dieng e d i s i a g u s t u s 2 0 1 1 · embun berbentuk butiran es di waktu pagi, biasanya disebut...
Post on 03-Mar-2019
226 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Fu
n |
Ril
ex
| L
ow
Bu
dg
et
Ed
isi
Ag
us
tus
20
11
FREE
Magazine
DIENGCandi, Telaga, Kawah, Sunrise, Semua Ada!
BULOKCUKURAN ANAK GEMBEL DIENG
KOMUNITASBIKEPACKER INDONESIA
PROFILAHMAD YUNUS
Dari Redaksi
Salam ransel,
Agak berat mengangkat Dieng sebagai bahasan utama. Ini karena terlalu banyaknya bahan yang harus ditulis dan terbatasnya space di Backpackin’.
Dieng terlalu indah dengan puluhan tempat wisatanya. Ya candi, ya telaga, ya kawah, ya gunung. Belum lagi tentang Carica, buah khas yang hanya bisa tumbuh di dua tempat di Indonesia, salah satunya Dieng. Belum tentang keturunan Dieng yang berambut gimbal secara alami.
Walau sempat kena status Siaga di Kawah Timbang, tapi Dieng tetap ramai tuh, terutama setelah acara Dieng Culture Festival, Juli kemarin. Semua info penting tentang Dieng ada dalam edisi ini.
Ayo ke Dieng!
PIMPINAN UMUMKhemal Nugroho
khemal@backpackinmagazine.com
PIMPINAN REDAKSIAmbar Arum
ambar@backpackinmagazine.com
EDITORMuhammad Iqbal
TIM REDAKSIAnnisa M.F. Harahap
Ghamal Satya MohammadSoekarno Ibrahim
TIM ARTISTIKGalih Permadi
Kibar Desain Salman
WEBMASTERKurniawan Aji Saputra
WEBSITEwww.backpackinmagazine.com
EMAILredaksiezinebi@yahoo.com
Redaksi menerima saran, kritik,dan artikel dari BM Readers
yang bisa dikirim melaluialamat email kami.
JULI - AGUSTUS 2011 | B A C K P A C K I N 3
Daftar Isi
2 B A C K P A C K I N | JULI - AGUSTUS 2011
4
4123
TIPS39 6 TIPS TAHAN DINGIN
KOMUNITAS41 BIKEPACKER INDONESIA Targetkan Penjuru Negeri
RESENSI47 BATAS Memahami Indonesia dari Sudut Terluar
EDUKASI49 BACKPACKER JUGA CINTA BUDAYA
KONTRIBUTOR51 BM EDISI 10
EDISI DEPAN53 BROMO
BULOK23 CUKURAN ANAK GEMBEL DIENG Jangan heran kalau sedang jalan- jalan ke Dieng lalu melihat bocah berambut gimbal keluyuran.
KULINER29 CARICA Pepaya Jaman Perang
GALERI31 MEMBINGKAI MATAHARI DI DIENG
PROFIL33 AHMAD YUNUS
AKSESORI37 MACAM-MACAM JAKET
ORDINAT3 DIENG Candi, Telaga, Kawah, Sunrise, Semua Ada!
PANDU13 MENUJU DIENG Jalan paling mudah dan umum menuju Dieng adalah dari Wonosobo.
CATPER17 TIDAK CUKUP SEHARI Harus rombak jadwal karena ternyata Dieng punya belasan situs.
ORDINAT
DIENGCandi, Telaga, Kawah, Sunrise, Semua Ada!
Dieng biasanya dijadikan senjata andalan Dinas Pariwisata Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo, Jawa Tengah. Jarang-jarang ada satu lokasi yang punya banyak spot wisata begini.
5 B A C K P A C K I N | JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011 | B A C K P A C K I N 6
ORDINAT
Oleh : Muhammad Iqbal
Foto : Niko Wazir, Sang Alang, Firmansyah,
Herman G. Anugrah
SEMUA SPOT TERJADI secara alamiah,
kecuali candi-candi yang dibangun sekitar
abad ke-8, Dieng Theatre, dan Museum
Dieng Kailasa. Lokasi Dieng yang sudah ada di
dataran tinggi saja sudah bisa jadi daya tarik.
Rata-rata spot wisata Dieng ada di ketinggian
2.000 mdpl, yang jelas dingin.
Dari sekian banyak spot wisata,
ada beberapa jawara yang biasanya jadi
rekomendasi orang-orang. Kalau ke Dieng
ya harus ke situ, di antaranya Telaga Warna
& Telaga Pengilon, Candi Arjuna, Kawah
Sikidang, Gunung Sikunir (2.263 mdpl), dan
Dieng Theatre. Kesemuanya ini letaknya relatif
berdekatan, jadi bisa lah digarap semua dalam
sehari.
Candi di pelataran Dieng
Salah satu koleksi Museum Kaliasa
Banyak spot lain yang sebetulnya
juga terhitung tempat wisata, cuma lebih
jarang diomongin orang-orang, yaitu Telaga
Merdada, Telaga Cebong, Kawah Sileri, Kawah
Sinila, Kawah Candradimuka, Candi Gatotkaca,
Candi Bima, Candi Semar, Candi Srikandi,
Candi Dwarawati, Candi Setyaki, Candi
Sembrada, Gua Semar, Gua Sumur, Gua Jaran,
dan mata air Sungai Serayu (Tuk Bima Lukar).
Kalau mau tambahan, masih ada
Gunung Pakuwaja (2.395 mdpl), Gunung
Prahu (2.565 mdpl), Telaga Dringo, Telaga
Nila, Kawah Timbang, Kawah Sibanteng,
Kawah Siglagah, dan Kawah Sikendang.
Segitu banyak spot jelas tidak bisa
digarap dalam sehari. Semuanya itu punya
rentang yang lumayan lebar, sekitar 15 km
dari ujung ke ujung, itupun bukan dalam satu
garis lurus. Ada yang musti masuk ke dalam
beberapa kilometer.
Itu baru di Dieng, sebelum menuju
Dieng sebetulnya ada beberapa spot lagi yang
jarang orang ke sana. Di Garung (kecamatan
terakhir sebelum Dieng), ada Telaga Menjer.
Juga ada kebun Teh Tambi. Kebun teh Tambi
punya pintu masuk di pinggir jalan, sehingga
lebih mudah menemukannya dibanding Telaga
Menjer yang harus masuk sekitar 3 km dari
jalan utama Wonosobo-Dieng.
Mulai Garung sampai Dieng (sekitar
12 km) jalannya sudah aspal bagus dan punya
karakter khas jalan pegunungan, naik turun
dan berkelok-kelok. Di kanan kiri jalan, mudah
ditemukan tanaman sayur-mayur, terutama
kentang.
Dieng mencakup wilayah yang
cukup besar, tapi buat supir mikrobis, definisi
Dieng adalah sebuah pertigaan besar pusat
kehidupan Dieng. Di sana banyak homestay,
tempat makan, swalayan, dsb.
Rata-rata ketinggian tempat wisata
di Dieng di atas 2.000 mdpl. Karena itulah
terkadang muncul embun berbentuk butiran
es di waktu pagi, biasanya disebut bunpas.
Buat wisatawan, fenomena ini unik, tapi buat
penduduk lokal yang mayoritas petani sayuran,
ini bencana karena bisa bikin tanaman rusak.
Bunpas itu artinya embun racun.
Ada beberapa pos pintu masuk ke
area wisata. Anehnya tiap pintu masuk punya
harga tiket yang beda, ada yang Rp 6.000,
ada yang Rp 12.000. Tiket yang harganya Rp
12.000 itu untuk masuk ke empat spot utama:
Telaga Warna & Pengilon, Candi Arjuna,
"TERKADANG MUNCUL
EMBUN BERBENTUK BUTIRAN ES DI WAKTU
PAGI, BIASANYA DISEBUT BUNPAS.
BUAT WISATAWAN, FENOMENA INI UNIK, TAPI BUAT PENDUDUK LOKAL
YANG MAYORITAS PETANI SAYURAN, INI BENCANA
KARENA BISA BIKIN TANAMAN RUSAK. BUNPAS
ITU ARTINYA EMBUN RACUN.
"
7 B A C K P A C K I N | JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011 | B A C K P A C K I N 8
ORDINATKawah Sikidang, dan Dieng Plateu Theatre.
Sedangkan tiket yang Rp 6.000 hanya untuk
masuk ke dua tempat. Petugas penjaga loket
punya info yang padat tentang rute, sejarah
singkat, juga tempat menginap yang murah.
Pada pertengahan 2011, sempat
marak berita di banyak media massa bahkan
sampai milis, tentang status Siaga Dieng.
Kalau mendengar beritanya memang tidak
enak didengar. Malah dikabarkan sampai
tikus-tikus mati segala. Gambarannya seakan-
akan Dieng tidak layak dikunjungi.
Padahal tidak separah itu. Kawah
Timbang, yang jadi pusat pemberitaan itu,
letaknya jauh dari tempat-tempat wisata yang
dikunjugi. Kalau dihitung dari pusat wisata
Dieng (Telaga Warna, Kawah Sikidang, dkk)
jaraknya belasan kilometer. Gara-gara berita
ini wisatawan sempat drop.
Beberapa minggu kemudian
dibuatlah acara Dieng Culture Festival
(DCF) II. Event ini membuat sedikit banyak
orang sadar bahwa Dieng itu aman buat
wisatawan. Nyatanya acara itu ramai tuh.
Efek lanjutannya, paradigma bahwa Dieng itu
bahaya jadi netral lagi.
Tiga hari perhelatan DCF II baru
selesai. Ada banyak acara di dalamnya, tapi
yang sering dibicarakan orang adalah acara
pamungkasnya, yaitu pemotongan rambut
gimbal.
TELAGA WARNA DAN TELAGA PENGILON
Keduanya terletak berdempetan dan
hanya terpisah sederet pohon cemara. Disebut
Telaga Warna karena warnanya suka berubah,
kadang biru, kadang hijau, kadang magenta.
"DIENG ITU AMAN
BUAT WISATAWAN."
Telaga Pengilon tidak punya
perubahan warna seperti yang terjadi di Telaga
Warna, padahal keduanya hanya berjarak
beberapa meter.
Terkadang, bau belerang tercium
menyengat. Di beberapa tempat, terlihat
pinggir telaga seperti air mendidih. Asap putih
keluar, itulah sumber keluarnya bau belerang.
Tapi karena udaranya terbuka, jadi relatif
tidak berbahaya. Di telaga, banyak itik yang
berenang dan terkadang terbang di seputaran
telaga.Kata orang lokal, memang disitulah
habitat mereka.
Salah satu sisi arca candi Dieng Culture Festival II
Salah satu anak gimbal
9 B A C K P A C K I N | JULI - AGUSTUS
ORDINATJalan setapak menghubungkan parkiran
dengan. Candi Arjuna dan beberapa candi lain
seperti Puntadewa, Semar, dan Sembrada.
KAWAH SIKIDANG
Banyak orang bilang kalau ke Dieng
ya harus ke Kawah Sikidang. Pamornya
sebelas dua belas lah sama Telaga Warna.
Sebetulnya area ini bahaya, banyak celah-
celah kecil yang mengeluarkan gelembung
seperti air mendidih. Kalau diinjak bisa
melepuh. Tapi mau bagaimana lagi, Sikidang
sudah terlanjur indah, jadi tetap saja banyak
yang datang. Untungnya pemerintah situ juga
membuka daerah itu, tentu dengan warning di
sana-sini. Tinggal pintar-pintarnya pengunjung
jaga diri saja.
Bau belerang khas kawah aktif
biasanya menjadi keluhan wisatawan. Jangan
lama-lama di Sikidang karena bisa bahaya
buat kesehatan, selain juga, apa kuat? Bau
lumayan ternetralisir dengan masker. Di sana
banyak yang menjual masker, harganya tidak
lebih dari Rp 2.000.
"KAWAH CANDRADIMUKA
DIAMBIL DARI NAMA TEMPAT BERSATUNYA
BERBAGAI SENJATA PUSAKA DENGAN TUBUH
GATOT KACA."
CANDI ARJUNA
Nama-nama candi di Dieng,
termasuk Arjuna, diambil dari nama-nama
dalam kisah Mahabarata. Juga Kawah
Candradimuka yang diambil dari nama tempat
bersatunya berbagai senjata pusaka dengan
tubuh Gatot Kaca.
Beberapa candi pendamping
membuat candi utama dalam komplek Candi
Arjuna semakin gagah. Di sekeliling komplek,
tidak ada pohon besar sehingga Candi Arjuna
bisa dilihat dari kejauhan dengan jelas.
Motor tidak bisa masuk ke dalam
komplek. Pengunjung biasanya meletakkan
kendaraannya di parkiran yang dikelilingi
banyak tempat makan, lalu berjalan kaki ke
komplek candi sekitar 200 meter.
JULI - AGUSTUS 2011 | B A C K P A C K I N 10
Candi Bima
Dalam bahawa Jawa, sikidang
artinya kijang. Sifat letupan kawah ini mirip
sifat kijang yang suka lompat lompat. Legenda
panjang tentang sikidang mudah dijumpai di
banyak artikel di internet.
GUNUNG SIKUNIR
Tempat yang ini butuh perjuangan
lebih buat menggapainya. Selain tempatnya
mencil (sekitar 4 km) dengan area wisata
utama. Jalannya pun bukan jalan yang mulus.
Biasanya, orang ke Gunung Sikunir
untuk mengejar sun rise. Jadi kebayang kan
jam berapa harus bangun dan di jam segitu
suhunya gimana. Mayoritas wisatawan kalau
ke sana pakai jasa guide.
Sudah jauh, mesti pagi-pagi buta,
bayar guide pula. Walaupun begitu, banyak
yang merekomendasikan tempat ini. Tempat
terbaik di Dieng buat kejar sun rise ya di
Sikunir ini. Kalau hoki, tidak terhalang awan,
bisa jelas terlihat Gunung Sindoro.
DIENG THEATRE
Tempatnya lumayan enak. Kursinya
total sekitar 40, tidak kalah lah sama kursi
Bioskop 21. Layarnya juga proporsional. Durasi
video sekitar 20 menit.
Tempat ini bagus sekali buat yang
mau tahu gambaran besar Dieng. Di video
itu dijabarkan potensi alam Dieng, sosial
kemasyarakatan, kejadian-kejadian heboh
yang pernah ada di Dieng.
11 B A C K P A C K I N | JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011 | B A C K P A C K I N 12
Sikunir, tempat favorit mengejar sunrise
ORDINAT
Menurut video itu, terkadang kalau
musim kemarau, embun yang biasa ada di
tumbuh-tumbuhan waktu pagi itu bentuknya
es, bukan air.
Video itu juga menjelaskan keunikan
anak-anak Dieng yang berambut gimbal
secara alami. Tidak semua anak Dieng
"
TEMPAT TERBAIK BUAT KEJAR SUNRISE
YA DI SIKUNIR INI."
berambut gimbal. Mereka sendiri pun tidak
tahu kenapa anak si anu gimbal, tapi anak si
anu berambut lurus. Biasanya mereka buat
upacara khusus, ada makan-makannya, lalu
menggunting rambut gimbal si anak. Biasanya,
setelah upacara itu, rambut mereka menjadi
lurus.
13 B A C K P A C K I N | JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011 | B A C K P A C K I N 14
PANDU
JALAN PALING MUDAH dan umum menuju Dieng adalah dari Wonosobo. Dari kota Wonosobo tinggal naik sekali ke Dieng. Ada jalur lain yang menantang dan jarang banget orang coba, yaitu dari Pekalongan. Yang ini lumayan melelahkan tapi pemandangannya seru.
KONTAK PENTING
Tohar 085226720698 (homestay, catering, transport, dll)
MENUJU WONOSOBO
Dari mana-mana ke Wonosobo cuma ada bus, tidak ada jalur kereta, tidak juga bandara.
Dari Jakarta: Ada bus langsung dari Terminal Kampung Rambutan, Rawamangun, Lebak Bulus. Tarif ekonomi Rp 60.000 – Rp 65.000, tarif AC Rp 70.000 – Rp 75.000.
Dari Semarang: Ada bus langsung dari Terminal Terboyo, tarif ekonomi Rp 15.000.
Dari Jogja:Jogja-Magelang-Wonosobo.Micro bus Jogja (Giwangan) – Magelang (Rp 12.000; 1 jam). Micro bus Magelang – Wonosobo (Rp 15.000; 2 jam).
MENUJU DIENG
Terminal besar Wonosobo (tempat bus-bus AKAP) menuju terminal micro bus jalur Wonosobo - Dieng.Lanjut naik micro bus jurusan Wonosobo-Garung-Dieng-Batur turun di Dieng (Rp 7.000; 1 jam; 26 km)
15 B A C K P A C K I N | JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011 | B A C K P A C K I N 16
PANDU
KEJADIAN STATUS DAERAH Kawah
Timbang menjadi Siaga pada Juli 2011 lalu
bukanlah yang pertama kalinya terjadi. Pada
tahun 1979, kejadian serupa yang jauh lebih
parah, juga terjadi di Kawah Timbang.
Di suatu subuh, tiba-tiba Kawah
Timbang mengeluarkan gas CO2 akibat terpicu
letusan Sinila. Memang Kawah Timbang
diketahui menyimpan CO2 berkonsentrasi
tinggi yang itu jelas beracun buat manusia.
Menurut Wikipedia, 149 jiwa melayang dan
banyak ternak mati. Kejadian itu sangat
tiba-tiba, tidak ada tanda apa-apa, tidak ada
penaikan status menjadi Siaga, tidak ada
pemberitahuan apapun.
Ilustrasi kejadian ini tergambarkan
bagus dalam video 20 menit yang diputar di
Dieng Theatre. Di situ digambarkan, warga
berlarian malah justru ke tempat gas beracun.
Mereka terjebak di dalamnya dan meninggal.
Kawah Timbang dan Kawah Sinila
letaknya jauh dari spot-spot wisata Dieng
(lebih dari 10 km) yang biasa dikunjungi
wisatawan. Jadi, ini seharusnya tidak
berpengaruh pada industri pariwisata
Dieng. Namun, terkadang wisatawan sudah
enggan duluan karena menganggap bahwa
keseluruhan Dieng berbahaya. Paradigma ini
menyulitkan masyarakat Dieng yang hidupnya
sudah tergantung dengan industri pariwisata.
KORBAN
KAWAh TIMBANG
JALUR ALTERNATIF
Pekalongan - Kali Bening - Wanayasa -Batur - Dieng.
Pekalongan-Kali Bening naik bus besar (Rp 20.000; 3 jam).
Kali Bening-Wanayasa naik mikro bus (Rp 4.000).
Wanayasa-Batur naik pick up plat hitam (Rp 5.000).
Batur-Dieng naik mikro bus (Rp 3.000)
PENGINAPAN* Losmen Arjuna atau Losmen Cempaka; Rp 150.000 (hari biasa); Air hangat, 2 kasur besar, muat sampai 6 orang.* Losmen Asri; Rp 25.000; muat untuk 2 orang.
WAKTU TERBAIK
Musim kemarau. Kalau musim hujan, susah ke mana-mana karena hujan terus dan banyak kabut yang ganggu pemandangan sun rise di Gunung Sikunir. Lagipula, kalau musim hujan, jalan keliling Dieng sulit, walau pakai payung.
TIPS
* Bawa jaket tebal!
* Jangan cuma 1 hari di Dieng.
* Terkadang, ada losmen yang tidak menyediakan selimut, persiapkan untuk itu.
BEBERAPA AKTIVITAS PILIhAN
1. Tracking keliling Telaga Warna dan Pengilon.2. Mancing di Telaga Cebong.3. Wisata Budaya: Candi Arjuna, Candi Bima, Candi Gatotkaca, dll.4. Nonton review Dieng di Dieng Theatre.5. Melihat langsung anak-anak kecil berrambut gimbal alami.
Tidak Cukup SehariHarus rombak jadwal karena ternyata Dieng punya belasan situs.
Oleh : Muhammad Iqbal
Foto : Firmansyah, Sang Alang
KALI INI TUJUAN utamaku Dieng. Akhir Maret 2011, aku berangkat dari Jogja lewat Magelang. Pagi itu, aku sarapan dengan Nasi Megono. Katanya sih, khas Wonosobo. Bagian yang paling unik dari Nasi Megono adalah campuran potongan sayur yang diaduk rata dengan nasinya.
17 B A C K P A C K I N | JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011 | B A C K P A C K I N 18
CATPER
19 B A C K P A C K I N | JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011 | B A C K P A C K I N 20
CATPER Telaga Warna baru terlihat kerennya
kalau sudut pandang kita agak tinggi. Kalau
cuma dari pinggirnya saja mah biasa banget.
Banyak semacam didihan air di pinggir telaga,
kelihatannya panas.
Aku jalan terus, tiba-tiba aku tembus
di pintu masuk telaga. Loh, berarti tadi aku
lewat jalan belakang ya. Pantas kok jalannya
agak aneh, sepi tidak terurus, ada kemenyan-
kemenyan pula.
Di dekat situ ada Teater Dieng. Perlu
naik tangga yang lumayan tinggi dulu kalau
lewat pintu masuk utama. Videonya singkat
tapi padat informasi. Tempat duduknya enak,
ruangan gelap, dingin, wah cocok buat tidur.
Setelah beres nonton video Dieng,
aku mampir ke penjual kentang goreng yang
mangkal persis di depan teater. Kentang
dan jamur termasuk makanan khas Dieng.
Wonosobo-Dieng ternyata masih 2
jam lagi. Sampai di Dieng, aku berjalan menuju
sebuah pos penjagaan. Seorang wanita
menyodorkan tiket terusan seharga Rp 12 ribu.
Di tiket itu tertulis 4 kawasan wisata yang
termasuk dalam harga tiket: Telaga Warna
& Pangelon, Kompleks Candi Arjuna, Kawah
Sikidang, dan Theater Dieng.
Di balik tiket ada peta keempat
tempat itu, tapi tidak jelas patokannya apa,
beloknya di mana, jaraknya berapa. Jadi, peta
itu buatku cuma pemanis tiket saja.
Menuju Telaga Warna, aku berjalan
dari sebuah jalan becek yang ditunjuk oleh
petugas pos. terakhir aku baru tahu bahwa itu
bukanlah “jalan resmi”. Aku terus telusuri jalan
melingkar itu sampai ketemu Telaga Pengilon,
itu semua sampai keliling penuh makan sekitar
1 jam.
Sampai juga di Dieng! Telaga Warna
21 B A C K P A C K I N | JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011 | B A C K P A C K I N 22
CATPER Setelah Subuh, aku berjalan menuju
Telaga Menjer. Dari pasar Garung sekitar 1 jam
jalan kaki. Jalannya aspal tapi nanjak terus,
jadi, yah lumayan pegal juga.
Akhirnya sampai. Tapi mana
telaganya? Dari pinggir halaman rumput, aku
tidak bisa melihat apa-apa ke bawah. Hanya
ada sedikit bayangan pohon, selebihnya
tertutup kabut. Satu-per-satu anak tangga aku
turuni, makin lama makin jelas terlihat telaga
besar yang tenang.
Tangga paling bawah langsung
bersentuhan dengan telaga, tidak ada jalan ke
mana-mana lagi. Ujungnya ya itu. Beberapa
bebek kayuh tertambat di pinggir telaga,
dihiasi dengan sampah-sampah plastik di
sekelilingnya.
Mereka menunggu majikan yang
menyewanya, biasanya ramai pada hari libur
(kata warga lokal), tapi menurut salah satu
blogger yang pernah Minggu di sana, sepi juga
tuh.
Bukit-bukit di sekeliling Telaga
Menjer semakin jelas tampak seiring hilangnya
kabut selimut Telaga Menjer. Tapi tetap tidak
terlihat aktivitas. Bebek-bebek kayuh tetap
diam walau sudah lama dirubung sampah. Air
telaga tetap tidak beriak. Sekembalinya aku ke
pintu telaga juga tetap tidak ada orang.
"WAKTU LIBURANKU HABIS, PADAHAL MASIH BANYAK
SPOT DI DIENG YANG BELUM DISAMBANGI.
"
"KATA LONELY PLANET
TERBITAN 2008, ADA JALAN YANG
MENGHUBUNGKAN WONOSOBO DENGAN PEKALONGAN, YAITU
LEWAT BATUR. BIS BATUR-PEKALONGAN
ONGKOSNYA RP 12.000.
KEMUDIAN AKU BARU TAHU BAHWA INFORMASI
ITU TIDAK VALID. TIDAK ADA BUS LANGSUNG BATUR-PEKALONGAN.
"Udah ada plang, tapi saya tetep nyasar
Sewadah kentang goreng yang besarnya
sekitar ukuran medium di restoran fast food itu
harganya Rp 5.000.
Aku jalan kaki ke arah Sikidang. Tapi
karena dasar sok tahu, aku tidak tanya-tanya,
walhasil nyasar.
Aku lanjut jalan ke komplek Candi
Arjuna. Karena tidak paham sejarahnya, jadi
buatku terkesan biasa saja. Di dekat kompleks
Candi Arjuna ini ada beberapa candi lagi yang
lebih kecil. Bangunannya ya begitu-begitu
juga. Ada beberapa anak tangga yang menuju
dalam candi. Hanya ada ruangan gelap tinggi
sempit di dalamnya.
Aku pulang, menginap di rumah
saudaraku di daerah Garung (kecamatan
tetangga Dieng). Di sini saja kalau tidur
dinginnya sampai ke tulang, apalagi di Dieng.
Waktu liburanku habis, padahal
masih banyak spot di Dieng yang belum
disambangi. Padahal aku sudah tambah waktu
1 hari, tapi tetap saja banyak sisa spot yang
belum tergapai.
Aku pamit dari Wonosobo lalu
mencari akses ke Pantura. Kata lonely planet
terbitan 2008, ada jalan yang menghubungkan
Wonosobo dengan Pekalongan, yaitu lewat
Batur. Bis Batur-Pekalongan ongkosnya Rp
12.000.
Kemudian aku baru tahu bahwa
informasi itu tidak valid. Tidak ada bus
langsung Batur-Pekalongan. Harus naik turun
beberapa kali. Pertama Batur-Wanayasa
naik pick up modif berplat hitam. Kedua
Wanayasa-Kalibening naik mikrobis. Ketiga
Kalibening-Pekalongan naik bis besar.
Kompleks Candi Arjuna
23 B A C K P A C K I N | JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011 | B A C K P A C K I N 24
BULOK
Oleh : Ambar Arum
Foto : Niko Wazir, Herman G. Anugrah,
Jangan heran kalau sedang jalan-jalan ke Dieng lalu melihat bocah berambut gimbal keluyuran. Sebagian bocah di Dataran Tinggi Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, memiliki bakat berambut gimbal. Ini terjadi secara alamiah, tidak ada keterangan medis yang dapat menjelaskannya.
25 B A C K P A C K I N | JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011 | B A C K P A C K I N 26
BULOK
Menurut kepercayaan penduduk
lokal, dan memang biasanya begitu, rambut
gimbal tersebut tidak dapat hilang kecuali
diruwat.
Dalam ruwatan tersebut, dilakukan
pencukuran rambut dengan didoakan oleh
sesepuh atau pemangku adat. Si anak menjadi
raja sesaat, karena permintaanya harus
dipenuhi, sesulit apapun itu. Kalau tidak,
rambut gimbalnya tidak bisa hilang.
Masyarakat lokal meyakini bocah
gimbal itu merupakan titisan dari Kyai
Kolodete yang dipercaya sebagai leluhur
dataran tinggi Dieng. Semasa hidupnya,
Kolodete memiliki rambut gimbal. Konon
ketika meninggal, beliau berpesan agar
"SI ANAK MENJADI
RAJA SESAAT, KARENA PERMINTAANYA HARUS
DIPENUHI, SESULIT APAPUN ITU. KALAU TIDAK,
RAMBUT GIMBALNYA TIDAK BISA HILANG.
"Kabupaten Banjarnegara. Melalui DCF, panitia
membantu orangtua mengabulkan permintaan
sang anak gimbal.
Tentu bukan hanya ruwatan yang
ada dalam DCF, tapi juga ada bermacam
tarian dari warga setempat dan napak tilas
ke beberapa tempat wisata Dieng. Ruwatan
adalah acara terakhir yang ditunggu-tunggu
wisatawan.
PROSES PENGGIMBALAN TIDAK
terjadi begitu saja. Saat lahir, si anak gimbal
punya rambut yang sama seperti anak lain.
Rambut gimbal baru muncul pada usia balita.
Umumnya diawali dengan gejala
demam tinggi dan mengigau waktu tidur.
Gejala ini tidak bisa diobati. Si anak akan
sembuh dengan sendirinya, kemudian rambut
mereka perlahan menjadi kusut dan menyatu
sehingga terbentuklah gimbal dengan
sempurna.
Mau dikeramas pakai sampo
apapun, tetap saja menjadi gimbal. Bahkan,
sekalipun sudah dipotong, gimbal akan
kembali muncul.
keturunannya membantu menghadapi
gangguan rambut gimbal yang dirasa cukup
mengganggu. Maka diwariskanlah rambut
gimbal ini ke anak cucunya.
Pada Dieng Culture Festival/
DCF (1-3 Juli 2011) kemarin, ritual ruwat
pencukuran rambut gimbal dilakukan. Ini
merupakan tahun kedua penyelenggaraan
DCF. Pada tahun pertama, acara ruwatan
cukur rambut gimbal juga dijadikan sebagai
menu utama festival.
Sebenarnya ruwatan itu sendiri
bisa dilakukan kapan saja. Namun sekalian
meningkatkan pariwisata Dieng, maka
dibuatlah DCF. Acara ini mendapat dukungan
penuh dari Dinas Budaya dan Pariwisata
Pemotongan rambut gimbal
Bocah gimbal
27 B A C K P A C K I N | JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011 | B A C K P A C K I N 28
BULOK
"KIRAB DIRAMAIKAN DENGAN BERAGAM PENTAS SENI DARI
PENDUDUK SEKITAR, ADA TARIAN,
BARONGSAI, DLL. "
Selain ketujuh bocah ini, masih
banyak anak gimbal lain yang belum dicukur.
Ada di antara mereka yang cukup popular,
namanya Rizi. Dia bahkan juga dikenal dengan
sebutan sang pangeran gimbal. Sosoknya
mudah dikenali, bocah tengil dengan rambut
gimbal panjang, itulah dia.
Rizi sudah sangat terbiasa dengan
rambut gimbalnya, dan sampai sekarang
masih belum bersedia dicukur. Namun
rasanya sulit juga meruwat bocah yang satu
ini, lantaran Rizi punya permintaan yang ajaib:
Reog Ponorogo dari tahun yang kuno, dan
Barongsai. Nah lo!
Prosesi Kirab (arak-arakan) menandai
dimulainya proses ruwatan. Titik mulainya
adalah rumah sesepuh pemangku adat,
sampai ujungnya di Sendang Sedayu (utara
Darmasala Kompleks Candi Arjuna).
Kirab diramaikan dengan beragam
pentas seni dari penduduk sekitar, ada tarian,
barongsai, dll. Anak gembel dimandikan
(jamasan) sesampainya di Sedayu.
Puncaknya adalah pencukuran
rambut gembel di Kompleks Candi Arjuna
yang dipandu langsung oleh pemangku adat.
Tak jauh dari sini, dilakukan ngalap berkah,
berupa perebutan tumpeng dan makanan.
Penduduk lokal percaya bahwa orang yang
mengikutinya akan mendapat berkah.
Prosesi ruwat ditutup dengan
melarung rambut gembel ke Sungai Serayu
yang akan mengantar rambut gembel ini ke
Laut Selatan. Tahun ini, total ada 7 bocah gimbal
yang diruwat. Inilah mereka:
1. Saibatul Asmiah. Permintaan : sepeda
warna ungu.
2. Maroah. Permintaan : anting emas satu
gram, baju muslim, dan sandal.
3. Nurseli Selina. Permintaan : ikan asin dan
pindang dua keranjang.
4. Fajar. Permintaan : kambing brengos dan
tempe kemul 100 biji.
5. Dewi anjani. Permintaan : telur ayam 600
butir, tahu matang 500 buah, dan tempe
matang 600 buah.
6. Mutoharoh. Permintaan : tempe mentah
500 buah.
7. Naisila. Permintaan : minyak rambut, bola
bekel, karet, dan boneka.Anak gimbal hendak dicukur
Rizi sang pangeran gimbal
29 B A C K P A C K I N | JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011 | B A C K P A C K I N 30
JUDUL DIATAS TIDAK mengada-
ada. Carica, atau sering juga disebut papaya
gunung, adalah buah yang dibawa oleh
pemerintah kolonial Belanda ketika Perang
Dunia II hendak meletus.
Lantaran manfaat dan keunikannya
itu, buah ini menjadi primadona khas daerah
Dieng. Carica biasanya diolah dalam bentuk
sirup, jus, manisan, selai, atau dijual buahnya
begitu saja kepada wisatawan.
Di daerah asalnya, Amerika Selatan,
pengolahan buah ini lebih maksimal. Selain
dijadikan selai, carica juga digubah menjadi
minuman ringan bebas alkohol.
Sedangkan buah yang masih muda
dikeringkan untuk jadi serbuk bahan obat
penyakit kulit atau kosmetik.
Sama seperti daun papaya, daun
carica juga mengandung enzim papain yang
biasa digunakan untuk melunakkan daging.
C a r i c aPepaya Zaman Perang
Menariknya, di Indonesia buah
ini hanya berhasil dibudidayakan di dataran
tinggi Dieng dan sebagian kecil daerah di
Bali. Sedangkan aslinya, buah ini berasal dari
dataran tinggi Andes, Amerika Selatan.
Carica amat mudah tumbuh di
Dieng, karena itulah umumnya penduduk
Dieng menanam pohon ini bersamaan dengan
tanaman sayuran lainnya.
Pohonnya mirip dengan pepaya
biasa, hanya memiliki lebih banyak cabang dan
buahnya kecil-kecil, tidak sampai sejengkal.
Bentuknya juga seperti pepaya, tapi jauh lebih
kecil dan imut. Rata-rata panjangnya hanya
6-15 cm dengan diameter sekitar 5 cm.
Tidak cuma imut dan sedap
dipandang, buah ini juga memiliki rasa yang
enak, manis dan segar. Juga seperti halnya
buah lain, makan carica dapat menyehatkan
tubuh. Satu buah carica mengandung kalsium,
gula, serta vitamin A dan C.
"CARICA AMAT MUDAH
TUMBUH DI DIENG, KARENA ITULAH
UMUMNYA PENDUDUK DIENG MENANAM POHON INI BERSAMAAN DENGAN
TANAMAN SAYURAN LAINNYA.
"
PENGANAN
Carica, papaya mini
Oleh : Ambar Arum
Foto : Ambar Arum, Herman G. Anugrah
Pohon Carica
31 B A C K P A C K I N | JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011 | B A C K P A C K I N 32
GALERI
Oleh : Niko Wazir dan Budi Riawan
33 B A C K P A C K I N | JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011 | B A C K P A C K I N 34
INDONESIA MEMILIKI SEKITAR 17.508 pulau. 80 diantaranya sudah dijelajahi oleh Ahmad Yunus bersama Farid Gaban dengan motor saktinya dalam ekspedisi Zambrud Khatulistiwa. Berikut petikan wawancara Backpackin’ dengan Ahmad Yunus.
"TARGETNYA SEKITAR 100 PULAU DALAM
SATU TAHUN PENUH PERJALANAN DARAT DAN LAUT. NAMUN
KAMI HANYA SANGGUP 80 PULAU. DAN
MENGHASILKAN 70 JAM VIDEO, 10 RIBU FRAME VIDEO DAN RATUSAN
CATATAN PERJALANAN. "
saya, Farid Gaban dan kawan-kawan dari
Maumere melakukan liputan bersama soal
kehidupan pulau dan ekonominya.
Ini pengalaman pertama saya dan
Farid Gaban turun ke lapangan. Kemudian
hari, Farid Gaban punya ide lebih besar lagi;
mengajak saya keliling Indonesia, naik sepeda
motor dan memotret kehidupan pulau di 50
gugus pulau. Targetnya sekitar 100 pulau
dalam satu tahun penuh perjalanan darat dan
laut. Namun kami hanya sanggup 80 pulau.
Dan menghasilkan 70 jam video, 10 ribu frame
video dan ratusan catatan perjalanan.
Boleh sharing juga gak tentang pengalaman
paling buruk selama di perjalanan? Kemalingan
misalnya, atau berurusan dengan aparat? Atau
berantem sama Mas Farid Gaban hehehe..
Pengalaman buruk dan paling
sering dikeluhkan cuma masalah motor saja.
Modifikasinya tidak tepat untuk melakukan
perjalanan jauh. Design jok sangat membuat
A h m a d Y u n u s : Kebanyakan (backpacker lokal) masih sekedar berwisata dan menikmati keindahan alam (saja) …
Ceritain dong inspirasi perjalanan Ekspedisi
Zambrud Khatulistiwa itu dari mana?
TerMasuk kenapa naik motor, kenapa cuma
berdua aja, dan sama Mas Farid Gaban pula.
Kami berdua termasuk orang yang
suka berpetualang. Main ke gunung, melihat
laut, melakukan aktivitas di alam.
Apalagi, saya berprofesi sebagai
wartawan. Saya kemudian mengenal daerah
lain. Mulai keliling Indonesia. Tapi tidak rutin.
Satu-satunya yang cukup lama; saat berada di
Nusa Tenggara Timur. Saya hampir satu tahun
tinggal di Ende dan Maumere.
Sebelumnya, saya hanya mengenal
Farid Gaban lewan tulisan saja yang terbit di
media. Baru satu atau dua kali berjumpa dalam
diskusi dan pelatihan kecil. Dan saya sempat
mengajak dia ke salah satu pulau kecil di dekat
Maumere. Namanya, Pulau Kojodai. Di sana,
TOKOh
35 B A C K P A C K I N | JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011 | B A C K P A C K I N 36
TOKOH
Gimana pendapat Mas Ahmad tentang tren
backpacker di Indonesia sekarang ini yang
kayaknya lagi naik daun. Mulai banyak yang
pakai istilah ini, peminatnya juga banyak, tapi
apakah semua dari mereka paham tentang
konsep backpacker itu sendiri?
Menurut saya sih bagus,ya. Banyak
orang Indonesia sendiri mulai menyiapkan
waktu dan uang untuk berwisata. Secara tidak
langsung ini membangkitkan dunia pariwisata
lokal kita. Dan dari sana mereka mulai
bercerita dan menulis di mana saja. Informasi
semakin berlimpah.
Perjalanan berikutnya mau kemana lagi nih?
Saya rencananya akan melakukan
perjalanan dan mengeksplor di Sumatra.
Menulis tentang kebudayaan, sastra, arkeologi,
sejarah, pesona alam dll. Tahun ini saya
mengajak keluarga melakukan perjalanan; istri
dan anak saya.
Okeyy, selamat melanjutkan perjalanan, Mas!
Sepatu bau nya diganti dulu ya!
kami tersiksa. Dan kelistrikan juga bermasalah
ketika mesti melakukan perjalanan malam
hari. Dalam perjalanan, kami beruntung tidak
pernah kemalingan. Mungkin kalaupun ketemu
dengan maling pasti berpikir seribu kali. Apa
yang mau dimaling melihat perjalanan ini kere.
Berurusan dengan aparat paling
sering. Dengan kepolisian yang merazia
kendaraan kami, maklum tak ada spion,
lighting kiri kanan jebol, spakbor patah,
surat-surat kendaraan lewat masa berlaku,
dan paling konyol, saya sebelum melakukan
perjalanan kehilangan SIM. Jadi selama
perjalanan keliling Indonesia saya hanya
membawa surat tilang yang cuma berlaku satu
bulan tapi saya pakai satu tahun penuh :)
Di beberapa tempat, juga kami
menjadi saksi bagaimana aparat keamanan
memalak kapal sayur di Selat Malaka atau
menuduh saya sebagai teroris melihat
brewok di wajah saya semakin lebat bak
hutan Amazon. Rasanya, jarang ada konflik
dengan Farid Gaban (FG). Kecuali meributkan
soal sepatu saya yang basah dan kemudian
mengeluarkan bau yang menyengat..hehehe.
"MEREKA JUGA
MELAKUKAN AKTIVITAS SOSIAL; SEPERTI
MENGAJAR BAHASA INGGRIS DI SEKOLAH
DASAR ATAU PERTAMA"
Banyak ide baru dan tujuan wisata
baru yang jarang orang kunjungi mulai
terdengar. Nah, salah satu trend dari wisata
ini adalah backpacker. Melihat banyak tempat,
menikmati liburan seirit mungkin.
Saya sering bertemu dengan banyak
turis yang melakukan wisata secara backpack.
Namun, pelajaran penting yang saya petik
dari perjumpaan itu, mereka juga melakukan
aktivitas sosial; seperti mengajar bahasa
Inggris di sekolah dasar atau pertama, ada
juga yang kemudian hari menjadi aktivis untuk
membantu memberdayakan masyarakat lokal.
Mereka mencatat bahasa, sesuatu
yang menarik dll, ini yang tidak pernah saya
lihat di wisatawan backpack orang Indonesia.
Kebanyakan masih sekedar berwisata dan
menikmati keindahan alam dan sebagainya.
37 B A C K P A C K I N | JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011 | B A C K P A C K I N 38
Foto : shop.consina-adventure.com
DINGIN-DINGIN, PALING enak ya jaketan. Tapi sekarang banyak jaket yang tidak hanya berfungsi sebagai penahan dingin, banyak yang juga berfungsi sebagai
penahan angin, penahan badai, bahkan penahan hujan. Malah terkadang beberapa fungsi sekaligus ada dalam satu jaket. Berikut beberapa di antaranya:
AKSESORI
JAKET WINDBREAKERFungsi utamanya menahan angin. Umumnya memiliki bahan luar polyester atau nilon. Bagian dalamnya ada yang berjaring, ada juga yang polar. Lebih keren lagi, ada yang jaket polar bagian dalamnya bisa dilepas, jadi semacam jaket 2 in 1.
JAKET POLARYang ini andal di suhu dingin yang tidak terlalu banyak angin, seperti di Dieng. Bahan polar yang empuk dan tebal dapat menahan dingin hingga mendekati nol derajat celcius. Tapi bahan yang satu ini sama sekali tidak waterproof.
JAKET WATERPROOFFungsi utamanya menahan hujan.
Bahan luarnya polyester, sedangkan bahan dalamnya berjaring atau polar.
Biasanya jaket waterproof memiliki fungsi windbreaker juga.
JAKET LIGhT / QUICK DRyBiasanya dipakai para pengguna sepeda.
Bahannya nilon tipis sehingga mudah menyerap keringat dan cepat kering.
39 B A C K P A C K I N | JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011 | B A C K P A C K I N 40
TIPS
(Dimodifikasi dari www.belantaraindonesia.org)
CUACA DINGIN TIDAK dapat kita hindari kalau bepergian ke dataran tinggi, salah satunya ke Dieng. Walaupun tidak sama seperti di gunung, namun dingin di Dieng juga dapat mencapai suhu nol derajat pada waktu-waktu tertentu. Berikut tips untuk mengatasi dingin di dataran tinggi seperti Dieng.
1 Lakukan aklimatisasi (penyesuaian tubuh terhadap suhu dan kondisi alam sekitar)
terlebih dahulu. Jangan terburu-buru memakai jaket, biarkan kulit merasakan
dinginnya udara untuk beberapa saat agar terbiasa.
2Minum minuman hangat terutama yang sudah dicampur dengan jahe, seperti wedang
jahe, sekoteng, dan lain-lain, untuk menghangatkan tubuh dari dalam. Jahe mempunyai
senyawa anti bakteri yang berfungsi meningkatkan daya tahan tubuh dari penyakit.
3Makan makanan hangat dengan perhitungan protein dan karbohidrat yang lebih tinggi.
Karbohidrat sebagai sumber energi dibutuhkan lebih banyak dari kondisi lingkungan suhu
normal untuk menjaga suhu tubuh tetap normal. Sedangkan protein berfungsi sebagai
bahan dasar pembuat antibodi sehingga daya tahan tubuh terjaga.
4Tutup rapat bagian-bagian tubuh yang lebih rawan terserang hawa dingin,
yaitu telinga, telapak tangan dan jari, serta pergelangan kaki sampai ke jari.
Balut dengan kupluk, kaos tangan, dan kaos kaki.
5 Gunakan jaket berbahan polar. Walau tidak tahan air, tapi bahan ini sangat baik untuk
suhu rendah.
6Hindari memakai pakaian berbahan dasar jeans. Selain memberatkan,
sulit kering, jeans juga tidak dapat menahan dingin dengan sempurna.
41 B A C K P A C K I N | JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011 | B A C K P A C K I N 42
"DAUS, PANGGILAN
AKRABNYA, JUGA PRIHATIN DENGAN BANYAKNYA
MASYARAKAT INDONESIA YANG LEBIH MEMILIH
JALAN-JALAN KE NEGARA LAIN
KETIMBANG KELILING INDONESIA.
"
FENOMENA BERSEPEDA SUDAH
lama muncul di Indonesia, baik bersepeda
hanya untuk ke kantor, maupun bersepeda
jarak jauh melintasi kota, provinsi, pulau,
bahkan negara.
Sebut saja Bambang Hertadi Mas
yang sudah keliling Indonesia dan dunia
dengan sepeda. Juga ada Iwan Sunter, seorang
biker sekaligus pecinta gunung yang telah
berhasil menggapai puncak-puncak gunung di
Indonesia dengan bersepeda.
“Tapi awalnya para biker jarak jauh
itu biasanya sendiri-sendiri,” ujar Muhammad
Firdaus, salah seorang pengaggas Bikepacker
Indonesia.
Daus, panggilan akrabnya, juga
prihatin dengan banyaknya masyarakat
Indonesia yang lebih memilih jalan-jalan ke
negara lain ketimbang keliling Indonesia.
“Udah jauh-jauh ke Eropa, tapi belum pernah
ke Kiluan. Kiluan aja mungkin mereka nggak
tau ada dimana,” lanjut Daus.
Atas dasar itulah, kemudian
Daus mengumpulkan para biker jarak jauh
yang tadinya jalan sendiri-sendiri itu. Ide
membentuk komunitas dibahas bersama,
hingga akhirnya pada 14 April 2009 ketika
touring ke Sawarna, komunitas Bikepacker
Indonesia lahir.
KOMUNITAS
Targetkan Penjuru NegeriOleh : Ambar ArumFoto : Dok. Bikepacker Indonesia
Mengenal Indonesia itu tidak dengan melongo dari jendela bus.
43 B A C K P A C K I N | JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011 | B A C K P A C K I N 44
sebuah petualangan ke penjuru Indonesia,
hingga ke perbatasan-perbatasan yang jarang
diperhatikan pemerintah dan masyarakat
Indonesia sendiri, seperti Sota, Sebatik, Pulau
Rupat, dll.
Tujuannya, selain untuk
memperkenalkan Indonesia, juga untuk
memperkaya informasi rute, medan, dan
apapun yang dapat bermanfaat bagi para biker
yang mau ke tempat tersebut.
Untuk bergabung mudah saja, ikuti
terus fb dan web-nya. Begitu ada info acara,
baik touring maupun sekedar kopdar, langsung
saja datang. Siapapun yang punya hobi sama
bisa ikutan meramaikan komunitas ini.
Email: bikepackerindonesia@yahoo.com
Facebook group: Bikepacker Indonesia
Website: www.bikepacker-indonesia.com
KOMUNITAS
Lebih dari sekedar komunitas pecinta
sepeda pada umumnya, Bikepacker Indonesia
memiliki semangat untuk bersepeda jarak jauh,
menikmati indahnya alam sekaligus mengenal
lebih dekat budaya setempat. Dari situ tali
persaudaraan juga dapat terjalin di berbagai
daerah. Tak kalah penting, semua itu dilakukan
dengan prinsip ramah lingkungan.
Sampai saat ini, sudah lebih dari 12
touring pernah dijabani Bikepacker Indonesia,
di antaranya dengan rute Sawarna, Ujung
Genteng, dan Jogja. Anggotanya sendiri sudah
banyak yang menempuh Jakarta – Aceh, juga
keliling Sulawesi dan Kalimantan.
Yang paling menarik adalah program
Bikepacker Penjuru Negeri. Merupakan
TIPS BERSEPEDA JARAK JAUh1. Pelajari pengetahuan dasar, seperti bagaimana ketika rantai putus, cara ganti ban, dsb.
2. Gunakan sepeda dengan frame besi dan pakai komponen yang murah, agar kalau rusak,
mudah dicari di perjalanan.
3. Warna dan aksesori jangan terlalu mencolok untuk menghindari kejahatan.
4. Lakukan persiapan fisik yang cukup seperti bersepeda setiap hari dan jogging.
5. Pelajari manajemen touring, misalnya berapa kecepatan yang aman, berapa jam sekali
harus istirahat, apa saja yang sebaiknya dibawa, juga tempat yang aman untuk menginap.
6. Kumpulkan informasi tentang destinasi yang dituju, mulai dari rute, medan, cuaca,
serta perkembangan politik dan budaya setempat.
Iwan Sunter, biker sekaligus pecinta gunung
Kenali INDONESIAlebih dekat
Foto : Budi Riawan
47 B A C K P A C K I N | JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011 | B A C K P A C K I N 48
RESENSI
Memahami Indonesia dari Sudut TerluarOleh: Rakhel Adinda Victoria
Naskah cerita film ini ditulis oleh aktor senior Slamet Rahardjo Soejaro dengan mengangkat kondisi masyarakat dan pendidikan anak negeri di wilayah perbatasan.
Sutradara : Rudi Soedjarwo.Produser : Marcella Zalian.y.Penulis : Slamet Rahardjo,Pemeran : Marcella Zalianty, Arifin Putra, Ardina Rasti, Jajang C Noer.Distributor : Keana Production.Tanggal rilis : 19 Mei 2011.
BERMULA DARI SEORANG
perempuan bernama Jaleswari (diperankan
oleh Marcella Zalianty) yang berinisiatif
untuk menyelesaikan masalah pendidikan
di wilayah perbatasan Indonesia dengan
Malaysia, tepatnya di Provinisi Kalimantan
Barat, Kabupaten Pontianak.
Digambarkan bahwa tidak ada
guru kontrak yang dapat bertahan lama,
sehingga Jaleswari pun mengambil alih.
Adeus adalah satu-satunya guru yang
bertahan, itupun karena dia adalah pemuda
setempat.
Jaleswari, sebagai pendatang
baru, tentu harus beradaptasi dengan
kondisi pedalaman Kalimantan, baik itu
kondisi fisik maupun budayanya.
Untuk dapat mencapai daerah
pedalaman tersebut, Jaleswari harus
menempuh perjalanan off-road, serta
menggunakan perahu nelayan kecil yang
hanya bisa menampung tak lebih dari empat
orang untuk menuju kampung pedalaman.
Program CSR yang diberikan
oleh perusahaan tempat Jaleswari bekerja
rupanya tidak sesuai dengan keinginan
"UNTUK DAPAT MENCAPAI
DAERAH PEDALAMAN TERSEBUT, JALESWARI
HARUS MENEMPUH PERJALANAN OFF-ROAD, SERTA MENGGUNAKAN
PERAHU NELAYAN KECIL YANG HANYA BISA MENAMPUNG
TAK LEBIH DARI EMPAT ORANG UNTUK MENUJU KAMPUNG PEDALAMAN.
"masyarakat, yang memberi harga rendah
terhadap pendidikan. Masyarakat setempat
lebih ingin menjadi TKI sebagai sumber
penghidupan.
Teror dan ancaman selalu
datang pada orang yang membawa nilai
baru, walau itu benar. Namun Jaleswari,
dibantu Adeus, Panglima Galiong Bengker
(Kepala Adat), Arif (intel negara di wilayah
perbatasan), dan anak Dayak setempat,
dapat bangkit dan menyadarkan masyarakat
untuk memperjuangkan pendidikan untuk
penduduk perbatasan.
49 B A C K P A C K I N | JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011 | B A C K P A C K I N 50
Definisi backpacker tidak hanya
sesempit pengguna tas punggung. Juga tidak
sekedar tukang jalan-jalan murah, dan pecinta
keindahan alam.
Namun, backpacker juga kerap
berinteraksi dengan penduduk lokal. Lebih
dalam mengenal suatu tempat, tidak hanya
keindahan alamnya, tapi juga rakyat dan
budayanya.
Dengan demikian, ketika pulang, kita
akan membawa kenangan dan pelajaran yang
lebih banyak, dan lebih manis tentunya.
B a c k p a c k e r J u g a
C i n t a B u d a y a
KETIKA KE SUATU tempat, kita
berharap mendapat pemandangan yang indah
dan kebersamaan dengan teman seperjalanan.
Lalu pulang dengan kenangan manis.
Apa itu sudah cukup? Menginjakkan
kaki di pasir putih, atau di gunung tertinggi,
belum membuat kita mengenal tanah air ini
dengan sempurna. Rasanya sulit mengenal
Indonesia, tanpa berinteraksi dengan
penduduk lokal.
Sebagaimana diuraikan oleh
wikipedia, umumnya para backpacker memiliki
semangat untuk bergaul dengan siapapun
yang mereka temui, “an interest in meeting the
locals as well as seeing the sights.“
Indonesia tidak hanya memiliki alam
yang menakjubkan, tapi kekayaan budayanya
juga luar biasa. Masing-masing dari ratusan
suku yang tinggal di Indonesia memiliki ragam
bahasa, tari, dan kearifan lokal.
EDUKASI
"BACKPACKING IS A TERM THAT HAS HISTORICALLY BEEN USED TO DENOTE A FORM OF LOW-COST,
INDEPENDENT INTERNATIONAL TRAVEL. TERMS SUCH AS INDEPENDENT TRAVEL AND/OR BUDGET TRAVEL ARE OFTEN
USED INTERCHANGEABLY WITH BACKPACKING.
THE FACTORS THAT TRADITIONALLY DIFFERENTIATE BACKPACKING FROM OTHER FORMS OF TOURISM
INCLUDE BUT ARE NOT LIMITED TO THE FOLLOWING: USE OF PUBLIC TRANSPORT AS A MEANS OF TRAVEL,
PREFERENCE OF YOUTH HOSTELS TO TRADITIONAL HOTELS, LENGTH OF THE TRIP VS. CONVENTIONAL VACATIONS,
USE OF A BACKPACK, AN INTEREST IN MEETING THE LOCALS AS WELL AS SEEING THE SIGHTS "
(wikipedia)
“DAN MENCINTAI TANAH AIR INDONESIA DAPAT DITUMBUHKAN DENGAN MENGENAL INDONESIA BERSAMA RAKYATNYA DARI DEKAT.”
(Soe Hok Gie)
51 B A C K P A C K I N | JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011 | B A C K P A C K I N 52
KONTRIBUTOR
K O N T R I
Rakhel Adinda VictoriaSeorang gadis lulusan Universitas
Indonesia ini pernah tinggal
sebulan di Entikong, tak heran
dia lancar banget membahas film
Batas di rubrik resensi kali ini.
Niko Wazir & Budi RiawanSebagian besar foto keren
di edisi ini merupakan hasil
dari kelakuan mereka yang
lihai memainkan kamera.
Sang AlangSebut saja Sang Alang, bukan nama
sebenarnya. Jangan percaya jika
ada yang bilang dia pendiam. Kalau
pas ngetrip memang terlihat begitu,
tapi sebenarnya sekali senggol, dia
bocor abis. Nama aslinya masih
dirahasiakan.
herman G AnugrahBiasa dipanggil Andre, warga
Bogor ini (akhirnya) lulus
sidang skripsi. Kalau stress,
gak banyak cingcong, dia bisa
langsung ke Rinjani, Merbabu,
atau Dieng.
Firmansyah Ketemu lagi sama fotografer yang
satu ini. Kalo masalah stok foto
bagus, memang susah jauh-jauh
dari lajang yang satu ini. Eh, masih
lajang gak ya? #ups!
B U T OR
53 B A C K P A C K I N | JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011 | B A C K P A C K I N 54
EDISI DEPAN
ROMOBBackpackin 11 mempersembahkan :
top related