bahan video conference tapd prov. riau ...gugustugas.riau.go.id/uploads/april,8 2000...virus disease...
Post on 29-Dec-2020
8 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Bahan
VIDEO CONFERENCE TAPD PROV. RIAU DENGAN KPK
Pekanbaru, 8 April 2020
MATERI VIDEO CONFERANCE
PERATURAN PERUNDANGAN
DAN KEBIJAKAN PERGESERAN ANGGARAN
1 2
PELAKSANAAN KEGIATAN
3
DASAR HUKUM PERGESERAN ANGGARAN :
No. PERATURAN-PERUNDANGAN
DAN KEBIJAKAN PERIHAL/TENTANG POIN PENTING
1 Peraturan Pemerintah Penganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 Tanggal 31 Maret 2020
Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan/atau dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan
1. Ruang lingkup kebijakan keuangan negara yang diatur meliputi kebijakan pendapatan Negara termasuk kebijakan di bidang perpajakan, kebijakan belanja negara termasuk kebijakan di bidang keuangan daerah, dan kebijakan pembiayaan.
2. Dalam kebijakan keuangan daerah Pemerintah berwenang untuk:
- menetapkan batasan defisit anggaran. - melakukan penyesuaian besaran belanja wajib(mandatory spending). - melakukan pergeseran anggaran antarunitorganisasi, antarfungsi, dan / atau
antarprogram. - melakukan tindakan yang berakibat pengeluaranatas beban APBN. - menggunakan anggaran yang bersumber dari Sisa Anggaran Lebih (SAL), Dana
Abadi& Akumulasi Dana Abadi Pendidikan, dana yang dikuasai negara dengan kriteria tertentu, dana yang dikelola oleh Badan Layanan Umum.
- dana yang berasal dari pengurangan Penyertaan Modal BUMN.
3. Pemerintah Daerah diberikan kewenangan untuk melakukan pengutamaan penggunaan alokasi anggaran untuk kegiatan tertentu (refocusing),perubahan alokasi, dan penggunaan AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah.
4. Ketentuan mengenai pengutamaan penggunaan alokasi anggaran untuk kegiatan tertentu (refocusing), perubahan alokasi, dan penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri.
5. Perpanjangan waktu pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakan.
6. Anggota KSSK, Sekretaris KSSK, anggota secretariat KSSK, dan pejabat atau pegawai Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, serta Lembaga Penjamin Simpanan, dan pejabat lainnya, yang berkaitan dengan pelaksanaan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang ini, tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana jika dalammelaksanakan tugas didasarkan pada iktikad baik dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2 Permendagri Nomor 20 tahun 2020
Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 di Lingkungan Pemerintah Daerah
Percepatan penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan/atau perubahan peraturan kepala Daerah tentang penjabaran APBD untuk percepatan penanganan COVID-19
3. Instruksi Menteri Dalam Negeri
Nomor 1 Tahun 2020
Tanggal 2 April 2020
Pencegahan Penyebaran dan Percepatan Penanganan COVID-19 di Lingkungan Pemerintah Daerah
1. Melakukan percepatan pengutamaan penggunaan alokasi anggaran kegiatan tertentu (refocusing) perubahan alokasi anggaran yang digunakan secara memadai untuk meningkatkan kapasitas:
a. Penanganan kesehatan b. Penanganan dampak ekonomi c. Penyediaan jaring pengamanan social (social safety net)
2. Pelaksanaan Instruksi Menteri ini , khusus untuk percepatan pengutamaan penggunaan alokasi anggaran kegiatan tertentu (refocusing), dilakukan paling lama 7 (tujuh) hari sejak Inmen ini dikeluarkan yang dilaporkan kepada Ditjen Bangda.
3. Pemerintah Daerah yang belum melaksanakan refocusing akan dilakukan pemotongan dana transfer.
4 Surat Edaran Menteri Dalam negeri Nomor 440/2436/SJ
Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
Optimalisasi penggunaan APBD dengan memprioritaskan untuk antisipasi dan penanganan dampak penularan COVID-19 antara lain untuk kebutuhan rumah sakit daerah, pengadaan masker, hand sanitizer, dan thermal gun yang sesuai dengan standar dari Kementerian Kesehatan, melalui:
a. Revisi anggaran dengan cara penjadwalan ulang capaian program dan kegiatan lainnya (antara lain pengurangan biaya rapat/pertemuan dan perjalanan dinas, pengeluaran pembiayaan dalam tahun anggaran berjalan).
b. Pembebanan langsung pada belanja tidak terduga c. Memanfaatkan uang kas yang tersedia.
5 Keputusan Presiden Nomor 7
Tahun 2020 Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
Pendanaan yang diperlukan untuk kegiatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dibebankan pada APBD meliputi antara lain: Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan revisi anggaran; belanja tidak terduga; dan pemanfaatan dana kas daerah, terdiri atas: dana transfer pemerintah pusat; dan dana transfer antar daerah.
No. PERATURAN-PERUNDANGAN
DAN KEBIJAKAN PERIHAL/TENTANG POIN PENTING
No. PERATURAN-PERUNDANGAN
DAN KEBIJAKAN PERIHAL/TENTANG POIN PENTING
6 Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 2020
Perubahan atas Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
Pendanaan yang diperlukan untuk kegiatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dibebankan pada APBN, APBD dan Sumber Lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundangan.
7 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 19/PMK.07/2020
Penyaluran dan Penggunaan DBH, DAU, dan DID Tahun Anggaran 2020
1. Pemerintah Daerah wajib menganggarkan belanja wajib bidang kesehatan yang besarannya telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan dalam APBD dan/atau Perubahan APBD.
2. Belanja wajib bidang kesehatan diarahkan untuk kegiatan pencegahan dan/atau penanganan Covid-19.
3. Pasal 5 ayat (3) :
DID diprioritaskan untuk kegiatan pencegahan dan/atau penanganan Covid-19
4. Alokasi Dana Insentif Daerah (DID) Tahun 2020 Provinsi, Kab/Kota sebesar Rp.428.013.997.000
8 Perpres Nomor 16 Tahun
2018 Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
BAB VIII PENGADAAN KHUSUS, PENGADAAN BARANG/JASA DALAM RANGKA PENANGANAN KEADAAN DARURAT
9 Peraturan LKPP Nomor 13
Tahun 2018 Pengadaan Barang/Jasa Dalam Penanganan Keadaan Darurat
Pengadaan Barang/Jasa Dalam Penanganan Keadaan Darurat dilaksanakan secara sederhana
10 Surat Edaran LKPP Nomor 3
Tahun 2020 Penjelasan atas Pelaksanaan PBJ dalam rangka Penanganan COVID-19
Pengadaan Barang/Jasa Dalam untuk Penanganan Darurat dalam rangka Penanganan COVID-19 juga dapat dilaksanakan dengan swakelola
Percepatan Pengutamaan Penggunaan Anggaran Untuk penanganan COVID-19
Dasar Hukum:
1. Peraturan Mendagri Nomor 20 Tahun 2020 tentang Percepatan penanganan Covid-19 di Lingkungan Pemerintah Daerah ;
2. Surat Edaran Mendagri Nomor 440/2436/SJ tentang Pencegahan Penyebaran COVID-19 di Lingkungan Pemerintah Daerah
3. Instruksi Mendagri Nomor 1 Tahun 2020 tentang Pencegahan Penyebaran dan Percepatan penanganan Corona Virus Disease 2019 di Lingkungan Pemerintah Daerah
MEKANISME PERGESERAN/PERUBAHAN APBD PROVINSI RIAU Tahun 2020
A. penanganan Kesehatan B. penanganan dampak Ekonomi C. Penyediaan Jaring Pengaman
Sosial
ALUR/MEKANISME PENGGUNAAN BTT DALAM RANGKA PENANGANAN COVID-19
Permendagri 20 Tahun 2020 : 1. Pendanaan Untuk antisipasi dan penanganan dampak penularan COVID-19 dilakukan melalui pembebanan langsung pada Belanja Tidak Terduga
(BTT).
2. Apabila BTT tidak mencukupi, menggunakan:
▪ Dana hasil penjadwalan ulang Program dan kegiatan
▪ Memanfaatkan uang kas Yang tersedia
(SE Mendagri Nomor 440/2436/SJ tanggal 17 Maret 2020 )
3. Penjadwalan ulang Program dan kegiatan diformulasikan dalam DPPA OPD paling lama 1 hari.
CO
VID
-19
Terdapat Anggaran dalam Program .Kegiatan
APBD 2020
Terdapat Anggaran dalam BTT dan Cukup
Percepatan Penggunaan
tidak Terdapat Anggaran dalam
Program Kegiatan APBD 2020
BTT tidak mencukupi
• Penjadwalan Ulang Program Kegiatan
• Sisa Kas Yang Ada
Realokasi DPA SKPD ke BTT
Perubahan Perkada Penjabaran APBD
Diusulkan dalam Perubahan APBD
Te
rpre
dik
si
Ya
Tidak
ALUR PELAKSANAAN, PENATAUSAHAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BTT:
1. Kepala OPD mengajukan RKB (paling lama 1 hari) Yang telah diverifikasi oleh Tim Yang ditunjuk oleh Gubernur kepada PPKD selaku BUD (Pasal 9 Ayat PERGUB No. 35 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pemberian dan Pertanggungjawaban BTT)
2. PPKD mencairkan BTT paling lambat 1 hari sejak RKB diterima, dan diserahkan kepada Bendahara Pengeluaran OPD
3. Penggunaan Dana BTT dicatat pada BKU tersendiri.
4. Kepala OPD bertanggungjawab secara fisik dan Keuangan atas Penggunaan BTT.
5. Pertanggungjawaban kepala OPD atas Penggunaan BTT disampaikan kepada PPKD dengan melampirkan bukti pengeluaran Yang sah dan lengkap.
PPKD mencairkan
BTT paling lambat 1
hari sejak RKB
diterima, dan
diserahkan kepada
Bendahara
Pengeluaran OPD
Kepala OPD
mengajukan RKB
(paling lama 1 hari)
Kepala OPD bertanggungjawab secara
fisik dan Keuangan atas Penggunaan
BTT
Pertanggungjawaban kepala OPD atas Penggunaan BTT disampaikan kepada PPKD dengan melampirkan bukti pengeluaran Yang sah dan lengkap
Penggunaan
Dana BTT dicatat
pada BKU
tersendiri
Verifikasi
RKB oleh
Tim
SKEMA JARING PANGAMAN SOSIAL (SOCIAL SAFETY NET) PROVINSI RIAU
No Kabupaten/Kota KK
1 Kuantan Singingi 12,217
2 Indragiri Hulu 25,993
3 Indragiri Hilir 49,369
4 Pelalawan 19,054
5 Siak 22,989
6 Kampar 34,196
7 Rokan Hulu 15,000
8 Bengkalis 23,521
9 Rokan Hilir 45,432
10 Kepulauan Meranti 3,971
11 Pekanbaru 19,523
12 Dumai 11,120
Jumlah 282,385
DATA TERPADU KESEJAHTERAAN SOSIAL (DTKS) PROVINSI RIAU
a. Terdapat 282.385 KK di Provinsi Riau Yang tidak menerima manfaat dari Program PKH dan Sembako dari Pemerintah Pusat, per Januari 2020
b. Skema bantuan JPS adalah dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai ( BLT ) :
a. Program BLT diselenggarakan sebagai respon dampak Pandemik COVID-19 Yang terjadi di Indonesia, khususnya di Riau.
b. Program ini untuk dapat membantu Masyarakat miskin agar tetap mampu memenuhi Kebutuhan hariannya.
Sumber: DinasSosial Provinsi Riau, Januari 2020
KEBUTUHAN ANGGARAN UNTUK BLT KEBUTUHAN ANGGARAN UNTUK BLT
No Kabupaten/Kota KK TOTAL TOTAL TOTAL TOTAL
Alternatif I 250rb Alternatif II 300rb Alternatif III 350rb Alternatif IV 500rb 1 Kuantan Singingi 12,217 9,162,750,000 10,995,300,000 12,827,850,000 18,325,500,000
2 Indragiri Hulu 25,993 19,494,750,000 23,393,700,000 27,292,650,000 38,989,500,000
3 Indragiri Hilir 49,369 37,026,750,000 44,432,100,000 51,837,450,000 74,053,500,000
4 Pelalawan 19,054 14,290,500,000 17,148,600,000 20,006,700,000 28,581,000,000
5 Siak 22,989 17,241,750,000 20,690,100,000 24,138,450,000 34,483,500,000
6 Kampar 34,196 25,647,000,000 30,776,400,000 35,905,800,000 51,294,000,000
7 Rokan Hulu 15,000 11,250,000,000 13,500,000,000 15,750,000,000 22,500,000,000
8 Bengkalis 23,521 17,640,750,000 21,168,900,000 24,697,050,000 35,281,500,000
9 Rokan Hilir 45,432 34,074,000,000 40,888,800,000 47,703,600,000 68,148,000,000
10 Kepulauan Meranti 3,971 2,978,250,000 3,573,900,000 4,169,550,000 5,956,500,000
11 Pekanbaru 19,523 14,642,250,000 17,570,700,000 20,499,150,000 29,284,500,000
12 Dumai 11,120 8,340,000,000 10,008,000,000 11,676,000,000 16,680,000,000 Jumlah 282,385 211,788,750,000 254,146,500,000 296,504,250,000 423,577,500,000
Alternatif 1: Kebutuhan dana Rp.211,788,750,000,-,Rp.250.000,-/KK, sebanyak 3kali (3bulan) Alternatif 2: Kebutuhan dana Rp.254.146.500.000,-,Rp.300.000,-/KK, sebanyak 3kali (3bulan) Alternatif 3: Kebutuhan dana Rp.296.504.250.000,-,Rp.350.000,-/KK, sebanyak 3kali (3bulan) Alternatif 4: Kebutuhan dana Rp.423.577.500.000,-,Rp.500.000,-/KK, sebanyak 3kali (3bulan)
NO. DAFTAR PERTANYAAN
1 Sesuai Peraturan Gubernur Riau No. 8 Tahun 2020 tanggal 20 Maret 2020 tentang Penjabaran Pergeseran APBD Provinsi Riau Tahun 2020, Pemprov Riau telah melakukan pergeseran Anggaran untuk penganan Covid-19 sebesar Rp 74,9 Milyar yang diperuntukkan untuk pengadaan sarana dan prasana kesehatan, alat-alat kesehatan, obat-obatan/vitamin dan insentif tenaga medis;
2 Apakah pergeseran tersebut di atas tidak melalui pembahasan bersama DPRD, tetapi cukup menyampaikan pergesaran dimaksud kepada DPRD
3 Dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa tersebut dilakukan secara Pengadaan Langsung sesuai Perlem LKPP No. 3 Tahun 2020, dimana proses PBJ tersebut dilakukan secara menyicil sesuai ketersediaan barang di pasaran sebagai contoh pada Tahap Awal diadakan Thermal Scaner sebanyak 17 Unit dengan harga Rp 1,8 juta dan pada Tahap Ketersediaan Barang Berikutnya didaapatkan harga Rp 800 ribu begitu juga dengan Pengadaan APD pada Tahap Awal Pengadaanya 1 set seharga Rp 800 ribu dan pada Tahap Pengadaan Berikutnya seharga Rp 600 ribu (Pengadaan pada Dinas Kesehatan Provinsi Riau). Mohon petunjuk Bapak :
a) Apakah perbedaan harga tersebut diperbolehkan dalam proses PBJ 1 kegiatan dan 1 rincian objek yang sama?
b) Apakah boleh ada perbedaan harga pada item yang sama di beberapa kegiatan pada OPD yang berbeda?
c) Apa konsekuensi pada OPD yang melakukan pengadaan barang yang sama belum melakukan konsolidasi pengadaan terutama konsolidasi harga?
4 Terkait dengan Jaring Pengaman Sosial (Social Safety Net), Apakah sasaran penerima JPS bisa diberikan kepada masyarakat terdampak di luar data DTKS Kemensos ? (Kalau seandainya bisa, seperti apa prosedur yang harus ditempuh oleh Pemerintah Daerah?)
HAL-HAL YANG MENJADI PERTANYAAN :
TERIMA KASIH
top related