batik cina
Post on 21-Jun-2015
2.324 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Motif Truntum
Boleh dibilang motif truntum merupakan simbol dari cinta yang bersemi kembali. Menurut kisahnya, motif ini diciptakan oleh seorang Ratu Keraton Yogyakarta.
Sang Ratu yang selama ini dicintai dan dimanja oleh Raja, merasa dilupakan oleh Raja yang telah mempunyai kekasih baru. Untuk mengisi waktu dan menghilangkan kesedihan, Ratu pun mulai membatik. Secara tidak sadar ratu membuat motif berbentukbintang-bintang di langit yang kelam, yang selama ini menemaninya dalam kesendirian. Ketekunan Ratu dalam membatik menarik perhatian Raja yang kemudian mulai mendekati Ratu untuk melihat pembatikannya. Sejak itu Raja selalu memantau perkembangan pembatikan Sang Ratu, sedikit demi sedikit kasih sayang Raja terhadap Ratu tumbuh kembali. Berkat motif ini cinta raja bersemi kembali atau tum-tum kembali, sehingga motif ini diberi nama Truntum, sebagai lambang cinta Raja yang bersemi kembali
BATIK CINA/PECINAN
Batik Cina merupakan akulturasi budaya antara perantau dari Cina dengan budaya
lokal Indonesia. Ciri khas batik ini warnanya variatif dan cerah, dalam satu kain
menampilkan banyak warna. Motifnya banyak mengandung unsur budaya Cina
seperti motif burung hong (merak) dan naga. Pola batiknya lebih rumit dan halus.
Batik Cirebon
Salah satu motif yang paling terkenal dari daerah Cirebon adalah batik Mega Mendung atau Awan-awanan. Pada motif ini dapat dilihat baik dalam bentuk maupun warnanya bergaya selera cina.
Motif mega mendung melambangkan pembawa hujan yang di nanti-natikan sebagai pembawa kesuburan, dan pemberi kehidupan. Motif ini didominasi dengan warna biru, mulai biru muda hingg biru tua. Warna biru tua menggambarkan awan gelap yang mengandung air hujan, pemberi penghidupan, sedangkan warna biru muda melambangkan semakin cerahnya kehidupan.
Batik Kraton
Jenis Batik yang Berkembang di Indonesia
Batik Kraton awal mula dari semua jenis batik yang berkembang di
Indonesia. Motifnya mengandung makna filosofi hidup. Batik-batik ini
dibuat oleh para putri kraton dan juga pembatik-pembatik ahli yang hidup
di lingkungan kraton. Pada dasarnya motifnya terlarang untuk digunakan
oleh orang “biasa” seperti motif Parang Barong, Parang Rusak termasuk
Udan Liris, dan beberapa motif lainnya.
Batik Sudagaran
Motif larangan dari kalangan keraton merangsang seniman dari kaum
saudagar untuk menciptakan motif baru yang sesuai selera masyarakat
saudagar. Mereka juga mengubah motif larangan sehingga motif tersebut
dapat dipakai masyarakat umum. Desain batik Sudagaran umumnya
terkesan “berani” dalam pemilihan bentuk, stilisasi atas benda-benda alam
atau satwa, maupun kombinasi warna yang didominasi warna soga dan biru
tua. Batik Sudagaran menyajikan kualitas dalam proses pengerjaan serta
kerumitan dalam menyajikan ragam hias yang baru. Pencipta batik
Sudagaran mengubah batik keraton dengan isen-isen yang rumit dan
mengisinya dengan cecek (bintik) sehingga tercipta batik yang amat indah.
Batik Petani
Batik yang dibuat sebagai selingan kegiatan ibu rumah tangga di rumah di
kala tidak pergi ke sawah atau saat waktu senggang. Biasanya batik ini kasar
dan kagok serta tidak halus. Motifnya turun temurun sesuai daerah masing-
masing dan batik ini dikerjakan secara tidak profesional karena hanya
sebagai sambilan. Untuk pewarnaan pun diikutkan ke saudagar.
Batik Belanda
Warga keturunan Belanda banyak yang tertarik dengan batik Indonesia.
Mereka membuat motif sendiri yang disukai bangsa Eropa. Motifnya berupa
bunga-bunga Eropa, seperti tulip dan motif tokoh-tokoh cerita dongeng
terkenal di sana.
Batik Jawa Hokokai
Pada masa penjajahan Jepang di pesisir Utara Jawa lahir ragam batik tulis
yang disebut batik Hokokai. Motif dominan adalah bunga seperti bunga
sakura dan krisan. Hampir semua batik Jawa Hokokai memakai latar
belakang (isen-isen) yang sangat detail seperti motif parang dan kawung di
bagian tengah dan tepiannya masih diisi lagi, misalnya motif bunga padi.
Marilah kita jaga semua kekayaan yang ada di negeri kita. Jangan sampai
timbul lagi masalah yang sama seperti masalah Malaysia menghakpatenkan
kekayan bangsa kita untuk negaranya. Mari kita lestarikan semua kekayaan
di negeri kita.
Batik Jogja/Yogyakarta (Kasultanan)
Batik Jogja/Yogyakarta (Kasultanan)Secara umum kain batik jogja mempunyai
ciri-ciri dari warna kain itu sendiri. Batik jogja menggunakan kain putih dengan
corak hitam. Salah satu contoh adalah batik grompol disamping.
Secara umum kain batik jogja mempunyai ciri-ciri dari warna kain itu sendiri.
Dari berbagai macam motif kain batik di tanah air, atau bahkan dari penjuru
dunia, batik jogja mempunyai ciri khas dari warna kain dasar, untuk membuat
kain batik itu sendiri.
Batik jogja menggunakan kain putih dengan corak hitam. Salah satu contoh
adalah batik grompol diatas.
Dari satu motif grompol saja, motif batik ini sudah mempunyai banyak varian,
karena memang motif ini hanyalah motif dasar atau kembang dari batik itu
sendiri.
Batik Solo-Surakarta (Kasunanan)
Ada perbedaan mencolok antara batik motif jogja dengan motif surakarta.
Motif batik jogja yang cenderung putih/basik, sedangkan batik motif surakarta
cenderung terang.
Kain batik yang bermotif Solo/Surakarta juga mempunyai ciri khas yang
membedakanya dengan kain batik dari Yogya. Kain batik Solo berwarna kuning
dengan corak tanpa putih.
Batik Jlamprang
Motif – motif Jlamprang atau di Yogyakarta dengan nama Nitik adalah salah
satu batik yang cukup popular diproduksi di daerah Krapyak Pekalongan.
Batik ini merupakan pengembangan dari motif kain Potola dari India yang
berbentuk geometris kadang berbentuk bintang atau mata angin dan
menggunakan ranting yang ujungnya berbentuk segi empat. Batik Jlamprang
ini diabadikan menjadi salah satu jalan di Pekalongan.
Batik Remukan
Kekayaan variasi batik memang sangat luas. Salah satu jenis teknik pembuatan batik yang cukup unik adalah batik remukan. Disebut remukan karena proses pembuatan batik ini telah dimodifikasi, yaitu dengan memecahkan malam pada pola batik yang telah kering, sehingga pada proses pencelupan warnanya meresap pada retakan malam yang telah terbentuk, seperti yang terlihat pada contoh gambar
Batik Cap
Batik di Indonesia memang selalu mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Pada awalnya hanya terdapat batik tulis yang dikerjakan oleh para pengrajin wanita menggunakan canting. Sekitar pertengahan abad ke-19, “canting cap” (biasanya disebut hanya“cap” saja) mulai dikembangkan.
Canting cap merupakan sebuah alat berbentuk semacam stempel besar yang telah digambar pola batik. Pada umumnya pola pada canting cap ini dibentuk dari bahan dasar tembaga, tetapi ada pula yang dikombinasikan dengan besi. Dari jenis produksi batik cap ini, pembatik bisa menghemat tenaga, dan tak perlu menggambar pola atau desain di atas kain.
Batik cap juga mengalami pekembangan, dengan dikenalnya cap kayu. Cap yang terbuat dari kayu ini lebih ekonomis dan lebih mudah pembuatannnya. Pola pada kayu diukir dan dibentuk seperti stempel sama halnya dengan cap tembaga. Batik menggunakan cap kayu ini dapat dibedakan dari cap tembaga karena kayu tidak menghantarkan panas sebaik tembaga sehingga malam (lilin) yang menempel pada kayu lebih tipis, dan hasil pengecapannya yang terbentukpun memiliki kekhasan tersendiri, biasanya terdapat sedikit warna yang meresap pada batik karena lilin yang menempel terlalu tipis, sehingga terlihat gradasi warna pada pola antara pinggir motif dan tengahnya.
BATIK SOLO
Solo Sebuah kota di Jawa tengah yang masih lekat sekali dengan budaya Jawa. Dengan sloganSOLO the Spirit of Java.Solo bertekad terus menjaga dan melestarikan budaya jawa. Kota Solo memang merupakan salah satu tempat wisata belanja kain batik terkenal di Indonesia. Di sini banyak sekali terdapat sentra kain batik, yang tersohor antara lain kawasan Kampung Batik Laweyan dan kawasan Kampung Wisata Batik Kauman.Batik adalah salah satu produk kota dan telah menjadi Icon kota solo.khas batik solo sudah di kenal di seluruh Indonesia dan menjadi produk andalan export.
Batik Solo terkenal dengan corak dan pola tradisionalnya batik dalam proses cap maupun dalam batik tulisnya. Bahan-bahan yang dipergunakan untuk pewarnaan masih tetap banyak memakai bahan-bahan dalam negeri seperti soga Jawa yang sudah terkenal sejak dari dahulu. Polanya tetap antara lain terkenal dengan “Sidomukti” dan “Sidoluruh”.
Batik Cirebon
Salah satu motif yang paling terkenal dari daerah Cirebon adalah batik Mega Mendung atau Awan-awanan. Pada motif ini dapat dilihat baik dalam bentuk maupun warnanya bergaya selera cina.
Motif mega mendung melambangkan pembawa hujan yang di nanti-natikan sebagai pembawa kesuburan, dan pemberi kehidupan. Motif ini didominasi dengan warna biru, mulai biru muda hingg biru tua. Warna biru tua menggambarkan awan gelap yang mengandung air hujan, pemberi penghidupan, sedangkan warna biru muda melambangkan semakin cerahnya kehidupan.
Motif Truntum
Boleh dibilang motif truntum merupakan simbol dari cinta yang bersemi kembali. Menurut kisahnya, motif ini diciptakan oleh seorang Ratu Keraton Yogyakarta.
Sang Ratu yang selama ini dicintai dan dimanja oleh Raja, merasa dilupakan oleh Raja yang telah mempunyai kekasih baru. Untuk mengisi waktu dan menghilangkan kesedihan, Ratu pun mulai membatik. Secara tidak sadar ratu membuat motif berbentukbintang-bintang di langit yang kelam, yang selama ini menemaninya dalam kesendirian. Ketekunan Ratu dalam membatik menarik perhatian Raja yang kemudian mulai mendekati Ratu untuk melihat pembatikannya. Sejak itu Raja selalu memantau perkembangan pembatikan Sang Ratu, sedikit demi sedikit kasih sayang Raja terhadap Ratu tumbuh kembali. Berkat motif ini cinta raja bersemi kembali atau tum-tum kembali, sehingga motif ini diberi nama Truntum, sebagai lambang cinta Raja yang bersemi kembali
Batik Kraton
Jenis Batik yang Berkembang di Indonesia
Batik Kraton awal mula dari semua jenis batik yang berkembang di
Indonesia. Motifnya mengandung makna filosofi hidup. Batik-batik ini
dibuat oleh para putri kraton dan juga pembatik-pembatik ahli yang hidup
di lingkungan kraton. Pada dasarnya motifnya terlarang untuk digunakan
oleh orang “biasa” seperti motif Parang Barong, Parang Rusak termasuk
Udan Liris, dan beberapa motif lainnya.
Batik Petani
Batik yang dibuat sebagai selingan kegiatan ibu rumah tangga di rumah di
kala tidak pergi ke sawah atau saat waktu senggang. Biasanya batik ini kasar
dan kagok serta tidak halus. Motifnya turun temurun sesuai daerah masing-
masing dan batik ini dikerjakan secara tidak profesional karena hanya
sebagai sambilan. Untuk pewarnaan pun diikutkan ke saudagar.
Batik Belanda
Warga keturunan Belanda banyak yang tertarik dengan batik Indonesia.
Mereka membuat motif sendiri yang disukai bangsa Eropa. Motifnya berupa
bunga-bunga Eropa, seperti tulip dan motif tokoh-tokoh cerita dongeng
terkenal di sana.
Batik Sudagaran
Motif larangan dari kalangan keraton merangsang seniman dari kaum
saudagar untuk menciptakan motif baru yang sesuai selera masyarakat
saudagar. Mereka juga mengubah motif larangan sehingga motif tersebut
dapat dipakai masyarakat umum. Desain batik Sudagaran umumnya
terkesan “berani” dalam pemilihan bentuk, stilisasi atas benda-benda alam
atau satwa, maupun kombinasi warna yang didominasi warna soga dan biru
tua. Batik Sudagaran menyajikan kualitas dalam proses pengerjaan serta
kerumitan dalam menyajikan ragam hias yang baru. Pencipta batik
Sudagaran mengubah batik keraton dengan isen-isen yang rumit dan
mengisinya dengan cecek (bintik) sehingga tercipta batik yang amat indah.
top related