam
program sebagai berikut :
1. Program Fasilitasi Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan Informasi
153
2. Program Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Informasi
3. Program Peningkatan Infrastruktur Teknologi Informasi
4. Program Pengelolaan Pelayanan Informasi dan DokumentasI
5. Program Pengembangan Informasi dan Komunikasi Publik
Sasaran 2.1.10 : Meningkatnya Kualitas Perencanaan Pembangunan Daerah
Tabel 3.38 Capaian Sasaran Meningkatkatnya Kualitas Perencanaan Pembangunan Daerah
Tahun 2019
“Meningkatkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah” dengan
indikator: konsistensi program RKPD terhadap RPJMD dan Konsistensi Program
dalam APBD terhadap RKPD menjadi bagian tolak ukur dalam mewujudkan kinerja Misi
ke-2 yaitu Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, akuntabel, berwibawa
dan inovatif. Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan derah relevan dikaitkan
dengan Misi ke-2 karena kualitas perencanaan merupakan bagian dari tata kelola
pemerintahan.
Pencapaian Indikator ke-1 “Konsistensi Program RKPD terhadap RPJMD”.
NO Sasaran Indikator Kinerja
Satuan Kondisi Awal/ 2018
Target Realisa
si
Target Akhir
RPJMD
Capaian
2.1. 10
Meningkatnya Kualitas Perencanaan Pembangunan Daerah
Konsistensi
Program RKPD
terhadap RPJMD
Persen 87,39 100,00 97,49 100 97,49
Konsistensi
Program dalam
APBD terhadap
RKPD
Persen 98,30 100,00 95,17 100 95,17
154
Berdasarkan pendataan dan penghitungan yang dilakukan Badan Perencaanan
Pembangunan, Pengembangan dan Penelitian Daerah pada tahun 2019 realisasi untuk
indikator konsistensi program RKPD terhadap RPJMD adalah sebesar 97,49% dengan
rincian (terlampir). nilai realisasi ini bila dibandingan dengan target tahun 2019 belum
mencapai target yang telah ditetapkan. Namun apabila dibandingkan dengan realisasi
tahun 2018 yang sebesar 87,39% pada tahun 2019 ini menunjukkan angka yang
meningkat sebesar 10,01 poin. Pencapaian 97,49% walau belum memenuhi target
namun sudah dikategorikan/berpredikat sangat baik.
Pencapaian Indikator ke-2 “Konsistensi Program dalam APBD terhadap RKPD”
Nilai realisasi untuk indikator Konsistensi Program dalam APBD terhadap RKPD
sebesar 95,17% dengan rincian terlampir. Nilai realisasi ini belum mencapai target yang
ditetapkan pada tahun 2019 yang sebesar 100%. Realisasi untuk indikator Konsistensi
Program dalam APBD terhadap RKPD jika dibandingkan dengan data awal maka
mengalami sedikit penurunan sebesar 3,13 poin. Kendati belum mencapai target 100%
namun pencapaian 95,17% sudah berada pada kategori sangat baik.
Evaluasi Sasaran 2.1.10 Meningkatnya Kualitas Perencanaan Pembangunan
Daerah
Pencapaian sasaran “Meningkatnya Kualitas Perencanaan Pembangunan
Daerah” dengan dua indikator tersebut diatas, memiliki rata-rata 96,33% dengan
predikat sangat baik. Walau kategori pencapaian sangat baik namun belum memenuhi
target hingga 100% menjadi perhatian tersendiri. Strategi dan arah kebijakan yang
diterapkan dinilai tepat namun belum dapat berjalan efektif dan efesien sehinhga
pencapaian target ada pada kisaran 96,33%, strategi dan arah kebijakan pada sasaran
ini adalah sebagai berikut :
1. Strategi 1 : Melakukan updating data SIPD
Arah kebijakan : Optimalisasi data yang up to date dari semua sektor dan
Perangkat Daerah
155
2. Strategi 2 : Pelaksanaan proses perencanaan tepat waktu dan peningkatan
kualitas dokumen perencanaan Perangkat daerah
Arah Kebijakan : Mengoptimalkan sistem perencanaan dan pembangunan
daerah
3. Peningkatann kualitas pengendalian dan evaluasi perencanaan daerah
Arah Kebijakan : Membangun sistem pengendalian dan evaluasi
perencanaan daerah serta mempublikasikan hasil pengendalian dan evaluasi
perencanaan daerah.
Strategi dan arah kebijakan tersebut diejawantahkan dalam tiga (3) program
yaitu : Pengembangan Data/Informasi, Program Perencanaan Pembangunan Daerah,
Program Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, dan Program
Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah.Sebagai upaya
peningkatan kinerja di tahun berikutnya Pemerintah Daerah Kota Cirebon melalui
Perangkat Daerah teknis yang mengampu urusan penunjang perencanaan
melaksanakan beberapa hal sebagai berikut :
1. Meningkatkan koordinasi dengan semua Perangkat Daerah di Kota Cirebon
(melalui Program Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan
Daerah)
2. Meningkatkan intensitas rapat dan desk dengan Perangkat Daerah (Program
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah)
3. Mengoptimalkan pemanfaatan system perencanaan daerah dan SIMDA yang
saat ini dalam proses transisi penggunaan SIPD (Program Pengembangan
Data/Informasi)
156
Sasaran 2.1.11 : Meningkatnya Kualitas Penelitian dan Pengembangan Daerah
Tabel 3.39 Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Penelitian dan Pengembangan Daerah
Tahun 2019
“Meningkatkan Kualitas Penelitian dan Pengembangan Daerah” dengan
indikator: Persentase hasil kelitbangan yang ditindaklanjuti untuk menjadi bahan
kebijakan daerah menjadi salah satu tolak ukur dalam mewujudkan kinerja Misi ke-2
yaitu “Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, akuntabel, berwibawa dan
inovatif.”
Pencapaian Indikator Persentase Hasil Kelitbangan yang Dijadikan Dasar
Kebijakan Daerah
Pada tahun 2019 Pemerintah kota Cirebon telah mentargetkan indikator Persentase
hasil kelitbangan yang ditindaklanjuti untuk menjadi bahan kebijakan daerah sebesar
40%. Jumlah kajian kelitbangan yang dihasilkan pada tahun 2019 sebanyak 10
dokumen, dapat direalisasikan sebanyak 9 dokumen. Berdasarkan perhitungan
BPPPPD pada tahun 2019 realisasi untuk indikator Persentase hasil kelitbangan yang
ditindaklanjuti untuk menjadi bahan kebijakan daerah adalah 33% diperoleh dari 3
kajian pada tahun 2019 yang ditindaklanjuti untuk menjadi bahan kebijakan dibagi
dengan 9 dokumen kajian yang telah dihasilkan. Nilai realisasi ini belum mencapai
NO Sasaran Indikator Kinerja
Satuan Kondisi Awal/ 2018
Target Realisa
si
Target Akhir
RPJMD
Capaian
2.1.11
Meningkatnya Kualitas Penelitian dan Pengembangan Daerah
Persentase Hasil
Kelitbangan yang
Dijadikan Dasar
Kebijakan
Daerah
Persen 0,00 40,00 33% 70 82,5
157
target yang ditetapkan pada tahun 2019 yang sebesar 40% sehingga tingkat capaian
kinerja yang diperoleh sebesar 82,5% dengan predikat pencapaian Baik.
Evaluasi Sasaran 2.1.11 Sasaran Meningkatnya Kualitas Penelitian dan
Pengembangan Daerah
Sasaran “Meningkatnya Kualitas Penelitian dan Pengembangan Daerah”
merujuk pada indikator yang ditetapkan memperoleh pencapaian 82,5%, dalam kategori
tingkat pencapaian poin ini berada pada kategori Baik. Beberapa kendala yang
membuat tingkat pencapaian tidak sampai 100% adalah :
1. Belum optimalnya kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh bidang penelitian
dan pengembangan kepada para pemangku kepentingan.
2. Tingkat kesadaran riset yang rendah dikalangan pemangku kepentingan,
sehingga belum menjadikan riset atau penelitian sebagai pijakan dalam
menyusun kebijakan.
Untuk mengantisipasi kendala tersebut sstrategi dan arah kebijakan yang ada
saat ini sesungguhnya sudah tepat , hanya saja perlu ditingkatkan kembali efektifitas
dan efesiensinya, peningkatan tersebut dilakukan melalui program Program Penelitian
dan Pengembangan dengan cara :
1. Sosialisasi terkait peran penelitian bagi pembangunan sehingga ada
peningkatan jumlah obejek penelitian yang diusulkan oleh pemangku
kepentingan.
2. Sosialisasi kepada perangkat daerah secara bertahap atas hasil kajian
kelitbangan
158
Misi 3 : Meningkatkan Kualitas Pelayanan Sarana dan Prasarana Umum yang
Berwawasan Lingkungan
Misi 3, yaitu : ”Meningkatkan Kualitas Sarana dan Prasarana Umum yang
Berwawasan Lingkungan”, selaras dengan Misi 5 dan 6 RPJPD, yaitu : (5)
”Meningkatkan Kelestarian Lingkungan”; dan (6) “Meningkatkan Kualitas
Pelayanan Publik, Sarana Prasarana Umum Diikuti Dengan Terselenggaranya
Pemerintahan yang Bersih dan Berwibawa”. Misi ini merupakan arahan dalam
melaksanakan pembangunan harus memperhatian kelestarian lingkungan atau
pembangunan berwawasan lingkungan. Misi ini ditopang 1 tujuan dengan 4 sasaran
yang masing-masing akan diuraikan sebagai berikut :
Tujuan : Menyediakan Pelayanan Utilitas Umum yang Direncanakan dengan
Matang, Komprehensif dan Terpadu, serta Mewujudkan Kualitas Lingkungan Kota
yang Aman, Nyaman, Produktif, dan Berkelanjutan Sesuai dengan Daya Dukung
dan Daya Tampung Lingkungan
Tabel 3.40. Capaian Tujuan Menyediakan Pelayanan Utilitas Umum yang Direncanakan dengan
Matang, Komprehensif dan Terpadu, serta Mewujudkan Kualitas Lingkungan Kota yang
Aman, Nyaman, Produktif, dan Berkelanjutan Sesuai dengan Daya Dukung dan Daya
Tampung Lingkungan Tahun 2019
NO Tujuan Indikator Kinerja
Satuan Kondisi Awal/ 2018
Target Realis
asi
Target Akhir
RPJMD Capaian
3.1
Menyediakan Pelayanan Utilitas Umum yang Direncanakan dengan Matang, Komprehensif dan Terpadu, serta Mewujudkan Kualitas Lingkungan Kota yang Aman, Nyaman, Produktif, dan
Berkelanjutan Sesuai dengan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan
Indeks
Kualitas
Lingkung
an Hidup
Poin 44,05 45,00 56,92 47,00 115,47 %
Penurunan
Emisi Gas
Rumah
Kaca
Persen 2,38 2,80 3,85 7,7 135,7%
159
Tujuan “Menyediakan Pelayanan Utilitas Umum yang Direncanakan dengan
Matang, Komprehensif dan Terpadu, serta Mewujudkan Kualitas Lingkungan Kota yang
Aman, Nyaman, Produktif, dan Berkelanjutan Sesuai dengan Daya Dukung dan Daya
Tampung Lingkungan” dengan Indikator : Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
menjadi salah satu tolak ukur dalam mewujudkan kinerja “Misi 3 : Meningkatkan
Kualitas Pelayanan Sarana dan Prasarana Umum yang Berwawasan Lingkungan”
Pencapaian Indikator ke-1 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan Indeks
Kualitas Lingkungan HIdup (IKLH) pada poin 45,5, Berdasarkan perhitungan IKLH
Tahun 2019 yang tercantum dalam dokumen (terlampir), Indeks kualitas Lingkungan
Hidup Kota Cirebon mengalami peningkatan dibandingkan pada periode tahun
sebelumnya yaitu dari 44,07 pada tahun 2018 menjadi 51,96 pada tahun ini (2019).
Meningkatnya Indeks Kualitas lingkungan ini terdorong oleh adanya peningkatan indeks
kualitas Air yang sangat signifikan dari yang sebelumnya 25,38 tahun 2018 menjadi
56,92 pada tahun ini.
Poin IKLH Kota Cirebon sebesar 51,96 telah melebihi target pencapaian pada tahun
2019 yaitu 45,5 sehingga pencapaian kinerja Indikator ini adalah 115,47%.
Pencapaian Indikator ke-2 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
Penurunan gas emisi rumah kaca menjadi salah satu target yang lazim
digunakan saat ini, karena agenda pembangunan dunia saat ini adalah Suistanable
Development Goals, (SDG’s), agenda pembangunan ini menjadi inspirasi di seluruh
dunia termasuk di Indonesia. Berdasar hal tersebut Pemerintah Daerah Kota Cirebon
menyelaraskan misi di bidang lingkunganya dengan agenda provinsi maupun nasional
sehingga ditetapkanlah “Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca”, target pada tahun 2019
penurunan gas rumah kaca di wilayah Cirebon adalah 2,80%. Data yang diperoleh
Pemerintah Daerah Kota Cirebon melalui Dinas LIngkungan HIudp yang bekerjasama
dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, pada tahun 2019 terjadi penurunan emisi gas
rumah kaca pada angka 3,85%, maka pencapaianya adalah 135,7%.
160
Evaluasi Tujuan “Menyediakan Pelayanan Utilitas Umum yang Direncanakan
dengan Matang, Komprehensif dan Terpadu, serta Mewujudkan Kualitas
Lingkungan Kota yang Aman, Nyaman, Produktif, dan Berkelanjutan Sesuai
dengan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan”
Mengacu pada pencapaian indikator, Tujuan pada Misi ke-3 ini rata-rata
pencapaianya adalah 125,6%, pencapaian dengan predikat sangat tinggi. Pencapaian
ini bukan hanya dipengaruhi Perangkat Daerah yang mengampu urusan lingkungan
hidup karena seyogyanya pelayanan utilitas umum yang sejalan dengan kuallitas
lingkungan hidup merupakan dimensi yang luas, kondisi ini dipengaruhi diantaranya
oleh faktor yang berada pada cakupan pekerjaan umum dan tata ruang, perhubungan,
kawasan pemukiman . Berdasarkan hal itu maka ditetapkan empat (4) sasaran yang
mengacu pda tujuan dan misi ke-3 ini, sasaran tersebut adalah sebagai berikut :
1. Meningkatnya Pelayanan Kapasitas Jalan
2. Meningkatnya kapasitas pelayanan drainase.
3. Meningkatnya layanan sarana angkutan umum masyarakat
4. Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup dan Pengendalian Dampak
Perubahan Iklim
Setiap sasaran akan diuraikan secara komprehensif sebagai berikut :
Sasaran 3.1.1 : Meningkatya Pelayanan Kapasitas Jalan
Tabel 3.41 Capaian Sasaran Meningkatnya Pelayanan Kapasitas Jalan Tahun 2019
NO Sasaran Indikator Kinerja
Satuan Kondisi Awal/ 2018
Target Realisa
si
Target Akhir
RPJMD
Capaian
3.1.1
Meningkatnya Pelayanan Kapasitas Jalan
Tingkat
Pelayanan
Ruas Jalan
Nilai C C C B 100%
161
Sasaran “Meningkatnya Pelayanan Kapasitas Jalan” dengan sebuah Indikator
“Tingkat Pelayanan Ruas Jalan” menjadi salah satu tolak ukur dalam mendorong
pencapaian tujuan dan misi ke-3 “Meningkatkan Kualitas Pelayanan Sarana dan
Prasarana Umum yang Berwawasan Lingkungan”. Sasaran ini menjadi upaya nyata
menjamin kualitas pelayanan sarana dan prasarana umum khususnya pelayanan ruas
jalan.
Pencapaian Indikator “Tingkat Pelayanan Ruas Jalan”
Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan Tingkat Pelayanan
Ruas Jalan pada poin C, hal ini memperrtahankan kondisi sebelumnya mengingat tidak
mudahnya melakukan peningkatan pelayanan ruas jalan seiring dengan tumbuhnya
pengguna jalan yang sangat fluktuatif dan cenderung meningkat secara signifikan.
Berdasarkan perhitungan dan pendataan yang dilakukan Dinas Perhubungan tingkat
pelayanan ruas jalan pada tahun 2019 berada pada nilai C, hal ini berarti telah
mencapai target 100% atau dalam predikat Sangat Baik.
Pencapaian tingkat pelayanan ruas jalan didasarkan pada pendataan sebagai berikut :
TABEL 3.36 DATA V/C RASIO RUAS JALAN DI KOTA CIREBON
NO
LINK
NAMA SEGMEN KAPASITAS
JALAN ( C )
VOLUME
TOTAL V/C
RATIO
LOS VC
RATIO AWAL
(A)
AKHIR
(B) (smp/Jam)
1 704 703 JL CEMARA 4124,52 2442,48 0,59 C
2 1304 103 JL TUPAREV 3994,27 3446,42 0,86 E
3 703 702 JL VETERAN 4254,77 2480,40 0,58 C
4 2101 1802 JL AHMAD YANI 1 13230,00 8943,94 0,68 C
5 1802 1704 JL AHMAD YANI 2 12825,00 8731,90 0,68 C
6 1704 1702 JL AHMAD YANI 3 12825,00 8605,73 0,67 C
7 1702 1602 JL AHMAD YANI 4 11880,00 7998,66 0,67 C
162
8 607 601 JL BRIGJEN DHARSONO
1 12960,00 10510,84 0,81 D
9 601 606 JL BRIGJEN DHARSONO
2 12960,00 10178,20 0,79 D
10 606 608 JL BRIGJEN DHARSONO
3 12960,00 10130,04 0,78 D
11 608 602 JL BRIGJEN DHARSONO
4 12960,00 8785,71 0,68 C
12 1603 1602 JL KALIJAGA 1 14288,40 9713,78 0,68 C
13 1404 1401 JL PASINDANGAN 11426,40 9618,73 0,84 D
14 1403 1302 JL SLAMET RIYADI 12171,60 6535,66 0,54 C
15 803 902 JL BENTENG 5292,00 3034,43 0,57 C
16 1402 1401 JL DIPONEGORO 5400,00 3507,03 0,65 C
17 1602 1604 JL KALIJAGA 2 8573,04 5471,88 0,64 C
18 1402 704 JL KAPTEN SAMADIKUN 5400,00 2758,78 0,51 C
19 702 1304 JL KARTINI 5184,00 3362,29 0,65 C
20 903 1603 JL KESUNEAN 4968,00 3327,38 0,67 C
21 1302 1301 JL PILANG RAYA 4124,52 2711,30 0,66 C
22 1401 702 JL SILIWANGI 1 8255,52 4649,19 0,56 C
23 805 704 JL SISINGAMANGARAJA 5292,00 3005,80 0,57 C
24 902 903 JL YOS SUDARSO 5130,00 4236,62 0,83 D
25 1704 1703 JL CIREMAI RAYA 1 4096,01 2819,50 0,69 C
26 1703 1902 JL CIREMAI RAYA 2 4012,42 2799,10 0,70 C
27 1102 1003 JL KESEPUHAN 4254,77 961,88 0,23 B
28 1701 1704 JL RAJAWALI RAYA 1 4012,42 3379,50 0,84 D
29 1201 1701 JL RAJAWALI RAYA 2 3678,05 2625,20 0,71 D
30 102 201 JL TENTARA PELAJAR 4096,01 2517,20 0,61 C
31 2105 2102 JL JENDERAL
SUDIRMAN 1 8550,00 6100,52 0,71 D
32 401 508 JL KESAMBI 5 7866,00 4521,54 0,57 C
33 501 401 JL MERDEKA 7866,00 3277,79 0,42 B
34 1101 1102 JL ARIODINOTO 5287,68 3385,63 0,64 C
35 2102 1902 JL JENDERAL
SUDIRMAN 2 5130,00 2954,46 0,58 C
36 2103 2106 JL KALI TANJUNG 3 5117,04 2819,98 0,55 C
37 2105 2104 JL KALITANJUNG 1 4968,00 2677,85 0,54 C
38 2104 2103 JL KALITANJUNG 2 5339,52 2824,18 0,53 C
39 2101 2105 JL KANGGRAKSAN 4968,00 4112,78 0,83 D
40 902 904 JL KEBUMEN 5117,04 2378,29 0,46 C
41 2105 505 JL KESAMBI 1 7153,92 6087,56 0,85 E
42 505 507 JL KESAMBI 2 4769,28 3345,78 0,70 D
43 507 506 JL KESAMBI 3 4868,64 3202,77 0,66 C
44 506 508 JL KESAMBI 4 4968,00 3125,88 0,63 C
45 1101 404 JL PULASAREN 4976,64 3255,88 0,65 C
46 702 801 JL SILIWANGI 2 5391,36 3286,69 0,61 C
47 303 308 JL GUDANG 5930,50 2614,85 0,44 B
48 801 203 JL KARANG GETAS 1 4276,80 2796,15 0,65 C
163
49 801 303 JL KARANG GETAS 2 4276,80 2635,85 0,62 C
50 404 401 JL LAWANG GADA 5702,40 2763,15 0,48 C
51 401 206 JL NYI MAS GANDA
SARI 1 4811,40 3003,35 0,62
C
52 206 201 JL NYI MAS GANDA
SARI 2 4715,17 3229,35 0,68
C
53 201 202 JL P SURYA NEGARA 3934,66 1932,85 0,49 C
54 202 205 JL PARUJAKAN 1 4276,80 2290,85 0,54 C
55 205 304 JL PARUJAKAN 2 4276,80 2707,85 0,63 C
56 902 901 JL PASUKETAN 1 6054,05 2700,35 0,45 B
57 901 303 JL PASUKETAN 2 3934,66 3051,90 0,78 D
58 301 404 JL PEKALIPAN 3079,30 2397,65 0,78 D
59 303 302 JL PEKIRINGAN 1 3079,30 2523,35 0,82 D
60 302 301 JL PEKIRINGAN 2 3079,30 2547,60 0,83 D
61 804 901 JL SYARIF ABDUR
RAHMAN 4365,90 1420,35 0,33
B
62 201 401 AMPERA RAYA 3508,92 1477,90 0,42 B
63 1802 2102 ANGKASA RAYA 4050,00 2656,79 0,66 C
64 208 804 BAHAGIA 4976,64 1677,80 0,34 B
65 101 502 DR SUTOMO 3970,62 1658,25 0,42 B
66 1202 1805 DUKUH SEMAR 1 4050,00 2652,80 0,66 C
67 1805 1701 DUKUH SEMAR 2 4179,60 2532,80 0,61 C
68 1701 1702 ELANG RAYA 4263,19 2092,80 0,49 C
69 1703 1804 GALUNGGUNG 3078,00 919,05 0,30 B
70 104 105 GARUDA 3508,92 1288,65 0,37 B
71 1804 1806 GN MERAPI 3508,92 1318,65 0,38 B
72 402 406 JAGASATRU 1 2851,20 2417,00 0,85 D
73 406 403 JAGASATRU 2 2980,80 1806,40 0,61 C
74 1103 1004 JAGASATRU 4 3078,00 861,51 0,28 B
75 802 801 KALIBARU 3969,00 2119,06 0,53 C
76 1201 1205 KARANG MULYA 3928,50 1885,38 0,48 C
77 1903 2003 KARYA BHAKTI 3847,50 1849,58 0,48 C
78 2202 2204 KB DANIS 2677,86 589,75 0,22 B
79 506 1106 KESAMBI DALAM 3564,00 2838,20 0,80 D
80 2003 2002 KOPI LUHUR 3508,92 1668,17 0,48 C
81 801 702 KS TUBUN 3969,00 1809,00 0,46 C
82 403 1106 KUTAGARA 1 2851,20 2471,00 0,87 E
83 1106 1104 KUTAGARA 2 2883,60 2463,20 0,85 E
84 901 1101 LEMAHWUNGKUK 3250,37 1035,01 0,32 B
85 1502 1501 M THOHA 4096,01 1314,20 0,32 B
86 1101 1002 MAYOR SASTRA
ATMAJA 3250,37 648,03 0,20 A
87 1703 1705 MERBABU 3508,92 956,83 0,27 B
88 1302 1303 PANCURAN 2677,86 478,79 0,18 A
89 1104 1201 PANGERAN DRAJAT 1 4096,01 3332,70 0,81 D
90 1201 1202 PANGERAN DRAJAT 2 4179,60 2650,70 0,63 C
164
91 1202 505 PANGERAN DRAJAT 3 4096,01 2527,70 0,62 C
92 1605 1105 PEGAJAHAN 3969,00 1536,20 0,39 B
93 204 205 PEKALANGAN 3969,00 1829,00 0,46 C
94 804 803 PELABUHAN 2677,86 1218,66 0,46 C
95 603 2201 PERJUANGAN 2 4012,42 3183,80 0,79 D
96 2201 2202 PERJUANGAN 3 4096,01 3040,60 0,74 D
97 1803 1805 PERUMNAS-DK SEMAR 4179,60 1288,17 0,31 B
98 1901 2002 PRAMUKA 3928,50 2331,40 0,59 C
99 1902 1904 PRAMUKA
PENGGALANG 3142,80 667,51 0,21
B
100 1601 1606 PRONGGOL 3508,92 1457,06 0,42 B
101 611 610 RARASANTANG 4050,00 465,03 0,11 A
102 1705 1702 RINJANI 3240,00 1125,83 0,35 B
103 2103 2203 SALADARA 4096,01 2533,20 0,62 C
104 612 603 STADION BIMA 3 3619,73 845,03 0,23 B
105 602 609 SUNYARAGI 1814,40 653,21 0,36 B
106 905 906 TANJUNG 3240,00 1052,97 0,32 B
107 1802 1801 TERMINAL-DK SEMAR 3078,00 1129,17 0,37 B
108 403 1103 JAGASATRU 3 3078,00 1607,25 0,52 C
109 1304 102 DR CIPTO 1 12960,00 10491,84 0,81 D
110 102 104 DR CIPTO 2 12960,00 10283,24 0,79 D
111 1104 101 DR CIPTO 3 12960,00 10122,86 0,78 D
112 101 501 DR CIPTO 4 7617,60 6931,39 0,91 E
113 501 505 DR CIPTO 5 7866,00 6024,81 0,77 D
114 1607 1608 GRAGE 9525,60 2017,65 0,21 B
115 601 610 STADION BIMA 1 8820,00 2646,30 0,30 B
116 610 612 STADION BIMA 2 8820,00 2301,90 0,26 B
117 606 611 TERUSAN PEMUDA 1 9525,60 3075,22 0,32 B
118 611 604 TERUSAN PEMUDA 2 8899,20 2702,89 0,30 B
119 1304 1305 WAHIDIN 1 8820,00 7495,55 0,85 D
120 1305 1302 WAHIDIN 2 9000,00 7175,55 0,80 D
121 501 507 DR SUDARSONO 4968,00 3317,93 0,67 C
122 602 2104 EVAKUASI 4868,64 3758,88 0,77 D
123 2202 2203 MAJASEM 4968,00 2935,44 0,59 C
124 501 606 PEMUDA 4968,00 3978,41 0,80 D
125 608 603 PERJUANGAN 1 4968,00 2531,81 0,51 C
126 1807 902 KANTOR 4276,80 2495,85 0,58 C
127 201 208 KEBON CAI 3143,45 1347,98 0,43 B
128 208 202 PAGONGAN 4633,20 1273,98 0,27 B
129 207 208 PANDESAN 2732,40 1348,98 0,49 C
130 806 807 PANJUNAN 3207,60 1527,98 0,48 C
131 302 405 PETRATEAN 2910,60 1615,43 0,56 C
132 202 801 SUKALILA 3934,66 705,64 0,18 A
133 303 307 WINAON 2851,20 1859,33 0,65 C
Jalan Kota Cirebon 0,57 C
165
Evaluasi Sasaran 3.1.1 “Meningkatnya Pelayanan Kapasitas Jalanan”
Sasaran 3.1.1 memiliki satu indikator dengan tingkat pencapaian 100%, dalam
hal ini maka capaian sasaran 3.1.1 dalam predikat sangat baik. Pencapaian sasaran
ini tidak lepas dari upaya Pemerintah Daerah Kota Cirebon khususnya melalui Dinas
Perhubungan dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dengan
memaksimalkan pelaksanaan strategi “Meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan
infrastruktur jalan secara merata di seluruh wilayah “ dengan arah kebijakan”
Kemantapan kondisi jalan interkonektivitas pertumbuhan ekonomi”. Penerapan strategi
dan arah kebijakan tersebut dilaksanakan melalui program sebagai berikut :
1. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
2. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas
Perhubungan
3. Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas
4. Program Peningkatan Pelayanan Parkir
Pencapaian sasaran yang memenuhi target menjadi tantangan ditahun-tahun
mendatang karena salah satu kendala dalam pemenuhan palayanan kapasitas jalan
adalah terus meningkatnya pengguna jalan khususnya kendaraan bermotor dan juga
beban dari tingginya pendatang atau wisatawan yang datang sesuai dengan salah satu
program prioritas di bidang pariwisata. Untuk menjawab tantangan tersebut Pemerintah
Daerah Kota Cirebon perlu meningkatkan kembali upaya yang telah dilakukan pada
tahun 2019, focus upaya tersebut adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pendataan kondisi jalan secara berkala
2. Meningkatkan infratruktur perhubungan (khususnya Jalan raya)
3. Responsif terhadap kerusakan atau kebutuhan prasarana dan fasilitas
perhubungan
4. Menertibkan pelayanan parkir.
166
Sasaran 3.1.2 : Meningkatnya kapasitas pelayanan drainase
Tabel 3.42 Capaian Sasaran Meningkatya Kapasitas Pelayanan Drainase Tahun 2019
Sasaran “Meningkatnya Kapasitas pelayanan drainase” dengan indikator :
Persentase Drainase Kondisi Baik menjadi salah satu tolak ukur dalam mewujudkan
kinerja “misi 3 :Mewujudkan Kualitas Pelayanan Sarana dan Prasarana Umum
Berwawasan Lingkungan”. Pada Tahun 2019 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kota Cirebon menargetkan indikator Persentase Drainase Kondisi Baik dengan
perhitungan sebagai berikut :
Pada Tahun 2019 Jumlah Justifikasi Drainase Kondisi Baik adalah
sejumlah 119 Drainase dari 3 DAS Di Kota Cirebon dan Total Drainase adalah
162 Drainase dari 3 DAS di Kota Cirebon. kondisi fisik bangunan air dapat
berubah oleh karena berbagai sebab antara lain faktor internal misalkan karena
keterbatasan kemampuan bangunan itu sendiri dan sebab dari luar misalkan
erosi, cuaca, beban berlebihan, gaya external yang tak direncanakan. Kondisi
diartikan sebagai gambaran utuh mengenai kondisi bangunan baik dilaksanakan
secara visual maupun dideteksi di laboratorium bangunan. Sampai saat ini tidak
ada pedoman yang baku mengenai tatacara penentuan kondisi fisik yang
NO Sasaran Indikator Kinerja
Satuan Kondisi Awal/ 2018
Target Realisasi
Target Akhir
RPJMD Capaian
3.12
Meningkatnya kapasitas pelayanan drainase.
Persentase
drainase
kondisi baik.
Persen 70,00 72,50 82,50 101,3%
167
mengarah kepada kualitas bangunan, namun demikian secara umum hasil
studi Monenco (1984) memberikan acuan penilaian kondisi fisik bangunan
sebagai berikut:
No Kondisi Fisik Penilaian Kondisi Fisik
1. Baik 86%-100%
2. Cukup 66%-85,9%
3. Rusak Ringan 45%-65,9%
4. Rusak Sedang 25%-45,9%
5. Rusak Berat 0-25,9%
Penilaian kondisi fisik ini ditentukan dengan suatu kriteria teknis. Kriteria
penilaian kondisi fisik untuk masing-masing bangunan dijabarkan secara khusus/berbeda
untuk masing-masing jenis bangunan yang akan secara detail dilaksanakan oleh ahli
bangunan. Secara umum kriteria besarnya angka prosentase penilaian didasarkan kepada
beberapa hal yaitu:
1. Besarnya biaya untuk mereparasi/merehabilitasi
2. Akibat/konsekuensi dari kerusakan/penurunan kondisi bangunan
3. Jangka waktu pelaksanaan
4. Metode atau tingkat kesulitan pelaksanaan
5. Dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan, dan sebagainya.
168
Hal ini jika dihitung Drainase Kondisi Baik di Kota Cirebon dengan Total Drainase
yang ada dengan perhitungan sebagai berikut :
Pemerintah Daerah Kota Cirebon melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang sendiri melakukan upaya dalam pencapaian indikator tersebut melalui Program :
1. Program Mengendalikan Banjir pada Daerah Tangkapan Air dan Badan –
Badan Sungai
2. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Bantaran dan Tanggul Sungai
3. Program Peningkatan Pembersihan dan Pengerukan Sungai/Kali
Total Realisasi Anggaran pada seluruh program tersebut sebesar 100%,
sementara realisasi indikator mencapai 100%, hal ini merupakan bentuk efisiensi
penggunaan sumberdaya pada indikator tersebut.
Walaupun pencapaian Indikator pada tahun 2019 telah mencapai target namun
ada beberapa kendala yang terjadi pada peningkatan kondisi drainase tersebut sebagai
berikut :
1. Anggaran pemeliharaan yang diperlukan kurang jika dibandingkan dengan
bangunan air yang harus dipelihara secara berkala sekota Cirebon dalam 1
tahun.
2. Keterbatasan Sumber Daya Manusia dalam operasional dan pemeliharaannya.
169
3. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengelola drainase di lingkungan
wilayah nya.
4. Kurangnya kesadaran masyarakat yang membuang sampah yang bukan pada
tempatnya
5. Seringkali terjadi pengalihan saluran drainase tanpa seizin pihak terkait di
DPUPR oleh masyarakat sehingga menimbulkan banjir dan genangan baru.
Terkait kendala tersebut diperlukan upaya-upaya sebagai berikut :
1. Mengkaji kembali Pagu Anggaran untuk menerapkan anggaran yang
proposional sesuai kebutuhan dalam pembangunan dan pemeliharaan sistem
drainase.
2. Mengajukan upaya di luar APBD kota Cirebon melalui Bantuan Dana Provinsi,
APBN, dan DAK.
3. Melakukan survey lapangan secara berkala terkait permasalahan pemeliharaan
drainase dan sosialisasi kepada masyarakat untuk dapat menggerakan
masyarakat dalam gerakan gotong royong.
4. Memberikan plat deker/ jaring penutup sampah diatas sungai/ saluran drainase
untuk meminimalisir adanya sampah yang dibuang ke saluran/badan sungai.
5. Meningkatkan koordinase antar stake holder khususnya Perangkat Daerah yang
memangku kepentingan di wilayah sistem drainase yaitu Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan RUang dengan Dinas Lingkungan Hidup.
6. Melakukan koordinasi dan teguran kepada pihak yang melanggar, membongkar
atau menutup adanya saluran drainase.
170
Sasaran 3.1.3: Meningkatnya Layanan Sarana Angkutan Umum Masyarakat
Tabel 3.43 Capaian Sasaran Meningkatnya Layanan Sarana Angkutan Umum Masyarakat
Tahun 2019
Semula :
Di rubah menjadi
Sasaran “Meningkatnya Layanan Sarana Angkutan Umum Masyarakat”
mengalami perubahan indikator berdasarkan hasil kajian dan evaluasi terhadap
sasaran di RPJMD oleh Dinas Perhubungan dan Badan Perencanaan, Pembangunan,
Pengembangan dna Penelitian Daerah. Semula memiliki indikator Rasio Kendaraan
Angkutan Umum terhadap Jumlah Penduduk dirubah dengan sebuah Indikator
NO Sasaran Indikator Kinerja
Satuan Kondisi Awal/ 2018
Target Realisa
si
Target Akhir
RPJMD
Capaian
3.1.3
Meningkatnya layanan sarana angkutan umum masyarakat
Rasio
Kendaraan
Angkutan
Umum
terhadap
Jumlah
Penduduk
Persen n/a 40,00 0,07 80 17,5%
NO Sasaran Indikator Kinerja
Satuan Kondisi Awal/ 2018
Target Realisa
si
Target Akhir
RPJMD
Capaian
3.1.3
Meningkatnya layanan sarana angkutan umum masyarakat
Tingkat
Penggunaan
Angkutan
Umum
Persen n/a 8% 8% 12% 100%
171
“Tingkat Penggunaan Angkutan Umum”, perubahan ini dikarenakan dua hal
mendasar :
1. Target yang ditetapkan pada indikator semula yaitu rasio jumlah angkutan
umum dan jumlah masyarakat dengan jumlah 40% dan target akhir 80% tidak
relevan, sebagai perbandingan studi internasional yang pernah di rilis The
World Bank pada ppif.org suatu standar sebuah kota yang memilki jaringan
transportasi umum baik berada pada rasio 1 : 1000 jika kendaraan tersebut
adalah Bus, sementara Kota Cirebon dengan moda transportasi angkutan
umum tipe mobil dengan kapasitas ¼ Bus saat ini memiliki rasio sekitar 7 :
1000 sehingga dapat dikatakan jumlah ini cukup ideal b agi sebuah kota.
2. Jumlah Rasio Kendaraan Umum dan Jumlah Penduduk bukanlah suatu
indikator yang menunjukan outcome, karena belum merujuk pada manfaat
jangka panjang, jumlah rasio yang ideal tidak menunjukan gambaran apakah
angkutan yang tersedia termanfaatkan. Hal ini dapat ditunjukan dengan
menjadikan tingkat penggunaan angkutan umum.
Melalui indikator baru “Tingkat Penggunaan Angkutan Umum” dapat ikut serta
mendorong pencapaian tujuan dan misi ke-3 “Meningkatkan Kualitas Pelayanan
Sarana dan Prasarana Umum yang Berwawasan Lingkungan” sebagai upaya nyata
khususny di bidang transportasi dimana fokus penggunaan transportasi umum akan
berdampak pada pengurangan emisi sekaligus mengurangi potensi kemacetan.
Pencapaian Indikator “Tingkat Penggunaan Angkutan Umum”
Tingkat Penggunaaan angkutan umum menjadi indikator yang lazim digunakan
untuk mengukur seberapa efektif tingkat manfaat dari ketersediaan sarana pelayanan
umum, pressure pada peningkatan penggunaan angkutan umum juga merupakan
upaya yang berdampak multiply effect, diantaranya menjadi faktor dalam mengurai
kemacetan dan penurunan emisi gas rumah kaca yang diakibatkan kendaraan. Kota
Cirebon pada tahun 2019 menargetkan tingkat Penggunaan Angkutan Umum sebesar
8% dari jumlah penduduk dengan target akhir meningkat menjadi 12%. Adapun
172
pencapaian pada tahun 2019 ditunjukan melalui survey dan Analisis Tim PKL Kota
Cirebon Tentang Proporsi Pemilihan Moda Transportasi sebagai berikut :
Tabel 3.44 Analisis Tim PKL Kota Cirebon Tentang Proporsi Pemilihan Moda Transportasi
Sumber : Dinas PerhubunganKota Cirebon, di olah
Unit % Unit % Unit % Unit % Unit % Unit %
1 532 2,48% 157 6,22% 14 0,80% 32 10,32% 24 5,17% 16 1,61%
2 253 1,18% 46 1,82% 11 0,63% 3 0,97% 4 0,86% 3 0,30%
3 292 1,36% 85 3,37% 70 3,98% 18 5,81% 12 2,59% 6 0,60%
4 383 1,78% 82 3,25% 42 2,39% 18 5,81% 15 3,23% 34 3,42%
5 578 2,69% 74 2,93% 51 2,90% 12 3,87% 8 1,72% 35 3,52%
6 553 2,57% 131 5,19% 75 4,27% 18 5,81% 21 4,53% 18 1,81%
7 581 2,70% 83 3,29% 27 1,54% 4 1,29% 20 4,31% 6 0,60%
8 438 2,04% 61 2,42% 33 1,88% 19 6,13% 10 2,16% 66 6,63%
9 446 2,08% 53 2,10% 42 2,39% 10 3,23% 8 1,72% 53 5,33%
10 858 3,99% 142 5,63% 96 5,46% 20 6,45% 16 3,45% 31 3,12%
11 554 2,58% 93 3,69% 56 3,19% 14 4,52% 19 4,09% 24 2,41%
12 934 4,35% 101 4,00% 71 4,04% 7 2,26% 4 0,86% 7 0,70%
13 773 3,60% 98 3,88% 82 4,67% 9 2,90% 12 2,59% 83 8,34%
14 751 3,50% 87 3,45% 70 3,98% 18 5,81% 19 4,09% 24 2,41%
15 505 2,35% 91 3,61% 69 3,93% 15 4,84% 25 5,39% 22 2,21%
16 893 4,16% 173 6,86% 152 8,65% 27 8,71% 75 16,16% 220 22,11%
17 480 2,23% 105 4,16% 86 4,89% 12 3,87% 16 3,45% 33 3,32%
18 995 4,63% 156 6,18% 93 5,29% 11 3,55% 24 5,17% 90 9,05%
19 1156 5,38% 227 9,00% 185 10,53% 17 5,48% 48 10,34% 138 13,87%
20 1141 5,31% 93 3,69% 70 3,98% 12 3,87% 40 8,62% 26 2,61%
21 1372 6,39% 168 6,66% 167 9,50% 9 2,90% 10 2,16% 34 3,42%
22 1277 5,94% 217 8,60% 195 11,10% 5 1,61% 34 7,33% 26 2,61%
Jalan KakiZona
SepedaMotor Mobil Angkutan Umum Becak Sepeda
173
Berdasarkan tabel diatas berikut merupakan grafik proporsi pemilihan moda penduduk
Kota Cirebon, dimana prosentase pengguna angkutan umum adalah 8%.
Kondisi 8% penggunaan jumlah angkutan umum memenuhi target pada tahun 2019,
dengan jumlah penduduk dibawah 500 ribu penduduk 8% penggunanaan angkutan umum
sudah cukup baik jika ditinjau pengaruh pada faktor kemacetan namun perlu terus ditingkatkan,
sebagai pembanding Kota Bandung dengan penduduk 2,5 Juta tercatat pengguna transportasi
umum berada pada kisaran 17%.
Evaluasi Sasaran “Meningkatnya Layanan Sarana Angkutan Umum Masyarakat”
Sasaran “Meningkatnya Layanan Sarana Angkutan Umum Masyarakat” dengan
satu indikator menunjukan pencapaian yang sangat baik yaitu 100%. Pencapaian ini
merupakan upaya yang dilakukan berbagai stakeholder khususnya Dinas Perhubungan
yang secara berkala mengedukasi masyarakat untuk menggunakan transportasi umum.
di sisi lain hal ini merupakan tantangan untuk meningkatkan pencapaian di tahun
berikutnya dengan target yang lebih tinggi. Pada tahun 2019 juga belum tercatat inovasi
72%
12%
8%
1% 2%
5%
PROPORSI PEMILIHAN MODA
SEPEDA MOTOR MOBIL PRIBADI ANGKUTAN UMUM
BECAK SEPEDA JALAN KAKI
174
yang telah diimplementasikan pada layanan sarana angkutan umum di Kota Cirebon ini.
Sehingga pada tahun-tahun berikutnya diharapkan ada inovasi yang dapat
meningkatkan jumlah pengguna kendaraan umum.
Beberapa kendala yang dialami dalam rangka pencapaian sasaran adalah
sebagai berikut :
3. Inovasi Transportasi Massal di Kota Cirebon belum terimplementasi
4. Rendahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan transportasi public
5. Belum Prima nya layanan angkutan umum di Kota Cirebon khususnya
angkot.
Sasaran 3.1.4 : Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup dan Pengendalian
Dampak Perubahan Iklim
Tabel 3.45
Capaian Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup dan Pengendalian
Dampak Perubahan Iklim
Sasaran “Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup dan Pengendalian Dampak
Perubahan Iklim” dengan Indikator : Indeks Kualitas Lingkungan Hidup menjadi salah
satu tolak ukur dalam mewujudkan kinerja “Misi 3 : Meningkatkan Kualitas Pelayanan
Sarana dan Prasarana Umum yang Berwawasan Lingkungan” . Indeks KUlaitas
NO Sasaran Indikator Kinerja
Satuan Kondisi Awal/ 2018
Target Realisa
si
Target Akhir
RPJMD
Capaian
3.1.4
Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup dan Pengendalian Dampak Perubahan Iklim
Indeks
Kualitas
Lingkungan
Hidup
Poin 44,05 45,00 51,96 47,00 115,47%
175
Lingkungan Hidup penting menjadi tolak kukur mengingat Misi ke-3 melakukan upaya
manjamin kualitas lingkungan hidup terjaga seiring dengan pembangunan di Kota
Cirebon.
Pencapaian Indikator “Indeks Kualitas Lingkungan Hidup”
Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan Indeks
Kualitas Lingkungan HIdup (IKLH) pada poin 45,5, Berdasarkan perhitungan IKLH
Tahun 2019 yang tercantum dalam dokumen (terlampir), Indeks kualitas Lingkungan
Hidup Kota Cirebon mengalami peningkatan dibandingkan pada periode tahun
sebelumnya yaitu dari 44,07 pada tahun 2018 menjadi 51,96 pada tahun ini (2019).
Meningkatnya Indeks Kualitas lingkungan ini terdorong oleh adanya peningkatan indeks
kualitas Air yang sangat signifikan dari yang sebelumnya 25,38 tahun 2018 menjadi
56,92 pada tahun ini. Secara lengkap penghitungan Indeks Lingkungan hidup adalah
sebagai berikut : Indeks Pencemaran Udara, Indeks Pencemaran Air dan Indeks
Tutupan Hutan, maka nilai IKLH Kota Cirebon dapat dihitung dengan ramus :
IKLHKota Cirebon = (IKA x 30%) + (IKU x 30%) + (IKTL x 40%)
Dengan menggunakan pendekatan diatas, maka didapat nilai IKLH Kota Cirebon
adalah sebesar 51,96 dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 3. 42 Perhitungan IKLH Kota Cirebon Tahun 2019
No Uraian Satuan Jumlah
1 Jumlah Penduduk Jiwa 316.277
2 Luas Wilayah (km2) Km2 38,10
3 Indeks Pencemaran Udara - 68,58
4 Indeks Pencemaran Air - 56,92
5 Indeks Tutupan Lahan - 35,77
IKLH - 51,96
Sumber : DLH Kota Cirebon ,Hasil Perhitungan Tahun 2019
176
Dalam perspektif IKLH, angka indeks ini bukan semata-mata peringkat, namun
lebih kepada suatu dorongan upaya perbaikan kualitas lingkungan hidup. Dalam
konteks ini pemerintah Kota Cirebon dapat menjadikan IKLH sebagai titik referensi
untuk menuju angka ideal yaitu 100. Dimana semakin tinggi nilainya (mendekati angka
100), maka dapat disimpulkan bahwa upaya pemerintah daerah dalam menjaga
kualitas lingkungan melalui pengelolaannya semakin baik.
Poin IKLH Kota Cirebon sebesar 51,96 telah melebihi target pencapaian pada
tahun 2019 yaitu 45,5 sehingga pencapaian kinerja Indikator ini adalah 115,47% atau
predikat Sangat Tinggi. Jika disandingkan dengan Standar Nasional Poin IKLH Kota
Cirebon mendekati IKLH Rata-rata Nasional Yaitu pada kisaran 65 Poin, sebagai
sebuah kota yang dengan beban pembangunan dan kepadatan penduduk yang tinggi
Kota Cirebon memiliki nilai yang cukup baik dalam kategori wilayah perkotaan.
Evaluasi Sasaran 3.1.4 Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup dan
Pengendalian Dampak Perubahan Iklim
Sasaran “Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup dan Pengendalian
Dampak Perubahan Iklim” dengan sebuah indikator yang capaianya hingga
115,47% memiliki predikat pencapaian Sangat Baik. Kendati telah memiliki
pencapaian yang sangat TInggi, kritik dan evaluasi untuk meningkatkan indeks
kualitas lingkungan hidup sangat penting, salah satu faktor yang harus menjadi
prioritas perhatian pada tahun –tahun berikutnya adalah pada faktor indeks tutupan
lahan. Indeks tutupan lahan merupakan indeks dengan nilai terkecil sebagai indeks
yang membangun indeks kualitas lingkungan hidup secara utuh. Berikut adalah
data indeks tutupan lahan dalam bentuk tabel :
177
Tabel 3.46 Luas Wilayah Tutupan Lahan Di Kota Cirebon
NO Uraian Satuan Jumlah
1 Luas Wilayah (Ha) Ha 3.810
2 Luas Hutan Ha -
3 Luas Belukar dalam Kawasan Ha -
4 Luas Belukar pada Fungsi Lindung Ha -
5 Kebun Raya (Data LIPI) Ha -
6 RTH (Data Cipta Karya + DLH Prov) Ha 5,16
7 Taman Kehati Ha
Sumber : Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Tahun 2019
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa RTH dengan luas total sebesar 5,16 Ha
dari luas wilayah secara administrasi sebesar 3.810 Ha atau sebesar 0,14%, ini adalah
penyebab utama indeks tutupan lahan begitu rendah. Dalam beberapa penelitian ruang
terbuka hijau seyogyanya adalah 30% dari total luas wilayah hal ini pun diamanatkan
oleh UU nomor 6 Tahun 2007 Tentang Penataan Tata Ruang Wilayah Nasional,
dengan kompisisi 20% ruang terbuka hijau public dan 10% privat.. Sebagai
perbandingan berikut adalah sebuah peta kota yang telah ideal dalam pemenuhan
ruang terbuka hijaunya :
Permasalahan tersebut diantisipasi dengan melakukan fokus lebih pada
strategi “Meningkatkan konservasi sumber daya alam dan keanekaragaman hayati
beserta ekosistemnya” dengan arah kebijakan Meningkatkan tutupan vegetasi (melalui
pemenuhan ruang terbuka hijau) diantara strategi dan arah kebijakan lainya yang
menunjang sasaran 3.1.4 ini. Dalam menunjang seluruh strategi dan arah kebijakan
yang ditetapkan dilaksanakan program sebagai berikut :
1. Program Penyelenggaraan Jalan dan Jembatan
178
2. Program Pembinaan Jasa Konstruksi
3. Program Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan
4. Program Penyelenggaraan Bangunan Gedung
5. Program Pengembangan Sistem dan Pengelolaan Persampahan
6. Program Pengelolaan Sumber Daya Air
7. Program Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Air Limbah Domestik
8. Program Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum
9. Program Penyelenggaraan Penataan Ruang
10. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
11. Program Pengelolaan Pertanahan
12. Program Penyelenggaraan Prasarana sarana umum Perumahan
13. Program Penyediaan Perumahan
14. Program Penataan dan Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman
Kumuh
15. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
16. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
17. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
18. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam
dan Lingkungan Hidup
19. Program Pengelolaan Lingkungan Berbasis Masyarakat
179
Misi ke 4 : Mewujudkan Ketentraman dan Ketertiban yang Kondusif
Misi 4, yaitu : ”Mewujudkan Ketentraman dan Ketertiban Umum yang Kondusif”, selaras
dengan Misi 4 RPJPD, yaitu : “Meningkatkan Iklim Usaha yang Kondusif, Stabil, Merata
dan Berkelanjutan”, yang ditandai dengan :
a. Menciptakan situasi politik yang kondusif melalui terselenggaranya iklim politik yang
sehat.
b. Terwujudnya masyarakat yang taat hukum dan dapat berpartisipasi dalam menjaga
ketentraman dan ketertiban lingkungan sekitarnya.
c. Terwujudnya ketentraman dan ketertiban umum masyarakat Kota Cirebon yang
mendukung percepatan pembangunan di segala bidang.
d. Meningkatnya investasi untuk mendukung peningkatan pemerataan pembangunan.
Dalam rangka mendorong pencapaian atau mewujudkan Misi 4 ini, Pemerintah Daerah Kota
Cirebon telah menetapkan 1 tujuan dan 3 sasaran, yang masing-masing akan diuraikan sebagai
berikut :
Tujuan “Menciptakan Perlindungan Bagi Masyarakat, Mendukung Penegakan Ketentuan
Peraturan PerundangUndangan Daerah serta Menumbuhkan Budaya Tertib Masyarakat dan
Penyelenggara Pemerintahan”
Tabel 3.47 Sasaran Menciptakan Perlindungan Bagi Masyarakat, Mendukung Penegakan
Ketentuan Peraturan Perundang Undangan Daerah serta Menumbuhkan Budaya Tertib
Masyarakat dan Penyelenggara Pemerintahan Kota Cirebon
NO Tujuan Indikator Kinerja
Satuan Kondisi Awal/ 2018
Target Realisa
si
Target Akhir
RPJMD
Capaian
4.1 Menciptakan Perlindungan Bagi Masyarakat, Mendukung Penegakan Ketentuan Peraturan PerundangUndangan Daerah serta Menumbuhkan Budaya Tertib Masyarakat dan Penyelenggara Pemerintahan
Tingkat
kepuasan
masyarakat
terhadap
ketentrama
n dan
ketertiban
umum
Poin n/a 62,00 76,70 83,00 123,7%
180
Tujuan “Menciptakan Perlindungan Bagi Masyarakat, Mendukung Penegakan
Ketentuan Peraturan PerundangUndangan Daerah serta Menumbuhkan Budaya Tertib
Masyarakat dan Penyelenggara Pemerintahan” dengan indikator kinerja yaitu Tingkat
Kepuasan Masyarakat Terhadap Ketentraman dan ketertiban Umum menjadi salah satu
tolak ukur dalam mewujudkan Misi 4. Pengukuran dengan indikator tersebut relevan
karena menjadikan penerima layanan sebagai salah satu tools dalampengukuran
kinerja.
Pencapaian Indikator “Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Ketentraman dan
ketertiban Umum”
Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat akan ketentraman dan ketertiban umum
yang menghasilkan indeks kepuasan masyarakat terhadap ketentraman dan ketertiban
umum hampir serupa dengan indeks rasa aman, dimana indeks ini belum lazim di
gunakan khususnya di Negara kita, pembahasan indeks rasa aman pernah muncul
pada diskusi yang dilakukan oleh Bappenas, diskusi tersebut merupakan usulan
pengembangan metode pengukuran indeks keamanan Indonesia, dalam konteks
internasional lazim dikenal human security. Pada umumnya teori yang dibangun pada
isitilah rasa aman / human security adalah keamanan terhadap gangguan dari
kekerasan dan kejahatan, gangguan dari bencana serta aman dalam aspek social
ekonomi. Jika disandingkan dengan amanah urusan pemerintahan pada undang-
undang 23 bidang ketentraman dan ketertiban umum maka memiliki korelasi yang jelas
khususnya dalam lingkup keamanan dari gangguan ketertiban umum serta gangguan
dari bencana.Serta menjadikan factor di luar urusan ketentraman dan ketertiban umum
(yang digariskan pada Undang-Undang 23 Tahun 2014) yaitu sosial ekonomi sebagai
penentu dalam merumuskan nilai indeks kemanan tersebut. Dilator belakangi hal
tersebut Pemerintah Daerah Kota Cirebon melalui Perangkat daerah yang mengampu
urusan Ketentraman dan Ketertiban Umum, khususnya Satuan Polisi Pamong Praja
melaksanakan survey dengan metode skala likert yangftg diadopsi dari pada
Permenpan 14 Tahun 2017 Tentang Survey Kepuasan Masyarakat. Namun dalam
implementasinya kami lakukan pengembangan dengan memodifikasi butir-butir
pertanyaan agar dapat menggali lebih jauh informasi dari objek terkait gangguan
181
ketentraman dan ketertiban umum, hal ini guna menjamin gambaran tingkat kepuasan
terhadap kondisi ketentraman dan ketertiban umum.
Hasil survei terhadap pelayanan ketentraman dan ketertiban umum pada tahun
2019 mencapai angka 76,70 dari target 62,00 yang berarti telah mencapai presentase
123,70% sehingga dapat mencapai predikat sangat baik, berikut adalah rekapitulasi
hasil survei tersebut
No Unsur Pelayanan
Nilai Rata-
Rata Unsur
Pelayanan
Bobot Rata-
Rata
Tertimbang
Nilai
Indeks
1 Dampak Gangguan 3,220 0.11 0,35420
2 Penanganan Gangguan 3,293 0.11 0,36227
3 Waktu Pelayanan 2,980 0.11 0,32780
4 Efek jera Sanksi/denda 2,813 0.11 0,30947
5 Produk Layanan 2,973 0.11 0,32707
6 Kompetensi Petugas 3,140 0.11 0,34540
7 Perilaku Pelaksana 3,287 0.11 0,36153
8 Sarana dan Prasarana 2,927 0.11 0,32193
9 Penanganan
Pengaduan 3,260 0.11
0,35860
Nilai Indeks Unit Pelayanan 3,06827
Nilai IKM setelah dikonversi (Total Nilai Indeks x 25) 76,7067
Mutu Pelayanan B
Kinerja Unit Pelayanan Baik
Dalam Mendukung tujuan sebagai bagian dari gambaran kondisi pada
pencapaian Misi Ke-1, ditetapkan 3 sasaran sebagai berikut :
1. Meningkatnya Kondusifitas Ketentraman dan Ketertiban Umum di Masyarakat
2. Meningkatnya rasa nasionalisme dan kawaspadaan nasional
3. Meningkatnya pencegahan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana
Masing-masing sasaran akan diuraikan secara komprehensif sebagai berikut :
182
Sasaran 4.1.2 : Meningkatnya Ketentraman dan Ketertiban Lingkungan
Tabel 3.48 Sasaran Meningkatnya kondusifitas ketentraman dan ketertiban umum di Masyarakat
Tahun 2019
Sasaran “Meningkatnya Ketentraman dan Ketertiban Lingkungan” dengan
indikator kinerja yaitu Jumlah Daerah Rawan Gangguan Keamanan dan Ketertiban
Umum (Lokasi/Titik) menjadi salah satu tolak ukur dalam mewujudkan Misi 4.
Ketentraman dan ketertiban serta kondisi yang kondusif ditandai salah satunya adalah
dengan berkurangnya Lokasi daerah rawan gangguan keamanan dan ketertiban umum,
selain indikator yang disebutkan,sesungguh nya tercantum indikator penunjang untuk
menjadi pemicu dalam pencapaian target, namun indikator tersebut terfokus pada lokus
di kecamatan . Berdasarkan hal tersebut maka pengukuran indikator terkait sasaran
“Meningkatnya Ketentraman dan Ketertiban Lingkungan” cukup dilakukan pada
indikator yang mencakup seluruh wilayah Kota Cirebon sebagai cerminan tingkat
ketentraman dan ketertiban umum secara menyeluruh.
Pencapaian Indikator “Jumlah Daerah Rawan Gangguan Keamanan dan
Ketertiban Umum”
Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan berkurangnya
jumlah daerah rawan gangguan keamanan ketentraman dan ketertiban umum dimana
NO Sasaran Indikator Kinerja
Satuan Kondisi Awal/ 2018
Target Realisa
si
Target Akhir
RPJMD
Capaian
4.1.1
Meningkatnya
kondusifitas
ketentraman dan
ketertiban umum
di Masyarakat
Jumlah Daerah
Rawan
Gangguan
Keamanan dan
Ketertiban
Umum
(Lokasi/titik)
Titik 60 55 55 15 100
183
pada kondisi awal yaitu 60 titik menjadi 55 titik. Atas upaya penertiban di berbagai
lokasi pada tahun 2019 target tersebut tercapai menjadi 55 titik , maka pencapaian
atas indikator ini adalah 100%. Dengan predikat Sangat Tinggi.
Evaluasi Sasaran 1.1.12 “Meningkatnya Ketentraman dan Ketertiban Lingkungan”
Pencapaian Sasaran Meningkatnya Ketentraman dan Ketertiban Lingkungan” dengan
sebuah indikator tersebut diatas berada dalam kategori atau predikat sangat tinggi.
Pencapaian sasaran dengan menurun nya jumlah daerah rawan ketentraman dan
ketertiban umum merupakan hasil kerja keras atas petugas, khususnya dilapangan
yang terus melakukan pemantauan dan penertiban secara berkala. Kendati pencapaian
telah sesuai target namun Satuan Polisi Pamong Praja mencatat beberapa kendala
dalam rangka merealisasikan target dengan menurunkan jumlah daerah rawan
ketentraman dan ketertiban umum, sebagai berikut :
1. Daerah rawan ketentraman dan ketertiban umum, disebabkan maraknya
anak jalanan yang nota bene bukan berasal dari Kota Cirebon.
2. Dalam beberapa kasus (tidak berlaku umum) ditemukan adanya hubungan
antara masalah kesejahteraan sosial dengan gangguan ketentraman dan
ketertiban umum
3. Jumlah personil khususnya Aparatur Sipil Negara yang bertugas
dilapangan masih belum ideal jika diukur dengan kondisi jumlah daerah yang
harus dilakukan patrol secara berkala.
Untuk mempertahankan kinerja serta meningkatkan kinerja tersebut perlu
dilakukan upaya sebagai berikut :
1. Kerjasama antar daerah dalam memetakan strategi penanganan masalah
atau isu ketentraman dan ketertiban umum.
2. Kerja sama lintas sektor, yaitu antara Dinas Sosial Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak, DInas Pendidikan, serta Satuan Polisi
Pamong Praja, saat ini masing-masing telah memiliki program yang sinergis
dalam mengarah perbaikan kondisi social dan kualitas masyarakat yang perlu
dipertahankan dan ditingkatkan.
184
3. Penyusunan analisis beban kinerja yang kemudian ditindak lanjuti sesuai
dengan analisis kebutuhan tersebut untuk mendapatkan jumlah personil
yang ideal
Sasaran 4.1.2 : Meningkatkan Rasa Nasionalisme dan Kewaspadaan Nasional
Tabel 3.49 Sasaran Meningkatkan Rasa Nasionalisme dan Kewaspadaan Nasional Tahun 2019
Sasaran “Meningkatnya Rasa Nasionalisme dan Kewaspadaan Nasional”
dengan indikator kinerja yaitu jumlah konflik kasus kebangsaan dan nasionalisme
menjadi salah satu tolak ukur dalam mewujudkan Misi 4. Ketentraman dan ketertiban
serta kondisi yang kondusif ditandai salah satunya adalah dengan terciptanya kondisi
masyarakat yang dapat menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara dengan
baik, yaitu tanpa adanya kasus terkait konflik kebangsaan dan nasionalisme.
Pencapaian Indikator “Konflik Kasus kebangsaan dan Nasionalisme”
Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan jumlah
konflik kasus kebangsaan dan nasionalisme pada target maksimal yaitu 0 / nol
kejadian. Target ini terbilang cukup tinggi karena potensi terjadinya konflik di Kota
Cirebon tidaklah rendah mengingat heterogen nya komposisi demografi masyarakat di
Kota Ini. Namun patut disyukuri berdasarkan data yang disampaikan Kantor Kesatuan
Bangsa dan Politik pada tahun 2019 tidak tercatat satupun kejadian terkait konflik kasus
NO Sasaran Indikator Kinerja
Satuan Kondisi Awal/ 2018
Target Realisa
si
Target Akhir
RPJMD
Capaian
4.1.2
Meningkatnya
rasa
nasionalisme
dan
kawaspadaan
nasional
Konflik kasus
kebangsaan dan
nasionalisme
(Kasus)
Kasus 0 0 0 0 100
185
kebangsaan dan nasionalisme, maka pencapaian atas indikator ini adalah 100%.
Dengan predikat sangat tinggi.
Evaluasi Sasaran 4.1.2 “Meningkatkan Rasa Nasionalisme dan Kewaspadaan
Nasional”
Pencapaian Sasaran meningkatnya kerukunan umat beragama berada dalam
kategori atau predikat sangat tinggi dimana satu-satunya indikator sebagai tolak ukur
pencapaian sasaran dapat dilaksanakan sepenuhnya. Keberhasilan ini sekaligus
menjadi tantangan kedepan nya untuk tetap dipertahankan, kondisi demografi Kota
Cirebon yang heterogen dan atmosfer konflik khususnya SARA maupun ideology di
tingkat nasional yang sangat fluktuatif menjadi celah kemungkinan yang cukup tinggi
terjadinya konflik kasus kebangsaan dan nasionalisme.
Strategi yang diterapkan dalam menekan jumlah kasus kebangsaan dan
nasionalisme adalah sebagai berikut :
1. Strategi “Meningkatkan sosialisasi dan penyuluhan wawasan kebangsaan”
Dengan Arah Kebijakan “Meningkatkan ideologi wawasan kebangsaan”
2. Meningkatkan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dengan Arah Kebijakan “Meningkatkan pemahaman empat pilar kebangsaan
kepada masyarakat secara terus menerus dan berkelanjutan.”
Strategi dan arah kebijakan tersebut di dukung program Program Pembinaan
Ketahanan Seni, Budaya, Kerukunan Hidup Umat Beragama, Kemasyarakatan dan
Ekonomi. Stretagi arah kebijakan dan program yang saat ini telah dilaksanakan berjalan
cukup efektif oleh karena itu perlu dipertahankan pelaksanaan program yang telah
berlangsung dan melakukan peningkatan khususnya sebagai bentuk deteksi dini dalam
rangka pencegahan terjadinya konflik kasus kebangsaan dan nasionalisme.
186
Sasaran 4.1.3 : Meningkatnya Pencegahan Kesiapsiagaan Dalam Menghadapi
Bencana
Tabel 3.50 Sasaran Meningkatnya Pencegahan Kesiapsiagaan Dalam Menghadapi Bencana
Tahun 2019
Sasaran “Meningkatkan Pencegahan dan Kesiapsiagaan dalam Menghadapi
Bencana relevan dijadikan sasaran karena kejadian konflik kasus kebangsaan dan
nasionalisme merupakan bagian penting dalam kondusifitas suatu wilayah.
Pencapaian Indikator Ke 1 “Tingkat Waktu Tanggap (Response Time Rate) Daerah
Layanan WMK Kelurahan yang memiliki forum Siaga Bencana”
Pada Tahun 2019 Jumlah Penyelamatan dan Kebakaran sebanyak 255 kejadian
dengan jumlah tertangani yaitu sebanyak 192 kejadian. Tertangani disini artinya
kejadian penyelamatan atau kebakaran yang dilakukan sesuai dengan Tingkat waktu
NO Sasaran Indikator
Kinerja
Satuan
Kondisi Awal/ 2018
Target
Realisa
si
Target Akhir
RPJMD
Capaian
2019 (%)
4.1.3
Meningkatnya Pencegahan dan Kesiapsiagaan dalam Menghadapi Bencana
Tingkat Waktu
Tanggap
(Response Time
Rate) Daerah
Layanan WMK
Kelurahan yang
memiliki forum
Siaga Bencana
Persen 70,00 75,00 75 95 100%
Jumlah
Kelurahan yang
Memiliki Forum
Siaga Bencana
Kelura
han
n/a 22 22 22 100%
187
tanggap (respon time) yaitu kurang dari 15 menit sesuai dengan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor: 20/Prt/M/2009 Tentang Pedoman Teknis Manajemen Proteksi
Kebakaran Di Perkotaan.
Hal ini jika dihitung jumlah penyelamatan kebakaran di Kota Cirebon dengan
Penanganan dengan perhitungan sebagai berikut :
Dinas Pemadam Kebakaran sendiri melakukan upaya dalam pencapaian
indikator tersebut melalui Program :
1. Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran
2. Program Pemberdayaan Masyarakat dan Sarana Prasarana Pemadam
Kebakaran
Total Realisasi Anggaran pada seluruh program tersebut sebesar 97%,
sementara realisasi indikator mencapai 100%, hal ini merupakan bentuk efisiensi
penggunaan sumberdaya pada indikator tersebut.
Indikator Capian Kinerja
Realisasi Anggaran
Efisiensi Penggunaan Sumber Daya (Anggaran)
Tingkat Waktu Tanggap (Respon Time Rate) Daerah Layanan WMK
100% 97% 3%
188
Walaupun pencapaian Indikator pada tahun 2019 telah mencapai target tapi jika
disandingkan dengan standar nasional masih belum memenuhi, hal ini karena
beberapa kendala seperti :
1. Sarana dan Prasarana Kebakaran belum memadai.
2. Mobil Pemadam Kebakaran tidak layak digunakan secara optimal diakarenakan
umur kendaan yang sudah tua.
3. Keterbatasan Aparatur Dinas Pemadam Kebakaran yang terlatih
4. Kurangnya Pemahaman masyarakat akan bahaya kebakaran
Terkait kendala tersebut Dinas Pemadam Kebakaran akan melakukan upaya
sebagai berikut :
1. Mengajukan Pagu Anggaran untuk memenuhi sarana prasarana sesuai standar
2. Mengajukan DAK
3. Melakukan Pelatihan Secara Khusus dan Secara Berkala
4. Melakukan Sosialisasi dan Penyuluhan kepada masyarakat tentang pencegahan
bahaya kebakaran dan penanggulangan bahaya kebakaran secara dini.
Pencapaian Indikator ke-2 “Jumlah Kelurahan yang Memiliki Forum Siaga
Bencana”
Pada tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon mengupayakan penanganan
bencana dengan melibatkan masyarakat sebagai penerapan prinsip G to S (Government to
Society), bekerjasama dengan masyarakat dinilai efektif untuk melakukan respon cepat
terhadap kejadian bencana khsususnya banjir serta melakukan upaya mitigasi didalamnya,
dilatarbelakangi hal tersebut ditargetkan ada 22 kelurahan yang memiliki Forum Siaga Bencana.
Upaya unit pengampu urusan penanggulangan bencana seyogyanya telah memonitoring
seluruh forum kelurahan yang eksisting atau sudah terbentuk di Kota Cirebon sehingga
berjumlah 22 Kelurahan. Dengan sudah terbentuknya forum di 22 kelurahan tersebut target
tercapai 100% atau Sangat Baik
189
Evaluasi Sasaran 4.1.3 “Meningkatkan Pencegahan dan Kesiapsiagaan dalam
Menghadapi Bencana”
Pencapaian sasaran pada tahun 2019 tidak mencapai target 100%, bahkan jauh dibawah
target. Di sisi lain maksud dan tujuan dibentuknya Forum Siaga Bencana sebagai upaya mitigasi
dan penanggulangan bencana serta pasca bencana tetap dapat dilaksanakan melalui forum
masyarakat yang saat ini sudah tersedia walaupun belum dikukuhkan sebagai Forum Siaga
Bencana secara resmi, dengan kata lain fungsi Forum dalam rangka pencegahan dan
kesiapsiagaan bencana saat ini tetap berjalan walaupun sebagian besar tidak dalam nama resmi
forum siaga bencana.
Upaya yang dilakukan guna memenuhi target di tahun-tahun berikutnya serta
meningkatkan kualitas bukan hanya kuantitas dari pembentukan Forum Siaga Bencana adalah
sebagai berikut :
1. Memberikan pembinaan ataupun diklat teknis terkait kesiapsiagaan bencana
terhadap anggota/perwakilan dari Forum Siaga Bencana secara berkala.
2. Meningkatkan jaringan informasi melalui penyebaran informasi yang efektif dan
efesien melalui jaringan forum.
190
Pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka menjalankan tugas pokok dan
fungsi serta sebagai upaya mencapai target kinerja yang telah ditetapkan, pembiayaan
program kegiatan tersebut didukung dengan Anggaran dan Pendapat Belanja Daerah
(APBD) Kota Cirebon dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 3.51
Data Realisasi APBD Tahun 2019
NO URAIAN TAHUN ANGGARAN 2019 %
ANGGARAN BELANJA REALISASI BELANJA
1 Belanja
Langsung
Rp. 876.790.122.684,00
Rp. 751.994.586.537,00
85,7%
2 Belanja Tidak
Langsung
Rp. 695.896.451.658,00
Rp. 674.059.990.646,00
96,86%
Jumlah Rp. 2.055.183.762.274,00 Rp. 1.783.395.099.102,00
Sementara, berdasarakan belanja seluruh program dan kegiatan yang dilakukan
Pemerintah Daerah Kota Cirebon pada Tahun 2019, disajikan pada tabel berikut ini :
Tabel 3.52 Data Realisasi Belanja Pemerintah Daerah Tahun 2019
NO URAIAN TAHUN ANGGARAN 2019 %
ANGGARAN BELANJA REALISASI BELANJA
1 Belanja Pegawai Rp. 45.889.733.020,00 Rp. 42.910.876.432,00 93,50
2 Belanja Barang
dan Jasa
Rp. 1.344.622.911.619,00 Rp. 1.200.652.606.792,00 89,29
3 Belanja Modal Rp. 664.671.117.635,00 Rp. 539.831.615.878,00 81,21
Jumlah Rp. 2.055.183.762.274,00 Rp. 1.783.395.099.102,00 86,78
Sumber : Badan Keuangan Daerah Kota Cirebon, di olah
3.3 Akuntabilitas keuangan
191
Data diatas menunjukan realisasi anggaran Pemerintah daerah Kota Cirebon
pada tahun 2019 cukup besar yaitu 86,78% dengan dominasi belanja barang dan jasa
serta belanja modal , sementara belanja pegawai memiliki porsi paling rendah. Hal ini
menunjukan bahwa komposisi pagu anggaran dalam APBD dalam kondisi yang cukup
ideal karena belanja pegawai tidak lebih besar dari komponen belanja barang dan jasa
serta belanja modal.
Dalam rangka mengukur efektifitas dan efesiensi penggunaan anggaran, kami
analisa hal tersebut dengan menyandingkan data pecapaian kinerja pada setiap
sasaran dalam RPJMD dengan realisasi anggaran yang menopang pencapaian
sasaran tersebut dimana : efesien jika capaian kinerja melebihi realisasi anggaran,tidak
efesien jika realisasi capaian kurang dari realisasi anggaran (persentase realisasi
anggaran didapat dari perhitungan berbagai program yang mendukung masing-masing
sasaran) , sebagai berikut :
Tabel 3.53 Data Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya (Anggaran)
NO Sasaran Jumlah
Indikator
Presentase Rata-Rata Capaian Kinerja
Sasaran (%)
Presentase Realisasi
Anggaran (%)
Tingkat Efisiensi(%)
A. Misi 1
1 Meningkatan akses dan mutu pendidikan
2 111,11 95 16,11
2 Meningkatnya Minat Baca Masyarakat
1 103 99,44 3,56
3 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kota Cirebon
2 97,4 92,53 4,86
4 Terkendalinya jumlah penduduk
1 140,65 90,69 49,95
5 Menurunnya Tingkat Pengangguran
3 98,94 99,55 -
192
6 Meningkatnya Prestasi Olahraga dan Pemuda
2 96,3 99,61 -
7 Meningkatnya pengarusutama an gender dan perlindungan anak
2 100 99,78 0,21
8 Meningkatkan peran industri, perdagangan, koperasi dan UMKM dalam stabilitas perekonomian Kota Cirebon
2 98,91 94,38 4,52
9 Berkurangnya Penduduk Miskin
1 105,3 97,76 7,53
10 Meningkatnya pertanian, kelautan dan perikanan untuk mencapai kedaulatan pangan
2 102,57 98,4 4,16
11 Meningkatnya peran pariwisata sebagai sumber pertumbuhan ekonomi inklusif
1 139,09 97,35 41,73
12 Meningkatnya kerukunan umat Beragama
1 100 98,55 1,44
13 Meningkatnya Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan Lokal
1 75,29 99,49 -
14 Meningkatnya Kualitas Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan/ Kelurahan
3 163,46 99,36 64,1
B. Misi 2
1 Meningkatnya Kapasitas dan Kualitas SDM aparatur
4 134,6 95,44 39,16
2 Meningkatnya Koordinasi Antar Perangkat Daerah
2 100 81,1 18,89
193
3 Meningkatnya Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan
1 100 77,98 22,01
4 Meningkatnya Maturitas SPIP 1 87,5 91,45 -
5 Meningkatnya Pelayanan Publik
2 102,65 86,84 15,81
6 Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah
2 100 90,66 9,33
7 Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Arsip Daerah
1
107,9 99,67 8,23
8 Meningkatnya Kapasitas Kinerja DPRD
3 81,39 83,4 -
9 Terwujudnya Pemerintahan berbasis elektronik yang professional, handal dan terintegrasi dalam menunjang Cirebon Smart City
2 213 96,74 115,75
10 Meningkatnya Kualitas Perencanaan Pembangunan Daerah
2 96,33 97,94 -
11 Meningkatnya Kualitas Penelitian dan Pengembangan Daerah
1 82,5 82,35 0,14
C. Misi 3
1 Meningkatnya Pelayanan Kapasitas Jalan
1 100 98,05 1,94
2 Meningkatnya kapasitas pelayanan drainase.
1 101,31 99,46 1,84
3 Meningkatnya layanan sarana angkutan umum masyarakat
1 100 81,67 18,33
194
Dari Tabel diatas terdapat beberapa kriteria dari sasaran pada masing-masing
misi, disebut efesien jika capaian kinerja melebihi penyerapan anggaran, tidak efesien
jika pencapaian kinerja di bawah realisasi anggaran, yaitu
1. Terdapat sasaran yang masuk pada kriteria paling efisien yaitu “Terwujudnya
Pemerintahan berbasis elektronik yang professional, handal dan
terintegrasi dalam menunjang Cirebon Smart City”.
2. Terdapat dua puluh tiga (23) sasaran yang telah efisien
3. Terdapat enam (6) sasaran yang belum efisien
4. Terdapat sasaran yang masuk pada kriteria paling rendah dan tidak efisien yaitu
sasaran “ Meningkatnya Pelestarian dan pengembangan kebudayaan
Lokal” yang pencapaianya 75,29% disisi lain realisasi anggaran terkait program
yang mendukung sasaran tersebut mencapai 99,49%.
4 Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup dan Pengendalian Dampak Perubahan Iklim
1 115,47 90,317 25,15
D. Misi 4
1 Meningkatkan kondusifitas Ketentraman dan ketertiban umum di Masyarakat
1 111,85 92,33 19,51
2 Meningkatnya rasa nasionalisme dan kawaspadaan nasional
1 100 98,7 1,29
3 Meningkatnya Pencegahan dan Kesiapsiagaan dalam Menghadapi Bencana
2 100 89,96 10,03
195
BAB IV PENUTUP
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Pemerintah daerah Kota Cirebon
Tahun 2019 ini merupakan pertanggungjawaban tertulis atas penyelenggaraan
pemerintah yang baik (Good Governance) Pemerintah daerah kota Cirebon tahun 2019.
Pembuatan LKIP ini merupakan langkah yang baik dalam memenuhi Peraturan
Presiden nomor 39 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (AKIP). sebagai upaya penyelenggaraan pemerintah yang baik
sebagaimana diharapkan oleh semua pihak.
LKIP Pemerintah daerah Kota Cirebon Tahun 2019 ini dapat menggambarkan
kinerja pemerintah Kota Cirebon dan Evaluasi terhadap kinerja sasaran yang telah
dicapai, juga dilaporkan hasil dan analisis kinerja yang mencerminkan keberhasilan dan
kegagalan sebagai suatu bentuk evaluasi untuk perbaikan kinerja pada tahun
berikutnya.
Hasil pengukuran pada 17 Indikator Kinerja Utama Kota Cirebon yang telah
ditetapkan pada tahun 2019, sebagai berikut :
1. Pendapatan per Kapita (Rp.000.000), pencapaian 103,47% dengan predikat
Sangat Baik
2. Indeks Daya Beli , pencapaian 181,24% dengan predikat Sangat Baik
3. Rata –rata lama Sekolah, pencapaian 97,5% dengan predikat Sangat Baik
4. Harapan lama sekolah, pencapaian 97,62% dengan predikat Sangat Baik
5. Angka Usia Harapan Hidup, pencapaian 100,29% dengan predikat Sangat
Baik
6. Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional, pencapaian 94,25% dengan predikat
Sangat Baik
7. Indeks Pemberdayaan Gender /IDG, pencapaian 100% dengan predikat
Sangat Baik
8. Indeks Pembangunan Gender /IPG, Pencapaian 100,2% dengan predikat
Sangat Baik
196
9. Peningkatan PDRB, pencapaian 99,08% dengan predikat Sangat Baik
10. Skor Pola Pangan Harapan /PPH pencapaian 105,14% dengan predikat
Sangat Baik
11. Meningkatnya PDRB dari Sektor Pariwisata, pencapaian 139% dengan
predikat Sangat Baik
12. Konflik Antar Umat Beragama mencapai 100% dengan predikat Sangat Baik
13. Indeks Reformasi Birokrasi, pencapaian 118,33% dengan predikat Sangat
Baik
14. Opini BPK atas laporan keuangan daerah, pencapaian 100% dengan predikat
Sangat Baik
15. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup / IKLH, mencapai 115,47% dengan
predikat Sangat Baik
16. Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca, mencapai 137,5% dengan predikat
Sangat Baik
17. Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadan Ketentraman dan Ketertiban Umum,
pencapaian 123,70% dengan predikat Sangat Baik
Meninjau pada sasaran strategis yang tertera dalam RPJMD Tahun 2018-2023,
Pemerintah Daerah Kota Cirebon secara keseluruhan melakukan pengukuran, analisa
dan, evaluasi baik yang menjadi sasaran/indikator yang ditetapkan sebagai Indikator
Kinerja Utama juga sasaran berikut indikatornya yang tidak tercantum dalam Indikator
Kinerja Utama namun menjadi sasaran strategis dalam dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan jumlah 4 Tujuan dan 32
sasaran, dengan kriteria pencapaian sebagai berikut :
Uraian Jumlah Tidak Mencapai
Target (<100%)
Jumlah Mencapai
Target (100%)
Jumlah Melebih
Target (>100%)
Tujuan 1 - 3
Sasaran 9 9 14
197
Dari pencapaian sasaran strategis pada RPJMD, umumnya seluruh pencapaian
yang di dapat telah sesuai harapan, namun ada beberapa catatan penting terkait
kelemahan atas pencapaian yang perlu ditindak lanjuti sebagai berikut :
1. Diperlukan review terhadap beberapa indikator capaian tujuan/sasaran,
karena terdapat indikator sasaran yang tidak lagi relevan untuk dijadikan tolak
ukur kinerja karena ada pergeseran paradigma khususnya dalam metode
statistika, indikator tersebut diantaranya Pendapatan Perkapita, dan Indeks
Daya Beli.
2. Melakukan kajian atau review program, dimana hasil analisa efesiensi
penggunaan sumber daya (anggaran) terdapat sasaran yang masih belum
efesien bahkan terdapat sasaran yang realisasi penggunaan anggaran
melalui program lebih besar daripada pencapaian sasarannya.
3. Terkait kelemahan dalam setiap sasaran dan upaya untuk
mengantisipasinya yang dijabarkan cukup spesifik di dalam BAB III pada
laporan ini, agar dapat ditindaklanjuti baik dari sisi perencanaan serta
pelaksanaan atau implementasinya.
Demikian laporan ini telah disusun, pencapaian atas kinerja yang telah
ditetapkan merupakan suatu upaya kerja keras seluruh unsur dalam Pemerintah
Daerah Kota Cirebon sekaligus masyarakatnya dan atas kelemahan pada pencapaian
kinerja semata-mata merupakan suatu kelemahan dan ketidak sempurnaan insan
manusia, kelemahan atas pencapaian tersebut seyogyanya dijadikan motivasi untuk
memperbaikinya di masa yang akan datang. Terimakasih kami sampaikan kepada
seluruh elemen pemangku kepentingan di Lingkungan Pemerintah Daerah Kota
Cirebon, serta masyarakat yang juga turut mengambil peran dalam membangun Kota
Cirebon ini, semoga Laporan ini dapat memberikan gambaran kinerja Pemerintah
Daerah Kota Cirebon dan dipergunakan sebagai mestinya.
Wali Kota Cirebon,
Drs. H. Nashrudin Azis, SH
2
Lampiran 2 DAFTAR CAPAIAN KINERJA SASARAN STRATEGIS DAN REALISASI KEUANGAN ATAS PROGRAM
No Kinerja
Keuangan
Efesiensi
Tujuan /Sasaran Indikator Satuan Target Realisasi % Program Pagu Realisasi % %
1
Menciptakan Kualitas Sumber Daya Manusia Kota Cirebon yang agamis, Kompetitif, Terlatih dan Inovatif, serta mengembangkan nilai-nilai luhur keagamaan, memajukan dan memperkaya kebudayaan khas Cirebon.
Pendapatan per Kapita (Rp.000.000)
Juta/Rp 71,47 74,28 103,5
Indeks Daya Beli Poin 73,15 132,58 181,2
Indeks Pembangunan Manusia (Poin)
Poin 74,.5 74,92, 100,7
Indeks Gini
Poin 0,40 0,43 92
3
Sasaran :
1.1 Meningkatan akses dan mutu pendidikan
Rata –rata lama Sekolah
Tahun 90 100 111,1 Program Pendidikan Anak Usia Dini
4.348.645.000 4.303.817.000 90
Harapan lama sekolah
Tahun 90 100 111,1 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
108535062500 103.307.316.408 90
Program Pendidikan Non Formal
8.166.844.000 8.040.419.310 95
Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1.700.000.000
1.659.357.200
100
Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
3.553.360.000 3.434.372.600 100
Rata - Rata Capaian Sasaran 111,1 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 95 16,11
1.2 Meningkatnya Minat Baca Masyarakat
Rasio Perpustakaan Per satuan Penduduk
Permil 1,516 1,566 103 Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
1.815.084.000 1.804.978.568 99,44
Rata - Rata Capaian Sasaran 103 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 99,44 3,56
4
1.3
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kota Cirebon
Angka
Tahun 71,92 72,13 100,3
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
102.794.292.342
88.679.906.254 86,269
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
543.958.400 523.646.680 96,266
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
3.790.850.000 3.784.850.000 99,842
Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional
Persen
99,01
93,5
94,5
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
2.226.638.000 2.219.519.300 99,680
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
2.012.158.000 1.926.257.330 95,731
Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
43.262.000 43.262.000 100,00
Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan
89.626.000 89.626.000 100,00
5
Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
1.824.268.000 1.823.710.000 99,969
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular
8.020.041.446 7.896.643.080 98,461
Program Pengamatan dan pengendalian masalah kesehatan
811.745.800 807.545.800 99,483
Program Pelayanan Kesehatan Lanjutan
733.372.841.178
732.419.155.848 86,234
Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru/Rumah Sakit Mata
56.130.748.000 54.873.086.750 97,759
Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
5.096.082.000 29.833.468.000 85,005
6
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
4.671.276.000 4.633.971.232 99,201
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
11.427.004.360 10.354.251.390 90,612
Program Peningkatan Kualitas Tenaga Kesehatan
417.959.000 192.179.000 45,980
Rata - Rata Capaian Sasaran 97,4 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 92,531 4,869
1.4 Terkendalinya jumlah penduduk
Laju Pertumbuhan Penduduk
Persen 0,91 0,54% 140.65 Program Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga
503.344.000 493.638.000 98,072
Program Keluarga Berencana
5.678.488.000 3.951.614.912 69,589
Program Pengendalian Penduduk
180.658.000 171.858.000 95,129
Program Advokasi dan KIE Pengendalian Penduduk
201.912.000 201.912.000 100,000
Rata - Rata Capaian 140,7 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 90,697 49,953
7
1.5 Menurunnya Tingkat Pengangguran
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Persen 69,03 62,84 91,03 Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja
538.745.000 536.401.000 99,56
Tingkat Pengangguran Terbuka
Persen 8,83 8,98 98,03 Program Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja
619.695.000 614.158.920 99,10
Tingkat Kesempatan Kerja
Persen 91,14 91,02 99,85 Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
310.000.000 310.000.000 100,0
Rata - Rata Capaian 98,94 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 99,557 -0,617
1.6 Meningkatnya Prestasi Olahraga dan Pemuda.
Jumlah atlet olahraga yang berkompetisi di tingkat nasional
Atlet 2 2 100 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga
400.000.000 398.332.000 99,583
Persentase organisasi pemuda yang aktif
Persen 50 46,3 92,6 Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga
2.751.770.000 2.736.275.100 99,437
Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan
900.000.000 898.373.920 99,819
Rata - Rata Capaian 96,3 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 99,613 -3,31308
8
1.7 Meningkatnya pengarusutama an gender dan perlindungan anak
Indeks Pemberdayaan Gender /IDG
Poin 75,53 75,53 100 Program Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
485.080.000 484.020.000 99,781
Indeks Pembangunan Gender /IPG
Poin 94,2 94,35 100,2
Rata - Rata Capaian 100 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 99,781 0,21852
1.8
Meningkatkan peran industri, perdagangan, koperasi dan UMKM dalam stabilitas perekonomian Kota Cirebon
• Peningkatan PDRB dari sektor industri
Persen 10,3 10,17 98,74 Program Pengembangan Industri Kecil, Menengah dan Sentra Industri
1.241.622.000 1.168.869.600 94,141
Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri
102.154.000 102.154.000 100,0
Peningkatan PDRB dari sektor perdagangan
Poin
31,86
31,57
99,09
Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor
503.252.000 494.566.544 98,274
Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri
525.060.000 519.005.000 98,847
Program Metrologi Legal
1.643.247.000 1.576.919.472 95,964
9
Program Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima
1.751.730.000 1.555.326.000 88,788
Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah
197.690.000 163.046.000 82,476
Program Pemberdayaan dan Peningkatan Usaha Koperasi
2.231.799.000 2.155.952.000 96,60
Rata - Rata Capaian 98,92 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 94,386 4,52872
1.9
Berkurangnya Penduduk Miskin
Persentase penduduk miskin
Persen
8,53
8,41
105,3
Program Penguatan Jejaring Kemitraan dalam Rangka Penanganan PMKS
246.060.000 242.275.870 98,462
Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
807.220.000 797.310.000 98,772
Program Penanggulangan Korban bencana
321.642.000 308.970.000 96,060
10
Program Pengendalian dan Pengawasan Penanggulangan Kemiskinan
34.480.000 21.080.000 61,137
Rata - Rata Capaian Sasaran 105,3 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 97,765 7,535
1.10
Meningkatnya pertanian, kelautan dan perikanan untuk mencapai kedaulatan pangan
Skor Pola Pangan Harapan /PPH
poin
79,9
84
105,1
Program Peningkatan Ketahanan Pangan
495.376.000 491.906.000 99,300
Program Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Keamanan Pangan
579.310.000 575.650.000 99,368
Program Pembinaan Lembaga Ketahanan Pangan Daerah
164.480.000 163.780.000 99,574
Peningkatan PDRB dar sektor Pertanian
Persen
0,33
0,33
100
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian dan Peternakan
220.000.000 217.908.000 99,049
Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
2.055.744.800 1.942.405.900 94,487
Program Pencegahan Penyakit Hewan
498.400.000 487.593.800 97,832
11
Program Peningkatan Produksi Perikanan Tangkap
212.128.000 211.328.000 99,623
Program Peningkatan Produksi Perikanan Budi Daya
1.701.020.000 1.671.311.000 98,253
Program Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan
122.174.000 119.942.000 98,173
Rata - Rata Capaian Sasaran 102,6 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 98,407 4,16342
1.11 Meningkatnya peran pariwisata sebagai sumber pertumbuhan ekonomi inklusif
Meningkatnya PDRB dari sector pariwisata
Persen 5,55 7,72 139,1 Program Pengembangan Kepariwisataan
3.542.580.000 3.448.834.760 97,354
Rata - Rata Capaian 139,1 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 97,354 41,7362
1.12
Meningkatnya kerukunan umat Beragama
Konflik antar umat beragama
0
0
0
100
Program Pembinaan Ketahanan Seni, Budaya, Kerukunan Hidup Umat Beragama, Kemasyarakatan dan Ekonomi
317.818.500 316.887.000 99,707
12
Program Peningkatan Kualitas Sarana Peribadatan
66.251.000 66.251.000 100,0
Program Kerukunan Umat Beragama
712.675.000 683.944.464 95,969
Rata - Rata Capaian Sasaran 100 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 98,559 1,44149
1.13 Meningkatnya Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan Lokal
Persentase Objek Pemajuan Kebudayaan yang dilestarikan
Persen 71,31 53,69 75,29 Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya
557.880.000 555.072.000 99,497
Program Pegelolaan Kekayaan dan Keragaman Budaya
3.552.107.200 3.436.469.200 96,745
Rata - Rata Capaian Sasaran 75,29 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 99,497 -24,2067
1.14
Meningkatnya Kualitas Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan/ Kelurahan
Kurang Berkembang
Persen 0 0 100 Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Kelurahan
470.782.000
467.782.000
99,363
Berkembang Persen 8 22 275
Cepat Berkembang
Persen 13 15 115,4
Rata - Rata Capaian Sasaran 163,5 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 99,363 64,1039
Misi 2
13
2
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik, Kualitas Kinerja, Kapasitas dan Akuntabilitas, serta Inovasi Dalam Manajemen Pemerintahan
Indeks Reformasi Birokrasi
Poin 60 71,21 118,3
Sasaran :
2.1.1
Meningkatnya Kapasitas dan Kualitas SDM aparatur
Persentase ASN yang direkrut sesuai kompetensi
Persen 12,4 26,08 210,3 Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
371.122.000 340.364.000 91,712
Persentase Pegawai yang capaian kinerjanya sesuai target
Persen 80,5 80,35 99,81 Program Pendidikan Kedinasan
8.929.849.200 8.855.475.200 99,167
Persentase kepatuhan pegawai untuk memenuhi aturan disiplin
Persen 87 92,72 106,6 Program Peningkatan Kualitas Religius Aparatur
476.343.000 463.257.000 97,253
Persentase Kepatuhan Pegawai untuk Memenuhi Penyampaian LHKPN
Persen 80 97,37 121,7
14
Rata - Rata Capaian sasaran 134,6 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 95,440 39,1679
2.1.2
Meningkatnya Koordinasi Antar Perangkat Daerah
Persentase SOP Penyelenggaraan Pemerintahan yang diterapkan
Persen 80 80 100 Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah
4.921.210.000 4.840.301.720 98,356
Persentase peta proses bisnis penyelenggaraan pemerintahan yang diterapkan
0
0
100
Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah
623.832.000 532.175.766 85,308
Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan
1.241.280.000 1.178.496.000 94,942
Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
5.280.801.600 3.271.982.114 61,960
Program Penataan Kelembagaan
847.808.000 766.471.000 90,406
Program Pembinaan Pemerintahan
355.760.000 28.624.000 8,046
15
Program Pembinaan Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat
898.158.600 680.120.600 75,724
Program Pembinaan Administrasi Perekonomian dan Pembangunan
2.003.628.000 1.960.851.294 97,865
Program Peningkatan Kualitas dan Kompetensi Keagamaan
4.037.630.800 3.563.106.000 88,247
Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
671.868.000 624.188.020 92,903
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
811.048.000 797.628.000 98,345
Rata - Rata Capaian Sasaran 100 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 81,100 18,899
16
2.1.3
Meningkatnya Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan
Nilai AKIP A NIlai B B 100 Program Pembinaan Administrasi Umum
423.820.000 330.498.000 77,981
Rata - Rata Capaian Sasaran 100 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 77,981 22,0193
2.1.4
Meningkatnya Maturitas SPIP
Tingkat Maturitas SPIP
Skor/ Level
2 1,75 87,5 Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan
954.100.000 916.576.000 96,067
Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
1.139.672.000 989.701.620 86,841
Rata - Rata Capaian Sasaran 87,5 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 91,454 -3,954
2.1.5
Meningkatnya Pelayanan Publik
• Tingkat Kepuasan Masyarakat Atas Layanan Perizinan
Poin
75 82,65 110 Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
162.336.000 159.536.000 98,275
Tingkat Kepuasan Masyarakat Atas Layanan Kependudukan
Poin
80
76,25
95,31
Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
101.150.000 66.669.200 65,911
17
Program Penataan dan Pelayanan Perijinan
978.818.000 919.726.000 93,963
Program Pendaftaran Penduduk
2.158.338.000 2.138.802.814 99,095
Program Pelayanan Pencatatan Sipil
166.707.600 109.767.600 65,844
Program Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
332.176.000 325.456.000 97,977
Rata - Rata Capaian Sasaran 102,7 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 86,844 15,8107
2.1.6
Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah
• Opini BPK Atas Laporan Keuangan Daerah
Nilai
WTP WTP 100 Program Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
9.826.468.000 9.613.143.308 97,829
Rasio PAD Terhadap Penerimaan dan Pendapatan Daerah
Persen
30,53
29,06
100
Program Peningkatan Kualitas Opini BPK Atas Laporan Keuangan Daerah
3.099.844.000 2.968.987.582 95,779
Program Peningkatan Kualitas Pelaporan APBD
756.000.000 753.094.000 99,616
18
Program peningkatan Kualitas Penganggaran
3.270.484.000 2.132.407.300 65,202
Program Pengembangan Pengelolaan Keuangan dan Realisasi APBD
1.870.452.800 1.774.930.800 94,893
Rata - Rata Capaian Sasaran 100 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 90,664 9,3364
2.1.7 Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Arsip Daerah
Nilai Audit Kearsipan Tingkat Kota
Poin 77,09 83,18 107,9 Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan
190.220.000 190.220.000 100,000
Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah
393.300.000 389.986.000 99,157
Program Pemeliharaan Rutin/ Berkala Sarana dan Prasarana Kearsipan
108.250.000 107.925.800 99,701
19
Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi
293.860.000 293.298.500 99,809
Rata - Rata Capaian Sasaran 107,9 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 99,667 8,2333
2.1.8
Meningkatnya Kapasitas Kinerja DPRD
Rasio Jumlah Perda yang Ditetapkan terhadap Raperda
Persen 70,6 70 99,16 Program Peningkatan Kapasaitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah
12.450.212.000 8.791.666.030 70,615
Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Posedur Pengawasan
741.724.000 713.565.000 96,204
Rasio jumlah Keputusan/Berita Acara pelaksanaan fungsi anggaran
Persen 100 75 75
Rasio jumlah difasilitasinya pelaksanaan fungsi pengawasan
Persen 60 42,01 70,02
Rata - Rata Capaian Sasaran 81,39 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 83,409 -2,01575
20
2.1.9
Terwujudnya Pemerintahan berbasis elektronik yang professional, handal dan terintegrasi dalam menunjang Cirebon Smart City
· Perangkat Daerah yang mengelola Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pengelolaan Pemerintahan
Pera ngkat Daerag
4
13
325
Program Fasilitasi Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan Informasi
663.880.000 648.758.900 97,72
Program Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Informasi
2.946.728.000 2 .905.566.000 98,603
Program Kerjasama Bidang Komunikasi dan Informasi
419.380.000 406.649.210 96,964
Partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan informasi pemerintahan melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi
Komu nitas -
22
22
100
Program Pengelolaan Pelayanan Informasi dan DokumentasI
325.600.000 289.044.000 88,773
Program Pengembangan Informasi dan Komunikasi Publik
1.155.370.000 1 .149.775.000 99,516
21
Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa
1.529.073.000 1.469.212.964 96,085
Program Kerjasama Informasi dengan Mass Media
2.564.719.800 2.543.900.000 99,188
Program Persandian Komunikasi dan Informasi
117.450.000 112.580.000 95,854
Peningkatan Infrastruktur Teknologi Informasi
2.755.919.800 2.727.017.000 98,951
Rata- rata Capain Sasaran 213 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 96,742 115,758 2.1.10
Meningkatnya Kualitas Perencanaan Pembangunan Daerah
· Konsistensi Program RKPD terhadap RPJMD
Persen
100 97,49 97,49 Pengembangan Data/Informasi
434.565.000 425.891.000 98,004
· Konsistensi Program dalam APBD terhadap RKPD
Persen 100
95,17
95,17
Program Perencanaan Pembangunan Daerah
2.741.181.200 2.687.024.800 98,024
Program Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
113.990.000 113.090.000 99,210
22
Program Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah
339.054.000 327.286.000 96,529
Rata - Rata Capaian Sasaran 96,33 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 97,942 -1,61199 2.1.11 Meningkatnya
Kualitas Penelitian dan Pengembangan Daerah
Persentase Hasil Kelitbangan yang Dijadikan Dasar Kebijakan Daerah
Persen 40 33 82,5 Program Penelitian dan Pengembangan
1.953.100.000 1.608.517.000 82,357
Rata - Rata Capaian Sasaran 82,5 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 82,357 0,14288
MISI 3
1 Menyediakan Pelayanan Utilitas Umum yang Direncanakan dengan Matang, Komprehensif dan Terpadu, serta Mewujudkan Kualitas Lingkungan Kota yang Aman, Nyaman, Produktif, dan Berkelanjutan Sesuai dengan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan
· Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
Poin 44,05 45,00 56,92
23
· Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
Persen 2,38 2,80 3,85
Sasaran :
3.1.1
Meningkatnya Pelayanan Kapasitas Jalan
· Tingkat Pelayanan Ruas Jalan
Nilai
C
C
100
Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
97.300.000 96.540.000 99,219
Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
191.380.000 188.250.000 98,365
Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas
3.589.440.000 3.491.977.500 97,285
Program Peningkatan Pelayanan Parkir
380.000.000 369.937.500 97,352
Rata - Rata Capaian Sasaran 100 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 98,055 1,94497
3.1.2
Meningkatnya kapasitas pelayanan drainase.
Persentase drainase kondisi baik.
Persen
72,5
73,45
101,3
Program Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Drainase
16.566.921.900 16.513.296.100 99,676
24
Program Penyelengaraan Infrastruktur Permukiman
55.097.923.000 54.802.259.000
99,463
Rata - Rata Capaian Sasaran 101,3 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 99,463 1,84662
3.1.3
Meningkatnya layanan sarana angkutan umum masyarakat
Tingkat penggunaan angkutan umum(Perubahan Indikator dari Rasio Jumlah Kendaraan Umum)
Persen
8
8
100
Pogram Peningkatan Pelayanan Angkutan
2.330.000.000 1.500.521.000 64,400
Program Peningkatan Pelayanan UPTD
1.785.280.000 1.766.337.750 98,939
Rata - Rata Capaian Sasaran 100 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 81,670 18,330
3.1.4
Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup dan Pengendalian Dampak Perubahan Iklim
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
Poin
45
51,96
115,5
Program Penyelenggaraan Jalan dan Jembatan
128.521.532.590
31.621.017.990 24,60
Program Pembinaan Jasa Konstruksi
100.000.000 100.000.000 100,00
Program Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan
41.999.485.100 41.550.693.600 98,931
Program Penyelenggaraan Bangunan Gedung
97.422.608.000 93.954.130.160 96,440
25
Program Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Air Limbah Domestik
6.500.000.000 5.975.692.000 91,934
Program Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum
5.190.016.000 5.085.234.800 97,981
Program Penyelenggaraan Penataan Ruang
109.200.000 99.600.000 91,209
Program Penyelenggaraan Prasarana sarana umum Perumahan
1.508.070.000 1.450.680.000 96,194
Program Penyediaan Perumahan
410.694.000 393.619.000 95,842
Program Penataan dan Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh
1.584.400.000 1.569.851.000 99,082
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
17.836.912.000 17.395.416.400 97,525
26
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
1.533.844.000 1.382.672.000 90,144
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
2.231.822.000 1.909.242.800 85,546
Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
200.000.000 190.680.000 95,340
Program Pengelolaan Lingkungan Berbasis Masyarakat
1.079.680.000 1.014.722.000 93,984
Rata - Rata Capaian 115,5 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 90,317 25,1529
27
Misi 4
Menciptakan Perlindungan Bagi Masyarakat, Mendukung Penegakan Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan Daerah serta Menumbuhkan Budaya Tertib Masyarakat dan Penyelenggara Pemerintahan
Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Ketentraman dan Ketertiban Umum
n/a 62,0 76,70 83,00 123,7%
Sasaran :
4.1.1
Meningkatnya Kondusifitas Ketentraman dan Ketertiban Umum di Masyarakat
· Jumlah Daerah Rawan Gangguan Keamanan dan Ketertiban Umum
Lokasi
55
55
100
Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
1.567.820.000 1.496.760.000 95,468
Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Ketentraman dan Ketertiban Umum
Poin
62
72
123,7
Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan
4.434.645.400 4.265.437.400 96,184
Program Dukungan Kelancaran Penyelenggaraan Pemilihan Umum
153.000.000 153.000.000 100,00
28
Program PenegakanPeraturan Daerah
1.332.632.000 1.077.187.000 80,832
Rata - Rata Capaian Sasaran 111,9 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 92,339 19,5114
4.1.2 Meningkatkan Rasa Nasionalisme dan Kewaspadaan Nasional
Konflik Kasus Kebangsaan dan Kewaspadaan Nasional
Kasus 0 0 100 Program Pembinaan ketahanan seni, budaya, kerukunan hidup umat beragama, kemasyarakatan dan ekonomi
Program Menunjang 2 sasaran berbeda, realisasi sudah diinput di sasaran 1.12
Program Pembinaan Ideologi Wawasan Kebangsaan dan Kewaspadaan Nasional
2.981.722.000 2.948.805.800 98,896
Program Pendidikan Politik Masyarakat
67.840.000 66.835.000 98,519
Rata - Rata Capaian Sasaran 100 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 98,707 1,29268
4.1.3
Meningkatnya Pencegahan dan Kesiapsiagaan dalam Menghadapi Bencana
Tingkat Waktu Tanggap (Response Time Rate) Daerah Layanan WMK Kelurahan yang memiliki forum Siaga Bencana
Persen
75
75
100
Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran
10.720.862.000 10.715.391.800 99,95
Program Pemberdayaan Masyarakat dan Sarana Prasarana Pemadam Kebakaran
1.611.208.200 1.582.926.600 98,24
29
Jumlah Kelurahan yang Memiliki Forum Siaga Bencana
Kelurahan
22
22
100
Program Pendataan dan penyebarluasan Informasi Bencana
268.800.000 169.880.000 63,20
Program Peningkatan Kapasitas Penanggulangan Bencana
218.680.000 203.322.000 92,98
Program Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana
1.315.707.000 1.256.076.800 95,47
Rata - Rata Capaian Sasaran 100 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 89,97 10,02
Total Jumlah Anggaran dengan program yang mendukung langsung Sasaran Strategis
1.628.723.828.116
1.382.771.766.354
84,90
Program Pendukung Penyelenggaraan Urusan
Merupakan program yang tidak mendukung sasarqn secara langsung pada umumnya program yang ada pada Kesekretariatan setiap Perangkat Daerah penyelengaran urusan
1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
426.459.934.158
400.623.332.748
93,94
2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur
4 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
5 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
Program Pendukung Penyelenggaraan Urusan Pendidikan (Sekolah)
1 Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) APBN
Jumlah Total Anggaran 2055183762274 1783395099102 86,78
1
Lampiran 3 Daftar Inovasi di Lingkungan Pemerintah Daerah Kota Cirebon :
NO PROGRAM INOVASI PERANGKAT DAERAH
1 Kontes Curhat (Konseling tentang segala hal media offline/online), dalam rangka memfasilitasi konseling masyarakat Kota Cirebon yang bertujuan untuk meningkatkan indeks kebahagiaan masyarakat
Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
2 Kula Eksis (Kelompok warga peduli ekonomi disabilitas)
Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
3 Dipandu Sobat (Digital Pemantauan dan Pengaduan Masalah Sosial secara Akurat)
Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
4 Cirebon Ngaber (Ngalap Berkah) Penanganan masalah sosial secara Lomprehensif dan Terintegrasi
Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
5 Panjer Pahala (Pengantaran dan Penjemputan Anak Hebat tercinta dan difabel)
Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
6 Pentas Purnama (Pementasan Budaya dan Seni pada setiap Bulan Purnama Untuk Meningkatkan MInat Wisata )
Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan pariwisata
7 ATCS (Area Trafic Control System) (Sistem Kendali Lalu Lintas Kendaraan
dengan menyelaraskan waktu Lampu Merah )
Dinas Perhubungan
8 Smart Pju (Sistem digitalisasi penerangan lampu
jalan, dimana setiap ON atau Lampu Off dapat terdata secara digital by real time)
Dinas Perhubungan
9 SAMPEAN (Sistem digitalisasi Pengelolaan dan
Pengawasan Kehadiran PNS di Lingkungan Pemda Kota Cirebon)
Badan kepegawaian Pendidikan Pelatihan Daerah
2
10 Cirebon 112 (Command Center dan Layanan
Kedaruratan yang mengintegrasikan berbagai layanan kedaruratan, kesehatan,trantibum, kebakakaran dalam satu jalur layanan cepat)
Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik
11 E-Library (Perpustakaan Digital sebagai
penunjang perpustakaan konvensional)
Dinas Perpustakaan dan kearsipan
12 e-LAKIP (Digitalisasi sistem pelaporan
akuntabilitas kinerja)
Sekretariat Daerah Kota Cirebon
13 Simasrekaman Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
14 Kelakon Pitulas Percetakan KTP-el bagi penduduk yang baru berusia 17 tahun, dengan syarat penduduk tersebut sudah merekam biometric sebelum berumur 17 tahun
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
15 Kelakon Ning RW Pelayanan jemput bola perekaman biometric ke RW
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
16 Kelakon Buntel Pelayanan terintegritas surat pindah atau pindah datang dengan Kartu keluarga dan KTP-el
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
17 Kelakon Ditonggoni Pelayanan pencetakan KTP-el yang diselesaikan dalam waktu 3 – 5 menit
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
18 Kelakon Ning Kampus pelayanan perekaman biometric dan pencetakan KTP-el silakukan di lingkungan kampus
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
19 Kelakon Ning Bocah Pelayanan Kartu Identitas Anak melalui lembaga pendidikan formal dan informal untuk anak usia 0 – 17 tahun
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
3
20 Brojol Aja Klalen Pendaftaran akta kelahiran secara online
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
21 UIS TAMAT (uang Insentive Akta Kematian) Insentive atau uang transport sebesar Rp. 50.000,00 yang diberikan kepada pengurus RT/RW yang melaporkan kematian warganya
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
22 Kemat Kakek (Akta Kematian Kartu keluarga dan KTP-el) pelayanan terintegrasi bagi setiap warga yang kematian
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
23 2 in 1 Akta Kelahiran Pelayanan terintegrasi bagi setiap warga yang mendaftarkan Akta kelahiran
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
24 Simadu Kakeku (Sistem Terpadu Akta Perkawinan, KTP-el , dan kartu keluarga) pelayanan terintegrasi bagi setiap warga yang mendaftarkan Akta Perkawinan
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
25 Padu Enake (Pelayanan Terpadu e-KTP, Kartu keluarga dan Akta Perceraian) pelayanan terintegrasi bagi setiap warga yang mendaftarkan Akta Perceraian
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
25 Pelayanan Keliling di RW Pelayanan Jemput Bola pencatatan Akta Kelahiran
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Lampiran 4 Prestasi dan Penghargaan Kota Cirebon
NO BIDANG TINGKAT KETERANGAN
1. Kepemudaan dan Olahraga
1. Internasional
2. Provinsi
1. Juara II Cabang Olahraga Bilyard di Seagames Filipina 2019 diraih oleh Nony Krystianti Andilah
2. Juara II Cabang Olahraga Hoki Under Water di Seagames Filipina 2019 diraih oleh Ryan Antoni
1. Juara I Bola Basket Beregu Putri POPWILDA Jawa Barat Tahun 2019 (Kab. Sumedang)
2. Juara I Bola Basket Beregu Putra POPWILDA Jawa Barat Tahun 2019 (Kab. Sumedang)
3. Juara III Bola Voli Indoor Beregu Putri POPWILDA Jawa Barat Tahun 2019 (Kab. Sumedang)
4. Juara III Bola Voli Indoor Beregu Putra POPWILDA Jawa Barat Tahun 2019 (Kab. Sumedang)
5. Juara III Tenis Meja Beregu Putri POPWILDA Jawa Barat Tahun 2019 (Kab. Sumedang)
6. Juara III Tenis Beregu Putri POPWILDA Jawa Barat Tahun 2019 (Kab. Sumedang)
7. Juara I Pencak Silat POPWILDA Jawa Barat Tahun 2019 (Kab. Sumedang)
8. Juara II Pencak Silat POPWILDA Jawa Barat Tahun 2019 (Kab. Sumedang)
2
9. Juara III Pencak Silat POPWILDA Jawa Barat Tahun 2019 (Kab. Sumedang)
2. Pendidikan 1. Nasional
Lomba Olimpiade Sains Nasional (OSN) Tingkat Nasional
1. Raphael Eagan Angkawijaya Juara III Lomba Matematika dari SD BPK Penabur
2. Vincent Kristian Waluyo Juara I Lomba Matematika dari SD Kristen Plus
3. Kriestian Valerio Sugianto Juara II Lomba IPA dari SMP Santa Maria
4. Rayhan Satrio Adi Juara III Lomba IPA dari SMP Islam Al-Azhar 5
3. Kesehatan 1. Nasional
1. Penghargaan Swasti Saba Wistara Kota Sehat dari Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
2. Penghargaan Indo HCF Inovation Award III Katagori SPGDT Tingkat Nasional "Gold Award PSC 119 Kota Cirebon Sregep" dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
3. Penghargaan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia kepada Puskesmas Kejaksan sebagai Puskesmas Ramah Anak Tingkat Nasional
4. Penghargaan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Komisi Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama kepada Klinik Sutomo sebagai Fasilitas
3
2. Provinsi
Kesehatan Tingkat Pertama Terakreditasi Paripurna
5. Penghargaan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Komisi Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama kepada Puskesmas Jagasatru sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Terakreditasi Paripurna
6. Penghargaan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Komisi Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama kepada Puskesmas Kalitanjung sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Terakreditasi Paripurna
7. Penghargaan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Komisi Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan kepada Rumah Sakit Daerah Gunung Jati sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Terakreditasi Paripurna
1. Penghargaan Gubernur Jawa Barat diberikan kepada Klinik Sutomo sebagai Berprestasi Terbaik 2 (dua) Tingkat Jawa Barat
2. Penghargaan Gubernur Jawa Barat diberikan kepada Puskesmas Kalitanjung sebagai Puskesmas Ramah Anak Tingkat Provinsi Jawa Barat
4
3. Piagam Penghargaan dari Gubernur Jawa Barat sebagai Bidan Teladan Juara I Tingkat Provinsi Jawa Barat diberikan kepada Kokom Komalasari, AM.Keb. Puskesmas Kesambi
4. Piagam Penghargaan dari Gubernur Jawa Barat sebagai Perawat Teladan Juara 3 Tingkat Jabar diberikan kepada Kurniasih, S.kep. Ners. Puskesmas Jagasatru
4. Komunikasi, Informatika dan Statistik
1. Nasional 1. Penghargaan Mitra Relawan TIK Indonesia diberikan kepada Kota Cirebon
5. Perhubungan 1. Nasional 1. Piala Wahana Tata Nugraha Tahun 2019 diberikan kepada Kota Cirebon
6. Perdagangan 1. Nasional
1. Penghargaan Natamukti dari International Council for Small Business Indonesia City Awards 2019 diberikan kepada Pemerintah Daerah Kota Cirebon
2. Penghargaan ICSB Indonesia Presidential Award Tahun 2019 Kategori Policy Maker diberikan kepada Kota Cirebon
3. Penghargaan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia kepada Kota Cirebon sebagai Fasilitator dalam pelaksanaan kegiatan fasilitasi 8 juta Grebeg Pasar UMKM Go Online
5
2. Provinsi
1. Piagam Penghargaan dari Gubernur Jawa Barat kepada Koperasi Sehati Sejahtera sebagai Penerima Penghargaan dalam Rangka Jawa Barat CoorPerative Award Kategori Berkualitas Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2019
7. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak
1. Nasional 2. Provinsi
1. Penghargaan Kota Layak Anak kategori Madya Tahun 2019 dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia diberikan kepada Pemerintah Daerah Kota Cirebon
1. Penghargaan dari Gubernur Jawa Barat kepada Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon sebagai Penyedia Sarana dan Prasarana Responsif Gender Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2019
2. Penghargaan dari Gubernur Jawa Barat kepada Supermarket Yogya Junction Kota Cirebon sebagai Ruang Laktasi Terbaik Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2019
8. Administrasi Pemerintahan
1. Nasional
1. Penghargaan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi kepada Pemerintah Kota Cirebon atas prestasinya dalam Akuntabilitas Kinerja
6
2. Provinsi
dengan Predikat Nilai “B” (Baik) Tahun 2019
2. Penghargaan dari Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia kepada Pemerintah Kota Cirebon sebagai Kota Cukup Peduli Hak Asasi Manusia pada Tahun 2018
3. Penghargaan dari Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia kepada Pemerintah Kota Cirebon sebagai Anggota Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Yang Telah Terintegrasi Dengan Sistem JDIHN (jdihn.go.id)
4. Penghargaan dari LKKP di Berikan kepada Kota Cirebon Kategori UKPBJ sebagai Pusat Keuanggulan (Center of Exellence) Pengadaa Barang/Jasa
5. Juara II Skill Competition 2019 Petugas Pemadam Kebakaran dalam Kesiapsiagaan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran dari Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
1. Penghargaan dari Gubernur Jawa Barat kepada Kota Cirebon sebagai Anggota Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Layanan Prima Tahun 2019
9. Keuangan 1. Nasional 1. Penghargaan dari Kementerian Keuangan
7
atas Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dan Peraih Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2018
10. Lingkungan Hidup 1. Nasional
2. Provinsi
1. Piagam Penghargaan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan kepada RW 07 Pulo Baru Selatan Kota Cirebon sebagai Lokasi Kampung Iklim Kategori Utama Tahun 2019
1. Penghargaan Program Kampung Iklim dengan Kategori Pratama Tahun 2019 diberikan kepada RW.17 Ciremai Kelurahan Kecapi Kota Cirebon
2. Penghargaan Program Kampung Iklim dengan Kategori Madya Tahun 2019 diberikan kepada RW. 03 Langensari Lama Kelurahan Pekiringan, RW 10 Gumelar Asih Kelurahan Kecapi, RW 10 Sidamulya Utama Kelurahan Pekiringan, RW 12 Mulyah Endag Kelurahan Karyamulya, RW 02 Krucuk Kelurahan Kesenden dan RW 15 Karangmukti Kelurahan Larangan
11. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
1. Provinsi 1. Piagam Penghargaan dari Gubernur Jawa Barat sebagai Terbaik II (dua) Penilaian Kinerja Kabupaten/Kota dalam Pengelolaan/Penataan Kawasan Kumuh Terbaik Tahun 2019
8
12. Kebudayaan 1. Provinsi 1. Piagam Penghargaan dari Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat kepada “Amarulloh Zaky Abdillah” sebagai Finalis Mojang Jajaka Provinsi Jawa Barat 2019
13. Ketenagakerjaan 1. Provinsi 1. Penghargaan dalam Penganugerahan Mediator Hubungan Industrial an. Jaja Sujana, S. Ap, M.Si sebagai Mediator Terbaik dari Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat
14. Kepegawaian 1. Provinsi 1. Juara II atas nama Fie Hasby Maulana, SE sebagai Pegawai Negeri Sipil Berprestasi yang Memiliki Inovasi atau Program/Karya Cipta Kategori Jabatan Fungsional Umum di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun 2019
15. Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan
1. Provinsi 1. Juara Harapan I Pagelaran Aneka Seni Pertunjukan Tingkat Provinsi Jawa Barat pada Lomba Kreatifitas Anak dalam Pemanfaatan Waktu Luang Tahun 2019
16. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
1. Provinsi 1. Penghargaan dari Gubernur Jawa Barat kepada Kota Cirebon sebagai Pembina Posyandu Terbaik Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2019
9
2. Penghargaan dari Gubernur Jawa Barat kepada Posyandu Dahlia 2 (dua) Kelurahan Kesenden Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon sebagai Juara III (tiga) Posyandu Terbaik Kategori Kota Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2019
3. Juara II Lomba Cipta Menu/ Festival Pangan Lokal B2SA Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2019 diraih oleh Tim Penggerak PKK Kota Cirebon
top related