case katarak fix

Post on 10-Apr-2016

76 Views

Category:

Documents

9 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

katarak

TRANSCRIPT

Laporan KasusIDENTITAS PASIENNama : Ny. YVJenis Kelamin : PerempuanTempat, tanggal lahir : Bandung, 24-05-1944 (71 th)Pekerjaan : Ibu rumah tanggaAgama : IslamSuku bangsa : SundaAlamat : JL. Bendungan jati luhur , Jakarta pusatStatus menikah : MenikahPenanggung : BPJS

Anamnesis Anamnesis Dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 25 Agustus 2015 pada pukul 10.00 WIB di Poli klinik mata RSAL Dr. Mintoharjo.

Keluhan utama :

Penglihatan pada kedua mata terasa buram sejak 2 bulan. Keluhan tambahan:

Kedua mata terasa pegal

Riwayat penyakit sekarang

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat penyakit Hipertensi dan DM disangkal pasien. Beberapa tahun yang lalu pasien pernah menggunakan obat tetes mata karena mata merah ,pasien tidak tahu jelas obat yang dipakai karna obat tersebut diberikan oleh saudaranya untuk mengurangi mata merah. Pasien tidak memiliki riwayat alergi. Pasien memiliki riwayat penyakit sendi sejak 3 tahun yang lalu dan untuk mengurangi gejala sakit pada sendi pasien mengkonsumsi obat untuk menghilangkan nyeri.

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat penyakit Hipertensi dan DM pada keluarga tidak diketahui.Riwayat katarak pada orang tua pasien tidak diketahui.

Pemeriksaan Fisik Keadaan UmumKesadaran : Compos mentisKesan sakit : Tampak sakit ringanKesan Gizi ; CukupTanda VitalTekanan darah : 110/70 mmHgNadi : 72 x/menitPernafasan :16 x/menit

Pemeriksaan Oftalmologis OD OS

6/40 S – 2.50 C-1.00 x 160 6/7.5

pinhole tetap

Add +3.00 J1

Visus dan refraksi 1.0 S – 0.25 pinhole tetap

Add +3.00

Orthoforia Kedudukan bola mata Orthoforia

Pergerakan bola mata

Ptosis (-) lagoftalmos (-) blefaritis (-)

hordeolum (-) kalazion (-) ektropion

(-) entropion (-) oedem (-) trikiasis (-)

hematoma (-)

Palpebra superior Ptosis (-) lagoftalmos (-) blefaritis (-)

hordeolum (-) kalazion (-) ektropion

(-) entropion (-) oedem (-) trikiasis (-)

hematoma (-)

Ptosis (-) lagoftalmos (-) blefaritis (-)

hordeolum (-) kalazion (-) ektropion

(-) entropion (-) oedem (-) trikiasis (-)

hematoma (-)

Palpebra inferior Ptosis (-) lagoftalmos (-) blefaritis (-)

hordeolum (-) kalazion (-) ektropion

(-) entropion (-) oedem (-) trikiasis (-)

hematoma (-)

Injeksi konjungtiva (-), injeksi siliar (-)

hiperemis (-) pterigium (-)

subkonjungtiva bleeding (-)

pinguekula (-) folikel (-) papil (-),

sekret (-)

Konjungtiva Injeksi konjungtiva (-), injeksi siliar

(-), hiperemis (-) pterigium (-)

subkonjungtiva bleeding (-)

pinguekula (-) folikel (-) papil (-),

sekret (-)

Pemeriksaan Oftalmologis

OD OSJernih, sikatrik (-) ulkus (-)

neovaskular (-) perforasi (-) benda

asing (-) oedem (-)

Kornea Jernih, sikatrik (-) ulkus (-)

neovaskular (-) perforasi (-) benda

asing (-) oedem (-)

Dalam, hifema (-) hipopion (-)

flare (-)

COA Dalam, hifema (-) hipopion (-)

flare (-)

Coklat, kripti (+) sinekia (-) Iris Coklat, kripti (+) sinekia (-)

Tepi reguler, bulat, RCL (+) RCTL

(+)

Pupil Tepi reguler, bulat, RCL (+) RCTL

(+)

Keruh di subcapsular posterior ,

shadow test (+)

Lensa Keruh di subcapsular posterior ,

shadow test (+)

Tidak dilakukan Vitreus Tidak dilakukan

Tidak dilakukan Funduskopi Tidak dilakukan

Tidak dilakukan TIO (Tonometri Schiotz) 8/7,5 ( Tidak dilakukan

Resume Seorang wanita usia 71 tahun datang ke poli klinik mata RSAL Mintoharjo dengan keluhan penglihatan mata kanan dan kiri buram . Awalnya pasien merasakan keluhan tsb sejak 1 tahun yg lalu, namun penglihatan dirasakan pasien semakin menurun terutama 2 bulan terakhir ini. Mata kanan dirasakan lebih buram dibandingkan mata kiri. Pasien mendeskripsikan pandangan yang buram seperti melihat bayangan putih. Pasien mengaku tidak pernah ada keluhan mata merah. Pasien juga mengeluh mata terasa pegal. Adanya keluhan pusing pada pasien namun tidak diikuti dengan keluhan mual dan muntah . Pasien mengaku menggunakan kacamata sejak 5 tahun yang lalu karna tidak jelas melihat pada jarak jauh dan kesulitan dalam membaca.

Pasien juga menyangkal adanya riwayat trauma pada mata. Riwayat penyakit hipertensi dan DM disangkal pasien, beberapa tahun yang lalu pasien pernah menggunakan obat tetes mata yg diberikan saudaranya untuk meringankan gejala mata merah. Pasien tidak memiliki riwayat alergi. Pasien memiliki riwayat penyakit sendi dan untuk mengurangi gejala sakit pada sendi pasien mengkonsumsi obat untuk menghilangkan nyeri. Riwayat hipertensi , DM dan katarak pada keluarga tidak diketahui. Pada pemeriksaan didapatkan hasil status generalis dalam batasnormal. Status oftalmologis didapatkan visus AVOD 6/40 S – 2.50 C-1.00 x 160 6/7.5 PH tetapAdd +3.00 J1, AVOS 6/6 S – 0.25 pinhole tetap Add +3.00. Pada pemeriksaan lensa didapatkan kekeruhan dibagian subcapsular posterior dengan shadow test (+).

Diagnosis

Penatalaksanaan

Prognosis

Ad Vitam : ad bonamAd fungtionam : dubia ad bonamAd sanationam : dubia ad bonam

Analisa Kasus

kelainan progresif media

refraksi dan kelainan saraf

optik

Katarak Glaukoma Kronik

Retinopati Diabetik ,

dan Retinopati Hiertensi

Analisa Kasus

Analisa Kasus

Analisa kasus

Tinjauan pustaka Anatomi dan fisiologi mata

Katarak Senilis

Patofisiologi

Klasifikasi katarak senilis

Katarak Nuclear Pada katarak Nuklear terjadi sklerosis pada nukleus lensa dan menjadikan nukleus lensa menjadi berwarna kuning dan opak. Katarak yang lokasinya terletak pada bagian tengah lensa atau nukleus. Nukleus cenderung menjadi

gelap dan keras (sklerosis).

Katarak Kortikal

Pada katarak kortikal terjadi perubahan komposisi ion dari korteks lensa serta komposisi air dari serat-serat

pembentuk lensa. Katarak menyerang lapisan yang mengelilingi nukleus atau korteks. Biasanya mulai timbul

sekitar usia 40-60 tahun dan progresivitasnya lambat, tetapi lebih cepat dibandingkan katarak nuklear.

Katarak Subkapsular Posterior atau Kupuliformis

Pada katarak subkapsular posterior terjadi peningkatan opasitas pada bagian lensa belakang secara perlahan. Biasanya mulai

timbul sekitar usia 40-60 tahun dan progresivitasnya lebih cepat. Bentuk ini lebih sering menyerang orang dengan diabetes,

obesitas atau pemakaian steroid jangka panjang.

Stadium katarak senilis

Insipien Imatur Matur Hipermatur

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif

Cairan Lensa Normal Bertambah (air

masuk)

Normal Berkurang

(air+masa lensa

keluar)

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

Bilik Mata Depan Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut Bilik Mata Normal Sempit Normal Terbuka

Shadow Test Negatif Positif Negatif Pseudopos

Penyulit - Glaukoma - Uveitis+glaukoma

Katarak immature

Katarak Mature Katarak Hipermature

Katarak insipien

Tanda dan gejala

Pemeriksaan fisik Pemeriksaan visus

Katarak sering kali berkaitan dengan terjadinya penurunan ketajaman penglihatan, baik untuk melihat jauh maupun dekat. Penglihatan menurun tergantung pada derajat katarak. Katarak imatur dari sekitar 6/9-1/60; pada katarak matur hanya 1/300-1/~.

Pemeriksaan anterior mataPada lensa didapatkan shadow test + pada katarak immature .pada katarak mature dan hipermature lensa akan terlihat putih atau keruh sehingga gambaran shadow test -

Diagnosis Banding

Katarak komplikata merupakan katarak akibat penyakit mata lain seperti radang, dan proses

degenerasi seperti ablasi retina, glaukoma, akibat suatu trauma atau pasca bedah mata. Katarak

komplikata dapat juga disebabkan oleh penyakit sistemik endokrin (diabetes mellitus, hipoparatiroid,

galaktosemia) dan efek samping akibat penggunaan kortikosteroid.

Katarak akibat penggunaan kortikosteroid

Glukokortikoid Berperan

mengendalikan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, juga bersifat anti inflamasi dengan cara menghambat pelepasan fosfolipid, serta dapat pula menurunkan kinerja eosinofil.

Mineralokortikoid Berfungsi mengatur

kadar elektrolit dan air, dengan cara penahanan garam di ginjal.

Patofisiologi katarak pada pengunaan kortikosteroid

Komplikasi

Management katarak

Teknik pembedahan katarak

Operasi katarak intrakapsular/ Ekstraksi katarak intrakapsular

Operasi katarak ekstrakapsular

Fakoemulsifikasi

Intraokular Lens (IOL)Setelah pembedahan, pasien akan mengalami hipermetropi karena kahilangan kemampuan akomodasi. Maka dari itu dilakukan penggantian dengan lensa buatan (berupa lensa yang ditanam dalam mata, lensa kontak maupun kacamata).

Prognosis

Ad Vitam : Dubia ad bonamAd sanationam : dubia ad malamAd fungtionam : dubia ad malam

TERIMA KASIH

top related