bagian 14_lembaga asuransi
Post on 25-Oct-2015
150 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Bagian 14. Lembaga Asuransi | 140
Tujuan Pembelajaran:
Mengenal jenis-jenis perusahaan asuransi; Mengidentifikasi departemen dan tugas-tugasnya dalam organisasi perusahaan
asuransi.
34.1. Bentuk Hukum Usaha Perasuransian di Indonesia
Menurut UU No 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, di Indonesia terdapat empat
badan hukum yang berbentuk:
Perusahaan Perseroan (PERSERO);
Koperasi;
Perseroan Terbatas;
Usaha Bersama (Mutual);
34.1.1. Perseroan Terbatas
Kepemilikan: pemegang saham;
Pemegang saham berperan sebagai pemberi modal perusahaan;
Kerugian perusahaan akan berpengaruh pada kepemilikan sahamnya;
Besarnya distribusi surplus akan menjadi keuntungan pemegang polis yang
berpartisipasi. Besarnya berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lain. Sisa
surplus menjadi dividen pemegang saham;
34.1.2. Mutual
Kepemilikan: pemegang polis;
Kerugian akan menyebabkan pengurangan uang pertanggungan sesuai dengan kontrak
perusahaan;
Distribusi surplus menjadi keuntungan pemegang polis.
Bagian 14. Lembaga Asuransi | 141
Berikut ini adalah indentifikasi dari bentuk hukum asuransi Mutual dan Perseroan Terbatas.
Pilih benar atau salah untuk setiap pernyataan di bawah ini!
Pernyataan Benar Salah
Perseroan Terbatas: Perseroan Terbatas: Kerugian akan menyebabkan pengurangan uang pertanggungan sesuai dengan kontrak perusahaan
Mutual: Distribusi surplus menjadi keuntungan pemegang polis
Perseroan Terbatas: Sisa surplus menjadi dividen pemegang saham.
Mutual: Pemegang saham berperan sebagai pemberi modal perusahaan.
34.2. Tugas Departemen Organisasi Perusahaan Asuransi
Layaknya organisasi, di dalam struktur organisasi perusahaan asuransi juga terdapat
beberapa departemen yang memiliki tugas berbeda-beda. Apa sajakah itu?
34.2.1. Departemen Keagenan
Mengangkat agen dan supervisor agensi serta terlibat dalam mendapatkan bisnis baru
dari aplikasi bisnis baru tersebut;
Supervisi dan membantu semua yang berhubungan dengan penjualan;
Mengelola kegiatan kontes/insentif penjualan bagi agen;
Menempatkan departemen pendidikan dan pelatihan keagenan untuk mengelola
kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pelatihan keagenan.
34.2.2. Departemen New Business/Underwriting
Melakukan proses aplikasi baru;
Memutuskan untuk menolak atau menerima aplikasi;
Mengkategorikan penerimaan kasus;
Menerbitkan tanda terima premi pertama;
Mendaftarkan atau menghilangkan pemeriksa kesehatan yang telah disetujui
sebelumnya–umum atau khusus;
Mengkaji batas underwriting tanpa medis sejalan dengan kondisi yang terus berubah;
Membayar tagihan medis bagi pemeriksaan medis oleh dokter resmi;
Underwriting medis biasanya dibantu oleh penasehat medis perusahaan;
Persiapan dan penerbitan polis.
Latihan 34.1
Bagian 14. Lembaga Asuransi | 142
34.2.3. Departemen Pelayanan Polis
Mengelola administrasi polis terkini;
Mengelola file pembayaran polis terkait;
Mengelola akun terkini dari pinjaman dan bunga, baik yang telah dibayar mau pun yang
outstanding;
Memastikan perawatan polis dan pinjaman sesuai dengan batasan kustodi;
Menerbitkan premium notice dan reminder notice;
Memastikan nilai tunai cukup untuk membayar premi yang outstanding dan premi serta
bunga dibebankan ke dalam Automatic Premium Advance System;
Melaksanakan investigasi fraudulent claimsuntuk menjaga perusahaan. Misalnya, jika
kematian terjadi dalam periode pendek setelah polis diterbitkan.
34.2.4. Departemen Legal dan Kepatuhan
Bertanggungjawab kepada pemegang saham untuk memastikan seluruh ketentuan dan
peraturan perusahaan, regulasi asuransi dan regulasi lainnya terpenuhi.
34.2.5. Departemen Aktuaria
Menghitung aktuaria;
Melaksanakan valuasi aktuaria setiap saat sesuai yang diatur oleh regulasi asuransi,
biasanya setahun sekali. Regulator asuransi bisa saja, sesuai kewenangannya melakukan
valuasi pada interval yang lebih singkat;
Menetapkan kesehatan (solvency) perusahaan melalui valuasi actuarial;
Merekomendasikan tingkat bonus untuk dideklerasikan;
Memonitor pengalaman perusahaan berkaitan dengan moralitas dan mengusulkan
perubahan kebijaksanaan dari waktu ke waktu.
34.2.6. Departemen Akuntansi
Bertanggungjawab atas kumpulan akun dan memastikan keakuratannya sebelum
melakukan pembayaran.
34.2.7. Departemen Investasi
Memastikan tidak ada dana yang tidak diinvestasikan;
Menginvestasikan dana untuk memberikan hasil investasi yang baik sesuai dengan
tingkat keamanan dana;
Menginvestasikan dana sesuai dengan regulasi.
34.2.8. Audit
Mengaudit laporan akun perusahaan sebelum diserahkan kepada regulator atau rapat
pemegang saham, yang sebelumnya telah disetujui oleh rapat pemegang saham.
34.2.9. Departemen HRD/Sumber Daya Manusia
Memformulasikan kebijaksanaan perusahaan yang berkaitan dengan rekrutmen,
pelatihan dan pemberhentian karyawan;
Bagian 14. Lembaga Asuransi | 143
Menetapkan tingkat kompensasi karyawan dan rencana pelatihan serta pengembangan
karyawan;
Memastikan perusahaan patuh pada undang-undang, peraturan dan regulasi;
Mengatur data dan kompensasi administrasi karyawan seperti gaji pokok, tunjangan,
fasilitas dan hak karyawan seperti cuti dan sebagainya.
34.2.10. Departemen IT/Informasi Teknologi
Mengelola sarana teknologi informasi seluruh perusahaan;
Mengembangkan dan merawat system komputer perusahaan;
Membantu departemen lain untuk mengembangkan, membeli dan menggunakan system
komputer dan perangkat lunaknya serta mengelola data dan administrasi produk;
Mengelola jaringan komputer perusahaan, mengelola data perusahaan dalam file
komputer dan melakukan analisa berbagai jenis komputer yang digunakan perusahaan.
34.2.11. Departemen Marketing dan Komunikasi
Melakukan riset pasar untuk mengidentifikasi target nasabah;
Bekerjasama dengan departemen lain di perusahaan untuk mengembangkan produk
baru dan mengembangkan yang ada untuk memenuhi kebutuhan nasabah;
Mengembangkan dan mengelola system distribusi produk perusahaan;
Menyiapkan kampanye tentang perusahaan dan produk, termasuk mempersiapkan
materi promosi;
Mengelola hubungan dengan pemerintah dan industri pada umumnya.
34.2.12. Departemen Kanal Distribusi Non Agen
Mengelola pengembangan dan penjualan produk asuransi melalui kanal distribusi lain
di luar keagenan, seperti Bancaassurance (kanal penjualan melalui bank), direct
(penjualan langsung seperti melalui surat dan lain-lain).
34.2.13. Departemen Group dan Employee Benefit
Departemen ini menjual asuransi jiwa untuk karyawan-karyawan perusahaan.
Kegiatannya sama dengan seorang agen namun nasabahnya bukan perorangan
melainkan grup/perusahaan.
Di bawah ini adalah beberapa departemen dengan tugasnya masing-masing. Masih ingatkah
Anda departemen apa yang mengerjakan tugas berikut!
Underwriting dan menerbitkan polis
Menginvestasikan dana sesuai dengan regulasi.
Merekomendasikan tingkat bonus untuk dideklerasikan..
Mengelola akun terkini dari pinjaman dan bunga, baik yang telah dibayar mau pun yang outstanding.
Latihan 34.2
Bagian 14. Lembaga Asuransi | 144
34.3. Regulator Asuransi
Berdasarkan Undang-undang dan Peraturan yang berlaku di Indonesia, setiap pihak yang
menyelenggarakan usaha perasuransian wajib mendapat ijin usaha dari Menteri Keuangan
RI. Dalam hal ini, Menteri Keuangan berperan sebagai regulator asuransi di Indonesia.
Apakah tugasnya? Sebagai regulator, Menteri Keuangan melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap perusahaan asuransi. Menteri Keuangan juga melakukan
pemeriksaan berkala atau setiap waktu, apabila diperlukan.
34.4. Intisari
Dalam bab ini Anda telah belajar mengenai:
Jenis-jenis perusahaan asuransi:
o Perusahaan Perseroan;
o Mutual;
o Perseroan Terbatas;
o Koperasi.
Departemen dan tugas-tugasnya dalam organisasi perusahaan asuransi:
o Departemen Keagenan;
o Departemen New Business/Underwriting;
o Departemen Pelayanan Polis;
o Departemen Legal dan Kepatuhan;
o Departemen Aktuaria;
o Departemen Akuntansi;
o Departemen Investasi;
o Audit;
o Departemen HRD/Sumber Daya Manusia;
o Departemen IT/Informasi Teknologi;
o Departemen Marketing dan Komunikasi;
o Departemen Kanal Distribusi Non Agen;
o Departemen Group dan Employee Benefit;
Bagian 14. Lembaga Asuransi | 145
Tujuan Pembelajaran:
Pengenaan pajak; Aturan-aturan yang terkaitan dengan Undang-undang Asuransi; Lisensi Perusahaan Asuransi; Batas investasi; Penghitungan aset; Pengungkapan Informasi; Ketentuan klaim; Nilai minimum klaim kematian.
35.1. Pengantar
Sekarang, setelah Anda belajar tentang Asuransi Jiwa dan konsep-konsep yang
berhubungan dengannya, mari kita alihkan perhatian pada pengenaan pajak dan aturan lain
yang berkaitan dengan dunia Asuransi Jiwa di Indonesia. Mari kita masuk ke dunia
perpajakan beserta aturan-aturannya yang kompleks.
35.2. Pengenaan Pajak
Peraturan perpajakan yang terkait dengan pajak penghasilan atas manfaat Asuransi Jiwa,
termasuk Asuransi Jiwa Unit Link, (Merujuk pada: Peraturan Dirjen Pajak no. SE-
09/PJ42/1997, tertanggal 23 Juli 1997; yang menunjuk pada ketentuan Pasal 4 ayat (3) huruf
e UU No.7 tahun 1983 (BN No. 3995) sebagaimana telah diubah dengan UU No.10 tahun
1994 tentang Pajak Penghasilan) menyatakan bahwa pembayaran dari perusahaan asuransi
pada individu atas asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, Asuransi Jiwa, asuransi tujuan
ganda (two-purpose insurance) dan asuransi beasiswa tidak dikenakan pajak. Dengan
dimungkinkannya pengkombinasian faktor risiko dan unsur tabungan, maka produk
Asuransi Jiwa yang mengandung unsur tabungan terdiri dari dua jenis pembayaran, yaitu
pembayaran manfaat risiko dan pembayaran manfaat tabungan. Dalam hal ini, nilai
pembayaran manfaat lebih besar daripada keseluruhan premi yang dibayarkan.
Dalam hal pembayaran Asuransi Jiwa dengan unsur tabungan yang telah jatuh tempo, jika
pembayaran dari manfaat tabungan dilakukan dalam 3 tahun atau kurang dari itu, selisih
dari manfaat tabungan yang diterima dan premi yang dibayarkan wajib dikenai pajak yang
sama dengan pajak penghasilan atas bunga tabungan atau bunga deposito (berdasarkan
persyaratan yang disebutkan pada pasal 1 ayat (1) dan (2) sekaligus ayat 3 Peraturan
Bagian 14. Lembaga Asuransi | 146
Pemerintah No. 51 tahun 1994 (BN No. 5655) tentang pajak penghasilan atas bunga deposito
tetap dan tabungan serta diskonto Sertifikat Bank Indonesia yang bersifat final.
35.3. Aturan-aturan yang Terkait
Produk asuransi jiwa di Indonesia diatur oleh Undang-undang Asuransi No 2 tahun 1992.
Undang-undang ini mengatur badan usaha asuransi dan pelaksanaannya. Berdasarkan
Keputusan Dirjen Lembaga Keuangan No. KEP-2475/LK/2004 Pasal 1:
"Produk asuransi jiwa yang terkait dengan investasi" merupakan produk Asuransi Jiwa yang
mengandung unsur kematian di dalamnya, termasuk kematian yang disebabkan oleh
kecelakaan dan unsur investasi yang merujuk pada hasil investasi pasar.
35.3.1. Keanggotaan Asosiasi
Keputusan Menteri Keuangan No. 425/KMK.06/2003 tanggal 30 September 2003 tentang
Perizinan dan Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi,
Pasal 19 ayat (1) menyatakan, setiap Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi wajib menjadi
anggota asosiasi perusahaan sejenis.
Keputusan Menteri Keuangan No. 426/KMK.06/2003 tanggal 30 September 2003 tentang
Perijinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi, Pasal
30 ayat (1) menyatakan, setiap Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi wajib
menjadi anggota Asosiasi perusahaan sejenis.
35.3.2. Tugas Asosiasi
Keputusan Menteri Keuangan No. 425/KMK.06/2003 tanggal 30 September 2003 tentang
Perizinan dan Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi,
Pasal 19 ayat (2) menyatakan, asosiasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mempunyai
tugas antara lain:
a. Mengkoordinir penyusunan standar praktek dan kode etik profesi usaha penunjang
usaha asuransi;
b. Mengadakan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan;
c. Melakukan pengendalian mutu terhadap tenaga ahli profesi usaha Penunjang Usaha
Asuransi.
Keputusan Menteri Keuangan No.426/KMK.06/2003 tanggal 30 September 2003 tentang
Perijinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi, Pasal
30 ayat (2) menyatakan, Asosiasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mempunyai tugas
antara lain:
a. Menyusun standar praktek dan kode etik pemasaran produk asuransi dalam rangka
memelihara terciptanya persaingan pasar yang sehat;
b. Mengkoordinir pelaksanaan pembentukan profil risiko, tabel mortalita, dan produk
semacamnya;
c. Mengkoordinir upaya untuk mengoptimalkan kapasitas retensi asuransi nasional;
Bagian 14. Lembaga Asuransi | 147
d. Mengkoordinir upaya bersama atau pembentukan perusahaan asuransi untuk menutup
risiko khusus;
e. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan keagenan;
f. Melaksanakan dan menetapkan sertifikasi keagenan.
35.4. Lisensi Perusahaan Asuransi
Sesuai Undang Undang No. 2 tahun 1992, perusahaan asuransi tidak diijinkan melakukan
usaha di Indonesia kecuali terdaftar dan memiliki lisensi operasional dari Departemen
Keuangan RI.
Prusahaan asuransi wajib mendaftarkan seluruh produknya, termasuk Polis Asuransi Jiwa
Seumur Hidup (Lifelong Life Insurance Policy), Tujuan Ganda (Two-purpose), Asuransi
Berjangka (Term insurance), dan Anuitas (Annuity). produk tidak dapat dipasarkan jika
terdapat keberatan yang diajukan Departemen Keuangan maksimal dalam waktu 2 (dua)
minggu. Produk Asuransi Jiwa Unit Link dan/atau semacamnya harus memenuhi
persyaratan tambahan berikut, yang tercantum dalam pasal 5 Surat Keputusan Menteri
Keuangan No.422/KMK06/2003:
Perusahaan tersebut wajib memiliki tenaga ahli yang kompeten dengan pengalaman
sekurang-kuranganya tiga tahun sebagai Wakil Manajer Investasi.
Perusahaan tersebut wajib memiliki sistem informasi yang memadai.
Menurut Pasal 6 Keputusan Menteri Keuangan No. 424/KMK-06/2003, perusahaan yang
memasarkan produk asuransi wajib memenuhi tingkat solvabilitas yang disyaratkan dan
tidak sedang dikenakan sanksi administratif.
35.5. Batas Investasi
Batas dana yang dialokasikan untuk investasi diatur oleh Surat Keputusan Menteri
Keuangan No.424/KMK06/2003 Bagian 5 Pasal 21 ayat 2. Kekayaan dari produk asuransi
(yang terkait investasi) dapat diinvestasikan pada:
a. Kas dan bank;
b. Deposito Berjangka dan Sertifikat Deposito, termasuk deposit-on-call, serta deposito
berjangka setahun atau kurang dari itu;
c. Saham yang tercatat di Bursa Efek;
d. Obligasi dan surat berharga jangka menengah (Medium term notes);
e. Unit penyertaan reksadana;
f. Surat berharga yang diterbitkan atau dijamin oleh Pemerintah atau Bank Indonesia.
Jika perusahaan Asuransi Jiwa menginvestasikan dananya di luar negeri, nilai dari investasi
dapat digunakan sebagai dasar penghitungan pembatasan, yang merupakan nilai dari
semua jenis investasi kecuali kas dan bank (seperti diatur dalam Pasal 24 ayat (2) KMK
Nomor 424/KMK06/2003 tanggal 30 September 2003):
a. Saham yang tercatat di bursa efek, untuk semua emiten tidak melebihi 10% (sepuluh per
seratus) dari jumlah investasi;
Bagian 14. Lembaga Asuransi | 148
b. Obligasi dan Medium Term Notes, untuk masing-masing penerbit tidak melebihi 10%
(sepuluh per seratus) dari jumlah investasi;
c. Penyertaan langsung (saham yang tidak tercatat di bursa efek), mengacu pembatasan
investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf e dan Pasal 18 ayat (1)
huruf e;
d. Jumlah seluruh penempatan investasi di luar negeri tidak melebihi 20% (dua puluh per
seratus) dari jumlah investasi.
35.6. Penghitungan Aset Unit Link
Berdasarkan Keputusan Dirjen Lembaga Keuangan No. KEP-2475/LK/2004 Pasal 6
penghitungan aset unit link adalah sebagai berikut:
Ayat (1) Perusahaan Asuransi Jiwa wajib melakukan perkembangan dana investasi kepada
pemegang polis sekurang-kurangnya sekali dalam satu tahun.
Ayat (2) Pelaporan perkembangan dana sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) memuat
sekurang-kurangnya hal-hal sebagai berikut:
a. Nilai unit dan harga unit per tanggal valuasi untuk periode berjalan dan periode lalu;
b. Nilai unit dan harga unit yang dibeli dalam periode berjalan;
c. Nilai unit dan harga unit yang dijual dalam periode berjalan;
d. Rincian biaya (charges) yang sekurang-kurangnya terdiri dari biaya awal (initial charge),
biaya pengelolaan (management fee), biaya mortalita (mortality cost) dan biaya
pertanggungan tambahan (riders);
e. Besar uang pertanggungan kematian pada akhir periode berjalan;
f. Nilai tunai neto (net cash surrender value) pada akhir periode berjalan;
g. Saldo pinjaman polis, bila ada, pada akhir periode berjalan;
h. Hasil investasi bersih untuk jangka waktu sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun terakhir,
bila tersedia, untuk setiap dana investasi;
i. Perincian jenis investasi untuk setiap dana pertanggal pelaporan.
35.7. Pengungkapan Informasi Produk Asuransi Jiwa
Peraturan tentang pengungkapan informasi produk asuransi jiwa di Indonesia diatur dalam
Pasal 8 No. 422/KMK.06/2003 dan Pasal 5 Keputusan Dirjen Lembaga Keuangan No. KEP-
2475/LK/2004.
35.7.1. Pasal 8 No. 422/KMK.06/2003
Polis Asuransi harus memuat sekurang-kurangnya ketentuan mengenai:
a. Saat berlakunya pertanggungan;
b. Uraian manfaat yang diperjanjikan;
c. Cara pembayaran premi;
d. Tenggang waktu (grace period) pembayaran premi;
e. Kurs yang digunakan untuk Polis Asuransi dengan mata uang asing apabila pembayaran
premi dan manfaat dikaitkan dengan mata uang rupiah;
Bagian 14. Lembaga Asuransi | 149
f. Waktu yang diakui sebagai saat diterimanya pembayaran premi;
g. Kebijakan perusahaan yang ditetapkan apabila pembayaran premi dilakukan melewati
tenggang waktu yang disepakati;
h. Periode di mana pihak perusahaan tidak dapat meninjau ulang keabsahan kontrak
asuransi (incontestable period);
i. Table nilai tunai untuk Polis Asuransi jiwa yang mengandung nilai tunai;
j. Perhitungan dividen polis atau yang sejenis, bagi Polis Asuransi jiwa yang menjanjikan
dividen polis atau yang sejenis;
k. Penghentian pertanggungan, baik dari pihak penanggung mau pun dari pihak
pemegang polis, termasuk syarat dan penyebabnya;
l. Syarat dan tata cara pengajuan klaim, termasuk bukti pendukung yang diperlukan
dalam mengajukan klaim;
m. Pemilihan tempat penyelesaian perselisihan;
n. Bahasa yang dijadikan acuan dalam hal terjadi sengketa atau beda pendapat, untuk Polis
Asuransi yang dicetak dalam 2 (dua) bahasa atau lebih.
35.7.2. Pasal 5 Keputusan Dirjen Lembaga Keuangan No. KEP-2475/LK/2004
Polis Asuransi untuk Produk yang Dikaitkan Dengan Investasi selain harus memuat
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 Keputusan Menteri Keuangan Nomor
422/KMK.06/2003 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi dan Perusahaan
Reasuransi, juga harus memuat informasi atau ketentuan sebagai berikut:
a. Ketentuan yang memungkinkan pemegang polis mengembalikan polis kepada
b. Perusahaan Asuransi Jiwa dalam jangka waktu tertentu sejak diterimanya polis dan
menerima pengembalian (refund) sebesar nilai unit yang terbentuk (cooling-off period);
c. Alokasi dana investasi;
d. Pembentukan nilai unit;
e. Metode dan frekuensi perhitungan nilai unit;
f. Pilihan mengenai manfaat;
g. Ketentuan yang memungkinkan pemegang polis memindahkan dana dari satu unit
investasi ke unit investasi yang lain (fund switching);
h. Ketentuan yang memungkinkan pemegang polis tidak membayar premi dalam suatu
periode tertentu (premium holiday);
i. Rincian biaya yang meliputi biaya awal (initial charge), biaya pengelolaan (management
fees), biaya mortalita (mortality cost) dan biaya-biaya lain yang dibebankan kepada
pemegang polis.
35.8. Ketentuan Klaim
Ketentuan mengenai klaim diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan No.
422/KMK.06/2003 Pasal 25, 26 dan 27.
Bagian 14. Lembaga Asuransi | 150
35.8.1. Pasal 25 KMK No. 422/KMK.06/2003
Tindakan yang dapat dikategorikan memperlambat penyelesaian atau pembayaran klaim
sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 ayat (1) Perarturan Pemerintah Nomor 73 Tahun
1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999, adalah tindakan Perusahaan Asuransi atau
Perusahaan Reasuransi yang:
a. Memperpanjang proses penyelesaian klaim dengan meminta penyerahan dokumen lain
yang pada dasarnya berisi hal yang sama;
b. Menunda penyelesaian dan pembayaran klaim dengan mengaitkannya pada
penyelesaian dan/atau pembayaran klaim reasuransinya;
c. Tidak melakukan penyelesaian klaim yang merupakan bagian dari penutupan asuransi
dengan mengaitkannya pada penyelesaian klaim yang merupakan bagian lain dari
penutupan asuransi dalam 1 (satu) polis yang sama
d. Memperlambat penunjukkan Perasuransian Penilai Kerugian Asuransi, apabila jasa
Penilai Kerugian Asuransi dibutuhkan dalam proses penyelesaian klaim;
e. Menerapkan prosedur penyelesaian klaim yang tidak sesuai dengan praktek usaha yang
berlaku umum.
35.8.2. Pasal 26 KMK No. 422/KMK.06/2003
1. Perusahaan Asuransi hanya dapat meminta dokumen sebagai syarat pengajuan klaim
sesuai dengan yang tertera dalam Polis Asuransi;
2. Dalam hal Polis Asuransi mencantumkan syarat lain-lain sebagai persyaratan pengajuan
klaim, syarat lain-lain tersebut harus:
a. Relevan dengan pertanggungan;
b. Wajar dalam proses penyelesaian klaim.
3. Ketentuan mengenai syarat lain-lain sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) harus
dimuat dalam Polis Asuransi.
35.8.3. Pasal 27 KMK No. 422/KMK.06/2003
Perusahaan Asuransi harus telah membayar klaim paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak
adanya kesepakatan antara tertanggung dan penanggung atau kepastian mengenai jumlah
klaim yang harus dibayar.
35.9. Nilai Minimum Klaim Kematian
Ketentuan Nilai Minimum Klaim Kematian Produk Unit Link ditentukan dalam Pasal 2
Keputusan Dirjen Lembaga Keuangan No. KEP-2475/LK/2004. Produk yang dikaitkan
dengan investasi harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Besar uang pertanggungan kematian sekurang-kurangnya sebesar:
1. Yang lebih besar antara Rp. 10.000.000 (sepuluh juta rupiah) dan 125% (seratus dua
puluh lima per seratus) dari premi sekaligus, untuk polis dengan pembayaran premi
sekaligus;
Bagian 14. Lembaga Asuransi | 151
2. Yang lebih besar antara Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah) dan 5 (lima) kali premi
tahunan, untuk polis dengan pembayaran premi berkala.
b. Besar uang pertanggungan kematian untuk polis dalam mata uang asing sekurang-
kurangnya:
1. Yang lebih besar antara US$1,000 (seribu dolar Amerika Serikat) atau yang setara
dengan itu untuk mata uang asing lainnya dan 125% (seratus dua puluh lima per
seratus) dari premi sekaligus, untuk polis dengan pembayaran premi sekaligus;
2. Yang lebih besar antara US$500 (lima ratus dolar Amerika Serikat) atau yang setara
dengan itu untuk mata uang asing lainnya dan 5 (lima) kali premi tahunan, untuk
polis dengan pembayaran premi berkala
Berikan tanda benar atau salah di kolom yang sesuai dengan pernyataan di bawah!
Pernyataan Benar Salah
Produk asuransi jiwa tradisional menggambarkan harga per unit.
Menurut peraturan investasi, perusahaan asuransi jiwa bebas untuk menanamkan dananya (kekayaannya) pada reksadana (mutual funds)
Dana investasi di luar negeri melalui saham tidak boleh melebihi 30% dari total investasi.
Penghitungan aset atas produk Unit Link tidak diatur di Indonesia.
Jika seorang pemegang polis memutuskan untuk tidak melanjutkan produk unit link tertentu, maka perusahaan asuransi jiwa harus mengembalikan premi yang telah dibayarkan.
Perusahaan asuransi di Indonesia tidak diwajibkan mendaftarkan produk-produknya seperti “Tujuan Ganda (Two purpose)” dan “Asuransi Berjangka (Term Insurance)”
35.10. Intisari
Dalam bab ini Anda telah mempelajari hal-hal berikut:
Pengenaan pajak;
Aturan-aturan yang terkait;
Lisensi perusahaan asuransi;
Batas investasi;
Penghitungan aset;
Pengungkapan informasi;
Ketentuan klaim;
Nilai minimum klaim kematian
Latihan 35.1
top related