copy of turunan

Post on 11-May-2015

1.019 Views

Category:

Education

3 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Penyusun : 1. Riani Widiastuti2. Maria Ernawati3. Hisamto4. Radiah

EVALUASI DAN ANALISIS KEBIJAKAN UJIAN NASIONAL

A. PENGANTAR

UN SEBAGAI SARANA KONTROL

Ujian Nasional (UAN)

Sejarah :

a. EBTANAS s.d tahun 2000(Kritikan)

- Bentuk soal pilihan ganda

- Kebocoran soal, hasil kurang obyektif

- NEM satu-2nya alat seleksi jenjang berikutnya.

- Penyelenggaraan butuh biaya tinggi, tak sebanding manfaat hasil

Ujian Nasional

• EBTANAS SD, SDLB, SLB Tingkat dasar , dan MI dihapus ( SK Mendiknas No.011/U/2002 tanggal 28 Januari 2002)

(alasan WAJAR 9 Tahun, jumlah banyak, lokasi sampai pelosok terpencil, biaya besar, mobilitas lulusannya belum tinggi)

• Nama EBTANAS untuk SLTP, SLTPLB, SMU, SMLB, MA, dan SMK diganti UAN ( SK Mendiknas No.047/U/2002 tanggal 4 April 2002)

Tanggapan

Tujuan :- Mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.- Mengukur tingkat pendidikan

(Nas, Prop, Kab/Kota, dan Sekolah)

Fungsi :- Alat pengendali mutu pendidikan secara Nas.- Mendorong peningkatan mutu, hasil maksimal- Bahan pertimbangan tamat/tidak tamat dan predikat

prestasi peserta didik.- Bahan pertimbangan seleksi siswa baru pada jenjang

yg lebih tinggi.

UAN

• Sebagian besar anggota DPR RI menolak karena

biaya dianggap terlalu besar.• Tak sesuai UU No.20 SISDIKNAS Bab XVI bagian satu pasal 58

ayat(1).• Fungsi UAN diharap bukan untuk penentu kelulusan, bukan alat

seleksi masuk jenjang berikutnya.• Fungsi UAN diharapkan sbg :- Memperbaiki sistem pendidikan secara Nas.- Pemetaan mutu program dan / atau satuan pendidikan.- Memotivasi kepala sekolah, pendidik, peserta didik dan orang

tua dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran

* Sistem Konversi nilai yang diterapkan UAN dianggap merugikan siswa yang pandai.

Kritik

Masukan atas beberapa hasil penelitian (???)

• Dalam penyelenggaraan UAN hendaknya :

- Menyertakan daerah dalam penyusunan soal

- Biaya sepenuhnya ditanggung pemerintah

- Peningkatan kualitas soal

- Peningkatan obyektivitas sistem skoring

- Peningkatan keamanan soal

- Pengamanan dg koreksi silang antar sekolah

- Pengiriman hasil UAN sesegera mungkin

- Pemenuhan fasilitas minimum penyelenggaraan

UAN

• Diperlukan adanya pelatihan penyusunan soal bagi guru di daerah untuk meningkatkan kualitas soal ujian.

• Perlunya Inovasi dlm pembelajaran(media, metode)• Analisis UAN sesegera mungkin diterima guru sbg

bahan pengambilan srategi untuk mengatasi masalah (materi-2 yang sulit/ daya serap rendah).

• Sosialisasi dan Informasi seawal mungkin• Pemerintah membantu fasilitas minimal yg

diperlukan dalam pelaksanaan UAN (media untuk materi uji tertentu)

3. Sistem Kenaikan kelas yang terlalu longgar menggunakan (acuan norma) melenakan siswa dan orang tua yg terbuai oleh angka-angka yg menyajikan keberhasilan semu. Penerapan kurikulum 2004 sdh menggunakan (acuan patokan)

4. Sebagai dampak dari target melampaui nilai minimal maka banyak tindakan tak terpuji mis. Soal bocor, penyerahan lembar jawab yg ditunda-tunda, ada oknum guru bahkan kepala sekolah yg memberi bantuan siswa dalam menjawab, dsb.

5. Landasan hukum UN sudah mulai kuat, pihak-pihak terkait mulai mengarahkan segala aktifitas pembelajaran dalam rangka pencapaian SKL

Ujian Nasional (UN)

UN

Karena penggunaan kurikulum yang berbeda-beda. Materi ujian adalah kurikulum Irisan

(1994, 2004 dan KTSP) Nama UAN menjadi UN

Kritik dan komentar penyelenggaraan yg perlu dicarikan solusi :

1. Apapun namanya ujian tersebut membawa dampak psikologis oleh karena keputusannya.

2. Mutu hasil pendidikan hanya digunakan sebagai indikator hasil dan penyelenggaraan pada satu periode.

PELAKSANAAN TAHUN TERAKHIR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2011

TENTANG KRITERIA KELULUSAN PESERTA DIDIK DARI SATUAN

PENDIDIKAN DAN PENYELENGGARAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH

DAN UJIAN NASIONAL

Selama ini salah satu kritik terhadap penyelenggaran Ujian Nasional (untuk selanjutnya disingkat UN) adalah:1.Lembar soal bocor2.Pada saat ujian diantara peserta banyak yang bekerjasama (saling menyontek)3.Beredar kunci jawaban serta ada pengawas yang membantu memberikan jawaban.

Untuk mengatasi hal tersebut Kementerian Pendidikan nasional memberikan solusi. Mereka membuat 20 paket soal untuk setiap pelajaran sehingga setiap siswa dalam satu kelas akan mengerjakan soal yang berbeda. Hal ini dimaksudkan juga untuk menyulitkan bagi pengawas untuk membantu memberikan jawaban.

Sebelumnya, pencetakan soal disebar disetiap pulau besar di Indonesia dengan menggunakan 10 – 20 percetakan. Mulai tahun 2013, pencetakan soal hanya dicetak di pulau Jawa dengan menunjuk 6 percetakan yang terdapat di Jakarta, Bogor, Bekasi, Surabaya dan Kudus. Tujuannya adalah untuk mengurangi kebocoran soal dan meminimalkan terjadinya korupsi.

Pertengahan April 2013, pelaksanaan UN 2013 dimulai. Namun ada beberapa masalah yaitu:1.11 propinsi tidak bisa melaksanakan UN karena naskah ujian belum diterima. 2.22 propinsi lainnya yang melaksanakan UN 2013 ditemukan kekurangan soal dan lembar jawaban soal sangat rendah kualitasnya.  

Namun dalam pelaksanaan UN 2013 untuk peserta SMA dan sederajat yang dilaksanakan pada tanggal 15 April 2013 untuk 11 propinsi ternayata ditunda menjadi tanggal 18 April 2013. Penundaan tersebut merupakan pertama kali dalam era pemerintahan sekarang ini.

Permasalahan terjadi karena percetakan dan distribusi soal

PANDANGAN PENYAJI

• Evaluasi sepenuhnya diserahkan pada satuan pendidikan. Baik seleksi masuk maupun ujian akhir.

• Belajar seharusnya menjadi proses yang menyenangkan

• Ujian Nasional dilaksanakan tetapi rumus kelulusan tidak harus sama (seragam), pemerintah memberikan berbagai kriteria dan sekolah memilih yang tepat.

• Ujian Nasional bukan penentu kelulusan tetapi sebagai pengendali mutu pendidikan.

ReferensiPERMASALAHAN HEBOH UN 2013 DARI SUDUT PENGADAAN BARANG DAN JASA

Oleh: Drs. Manurgas Simamora, M.M.Widyaiswara Utama pada Pusdiklat Anggaran dan PerbendaharaanPUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ANGGARAN 2013Jumat, 10 Mei 2013 04:38

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG KRITERIA KELULUSAN PESERTA DIDIK DARI SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYELENGGARAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH DAN UJIAN NASIONAL

Penyusun

• Nama : RIANI WIDIASTUTI, S.Pd• Blog : rianidanmatematika.blogspot.com• http://matrematikapastibisa.blogspot.com/• E-mail : rianituti@yahoo.co.id• Institusi : SMA NEGERI 4 YOGYAKARTA

Sekian dan Terima Kasih

top related