definisi produk sampingan & produk gabungan · web viewmenetapkan standar yang adil sehingga...
Post on 28-Apr-2019
356 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MODUL PERKULIAHAN
Akuntansi BiayaReview :Joint Product, Material, Labor, Factory Overhead, Activity-Based Costing
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Ekonomi dan Bisnis S1 Akuntansi 15 MK84031 Rista Bintara, SE., M.Ak
Abstract KompetensiModul ini menjelaskan tentang Joint Product, Material, Labor, Factory Overhead & Activity-Based Costing.
Mampu menjelaskan dan memahami Joint Product, Material, Labor, Factory Overhead & Activity-Based Costing.
Definisi Produk Sampingan & Produk Gabungan
PRODUK SAMPINGAN (By-Product)
Produk sampingan adalah suatu produk dengan nilai total yang relatif lebih kecil dan
dihasilkan bersamaan dengan produk utama (main product) yang nilai totalnya lebih
besar.
Dalam beberapa kasus produk sampingan adalah sisa atau sampah, seperti serbuk
gergaji di tempat penggergajian kayu. Kasus lain produk sampingan timbul dari proses
persiapan bahan baku sebelum digunakan dalam proses produksi produk utama. Misal,
pemisahan biji kapas dari kapas.
Produk sampingan diklasifikasi menjadi 2 kelompok menurut kondisi dapat
dipasarkannya produk tersebut yaitu :
1. Dijual dalam bentuk asalnya tanpa diproses lebih lanjut.
2. Membutuhkan proses untuk dapat dijual.
PRODUK GABUNGAN (Joint Product)
Produk Gabungan adalah produk yang dihasilkan secara simultan melalui suatu proses
atau serentetan proses umum, dimana setiap produk yang dihasilkan dari proses
tersebut memiliki lebih dari sekedar nilai nominal.
Contoh dari produk gabungan adalah industri pengemasan daging. Berbagai jenis
potongan daging dan beberapa produk sampingan dihasilkan dari satu hewan potong
dengan satu total biaya.
BIAYA GABUNGAN (Joint Cost) DAN BIAYA PRODUK TERPISAH (Se pa ra ble
Produc t C ost).
Biaya Gabungan (Joint Cost) adalah biaya yang muncul dari produksi yang simultan
atas berbagai produk dalam proses yang sama. Setiap kali dua atau lebih produk
2016 2 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningRista Bintara, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
gabungan atau produk sampingan dihasilkan dari satu sumber daya, maka biaya
gabungan terjadi. Biaya gabungan terjadi sebelum titik pisah yaitu titik di mana produk-
produk tersebut dapat dipisahkan sebagai unit-unit individual. Biaya produksi gabungan
memerlukan alokasi ke produk-produk individual.
Biaya Produk Terpisah (Separable Product Cost) adalah biaya yang dapat
diidentifikasikan dengan produk individual, dan pada umumnya tidak memerlukan
alokasi.
Metode untuk Menghitung Biaya Produk Sampingan
Metode yang digunakan adalah sebagai berikut :
Kategori pertama, biaya produksi gabungan tidak dialokasikan ke produk sampingan :
1. Metode Pengakuan Pendapatan Kotor (gross revenue method) pendapatan produk
sampingan ditampilkan dalam laporan laba rugi :
a. Pendapatan produk sampingan sebagai pendapatan lain-lain.
b. Pendapatan produk sampingan sebagai tambahan pendapatan penjualan.
c. Pendapatan produk sampingan sebagai pengurang harga pokok penjualan.
d. Pendapatan produk sampingan sebagai pengurang biaya produksi.
2. Metode Pengakuan Pendapatan Bersih (net revenue method).
Kategori kedua, sebagian biaya gabungan dialokasikan ke produk sampingan :
3. Metode Biaya Penggantian (replacement cost method).
4. Metode Harga Pasar (market value method).
1. METODE PENGAKUAN PENDAPATAN KOTOR
Dengan metode ini, biaya persediaan final dari produk utama dihitung terlalu tinggi
karena menanggung biaya yang seharusnya dibebankan ke produk sampingan.
a) Pendapatan produk sampingan sebagai pendapatan lain-lain.
2016 3 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningRista Bintara, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Metode ini diilustrasikan dalam laporan laba rugi berikut, dengan asumsi bahwa
pendapatan kotor dari penjualan produk sampingan adalah sebesar $1.500.
Penjualan (produk utama, 10.000 unit @$2)
Harga Pokok Penjualan
$20.000
Persediaan awal (1.000 unit @1,5) $ 1.500
Total Biaya Produksi (11.000 unit @1,5) 1 6 . 5 0 0
Tersedia untuk dijual $18.000
Persediaan akhir (2.000 unit @1) 3 . 0 0 0 1 5 . 0 0 0
Laba Kotor $ 5.000
Beban pemasaran dan administrasi 2 . 0 0 0
Laba Operasi $ 3.000
Pendapatan lain lain 1 . 5 0 0
Laba Sebelum Pajak $ 4.500
b) Pendapatan produk sampingan sebagai tambahan pendapatan penjualan.
Pada metode ini, laporan laba rugi diatas akan menampilkan $1.500 dari pendapatan
penjualan produk sampingan sebagai tambahan penjualan atas produk utama. Akibatnya,
total pendapatan penjualan berubah menjadi sebesar $21.500. Selain itu, laba kotor serta
laba operasi akan meningkat.
Penjualan (produk utama, 10.000 unit @$2) +(Penjualan produk sampingan $1.500) $
21.500Harga Pokok PenjualanPersediaan awal (1.000 unit @1,5) $ 1.500Total Biaya Produksi (11.000 unit @1,5) 1 6 . 5 0 0 Tersedia untuk dijual $18.000Persediaan akhir 3 . 0 0 0 1 5 . 0 0 0
Laba Kotor 6.500Beban pemasaran dan administrasi 2 . 0 0 0 Laba Operasi $ 4.500
c). Pendapatan Produk Sampingan sebagai Pengurang Harga Pokok Penjualan.
2016 4 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningRista Bintara, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Pada metode ini, $1.500 dari pendapatan penjualan produk sampingan dikurangkan dari
$15.000 harga pokok penjualan produk utama, sehingga laba kotor dan laba operasi akan
meningkat $1500 dibandingkan dengan laporan laba rugi metode a.
Penjualan (produk utama, 10.000 unit @$2) $20.000Harga Pokok Penjualan
Persediaan awal (1.000 unit @1,5) $ 1.500Total Biaya Produksi (11.000 unit @1,5) 1 6 . 5 0 0 Tersedia untuk dijual $18.000Persediaan akhir 3 . 0 0 0
15.000Penjualan produk sampingan $ 1 . 5 0 0 $ 1 3 . 5 0 0
Laba Kotor $ 6.500Beban pemasaran dan administrasi 2 . 0 0 0 Laba Operasi $ 4.500Pendapatan lain lain -Laba Sebelum Pajak $ 4.500
d). Pendapatan Produk Sampingan Mengurangi Biaya Produksi.
Pada metode ini, $1.500 dari pendapatan penjualan produk sampingan dikurangkan dari
$16.500 biaya produksi, sehingga biaya produksi bersih menjadi $15.000. Biaya produksi
yang sudah direvisi mengakibatkan :
rata-rata biaya perunit produk utama menjadi $1,3625.
Biaya yang dibebankan ke persediaan akhir produk utama menjadi $2.725
bukannya $3.000.
Biaya persediaan awal yang berkurang ($1,35 per unit) karena pendapatan dari
penjualan produk sampingan di periode sebelumnya dikreditkan ke biaya produksi
produk utama diperiode yang sama.
Penjualan (produk utama, 10.000 unit @$2) $20.000Harga Pokok Penjualan
Persediaan awal (1.000 unit @1,35) $ 1.350Total Biaya Produksi (11.000 unit @1,5) 16.500Pendapatan penjualan produk sampingan 1 . 5 0 0 Biaya produksi bersih $ 1 5 . 0 0 0 Tersedia untuk dijual (12.000 unit @ 1,3625 biaya rata-rata) $
16.350Persediaan akhir (2000 unit @1,3625) 2 . 7 2 5 1
3 . 6 2 5 Laba Kotor $ 6.375Beban pemasaran dan administrasi Laba Operasi $ 4.375
2016 5 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningRista Bintara, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
2. METODE PENGAKUAN PENDAPATAN BERSIH
Metode pendapatan bersih (net revenue method) mengakui adanya kebutuhan
untuk membebankan biaya yang dapat ditelusuri ke produk sampingan. Tetapi
metode ini tidak berusaha untuk mengalokasikan biaya produksi gabungan ke
produk sampingan. Biaya yang terjadi setelah titik pisah batas guna memproses
maupun memasarkan produk sampingan dicatat dalam akun yang terpisah dari
produk utama. Angka produk sampingan ditampilkan dilaporan laba rugi metode 1.
Ayat jurnal dalam metode 2 melibatkan pembebanan biaya yang terjadi setelah titik
pisah batas ke pendapatan produk sampingan. Beban pemasaran dan administratif
juga dialokasikan ke produk sampingan. Beberapa perusahaan memiliki satu akun
yaitu Produk Sampingan. Semua biaya yang terjadi setelah titik pisah batas di debit
ke Akun ini, sementara pendapatan yang diperoleh dikreditkan ke Akun tersebut.
Saldo dari akun ini ditampilkan di laporan laba rugi, dengan mengikuti cara salah
satu yang dijelaskan metode 1. Akumulasi biaya produksi yang dapat dibebankan
ke persediaan produk sampingan yang belum terjual dilaporkan di neraca.
3. METODE BIAYA PENGGANTIAN
Metode biaya penggantian (replacement cost method) biasanya digunakan oleh
perusahaan yang produk sampingannya digunakan sendiri. Biaya produksi dari
produk utama dikreditkan, dan debitnya diposting ke departemen yang
menggunakan produk sampingan tersebut. Jumlah yang diposting oleh ayat jurnal
tersebut merupakan biaya pembelian atau biaya penggantiannya.
Perhitungan biaya produk sampingan yang digunakan dalam perusahaan adalah
salah satu contoh dari harga transfer dalam perusahaan.
4. METODE HARGA PASAR (PEMBATALAN BIAYA)
Metode harga pasar (market value method) pada dasarnya hampir serupa dengan
yang di ilustrasikan pada metode 1d. Tetapi, metode ini mengurangi biaya produksi
2016 6 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningRista Bintara, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
dari produk utama, bukan dengan pendapatan aktual yang diterima, melainkan
dengan estimasi nilai produk sampingan pada saat dijual.
Akun produk sampingan dibebankan dengan nilai estimasi ini, dan biaya produksi
dari produk utama dikredit. Tambahan biaya bahan baku, tenaga kerja dan
overhead pabrik yang terjadi setelah titik pisah batas dibebankan ke produk
sampingan. Saldo dari akun ini ditampilkan dilaporan laba rugi. Biaya produksi
yang dapat dibebankan ke persediaan produk sampingan yang belum terjual
dilaporkan di neraca.
Metode harga pasar dalam menghitung biaya produk utama dan sampingan dapat
diilustrasikan sebagai berikut :
Produk ProdukUtama Sampingan
Bahan baku $50.000
Tenaga Kerja 70.000
Overhead Pabrik 40 . 0 0 0
Total biaya produksi (40.000 unit) $ 160.000
Harga pasar (5.000 unit @ $ 1,8) $
9.000
Estimasi laba kotor tersdiri atas :
Asumsi laba opersi (20% dari harga jual) $ 1.800
B.pemasaran dan administrasi (5% dari harga jual) 4 5 0
2 . 2 5 0
$ 6.750
Estimasi biaya produksi setelah titik pisah batas
Bahan baku $ 1.000Tenaga kerja 1.200Overhead pabrik 30 0 $ 2 .5 00
Estimasi nilai produk sampingan dititik pisah batas yg akanAkan dikreditkan ke produk utama 4 . 2 5 0 4.250Biaya bersih dari produk utama $ 155.750Ditambah biaya produksi aktual setelah titik pisah batas 2 . 3 0 0 Total setelah diproses 6.550Total jumlah unit 40.000 5.000Biaya per unit $ 3.894 $ 1,31
Ilustrasi diatas menunjukan bahwa nilai estimasi dari produk sampingan pada titik
pisah batas dihitung dengan cara mengestimasi laba kotor dan biaya produksi
setelah titik pisah batas dari produk sampingan, lalu mengurangkannya dari harga
pasar finalnya.201
6 7 Akuntansi BiayaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Rista Bintara, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Alternatif lain, jika produk sampingan memiliki nilai pasar pada titik pisah batas,
maka akun produk sampingan dibebankan dengan nilai pasar tersebut dikurangi
dengan estimasi laba kotor. Lawannya dikreditkan ke biaya produksi produk
utama.
Metode Alokasi Biaya Produksi Bersama ke Produk Gabungan
Biaya produk gabungan (terjadi sebelum titik pisah-batas) dapat dialokasikan ke produk
gabungan dengan menggunakan metode sebagai berikut :
1. Metode harga pasar
2. Metode rata-rata per unit
3. Metode rata-rata tertimbang
4. Metode unit kuantitatif
1. METODE HARGA PASAR
a. Produk Gabungan yang Dapat dijual pada Titik Pisah Batas Metode ini menggunakan metode harga pasar dari setiap produk, yaitu jumlah unit
yang diproduksi dikalikan dengan harga jual per unit.
Untuk mengilustrasikan, asumsikan produk gabungan A, B, C dan D diproduksi
dengan biaya gabungan sebesar $120.000. Jumlah yang diproduksi dan harga
jualnya adalah A=20.000 unit @ $0,25 , B = 15.000 unit @ $3, C = 10.000 unit @
$3,50 dan D = 15.000 unit @ $5. Harga ini merupakan harga pasar dari produk
tersebut pada titik pisah batas, dengan kata lain diasumsikan bahwa produk
tersebut dapat dijual pada titik tersebut.
Alokasi biaya gabungan dihitung sebagai berikut :
ProdukUnit
diproduksiMarket value perunit at split-off
Total MarketValue
AlokasiJoint Cost
A 20.000 0,25 5.000 *3.750B 15.000 3,00 45.000 33.750C 10.000 3,50 35.000 26.250
2016 8 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningRista Bintara, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
D 15.000 5,00 75.000 56.250Total 160.000 120.000
*(5.000 / 160.000)x $120.000 (joint cost)
b. Produk Gabungan yang Tidak Dapat dijual pada Titik Pisah Batas Produk yang tidak dapat dijual dititik pisah batas memerlukan pemrosesan
tambahan sebelum dapat dijual. Dalam kasus semacam itu, dasar untuk
mengalokasikan biaya gabungan adalah harga pasar hipotesis pada titik pisah
batas.
Untuk mengilustrasikan alokasi ini, asumsi berikut ini ditambahkan ke contoh
sebelumnya.
Untuk memperoleh dasar alokasi, biaya pemrosesan lebih lanjut dikurangi dari
harga pasar hipotetis. Beban pemasaran dan beban administratif yang dapat
ditelusuri langsung ke produk tertentu, serta estimasi untuk laba juga harus
dikurangi jika jumlahnya berbeda secara proporsional untuk produk gabungan yang
berbeda.
Berikut adalah tabel yang mengindikasikan langkah-langkah yang harus diambil.
Produk
UltimateMarket
Value per unit
Units diproduksi
Ultimate Market Value
Processing Cost after Split-Off
Hypothetical Market Value
AlokasiJoint Cost
A 0,50 20.000 10.000 2.000 8.000 *4.800B 5,00 15.000 75.000 10.000 65.000 39.000C 4,50 10.000 45.000 10.000 35.000 21.000D 8,00 15.000 120.000 28.000 92.000 55.200
Total 250.000 50.000 200.000 120.000
2016 9 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningRista Bintara, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Kasus H a r g a P a s a r P e r U n i t Biaya Pemrosesan lebih lanjut
( s e t e l a h t i t i k p i s a h b a t a s)
A $ 0,50 $ 2.000
B 5 10.000
C 4,5 10.000
D 8,00 28.000
* (8.000 / 200.000) x $120.000 (joint cost)
Atau :
T o t a l b i a ya p r o du ksi g a b un g a n = $ 1 2 0 . 0 0 0 =0,06 = 60%; 60% x harga pasar hipotesis
Total harga pasar hipotesis 200.000
2. METODE BIAYA RATA-RATA PER UNIT
Metode biaya rata-rata per unit (average unit cost method) berusaha untuk
mengalokasikan biaya gabungan ke produk gabungan sedemikian rupa sehingga
setiap produk menerima alokasi biaya gabungan per unit dalam jumlah yang
sama, yang disebut sebagai biaya rata-rata per unit.
Biaya rata rata per unit diperoleh dengan cara membagi total biaya gabungan
dengan total jumlah unit yang diproduksi.
Dengan menggunakan angka-angka dari contoh untuk harga pasar (metode
sebelumnya), metode rata-rata per unit dapat diilustrasikan sebagai berikut :
T ot a l b i a y a p r o d u ksi g a b u n g a n = $ 1 20 . 0 0 0 = $ 2 per unit
Total jumlah unit diproduksi $ 60.000
Produk Unit diproduksi Alokasi Joint CostA 20.000 *40.000B 15.000 30.000C 10.000 20.000D 15.000 30.000
Total 60.000 120.000
* (20.000 / 60.000) x $120.000 (joint cost)
3. METODE RATA-RATA TERTIMBANG
Dalam metode rata-rata tertimbang, digunakan faktor pembobotan yang telah
ditentukan sebelumnya untuk diberikan ke setiap unit.
2016 10 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningRista Bintara, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Faktor pembobotan didasarkan pada atribut-atribut seperti ukuran unit, perbedaam
dalam jenis tenaga kerja yang digunakan, tingkat kesulitan, jumlah bahan baku yang
digunakan dll.
Barang jadi dari semua jenis dikalikan dengan faktor pembobotan guna
menghitung dasar untuk mengalokasikan biaya gabungan.
Berikut adalah ilustrasi dari faktor pembobotan :
Produk A : 3 poin
Produk B : 12 poin
Produk C : 13,5 poin
Produk D : 15 poin
Menggunakan data dari contoh sebelumnya, alokasi gabungan diilustrasikan sebagai
berikut :
Produk Unit diproduksi Point Weighted units AlokasiA 20.000 3 60.000 *12.000B 15.000 12 180.000 36.000C 10.000 13,5 135.000 27.000D 15.000 15 225.000 45.000
Total 600.000 120.000
* (60.000 / 600.000) x $120.000 (joint cost)
Atau dengan dikalikan dengan biaya per unit dengan rumus sebagai berikut :
T ot a l b i a y a p r o d u ksi g a b u n g a n = $ 1 2 0 . 0 0 0 = $ 0,20 per unit
Total rata-rata tertimbang $ 600.000
4. METODE UNIT KUANTITATIF
Metode unit kuantitatif (quantitative unit method) mengalokasikan biaya
gabungan berdasarkan satuan pengukuran yang sama, misalnya pon,
galon, ton atau meter persegi.
Tabel berikut ini mengilustrasikan metode unit kuantitatif, menggunakan
berat sebagai dasar alokasi biaya gabungan dengan asumsi biaya batu
bara adalah sebesar $ 40 per ton.
2016 11 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningRista Bintara, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Produk Berat (lbs) Alokasi air Revisi BeratAlokasi Joint
CostCoke 1.320,0 *69,5 1.389,5 **27,8Coal tar 120,0 6,3 126,3 2,5Benzol 21,9 1,1 23,0 0,5Sulfate 26,0 1,4 27,4 0,5Gas 412,1 21,7 433,8 8,7Waste (air) 100,0Total 2.000,0 100,0 20.000,0 40,0
* [ 1.320 / (2.000-100) ] x 100 ** (1.389,5 / 2.000) x $40 (joint cost)
Bahan Baku : Pengendalian, Perhitungan Biaya dan Perencanaan
PEROLEHAN DAN PENGGUNAAN BAHAN BAKU
Langkah-langkah dalam perolehan dan penggunaan bahan baku adalah sebagai berikut :
1. Menentukan daftar bahan baku yang diperlukan (bill of materials).
2. Anggaran produksi (production budget).
3. Bukti permintaan pembelian (purchase requisition) yang menginformasikan pembelian
mengenai jumlah dan jenis bahan baku yang dibutuhkan.
4. Pesanan pembelian (purchase order) merupakan kontrak atas jumlah yang harus
dikirim.
5. Laporan penerimaan (receiving report) yang mengesahkan jumlah yang diterima, dan
juga melaporkan hasil pemeriksaan dan pengujian.
6. Bukti permintaan bahan baku (materials requisition) yang memberikan wewenang bagi
gudang untuk mengirimkan jenis dan jumlah tertentu dan bahan baku ke department
tertentu.
7. Kartu catatan bahan baku (materials record card) yang mencatat setiap penerimaan dan
pengeluaran dari setiap jenis bahan baku.
PEMBELIAN BAHAN BAKU
Pembelian bahan baku biasanya dilakukan oleh departemen pembelian. Prosedur
pembelian sebaiknya tertulis guna menetapkan tanggung jawab sekaligus menyediakan
informasi mengenai penggunaan akhir dari bahan baku yang dipesan.
2016 12 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningRista Bintara, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Adapun tugas dan fungsi bagian pembelian adalah :
1. Menerima bukti permintaan pembelian atas bahan baku, perlengkapan dan peralatan.
2. Menyimpan informasi mengenai sumber pasokan, harga dan jadwal pengapalan serta
pengiriman.
3. Membuat dan menempatkan pesanan pembelian.
4. Mengatur pelaporan di antara departemen pembelian, departemen penerimaan dan
departemen akuntansi.
FORMULIR PEMBELIAN, PESANAN PEMBELIAN DAN ELECTRONIC DATA INTERCHANGE
Formulir utama dalam pembelian adalah Bukti Permintaan Pembelian; bukti permintaan
pembeliaan biasanya berasal dari :
a. Karyawan bagian gudang yang mengetahui jumlah persediaan telah mencapai titik
pemesanan kembali.
b. Petugas catatan bahan baku atau karyawan yang bertanggung jawab untuk
memberitahukan kapan harus melakukan pembelian.
c. Karyawan bagian riset, insinyur atau departemen lain yang memerlukan bahan baku
khusus.
d. Program komputer yang dirancang untuk mengingatkan departemen pembelian
kapan diperlukan pengisian kembali persediaan.
Pesanan pembelian adalah surat atau formulir pesanan pembelian kepada pemasok
tentang deskrpsi dari barang dan jasa yang diinginkan, serta persyaratan, harga, dan
intruksi pengiriman.
Electronic Data Interchange (EDI) adalah pertukaran informasi transaksi antara
komputer satu perusahaan dengan perusahaan lain. Hal ini adalah langkah untuk
mencapai lingkungan bisnis tanpa kertas.
PENERIMAAN
Aktivitas departemen penerimaan terdiri dari :
1. Membongkar bahan baku yang masuk.201
6 13 Akuntansi BiayaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Rista Bintara, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
2. Membandingkan jumlah yang diterima.
3. Mencocokan bahan baku yang diterima dengan deskripsi dalam pesanan pembelian.
4. Membuat laporan penerimaan.
5. Memberitahukan kepada departemen pembeliaan mengenai perbedaan yang
ditemukan.
6. Mengatur pemeriksaan apabila diperlukan.
7. Memberitahukan kepada bagian pengantaran dan departemen pembelian mengenai
kerusakan yang terjadi selama bahan baku tersebut dalam perjalanan.
8. Mengirimkan bahan baku yang diterima ke lokasi yang sesuai.
Laporan penerimaan menunjukan nomor pesanan pembelian, nomor akun yang akan
dibebankan, nama pemasok, rincian transportasi, serta jumlah dan jenis barang yang
diterima.
Produktivitas dan Biaya Tenaga Kerja
Gaji baik secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan produktivitas dan
keterampilan dari pekerja. Oleh karena itu, penting bagi suatu perusahaan untuk melakukan
perencanaa, motivasi, pengendalian dan akuntansi untuk biaya dan produktivitas tenaga
kerja yang memadai.
Produktivitas tenaga kerja (labor productivity) dapat didefinisikan sebagai suatu ukuran
kinerja produksi yang menggunakan pengeluaran atas usaha manusia sebagai tolak
ukurnya. Produktivitas tenaga kerja merupakan jumlah barang dan jasa yang diproduksi
oleh seorang pekerja.
MERENCANAKAN PRODUKTIVITAS
Berikut beberapa pertimbangan yang harus dipikirkan sebelum membuat rencana
produktivitas :
1. Bagaimana perusahaan mendefinisikan produktivitas dan hidup kerja yang bermutu
?
2. Prioritas mana yang sebaiknya dikaitkan dengan perbaikan produktivitas ? Siapa
yang bertanggung jawab ?201
6 14 Akuntansi BiayaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Rista Bintara, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
3. Bagaimana komitmen manajemen eksekutif akan dikomunikasikan ?
4. Seberapa besar keseragaman yang diinginkan dalam penerapan ?
5. Seberapa jauh keterlibatan karyawan yang dianggap pantas dalam perencanaan
dan implementasi ?
6. Bagaimana mengukur kemajuannya ?
MENGUKUR PRODUKTIVITAS
Produktivitas sebaiknya diukur, dianalisis, diinterpretasikan, dan dipahami. Tujuan dari
pengukuran produktivitas adalah untuk memberikan indeks yang padat dan akurat guna
membandingkan hasil aktual dengan suatu target atau standar kinerja.
Kecepatan dengan mana seseorang yang sedang diamati bekerja, dicatat dan dianggap
sebagai rating atau rating kinerja (performance rating).
Beberapa rating untuk suatu tugas yang dipilih digabungkan guna memperoleh waktu
normal (normal time), yaitu waktu yang diperlukan oleh seseorang untuk melakukan
pekerjaan tersebut ketika bekerja dengan kecepatan normal.
Tambahan waktu diberikan untuk waktu pribadi, jam istirahat, kelelahan, serta
penundaan karena kerusakan mesin dll. Hasilnya adalah waktu standard (standard time) untuk suatu pekerjaan, yang dinyatakan dalam jumlah menit per unit atau total
unit yang dapat dihasilkan per jam.
RASIO EFISIENSI PRODUKTIVITAS
Mengukur output dari seorang individu relatif terhadap standar kinerja. Rasio ini juga dapat
digunakan untuk mengukur pencapaian operasional relatif dari suatu mesin, operasi,
departemen, atau organisasi secara keseluruhan. Misalnya, jika 4.000 jam merupakan
standard bagi suatu departemen tetapi ternyata aktualnya 4.400 jam yang digunakan, maka
t erdapat rasio yang tidak menguntungkan sebesar 90.9 % (4000 : 4.400)
DAMPAK EKONOMI DARI PRODUKTIVITAS
Apabila produktivitas meningkat, laba bisnis dan pendapatan riil pekerja juga meningkat.
Lebih lanjut lagi, peningkatan produktivitas memungkinkan masyarakat untuk memperoleh
output yang lebih banyak dan lebih baik dari sumber daya yang tersedia dalam
perekonomian tersebut. Dalam tahun-tahun terakhir, produktivitas secara umum telah
2016 15 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningRista Bintara, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
meningkat, menyebabkan lebih banyak barang dan jasa tersedia. Tetapi kadang
keuntungan produktivitas turun. Suatu keterlambatan menyebabkan peningkatan biaya.
Apabila peningkatan output tidak dapat mengimbangi kecepatan peningkatan biaya, maka
biaya per unit dan juga harga jual akan meningkat.
MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DENGAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
YANG LEBIH BAIK
Empat asumsi dasar yang merupakan karakteristik dari manajemen sumber daya manusia
yang lebih baik :
1. Orang yang melakukan pekerjaan tersebut adalah orang yang memiliki kualifikasi
terbaik untuk memperbaikinya.
2. Pengambilan keputusan sebaiknya terjadi di tingkatan serendah mungkin dalam
organisasi.
3. Partisipasi pekerja meningkatkan kepuasan kerja dan komitmen terhadap tujuan
perusahaan.
4. Terdapat sejumlah besar ide yang dimiliki pekerja yang menunggu utk ditemukan.
RENCANA PEMBERIAN INSENTIF
Berbeda dengan pembayaran per jam, per minggu atau per bulan, rencana pemberian
insentif (incentive wage plan) memberikan imbalan bagi pekerja sesuai dengan
peningkatan outputnya yang berkualitas tinggi.
Standar kerja per jam atau per hari sebaiknya ditetapkan sedemikian rupa sehingga
pekerja dapat melampauinya dengan usaha yang wajar sehingga dapat menerima
manfaat penuh dari insentif tersebut.
Kunci keberhasilan dari rencana pemberian insentif adalah :
a. Dapat diterapkan dalam situasi dimana pekerja dapat meningkatkan output.
b. Menyediakan lebih banyak upah yang besarnya proporsional terhadap output
yang melebihi standar.
c. Menetapkan standar yang adil sehingga usaha tambahan akan menghasilkan
pembayaran bonus. Selain hal-hal penting diatas, rencana tersebut juga harus
sederhana dan dapat dimengerti.
2016 16 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningRista Bintara, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Overhead Pabrik : Anggaran, Aktual dan Pembebanan
KARAKTERISTIK OVERHEAD PABRIK
Overhead pabrik didefinisikan sebagai bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tidak
langsung, dan semua biaya pabrik lainnya yang tidak dapat dengan mudah dibebankan
langsung ke pesanan, produk atau objek biaya lain tertentu.
Overhead pabrik memiliki dua karakteristik:
1. Karakteristik yang berkaitan dengan hubungan antara overhead pabrik dengan produk
atau volume produksi. Tidak seperti bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung,
overhead merupakan bagian yang tidak terlihat dari produk jadi. Tidak ada bukti
permintaan bahan baku atau kartu jam kerja karyawan yang mengindikasikan jumlah
overhead yang digunakan untuk suatu pesanan produk.
2. Karakteristik kedua yang berkaitan dengan bagaimana item-item yang berbeda dalam
overhead berubah terhadap perubahan dalam volume produksi. Dengan kata lain, biaya
overhead tetap per unit output bervariasi secara terbalik dengan volume produksi.
Biaya overhead variabel per unit output adalah konstan. Biaya overhead semivariabel
tidak seluruhnya tetap maupun variabel. Jumlahnya berubah tetapi tidaksecara
proporsional terhadap perubahan dalam volume produksi.
PENGGUNAAN TARIF BIAYA OVERHEAD YANG TELAH DITENTUKAN SEBELUMNYA
Oleh karena kemustahilan untuk menelusuri biaya overhead ke pesanan atau produk
tertentu, maka biaya overhead dialokasikan ke semua pesanan dan unit produk. Tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya memungkinkan alokasi yang konsisten dan
wajar ke setiap unit output. Baik dalam akumulasi biaya berdasarkan pesanan maupun
dalam akumulasi biaya berdasarkan proses, tarif overhead yang telah ditentukan
sebelumnya merupakan satu -satunya metode memungkinkan guna menghitung biaya
overhead produk dengan segera untuk memenuhi kebutuhan manajemen akan informasi.
Dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan, biaya aktual dari bahan baku langsung
dan tenaga kerja langsung yang digunakan untuk pesanan tersebut ditentukan dari bukti
permintaan bahan baku dan kartu jam kerja, serta dimasukan dalam kartu biaya pesanan. 201
6 17 Akuntansi BiayaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Rista Bintara, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Biaya overhead diestimasikan menggunakan tarif overhead yang telah ditentukan
sebelumnya.
Dalam perhitungan biaya berdasarkan proses, biaya per unit dihitung dengan cara
membagi total biaya mingguan atau bulanan untuk setiap proses dengan output yang
dihasikan oleh masing masing proses tersebut. Tarif overhead yang digunakan dalam
perhitungan biaya berdasarkan proses dihitung dengan cara sama seperti perhitungan
biaya berdasarkan pesanan.
FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PEMILIHAN TARIF BIAYA OVERHEAD
Ada lima faktor yang mempengaruhi pemilihan tarif overhead yaitu :
1. Dasar yang Digunakan
a. Output fisik
b. Biaya bahan baku langsung
c. Biaya tenaga kerja langsung
d. Jam tenaga kerja langsung
e. Jam mesin
f. Transaksi atau aktivitas
2. Pemilihan Tingkat Aktivitas
a. Kapasitas teoretis
b. Kapasitas praktis
c. Kapasitas aktual yang diperkirakan
d. Kapasitas normal
e. Dampak kapasitas terhadap tarif overhead
f. Kapasitas menganggur versus kelebihan kapasitas
3. Memasukan atau Tidak Memasukan Overhead Tetap
a. Perhitungan biaya penyerapan penuh
b. Perhitungan biaya langsung
4. Menggunakan tarif Tunggal atau Beberapa Tarif
a. Tarif tingkat pabrik
2016 18 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningRista Bintara, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
b. Tarif departemental
c. Tarif subdepartemental dan aktivitas
5. Menggunakan Tarif yang Berbeda untuk Aktivitas Jasa.
DepartementalisasiPENGERTIAN
Departementalisasi (Departementalization) dari overhead pabrik berarti membagi pabrik ke
dalam segmen-segmen yang disebut departemen, yang menjadi tujuan pembebanan biaya
overhead. Untuk tujuan akuntansi pembagian suatu pabrik ke departemen-departemen
yang terpisah menghasilkan perhitungan biaya produksi yang lebih baik dan meningkatkan
pengendalian yang bertanggung jawab atas biaya overhead.
Proses departementalisasi overhead merupakan pengembangan dari metode yang telah
dibaha sebelumnya. Mengestimasikan atau menganggarkan biaya dan memilih dasar yang
sesuai untuk membebankan biaya tersebut masih diperlukan. Selain itu, departementalisasi
ovehead memerlukan estimasi atau anggaran yang terpisah untuk setiap departemen.
DEPARTEMEN PRODUKSI DAN DEPARTEMEN JASA
Departemen diklasifikasikan menjadi departemen produksi atau departemen jasa.
Departemen produksi (producing department) menghasilkan produk dengan mengubah
bentuk atau sifat dari bahan baku atau dengan merakit komponen. Departemen jasa
(service department) memberikan pelayanan yang berkontribusi secara tidak langsung
terhadap produksi produk teatpi tidak mengubah bentuk, rakitan, maupun sifat dari bahan
baku.
2016 19 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningRista Bintara, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
PEMILIHAN DEPARTEMEN PRODUKSI
Sistem informasi biaya didesain untuk mencerminkan departementalisasi. Sistem tersebut
mengakumulasi biaya produksi per departemen, tanpa memerhatikan apakah operasinya
merupakan jenis pesanan atau jenis proses yang kontinu.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jenis departemen yang
diperlukan untuk menetapkan tarif overhead departemental yang akurat adalah sebagai be
rikut :
a. Kesamaan operasi dan mesin di setiap departemen
b. Lokasi dari operasi dan mesin
c. Tanggung jawab atas produksi dan biaya
d. Hubungan operasi terhadap aliran produk
e. Jumlah departemen
PEMILIHAN DEPARTEMEN JASA
Jasa yang memberikan manfaat kepada departemen produksi dan departemen jasa lain,
dapat diatur dengan cara :
a. Menetapkan departemen jasa yang terpisah untuk setiap fungsi
b. Menggabungkan berbagai fungsi ke dalam suatu departemen
c. Menempatkan beberapa biaya ajsa dalam suatu departemen yang disebut tempat
penampungan biaya umum pabrik.
B I A Y A L A N G S U N G D E P A R T E M E NTAL
Karena departemen cenderung menjadi area yang relatif besar dalam suatu perusahaan,
akibatnya banyak biaya overhead pabrik yang dapat ditelusuri secara langsung ke
departemen tertentu. Biaya ini disebut biaya langsung departemenal (direct departemental
cost). Mayoritas dari biaya overhead langsung departemental dapat dibagi ke dalam
kategori berikut :
a. Supervisi, tenaga kerja tidak langsung dan lembur
b. Tunjangan tenaga kerja
2016 20 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningRista Bintara, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
c. Bahan baku tidak langsung dan perlengkapan
d. Perbaikan dan pemeliharaan
e. Penyusutan dan sewa peralatan.
Kategori-kategori ini pada umumnya dapat diidentifikasikan lnagsung dengan departemen
asalnya, tanpa memperdulikan apakah departemen tersebut adalah departemen produksi
atau departemen jasa.
B I A Y A T I D A K L A N G S U N G D EP A R T E M E NTAL
Biaya seperti listrik, penerangan, sewa dan penyusutan atas bangunan pabrik, apabila
digunakan oleh semua departemen, tidak dibebankan langsung ke suatu departemen
tertentu. Biaya ini tidak berasal dari departemen tertentu manapun. Biaya ini terjadi untuk
memberikan manfaat bagi semua departemen, sehingga biayanya dialokasikan ke semua
departemen. Memilih dasar yang sesuai untuk mengalokasikan sebagian besar dari biaya
tidak langsung departemental adalah sulit. Yang terbaik dilakukan adalah melakukan
alokasi dengan cara yang secara intuitif masuk akal.
Alokasi harus didasarkan pada salah satu dari daftar berikut yang diurutkan berdasarkan
preferensi :
a. Ukuran konsumsi dari suatu sumber daya
b. Ukuran output
c. Pengganti yang mencerminkan sumber daya yang dikonsumsi
Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas (Activity-Based Costing / ABC)
PENGERTIAN
ABC adalah suatu sistem perhitungan biaya dimana tempat penampungan biaya overhead
yang jumlahnya lebih dari satu dialokasikan menggunakan dasar yang mencakup satu atau 201
6 21 Akuntansi BiayaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Rista Bintara, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
lebih faktor yang tidak berkaitan dengan volume. Dibanding dengan akuntansi biaya
tradisional, ABC mencerminkan penerapan penelusuran biaya yang lebih menyeluruh.
TINGKATAN BIAYA DAN PEMICU
Dalam ABC, dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya overhead disebut
sebagai pengerak atau pemicu.
Pemicu sumber daya (resource driver) adalah dasar yang digunakan untuk mengalokasi
biaya dari suatu sumber daya ke berbagai aktivitas berbeda yang menggunakan
sumber daya tersebut.
Pemicu aktivitas (activity driver) adalah suatu dasar yang digunakan untuk
mengalokasikan biaya dari suatu aktivitas ke produk, pelanggan atau objek biaya final
lainnya.
ABC mengakui aktivitas biaya aktivitas dan pemicu aktivitas pada tingkatan yang
berbeda dalam satu lingkungan produksi. Empat tingkatan yang umumnya
diidentifkasikan adalah :
a. Tingkat Unit; Biaya tingkat unit adalah biaya yang pasti akan meningkat ketika suatu
unit diproduksi. Biaya ini adalah satu-satunya biaya yang selalu dapat dengan
akurat dibebankan secara proporsional terhadap volume. Pemicunya contoh, biaya
listrik, jika mesin-mesin bertenaga listrik digunakan.
b. Tingkat Batch; adalah biaya yang disebabkan oleh jumlah batch yang diproduksi
dan dijual. Pemicu contohnya adalah jika bahan baku dipesan dari pemasok maka
sebagian dari biaya pembelian, penerimaan , dan inspeksi barang merupakan biaya
tingkat batch.
c. Tingkat Produk ; adalah biaya yang terjadi untuk mendukung sejumlah produk
berbeda yang dihasilkan. Pemicunya adalah ukuran aktivitas yang bervariasi
dengan jenis produk yang diproduksi dan dijual. Contoh, perubahan desain dan jam
desain.
d. Tingkat Pabrik; adalah biaya untuk memelihara kapasitas dilokasi produksi.
Contohnya, mencakup sewa, penyusutan, pajak properti dan asuransi untuk
bangunan.
PERBANDINGAN ANTARA ABC DAN SISTEM PERHITUNGAN BIAYA TRADISIONAL
2016 22 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningRista Bintara, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Sistem ABC mengharuskan pengunaan tempat penampungan lebih dari satu tempat,
sedangkan sistem tradisional menggunakan satu tempat penampungan biaya
overhead.
Sistem ABC merupakan sistem perhitungan biaya dua tahap, sedangkan sistem
tradisional bisa merupakan satu tahap atau dua tahap. Ditahap pertama dalam sistem
ABC , tempat penampungan biaya aktivitas dibentuk ketika biaya sumber daya
dialokasikan ke aktivitas berdasarkan pemicu sumber daya. Tahap kedua, biaya
aktivitas dialokasikan dari tempat penampungan biaya aktivitas ke produk atau objek
biaya lainnya. Sebaliknya sistem biaya tradisional menggunakan dua tahap apabila jika
deparment atau puat biaya lainnya dibuat.
No Tradisional (Job Order Costing) ABC
1 Semua produk dibebani biaya
produksi, meskipun produk tertentu
tidak mengkonsumsi biaya produksi
tersebut
Tarif BOP ditentukan didepan
berdasarkan biaya yang
dianggarkan atau tingkatan
aktivitas yang diharapkan.
2 Biaya non produksi seperti biaya
administrasi dan pemasaran tidak
dibebankan ke produk tertentu,
meskipun biaya tersebut muncul
karena memproduksi produk tertentu
tersebut
Beberapa biaya produksi
dikeluarkan atau tidak
dimasukkan sebagai biaya
produksi barang tertentu, jika
biaya produksi tersebut muncul
bukan karena memproduksi
barang tertentu tersebut atau
dengan kata lain, biaya produksi
barang tertentu hanya dibebani
biaya yang timbul karena
memproduksi barang tersebut
2016 23 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningRista Bintara, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
3 Biaya produksi selain bahan baku dan
tenaga kerja langsung dijadikan satu
kelompok BOP dengan satu ukuran,
umumnya diukur berdasarkan jam
kerja tenaga kerja langsung atau jam
kerja mesin
Terdapat lebih dari satu poll
atau kelompok biaya yang tidak
dapat ditelusuri (BOP,
administrasi, pemasaran),
dimana masing-masing
kelompok biaya mempunyai
ukuran aktivitas tersendiri,
sehingga mempunyai tarif
tersendiri4 Tarif BOP ditentukan didepan
berdasarkan biaya yang dianggarkan
atau tingkatan aktivitas yang
diharapkan
Tarif alokasi biaya didasarkan
pada tingkat aktivitas
sesungguhnya, bukan aktivitas
yang dianggarkan ataupun
diharapkan.
Daftar PustakaWilliam K. Carter & Milton F. Usry. 2008. Cost Accounting. 14th Edition. South-Western
Publishing Co.
Garrison and Nooreen. 2006. Managerial Accounting. 14th Edition.
Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya. BPFE UGM. Yogyakarta
2016 24 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningRista Bintara, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
2016 25 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningRista Bintara, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
top related