case preeklampsia berat

Post on 04-Jan-2016

48 Views

Category:

Documents

9 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

preeklampsi

TRANSCRIPT

PREEKLAMPSIA BERATOleh: dr. Amalya Nurdayani Friska

Pembimbing : dr. Afaf Susilawati,SpA

KETERANGAN UMUM

Nama : Ny. HUmur : 30 tahunPekerjaan : Ibu Rumah TanggaPendidikan : SMPAlamat : CilincingAgama : Islam

Nama suami : Tn. SPekerjaan : WiraswastaPendidikan : SMATgl Masuk RS : 21 JUNI 2015 (15:53)

RUJUKAN

Dirujuk oleh PKM Cilincing dengan

diagnosa G3P2A0 kehamilan 38 minggu

inpartu kala I fase laten dengan

preeklamsia berat, janin tunggal hidup.

RUJUKAN

Pemeriksaan Fisik

Tekanan Darah : 170/100 mmHgNadi : 88 x/mRespirasi : 22 x/mSuhu : 37 °C

His : 2x/10 menit, 30”BJJ : 160 x/m

RUJUKAN

Terapi:- IVFD RL +MgSO4 6gr (drip)- Nifedipin 10 mg

Proteinuri (+4)

ANAMNESA Keluhan Utama : Mules-mules

Anamnesa khusus:

Seorang Wanita, 30 tahun datang ke VK RSUD Koja

rujukan dari PKM Cilincing dengan pre eklampsia

berat dan mules-mules yang sudah teratur sejak

pagi ±8 jam SMRS, tidak ada dmam, belum keluar

lendir bercampur darah. Kedua kelopak mata

bengkak, kedua kaki bengkak. Pasien smpat muntah

sebanyak satu kali. Penglihatan tidak kabur. Tidak

ada riwayat kecelakaan, terjatuh, ataupun

melakukan hubungan suami istri sebelumnya.

LANJUTAN...

Pasien mengaku ini adalah kehamilan ketiga, tidak pernah keguguran dan anak yang dilahirkan sebelumnya dalam keadaan sehat tanpa ada penyulit. Pasien mengatakan hari pertama haid terakhir (HPHT) tanggal 28-09-2014, dengan taksiran persalinan 05-07-2015. Pasien mengatakan sering memeriksakan kehamilan ini ke bidan dan puskesmas, tetapi 2 bulan terakhir kaki pasien mulai tampak bengkak dan tekanan darah pasien selalu tinggi saat kontrol.

PEMERIKSAAN FISIK

Status Presens

KU : CM Tekanan darah : 170/100 mmHg Nadi : 88x/menit Respirasi : 22x/menit Suhu : 37,2°C Edema : (+/+)

PEMERIKSAAN LUAR

Abdomen : cembung, lembut Tinggi fundus uteri : 39 cm Lingkar perut : 90 cm Letak janin : kepala Bunyi jantung janin: 160x/menit His : 2x/10 menit, 30 detik

PEMERIKSAAN DALAM

v/v : tak Portio : tebal lunak Ø : 2 cm Kepala : hodge II Ketuban : +

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pemeriksaan Hasil Nilai normal

Hemoglobin 13,0 14-18g/dl

Hematokrit 39,9% 43-51%

Leukosit 11.000 5000-10000/Ul

Trombosit 314000 150-400ribu/mm3

PT 9,0” 9.9-11,8 detik

APTT 35,4’’ 31,0-47,0 detik

Natrium 141 135-147mEq/L

Kalium 3,06 3.5-5,0mEq/L

LANJUTAN...

Klorida 109 96-108mEq/L

SGOT 27 <32U/L

SGPT 19 <33U/L

Ureum 11 16,6-48,5mg/dl

Creatinin 0.75 0.51-0.95mg/dl

Anti HIV Non reaktif Non reaktif

HbsAg Non reaktif Non reaktif

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan

Warna Kuning Jernih

Kekeruhan Jernih 1.002-1.035

Berat Jenis 1.005 4.6-8.0

Ph 6.5 (-) Negatif

Protein (-) Negatif (-) Negatif

Glukosa (-) Negatif (-) Negatif

Keton 1+ (-) Negatif

Billirubin (-) Negatif (-) Negatif

Darah Samar (-) Negatif (-) Negatif

Leukosit Esterase (-) Negatif (-) Negatif

Nitrit (-) Negatif (-) Negatif

Urobilinogen 0.2 EU 0.1-1.0

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan

Leukosit 3-4 LPB < 10

Eritrosit 1-2 LPB < 3

Silinder (-) Negatif (-) Negatif

Silinder (-) Negatif (-) Negatif

Sel Epitel 1+

Kristal (-) Negatif (-) Negatif

Kristal (-) Negatif (-) Negatif

Bakteria (-) Negatif (-) Negatif

Jamur (-) Negatif (-) Negatif

G3P2A0 H38 minggu pk I laten dengan PEB

Diagnosis ???

PENATALAKSANAAN

IVFD RL + MgSO4 6gr (drip) 16 tpm Bolus MgSO4 4gr (IV) secara perlahan Nifedipin 3 x 10mg Konsul dr.Nunki,SpOG advice invitec ¼ tab /

6 jam

OBSERVASI

21/06/15 21:30Dr .Nnki,SpOG visite

VT= Portio tipis, Ø 1-2 cm ket +, kep H I G3P2A0 H38 Mg dgn PEB

P’ Rencana partus pervaginam Induksi invitec ¼ tab /6 jam Protap PEB dilanjutkan

OBSERVASI

22/06/15 05:30Dr. Jaga S’ Mules sekali O’ KU:Lemah, Kes: CM, TD: 160/80mmHg, N:

9Ox/mnt, RR: 23x/mnt, T:afebris, TFU : 39cm, VT: Ø7cm, ket (+), kep H I+, DJJ: 157x/mnt, HIS:3x10’40”

A’ G3P2A0 Hamil 38minggu +PK I Aktif dagn PEB

P’ Konsul dr.Nunki,Sp.OG via telp pkul 07:15 WIB Advice Drip oksitosin, renc. Partus pervaginam

OBSERVASI

22/06/15 10:30 WIB Dokter Jaga S’ lahir anak ke 3, tdk ada keluhan O’ TFU 2jr ↓ pst, TD pp=

130/80mmHg. Invitec 3 tab/anus Methergin 1a.

Jam 13.00 ps pindah ke RPKK.

TINJAUAN PUSTAKA

Hipertensi dalam kehamilan adalah penyakit yang umum dan merupakan salah satu dari segitiga kematian pada ibu hamil, bersama – sama dengan perdarahan dan infeksi. Hipertensi dalam kehamilan juga salah satu penyebab utama dalam morbiditas dan mortalitas ibu hamil.

Hipertensi dalam kehamilan diklasifikasikan oleh Working Group of the National High Blood Pressure Education Program, sebagai berikut : Hipertensi GestasionalPreeklamsiEklamsiPreeklamsi/eklamsi yang terjadi atas

dasar hipertensi kronisHipertensi kronis

Preeklamsi Kriteria minimum :

tekanan darah ≥ 140/90 mmHg setelah usia kehamilan 20 minggu

proteinuri ≥ 300mg/24 jam atau+1 Kriteria tambahan

tekanan darah ≥ 160/110 mmHg proteinuri 2,0 gr/24 jam atau ≥ +2Kreatinin serum > 1,2 mg/dL, kecuali sebelumnya memang telah meningkat

Trombosit < 100.000 mm3 Mikroangiopati hemolisis (peningkatan LDH)Sakit kepala yang menetap atau gangguan serebral atau penglihatan

Nyeri ulu hati tetap

EklamsiYaitu jika terjadi kejang – kejang, yang

tidak disingkirkan oleh penyebab lain, pada penderita preeklamsi. Kejang – kejang bisa terjadi sebelum, selama, atau segera setelah persalinan

Preeklamsi/eklamsi yang terjadi atas dasar hipertensi kronisAdalah preeklamsi/eklamsi yang terjadi

pada pasien yang menderita hipertensi kronis

DIAGNOSIS Preeklamsi ringan

Diagnosis preeklamsi ringan didasarkan atas timbulnya hipertensi (sistolik antara 140 - <160 mmHg dan diastolik antara 90-<110 mmHg) disertai proteinuri (> 300 mg/24 jam, atau >1 + dipstick).

Preeklamsi berat Bila didapatkan satu atau lebih gejala di bawah

ini preeklamsi digolongkan berat.

1. Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau tekanan darah diastolik > 110 mmHg.

2. Proteinuri > 2 g/24 jam atau > 2 + dalam pemeriksaan kualitatif (dipstick)

3. Kreatinin serum > 1,2 mg% disertai oliguri (< 400 ml/ 24 jam)

4. Trombosit < 100.000/mm3

LANJUTAN..

5. Angiolisis mikroangiopati (peningkatan kadar LDH)

6. Peninggian kadar enzim hati (SGOT dan SGPT)

7. Sakit kepala yang menetap atau gangguan visus dan serebral

8. Nyeri epigastrium yang menetap9. Pertumbuhan janin terhambat10. Edema paru disertai sianosis11. Adanya “HELLP Syndrome” (H : Hemolysis;

EL : Elevated liver enzymes LP : low platelet count)

TERAPI

Mencegah terjadinya eklampsia Kelahiran anak dengan kemungkinan hidup

yang besar Persalinan dengan trauma yang seminimal

mungkin dengan upaya menghindari kesulitan untuk persalinan berikutnya

Mencegah hipertensi yang menetap

PRENATAL CARE

Setiap 4 minggu sampai minggu ke-28

Setiap 2 minggu sampai minggu ke-36,

Dan selanjutnya setiap minggu pada bulan-bulan akhir kehamilan

Tekanan darah, penambahan BB, adanya edema, dan proteinuria, faktor predisposisi

PREEKLAMPSIA RINGAN Rawat jalan Banyak istirahat Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak,

dan garam Sedatif ringan; fenobarbital (3x30 mg p.o) atau

diazepam (3x2 mg p.o) selama 7 hari Roboransia Kunjungan ulang setiap 1 minggu

Rawat inap Setelah 2 minggu pengobatan rawat jalan

tidak ada perbaikan Berat badan meningkat > 2 kg/minggu

selama 2 kali pemeriksaan berturut-turut Timbul salah satu atau lebih gejala

preeklampsia berat

Pre eklampsia berat Loading dose :

4 gr MgSO4 = 10cc (MgSO4 40%) encerkan hingga 20cc (dengan aquades) berikan secara IV perlaha selama 10-15 mnt

Maintenance dose 6 gr MgSO4 = 15 cc (MgSO4 40%) masukkan kedalam

RL/Aminofluid 500cc, di drip 20-24 tpm

Pasien post op dan post partum dengan PEB MgSO4 tetp diberikan selama 24 jam post

partum dengan dosis maintenance.Maintenance dose

6 gr MgSO4 = 15 cc (MgSO4 40%) masukkan kedalam RL/Aminofluid 500cc, di drip 20-24 tpm

Bagi pasien yang belum pernah mendapat loading dose/initial dose, maka berikan dulu initial dose seperti berikut:Loading dose :

4 gr MgSO4 = 10cc (MgSO4 40%) encerkan hingga 20cc (dengan aquades) berikan secara IV perlaha selama 10-15 mnt

INDIKASI PERAWATAN AKTIF ADALAH

Kehamilan > 37 minggu Tanda-tanda impending eklampsia Kenaikan TD setelah 6 jam pemberian

pengobatan medisinal Tidak ada perbaikan setelah 24 jam

pemberian pengobatan medisinal Gawat janin dan Pertumbuhan Janin

Terganggu (PJT) HELLP Syndrome

PENGOBATAN MEDISINAL

Obat anti kejang

Obat anti hipertensi

Obat-obatan lain

OBAT ANTI KEJANG

MgSO4 4 gram MgSO4 20% (20 cc) i.v dan

disusul 8 gram (20 cc) MgSO4 40% i.m.

Sebagai dosis pemeliharaan, diberikan 4

gram (10 cc) MgSO4 40% setiap 6 jam

Diazepam10 mg i.V

SYARAT PEMBERIAN MGSO4 ADALAH Harus tersedia antidotum yaitu kalsium

glukonas 10% (1 gram dalam 10 cc) Frekuensi pernafasan ≥ 16 kali/menit Produksi urin ≥ 30 cc/jam (≥ 0,5

cc/KgBB/jam) Refleks patela positif

PEMBERIAN MGSO4 HARUS DIHENTIKAN

Ada tanda intoksikasi

Setelah 24 jam pascapersalinan

Dalam 6 jam pascapersalinan sudah terjadi

perbaikan

OBAT ANTI HIPERTENSI

Hanya diberikan jika sistolik > 180 mmHg dan diastolik > 110 mmHg

Hidralazine 2 mg i.v, dilanjutkan dengan 100 mg dalam 500 cc NaCl secara titrasi sampai tekanan darah sistolik < 170 mmHg dan diastolik < 110 mmhg

Klonidin 1 ampul dalam 10 cc NaCl i.v, dilanjutkan dengan titrasi 7 ampul dalam 500 cc cairan A2 atau RL

Nifedipin p.o 10 mg 3-4 kali

Obat lain seperti; metildopa, etanolol, dan labetalol

OBAT-OBATAN LAIN Diuretikum

Kardiotonika

Antipiretik, antibiotik, dan analgetik bila ada indikasi

PENYULIT

Sindroma HELLP, gagal ginjal, gagal jantung, edema paru, kelainan pembekuan darah, perdarahan otak.

Sindroma HELLP Weinstein 1982 yang mula-mula menggunakan

istilah Hellp syndrome untuk kumpulan gejala Hemolysis, Elevated Liver enzym, dan Low Platelets yang merupakan gejala utama dari sindroma ini.

KESIMPULAN

Hipertensi dalam kehamilan merupakan penyebab penting bagi terjadinya mortalitas dan morbiditas pada kehamilan disamping infeksi dan perdarahan. Diantara beberapa macam jenis penyakit hipertensi dalam kehamilan tersebut, penting untuk membedakan preeklampsia, termasuk eklampsia, dengan gangguan lainnya karena memiliki potensi yang lebih membahayakan.

Untuk mencegah terjadinya hipertensi dalam kehamilan, khususnya khususnya preeklampsia dan eklampsia, pemantauan kehamilan dengan prenatal care yang baik sangat dibutuhkan. Kegiatan prenatal care yang dilakukan dengan teratur dan teliti diharapkan dapat mendeteksi secara dini gangguan hipertensi yang mungkin muncul. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan pemantauan tekanan darah, proteinuri, berat badan, penentuan faktor predisposisi, serta konseling mengenai tanda-tanda bahaya kehamilan.

TERIMA KASIH..

top related