corporate identity: desa wisata kasongan
Post on 23-Oct-2015
336 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL 1PerancanganCorporate IdentityDesa Wisata Kasongan
DELLANA ARIEVTAFSR DKV NR
1210037124ISI YOGYAKARTA
2013
Yogyakarta terkenal dengan wisata budayanya, salah satu wisata budaya itu adalah Desa Wisata Kasongan. Kasongan merupakan desa yang dipenuhi oleh pengrajin keramik. Dusun kasongan kira-kira 7 km ke arah selatan tepatnya dari kota ke arah selatan, yaitu jalan menuju Kabupaten Bantul dan 700 m sebelah barat jalan Bantul. Berada di dusun Kajen, Bangunjiwo, Kasihan Bantul.
Berkunjung ke desa Kasongan, wisatawan akan disambut dengan ramah oleh penduduk setempat. Sekedar melihat-lihat ruang pajang atau ruang pamer yang dipenuhi berbagai hasil kerajinan keramik. Dan jika tertarik melihat pembuatan keramik, wisatawan dapat mengunjungi beberapa galeri keramik yang memproduksi langsung kerajinan khas itu di tempat. Hasil kerajinan tersebut berkualitas bagus dan telah diekspor ke mancanegara seperti Eropa dan Amerika.
PENDAHULUAN
Sebagai desa wisata yang menarik banyak pengunjung lokal maupun mancanegara, Desa Wisata Kasongan tidak memiliki papan penunjuk arah yang memenuhi standar. Minimnya penunjuk arah pun menyebabkan banyak pengunjung yang bingung setelah tiba di desa wisata yang penuh pengrajin keramik ini. Kurangnya penunjuk arah mempersulit pengunjung yang baru pertama kali datang ke wilayah ini. Tidak adanya landmark menjadikan desa ini tidak seterkenal daerah wisata lainnya. Landmark yang menunjang meningkatkan jumlah pelancong yang mendatangi kawasan ini, tentunya menambah keuntungan dari segi penjualan para pengrajin ini sendiri.
Pembatasan Masalah1.) Perancangan corporate identity untuk menanamkan citra.2.) Menjadikan landmark sebagai acuan untuk rancangan media-media lain baik yang sudah atau media pendukung yang akan dirancang.
Rumusan Masalah1.) Bagaimana menciptakan landmark dan merancang ulang media-media yang sudah ada dengan konsep yang baru.2.) Bagaimana merancang sign system dengan konsep perancangan yang mencerminkan ciri khas tempat tersebut dengan informasi yang tepat namun tetap memiliki nilai estetik.
Untuk Mengatasi Permasalahan1.) Merancang landmark tempat tersebut sebagai ciri khas tempat tersebut dengan melakukan survey dan menganalisis daerah Kasongan2.) Perancangan media-media lain seperti sign system dirancang dengan mengacu kepada landmark.
PERMASALAHAN
Pada masa penjajahan Belanda, di salah satu daerah selatan Yogyakarta pernah terjadi peristiwa yang mengejutkan bahkan menakutkan warga setempat dengan ditemukannya seekor kuda milik Reserse Belanda yang mati di atas tanah sawah milik seorang warga. Karena takut akan hukuman, warga tersebut melepaskan hak tanahnya dan tidak mengakui tanahnya lagi. Hal ini diikuti oleh warga lainnya. Tanah yang telah dilepas inipun akhirnya diakui oleh penduduk desa lain. Akibat dari tidak memiliki tanah persawahan lagi, warga setempat akhirnya memilih menjadi pengrajin keramik untuk mainan dan perabot dapur hingga kini. Hal ini terungkap dalam hasil wawancara Prof. Gustami dkk dengan sesepuh setempat pada tahun 1980-an.
Daerah itulah yang kita kenal dengan nama Kasongan hingga hari ini. Sebuah desa di Padukuhan Kajen yang terletak di pegunungan rendah bertanah gamping. Berjarak 15-20 menit
berkendara dari pusat kota. Kyai Song adalah cikal bakal dari kasongan yang hidup antara tahun 1675-1765 kurang lebih 320 tahun.
Pada awalnya keramik ini tidak memiliki corak sama sekali. Namun legenda matinya seekor kuda telah menginspirasi para pengrajin untuk memunculkan motif kuda pada banyak produk, terutama kuda-kuda pengangkut gerabah atau gendeng lengkap dengan keranjang yang diletakkan di atas kuda, selain dari motif katak, jago dan gajah. Dari data yang diperoleh, tercatat ada sekitar 582 pengrajin yang mana hasil kerajinannya sudah diekspor ke luar kota, hampir seluruh kota besar yang ada di Indonesia seperti Bandung, Jakarta, Semarang, Sumatera, dan Kalimantan, Bali, Sulawesi, NTB. Bahkan beberapa diantaranya sudah diekspor ke luar negeri, meliputi : Singapura, Prancis, Belanda, Kanada, Korea, Inggris , Hongkong, Malaysia, Belgia, Yunani, Italia, dll.
DATA VERBAL
DATA VISUAL
Benda yang dapat dijadikan landmark: Gapura KasonganKeramikPengrajinKudaPohon BeringinJembatanGaleriUPTMasjid
Sign system yang perlu ditambahkan:Penyebrangan jalanATM CenterTempat sampah
Sign system yang perlu didesain ulang:Rambu-rambu jalanToiletLahan parkirDilarang parkirDilarang buang sampahMasjidPenunjuk arahdll.
Media Lainnya yang Dibutuhkan:PetaChartDiagram
WhatPerancangan landmark dengan aplikasinya ini dibuat dengan analisis data dengan konsep dan ide baru yang mudah diingat.WhyKarena belum memiliki identitas visual yang khas dan media-media komunikasi visual yang ada di tempat tersebut belum maksimal dari segi perancangannya.WhenDengan analisis data yang ada perlu adanya perancangan ulang dan itu harus segera direalisasikan secepat mungkin.WhereDesa Kasongan, Yogyakarta.WhoSasaran utamanya adalah para wisatawan dari luar Yogyakarta.HowMerancang ulang atau membuat baru sesuai konsep yang telah ditentukan sebelumnya.
ANALISIS
1. Penjaringan Ide Ciri Khas Tempat
2. Pengembangan Ide Simbolik
3. Penyempurnaan
5. Pemilihan Warna untuk Logogram
Warna burgundy dipilih karena memiliki kesamaan dengan warna tanah liat. Selain itu memiliki kesamaan juga dengan gapura Kasongan dan warna gerabah yang telah selesai dibakar. Warna burgundy juga memiliki karakter klasik, anggun dan bergengsi.
C:27 M:82 Y:96 K:24
4. Negatif - Positif
Menyatukan unsur kuda dan keramik kedalam huruf K, yang mana huruf itu merupakan huruf pertama dari kata Kasongan. Namun bentuk kuda jangan terlalu realistik dan logo tidak berlebihan
Siluet kuda yang disederhanakan
Siluet keramik yang disederhanakan
PERANCANGAN
1. Penjaringan Typeface
3. Pemilihan Warna untuk Logotype dan logogram
Perpetua Optima Trajan Pro
Trajan Pro Optima Savoye LETZapfino
4. Negatif - Positif
Desa Wisata
Kasongan KasonganKasonganKasongan
Desa Wisata Desa Wisata
2. Sketsa
C:27 M:82 Y:96 K:24
C:50 M:50 Y:50 K:50
PERANCANGAN
Komunikatif
Estetik
Keterbacaan
Relevansi
Kriteria
KurangCukupBaikSangat Baik
4. Sintesis / Eksekusi Pengembangan Ide
5. Evaluasi
Keterangan
PERANCANGAN
6. Artwork dan Konsep 7. Positif Negatif
Ide awal perancangan landmark Desa Wisata Kasongan adalah menjadikan keramik dan kuda sebagai suatu kesatuan. Dalam logogram, keramik sebagai aspek terpenting dari desa ini sedangkan kuda, merupakan sejarah dibalik terbentuknya desa Kasongan seperti yang telah diceritakan di bagian data verbal. Huruf K diagonal dan melengkung mengasosiasikan sesuatu yang dinamis, luwes, dan melambangkan keindahan. Selain itu tambahan modifikasi logotype Kasongan dengan huruf S yang terbentuk dari siluet 3 buah keramik untuk memperkuat nuansa desa pengrajin gerabah pada logotype tersebut.
Warna, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya untuk karakter warna burgundy, burgundy adalah warna turunan dari warna merah yang mana warna merah itu sendiri menyimbolkan semangat, klasik dan enerjik. Sedangkan warna logotype, merupakan warna coklat tanah liat yang baik untuk dijadikan gerabah. Karakter warna coklat adalah kedekatan hati dan kesederhanaan seperti menggambarkan warga desa Kasongan yang ramah dan rendah hati. Persegi panjang merupakan refleksi ketegasan, karakter yang kuat serta kepribadian bersahaja yang akrab.
PERANCANGAN
PETA &
APLIKASINYA
CHART &
APLIKASINYA
DIAGRAM &
APLIKASINYA
SIGN SYSTEM&
APLIKASINYA
170 CM
150 CM
200 CM
SKALA
DELLANA ARIEVTAFSR DKV NR
1210037124ISI YOGYAKARTA
top related