buku petunjuk praktikum preskripsi i...
Post on 22-Oct-2019
231 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM
PRESKRIPSI I
DEA61033
DISUSUN OLEH
Hananditia Rachma Pramestutie., M.Farm.Klin., Apt
Ratna Kurnia Illahi., M.Pharm., Apt
Ayuk Lawuningtyas Hariadini, M.Farm., Apt
Tamara Gusti Ebtavanny., M.Farm., Apt
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatNya dalam
penyelesaian buku petunjuk praktikum Preskripsi I. Buku petunjuk ini disusun dengan tujuan
memandu mahasiswa dalam melakukan praktikum Preskripsi I. Dengan adanya buku
petunjuk praktikum Prekripsi I ini, mahasiswa diharapkan mampu mengetahui, menganalisa
masalah peracikan sediaan farmasi skala apotik dan pemecahannya serta terampil meracik
sediaan padat (pulvis, pulveres, kapsul), sediaan cair (larutan, suspensi, emulsi), sediaan
setengah padat (cream, salep, gel).
Penyusun menyadari bahwa dalam buku petunjuk praktikum ini masih banyak
terdapat kekurangan dan jauh dari sempurna sehingga diharapkan kritikan ataupun masukan
yang membangun dari semua pihak. Pada kesempatan ini pula penyusun mengucapkan terima
kasih atas kritikan dan amsukan yang akan disampaikan untuk perbaikan di masa yang akan
datang.
Malang,
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
2
Halaman Judul ....................................................................................................................... 1
Kata Pengantar ...................................................................................................................... 2
Daftar Isi ............................................................................................................................... 3
1. Peraturan dan Tata Tertib .......................................................................................... 42. Pokok Bahasan (Materi Praktikum) .......................................................................... 53. Cara Membuat Jurnal Praktikum .............................................................................. 6
1. R/ ............................................................................................................................. 62. Formula Baku ......................................................................................................... 63. Narkotika ................................................................................................................ 64. Kelengkapan Resep ................................................................................................. 65. Permasalahan Peracikan ......................................................................................... 76. Penyelesaian Permasalahan .................................................................................... 77. Dosis Lazim dan Dosis Maksimum ........................................................................ 78. Penimbangan/penipisan/pengenceran ..................................................................... 89. Tahap Peracikan ...................................................................................................... 810. Etiket ....................................................................................................................... 811. Label ....................................................................................................................... 9
IV. Blanko Jurnal Praktikum ................................................................................................ 10V. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Praktikum ..................................................... 11VI. Penimbangan .................................................................................................................. 13
1. Macam Timbangan untuk Meracik Obat ................................................................ 132. Cara Menimbang Zat .............................................................................................. 143. Catatan .................................................................................................................... 16
VII. Langkah-Langkah Membagi Serbuk ........................................................................... 17
VIII. Langkah-Langkah Membungkus Serbuk ..................................................................... 20
IX. Langkah-Langkah Menyaring Sediaan Cair ................................................................ 21
X. Langkah-Langkah Membuat Kap ................................................................................ 22
XI. Langkah-Langkah Membuat Simpul pada Kap ........................................................... 23
XII. Langkah-Langkah Membungkus Sendok .................................................................... 24
XIII. Alat-Alat yang Digunakan ........................................................................................... 25
3
PERATURAN DAN TATA TERTIB PRAKTIKUM PRESKRIPSI I
I. PERATURAN1. Praktikan wajib mengikuti seluruh materi praktikum dalam 1 paket. Jika selama 2x
berturut-turut tidak mengikuti kegiatan praktikum tanpa alasan yang jelas dan sah,
dianggap mengundurkan diri dan mendapatkan nilai E.2. Praktikan yang berhalangan mengikuti praktikum wajib memberi keterangan tertulis
atau surat keterangan dokter, apabila sakit selambat-lambatnya 3 hari setelah
praktikum. Untuk hal-hal yang terencana (contoh : tugas kemahasiswaan, pernikahan)
wajib ijin sebelumnya.3. Praktikan menempati meja praktikum sesuai dengan nomor urut mahasiswa sesuai
absensi4. Praktikan wajib melaporkan peralatan yang dihilangkan/dipecahkan/dirusakkan.
Praktikan wajib mengganti peralatan yang dihilangkan/dipecahkan/dirusakkan dengan
kualitas yang setara.
II. TATA TERTIB1. Praktikan wajib sudah berada di laboratorium 10 menit sebelum praktikum dimulai,
untuk mempersiapkan peralatan yang diperlukan.2. Praktikan yang terlambat 10 menit sesudah praktikum dimulai tidak diperkenankan
mengikuti praktikum, kecuali ada alasan yang sah dan dapat diterima.3. Praktikan wajib memakai jas praktikum dan sepatu berhak rendah serta tertutup.4. Praktikan membawa jurnal yang telah didiskusikan dan perlengkapan yang diperlukan
(serbet bersih 2 buah, tisu, pipet tetes, penara (pelor, klip, kelereng), batang pengaduk
kaca 10 cm 1 buah, plastik klip & pot, etiket (biru dan putih), kertas untuk pembuatan
jurnal).5. Praktikan wajib menandatangani presensi6. Pada saat praktikum, rambut wajib diatur sedemikinan rupa sehingga rapi (mis : diikat
bagi yang berambut sebahu atau lebih panjang); kuku wajib dipotong pendek dan tidak
diperkenankan memakai cat kuku.7. Praktikan tidak boleh menerima tamu atau menerima telepon selama praktikum8. Praktikan tidak diperbolehkan meninggalkan praktikum tanpa seizin dosen pembimbing
praktikum
POKOK BAHASAN / MATERI PRAKTIKUM PRESKRIPSI I
I. Sediaan Padat
4
a. Serbuk terbagib. Serbuk tidak terbagic. Kapsul
II. Sediaan Caira. Suspensib. Emulsic. Larutan
III. Sediaan Setengah Padat a. Creamb. Salepc. Gel
CARA MEMBUAT JURNAL PRAKTIKUM PRESKRIPSI I
Dalam membuat jurnal hendaknya diperhatikan hal-hal berikut ini :
1. R/Pada kolom ini disalin atau ditempelkan resep/kopi resep yang akan dikerjakan
5
2. Formula BakuJika didalam resep dokter atau salinan resep terdapat formula baku, tuliskan komposisi
formula baku tersebut dengan lengkap, disertai sumber pustaka berikut halamannya.
Bila dalam beberapa buku didapatkan formula baku dengan komposisi bahan yang
berbeda, tuliskan seluruhnya dan tanyakan kepada penulis resep (tuliskan di kolom
kelengkapan resep) formula baku mana yang digunakan.3. Narkotika
Apabila dalam resep ada obat golongan narkotika, tuliskan nama obat tersebut. Misal :
codein, doveri, tinctura opii.4. Kelengkapan Resep
Periksalah, apabila resep yang akan dikerjakan sudah lengkap dan benar meliputi :a. Nama dokter, alamat dokter, nomor surat ijin praktekb. Tempat dan tanggal resep ditulisc. Nama dan kekuatan obat, serta banyaknya obat yang dimintad. Bentuk sediaan yang dikehendakie. Signatura/aturan pakaif. Paraf dokterg. Nama pasienh. Umur pasien atau berat badan pasien, apabila dalam resep tersebut terdapat bahan
obat yang mempunyai takaran maksimumi. Alamat pasien, apabila dalam resep terdapat bahan golongan narkotikaj. Tanda seru atau tanda tangan dokter bila takaran obat lebih dari dosis maksimum (>
100%)
Untuk salinan resep asli/apograph, periksalah kelengkapan meliputi :
a. Nama apotek dan alamat apotekb. Nama apoteker, SIK (Surat Ijin Kerja) dan SIA (Surat Ijin Apotek)c. Nama dokter yng menulis resep dan tanggal penulisan resepd. Nomor resepe. Nama pasien, umur atau berat badan, bila perlu alamat pasienf. Nama dan kekuatan obat, serta banyaknya obat yang dimintag. Bentuk sediaan yang dikehendaki h. Signaturai. det/detur est (sudah diserahkan) atau ndet/ne j. Tempat dan tanggal penulisan resepk. Paraf apotekerl. Cap apotek
5. Permasalahan PeracikanTuliskan secara singkat dan jelas (bukan sekedar pernyataan sehingga tidak terlihat
permasalahannya) apabila dalam resep terdapat permasalahan seperti obat-obat yang
tidak tersatukan secara fisik atau kimia. Misal :a. ZnO mudah bereaksi dengan CO2, dengan media lembab udara membentuk ZnCO3
yang menggumpal.b. NaBr, KBr dan NH4Br bersifat higroskopis, apabila dicampur akan menurunkan
tekanan uap relatif sehingga campuran menjadi lembab.
6
c. Asetosal merupakan senyawa ester yang mudah terhidrolisa oleh pengaruh lembab
udara, apabila digerus kuat akan terurai membentuk asam salisilat dan asam asetat
(bau cuka)6. Penyelesaian Permasalahan
Tuliskan secara singkat dan jelas cara penyelesaian permasalahan peracikan tersebut,
bila perlu dengan jumlah penimbangannya. Misal : a. ZnO sebelum ditimbang diayak dahulu dengan ayakan no 60b. Masing-masing bahan sebelum dicampur disekat dahulu dengan bahan inert (misal :
saccharum lactis)c. Asetosal digerus pelan ad kilap hilang
7. Dosis lazim dan dosis maksimum a. Dosis maksimum yang tercantum dalam farmakope (FI III) berlaku untuk orang
dewasa dan tidak boleh dilampaui (100%) kecuali dibelakang jumlah obat dibubuhi
tanda seru dan atau tanda tangan dokter, bila ada obat yang bekerja searah
(sinergis) dalam resep tersebut, maka dihitung menurut dosis maksimum berganda
(dosis maksimum kombinasi).
b. Dosis maksimum untuk anak-anak digunakan perhitungan berdasarkan dosis
maksimum dewasa :1) Rumus young berlaku untuk anak usia 1 – 8 tahun :
Rumus young = umur (tahun) x dosis dewasa
umur (tahun) + 12
2) Rumus Dilling berlaku untuk anak usia 8 tahun ke atas :Rumus dilling = umur (tahun) x dosis dewasa
208. Penimbangan/penipisan/pengenceran
Tuliskan jumlah bahan-bahan yang akan digunakan beserta perhitungannya. Bila ada
bahan yang harus mengalami pengenceran maka tuliskan secara lengkap dan jelas
perhitungannya.9. Tahap peracikan
Di dalam tahap peracikan harus ditulis secara berurutan tahap peracikan sediaan,
meliputi :a. Cara dan urutan pencampuranb. Cara penimbangan bahan tertentu, misalnya menggunakan gelas arloji setangkup,
diambil dengan sendok porselin/stainless stellc. Jumlah/bobot bahan obat yang ditimbangd. Penimbangan harus berurutan dan logis
Misalnya : pulverizing by intervention pada kamfer pada serbuk taburTahap peracikannya adalah :
i. Ditimbang talk 15 g
7
ii. Ditimbang kamfer 1 g menggunakan sendok porseleniii. Kamfer dilarutkan
10. Etiketa. Ukuran disesuaiakan dengan wadahb. Untuk obat luar : warna biruc. Untuk obat dalam : warna putihd. Dalam etiket tertulis :
i. Nama apotekerii. Tempat & tanggal pembuatan sediaaan
iii. Nama pasieniv. Cara pemakaian, ditulis dengan huruf tidak boleh disingkatv. Untuk obat luar, dibagian bawah ditulis OBAT LUAR
vi. Paraf pembuat/peracik obat pada sudut kanan bawah etiket11. Label
Dalam hal-hal tetentu pada sediaan perlu disertakan label KOCOK DAHULU atau
label N.I (pemberian obat ini tidak diulangi kecuali dengan resep baru). Penempelan label :
- Jika ruangan cukup, label KOCOK DAHULU dan N.I ditempelkan dibagian
depan botol dibawah etiket- Jika ruangan tidak cukup. Label KOCOK DAHULU di bawah etiket dan label
N.I dibaliknya (bagian belakang botol) Label N.I perlu dicantumkan pada sediaan mengandung :
- Bahan obat golongan narkotika- Bahan obat dengan golongan obat keras, termasuk obat yang mempunyai dosis
maksimum (DM) Label KOCOK DAHULU perlu dicantumkan pada sediaan :
- Emulsi- Suspensi- Larutan dengan minyak atsiri, cairan kental (sirup, gliserin, dll)
8
9
JURNAL PRAKTIKUM PRESKRIPSI 1
Bidang Farmasi
Komunitas
Program Studi Farmasi
Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya
Nama :NIM :Kelas/No Absen :Hari/Tanggal Praktikum :Tanda Tangan :
Resep Dokter / Salinan Resep Formula Baku(Pustaka )
Skrining Administrasi
(berilah tanda √ pada kolom ADA/TIDAK ADA sesuai resep di atas)
KOMPONEN ADA TIDAK KOMPONEN ADA TIDAKResep Dokter Salinan Resep Nama dokter Nama apotekAlamat, no telp dokter Alamat, no telp apotekSurat Ijin Kerja dokter Nama ApotekerTempat & tanggal resep Surat Ijin Kerja ApotekerNama obat Nama Dokter yang menulis ResepNarkotika/PsikotropikaSebutkan :
Tanggal Pembuatan resep
Jumlah obat Nomor ResepAturan pakai Nama pasienParaf/tanda tangan dokter Umur/berat badan pasienNama pasien Nama ObatUmur/berat badan pasien Narkotika/Psikotropika
Sebutkan :Alamat pasien Jumlah obat
Aturan pakaiKeterangan pengambilan obatTempat tanggal penulisan salinan resepParaf apotekerStempel apotekTanggal salinan resepAlamat pasien
10
Etiket : Biru / Putih Label
Pemerian Bahan Obat
No Nama Bahan Obat Keterangan
(cantumkan pustaka dan halamannya)
Permasalahan Peracikan Penyelesaian Permasalahan
Perhitungan Dosis
Nama Obat Perhitungan Dosis(cantumkan pustaka dan halamannya)
Kesimpulan
11
APOTEK MAHASISWA PSF FKUB
Jl Veteran, Telp. 0341 – 569117
Malang
Apoteker :
No. : Tgl.
Penimbangan
(pengenceran / penipisan bahan)
Tahap Peracikan
Alat Yang Digunakan
Acc Responsi Praktikum Preskripsi 1 Acc Praktikum Preskripsi 1
Catatan
12
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PRAKTIKUM PRESKRIPSI
A. SEBELUM PRAKTIKUM DIMULAI1. Seperangkat alat bersih yang dibutuhkan untuk praktikum (sendok, pengaduk, spatel,
pipet, sudip) disusun rapi di atas perkamen bersih.2. Semua peralatan maupun meja praktikum harus dalam keadaan bersih. Untuk
keperluan tersebut setiap praktikan harus menyediakan 2 serbet, dimana salah
satunya digunakan untuk membersihkan meja.
B. SAAT PRAKTIKUM1. Pengambilan bahan
i. Bahan diambil dari rak bahan (bukan dari praktikan lain), harus dipastikan
bahwa bahan yang diambil benar dengan membaca etiket pada botolnyaii. Untuk menghindari kontaminasi digunakan sendok bersih untuk mengambil
bahan dari botolnyaiii. Segera setelah digunakan sendok dibersihkan dan diletakkan kembali pada
tempatnyaiv. Botol bahan diletakkan kembali pada tempat semula
2. Penimbangan i. Anak timbangan (dibawah 1 gram) dipegang dengan menggunakan penjepit
untuk menghindari menempelnya lemak/kotoran dari tangan yang dapat
mempengaruhi beratnyaii. Pada saat mengambil anak timbangan, dipastikan bahwa anak timbangan
yang diambil sudah benar. Demikian pula saat melakukan penimbangan dan
pada saat mengembalikan anak timbagan pada kotaknyaiii. Anak timbangan tidak boleh dicampur dengan penara. Penara wajib diberi
wadah tersendiriiv. Macam penara yang dapat digunakan antara lain : kelereng, gotri dan bahan-
bahan yang mudah dibersihkan (anak timbangan & kertas tidak boleh
digunakan)v. Penjepit maupun anak timbangan segera dikembalikan ke kotaknya bila telah
selesai digunakan3. Bahan yang telah ditimbang diatas kertas timbang wajib segera dikerjakan. Diatas
meja tidak diperkenankan menyimpan lebih dari 2 macam bahan hasil penimbangan
yang belum dikerjakan
C. SESUDAH PRAKTIKUM DILAKSANAKAN1. Setelah selesai praktikum, praktikan membersihkan peralatan yang digunakan dan
disimpan pada tempatnya semula
13
2. Tidak diperkenankan membuang sisa peracikan dalam bak cuci. Sisa peracikan yang
padat dan yang berlemak (serbuk, suspensi, emulsi, salep) wajib dibuang dalam bak
sampah yang tersedia.
PENIMBANGAN
A. MACAM TIMBANGAN UNTUK MERACIK OBAT1. Menurut FI ed III
a. Gram kasar : daya beban 250 – 1000 gram, kepekaan 200 mgb. Gram halus : daya beban 100 – 200 gram, kepekaan 50 mgc. Miligram : daya beban 10 – 50 gram, kepekaan 5 mg
14
Kepekaan adalah tambahan bobot maksimum yang diperlukan pada salah satu
pinggan timbagan, setelah keduanya diisi muatan maksimum menyebabkan ayunana
jarum timbangan tidak kurang dari 2 mm tiap dm panjang jarum.
2. Timbangan obat yang tersedia di Laboratorium Peskripsi a. Gram kasar : daya beban 500 – 1000 gramb. Gram halus : daya beban 250 – 500 gramc. Miligram : daya beban 10 – 50 gramPenimbangan terkecil teoritis = 1 x kepekaan
50Supaya penimbangan itu baik, tepat dan teliti maka dianjurkan timbangan gram
digunakan untuk menimbang bahan 1 (gram) atau lebih (sesuai kapasitasnya),.
Sedangkan penimbangan di bawah 1 (satu( gram digunakan timbangan miligram. Andaikata kepekaan timbangan miligram adalah 2 mg maka penimbangan terkecil
secara teoritis adalah (1 : 5%) X 2 mg = 40 mg.Agar tidak lebih kecil dari 40 mg maka penimbangan terkecil yang diperbolehkan
untuk timbangan miligram adalah 50 mg.
B. CARA MENIMBANG ZAT1. Gambar timbangan
2. Cara menimbang
15
Keterangan gambar
A. Sekrup penunjuk posisi timbanganB. Bandul penunjuk posisi
horisontal/tidaknya timbanganC. Pinggan timbanganD. Penahan gandarE. Jarum penunjuk kesetimbanganF. Sekrup penunjuk kesetimbanganG. Penghubung tangkai timbanganH. Tangkai timbangan
a. Posisi timbangan diatur sehingga horisontal dengan cara memutar sekrup A.
Posisi horisontal ditunjukkan oleh ujung-ujung bandul B yang letaknya dalam
satu garis (bertemu pada satu titik)b. Kertas timbangan diletakkan pada masing-masing pinggan timbangan Cc. Timbangan disetarakan dengan cara :
i. Penahan gandar D dinaikkan pelan-pelan, sehingga posisi pinggan
timbangan dalam keadaan terangkatii. Bila jarum penunjuk kesetimbangan E sudah menunjukkan gerakan
terendam (goyangan ke kiri dan ke kanannya makin lama menunjukkan
arah skala tengah), maka timbangan dapat digunakan untuk menimbang.
Bila belum, penahan gandar diturunkan kembali dan dilanjutkan dengan
langkah (iii)iii. Salah satu sekrup pengatur kesetimbangan F diputar secukupnyaiv. Langkah i, ii, iii diulangi sampai jarum E menunjukkan kesetimbnagan.
Bila sudah setimbang turunkan penahan gandar. Timbangan siap digunakan.d. Menimbang bahan :
i. Untuk memulai menimbang, beban (anak timbangan) yang diperlukan
diletakkan pada pinggan timbangan sebelah kiriii. Bahan yang akan ditimbang diletakkan pada pinggan timbangan sebelah
kanan (kecuali untuk praktikan yang kidal, dilakukan sebaliknya).
Kemudian pelan-pelan gandar dinaikkan untuk melihat apakah bahan yang
ditimbang masih kurang atau lebih (dengan melihat kesetimbangannya)iii. Setiap kali akan menambah atau mengurangi bahan yang ditimbang,
penahan gandar harus diturunkan duluiv. Proses penimbangan telah selesai bila saat penahan gandar dinaikkan, jarum
sudah menunjukkan kesetimbanganv. Bahan dan beban diturunkan dari pinggan timbangan (ambil anak
timbangan satu per satu, anak timbangan yang telah dipakai dipastikan
sudah benar)vi. Bila akan menimbang bahan lain maka kertas timbangan harus diganti dan
timbangan disetarakan lagi dengan cara (c)e. Menimbang zat-zat tertentu yang memerlukan wadah (gelas arloji, cawan
porselen, erlenmeyer, botol sediaan dan sebagainya)1) Wadah ditara dahulu dengan penara yang mudah dibersihkan dan tidak berkarat
sampai didapat kesetaraan dengan carai. Setelah timbangan setimbang, wadah yang akan ditara diletakkan di
sebelah kananii. Butir-butir penara dengan wadahnya diletakkan di piring timbangan
sebelah kiri secukupnya
16
iii. Penahan gandar dinaikkan, bila belum setimbang butir penara
ditambahkan atau dikurangi sampai dicapai kesetimbangan (untuk
praktikan yang kidal disesuaikan)2) Selanjutnya dilakukan penimbangan sesuai (d)3) Perlu diingat : anak timbangan harus diletakkan di luar wadah penara
f. Penimbangan hasil akhir sediaan serbuk dan salepBila dikehendaki hasil akhir peracikan ditimbang sebelum dimasukan ke dalam
wadah untuk menghitung persentase kesalahan maka :i. Tara wadah sediaan sebelum sediaan dimasukkan ke dalamnya (lihat cara
menara pada (e) di atasii. Setelah sediaan dimasukkan ke wadah, taruh di piring timbangan sebelah
kanan dan penara di piring timbangan sebelah kiriiii. Letakkan anak timbangan pada piring timbangan sebelah kiri sampai
dicapai kesetimbangan, penambahan anak timbangan sebaiknya diurutkan
dari yang terberat ke yang paling ringan.
CATATAN
1. Penimbangan bahan padat secara umum dilakukan pada kertas timbang dan diambil dari
botolnya menggunakan sendok penyu/sendok stainless stell2. Cara penimbangan
a. Bahan setengah padat- Ditimbang di atas kertas timbang (perkamen) dan diambil dengan spatel
penyu/stainless steel- Agar tidak banyak bahan yang tertinggal di perkamen ketika bahan dipindahkan
dari kertas tersebut untuk dicampurkan dengan bahan lain maka diupayakan
bahan terkumpul di tengah-tengah kertas. Hal ini dapat dilakukan dengan
melipat perkamen 2 kali dan dioleskan pada ujung lipatan dimana ketika kertas
dibuka sediaan akan terletak di tengah perkamen.Contoh : vaselin, adpes lanae
b. Bahan cair yang tidak menguapDitimbang di atas gelas arloji (jika jumlah kecil) atau di atas cawan porselen (jika
dalam jumlah besar). Pengambilannya dengan cara menuang langsung dari botolnya
dengan atau tanpa pertolongan batang pengaduk.Contoh : minyak lemak, ekstrak cair, sirup simplek, gliserin, dll
c. Bahan cair yang mudah menguap (titk didih < 100ºC)Ditimbang dalam wadah tertutup untuk mencegah bahan menguap selama
penimbangan (misal : gelas arloji setangkup, erlenmeyer tertutup)Contoh : amonia liq, alkohol, eter, klorofom, aseton, dll
d. Bahan yang berbau kerasDitimbang di atas kertas perkamen. Pengambilan dengan sendok porselen/stainless
steel yang tidak bereaksi dengan bahan tersebutContoh : iodoform, kamfer, menthol
17
e. Bahan yang bereaksi dengan zat organikPerkamen dan sendok penyu terbuat dari bahan organik maka bahan ditimbang di
atas gelas arloji dan diambil dengan sendok porselen/stainless steel yang tidak
bereaksi dengan bahan tersebutContoh : AgNO3, KMnO4, NaOH
f. Bahan yang mudah menguap/menyublim dan bereaksi dengan zat organikDitimbang di atas botol timbang yang tertutup atau gelas arloji setangkup agar tidak
bereaksi dengan wadah timbang dan mencegah bahan menyublim atau menguap
selama proses penimbangan. Pengambilan dengan sendok porselin/stainless steel
yang tidak bereaksi dengan bahanContoh : iodium
g. Ekstrak kentalDitimbang di atas kertas perkamen yang telah dilapisi dengan gliserin untuk
mencegah bahan banyak tertinggal di kertas ketika dipindahkan (untuk jumlah kecil)
atau di atas gelas arloji (dalam jumlah besar). Pengambilan menggunkan gelas
pengaduk agar mudah dibersihkanContoh : ekstrak belladona, ekstrak hyosiami
18
LANGKAH-LANGKAH MEMBAGI SERBUK
I. VISUAL (PENGLIHATAN)A. MEMBAGI SERBUK DENGAN JUMLAH GENAP
i. Seluruh serbuk dibagi dua sama banyak dengan cara penimbangan. Setengah
bagian diletakkan di pinggan timbangan sebelah kiri, setengah bagian yang lain
di pinggan sebelah kanan sampai diperoleh keadaan setimbang.ii. Sejumlah kertas pembungkus sediaan serbuk (kertas perkamen) sebanyak yang
diperlukan dilipat satu sisinya lebih kurang 0,5 – 1 cmiii. Kemudian kertas tersebut diatur berjajar ke kanan (maksimal 6 lembar),
sebagian kertas menumpang di atas kertas yang lainnyaiv. Setengah bagian serbuk dituangkan ke atas masing-masing kertas pembungkus
dari arah ke kiri ke kanan dengan mengetuk-ketukan ujung jari telunjuk pada
sisi kertas yang berisi serbuk tersebut (untuk yang kidal, arah sebaliknya).
Diusahakan serbuk yang dituang di kertas membentuk kerucut untuk
memudahkan dalam membandingkan volume serbuk pada masing-masing
kertas tersebut. Jika pembagian telah selesai namun ada bagian yang tidak sama
volume kerucutnya, bagian yang terlalu besar diambil dengan ujung kertas
pembagi dan dipindahkan ke bagian yang kurang besar
19
B. MEMBAGI SERBUK DENGAN JUMLAH GASALi. Seluruh serbuk yan telah dicampur homogen ditimbang
ii. Jika berat seluruh serbuk tidak bulat atau sulit untuk ditimbang (misal : 4,350 g
yang akan dibuat 9 bagian), ditimbang bahan pengisiny (misal : sacharum lactis)
sampai bobot yang bulat (misal : 4,5 g) dan diaduk homogeniii. Jika jumlah yang diminta 9 bagian maka ditimbang untuk 1 bungkus serbuk
yaitu seberat 4,5 g : 9 = 0,5 giv. Serbuk sisanya dibagi dengan cara visual seperti (A)
C. MEMBAGI SERBUK BERJUMLAH 15 BAGIAN (lebih dari 12)i. Seluruh serbuk yang telah dicampur homogen ditimbang
ii. Timbang 1/3 dari berat berat seluruh serbuk (untuk bagian)iii. Sisa serbuk dibagi 2 dengan cara penimbanganiv. Tiga bagian serbuk tersebut dibagi masing-masing 5 bagian dengan cara visual
II. PENIMBANGAN SATU PER SATU
Syarat : jika dosis > 80% TM
a. Seluruh serbuk yang telah dicampur homogen ditimbang untuk mengetahui beratnyab. Jika berat seluruh serbuk tidak bulat atau sulit untuk ditimbang (misal : 4,350 g yang
akan dibuat menjadi 9 bagian), ditambahkan bahan pengisinya (misal : sacharum lactis)
sampai bobot yang bulat (misal : 4,5 g) dan diaduk homogenc. Jika jumlah yang diminta 9 bagian maka ditimbang untuk 1 bungkus serbuk yaitu seberat
4,5 g : 9 = 0,5 gd. Serbuk sisanya dibagi dengan cara visual seperti (A)
20
LANGKAH-LANGKAH MEMBUNGKUS SERBUK
Serbuk yang telah dibagi secara visual atau dengan penimbangan satu per satu dibungkus
dengan cara sebagai berikut :
a. Sisi kertas pembungkus yan belum terlipat dimasukkan di bawah lipatan kertas pada
sisi yang berlawanan (lipatan pertama)b. Kedua sisi samping ditekuk sedemikian rupa agar ukuran hasil akhirnya nantinya
sesuai dengan ukuran wadah, kemudian salah satu sisi kertas tersebut dimasukkan
pada tekukan lainnya.
Setiap kali melipat kertas, harus dipastikan bahwa tidak ada bagian yang ikut terlipat
sehingga berada di luar area lipatan (pada gambar yang berasiran)
21
LANGKAH-LANGKAH MENYARING SEDIAAN CAIR
Cara :
1. Kertas saring dilipat menjadi 16 bagian2. Lipat kertas saring mengikuti bekas lipatan dengan arah berlawanan (seperti membuat
kipas)3. Masukkan kertas saring pada corong gelas dan posisi kertas saring jangan sampai
melebihi, mulut corong gelas (± 1 cm di bawah mulut corong gelas)4. Lakukan penyaringan
22
LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT KAP
Cara :
1. Lipat kertas perkamen menjadi 16 bagian2. Tempatkan bagian tengah kertas perkamen pada bagian tengah tutup botol3. Bagian luar kertas perkamen dilipat sampai membentuk lipatan mengikuti bekas
lipatan pada no 1 sampai terbentuk kap yang rapi
23
LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT SIMPUL PADA KAP
Kap diikat (disimpulkan) dengan cara sebagai berikut
1. Tali dilingkarkan menjadi 2 lingkaran dengan arah yang berbeda seperti pada gambar
12. Lingkaran tali bagian kiri diletakkan di atas lingkaran tali bagian kanan sehingga
terbentuk seperti gambar 23. Tutup botol (dengan kap) dimasukkan pada lubang yang terbentuk, ujung-ujung tali
ditarik dan disimpul mati
24
4. Sisa kertas perkamen dipotong tepat di bawah tali pengikat
LANGKAH-LANGKAH MEMBUNGKUS SENDOK
Cara :
1. Taruh sendok di atas kertas perkamen seperti gambar 12. Lipat bagian pendek kertas ke dalam kemudian dilanjutkan melipat bagian panjang
kertas3. Rekatkan bagian tepi kertas kemudian ujng kertas dilipat kebelakang dan direkatkan
25
ALAT-ALAT YANG UMUM DIGUNAKAN DALAM PEMBUATAN SEDIAAN
FARMASI RACIKAN SERTA KEGUNAANNYA
No Nama Alat & Gambar Kegunaan1 Gelas ukur Untuk mengukur volume zat cair
Tidak boleh mengukur zat cair yang- Kental (gliserin, sirup, propilen glikol,
minyak lemak, dll) karena banyak bahan yang tertinggal di dalam gelas ukur ketika
26
dituang dari gelas ukur tersebut sehingga jumlah bahan tidak sesuai dengan yang diinginkan
- Panas karena akan menyebabkan pemuaiangelas ukur sehingga merubah skala yang ada
2 Beker glass 1. Untuk melarutkan zat dengan pengadukan2. Untuk mencampur/mereaksikan zat cair
dengan pengadukan3. Untuk mengukur cairan
panas/kental/minyak lemak (dengan cara kalibrasi untuk mengetahui volumenya)
3 Erlenmeyer 1. Untuk melarutkan zat dengan pengocokan2. Untuk mencampur/mereaksikan zat yang
mudah menguap (erlenmeyer tertutup)3. Untuk menimbang zat cair yang mudah
menguap dalam jumlah besar agar tidak menguap selama penimbangan (selama penimbangan erlenmeyer ditutup dengan gelas arloji)
4 Gelas arloji Untuk menimbang :a. zat padat yang secara kimia fisik
- mudah menyublim (dengan ditutup), contoh iodium
- bersifat korosif, contoh NaOH- ekstrak kental
b. zat cair dengan jumlah sedikit
27
c. ekstrak kental
5 Corong gelas Untuk menyaring/memisahkan endapan dan kotoran mekanis dari kertas saring atau kapas
6 Batang pengaduk 1. Untuk mengaduk saat melarutkan zat dalam beaker glass
2. Untuk mengambil zat ½ padat/ekstrak dalam jumlah kecil
3. Untuk membantu menuangkan zat cair dari botolnya
7 Sendok penyu Untuk mengambil zat padat
28
(organik.anorganik) yang tidak bereaksi dengan/merusak sendok. Jangan mengambil bahan ½ padat dengan sendok karena akan sulit dibersihkan
8 Sendok porselen/stainless steel Untuk mengambil zat padat yang
- Bereaksi dengan /merusak zat organik, misal : KMnO4, I2, NaOH
- Berbau keras : iodoform, camphora, mentol
- Berwarna kuat/sulit hilang
9 Spatel penyu 1. Untuk mengambil zat ½ padat, misal :
vaselin, adeps lanae2. Untuk melepaskan massa pil dari mortir
10 Cawan penguap 1. Untuk menguapkan zat cair/pelarut yang tidak dikehendaki karena permukaan lebar
2. Untuk melebur basis salep/supositoria3. Untuk menimbang zat cair dalam jumlah
besar
11 Mortir dan stamper 1. Permukaan kasar- Untuk memperkecil ukuran partikel
zat padat dengan cara penggerusan- Untuk mencampur zat padat/cair
dalam pembuatan serbuk, massa pil, suspensi, emulsi, dsb
2. Permukaan halusUntuk mencampur serbuk yang- BO dalam jumlah kecil agar tidak
banyak yang tertinggal di permukaannya
- Berwarna kuat agar tdk mewarnai permukaannnya sehingga warna tersebut sulit dihilangkan
29
12 Anak timbangan Sebagai beban pada waktu menimbang bahan.Ada beberapa macam bentuk : 1. Anak timbangan gram, terbuat dari baja2. Anak timbangan miligram, terbuat dari
alumunium- Bulat : 500 mg, 50 mg- Segi empat : 100 mg, 10 mg- 4 persegi panjang : 200 mg, 20 mg
13 Ayakan Untuk memperoleh derajat kehalusan tertentu dari bahan obat atau sediaanMisal :
Bahan obat : ZnO Sediaan : serbuk tabur tanpa lemak,
serbuk tabur mengandung lemak
30
31
top related