bioethic & humaniora

Post on 23-Jun-2015

315 Views

Category:

Documents

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

PRESENTASI OLEH :

KELOMPOKB - 03

ANGGOTA :

ALMUZAKKICUT YULISTIYANIDEDE YUSUF FAHMA RAZIEMIL MUZAMMILMURTAZANANDA PUTRI WIJAYANTIRISNA OKTAVIASAHARATUL IDAMISITI RAUDAHULFA ZORAWAWAN SYAHPUTRAYULI DWIHARYANI

BLOK II

BIOETIK &HUMANIORA

WANITA MUDA BERUSIA 19 TAHUNdr. Ghifari adalah seorang dokter umum. Ketika ia

akan menyelesaikan tugas jaga malam di sebuah rumah sakit datang seorang pasien wanita muda berusia 19 tahun, belum menikah, yang dibawa oleh ibunya. Si pasien mengalami perdarahan pervaginal dan sangat kesakitan. dr. Ghifari lalu berbicara kepada ibu pasien. Tanpa berbicara sepatah katapun pada pasien, dr. Ghifari lalu melakukan pemeriksaan dan menduga pasien mengalami keguguran atau mencoba melakukan aborsi. dr. Ghifari segera melakukan dilatasi dan kuretase dan mengatakan kepada suster untuk menanyakan kepada pasien apakah dia bersedia opname di rumah sakit sampai keadaannya benar-benar baik. dr. Ghifari menunggu dr. Fadil datang menggantikan tugasnya. Setelah dr Fadil datang ia pun pulang sambil menyerahkan berkas rekam medik pasien yang ditanganinya.

PERTANYAAN :

1. Kapan transaksi terapeutik antara dokter dengan pasien dimulai ?

2. Apa saja hak dan kewajiban pasien ?3. Bagaimana dokter menjelaskan informasi

dan meminta persetujuan pasien terhadap tindakan yang akan dilakukannya?

4. Jelaskan kaidah dasar bioetika dalam skenario diatas?

5. Pada keadaan apa saja dokter boleh merujuk pasiennya ke dokter lain?

I. IDENTIFIKASI ISTILAH Transaksi terapeutik: persetujuan antara dokter &

pasien tidak hanya dalam pengobatan Kuretase: pengeluaran isi jaringan dari uterus untuk

memberhentikan pendarahan Dilatasi: rongga/pelebaran, tindakan merenggangkan Aborsi: menggugurkan janin yang belum bisa hidup di

luar janin Opname: rawat inap Pervaginal: lewat vaginal Rekam medik: catatan dokter mengenai pasien Kaidah: aturan & azas Merujuk: memindahkan pasien ke dokter lain untuk

melanjutkan pekerjaan Bioetik: ilmu yang mempelajari bidang sosial

KONSEP :BIOETIKA KEDOKTERAN( TRANSAKSI TERAPEUTIK )

II. IDENTIFIKASI MASALAH

a. Masalah inti :• Bagaimana transaksi terapeutik yang

sesuai dengan kaedah dasar bioetikab. Masalah penunjang :• Apa syarat dan tujuan transaksi

terapeutik?• Apakah benar tindakan dokter yang tidak

meminta persetujuan pasien?• Apakah dokter umum boleh melakukan

kuretase dan dilatasi?

III. Analisa Masalah Transaksi terapeutik yang sesuai dengan

kaedah dasar bioetika adalah transaksi terapeutik yang dijalankan sesuai dengan prinsip-prinsip dasar etika kedokteran yang berlandaskan KODEKI dan menjunjung tinggi hak dan kewajiban pasien.

TRANSAKSI TERAPEUTIK DIMULAI SAAT DOKTER MENERIMA PASIEN UNTUK MENGATASI MASALAH KESEHATANNYA.

KAPAN TRANSAKSI TERAPEUTIK ANTARA DOKTER DENGAN PASIEN DIMULAI?

APA SAJA HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN?

Hak dan kewajiban pasien

Hak Pasien :Hak mendapat pelayanan terbaikHak atas tubuhnyaHak atas memperoleh penjelasan medikHak untuk menolak tindakan medis

Kewajiban Pasien:Membayar administrasiMemberi informasi kepada dokterMematuhi nasehat dokter

cara menjelaskan informasi dan meminta persetujuan dari pasien

Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien

Menyampaikan dengan jelas, lengkap dan jujur

Saat meminta persetujuan memberikan waktu kepada pasien untuk menimbang keputusannya

Kaidah dasar bioetikapada skenario di atas

Beneficience (Berbuat baik) : Menguntungkan pasien, meskipun pada skenario tindakan tersebut salah. Karena tidak menggunakan prinsip Autonomy

Dokter boleh merujuk pasien kedokter lain apabila:

Tidak adanya alat yang memadai. Bukan kompetensi yang dimiliki. Hasil evaluasi,tindakan dan

pengobatan tidak sesuai dengan keinginan.

TUJUAN DAN SYARAT TRANSAKSI TERAPEUTIK

Tujuan:Untuk mendapatkan persetujuan tindakan medis agar tidak terjadi resiko medis dan terhindar dari kesalahpahaman

Syarat :Adanya persetujuan diantara kedua belah pihak(dokter-pasien)Dilakukan atas dasar saling menghormati dan kepercayaanUsia dan statusKondisi kejiwaan

DOKTER TIDAK BOLEH MELAKUKAN TINDAKAN TANPA PERSETUJUAN

PASIEN. DOKTER HARUS MEMINTA PERSETUJUAN PADA PASIEN DALAM

SEGALA HAL, KECUALI PADA KEADAAN GAWAT DARURAT, PASIEN DALAM KEADAAN TIDAK SADAR,

DAN TIDAK ADA ANGGOTA KELUARGA YANG MENDAMPINGI.

Dokter boleh melakukan dilatasi dan kuratase bila dalam kedaan darurat.

BIOETIKA

TRANSAKSI TERAPEUTI

K

KAIDAH DASAR

BIOETIKA

INFORMED CONSENT/PT

MHAK &

KEWAJIBAN PASIEN

SISTEM RUJUKAN

REKAM MEDIK

IMPLIED CONSENTEXPRESSE

D CONSENT

DATAPEMBERIA

N OBATDIAGNOS

A

V. LEARNING OBJECTIVE (LO)

Berapakah batasan usia pada pasien untuk melakukan transaksi terapeutik?Dalam keadaan apa saja persetujuan medik di lakukan?Dalam keadaan apa saja dokter boleh melakukan aborsi?Bolehkah langsung menyerahkan Rekam Medik (RM) tanpa ada penjelasan?

VI. PRESENTASI BELAJAR MANDIRI

Batasan usia pasien untuk melakukan transaksi terapeutik:1.Usia >21thn 2.Sudah menikah (laki-laki

19thn / perempuan 18 thn)

Persetujuan medik dapat dilakukan: 1.Dalam keadaan apapun,kecuali: -Menurut PERMENKES BAB IV NO.585 TAHUN 1989 PASAL 11: untuk pasien dibawah umur 21thn dan pasien penderita gangguan jiwa yang menandatangani adalah orang tua/wali/keluarga terdekat atau induk semang.

-Untuk pasien dalam keadaan tidak sadar atau pingsan serta tidak di dampingi keluarga terdekat dan secara medik berada dalam keadaan gawat darurat yang memerlukan tindakan medik segera, maka tidak diperlukan persetujuan dari siapapun.

Persetujuan medik dilakukan bila :

-Pasien di opname-Bila akan dilakukan tindakan operasi atau pembedahan.

5 Syarat Sah PTM:

1. Diberikan secara bebas2. Diberikan oleh orang yang sanggup membuat perjanjian3. Telah dijelaskan bentuk tindakan yang akan dilakukan sehingga pasien dapat memahami tindakan itu perludilakukan4. mengenai sesuatu hal yang khas5. tindakan itu juga dilakukan pada situasi yang sama

Dokter boleh melakukan aborsi dalam keadaan : a. dalam keadaan darurat yang membahayakan si ibu tapi apabila si ibu sehat maka tidak boleh melakukan aborsi dan dokter tidak boleh melakukan tindakan medis ( Sumpah Dokter 1,3,4,6,9)

b. Pasal 84 UU Kesehatan Perempuan hamil tapi menderita penyakit berat ( eg: kanker stadium lanjut) dalam keadaan dimana kehamilan mengancam nyawa ibu, korban pemerkosaan yang direkomendasikan oleh lembaga atau instansi agama setempat, janin yang dikandung terdeteksi menderita cacat genetik

Syarat melakukan aborsi menurut deklarasi OSLO:1. Pengguguran hanya dilakukan sebagai suatu tindakan terapeutik2. Suatu keputusan untuk menghentikan kehamilan, sedapat mungkin disetujui secara tertulis oleh dua orang dokter yang dipilih berkat kompetensi profesional mereka3. Prosedur itu hendaklah dilakukan oleh seorang dokter yang kompeten di instalasi yang diakui oleh suatu otoritas yang sah

4. Jika dokter itu merasa bahwa hati nuraninya tidak membenarkan ia melakukan pengguguran tersebut,maka ia berhak mengundurkan diri dan menyerahkan pelaksanaan tindakan medik pada sejawat lain yang kompeten

Seorang dokter tidak boleh menyerahkan Rekam Medik (RM) kepada dokter lain tanpa ada penjelasan. Jika ingin melakukan konsultasi harus dengan persetujuan pasien (buku etika kedokteran dan hukum kesehatan, Hal:64)

VII. SINTESISa. Persetujuan medik dilakukan dalam keadaan apapun kecuali pada keadaan darurat dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kode etik tidak boleh dilanggar

b. PTM ( Persetujuan Tindakan Medik)1. Tersirat ( implied consent )eg. Pemeriksaan laboratorium, melakukan suntikan pada pasien, melakukan penjahitan luka, dll.2. Dinyatakan ( expressed consent)eg. Pemeriksaan dalam vaginal / rektal, mencabut kuku, dll.

TERIMA KASIH

top related