daftar isi
Post on 23-Jun-2015
156 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I. PENDAHULUAN
Gula merupakan komponen pendapatan utama PTPN XI (Persero)
yang terdiri dari 16 pabrik gula. Produksi gula milik PG dan harga
berdampak signifikan terhadap laba/rugi perusahaan. Disamping itu juga
memiliki 4 unit rumah sakit, 1 pabrik karung Rosella Baru dan 1 unit
Pabrik Spirtus dan Alkohol, yang berkantor pusat di Surabaya.
Salah satu unit kerja PG Redjosarie berdiri pada tahun 1890
terletak di Kecamatan Kawedanan, Gorang-gareng Kabupaten Magetan,
dimana jumlah karyawan DMG/LMG sebesar 930 orang, dengan
Kapasitas giling mantap 2.650 TCD. Yang juga memiliki Unit
pelayanan kesehatan balai pengobatan Argosari Jiwan melayani 5 Pabrik
gula wilayah barat.
Berdasarkan tren kinerja beberapa tahun biaya SDM mengalami
kenaikan rata-rata 16% per tahun, harga kebutuhan untuk produksi
antara lain BBA, Pupuk, suku cadang , bahan pembantu pengolahan
mengalami kenaikan rata-rata 10% tiap tahun serta biaya sewa lahan
mengalami kenaikan rata-rata 30% pertahun.
Strategi perusahaan yang dipilih agar menjadi leader di industri
sejenis karena memiliki keunggulan cost & produktivitas yang tercermin
dalam harga pokok yang rendah sehingga memiliki daya saing yang
berkelanjutan.
stakeholder yang sangat erat hubungannya dengan PTPN XI
(Persero) adalah petani tebu rakyat (PTR). Untuk meningkatkan
kerjasama yang saling menguntungkan dengan petani & guna jaminan
ketersediaan bahan baku tebu rakyat (TR) serta meningkatkan
produktivitas tebu , PTPN XI (Persero) PG Redjosarie menjadi avalis
bagi PTR untuk menyalurkan Kredit Ketahanan Pangan & Energi
(KKPE).
1
BAB II. ANALISA KINERJA
A. Produksi/Produktivitas
Membaiknya harga gula 3 tahun terakhir menjadikan petani tebu
lebih termotivasi untuk memperluas areal namun tidak diikuti dengan
meningkatkan produktivitas TR maupun TS, TRM Lokal banyak keluar,
Realisasi perolehan gula milik PG 69,3 % RKAP, Jam berhenti dalam &
Luar pabrik cukup tinggi, pemakaian Residu & BBA meningkat, Biaya
bahan pembantu pengolahan gula melonjak drastis.
Luas lahan TS sebagai penopang Gula milik PG dari tahun
ketahun cendurung merosot realisasi tahun 2009 perolehan 99,3% dari
sasaran dan dibawah rata-rata 2 tahun terakhir, hal ini disebabkan oleh
persaingan dengan Petani TR, persaingan dengan PG sesaudara/pesaing,
alih komoditi menjadi tanaman pangan, ditambah lagi dengan perubahan
pola perilaku petani yang menyewa lahan lebih dari 5 tahun dengan
membaiknya harga gula.
Realisasi kinerja perolehan lahan TS TR 100,35% dari sasaran
namun jumlah ton tebu hanya mencapai 89,09% dari sasaran, hal ini
disebabkan oleh karena produktivitas per hektar 89,76% dari sasarannya.
Faktor dominan tidak tercapainya ton tebu & produktivitas disebabkan
oleh karena 35% luas areal masa tanam akhir terlambat bukaan & tutup
tanamnya, iklim serta bulan tanam optimal tidak tercapai.
Dari tahun ketahun tebu TS per hektar terus menurun, sehingga
laba rugi lahan TS sebagian besar merugi serta ini akan sangat
mempengaruhi terhadap ketersediaan bahan baku tebu, disaat bersamaan
harga sewa lahan terus meningkat rata-rata 30% per tahun dan lahan
produktif telah disewa oleh petani, ditambah lagi waktu serah tanah yang
2
terlambat sehingga perlu segera diambil langkah-langkah strategis sewa
lahan potensi tinggi, optimalisasi masa tanam, pengolahan tanah sesuai
baku tehnis, perbaikan kondisi tanah, penyediaan modal kerja untuk
sewa minimal 3 tahun, optimalisasi program GPS dan penerapan
pelatihan aplikatif, reward and punishmen yang mantap
berkesinambungan bagi petugas-petugas tanaman.
Realisasi rendemen tahun 2009 hanya mencapai 83,4% dari
sasaran, turun 0,5 point dari 2 tahun terakhir, hal ini menyebabkan tebu
TRM & TRK lokal lari keluar PG Redjosarie, terbukti menjelang akhir
giling 2009 terutama setelah hari raya terjadi penurunan secara drastis
karena persaingan dengan PG pesaing terkait harga per kuintal tebu
Berikut ini disampaikan tabel data produksi/produktivitas tahun 2009,
2008, 2007 dan RKAP nya.
Tabel 1. Data Produksi/Produktivitas
3
Realisasi gula milik PG giling tahun 2009 hanya mencapai 69,3%
dari sasaran, ini merupakan pencapaian terendah dalam 10 tahun
terakhir. Faktor utama yang mengakibatkan Gula milik PG tidak tecapai
disebabkan oleh beberapa faktor utama yaitu, Ton tebu tidak tercapai,
Rendemen 83,79% dari sasaran dan dibawah rata-rata 3 tahun terakhir,
giling tidak ajeg tercermin dari KES hanya 85% dari sasaran & jam
berhenti yang sangat tinggi sehingga alat bekerja tidak maksimal,
kehilangan secara chemis dalam proses lebih besar, pasok bahan baku
tebu tidak sesuai program kemasakan, pengaruh hujan diawal giling
yang menyebabkan kemasakan tebu tidak maksimal, rusaknya pola
tebang karena menebang tebu-tebu yang belum waktunya ditebang yang
berlokasi di pinggir jalan dengan maksud untuk pemenuhan kapasitas
giling.
Berikut disampaikan data tabel gula milik PG.
Tabel 2. Data Gula milik PG Eks TS & TR
4
Kapasitas giling tahun 2009 pada periode pasok bahan baku tebu
cukup/panen puncak KIS pernah mencapai kapasitas tertinggi dengan
pemberdayaan alat masing-masing stasiun dengan biaya yang efektif,
Namun karena jam berhenti A cukup besar KES hanya mencapai 85%
dari sasaran, ini dikarenakan pasok tebu tidak sesuai kapasitas giling
559,61 jam, karena penyebab tehnis peralatan pabrik 95,01 jam hal ini
mengakibatkan Pemakaian Residu & BBA meningkat.
Tabel 3. Data Realisasi KIS,KES & jam berhenti.
Akibat pasok tebu tidak sesuai dengan kapasitas di awal giling
periode 1 s/d 3 dan akhir giling setelah hari raya disebabkan oleh iklim
dan kurangnya tenaga tebang serta banyak tebu TR yang lari, berakibat
jam berhenti A sangat tinggi, hal ini berakibat KIS menurun, pemakaian
residu & BBA meningkat.
Pemenuhan kapasitas giling yang tidak memenuhi continuos flow
operation merupakan salah satu penyebab kenaikan Harga Pokok
Produksi dimana tercermin dari kenaikan biaya Biaya BBM & BBA
yang cukup material.
5
B. Keuangan
Kinerja keuangan tahun 2009 dapat dioptimalkan & cukup efisien
meskipun terjadi kenaikan biaya bahan pembantu yang signifikan,
kenaikan biaya BBM DMG dan biaya pembelian tetes PTR karena
membaiknya harga jual tetes dipasaran. Sehingga realisasi biaya
produksi tahun 2009 103% dari sasaran.
Alokasi biaya produksi dapat dikendalikan meskipun terjadi
kenaikan biaya SDM rata-rata 16, 57%, meningkatnya harga kebutuhan
produksi seperti BBM, Pupuk, suku cadang dan bahan pembantu
pengolahan, dengan kenaikan rata-rata 5-10% setiap tahunnya.
Biaya sewa lahan cenderung terjadi kenaikan 30% namun sangat
disayangkan meskipun telah dilakukan penambahan biaya atas agroinput
pupuk, terhadap 600 mandays, belum berdampak terhadap peningkatan
produktivitas TS.
Tabel 4. Data Realisasi Biaya produksi
Dari tabel 4 tersebut diatas dapat dilihat biaya Pimpinan & Tata
usaha 95% dari sasaran dengan upaya penekan biaya SDM & lembur
karyawan serta penghematan pemakaian ATK
6
Realisasi Harga pokok produksi tahun 2009 127% dari sasaran dan
diatas HPP 2 tahun terakhir, pencapaian Laba (Rugi) 99% dari sasaran.
Hal ini tertolong karena harga gula & tetes yang membaik cukup
signifikan.
Tabel 5. Data Realisasi HPP Gula & Gula milik PG
Tahun 2009 realisasi pengeluaran biaya Fixed cost 89% dari sasaran hal
ini disebabkan terjadi pengendalian biaya SDM dimana SDM yang
pensiun tidak diganti.
Tabel 6. Data Realisasi Biaya tetap & Variabel
7
Untuk itu dapat dirinci beberapa faktor yang menentukan
keunggulan biaya giling tahun 2009 sebagai komponen pembentuk HPP.
1. Biaya Pimpinan dan Tata Usaha terjadi penurunan biaya per unit
cost di
Pos 510.60 (93,4% dari tahun 2008,81,6% dari tahun
2007 dan 65,9% dari RKAP 2009).
Pos 510.70 biaya kantor terutama di 510.703 biaya ratel,
telex/telepon, benda pos, 510.705 biaya buku, koran, majalah dan
di 510.707 listrik air dan bahan bakar serta 510.708 biaya bank.
Pos 510.80 biaya Asuransi terutama di 510.802
Asuransi CIS/CIT.
2. Biaya Pembibitan terjadi penurunan biaya per unit cost di
Pos 511.60 Kebun Bibit Nenek (87,5% dari tahun 2008
dan 78,5% dari RKAP 2009)
Pos 511.70 Kebun Bibit Induk (95,2% dari tahun 2008,
86,1% dari tahun 2007 dan 79,8% dari RKAP 2009)
3. Biaya Tebu Giling terjadi penurunan biaya per unit cost di
Pos 512.40 Penggarapan tanah terutama di 512.404
Pemberian Air, 512.405 Pembumbunan, 512.406 Penyiangan ,
512.407 Pemeliharaan Saluran, 512.408 Penggarapan tanah
secara mekanis dan 512.409 lain-lain.
Pos 512.505 Pemberantasan HPT dan 512.509 lain-lain.
Pos 512.602 Pupuk Fosfat, 512.605 Insektisida dan
Fungisida dan 512.606 Pupuk daun.
Pos 512.904 Biaya Taksasi Maret.
8
4. Biaya Tebang angkut terjadi penurunan biaya per unit cost di
Pos 513.30 Tebang dang Angkut Tebu TS terutama di
513.300 Upah Tebang ( 93,6% dari Realisasi Tahun 2008, 90,1%
dari Realisasi Tahun 2007 dan 96,1% dari RKAP 2009)
Pos 513.40 Tebang dan Angkut Tebu TR terutama di
513.400 Upah Tebang (74,2% dari Realisasi 2008, 85,5% dari
realisasi 2007 dan 53% dari RKAP) dan 513.401 Premi Tebang
(71,4% dari Realisasi 2008, 93,1% dari Realisasi 2007)
Pos 513.50 Biaya Alat Pengangkut Sendiri terutama di
513.502 Bahan Bakar (59,1% dari Realisasi 2008, 53,1% dari
realisasi 2007 dan 40,5% dari RKAP) dan 513.505 Pemakaian
Perkakas dan Suku CAdang (49,1% dari Realisasi 2008, 40,0%
dari Realisasi 2007 dan 43% dari RKAP)
Pos 513.700 Angkutan Truk Tebu TS (91,6% dari
Realisasi 2008, 95,7% dari realisasi 2007 dan 86,0% dari RKAP)
Pos 513.800 Angkutan Truk Tebu TR (67,7% dari
Realisasi 2008, 93,9% dari realisasi 2007 dan 38,2% dari RKAP)
5. Biaya Pabrik terjadi penurunan biaya per unit cost di
Pos 514.40 Bahan Bakar LMG terutama di 514.402
Bahan Bakar (-24,6% dari Realisasi 2008, -5,8% dari realisasi
2007 dan -13% dari RKAP) dan 513.403 Minyak Pelumas dan
Gemuk (90,4% dari Realisasi 2008, 86,9% dari Realisasi 2007 dan
73,8% dari RKAP)
Pos 514.50 Bahan Bakar DMG terutama di pos 514.502
terjadi penurunan menjadi sebesar 46,5% dari Realisasi 2007 dan
44,1% dari RKAP sementara di 514.509 terjadi penurunan
menjadi sebesar 76,7% dari Realisasi 2008 dan 82,1% dari RKAP
9
Pos 514.60 Instalasi Limbah terjadi penurunan menjadi
sebesar 68,2% dari Realisasi 2008, 56,2% dari Realisasi 2007 dan
23,2% dari RKAP
Pos 514.70 Pemeliharaan Mesin dan Instalasi terutama
di 514.704 Stasiun Masakan terjadi penurunan menjadi sebesar
68,2% dari Realisasi 2008, 56,2% dari Realisasi 2007 dan 23,2%
dari RKAP dan 514.706 Stasiun Puteran (69,1% dari Realisasi
2008, 77,5% dari RKAP 2007 dan 86,3% dari RKAP)
Pos 514.80 Pemeliharaan Gedung dan Penataran terjadi
penurunan biaya per unit costnya menjadi sebesar 97% dari
Realisasi 2008, 85,6% dari Realisasi 2007 dan 85,3% dari RKAP.
6. Biaya Pengolahan dan Pengemasan Gula terjadi penurunan biaya
per unit cost di
Pos 515.30 Pengemasan Gula dikarenakan adanya
penurunan di 515.303 Karung yang menjadi hanya sebesar (92,8%
Realisasi 2008, 95% dari Realisasi 2007 dan 77,3% dari RKAP).
Pos 515.40 Menimbun dan Angkut Gula terjadi
penurunan biaya per unit costnya menjadi sebesar 83,9% dari
Realisasi 2008, 67,7% dari Realisasi 2007 dan 61,9% dari RKAP.
7. Biaya Expl. Alat Pengangkutan terjadi penurunan biaya per unit
cost di
Pos 516.00 Gaji Karyawan yang walaupun secara jumlah
total karyawan naik akan tetapi menurun secara rupiah. Hal ini
menunjukkan adanya peningkatan efisiensi kinerja di bagian
tersebut .
Pos 516.30 Sedan Stasiun dan Bus terjadi penurunan
biaya per unit costnya terutama di 516.303 Minyak Pelumas dan
10
Gemuk (90,4% dari realisasi 2008, 89,8% dari Realisasi 2007 dan
54,4% dari RKAP) , 516.304 Pemakaian Ban (92,3% dari realisasi
2008, 38,6% dari Realisasi 2007 dan 70,4% dari RKAP), 516.307
Biaya uji Ulang Kendaraan (5,2% dari realisasi 2008, 2,8% dari
Realisasi 2007 dan 23,7% dari RKAP) serta 516.308 Asuransi dan
Pajak (22,3% dari realisasi 2008, 13,1% dari Realisasi 2007).
Pos 516.40 Jeep dan Landrover terjadi penurunan biaya
per unit costnya terutama di 516.405 Pemakaian Perkakas dan
Suku Cadang (72,9% dari realisasi 2008, 48,5% dari Realisasi
2007) , 516.406 Revisi, Reparasi dan Service (35% dari realisasi
2008, 91,1% dari Realisasi 2007).
Pos 516.50 Truck dan Pick Up terjadi penurunan biaya
per unit costnya terutama di 516.503 Minyak Pelumas dan Gemuk
(81,4% dari realisasi 2008, 84,4% dari Realisasi 2007 dan 61%
dari RKAP), 516.505 Pemakaian Perkakas dan Suku Cadang
(90,3% dari realisasi 2008, 67,2% dari Realisasi 2007 dan 66,3%
dari RKAP).
Pos 516.80 Sepeda Motor (72,2% dari realisasi 2008,
17,3% dari Realisasi 2007 dan 23% dari RKAP) hal ini
disebabkan karena terjadi penurunan biaya per unit costnya
terutama di 516.802 Bahan Bakar , 516.806 Reparasi dan 516.809
Lain-lain.
8. Biaya Expl. Alat Pertanian terjadi penurunan biaya per unit cost di
Pos 517.30 Pompa Air (26% dari realisasi 2008, 0,6%
dari Realisasi 2007 dan 0,5% dari RKAP) hal ini disebabkan
karena terjadi penurunan biaya pemakaian bahan bakar, Minyak
Pelumas dan gemuk serta pemakaian perkakas dan suku cadang.
11
Pos 517.50 Traktor terutama di pos 517.505 Pemakaian
Perkakas dan Suku Cadang (44,4% dari realisasi 2008, 57% dari
Realisasi 2007)
9. Biaya Di Luar Usaha
Pos 519.20 Sumbangan (89,3% dari realisasi 2008,
78,2% dari Realisasi 2007 dan 84,5% dari RKAP)
Pos 519.40 Biaya Keamanan terutama di pos 517.505
Pemakaian Perkakas dan Suku Cadang (91,2% dari realisasi 2008,
47,2% dari Realisasi 2007 dan 53,5% RKAP)
12
C. Sumber Daya Manusia
Tahun 2009 jumlah formasi karyawan berkurang sejumlah 95
orang secara alami, selanjutnya tidak diadakan penggantian untuk
mendekati jumlah standar formasi ideal yang disusun bersama LPP 847
orang.
Realisasi biaya SDM tahun 2009 sebesar 91% dari sasaran, dibanding
total biaya produksi 22%.
Tabel 7. Data Formasi Karyawan
Uraian 2007 2008 2009
Kary. Tetap Gol. III s.d. IV 27 27 26
Kary. Tetap Gol. I s.d. II 292 292 267
Kampanye/ Musiman 495 495 489
PKWT 12 Bulan 133 133 94
PKWT DMG 48 48 54
Jumlah 995 995 930
Permasalahan saat ini adalah jumlah karyawan tetap di PG
Redjosarie diatas standar formasi yang telah disepakati & ditetapkan,
adapun jumlah yang mendominasi pada karyawan gol I-II, besaran biaya
lembur masih belum rasional dan belum meratanya kompetensi
karyawan mengingat sampai dengan tahun 2013 jumlah karyawan yang
pensiun cukup besar yaitu 138 orang.
13
D. Organisasi dan Sistem
Sesuai dengan tugas dan wewenang serta tanggung jawab bagian
Administrasi Keuangan & Umum dalam melaksanakan tata kelola
keuangan dan pengurusan pelaporan serta pengamanan aset Pabrik Gula
Redjosarie, utamanya yang berhubungan dengan bidang akuntansi,
anggaran/ keuangan, sumber daya manusia umum dan Unit pelayanan
kesehatan Balai pengobatan Argosarie Jiwan serta Timbangan Tebu
dalam masa giling. Berkoordinasi dengan bagian lain (Tanaman,
Instalasi dan Pengolahan) di Pabrik Gula.
Bagian AK&U terbagi dalam beberapa bidang, yaitu Keuangan
administrasi hasil, Pembukuan & Pengadaan, SDM & umum, Gudang
Material & hasil, Keamanan. Dimana tugas & tanggung jawab Kepala
AK&U dibantu oleh 5 orang RC.
Sebagai alat kontrol atas penggunaan biaya dalam menghasilkan
bahan baku tebu, aplikasi pupuk, sewa lahan dan flafon biaya guna
meningkatkan efektifitasnya produktivitas & kepastian bahan baku tebu
sistem manajemen biaya kebun, flafon biaya dan sistem reward dan
konsekuensi mendesak untuk diterapkan.
14
E. Pemasaran/Pelayanan pelanggan/Stakeholder
Dalam pengelolaan lingkungan sosial PG Redjosarie
menggunakan program pemberdayaan masyarakat dengan PKBL
( Program Kemitraan Bina Lingkungan ). Konsep yang dikembangkan
adalah meminjamkan modal kerja untuk pengusaha ekonomi menengah
dan hibah untuk bantuan sarana sosial di wilayah kerja PG Redjosarie.
Agar para pengurus APTR & KPTR cukup loyal untuk memasok
tebu ke PG Redjosarie, bagian AK&U berupaya melaksanakan
pembayaran DO minimal 5 hari, pencairan KKP-E tepat waktu sesuai
kemajuan pekerjaan meskipun selama ini belum dapat dilakukan.
Tahun 2009 PG Redjosarie terkait dengan kualitas lingkungan
proper Merah, awal tahun 2010 direncanakan pembuatan UPLC system
aerasi lanjut guna meningkatkan kualitas lingkungan.
15
BAB III. IDENTIFIKASI
PERMASALAHAN DAN PENYEBABNYA
Sebagaimana ulasan dari analisa kinerja produksi, keuangan,
sumber daya manusia, organisasi dan sistem serta pelayanan pelanggan,
dalam operasionalnya tahun 2009 guna mencapai sasaran perusahaan
telah teridentifikasi beberapa permasalahan yang mengakibatkan kinerja
keuangan dan Laba (Rugi) tidak tercapai sebagai berikut.
A. Inventarisasi Masalah
1. PRODUKSI
a. Gula milik PG tidak mencapai sasaran.
b. Pasok Bahan baku tidak sesuai kapasitas & tidak sesuai program
kemasakan.
c. Luas areal TS tidak mencapai sasaran.
d. Jam Berhenti Dalam & luar pabrik tinggi ( Jam berhenti A & B ).
e. Pemakaian Residu & Bahan Bakar Alternatif ( BBA ) meningkat.
f. Tebu TRM dalam wilayah belum terkuasai.
g. Nilai Bahan Baku tebu TS cenderung lebih mahal dari TR.
h. Kredit KPP-E belum bisa menjangkau sebagian petani murni lokal.
i. Kelebihan Ampas awur pada saat panen puncak.
2. KEUANGAN
a. Harga Pokok Produksi belum rasional.
b. Efektifitas penyediaan modal kerja dan ketersediaan dana talangan
belum tepat waktu.
16
c. Efektifitas penyaluran KKP belum sesuai GIS & perkembangan
pekerjaan.
d. Penyelesaian Tunggakan KKP-E 2006/2007, 2007/2008 &
Pertanggungjawaban KKP oleh PTR dan kewajiban PG sebagai
avalis.
e. Kelebihan penyetoran pajak ( PPh 21 ).
f. Penyelesaian Pembayaran DO TR dalam waktu 8 hari.
3. SDM
a. Program regenerasi skill tidak seimbang dengan purna tugas pada
semua bidang.
b. Biaya SDM khususnya Biaya lembur & kesehatan belum rasional.
17
B. Perumusan Masalah
Masalah utama yang dihadapi dalam giling 2009 khususnya yang
terkait dengan kinerja Keuangan & Laba (Rugi) dapat kami simpulkan
sebagai berikut :
NO MASALAH UTAMA URAIAN
1 Gula milik PG tidak mencapai sasaran
69,3% dari sasaran
1. Pendapatan hanya tercapai 97% dari
sasaran
2. Laba (rugi) hanya tercapai 98% dari
sasaran
3. HPP 130% dari sasaran
2 KKP-E belum bisa menjangkau
sebagian petani murni lokal
1. TRM banyak yang keluar dari PG
Redjosarie
2. Pasok bahan baku tebu tidak sesuai
kapasitas
3. Biaya subsidi angkutan meningkat krn
harus meraih TRLD luar wilayah.
4. KKP-E tidak bisa menjangkau
plasma-plasma
5. Kredit Macet & tidak sesuai SOP
6. Mapping lahan TR untuk menentukan
luas lahan nyata.
3 Penyelesaian tunggakan KPP-E
2006/2007 & 2007/2008
1. Menjadi Beban Biaya & Membebani
HPP
2. Secara phsikologis akan
mempengaruhi petani lain
3. Ranah Korupsi
18
NO MASALAH UTAMA URAIAN
4 Efektifitas penyediaan modal kerja &
Ketersediaan dana talangan.
1. Saldo Bank Tinggi
2. Modal kerja dari pinjaman Bank,
Beban Bunga akan tinggi ( idhe
money)
3. Kekurangan modal kerja untuk
sewa lahan & keterlambatan kemajuan
pekerjaan
4. Komplain dari PTR
5 Harga Bahan baku TS lebih mahal dari
Tebu TR
1. Lahan TS merugi
2. HPP tinggi.
3. Kualitas bahan baku kurang baik
4. Tingkat kepercayaan menurun
6 Program Regenerasi skill tidak
seimbang di semua bidang
1. Biaya SDM belum rasional
2. Biaya lembur tinggi
3. Kinerja Pabrik tidak optimal
4. Standart formasi tidak ideal
7 Penyelesaian DO TR dalam waktu 8
hari
1. Komplain dari Petani.
2. Biaya lembur tinggi.
3. Cash flow tidak lancar.
4. Mengakibatkan tebu lari karena petani
tidak puas
19
C. Identifikasi Penyebab Masalah
Melihat dari daftar inventarisasi masalah yang tercantum dalam
tabel diatas yang perlu mendapatkan perhatian utama dihubungkan
dengan tugas dan wewenang Kepala AKU, penyebab utama kinerja PG
Redjosarie sehingga laba rugi hanya mencapai 98,4% dari sasaran dan
HPP 127% dari sasaran, dapat kami gambarkan sebagai berikut,
NO MASALAH UTAMA URAIAN
1 Gula milik PG tidak mencapai
sasaran (69,3% dari sasaran)
1. Ton tebu tergiling 89,1% dari sasaran
2. Ton Tebu TS 79,6% dari sasaran
3. Rendemen 83,8% dari sasaran
4. Rendemen TS 74% dari sasaran
5. Giling tidak ajeg.
2 KKP-E belum bisa menjangkau
sebagian petani murni lokal
1. Sistem pasar & sebagian besar petani
pedagang
2. Prinsip kehati-hatian
3. Jumlah Petugas lapang kurang (PTR)
4. Efektifitas penyaluran KKP belum
sesuai GPS & kemajuan pekerjaan.5. Mapping areal & petani belum efektif.
6. Kapasitas pelayan kurang maksimal
7. Sistem pasar
3 Penyelesaian tunggakan KPP-E
2006/2007 & 2007/2008
1. Pencairan dana KKP tidak sesuai
kemajuan pekerjaan
2. Petugas lapangan kurang
3. Pencairan KKP tidak berdasarkan
luasan Kepemilikan lahan/gambar.
4. Kebijakan yang menyalahi SOP
20
NO MASALAH UTAMA URAIAN
4 Efektifitas penyediaan modal
kerja & Ketersediaan dana
talangan.
1. Ajuan Moker dari bagian tidak sesuai
dng Kemajuan pekerjaan.
2. Persaiangn dengan Petani TR dalam
hal Pencarian lahan
3. Koordinasi5 Harga Bahan baku TS lebih
mahal dari
Tebu TR
1. Kualitas Lahan yang disewa.
2. Biaya pengolahan tanah &
Pemeliharaan Lebih tinggi.
3. Harga pupuk lebih mahal ( Non
subsidi )
4. Biaya tebang angkut relatif meningkat
5. Produktivitas cenderung turun6 Program Regenerasi skill tidak
seimbang di semua bidang
1. Regenerasi terlambat
2. Transfer ilmu & keterampilan
3. Kualitas SDM
4. Sistem pengembangan SDM blm
bernilai Tambah & tdk mengikuti
perkembangan Teknologi.7 Penyelesaian DO TR dalam
waktu lebih dari 1 minggu
1. Menunggu data kuintal tertimbang
dari timbangan ( Rekap timbangan per
petani per hari )
2. Menunggu angka final NPP dari
Pabrikasi, yang diserahkan kebagian
AKU ( Administrasi hasil ) setiap hari
minggu
3. Koreksi kuintal tebu ( salah
induk/nama petani).
4. Belum ada aplikasi LAN, dimana
data dari timbangan diinput kembali di
bagian pabrikasi untuk menentukan
tutupan periode, selanjutnya di bagian
AKU kembali melakukan input ulang
data tutupan periode tsb.
21
BAB IV
RUMUSAN SASARAN
Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara PT Perkebunan
Nusantara XI (Persero) memiliki pengaruh yang besar atas aktivitas
tindakan dan keputusan yang diambil perusahaan dalam operasinya
sehingga dapat menciptakan nilai bagi stakeholder.
A. Visi Perusahaan
Visi PTPN XI ,” Menjadi Badan Usaha yang mampu
meningkatkan kesejahteraan stakeholders secara berkesinambungan ”.
Sedangkan Misi PTPN XI,” Menyelenggarakan usaha agribisnis
utamanya yang berbasis tebu, melalui pemanfaatan sumber daya secara
optimal dengan memperhatikan kelestarian lingkungan “.
Adapun Visi PG Redjosarie sebagai salah satu unit usaha dari
PTPN XI (Persero) adalah, “ Menjadi unit usaha yang selalu tumbuh
dengan iklim usaha yang saling mendukung, maju dan berkembang
bersama petani serta memberikan kontribusi bagi PTPN XI (Persero) “.
Dari visi PG Redjosarie diatas, sasaran aktivitas untuk 3 tahun
ke depan adalah mencapai,
1. Kapasitas giling Mantap ke arah 3.000 TCD.
2. Produktivitas tebu per hektar 950 kuintal, Rendemen 9 %
3. Meraih bahan pasok bahan baku tebu yang berkualitas dan
kuantitas, dengan luas TS lokal & ton tebu TS 40% dari total
kapasitas giling
4. Dukungan APTR/KPTR atas kecukupan bahan baku tebu.
22
5. Kualitas mutu gula mantap menuju ke arah Icumsa 100.
6. Standar formasi ideal SDM 847 orang
7. Meningkatkan efisiensi biaya dengan program cost leadership
8. Peningkatan kecepatan pelayanan, sistem pelaporan dengan
menerapkan sistem Komputerisasi berbasis tehnologi Web.
9. Aplikasi GIS terlaksana untuk seluruh lahan TS & TR.
23
B. Sasaran Unit Kerja bagian AK&U
Dalam rangka ikut mewujudkan pencapaian sasaran perusahaan,
khususnya di PG Redjosarie agar selalu Menjadi unit usaha yang selalu
tumbuh dengan iklim usaha yang saling mendukung, maju dan
berkembang bersama petani serta memberikan kontribusi bagi PTPN XI
(Persero), Bagian AK&U memiliki program kerja sebagai berikut :
Meningkatkan kecepatan pelayan & Informasi terhadap semua
bagian, Karyawan, Petani, rekanan dan semua yang terkait.
Bersama Bidang TI kantor pusat melaksanakan Perencanaan
Web.based programing terhadap semua aplikasi laporan Keuangan,
Produksi, SDM, Pengadaan, DO TR & Inventory.
Meningkatkan efisiensi biaya, dengan melanjutkan, mengevaluasi
secara teratur pelaksaknaan costleadership, melaksanakan EWS &
informasi keuangan/biaya kesetiap bagian setiap mingguan.
Meningkatkan produktivitas SDM dengan pelatihan-pelatihan
aplikatif & in hous training secara berkesinambungan.
Nihil Tunggakan Kredit.
24
BAB VRUMUSAN UPAYA PENCAPAIAN SASARAN
DAN PENJABARAN POGRAM
a. Upaya Pencapaian Sasaran
Dalam usahanya pencapaian sasaran yang ada, diperlukan
berbagai upaya dalam memecahkan masalah-masalah utama tersebut
seperti tertuang dalam tabel berikut ini :
MASALAH UTAMA UPAYA
Gula milik PG tidak mencapai sasaran (69,3% dari sasaran)
Meraih bahan baku tebu yang berkualitas dan kuantitas tercukupi sesuai kapasitas giling dengan fokus biaya efektif efisien.
KKP-E belum bisa menjangkau sebagian Petani murni/plasma.
Pelaksanaan Mapping areal dan Petani tebu lokal diwilayah kerja PG Redjosarie.
Penyelesaian tunggakan KPP-E 2006/2007 & 2007/2008
Melakukan konfirmasi hutang bersama APTR dan Kejaksaan serta pendekatan personal kepada petani.
Harga Bahan baku TS lebih mahal dari tebu TR
Penerapan sistem pertanggung jawaban produksi & biaya.
Program Regenerasi skill tidak seimbang disemua bidang
Penataan ulang SDM/job discription didasarkan kebutuhan pekerjaan dan kemampuan karyawan.
Penyelesaian DO TR dalam waktu lebih dari 1 minggu
Pembuatan aplikasi koneksi Link antar bagian untuk update data
Tabel 10. Upaya Pencapaian Sasaran
25
b. Rumusan Upaya Pencapaian Sasaran
Dan Penjabaran Program
Menindaklanjuti dari upaya-upaya tersebut diatas, maka untuk
memaksimalkan akan capaian sasaran yang ada perlu disusun program
kerja yang mendukung. Program kerja tersebut terurai dalam hal sumber
daya dan periode waktu pencapaiannya. Penjabaran program terurai
sebagai terlihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 11. Penjabaran program
Upaya Program Sumber Daya Jadwal Keterangan
Meraih bahan baku tebu yang berkualitas dan kuantitas tercukupi sesuai kapasitas giling dengan fokus biaya efektif & efisien.
- Memberdayakan petugas TR dlm mengefektikan pembinaan untuk meraih tebu TRK lokal & TRM lokal.
- Penyiapan proses kontrak tenaga tebang lebih awal, sejumlah 130% dari kapasitas giling.
- Melakukan SPT ( Sistem pembelian tebu )
- Melakukan penyemprotan ZPK pada kebun TS,TR sesuai kebutuhan tebu.
- SKW TR & Petugas TR.
- Kortep, PTA dan Petugas AKU.
- Manajemen PG Redjosarie
- SKW,PTA & mandor pupuk.
- Januari 2010 sd selesai giling
- Januari 2010
- Agustus 2010
- Empat periode giling awal.
Program ini dilakukan agar giling ajeg shg kehilangan chemis dapat ditekan.
26
Upaya Program Sumber Daya Jadwal Keterangan
Melakukan konfirmasi hutang bersama APTR dan Kejaksaan serta pendekatan personal kepada petani.
- Kontrak kerja sama dengan Kejaksaan Magetan selaku Pengacara Negara
- Secara rutin setiap periode giling dibuatkan & disampaikan surat penagihan & konfirmasi hutang
- Penyetoran tebu atau tunai dari pemilik kredit macet
- Manajemen PG Redjosarie
-Kepala AKU, SKW dan Petugas TR
- RC SDM, Administrasi hasil, SKW, PTA, Petugas TR.
Oktober 2009
Sejak awal giling
Sejak awal giling
KKPE 2009, 2008 lunas, tahun 2007 bergerak 3%
Penerapan sistem pertanggung jawaban produksi & biaya.
- Sewa lahan produktif & serah tanah awal
- Bumbun dengan traktor pada kebun ratoon.
- Kombinasi unsur pemupukan tepat
- Penambahan bahan organik dengan kompos dr blotong 6 ton/ha
- Membuat alat subsoling
- Melakukan subsoiling kebun PC
- Panen tepat waktu
- Pembiayaan terukur dengan perencanaan.
- Sosialisasi
- SKW, Mandor, PTA, Masinis dok traktor, RC Keuangan
Nopember 2010
Program ini untuk minimalkan tingkat resiko & mencari biaya minimum dengan kombinasi pupuk yang memenuhi syarat.
27
Upaya Program Sumber Daya Jadwal Keterangan
Pembuatan aplikasi koneksi Link antar bagian untuk update data
- Pembenahan Administrasi dan pembuatan aplikasi visual basic
- Studi banding ke PG sesaudara
- Workshop pengoperasian alat.
- Sosialisasi
- RC & Petugas administrasi hasil, Juru timbang, Chemiker, juru pabrikasi.
- Februari 2010
- Februari 2010
- Mei 2010
Pelaksanaan Mapping areal dan Petani tebu lokal diwilayah kerja PG Redjosarie.
- Penambahan petugas TR & alat GPS
- Pencairan KKP-E sesuai kemajuan pekerjaan & direkomendasi oleh APTR/KPTR
- Perubahan struktur organisasi di bagian tanaman.
- Penetapan rayonisasi wilayah kerja petugas TR
- Manajamen PG Redjosarie
- SKW,PTR, petugas TR dan RC Keuangan AKU
- Kepala Tanaman
- Januari 2010
-Nopember 2009
- Januari 2010
Penataan ulang SDM / Job description didasarkan kebutuhan pekerjaan dan kemampuan karyawan.
- Dibentuk tim Inventarisasi kebutuhan pekerjaan & syarat kemampuan karyawan.
- Pembuatan operasional manual & work instruction terkait dengan bidang tugas.
- Promosi mutasi karyawan antar bagian sesuai kemampuannya
- Training-training
- Manajemen PG redjosarie
- Masing-masing RC bagian & tim.
- Kepala bagian yang bersangkutan
- Januari 2010
Nopember 2009
28
aplikatif disetiap bagian.
BAB VI
ANALISA RESIKO
A. Analisa Resiko ( Problem Potensial )
Dalam setiap usaha yang dilakukan selalu ada kondisi yang terkadang mengganggu tercapainya sasaran. Perlu pemetaan masalah potential yang akan muncul dan potensi antisipasinya.
Tabel 12. Analisa Resiko ( Problem Potensial )Upaya Problem
PotensialPreventif Kuratif
Meraih bahan baku tebu yang berkualitas dan kuantitas tercukupi sesuai kapasitas giling dengan fokus biaya efektif & efisien.
Terobosan Pabrik Gula pesaing saat-saat kritis
Persiapan pabrik prima, silaturahmi, kemitraan & ikatan emosional dengan petani ditumbuhkan
Persiapan pabrik prima, Penyelesaian gilingan No 5, SPT
Program SPT tidak disetujui karena tidak dianggarkan dalam RKAP.
Anggarkan dalam RKAP, mengembalikan kepercayaan Direksi & petani
Supporting analisis kepada Direksi.Menggandeng investor
Melakukan konfirmasi hutang bersama APTR dan Kejaksaan serta pendekatan personal kepada petani.
Piutang macet yang terjadi kelengkapatan data pendukung yang sah kurang akurat.
Membuat surat tagihan & konfirmasi hutang, dan pendekatan personal
Pemanggilan oleh kejaksaan & membuat surat pernyataan kesanggupan pembayaran & pengakuan hutang
Nilai agunan yang melekat tidak memadai.
Dalam perjanjian dicantumkan jenis agunan & nilainya serta disertakan surat
Pinjaman 75% dari nilai anggunan
29
kuasa hak jual.Debitur meninggal.
Pendekatan personan kepada ahli waris
Gugatan perdata di pengadilan, melalui law firm. Penjualan agunan,Menggunakan Debt collector
Upaya Problem potensial
Preventif Kuratif
Penerapan sistem pertanggung jawaban produksi & biaya
Prasarana kerja yang kurang cukup memadai
Perencanaan anggaran investasi termasuk biaya.
Kontrak kerjasama dengan pihak III, memanfaatkan tehnologi komunikasi.
Data tidak Up todate & methode pelaporan EWS tidak kontinue
Pendjadwalan pekerjaan & pendampingan , kunjungan team produktifitas
Sewa konsultan untuk pembuatan aplikasi biaya garap
Pembuatan aplikasi koneksi Link antar bagian untuk update data pembuatan DO TR
Data kurang up to date dlm SPAT
Penyampaian daftar No induk kepada petani, Sosialisasi program ke Karyawan dan PTR
Tidak ada terbit no induk baru saat giling
SDM belum cukup mapan dalam pengembangan diri saat menerima konsep baru.
Training untuk pengenalan program & interface yang lebih familiar.
Pendampingan, Pemilihan karyawan yg mampu
Pelaksanaan Mapping areal dan Petani tebu lokal diwilayah kerja PG Redjosarie.
Penolakan dari Petani pedagang
Sosialisasi program & pendekatan personal dengan menjalin silaturahmi yang baik kepada petani pedagang.
Pencairan KKP-E berdasarkan luasan gambar GIS.
Luasan yang berpencar, sehingga butuh waktu lama.
- Pemberian insentif kepada petugas.
- Pengajuan dana KKP-E sudah melampirkan gambar kerawangan desa & petugas TR lebih pro
- Outsourcing petugas yg men GPS di lapangan
- Penambahan alat GPS & Komputer.
30
aktifPenataan ulang SDM / Job description didasarkan kebutuhan pekerjaan dan kemampuan karyawan.
Standart formasi tidak ideal
Pendampingan & komunikasi dari RC masing-masing dalam transfer skill
- Program minus growth
- Mutasi antar unit kerja.
B. Penyebab masalah
Dari permasalahan yang ada penyebabnya antara lain :
1. PG. Redjosarie adalah unit produksi berbasis TR dengan
komposisi 30 % TS dan 70 % TR
2. Kekurangan modal kerja dalam pengadaan tebu
3. Kurang tepatnya waktu pencairan dan penyaluran KKP
4. Ketergantungan terhadap TR cukup tinggi
5. Kurang peduli terhadap biaya
6. Kejahatan perbankan semakin meningkat
Data-data beberapa tahun yang Penulis sajikan menunjukkan
trend meningkat, ini membuktikan belum adanya usaha bagaimana
efisiensi biaya dapat dilakukan. Kondisi ini disebabkan karena
kontinuitas pekerjaan, kurang pedulinya terhadap pengendalian biaya
dan berfikir sistematis serta efesien
31
IV. RUMUSAN SASARAN
Jumlah petani tebu rakyat di PG. Redjosarie yang cukup banyak
sehingga mengharuskan pihak manajemen dapat meningkatkan
pelayanan berupa penyaluran dana KKP yang sistematis dan efektif,
sehingga beban bunga yang harus ditanggung PG. Redjosarie dapat
diminimalisir. Selain itu PG. Redjosarie juga harus dapat
meningkatkan efisiensi biaya pengambilan uang dari bank ke PG.
Agar efektivitas dan efisiensi dapat dicapai, penulis mencoba
melakukan perubahan-perubahan. Beban bunga KKP pada tahun 2008
sebesar Rp. 78.123.367,-. Di tahun 2008 total biaya pengambilan modal
kerja yang dikeluarkan sejumlah Rp. 69.019.000,- yang penulis rasakan
masih cukup tinggi. Dari persaingan antar bank yang begitu ketat,penulis
melihat adanya peluang efisiensi biaya pengambilan modal kerja.
Adapun sasaran - sasaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
1. Penyaluran dana KKP seluruh petani selalu memperhitungkan waktu
pencairan dan penyaluran agar deviasi beban bunga mencapai Rp.0,-.
2. Negosiasi dengan bank yang ditunjuk untuk mendapatkan fasilitas
pengantaran secara cuma-cuma, sehingga biaya pengantaran modal
kerja Rp. 0,-.
32
V. RUMUSAN UPAYA PENCAPAIAN SASARAN DAN
PENJABARAN PROGRAM
A. Efektifitas Pencairan dan Penyaluran KKP.
Permasalahan yang ada antara lain kurangnya antisipasi waktu
antara pencairan dan penyaluran KKP yang menyebabkan deviasi beban
bunga KKP yang harus ditanggung PG. Redjosarie sebagai avalis relatif
cukup tinggi.
Sistem pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
1. Ajuan pencairan KKP harus sudah lengkap termasuk Penanda
tanganan bukti penarikan Dana KKP ke Bank.
2. Informasikan ke petani yang mengajukan bahwa KKP yang diajukan
akan cair dan diserahkan pada tanggal tertentu.
3. Dibuatkan cek penarikan giro ke bank yang telah ditandatangani
Administratur.
4. Hubungi notaris yang ditunjuk sebagai syarat disyahkannya bukti-
bukti penyaluran KKP pada hari itu juga.
5. Pada hari yang sama petani sudah harus mengambil dana KKP
melalui kasir PG. Redjosarie.
6. Pembukuan ke perkiraan piutang PTR dilakukan pada hari yang sama
sehingga deviasi beban bunga yang harus di tanggung PG.Redjosarie
menjadi Rp. 0,-.
33
B. Efisiensi Biaya Pengambilan Modal Kerja.
Pengambilan uang (modal kerja) dari bank dalam jumlah yang
besar merupakan suatu risiko yang harus diminimalisir. Masalah yang
muncul dari kegiatan tersebut adalah ”keamanan” uang dalam perjalanan
dari bank menuju PG. Redjosarie, yang jaraknya cukup jauh.
PG. Redjosarie berdomisili di Kabupaten Magetan yang tidak terdapat
cabang Mandiri. Bank Mandiri adalah salah satu bank yang memiliki
hubungan dengan Kantor Pusat PTPN XI tempat transfer modal kerja
untuk PG. Redjosarie yang memiliki cabang di kota Madiun. Selain bank
Mandiri Kantor Pusat juga mempunyai hubungan dengan bank BRI
khusus transfer modal kerja berupa gaji setiap bulannya.
Penulis merasa perlu melakukan perubahan agar faktor risiko yang
menghantui setiap saat bisa diminimalisir. Kegiatan di PG, setiap hari
membutuhkan modal kerja sebagai biaya operasional untuk
mempersiapkan pabrik dan pemeliharaan tanaman tebu sendiri (TS) saat
di luar masa giling (LMG) sekitar bulan Oktober sampai dengan bulan
April. Demikian juga kebutuhan modal kerja akan meningkat jumlahnya
dalam masa giling (DMG) sekitar bulan Mei sampai dengan bulan
September.
Pengambilan modal kerja tersebut merupakan kegiatan rutin mulai
hari Senin sampai dengan Jum’at setiap minggu yang dilaksanakan oleh
staf keuangan yang selalu diintai oleh risiko kejahatan yang hampir
setiap hari menjadi berita di media massa dalam berbagai modus
operandinya.
Untuk mengurangi risiko tersebut diperlukan jasa perbankan
berupa fasilitas pengantaran uang tanpa biaya atau gratis. Penulis
melakukan negosiasi dengan kedua bank tersebut dengan hasil hanya
34
bank BRI yang dapat memenuhi kebutuhan PG. Redjosarie dan bank
Mandiri tetap meminta kompensasi jasa pengantaran uang dari bank
Mandiri Madiun ke PG dengan prosentase sesuai jumlah modal kerja
yang diantar.
Modal kerja PG. Redjosarie didapat dari transfer dana dari Kantor
Pusat berdasarkan permintaan unit, melalui BRI Magetan (untuk droping
gaji) dan Bank Mandiri untuk droping modal kerja selain gaji.
Mekanisme pelaksanaan seperti tersebut diatas dapat dilakukan
dengan cara:
1. Mengalihkan modal kerja non gaji dari Bank Mandiri ke Bank Jatim
cabang Gorang Gareng dekat lokasi PG. Adapun fasilitas yang
diberikan yaitu : mengantar modal kerja setiap hari tanpa biaya.
2. Transfer dana yang dikirim dari Kantor Pusat berupa gaji melalui
Bank BRI Cabang Magetan, dikirim ke PG sesuai dengan permintaan
sebulan sekali.
35
VI. ANALISA RISIKO (PROBLEM POTENSIAL)
A. Efektifitas Pencairan dan Penyaluran KKP
Problem potensial yang muncul dalam pencairan dan penyaluran
KKP PTR adalah :
1. PTR menolak mengambil tepat waktu
2. Bank tidak bisa menyediakan dana yang akan dicairkan setiap saat.
Problem tersebut dapat dieliminir dengan penjelasan pihak manajemen
kepada APTR dan informasikan kepada bank mengenai kelengkapan
administrasi serta waktu pengambilan uang.
B. Efisiensi Biaya Pengambilan Modal Kerja
Persoalan potensial yang muncul dalam meningkatkan efisiensi
biaya pengambilan modal kerja adalah:
1. Pengantaran uang dari bank agak terlambat (tidak bisa pagi) yang
disebabkan oleh permasalahan intern bank yang bersangkutan
2. Modal kerja harian yang dibutuhkan kadang terlalu kecil (kurang dari
Rp. 100.000.000).
Problem tersebut dapat diatasi dengan konfirmasi pengambilan modal
kerja lebih awal (H-1) sehingga bank dapat mempersiapkan dan
mengantar uang lebih pagi serta tidak adanya batasan pengambilan
modal kerja yang diantar.
36
VII. KESIMPULAN
Dalam 3 (tiga) tahun terakhir baik deviasi biaya bunga KKP
maupun biaya pengambilan modal kerja menunjukkan trend menaik
sehingga penulis merasa perlu melakukan perubahan agar biaya tersebut
dapat diminimalisir. Adapun hasil yang dapat dicapai antara lain :
1. Kebutuhan TR dapat diatasi dengan tersedianya KKP yang
merupakan kredit bersubsidi dari Pemerintah.
2. PG. Redjosarie tidak perlu menyiapkan modal kerja untuk PTR,
cukup sebagai avalis saja.
3. dengan cara antisipasi waktu pencairan dan penyaluran KKP ke
PTR, maka deviasi biaya bunga KKP dapat ditiadakan menjadi Rp.0,-
4. PTR sebagai peminjam dan PG.Redjosarie sebagai avalis sudah
melaksanakan kewajibannya dengan baik.
5. biaya pengambilan modal kerja dapat diminimalisir dari
Rp.69. 019.000 menjadi sebesar Rp. 4.944.000,- per tahun.
6. Keamanan modal kerja terjamin karena saat pengantaran menjadi
tanggungjawab bank.
37
38
top related