dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/lppm/laporan_seminar_3agustus2019.pdf · bentuk/pola...
Post on 18-Jan-2020
7 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
STRATEGI PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRI TANPA
KONFRONTASI
DR. DRS. Yuni Pratikno, SE., MM., MH.Wakil ketua 1 bidang akademik
Staf ahli adpi
Agenda Seminar
A. Pengantar Manajemen Hubungan Industrial1. Definisi dan Tujuan Hubungan Industrial2. Strategi Negosiasi (Penyelesaian Konflik)3. Negosiasi dalam Hubungan Industrial
B. Strategi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial 1. Definisi Perselisihan Hubungan Industri2. Penyelesaian di Luar Pengadilan (Tanpa Konfrontasi)
Penyelesaian BipartitPenyelesaian Tripartit (Mediasi/Konsiliasi/Arbitrase)
3. Penyelesaian Perselisihan Melalui Pengadilan Hubungan Industrial (Dengan konfrontasi)
2
3
a. PENGaNTaR MaNajEMEN Hubungan IndustrIal
1. Definisi dan Tujuan Hubungan Industrial2. Strategi Negosiasi (Penyelesaian Konflik)3. Negosiasi dalam Hubungan Industrial
4
• Hubungan antara karyawan denganperusahaan
• Hubungan yang serasi dan harmonisantara manajemen dan karyawan.
• Hubungan formal yang terdapat antarakelompok manajemen dan kelompokkaryawan yang terdapat di perusahaan.
1. Definisi Hubungan IndustrIal
3
• Hubungan antara manajemen perusahaandan pekerja dalam satu organisasi
• Perusahaan yang dimaksud bisa jugamerupakan organisasi non-profit (skalakecil ataupun besar)
• Hubungan bisa pada tingkat individual (person to person relationship), tidakhanya kelompok yang diwakili oleh satubentuk serikat buruh/pekerja
Bentuk Hubungan IndustrIal
Undang-undang ketenagakerjaan no.13 tahun2003 pasal 16 :
1. Hubungan Industrial adalah sistem Hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses produksibarang dan/atau jasa yang terdiri dari unsurpengusaha, pekerja/buruh dan pemerintahdidasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan Undang-undang 1945.
2. Menurut Payaman Simanjuntak definisi Hubunganindustrial adalah hubungan antara semua pihakyang terkait atau berkepentingan atas prosesproduksi barang atau pelayanan jasa di suatuperusahaan
Hubungan IndustrIal
4
7
Perangkat Hubungan Industrial
1. Manajemen/Perusahaan2. Buruh/pekerja3. Perundingan Bipartit4. Serikat Pekerja (SP)5. Asosiasi Pengusaha (APINDO)6. Peraturan Perusahaan (PP) /Perjanjian
Kerja Bersama (PKB)7. Pemerintah8. Pengadilan Hubungan Industrial (PHI)
Hubungan Industrial dan Perburuhan
Suatu perusahaan secara hukum harusmengakui adanya serikat pekerja danberunding dengannya dengan itikad baik jikapara karyawan perusahaan tersebutmenginginkan adanya serikat pekerja untukmewakili mereka.
Aktivitas SDM yang terkait denganperundingan kolektif seringkali disebutsebagai hubungan industrial.
5
2. NEGOSIASI DALAM HUBUNGAN INDUSTRIAL
YUNI PRATIKNO
Pengertian NEGOSIASI
1. Adalah suatu proses dimana duabelah pihak atau lebih dengankeadaan biasa atau dengan adanyakonflik kepentingan, masing-masingduduk bersama dengan keinginanuntuk mencapai PERSETUJUAN
6
Pengertian NEGOSIASI
2. Sebuah keinginan untuk berdiskusi, berkomunikasi, berinteraksi denganorang lain dalam rangka menemukandan mencapai suatu persetujuan
3. Seni yang sopan membujuk orang bahwa anda dapat membantu merekamencapai apa tujuan mereka jikamereka dapat membantu andamencapai tujuan anda
SYARAT TERJADINYA PERUNDINGAN
1. Ada dua pihak yang berbeda kepentingan
2. Masing-masing pihak memiliki daya tawar (bargaining power) yang cukup untuk mendukung kepentingannya
7
KEPENTINGAN PENGUSAHA
1. Memperoleh profit / laba yang lebih tinggi2. Dana yang lebih banyak untuk investasi3. Popularitas / Nama Baik4. Kelangsungan Usaha
KEPENTINGAN PEKERJA
1. Kondisi kerja yang baik2. Upah yang tinggi3. Keselamatan Kerja4. Jaminan kerja lebih baik5. Bebas dari tekanan (Proteksi)6. Kelangsungan Kerja
8
KESEIMBANGANKEPENTINGAN
Kedua Belah Pihak MenginginkanAgar Produksi Berlanjut Dan
Meningkat Karena MerupakanSumber Penghasilan Dan
Keuntungan Mereka
PRINSIP HUBUNGAN INDUSTRIAL
Mutual Understanding Mutual Agreement Mutual Responsibility Mutual Benefit
9
TAHAP-TAHAP NEGOSIASI
1) Tahap I (Orientasi / pengenalan dan 2) Penentuan Kedudukan / Posisi)3) Tahap argumentasi dan pemberian
konsesi4) Tahap krisis5) Tahap akhir (Tercapainya suatu
kesepakatan atau kegagalannegosiasi)
Tahapan Pengembangan Hubungan yang Baik
Tahap 1
KarateristikPenolakan dan Blokade
Tipe HubunganAntagonistik:
Tahap 4
KarateristikMudah diterima dan kerja tim
Tipe HubunganKooperatif
Tahap 3
KarateristikPasif dan reaktif
Tipe HubunganMutually tolerant:
Tahap 5
KarateristikProaktif dan inovatif
Tipe HubunganKreatif:
Tahap 2
KarateristikKompetisi dan Konfrontasi
Tipe HubunganAdversarial
10
Hubungan Pekerja danPerusahaan/Pemilik dinilai baik jika:
• Sistem Kompensasinya adil• Kondisi kerja sehat dan aman• Ada peluang untuk memanfaatkan kapabilitas orang• Ada peluang untuk mengembangkan diri,
mengembangkan karir, dan keamanan kerja (job security)
• Ada integrasi sosial dan identitas dalam organisasi• Ada kesesuaian antara peran kerja dan kehidupan
pekerja lainnya• Ada keterlibatan dalam pengambilan keputusan bagi
lingkungan/kehidupan kerjanya
Salingpercaya
danpengertian
Dapatberdiskusi
secara terbukaPertemanandan
Persaudaraanyang kuat (tim
kerja yang kuat)
Seluruh pekerjabersemangat dancommitted untukmencari metode
terbaik bagiperbaikan /
peningkatan kinerja
Bersikap positifdan senantiasasiapmenghadapisetiapperubahan
Jika perusahaanuntung makaseluruh pekerjaakan dapat bonus yang adil, danmanfaat lain yang berguna
11
Struktur dalam MemeliharaHubungan Industrial yang Baik
1. Peraturan Perundangan Ketenagakerjaan:UU no.13 tahun 2003 (Ketenagakerjaan), UU no.21 tahun 2000 (Serikat Pekerja), UU no.40 tahun 2004 (Sistem Jaminan SosialNasional) dan UU No.24/2011 tentang BPJS
2. Pemerintah, Serikat Pekerja dan Perusahaan/Pemilik:Bentuk/pola kerjasama dan konsultasi; Tripartit body: Menakertrans –SPSI – APINDO
3. Nilai-nilai Nasional: Konsensus dan harmoni Pancasila
Bagaimana Mengatasi Hambatan MenujuHubungan yang Baik?
Komitmen Manajemen• Harus menjadi prioritas tertinggimanajemen puncak/pimpinan (keteladanansikap dan perilaku)
• Komitmen (pernyataan formal) harusdirealisasi (jangan “lip service”/ “Omdo-Omong Doank”)
• Good Corporate Governance harusdipahami dan dijalankan bersama
Pentingnya Supervisi
• Merupakan ‘garis depan’ kontak manajemen dengan setiap pekerja.
• Bertanggung jawab dalam menjalankan kebijakan dan peraturan perusahaan
• Perusahaan harus terus berupaya meningkatkan kapasitas supervisi, terutama dalam perannya sebagai perantara (middle-man)
Kepemimpinan Serikat• Tugas utamanya menjaga danmembangun tingkat kepercayaan sertakesepahaman• Ikut menjaga kenyamanan kondisi kerja(kompensasi yang adil, kesehatan/keselamatan kerja, manfaatlainnya)• Ikut membina sikap dan perilaku positifpekerja
12
Tantangan Membangun HubunganIndustrial yang Baik
Perubahan Teknologi:
Perlu terus menerus meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan
Kompetisi yang Meningkat:
Produktifitas perlu ditingkatkan sejalan dengan peningkatan
upah/gaji
Perubahan ProfilPekerja:
Perubahan umur, peningkatan edukasi,
semakin banyakpekerja wanita, dll
Permasalan baru karena
restrukturisasi dan privatisasi:
Perlindungan Baru:
Menghubungkan Hak Asasi Manusia dan
Perdagangan Internasional
B. STRATEGI PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
1. Definisi Perselisihan Hubungan Industri2. Penyelesaian di Luar Pengadilan (Tanpa
Konfrontasi)Penyelesaian BipartitPenyelesaian Tripartit
(Mediasi/Konsiliasi/Arbitrase)3. Penyelesaian Perselisihan Melalui Pengadilan
Hubungan Industrial (Dengan konfrontasi)
13
1.PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
DEFINISI PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL:
Perbedaan pendapat yg mengakibatkan pertentangan
antara pengusaha atau gabungan pengusaha dengan
pekerja atau serikat pekerja, perselisihan mengenai hak,
perselisihan kepentingan, dan perselisihan pemutusan
hubungan kerja serta perselisihan antar serikat pekerja
hanya dalam satu perusahaan (UU No.2. tahun 2004)
Undang-undang Yang TerkaiTDengan KetenagaKerjaan
Undang-Undang Nomor 21 tahun 2000 tentang
Serikat Pekerja/Serikat Buruh;
Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan;
Undang-Undang Nomor 2 tahun 2004 tentang
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial;
14
SISTEMATIKA UU NO. 2 TAHUN 2004
UU No. 2 Tahun 2004 terdiri dari 8 Bab, yaitu:
1. Bab I (Pasal 1 – 5) tentang Ketentuan Umum (Definisi, danRuang Lingkup secara Umum);
2. Bab II (Pasal 6 – 54) tentang Tata Cara PenyelesaianPerselisihan Hubungan Industrial (Penyelesaian Bipatrit,Konsiliasi, Mediasi, dan Arbitrase);
3. Bab III (Pasal 55 -80) tentang Pengadilan Hubungan Industrial(Ruang Lingkup PHI; Hakim, Panitera, Panitera Pengganti PHIsecara Umum);
4. …
5. Bab V (Pasal 116 – 122) tentang Sanksi Administrasi danKetentuan Pidana (bagi Mediator, Panitera, Konsiliator, Arbiter);
6. Bab VI (Pasal 123) tentang Ketentuan Lain-lain;
4. Bab IV (Pasal 81 – 115) tentang Penyelesaian PerselisihanMelalui PHI (Hukum Acara dalam PHI, Pengambilan Putusan,dan Upaya Hukum Kasasi);
7. Bab VII (Pasal 124) tentang Ketentuan Peralihan;
8. Bab VIII (Pasal 125 - 126) tentang Ketentuan Penutup (TidakBerlakunya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1957 tentangPenyelesaian Perselisihan Perburuhan, dan Undang-undangNomor 12 Tahun 1964 tentang Pemutusan Hubungan Kerja DiPerusahaan Swasta);
15
Penyelesaian Perselisihan HubunganIndustrIal
PHI bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus:
a. Tingkat pertama mengenai perselisihan hak;b. Tingkat pertama dan terakhir mengenai
perselisihan kepentingan;c. Tingkat pertama mengenai perselisihan PHK;d. Tingkat pertama dan terakhir mengenai
perselisihan antar serikat pekerja/serikatburuh dalam satu perusahaan.
Alur PPHI dalam UU No. 2 Tahun 2004
1. Perundingan Bipatrit – Perjanjian Bersama;
2. Mediasi/Instansi Pemerintah:
Perselisihan Hak;
Perselisihan Kepentingan;
Perselisihan PHK;
Perselisihan antar SP/SB dalam satu perusahaan.
3. Konsiliasi:
Perselisihan Kepentingan;
Perselisihan PHK, dan;
Perselisihan antar SP/SB dalam satu perusahaan;
4. Arbitrase
Perselisihan Kepentingan;
Perselisihan antar SP/SB dalam satu perusahaan;
5. Pengadilan Hubungan Industrial
16
Jenis-jenis Perselisihan HubunganIndustrial
Definisi Perselisihan Hubungan Industrial:Adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkanpertentangan antara pengusaha atau gabunganpengusaha dengan pekerja/buruh atau serikatpekerja/serikat buruh karena adanya perselisihanmengenai hak, perselisihan kepentingan,perselisihan PHK dan perselisihan antar serikatpekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan.
Perselisihan Hak;Perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya hakakibat adanya perbedaan pelaksanaan atau penafsiranterhadap ketentuan peraturan perundang-undangan,Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan atau Perjanjian KerjaBersama;
Perselisihan Antar Serikat Pekerja/Serikat Buruh;Perselisihan antara SP/SB dengan SP/SB lain hanyadalam satu perusahaan, karena tidak adanyapersesuaian paham mengenai keanggotaan,pelaksanaan hak, dan kewajiban keserikatpekerjaan.
Perselisihan PHK;Perselisihan yang timbul karena tidak adanya kesesuaian pendapatmengenai PHK, yang dilakukan oleh salah satu pihak;
Perselisihan Kepentingan;Perselisihan yang timbul dalam hubungan kerja karena tidakadanya kesesuaian pendapat mengenai pembuatan dan/atauperubahan syarat-syarat kerja yang ditetapkan dalam PerjanjianKerja, atau Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja Bersama;
17
33
BIPARTIT DISNAKER
KONSILIASI• Kepentingan
• PHK
• Antar SP/SB
ARBITRASE
• Kepentingan
• Antar SP/SB
MEDIATORgagal
PHI
MA
HAKPHK
PEMBATALAN
PROSES PHI (UU NO 2 TAHUN 2004
18
PENYELESAIAN PERSELISIHAN DENGAN MUSYAWARAH BIPATRIT
PENGUSAHAPEKERJA /
SERIKAT PEKERJA PERSELISIHAN
BIPATRIT
Max. 30 Hari (Ps. 3 (2))SEPAKAT TIDAK SEPAKAT
PERJANJIAN BERSAMA
Didaftarkan ke PHI padaPN setempat
Akta BuktiPendaftaran
Perjanjian Bersama
RISALAH PERUNDINGAN
RISALAH PERUNDINGAN
PENYELESAIAN MELALUI BIPARTIT
• PHI wajib diupayakan penyelesaiannyaterlebih dahulu melalui perundingan bipartit;
• Diselesaikan paling lama 30 hari kerja sejaktanggal dimulainya perundingan;
• Apabila dalam jangka waktu 30 hari kerja, salah satu pihak menolak untuk berundingatau telah dilakukan perundingan tidakmencapai kesepakatan, maka perundinganbipartit dianggap gagal.
19
1. Dalam hal perundingan bipartit gagal, makasalah satu atau kedua belah pihakmencatatkan perselisihannya kepada instansiyang bertanggung jawab di bidangketenagakerjaan setempat (Disnaker) denganmelampirkan bukti upaya penyelesaianbipartit;
2. Apabila bukti upaya penyelesaian bipartit tidakdilampirkan, maka instansi yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaanmengembalikan berkas untuk dilengkapipaling lambat 7 hari kerja;
PENYELESAIAN MELALUI BIPARTIT
3. Instansi yang bertanggung jawab di bidangketenagakerjaan wajib menawarkan kepadapara pihak untuk memilih konsiliasi atauarbitrase;
4. Apabila para pihak tidak menetapkan pilihanmelalui konsiliasi atau arbitrase, makainstansi yang bertanggung jawab di bidangketenagakerjaan melimpahkanpenyelesaiannya melalui mediator;
PENYELESAIAN MELALUI BIPARTIT
20
1. Perselisihan hubungan industrial wajib diupayakanpenyelesaiannya terlebih dahulu melalui perundinganbipartit;
2. Apabila mencapai kesepakatan, dibuat PerjanjianBersama (PB);
3. Apabila PB tidak dilaksanakan, dapat menagajukaneksekusi kepada Pengadilan HI pada PN di wilayahPB didaftar;
4. Dalam hal pemohon berdomosili di luar PN tempat PB didaftar, maka dapat diajukan ke Pengadilan HI padaPN di wilayah domisili pemohon eksekusi untukditeruskan ke Pengadilan HI pada PN yang berkompeten.
PENYELESAIAN MELALUI BIPARTIT
Skema Hubungan Industri
Pemerintah
ManajemenPerusahaan
SerikatPekerja
Kesempatan kerja
Kinerja kerja yang efektif
Perlindungan tindakanlegal
Aktifitas SerikatPekerja
AktifitasManajemen
Perlindungan tindakanlegal
Kontrak Manajemen – Serikat Pekerja
Bipartit
Tripartit
21
41
Conflict
THIRD PARTY INTERVENTION: Mediation vs. Arbitration: The Difference
Mediation
(recommend terms of agreement between disputing
parties)
Arbitration
(impose terms of agreement between disputing parties)
Disputing Party “A”
Disputing Party “B”
Alur Penyelesaian Mediasi
InstansiKetenagakerjaan
Setempat
2 Pilihan Penyelesaianakan ditawarkan
Konsiliasi ArbitraseJika TidakMemilih
Mediasi
Paling lama 30 hari Mediator akan mengeluarkan Anjuran
(Pasal 15)
SepakatTidak Sepakat
PHIPERJANJIAN BERSAMA
Akta BuktiPendaftaran
Perjanjian Bersama
Didaftarkan ke PHI pada PN setempat
22
43
W A K T U
7 hari 10 hari10 hari 3 hari
Penelitian tentang
duduknya perkara
Persetujuan Bersama
(PB)
SidangMediasi
Sikap Para Pihak
PENYELESAIAN MELALUI MEDIASI
JENIS PERSELISIHAN :
1. PERSELISIHAN HAK;2. PERSELISIHAN KEPENTINGAN;3. PERSELISIHAN PHK;4. PERSELISIHAN ANTAR SERIKAT
PEKERJA/SERIKAT BURUH.
23
HAL-HAL YANG KRUSIAL
MEDIASI
HAL-HAL YANG PERLU DICERMATI :
pejabat yang sudah menangani (Pemerintah)
masih banyak anggapan bahwa aparat pemerintah sering “berpihak”
lamban dalam menangani kasus/perkara
Alur Penyelesaian Konsiliasi
PERJANJIAN BERSAMA
Akta BuktiPendaftaranPerjanjianBersama
Didaftarkan ke PHI pada PN setempat
Konsiliasi
Paling lama 30 hariKonsiliator akan
mengeluarkan Anjuran(Pasal 25)
Sepakat Tidak Sepakat
PHI
InstansiKetenagakerjaan
Setempat
2 Pilihan Penyelesaianakan ditawarkan
ArbitraseJika TidakMemilih
Mediasi
24
PENYELESAIAN MELALUIKONSILIASI
JENIS PERSELISIHAN :
1. PERSELISIHAN KEPENTINGAN;2. PERSELISIHAN PHK;3. PERSELISIHAN ANTAR SERIKAT
PEKERJA/SERIKAT BURUH.
Lanjutan penyelesaian konsiliasi
• Dilakukan oleh konsiliator yang terdaftar di DisnakerKab/Kota.
• Penyelesaian oleh konsiliator dilaksanakan setelahpara pihak mengajukan permintaan penyelesaiansecara tertulis kepada konsiliator yang ditunjuk dandisepakati para pihak;
• Dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja, konsiliator harus sudah mengadakan penelitiantentang duduknya perkara dan selambat-lambatnyapada hari kerja kedelapan harus sudah dilakukansidang konsiliasi pertama;
25
HAL-HAL YANG KRUSIAL
KONSILIASI
HAL-HAL YANG PERLU DICERMATI : Lebih transparan,
karena dipiliholeh para pihak;
Orang biasa(swasta)
50
W A K T U
7 hari 10 hari10 hari 3 hari
Penelitiantentang
duduknyaperkara
PersetujuanBersama
(PB)
Sidangkonsiliasi
Sikap parapihak
26
Alur Penyelesaian Arbitrase
Tidak Sepakat
Instansi Ketenagakerjaan
Setempat
2 Pilihan Penyelesaian akan ditawarkan
Konsiliasi ArbitraseJika Tidak Memilih
Mediasi Paling lama 30 hari Arbiter akan mengeluarkan Anjuran
(Pasal 40)
Sepakat
MAPERJANJIAN BERSAMA
Akta Bukti Pendaftaran
Perjanjian Bersama
Didaftarkan ke PHI pada PN setempat
PENYELESAIAN MELALUIARBITRASE
JENIS PERSELISIHAN :
- PERSELISIHAN KEPENTINGAN;- PERSELISIHAN ANTAR SERIKAT
PEKERJA/SERIKAT BURUH.
27
Lanjutan Penyelesaian Arbitrase
• Arbiter yang berwenang menyelesaikanperselisihan harus arbiter yang telah ditetapkanoleh menteri dan telah memenuhi syarat-syaratyang telah ditetapkan;
• Wilayah kerja arbiter meliputi seluruh wilayahnegara RI;
• Penyelesaian perselisihan melalui arbiter dilakukan atas dasar kesepakatan para pihakyang berselisih;
• Dinyatakan secara tertulis dalam suratperjanjian arbitrase;
Lanjutan Penyelesaian Arbitrase
• Penyelesaian PHI oleh arbiter harus diawalidengan mendamaikan kedua belah pihak;
• Perdamaian tercapai, maka arbiter wajibmembuat Akta Perdamaian;
• Perdamaian tidak tercapai, maka arbiter meneruskan sidang arbitrase;
• Arbiter dapat memanggil saksi/saksi ahli;• Putusan arbitrase merupakan putusan akhir
dan tetap dan tidak dapat diajukan kePengadilan PHI.
28
W A K T U
3 hari
Penelitian tentang
duduknya perkara
Keputusan Sidang
Arbitrase
Upaya Perdamaian ?
Sidang Arbitrase
27 hari
N
Y
Akta Perdamaian
Daftarkan ke PHI Pada PN
* Atas kesepakatan para pihak, arbitrer dapat memperpanjang waktupenyelesaian perselisihan selama selambat-lambatnya 2 minggu
*
Upaya Hukum Terhadap PutusanArbitrase
Salah satu atau kedua belah pihak dapat mengajukanpermohonan pembatalan putusan Arbitrase dalam hal:
1. Surat atau dokumen yang diajukan dalam pemeriksaan, setelahputusan dijatuhkan, diakui atau dinyatakan palsu;
2. Setelah putusan diambil ditemukan dokumen yang bersifatmenentukan, yang disembunyikan oleh pihak lawan;
3. Putusan diambil dari tipu muslihat yang dilakukan oleh salahsatu pihak dalam pemeriksaan perselisihan;
4. Putusan melampaui kekuasaan arbiter hubungan industrial; atau
5. Putusan bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
29
3. PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
KEWENANGAN PHI :• Di tingkat pertama : Perselisihan Hak• Di tk pertama dan terakhir : P. Kepentingan• Di tingkat pertama : Perselisihan PHK• Di tk pertama dan terakhir : P. antar SP/SB
PERSELISIHAN
SELESAI
PERJANJIANBERSAMA
DIDAFTAR
TIDAK SELESAIDISETUJUI
ANJURANDITOLAK
SELESAI
PERJANJIANBERSAMA
TIDAK SELESAI
INSTANSI KETENAGA KERJAAN
PENCATATAN
MENAWARKAN PILIHAN
PENYELESAIAN
TIDAK SELESAI
ANJURANDISETUJUI
DITOLAK
DIDAFTAR
TIDAK SELESAI
PUTUSANEKSEKUSI
DITOLAK PERMOHONAN PEMBATALAN
PERTAMA:
- PHK
- HAK
TERAKHIR:
- KEPENTINGAN
- ANTAR SP
BIPARTIT
MEDIASI
KONSILIASI
ARBITRASE
MAHKAMAH
AGUNG
PENGADILAN
NEGERI
KEPEN-TINGAN
PHK
H A K
ANTAR SP
DITOLAK
DISETUJUI
KASASIPUTUSAN
ACARA BIASA
ACARA CEPAT
SELA
SELESAI
AKTE PERDAMAIAN
SELESAI
PERJANJIANBERSAMA Proses PHI
30
Mediator Konsiliator Arbitor Pengadilan HI M AUraian
Waktu 30 hari 30 hari 30 hari50 hari30 hari
Wilayah kerja Tidak diatur Seluruh Indonesia
Ditempat pekerja
PN tempat pekerja
Seluruh Indonesia
Hak ingkar Tidak ada Tidak ada Ada Tidak ada Tidak ada
Bentuk persidangan Tidak diatur Tidak diatur Tertutup Terbuka Tertutup
Adanya kuasa Tidak diatur Tidak diatur Dibolehkan Dibolehkan Dibolehkan
Jumlah petugas
Tidak diatur Seorang atau lebih
Seorang atau lebih
Tiga orang Tiga orang
Struktur Persidangan Per Tingkatan
HUKUM ACARA DI PENGADILAN HI
Hukum Acara Perdata Yang Berlaku Di Peradilan Umum, KecualiYang Diatur Secara Khusus Dalam Undang-undang Ini.
Pihak-pihak Tidak Dikenakan Biaya PerkaraTermasuk Biaya Eksekusi Yang NilaiGugatannya Di Bawah Rp. 150 Juta
31
HAKIM, HAKIM AD-HOC DAN HAKIM KASASI
Hakim Ad-hoc PHI diangkat dengan Keppres atas usulKetua MA;Calon Hakim Ad-hoc diajukan oleh Ketua MA dari namayang disetujui Menteri atas usul SP/SB atau organisasipengusaha;Pemberhentian Hakim Ad-hoc diusulkan Ketua MA kepada Presiden;Masa tugas 5 tahun dan dapat diangkat kembali 1 kali masa jabatan.Untuk pertama kali pengangkatan Hakim Ad-hoc paling sedikit 5 orang dari SP/SB dan 5 orang dari organisasipengusaha.
PENYELESAIAN MELALUIPENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
Gugatan PHI diajukan kepada Pengadilan HI pada PN yang daerah hukumnya meliputitempat pekerja/buruh bekerja;
Gugatan yang tidak dilampiri risalahpenyelesaian melalui mediasi atau konsiliasi, hakim wajib mengembalikan gugatan;
SP/SB dan organisasi pengusaha dapatbertindak sebagai kuasa hukum untuk beracaradi PHI. .
32
Ketua PN dalam waktu 7 hari kerja setelah menerimagugatan harus menetapkan Majelis Hakim;Dalam waktu 7 hari kerja sejak penetapan majelishakim, harus sudah melakukan sidang pertama;Salah satu pihak atau para pihak tidak hadir tanpaalasan, Ketua Majelis menetapkan hari sidangberikutnya, dalam waktu 7 hari kerja sejak tanggalpenundaan;Penundaan sidang karena ketidakhadiran diberikansebanyak 2 (dua) kali.
PENYELESAIAN MELALUIPENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
Sidang terbuka untuk umum;Putusan sela dijatuhkan apabila secara nyata-nyata pengusaha terbukti tidak melaksanakankewajibannya (Pasal 155 ayat (3) UU No. 13 Th. 2003);Dalam hal putusan sela masih belumdilaksanakan, hakim memerintahkan sitajaminan;Putusan sela tidak dapat dilakukan upayahukum.
PENYELESAIAN MELALUIPENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
33
65
W A K T U29 hari 7 hari7 hari7 hari7 hari7 hari
PenetapanMajelisHakim
Sidang I PemanggilanSidang II
PemanggilanSidang III
PUTUSAN PemberitahuanPutusan
PenerbitanSalinanPutusan
W A K T U14 hari 7 hari
Pengiriman
66
W A K T U
30 hari30 hari30 hari
BIPARTIT MEDIASI/
KONSILIASI
PENGADILAN HI MAHKAMAH AGUNG
50 hari
34
67
W A K T Umax. 14 harimax. 14 hari7 hari7 hari
Sikap danpenetapan
majelishakim
Penentuanmajelis, hari dantempatsidang
Jawaban Pembuktian
top related