batu empedu

Post on 23-Jul-2016

52 Views

Category:

Documents

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

.

TRANSCRIPT

KHOLELITIASIS Sjamsu UmarSubdevisi Geriatri Bagian/ SMF FK Unsyiah/ RSUZA

Pendahuluan •Penyakit batu empedu sudah merupakan

masalah kesehatan yang penting di negara Barat sedangkan di Indonesia baru mendpatkan perhatian diklinis,semetara publikasi penelitian batu empedu masih terbatas

•Sebagian besar pasien dengan batu empedu tidak mempunyai keluhan, resiko penyandang batu empedu untuk mngalami gejala dan komplikasi relatif kecil, sekali batu empedu mulai menimbulkan serangan nyeri kolik yng spesifik maka resiko untuk mengalami masalah dan penyulit akan terus meningkat.

Patogenesis •Ada tiga faktor penting yang berperan

dalam patogenesis batu kolestrol :Hipersaturasi kolesterol dalam kandung

empeduPercepatan terjadinya kristalisasi

kolestrolGangguan motilitas kandung empedu dan

usus

Gejala batu kandung empedu •Dibagi mnjadi 3 klompok:Pasien dengan batu asimtomatikPasien dengan batu epedu simtomatik Pasien dngan komplikasi bat empedu

(kolestitis akut, ikterus, kolangitis, dan pankreatitis)

Komplikasi batu empedu•Kolesititis akutKurang lebih 15% pasien dengan batu

simtomatik mengalami kolesititis akut. Gejalanya meliputi nyeri perut kanan atas dengan kombinasi mual, muntah, dan panas.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan pada perut kanan atas dan sering teraba kandung empedu yang membesar dan tanda-tanda eritonitis.

Patogenesis kolesistitis akut akibat tertutupnya duktus sistikus oleh batu terjepit. Kemudian terjadi hidrops dari kandung empedu. Kolesistitis akut juga dapat disebabkan lumpur batu empedu. (kolesistitis akalkulus).

DIAGNOSIS•Sebelum diciptakan pencitraan mutakir

seperti ultrason (US), sejumlah pasien dengan penyakit batu empedu sering salah didiagnosis sebagai gastritis atau hepatitis berulang seperti juga didapatkan sebanyak 60% pada penelitian di Jakarta yang mencakup 74 pasien dengan batu saluran empedu.

• Endoskopic retrograde cholangio pancreatography (ERCP) sangat bermanfaat dalam mendeteksi batu saluran empedu dengan sentifitas 90%, spesifisitas 98%, dan akurasi 96% tetapi prosedur ini invasif dan dapat menimbulkan komplikasi pankreatitis dan kolangitis yang dapat berakibat fatal.

• Endoskopic ultrasonography (EUS) adalah suatu metode pemeriksaan dengan memakai instrumen gastroskop dengan echoprobe diujung skop yang dapat terus berputar.

•Magnetik resonance cholangiopancreatography (MRCP) adalah teknik pencitraan dengan gema magnet tanpa menggunakan zat kontras, instrumen, dan radiasi ion.

Penanganan batu empedu •Penanganan profilaktik untu batu empedu

asimtomatik tidak dianjurkan, pasien dengan batu asimtomatik tidak akan mengalami keluhan dan jumlah,besar,dan komposisi batu tidak berhubungan dengan timbulnya keluhan selama pemantauan

•Untuk batu kandung empedu simtomatik, teknik kolesistektomi laparoskopik yang diperkenalkan pada akhir 1980 telah menggantikan teknik operasi kolesistektomi terbuka pada sebagian kasus.

•Kolesitektomi laparoskopik adalah teknik pembedahan invasif minimal di dalam rongga abdomen dgn mnggunakan pneumoperitoneum sistem endokamera dan intrumen khusus melalui layar monitor tanpa melihat dan menyentuh lngsung kandung empedunya.

TERIMA KASIH

top related