decidui - an. putri kasandra.doc
Post on 30-Jan-2016
16 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN KEPANITERAAN UMUM
EKSTRAKSI GIGI ANTERIOR
PEDODONTIA
Disusun oleh :
Ichda Nabiela Amiria Asykarie
J 530 145 007
Dokter Jaga : drg. Suyadi
Penanggung Jawab Modul : drg. Lasmi Dewi, Sp. KGA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
1
EKSTRAKSI DECIDUI
Ekstraksi pada gigi sulung memiliki perbedaan dan pertimbangan yang
menyangkut masalah pertumbuhan tulang rahang. Oleh karena itu, sebelum
melakukan ekstraksi pada gigi sulung perlu dipertimbangkan beberapa hal, seperti
usia, oklusi, perkembangan lekung rahang, ukuran gigi, resorpsi akar, tingkat
perkembangan benih gigi permanen dibawahnya, gigi bersebelahan, gigi antagonis,
gigi kontralateral dan ada atau tidaknya infeksi. Semua faktor ini harus
dipertimbangkan dalam menentukan apakah gigi sulung tersebut harus di ekstraksi
atau kapankah gigi sulung tersebut harus di ekstraksi.
Prinsip ekstraksi gigi sulung tidak berbeda dengan dengan gigi permanen,
tidak memerlukan tenaga besar. Namun harus diingat bahwa dibawah gigi sulung
terdapat benih gigi permanen yang mahkotanya sangat dekat akar gigi, terutama
gigi molar 2 sulung atau penggantinya yaitu premolar 2 terjepit di antara akar gigi
sulung molar 2 tersebut. Sehingga pada waktu pencabutan gigi molar 2 sulung,
premolar 2 dapat terganggu atau ikut tercabut, sehingga diperlukan perhatian
khusus dalam melakukan tindakan ekstraksi.
Rongga mulut anak lebih kecil dari rongga mulut dewasa sehingga dapat
menyebabkan sedikit kesukaran dalam melakukan tindakan ekstraksi. Pada anak-
anak tulang rahang masih dalam masa pertumbuhan dan tulang pada anak
mengandung bahan organic lebih tinggi dibanding orang dewasa sehingga tidak
mudah fraktur.
A. Indikasi Pencabutan Gigi Sulung
Oklusi perkembangan lengkung rahang, ukuran gigi, jumlah akar, termasuk
resorpsi akar pada gigi sulung, serta ada atau tidaknya infeksi merupakan faktor-
faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan waktu gigi sulung harus di
ekstraksi.
Indikasi ekstraksi untuk gigi sulung adalah sebagai berikut :
1. Apabila gigi sulung bertabrakan dengan erupsi normal gigi permanen
suksesornya
2. Gigi sulung yang sudah waktu tanggal
2
3. Pada kasus supernumerary
4. Gigi sudah luksasi derajat 2
5. Apabila dijumpai gambar rontgen terlihat ada gambaran suatu infeksi
periapikal yang bila berkembang akan dapat merusak gigi permanen
pengganti
6. Gigi decidui yang menganggu kesehatan anak meskipun gigi tersebut masih
jauh waktunya untuk diganti oleh gigi permanen ( penyebab abses, luka
dekubitus)
7. Apabila terdapat kerusakan jaringan gigi tidak mungkin lagi untuk merawat
gigi tersebut melalui pulp capping, pulpectomy atau pulpotomy. Apabila
foto rontgen telah menunjukkan ada gambaran gigi permanen yang telah
siap bererupsi secara normal
B. Kontraindiksi Pencabutan Gigi Sulung
Kontraindikasi pencabutan gigi sulung adalah sebagai berikut :
1. Infeksi akut stomatitis atau herpatic stomatitis, serta lesi lain yang hampir
sama dengan lesi-lesi tersebut harus dihilangkan sebelum ekstraksi
dilakukan
2. Untuk keperluan orthodonti
3. Keganasan, trauma pada ekstraksi cenderung mengakibatkan peningkatan
pertumbuhan dan penyebaran tumor (malignasi oral)
4. Kontraindikasi sistemik ( penyakit jantung, kelainan darah, diabetes mellitus,
nefritis, jaundice)
5. Kontarindikasi yang bersifat lokal ( infeksi gingival akut yang disebabkan
oleh infeksi fusospirochaetal atau streptococcus, infeksi perikoronal akut
yang terjadi pada erupsi parsial, dan sinusitis maksilaris akut)
C. Persiapan Sebelum Pencabutan Gigi
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan pra-ekstraksi ada 4 yaitu :
1. Persiapan eksodonsia
a) Posisi operator, untuk mencabut semua gigi kecuali gigi molar kanan
bawah, premolar dan kaninus, operator berdiri pada samping tangan
3
kanan pasien.Pencabutan gigi kanan bawah dengan metode intra
alveolar, operator berdiri di belakang pasien
b) Tinggi kursi pasien, pertimbangan penting yang terkadang terabaikan.
Apabila hendak melakukan pencabutan gigi rahang atas, tinggi kursi
pasien harus disesuaikan sehingga daerah kerja kurang lebih 8 cm di
bawah bahu operator. Selama pencabutan gigi rahang bawah, tinggi
kursi pasien harus diatur sehingga gigi yang akan dicabut kurang lebih
16 cm di bawah siku operator. Apabila operator berdiri di belakang
pasien, kursi pasien harus direndahkan secukupnya agar dokter gigi
dapat terlihat jelas daerah kerja dan memperoleh posisi kerja yang
nyaman.
c) Penerangan rongga mulut, posisi pasien harus diatur sehingga operator
dapat terlihat jelas keadaan di rongga mulut tanpa badannya harus
membungkuk, meringkuk, atau membengkok. Agar konsentrasi operator
tertuju pada satu fokus yaitu daerah kerja, maka penerangan lampu
hanya dipusatkan pada daerah kerja dan penerangan ruangan kerja
sedikit redup.
d) Premedikasi, tujuan premedikasi pra-anastesi lokal adalah untuk
menenangkan ketakutan dan kecemasan pasien, menurunkan nilai
ambang sakit dengan pemberian analgesik. Antiinflamasi dan antibiotik.
2. Persiapan alat dan bahan
a) Alat yang digunakan disesuaikan dengan maksud dan tujuan eksodonsia
yang akan dilakukan.
b) Pemilihan bahan anastesi yang sesuai dengan indikasi dan
kontraindikasi pencabutan
3. Persiapan daerah kerja
4. Persiapan pasien
D. Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan pencabutan gigi sulung anterior rahang atas:
1. Alat
a) Diagnostik set
4
b) Bengkok
c) Tang anterior rahang bawah
2. Bahan
a) Cotoon pellet
b) Chlor ethyl
c) Alkohol
d) Povidone iodine
e) Kapas atau tampon
f) Topikal anastesi benzocaine
E. Prosedur Pencabutan Gigi Sulung
Prosedur pencabutan gigi sulung anterior rahang bawah yaitu :
1. Asepsis pada daerah pencabutan
2. Aplikasi topical anastesi benzocaine
3. Aplikasikan chlor ethyl dengan disemprotkan pada kapas sampai
menimbulkan salju dibagian labial dan lingual
4. Dilakukan pencabutan gigi dengan tang anterior rahang bawah
5. Pasien di instruksikan menggigit kapas selama kurang lebih 30 menit (tiap 5
menit ganti tampon)
F. Komplikasi Pencabutan Gigi Sulung
1. Fraktur Akar
Untuk menghindari terjadinya fraktur akar gigi sulung, diperlukan teknik yang
baik dan hati-hati sewaktu melakukan pencabutan. Tindakan yang dilakukan
apabila terjadi fraktur akar dengan pengambilan langsung.
2. Terjadinya Trauma Pada Benih Gigi Tetap
Apabila benih gigi permanen ikut tercabut atau berubah tempat/posisi. Untuk
menghindari kemungkinan ini perlu teknik pencabutan yang baik dan hati-hati
dan harus diingat posisi benih gigi tetapnya. Apabila terjadi trauma maka
tindakan yang dilakukan benih gigi permanen yang ikut tercabut dapat
dikembalikan ke tempatnya, kemudian mukosa (gingiva) dilakukan penjahitan
5
sehingga soket tempat gigi sulung tertutup. Benih gigi yang berubah posisi
dilakukan observasi atau dilakukan reposisi.
3. Dry Soket
Komplikasi ini jarang terjadi sebab vaskularisasi pada anak cukup baik, bila
terjadi di bawah umur 10 tahun kemungkinan terdapat gangguan sistemik
seperti pada penderita anemia, defisiensi vitamin, gangguan nutrisi atau
terdapat infeksi.
4. Pendarahan
Hal ini kemungkinan terjadi apabila anak menderita penyakit darah atau ada
sisa akar atau tulang yang menyebabkan iritasi terhadap jaringan.
G. Manajemen Perilaku Anak
1. Permasalahan Manajemen Perilaku anak
Permasalahan manajamen perilaku adalah yang diamati dokter gigi,
sedangkan ketakutan dan kecemasan gigi adalah yang biasa dirasakan pasien
dan dua hal tersebut tidak selalu berkorelasi.
Beberapa anak hadir dengan perilaku manajemen tanpa ketakutan dan
kecemasan, beberapa menangkap ketakutan dan kecemasan, tapi mampu
mengatasi situasi dan beberapa mengalami ketakutan dan kecemasan serta
masalah manajemen perilaku.Faktor etiologi dari kecemasan dan masalah
manajemen perilaku dibagi menjadi tiga kelompok utama:
a. Faktor pribadi
Usia
Ketakutan dan kecemasan
b. Faktor eksternal
Gigi orang tua
Situasi sosial keluarga
Latar belakang etnis keluarga
c. Dental faktor
Nyeri
Dental operator
6
2. Strategi Pencegahan
Hal ini berkaitan dengan bagaimana mencegah masalah manajemen
perilaku serta rasa takut dan kecemasan dengan menggunakan teknik perilaku.
Ada dua kelompok faktor etiologi dan salah satu strategi mengatasi perilaku
anak adalah dengan komunikasi. Komunikasi yang baik adalah :
a. Disesuaikan dengan usia anak agar mudah dipahami dan dimengerti oleh
anak
b. Verbal dan non verbal (komunikasi non verbal setidaknya sama
pentingnya dengan kata-kata yang digunakan untuk berbicara dengan
pasien cemas)
c. Menggunakan teknik tell-show-do (TSD)
3. Prinsip – Prinsip Teknik Pencegahan
Hal ini berkaitan dengan metode yang digunakan ketika anak
membutuhkan invasive dental treatment, misalnya restorasi dan pembedahan.
Anak memerlukan rasa aman dalam klinik gigi. Pengalaman positif pada anak
saat perawatan gigi sebelumnya mempengaruhi dalam perawatan selanjutnya.
Sedangkan yang membuat anak takut untuk kembali lagi adalah pengalaman
negative. Oleh sebab itu, dokter gigi harus mampu menciptakan suasana yang
menyenangkan sehingga anak tidak takut kembali lagi dalam memenuhi
perawatan.
H. Periode Pergantian Gigi
1. Periode Gigi
a. Gigi susu : umur 6 bulan sampai 6 tahun
b. Gigi bercampur : 2 tahun sampai 13 tahun
c. Gigi permanen : 13 tahun ke atas
7
2. Periode erupsi gigi decidui
Gigi (maksila) Waktu erupsi
(bulan)
Gigi (mandibula) Waktu Erupsi
(bulan)
Incisivus sentral 8-12 Incisivus sentral 6-10
Incisivus lateral 9-13 Incisivus lateral 10-16
Caninus 16-22 Caninus 17-23
Molar pertama 13-19 Molar pertama 14-18
Molar kedua 25-33 Molar kedua 23-31
3. Periode erupsi gigi permanen
Gigi (maksila) Waktu Erupsi
(tahun)
Gigi (mandibula) Waktu Erupsi
(tahun)
Incisivus sentral 7-8 Incisivus sentral 6-7
Incisivus Lateral 8-9 IncisivusLateral 7-8
Caninus 11-12 Caninus 6-7
Premolar pertama 10-11 Premolarpertama 10-12
Premolar kedua 10-12 Premolar kedua 11-12
Molar pertama 6-7 Molarpertama 6-7
Molar kedua 12-13 Molar kedua 11-13
Molar ketiga 17-21 Molar ketiga 17-21
8
A. Gambaran Kasus
B. Rekam Medis
1. Identifikasi Pasien :
Nama Pasien : An. Restu Astuti
Umur : 8 th
Alamat : Banyuanyar
Pekerjaan : Pelajar
2. Anamnesis
a. Pemeriksaan Subjektif
Motivasi : pasien diantar ibunya datang ke MMC atas keinginan
sendiri untuk mencabutkan gigi
CC : Pasien datang dihantarkan oleh ibunya ingin
mencabutkan gigi atas bagian depan
PI : Pasien merasakan giginya goyah sejak satu bulan yang
lalu
PMH : Menurut keterangan ibu pasien anaknya belum pernah
dirawat inap rumah sakit dan tidak memiliki riwayat
penyakit serius
PDH : Menurut keterangan ibu pasien satu tahun yang lalu ke
dokter gigi mencabutkan gigi depan atas
FH : Umum :
Ayah : tidak mempunyai riwayat penyakit
Sistemik
Ibu : mempunyai riwayat penyakit sistemik
darah rendah
Gigi :
Ayah : pernah mengalami sakit gigi
Ibu : sering merasakan giginya ngilu
9
SH : Menurut keterangan pasien menggosok gigi dua kali
sehari
b. Pemeriksaan Objektif
1) Kesan umum kesehatan penderita :
Jasmani : Sehat
Mental : Sehat
2) Vital Sign :
Nadi : 116 x/ menit
Pernafasan : 32 x/ menit
Suhu : 36 ºC
Berat Badan : 25 kg
Tinggi badan : 120 cm
c. Pemeriksaan Ekstra oral
d. Pemeriksaan Intra Oral
Mukosa Bibir : tidak ada kelainan
Mukosa Pipi : tidak ada kelainan
Dasar mulut : tidak ada kelainan
Lidah : tidak ada kelainan
Gingiva : tidak ada kelainan
Orofaring : tidak ada kelainan
10
Oklusi : Normal bite/ Cross bite/ Steep bite
Torus palatinus : Tidak ada/ Kecil/ Sedang/ Besar/ Multiple
Torus Mandibula : Tidak ada/ Sisi Kiri/ Sisi kanan/ Kedua sisi
Palatum : Dalam/ Sedang/ Rendah
Supernumerary Teeth : Tidak ada/ Ada
Diastema : Tidak ada/ ada : terdapat diastema antara gigi
(11 12) (11 21)
Gigi Anomali : Tidak ada/ ada
Gigi Tiruan : Tidak ada/ ada
Oral Hygiene : 0,6 Baik/ Sedang/ Buruk
Lain-lain : Tidak dilakukan
e. Odontogram
f. Pemeriksaaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan
C. Diagnosis dan Rencana Perawatan
ELEMEN RINGKASAN HASIL
PEMERIKSAAN
DIAGNOSIS/
DIFFERENTIAL
DIAGNOSIS
RENCANA
PERAWATAN
11
22
52
51
61
62
72
71
81
82
Missing
mising
mising
mising
luksasi
mising
mising
mising
missing
D/ luksasi derajat 2 Eksodonsia
menggunakan CE
dan topical anestesi
D. Instruksi Pasca Ektraksi Gigi
1. Gigit tampon selama ½ sampai 1 jam
2. Jangan sering berkumur dan berkumur dengan keras
3. Jangan sering meludah
4. Jangan makan dan minum yang panas
5. Makan pada sisi yang berlawanan
E. Kesimpulan
Pada anak-anak akan dilakukan pencabutan gigi desidui menggunakan topikal
anastesi atau Chlor etyl apabila gigi tersebut telah mengalami kegoyahan /
luksasi derajat 2 atau 3 yang disebabkan oleh faktor umur sang anak yang
memang sudah waktunya untuk pergantian gigi desidui menjadi gigi permanen,
atau bisa juga disebabkan oleh faktor klinis gigi tersebut seperti adanya fraktur
akar.
12
top related