cara jepang memperlakukan pasar.docx

Post on 18-Dec-2015

212 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

KONSEP DASAR KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

Rubrik Internasional2 Halaman

Cara Jepang Memperlakukan Pasar

OlehRustam Effendi Dosen Fakultas EkonomiUnsyiah Ketua Lab Komputer Fakultas Ekonomi Unsyiah E-mail : rust_effendi@yahoo.com

Pasar merupakan institusi terpenting dalam suatu perekonomian. Ia juga menjadi salah satu indikator baik buruknya perekonomian suatu negara. Guncangan sebuah perekonomian, termasuk juga keruntuhan sebuah rezim pemerintahan seringkali diawali oleh gangguan di pasar, apakah itu gejolak di pasar uang, pasar modal, bursa saham, ataupun di pasar barang. Sebuah perekonomian yang baik pasti akan memperlakukan atau mengelola pasar dengan baik pula. Baik secara fungsional (the functional aspect) maupun nilainya (the value aspect). Secara fungsional, pasar berperan dalam mempertemukan keinginan si penjual dengan kebutuhan si pembeli melalui transaksi antar keduanya. Sementara dalam konteks nilai, pasar yang ideal akan menjadi tempat yang menyenangkan dalam mewujudkan keinginan si penjual dan kebutuhan si pembeli melalui proses transaksi yang bebas dari perilaku menyimpang seperti menipu, bertindak curang, spekulatif, tidak informatif (kurang transparannya harga), termasuk keamanan dan kebersihannya.Nilai Sebuah PasarDi banyak negara berkembang, pasar masih dimaknai secara fungsional, sementara sisi nilainya (the value aspect) masih jauh dari kesempurnaan. Tidak heran bila pasar hanya sebatas tempat transaksi dengan kondisinya yang jauh dari suasana menyenangkan. Pasar acapkali diidentikkan kumuh, kotor, semrawut, bising, dengan praktik-praktik culas, adu licik, saling tipu, atau berbagai hal buruk lainnya. Nilai agung (ultimate value) dari sebuah pasar dalam kenyataannya hampir tidak pernah tersentuh dengan nilai proksinya (nilai yang mendekati ultimate value tadi).Berbeda halnya dengan di negara-negara maju seperti di Eropa dan Jepang. Di Negeri Sakura (Jepang), misalnya, perlakuan terhadap pasar di negeri ini telah mendekati nilai ultimate dengan nilai proksi yang dikehendaki. Menariknya, perlakuan yang amat serius terhadap hal ini tidak hanya ditujukan untuk pasar formal (seperti plaza, mall, supermarket, pasar harian, dan sejenisnya), tetapi juga untuk pasar rakyat, termasuk pasar untuk barang-barang bekas (flea market).Di daerah Ueno, sebagai contoh, pasar harian yang sengaja saya kunjungi terlihat begitu rapi, teratur, dan bersih. Lorong-lorong pasar yang kita lalui bebas dari sampah, tidak bau, dan bebas dari peminta-minta. Kawasan pasar ini juga tampak begitu tenang, tidak bising, dan membuat para pembeli begitu nyaman. Dalam hal transaksi, para penjual di pasar Ueno bersikap sangat ramah dalam melayani calon pembeli. Mereka umumnya murah senyum, selalu menunjukkan sikap hormatnya melalui anggukan kepalanya kepada para pembeli. Mereka sama sekali tidak memaksa calon pembelinya. Dan, setiap item barang dagangan dibubuhi label harganya (dalam mata uang yen). Perlakuan terhadap pasar barang bekas (flea market), pun demikian. Di kawasan Minatomirai, di Yokohama, misalnya, pasar barang bekas diadakan dalam sebuah gedung yang mirip plaza. Tempat ini sengaja disediakan oleh pemerintah setempat. Di sebuah kawasan lain yang tidak jauh dari Kota Tokyo, flea market diadakan di bawah bangunan semi terbuka. Yang dijual di flea market sangat beragam dan hampir menjawab semua kebutuhan calon pembeli. Mulai dari kebutuhan rumah tangga (peralatan dapur dan sejenisnya) hingga yang lainnya seperti stick golf, kamera, koper, tas, alat pancing ikan, gitar, handphone, jaket, baju, parfum, jam tangan, kalung, porselin, dan lainnya). Hebatnya, walau disebut dengan flea market, namun barang-barang yang dijual kondisinya umumnya masih sangat bagus dan menarik. Harga yang ditawarkan pun jauh di bawah harga normal. Meskipun begitu, si calon pembeli tetap disarankan untuk memilihnya dengan hati-hati agar yang barang dibeli benar-benar bagus dan memuaskan harapan. Flea market biasanya diadakan di akhir pekan (Sabtu-Minggu). Informasi tentang jadwal dan tempat diadakannya dapat diakses secara mudah oleh publik. Semuanya dipublikasi sebagai ajang promosi guna menarik pengunjung (calon pembeli), baik untuk kalangan wisatawan domestik maupun asing. Dan, informasi tentang pusat-pusat perbelanjaan dengan masing-masing keunggulan barang yang dijajakan setiap daerah perbelanjaan juga dipublikasi di stasiun-stasiun kereta api yang kita lewati.Begitulah cara Pemerintah Jepang memperlakukan pasar. Mereka sangat menyadari pentingnya institusi ini dalam menopang perekonomiannya. Kedua aspek yang saya sebut di atas (fungsional dan nilai) diperlakukan secara terintegrasi, harmoni, dan menawan. Tidaklah heran, jika Jepang saat ini menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia. Dan, tidak lengkap rasanya melawat ke Negeri Sakura ini tanpa menyusuri dan menikmati bersih dan nyamannya pasar-pasar yang ada di negara ini. [ ]

1

top related