doc
Post on 27-Jun-2015
1.137 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
HUBUNGAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
PASUKAN PENGIBAR BENDERA (PASKIBRA) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 SEMARANG
DENGAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2006/2007
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sejarah
Pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Rudi Salam
NIM 3101403519
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
2007
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada :
Hari : Jum’at
Tanggal : 17 Agustus 2007
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. H. Subagyo, M.Pd Dra. Rr. Sri Wahyu Sarjanawati, M.Hum NIP. 130818771 NIP. 132010313
Mengetahui :
Ketua Jurusan Sejarah
Drs. Jayusman, M.Hum NIP. 131764053
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 30 Agustus 2007
Penguji Skripsi
Drs. IM. Jimmy De Rosal, M.Pd NIP. 131475607
Anggota I Anggota II Drs. H. Subagyo, M.Pd Dra. Rr. Sri Wahyu Sarjanawati, M.Hum NIP. 130818771 NIP. 132010313
Mengetahui :
Dekan,
Drs. Sunardi, M.M NIP. 130367998
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-bnar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 30 Agustus 2007 Rudi Salam NIM. 3101403519
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Alloh SWT meninggikan beberapa tingkat akan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan”
(QS. Al. Maidah ayat 11)
“Setiap orang yang keluar dari rumahnya hendak mencari ilmu pengetahuan, dimudahkan oleh Alloh SWT baginya jalan ke surga”
(H.R. Thabrani dari Siti ‘Aisyah)
“ Siapkan bahu dan tanganmu gunakan akal sehatmu dilangit biru sebagai bekal masa depanmu, karena semakin dekat cita-cita kita kan terwujud maka akan
semakin berat rintangan dan tantangan yang akan kita hadapi, sekali melangkah pantang menyerah sekali tampil harus berhasil, berpikir, bertindak dan berhasil, matang dalam berpikir dewasa dalam bertindak, taqwa, tanggap, tanggon dan
trengginas, jayalah terus Jurusan Sejarah Universitas Negeri Semarang “ (Rudi Salam)
PERSEMBAHAN
Dengan tidak mengurangi rasa syukur penulis kepada Alloh SWT, karya tulis ini
penulis persembahkan kepada :
1) Kedua orang tua tercinta, Bapak Chairudin dan Ibu Siti Honimah atas do’a
yang senantiasa tercurah, tangismu setiap malam, cucuran peluh dan
keringat, atas segala kerja keras, pengertian dan kasih sayangnya.
2) Adik saya tersayang Surip Afrianto yang selalu memberikan kebahagiaan,
adik Fandi Ahmad Almarhum, semoga Alloh SWT memberikan tempat
yang terbaik disisi-Nya.
3) Keluarga besar Mbah Suwarto dan Mbah Mas’unah serta keluarga besar
Mbah Sulaiman Almarhum atas do’a dan semangatnya.
4) Hanik Latifah yang selalu setia mendampingiku dan menjadi penyemangat
dalam penulisan skripsi ini.
5) Keluarga besar mahasiswa Jurusan Sejarah angkatan tahun 2003 atas
kenangan dan kerjasamanya yang tidak mungkin terlupakan, inilah
kenangan lima tahun sampai sepuluh tahun lagi yang akan kita rindukan.
vi
PRAKATA
Puji dan syukur Alhamdulillahirobbil’alamin penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah dan innayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Hubungan Kegiatan
Ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) pada Siswa Kelas X SMA
Negeri 3 Semarang dengan Prestasi Belajar Sejarah Semester Genap Tahun
Pelajaran 2006/2007” tanpa suatu halangan yang berarti.
Terselesaikannya skripsi ini bukanlah merupakan prestasi saya semata-
mata, melainkan merupakan kerja keras dan hasil didikan, binaan, serta bimbingan
dari berbagai pihak, yang tidak mungkin saya lupakan selama-lamanya. Oleh
karena itu izinkanlah saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada :
1) Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri
Semarang (UNNES) yang telah memberikan kesempatan untuk menimba
ilmu dan memberikan fasilitas selama penulis menempuh studi di UNNES.
2) Drs. H. Sunardi, M.M., Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang telah banyak
memberikan bimbingan, fasilitas selama kuliah dan memberikan izin
mengadakan penelitian untuk menyusun skripsi ini.
3) Drs. Jayusman, M.Hum., Ketua Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang, yang telah banyak memberikan dorongan,
bimbingan dan nasehat sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
vii
4) Drs. H. Subagyo, M.Pd Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan
waktunya di tengah-tengah kesibukannya beliau untuk memberikan
bimbingan, arahan, petunjuk, ketulusan dan tanggung jawabnya serta
fasilitas yang tidak ternilai ini tidak akan pernah penulis lupakan karena
tanpa bimbingan beliau penulis tidak ada artinya
5) Dra. RR. Sri Wahyu Sarjanawati, M.Hum Dosen Pembimbing II yang
telah dengan tekun, cermat dan sabar membimbing penulis, dan
memberikan banyak kemudahan untuk setiap saat penulis megadakan
bimbingan dan memberikan banyak petunjuk yang sangat berharga serta
meningkatkan bobot penulisan skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih
sebesar-besarnya.
6) Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Sejarah, terima kasih atas dedikasi, waktu
dan kesempatan untuk dapat berdiskusi bersama.
7) Drs. Sudjono, M.Si, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Semarang,
yang telah memberikan izin penelitian, Dra. Setyawati, selaku guru mata
pelajaran Sejarah yang dengan sabar memberikan arahan dan bantuan
kepada penulis dalam mengadakan penelitian.
8) Keluarga Bapak Prof. Dr. Ph. Dewanto, M.Ed dan Ibu Dra. J. Titik
Haryati, M.Si, atas bantuan, masukan serta motivasi serta bimbingannya
kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
9) Keluarga besar mahasiswa Jurusan Sejarah angkatan tahun 2003 atas
kenangan dan kerjasamanya yang tidak mungkin terlupakan, inilah
kenangan lima tahun sampai sepuluh tahun lagi yang akan kita rindukan.
viii
10) Keluarga besar Pasukan Pengibar Bendera SMA Negeri 3 Semarang, yang
telah banyak membantu penulis dalam mengadakan penelitian.
11) Keluarga besar Komando Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902
Universitas Negeri Semarang atas kebersamaan, kekompakan dan
kekeluargaannya serta sebagai “Kawah Chandradimuka“ penulis.
12) Kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan
skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata penulis harapkan semoga segala bantuan yang telah diberikan
akan mendapatkan balasan yang setimpal dengan amal baktinya dari Allah SWT
dan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan berguna
bagi para pembaca yang budiman.
Semarang, 30 Agustus 2007 Penyusun
ix
SARI
Salam, Rudi. 2007. Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Semarang dengan Prestasi Belajar Sejarah Semester Genap Tahun Pelajaran 2006/2007. Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.131 halaman + xv. Kata Kunci : Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra, Prestasi, Belajar, Sejarah,
Kegiatan ekstrakurikuler Paskibra adalah kegiatan yang sangat menekankan nilai-nilai rasa cinta tanah air, nasionalisme serta nlai-nilai kemanusiaan dan patriotisme, selain mempelajari sejarah nasional Indonesia dan sejarah perjuangan bangsa, kegiatan ekstrakurikuler Paskibra juga menanamkan sikap rela berkorban.
Adanya kesamaan tujuan antara mata pelajaran sejarah dan kegiatan ekstrakurikuler Paskibra itu maka peneliti ingin mengkaji lebih dalam hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler Paskibra dengan prestasi belajar sejarah.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah : (1) Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Paskibra di SMA Negeri 3 Semarang ?, (2) Bagaimana prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Paskibra pada mata Pelajaran Sejarah semester genap tahun pelajaran 2006/2007 ?, (3) Adakah hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler Paskibra dan prestasi belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang pada semester genap tahun pelajaran 2006/2007?.
Penelitian ini bertujuan : (1) Ingin mengetahui pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Paskibra di SMA Negeri 3 Semarang, (2) Ingin mengetahui prestasi belajar siswa kelas X yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Paskibra pada mata pelajaran Sejarah semester genap tahun pelajaran 2006/2007, dan (3) Ingin mengetahui hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler Paskibra dan prestasi belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang pada semester genap tahun Pelajaran 2006/2007.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif, yang dilaksanakan dengan serangkaian prosedur, yang berturut-turut dikelompokan antara lain menentukan populasi, sampel, variabel, metode pengumpulan data, melakukan uji coba instrumen dan menganalisis data.
Hasil penelitian, menunjukan bahwa kegiatan ekstrakurikuler Paskibra di SMA Negeri 3 Semarang, dilaksanakan pada sore hari di luar jam pelajaran. Prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Paskibra pada mata Pelajaran Sejarah semester genap tahun pelajaran 2006/2007 rata-rata sebesar 82 atau sebesar 71,78 %. ini termasuk dalam kategori tinggi atau baik. Dan diperoleh hasil yaitu rxy sebesar 0,4577 lebih besar dari rt (r tabel) 5 % = 0,362, yang berarti rxy > rt 5 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang dengan prestasi belajar sejarah semester genap tahun pelajaran 2006/2007, dengan kriteria
x
tingginya nilai prestasi yang diperoleh siswa yang mengikuti ekstrakurikuler ini yaitu dari 30 sampel terdapat 13,4 % atau 4 siswa yang memperoleh prestasi sangat baik dan 86,6 % dari 26 siswa yang mendapatkan prestasi baik, dengan berpedoman pada kriteria persentase 88%-100% dengan katergori sangat baik yaitu 13,4 % atau frekuensi 4 siswa, dan kriteria persentase 71-87 % dengan kategori baik yaitu 86,6 % atau frekuensi 26 siswa.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti dapat memberi masukan supaya para pengelola pendidikan, khususnya Dinas Pendidikan agar para kepala sekolah diusahakan untuk selalu meningkatkan kepedulian dan partisipasi orang tua siswa dan tokoh-tokoh pemerintah setempat dan masyarakat membantu terwujudnya pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Paskibra. Demikian juga dengan siswa agar prestasi yang sudah baik dipertahankan dan di tingkatkan pada tahun-tahun yang akan datang.
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………………….. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………………….. ii
PENGESAHAN KELULUSAN ………………………………………. iii
PERNYATAAN ……………………………………………………….. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN …………………………………….. v
PRAKATA …………………………………………………………….. vi
SARI …………………………………………………………………… ix
DAFTAR ISI …………………………………………………………… xi
DAFTAR SINGKATAN ...……………………......................................xiii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………… ix
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………… xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………... 7
C. Tujuan Penelitian ………………………………………… 8
D. Manfaat Penelitian ……………………………………….. 8
E. Penegasan Istilah …………………………………………. 10
F. Sistematika Skripsi ……………………………………….. 13
xii
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra ………………………. 15
B. Pengertian Prestasi Belajar ………………………………. 24
C. Prinsip-Prinsip Belajar …………………………………… 26
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ……. 27
E. Pembelajaran Sejarah ……………………………………. 32
F. Hipotesis …………………………………………………. 45
BAB III METODE PENELITIAN
A. Populasi Penelitian ……………………………………….. 46
B. Sampel Penelitian ………………………………………… 49
C. Variabel Penelitian ……………………………………….. 50
D. Metode Pengumpulan Data ……………………………..... 53
E. Uji Coba Instrumen Penelitian …………………………… 60
F. Analisis Data ……………………………………………... 68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Lokasi Penelitian …………………………………………. 73
B. Hasil Penelitian …………………………………………… 76
C. Pembahasan Hasil Penelitian ……………………………... 82
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ………………………………………………….. 86
B. Saran ……………………………………………………… 87
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 89
LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………… 92
xiii
DAFTAR SINGKATAN
Singkatan Kepanjangan
AMS : Algemene Meddelbare School
Depdikbud : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Dikdasmen : Pendidikan Dasar dan Menengah
Dirjen : Direktorat Jenderal
HBS : Hogere Bunger School
KBM : Kegiatan Belajar Mengajar
KTSP : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
LCD : Laser Compac Disc
Mendikbud : Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
MGMP : Musyawarah Guru Mata Pelajaran
NKRI : Negara Kesatuan Republik Indonesia
OHP : Over Head Projektor
OSIS : Organisasi Siswa Intra Sekolah
Paskibra : Pasukan Pengibar Bendera
PBB : Peraturan Baris Berbaris
PKS : Patroli Keamanan Sekolah
PMR : Palang Merah Remaja
PPKI : Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
PPL : Praktik Pengalaman Lapangan
Pramuka : Praja Muda Karana
SDM : Sumber Daya Manusia
Sisdiknas : Sistem Pendidikan Nasional
SK : Surat Keputusan
SMA : Sekolah Menengah Atas
TU : Tata Usaha
UU : Undang-Undang
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jumlah Populasi Penelitian ……………………………….......... 48
2. Hasil Pengambilan Sampel ……………………………….......... 50
3. Kriteria Persentase ……………………………………………... 58
4. Rekapitulasi Hasil Uji Coba ……………………………………. 63
5. Hasil Perhitungan Reliabilitas Angket Uji Coba ……………….. 67
6. Hasil Perhitungan Analisis Regresi …………………………….. 69
7. Skor Jawaban Angket …………………………………………... 79
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Nama Siswa Sampel Penelitian ………………………… 92
2. Kisi-Kisi dan Indikator Angket Penelitian ……………………. 93
3. Pengantar Angket Penelitian …………………………………... 97
4. Petunjuk Pengisian Angket Penelitian ……………………….... 98
5. Angket Penelitian ……………………………………………… 99
6. Lembar Jawaban Angket Penelitian …………………………… 107
7. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Angket Uji Coba ……… 108
8. Perhitungan Validitas Angket Uji Coba ………………………. 110
9. Perhitungan Reliabilitas Angket Uji Coba ……………………. 111
10. Tabulasi Data Hasil Penelitian ………………………………… 112
11. Daftar Nilai Prestasi Siswa Sampel Penelitian ………………… 113
12. Analisis Regresi antara Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra Terhadap Prestasi Belajar ……………………………………… 114
13. Uji Normalitas Data Variabel X ……………………………….. 117
14. Uji Normalitas Data Variabel Y ……………………………….. 118
15. Harga Kritik dari r Product Moment ……………………………119
16. Surat Izin Penelitian ke Dinas Pendidikan Kota Semarang ……..120
17. Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kota Semarang …...121
18. Surat Izin Penelitian ke Kepala SMA N 3 Semarang ………….. 122
19. Surat Keterangan selesai Penelitian
dari Kepala SMA N 3 Semarang ………………………………. 123
20. Dokumentasi-Dokumentasi Penelitian ………………………….124
21. Biodata Penulis ………………………………………………….127
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan dan usaha untuk
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan, keterampilan, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap
dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Melalui
pendidikan nasional diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan dan
martabat manusia Indonesia, sehingga pendidikan nasional dapat menghasilkan
manusia terdidik yang beriman, berpengetahuan, berketerampilan dam memiliki
rasa tanggung jawab (Undang-Undang (UU) Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional).
Adapun usaha untuk meningkatan mutu pendidikan seperti yang
diharapkan selain menggunakan cara yang lazim seperti penyempurnaan
kurikulum juga dengan mengefektifkan komponen-komponen yang mempengaruhi
keberhasilan suatu pendidikan. Kondisi pendidikan persekolahan kita yang
strategis namun terabaikan, sehingga tidak mampu memikul tanggung jawabnya
secara sendirian, mengharuskan segenap komponen manusia Indonesia untuk lebih
memperhatikan keadaan pendidikan. Pemerintah, masyarakat dan orang tua
(keluarga) tidak mungkin diam melihat kondisi pendidikan yang sangat
1
2
membutuhkan perhatian. Oleh karenanya, gagasan luhur Ki Hadjar Dewantara
dengan Tri Pusat Pendidikan yang terdiri dari orang tua, sekolah dan masyarakat
dan sekarang ditambah dengan peran serta aktif pemerintah, patut dilaksanakan
dalam rangka memprioritaskan sektor pendidikan, baik yang informal, non formal,
maupun yang formal seperti didirikannya sekolah-sekolah. Peranan pendidikan
harus dilihat dalam konteks pembangunan secara menyeluruh, yang bertujuan
memberikan manfaat sesuai dengan cita-cita bangsa. Pembangunan tidak mungkin
berhasil jika tidak melibatkan manusianya sebagai pelaku dan sekaligus sebagai
tujuan pembangunan. Untuk menyukseskan pembangunan perlu di tata suatu
sistem pendidikan yang relevan, sistem pendidikan dirancang dan dilaksanakan
oleh orang-orang yang ahli dalam bidangnya ( Hamalik, 2004: 6).
Tujuan didirikannya sekolah adalah sebagai wahana aktif bagi usaha
memanusiakan manusia sehingga bisa membawa bangsa dan negara kita yang
sedang terpuruk ini untuk dapat bangkit menuju posisi yang terhormat dan
diperhitungkan di dunia internasional. Dalam usaha untuk mewujudkan manusia
yang seperti digambarkan diatas, terdapat beberapa masalah di bidang pendidikan
yang harus segera dipecahkan, antara lain rendahnya mutu lulusan, tidak
meratanya kesempatan belajar dan lulusan sekolah yang kurang relevan terhadap
kebutuhan pembangunan.
Dalam masa pembangunan bangsa, fungsi utama pendidikan antara lain
mencerdaskan bangsa, pengembangan kesadaran nasional dan sikap nasionalisme
sebagai sumber daya manusia dalam proses pembangunan kepribadian nasional
3
serta identitasnya. Oleh karena itu, pengembangan kesadaran nasional dan sikap
nasionalisme perlu ditanamkan dan ditumbuhkan sejak dini kepada seluruh bangsa
Indonesia. Salah satu sarana untuk pengembangan sikap nasionalisme adalah
melalui pendidikan. Dengan demikian kegiatan pendidikan nasional perlu di
organisasikan dan dikelola sedemikian rupa agar supaya pendidikan nasional
sebagai suatu organisasi, merupakan sarana untuk mewujudkan cita-cita nasional
bangsa Indonesia ( Tilaar, 2000: 107).
Pendidikan sejarah adalah salah satu sarana motivasi yang kuat sebagai
penggerak bagi generasi muda dalam membina dan mengembangkan sikap
nasionalisme. Sikap nasionalisme generasi muda, seperti sikap kepahlawanan,
kesetiaan, rela berkorban dan mencapai cita-cita dan nilai nasionalisme dapat
dibentuk dan dibina melalui pendidikan sejarah (Daliman, 1988:70).
Sejarah telah memberi pelajaran tentang kejadian-kejadian masyarakat
terdahulu, sehingga generasi muda mendapat pengetahuan tentang pengalaman-
pengalaman yang dialami masyarakat dahulu untuk mengetahui situasi sekarang
agar lebih bijaksana. Sejarah sangat potensial untuk membangkitkan rasa
kebangsaan terhadap sejarah bangsanya. Dari sini dapat dikatakan bahwa, suatu
bangsa tidak mungkin mengenal dan memiliki identitas tanpa mengetahui
sejarahnya. Pengajaran sejarah dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan di
Indonesia meliputi sekolah negeri, sekolah swasta serta lembaga keagamaan yang
pada dasarnya memberikan gambaran untuk mengetahui sejarah bangsanya, dan
ini menjadikan semua komponen dalam pendidikan harus bertanggung jawab
4
memberi gambaran kepada generasi muda untuk lebih mempelajari sejarah
bangsanya.
Berdasarkan pengalaman peneliti pada waktu melaksanakan Praktik
Pengalaman Lapangan di SMA Negeri 3 Semarang, banyak siswa yang mengeluh
bahwa pelajaran sejarah terlalu banyak hafalan sehingga peneliti mengambil
kesimpulan bahwa siswa-siswi SMA Negeri 3 Semarang kurang memperhatikan
atau kurang tertarik terhadap pelajaran sejarah. Oleh karena itu dengan adanya
anggapan yang terjadi di SMA Negeri 3 Semarang dimana pelajaran sejarah
kurang mendapat perhatian dari siswa, sehingga peneliti ingin membuat metode
mengajar yang baru bagi siswa, salah satunya yaitu dengan mengkombinasikan
materi pelajaran sejarah di dalam kelas kemudian dipraktekan dalam kegiatan
diluar kelas yaitu dengan kegiatan ekstrakurikuler Paskibra, sehingga peneliti
merasa tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai hubungan kegiatan
ekstrakurikuler Paskibra dengan prestasi belajar sejarah.
Pada dasarnya pengajaran sejarah mempunyai arti yang penting karena
didalamnya kita memahami alam pikiran dan pengalaman-pengalaman manusia
dimasa lampau, sehingga dengan belajar sejarah kita dapat menjadikan bahan
pertimbangan dalam bertindak dan mengambil suatu keputusan di masa sekarang
dan masa yang akan datang.
Belajar sejarah mengandung makna yang mendalam yaitu memupuk rasa
cinta tanah air, sikap kritis, nasionalis serta mengembangkan nilai-nilai
5
kemanusiaan. Nilai-nilai yang terkandung dalam makna sejarah diharapkan
diperoleh siswa dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Tanggung jawab pendidikan oleh semua, pada akhirnya akan berdampak
pada pemerataan kesempatan belajar kepada seluruh masyarakat di seluruh
pelosok Indonesia. Dengan demikian, semua aspek kehidupan masyarakat menjadi
sarana dan media pembelajaran, suasana seperti inilah yang diharapkan
memberikan suasana kondusif bagi lahirnya masyarakat pembelajaran (learner
society).
Menyadari bahwa siswa adalah salah satu faktor yang sangat penting bagi
pelaksanaan penentu dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan, Sekolah
Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Semarang sebagai salah satu Sekolah Menengah
Atas favorit di kota Semarang mengemban tugas mendidik dan membina siswa-
siswi calon pemimpin bangsa, yang nantinya akan memberikan kontribusi yang
sangat besar bagi bidang pendidikan. SMA Negeri 3 Semarang dituntut mampu
memberikan sumbangan dan peran serta secara aktif dan nyata dalam mengatasi
masalah-masalah pendidikan, dengan mengkaitkan semua komponen yang terlibat,
antara lain: organisasi, kurikulum, sarana dan prasarana, anggaran, tenaga
administrasi, guru serta siswa-siswi.
Siswa-siswi sebagai masukan utama SMA Negeri 3 Semarang, perlu
adanya pembinaan, baik pembinaan profesi, minat kegemaran siswa melalui
berbagai bentuk kegiatan baik kegiatan kurikuler maupun kegiatan kokurikuler
atau kegiatan ekstrakurikuler. Pembinaaan kegiatan ekstrakurikuler perlu
6
diperhatikan pembinaan lembaga kesiswaannya yang diharapkan untuk dapat
menampung dan mengembangkan kreatifitas siswa-siswinya sehingga secara
bersama-sama dengan kegiatan kurikuler dapat meningkatkan kualitas hasil belajar
siswa.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah segala macam aktivitas di sekolah atau
lembaga pendidikan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran, wajib bagi setiap
anak. Aktivitas itu termasuk dalam kurikulum yang telah tersusun bagi suatu
tingkat kelas atau sekolah.
Berbagai bentuk kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan di SMA Negeri 3
Semarang seperti Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Praja Muda Karana
(Pramuka), Palang Merah Remaja (PMR), Patroli Keamanan Sekolah (PKS),
Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) dan masih banyak yang lainnya yang
jumlahnya lebih dari 30 macam kegiatan ekstrakurikuler. Kesemuanya ini berarti
menuntut peran serta aktif siswa-siswi SMA Negeri 3 Semarang untuk terlibat
didalamnya, tentunya diluar jadwal pelajaran sekolah yang telah ditentukan. Dari
berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 3 Semarang, maka
peneliti lebih memfokuskan pada kegiatan ekstrakurikuler Pasukan Pengibar
Bendera (Paskibra), yang peneliti kaji dengan prestasi belajar sejarah pada
semester genap tahun pelajaran 2006/2007.
Pada dasarnya kegiatan ekstrakurikuler Paskibra ini bertujuan untuk
membentuk watak disiplin, kerjasama dan intinya untuk menunjang tugas
utamanya yaitu melaksanakan tugas pengibar bendera pada setiap kegiatan
7
upacara sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler Paskibra juga didalamnya mempelajari
sejarah nasional Indonesia, yang juga dtanamkan sikap nasionalisme dan
patriotisme dan mempelajari juga sejarah perjuangan bangsa.
Kegiatan ekstrakurikuler Paskibra dimana nilai-nilai rasa cinta tanah air,
nasionalisme serta nlai-nilai kemanusiaan, patriotisme sangat ditekankan. Adanya
kesamaan tujuan antara mata pelajaran sejarah dan kegiatan ekstrakurikuler
Paskibra maka peneliti ingin mengkaji lebih dalam hubungan antara kegiatan
ekstrakurikuler Paskibra dengan prestasi belajar sejarah. Oleh karena itu peneliti
mengambil judul Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendera
(Paskibra) pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Semarang dengan Prestasi Belajar
Sejarah Semester Genap Tahun Pelajaran 2006/2007.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas maka dirumuskan permasalahan
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Paskibra di SMA Negeri 3
Semarang ?
2. Bagaimana prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang yang
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Paskibra pada mata Pelajaran Sejarah
semester genap tahun pelajaran 2006/2007 ?
8
3. Adakah hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler Paskibra dan prestasi
belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang pada semester genap
tahun pelajaran 2006/2007?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada permasalahan penelitian tersebut, maka tujuan yang
ingin diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Ingin mengetahui pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Paskibra di SMA
Negeri 3 Semarang ?
2. Ingin mengetahui prestasi belajar siswa kelas X yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler Paskibra pada mata pelajaran sejarah semester genap tahun
pelajaran 2006/2007?
3. Ingin mengetahui hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler Paskibra dan
prestasi belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang pada semester
genap tahun Pelajaran 2006/2007?
D. Manfaat Penelitian
Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang terlibat dan memiliki kepentingan dengan masalah yang diteliti
yaitu :
1. Bagi Guru
a. Sebagai saran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah
9
b. Agar dapat memberikan masukan kepada guru untuk mengembangkan
pendidikan
c. Sebagai pertimbangan kepada guru untuk membina siswanya dengan hal
yang positif untuk menunjang kegiatan kokurikuler
d. Menginventarisasi hambatan-hambatan dalam Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) bagi siswa yang aktif berkegiatan
e. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman dalam ruang lingkup yang lebih
luas untuk dapat memberikan toleransi kepada siswa apabila siswa
mengikuti kegiatan dengan membawa nama baik sekolah.
2. Bagi Sekolah
a. Dapat memberikan saran pada pihak sekolah, untuk lebih memperhatikan
kegiatan kesiswaan terutama kegiatan ekstrakurikuler Paskibra
b. Sebagai bahan informasi tentang hambatan-hambatan, dalam pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler terutama Paskibra terhadap prestasi belajar
sejarah
c. Pengembangan jaringan dan kerjasama strategis antara sekolah dan phak-
pihak yang berkepentingan dalam pengembangan sekolah.
d. Sebagai bahan masukan dalam menyusun rencana pengembangan
kegiatan ekstrakurikuler dalam usaha meningkatkan kualitas lulusan.
3. Bagi Peneliti
a. Menambah pengetahuan bagi peneliti dalam menerapkan teori-teori yang
ada di bangku kuliah
10
b. Agar dapat melengkapi sumber bacaan bagi peneliti untuk digunakan
sebagai bahan penelitian yang lain.
c. Menambah pengetahuan dan pemahaman bagi peneliti, terutama pada
waktu menjadi guru sejarah kelak.
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari interpretasi yang keliru terhadap judul dimaksud dalam
penelitian ini, maka peneliti memberikan penegasan istilah untuk menjelaskan
batasan-batasan dalam judul sebagai berkut :
1. Hubungan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata hubungan memiliki
pengertian :
a. Jaringan yag terwujud karena interaksi satuan-satuan yang aktif
b. Keadaan berhubungan atau dihubungkan
c. Ikatan pertalian (Depdikbud, 1990:313)
Dalam penelitian ini menjelaskan hubungan antara dua variabel yang saling
berhubungan antara variabel satu dengan yang lain, variabel yang
dihubungkan adalah kegiatan ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendera
(Paskibra), dengan prestasi belajar sejarah pada siswa kelas X SMA Negeri 3
Semarang pada semester genap tahun pelajaran 2006/2007.
11
2. Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra
Menurut kamus umum bahasa Indonesia, kegiatan diartikan sebagai
akivitas, keaktifan : usaha yang sangat giat (Poerwodarminto, 2002:322).
Ekstrakurikuler dalam kamus besar bahasa Indonesia mempunyai arti
kegiatan yang bersangkutan diluar kurikulum atau diluar susunan rencana
pelajaran (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa, 1989:479). Secara sederhana istilah kegiatan ekstrakurikuler
mengandung pengertian yang menunjukan segala macam, aktifitas di sekolah
atau lembaga pendidikan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran. Sedangkan
Paskibra merupakan pasukan pengibar bendera. Jadi kegiatan ekstrakurikuler
Paskibra merupakan suatu kegiatan atau aktifitas di sekolah atau lembaga
pendidikan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran yang bertugas sebagai
pengibar bendera (Lutan, 1986: 7).
Paskibra adalah salah satu kegiatan atau aktivitas serta pemisah atau
sebagai ruang lingkup pelajaran yang diberikan di pendidikan menengah dan
tidak merupakan bagian integral dari mata pelajaran yang sudah ditentukan
dalam kurikulum, yang merupakan kepanjangan dari Pasukan Pengibar
Bendera yaitu suatu organisasi yang bertugas atau mempunyai aktivitas utama
untuk menjalankan tugas sebagai pengibar bendera, dan kegiatan yang lain
yang berhubungan dengan kegiatan upacara-upacara di sekolah.
12
3. Prestasi Belajar adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan
(Poerwadarminta, 1976:768).
Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri
individu yang belajar, baik aktual maupun potensial (Nasution, 1993:2).
Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai dari aktivitas yang sering
menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar, baik aktual maupun
potensial.
4. Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran dapat diartikan sebagai perubahan dalam kemampuan
sikap atau perilaku siswa yang relatif permanen sebagai akibat dari
pengalaman atau pelatihan (Hamalik, 2003:57).
Sedangkan sejarah merupakan suatu bagian dari kelompok ilmu yang
berdiri sendiri. Tujuan yang luhur dari sejarah untuk dianjurkan pada semua
jenjang sekolah adalah menanamkan semangat kebangsaan, rasa cinta tanah
air, bangsa dan negara, pelajaran sejarah merupakan salah satu unsur utama
dalam pendidikan politik bangsa, lebih jauh lagi sejarah merupakan sumber
inspirasi terhadap hubungan antar bangsa dan negara (Kasmadi, 1996:13).
Jadi pembelajaran sejarah adalah suatu usaha untuk mengerjakan atau
mendapatkan hasil dalam belajar sejarah dengan bimbingan seorang guru atau
pengajar atau perpaduan antara aktivitas belajar dan mengajar yang
didalamnya mempelajari tentang masa lampau (Widya, 1989:3).
13
F. Sistematika Skripsi
Untuk memudahkan pembaca dalam memahami skripsi ini, maka terlebih
dahulu akan penulis kemukakan sistematika skripsi sesuai dengan bagian-
bagiannya. Bagian awal dari skripsi ini berisi halaman judul, abstrak, halaman
persetujuan, halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar
gambar dan daftar lampiran. Bagian isi dari skripsi ini dibagi dalam lima bab,
antara lain :
Bab I Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika
skripsi.
Bab II Landasan Teori, yang berisikan tentang landasan teori sebagai
pedoman atau landasan penulisan skripsi, meliputi kegiatan ekstrakurikuler
Paskibra, pengertian prestasi belajar, prinsip-prinsip belajar, faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar dan pembelajaran sejarah.
Bab III Metode Penelitian, yang terdiri dari populasi penelitian, sampel
penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, uji coba instrumen
penelitian serta teknik analisa data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dalam bab ini diuraikan
mengenai serangkaian kegiatan penelitian mulai dari persiapan sampai dengan
selesainya pelaksanaan penelitian, penyajian data, analisis data dan pembahasan
hasil penelitian.
14
Bab V Penutup, dalam bab ini berisikan kesimpulan dan saran berdasarkan
pada landasan dan hasil penelitian. Bagian akhir dari skripsi ini adalah daftar
pustaka dan lampiran-lampiran.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra.
Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud) Nomor: 0461/U/1964 dan SK Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Nomor :
226/C/Kep/O/1992, kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu jalur
pembinaan kesiswaan disamping jalur Organisasi Siswa Intra Sekolah
(OSIS), latihan kepemimpinan dan wawasan wiyatamandala.
Berdasarkan kedua Surat Keputusan tersebut ditegaskan pula bahwa
ekstrakurikuler sebagai bagian dari kebijaksanaan pendidikan secara
menyeluruh mempunyai tugas pokok :
1. Memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa
2. Mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran
3. Menyalurkan bakat dan minat
4. Melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.
(Depdikbud, 1998: 1-2).
Untuk mendukung terlaksananya program ekstrakurikuler diperlukan
adanya berbagai petunjuk dan pedoman, baik menyangkut materi maupun
kegiatannya, dengan harapan agar program ekstrakurikuler dapat dilaksanakan
sesuai dengan tujuan yang digariskan.
15
16
Agar pelaksanaan program ekstrakurikuler mencapai hasil baik dalam
mendukung program kurikuler maupun dalam upaya menumbuhkan dan
mengembangkan nilai-nilai kepribadian, maka perlu diusahakan adanya
informasi yang jelas mengenai arti, tujuan dan hasil yang diharapkan, peranan
dan hambatan-hambatan yang ada selama ini dengan informasi yang jelas
diharapkan para pembina, pendidik, kepala sekolah, guru, siswa, serta pihak-
pihak yang terkait dapat membantu dan melaksanakan ekstrakurikuler sesuai
dengan tujuan.
Kegitan ekstrakurikuler bertujuan agar siswa dapat memperdalam dan
memperluas pengetahuan, mengenal hubungan antar berbagai mata pelajaran,
menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia
seutuhnya dalam arti :
1. Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2. Berbudi pekerti luhur
3. Memiliki pengetahuan dan keterampilan
4. Sehat jasmani dan rohani
5. Berkepribadian yang mantap dan mandiri
6. Memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan
Selain itu tujuan ekstrakurikuler juga untuk lebih memantapkan
pendidikan kepribadian dan untuk lebih mengaitkan antara pengetahuan yang
diperoleh dalam program kurikulum dengan keadaan dan kebutuhan
lingkungan.
17
1. Pengertian dan Peranan Ekstrakurikuler
a. Pengertian
Ada dua macam sumber yang memberikan rumusan tentang
ekstrakurikuler, yaitu :
1) Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah (SK Dirjen Dikdasmen) Nomor : 226/C/Kep/O/1992.
Berdasarkan SK tersebut dirumuskan bahwa,
ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran biasa dan
pada waktu libur sekolah, yang dilakukan, baik di sekolah
ataupun diluar sekolah, dengan tujuan untuk memperdalam dan
memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara
berbagai pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta
melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.
2) Lampiran Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(SK Mendikbud) Nomor: 060/U/1993, Nomor 061/U/1993 dan
Nomor 080/U/1993.
Berdasarkan ketiga lampiran SK Mendikbud tersebut
dikemukakan, bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan
yang diselenggarakan diluar jam pelajaran yang tercantum dalam
susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah.
Kegiatan ekstrakurikuler berupa kegiatan pengayaan dan kegiatan
perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler.
18
Memperhatikan kedua sumber tersebut, ada perbedaan
rumusan dalam kalimat, tetapi, makna yang terkandung
didalamnya adalah sama. Kedua-duanya menekankan bahwa
kegiatan ekstrakurikuler mengacu pada mata pelajaran dalam
rangka pengayaan dan perbaikan, serta dalam usaha pembinaan
manusia atau upaya pemantapan pembentukan kepribadian para
siswa.
b. Peranan
Dari kedua rumusan tentang ekstrakurikuler tersebut diatas,
eksrakurikuler sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan
mempunyai peranan utama sebagai berikut :
1) Untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan para siswa,
dalam arti memperkaya, mempertajam, serta memperbaiki
pengetahuan para siswa yang berkaitan dengan mata pelajaran
sesuai dengan program kurikulum yang ada.
2) Untuk melengkapi upaya pembinaan, pemantapan dan
pembentukan nilai-nilai kepribadian para siswa
3) Diarahkan untuk membina serta meningkatkan bakat, minat dan
keterampilan, dan hasil yang diharapkan ialah untuk memacu
anak ke arah kemampuan mandiri, percaya diri dan kretaif.
2. Materi dan Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler
a. Kegiatan pembinaan ketaqwaan terhadap TuhanYang Maha Esa
Jenis kegiatannya adalah :
19
(1) melaksanakan peribadatan sesuai dengan agamanya masing-
masing, (2) memperingati hari-hari besar agama, (3) membina
kegiatan toleransi antar umat beragama, (4) mengadakan lomba yang
bersifat keagamaan, (5) menyelenggarakan kegiatan seni yang
bernafaskan keagamaan.
b. Kegiatan pembinaan kehidupan berbangsa dan bernegara
Jenis kegiatanya adalah : (1) melaksanakan upacara bendera pada hari
Senin, serta hari-hari besar nasional, (2) melaksanakan bakti sosial,
(3) melaksanakan lomba karya tulis, (4) melaksanakan pertukaran
pelajar antar propinsi, (5) menghayati dan mampu menyanyikan lagu-
lagu nasional.
c. Kegiatan pembinaan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara
Jenis kegiatannya adalah : (1) melaksanakan tata tertib sekolah, (2)
melaksanakan baris-berbaris, (3) mempelajari dan menghayati sejarah
pejuangan bangsa, (4) melaksanakan wisata siswa dan kelestarian
lingkungan alam, (5) mempelajari dan menghayati semangat
perjuangn para pahlawan bangsa.
d. Kegiatan pembinaan kepribadian dan budi pekerti luhur
Jenis kegiatannya adalah : (1) melaksanakan Pedoman Penghayatan
dan Pengamalan Pancasila, (2) melaksanakan tata krama pergaulan,
(3) menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran rela berkorban
dengan perbuatan amal, (4) meningkatkan sikap hormat siswa
20
terhadap orangtua, guru, dan sesama teman di lingkungan
masyarakat.
e. Kegiatan pembinaan berorganisasi, pendidikan politik dan
kepemimpinan
Jenis kegiatannya adalah : (1) mengembangkan peran siswa dalam
Organisasi Siswa Intra Sekolah ( OSIS ), (2) melaksanakan latihan
kepemimpinan siswa, (3) mengadakan forum diskusi ilmiah, (4)
mengadakan media komunikasi OSIS, (5) mengorganisir suatu
pementasan atau bazar.
f. Kegiatan pembinaan keterampilan dan kewiraswastaan
Jenis kegiatannya adalah : (1) meningkatkan keterampilan dalam
menciptakan sesuatu lebih berguna, (2) meningkatkan keterampilan
di bidang teknik, elektronik, pertanian dan peternakan, (3)
meningkatkan usaha-usaha keterampilan tangan, (4) meningkatkan
usaha koperasi sekolah, (5) meningkatkan penyelenggaraan
perpustakaan sekolah
g. Kegiatan pembinaan kesegaran jasmani dan daya kreasi.
Jenis kegiatannya adalah : (1) meningkatkan usaha kesehatan sekolah,
(2) meningkatkan kesehatan mental, (3) menyelenggarakan kantin
sehat, (4) menyelenggarakan lomba berbagai macam olahraga.
h. Kegiatan pembinaan persepsi, apersepsi dan kreasi seni
Jenis kegiatanya adalah : (1) meningkatkan wawasan dan
keterampilan siswa di bidang seni, (2) menyelenggarakan sanggar
21
belajar semacam seni, (3) meningkatkan daya cipta seni, (4)
mementaskan, memamerkan hasil berbagai cabang seni.
(Depdikbud, 1998: 6-10).
3. Pengertian Ekstrakurikuler Paskibra
Secara sederhana istilah kegiatan ekstrakurikuler mengandung
pengertian yang menunjukan segala macam, aktifitas di sekolah atau
lembaga pendidikan yang dilaksanakan diluar jam pelajaran. Sedangkan
Paskibra merupakan Pasukan Pengibar Bendera. Jadi kegiatan
ekstrakurikuler Paskibra merupakan suatu kegiatan atau aktifitas di
sekolah atau lembaga pendidikan yang dilaksanakan diluar jam pelajaran
yang bertugas sebagai pengibar bendera (Lutan, 1986: 7).
Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) SMA Negeri 3 Semarang,
merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang di laksanakan
dengan tujuan utama sebagai petugas upacara bendera pada setiap
kegiatan upacara, baik upacara hari besar maupun upacara-upacara yang
lainnya. Dan kegiatan ini tetap bernaung dibawah koordinasi kegiatan
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA Negeri 3 Semarang, yang
dalam setiap kegiatan senantiasa berkoordinasi untuk kelancaran dari
setiap kegiatan tersebut.
Beberapa persyaratan dalam menyelenggarakan seleksi calon
anggota Pasukan Pengibar Bendera SMA Negeri 3 Semarang antara lain :
(1) siswa kelas 1, (2) tinggi badan untuk putra minimal 170 cm dan putri
minimal 165 cm, (3) tegak dan tidak cacat, (4) berat badan seimbang, (5)
22
penampilan simpatik dan menarik, (6) berkepribadian dan berakhlak
mulia, (7), diperbolehkan memakai jilbab.
Materi seleksi meliputi beberapa hal antara lain adalah :
a. Akhlak dan kepribadian yang terdiri atas : (1) mental spiritual, (2)
taat menjalankan kewajiban agama, (3) berbudi pekerti dan
bertingkah laku yang baik, (4) berjiwa sehat dan stabil, (5) bersahaja
dan sopan santun, (6) berpenampilan gembira dan menarik, (7),
mudah bergaul dan menyesuaikan diri
b. Kesegaran jasmani berupa tes aerobik
c. Fisik dan penampilan terdiri dari : (1) pengecekan umur, tinggi
badan, berat badan, (2) tidak cacat jasmani dan tegap, (3) sehat
jasmani dan rohani, (4) pengecekan mata dan gigi (rapi dan sehat), (5)
pengecekan kaki (tidak berbentuk O atau X )
d. Pengetahuan umum dan prestasi khususyang terdiri darai : (1)
kewarganegaraan, sejarah Indonesia, (2) kepemimpinan dan
organisasi, (3) pengetahuan budaya dan pariwisata, (4) berita aktual
dari media cetak maupun elektronika (politik, keuangan, ekonomi,
pendidikan dll), (5) prestasi, sosial, kemasyarakatan, kegiatan
olahraga
e. Kemampuan baris-berbaris (PBB)
f. Kemampuan seni budaya
4. Sejarah dan asal-usul bendera Merah Putih
23
Karena kegiatan Paskibra pada intinya berkenaan dengan masalah
bendera, maka peneliti menguraikan sejarah bendera merah putih serta
asal-usulnya. Bendera merah putih bagi bangsa Indonesia mengandung
arti, maksud, nilai dan kepribadian tersendiri sesuai riwayat sejarah
bangsa Indonesia, warna merah putih mempunyai arti yang sangat dalam,
sebab kedua warna tersebut tidak begitu saja dipilih dan dibuat secara
tiba-tiba, tetapi, melalui proses sejarah yang sama lamanya dengan
sejarah perkembangan bangsa Indonesia.
Menurut sejarah, bangsa Indonesia memasuki wilayah Nusantara
ini ketika terjadi perpindahan orang-orang Austronesia sekitar 6000 tahun
yang lalu datang ke Indonesia Timur dan Barat melalui tanah
Semenanjung dan Philipina. Sekitar 4000 tahun yang lalu terjadi
perpindahan kedua yaitu masuknya orang Indonesia kuno dari Asia
Tenggara dan berbaurlah dengan pendatang yang terlebih dahulu masuk
ke Nusantara.
Pada zaman itu ada kepercayaan yang memuliakan zat hidup atau
zat kesaktian bagi para mahluk hidup yaitu getah-getih. Getah tumbuh-
tumbuhan yang berwarna putih dan getih yang berarti darah berwarna
merah, yaitu zat yang memberikan hidup bagi tumbuh-tumbuhan,
manusia dan hewan. Demikian menurut kepercayaan yang terdapat di
kepulauan Austronesia dan Asia Tenggara, dari kepercayaan ini maka
warna Merah dan Putih menjadi warna keagungan, warna pujaaan.
24
Ketika terjadi perang Diponegoro pada tahun 1825-1830
ditengah-tengah pasukan Diponegoro yang beribu-ribu juga terlihat
kibaran bendera Merah Putih, demikian juga dilereng-lereng gunung dan
desa-desa yang dikuasai Pangeran Diponegoro banyak terlihat kibaran
bendera Merah Putih.
Konggres pemuda pada tahun 1928 merupakan detik yang sangat
bersejarah dengan lahirnya sumpah pemuda. Pada konggres tersebut
untuk pertama kalinya digunakan hiasan merah putih tanpa gambar atau
tulisan, sebagai warna bendera kebangsaan, dan untuk pertama kalinya
pula diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Detik-detik yang sangat bersejarah adalah lahirnya Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17
Agustuis 1945. Setelah pembacaan teks proklamasi dikibarkanlah untuk
pertama kalinya bendera Merah Putih yang tidak saja sebagai bendera
kebangsaan tetapi juga sebagai bendera Negara Kesatuan Republik
Indonesia, yang kemudian disyahkan pada tanggal 18 Agustus 1945
dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 35 dalam sidang Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang pertama. Bendera yang
berkibar pertama kali di Jalan Pegangsaan Timur nomor 56, kemudian
kita kenal dengan nama Sang Saka Merah Putih ditetapkan sebagai
bendera pusaka. Demikianlah Sang Merah Putih oleh bangsa Indonesia
dijadikan bendera kebangsaan dan bendera Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
25
B. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu : prestasi dan belajar. Prestasi
adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan
(Poerwadarminta,1976:768).
Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri
individu yang belajar, baik aktual maupun potensial (Nasution, 1993:2).
Pengertian belajar banyak didefinisikan oleh para ahli dengan berbagai
dimensi yang berbeda-beda antara lain pengertian belajar yang dikemukakan
oleh Whiterington yaitu belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat
adanya pengalaman, perubahan tingkah laku tersebut meliputi perubahan
keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman, dan apresiasi.
Tingkah laku sebagai hasil dari proses belajar dipengaruhi oleh banyak faktor
yang ada dalam diri individu (faktor internal) maupun faktor eksternal. Faktor
internal adalah kemampuan yang dimiliki, minat dan perhatian, kebiasaan dan
motivasi serta faktor-faktor lainnya. Sedangkan faktor eksternal adalah
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
Diantara ketiga lingkungan tersebut yang paling berperan terhadap proses
belajar mengajar adalah dalam lingkungan sekolah seperti guru, sarana belajar,
kurikulum, teman-teman sekelas, disiplin, peraturan sekolah dan lain-lainnya
(Sudjana,1989:3-4).
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidup (Slameto, 2003:2),
26
sedangkan menurut ahli belajar modern, belajar adalah suatu bentuk
pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam
cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan (Hamalik,
2003:28). Menurut W.S.Winkel, belajar adalah suatu aktifitas mental yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan
perubahan dalam pengetahuan-pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap
(Darsono, 2000:41). Menurut Robert M. Gagne belajar dapat didefinisikan
sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai
akibat pengalaman (Gagne, 1984; Dahar,1988:12-13).
Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar
merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku yang menyangkut berbagai
aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis yang dihasilkan oleh pengalaman
atau latihan, sedangkan prestasi belajar dapat disimpulkan sebagai hasil yang
telah dicapai dari aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu,
baik aktual maupun potensial.
C. Prinsip-Prinsip Belajar
Belajar secara umum dapat diartikan sebagai satu proses perubahan
tingkah laku akibat interaksi individu dengan lingkungannya. Belajar juga
dapat diartikan sebagai suatu interaksi antara siswa dengan sumber belajar
dalam hal ini guru, buku-buku maupun lingkungan.
Untuk mencapai suatu tujuan pengajaran yang baik perlu didukung
oleh prinsip-prinsip belajar yang mendasarinya. Yang dimaksud prinsip
27
belajar disini adalah aturan-aturan tentang belajar. Prinsip-prinsip umum
belajar dibedakan menjadi dua yaitu prinsip-prinsip umum yang memandang
belajar sebagai suatu proses dan prinsip umumnya memandang belajar sebagai
suatu hasil atau produk.
Adapun prinsip-prinsip umum belajar sebagai proses memandang bahwa :
a. Proses belajar adalah mengalami, berbuat, mengadakan reaksi, tujuan
memperoleh pola yang dipelajari, dituntut partisipasi aktif para siswa
b. Respon individu diubah selama belajar
c. Situasi belajar ditentukan oleh tujuan belajar oleh siswa
d. Proses belajar diawali oleh suatu kebutuhan dan tujuan
e. Proses belajar akan berlangsung efektif bila materi dan hasil yang
diperoleh disesuaikan dengan pengalaman siswa
f. Proses belajar akan baik dan efektif bila siswa dapat melihat hasil yang
dicapainya dan memahami makna belajar
g. Proses belajar dan hasilnya dipergunakan untuk tingkat aspirasi siswa
h. Siswa akan mengalami kesukaran, hambatan dan situasi yang tidak
menyenangkan dalam mencapai tujuan belajar
i. Proses belajar akan berlangsung baik jika disertai bimbingan pengajaran
j. Proses belajar dan hasil individu ada kaitannya dengan perbedaan
individu kemampuan dan latar belakang siswa.
Sedangkan prinsip umum mengenai belajar sebagaimana hasil atau
produk disebutkan bahwa hasil belajar berupa sikap dan tingkah laku dan
perubahan langsung bagi diri siswa.
28
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
1. Faktor-faktor eksternal, faktor ini adalah faktor yang ada diluar diri
pelajar diantaranya :
a. Media Pendidikan, yaitu alat-alat belajar atau mengajar.
b. Metode mengajar, yaitu suatu cara yang digunakan oleh guru dalam
mengorganisasikan kelas pada umumnya atau menyajikan bahan
pelajaran pada khususnya.
c. Bahan pelajaran, fakor ini mempengaruhi karena ada yang sukar dan
ada yang mudah
d. Situasi lingkungan, bagi lingkungan dalam kelas sendiri, maupun
lingkungan diluar kelas.
2. Faktor-faktor internal, yaitu semua faktor yang ada dalam diri anak, yang
meliputi faktor fisik dan faktor psikis.
a. Faktor fisik, yaitu faktor yang bersumber pada keadaan jasmani
seperti :
1) Kesehatan badan, dalam badan yang sehat dan segar akan
berpengaruh dalam tercapainya proses belajar
2) Kesempurnaan badan, cacat tubuh adalah yang menyebabkan
kurang baik dalam mempengaruhi belajar, maka kesempurnaan
badan sangat berpengaruh dalam suksesnya belajar.
b. Faktor Psikis, yang meliputi :
29
1) Motivasi, motivasi adalah tingkah laku yang terjadi karena
didorong oleh adanya kebutuhan yang disadari dan terarah pada
tujuan yang relevan dengan kebutuhan itu.
2) Berpikir, dalam berpikir terkandung aspek kemampuan mengetahui
hubungan-hubungan secara bermakna antara aspek-aspek dalam
obyek berpikir itu.
3) Intelegensi, merupakan faktor yang mempengaruhi sukses belajar
yang erat kaitannya dengan berpikir
4) Sikap, yaitu kecenderungan mental kearah obyek terutama disertai
penilaian tertentu.
5) Perasan dan emosi, perasaan yang positif akan memacu dalam
belajar, dan emosi lebih memegang peranan penting, dan banyak
bahan pelajaran yang menuntut intelektual dan emosional.
( Thontowi, 1993:103-112).
3. Cara belajar yang efektif
Sofchah Sulistyowati mengemukakan ada beberapa cara belajar yang
dapat dilakukan oleh seseorang, yang meliputi :
a. Mengikuti pelajaran di sekolah
Belajar dibangku sekolah merupakan bagian penting dalam
proses belajar seorang anak. Oleh karena itu bahan-bahan pelajaran
yang disampaikan oleh guru di kelas, hendaknya bisa diterima dengan
sebaik-baiknya. Diantaranya dengan :
1) Mengikuti pelajaran di sekolah
30
2) Bahan pelajaran yang telah diberikan oleh guru di kelas hendaknya
dibaca dan lebih dipahami lagi dirumah
3) Sebelum berangkat ke sekolah periksalah alat tulis dan
perlengkapan yang dibutuhkan dan datang ke sekolah tepat waktu
4) Usahakan konsentrasi bisa terpusat pada penjelasan guru secara
penuh dan penjelasan yang penting agar di catat garis besarnya
5) Apabila ada tugas dari guru, dan belum jelas mintalah penjelasan
terlebih dahulu
6) Setelah guru meninggalkan kelas hendaknya catatan di cocokan
dengan catatan teman
7) Apabila ada waktu luang berkunjunglah ke perpustakaan untuk
membaca buku-buku
b. Belajar sendiri
Belajar sendiri di rumah termasuk tugas pokok bagi seorang
pelajar, yang tentunya harus dilakukan secara rutin, teratur dan
terjadwal, dengan melakukan hal-hal sebagai berikut :
1) Hendaknya bahan-bahan yang telah diterima dari guru di pelajari
dan dikembangkan lagi dengan uraian bahasa sendiri
2) Berusahalah menjawab pertanyaan yang telah disusun sendiri
3) Belajarlah pada saat-saat yang dianggap paling cocok dan pilihlah
waktu yang disukai
4) Apabila mengalami keheningan atau kepenatan ditengah-tengah
belajar, jangan memforsir diri
31
5) Beberapa metode praktis hendaknya dilakukan secara rutin,
sehingga lama-lama menjadi suatu kebiasaan untuk belajar secara
teratur dan disiplin
c. Belajar kelompok
Untuk mengatasi kejenuhan belajar sendirian, seorang pelajar
bisa mencari variasi dengan cara belajar berkelompok. Ada beberapa
petunjuk yang bisa dipraktikan untuk belajar kelompok antara lain :
1) Usahakan kelompok belajar yang diadakan terdiri dari 3 sampai 5
orang, dan pilihlah yang kira-kira bisa diajak untuk betukar pikiran
dan senang berdiskusi
2) Setelah sepakat bergabung menjadi satu kelompok belajar,
tentukan kapan akan belajar bersama dan topik apa yang akan
dibahas
3) Sebelum memulai diskusi rumuskan dulu persoalan yang akan
dibahas
4) Apabila kelompok belajar itu menjumpai kesulitan dalam
memecahkan persoalan, maka ditanyakan kepada guru.
5) Setelah kesimpulan ditulis oleh penulis, hasilnya di gandakan dan
dibagikan kepada semua anggota kelompok.
d. Cara belajar dengan buku
Membaca buku adalah kegiatan utama dan suatu keharusan
bagi setiap pelajar, karena buku adalah sumber ilmu, sumber
32
pengetahuan dan sumber informasi, yang tentunya sangat berperan
dalam proses belajar.
Kebiasaan membaca harus dibudayakan dalam kehidupan
setiap pelajar terutama membaca buku pengetahuan, buku studi atau
buku-buku ilmiah. Oleh karena itu seorang pelajar hendaknya memiliki
rasa cinta pada buku.
e. Sikap menghadapi ujian
Ujian pada dasarnya adalah memahami kembali materi
pelajaran yang telah dipelajari, karena itu bagi pelajar yang memilki
catatan teratur, belajar dengan teratur, dan sudah berlatih menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang dibuat sendiri sewaktu belajar, maka
momentum ujian merupakan kesempatan untuk menuangkan apa yang
sudah dipelajari dan dikuasai.
E. Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran dapat diartikan sebagai perubahan dalam kemampuan
sikap atau perilaku siswa yang relatif permanen sebagai akibat dari
pengalaman atau pelatihan (Hamalik, 2003:57).
Menurut Undang-Undang (UU) No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Sedangkan menurut Nasution, pembelajaran adalah usaha sadar untuk
33
membantu siswa atau anak didik, agar mereka dapat belajar sesuai dengan
kebutuhan dan minatnya (Nasution, 1989:45).
Sedangkan sejarah merupakan suatu bagian dari kelompok ilmu yang
berdiri sendiri. Tujuan yang luhur dari sejarah untuk dianjurkan pada semua
jenjang sekolah adalah menanamkan semangat kebangsaan, rasa cinta tanah
air, bangsa dan negara, pelajaran sejarah merupakan salah satu unsur utama
dalam pendidikan politik bangsa, lebih jauh lagi sejarah merupakan sumber
inspirasi terhadap hubungan antar bangsa dan negara (Kasmadi, 1996:13).
Pembelajaran sejarah adalah perpaduan antara aktivitas belajar dan
mengajar yang didalamnya mempelajari tentang peristiwa masa lampau yang
erat hubungannya dengan masa kini (Widya, 1989:23).
Jadi Pembelajaran Sejarah adalah suatu usaha untuk mengerjakan atau
mendapatkan hasil dalam belajar sejarah dengan bimbingan seorang guru atau
pengajar. Atau dengan kata lain pembelajaran sejarah adalah proses interaksi
antara peserta didik dan pendidik dalam aktifitas belajar mengajar yang
mengkaji tentang peristiwa masa lampau yang membawa pengaruh besar
untuk masa kini dan masa yang akan datang. Pengertian sejarah yang dapat
diambil dalam pengajaran sejarah nasional Indonesia adalah :
1. Menekankan pada peristiwa, kejadian serta akibat-akibat yang menunjuk
kearah persatuan
2. Menanamkan nasionalisme yang sehat dan membimbing kearah persatuan
bertanah air, berbangsa dan bernegara
3. Menunjukan kebesaran bangsa yang layak dibanggakan
34
4. Menghindari perselisihan dan pertentangan yang mengakibatkan
perpecahan (Gazalba,1961:175).
Tindak lanjut dari pengajaran sejarah, siswa dituntut memahami
berbagai peristiwa sejarah masa lampau mengenai peristiwa yang baik
maupun peristiwa buruk, sedangkan yang dapat diambil pada masa ini sebagai
pelajaran bagi kita semua, untuk berpikir lurus kedepan, sehingga masa
lampau menjadi pelajaran yang berharga bagi masa kini sehingga kita tidak
mengulangi kesalahan yang terjadi.
1. Komponen-Komponen Pembelajaran Sejarah
Proses pembelajaran sejarah dapat berjalan lancar dan mencapai
tujuan yang dicita-citakan, perlu didukung oleh berbagai komponen
pembelajaran antara lain :
a. Tujuan pembelajaran
Tujuan merupakan komponen yang sangat penting dalam
belajar, karena tujuan menjadi pedoman bagi seluruh aktivitas belajar.
Oleh karena itu, sebelum proses belajar berlangsung, tujuan belajar
harus ditetapkan lebih dahulu. Tujuan pembelajaran haruslah
dirumuskan dengan jelas, karena dengan tujuan yang jelas akan
memudahkan dalam memilih aktivitas belajar yang efektif, efisien
baik oleh guru maupun siswa.
Tujuan pembelajaran juga dipakai sebagai kriteria bagi guru
untuk menilai keberhasilan suatu pembelajaran, dan juga untuk
memandu guru menciptakan kondisi belajar yang menunjang
35
pencapaian tujuan pembelajaran dan alat bantu guru dalam menyusun
evaluasi yang dipergunakan untuk mengetahui proses pebelajaran
telah berhasil atau gagal.
b. Materi atau Bahan Pelajaran
Materi atau bahan pelajaran merupakan hal yang penting
untuk mencapai tujuan pembalajaran, karena materi belajar harus
dipilih sesuai denga tujuan pebelajaran yang telah ditentukan, selain
itu harus disesuaikan dengan tujuan, pemilihan materi ini harus
memperhatikan minat siswa terhadap pelajaran.
Pada masa sekarang yang penuh dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta seni sangat memberi kemudahan
bagi guru atau pendidik untuk memperoleh bahan pengajaran yang
banyak dan bervariasi. Dan guru dituntut lebih cermat dalam memilih
materi pelajaran dengan mempertimbangkan beberapa faktor dalam
belajar. Salah satu faktor yang menjadi perhatian adalah relevansi
bahan pelajaran dengan kenyataan dan kebutuhan hidup masyarakat
sehari-hari. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan guru dalam
memilih materi pelajaran, antara lain : (1) menarik atau tidaknya
materi pelajaran, (2) tingkat kemampuan siswa, (3) tingkat kebaruan
dan aktivitas bahan pelajaran, (4) keterkaitan dengan pengalaman
yang telah dimiliki siswa.
36
c. Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU No. 20 Tahun 2003) Dari
pengertian ini kita dapat, membuat suatu pengertian bahwa tujuan
pendidikan, isi, bahan metode dan evaluasi hasil belajar dirancang
menjadi suatu program kegiatan yang berupa kurikulum.
Kurikulum sebagai program pendidikan yang direncanakan
dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidian tertentu,
mempunyai peran yang sangat penting dalam penyelenggaraan
pendidikan dan pembelajaran. Kurikulum yang telah disusun
pemerintah, kemudian oleh guru dijabarkan secara tertulis menjadi
kegiatan belajar dan pembelajaran. Kurikulum yang digunakan
sekarang di SMA Negeri 3 Semarang mengacu pada kurikulum
tahun 2006 yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Kompnen-komponen yang ada di dalam kurikulum dapat
disebutkan sebagai berikut : (1) tujuan instruksional umum dan
khusus, (2) bahan pelajaran yang tersusun sistematis, (3) metode dan
strategi pembelajaran, (4) sistem evaluasi.
Sesuai dengan perkembangan zaman, kurikulum yang ada
tidak lagi disesuaikan dengan perubahan kondisi nyata di dalam
masyarakat. Hal ini menuntut adanya pengembangan kurikulum,
37
dalam pegembangan kurikulum harus memperhatikan beberapa hal,
antara lain : (1) hakekat anak dan belajar (asas psikologi dan filosofi),
(2) ilmu Pengetahuan dan teknologi serta seni juga pengembangan
bahan pelajaran, (3) masyarakat, adanya perubahan kebutuhan,
budaya, dan nilai-nilai (asas sosiologis).
Pada dasarnya, suatu kurikulum terdiri dari empat komponen
pokok yaitu : (1) tujuan (2) materi atau pengalaman belajar, (3)
organisasi, (4) evaluasi. Keempat komponen tersebut saling
berhubungan erat dan berpengaruh timbal balik. Hubungan keempat
komponen tersebut dapat dilihat pada bagan berikut ini :
Bagan : Komponen Kurikulum (Darsono, 2000:34).
d. Media pembelajaran sejarah
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
direncanakan oleh guru berupa alat peraga dan media, yang
berhubungan dengan materi yang sedang diajarkan, agar siswa lebih
mudah memahami materi pelajaran tersebut. Menurut Widya, media
(1) Tujuan
(2) Materi
(4) Evaluasi
(3) Organisasi
38
pembelajaran mempunyai makna sesuatu yang bisa digunakan
sebagai alat bantu dalam rangka mendukung usaha-usaha pelaksanaan
strategi serta metode mengajar yang menjurus kepada pencapaian
tujuan pembelajaran (Widya,1989:60).
Prinsip pengajaran yang baik adalah jika proses belajar
mampu mengembangkan konsep generalisasi, dan bahan abstrak
dapat menjadi hal yang jelas dan nyata. Media pembelajaran sejarah
yang digunakan pengajar sejarah dan pesera didik adalah buku-buku
sejarah dan sumber informasi, tetapi akan menjadi lebih jelas dan
efektif jika pengajar menyertai dengan berbagai media pembelajaran
yang dapat membantu menjelaskan bahan lebih realistik.
Para ahli pendidikan dan pembelajaran berpendapat bahwa
media sangat diperlukan pada anak-anak tingkat dasar sampai
menengah dan akan banyak berkurang jika mereka sudah sampai
pada tingkat pendidikan tinggi. Pada tingkat dasar sampai tingkat
menengah pengajar akan banyak membantu anak didik dengan
mengembangkan semua panca indera yang ada yaitu dengan
mendengar, melihat, meraba, merasa, memanipulasi atau
mendemonstrasikan dengan media yang dapat dipilih.
Demikian pula pengajar tidak akan merasa cukup hanya
dengan media dan peserta didik akan memahaminya. Media
pembelajaran adalah sarana yang membantu para pengajar, bukan
tujuan sehingga kaidah proses belajar mengajar dikelas tetap berlaku.
39
Seorang guru juga perlu menyadari bahwa tidak semua anak senang
dengan peragaan media pembelajaran. Peserta didik yang auditif
mungkin tidak banyak memerlukannya tetapi peserta didik yang
bersifat visual akan banyak meminta bantuan media untuk
memperjelas pemahaman bahan yang disajikan. Demikian pula waktu
penyajian media sangat menentukan berhasil tidaknya penjelasan
dengan bantuan media ini.
Perkembangan peralatan pendidikan sudah sedemikian
majunya, maka seorang guru dewasa ini dapat dengan mudah
memilihnya. Peralatan media yang ada mulanya terbatas dan sangat
mahal dewasa ini dengan mudah dipelajari dan dipergunakan seperti
kamera fotografi, kamera video, menjalankan proyektor slide dan
sebagainya. Akan tetapi tanpa memperhatikan apakah media yang
digunakan bersifat lama atau baru maka yang terpenting adalah
terletak pada kemampuan guru dalam mempelajari, keterampilan
memilih, menggunakan, dan kemampuan mengembangkan perangkat
lunak.
Pelajaran sejarah merupkan sajian peristiwa aktivitas
manusia dan kemanusiaan yang sangat luas. Seorang guru sejarah
tidak saja diharapkan mampu mencari upaya dengan metode dan
model mengajar yang dapat dipilih serta fasilitas yang tersedia
disajikan secara efektif kepada peserta didik.
40
Dalam pembelajaran sejarah, penggunaan media ini sangat
penting, karena hanya sedikit sekali dari peristiwa sejarah bisa
dicapai pengamatan biasa sehingga bagi siswa harus menggunakan
daya imajinasi yang tinggi dalam memahami materi pelajaran.
Penggunaan media ini akan sangat membantu siswa dalam
memvisualisasikan peristiwa sejarah, sehingga memudahkan siswa
menangkap serta menghayati gambaran peristiwa sejarah tersebut.
Atas dasar kenyataan inilah peranan dari media mutlak diperlukan
dalam pembelajaran sejarah.
Beberapa media pengajaran yang dapat digunakan pada
pembelajaran sejarah antara lain :
1) Obyek
Yang berupa peninggalan sejarah, seperti mata uang kuno, alat
senjata, alat rumah tangga dan sebagainya yang merupakan
benda-benda hasil kebudayaan masa lampau.
2) Model
Yang dimaksud model adalah alat bantu yang berupa bentuk-
bentuk khusus yang bersifat tiga dimensi yang merupakan tiruan
dari unsur-unsur peristiwa sejarah, seperti alat transportasi kuno,
replika candi, replika istana kuno.
41
3) Diorama
Yaitu sesuatu media pembelajaran sejarah yang khusus karena
diperagakan bukan hanya bangunan atau satu peninggalan saja
tetapi kegiatan atau peristiwa penting seperti diorama perang
kemerdekaan 10 November, diorama proklamasi, dan sebagainya.
Diorama adalah suatu contoh adegan yang dibuat seperti
sebenarnya dalam bentuk kecil dan lengkap.
4) Gambar
Media gambar dapat dimbil dari guntingan koran atau majalah,
fotografi, slide, fotocopy, kartu pos. Koleksi yang di simpan
sekolah disusun dengan baik, diatur dengan sistem indeks yang
disesuaikan dengan silabus.
5) Slide, film strip, film gerak
Slide dan film strip adalah gambar film transparan yang
ditayangkan secara ”diam” dengan menggunakan proyektor film
slide dan film strip.
6) Peta
Peta bukan hanya sebagai media pembelajaran sejarah tetapi
merupakan bagian integral dari bahan pembelajaran itu sendiri.
Kita memahami bahwa suatu peristiwa sejarah, selain mempunyai
unsur waktu juga mempunyai unsur tempat atau ruang. Melalui
peta visualisasi yang menyangkut posisi ruang suatu kejadian
42
dapat diwujudkan dengan jelas, seperti batas-batas wilayah,
geomorfologis, topografi dan sebagainya.
Media pembelajaran peta ini dapat dibedakan menurut dasar
kegunaannya, yaitu :
a) Atlas, yaitu peta-peta yang disusun dalam bentuk atlas yang
khusus untuk menunjang pembelajaran sejarah untuk
berbagai periode waktu, contoh atlas sejarah.
b) Peta dinding, yaitu peta yang sengaja dibuat dengan ukuran
cukup besar untuk digantungkan didinding. Khusus dalam
pembelajaran sejarah, peta dinding diharapakan dapat
mencamtumkan berbagai informasi yang menunjang
berbagai uraian sejarah seperti pusat-pusat pemerintahan,
pusat perdagangan batas wilayah dan sebagainya.
c) Peta sketsa, peta ini dibuat sederhana hanya untuk memuat
lukisan ruang secara garis besar dan hanya berupa ilustrasi
yang berupa sketsa tentang fakta-fakta.
d) Peta lukisan, yaitu peta yang dilengkapi dengan lukisan,
gambar, potret dari peristiwa-pristiwa yang berkaitan dengan
penunjukan khusus dalam peta tersebut.
7) Diagram
Diagram dapat dirancang sesuai dengan tata cara pembuatannya.
Susunlah diagram menjadi suatu peristiwa sejarah, akan banyak
petunjuk tentang hubungan antar peristiwa serta distribusinya.
43
8) Media modern
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan terknologi maka
media pembelajaran sejarah juga mengalami perkembangan,
sehingga memudahkan bagi guru dalam memberikan informasi
dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Beberapa media modern yang dapat digunakan dalam
pembelajaran sejarah yaitu Over Head Proyektor (OHP), slide
proyektor, movie camera proyektor, tape, recorder, video, dan
media modern yang digunakan di SMA Negeri 3 Semarang yaitu
sudah menggunakan komputer dengan Laser Compac Disc (LCD)
monitor dan lain-lain.
Untuk memanfaatkan suatu media pembelajaran, maka guru
harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : (1) kesesuaian antara
tujuan pembelajaran dengan materi pelajaran dengan memperhatikan
efektifitas maupun efisiensinya, (2) kebutuhan, (3) pengalaman
peserta didik, (4) kemampuan guru dalam menggunakan media.
e. Kondisi siswa
Yang dimaksud kondisi siswa adalah kesiapan siswa untuk
menerima pelajaran. Kesiapan ini dapat dilihat dari dua segi yaitu dari
segi fisik maupun psikologis. Dari segi fisik, kondisi siswa dapat
ditandai dengan kesegaran jasmani, tidak sakit dan tidak lelah.
Sedangkan kondisi psikologis, siswa tersebut meliputi kemampuan
awal siswa, antara lain : (1) siswa memiliki pengetahuan bagi materi
44
pelajaran yang akan dipelajari, (2) siswa telah mengetahui sejauh
mana materi pelajaran telah dipelajarinya.
f. Suasana belajar
Susana belajar disini yaitu keadaan dan situasi pada saat
proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Suasana belajar ini
menyangkut kondisi fisik kelas seperti penempatan kursi siswa, letak
papan tulis dan meja guru. Penempatan barang-barang tersebut perlu
diatur dengan cermat agar siswa tidak bosan dan tertekan di dalam
kelas. Selain kondisi ruang kelas, faktor yang lain mempengaruhi
suasana belajar siswa adalah pola hubungan atau interaksi antara
siswa dan guru, dan interaksi antara siswa dengan siswa.
Suasana belajar yang nyaman, akan menunjang bagi
keberhasilan belajar siswa, oleh karena itu perlu menciptakan suasana
belajar yang nyaman. Guru harus mampu mengelola kelas dengan
baik sehingga siswa dapat bergairah dalam belajar.
g. Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan yang dimaksud yaitu lingkungan yang
berada disekitar siswa, yang meliputi lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah dan masyarakat. Lingkungan disekolah dapat
berupa interaksi siswa dengan siswa dan guru, sedangkan lingkungan
di keluarga yang kurang harmonis menjadi sebab siswa terganggu
sehingga malas dalam belajar. Sedangkan pergaulan di masyarakat
45
dengan teman sebaya juga berpengaruh bagi kepribadian siswa
terutama dalam pola belajar mereka.
B. Hipotesis
Hipotesis merupakan kesimpulan atau perkiraan yang cermat
dan tajam yang dirumuskan dan untuk sementara diterima sebagai
kebenaran untuk menjelaskan kenyataan, peristiwa kondisi yang
diamati dan untuk membimbing penelitian lebih jauh (Komarudin,
2000:81).
Peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut : ada hubungan
antara kegiatan ekstrakurikuler Paskibra pada siswa kelas X SMA
Negeri 3 Semarang dengan prestasi belajar sejarah pada semester
genap tahun pelajaran 2006/2007.
46
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian digunakan dengan maksud untuk mencari kebenaran
ilmiah. Dalam penelitian diperlukan data-data yang dikumpulkan harus data-data
obyektif, rasional, dalam arti bahwa data-data yang terkumpul harus didukung
kebenaran sebuah hipotesa.
Penelitian merupakan suatu proses panjang, yang berawal dari minat
untuk mengetahui fenomena tertentu dan selanjutnya berkembang menjadi
gagasan, teori, konseptualisasi, pemilihan metode penelitian yang sesuai, dan
seterusnya (Singarimbun, 1989: 12).
A. Populasi Penelitian
Populasi adalah seluruh obyek penelitian. Apabila seorang ingin
meneliti semua elemen yang ada di dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto,1998:115).
Populasi penelitian adalah keseluruhan obyek penelitian yang terdiri
dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai-
nilai tes atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik
sendiri suatu penelitian (Nawawi,1987:40).
Dalam penelitian populasi, ada empat faktor untuk mendefinisikan
dengan tepat. Empat faktor tersebut adalah sebagai berikut :
46
47
1. Isi, yaitu semua siswa kelas X Semester Genap yang mengikuti kegiatan
Ekstrakurikuler Paskibra.
2. Satuan, yaitu yang kesemuanya sekolah di SMA Negeri 3 Semarang
3. Cakupan, yaitu di kota Semarang
4. Waktu, yaitu pada tahun pelajaran 2006/2007
Dilihat dari sifatnya, populasi dapat dibedakan menjadi :
1. Populasi yang bersifat homogen, adalah populasi yang unsur-unsurnya
memiliki sifat yang sama sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya
secara kuantitatif.
2. Populasi yang bersifat heterogen, adalah populasi yang unsur-unsurnya
memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi sehingga perlu ditetapkan
batas-batasnya baik secara kualitatif (Arikunto, 1998 : 118).
Sedangkan dilihat dari jumlahnya, populasi dapat dibedakan menjadi :
1. Populasi terhingga yaitu populasi yang terdiri dari elemen atau unsur yang
memiliki batas
2. Populasi tak terhingga yaitu populasi yang terdiri dari elemen atau unsur
dengan jumlah yang sukar sekali dicari batasnya (Arikunto, 1998: 116).
Dari dua karakteristik populasi tersebut di atas, maka populasi yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah populasi yang terbatas dan bersifat
homogen yaitu seluruh siswa SMA Negeri 3 Semarang yang duduk dikelas X
semester genap tahun pelajaran 2006/2007, pada saat penelitian ini
dilaksanakan, yang mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra.
48
Mengenai jumlah populasi dalam penelitian ini perinciannya dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 1
Jumlah Populasi Penelitian
Nomor Kelas Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
X.1
X.2
X.3
X.4
X.5
X.6
X.7
X.8
X.9
X.10
X.11
X.12
X.13
1
1
1
-
-
1
3
7
7
3
2
2
2
Jumlah Keseluruhan 30
Sumber : Catatan Administrasi Kegiatan Ekstrakurikuler Pasukan
Pengibar Bendera SMA Negeri 3 Semarang Tahun Pelajaran
2006/2007.
49
Dalam jumlah tabel populasi tersebut diatas terdapat dua kelas
yang siswanya sama sekali tidak mengikuti ekstrakurikuler Paskibra, itu
dikarenakan bukan karena alasan tidak adanya minat dari para siswa kelas
tersebut yaitu kelas X.4 dan kelas X.5, tetapi dikarenakan ketatnya seleksi
yang diterapkan pada ekstrakurikuler Paskibra ini, yang menurut tradisi
dan kebiasaannya setiap satu angkatan hanya menyeleksi 30 siswa saja
untuk menjadi anggotanya.
B. Sampel penelitian
Penarikan sampel atau sampling adalah bahwa kita dapat memperoleh
informasi yang mendalam, terperinci dan efisien dari suatu agregat atau
kumpulan orang, rumah tangga atau lembaga-lembaga, atau satuan-satuan
lainnya yang sangat besar jumlahnya dari hanya sebagian kecil contoh atau
sampel yang dikumpulkan secara hati-hati dan teliti (Soewarna, 1987:1).
Pengambilan sampel ditentukan berdasarkan beberapa pertimbangan
seperti masalah penelitian, metode, disamping pertimbangan waktu dan biaya
(Sudjana, 1983:72). Menurut Arikunto (2002:109) sampel adalah sebagian
populasi yang akan diteliti, maka dalam penelitian ini yang akan dijadikan
sampel adalah sebagian dari siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang tahun
pelajaran 2006/2007 yang mengikuti kegiatan Paskibra.
Teknik sampel memiliki beberapa keuntungan, antara lain : (1) subyek
pada sampel lebih sedikit dibanding populasi, sehingga lebih memudahkan
penelitian untuk melakukan penelitian, (2) sampel lebih efisien, baik dalam
50
penggunaan waktu maupun dana (2) sampel lebih bersifat konstruktif karena
subyek yang diteliti jumlahnya jelas sedangkan teknik populasi jika terlalu
banyak akan bersifat destruktif.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
random sampling, karena dengan cara ini semua individu dalam populasi
diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.
Menurut pendapat Suharsimi Arikunto bahwa jika populasi yang
jumlahnya kurang dari 100 sebaiknya menggunakan penelitian populasi, jika
subyeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25% atau lebih
(Arikunto, 1996:120). Dalam penelitian ini karena populasi kurang dari
seratus maka menggunakan penelitian populasi, maka populasi diambil semua
sekaligus juga sampel. Pengambilan sampel adalah keseluruhan populasi atau
total sampel.
Tabel 2
Hasil Pengambilan Sampel
No. Jumlah Siswa Sampel Jumlah (%)
1. 30 30 100 %
C. Variabel penelitian
Variabel adalah karakateristik yang dapat diamati dari sesuatu (obyek)
dan mampu memberikan bermacam-macam nilai atau beberapa kategori
(Soewarna, 1987:51-52). Sedangkan menurut Soetrisno Hadi (1988:89)
51
variabel adalah gejala bervariasi (konsep yang memiliki bermacam-macam
nilai) yang memiliki obyek penelitian.
Variabel yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah hubungan
kegiatan ekstrakurikuler Paskibra dengan prestasi belajar sejarah. Yang
berkedudukan sebagai variabel bebas adalah kegiatan ekstrakurikuler Paskibra
dan yang menjadi variabel tergantung adalah prestasi belajar sejarah siswa
kelas X pada mata pelajaran sejarah.
Data tentang prestasi belajar siswa dan kegiatan ekstrakurikuler
Paskibra diperoleh dengan melakukan penelitian terhadap variabel-variabel
tersebut, yang akan dirinci dalam sub-sub variabel sebagai berikut :
1. Variabel kegiatan ekstrakurikuler Paskibra pada siswa meliputi beberapa
sub variabel, antara lain :
a. Pengertian kegiatan ekstrakurikuler
b. Tugas Paskibra dalam upacara bendera
c. Peraturan Baris-Berbaris dalam upacara bendera
d. Seleksi calon anggota Paskibra
e. Lagu kebangasaan Indonesia Raya dalam upacara bendera
f. Manfaat kegiatan ekstrakurikuler
Sub-sub variabel tersebut adalah nilai-nilai yang merupakan materi
dan kegiatan dalam kegiatan ekstrakurikuler Paskibra. Adapun sub
variabel tersebut dijabarkan sebagai berikut :
a. Pengertian kegiatan ekstrakurikuler terdapat pada nomor 1-9
b. Tugas Paskibra dalam upacara bendera terdapat pada nomor 10-18
52
c. Peraturan Baris-Berbaris dalam upacara bendera terdapat pada nomor
19-22
d. Seleksi calon anggota Paskibra terdapat pada nomor 23-26
e. Lagu kebangasaan Indonesia Raya dalam upacara bendera terdapat
pada nomor 27-28
f. Manfaat kegiatan ekstrakurikuler terdapat pada nomor 29-30
Kegiatan ekstrakurikuler Paskibra dalam penelitian ini diartikan
suatu kegiatan atau aktifitas di sekolah atau lembaga pendidikan yang
dilaksanakan diluar jam pelajaran yang bertugas sebagai pengibar bendera.
2. Variabel prestasi belajar siswa pada mata pelajaran sejarah semester genap
tahun pelajaran 2006/2007 yang mencakup:
a. Nilai ulangan harian
b. Nilai tugas
c. Nilai ulangan semester genap
Variabel tersebut akan mernjadi nilai raport untuk mengukur prestasi
belajar seiwa dengan menggunakan rumus sebagai beruikut :
3A+B
4
Keterangan :
Nh : Rata-rata nilai ulangan harian
Nh =
53
A : Rata-rata ulangan harian (Ulangan harian dilaksanakan persatu
satuan bahasan
B : Rata-rata nilai tugas
Setelah Nh diperoleh nilai tersebut dimasukan ke dalam rumus sebagai
berikut
Nh + 2 Nu
3
Keterangan :
NR : Nilai raport
Nh : Rat-rata nilai ulangan harian
Nu : Nilai ulangan umum
(Depdiknas, 1996:2).
D. Metode pengumpulan data
Sebelum penelitian dilaksanakan, ada beberapa tahapan kegiatan yang
harus dipersiapkan peneliti yang meliputi :
1. Menentukan obyek penelitian
Seperti yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya, obyek
penelitian ini adalah hubungan kegiatan ekstrakurikuler Pasukan Pengibar
Bendera (Paskibra) pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang dengan
prestasi belajar sejarah semester genap tahun pelajaran 2006/2007.
2. Mempersiapkan instrumen
NR =
54
Dalam penelitian ini menggunakan satu instrumen yang berupa
angket untuk mengungkap data tentang hubungan kegiatan ekstrakurikuler
Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) pada siswa kelas X SMA Negeri 3
Semarang dengan prestasi belajar sejarah semester genap tahun pelajaran
2006/2007.
3. Mempersiapkan surat izin penelitian
Surat izin penelitian ini dimulai dengan membuat surat
permohonan izin penelitian dari Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Semarang yang ditujukan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kota
Semarang yang kemudian diteruskan kepada Kepala Sekolah SMA Negeri
3 Semarang sebagai tempat melakukan penelitian.
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu dengan menggunakan metode :
1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkrip nilai, buku, surat kabar,
notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto,1998: 236).
Metode dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini dengan
pertimbangan sebagai berukut :
a. Pengambilan data lebih mudah
b. Dokumen telah tersusun secara sistematis dan otentik serta
kebenarannya dapat dipertangungjawabkan
55
Data yang dikumpulkan melalui metode dokumentasi dalam
penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data tentang :
a. Daftar nama siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang tahun pelajaran
2006/2007
b. Jumlah siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler Paskibra
Data tersebut diatas diperoleh dari kantor Tata Usaha (TU) SMA
Negeri 3 Semarang dan data administrasi ekstrakurikuler Paskibra SMA
Negeri 3 Semarang, dan data tersebut sebagai data populasi serta untuk
menentukan sampel.
2. Metode Angket
Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan yaitu metode memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang lain (Arikunto, 1998:140).
Menurut bentuknya angket ada yang berbentuk pilihan dan ada
yang berbentuk lisan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bentuk
pilihan, artinya responden secara langsung diberi sejumlah pertanyaan
yang telah disediakan alternatif atau pilihan jawabannya. Bentuk pilihan
yang digunakan berbentuk pilihan dengan 5 (lima) alternatif jawaban.
Pada angket kegiatan ekstrakurikuler Paskibra dengan prestasi belajar
sejarah dilengkapi dengan identitas responden. Adapun alasan dalam
penggunaan angket ini adalah :
56
a. Memudahkan responden dalam memberikan jawaban
b. Area yang dinyatakan responden merupakan jawaban yang ada pada
diri responden, tanpa dipengaruhi orang lain
c. Relatif lebih efisien
d. Dapat menjangkau populasi yang lebih luas
e. Memudahkan dalam menganalisa data
Metode angket ini memiliki kemudahan dan kekurangan.
Kelebihan dari metode angket ini adalah :
a. Menghemat waktu, karena dapat diberikan secara bersama-sama
kepada sejumlah responden yang cukup besar
b. Responden tidak perlu pusing memikirkan jawaban karena sudah
disediakan pilihan jawaban
c. Mempermudah peneliti dalam mencari atau mengumpulkan data
d. Data yang diperoleh sesuai data yang dikehendaki oleh penulis
Sedangkan kelemahan angket ini adalah :
1) Besar kemungkinan bahwa jawaban angket banyak dipengaruhi oleh
keinginan pribadi responden
2) Ada kemungkinan terdapat unsur-unsur yang tidak dapat diungkap
dalam angket
Alat ukur yang digunakan berupa pertanyaan yang diajukan dalam
skala sikap ada dua kategori yaitu pertanyaan positif dan pertanyaan
negatif, model skala sikap yang dijadikan dalam penyusunan adalah skala
sikap Likert. Dalam skala Likert pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
57
baik pertanyaan positif maupun negatif dinilai subyek dengan sangat
setuju, setuju, ragu-ragu , tidak setuju, sangat tidak setuju (Sudjana,
2000:107).
Jumlah pertanyaan dalan angket ini dibuat tiga puluh pertanyaan
dengan lima alternatif jawaban, ketentuan yang digunakan dalam
pemberian skor angket ini adalah :
1) Alternatif jawaban a diberi skor 5
2) Alternatif jawaban b diberi skor 4
3) Alternatif jawaban c diberi skor 3
4) Alternatif jawaban d diberi skor 2
5) Alternatif jawaban e diberi skor 1
Skor jawaban responden pada angket hubungan kegiatan
ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) pada siswa kelas X
SMA Negeri 3 Semarang dengan prestasi belajar sejarah semester genap
tahun pelajaran 2006/2007 dijumlahkan kemudian dibandingkan dengan
skor jawaban maksimal yang diharapkan, maka akan diperoleh
perhitungan persentase sebagai berikut :
Keterangan :
n : Nilai yang diperoleh
n N
% = x 100%
58
N : Jumlah seluruh nilai (jumlah nilai maksimal yang diharapkan atau
skor ideal yang dicapai dengan cara mengalikan jumlah item
dengan jumlah responden dan skor item yang paling tinggi)
% : Tingkat yang dicapai
Kemudian hasil persentase yang diperoleh tersebut,
dikonsultasikan dengan kriteria persentase yang sudah ditetapkan. Adapun
kriteria persentase dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3
Kriteria Persentase
NO PERSENTASE KATEGORI KETERANGAN
1. 88 % - 100 % SANGAT BAIK -
2. 71 % - 87 % BAIK -
3. 54 % - 70 % SEDANG -
4. 37 % - 53 % RENDAH -
5. 20 % – 36 % SANGAT RENDAH -
Catatan : Hasil persentase dibulatkan
Adapun prosedur kerja untuk menetapkan kriteria persentase di
atas dibagi dalam tiga langkah, yaitu :
a. Dengan mengetahui skor terendah dan skor tertinggi, dipakai
perhitungan sebagai berikut :
A x B x C 30 x 30 x 1 A x B x D 30 x 30 x 5 Sr = x 100 % = x100% = 20%
A x B x D 30 x 30 x 5 A x B x D 30 x 30 x 5 x100% = 100%x 100 % St = =
59
Keterngan :
Sr : Skor terendah
St : Skor tertinggi
A : Jumlah skor angket
B : Jumlah responden
C : Bobot nilai terkecil
D : Bobot nilai terbesar
Karena dalam penelitian ini bobot nilai yang terbesar adalah
5 dan bobot terkecil adalah 1, maka diperoleh skor terendah adalah 20
dan skor tertinggi adalah 100.
b. Menetapkan Skala
Skala adalah seperangkat nilai angka yang ditetapkan kepada
subyek, obyek atau tingkah laku dengan tujuan mengukur sifat
(Margono, 2000 : 176). Berdasarkan dari skor tertinggi dan skor
terendah diatas, bila dibagi kedalam lima golongan seperti dalam
penelitian ini, maka dapat ditetapkan jarak interval dengan
perhitungan :
Karena skor terendah adalah 20 dan skor tertinggi 100, maka
perhitungan jarak interval, sebagai berikut :
Hasil St – Hasil Sr 5 100 – 20
5
x 100 % Interval =
= x 100 % = 16 %
60
Keterangan :
Sr : Skor terendah
St : Skor tertinggi
c. Menentukan kriteria
Melalui jarak interval yang diperoleh di atas maka dengan
interval lima sebesar 16, maka rentangan skor tertinggi dalam
penelitian ini sebesar 20 sampai 100, bila dibagi ke dalam lima
golongan dengan jarak interval di atas maka di dapat seperti dalam
tabel 3.
E. Uji Coba Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam
pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti lebih lengkap dan sistematis sehinggga lebih mudah diolah (
Arikunto, 2002:126). Dalam suatu penelitian, data memegang peranan yang
penting, karena data merupakan penggambaran dari variabel yang diteliti dan
berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu kebenaran data,
sangat menentukan mutu atau tidaknya hasil penelitian. Sehingga instrumen
dalam hal ini angket yang baik harus memenuhi dua persyaratan yaitu
validitas dan reliabilitas.
1. Validitas
Suatu alat pengukur dikatakan valid apabila ia mampu
mengungkapkan dengan jitu segala atau bagian-bagian yang hendak
61
diukur (Hadi, 1983:102). Menurut Suharsimi Arikunto, validitas adalah
suatu ukuran yang menunjukan tingkatan-tingkatan kevalidan suatu
instrumen (Arikunto, 1996:136).
Tinggi rendahnya validitas menunjukan sejauh mana data yang
terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang
dimaksud. Dalam penelitian ini validitas yang akan diuji adalah validitas
kegiatan ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendara (Paskibra) pada siswa
kelas X SMA Negeri 3 Semarang dengan prestasi belajar sejarah semester
genap tahun pelajaran 2006/2007.
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas
logis rasional yaitu alat pengukur bertitik tolak dari suatu konstruksi
teoritis, tentang faktor-faktor yang akan diukur. Alasan menggunakan
teknik ini adalah dasar yang digunakan dalam menyusun item pertanyaan
tersebut dilandasi oleh teori atau faktor yang akan diukur. Untuk
mengetahui validitas instrumen dilakukan pengujian terhadap instrumen
yang digunakan. Setelah dilakukan uji coba, maka dilakukan perhitungan
dengan rumus Product Moment :
n∑xy – (∑x) (∑xy)
√ {N∑x2 - (∑x2)} {N∑y2 - (∑y)2}
Keterngan :
rxy : Angka indeks korelasi Product Moment
N : Banyaknya subyek
∑XY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y
rxy =
62
∑X : Jumlah skor X
∑Y : Jumlah skor Y
∑X2 : Jumlah skor X dikuadratkan
∑Y2 : Jumlah skor Y dikuadratkan
Cara pengukuran validitas butir dilakukan dengan cara
mengkorelasikan jumlah skor-skor masing-masing butir dengan hasil
perhitungan validitas tersebut dan selanjutnya dikonsultasikan dengan
tabel. Jika indeks korelasi atau rxy mempunyai harga lebih besar atau sama
dengan r tabel, maka butir instrumen tersebut valid dan jika harga rxy lebih
kecil dari r tabel, maka butir instrumen tersebut tidak valid.
Berdasarkan hasil analisa validitas butir angket dari tiap variabel
penelitian diperoleh hasil seperti pada tabel berikut :
Tabel 4
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Validitas Angket Penelitian
Nomor Butir
Soal
Harga r xy Harga r tabel Kategori
1. -0,008 0,362 Tidak Valid
2. 0,648 0,362 Valid
3. 0,658 0,362 Valid
4. 0,792 0,362 Valid
63
5. 0,362 0,362 Valid
6. 0,541 0,362 Valid
7. -0,052 0,362 Tidak Valid
8. 0,365 0,362 Valid
9. 0,365 0,362 Valid
10. 0,759 0,362 Valid
11. 0,742 0,362 Valid
12. 0,428 0,362 Valid
13. 0,647 0,362 Valid
14. 0,455 0,362 Valid
15. 0,744 0,362 Valid
16. 0,718 0,362 Valid
17. 0,586 0,362 Valid
18. -0,307 0,362 Tidak Valid
19. 0,710 0,362 Valid
20. 0,561 0,362 Valid
21. -0,077 0,362 Tidak Valid
22. 0,417 0,362 Valid
23. 0,447 0,362 Valid
24. 0,588 0,362 Valid
25. 0,733 0,362 Valid
26. 0,520 0,362 Valid
64
27. 0,777 0,362 Valid
28. 0,770 0,362 Valid
29. 0,481 0,362 Valid
30. 0,500 0,362 Valid
Sumber : Data penelitian yang diolah
Berdasarkan tabel 3 diatas menunjukan bahwa dari 30 item soal
pertanyaan ternyata ada empat item soal yang tidak valid, yaitu soal nomor
1, 7, 18 dan 21. Dengan demikian item soal yang dikatakan valid
digunakan sebagai instrumen pengumpul data selanjutnya, sedangkan
untuk item yang tidak valid tidak digunakan. Sehingga jumlah item
pertanyaan pengukuran hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler Pasukan
Pengibar Bendera (Paskibra) pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang
dengan prestasi belajar sejarah semester genap tahun pelajaran 2006/2007
berjumlah 26 item pertanyaan.
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu alat ukur berkisar pada persoalan
stabilitas skor persoalan kekonsistenan hasil pengukuran. Raliabilitas
adalah menunjang pada kekonsistenan atau ketetapan dari nilai yang
diperoleh dari sekelompok individu dalam kesempatan yang berbeda
dengan tes yang sama atau itemnya ekuivalen.
65
Reliabilitas menunjukan pada pengertian bahwa instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 1996:168).
Instrumen yang dipercaya akan menghasilkan data yang dipercaya
juga. Reliabilitas ini berhubungan dengan masalah kepercayaan, suatu
reliabilitas, dapat menjadi alat ukur yang memiliki taraf kepercaayaan
tinggi jika alat ukur tersebut dapat memberikan suatu hasil yang sama
meskipun diterapkan pada waktu yang berbeda, untuk menetapkan
reliabilitas diperlukan suatu ketetapan alat ukur.
Data memiliki kedudukan yang penting bagi suatu penelitian,
karena didalam data digambarkan variabel-variabel yang diteliti dan dapat
berfungsi untuk alat pembuktian hipotesa. Oleh karena itu data yang
diperoleh sangat menentukan mutu atau tidaknya hasil penelitian. Data
sangat tergantung pada instrumen pengumpul data, dari itu instrumen
haruslah reliabel.
Alat pengumpulan data dikatakan reliabel jika alat tersebut
mempunyai ketetapan atau kekonsistensi artinya apabila alat itu dikenakan
pada subyek yang sama dalam waktu yang berlainan hasilnya akan relatif
sama atau tetap.
Teknik yang digunakan untuk mengukur reliabilitas alat
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik belah dua ganjil
genap. Item-item dalam angket dibelah menjadi dua yaitu kelompok item
yang bernomor ganjil dan kelompok item yang bernomor genap.
66
Selanjutnya dicari koefisien antara item ganjil dan item genap dengan
menggunakan rumus product moment dengan angka mentah sebagai
berikut :
Keterangan
rxy : Koefisien korelasi antara X dan Y
N : Jumlah individu dalam sampel
X : Angka mentah untuk variabel X (item ganjil)
Y : Angka mentah untuk variabel Y (item genap)
(Arikunto, 1998:254).
Tabel 5
Hasil Perhitungan Reliabilitas Angket Uji Coba
∑X ∑Y ∑X2 ∑Y2 ∑XY ∑N
1813 1760 110997 104580 107486 30
Data diatas dimasukan kedalam rumus product moment dengan
angka mentah sebagai berikut :
N·∑XY-(∑X) (∑Y) √ {N·∑X2 - (∑X)2} - {N·∑Y² - (∑Y)²}
rxy =
N·∑XY-(∑X) (∑Y) √ {N·∑X2 - (∑X)2} - {N·∑Y² - (∑Y)²}
rxy =
67
0,815
Untuk mencari koefisien reliabilitasnya, koefisien korelasi yang
didapat dari rumus diatas dimasukan dalam rumus Spearman Brown
sebagai berikut :
Keterangan
rxy : Koefisien korelasi antara item ganjil dan item genap
r 11 : Koefisien reliabilitas (Hadi, 1983:37).
0,898
Pada taraf signifikasi 5 % dengan N = 30 diperoleh r tabel = 0,362,
karena r xy > r tabel maka angka tersebut dikategorikan reliabel. Dari
perhitungan validitas dan reliabilitas diatas maka angket ini dapat
digunakan sebagai alat pengukuran data.
2 · rxy (1 + rxy)
r 11 =
30·107486-(1813) (1760) √ {30·110997 - (1813)2} - {30·104580- (1760)²}
rxy =
rxy =
2 · rxy (1 + rxy)
r 11 =
r 11 =
2 · 0,815 (1 + 0,815)
r 11 =
68
F. Analisis Data
Penelitian yang dilakukan ini memiliki dua variabel yaitu variabel
bebas (X) dan variabel terikat (Y). Yang digunakan sebagai variabel bebas
adalah kegiatan ekstrakurikuler Paskibra di SMA Negeri 3 Semarang.
Sedangkan varibel terikatnya adalah prestasi belajar sejarah siswa kelas X
SMA Negeri 3 Semarang tahun pelajaran 2006/2007.
Pada prinsipnya analisis data atau pengolahan ada dua cara, hal ini
tergantung dari datanya yaitu :
a. Analisis non statistik
b. Analisis statistik yang terdiri dari :
1) Statistik deskriptif
2) Statistik inferensial
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah analisis statistik
jenis inferensial karena penelitian akan menarik kesimpulan dari hipotesis,
dengan teknik ” analisis regresi linier sederhana” dengan persamaan
sebagai berikut :
Ŷ = a + b (X)
Keterangan :
Ŷ : Variabel yang diramalkan
X : Variabel yang diketahui
a dan b : Bilangan konstan
(Sudjana, 2002:312).
69
Tabel 6
Hasil Perhitungan Analisis Regresi Antara Kegiatan Ekstrakurikuler
Paskibra Terhadap Prestasi Belajar Sejarah
∑X ∑Y ∑X2 ∑Y2 ∑XY ∑N
3230 2455 351782 201575 265075 30
Persaman Regresi
Ŷ = a + b (X)
Untuk memperoleh koefisien a dan koefisien b digunakan rumus sebagai
berikut :
Berdasarkan rumus tersebut diperoleh
61,650
∑Y. ∑X2 -∑X. ∑ X Y N·∑X2 - (∑X) ²
a =
N ∑XY -∑X. ∑Y N·∑X2 - (∑X) ²
b =
2455. 351782 -3230. 265075 30·351782 - (3230) ²
a =
a =
30 265075 -3230. 2455 30·351782 - (3230) ²
b =
70
0,187
Sehingga persamaan regresinya adalah :
Ŷ = a + b (X)
= 61,650 + 0,187 X
Uji Keberartian dan Kelinieran Persamaan Regresi
Jumlah kuadrat
JK (T) : ∑Y2 : 201575
JK (a) : (∑Y) 2 (2455) 2
N 30
JK (bla) : b { ∑XY - (∑X) (∑Y) }
N
: 0,187 { 265075 - 3230. 2455
30
JK (S) JK (T)-JK (a)-JK (bla)
: 201575 – 200900,833 – 141,219 = 532,948
Derajat Kebebasan (dk)
dk (a) : 1
dk (b) : 1
dk (S) : n – 2 : 30 – 2 = 28
Kuadrat Tengah (KT)
KT (a) = JK (a) 200900,833
Dk (a) 1
b =
= = 200900,833
= 141,219
= 200900,833 =
71
KT (b) = JK (b) 141,219
Dk (b) 1
KT (S) = JK (S) 532,948
Dk (S) 28
Sumber
Variasi
dk JK KT F F
tabel
Kriteria
Total 30 201575
Regresi (a) 1 200900,833 200900,833
Regresi
(bla)
1 141,219 141,219
Residu (S) 28 532,948 19,034
7,42 4,196 Signifikan
Dari tabel diatas maka dapat diketahui F sebesar 7,42, dan F tabel
sebesar 4,196, jadi F > F tabel, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
ada hubungan yang signifikan antara kegiatan ekstrakurikuler Paskibra
pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang dengan prestasi belajar
sejarah pada semester genap tahun pelajaran 2006/2007.
= 141,219
= 19,034
=
=
73
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Lokasi penelitian
Penelitian dengan judul hubungan kegiatan ekstrakurikuler Pasukan
Pengibar Bendera (Paskibra) pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang
dengan prestasi belajar sejarah semester genap tahun pelajaran 2006/2007 ini
dilakukan di SMA Negeri 3 Semarang pada siswa kelas X yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra). Sekolah
tempat penelitian ini merupakan sekolah piloting atau sekolah pertama yang
menggunakan atau melaksanakan program Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) di kota Semarang. Berdasarkan pengalaman peneliti pada
waktu melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) I dan PPL II serta
observasi dan penelitian secara resmi di SMA Negeri 3 Semarang diperoleh
profil dari SMA Negeri 3 Semarang.
SMA Negeri 3 Semarang berdiri sejak tanggal 1 November 1877.
Terletak di Jalan Bodjong 149 (Jalan Pemuda 149). Mula-mula adalah HBS
(Hogere Bunger School). Pada tahun 1930 dipergunakan untuk HBS dan
AMS (Algemene Meddelbare School), kemudian tahun 1937 HBS pindah di
Jalan Oei Tiong Ham (Sekarang Jalan Menteri Supeno No. 1 / SMA Negeri 1
Semarang sekarang), sedangkan bangunan di Jalan Bodjong dipergunakan
untuk AMS dan MULO. Pada masa pendudukan Jepang bangunan ini
dipergunakan untuk SMT (Sekolah Menengah Tinggi).
73
74
Pada saat Republik tahun 1950, oleh pemerintah Republik Indonesia
(RI) berubah menjadi SMA A / C lalu dipisah, dua tahun kemudian menjadi
SMA Negeri A dan SMA Negeri C, SMA Negeri A selanjutnya menjadi SMA
III dan SMA Negeri C menjadi SMA IV Semarang, tetapi masih menempati
gedung yang sama. Pada tahun 1971, oleh Kepala Perwakilan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah (Dep P & K Prop. Jateng)
digabungkan menjadi SMA III-IV.
Tujuh tahun kemudian, tepatnya tahun 1978 SMA III-IV, dipisah lagi,
SMA IV menempati gedung baru di Banyumanik, sedangkan SMA III tetap
menempati gedung di Jalan Pemuda 149 Semarang
Sejak tahun 1950 sampai sekarang, SMA Negeri 3 Semarang sudah
banyak mengalami pergantian Kepala Sekolah. Adapun nama-nama Kepala
Sekolah tersebut antara lain :
1. Kepala SMA A/C : Mr. FL. Wijono
2. Kepala SMA A : pertama Mr. FL. Wiyono, kedua Sardjono, ketiga
Maryono
3. Kepala SMA C : BM. Ichwan
4. Kepala SMA III : pertama BM. Ichwan, kedua Muhammad Joesoef
Soediradarsono, ketiga Drs. Arief Moechjidin
5. Kepala SMA IV : pertama Maryono, kedua Drs. Soekono
6. Kepala SMA III-IV : Drs. S. Soewarto Muthalib (1971-1978)
7. Kepala SMA III : pertama Drs. S. Soewarto Muthalib (1978-1980), kedua
Soetiman (1980-1989), ketiga Soerjono Djati, BA (1989-1991), keempat
75
Muhammad Soekoco (1991-1995), kelima Drs. Rachmat Mardjuki (1995-
2000), keenam Drs. H. Sardju Maheri, M.Pd ( 2000-2005), ketujuh Drs.
Sudjono, M.Si ( 2005- Sekarang)
Keberadaan SMA Negeri 3 Semarang ini dengan berbagai situasi dan
kondisinya diketahui telah memajukan arti dan fungsi serta peranannya
sebagai lembaga pendidikan yang terkemuka di Kota Semarang. Fungsi dan
tujuannya tersebut nampak jelas pada visi dan misinya. Adapun visi tersebut
adalah “Unggul dalam mutu, kepribadian berpijak pada budaya bangsa”.
Sedangkan misi SMA Negeri 3 Semarang antara lain :
a. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap
siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki
b. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh
warga sekolah
c. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya,
sehingga dapat dikembangkan secara optimal
d. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan
beretika moral sehingga menjadi sumber kearifan dan kebijakan dalam
bertindak
e. Menerapkan manajemen partisipasi dengan melibatkan seluruh warga
sekolah dan stakeholder (pelanggan) sekolah
f. Mendorong warga sekolah khususnya para siswa untuk mengembangkan
budaya gemar membaca dan menulis
76
g. Membantu dan mendorong siswa untuk mengembangkan potensinya
sehingga tumbuh dan memiliki kecakapan hidup riil.
Daftar pengajar di SMA Negeri 3 Semarang tercatat 83 orang guru
tetap, 16 guru tidak tetap, 16 karyawan tetap dan 15 karyawan tidak tetap,
sedangkan jumlah siswa berjumlah 1677 siswa. Dari jumlah siswa tersebut
tercacat sejumlah 553 siswa merupakan siswa kelas X, sedangkan siswa kelas
X tersebut yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Paskibra sejumlah 30
siswa, jumlah tersebut dikatakan minoritas atau persentasenya kecil dari
jumlah siswa kelas X, hal tersebut bukan dikarenakan sedikitnya minat siswa
kelas X untuk mengikuti kegiatan eksrakurikuler Paskibra tetapi dikarenakan
ketatnya seleksi untuk dapat masuk menjadi anggota Paskibra, sehingga
diadakan seleksi yang sangat ketat, yang pada akhirnya terseleksi sejumlah 30
siswa yang kemudian menjadi populasi peneliti untuk mengadakan penelitian
di SMA Negeri 3 Semarang .
B. Hasil Penelitian
1. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendera
(Paskibra) di SMA Negeri 3 Semarang.
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Paskibra di SMA Negeri 3
Semarang, dilaksanakan pada sore hari diluar jam pelajaran dan dalam
satu Minggu diadakan latihan sebanyak dua kali yaitu hari Rabu sore dan
Jum’at sore, tetapi bila ada suatu perlombaan, latihan dilaksanakan
sebanyak tiga kali dalam satu minggunya. Kegiatan ini pada dasarnya
77
bertujuan untuk membentuk watak disiplin, kerjasama dan intinya untuk
menunjang tugas utamanya yaitu melaksanakan tugas pengibar bendera
pada setiap kegiatan upacara sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler Paskibra
itu juga didalamnya mempelajari sejarah nasional Indonesia, yang juga
ditanamkan sikap nasionalisme dan patriotisme dan mempelajari juga
sejarah perjuangan bangsa, sehingga terdapat kesamaan tujuan antara mata
pelajaran sejarah dan kegiatan ekstrakurikuler Paskibra.
2. Prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler Paskibra pada mata pelajaran sejarah semester
genap tahun pelajaran 2006/2007.
Untuk mengetahui prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 3
Semarang yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Paskibra pada mata
pelajaran sejarah semester genap tahun pelajaran 2006/2007, digunakan
penelitian dengan teknik analisis data deskriptif persentase.
Skor jawaban responden pada angket hubungan kegiatan
ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) pada siswa kelas X
SMA Negeri 3 Semarang dengan prestasi belajar sejarah semester genap
tahun pelajaran 2006/2007 dijumlahkan kemudian dibandingkan dengan
skor jawaban maksimal yang diharapkan, maka akan diperoleh
perhitungan persentase sebagai berikut :
Keterangan :
n N
% = x 100%
78
n : Nilai yang diperoleh
N : Jumlah seluruh nilai (jumlah nilai maksimal yang diharapkan atau
skor ideal yang dicapai dengan cara mengalikan jumlah item
dengan jumlah responden dan skor item yang paling tinggi)
% : Tingkat yang dicapai
Kemudian hasil persentase yang diperoleh tersebut,
dikonsultasikan dengan kriteria persentase yang sudah ditetapkan. Adapun
kriteria persentase dapat dilihat pada tabel 3.
Prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang yang
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Paskibra pada mata pelajaran sejarah
semester genap tahun pelajaran 2006/2007 terhadap 30 siswa yang
menjadi sampel penelitian ini, setelah di adakan penelitian maka
didapatkan hasil 13,4 % dari frekuensi 4 siswa yang termasuk dalam
kategori sangat baik, dan dihasilkan 86,6 % dari frekuensi 26 siswa yang
termasuk dalam kategori baik, sehingga jumlah frekuensi menjadi 30
siswa dan rata-rata tergolong dalam kategori baik ( kategori ini
berdasarkan pada tabel 3).
Hasil tingkat hubungan kegiatan ekstrakurikuler Pasukan Pengibar
Bendera (Paskibra) pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang dengan
prestasi belajar sejarah semester genap tahun pelajaran 2006/2007,
diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut :
n N x 100% % =
79
3230
4500
Keterangan :
n : Jumlah skor yang diperoleh
N : Jumlah skor maksimal
Dari hasil perhitungan di atas, dapat disusun dalam suatu skor
hasil jawaban mengenai hubungan kegiatan ekstrakurikuler Pasukan
Pengibar Bendera (Paskibra) pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang
dengan prestasi belajar sejarah semester genap tahun pelajaran 2006/2007,
seperti dibawah ini :
Tabel 7
Skor jawaban angket mengenai hubungan kegiatan ekstrakurikuler
Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) pada siswa kelas X SMA Negeri
3 Semarang dengan prestasi belajar sejarah semester genap tahun
pelajaran 2006/2007
Tempat Penelitian n N Ket
SMA Negeri 3 Semarang 3230 4500 -
Bertolak dari perhitugan di atas, kemudian hasil persentase
tersebut dikonsultasikan dengan kriteria persentase yang ditetapkan
seperti tabel 3, maka untuk angket hubungan kegiatan ekstrakurikuler
Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) pada siswa kelas X SMA Negeri 3
x 100% = 71,78 % =
80
Semarang dengan prestasi belajar sejarah semester genap tahun pelajaran
2006/2007, mendapatkan nilai 71,78 % dan termasuk dalam kategori
baik.
3. Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler Paskibra dan prestasi belajar
sejarah siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang pada semester genap
tahun pelajaran 2006/2007.
Hasil dari analisa data dalam penelitian menunjukan skor dari
variabel hubungan kegiatan ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendera
(Paskibra) pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang (variabel X)
dengan prestasi belajar sejarah semester genap tahun pelajaran 2006/2007
(variabel Y), yang telah dibuat dalam suatu tabel kerja untuk menghitung
korelasi Product Moment Pearson ( nilai rxy), dapat diketahui sebagai
berikut :
∑X : 3230
∑Y : 2455
∑X² : 351782
∑Y² : 201575
∑XY : 265075
∑N : 30
Melalui hasil perhitungan tabel kerja tersebut dapat dicari nilai r
Product Moment, sebagai berikut :
81
n∑xy – (∑x) (∑xy)
√ {N∑x2 - (∑x2)} {N∑y2 - (∑y)2}
Perhitungan dari nilai rxy (r hitung) diperoleh hasil 0,4577,
selanjutnya dikonsultasikan ke tabel nilai r Product Moment dengan taraf
signifikan 5 % maupun 1 %.
Ternyata hasilnya yaitu rxy sebesar 0,4577 lebih besar dari rt (r
tabel) 5 % = 0,362, yang berarti rxy > rt 5 %. Dengan demikian dapat
dikatakan, bahwa hipotesis kerja yang berbunyi “ ada hubungan antara
kegiatan ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) pada siswa
kelas X SMA Negeri 3 Semarang dengan prestasi belajar sejarah semester
genap tahun pelajaran 2006/2007” dapat diterima, karena adanya korelasi
atau hubungan.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data diatas untuk penelitian ini diperoleh
hasil yaitu rxy sebesar 0,4577 lebih besar dari rt (r tabel) 5 % = 0,362, yang
berarti rxy > rt 5 %.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis yang berlaku
adalah hipotesis kerja yang berbunyi “ ada hubungan antara kegiatan
ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) pada siswa kelas X
SMA Negeri 3 Semarang dengan prestasi belajar sejarah semester genap tahun
pelajaran 2006/2007”.
rxy =
82
Berdasarkan hasil analisis hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler
Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) pada siswa kelas X SMA Negeri 3
Semarang dengan prestasi belajar sejarah semester genap tahun pelajaran
2006/2007, diperoleh hasil persentase sebesar 71,78 % dan termasuk dalam
kategori baik.
1. Faktor Pendukung Prestasi Belajar Siswa
Hal-hal yang menjadikan pencapaian persentase yang tergolong
baik itu dikarenakan hubungan yang baik dari berbagai komponen
pendidikan yang berada di SMA Negeri 3 Semarang, baik dari kepala
sekolah, guru, komite sekolah, sarana dan prasarana penunjang mata
pelajaran sejarah yang memadai, adanya fasilitas penunjang kegiatan
ekstrakurikuler Paskibra, selain itu di dukung pula oleh perhatian sekolah
orang tua serta tokoh masyarakat sekitar terhadap kegiatan ekstrakurikuler
Paskibra ini.
Dalam kegiatan tersebut dikembangkan sikap memelihara
persatuan dan kesatuan, kerjasama, rela berkorban untuk kepentingan
bangsa dan negara, saling menghormati dan menghargai, nilai-nilai yang
terkandung dalam unsur-unsur materi sejarah sehingga setelah siswa
mendapatkan materi sejarah di dalam kelas oleh guru mata pelajaran
tersebut, kemudian siswa mengaplikasikan ilmunya tersebut melalaui
kegiatan ekstrakurikuler Paskibra ini, yang secara langsung atau tidak
langsung berpengaruh besar terhadap prestasi siswa, khususnya yang
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Paskibra.
83
Hal-hal lain yang mendukung prestasi siswa yang menjadikan
prestasi belajar siswa yang megikuti kegiatan ektrakurikuler Paskibra
termasuk dalam kategori baik yaitu mencapai angka 71,78 % adalah
sering dilaksanakannya pembinaan dengan sasaran tenaga pengajar oleh
kepala sekolah agar selalu berusaha meningkatkan profesionalismenya
sebagai guru, adanya forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
sejarah yang secara teratur mengadakan pertemuan untuk saling tukar
informasi, pengalaman guru mengatasi permasalahan, juga memberikan
kontribusi besar dalam mewujudkan baiknya prestasi belajar siswa
2. Faktor Penghambat atau Kendala-Kendala Kegiatan Ekstrakurikuler
Paskibra yang Berpengaruh terhadap Prestasi Siswa
Meskipun hasil yang diperoleh sudah termasuk baik tetapi masih
ditemukan berbagai kekurangan maupun hambatan-hambatan yang masih
memerlukan perhatian serius dari pihak sekolah maupun orang tua serta
pihak terkait yang menaunginya. Setelah peneliti mengadakan penelitian
tentang kegiatan ekstrakurikuler Paskibra telah memberikan petunjuk,
betapa luas dan kompleksnya kegiatan ekstrakurikuler Paskibra sebagai
salah satu program dalam rangka mendukung keberhasilan program
kurikuler khususnya mata pelajaran sejarah.
Oleh karena itu dalam pelaksanaannya banyak mengalami masalah
yang dihadapinya, sehingga kegiatan ekstrakurikuler Paskibra, baik
dilaksanakan di sekolah maupun diluar sekolah, dijumpai beberapa
84
permasalahan, antara lain Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan
prasarana, kurangnya kepedulian orang tua, belum atau tidak adanya
petunjuk pelaksanaan program ekstrakurikuler Paskibra serta
pengelolaannya.
Kurangnya informasi yang jelas mengenai arti, tujuan dan hasil
yang diharapkan, sehingga dari informasi tersebut diharapkan para
pembina, pendidik, kepala sekolah, guru, siswa serta pihak-pihak yang
terkait dapat membantu dan melaksanakan ekstrakurikuler Paskibra ini
sesuai dengan tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler tersebut yaitu untuk
mendukung program kurikuler maupun upaya untuk menumbuhkan dan
mengembangkan nilai-nilai kepribadian, khususnya siswa yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler Paskibra ini.
Sampai saat ini pelaksanaan ekstrakurikuler Paskibra di SMA
Negeri 3 Semarang belum mencapai hasil yang maksimal, akibat adanya
berbagai keterbatasan yang ada di sekolah seperti :
a. Belum tersedianya pembina yang profesional, dana, serta sarana yang
memadai
b. Kurangnya kepedulian orang tua siswa dan masyarakat sekitar
c. Kurangnya pemahaman terhadap pengertian, peranan, serta manfaat
program ekstrakurikuler dalam mendukung kegiatan kurikuler
terutama mata pelajaran sejarah
d. Kurang harmonisnya kerjasama lintas program di lingkungan
Depdikbud dalam mendukung program ektrakurikuler Paskibra
85
e. Lokasi SMA Negeri 3 Semarang yang berada di pusat kota Semarang,
yang menyebabkan kebisingan dan kesibukan sehingga sulit untuk
berkonsentrasi.
Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler Paskibra merupakan salah satu faktor yang memberikan
kontribusi bagi upaya pemantapan dan pembentukan kepribadian siswa yang
diarahkan untuk membina serta meningkatkan bakat, minat dan keterampilan.
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini tidak lain ialah untuk memacu siswa
kearah kemampuan mandiri percaya diri, dan kreatif serta meningkatkan
prestasi belajar pada mata pelajaran sejarah karena materi yang diajarkan
sesuai dan satu sama lain saling berhubungan.
86
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil penelitian tentang hubungan kegiatan ekstrakurikuler
Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) pada siswa kelas X SMA Negeri 3
Semarang dengan prestasi belajar sejarah semester genap tahun pelajaran
2006/2007 dapat ditarik simpulan, yaitu :
1. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Paskibra di SMA Negeri 3
Semarang, dilaksanakan pada sore hari di luar jam pelajaran dan dalam
satu Minggu diadakan latihan sebanyak dua kali yaitu hari Rabu sore dan
Jum’at sore, tetapi bila ada suatu perlombaan, latihan dilaksanakan
sebanyak tiga kali dalam satu minggunya. Kegiatan ekstrakurikuler
Paskibra itu juga di dalamnya mempelajari sejarah nasional Indonesia,
yang juga ditanamkan sikap nasionalisme dan patriotisme dan
mempelajari juga sejarah perjuangan bangsa, selain itu juga diadakan
kegiatan bakti sosial guna menanamkan rasa saling tolong menolong.
Begitupun dalam materi sejarah diajarkan pula materi nasionalisme,
patriotisme serta menghormati jasa para pahlawan, sehingga terdapat
kesamaan materi dan tujuan antara mata pelajaran sejarah dan kegiatan
ekstrakurikuler Paskibra.
2. Prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler Paskibra pada mata Pelajaran Sejarah semester
86
87
genap tahun pelajaran 2006/2007 rata-rata sebesar 82 ini termasuk dalam
kategori tinggi atau baik.
3. Terdapat hubungan yang positif antara keterlibatan siswa dalam kegiatan-
kegiatan ekstrakurikuler terutama kegiatan ekstrakurikuler Pasukan
Pengibar Bendera (Paskibra) dengan prestasi belajar siswa. Ada
kecenderungan semakin sering atau banyak seorang siswa terlibat dalam
kegiatan ekstrakurikuler semakin baik prestasi belajarnya. Terbukti
dengan hasil penelitian diperoleh bahwa rxy = 0,815, kemudian
dikonsultasikan dengan nilai r tabel 5 % product moment, ternyata
hasilnya lebih besar yaitu rxy = 0,815 > dari r tabel = 0,362, maka hipotesis
kerja berbunyi “ ada hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler Pasukan
Pengibar Bendera (Paskibra) pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang
dengan prestasi belajar sejarah semester genap tahun pelajaran
2006/2007”, dapat diterima, karena adanya korelasi atau hubungan.
B. Saran
Dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini, maka peneliti
memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Kepada guru, dalam proses belajar mengajar hendaknya guru dalam
mengajar mata pelajaran sejarah lebih memberikan penekanan terhadap
aspek sikap dan nilai-nilai yang terkandung dalam sejarah, sehingga siswa
akan mampu mengembangkan dan mempraktekan materi yang didapat
dan dipraktekan melalui kegiatan ekstrakurikuler Paskibra sebagai sumber
daya mental dalam proses pembangunan kepribadian nasional untuk
88
mewujudkan tujuan pendidikan manusia Indonesia seutuhnya yaitu
manusia yang cerdas yang didukung dengan keimanan dan ketaqwaan,
berkepribadian, berbudi pekerti luhur serta memiliki keterampilan dan
wawasan.
2. Kepada Kepala Sekolah, secara berangsur sekolah perlu diperlengkapi
dengan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam mendukung
keberhasilan ekstrakurikuler Paskibra seperti sarana olahraga dan
sebagainya.
3. Kepala pengelola pendidikan, khususnya Dinas Pendidikan agar para
kepala sekolah diusahakan untuk selalu meningkatkan kepedulian dan
partisipasi orang tua siswa dan tokoh-tokoh pemerintah setempat dan
masyarakat membantu terwujudnya pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
Paskibra.
89
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Terjemahan.2005. Departemen Agama Republik Indonesia. Bandung : CV. Diponegoro.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. -----------. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi
Revisi V). Jakarta: Rineka Cipta. Daliman.1988. Peranan Pendidikan Sejarah dalam Proses Sosialisasi
Sikap Nasionalisme dalam Jurnal Pendidikan no.2 tahun ke-8. Yogyakarta : Puslit IKIP Yogyakarta.
Darsono, Max.2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP
Semarang Press. Depdikbud. 1993. Teknik Penyusunan Kisi-Kisi Tes Prestasi Belajar.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan:Dirjend Dikdasmen.
----------. 1998. Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Sebagai
Salah Satu Jalur Pembinaan Kesiswaan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan:Dirjend Dikdasmen.
Depdiknas. 2004. Pedoman Penyelenggaraan PASKIBRAKA. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional: Dirjend PLSP.
Fachrudin, HS dan Irfan Fachrudin. 2001. Pilihan Sabda Rasul : Hadis-Hadis Pilihan. Jakarta: Bhumi Aksara.
Hamalik, Oemar.2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bhumi
Aksara. ----------. 2004. Pendidikan Guru: Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Hadi, Sutrisno. 1983. Metodologi Research 1, 2, 3. Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.
----------. 1994. Statistik 1. Yogyakarta: Andi Offset. Kasmadi, Hartono. 1996. Model-Model Dalam Pengajaran Sejarah.
Semarang: IKIP Semarang Press.
89
90
Komarudin dan Yooke Tjuparmah S. Komarudin.2000. Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah. Jakarta : Bhumi Aksara.
Latunussa, Izzak. 1988. Penelitian Pendidikan Suatu Pengantar. Jakarta:
Depdikbud. Lutan, Rusli. 1986. Buku Materi Pokok Pengelolaan Interaksi Belajar
Mengajar Intrakurikuer, Kokurikuler dan Ekstrakurikuler. Jakarta: Depdikbud.
Margono. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka
Cipta. Nasution, Nochi. 1993. Psikologi Pendidikan. Jakarta. Universitas
Terbuka. Nawawi, Hadari. 1987. Metodologi Penelitian Bidang Sosial.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Poerwadarminta, W.J.S.2002. Kamus Umum Bahasa Indonesia: Diolah
Kembali oleh Pusat Bahasa Depdiknas. Jakarta: Balai Pustaka. Sakri, Adjat. 1994. Ejaan Bahasa Indonesia. Bandung: Penerbit ITB. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survei.
Jakarta: LP3ES. Soegito, Ari Tri. 2006. Total Quality Management (TQM) dan
Kepemimpinan Transformasional untuk Pendidikan Berkualitas. Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Mata Kuliah atau Bidang Ilmu Manajemen Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. Sabtu, 10 Juni 2006.
Slameto.2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta.
Soewarno, Bambang. 1987. Metode Kuantitatif dalam Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.
Sudjana, Nana. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:
Sinar Baru Algesindo. ---------. 1996. Metode Statistik. Bandung: Tarsito. -------- . 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algesindo.
91
Sulistyowati, Sofchah.1997. Cara Belajar Yang Efektif dan Efisien.
Jakarta : Cinta Ilmu. Su’ud, Abu. 1989. Bila Isu Kontroversial Masuk Kelas Sejarah : Sebuah
Alternatif dalam Pengajaran Sejarah. Pidato Pengukuhan Guru Besar Pada Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. Pada tanggal 23 Januari 1993.
Thonthowi, Ahmad. 1991. Psikologi Pendidikan. Bandung : Angkasa. Tilaar, H.A.R. 2000. Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani
Indonesia: Strategi Reformasi Pendidikan Nasional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Widya, I Gede. 1989. Dasar-Dasar Pemgembangan Strategi Serta
Metode Pengajaran Sejarah. Jakarta : Depdikbud. Wojowasito, S dan W.J.S. Poerwadarminta. 1980. Kamus Lengkap
Inggris-Indonesia. Bandung: Hasta.
92
Lampiran 1
DAFTAR NAMA SISWA SAMPEL PENELITIAN
NO. NO. INDUK NAMA L/P KELAS 1. 2. 3. 4. 5. 1. 26017246 RANI ISYULIARTI P X. 1 2. 26017295 NADIA ZAHROTUL FIRDAUSI P X. 2
3. 26017328 LINDA ANGGRAHINI P X. 3 4. 26017471 SURYA DAYYANA L X. 6 5. 26017486 ASTRID AYUTASARI P X. 7 6. 26017495 KHORY WANDIRA AMBARSARI P X. 7 7. 26017497 MELATI MEGARISTA AYUNAS P X. 7 8. 26017520 ADITYA FAIZAL WIDYANTORO L X. 8 9. 26017534 FAHMI AMARULLAH L X. 8 10. 26017536 GALIH SATRIA DIRGANTARA L X. 8 11. 26017541 INTAN NOFIKA MUSTIKASARI P X. 8 12. 26017542 KHALID ZULFIKAR DEWANTO L X. 8 13. 26017550 NUR CIPTA RATNASARI P X. 8 14. 26017554 RENDHA NOVENDA P X. 8 15. 26017567 ARLINDA NURUL NUGRAHA P X. 9 16. 26017577 ERWINDA RAHMAWATI ALI P X. 9 17. 26017581 HILDA FEBIANNE PRAYOGO P X. 9 18. 26017591 OCTAVA PRIMA ARTA P X. 9 19. 26027594 PRIZTIKA WIDYA NURSALIM P X. 9 20. 26017595 RAMADHANIA PRAMANASARI P X. 9 21. 26017601 TAUFIQ CAHYO ADI L X. 9 22. 26017607 ANGGARI DWI SAPUTRA L X. 10 23. 26017617 GIGIH ARIF SETIAWAN L X. 10 24. 26017622 INTAN PRAWITA MAHARDIKA P X. 10 25. 26017651 ARSONO SUGIHARTO L X. 11 26. 26017376 RAKYAN PAKSI NAGARA L X. 11 27. 26017702 DITRA YAZID RAMADHANI P X. 12 28. 26017706 GANANG SWASTIKA YUDHA L X. 12 29. 26017736 ANINDYA PRIMA PANGESTIKA P X.13 30. 26017759 M. DITTO ANANTA NUGRAHA L X. 13
93
Lampiran 2
KISI-KISI DAN INDIKATOR ANGKET PENELITIAN
NO MATERI INDIKATOR SOAL
BENTUK NO SOAL
Menjelaskan pengertian kegiatan ekstrakurikuler
Pilihan Ganda
1
Menjelaskan tugas pokok kegiatan ekstrakurikuler
Pilihan Ganda
2
Menguraikan tujuan kegiatan ekstrakurikuler
Pilihan Ganda
3
Menjelaskan peranan kegiatan ekstrakurikuler
Pilihan Ganda
4
Pengertian kegiatan ekstra kurikuler
Menjelaskan peranan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah
Pilihan Ganda
5
Menguraikan tugas utama kegiatan ekstrakurikuler Paskibra
Pilihan Ganda
6
1.
KOMPETENSI DASAR/
INDIKATOR Menganalisis kegiatan ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) di Sekolah
Ekstra kuriuler Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Menjelaskan
fungsi bendera Pilihan Ganda
7
94
Menguraikan bendera kebangsaan
Pilihan Ganda
8
Menjelaskan sejarah bendera Merah Putih
Pilihan Ganda
9
Menjelaskan sejarah upacara
Pilihan Ganda
10
Menjelaskan peraturan Baris-berbaris dalam upacara
Pilihan Ganda
11
Menjelaskan tata urutan upacara bendera
Pilihan Ganda
12
Menguraikan kegiatan upacara
Pilihan Ganda
13
Menjelaskan cara-cara pengibaran bendera Merah Putih
Pilihan Ganda
14
Menguraikan fungsi petugas upacara bendera
Pilihan Ganda
15
Menjelaskan cara pengibaran bendera saat situasi khusus
Pilihan Ganda
16
Tugas Paskibra dalam upacara
Menguraikan cara menggunakan lambang-lambang penghormatan
Pilihan Ganda
17
95
Menjelaskan perlakuan bendera dalam upacara
Pilihan Ganda
18
Menguraikan pengertian PBB
Pilihan Ganda
19
Menguraikan pengertian aba-aba
Pilihan Ganda
20
Menjelaskan macam-macam gerakan PBB dalam upacara bendera
Pilihan Ganda
21
Peraturan Baris Berbaris (PBB) dalam upacara bendera
Menjelaskan macam-macam langkah dalam upacara bendera
Pilihan Ganda
22
Mejelaskan tugas pengibar bendera
Pilihan Ganda
23
Menjelskan tujuan latihan Paskibra
Pilihan Ganda
24
Menguraikan syarat-syarat anggota Paskibra
Pilihan Ganda
25
Seleksi anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra)
Menjelaskan materi latihan anggota Paskibra
Pilihan Ganda
26
Perlakuan lagu kebangsaan Indonesia Raya dalam upacara
Menguraikan syarat-syarat lagu Indonesia Raya dalam upacara bendera
Pilihan Ganda
27
96
Menjelaskan perangkat dalam menyanyikan lagu Indonesia Raya dalam Upacara Bendera
Pilihan Ganda
28
Menjelaskan misi penting kegiatan Paskibra
Pilihan Ganda
29
Manfaat kegiatan ekstra kurikuler Paskibra
Menguraikan tujuan Paskibra dengan kaitanya dengan sejarah Nasional Indonesia
Pilihan Ganda
30
97
Lampiran 3
PENGANTAR ANGKET PENELITIAN
Sehubungan dengan penelitian yang saya lakukan untuk keperluan
skripsi, yang berjudul “ Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Pasukan Pengibar
Bendera (Paskibra) pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Semarang dengan Prestasi
Belajar Sejarah Semester Genap Tahun Pelajaran 2006/2007” maka saya minta
bantuan kepada siswa-siswi sekalian untuk mengisi tes ini untuk memperoleh data
yang obyektif dan untuk membantu keberhasilan saya dalam penyelesaian studi
saya untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan.
Tes ini semata-mata untuk kepentingan saya dalam penyusunan skripsi,
tidak ada hubungannya dengan nilai akademis maupun studi anda pada semester
ini. Oleh karena itu saya minta dengan sangat supaya dalam mengisi tes ini sesuai
dengan keadaan yang anda alami dan sesuai dengan pengetahuan, pemahaman
dan kemampuan anda sendiri.
Akhirnya saya mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan
kesediaan anda mengisi angket ini.
Semarang, 20 Juni 2007
Hormat Saya Rudi Salam NIM. 3101403519
98
Lampiran 4
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET PENELITIAN
1. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat menurut anda dengan
memberikan tanda silang ( X ) pada huruf a, b, c, d atau e.
2. Kamu tidak perlu takut dan ragu-ragu, karena jawaban kamu yang kamu
berikan tidak berpengaruh pada nilai kamu
3. Kesungguhan kamu dalam memberikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
ini sangat membantu penelitian dalam memperoleh data yang dibutuhkan
dalam penelitian ini
4. Tulislah nama kamu dengan jelas pada lembar jawaban yang sudah tersedia
5. Bacalah setiap pertanyaan maupun pernyataan serta alternatif jawaban yang
disediakan sehingga kamu benar-benar memahaminya
6. Atas perhatian dan kesediaanya serta kerja sama yang baik dari siswa-siswi
sekalian dalam mengisi angket ini saya ucapkan terima kasih.
99
Lampiran 5
ANGKET PENELITIAN
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara memberi tanda silang ( X ) pada
lembar jawab yang sudah tersedia pada huruf a, b, c, d atau e, yang sesuai dengan hati
nurani anda !
1. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu dari pembinaan kesiswaan di
samping jalur Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan latihan
kepemimpinan.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
2. Tugas pokok kegiatan ekstrakurikuler adalah memperdalam dan memperluas
pengetahuan siswa, menyalurkan bakat minat, pelengkap upaya pembinaan
manusia seutuhnya.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
3. Tujuan kegiatan ekstrakurikuler yaitu untuk lebih memantapkan pendidikan
kepribadian
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
100
4. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang di selenggarakan diluar jam
pelajaran, sesuai kurikulum dengan keadaan dan kebutuhan sekolah.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
5. Peranan kegiatan ekstrakurikuler yaitu untuk memperdalam pengetahuan
siswa dalam arti memperkaya, mempertajam, serta memperbaiki pengetahuan
para siswa yang berkaitan dengan mata pelajaran.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
6. Kegiatan ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) yang
mempunyai tugas utama, untuk mengibarkan bendera pada saat upacara
bertujuan untuk memupuk semangat kebangsaan dan cinta tanah air.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
7. Bendera bagi suatu bangsa dan negara merupakan lambang simbolis saja bagi
negara yang bersangkutan, bukan lambang kedaulatan.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
101
8. Setiap bangsa memiliki bendera kebangsaannya masing-masing, yang menjadi
kebanggaan sesaat saja, yaitu pada waktu mengikuti upacara kenegaraan.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
9. Bendera Merah Putih di syahkan pada tanggal 17 Agustus 1945, Undang-
Undang Dasar 1945 pasal 35 dalam sidang PPKI yang pertama.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
10. Pengertian perkataan upacara yaitu gabungan kata dari “upa” yang berarti
rangkaian dan “cara” yang berarti tindakan atau gerakan.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
11. Peraturan Baris Berbaris (PBB) yang digunakan dalam upacara bendera di
sekolah-sekolah didasarkan pada peraturan yang berlaku di lingkungan TNI /
POLRI.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
102
12. Dalam urutan acara upacara pengibaran bendera Merah Putih mengheningkan
cipta dilaksanakan sebelum pengibaran bendera Merah Putih.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
13. Kegiatan upacara pengibaran bendera yang dilaksanakan setiap tanggal 28
Oktober adalah upacara hari sumpah pemuda.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
14. Pegibaran bendera Merah Putih, pada hari-hari biasa (Selasa sampai dengan
Jum’at) di kibarkan pada pagi hari sebelum siswa datang dan diturunkan pada
sore hari setelah siswa pulang.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
15. Membantu pengatur upacara dalam hal membacakan acara demi acara sesuai
dengan urutan dan saat-saat yang telah ditentukan dalam upacara bendera
adalah tugas permandu acara.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
103
16. Pada hari berkabung nasional bendera kebangsaan dikibarkan setengah tiang,
demikian juga satu hari menjelang hari kesaktian Pancasila 30 September.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
17. Ketentuan urutan tingkat harkat lambang yaitu pertama sang saka Merah
Putih, Indonesia Raya, Samkaryanugraha, Satuan, Pratika, kibaran Regu.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
18. Bila bendera kebangsaan dipasang bersama-sama dengan bendera kebangsaan
negara asing, maka bendera itu dikibarkan pada tiang-tiang tersendiri yang
sama besarnya, dan bendera merah putih ditenpatkan lebih tinggi.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
19. Baris berbaris adalah suatu ujud latihan fisik yang diperlukan guna
menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang di arahkan kepada
terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
104
20. Pengertian aba-aba adalah suatu perintah yang di berikan seorang pemimpin
kepada yang di pimpin untuk dilaksanakan pada waktunya secara serentak
atau berturut-turut.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
21. Dalam gerakan PBB berpindah tempat, langkah tegap panjangnya 65 cm dan
tempohnya 70 tiap menit, dan panjang langkah diukur dari tumit ke tumit.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
22. Langkah perlahan biasanya digunakan untuk bergabung mengantar jenazah
dalam upacara kemiliteran.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
23. Tugas pengibar bendera Merah Putih merupakan tugas besar, dan sebagai
suatu kehormatan bagi pemuda yang bertanggung jawab atas hari depan
bangsa, maka kepadanya diberikan landasan akhlak yang kuat
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
105
24. Salah satu tujuan latihan Paskibra adalah untuk mewujudkan kader-kader
patriot pembela bangsa dan negara yang beriman dan bertaqwa berdasarkan
ketahanan nasional, penerus nilai serta cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
25. Adapun kriteria umum pemilihan anggota Paskibra adalah kepribadiannya,
yang meliputi mudah dan pandai bergaul, bersahaja, sopan dan disiplin,
penampilan segar, gembira dan simpatik.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
26. Materi pelatihan anggota Paskibra salah satunya yaitu kunjungan ke tempat-
tempat tertentu yang mengandung nilai-nilai sejarah bangsa Indonesia.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
27. Pada waktu mengiringi pengibaran atau penurunan bendera tidak dibenarkan
dengan menggunakan musik dari tape recorder atau piringan.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
106
28. Jika tidak ada korps musik (Korsik), penurunan bendera tidak diiringi dengan
lagu kebangsaan Indonesia Raya.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
29. Paskibra merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler dalam jalur
pendidikan luar sekolah yang mempunyai misi penting yaitu pembentukan
karakter bangsa (Nations Character Building).
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
30. Kegiatan Paskibra bertujuan untuk memupuk semangat kebangsaan di
kalangan pemuda, kecintaan dan turut memiliki bangsa dan negara,
mengembangkan sikap disiplin serta memupuk dan mengembangkan rasa
kesadaran nasional.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
107
Lampiran 6
LEMBAR JAWAB ANGKET PENELITIAN
HUBUNGAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PASUKAN PENGIBAR BENDERA
(PASKIBRA) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 SEMARANG DENGAN PRESTASI
BELAJAR SEJARAH SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2006/2007
Nama :
Nomor Induk Siswa :
Kelas / Semester : X / II (Genap)
Sekolah : SMA Negeri 3 Semarang
Tahun Pelajaran : 2006/2007
1. a b c d e 11. a b c d e 21. a b c d e
2. a b c d e 12. a b c d e 22. a b c d e
3. a b c d e 13. a b c d e 23. a b c d e
4. a b c d e 14. a b c d e 24. a b c d e
5. a b c d e 15. a b c d e 25. a b c d e
6. a b c d e 16. a b c d e 26. a b c d e
7. a b c d e 17. a b c d e 27. a b c d e
8. a b c d e 18. a b c d e 28. a b c d e
9. a b c d e 19. a b c d e 29. a b c d e
10. a b c d e 20. a b c d e 30. a b c d e
113
Lampiran 11
DAFTAR NILAI PRESTASI SISWA SAMPEL PENELITIAN
NO. NO. INDUK NAMA KELAS NILAI 1. 2. 3. 4. 5. 1. 26017246 RANI ISYULIARTI X. 1 80 2. 26017295 NADIA ZAHROTUL FIRDAUSI X. 2 85
3. 26017328 LINDA ANGGRAHINI X. 3 90 4. 26017471 SURYA DAYYANA X. 6 80 5. 26017486 ASTRID AYUTASARI X. 7 85 6. 26017495 KHORY WANDIRA AMBARSARI X. 7 80 7. 26017497 MELATI MEGARISTA AYUNAS X. 7 80 8. 26017520 ADITYA FAIZAL WIDYANTORO X. 8 80 9. 26017534 FAHMI AMARULLAH X. 8 80 10. 26017536 GALIH SATRIA DIRGANTARA X. 8 80 11. 26017541 INTAN NOFIKA MUSTIKASARI X. 8 75 12. 26017542 KHALID ZULFIKAR DEWANTO X. 8 85 13. 26017550 NUR CIPTA RATNASARI X. 8 70 14. 26017554 RENDHA NOVENDA X. 8 85 15. 26017567 ARLINDA NURUL NUGRAHA X. 9 80 16. 26017577 ERWINDA RAHMAWATI ALI X. 9 80 17. 26017581 HILDA FEBIANNE PRAYOGO X. 9 85 18. 26017591 OCTAVA PRIMA ARTA X. 9 90 19. 26027594 PRIZTIKA WIDYA NURSALIM X. 9 80 20. 26017595 RAMADHANIA PRAMANASARI X. 9 80 21. 26017601 TAUFIQ CAHYO ADI X. 9 75 22. 26017607 ANGGARI DWI SAPUTRA X. 10 80 23. 26017617 GIGIH ARIF SETIAWAN X. 10 75 24. 26017622 INTAN PRAWITA MAHARDIKA X. 10 80 25. 26017651 ARSONO SUGIHARTO X. 11 80 26. 26017376 RAKYAN PAKSI NAGARA X. 11 85 27. 26017702 DITRA YAZID RAMADHANI X. 12 90 28. 26017706 GANANG SWASTIKA YUDHA X. 12 85 29. 26017736 ANINDYA PRIMA PANGESTIKA X.13 85 30. 26017759 M. DITTO ANANTA NUGRAHA X. 13 90
119
Lampiran 15
Tabel
TABEL HARGA KRITIK DARI r PRODUCT MOMENT
N Interval
95%
Kepercayaan
99% N Interval
95%
Kepercayaan
99% N Interval
95%
Kepercayaan
99%
(1) (2) (3) (1) (2) (3) (1) (2) (3)
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
0,997
0,950
0,878
0,811
0,754
0,707
0,666
0,632
0,602
0,576
0,553
0,532
0,514
0,497
0,482
0,468
0,456
0,444
0,433
0,423
0,413
0,404
0,396
0,999
0,990
0,959
0,917
0,874
0,874
0,798
0,765
0,735
0,708
0,684
0,661
0,641
0,623
0,606
0,590
0,575
0,561
0,549
0,537
0,526
0,515
0,505
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
0,388
0,381
0,374
0,367
0,361
0,355
0,349
0,344
0,339
0,334
0,329
0,325
0,320
0,316
0,312
0,308
0,304
0,301
0,297
0,294
0,291
0,288
0,284
0,281
0,297
0,496
0,487
0,478
0,470
0,463
0,456
0,449
0,442
0,436
0,430
0,424
0,418
0,413
0,408
0,403
0,396
0,393
0,389
0,384
0,380
0,276
0,372
0,368
0,364
0,361
55
60
65
70
75
80
85
90
95
100
125
150
175
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0,266
0,254
0,244
0,235
0,227
0,220
0,213
0,207
0,202
0,195
0,176
0,199
0,148
0,138
0,113
0,098
0,088
0,080
0,074
0,070
0,065
0,062
0,345
0,330
0,317
0,306
0,296
0,286
0,278
0,270
0,263
0,256
0,230
0,210
0,194
0,181
0,148
0,128
0,115
0,105
0,097
0,091
0,086
0,081
N = Jumlah pasangan yang dugunakan untuk menghitung r.
(Arikunto, 2002:328
124
Dokumentasi 1. Kampus SMA Negeri 3 Semarang sebagai Lokasi Penelitian ( Sumber : Dokumentasi Pribadi Rudi Salam)
Dokumentasi 2.Upacara Bendera Sebagai Salah Satu Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra ( Sumber : Dokumentasi Pribadi Rudi Salam)
125
Dokumentasi 4.Upacara Bendera Sebagai Salah Satu Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra ( Sumber : Dokumentasi Pribadi Rudi Salam)
Dokumentasi 3.Upacara Bendera Sebagai Salah Satu Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra ( Sumber : Dokumentasi Pribadi Rudi Salam)
126
Dokumentasi 5. Lomba Peraturan Baris-Berbaris (PBB) di SMA N 1 Semarang sebagai salah satu kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra ( Sumber : Dokumentasi Pribadi Rudi Salam)
Dokumentasi 6. Lomba Pengibar Bendera di Akademi Kepolisisan Semarang sebagai salah satu kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra ( Sumber : Dokumentasi Pribadi Rudi Salam)
127
BIODATA PENULIS
Nama : Rudi Salam
NIM : 3101403519
Tempat / tgl Lahir : Kebumen, 12 November 1984
Agama : Islam
Golongan Darah : B
Program Studi : Pendidikan Sejarah S1
Jurusan : Sejarah
Fakultas : Ilmu Sosial FIS-UNNES
Alamat Rumah : Jl. Tegal Sari No. 24 Jabres, Sruweng, Kebumen,
Jawa Tengah 54362
Alamat di Semarang : (1). Markas Komando Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan
902 Universitas Negeri Semarang
(2). Jl. Cempaka Sari Gang Winong No. 8, RT.4 RW.I
Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Nomor Telfon : 085 641 1234 19 / 0852 9005 2345
Riwayat Pendidikan :
1) SD Negeri Jabres Di Kebumen lulus tahun 1997
2) SMP Negeri 3 Kebumen lulus tahun 2000
3) SMA Negeri 1 Pejagoan Kebumen lulus tahun 2003
4) Universitas Negeri Semarang lulus tahun 2007
128
Pelatihan/ Seminar yang pernah diikuti :
1) Pelatihan kader Dakwah Islam Intensif (Perintis) KIFS-BEM FIS tahun 2003
2) Computer Training and Education UNNES Ekstramedia Com tahun 2003
3) Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan Resimen Mahsiswa UNNES tahun 2003
4) Pelatihan Mahir Dasar Search and Rescue (SAR) Dinas Perhubungan dan
Telekomunikasi Propinsi Jawa Tengah tahun 2004
5) Pendidikan Dasar Keprajuritan Resimen Mahasiswa Mahadipa RINDAM/IV
DIPONEGORO tahun 2004
6) Pelatihan Bongkar Pasang Senjata M-16 A1 Caliber 5,56 mm KODIM 0733/BS
Semarang tahun 2004
7) Pelatihan Organisasi Search and Rescue (SAR) dalam Penanggulangan Bencana
dan Penanganan Pengungsi Tahun 2004
8) Pelatihan Keterampilan Selam (Scuba Diver) LANAL Semarang tahun 2004
9) Survival and Mountainering Training tahun 2004
10) Pelatihan Pertolongan Pertama dan Gawat Darurat Bencana tahun 2004
11) Evacuasion and Eksplorer Training Search And Rescue tahun 2004
12) Navigation Training SAR tahun 2004
13) Comunication Training SAR tahun 2004
14) Pelatihan Berkuda DALMAS POLWILTABES Semarang tahun 2004
15) Seminar Pendidikan yang Sukses HIMA Ekonomi FIS UNNES tahun 2004
16) Seminar Kuliah Kerja Lapangan Jurusan Sejarah FIS UNNES tahun 2004
129
17) Seminar Perubahan Sosial pada Masyarakat Agraris Madura HIMA Sejarah FIS
UNNES tahun 2005
18) Seminar Pendidikan yang Berkualitas BEM FIP UNNES tahun 2005
19) Seminar Nasional XIV dan Konggres Nasional X ABKIN tahun 2005
20) Seminar Kesehatan Reproduksi IKA MENWA Jawa Tengah tahun 2005
21) Pelatihan Pengembangan Masyrakat BEM KM UNNES tahun 2005
22) Seminar Pendidikan dan Budaya FIP UNNES tahun 2007
Pengalaman Organisasi
1) Ketua I OSIS SMA Negeri 1 Pejagoan Kebumen tahun 2002
2) Bendahara Dewan Kerja Gerakan Pramuka SMA N 1 Pejagoan Kebumen tahun
2002
3) Sekertaris Ikatan Remaja Desa Jabres Kebumen tahun 2003
4) Staf Bidang Penelitian dan Pengembangan Organisasi HIMA Sejarah tahun
2003
5) Staf Bidang Penelitian dan Pengembangan Organisasi HIMA Sejarah tahun
2004
6) Staf Bidang Kaderisasi Kerohanian Islam Sejarah tahun 2003
7) Staf Bidang Syi’ar Forum Kerohanian Islam Sejarah tahun 2004
8) Anggota Serach And Rescue Daerah Jawa Tengah tahun 2005
9) Ketua Panitia Bhakti Sosial dan Pelatihan Pengembangan Masyarakat UNNES
tahun 2005
130
10) Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902 Universitas Negeri Semarang tahun
2003 – 2007 degan riwayat jabatan dan penugasan :
a) Anggota Resimen Mahasiswa Mahadipa satuan 902 tahun 2003
b) Anggota Provoost Satuan tugas Pradiksar Yudha XXVIII tahun 2004
c) Wakil Kepala Urusan Pendidikan dan Latihan satuan 902 tahun 2004
d) Staf Operasi Satuan Tugas Lomba Lintas Medan II MENWA Se-Jawa
tahun 2005
e) Kepala Kesekretariatan satuan Tugas Pradiksar Yudha XXIX tahun
2005
f) Komandan Kelompok Markas Satuan 902 tahun 2006
g) Wakil Komandan Satuan Tugas Seminar Kebangsaan Resimen
Mahsiswa Se-Jawa tahun 2006
h) Anggota Serach And Rescue Resimen Mahasiswa Sub –A tahun 2006
i) Kepala Bidang Pengamanan Satuan Tugas Pradiksar Yudha XXX
tahun 2007
j) Team Satuan Tugas Gempa Di Yogyakarta dan Klaten LPM UNNES
tahun 2006
k) Team Satuan Tugas SAR Di Salatiga tahun 2006
11) Ketua Kelompok Praktik Pengalaman Lapangan UNNES di SMA Negeri 3
Semarang tahun 2006
12) Ketua Kelompok Tim Kuliah Kerja Nyata UNNES Se-Kecamatan Singorojo
Kabupaten Kendal tahun 2007
131
Mahasiswa Penerima Beasiswa
1) Beasiswa Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) dari Yayasan
Supersemar Jakarta Tahun 2004
2) Beasiswa Mahasiswa Prestatif dari Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten
Kebumen Tahun 2004
3) Beasiswa Mahasiswa Produktif dari Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi
Propinsi Jawa Tengah Tahun 2004
4) Beasiswa Mahasiswa Prestatif dan Inovatif dari PT. ASTRA Internasional
Tbk. Jakarta Tahun 2005
5) Beasiswa Prestasi Peningkatan Akademik (PPA) dari Departemen Pendidikan
Nasional Jakarta Tahun 2005 (Tahun Pertama)
6) Beasiswa Prestasi Peningkatan Akademik (PPA) dari Departemen Pendidikan
Nasional Jakarta Tahun 2006 (Tahun Kedua)
7) Beasiswa ORBIT dari Yayasan Amal Abadi Beasiswa ORBIT Jakarta Tahun
2006-2007
132
Dokumentasi 8. Upacara Bendera Sebagai Salah Satu Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra ( Sumber : Dokumentasi Pribadi Rudi Salam)
Dokumentasi 7. Upacara Bendera Sebagai Salah Satu Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra ( Sumber : Dokumentasi Pribadi Rudi Salam)
133
Dokumentasi 9.Upacara Bendera Sebagai Salah Satu Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra ( Sumber : Dokumentasi Pribadi Rudi Salam)
Dokumentasi 10. Upacara Bendera Sebagai Salah Satu Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra ( Sumber : Dokumentasi Pribadi Rudi Salam)
134
Dokumentasi 11. Upacara Bendera Sebagai Salah Satu Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra ( Sumber : Dokumentasi Pribadi Rudi Salam)
Dokumentasi 12. Upacara Bendera Sebagai Salah Satu Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra ( Sumber : Dokumentasi Pribadi Rudi Salam)
135
Dokumentasi 13. Upacara Bendera Sebagai Salah Satu Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra ( Sumber : Dokumentasi Pribadi Rudi Salam)
top related