direktorat jenderal kelautan pesisir dan · pdf filejawab penguasaan negara atas pengelolaan...
Post on 05-Mar-2018
226 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Rapat Koordinasi BKPRN tingkat Es. II Rabu, 12 Maret 2014
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
DIREKTORAT TATA RUANG LAUT PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
Pembatalan 14 Pasal, implikasi putusan MK, dan urgensi perubahan.
Menyatakan Pasal 1 angka 18, Pasal 16, Pasal 17, Pasal 18, Pasal 19, Pasal 20, Pasal 21, Pasal 22, Pasal 23 ayat (4) dan ayat (5), Pasal 50, Pasal 51, Pasal 60 ayat (1), Pasal 71 serta Pasal 75 – UU Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Bertentangan dengan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan
dinyatakan tidak mempunyai kekuatan
mengikat
1. UU Nomor 27 Tahun 2007 tetap berlaku, kecuali pasal-pasal yang dibatalkan oleh MK.
2. Peraturan pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 27 Tahun 2007 (PP, Perpres, Permen, dan Perda) masih tetap berlaku.
1. menghindari kekosongan hukum pengaturan mengenai pengelolaan perairan pesisir
2. memberi kepastian dan perlindungan hukum dalam pemanfaatan perairan pesisir
3. menata perairan pesisir secara berkeadilan.
4. melindungi, mengkonservasi, merehabilitasi, memanfaatkan, dan memperkaya sumber daya pesisir serta ekoistemnya secara berkelanjutan
5. melindungi hak masyarakat hukum adat
Untuk menghindari pengalihan tanggung jawab penguasaan negara atas pengelolaan
perairan pesisir dan pulau-pulau kecil kepada pihak swasta, maka negara dapat memberikan hak pengelolaan tersebut melalui mekanisme
perizinan
(Putusan MK)
Struktur Pengelolaan Perairan Pesisir
PEREN CANAAN
RSWP3K (20 THN)
RZWP3K (20 THN)
RPWP3K (5 THN)
RAPWP3K (1-3 THN)
HP3 ‘IZIN’
Rehabilitasi
Patroli dan Penyidikan
Akreditasi Program PWP3K
Keseraian Ekonomi, Sosial dan Lingkungan
Prinsip Pengelolaan
Pemanfaatan
PPK dan Perairan dsk
Reklamasi
Konservasi
Mitra Bahari
PEMANFAATAN
PENGAWASAN
PENGENDALIAN
Rencana Strategis
Rencana Zonasi
Rencana Pengelolaan
Rencana Aksi
Perlindungan
Masyarakat
(Hukum Adat,
Lokal, dan
Tradisional)
Penataan
Investasi di
Pulau-pulau
Kecil
Mekanisme
Sistem
Perizinan
(Lokasi &
Pengelolaan)
Pengelolaan
Kawasan
Konservasi
Berkelanjutan
PEMBANGUNAN PESISIR & PULAU-PULAU KECIL YANG BERKELANJUTAN
Mekanisme Sistem
Perizinan (Lokasi &
Pengelolaan)
1) Izin Lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1)
diberikan berdasarkan rencana zonasi wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil.
2) Pemberian Izin Lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajib mempertimbangkan kelestarian Ekosistem pesisir dan
pulau-pulau kecil, Masyarakat, nelayan tradisional, kepentingan
nasional, dan hak lintas damai bagi kapal asing.
3) Izin Lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
dalam luasan dan waktu tertentu.
4) Izin Lokasi tidak dapat diberikan pada zona inti di kawasan
konservasi, alur laut, kawasan pelabuhan, dan pantai umum.
Pasal 17
1) Setiap Orang yang melakukan pemanfaatan ruang dari
sebagian Perairan Pesisir dan pemanfaatan sebagian pulau-
pulau kecil secara menetap wajib memiliki Izin Lokasi.
2) Izin Lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi
dasar pemberian Izin Pengelolaan
Pasal 16
... Pasal 19
Substansi UU No. 1 Tahun 2014
1) Setiap Orang yang melakukan pemanfaatan sumber daya Perairan Pesisir dan
perairan pulau-pulau kecil untuk kegiatan:
a. produksi garam;
b. biofarmakologi laut;
c. bioteknologi laut;
d. pemanfaatan air laut selain energi;
e. wisata bahari;
f. pemasangan pipa dan kabel bawah laut; dan/atau
g. pengangkatan benda muatan kapal tenggelam,
wajib memiliki Izin Pengelolaan.
2) Izin Pengelolaan untuk kegiatan selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3) Dalam hal terdapat kegiatan pemanfaatan sumber daya Perairan Pesisir dan
perairan pulau-pulau kecil yang belum diatur berdasarkan ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
Pasal 19
... lanjutan
Substansi UU No. 1 Tahun 2014
Perlindungan Masyarakat
(Hukum Adat, Lokal,
dan Tradisional)
1) Pemanfaatan ruang dan sumber daya Perairan Pesisir
dan perairan pulau-pulau kecil pada wilayah Masyarakat
Hukum Adat oleh Masyarakat Hukum Adat menjadi
kewenangan Masyarakat Hukum Adat setempat.
2) Pemanfaatan ruang dan sumber daya Perairan Pesisir
dan perairan pulau-pulau kecil sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dengan mempertimbangkan
kepentingan nasional dan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.”
Pasal 21
1) Kewajiban memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16 ayat (1) dan Pasal 19 ayat (1) dikecualikan bagi
Masyarakat Hukum Adat.
2) Masyarakat Hukum Adat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan pengakuannya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.”
Pasal 22
Substansi UU No. 1 Tahun 2014
Penataan Investasi di Pulau-pulau
Kecil
1) Pemanfaatan pulau-pulau kecil dan pemanfaatan perairan
di sekitarnya dalam rangka penanaman modal asing harus
mendapat izin Menteri.
2) Penanaman modal asing sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus mengutamakan kepentingan nasional.
3) zin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah
mendapat rekomendasi dari bupati/walikota.
4) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. badan hukum yang berbentuk perseroan terbatas;
b. menjamin akses publik;
c. tidak berpenduduk;
d. belum ada pemanfaatan oleh Masyarakat Lokal;
e. bekerja sama dengan peserta Indonesia;
f. melakukan pengalihan saham secara bertahap kepada
peserta Indonesia;
g. melakukan alih teknologi; dan
h. memperhatikan aspek ekologi, sosial, dan ekonomi
pada luasan lahan.
Pasal 26A
Substansi UU No. 1 Tahun 2014
Pengelolaan Kawasan
Konservasi Berkelanjutan
Kawasan konservasi di WP3K yang telah ditetapkan melalui
peraturan perundang-undangan sebelum undang-undang ini
berlaku adalah menjadi kewenangan Menteri.
Penjelasan:
... antara lain:
a. TN (Laut) Kep.Seribu
b. TN Kep.Karimunjawa
c. TN (Laut) Bunaken
d. TN (Laut) Kep.Wakatobi
e. TN (Laut) Taka Bonerate
f. TN Teluk Cenderawasih; dan
g. TN Kep.Togean.
Pasal 78A
Substansi UU No. 1 Tahun 2014
UU No.26 / 2007 UU No.27 / 2007 Jo. UU No.1/2014
IJIN PRINSIP
IJIN LOKASI
IJIN PEMANFAATAN / PENGGUNAAN TANAH
IJIN LAIN SESUAI PERATURAN PERUNDANG2AN
HAK ATAS TANAH
SURAT KEPUTUSAN PENUNJUKAN LOKASI
IJIN LOKASI
IJIN PENGELOLAAN
IJIN LAIN SESUAI PERATURAN PERUNDANG2AN
RTRW KAB/KOTA
RZWP3K
PERPRES No.122/2012
IJIN LOKASI (REKLAMASI)
HAK ATAS TANAH
(UU No.26/2007)
IJIN LOKASI
(UU No.1/2014)
IJIN PELAKSANAAN (REKLAMASI)
IJIN LAIN SESUAI PERATURAN
PERUNDANG2AN
PENENTUAN LOKASI (REKLAMASI)
RENCANA USAHA PENGEMB.KAW.
(Di dlmnya ada renc.reklamasi)
HP3
Lanjutan..
PERATURAN PEMERINTAH
Izin Lokasi dan Izin Pengelolaan Perairan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
PERATURAN PRESIDEN
Pengalihan Saham dan Luasan Lahan
PERATURAN MENTERI KP
1. Perubahan Status Zona Inti
2. Izin Pemanfaatan Pulau-pulau Kecil dan Pemanfaatan Perairan di Sekitarnya
3. Pedoman Pemberdayaan Masyarakat
top related