bioetika dan hk kedokteran kbk

Post on 04-Dec-2015

231 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Baca ya !

TRANSCRIPT

Chicho

Etika & Hukum KedokteranSiswo P Santoso

Etik De Graaf, 1972. Etik: Kesadaran yg sistematis thd perilaku yg dapat

dipertanggungjawabkan. Spoke, 1977 Etik: kesadaran yg sistematis thd masalah & atau yg

dirasakan baru,.norma yg sudah ada

Ratna Suprapti Samil,editor Kode Etik Kedokteran Indonesia.

Etik terbentuk dari 2 perkataan latin; mores of a community dan ethos of the people (kesopanan suatu masyarakat dan akhlak manusia)

Etik Etik adalah cabang ilmu filsafat mempelajari moralitas Etik deskriptif:sains yg mempelajari moral (mempelajari

empiris ttg moralitas atau menjelaskanpandangan moral saat itu)

Etik

Terdiri: Etik normatif: benar atau salah secara moral dalam

kaitan dgn tindakan manusia Etik metaetik: analisis konsep moral

Etika & Moral Etimologi (asal-usul kata): arti yg sama dari dua bahasa

berbeda. Moral dari kata latin moralis, mos, moris berarti

adat,istiadat, kebiasaan, cara, tingkah laku, kelakuan dan mores berarti adat istiadat, kelakuan, tabiat, watak, akhlak, cara hidup.

Etika (ethics:Inggris) dari kata Yunani ethikos, ethos, berarti adat, kebiasaan, praktik (customs:inggris)

Keduanya berkaitan sistem nilai, sikap, tingkah laku & perbuatan manusia (hub hati nurani & penilaian)

Etika Prof Dr W Banning dlm Sociale Ethiek,1949 Etika adl Teori ttg kelakuan/perbuatan manusia, yaitu

ditimbang menurut baik dan buruknya

Klasifikasi Etika 1. Etika Umum = etika filosofis, etika teoritis Kajian atau refleksi tentang moral, yaitu sistem nilai atau

konsensus sosial ttg perilaku dan tindakan manusia yg dianggap baik atau buruk, benar atau salah, pantas atau tidak pantas

2.Etika khusus = etika praktis, etika terapan Penerapan teori2 dan asas2 etika umum pd bidang

khusus tertentu dari kegiatan manusia 2.1 Etika individual;etika menyangkut perorangan dan

hubungan antare individu ( spt hub dokter – pasien) 2.2 Etika Institusi; etika dlm ikatan institusi, spt etika RS,

etika PT, dsb 2.3 Etika Sosial; tanggungjawab moral individu dan

institusi thd umat manusia (kontrak sosial)

Klasifikasi Etika

Bukan Etika Peter Singer; Etika bukan seperangkat larangan khusus yg hanya

berhubungan dg perilaku seksual Etika bukan sistem yg ideal, luhur dan baik dlm teori

namun tidak ada gunaya dlm praktik Etika bukan sesuatu yg dpt dimengerti dlm konteks

agama Etika bukan sesuatu yg relatif dan subyektif.

Kode Etik Kedokteran Istilah kode (Code:inggris) asal kata latin codex yg

berarti buku, atau sesuatu yg tertulis, atau seperangkat asas-asas atau aturan-aturan.

Kode Etik Kedokteran: seperangkat (tertulis) ttg aturan-aturan etika yg memuat amar (apa yg dibolehkan) dan larangan (apa yg hrs dihindari) sbg pedoman pragmatis bagi dokter dlm menjalankan profesinya.

Bioetik Bioetika (Biomedical ethics): cabang etik normatif, etik

yang berkaitan praktek kedokteran dan atau penelitian bidang biomedis

Etika Kedokteran Etika adalah disiplin ilmu yg mempelajari baik buruk

atau benar salahnya sikap dan atau perbuatan individu atau institusi secara moralitas

Baik buruk dilihat dari sisi moral memakai pendekatan teori etika. (teori Deontologi & Telelologi)

Etika Kedokteran adl kepedulian dan tanggungjawab moral dokter thd hidup dan kesehatan pasiennya.

Etika Kedokteran

Teori etika

1. deontologi: baik buruk perbuatan harus dilihat dari perbuatan itu sendiri (Immanuel Kant) didasari ajaran agama, tradisi dan budaya

2. teleologi: baik buruk tindakan dari hasilnya atau akibatnya (D Hume,J Bentham,JS Mills) didasari penalaran dan pembenaran azas manfaat (utilitarian)

Empat prinsip moral

Beauchamp & Childress ,1944

1. prinsip otonomi: menghormati hak pasien, terutama hak otonomi pasien.

2. prinsip “beneficence”: tindakan untuk kebaikan pasien

3. prinsip”non-maleficence”: melarang tindakan memperburuk keadaan pasien

4. prinsip”justice”: mementingkan fairness dan keadilan bersikap maupun distribusi sumber daya (distibution justice)

pedoman lain (derivat) Veracity: berbicara benar,jujur dan terbuka Privacy: menghormati hak privasi pasien Confidentiality: menjaga kerahasiaan pasien Fidelity: kesetiaan dan memegang janji

Nilai-nilai etika profesi tercermin dalam sumpah dokter dan kode etik kedokteran (kontrak moral dengan Tuhan)

Hukum kedokteran yang baik haruslah hukum yang etis

Etika Klinik

Keputusan etik (klinik) dalam 4 essensi pelayanan klinik

1. indikasi medik (Medical Indication): prosedur diagnostik & terapi sesuai keadaan pasien & mengobatinya (prinsip beneficence & non maleficence)

2. preferensi pasien (Patient Preferences): nilai & penilaian pasien ttg manfaat & beban yg akan diterimanya (otonomi), pasien kompeten/tidak memutuskan

3. kualiltas hidup (Quality of Life): aktualisasi tujuan kedokteran (beneficence, non maleficence dan otonomy)

4. “contextual feature”: aspek non medis mempengaruhi keputusan (faktor keluarga, ekonomi, agama, budaya, kerahasiaan, alokasi sumber daya, faktor hukum)

Etik dalam pelayanan kesehatan

Dalam praktek 3 model Gatekeeper dokter:

1. peran traditional: memikul beban moral penyelenggaraan layanan kesehatan dan medis (praktek secara kompeten & rasional ilmiah).

2. peran negative gatekeeper:sistem kesehatan prabayar atau kapitasi, dokter diharapkan membatasi akses pelayanan pasien ke layanan medis)

3. peran positive gatekeeper: dokter sangat tertutup dan tidak dapat dipertanggungjawabkan secara moral (penggunaan fasilitas teknologi tinggi untuk kepentingan keuntungan/profit)

Etik pada awal kehidupan

Sisi bioetik berhadapan dengan kemajuan teknologi Seperti isu Aborsi, cloning, bayi tabung, deteksi

kecacatan pra-natal, penyakit herediter, dll dengan penyalahgunaan teknologi

Etik pada akhir kehidupan

Isu bioetik penghentian terapi cairan & nutrisi pasien.peran keluarga dalam keputusan medis thd pasien, permintaan terapi minimal oleh pasien

Pertimbangan tindakan sia-sia untuk tidak dilanjutkan dan secara moral benar (misal kasus RJP)

Etika pada penelitian kedokteran

Deklarasi Helsinki atas dasar pertimbangan deklasrasi Geneva

Sumpah dokter; kesehatan pasien saya akan menjadi pertimbangan pertama saya dan

Etik kedokteran; dokter harus bertindak untuk kepentingan pasien dlm menjalankan profesi kedokterannya yg mungkin mengakibatkan melemahnya keadaan fisik dan mental pasien

Dasarnya:

penelitian medis harus ilmiah, tujuan bermanfaat, penggunaan subjek sukarela & tahu segala sesuatu ttg penelitian tersebut, menggunakan kehidupan dan kesehatan subjek, mencegah atau mengantisipasi resiko berbahaya, menghormati privasi dan martabat subjek

Etika pada penelitian kedokteran

Mikro – alokasi pelayanan kedokteran

Dokter dihadapi dengan banyak pasien yg butuh fasilitas atau layanan medis dg keterbatasan sumber daya yg dimilikinya

Komite Etik Rumah Sakit Berfungsi memberi analisis etik dan rekomendasi kpd

pimpinan RS dlm menghadapi masalah etik, baik etik profesi lingkungan RS, ataupun etika bisnis dan etik institusi lainnya.

Garis besar Fungsi: Pendidikan Rekomendasi kebijakan Rumah Sakit Pembahasan kasus

Etika Rumah Sakit Indonesia

Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI)Kewajiban umum RS: Bertanggunjawab atas semua kejadian di RS

sebagai corporate liability Memberi layanan yg baik Memberikan pertoongan emergency tanpa

mengharuskan pembayaran uang muka Memelihara rekam medis dg baik Memelihar peralat siap pakai Merujuk ke RS lain bila tidak tersedia peralatan

atau tenaga di RS tsb

Kewajiban thd masyarakat: Berlaku jujur dan terbuka Peka saran & kritik masyarakat Berusaha menjangkau pasien diluar RS

Etika Rumah Sakit Indonesia

Kewajiban thd pasien: RS mengindahkan hak-hak asasi pasien Memberikan penjelasan penyakit dan tindakan medik

kpd pasien Meminta persetujuan pasien Mengindahkan hak pribadi dan menjaga rahasia pasien

Etika Rumah Sakit Indonesia

Kewajiban thd tenaga staf RS harus menyeleksi staf dokter Menjaga koordinasi dan hubungan baik antar seluruh

staf Mengawasi agar segala sesuatu sesuai dengan

standar profesi dan bersikap adil tanpa pilih kasih

Etika Rumah Sakit Indonesia

Kewajiban lain RS wajib meningkatkan mutu pelayanan Mengikuti perkembangan dunia perumahsakitan, Memelihara hubungan baik antar RS Menghindarkan persaingan tidak sehat Menggalang kerjasama dg instansi lain di bidang

kesehatan Berupaya membantu penelitian demi perkembangan

iptekdok Melakukan pemasaran sesuai kodersi dan informatif.

Etika Rumah Sakit Indonesia

Kaitan dengan Kode Etik Profesional

Kode etik RS berhubungan erat dg kode etik profesional yg bekerja di RS, baik profesional kesehatan, non kesehatan

Kode etik RS tidak boleh bertentangan dg kode etik profesional

Kode Etik Kedokteran Indonesia

4 kewajiban, yaitu

1. kewajiban umum,

2. kewajiban terhadap pasien,

3. kewajiban terhadap teman sejawat dan

4. kewajiban terhadap diri sendiri.

.

Bunyi pasal-pasalnya adalah sbb:

1. Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dokter.

2. Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar yang tertinggi

3. Dalam melaksanakan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.

4. Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri..

5. Setiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien, setelah memperoleh persetujuan pasien

6. Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.

7. Setiap dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya.

a. Seorang dokter harus, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.

b. Seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan, dalam menangani pasien. melindungi hidup makhluk insani.

b. Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasien.

c. Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban

8. Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus memperhatikan kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif), baik fisik maupun psiko-sosial, serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya

9. Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati.

10. Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mem pergunakan segala ilmu dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien, ia wajib merujuk pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.

11. Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam masalah lainnya.

12. Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.

13. Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.

14. Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia ingin diperlakukan

15. Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis.

16. Setiap dokter harus memelihara kesehatannya supaya dapat bekerja dengan baik.

17. Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran / kesehatan.

Kode Etik Kedokteran

Penjabaran tertulis dari sumpah dokter dan masih bersifat umum, sehingga IDI menerrbitkan Pedoman Pelaksanaan Kode Etik Kedokteran Indonesia yg berisi penjelasan dg contoh-contoh.

Sumpah Dokter Indonesia Lafal Sumpah Dokter Indonesia PP No.26 Thn 1960 Merupakan pernyataan kesanggupan utk pelaksanaan

profesinya dg cara sebaik-baiknya, berdasarkan moral dan etik yg menjadi kewajiban & tanggungjawab dokter secara umum.

Rahasia Kedokteran Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1966 yang

mengatur tentang wajib simpan rahasia kedokteran, mewajibkan seluruh tenaga kesehatan untuk menyimpan segala sesuatu yang diketahuinya selama melakukan pekerjaan dibidang kedokteran sebagai rahasia.

UU Praktik Kedokteran memberikan peluang pengungkapan informasi kesehatan terbatas, dlm pasal 48 ayat (2) :

untuk kepentingan kesehatan pasien untuk memenuhi permintaan aparatur penegak hukum

dalam rangka penegakan hukum permintaan pasien sendiri berdasarkan ketentuan undang-undang.

Rahasia Kedokteran

Ketentuan pasal 50 KUHP yang menyatakan bahwa seseorang tidak akan dipidana oleh karena melakukan suatu perbuatan untuk menjalankan undang-undang memperkuat peluang bagi tenaga kesehatan dalam keadaan dan situasi tertentu dapat membuka "rahasia kedokteran" tanpa diancam pidana

Rahasia Kedokteran

Hal ini mengakibatkan "bebasnya" para dokter dan tenaga administrasi kesehatan dalam membuat visum et repertum (kewajiban dalam KUHAP) dan dalam menyampaikan pelaporan tentang statistik kesehatan, penyakit wabah dan karantina (diatur dalam UU terkait).

Rahasia Kedokteran

Alasan lain yang memperbolehkan membuka rahasia kedokteran adalah adanya ijin atau persetujuan atau kuasa dari pasien itu sendiri, perintah jabatan (pasal 51 KUHP), daya paksa (pasal 48 KUHP), dan dalam rangka membela diri (pasal 49 KUHP).

Rahasia Kedokteran

Selain itu etika kedokteran umumnya membenarkan pembukaan rahasia kedokteran secara terbatas untuk kepentingan konsultasi profesional, pendidikan dan penelitian

Rahasia Kedokteran

Dalam kaitannya dengan keadaan yang memaksa dikenal dua keadaan, yaitu pengaruh daya paksa yang memadai (overmacht) dan keadaan yang memaksa (noodtoestand).

Noodtoestand dapat diakibatkan oleh tiga keadaan, yaitu adanya pertentangan antara dua kepentingan hukum, pertentangan antara kepentingan hukum dengan kewajiban hukum, dan pertentangan antara dua kewajiban hukum.

Rahasia Kedokteran

Rekam Medis Isu etik dalam infomasi kesehatan umumnya

berhubungan dengan dokumentasi, pemberian kode (coding), pengungkapan informasi, manajemen mutu kesehatan masyarakat dan managed care, informasi kesehatan yang sensitif dan teknologi.

Secara etik dilarang melakukan pencatatan mundur dan pengubahan catatan dalam rekam medis agar disesuaikan dengan hasil layanan yang terjadi.

Pengungkapan Informasi ada 3 masalah etik, ; Pelanggaran prinsip kebutuhan tahu (need-to-know

principle). Penyalahgunaan surat persetujuan atau otorisai yang

tidak tertentu (blanket authorization) Pelanggaran privasi yang terjadi sebagai akibat dari

prosedur pengungkapan sekunder (secondary release).

Rekam Medis

Secara tradisional, standar pengungkapan informasi adalah kebutuhan tahu.

Apabila suatu perusahaan asuransi menerima permintaan bayar dari seorang pasien bagi tindakan medik yang telah dijalaninya

Rekam Medis

Pasien kadangkala menandatangani otorisasi yang tidak tertentu (blanket authorization) tanpa memahami implikasinya.

Peminta informasi kemudian dapat menggunakannya untuk bertahun-tahun, sehingga pasien tidak dapat mengantisipasi penggunaan otorisasi tersebut di kemudian hari.

Rekam Medis

Masalah pelepasan informasi kepada pihak lain (secondary release) muncul semakin sering sejak era komputerisasi informasi kesehatan.

Rekam Medis

Masalah etik dalam manajemen mutu dapat terjadi sebagai akibat dad data kinerja yang tidak tepat, hasil layanan yg negatif, kegagalan mengecek ijin praktik dokter, rekam medis yang tidak lengkap, dan pola layanan kesehatan yang tidak tepat.

Rekam Medis

Adalah benar bahwa semua informasi kesehatan harus dilindungi, namun masalah etika terutama timbul bila menyangkut informasi-informasi yang sensitif, seperti genetik, obat-obatan dan alkohol (napza) , penyakit menular (tbc, HIV, dll) dan informasi tentang adopsi

Aspek etiknya adalah kekhawatiran adanya diskriminasi dalam pekerjaan dan asuransi berkaitan dengan penyalahgunaan informasi tersebut (Fuller dan Hudson 2001).

Rekam Medis

3 isu hukum utama yang berkaitan dengan rekam medis, yaitu

1) Komplikasi, Pemeliharaan dan retensi Rekam Medis / Rekam Kesehatan,

2) Penggunaan dan pengungkapan informasi kesehatan, dan

3) Penggunaan catatan pasien dan informasi kesehatan dalam proses peradilan.

Rekam Medis

Pengungkapan informasi kesehatan seseorang pasien kepada pihak lain hanya dapat dilakukan apabila :

Dengan persetujuan atau otorisasi pasien, misalnya informasi kesehatan untuk kepentingan asuransi kesehatan, perusahaan, pemberi kerja dll.

Dalam hal ini harus diingat prinsip minimal, relevan dan cukup, yaitu bahwa informasi kesehatan yang diberikan harus minimal tetapi harus relevan dengan yang dibutuhkan serta cukup dalam menjawab pertanyaan.

Rekam Medis

Pasal 43 Undang-Undang No 8 tahun 1981 tentang Acara Pidana mengisyaratkan bahwa rekam medis

dapat disita tanpa sepersetujuan sarana kesehatan atau yang bertanggungjawab atas rekam medis tersebut.

Rekam Medis

UU acara pidana : visum et repertum, surat / dokumen, keterangan ahli di persidangan, keterangan ahli di depan penyidik / penuntut umum.

3. Untuk kepentingan pasien, misalnya pada waktu konsultasi medis antar tenaga kesehatan / medis, terutama dalam hal pasien berada dalam keadaan darurat dan tidak bisa memberikan consent.

Rekam Medis

Degan perintah undang-undang, misalnya : UU wabah dan UU karantina Sebagaimana disebutkan di atas, UU Praktik

Kedokteran mberikan peluang untuk mengungkapkan informasi kesehatan untuk memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum.

Dalam hal ini untuk digarisbawahi kata-kata "dalam rangka penegakan hukum", yang berarti bahwa permintaan akan informasi kesehatan tersebut haruslah diajukan dengan mengikuti aturan yuridis-formiel.

Rekam Medis

Komunikasi

Komunikasi hampir selalu jadi latar belakang tuntutan Hukum;

1. Karena kurang komunikasi (lack of communication)

2. Komunikasi yg lambat atau terlambat (Lag of communication)

3. Tidak ada komunikasi (communication gap) atau Komunikasi yg macet total (incommunicado)

Komunikasi Komunikasi dari Dokter ke Pasien/Keluarga: 1.pemberian informasi ttg tindakan medis yg akan

dilakukan serta untung-rugi dan risiko kalau tindakan medis itu dilakukan maupun untung-rugi dan risiko apabila tindakan itu tidak dilakukan dan juga informasi alternatif lain serta untung-rugi dan risikonya sehngga pasien dan keluarganya dapat memberi informed consent atau informed refusal.

2. pemberian informasi ttg indikasi medis serta alternatifnya dalam rangka penyuluhan kedokteran, menunjukan kepedulian yg besar dari dokter kpd pasien atau keluarganya.

Komunikasi harus dua arah

Informed Consent Informed consent adalah suatu proses yang

menunjukkan komunikasi yang efektif antara dokter dengan pasien, dan bertemunya pemikiran tentang apa yang akan dan apa yang akan dilakukan terhadap pasien

Informed consent dari aspek hukum bukanlah sebagai perjanjian antara pihak, melainkan lebih ke arah persetujuan sepihak atas saran yang ditawarkan pihak lain

Informed Consent

Informed Consent

3 elemen, yaitu Threshold elements. Elemen ini sebenamya tidak tepat dianggap sebagai

elemen, oleh karena sifatnya lebih ke arah syarat, yaitu pemberi consent haruslah seseorang yang kompeten. Kompeten disini diartikan sebagai kapasitas untuk membuat keputusan (medis).

Information elements Elemen ini terdiri dari dua bagian, yaitu disclosure

(pengungkapan) dan understanding (pemahaman). Pengertian "berdasarkan pemahaman yang adekuat"

membawa konsekuensi kepada tenaga medis untuk memberikan informasi (disclosure) sedemikian rupa agar pasien dapat mencapai pemahaman yang adekuat.

Informed Consent

Consent Elements Elemen ini juga terdiri dari dua bagian, yaitu

voluntariness (kesukarelaan, kebebasan) dan authorization (persetujuan).

Kesukarelaan mengharuskan tidak adanya tipuan, misrepresentasi ataupun paksaan. Pasien juga harus bebas dari "tekanan" yang dilakukan tenaga medis yang bersikap seolah-olah akan "dibiarkan" apabila tidak menyetujui tawarannya

Informed Consent

Consent dapat diberikan :

a) dinyatakan (expressed) dinyatakan secara lisan dinyatakan secara tertulis. Pernyataan tertulis diperlukan apabila dibutuhkan bukti

di kemudian hari, umumnya pada tindakan yang invasif atau yang berisiko mempengaruhi kesehatan pasien secara bermakna.

Permenkes tentang Persetujuan Tindalcan Medis menyatakan bahwa semua jenis tindakan operatif harus memperoleh persetujuan tertulis.

Informed Consent

b) tidak dinyatakan (implied) Pasien tidak menyatakannya, baik secara lisan

maupun tertulis, namun melakukan tingkah laku (gerakan) yang menunjukkan jawabannya.

Misalnya adalah seseorang yang menggulung lengan bajunya dan mengulurkan lengannya ketika akan diambil darahnya.

Informed Consent

Doktrin informed consent

tidak berlaku pada 5 keadaan,

1) keadaan darurat medis,

2) ancaman terhadap kesehatan masyarakat,

3) pelepasan hak memberikan

4) clinical privilege, dan

5) pasien yang tidak kompeten memberikan consent.'

Kelalaian Medik

Suatu perbuatan atau sikap tenaga medis dianggap lalai bila memenuhi empat unsur di bawah ini yaitu :

Duty atau kewajiban tenaga medis untuk melakukan sesuatu tindakan medis atau untuk tidak melakukan sesuatu tindakan tertentu terhadap pasien tertentu pada situasi dan kondisi yang tertentu.

Dereliction of the duty atau penyimpangan kewajiban tersebut.

Damage atau kerugian. Yang dimaksud dengan kerugian adalah segala sesuatu yang dirasakan oleh pasien sebagai kerugian akibat dari layanan kesehatan / kedokteran yang diberikart oleh pernberi layanan.

Direct causal relationship atau hubungan sebab akibat yang nyata. Dalam hal ini harus terdapat hubungan sebab-akibat antara penyimpangan kewajiban dengan kerugian yang setidaknya merupakan "proximate cause".

Gugatan ganti rugi akibat suatu kelalaian medik harus membuktikan adanya keempat unsur di atas, dan apabila salah satu saja diantaranya tidak dapat dibuktikan maka gugatan tersebut dinilai tidak cukup bukti.

Kelalaian Medik

Dasar Hukum Penuntutan Ganti Rugi

Pasal 55 Undang-Undang No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan : (1) setiap orang berhak atas ganti mgi akibat kesalahan atau kelalaian yang dilakukan tenaga kesehatan.

Pasal 1365 KUH Perdata : setiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.

Pasa11366KUH Perdata : setiap orang bertanggungjawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan kelalaian atau kurang hati-hatiannya.

Pasa11367KUH Perdata : seorang tidak saja bertanggungjawab untuk kerugian yang disebabkan perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan oleh barang-barang yang berada di bawah pengawasannya.

Dasar Hukum Penuntutan Ganti Rugi

Pasal 7 Undang-Undang No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen : Kewajiban pelaku usaha adalah :

f. memberi kompensasi,ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan,

g. memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.

Dasar Hukum Penuntutan Ganti Rugi

1370 KUH Perdata : Dalam halnya suatu kematian dengan sengaja atau karena kurang hati-hatinya seorang, maka suami atau isteri yang ditinggallcan, anak atau orang tua si korban yang lazimnya mendapat nafkah dad pekerjaan si korban mempunyai hak menuntut suatu ganti mgi, yang hams dinilai menurut kedudukan dan kekayaan kedua belah pihak, serta menurut keadaan.

Dasar Hukum Penuntutan Ganti Rugi

1371 KUH Perdata : Penyebab luka atau cacatnya sesuatu anggota badan dengan sengaja atau karena kurang hati hati memberikan hak kepada si korban untuk selain penggantian biaya-biaya penyembuhan, menuntut penggantian kerugian yang disebabkan oleh luka atau cacat tersebut. Juga penggantian kerugian ini dinilai menurut kedudukan dan kemampuan kedua belah pihak dan menurut keadaan.

Dasar Hukum Penuntutan Ganti Rugi

1372 KUH Perdata : Tuntutan perdata tentang hal penghinaan adalah bertujuan mendapat penggantian kerugian serta pemulihan kehormatan dan nama baik.

Di bidang pidana juga ditemukan pasal-pasal yang yangkut kelalaian, yaitu :

359 KUHP : Barangsiapa karena kesalahannya (kelalaiannya) menyebabkan orang lain mati, diancam dehgan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.

Dasar Hukum Penuntutan Ganti Rugi

360 KUHP : (1) Barangsiapa karena kesalahannya (kelalaiannya) menyebabkan orang lain mendapat luka‑luka berat, diancam dengan pidana paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.

(2) Barangsiapa karena kesalahannya (kelalaiannya) menyebabkan orang lain luka-luka sedemikian rupa sehingga timbul penyakit atau halangan menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarian selama waktu tertentu, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana kurungan paling lama enam bulan atau pidana denda paling tinggi empat ribu lima ratus rupiah

Dasar Hukum Penuntutan Ganti Rugi

Pasal 361 KUHP : Jika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini dilakukan dalam menjalankan suatu jabatan atau pencarian, maka pidana ditambah dengan sepertiga dan yang bersalah dapat dicabut haknya untuk menjalankan pencarian dalam mana dilakukan kejahatan, dan hakim dapat memerintahkan supaya putusannya diumumkan.

Dasar Hukum Penuntutan Ganti Rugi

Hukum Kedokteran Hk Kedokteran (Prof H.J.J Leenan): bagian dari hukum

kesehatan , yg meliputi semua ketentuan hukum yg langsung berhubungan dg pelayanan kedokteran dan penerapan dari hk Perdata, Hk Pidana, Hk Administratif, pedoman internasional, Hk kebiasaan & Yurisprudensi berkaitan pelayanan kedokteran.

Arti sempit: semua produk hukum, semua peraturan hukum nasional yg berlaku diseluruh Indonesia.

Arti luas: semua peraturan hidup, peraturan penataan,kaidah/norma yg isinya berwujud perintah & larangan (spt; norma agama, norma kesusilaan,etik atau hukum otonom, norma kesopanan atau etiket atau adat istiadat atau hukum kebiasaan)

Hukum Kedokteran

Hk Pidana Penerapan Hk Pidana dalam Hk Kedokteran Berdasarkan KUHP: dokter dpt dihukum pidana krn

melakukan kejahatan/pelanggaran,

Hk Perdata Penerapan Hk Perdata dalam Hk Kedokteran Berdasarrkan KUH Perdata; dokter dapat dituntut secara

perdata, apabila melakukan wanprestasi atau ingkar janji (ps.1239), menyebabkan kerugian (ps 1366), bertanggungjawab atas orang2 yg menjadi tanggungjawabnya (ps1367)

Hk Administratif Dokter dapat hukuman administratif apabila menjalankan

profsinya, melakukan praktek kedokteran tanpa ijin yg sah dan masih berlaku (PP No.36 thn 1964) melanggar wajib menyimpan rahasia kedokteran yg tidak dpt dikenakan Hk Pidana (PP No.10 thn 1966)

top related