file · web viewjudul penelitian. hubungan antara kualifikasi akademik dengan kompetensi...
Post on 02-Feb-2018
235 Views
Preview:
TRANSCRIPT
A. Judul Penelitian
Hubungan Antara Kualifikasi Akademik dengan Kompetensi Guru Pendidikan
Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Ma’arif NU Kedung Kendo Candi
Sidoarjo.
B. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Dalam bab I pasal 1 (satu) ayat 1 (satu) Undang-undang Nomor 14 Tahun
2005 (UU 14/2005) tentang Guru dan Dosen, dinyatakan bahwa guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik.1 Sedangkan
dalam bab VI pasal 28 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 (PP
19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan, dinyatakan bahwa:
a. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran.
b. Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah atau sertifikat keahlian yang relevan.
c. Kompetensi sebagai agen pembelajaran meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan kompetensi sosial.2
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sebagai tenaga profesional,
guru adalah agen pembelajaran dan sebagai agen pembelajaran, guru harus
memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik dan kompetensi
profesional yang berhubungan langsung dengan proses pembelajaran serta
kompetensi kepribadian dan sosial yang meskipun tidak berhubungan langsung
1 Sekretariat Negara RI, Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Bandung: Citra Umbara, 2005), hal. 2.
2 Sekretariat Negara RI, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Bandung: Citra Umbara, 2005), hal. 19.
1
2
dengan proses pembelajaran tetapi berpengaruh terhadap jalannya proses
pembelajaran.
Dalam konsep Islam, kompetensi merupakan sesuatu yang mutlak dan
harus diimplementasikan dalam kegiatan sehari-hari. Sebagaimana firman
Allah SWT dalam Al Qur’an surat Al An’am ayat 135 dan Hadits Nabi
Muhammad Saw. yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari :
”Katakanlah:"Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya Akupun berbuat (pula). kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan”.3
اعة اذا وسداالمر الى غير اهله فانتظرالس“Jika suatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya”. 4
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap pekerjaan menuntut
kompetensi sesuai keahlian, begitu juga guru sebagai jabatan profesional guru
dituntut untuk memiliki kompetensi dalam melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan kualifikasi akademik.
Selanjut dalam bab IV UU 14/2005 dinyatakan bahwa, guru harus
memiliki kualifikasi akademik dan kualifikasi akademik diperoleh melalui
pendidikan tinggi program sarjana atau diploma empat. 5
Guru yang memiliki kualifikasi akademik memiliki kelebihan tersendiri
dibandingkan guru tidak memiliki kualifikasi akademik. Guru yang memiliki
3 Departemen Agama, Al Qur’an dan Terjemahnya (Semarang: Tanjung Mas Inti, 2000), hal. 190.
4 Hasyimi Beik, Hadits Syarif (Kairo: Al Azhar, 1949), hal. 19.5 Sekretariat Negara RI, Op. Cit., hal. 6.
3
kualifikasi akademik tidak hanya mampu melaksanakan pembelajaran, akan
tetapi mampu melaksanakan pembinaan pelaksanaan pembelajaran yang lebih
baik sesuai dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Guru yang
kualifikasi akademik mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan
baik, dengan kualitas guru seperti itu, maka proses pembelajaran akan berhasil
dengan baik, yang pada gilirannya akan mampu menghasilkan lulusan yang
lebih baik pula.
Namun, pada kenyataannya tidak sedikit dijumpai di lembaga-lembaga
pendidikan formal (sekolah/madrasah), terutama lembaga pendidikan swasta,
masalah kualifikasi akademik masih belum mendapatkan perhatian yang
serius, apalagi guru pendidikan agama Islam (PAI), di samping guru yang
memiliki kualifikasi akademik masih banyak juga yang belum memiliki
kualifikasi akademik. Permasalahannya adalah, apakah guru yang belum
memiliki kualifikasi akademik mempunyai kemampuan (kompetensi) yang
sama dengan guru yang memiliki kualifikasi akademik.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
tentang hubungan antara kualifikasi akademik dengan kompetensi guru
pendidikan agama Islam di MTs Ma’arif NU Kedung Kendo Candi Sidoarjo.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan
masalah penelitian sebagai berikut:
a. Bagaimana kualifikasi akademik guru PAI di MTs Ma’arif NU Kedung
Kendo Candi Sidoarjo?
4
b. Bagaimana kompetensi guru PAI di MTs Ma’arif NU Kedung Kendo
Candi Sidoarjo?
c. Adakah hubungan antara kualifikasi akademik dengan kompetensi guru
PAI di MTs Ma’arif NU Kedung Kendo Candi Sidoarjo?
3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
a. Mengetahui kualifikasi akademik guru PAI di MTs Ma’arif NU Kedung
Kendo Candi Sidoarjo
b. Mengetahui kompetensi guru PAI di MTs Ma’arif NU Kedung Kendo
Candi Sidoarjo.
c. Mengetahui ada tidaknya hubungan antara kualifikasi akademik dengan
kompetensi guru PAI di MTs Ma’arif NU Kedung Kendo Candi Sidoarjo.
4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat antara lain:
a. Secara teoristis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran terhadap pengembangan pendidikan khususnya pendidik Islam.
b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
kepada pihak-pihak tertentu, antara lain :
1) Bagi guru PAI MTs Ma’arif NU Kedung Kendo Candi Sidoarjo,
sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangan kompetensi mereka.
2) Bagi kepala MTs Ma’arif NU Kedung Kendo, Candi Sidoarjo, sebagai
bahan pertimbangan dalam mengatasi problema yang timbul dalam
praktek pembelajaran terutama masalah kompetensi guru.
5
3) Bagi peneliti, sebagai sarana pembelajaran dalam melatih diri dalam
dunia penelitian.
4) Bagi STAI Al Khoziny Buduran Sidoarjo, sebagai bahan pertimbangan
dan sumber informasi untuk penelitian sejenis.
5. Definisi Operasional, Asumsi dan Keterbatasan
a. Definisi Operasional
1) Kualifikasi Akademik
Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus
dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah atau sertifikat
keahlian yang relevan.6
Yang dimaksud dengan kualifikasi akademik dalam penelitian ini adalah
kualifikasi akademik guru PAI di MTs Ma’arif NU Kedung Kendo Candi
Sidoarjo, yang ditunjukkan dengan ijazah/sertifikat atau akta (S1 atau D4).
2) Kompetensi Guru
kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diaktualisasikan oleh guru
dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. 7
Yang dimaksud dengan kompetensi guru dalam penelitian ini adalah
kompetensi guru PAI di MTs Ma’arif NU Kedung Kendo Candi Sidoarjo yang
terdiri atas kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi
kepribadian dan kompetensi sosial serta kompetensi spiritual dan kompetensi
leadership.
6 Sekretariat Negara RI, Loc. Cit.7 Sekretariat Negara RI, Op. Cit., hal. 5.
6
b. Asumsi
Asumsi adalah anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan
berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Asumsi juga dapat
diartikan anggapan pemikiran yang dianggap benar untuk sementara sebelum
ada kepastian. 8 Adapun asumsi yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1) Guru PAI di MTs Ma’arif NU Kedungkendo Candi Sidoarjo memiliki
kualifikasi akademik sesuai dengan bidang tugas sebagai guru.
2) Guru PAI di MTs Ma’arif NU Kedungkendo Candi Sidoarjo memiliki
kompetensi sesuai standar, baik kompetensi pedagogik, kompetensi
profesional, kompetensi kepribadian maupun kompetensi sosial serta
kompetensi spiritual dan kompetensi leadership.
3) Guru PAI di MTs Ma’arif NU Kedungkendo Candi Sidoarjo, telah
melaksanakan tugas dengan baik sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
guru.
c. Keterbatasan
Keterbatasan dalam penelitian adalah keterbatasan ruang lingkup
penelitian dan keberlakuan daya jangkau penelitian.9 Adapun keterbatasan
dalam penelitian ini adalah:
1) Penelitian ini hanya ingin mengetahui hubungan antara kualifikasi
akademik dengan kompetensi guru PAI di MTs Ma’arif NU Kedung
Kendo Candi Sidoarjo.
8 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi (Sidoarjo: STAI Al Khoziny, 2012) hal. 15.9 Ibid, hal. 16.
7
2) Hasil penelitian hanya berlaku di lokasi penelitian (MTs Ma’arif NU
Kedung Kendo Candi Sidoarjo) dan tidak dapat digenerelisasikan di lokasi
lain.
C. Kajian Pustaka
1. Deskripsi Teori
a. Kualifikasi Akademik
1) Pengertian Kualifikasi Akademik
Kata kualifikasi berasal dari bahasa Inggris qualification, dalam bahasa
Indonesia berarti pendidikan khusus untuk memperoleh suatu keahlian atau
keahlian yang diperlukan untuk menduduki sesuatu jabatan. Sedangkan kata
akademik (academic) berarti lembaga pendidikan tinggi yang mencetak tenaga
profesional. 10 Dengan demikian secara etimologis, kualifikasi akademik adalah
keahlian yang diperlukan untuk menduduki sesuatu jabatan profesional yang
diperoleh melalui pendidikan tinggi.
Secara terminologis kualifikasi akademik memiliki beberapa pengertian:
a)Kualifikasi akademik adalah, ijazah jenjang pendidikan akademik yang harus
dimiliki oleh guru sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan
formal di tempat penugasan.11
b)Kualifikasi akademik adalah, tingkat pendidikan minimal yang harus
dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah atau
sertifikat keahlian yang relevan. 12
10 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta, Balai Pustaka, 2005), hal. 8 dan 603.
11 Sekretariat Negara RI, Op. Cit., hal. 3.12 Sekretariat Negara RI, Loc. Cit.,
8
c)Kualifikasi akademik adalah, tingkat pendidikan minimal yang harus
dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah sertifikasi
keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan. 13
Berdasarkan ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kualifikasi
akademik adalah tingkat pendidikan minimal seorang pendidik yang dibuktikan
dengan ijazah atau sertifikat keahlian yang relevan. Adapun kualifikasi
akademik guru pada semua jenjang satuan pendidikan adalah sarjana strata satu
(S1) atau diploma empat (D4).
2) Kualifikasi Akademik Guru
Kualifikasi akademik guru dapat diperoleh melalui pendidikan formal dan
melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Kualifikasi akademik melalui pendidikan
formal mencakup kualifikasi akademik guru Pendidikan Anak Usia Dini,
Taman Kanak-kanak atau Raudatul Atfal (PAUD, TK/RA), guru Sekolah
Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), guru Sekolah Menengah Pertama
atau Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), guru Sekolah Menengah Atas atau
Madrasah Aliyah (SMA/MA), guru Sekolah Dasar Luar Biasa, Sekolah
Menengah Pertama Luar Biasa, Sekolah Menengah Atas Luar Biasa
(SDLB/SMPLB/SMALB) dan guru Sekolah Menengah Kejuruan atau
Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK). Sedangkan kualifikasi akademik
guru melalui uji kelayakan dan kesetaraan merupakan kualifikasi akademik
yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat sebagai guru dalam bidang-bidang
khusus yang sangat diperlukan tetapi belum dikembangkan di perguruan tinggi
dapat diperoleh melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Uji kelayakan dan 13 Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta: PT Raja Grafindo,2007) hal. 51.
9
kesetaraan bagi seseorang yang memiliki keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh
perguruan tinggi yang diberi wewenang untuk melaksanakannya.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007
(Permendiknas 16/2007) tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru
dijelaskan sebagai berikut:
a) Kualifikasi Akademik Guru PAUD/TK/RA
Guru PAUD/TK/RA harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan
diploma empat (D4) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan anak usia
dini atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
b) Kualifikasi Akademik Guru SD/MI
Guru SD/MI atau yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik
pendidikan diploma empat (D4) atau sarjana (S1) dalam bidang
pendidikan SD/MI (PGSD/PGMI) atau psikologi yang diperoleh dari
program studi yang terakreditasi.
c) Kualifikasi Akademik Guru SMP/MTs
Guru SMP/MTs atau yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik
pendidikan diploma empat (D4) atau sarjana (S1) program studi yang
sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu dan diperoleh dari
program studi yang terakreditasi.
d) Kualifikasi Akademik Guru SMA/MA
Guru SMA/MA, atau yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik
pendidikan diploma empat (D4) atau sarjana (S1) program studi yang
10
sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari
program studi yang terakreditasi.
e) Kualifikasi Akademik Guru SDLB/SMPLB/SMALB
Guru SDLB/SMPLB/SMALB atau yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D4) atau
sarjana (S1) program pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai dengan
mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi
yang terakreditasi.
f) Kualifikasi Akademik Guru SMK/MAK
Guru SMK/MAK atau yang sederajat, harus memiliki kualifikasi
akademik pendidikan diploma empat (D4) atau sarjana (S1) program studi
yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh
dari program studi yang terakreditasi. 14
b. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam
1) Pengertian Kompetensi Guru
Istilah kompetensi berasal dari bahasa Inggris, ”Competence” yang
dalam bahasa Indonesia berarti kewenangan atau kekuasaan untuk menentukan
atau memutuskan sesuatu. 15 Sedangkan guru berarti orang yang pekerjaan atau
profesinya mengajar.16 Dengan demikian secara etimologis kompetensi guru
adalah kewenangan guru dalam mengajar.
14 Sekretariat Negara RI, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru (Bandung:Citra Umbara, 2007), hal. 39-41.
15 Depdiknas, Op. cit., hal. 584.16 Depdiknas, Op. Cit., hal. 377.
11
Secara terminologis, kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru
dan dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. 17 Dengan demikian,
kompetensi guru adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh guru dalam
melaksanakan tugas sebagai pendidik.
Pada bab VI pasal 28 PP 19/2005, dinyatakan bahwa pendidik harus
memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran.
Kompetensi sebagai agen pembelajaran meliputi kompetensi pedagogik,
kepribadian, professional dan kompetensi sosial. Selanjutnya dalam
penjelasan pasal tersebut dinyatakan bahwa :
a) Pendidik sebagai agen pembelajaran adalah, peran pendidik sebagai
fasilitator, motivator, pemacu dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta
didik.
b) Kompetensi pedagogik adalah, kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikiya.
c) Kompetensi kepribadian adalah, kemampuan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan
berakhlak mulia.
d) Kompetensi profesional adalah, kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya
17 Sekretariat Negara RI, op. cit., hal. 3.
12
membimbing peserta didik memenuhi stándar kompetensi yang ditetapkan
dalam Stándar Nasional Pendidikan.
e) Kompetensi Sosial adalah, kemampuan pendidik sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta
didik dan masyarakat sekitar. 18
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa sebagai tenaga
profesional, guru adalah agen pembelajaran dan sebagai agen pembelajaran,
guru harus memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik dan
profesional yang berhubungan langsung dengan proses pembelajaran serta
kompetensi kepribadian dan sosial yang meskipun tidak berhubungan
langsung tetapi berpengaruh terhadap jalannya proses pembelajaran.
2) Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam
Dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011 (KMA
211/2011) tentang Pengembangan Standar Nasional Pendidikan Agama Islam
pada Sekolah, dijelaskan bahwa ruang lingkup pengembangan standar
kompetensi guru PAI pada PAUD/TK, SD, SMP, SMA/SMK meliputi:
a. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran;
b. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian guru yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik;
c. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar;
d. Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam;
18 Sekretariat Negara RI, Op. Cit., hal. 76-78.
13
e. Kompetensi spiritual adalah kemampuan guru untuk menjaga semangat bahwa mengajar adalah ibadah;
f. Kompetensi leadership adalah kemampuan guru untuk mengorganisasi seluruh potensi sekolah yang ada dalam mewujudkan budaya Islami (Islamic religious culture) pada satuan pendidikan. 19
Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa guru PAI dituntut memiliki
kompetensi lebih dibanding guru non PAI. Jika pada umumnya guru hanya
dituntut memiliki empat kompetensi, maka guru PAI dituntut memiliki enam
kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik dan kepribadian, kompetensi sosial
dan profesional serta kompetensi spiritual dan kompetensi leadership.
2. Kerangka Pemikiran
Kualifikasi akademik akan sangat berpengaruh terhadap penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta kemampuan dan etos kerja seseorang.
Kualifikasi akademik akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
seseorang dalam bidang profesi (pekerjaan) yang ditekuni. Kualifikasi
akademik seseorang akan mempengaruhi derajat kompetensi terhadap profesi
yang ditekuni. Tepatlah apa yang digariskan oleh Rasulullah Saw., dalam
hadits yang menyatakan bahwa apabila suatu pekerjaan dilaksanakan oleh
orang-orang yang bukan ahlinya (profesinya) maka akan sia-sia (hancur).
Dengan demikian dalam bidang pekerjaan apapun harus didasari oleh
kompetensi (keahlian).
Kompetensi guru dapat dilihat dari moral kerja guru, adapun yang
dimaksud dengan moral kerja di sini adalah reaksi mental guru dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik. Jadi
kompetensi guru adalah reaksi-reaksi mental seorang guru dalam menjalankan 19 Kementerian Agama RI, Op. Cit., hal. 76-77.
14
tugasnya sebagai seorang pendidik sehingga mampu bertanggung jawab
terhadap tugas-tugas yang diemban dengan baik. Guru yang kompeten
senantiasa mempunyai dorongan jiwa untuk memberikan yang terbaik bagi
kepentingan anak didiknya. Dharma bakti seorang guru, bukan semata-mata
untuk kepentingan diri sendiri, tetapi untuk masa depan generasi bangsa. Hal
inilah yang digariskan oleh Rasulullah Saw. dalam haditsnya tentang
kewajiban mempersiapkan generasi yang tangguh.
3. Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang kompetensi guru belum banyak dilakukan, penelusuran
penulis hanya menemukan penelitian tentang latar belakang pendidikan guru
telah banyak dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Beberapa hasil penelitian
itu di antaranya adalah:
a. Siti Maghfiroh, 2004, meneliti tentang, Studi Tentang Pengaruh Latar
Belakang Pendidikan Guru terhadap Pelaksanaan Pengajaran di MTs
Miftahul Huda Kedungrejo Baureno Bojonegoro. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa, latar belakang pendidikan guru sangat tinggi
pengaruhnya terhadap pelaksanaan pengajaran, artinya semakin banyak
guru yang berlatar belakang pendidikan keguruan dan sarjana maka akan
semakin bagus kualitas pengajaran di MTs tersebut.
b. Wiwik Hariati, 2005, meneliti tentang, Studi Hubungan Latar Belakang
Pendidikan Guru dengan Prestasi Belajar Siswa di MTs Imam Syafi’i
Benowo Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, latar belakang
pendidikan guru cukup berhubungan dengan prestasi belajar siswa, artinya
15
semakin banyak guru yang berlatar belakang pendidikan tingkat sarjana
maka semakin efektif dan semakin tinggi kualitas yang diberikan guru
kepada siswa sehingga semakin tinggi pula prestasi yang dicapai siswa.
c. Siti Zulhijjab, 2006, meneliti tentang, Studi Kompetensi Guru Pendidikan
Agama Islam dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran di SMA Negeri 1
Gedangan Sidoarjo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Guru
pendidikan agama Islam di SMA Negeri 1 Gedangan sudah memiliki
kompetensi yang baik dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran.,
ehingga mampu melaksanakan pelaksanaan evaluasi pembelajaran sesuai
dengan prosedur pada umumnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian penulis berbeda dengan hasil
penelitian sebelumnya. Penelitian Siti Maghfioh hanya menekankan pada
aspek pelaksanaan pembelajaran, penelitian Wiwik Hariati hanya menekankan
pada aspek prestasi belajar dan penelitian Siti Zulhijjab hanya menekankan
pada aspek evaluasi pembelajaran. Sedangkan penelitian penulis menekankan
pada aspek kompetensi yang terdiri atas kompetensi pedagogik (perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut) dan kompetensi profesional
(penguasaan materi pembelajaran) serta kompetensi kepribadian dan
kompetensi sosial yang meskipun tidak berhubungan langsung dengan proses
pembelajaran tetapi berpengaruh terhadap jalannya proses dan hasil
pembelajaran.
16
4. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap sebuah
penelitian sampai terbukti melalui hasil penelitian. Adapun hipotesis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
Hipotesis Alternatif (Ha): Ada korelasi kualifikasi akademik dengan
kompetensi guru PAI di MTs Ma’arif NU Kedung Kendo Candi Sidoarjo.
Hipotesis Nihil (Ho): Tidak ada korelasi kualifikasi akademik dengan
kompetensi guru PAI di MTs Ma’arif NU Kedung Kendo Candi Sidoarjo.
D. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional kuantitatif, yakni sebuah
penelitian yang menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran
data dan penampilan hasil penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan antara dua variabel. 20
Dipilihnya pendekatan korelasional kuantitatif dalam penelitian ini karena
penulis ingin mengetahui secara mendalam permasalahan yang terjadi di
lapangan. Rancangan penelitian ini dibuat dengan menggunakan metode
deskriftif. Menurut Winarno Surakhmad, “Metode deskriptif tertuju pada
pemecahan-pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang”. 21 Lebih lanjut
Hamid Syarif mengemukakan bahwa, “Analisa deskriptif dilakukan bila
20 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 270.
21 Winarno Surakhmad , Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali, 2005), hal. 139.
17
peneliti hanya ingin mengetahui situasi-situasi atau kejadian-kejadian
tertentu” 22.
2. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian23. Dalam penelitian ini
yang menjadi populasi adalah guru PAI di MTs Ma’arif NU Kedung Kendo
Candi Sidoarjo.
Adapun guru PA I di MTs Ma’arif NU Kedung Kendo Candi Sidoarjo
sebanyak empat orang. Mengingat jumlah populasi yang kurang dari 100, maka
penelitian tidak mengambil sampel karena jumlah populasi yang ada sudah
memungkinkan untuk diteliti semuanya. Menurut Suharsimi Arikunto, hal ini
disebut penelitian populasi24.
3. Teknik Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi dan
dokumentasi sebagai instrumen pengumpulan data primer (utama) dan
wawancara sebagai instrumen pengumpulan data skunder (penunjang).
1. Observasi
Observasi adalah metode yang dilakukan melalui pengamatan meliputi
kegiatan pemusatan perhatian terhadap obyek dengan menggunakan
seluruh alat indera. Dalam kegiatan ini dilakukan pengamatan langsung dan
pencatatan sistematis pada gejala yang diselidiki25.
22 Hamid Syarif, Panduan Skripsi, (Pasuruan: Garuda Buana Indah, 2005), hal. 32.23 Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hal. 11524 Suharsimi Arikunto, Ibid.
25 Suharsimi Arikunto, Ibid., hal. 156-157.
18
Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang kompetensi guru
PAI dengan jenis observasi sistematis. Adapun instrumen pengumpulan
datanya menggunakan check list yang terdiri perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran serta kompetensi kepribadian dan sosial. Format penilaian
menggunakan pedoman kriteria dengan skor mulai dari nilai 1 sampai 5.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan cara menyelidiki
benda-benda tertulis seperti majalah, dokumen, peraturan tata tertib dan
sebagainya26.
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang kualifikasi
akademik guru PAI, data tentang keadaan sarana dan prasarana serta data
tentang keadaan siswa dan guru/karyawan.
3. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti
untuk mendapatkan keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan
berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada
si peneliti27.
Wawancara digunakan untuk mencari data tentang sejarah berdirinya MTs
Ma’arif NU Kedung Kendo Candi Sidoarjo dan data-data pendukung
lainnya. Pelaksanaan teknis ini adalah dengan mewawancarai kepala
sekolah dengan menggunakan pedoman (interview guide) yang memimpin
jalannya tanya jawab ke arah yang ditemukan sebelumnya.
26 Suharsimi Arikunto, ibid., hal. 158.27 Suharsimi Arikunto, ibid., hal. 155.
19
4. Teknik Analisa Data
Dalam penelitian ini digunakan dua teknik analisa data. Hal ini dilakukan
mengingat terdapat dua permasalahan yang bersifat deskriptif dan ini
dianalisis dengan teknik prosentase. Sedangkan satu permasalahan yang
bersifat kuantitatif akan dianalisis dengan teknik Product Moment.
Adapun rumus yang dipergunakan adalah :
1. Teknik analisa prosentase
Teknik analisa prosentase ini peneliti gunakan untuk mengetahui data
tentang latar kualifikasi akademik dan kompetensi guru PAI. Adapun
rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
P= FN×100 %
Keterangan:P = angka prosentaseN = banyaknya individuF = frekuensi yang sedang dicari prosentasenya 28
Setelah menjadi prosentase lalu ditafsirkan dengan kalimat yang bersifat
kualitatif, yaitu baik (76% - 100%), cukup (56%-75%), kurang baik (40%-
55%), tidak baik (kurang dari 40%). 29
2. Teknik Analisa Product Moment
Teknik ini peneliti gunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara
kualifikasi akademik dengan kompetensi guru PA.
Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
28 Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1992), hal. 40
29 Suharsimi Arikunto, op. cit., hal. 210
20
r xy=∑ xy
√( x ²)( y ² ) 30
Keterangan:rxy = koefisien korelasi gejala x dan yxy = jumlah product dari x dan yx = variabel pendidikan guru PAIy = variabel kemampuan mengajar
Untuk mengukur kuatnya hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikat dapat diketahui dengan menggunakan pedoman interpretasi,
sebagaimana tabel berikut:
Tabel 1
Interpretasi Secara Sederhana Terhadap Angka Indeks Korelasi r
Besarnya Nilai r Interpretasi0,00 – 0,20 Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi,
akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y)
0,20 – 0,40 Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi lemah atau rendah.
0,40 – 0,70 Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi yang sedang atau cukupan.
0,70 – 0,90 Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi yang kuat dan tinggi.
0,90 – 1,00 Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi31
E. Jadwal Penelitian
Penelitian ini direncanakan dilaksanakan selama tiga bulan (12 minggu)
dengan jadwal penelitian sebagaimana tabel berikut:
30 Suharsimi Arikunto, op. cit., hal. 27331Suharsimi Arikunto, ibid., hal. 276
21
Tabel 2Jadwal Penelitian
No. Kegiatan Minggu Ke1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Penyusunan Proposal x2 Seminar Proposal x3 Perbaikan Proposal x4 Penyusunan Bab I dan Bab III x5 Revisi Bab I dan Bab III x6 Penyusunan Bab II x7 Revisi Bab II x8 Penyusunan Bab IV x9 Revisi Bab IV x
10 Penyusunan Bab V x11 Revisi Bab V x12 Penyusunan Laporan x
F. Daftar Pustaka
Agama, Departemen, 2000, Al Qur’an dan Terjemahnya, Semarang, PT. Tanjung Mas Inti.
Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian, Jakarta, Rajawali.
Al Abrasy, Muhammad ‘Athiyyah, tjm. Abdullah Zakiy Al Kaaf, 2003, Prinsip Dasar Pendidikan Islam, Bandung, Pustaka Setia.
Beik, Hasyimy, 1949, Hadits Syarif, Cairo, Al Azhar.
Darajat, Zakiyah, 2005, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Rineka Cipta.
Pendidikan Nasional, Departemen, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka.
______, 2006, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta, Ditjen Dikdasmen.
Echols, M. John dan Hasan Shadily, 2001, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta, Gramedia.
Kusnandar, 2007, Guru Profesional, Implementasi KTSP dan Sertifikasi Guru, Jakarta, Rajawali.
Muhaimin, dkk., 2001, Paradigma Pendidikan Islam;Upaya Mengefektifkan PAI di Sekolah, Bandung, Remaja Rosdakarya.
22
Samana, 1990, Profesionalisme Keguruan, Yogyakarta, Kanisius.
Samani, Muchlas, dkk., 2006, Mengenal Sertifikasi Guru di Indonesia, Surabaya, SIC dan APPI.
Sudjiono, Anas, 2002, Statistik Pendidikan, Jakarta, Rajawali.
Surahmad, Winarno, 2005, Metoologi Penelitian, Jakarta, Rajawali.
Syarif, A. Hamid, 1995, Panduan Skripsi, Pasuruan, Garuda Buana Indah. Piet, A. Sahertian, 2004, Profil Pendidik Profesional, Yogyakarta, Andi Offset Tim Penyusun, 2012, Panduan Skripsi, Sidoarjo, STAI Al Khoziny.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Undang-undang Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Guru.
Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengembangan Standar Nasional Pendidikan Agama Pada Sekolah.
23
Lampiran 1
Outline Penelitian
Halaman Sampul
Halaman Judul
Persetujuan Pembimbing
Lembar Pengesahan
Lembar Originalitas (Pernyataan Keaslian Tulisan)
Motto dan Persembahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel (Jika Ada)
Daftar Lampiran (Jika Ada)
Abstraksi
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II Kajian Teori, Kerangka Pemikiran dan Penelitian Terdahulu
A. Kajian Teori
B. Kerangka Pemikiran
C. Penelitian Terdahulu
D. Hipotesis
BAB III Metode Penelitian
A. Rancangan Penelitian
B. Sumber Data
C. Teknik Pengumpulan Data
D. Teknik Analisis Data
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
24
B. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran (Jika Ada)
Daftar Riwayat Hidup
25
Lampiran 2
LEMBAR OBSERVASIPERENCANAAN PEMBELAJARAN
PetunjukBerilah skor pada butir-butir perencanaan pembelajaran dengan cara melingkari angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4, 5) sesuai dengan kriteria sebagai berikut.1 = sangat tidak baik2 = tidak baik3 = kurang baik4 = baik5 = sangat baik
No. Aspek yang dinilai Skor1. Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran (tidak
menimbulkan penafsiran ganda dan mengandung perilaku hasil belajar)
1 2 3 4 5
2. Pemilihan materi ajar (sesuai dengan tujuan dan karakteristik peserta didik)
1 2 3 4 5
3. Pengorganisasian materi ajar (keruntutan, sistematika materi dankesesuaian dengan alokasi waktu)
1 2 3 4 5
4. Pemilihan sumber/media pembelajaran (sesuai dengan tujuan, materi, dan karakteristik peserta didik)
1 2 3 4 5
5. Kejelasan skenario pembelajaran (langkah-langkah kegiatan pembelajaran : awal, inti, dan penutup)
1 2 3 4 5
6. Kerincian skenario pembelajaran (setiap langkah tercerminstrategi/metode dan alokasi waktu pada setiap tahap)
1 2 3 4 5
7. Kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajaran 1 2 3 4 58. Kelengkapan instrumen (soal, kunci, pedoman
penskoran)1 2 3 4 5
Skor Total
Sidoarjo, ……………...Observer,
(....................................)
26
Lampiran 3LEMBAR OBSERVASI
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
No. Aspek yang dinilai Skor
I PRAPEMBELAJARAN1. Mempersiapkan siswa untuk belajar 1 2 3 4 52. Melakukan kegiatan apersepsi 1 2 3 4 5II KEGIATAN INTI PEMBELAJARANA Penguasaan materi pelajaran3. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3 4 54. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 1 2 3 4 55. Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki
belajar dan karakteristik siswa1 2 3 4 5
6. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 1 2 3 4 5B Pendekatan/strategi pembelajaran7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi
(tujuan) yang akan dicapai dan karakaterstik siswa1 2 3 4 5
8. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 1 2 3 4 59. Menguasai kelas 1 2 3 4 5
10. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 1 2 3 4 511. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya
kebiasaan positif1 2 3 4 5
12. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan
1 2 3 4 5
C. Pemanfaatan sumber belajar / media pembelajaran13. Menggunakan media secara efektif dan efisien 1 2 3 4 514. Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 3 4 515. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 1 2 3 4 5D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan
siswa16.. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 1 2 3 4 517. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa 1 2 3 4 518. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar 1 2 3 4 5E. Penilaian proses dan hasil belajar19. Memantau kemajuan belajar selama proses 1 2 3 4 520. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) 1 2 3 4 5F. Penggunaan bahasa21. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan
benar1 2 3 4 5
22. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 1 2 3 4 5III PENUTUP23. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan
melibatkan siswa1 2 3 4 5
24. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan
1 2 3 4 5
Total SkorSidoarjo, ………………
27
Observer,Lampiran 4
LEMBAR OBSERVASIKOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN SOSIAL
PetunjukBerilah skor pada butir-butir kompetensi kepribadian dan sosial dengan cara melingkari angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4, 5) sesuai dengan kriteria sebagai berikut.1 = sangat tidak baik 4 = baik2 = tidak baik 5 = sangat baik3 = kurang baik
No. Aspek yang dinilai Skor
1. Ketaatan dalam menjalankan ajaran agama (rajin menjalankan ajaran agama yang dianut, misal: orang muslim rajin menjalankan sholat, orang Kristiani rajin ke gereja, dll.)
1 2 3 4 5
2. Tanggung jawab (sanggup menyelesaikan tugas sesuai dengan ketentuan, misal: melaksanakan pembelajaran dengan baik dan sesuai jadwal)
1 2 3 4 5
3. Kejujuran (menyampaikan sesuatu apa adanya, misal: ijin tidak masuk atau tidak mengajar dengan alasan yang sebenarnya)
1 2 3 4 5
4. Kedisiplinan (kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku, misal mulai dan mengakhiri kegiatan pembelajaran sesuai dengan jadwal)
1 2 3 4 5
5. Keteladanan (menjadi contoh atau rujukan dalam sikap dan perilaku bagi orang lain, misal: menjadi teladan bagi sejawat dan peserta didik dalam tutur kata, berpakaian, dll.)
1 2 3 4 5
6. Etos kerja (komitmen dan semangat dalam melaksanakan tugas, misal yang memiliki etos kerja tinggi, bersemangat melaksanakan dan mentaati kaidahkaidah dalam tugas)
1 2 3 4 5
7. Inovasi dan Kreativitas (kemampuan dan kemauan untuk mengadakan pembaharuan melalui olah pikirnya, misal selalu berusaha menggunakan alam sekitar dan bahan‐bahan yang ada di sekitarnya dalam proses pembelajaran di kelas)
1 2 3 4 5
8. Kemampuan menerima kritik dan saran (perilaku dalam merespon kritik dan saran dari orang lain, misal mendapat kritik tidak marah dan akomodatif terhadap saran orang lain)
1 2 3 4 5
9. Kemampuan berkomunikasi (dapat menyampaikan ide‐idenya dengan bahasa yang baik dan dapat dipahami oleh sasaran, misal: dalam keseharian dapat berkomunikasi secara baik dengan sejawat)
1 2 3 4 5
10. Kemampuan bekerjasama 1 2 3 4 5Skor Total
Sidoarjo, ……………Observer,
28
(....................................)Lampiran 5
PEDOMAN WAWANCARA
1. Kapan MTs Ma’arif NU Kedung Kendo berdiri?
2. Apa yang melatar belakangi berdirinya MTs Ma’arif NU Kedung Kendo?
3. Apa tujuan dari didirikannya MTs Ma’arif NU Kedung Kendo?
4. Bagaimana proses berdirinya MTs Ma’arif NU Kedung Kendo?
5. Siapa saja yang turut berperan dalam pendirian MTs Ma’arif NU Kedung
Kendo?
6. Bagaimana status akreditasi MTs Ma’arif NU Kedung Kendo pada awal
pendiriannya?
7. Bagaimana status akreditasi MTs Ma’arif NU Kedung Kendo pada saat
sekarang?
8. Yayasan apakah yang menaungi MTs Ma’arif NU Kedung Kendo?
9. Bagaimanakah dukungan masyarakat terhadap MTs Ma’arif NU Kedung
Kendo?
10. Bagaimanakah kualifikasi akademik guru PAI MTs Ma’arif NU Kedung
Kendo?
11. Bagaimanakah kompetensi guru PAI MTs Ma’arif NU Kedung Kendo?
12. Apakah yang dilakukan kepala Madrasah untuk meningkatkan kompetensi
guru PAI MTs Ma’arif NU Kedung Kendo?
13. Bagaimana hubungan MTs Ma’arif NU Kedung Kendo dengan lembaga
setingkat lainnya?
29
Lampiran 6
PANDUAN DOKUMENTASI
1. SK pendirian MTs Ma’arif NU Kedung Kendo
2. Para pendiri MTs Ma’arif NU Kedung Kendo
3. Status Akreditasi MTs Ma’arif NU Kedung Kendo
4. Struktur Organisasi MTs Ma’arif NU Kedung Kendo
5. Keadaan Siswa MTs Ma’arif NU Kedung Kendo
6. Keadaan Guru dan Karyawan MTs Ma’arif NU Kedung Kendo
7. Keadaan Sarana dan Prasarana MTs Ma’arif NU Kedung Kendo
top related