dental anxiety scale
Post on 04-Dec-2015
242 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
DENTAL ANXIETY SCALE IN EXODONTIA PATIENTS
Dosen Pembimbing :Drg. Purwandito Pujoraharjo
Journal Reading
PENDAHULUAN
Gangguan fobia didefinisikan sebagai gangguan yang menetap, tidak masuk akal atau kekhawatiran hebat akan situasi, keadaan atau benda.
Ketakutan akan dokter gigi diklasifikasikan sebagai "fobia spesifik" menurut klasifikasi Internasional gangguan mental dan perilaku.
PENDAHULUAN
ketakutan akan dokter gigi tidak ada kunjungan ke dokter gigi kebersihan mulut yang buruk
Tujuan
1. menentukan frekuensi kecemasan akan dokter gigi, distribusi usia dan jenis kelamin,
2. mengetahui ketakutan akan anestesi lokal pada pasien yang dilakukan ekstraksi ke Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial Khyber College of Dentistry, Peshawar
ALAT & METODE
Lokasi Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial, Khyber College of Dentistry Pakistan
Waktu
Sampel
1 September - 15 November 2010
200 pasien usia ≥ 18 tahun yang datang ke Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial untuk dilakukan ekstraksi.
Random Sampling
Alat Modified Dental Anxiety Scale (MDAS)
Skor maksimum adalah 25.
Skor ≥ 19 orang tersebut sangat cemas atau mungkin menderita dental phobia.
Prevalensi Kecemasan terhadap Dokter Gigi...
Fobia
Seve
relya Anxio
us
Moderat
ely Anxio
us
Midly
Anxious
Not Phobic
0%10%20%30%
27.00%14.50% 19.50%
28.00%11.00%
Pres
enta
se
Keterangan :
Fobia = 27 / 100 x 200 orang =
54 orang
Severaly Anxious = 14,5 / 100 x 200 orang =
29 orang
Moderately Anxious = 19, 5 / 100 x 200 orang =
39 orang
Midly Anxious = 28 / 100 X 200 orang =
56 orang
Not Phobic = 11 / 100 x 200 orang =
22 orang †
Jumlah Sampel = 100 / 100 x 200 orang = 200 orang
Hasil ...
Keterangan : Laki- laki = 15 / 100 x 54 orang = 8 orang Perempuan = 85 / 100 x 54 orang = 46 orang Jmlh. Pasien = 100 / 100 x 54 orang = 54 orang
Laki-Laki15%
Perempuan 85%
Distribusi Jenis Kelamin 54 orang Pasien yang mengalami Fobia
Laki-laki : Perempuan1: 5,75
Hasil....
No Usia Total Anxious Non Anxious
Persentase
1 18 – 33 tahun 99 orang 93 orang 6 orang 94 %2 34 – 49 tahun 65 orang 56 orang 9 orang 86 %3 ≥ 50 tahun 36 orang 29 orang 7 orang 80 %
Total 200 orang 178 orang 22 orang 100 %
Tabel Distribusi Kecemasan terhadap Dokter Gigi berdasarkan Usia
Keterangan : Usia 18 – 33 tahun = 93 orang / 99 orang x 100 % = 94 %Usia 34 – 49 tahun = 56 orang / 65 orang x 100 % = 86 %Usia ≥ 50 tahun = 29 orang / 36 orang x 100 % = 80%
Sedangkan untuk ketakutan akan injeksi anestesi lokal : 73 Orang (36,5%) fobia,14 orang (7%) sangat cemas, 40 orang (20%) cukup cemas40 orang (20 %) sedikit cemas33 orang (16,5%) tidak cemas sama sekali.
Grafik Ketakutan Pasien akan Injeksi Anastesi Lokal
Extremely
Anxious
Very Anxio
us
Fairly
Anxious
Sligh
ly Anxio
us
Not Anxio
us 0.00%5.00%
10.00%15.00%20.00%25.00%30.00%35.00%40.00%
37%
7%
20% 20%
33%
Tingkat Kecemasan
Pers
enta
se
Pembahasan...
Dalam penelitian ini tingkat kecemasan terhadap dokter gigi terbilang tinggi (94%) di antara orang dewasa berusia 18-33, namun menurun (80%) di antara kelompok usia yang lebih tua.
Humphris & Kumar dan Heaton, kecemasan 4x lebih besar di alami oleh kelompok usia yang lebih muda (18-39 tahun) dibandingkan dengan populasi yang lebih tua (60 + tahun).
Hagglin (1968-1996) kecemasan terhadap dokter gigi menurun seiring usia.
Pembahasan...
Pada Penelitian ini :Persentase yang lebih besar adalah dari pasien dengan kecemasan ringan (28%) diikuti oleh fobia terhadap dokter gigi (27%), kecemasan sedang (19,5%), dan kecemasan yang parah (14,5%), sementara 11% dari pasien tidak cemas sama sekali.
Berbagai penelitian lain :Sri Lanka (32%), Bulgaria (29,9%), Brasil (28,17%), Fiji (28% cemas, 13% sangat cemas), India (25,8%), Perancis (13,5%), Inggris (13%), Rusia (12,6%), Lithuania (11,3%), China (10,5%) dan Kanada (5,8%).
Kesimpulan
1. Angka kejadian kecemasan terhadap dokter gigi diantara pasien yang datang ke Khyber College of Dentistry Peshawar adalah cukup tinggi.
2. Kecemasan terhadap dokter gigi lebih umum terjadi diantara usia muda dan terutama wanita.
3. Angka kejadian kecemasan terhadap dokter gigi menurun sering bertambahnya usia yang mungkin disebabkan karena peningkatan status pematangan dan kemampuan individu untuk merasionalisasi pengalaman.
4. Angka kejadian dari kecemasan terhadap injeksi anestesi lokal terbilang tinggi.
Komplikasi-Komplikasi Eksodontia (Studi Retrospektif)
Dosen Pembimbing :Drg. Purwandito Pujoraharjo
Journal Reading
• This journal is taken from Indian Journal of Dental Research 22(5), 2011
• By: Gokul Parameswar, Muku Nandkumar, Aman Rajiv, Shruti Tejprakash
Pendahuluan
• Eksodontia adaalah tindakan pencabutan gigi• Komplikasi adalah kejadian yang dapat meningkatkan
morbiditas dan menigkatkan masa penyembuhan• Komplikasi eksodontia bervariasi sangat luas – Alveolaris osteotitis– Fraktur akar– Sisa fragmen gigi pada sinus maksilaris – Fistula oro-antral– Trismus– Laserasi– Dll
Tujuan
• Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa kejadian dan distribusi komplikasi yang menyertai eksodontia rutin yang di lakukan di Departemen Gigi dan Bedah mulut Dr. D. Y. Patil Dental College dan Hospital, India
Metode
• Studi Retrospektif • October 2007- September 2010• 22,330 ekstraksi pada 14,975 pasien• 8464 pria, 6511 wanita• Range umur 14-28 tahun dengan rata-rata 41
tahun• Kriteria eksklusi:– Pasien beresiko : Ibu hami, Menyusui– Ekstraksi kompleks : sfot tissue flap, bone removal
• 912 ekstraksi pada 842 pasien di ekslukis karena merupaka pasien dengan resiko dan ekstraksi komplek.
Gigi yang paling banyak di ekstraksi adalah gigi mandibular posterior dengan 33%
Tabel menunjukkan distribusi anatomi letak gigi yang diekstraksi
Peneliti membagi komplikasi kedalam 3 klompok; frekuensi tinggi, frekuensi sedang, dan frekuensi rendah.
Komplikasi Jumlah
Fraktur gigi 4566
Trismus 4023
Fraktur palatum Kortikal 3607
Aveolar osteitis 2618
Trauma jaringan lunak 1818
Laserasi 902
Nyeri postoperatif 864
Wound dehiscene 779
Perdarahan 289
Fraktur maksila 112
Infeksi 86
Luksasi gigi 28
Sisa gigi pada sinus lain 12
Sisa gigi sinus maksila 9
Fraktur Mandibula 0
Hubungan Operator dengan jumlah komplikasi
Pada operator yang berstatus mahasiswa (52%) terjadi komplikasi lebih tinggi (63%) di banding dengan operator intern (48%) dengan 37%.
Hubungan Lamanya tindakan dengan komplikasi
Table diatas menujukkan tindakan yang membutuhkan waktu di bwah 30 menit (49%) terjadi komplikasi lebih sedikit (35%) dibandingkan dengan tindakan yang membutuhkan waktu lebih dari 30 menit (51%) dengan presentase komplikasi (65%)
Hubungan Perbedaan Rahang lokasi gigi yang di ekstraksi dengan Komplikasi
Ekstraksi gigi rahang atas (maksila) (51%) terjadi 45% komplikasiEkstraksi gigi rahang bawah (submandibulla) (49%) terjadi komplikasi (55%)
Kesimpulan
1. Karies merupakan alasan terbanyak untuk dilakukannya ekstraksi gigi.
2. Komplikasi yang paling sering terjadi dari ekstraksi gigi adalah Fraktur gigi.
3. Komplikasi dari ekstraksi gigi lebih tinggi terjadi jika operatornya berstatus mahasiswa
4. Semakin lama tindakan ekstraksi dilakukan semakin tinggi kemungkinan terjadinya komplikasi.
5. Ekstraksi yang dilakukan pada gigi regio rahang bawah memiliki presentasi yang besar untuk timbulnya komplikasi.
top related