bahan ajar teknik jalan

Post on 10-Aug-2015

105 Views

Category:

Documents

15 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

TEKNIK PEMBUATAN JALAN

TEKNIK PEMBUATAN JALAN PADA TANAH DAYA DUKUNG RENDAH

Di suatu wilayah yang tanahnya hanya terdiri dari lempung (silt), liat (clay) atau tanah organisasi (organic soils), dengan jumlah curah hujan yang tinggi, diperlukan teknik khusus dari pembuatan jalan dalam rangka menjamin kontinuita angkutan log dan pembukaan wilayah hutan

Letak Jaringan Hutan

Di daerah berbukit-bukit dan lapangan curam, hendaknya di bangun jalan punggung (ridge roads), seandainya memungkinkan, atau jaln hendaknya dibangun pada lereng tebing. Khususnya pada wilayah dengan kondisi yang sulit,

ketentuan dari kerapatan jaringan jalan, adalah paling penting. Kerapatan jaringan jalan sangat tergantung kepada jarak rata-rata pengolahan (system pengolahan, yang diterapkan, ekonomi yang optimum dari pengolahan dengan menggunakan traktor ban baja, traktor ban karet, logging dengan cable-crane, dsb).

VON SEGEBADEN (1974), mengembangkan suatu bentuk formula untuk menggambar kerapatan optimum dari jalan dengan menerangkan suatu factor koreksi untuk keadaan lapangan. Misal, rata-rata kegiatan pengolahn sejauh 600 meter pada daerah berbukit formula berikut kiranya dapat diterapkan untuk menentukan kerapatan jalan :

aD= ----

SDimana :D=kerapatan jalanS=jarak sarad rata-rata (km)a=konstanta

Konstanta terdiri dari :4 – 5 untuk daerah datar dan tidak rata5 – 7 untuk wilayah berbukit7 – 9 untuk daerah yang curam9 atau lebih untuk daerah sangat curam.

Permasalahan tsb dapat diperoleh : a 6

D= ------- D= ----- D= 10 m/ha S 0,6

Jadi kerapatan jalan D=10 m/ha

Letak umum dari jaringan jalan hutan, boleh direncanakan dengan melalui potret udara atau peta dengan garis kontur. Apabila hal ini tidak memungkinkan, dengan bantuan pemandangan keadaan topografi hasil survai, dapat pula dilaksanakan

Umumnya, jalur jalan disurvai dengan menggunakan abney-level atau meridian clinometers, di beberapa perusahaan , survai dilakukan dengan alat kelerengan (misal theodolith). Untuk mensurvai 1 Km yang dilakukan oleh seorang surveyor, seorang ahli topografi, seorang forester dan dua orang pembantu, diperlukan 8,3 man-days.

Penebangan dan Pembersihan

Pada suatu wilayah dengan daya dukung tanah sangat rendah, setelah penebangan pohon sepanjang jalur jalan, pembersihan dan pembuangan tonggak dapat dilakukan dengan menggunakan crawler-tractor berukuran 65 Hp atau kadang yang lebih ringan dan tenaga lebih kecil. Biasanya,lebar minimum pembersihan dapat 18 meter. Untuk pembersihan sepanjang 1 Km dengan kampak dan parang 15 man-days yang dilaksanakan oleh lima orang.

Penggusuran Tanah

Tergantung kepada jumlah tanah yang digusur, penggusuran tanah dengan menggunakan traktor berukuran 65 Hp. Diperlukan 10 – 20 hari untuk setiap kilometer pembuatan lapisan dasar jalan

Di atas lapisan yang telah disiapkan tadi, diletakkan beberapa kayu bulat dengan diameter tengah rata-rata 10 cm, dengan panjang 4 meter, sebagai alas pada posisi memanjang arah jalan dan lapisan ke dua diletakkan tegak lurus pertama

Log yang diameter tengahnya lebih besar, dikupas dengan kampak dan kemudian diangkut dan disusun dengan tangan, dengan jarak sejauh 5 meter dengan lebar 4 meter, dapat dikerjakan oleh satu man-day

Selain menggunakan log pada lapisan dasar dengan daya dukung tanah yang rendah, salah satu yang juga dapat digunakan adalah semacam lapisan yang tidak bergelombang, khususnya untuk menjamin tidak terjadinya pencampuran lapisan dasar dengan lumpur, tanah liat atau tanah yang berdaya dukung rendah

Di pasaran terdapat beberapa macam bahan tersebut : Linz PP non woven fabric yang bertipe TS300, panjang 250 meter dan lebar 2,40 m atau 125 m x 4,60 m atau tipe TS400 dengan panjang 160 m, lebar 2,50 atau 80 m x 4,80 m

Kerikil/Batuan Pemerian

Setelah bidang dasar dilapisi dengan log atau lapisan berupa non-woven fabric, selanjutnya dilapisi oleh batuan atau kerikil. Di Negara sedang berkembang, penebaran batuan dengan tangan manusia kerapkali dilakukan dengan pertimbangan factor ekonomi

Tetapi betapapun terakhir kalinya tetap diperlukan mesin grader untuk menggilasnya. Penggilas ringan atau bulldozer dipergunakan untuk memadatkan material pengerasan tadi langsung pada saat dump truck menurunkan batuan yang berjalan sambil mundur pada jalan yang baru saja dilapisi

PERKERASAN JALAN

Sejarah perkerasan jalan dimulai bersamaan dengan sejarah umat manusia itu sendiri yang selalu berhasrat untuk mencarikebutuhan hidup dan berkomunikasi dengan sesame. Dengan demikian perkembangan jalan saling berkaitan dengan perkembangan umat manusia. Perkembangan teknik jalan seiring dengan berkembangnya teknologi yang ditemukan umat manusia.

Konstruksi perkerasan jalan berkembang pesat pada zaman keemasan Romawi. Pada saat itu telah mulai dibangun jalan-jalan yang terdiri dari beberapa lapis perkerasan. Perkembangan konstruksi perkerasan jalan seakan terhenti dengan mundurnya kekuasaan Romawi sampai awal abad ke 18

John Louden Mac Adam (1756-1836), orang skotlandia memperkenalkan konstruksi perkerasan yang terdiri dari batu pecah atau batu kali, pori-pori diatasnya ditutup dengan batu yang lebih kecil/halus. Jenis perkerasan ini terkenal dengan nama perkerasan Mac Adam. Untuk memberikan lapisan yang kedap air, maka di atas lapisan Mac Adam diberi lapisan aus yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat dan ditaburi pasir kasar.

PERKERASAN MAC ADAM

Pierre Marie Jerome Tresaguet (1716-1796) dari Perancis mengembangkan system lapisan batu pecah yang dilengkapi dengan drainase, kemiringan melintang serta mulai menggunakan pondasi batu.

Thomas Telford (1757-1834) dari Skotlandia membangun jalan mirip dengan apa yang dilaksanakan Tresaguet. Konstruksi perkerasannya terdiri dari batu pecah berukuran 15/20 sampai 25/30 yang disusun tegak. Batu-batu kecil diletakkan diatasnya untuk menutup pori-pori yang ada dan memberikan permukaan yang rata

Sistem ini terkenal dengan nama system Telford. Jalan-jalan di Indonesia yang dibuat pada jaman dahulu sebagian besar merupakan system jalan Telford, walaupun diatasnya telah diberikan lapisan aus dengan pengikat aspal.

Perkerasan jalan dengan menggunakan aspal sebagai bahan pengikat telah ditemukan pertama kali di Babylon pada 625 tahun Masehi, tetapi perkerasan jenis ii tidak berkembang sampai ditemukannya kendaraan bermotor bensin oleh Gottlieb Daimler dan Karl Benz pada tahun 1880

sekarang teknologi konstruksi perkerasan dengan menggunakan aspal sebagai bahan pengikat maju pesat. Konstruksi perkerasan mengunakan semen sebagai bahan pengikat telah ditemukan pada tahun 1828 di London, tetapi sama halnya dengan perkerasan menggunakan aspal, perkerasan ini mulai berkembang pesat sejak awal tahun 1900 an.

Jenis Konstruksi Perkerasan

1.Konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Lapisan-lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar.

2.Konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan semen (portland cement) sebgai bahan pengikat. Pelat beton dengan atau tanpa tulangan diletakkan diatas tanah dasar dengan atau tanpa lapis pondasi bawah. Beban lalu lintas sebagian besar dipikul oleh pelat beton.

3.Konstruksi perkerasan komposit (composite pavement), yaitu perkerasan kaku yang dikombinasikan dengan perkerasan lentur dapat berupa perkerasan lentur diatas perkerasan kaku, atau perkerasan kaku di atas perkerasan lentur.

Perbedaan

Perkerasan Lentur Perkerasan Kaku1 Bahan pengikat Aspal Semen2 Repetisi beban Timbul rutting (lendutan

pada jalur roda)Timbul retak-retak pada permukaan

3 Penurunan dasar Jalan bergelombang (mengikuti tanah dasar)

Bersifat sebagai balok di atas perletakan

4 Perubahan temperatur

Modulus kelakuan berubah. Timbul tegangan dalam yang kecil.

Modulus kekakuan tidak berubah .Timbul tegangan dalam yang besar

Kriteria Konstruksi Perkerasan Lentur

1.Permukaan yang rata, tidak bergelombang, tidak melendut dan tidak berlubang.

2.Permukaan cukup kaku, sehingga tidak mudah berubah bentuk akibat beban yang bekerja di atasnya.

3.Permukaan cukup kesat, memberikan gesekan yangbaik antara ban dan permukaan jalan sehingga tak mudah selip.

4.Permukaan tidak mengkilap, tidak silau jika kena sinar matahari.

Syarat-syarat Kekuatan

1.Ketebalan yang cukup sehingga mampu menyebarkan beban/muatan lalu lintas ke tanah dasar.

2.Kedap terhadap air, sehingga air tidak mudah meresap ke lapisan dibawahnya.

3.Permukaan mudah mengalirkan air, sehingga air hujan yang jatuh di atasnyadapat cepat dialirkan.

4.Kekakuan untuk memikul beban yang bekerja tanpa menimbulkan deformasi yang berarti.

Jenis dan Fungsi Lapisan

Konstruksi perkerasan lentur terdiri dari lapisan-lapisan yang diletakkan diatas tanah dasar yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi untuk menerima beban lalu lintas dan menyebarnya ke lapisan di bawahnya.

Konstruksi Perkerasan Jalan

Lapisan permukaan (surface course)Lapisan pondasi atas (base course)Lapisan pondasi bawah (subbase

course)Lapisan tanah dasar (subgrade)

Click icon to add picture

top related