bbl pneumonia
Post on 09-Aug-2015
290 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pneumonia merupakan pembunuh utama anak dibawah usia lima tahun
(Balita) di dunia. Menurut World Health Organization (WHO), dari data tahun 2008
didapatkan lebih dari 1,16 juta kematian balita yang disebabkan oleh pneumonia yang
terjadi pada 15 negara di dunia, yaitu India, Nigeria, Kongo, Pakistan, Afghanistan,
China, Ethiopia, Indonesia, Angola, Kenya, Niger, Bangladesh, Uganda, Tanzania
dan Burkina Faso. Negara-negara tersebut mencakup tiga perempat kematian balita di
dunia akibat pneumonia.1 Oleh karena itu pneumonia disebut sebagai pembunuh
balita no.1 (the number one killer of children), selain itu pneumonia merupakan
‘penyakit yang terabaikan’ (the neglected disease) atau ‘penyakit yang terlupakan’
(the forgotten disease) karena begitu banyak balita yang meninggal karena
pneumonia namun sangat sedikit perhatian yang diberikan kepada masalah
pneumonia.2
Angka kejadian pneumonia tertinggi terdapat di Asia Selatan dan Afrika,
dengan India sebagai peringkat pertama. Di wilayah Asia Tenggara setiap menit
terdapat 1 anak balita yang meninggal akibat pneumonia.1 WHO pada tahun 2005
melaporkan proporsi penyebab kematian anak-balita di negara berkembang adalah
pneumonia 19%, diare 17%, malaria 8% dan campak 4%. Insiden pneumonia di
negara berkembang adalah 10 - 20 kasus / 100 anak / tahun (10 – 20 % anak).3 Di
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 1
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
negara berkembang, pneumonia tidak saja lebih sering terjadi, tetapi juga lebih berat.
Hanya sekitar 20% anak yang menderita pneumonia di Asia Tenggara yang
mendapatkan terapi antibiotik yang memadai untuk mengobati penyakitnya.4,5
Menurut Pneumonia Report Card pada tahun 2010, Indonesia menduduki
peringkat ke-8.1 Data yang diperoleh dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
pada tahun 2011 terdapat total 480.033 balita penderita pneumonia. Di Provinsi DKI
Jakarta sendiri, tahun 2011 kasus pneumonia pada balita ditemukan sebanyak 40.296
balita.6
Di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara terjadi peningkatan angka
kejadian pneumonia dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2011, tercatat 35 balita dari
160 pasien balita (21,8%) menderita pneumonia. Sedangkan pada bulan Januari -
Agustus 2012 tercatat 41 balita dari 134 pasien balita (30,5%).
Penelitian ini dilakukan karena adanya peningkatan penderita pneumonia di
Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara dan didapatkan sebanyak 10 pasien (24,4%)
mempunyai riwayat berat badan lahir rendah (BBLR). Berdasarkan hal ini penulis
ingin mengetahui adakah hubungan antara berat badan lahir dengan pneumonia pada
balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara.
I.2. Perumusan Masalah
I.2.1. Pernyataan Masalah
Meningkatnya jumlah balita penderita pneumonia di Puskesmas Kelurahan
Kembangan Utara.
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 2
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
I.2.2. Pertanyaan Masalah
Berdasarkan permasalahan tersebut diatas maka diajukan beberapa pertanyaan
masalah sebagai berikut :
1. Berapa banyak balita yang menderita pneumonia di Puskesmas Kelurahan
Kembangan Utara?
2. Berapa rerata berat badan lahir balita penderita pneumonia di Puskesmas
Kelurahan Kembangan Utara?
3. Adakah hubungan antara berat badan lahir dengan pneumonia pada balita
di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara?
I.3. Tujuan
I.3.1. Tujuan Umum
Diturunkannya jumlah balita penderita pneumonia dengan diketahuinya
hubungan antara berat badan lahir dengan pneumonia pada balita.
I.3.2. Tujuan Khusus
1. Diketahuinya jumlah balita yang menderita pneumonia di Puskesmas
Kelurahan Kembangan Utara.
2. Diketahuinya rerata berat badan lahir balita penderita pneumonia di
Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara.
3. Diketahuinya hubungan antara berat badan lahir dengan pneumonia pada
balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara.
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 3
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
I.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian bagi puskesmas :
Mendapatkan informasi tentang hubungan antara berat badan lahir dengan
pneumonia pada balita.
Manfaat penelitian bagi peneliti :
1. Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan
penelitian.
2. Memperluas wawasan dalam bidang kesehatan masyarakat pada
umumnya, terutama yang berkaitan dengan bidang yang diteliti.
3. Hasil penelitian dapat dijadikan bahan atau acuan dalam penelitian
selanjutnya.
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 4
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Pneumonia
II.1.1. Definisi
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru
(alveoli). Terjadinya pneumonia pada anak sering kali bersamaan dengan terjadinya
proses infeksi akut pada bronkus yang disebut bronkopneumonia.3
World Health Organization (WHO) mendefinisikan pneumonia sebagai
infeksi saluran pernapasan akut yang menyerang paru-paru terutama alveoli yang
berfungsi sebagai tempat pertukaran udara. Dimana ketika seseorang menderita
pneumonia, maka alveoli akan terisi dengan nanah dan cairan, yang akan
menyebabkan sesak dan terbatasnya oksigen yang masuk pada saat bernapas.7
Sedangkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mendefinisikan pneumonia
adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru. Sebagian besar disebabkan oleh
mikroorganisme (virus/bakteri) dan sebagian kecil disebabkan oleh hal lain (aspirasi,
radiasi, dll).8
Secara klinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang
disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur dan parasit. Pneumonia
yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak termasuk. Sedangkan
peradangan paru yang disebabkan oleh non-mikroorganisme (bahan kimia, radiasi,
aspirasi bahan toksik, obat-obatan, dll) disebut pneumonitis.9
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 5
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
II.1.2. Etiologi
Usia pasien merupakan faktor yang memegang peranan penting pada
perbedaan dan kekhasan pneumonia anak, terutama dalam spektrum etiologi,
gambaran klinis dan strategi pengobatan.8
Tabel II.1.2.1. Etiologi Pneumonia Pada Balita Berdasarkan Usia8
Usia Etiologi yang sering Etiologi yang jarang
Lahir – 20 hari Bakteri :E. colliStreptococcus group BListeria monocytogenesis
Bakteri :Bakteri anaerobStreptococcus group DHaemophilus influenzaStreptococcus influenzaUreaplasma urealytican
Virus :Virus SitomegaloVirus Herpes simpleks
3 minggu – 3 bulan Bakteri :Chlamydia trachomatisStreptococcus pneumonia
Virus :Virus AdenoVirus InfluenzaVirus Parainfluenza 1,2,3Respiratory Syncytial virus
Bakteri :Bordatella pertusisHaemophilus influenza type BMoraxella catharalisStaphylococcus aureusUreaplasma urealyticum
Virus :Virus Sitomegalo
4 bulan – 5 tahun Bakteri :Chlamydia pneumoniaeMycoplasma pneumoniaeStreptococcus pneumonia
Virus :Virus AdenoVirus InfluenzaVirus Parainfluenza Virus RinoRespiratory Syncytial virus
Bakteri :Haemophilus influenza tipe BMoraxella catharalisNeisseria meningitidesStaphylococcus aureus
Virus :Virus Varicella-zoster
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 6
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
Streptococcus grup B dan bakteri enterik gram negatif merupakan penyebab
pneumonia yang paling umum pada neonatus. Pada neonatus berumur 3 minggu
sampai 3 bulan, pneumonia paling sering disebabkan oleh bakteri Streptococcus
pneumonia. Pada balita usia 4 bulan sampai 5 tahun, virus merupakan penyebab
tersering dari pneumonia, yaitu respiratory syncytial virus. Sedangkan pada usia 5
tahun sampai dewasa, umumnya pneumonia disebabkan oleh bakteri lain selain
Streptococcus pneumonia.4
II.1.3. Gambaran Klinis
Gambaran klinis pneumonia pada bayi dan anak tergantung pada berat ringannya
infeksi, tetapi secara umum adalah sebagai berikut :8
Gejala infeksi umum, yaitu demam, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan
napsu makan, keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah atau diare.
Gejala gangguan respiratori, yaitu batuk, sesak napas, retraksi dada, takipnea,
napas cuping hidung dan sianosis
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 7
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
II.1.4. Diagnosis Pneumonia
Tabel II.1.4.1. Diagnosis Pneumonia Berdasarkan Kelompok Umur5
Kelompok
Umur
Klasifikasi Tanda penyerta selain batuk dan atau
sesak bernapas
2 bulan - <5
tahun
Pnemonia Berat Tarikan dinding dada bagian bawah ke
dalam (Chest Indrawing)
Pneumonia Napas cepat sesuai golongan umur
2 bulan - < 1 tahun : 50 kali atau
lebih/menit
1 - < 5 tahun : 40 kali atau lebih/menit
Bukan Pneumonia Tidak ada napas cepat dan tidak ada tarikan
dinding dada bagian bawah ke dalam
< 2 bulan Pneumonia Berat Napas cepat : > 60 kali atau lebih per menit
atau tarikan kuat dinding dada bagian
bawah ke dalam
Bukan Pneumonia Tidak ada napas cepat dan tidak ada tarikan
dinding dada bagian bawah ke dalam
II.2. Patofisiologi Faktor Resiko
II.2.1. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir
kurang dari 2500 gram. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu)
jam setelah lahir.12
Ada dua keadaan bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yaitu : 12
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 8
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
a. Bayi lahir kecil karena kurang bulan (prematur) yaitu bayi baru lahir pada
umur kehamilan antar 28-36 minggu. Bayi lahir kurang bulan belum
mempunyai organ dan alat-alat tubuh yang belum berfungsi normal untuk
bertahan hidup diluar rahim. Makin muda umur kehamilan, fungsi organ
tubuh bayi makin kurang sempurna, sehingga prognosisnya juga
memburuk.
b. Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan yaitu bayi lahir kecil akibat
retardasi pertumbuhan janin dalam rahim. Organ dan alat-alat tubuh bayi
kecil masa kehamilan cukup sudah matang (matur) dan berfungsi lebih
baik dibanding dengan bayi lahir kurang bulan, walaupun berat badan nya
sama. Bayi kecil umur kehamilan cukup bulan,umumnya adalah bayi
dengan berat lahir < 2500 gram dan umur kehamilan ≥ 37 minggu.
Pada bayi BBLR, pembentukan zat anti kekebalan kurang sempurna
sehingga lebih mudah terkena penyakit infeksi terutama Pneumonia dan penyakit
saluran pernapasan lainnya.13
Semakin rendah berat badan lahir bayi, ukuran alveoli cenderung lebih kecil
dan pembuluh darah yang mengelilingi stroma seluler matur cenderung lebih sedikit.
Sedangkan pada bayi yang memiliki berat badan lebih besar, maka alveoli memiliki
ukuran yang lebih besar dan lebih banyak pembuluh darah pada stroma selulernya.
Pada bayi dengan berat badan lahir rendah juga didapatkan kekurangan lain seperti
otot pernapasan yang lebih lemah dengan pusat pernapasan yang kurang berkembang.
Selain itu terdapat pula kekurangan lipoprotein paru-paru, yaitu surfaktan yang
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 9
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
berfungsi mencegah terjadinya kolaps paru pada saat respirasi dengan cara
menstabilkan alveoli yang kecil.13
II.2.2. Usia
Usia merupakan salah satu faktor resiko utama pada berbagai penyakit
termasuk pneumonia. Hal ini disebabkan karena umur dapat memperlihatkan kondisi
keadaan seseorang. Bayi dengan usia < 2 bulan lebih rentan dengan penyakit
pneumonia dibandingkan anak-anak dengan usia lebih tua. Hal ini disebabkan
imunitas yang belum sempurna dan saluran pernafasan yang masih relatif sempit.
Saluran pernapasan yang sempit ini dapat menyebabkan hambatan akibat sekresi
maupun edema yang dapat menyebabakan masalah yang serius seperti pneumonia.14
II.2.3. Pemberian ASI inadekuat
Air susu ibu atau ASI adalah susu yang diproduksi oleh manusia untuk
konsumsi bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang belum dapat mencerna
makanan padat. ASI diproduksi oleh hormon prolaktin dan oksitosin. ASI pertama
yang keluar disebut kolostrum dan mengandung banyak immunoglobulin IgA yang
baik untuk pertahanan tubuh bayi, karena sistem imun pada bayi belum matang.11,15
Pemberian ASI sangat disarankan pada anak sampai berusia 6 bulan tanpa
diberikan makanan tambahan (ASI eksklusif). ASI dapat mengurangi angka kematian
dan kesakitan yang disebabkan oleh infeksi pencernaan dan infeksi saluran napas.
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 10
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
Komponen ASI yang terdiri dari immunoglobulin A, laktoferin, oligosakarida dan
komponen ASI lainnya dapat melindungi anak dari infeksi.11
Immunoglobulin A11
Immunoglobulin A (IgA) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi.
IgA di sekresi oleh kelenjar mammae dan kelenjar eksokrin lainnya selama
masa menyusu. Sekretori IgA tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri
patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaaan dan saluran
pernapasan. Sehingga IgA dapat mencegah serangan dari bakteri atau virus
pada mukosa epithelium yang berpotensi terinfeksi.
Laktoferin16
Laktoferin merupakan protein yang terikat dengan zat besi, diproduksi oleh
makrofag, neutrofil, dan epitel kelenjar payudara bersifat bakteriostatik dan
bakterisid. Menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara berikatan dengan
zat besi sehingga tidak tersedia zat besi untuk kebutuhan bakteri patogen.
Kadar dalam ASI 1–6 mg/ml dan tertinggi pada kolostrum (600 mg/dL).
Laktoferin juga dapat menghambat pertumbuhan kandida.
Oligosakarida16
Oligosakarida menghadang serangan Streptococcus pneumonia dan
Haemopilus influenza dengan cara bekerja sebagai reseptor dan mengalihkan
bakteri patogen atau toksin mendekat ke faring.
komponen ASI lainnya16
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 11
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
Sebagian besar komponen lain pada ASI terdiri dari makrofag. Sel makrofag
ASI merupakan sel fagosit aktif sehingga dapat menghambat multiplikasi bakteri
pada infeksi mukosa saluran pernapasan. Selain sifat fagositik, sel makrofag juga
memproduksi lisozim, C3 dan C4, laktoferin, monokin seperti IL-1 serta enzim
lainnya. Selain itu juga terdapat limfosit yang berfungsi mensintesis antibodi IgA.
Diketahui pula bahwa sekretori IgA sangat berperan dalam mempertahankan
integritas mukosa saluran pernapasan.11
II.2.4. Imunisasi Campak
Campak adalah penyakit akut yang sangat menular, disebabkan oleh infeksi
virus yang termasuk golongan Paramyxovirus yang umumnya menyerang anak, yang
ditandai gejala klinis yaitu coryza (pilek), conjungtivitis (mata meradang), cough
(batuk) dan demam tinggi beberapa hari diikuti dengan timbulnya ruam.17
Campak dapat menimbulkan komplikasi pneumonia yang ditandai dengan
adanya batuk, meningkatnya frekuensi napas, dan adanya rhonki basah halus.
Komplikasi ini diakibatkan oleh reaksi viremia primer atau infeksi sekunder yang
menyebabkan penyebaran virus pada sistem pernapasan yang dapat menimbulkan
kematian.18 Daerah epitel yang nekrotik di nasofaring dan saluran pernapasan
memberikan kesempatan terjadinya infeksi sekunder berupa pneumonia.17
Pemberian imunisasi dapat mencegah berbagai jenis penyakit infeksi
termasuk ISPA. Penelitian pada daerah KLB campak di Papua New Guinea pada
tahun 1999 menunjukkan bahwa komplikasi campak pada anak-anak yaitu
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 12
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
pneumonia berat sangat sering terjadi pada anak-anak yang tidak divaksinasi campak
dibandingkan dengan anak-anak yang telah divaksinasi campak.18
Penelitian di Gweru, Zimbabwe menunjukkan bahwa risiko terjadinya
komplikasi pada anak balita penderita campak lebih tinggi pada anak yang tidak
divaksinasi campak. Vaksinasi campak sangat melindungi terhadap terjadinya
komplikasi pada penderita campak 18
II.2.5. Asap Rokok
Paparan asap rokok merupakan masalah besar dalam bidang kesehatan
masyarakat. Pembakaran tembakau sebagai sumber zat iritan dapat menghasilkan
campuran gas yang kompleks dan partikel – partikel berbahaya. Lebih dari 4500 jenis
kontaminan telah dideteksi dalam tembakau, diantaranya hidrokarbon polisiklik,
karbon monoksida, karbondioksida, nitrit oksida, dan akrolein. 19
Asap rokok diketahui merangsang produksi mukus dan menurunkan
pergerakan silia. Dengan demikian terjadi akumulasi mukus yang kental dan
terperangkapnya partikel atau mikroorganisme pada jalan napas yang dapat
menurunkan pergerakan udara dan meningkatkan risiko pertumbuhan
mikroorganisme. Infeksi saluran pernapasan bawah lebih sering terjadi pada bayi dan
anak – anak yang terpapar asap rokok.20
Bayi dan anak yang terpajan asap rokok sebelum atau sesudah kelahiran
memperlihatkan peningkatan angka ISPA, infeksi saluran pernapasan bawah
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 13
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
misalnya pneumonia dibandingkan dengan bayi dan anak – anak dari orang tua bukan
perokok.20
II.3. Kerangka Teori
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 14
Berat badan lahir <2500 gram
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS PENELITIAN,
DAN DEFINISI OPERASIONAL
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 15
Pneumonia
PaparanAsap Rokok
Usia < 2 bulan
Tidak mendapatkanImunisasi campak
Pemberian ASI inadekuat
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
III.1. Kerangka Konsep
Berat badan lahir dipilih sebagai variabel bebas (independent) karena pada10
dari 41 pasien balita (24,4%) penderita pneumonia yang datang ke Puskesmas
Kelurahan Kembangan Utara memiliki berat badan lahir dibawah 2500 gram yang
merupakan salah satu faktor risiko dari pneumonia.
Gambar III.1.1. Skema Hubungan antara Berat Badan Lahir dengan
Pneumonia
Variabel bebas Variabel tergantung
III.2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis alternatif (Ha) : terdapat hubungan bermakna antara berat badan
lahir dengan Pneumonia.
III.3. Definisi Operasional Variabel
III.3.1. Berat Badan Lahir
Definisi variabel : Berat badan lahir responden yang lahir dengan usia
kehamilan ≥ 37 minggu.
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 16
PneumoniaBerat Badan Lahir
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
Cara Ukur : wawancara
Alat ukur : kuesioner
Hasil ukur : Didapatkan berat badan responden dalam gram.
Skala ukur : Data numerik skala rasio
III.3.2. Pneumonia
Definisi variabel : Pneumonia dinilai beradasarkan catatan pada rekam
medis:
1. Pasien yang sudah didiagnosis pneumonia
atau
2. Pasien tidak didiagnosis pneumonia tetapi tercatat gejala pneumonia :
- Batuk, dan sesak nafas,
- Jumlah pernapasan (RR) :
> 60 x/menit untuk balita berusia < 2 bulan,
> 50x/menit untuk balita berusia 2 bulan – < 1 tahun,
> 40x/menit untuk balita berusia 1 – < 5 tahun.
- Suhu tubuh ≥ 37,5oC
Cara ukur : rekam medis
Hasil ukur :
1. Pneumonia : jika komponen 1 atau 2 terpenuhi.
2. Tidak Pneumonia : jika tidak ada komponen yang terpenuhi..
Skala ukur : Data kategorik skala nominal
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 17
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 18
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
IV. 1. Metode
IV. 1. 1. Desain Penelitian dan Variabel
Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan desain studi case-control dengan
variabel tergantung (dependent) adalah pneumonia dan sebagai variabel bebas
(independent) adalah berat badan lahir. Sedangkan variabel perancu potensial adalah
asap rokok.
IV. 1. 2. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat : Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara
Waktu : 21 – 26 September 2012
IV. 1. 3. Populasi Penelitian
Semua pasien yang berobat ke Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara
selama periode Januari – Agustus 2012
Kriteria inklusi untuk kelompok case :
Responden berusia < 60 bulan.
Responden dengan diagnosis pneumonia atau terdapat gejala pneumonia.
Data identitas tercatat lengkap.
Kriteria inklusi untuk kelompok control :
Responden berusia < 60 bulan.
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 19
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
Responden yang tidak didiagnosis pneumonia atau tidak terdapat gejala
pneumonia.
Data identitas pasien tercatat lengkap.
Kriteria eksklusi untuk kelompok case dan kelompok control :
Responden tidak dapat ditemukan di alamat seperti yang tercantum di
rekam medis.
IV. 1. 4. Sampel
IV.1.4.1. Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah pasien yang berobat di Puskesmas Kelurahan
Kembangan Utara selama periode Januari – Agustus 2012 yang memenuhi kriteria
inklusi.
IV.1.4.2. Perhitungan Besar Sampel
Perhitungan besar sampel dengan menggunakan rumus : 21
P1 : Proporsi pasien yang menderita pneumonia dengan riwayat BBLR
(didapatkan dari hasil perhitungan)
P2 : Proporsi pasien yang tidak menderita pneumonia dengan riwayat BBLR =
0,04 (didapatkan dari jurnal)22
Derivat baku normal untuk α = 5%, Zα = 1,96 untuk 95% confidence interval
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 20
n1 = n2 =¿ ((Zα √2 PQ )+Zβ (√ P1 P2+Q1 Q2 ))2
( P1 P2)2
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
Derivat baku normal b = 20%, Zβ = 0.84
P2 = P1 + 20% P1 Q1 = 1 – P1 Q2 = 1 – P2
0,04 = 1,2 P1 = 1 – 0,03 = 1 – 0,04
P1 = 0,03 = 0, 97 = 0,96
P = ½ (P1 + P2) Q = 1 – P
= ½ (0,03 + 0,04) = 1 – 0,035
= 0,035 = 0,965
n1 = n2 = (Z α √2PQ + Z β √P1Q1 + P2Q2 )²
(P1-P2)²
= (1.96 √2 . 0,035 . 0,965 + 0.84 √0. 03 . 0,97 + 0,04 . 0,96) ²
(0,03 – 0,04) ²
= ((1.96 x 0,26) + (0.84 x 0,26 )) ²
0,0001
= 0,53
0.0001
= 5.300
Dengan demikian untuk masing-masing kelompok diperlukan 5.300 subjek,
sehingga total subjek untuk penelitian adalah 10.600 orang.
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 21
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
IV. 1. 4. 3. Cara Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dengan non-random sampling secara consecutive
dilakukan pada semua balita yang menderita pneumonia yang tercatat pada rekam
medis datang berobat ke Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara selama periode
Januari – Agustus 2012 yang memenuhi kriteria inklusi.
IV. 1. 5. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rekam medis dan
kuesioner.
IV. 1. 6. Cara Pengumpulan Data
Penelitian dilakukan setelah mendapat ijin dari kepala Puskesmas Kelurahan
Kembangan Utara. Pasien yang berusia di bawah 5 tahun yang datang berobat ke
Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara berdasarkan catatan rekam medis pada
bulan Januari - Agustus 2012, diambil menjadi responden dan dicatat data identitas
serta data medisnya oleh peneliti A untuk dikelompokan menjadi kelompok kasus
dan kelompok kontrol.
Kemudian peneliti B, C, D, E mengunjungi responden ke rumah responden
berdasarkan data identitas yang diberikan oleh peneliti A untuk mencari informasi
yang dibutuhkan. Peneliti A mengisi kuisioner mengenai pneumonia, sedangkan
masing – masing peneliti B, C, D, E mengisi kuisioner mengenai faktor risiko.
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 22
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
Selanjutnya dihitung rerata berat badan lahir pada kelompok balita penderita
pneumonia dan pada kelompok balita yang tidak menderita pneumonia.
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 23
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
IV. 2. Alur Pengumpulan Data
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 24
Peneliti A mengisi kuisioner I
Data pasien balita yang berobat ke Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara dicatat oleh peneliti A berdasarkan Rekam Medis untuk
menentukan kelompok kasus dan kontrol
Alamat responden tidak ditemukan Alamat responden ditemukan
Masing – masing peneliti B,C,D,E mendatangi alamat responden yang diberikan oleh peneliti A
Tidak dimasukan dalam sampel Dimasukan dalam sampel
Masing – masing peneliti B,C,D,E menanyakan adanya faktor risiko pneumonia pada responden
Pneumonia Tidak Pneumonia
Rerata berat badan lahir
Rerata berat badan lahir
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
IV.3. Teknik dan Analisa Data
Seluruh data yang diperoleh dari rekam medis dan hasil wawancara dengan
kuesioner diolah untuk kemudian disajikan dalam bentuk tekstular dan tabular.
IV. 3.1. Analisa Asosiasi Statistik
Analisis asosiasi statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah uji
statistik Logistic Regression dengan menggunakan software SPSS versi 18 untuk
mengetahui derajat kemaknaan antara variabel bebas (independent variable) berskala
rasio (data numerik) dan variabel tergantung (dependent variable) berskala nominal
(data kategorik). Kemaknaan hubungan antara kedua variabel tersebut dinilai dari
nilai p.
Jika p < 0,05 → Ho ditolak, jadi ada hubungan yang bermakna diantara variabel
yang diteliti.
Jika p ≥ 0,05 → Ho diterima, jadi tidak ada hubungan yang bermakna diantara
variabel yang diteliti.
Analisis statistik untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh faktor perancu
terhadap hubungan antara berat badan lahir dengan pneumonia yaitu dengan
menggunakan uji statistik multivariat Logistic Regression.
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 25
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
IV. 3.2. Analisa Asosiasi Epidemiologi
Analisis asosiasi epidemiologi diperoleh dengan menghitung asosiasi relatif
Odds Ratio menggunakan Logistic Regression
Odds Ratio (OR) = Log [ P (Y=1) / (Y=0) ] = βO + β1X1 +............+ βnXn
atau
P (Y=1) / (Y=0) = exp (β0 + β1X1 + ...........+ βnXn)
Keterangan :
Odds Ratio : Besar risiko balita menderita pneumonia setiap peningkatan 1 gram
berat badan lahir pada kelompok dengan rerata berat badan lahir <2500 gram
dibandingkan balita dengan berat badan lahir ≥ 2500 gram.
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 26
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
BAB V
HASIL PENELITIAN
V. 1. Bivariat
Dari 15 responden yang menderita pneumonia, terdapat 10 balita (66,7%) laki
– laki, 5 balita (33,3%) perempuan. Dari 15 responden yang tidak menderita
pneumonia, didapatkan 6 balita (40%) laki – laki, 9 balita (60%) perempuan. Nilai
tengah usia responden yang menderita pneumonia adalah 10 bulan dengan usia
termuda 1 bulan dan usia tertua adalah 36 bulan. Sedangkan nilai tengah usia
responden yang tidak menderita pneumonia adalah 17 bulan dengan usia termuda 1
bulan, sedangkan usia tertua 49 bulan.
Dari 15 responden yang menderita pneumonia, terdapat 15 balita (100%)
menderita batuk. Dari 15 responden yang tidak menderita pneumonia, didapatkan 3
balita (20%) menderita batuk. Dari 15 responden yang menderita pneumonia, terdapat
15 balita (100%) menderita demam. Dari 15 responden yang tidak menderita
pneumonia, didapatkan 4 balita (26,7%) menderita demam. Dari 15 responden yang
menderita pneumonia, terdapat 15 balita (100%) dengan napas cepat. Dari 15
responden yang tidak menderita pneumonia, tidak didapatkan balita (0%) dengan
napas cepat. Dari 15 responden yang menderita pneumonia, tidak ditemukan (0%)
balita dengan tarikan dinding dada. Dari 15 responden yang tidak menderita
pneumonia, tidak ditemukan (0%) balita dengan tarikan dinding dada.
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 27
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
Nilai tengah berat badan lahir responden yang menderita pneumonia adalah
2400 gram dengan berat badan lahir terkecil 1900 gram dan berat badan lahir terbesar
3200 gram, sedangkan nilai tengah berat badan lahir responden yang tidak menderita
pneumonia adalah 2900 gram dengan berat badan lahir terkecil 2300 gram dan berat
badan lahir terbesar 3400 gram.
Dari 15 responden dengan pneumonia didapatkan rerata berat badan lahir
2467 (± 453) gram. Dari 15 responden yang tidak menderita pneumonia didapatkan
rerata berat badan lahir 2827 (± 367) gram. Secara epidemiologi risiko menderita
pneumonia pada kelompok balita dengan rerata berat badan lahir < 2500 gram tidak
berbeda dibandingkan balita dengan berat badan lahir ≥ 2500 gram. Secara statistik
didapatkan hubungan bermakna antara berat badan lahir dengan pneumonia. (OR =
1,00 ; p-value = 0,02)
Dari 15 responden yang menderita pneumonia, terdapat 7 balita (46,7%)
terpapar asap rokok. Dari 15 responden yang tidak menderita pneumonia, didapatkan
3 balita (20%) terpapar asap rokok. Dari 15 responden yang menderita pneumonia,
terdapat 8 balita (53,3%) mendapat ASI eksklusif. Dari 15 responden yang tidak
menderita pneumonia, didapatkan 9 balita (60%) mendapat ASI eksklusif. Dari 15
responden yang menderita pneumonia, terdapat 9 balita (60%) yang mendapat
imunisasi campak. Dari 15 responden yang tidak menderita pneumonia, didapatkan
13 balita (86,7%) mendapat imunisasi campak.
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 28
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
Tabel V. 1. 1. Hasil Analisa Penelitian Berbagai Variabel Terhadap Pneumonia
pada 30 Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Periode 21 – 26
September 2012
Karakteristi
k
Pneumonia (n=15) Tidak Pneumonia (n=15)
Jumlah
(%)
Mean
±SD
Median
(Min,Max)
Jumlah
%
Mean
±SD
Median
(Min,Max)
Jenis
Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Umur
(bulan)
Batuk
Ya
Tidak
Demam
Ya
Tidak
10
(66,7%)
5
(33,3%)
15
(100%)
0
(0%)
15
(100%)
0
(0%)
12,73
± 9,37
10
(1,36)
6
(40%)
9
(60%)
3
(20%)
12
(80%)
4
(26,7%)
11
(73,3%)
20,60
± 15, 40
17
(1,49)
Bersambung
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 29
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
Sambungan
Karakteristik
Pneumonia (n=15) Tidak Pneumonia (n=15)
Jumlah
(%)
Mean
±SD
Median
(Min,Max)
Jumlah
%
Mean
±SD
Median
(Min,Max)
Napas Cepat
Ya
Tidak
Tarikan
Dinding Dada
Ya
Tidak
Berat Badan
Lahir (gram)
Paparan Asap
Rokok
Ya
Tidak
15
(100%)
0
(0%)
0
(0%)
0
(0%)
7
(46,7%)
8
(53,3%)
2466,67
± 453
2400
(1900,3200)
0
(0%)
15
(100%)
0
(0%)
0
(0%)
3
(20,0%)
12
(80%)
2826,67
±367,4
2900
(2300,3400)
OR = 1,00 Bersambung
p-value = 0,02
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 30
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
Sambungan
Karakteristi
k
Pneumonia (n=15) Tidak Pneumonia (n=15)
Jumlah
(%)
Mean
±SD
Median
(Min,Max)
Jumlah
%
Mean
±SD
Median
(Min,Max)
ASI
Eksklusif
Ya
Tidak
Imunisasi
Campak
Ya
Tidak
Belum
Waktunya
8
(53,3%)
7
(46,7%)
9
(60%)
1
(6,7%)
5
(33,3%)
9
(60%)
6
(40,0%)
13
(86,7%)
0
(0%)
2
(13,3%)
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 31
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
V.2. Multivariat
Analisa multivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Logistic
Regression yang dilakukan pada faktor perancu potensial (potential confounding
factor) yaitu asap rokok terhadap hubungan antara berat badan lahir dengan
Pneumonia. Dari hasil analisis statistik didapatkan hubungan bermakna antara berat
badan lahir dengan Pneumonia (p-value 0,02), yang mana hubungan tersebut tetap
bermakna setelah faktor perancu dikendalikan (p-value = 0,04).
Tabel V.2.1. Hubungan antara Pneumonia dengan Faktor Perancu atau
Confounding Factor pada 30 Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara
Periode 21 – 26 September 2012
Faktor Risiko Odds Ratio p- value
Model Dasar
Berat badan lahir 1,00 0,02
Model dasar dengan faktor perancu
Berat badan lahir 1,00 0,04
Paparan asap rokok
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 32
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
BAB VI
PEMBAHASAN
VI.1. Temuan Utama
Secara epidemiologi risiko menderita pneumonia pada kelompok balita
dengan rerata berat badan lahir < 2500 gram tidak berbeda dibandingkan balita
dengan berat badan lahir ≥ 2500 gram. Secara statistik didapatkan hubungan
bermakna antara berat badan lahir dengan pneumonia. (OR = 1,00 ; p-value = 0,02)
Hasil temuan ini tidak sesuai dengan teori dan hipotesis penelitian bahwa
berat badan lahir rendah merupakan faktor resiko dari pneumonia, hal ini
kemungkinan dapat disebabkan karena jumlah sampel yang terlalu sedikit sehingga
menyebabkan didapatkannya hasil penelitian ini secara kebetulan, atau dapat juga
disebabkan karena adanya faktor risiko lain yang lebih berpengaruh terhadap kejadian
pneumonia.
VI.2. Keterbatasan Penelitian
VI.2.1. Bias Seleksi
Bias seleksi tidak dapat disingkirikan karena sampel tidak diambil dengan cara
random sampling, tetapi dengan cara non-random consecutive sampling dimana tiap
subyek dalam populasi terjangkau tidak memiliki kesempatan yang sama untuk
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 33
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
terpilih atau tidak terpilih sebagai sampel penelitian sehingga terdapat perbedaan
distribusi faktor risiko dan efek dengan populasi yang sesungguhnya.
VI.2.2. Bias Perancu
Faktor perancu yang dianalisa adalah paparan asap rokok, setelah disetarakan
dengan metode Logistic Regression sehingga tidak merancukan nilai. Selain itu, pada
penelitian ini tidak dapat disingkirkan kemungkinan terjadinya bias perancu, oleh
karena faktor – faktor lain yang tidak diteliti yang mungkin mempengaruhi terjadinya
pneumonia, seperti pemberian ASI yang inadekuat dan tidak diberikannya imunisasi
campak pada balita.
VI.2.3. Chance
Kemungkinan ditemukan hasil penelitian secara kebetulan tidak dapat
disingkirkan karena berdasarkan perhitungan didapatkan = 88 % (pada = 0,20) dan
= 8 % (pada = 0,05).
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 34
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
VII.I. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan metode case-control terhadap 30
responden yang terdiri dari 15 responden sebagai kelompok kasus dan 15 responden
sebagai kelompok kontrol, di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara pada tanggal
21 – 26 September 2012, dapat disimpulkan :
1. Sebanyak 15 balita menderita pneumonia.
2. Rerata (± SD) berat badan lahir balita yang menderita pneumonia di
Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara adalah 2467 (± 453) gram.
3. Secara epidemiologi risiko menderita pneumonia pada kelompok balita
dengan rerata berat badan lahir < 2500 gram tidak berbeda dibandingkan
balita dengan berat badan lahir ≥ 2500 gram. Secara statistik didapatkan
hubungan bermakna antara berat badan lahir dengan pneumonia.
(OR = 1,00 ; p-value = 0,02)
VII.II. Saran
Perlu dilakukan penelitian serupa dengan jumlah sampel yang lebih besar
sehingga diharapkan mendapatkan sampel yang dianggap dapat lebih mewakili
populasi dan didapatkan hasil penelitian yang lebih baik.
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 35
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
DAFTAR PUSTAKA
1. International Vaccine Access Center At The John Hopkins University Bloomberg School of Public Health. Global pneumonia disease burden. ( Updated November 2010, accessed on September 18 2012 ). Available at : http://wordpneumoniaday.org/pneumoniareport
2. Wardlaw T, Johansson EW, Hodge M. Pneumonia the forgotten killer of children. ( Updated 2006, accessed on September 18 ). Available at : http://whqlibdoc.who.int/publications/2006/9280640489_eng.pdf
3. Said M. Pengendalian pneumonia anak-balita dalam rangka pencapaian mdg’s. ( Updated 2010, accessed on September 18 2012 ). Available at : http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/buletin/BULETIN%20PNEUMONIA.pdf
4. Departemen Kesehatan RI. Pedoman pengendalian penyakit infeksi saluran pernapasan akut. Jakarta: Depkes RI; 2006: 2-4
5. Departemen Kesehatan RI. Rencana kerja jangka menengah nasional penanggulangan pneumonia balita tahun 2005-2009. Jakarta: Depkes RI; 2010: 7-11
6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil data kesehatan indonesia tahun 2011. Jakarta: Depkes RI; 2012: 92
7. World Health Organization. Pneumonia. ( Updated August 2012, accessed on September 19 2012 ). Available at : http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs331/en/index.html
8. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pneumonia. Dalam: Buku Ajar Respirologi Anak, Edisi ke-1. Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2008
9. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pneumonia komuniti pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di indonesia. ( Updated 2003, accessed on September 19 2012 ). Available at : http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-pneumoniakom/ pnkomuniti . pdf
10. Tuomanen EI, Austrian R, Masure HR. Pathogenesis of pneumococcal infection. (Updated 1995, accessed on September 19 2012 ). Available at : http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJM199505113321907
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 36
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
11. Permaesih D, Hardinsyah, Setiawan B, Tanumiharjo SA. Kadar sIgA dan laktoferin air susu ibu. ( Updated 2009, accessed on September 19 2012 ). Available at : www.persagi.org/document/makalah/141_makalah.doc
12. Damanik S. Klasifikasi bayi menurut berat lahir dan masa gestasi. Dalam : Buku Ajar Neonatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia, edisi ke-1. Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2010: 11-28
13. Sukmawati, Ayu SD. Hubungan status gizi, berat badan lahir, imunisasi dan ispa. (Updated Desember 2012, accessed on September 21 ). Available at : http://jurnalmediagizipangan.files.wordpress.com
14. Esposito S, MarcheseA, Tozzi AE, Rossi GA, Dalt LD, Bona G, et all. Bacteremic pneumococcal community-acquired pneumonia in children less than 5 years of age in italy. ( Updated 2012, accessed on September 20 ). Available at : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22426300
15. Pediatrics. Breastfeeding and the use of human milk. (Update Februari 2012, accessed on September 19 2012 ). Available at : http://pediatrics.aappublications.org/content/129/3/e827.full.html
16. Aldy OS, Lubis BM, Sianturi P, Azlin E, Tjipta DG. Dampak proteksi air susu ibu terhadap infeksi. (Updated 2009, accessed on September 20 2012 ). Available at : http://www. idai .or.id/saripediatri/fulltext.asp?q=613
17. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Campak. Dalam : Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis, edisi ke-2. Jakarta : Balai Penerbit FK UI; 2012: 109-18
18. Salim A, Basuki H, Syahrul F. Indikator Prediksi Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak di Propinsi Jawa Barat. The Indonesian Journal of Public Health ; 2007, Vol 4, 111-15.
19. Cinar N, Dede C, Cevahir R, Sevimli D. Smoking status in parents of children hospitalized with a diagnosis of respiratory system disorders. Bosnian Journal of Basic Medical Sciences. ( Updated Oktober 2010, accessed on September 19 2012 ). Available at : http://journal.lib.unair.ac.id/index.php/IJPH/article/view/773/772
20. Corwin EJ. Sistem pernapasan. Dalam : Buku Saku Patofisiologi, edisi ke-3. Jakarta: EGC; 2009: 541-44.
21. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, edisi ke-4. Jakarta: Sagung Seto: 2011.
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 37
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
22. Yushananta, P. Analisis pneumonia pada balita di kota bandar lampung tahun 2007. ( Updated Desember 2008, accessed on September 20 2012 ). Available at : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21108615
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 38
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
LAMPIRAN
KUISIONER I
(Diisi berdasarkan catatan rekam medis)
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Alamat :
1. Apakah anak Anda batuk ?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah anak Anda sesak napas ?
a. Ya
b. Tidak
Catatan hasil pemeriksaan fisik :
Suhu tubuh : …….oC
Jumlah pernafasan : …… x / menit
Tarikan dinding dada :
a. Ada
b. Tidak ada
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 39
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
KUISIONER II
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Alamat :
1. Berapakah berat badan lahir anak Anda ? ………………….. gram
2. Berapakah usia kehamilan saat anak Anda lahir ? ………….minggu
3. Apakah di lingkungan rumah Anda ada yang merokok ?
a. Ya ( lanjut ke pertanyaan no.4)
b. Tidak (lanjut ke pertanyaan no.5)
4. Jika Anda menjawab ya pada pertanyaan no.3, Apakah asap rokok
tersebut sering terhirup oleh anak Anda ?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah anak Anda mendapatkan ASI eksklusif sampai usia 6 bulan ?
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah anak Anda mendapatkan imunisasi campak ?
a. Ya
b. Tidak
c. Belum waktunya
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 40
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
Bivariat
jenis kelamin * pneumonia Crosstabulation
pneumonia
Totalya tidak
jenis kelamin laki-laki Count 10 6 16
% within pneumonia 66.7% 40.0% 53.3%
perempuan Count 5 9 14
% within pneumonia 33.3% 60.0% 46.7%
Total Count 15 15 30
% within pneumonia 100.0% 100.0% 100.0%
Apakah anak anda batuk * pneumonia Crosstabulation
pneumonia
Totalya tidak
Apakah anak anda batuk ya Count 15 3 18
% within pneumonia 100.0% 20.0% 60.0%
tidak Count 0 12 12
% within pneumonia .0% 80.0% 40.0%
Total Count 15 15 30
% within pneumonia 100.0% 100.0% 100.0%
Apakah anak anda demam? * pneumonia Crosstabulation
pneumonia
Totalya tidak
Apakah anak anda demam? Ya Count 15 4 19
% within pneumonia 100.0% 26.7% 63.3%
Tidak Count 0 11 11
% within pneumonia .0% 73.3% 36.7%
Total Count 15 15 30
% within pneumonia 100.0% 100.0% 100.0%
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 41
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
Napas_cepat * pneumonia Crosstabulation
pneumonia
Totalya tidak
Napas_cepat ya Count 15 0 15
% within pneumonia 100.0% .0% 50.0%
tidak Count 0 15 15
% within pneumonia .0% 100.0% 50.0%
Total Count 15 15 30
% within pneumonia 100.0% 100.0% 100.0%
Retraksi dinding dada? * pneumonia Crosstabulation
pneumonia
Totalya tidak
Retraksi dinding dada? tidak Count 15 15 30
% within pneumonia 100.0% 100.0% 100.0%
Total Count 15 15 30
% within pneumonia 100.0% 100.0% 100.0%
terpapar * pneumonia Crosstabulation
pneumonia
Totalya tidak
terpapar ya Count 7 3 10
% within pneumonia 46.7% 20.0% 33.3%
tidak Count 8 12 20
% within pneumonia 53.3% 80.0% 66.7%
Total Count 15 15 30
% within pneumonia 100.0% 100.0% 100.0%
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 42
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
Apakah anak anda mendapatkan ASI eksklusif 6 bulan? * pneumonia Crosstabulation
pneumonia
Totalya tidak
Apakah anak anda
mendapatkan ASI eksklusif 6
bulan?
ya Count 9 8 17
% within pneumonia 60.0% 53.3% 56.7%
tidak Count 6 7 13
% within pneumonia 40.0% 46.7% 43.3%
Total Count 15 15 30
% within pneumonia 100.0% 100.0% 100.0%
Apakah anak anda mendapatkan imunisasi campak? * pneumonia Crosstabulation
Pneumonia
Totalya Tidak
Apakah anak anda
mendapatkan imunisasi
campak?
sudah Count 9 13 22
% within pneumonia 60.0% 86.7% 73.3%
belum Count 1 0 1
% within pneumonia 6.7% .0% 3.3%
belum waktunya Count 5 2 7
% within pneumonia 33.3% 13.3% 23.3%
Total Count 15 15 30
% within pneumonia 100.0% 100.0% 100.0%
penderita pneumoni kurang dari 2 bln * pneumonia Crosstabulation
pneumonia
Totalya tidak
penderita pneumoni kurang
dari 2 bln
ya Count 1 1 2
% within pneumonia 6.7% 6.7% 6.7%
tidak Count 14 14 28
% within pneumonia 93.3% 93.3% 93.3%
Total Count 15 15 30
% within pneumonia 100.0% 100.0% 100.0%
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 43
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
Descriptives
Pneumonia Statistic Std. Error
usia berdasarkan rm ya Mean 12.73 2.421
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 7.54
Upper Bound 17.93
5% Trimmed Mean 12.09
Median 10.00
Variance 87.924
Std. Deviation 9.377
Minimum 1
Maximum 36
Range 35
Interquartile Range 10
Skewness 1.534 .580
Kurtosis 2.050 1.121
tidak Mean 20.60 3.977
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 12.07
Upper Bound 29.13
5% Trimmed Mean 20.11
Median 17.00
Variance 237.257
Std. Deviation 15.403
Minimum 1
Maximum 49
Range 48
Interquartile Range 19
Skewness .844 .580
Kurtosis -.324 1.121
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 44
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
Descriptives
pneumonia Statistic Std. Error
Berapakah berat badan
lahir?
ya Mean 2466.67 116.972
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 2215.79
Upper Bound 2717.55
5% Trimmed Mean 2457.41
Median 2400.00
Variance 205238.095
Std. Deviation 453.032
Minimum 1900
Maximum 3200
Range 1300
Interquartile Range 700
Skewness .389 .580
Kurtosis -1.206 1.121
tidak Mean 2826.67 94.852
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 2623.23
Upper Bound 3030.10
5% Trimmed Mean 2824.07
Median 2900.00
Variance 134952.381
Std. Deviation 367.359
Minimum 2300
Maximum 3400
Range 1100
Interquartile Range 700
Skewness -.275 .580
Kurtosis -1.099 1.121
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 45
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
Analisa Asosiasi Statistik & Epidemiologi
Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Casesa N Percent
Selected Cases Included in Analysis 30 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 30 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 30 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of
cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value Internal Value
dimension0
ya 0
tidak 1
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 5.369 1 .020
Block 5.369 1 .020
Model 5.369 1 .020
Model Summary
Step
-2 Log likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 36.220a .164 .218
a. Estimation terminated at iteration number 4 because
parameter estimates changed by less than .001.
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 46
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
Classification Tablea
Observed Predicted
pneumonia Percentage
CorrectYa tidak
Step 1 pneumonia Ya 9 6 60.0
Tidak 5 10 66.7
Overall Percentage 63.3
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a BBL .002 .001 4.546 1 .033 1.002
Constant -5.581 2.653 4.425 1 .035 .004
a. Variable(s) entered on step 1: BBL.
Multivariat
Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Casesa N Percent
Selected Cases Included in Analysis 30 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 30 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 30 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of
cases.
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 47
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
Dependent Variable Encoding
Original Value Internal Value
dimension0
ya 0
tidak 1
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 6.456 2 .040
Block 6.456 2 .040
Model 6.456 2 .040
Model Summary
Step
-2 Log likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 35.133a .194 .258
a. Estimation terminated at iteration number 4 because
parameter estimates changed by less than .001.
Classification Tablea
Observed Predicted
pneumonia Percentage
CorrectYa tidak
Step 1 Pneumonia ya 10 5 66.7
tidak 6 9 60.0
Overall Percentage 63.3
a. The cut value is .500
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 48
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a BBL .002 .001 3.538 1 .060 1.002
Terpapar .920 .892 1.064 1 .302 2.508
Constant -6.631 2.988 4.925 1 .026 .001
a. Variable(s) entered on step 1: BBL, terpapar.
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 49
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
Perhitungan α dan β
Pneumonia Tidak Pneumonia
BBLR 9 4
Tidak BBLR 6 11
Total 15 15
P1 = proporsi pasien yang menderita pneumonia dengan BBLR
P2 = proporsi pasien yang tidak menderita pneumonia dengan BBLR
P1 = 9/15 = 0,6 P2= 4/15 = 0,27
P = ½ (P1 + P2) Q = 1 – P
= ½ (0,6 + 0,27) = 1 – 0,435
= 0,435 = 0,565
Q1 = (1- 0,6) = 0,4 Q2 = (1-0,27) = 0,73
Zα = 1,96 Zβ = 0,84
n = 30 : 2 = 15
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 50
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
Perhitungan Zα dan α
n1= n2 = (Z α √2PQ + Z β √P1Q1 + P2Q2)²
(P1-P2)²
15 = (Zα √2 . 0,435 . 0,565 + 0.84 √0. 6 . 0,4 + 0,27 . 0,73) ²
(0,6 – 0,27) ²
15 = ((Zα √ 0,491) + (0.84 √ 0,24 + 0,19 )) ²
(0,33) ²
15 = ((Zα . 0,7) + (0,55 )) ²
0,109
√15 x 0,109 = 0,7 Zα + 0,55
0,422 = 0,7 Zα + 0,55
0,422-0,55 = 0,7 Zα
0,12 = 0.7 Zα
Zα = 0,12 / 0,7
Zα = 0,17
1-α = 0,56
α = 1 – 0,56 = 0,44 x 100% = 44 %
dikalikan 2 = 44% x 2 = 88 %
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 51
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
Perhitungan Zβ dan β
n1 = n2 = (Z α √2PQ + Z β √P1Q1 + P2Q2)²
(P1-P2)²
15 = (1,96 √2 . 0,435 . 0,565 + Zβ √0. 6 . 0,4 + 0,27 . 0,73) ²
(0,6 – 0,27) ²
15 = ((Zβ √ 0,491) + (0.84 √ 0,24 + 0,19 )) ²
(0,33) ²
15 = ((1,96 x 0,7) + (Zβ x 0,65 )) ²
0,109
√15 x 0,109 = 1,372 + 0,65 Zβ
0,422-1,372 = 0,65 Zβ
0,95 = 0,65 Zβ
Zβ = 0,95 / 0,65
Zβ = 1,46
1- = 0,92
β = 1 – 0,92 = 0,08 x 100% = 8 %
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 52
Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.
No Nama JK Usia(bln)
Batuk Demam Suhu(oC)
Sesak RR(x/mnt)
NapasCepat
RetraksiDada
Pneumonia Usia<2bln
BBL BBLR UsiaKehamilan
Lingk.Rokok
Paparan Terpapar ASI Imunisasi Campak
1 Okta P 6 Ya Ya 37,9 Ya 52 Ya Tidak Ya Tidak 2200 Ya 37 Ya Ya Ya Ya Blm waktunya2 Variq L 7 Ya Ya 37,8 Ya 52 Ya Tidak Ya Tidak 2400 Ya 38 Ya Ya Ya Ya Blm waktunya3 Fitriah P 6 Ya Ya 37,7 Ya 56 Ya Tidak Ya Tidak 3200 Tidak 38 Ya Ya Ya Ya Blm waktunya4 Dhia P 11 Ya Ya 37,7 Ya 56 Ya Tidak Ya Tidak 3000 Tidak 37 Ya tidak Tidak Ya Sudah5 Indah P 36 Ya Ya 38 Ya 46 Ya Tidak Ya Tidak 2300 Ya 37 Ya Tidak Tidak Ya Sudah6 Filza L 10 Ya Ya 37,8 Ya 54 Ya Tidak Ya Tidak 2800 Tidak 37 Ya Ya Ya Tidak Belum7 Akbar L 12 Ya Ya 38 Ya 52 Ya Tidak Ya Tidak 2100 Ya 37 Ya Tidak Tidak Ya Sudah8 Danis L 1 Ya Tidak 37,9 Tidak 32 Tidak Tidak Tidak Ya 2300 Ya 38 Ya Tidak Tidak Ya Blm waktunya9 Farhan L 43 Tidak Tidak 36,6 Tidak 30 Tidak Tidak Tidak Tidak 3300 Tidak 37 Tidak N/A Tidak Tidak Sudah10 Sifa P 15 Tidak Tidak 37 Tidak 36 Tidak Tidak Tidak Tidak 2900 Tidak 38 Ya Ya Ya Tidak Sudah11 Dafi L 17 Tidak Tidak 36,7 Tidak 36 Tidak Tidak Tidak Tidak 2300 Ya 37 Ya Tidak Tidak Tidak Sudah12 Kayla P 9 Ya Tidak 36,8 Tidak 40 Tidak Tidak Tidak Tidak 3100 Tidak 37 Ya Tidak Tidak Tidak Sudah13 Lestari P 19 Tidak Tidak 36,7 Tidak 33 Tidak Tidak Tidak Tidak 3100 Tidak 37 Ya Tidak Tidak Ya Sudah14 Kenji L 19 Ya Tidak 36,8 Tidak 36 Tidak Tidak Tidak Tidak 2900 Tidak 37 Ya Ya Ya Tidak Sudah15 Kanza L 9 Ya Ya 38 Ya 56 Ya Tidak Ya Tidak 2400 Ya 37 Ya Tidak Tidak Tidak Sudah16 Silvana P 17 Ya Ya 38 Ya 52 Ya Tidak Ya Tidak 2700 Tidak 38 Tidak N/A Tidak Ya Blm waktunya17 Rizky L 10 Ya Ya 37,8 Ya 53 Ya Tidak Ya Tidak 2800 Tidak 37 Ya Tidak Tidak Ya Sudah18 Fakir L 17 Ya Ya 38,5 Ya 48 Ya Tidak Ya Tidak 1900 Ya 37 Ya Ya Ya Ya Sudah19 Hafis L 19 Ya Ya 38,5 Ya 48 Ya Tidak Ya Tidak 3200 Tidak 38 Ya N/A Tidak Tidak Sudah20 Fauzan L 30 Ya Ya 38,2 Ya 44 Ya Tidak Ya Tidak 2000 Ya 37 Ya Ya Ya Tidak Sudah21 Oktavia P 28 Tidak Ya 38 Tidak 36 Tidak Tidak Tidak Tidak 3100 Tidak 38 Tidak N/A Tidak Ya Sudah22 Rahma P 48 Tidak Tidak 36,6 Tidak 28 Tidak Tidak Tidak Tidak 3400 Tidak 37 Tidak N/A Tidak Ya Sudah23 Intan P 11 Ya Ya 37,6 Tidak 38 Tidak Tidak Tidak Tidak 2900 Tidak 38 Ya Tidak Tidak Ya Sudah24 Nazwa P 9 Tidak Tidak 36,7 Tidak 38 Tidak Tidak Tidak Tidak 3000 Tidak 38 Ya Tidak Tidak Tidak Sudah25 Ane P 3 Tidak Tidak 36,7 Tidak 40 Tidak Tidak Tidak Tidak 2400 Ya 37 Ya Tidak Tidak Ya Blm waktunya26 Raihan L 49 Tidak Ya 36,7 Tidak 36 Tidak Tidak Tidak Tidak 2300 Ya 38 Ya Ya Ya Ya Sudah27 Alif L 10 Ya Ya 38,2 Ya 56 Ya Tidak Ya Tidak 1900 Ya 37 Ya Tidak Tidak Tidak Sudah28 Fandi L 1 Ya Ya 38,3 Ya 64 Ya Tidak Ya Ya 2100 Ya 37 Ya Ya Ya Ya Blm waktunya29 Sekar P 26 Tidak Tidak 36,5 Tidak 36 Tidak Tidak Tidak Tidak 2600 Tidak 38 Tidak N/A Tidak Tidak Sudah30 Hafiz L 12 Tidak Tidak 36,6 Tidak 38 Tidak Tidak Tidak Tidak 2800 Tidak 37 Ya Tidak Tidak Ya Sudah
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 53
top related