babpelalawankab.go.id/images/file/lapakhir-sda/8) bab viii pertanian.pdf · berorientasi pada...
Post on 23-Mar-2019
223 Views
Preview:
TRANSCRIPT
411
BABVIII
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
POTENSI SUMBER DAYA PERTANIAN
Sejak Repelita VI sebagai awal pembangunan jangka panjang,
orientasi pembangunan pertanian mengalami perubahan yang mendasar
dari orientasi peningkatan produksi menjadi pembangunan pertanian
yang berorientasi agribisnis. Reorientasi arah pembangunan pertanian
tersebut pada dasarnya adalah rancangan strategis untuk dapat
menjawab pertanyaan masa depan, yang pada hakekatnya merupakan
antisipasi terhadap perubahan dalam negeri dan lingkungan global yang
berkembang secara cepat dan dinamis.
Strategi pembangunan pertanian yang akan datang perlu
berorientasi pada pembangunan ekonomi yang memberi kesempatan
kepada masyarakat lapisan menengah ke bawah di sektor pertanian dan
pedesaan yang dapat membentuk fundamental ekonomi nasional yang
lebih kokoh. Untuk itu diperlukan reorganisasi strategi di dalam
pembangunan wilayah berkelanjutan yang dilakukan secara bertahap,
yaitu: (a) redistribusi asset (tanah, kapital dan lain-lain); (b)
pengembangan lembaga dan pasar finansial di wilayah pedesaan; (c)
kebijaksanaan insentif lapangan kerja yang membatasi migrasi desa ke
kota; (d) kebijaksanaan mempertahankan nilai tukar (exchange rate)
yang mendorong ekspor pertanian yang selalu kompetitif; (e) secara
berangsur mengurangi ketergantungan kepada kapital dan bantuan luar
negeri; (f) pem-bangunan regional berbasis kepada pemanfaatan sumber
daya wilayah atau kawasan berdasarkan keunggulan komparatif masing-
masing wilayah; (g) kebijaksanaan insentif fiskal mendorong produksi dan
distribusi ke wilayah pedesaan; (h) pembayaran modal.
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
Sumberdaya manusia (human capital) dan modal sosial (social
capital) berbasis pedesaan yang lebih kuat dengan membangun trust
fund dan industrialisasi berbasis wilayah pedesaan/pertanian melalui
pembangunan sistem agropolitan yang meliputi industri pengolahan
makanan dan pakan, industri pengolahan pertanian lain, industri
peralatan dan input-input pertanian, serta barang konsumsi.
Dalam kondisi mengalami terpaan badai krisis moneter yang
berlanjut dalam krisis ekonomi berkepanjangan saat ini, sektor yang
mampu bertahan dalam badai tersebut umumnya hanyalah sektor yang
banyak menggunakan bahan baku sumberdaya domestik, serta sangat
minim menggunakan bahan impor. Salah satu sektor yang mampu
bertahan adalah sektor pertanian.
Strategi pembangunan ekonomi nasional dalam paradigma
pembangunan sistem agribisnis akan menyangkut 3 (tiga) isu pokok,
yaitu: peningkatan kemampuan atau produktifitas sumberdaya agribisnis
yang dimiliki/dikuasai rakyat; peningkatan kemampuan organisasi
ekonomi rakyat; dan menciptakan iklim yang kondusif bagi
berkembangnya agribisnis melalui peran pelayanan, pengaturan dan
pengawasan pemerintah.
Dalam konteks pembangunan ekonomi domestik, pembangunan
agribisnis diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi nasional
dan mempercepat pembangunan ekonomi daerah dalam kerangka
keberhasilan otonomi daerah. Tuntutan peranan agribisnis dalam
mempercepat pembangunan ekonomi daerah ini menjadi sangat penting
disebabkan selain sumberdaya yang dimiliki setiap daerah adalah
sumberdaya agribisnis, juga disebabkan oleh sebagian besar kegiatan
ekonomi rakyat di daerah baik secara individu, ekonomi rumah tangga
maupun skala kecil, usaha menengah dan koperasi adalah kegiatan
ekonomi di sektor agribisnis.
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
Pembangunan ekonomi daerah melalui pembangunan sistem
agribisnis diharapkan dapat menciptakan kesempatan kerja dan
bermakna yang sesuai dengan kondisi daerah, meningkatkan nilai tambah
(added value) di daerah sedemikian rupa sehingga pendapatan daerah
dapat meningkat sebesar mungkin. Berkembangnya perekonomian daerah
ini pada gilirannya akan dapat mengurangi disparitas ekonomi antar
daerah maupun antar golongan di Indonesia. Disamping itu, pengentasan
kemiskinan di daerah juga dapat dicapai dengan efektif, partisipatif dan
berkesinambungan.
Untuk menghasilkan pembangunan sistem agribisnis daerah yang
merupakan basis perekonomian daerah, perlu dukungan sektor-sektor
lain. Pembangunan infrastruktur, teknologi, sumberdaya manusia,
perbankan, asuransi, transportasi dan lain-lain perlu diarahkan untuk
menopang pembangunan sistem agribisnis di setiap daerah. Oleh karena
itu peranan pemerintah daerah haruslah mampu “mengorkestra” hal-hal
di atas agar match dengan kebutuhan pembangunan daerah.
Seperti layaknya kegiatan usaha, suatu daerah akan berkembang
apabila daerah tersebut sanggup bersaing secara efektif dalam menjual
produk dan jasa ke berbagai pasar. Untuk itu pembangunan ekonomi
suatu daerah harus bermula dari pemberdayaan potensi ekonomi yang
dinilai unggul dan memiliki peluang ekspor. Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Lokal (PEML) berbasis komoditas atau local economic
comodity based development, pada prinsipnya merupakan suatu proses
yang melibatkan berbagai pihak di daerah, meliputi pemerintah daerah,
pihak swasta, masyarakat madani (community based organization) serta
masyarakat pedesaan (petani, peternak, nelayan atau kelompok industri
kecil lain) yang akan menjadi pemanfaat langsung pembangunan
ekonomi di daerah. Lebih lanjut dikemukakan bahwa hal yang perlu
diperhatikan dalam pelaksanaan PEML berbasis komoditas adalah sebagai
berikut:
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
a. Pemerintah lokal (daerah) sedapat mungkin mengembangkan atau
mengadopsi sejumlah kebijakan pembangunan ekonomi yang sesuai
dengan potensi dan karakteristik daerah masing-masing.
b. Pemerintah lokal perlu memfasilitasi kegiatan ekonomi yang
dilakukan di daerahnya.
c. Peraturan-peraturan daerah (Perda) sebaiknya bersifat efisien bagi
pasar.
d. Kelengkapan sarana dan pelayanan publik sebaiknya
mempertimbangkan kebutuhan permintaan.
e. Pendekatan keterkaitan desa – kota membutuhkan jaringan
kelembagaan yang dapat melibatkan lembaga-lembaga publik
maupun organisasi-organisasi swasta.
f. Sektor swasta sebaiknya secara aktif berkolaborasi dalam
perencanaan dan pembuatan keputusan.
g. Penekanan sebaiknya pada tindakan-tindakan pelaksanaan yang lebih
merupakan persiapan terhadap rencana secara menyeluruh.
Keuntungan finansial adalah jumlah keuntungan bersih yang
diperoleh petani responden, yang diperolehnya dari selisih penerimaan
dikurangi seluruh biaya produksi, pajak dan sewa lahan dengan
menggunakan harga input dan output pada harga aktual. Sedangkan
keuntungan ekonomi adalah seluruh penerimaan yang diperoleh
dikurangi biaya produksi, dimana harga input dan output yang digunakan
adalah harga sosial. untuk bisa memiliki keunggulan komparatif, setiap
daerah (wilayah) juga harus didukung oleh potensi sumberdaya manusia
(tenaga kerja) sebagai resource edowment juga. Ini penting mengingat
ketersediaan tenaga kerja sektor pertanian di setiap wilayah juga
merupakan syarat mutlak bagi terciptanya daerah yang memiliki
keunggulan sumberdaya.
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
Dalam kaitannya dengan potensi sumberdaya pertanian di
Kabupaten pelalawan, terdapat beberapa hal yang mempengaruhi
potensi pertanian tersebut. Potensi tersebut terkait dengan ketersediaan
lahan, produksi dan pengembangan, isu dan masalah, kebijakan dan
program pengembangannya.
8.1. Potensi dan Pengembangan Padi
8.1.1. Lahan Pengembangan Padi
Potensi lahan untuk pengembangan pertanian di Kabupaten
Pelalawan terdiri dari lahan sawah dan lahan kering. Potensi lahan sawah
sampai tahun 2008 di Kabupaten Pelalawan seluas 36.876 ha. Lawan
sawah tersebut terdiri dari lahan sawah dengan irigasi setengah teknis
seluas 358 ha (0,97%); lahan sawah irigasi sederhana seluas 605 ha
(1,64%); lahan sawah irigasi desa/non PU seluas 100 ha (0,27%); lahan
sawah tadah hujan seluas 9.858 ha (26,73%); lahan sawah pasang surut
seluas 22.520 ha (61,07%); lahan sawah lebak seluas 2.808 ha (7,61%);
dan lahan sawah lainnya seluas 627 ha (1,70%). Penggunaan lahan sawah
tersebut berdasarkan realisasi tanam untuk komoditas pertanian adalah
realisasi tanam dua kali setahun seluas 217 ha (0,59%); realisasi tanam
satu kali setahun seluas 11.437 ha (31,01%); tidak ditanami padi seluas
3.093 ha (8,39%); dan sementara tidak diusahakan seluas 22.129 ha
(60,01 %). Sementara potensi lahan pertanian di Kabupaten Pelalawan
berdasarkan Kecamatan dapat dilihat pada Tabel 8.1.
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
Tabel 8. 1. Luas Lahan Sawah Tahun 2008 Berdasarkan Kecamatan
No KecamatanPenggunaan Lahan Sawah (Ha)
IST IS ID TH PS L LA
Jumlah
(Ha)%
1. Kerumutan - 465 - 1905 - 1530 - 3.900 10,58
2. Kuala Kampar - - - - 9970 - - 9.970 27,04
3. Pelalawan - - - - 700 500 377 1.577 4,28
4. Pangkalan Kuras - 145 - 1340 - - - 1.480 4,01
5. Teluk Meranti - - - - 11850 - - 11.850 32,13
6. Bunut - - - 472 - 728 - 1.200 3,25
7. Bandar Petalangan
358 - - 2642 - - 250 3.250
8,81
8. Pangkalan Lesung
- - - 460 - - - 460
1,25
9. Bandar Seikijang - - - - - - - 0 0,00
10. Pangkalan Kerinci
- - - 50 - 50 - 100
0,27
11. Langgam - - 100 2264 - - - 2.364 6,41
12. Ukui - - - 725 - - - 725 1,97
Jumlah 358 605 100 9858 22520 2808 627 36.876 100
0,97 1,64 0,27 26,73 61,07 7,61 1,70 100,00
Sumber: Diolah dari Dinas Pertanian Kabupaten Pelalawan, 2009Keterangan : IST = Irigasi Setengah Teknis; IS = Irigasi Sederhana; ID = Irigasi Desa;
TH=Tadah Hujan; PS= Pasang Surut; L = Lebak; LA = Lainnya
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
Gambar 8. 1. Sebaran Sawah Perkecamatan
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
Berdasarkan Tabel 8.1 menunjukkan bahwa penggunaan lahan sawah di
Kabupaten Pelalawan sebagian besar terdapat di Kecamatan Teluk Meranti
dan Kuala Kampar, masing-masing seluas 11.850 ha (32,13%) dan 9.970 ha
(27,04%). Sementara yang tidak memiliki lahan sawah adalah Kecamatan
Bandar Seikijang. Sedangkan dilihat dari penggunannya juga, lahan pasang
surut di Kabupaten Pelalawan merupakan lahan sawah yang memiliki
potensi untuk pengembangan padi. Penggunaan lahan sawah dengan
irigasi desa (0,27%) yang ada di daerah ini belum dimanfaatkan dan
dikelola dengan baik, dan irigasi setengah teknis (0,97%) hanya terdapat di
Kecamatan Bandar Petalangan. Untuk melihat realiasasi luas tanam dan
panen komoditas padi pada tahun 2008 di Kabupaten Pelalawan dapat
dilihat pada tabel 8.2.
Tabel 8. 2. Realisasi Luas Tanam dan Luas Panen Komoditas Padi Tahun 2008 di Kabupaten Pelalawan
No KecamatanPadi Sawah (Ha) Padi Ladang (Ha)
Luas Tanam Luas Panen Luas Tanam Luas Panen
1. Kerumutan 560 491 13 265
2. Kuala Kampar 9.124 7.844 0 0
3. Pelalawan 302 309 0 28
4. Pangkalan Kuras 66 49 35 20
5. Teluk Meranti 918 1.019 0 0
6. Bunut 50 0 409 421
7. Bandar Petalangan 0 0 30 20
8. Pangkalan Lesung 50 110 0 0
9. Bandar Seikijang 0 0 0 0
10. Pangkalan Kerinci 0 0 0 0
11. Langgam 0 0 69 107
12. Ukui 1 1 130 104
Jumlah 11.071 9.823 686 965
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Pelalawan, 2009
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
Tabel 8.2. menunjukkan bahwa, luas tanam padi sawah di
Kabupaten Pelalawan lebih banyak dilakukan oleh petani dibandingkan
luas tanam dengan padi ladang. Luas tanam padi sawah sebagian besar
terdapat di Kecamatan Kuala Kampar 9.124 ha; Kecamatan Teluk Meranti
918 ha; Kecamatan Kerumutan 560 ha; dan Kecamatan Pelalawan 302
ha. Sementara daerah yang tidak memiliki potensi luas tanam padi sawah
adalah Kecamatan Bandar Petalangan, Bandar Seikijang, Pangkalan
Kerinci, dan Kecamatan Langgam. Sedangkan daerah yang tidak memiliki
potensi luas tanam dan panen padi ladangan adalah Kecamatan Kuala
Kampar, Teluk Meranti, pangkalan lesung, Bandar Sei Kijang, dan
Kecamatan Pangkalan Kerinci.
Realisasi luas panen komoditas padi di Kabupaten Pelalawan
periode Januari – Mei tahun 2009 seluas 10.692 ha (padi sawah 10.061 ha
dan padi ladang 631 ha). Sementara sasaran luas tanam komoditas padi
pada tahun 2010 adalah seluas 14.792 ha (13.401 ha padi sawah dan
1.391 ha padi ladang). Untuk mengetahui sasaran dan realisasi luas
panen komoditas padi tahun 2009 periode bulan Januari – Mei dapat
dilihat pada Tabel 8.3.
Tabel 8. 3. Sasaran dan Realisasi Luas Panen Komoditas Padi Tahun 2009 Periode Januari – Mei
No Komoditas PadiLuas Panen (Ha)
Sasaran Realisasi Persentase
1 Padi Sawah 11.502 10.061 87,47
2 Padi Ladang 1.577 631 40,01
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Pelalawan, 2009
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
Secara umum proses penggarapan lahan pertanian di Kabupaten
Pelalawan dimulai pada bulan May, biasanya pada bulan tersebut
masyarakat melakukan penyiapan lahan dalam bentuk penebasan dan
pemerunan.sedangkan untuk penanaman benih dimulai pada bulan
Agustus, dengan kisaran masa panen Bulan januari. Masa berladang/
bercocok tanam padi di daerah ini dilakukan berkisar satu kali sampai
dua kali dalam satu tahun.
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
Gambar 8. 2. Sebaran Tanaman Padi Perkecamatan
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
8.1.2. Produksi Padi
Sistem pembudidayaan tanaman padi secara garis besar
dikelompokkan menjadi dua, yaitu padi sawah dan padi gogo (padi
ladang). Padi sistem sawah, tanaman padi sepanjang hidupnya selalu
dalam keadaan tergenang air. Sebaliknya, pada sistem gogo (padi
ladang), tanaman padi ditumbuhkan tidak dalam kondisi tergenang.
Kombinasi kedua sistem ini dikenal sebagai gogo rancah, yaitu padi
ditanam saat awal musim hujan pada petakan sawah, kemudian secara
perlahan digenangi dengan air hujan seiring dengan makin bertambahnya
curah hujan. Untuk di Kabupaten Pelalawan lebih dikenal dengan padi
sawah dan padi ladang.
Secara umum jenis padi yang ditanam oleh petani di Kabupaten
Pelalawan adalah padi bayak, padi buuk bakul, padi unggul, padi aceh,
padi onda, padi soai, padi siam, padi ekor kuda, padi pulau kijang, padi
ketitiran, padi bapal, padi anak ulat, pulut sabak, pulut cantik, pulut
boam, pulut sagu, pulut sopang, pulut laut, pulut opok, pulut hitam, dan
pulut belando. Masyarakat biasanya memilih benih sesuai apa yang cocok
dengan keinginan hatinya dengan benih-benih padi yang tersedia. Untuk
mengetahui produksi padi di Kabupaten Pelalawan dapat dilihat pada
tabel 8.4.
Tabel 8. 4. Produksi Padi Kabupaten Pelalawan Per Kecamatan Tahun 2008
No KecamatanProduksi Padi (ton)
Padi Sawah Padi Ladang
Jumlah
(ton)Persentase
(%)
1. Kerumutan 1.707 592 2.298 6,33
2. Kuala Kampar 27.250 0 27.250 75,11
3. Pelalawan 1.073 63 1.136 3,13
4. Pangkalan Kuras 170 45 215 0,59
5. Teluk Meranti 3.540 0 3.540 9,76
6. Bunut 0 940 940 2,59
7. Bandar Petalangan 0 45 45 0,12
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
No KecamatanProduksi Padi (ton)
Padi Sawah Padi Ladang
Jumlah
(ton)Persentase
(%)
1. Kerumutan 1.707 592 2.298 6,33
8. Pangkalan Lesung 383 0 383 1,06
9. Bandar Seikijang 0 0 0 0,00
10. Pangkalan Kerinci 0 0 0 0,00
11. Langgam 0 239 239 0,66
12. Ukui 3 232 236 0,65
Jumlah 34.126 2.156 36.282 100,00
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Pelalawan, 2009
Berdasarkan Tabel 8.4 menunjukkan bahwa produksi padi di
Kabupaten Pelalawan sebagian besar berasal dari padi sawah, yakni
sebanyak 34.126 ton (94,06%), sedangkan padi ladang sebanyak 2.156 ton
(5,94%). Produksi padi Kabupaten Pelalawan untuk tahun 2008 sebagian
besar berasal dari Kecamatan Kuala Kampar sebanyak 27.250 ton
(75,11%) dan daerah yang tidak penghasil padi adalah Kecamatan Bandar
Seikijang dan Kecamatan Pangkalan Kerinci.
Produksi padi Kabupaten Pelalawan tahun 2009 (periode januari –
mei) tercatat sebanyak 46.016 ton, padi sawah 44.544 ton dan padi
ladang 1.472 ton. Sementara sasaran produksi padi Kabupaten Pelalawan
pada tahun 2010 adalah 50.842 ton (47.424 ton padi sawah dan 3.418 ton
padi ladang).
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
Gambar 8. 3. Potensi Tanaman Padi di Kecamatan Teluk Meranti
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
8.2. Potensi dan Pengembangan Palawija
8.2.1. Lahan Pengembangan Palawija
Komoditas pertanian di Kabupaten Pelalawan, selain padi juga
terdapat potensi komoditas palawija, buah-buahan, sayur-sayuran, dan
obat-obatan. Untuk mengetahui realisasi luas tanam dan panen komoditas
palawija di Kabupaten Pelalawan dapat dilihat pada Tabel 8.5.
Tabel 8. 5. Realisasi Luas Tanam dan Luas Panen Komoditas Palawija Tahun 2008 Per Kecamatan di Kabupaten Pelalawan
No KecamatanLuas Areal Tanam (ha) Luas Areal Panen (ha)
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1. Kerumutan 150 1,37 142 1,26
2. Kuala Kampar 871 7,94 715 6,35
3. Pelalawan 113 1,03 56 0,50
4. Pangkalan Kuras 48 0,44 29 0,26
5. Teluk Meranti 9.381 85,55 10.022 89,02
6. Bunut 122 1,11 81 0,72
7. Bandar Petalangan 20 0,18 8 0,07
8. Pangkalan Lesung 33 0,30 32 0,28
9. Bandar Seikijang 15 0,14 12 0,11
10. Pangkalan Kerinci 64 0,58 36 0,32
11. Langgam 71 0,65 74 0,66
12. Ukui 78 0,71 51 0,45
Jumlah 10.966 100,00 11.258 100,00
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Pelalawan, 2009
Berdasarkan tabel tersebut di atas, menunjukkan bahwa realisasi
luas tanam dan luas panen komoditas palawija di Kabupaten Pelalawan
yang berpotensi adalah di Kecamatan Teluk Meranti, yakni sebesar
85,55% luas tanam dan 89,02% luas panen dan potensi yang terendah
adalah di Kecamatan Bandar Seikijang. Sementara realisasi luas tanam
dan luas panen per komoditas dapat dilihat pada Tabel 8.6.
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
Tabel 8. 6. Realisasi Luas Tanam dan Luas Panen Komoditas Palawija Tahun 2008 di Kabupaten Pelalawan
No Komoditas Palawija
Realisasi Luas Tanam Realisasi Luas Panen
Jumlah (ha) Persentase Jumlah (ha) Persentase
1. Jagung 10.584 96,52 10.885 96,69
2. Kedelai 25 0,23 20 0,18
3. Kacang Tanah 75 0,68 75 0,67
4. Kacang Hijau 13 0,12 11 0,10
5. Ubi Kayu 195 1,78 196 1,74
6. Ubi Jalar 64 0,58 64 0,57
7. Talas 10 0,09 7 0,06
Jumlah 10.966 100,00 11.258 100,00
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Pelalawan, 2009
Berdasarkan Tabel 8.6. menunjukkan bahwa potensi luas lahan
tanam dan panen komoditas palawija di Kabupaten Pelalawan yang
dominan adalah komoditas jagung seluas 10.584 ha (96,52%) untuk tanam
dan 10.885 ha (96,69%) luas panen. Sementara realisasi luas tanam dan
panen komoditas palawija yang sedikit adalah komoditas talas. Realisasi
luas tanam dan panen komoditas palawija sebagian besar terdapat di
Kecamatan Teluk Meranti (85,55% luas tanam dan 89,02% luas panen).
Selain Kecamatan Teluk Meranti, juga dapat dikembangkan di Kecamatan
Kuala Kampar dengan realisasi luas tanam 871 ha dan luas panen 715 ha.
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
Gambar 8. 4. Potensi Tanaman Jagung di Kecamatan Teluk Meranti
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
Sasaran tanam palawija Kabupaten Pelalawan pada tahun 2010 adalah
jagung 9.328 ha; kedelai 84 ha; kacang tanah 90 ha; kacang hijau 25 ha;
ubi kayu 247 ha; dan ubi jalar 98 ha. Sementara sasaran dan realisasi
luas panen tanaman palawija di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009
periode bulan Januari – Mei dapat dilihat pada Tabel 8.7.
Tabel 8. 7. Sasaran dan Realisasi Luas Panen Komoditas Palawija Tahun 2009 Periode Januari – Mei
No Komoditas PalawijaLuas Panen (Ha)
Sasaran Realisasi Persentase
1 Jagung 8.420 2.431 28,87
2 Kedelai 49 4 8,16
3 Kacang Tanah 85 29 34,12
4 Kacang Hijau 25 5 20,00
5 Ubi Kayu 238 77 32,35
6 Ubi Jalar 78 22 28,21
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Pelalawan, 2009
8.2.2. Produksi Palawija
Selain bercocok tanam padi ladang, masyarakat juga melakukan
bertanam palawija. Adapun tanaman palawija yang diusahakan
masyarakat di Kabupaten Pelalawan adalah jagung, kedelai, kacang
tanah, kacang hijau, ubi jalar, ubi kayu, dan talas. Untuk mengetahui
perbandingan produksi palawija tahun 2009 terhadap tahun 2008 dapat
dilihat pada tabel 8.8.
Tabel 8. 8. Perbandingan Produksi Komoditas Palawija Kabupaten Pelalawan tahun 2009 terhadap tahun 2008
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
No Komoditas PalawijaProduksi (Ton)
2009 2008 Persentase
1 Jagung 3.606 4.324 83,38
2 Kedelai 4 - -
3 Kacang Tanah 28 32 87,50
4 Kacang Hijau 5 4 125,00
5 Ubi Kayu 657 554 118,59
6 Ubi Jalar 106 135 78,51
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Pelalawan, 2009
Berdasarkan Tabel 8.8 menunjukkan bahwa produksi jagung,
kacang tanah, dan ubi jalar mengalami penurunan, sedangkan produksi
kedelai dan ubi kayu mengalami peningkatan. Sementara sasaran
produksi palawija yang diprogramkan Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Kabupaten Pelalawan pada tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 8.9.
Tabel 8. 9. Sasaran Produksi Palawija Tahun 2010 Kabupaten Pelalawan
No Komoditas Palawija Produksi (ton) Persentase
1 Jagung 19.502 84,70
2 Kedelai 59 0,26
3 Kacang Tanah 83 0,36
4 Kacang Hijau 25 0,11
5 Ubi Kayu 2.731 11,86
6 Ubi Jalar 625 2,71
Jumlah 23.025 100,00
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Pelalawan, 2009
Berdasarkan Tabel 8.9. menunjukkan bahwa sasaran produksi
palawija tahun 2010 di Kabupaten Pelalawan, jagung merupakan salah
satu komoditas yang memiliki potensi pengembangan. Hal ini tidak
terlepas sasaran program pertanian tanaman pangan Kabupaten
Pelalawan adalah komoditas padi dan jagung.
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
8.3. Potensi dan Pengembangan Holtikultura
Tanaman hortikultura berasal dari bahasa Latin yang terdiri dari
dua kata yaitu hortus yang artinya kebun, halaman dan pekarangan dan
cultura yang berarti budidaya. Jadi tanaman hortikultura adalah
tanaman yang dibudidayakan di kebun, di halaman atau di pekarangan.
Secara umum tanaman hortikultura yang diusahakan masyarakat
Kabupaten Pelalawan adalah tanaman buah-buahan dan tanaman sayur-
sayuran. Tanaman ini sangat penting peranannya sebagai sumber gizi
bagi masyarakat dan menambah pendapatan keluarga. Sayur-sayuran
sebagai salah satu bagian dari tanaman hortikultura yang merupakan
makanan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia, karena
tanaman ini mengandung berbagai vitamin dan merupakan sumber
karbohidrat, protein dan mineral.
Pola tanam adalah teknik budidaya dalam mengatur sumber daya
alam dengan memanfaatkan lahan secara optimal untuk mendapatkan
hasil yang maksimal per satuan luas dan per satuan waktu tanpa
mengabaikan pelestarian dan keseimbangan lingkungan. Hal ini berarti
pada suatu lahan pertanian ditanami berbagai jenis tanaman, baik secara
tumpang sari ataupun monokultur sepanjang tahun.
8.3.1. Tanaman Buah-buahan
Tanaman buah-buahan yang ditanam masyarakat di Kabupaten
Pelalawan terdiri dari tanaman buah-buahan tahunan dan tanaman buah-
buahan semusim. Tanaman buah-buahan semusim di Kabupaten
Pelalawan hanya semangka. Sementara tanaman buah-buahan tahunan
adalah alpukat, belimbing, duku, durian, jambu biji, jambu air, jeruk
siam, jeruk besar, mangga, manggis, nangka, nenas, pepaya, pisang,
sambutan, salak, sawo, markisa, dan sirsak.
Tanaman buah-buahan di daerah ini sebagian besar dikembangkan
skala rumah tangga. Untuk mengetahui luas areal tanam dan luas areal
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
menghasilkan tanaman buah semangka dapat dilihat pada tabel 8.10.
Tanaman buah semangka di Kabupaten Pelalawan tersebar di Kecamatan
Kerumutan, Pelalawan, Pangkalan Lesung, Bandar Seikijang, Pangkalan
Kerinci, Langgam, dan Kecamatan Ukui.
Tabel 8. 10. Realisasi Luas Areal Tanam dan Luas Areal Tanaman Produktif Buah Semangka di Kabupaten Pelalawan Tahun 2008
No KecamatanLuas Areal Tanam (Ha) Luas Areal Panen (Ha)
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1. Kerumutan 9 21,95 6 17,65
2. Kuala Kampar 0 0,00 0 0,00
3. Pelalawan 6 14,63 5 14,71
4. Pangkalan Kuras 0 0,00 0 0,00
5. Teluk Meranti 0 0,00 0 0,00
6. Bunut 0 0,00 0 0,00
7. Bandar Petalangan 0 0,00 0 0,00
8. Pangkalan Lesung 2 4,88 2 5,88
9. Bandar Seikijang 9 21,95 5 14,71
10. Pangkalan Kerinci 1 2,44 2 5,88
11. Langgam 12 29,27 12 35,29
12. Ukui 2 4,88 2 5,88
Jumlah 41 100,00 34 100,00
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Pelalawan, 2009
Luas areal tanam dan luas areal panen buah semangka sebagian
besar terdapat di Kecamatan Langgam, yakni seluas 12 ha. Kemudian
diikuti kecamatan Kerumutan, Bandar Seikijang, Pelalawan, Pangkalan
Kerinci dan Kecamatan Ukui. Sementara untuk mengetahui luas areal
tanam dan luas areal menghasilkan tanaman buah-buahan tahunan di
Kabupaten Pelalawan dapat dilihat pada tabel 8.11.
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
Tabel 8. 11. Realisasi Luas Areal Tanam dan Luas Areal Tanaman Produktif Buah-buahan Tahunan di Kabupaten Pelalawan Tahun 2008
No Kecamatan
Luas Areal Tanam (pohon/rumpun)
Luas Areal Produktif (pohon/rumpun)
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1. Kerumutan 153 0,70 97510 22,73
2. Kuala Kampar 867 3,94 3740 0,87
3. Pelalawan 2867 13,03 13068 3,05
4. Pangkalan Kuras 3661 16,64 164087 38,25
5. Teluk Meranti 8 0,04 19995 4,66
6. Bunut 1531 6,96 24238 5,65
7. Bandar Petalangan 4368 19,85 9388 2,19
8. Pangkalan Lesung 20 0,09 29254 6,82
9. Bandar Seikijang 277 1,26 7468 1,74
10. Pangkalan Kerinci 298 1,35 1252 0,29
11. Langgam 5040 22,90 56914 13,27
12. Ukui 2915 13,25 2120 0,49
Jumlah 22.005 100,00 429034 100,00
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Pelalawan, 2009
Berdasarkan tabel 8.11 menunjukkan bahwa luas areal tanam buah-
buahan tahunan di Kabupaten Pelalawan sebagian besar terdapat di
Kecamatan Langgam 22,90%; Kecamatan Kecamatan Bandar Petalangan
19,85%; Pangkalan Kuras 16,64%; Kecamatan Ukui 13,25%; dan
Kecamatan Pelalawan 13,03%. Sementara realisasi luas areal tanaman
produktif buah-buahan tahunan sebagian besar terdapat di Kecamatan
Pangkalan Kuras sebanyak 164.087 pohon/rumpun (38,25%); di
Kecamatan Kerumutan sebanyak 97.510 pohon/rumpun (22,73%); dan
Kecamatan Langgam sebanyak 56.914 pohon/rumpun (13,27%).
Kecamatan yang memiliki luas areal tanaman produktif buah-buahan
tahunan yang paling sedikit adalah Kecamatan Ukui, yakni sebanyak
2.120 pohon/rumpun (0,49%).
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
Luas areal tanam dan areal tanaman produktif per tanaman buah-
buahan tahunan di Kabupaten Pelalawan dapat dilihat pada Tabel 8.12.
Tabel 8. 12. Realisasi Luas Areal Tanam dan Luas Areal tanaman Produktif Tanaman Buah-buahan di Kabupaten Pelalawan Tahun 2008
No Buah-buahan
Luas Areal Tanam (pohon/rumpun)
Luas Areal Produktif (pohon/rumpun)
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1. Alpukat 574 2,61 1.916 0,45
2. Belimbing 30 0,14 1.813 0,42
3. Duku 162 0,74 669 0,16
4. Durian 878 3,99 5.930 1,38
5. Jambu Biji 37 0,17 5.911 1,38
6. Jambu Air 1.532 6,96 4.298 1,00
7. Jeruk Siam 83 0,38 23.821 5,55
8. Jeruk Besar 15 0,07 596 0,14
9. Mangga 1.537 6,98 8.412 1,96
10. Manggis 6.265 28,47 2.570 0,60
11. Nangka 119 0,54 14.002 3,26
12. Nenas 970 4,41 53.992 12,58
13. Pepaya 695 3,16 12.540 2,92
14. Pisang 1.687 7,67 228.246 53,20
15. Rambutan 414 1,88 56.713 13,22
16. Salak 5.320 24,18 3.686 0,86
17. Sawo 1.608 7,31 2.921 0,68
18. Markisa 0 0,00 80 0,02
19. Sirsak 79 0,36 918 0,21
Jumlah 22.005 100,00 429.034 100,00
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Pelalawan, 2009
Berdasarkan Tabel 8.12. menunjukkan bahwa luas areal tanam
tanaman buah-buahan yang terbanyak adalah tanaman manggis sebanyak
6.265 pohon/rumpun atau 28,47% dan tanaman salak sebanyak 5.320
pohon/rumpun atau 24,18%. Sementara jika dilihat dari realisasi luas
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
areal produktif tanaman buah-buahan yang terbanyak adalah tamanan
pisang sebanyak 228.246 pohon/rumpun atau 53,20% dan tanaman
rambutan sebanyak 56.713 pohon/rumpun atau 13,22%. Untuk tanaman
pisang yang produktif sebagian besar (56,34%) berasal dari Kecamatan
Pangkalan Kuras dan tanaman rambutan (76,26%) berasal dari Kecamatan
Langgam.
Realisasi luas areal tanam dan luas areal tanaman produktif yang
menghasilkan tanaman buah-buahan akan berkorelasi dengan tingkat
produksi tanaman buah-buahan tersebut. Untuk mengetahui produksi
tanaman buah-buahan per kecamatan di Kabupaten Pelalawan dapat
dilihat pada Tabel 8.13.
Tabel 8. 13. Produksi Tanaman Buah-buahan (Kuintal) per Kecamatan di Kabupaten Pelalawan Tahun 2008
No KecamatanProduksi Tanaman
Buah-Buahan (Kuintal) Persentase
(%)1. Kerumutan 3840 9,802. Kuala Kampar - 0,003. Pelalawan - 0,004. Pangkalan Kuras 29841 76,195. Teluk Meranti 878 2,246. Bunut - 0,007. Bandar Petalangan - 0,008. Pangkalan Lesung 4048 10,349. Bandar Seikijang - 0,0010. Pangkalan Kerinci - 0,0011. Langgam 261 0,6712. Ukui 299 0,76
Jumlah 39167 100,00Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Pelalawan, 2009
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
Berdasarkan Tabel 8.13 menunjukkan bahwa produksi tanaman
buah-buahan Kabupaten Pelalawan pada tahun 2008 sebesar 39.167
kuintal. Produksi buah-buahan tersebut berasal dari 6 (enam)
kecamatan, yakni Kecamatan Pangkalan Kuras (76,19%); Kecamatan
Pangkalan Lesung (10,34%); Kecamatan Kerumutan (9,80%); Kecamatan
Teluk Meranti (2,24%); Kecamatan Ukui (0,76%); dan Kecamatan Langgam
(0,67%). Sementara jika dilihat dari variasi tanaman buah-buahan, maka
Kecamatan Kerumutan dan Kecamatan Pangkalan Kuras merupakan
sentra tanaman buah-buahan ( masing-masing terdapat 13 jenis tanaman
buah-buahan). Adapun jenis tanaman buah-buahan yang menghasilkan di
Kecamatan Kerumutan adalah alpukat, belimbing, duku, jambu biji,
jambu air, jeruk siam, mangga, nangka, nenas, pepaya, pisang, salak
dan sawo. Jenis produksi tanaman buah-buahan di Kecamatan Pangkalan
Kuras adalah belimbing, durian, jambu biji, jambu air, jeruk siam,
mangga, nangka, pepaya, pisang, rambutan, salak, sawo, dan sirsak.
Jenis tanaman buah-buahan yang terdapat di Kecamatan Pangkalan
Lesung adalah belimbing, jambu biji, jambu air, nangka, nenas, pepaya,
pisang, rambutan, sawo, dan sirsak.
Sementara jenis tanaman buah-buahan yang terdapat di
Kecamatan Teluk Meranti sebanyak 12 jenis, yakni buah belimbing,
durian, jambu biji, jambu air, mangga, nangka, nenas, pepaya, pisang,
rambutan, sawo, dan sirsak. Kemudian jenis tanaman buah-buahan yang
terdapat di Kecamatan Langgam sebanyak 9 jenis, yakni buah alpukat,
belimbing, nangka, nenas, pepaya, pisang, salak, sawo, dan buah sirsak.
Di Kecamatan Ukui terdapat 6 (enam) jenis tanaman buah-buahan, yakni
buah alpukat, belimbing, jambu biji, jambu air, jeruk siam dan buah
nangka. Untuk mengetahui produksi tanaman buah-buahan di Kabupaten
Pelalawan dapat dilihat pada tabel 8.14.
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
Tabel 8. 14.Produksi Tanaman Buah-Buahan (Kuintal) Di Kabupaten Pelalawan Tahun 2008
No Buah-Buahan Produksi (Kuintal Persentase (%)
1. Alpukat 290 0,74
2. Belimbing 326 0,83
3. Duku 125 0,32
4. Durian 52 0,13
5. Jambu Biji 357 0,91
6. Jambu Air 488 1,25
7. Jeruk Siam 612 1,56
8. Jeruk Besar 0 0,00
9. Mangga 307 0,78
10. Manggis 0 0,00
11. Nangka 2.336 5,96
12. Nenas 659 1,68
13. Pepaya 343 0,88
14. Pisang 26.487 67,63
15. Rambutan 6.563 16,76
16. Salak 14 0,04
17. Sawo 118 0,30
18. Markisa 0 0,00
19. Sirsak 90 0,23
Jumlah 39.167 100,00
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Pelalawan, 2009
Berdasarkan Tabel 8.14. menunjukkan bahwa produksi tanaman
buah-buahan yang terbanyak adalah tanaman buah pisang, yakni
sebanyak 26.487 kuintal (67,63%), kemudian diikuti oleh tanaman
rambutan sebanyak 6.653 kuintal (16,76%) dan nangka sebanyak 2.336
kuintal atau 5,96 %.
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
8.3.2. Tanaman Sayur-sayuran
Tanaman sayur-sayuran yang diusahakan oleh petani di Kabupaten
Pelalawan terdari dua jenis, yakni tanaman sayuran tahunan (sukun,
melinjo, petai, jengkol) dan tanaman sayuran musiman (kacang panjang,
cabe besar, cabe rawit, terung, ketimun, kangkung, dan bayam). Untuk
mengetahui realisasi luas areal tanam tanaman sayuran tahunan di
Kabupaten Pelalawan dapat dilihat pada tabel 8.15.
Tabel 8. 15. Realisasi Luas Areal Tanam Tanaman Sayuran Tahunan Di Kabupaten Pelalawan pada Tahun 2008
No Kecamatan Tanaman Sayuran Tahunan (pohon)
Sukun Melinjo
Petai Jengkol
Jumlah (pohon)
1. Kerumutan - - 6 10 16
2. Kuala Kampar - - 8 - 8
3. Pelalawan 592 - - - 592
4. Pangkalan Kuras 250 - 275 1.275 1.800
5. Teluk Meranti - - - - -
6. Bunut 75 - - - 75
7. Bandar Petalangan 225 - - - 225
8. Pangkalan Lesung - - - - -
9. Bandar Seikijang 10 - - - 10
10. Pangkalan Kerinci - - - 2 2
11. Langgam - - - - -
12. Ukui 454 130 30 110 724
Jumlah 1.606 130 319 1.397 3.452
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Pelalawan, 2009
Berdasarkan Tabel 8.15. menunjukkan bahwa luas areal tanam
tanaman sayuran tahunan di Kabupaten Pelalawan sebanyak 3.452 pohon
(46,52 % tanaman sukun; 40,47% tanaman jengkol; 9,24% tanaman petai;
dan 3,77% tanaman melinjo). Berdasarkan lokasi, Kecamatan Pangkalan
Kuras memiliki luas areal tanam tanaman sayuran tahunan terbanyak
dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Sementara kecamatan yang
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
tidak memiliki areal tanam tanaman sayuran tahunan adalah Kecamatan
Teluk Meranti, Pangkalan Lesung dan Kecamatan Langgam. Kemudian
untuk melihat realisasi luas areal tanaman produktif tanaman sayuran
tahunan di Kabupaten Pelalawan dapat dilihat pada Tabel 8.16.
Tabel 8. 16. Realisasi Luas Areal Tanaman Produktif yang Menghasilkan Tanaman Sayuran Tahunan Di Kabupaten Pelalawan pada Tahun 2008
No Kecamatan
Tanaman Sayuran Tahunan (pohon)
Sukun Melinjo
Petai Jengkol
Jumlah (pohon)
Persentase
( % )
1. Kerumutan - - 320 310 630 11,23
2. Kuala Kampar 5 6 20 - 31 0,55
3. Pelalawan 10 74 - 94 178 3,17
4. Pangkalan Kuras 67 575 - 559 1201 21,41
5. Teluk Meranti 3 - 6 50 59 1,05
6. Bunut - 10 10 - 20 0,36
7. Bandar Petalangan 10 36 13 184 243 4,33
8. Pangkalan Lesung 52 136 1.125 220 1533 27,33
9. Bandar Seikijang 176 - - - 176 3,14
10. Pangkalan Kerinci - - - 225 225 4,01
11. Langgam 124 191 142 356 813 14,49
12. Ukui 110 170 60 160 500 8,91
Jumlah 557 1.198 1.696 2.158 5.609 100,00
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Pelalawan, 2009
Tabel 8.16 menunjukkan bahwa luas areal tanaman produktif yang
menghasilkan tanaman sayuran tahunan di Kabupaten Pelalawan
sebanyak 5.609 pohon (38,47% tanaman jengkol; 30,24% tanaman petai;
21,36% tanaman melinjo; dan 9,93 % tanaman sukun). Berdasarkan
lokasi, bahwa Kecamatan Pangkalan Lesung memiliki luas areal tanaman
produktif yang menghasilkan tanaman sayuran tahunan yang terbanyak
(27,33%) dibandingkan dengan kecamatan lainnya.
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
Realisasi luas areal tanam sayuran musiman pada tahun 2008 di
Kabupaten Pelalawan mencapai 1.036 ha, yakni sayur kacang panjang
seluas 173 ha (16,70%); cabe besar 97 ha (9,36%); cabe rawit 105 ha
(10,14%); terung 95 ha (9,17%); ketimun 266 ha (25,68%); kangkung 155
ha (14,96%); dan sayuran bayam seluas 145 ha atau 14,00% (Tabel 8.17).
Tabel 8. 17. Realisasi Luas Areal Tanam Sayuran Semusim Tahun 2008 di Kabupaten Pelalawan
No Sayuran Semusim Jumlah (ha) Persentase (%)
1. Kacang Panjang 173 16,70
2. Cabe Besar 97 9,36
3. Cabe Rawit 105 10,14
4. Terung 95 9,17
5. Ketimun 266 25,68
6. Kangkung 155 14,96
7. Bayam 145 14,00
Jumlah 1.036 100,00Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Pelalawan, 2009
Berdasarkan lokasi, bahwa potensi areal luas tanam sayuran
semusim sebagian besar terdapat di Kecamatan Pelalawan seluas 180 ha
(17,37%), Kecamatan Ukui seluas 144 ha (13,90%); dan Kecamatan
Kerumutan seluas 129 ha (12,45%). Sementara potensi areal luas tanam
sayuran semusim yang terendah terdapat di Kecamatan Bandar Seikijang,
yakni seluas 46 ha atau 4,44 % (Tabel 8.18).
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
Tabel 8. 18. Realisasi Luas Areal Tanam Sayuran Semusim Tahun 2008 per Kecamatan di Kabupaten Pelalawan
No Kecamatan Sayuran Semusim (ha)
KP CB CR TR KT KK BYJumlah
(ha)
1. Kerumutan 20 9 14 20 20 24 22 129
2. Kuala Kampar 13 14 13 6 8 12 12 78
3. Pelalawan 11 6 9 2 140 6 6 180
4. Pangkalan Kuras 15 13 0 7 6 10 5 56
5. Teluk Meranti 10 2 7 4 8 9 9 49
6. Bunut 8 4 19 9 6 11 9 66
7. Bandar Petalangan 10 3 5 6 8 12 12 56
8. Pangkalan Lesung 11 5 2 5 10 11 12 56
9. Bandar Seikijang 12 5 5 7 6 6 5 46
10. Pangkalan Kerinci 15 8 7 9 15 15 16 85
11. Langgam 22 8 8 6 10 20 16 91
12. Ukui 26 20 15 14 29 19 21 144
Jumlah 173 97 105 95 266 155 145 1.036
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Pelalawan, 2009Keterangan : KP = Kacang Panjang; CB = Cabe Besar; CR = Cabe Rawit; TR = Terung;
KT = Ketimun; KK = Kangkung; BY = Bayam.
Realisasi luas panen sayuran semusim di Kabupaten Pelalawan
menunjukkan bahwa luas areal panen sayuran ketimun terluas (260
ha/25,17%) dibandingkan dengan tanaman sayuran lainnya, yakni kacang
panjang seluas 166 ha atau 16,07%; kangkung seluas 161 ha (15,59 %);
bayam seluas 152 ha (14,71%); cabe rawit seluas 103 ha (9,97%); terung
seluas 97 ha (9,39%); dan luas areal panen sayuran cabe besar 94 ha atau
9,10% (Tabel 8.19).
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
Tabel 8. 19. Realisasi Luas Areal Panen Sayuran Semusim Tahun 2008 di Kabupaten Pelalawan
No Sayuran Semusim Jumlah (ha) Persentase (%)
1. Kacang Panjang 166 16,07
2. Cabe Besar 94 9,10
3. Cabe Rawit 103 9,97
4. Terung 97 9,39
5. Ketimun 260 25,17
6. Kangkung 161 15,59
7. Bayam 152 14,71
Jumlah 1.033 100,00Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Pelalawan, 2009
Produksi sayuran tahunan di Kabupaten Pelalawan pada tahun
2008 sebanyak 2.390 kuintal yang terdiri dari jengkol 2.200 kuintal
(92,05%); petai 162 kuintal (6,78 %); sukun 15 kuintal (0,63%); dan
Melinjo 13 kuintal (0,54%). Sementara berdasarkan lokasi, bahwa
tanaman sayuran tahunan di Kabupaten Pelalawan dihasilkan oleh lima
kecamatan, yakni Kecamatan Pangkalan Lesung 1.414 kuintal (59,16%);
Kecamatan Kerumutan 615 kuintal (25,73%); Kecamatan Pangkalan Kuras
324 kuintal (13,56%); Kecamatan Langgam 33 kuintal (1,38%); dan
Kecamatan Teluk Meranti 4 kuintal atau 0,17% (Tabel 8.20).
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
Tabel 8. 20. Produksi Tanaman Sayuran Tahunan (Kuintal) Per Kecamatan Di Kabupaten Pelalawan pada Tahun 2008
No Kecamatan
Tanaman Sayuran Tahunan (Kuintal)
Sukun Melinjo
Petai Jengkol Jumlah (kuintal)
Persentase
( % )
1. Kerumutan - - 150 465 615 25,73
2. Kuala Kampar - - - - - 0,00
3. Pelalawan - - - - - 0,00
4. Pangkalan Kuras 4 - - 320 324 13,56
5. Teluk Meranti 2 - - 2 4 0,17
6. Bunut - - - - - 0,00
7. Bandar Petalangan - - - - - 0,00
8. Pangkalan Lesung - 1 - 1.413 1.414 59,16
9. Bandar Seikijang - - - - - 0,00
10. Pangkalan Kerinci - - - - - 0,00
11. Langgam 9 12 12 - 33 1,38
12. Ukui - - - - - 0,00
Jumlah 15 13 162 2.200 2.390 100,00
Persentase (%) 0,63 0,54 6,78 92,05 100,00
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Pelalawan, 2009
8.4. Potensi dan Pengembangan Tanaman Obat-obatan
Kabupaten Pelalawan selain memiliki potensi padi, palawija, dan
holtikultura, juga memiliki potensi tanaman obat-obatan. Tanaman obat-
obatan di Kabupaten Pelalawan terdapat sebanyak 15 jenis tanaman
obat-obatan, yakni tanaman jahe, laos, kencur, kunyit, lempuyung, temu
lawak, temu ireng, temu kunci, dlingo kapulaga, mengkudu, mahkota
dewa, kejibiling, sambi loto, dan lidah buaya. Tanaman obat-obatan
tersebut tersebar di 11 kecamatan, Kecamatan Kerumutan yang tidak
memiliki potensi tanaman obat tersebut. Untuk mengetahui realisasi
tanam dan panen tanaman obat-obatan di Kabupaten Pelalawan dapat
dilihat pada tabel 8.21.
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
Tabel 8. 21. Realisasi Luas Areal Tanam dan Luas Areal Panen Tanaman Obat-obatan di Kabupaten Pelalawan Tahun 2008
No Obat-obatanLuas Areal Tanam ( M2 ) Luas Areal Panen ( M2 )
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1. Jahe 7.309 18,15 19.806 15,79
2. Laos 7.548 18,74 24.414 19,46
3. Kencur 8.867 22,02 25.072 19,99
4. Kunyit 10.706 26,59 35.755 28,50
5. Lempuyung 3.874 9,62 5.641 4,50
6. Temu Lawak 531 1,32 2.351 1,87
7. Temu Ireng 14 0,03 2.852 2,27
8. Temu Kunci 11 0,03 540 0,43
9. Dlingo 102 0,25 1.025 0,82
10. Kapulaga 6 0,01 23 0,02
11. Mengkudu 250 0,62 417 0,33
12. Mahkota Dewa 514 1,28 150 0,12
13. Kejibeling 435 1,08 4.245 3,38
14. Sambi Loto 0 0,00 3.100 2,47
15. Lidah Buaya 100 0,25 62 0,05
Jumlah 40.267 100,00 125.453 100,00
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Pelalawan, 2009
Berdasarkan Tabel 8.21 menunjukkan bahwa realisasi luas areal
tanam dan areal panen tanaman obat-obatan adalah 42.267 M2 dan
125.453 M2. Dari luas areal tersebut, tanaman obat-obatan yang memiliki
luas di atas 10% adalah tanaman jahe, laos, kencur dan kunyit.
Sementara lokasi dan luas areal penyebaran tanaman obat-obatan di
Kabupaten Pelalawan dapat dilihat pada Tabel 8.22.
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
Tabel 8. 22. Realisasi Luas Areal Tanam dan Areal Panen Tanaman Obat-obatan Per Kecamatan di Kabupaten Pelalawan Tahun 2008
No KecamatanLuas Areal Tanam ( M2 ) Luas Areal Panen ( M2 )
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1. Kerumutan - 0,00 - 0,00
2. Kuala Kampar 505 1,25 1.000 0,85
3. Pelalawan 1.227 3,05 179 0,15
4. Pangkalan Kuras 402 1,00 - 0,00
5. Teluk Meranti 2.500 6,21 2.000 1,69
6. Bunut 1.732 4,30 26.630 22,56
7. Bandar Petalangan 146 0,36 9.095 7,70
8. Pangkalan Lesung 140 0,35 75 0,06
9. Bandar Seikijang 2.100 5,22 3.000 2,54
10. Pangkalan Kerinci 3.375 8,38 11.755 9,96
11. Langgam 425 1,06 4.844 4,10
12. Ukui 27.550 68,42 59.468 50,38
Jumlah 40.267 100,00 118.046 100,00
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Pelalawan, 2009
Realisasi luas areal tanam dan areal panen tanaman obat-obatan
sebagian besar (68,42 % dan 50,38%) berasal dari Kecamatan Ukui,
sehingga daerah ini merupakan sentra pengembangan tanaman obat-
obatan di Kabupaten Pelalawan. Selain Kecamatan Ukui, juga di
Kecamatan Bunut, Pangkalan Kerinci, dan Bandar Petalangan memiliki
potensi luas areal tanam dan panen tanaman obat-obatan.
Dari 15 jenis tanaman obat-obatan di Kabupaten Pelalawan, hanya
7 jenis saja yang terealisasi produksi tanaman obat-obatan. Ketujuh
jenis tanaman obat-obatan tersebut adalah jahe, laos, kencur, kunyit,
lempuyang, temu lawak dan temu ireng. Untuk mengetahui realisasi
produksi tanaman obat-obatan tersebut dapat dilihat pada Tabel 8.23.
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
Tabel 8. 23. Realisasi Produksi Tanaman Obat-obatan Kabupaten Pelalawan Tahun 2008 (Kg).
No Obat-obatan Produksi (Kg) Persentase (%)
1. Jahe 4.231 16,70
2. Laos 5.542 21,87
3. Kencur 3.600 14,21
4. Kunyit 8.107 31,99
5. Lempuyang 1.100 4,34
6. Temu Lawak 260 1,03
7. Temu Ireng 2.500 9.87
Jumlah 25.340 100,00
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Pelalawan, 2009
Berdasarkan Tabel 8.23 menunjukkan bahwa produksi tanaman
obat-obatan yang terbanyak adalah tanaman kunyit sebanyak 8.107 kg
(31,99%). Kemudian diikuti oleh tanaman laos 5.542 kg (21,87%); jahe
4.231 kg (16,70%); Kencur 3.600 kg (14,21%); Temu Ireng 2.500 kg
(9,87%); Lempuyang 1.100 kg (4,34%); dan Temu Lawak 260 kg (1,03%).
Produksi tanaman obat-obatan tersebut tersebar di 6 (enam) kecamatan,
yakni Kecamatan Ukui sebanyak 17.660 kg (69,69%); Kecamatan Bunut
4.230 kg (16,69%); Kecamatan Teluk Meranti 1.500 kg (5,92%);
Kecamatan Langgam 1.425 kg (5,62%); Kecamatan Pangkalan Lesung 285
kg (1,12%); dan Kecamatan Bandar Petalangan 240 kg (0,95%).
8.5. Kendala dan Pengembangan Pertanian Tanaman Pangan
Secara kendala/permasalahan pengembangan pertanian tanaman
pangan di Kabupaten Pelalawan adalah (a) Ketersediaan lahan dan air,
degradasi dan laju konversi lahan; (b) Infrastruktur dan jaringan irigasi
masih terbatas; (c) jumlah dan kemampuan SDM kurang; (d) sarana dan
fasilitas pendukung kerja belum memadai; (e) Sosio kultur masyarakat
daerah yang sebagian masih belum termotivasi untuk bertani/terjun
dibidang pertanian tanaman pangan dan holtikultura; (f) Tingkat adopsi
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
petani terhadap teknologi masih rendah; (g) Kelembagaan petani masih
lemah; (h) Tingginya kehilangan hasil panen; (i) Sistem perencanaan,
keakuratan dan kelengkapan data/informasi masih kurang baik; dan (j)
Dampak fenomena iklim dan gangguan OPT.
Berdasarkan potensi dan pengembangan pertanian tanaman
pangan yang telah diuraikan di atas dapat diuraikan pengembangan
pertanian tanaman pangan sebagai berikut:
Berdasarkan realisasi areal tanam dan areal panen bahwa
pengembangan padi sawah dapat dilanjutkan dan dikembangkan di
Kecamatan Kuala Kampar, Teluk Meranti, Kerumutan, dan Kecamatan
Pelalawan. Realisasi luas tanam dan panen komoditas palawija sebagian
besar terdapat di Kecamatan Teluk Meranti (85,55% luas tanam dan
89,02% luas panen). Selain Kecamatan Teluk Meranti, juga dapat
dikembangkan di Kecamatan Kuala Kampar dengan realisasi luas tanam
871 ha dan luas panen 715 ha.
Rancangan lokasi peningkatan IP 200 di Kabupaten Pelalawan
terfokus di Kecamatan Teluk Meranti, Kuala Kampar, Pangkalan Kuras,
Bunut dan Kecamatan Kerumutan (Tabel 8.24).
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
Tabel 8. 24. Rancangan Lokasi Peningkatan IP 200 Kabupaten Pelalawan
No Kecamatan Desa Jumlah (ha)
1. Teluk Meranti 1. Pulau Muda
2. Pangkalan Terap
3. Teluk Binjai
4. Kl Panduk
5. Teluk Meranti
100
50
100
100
50
2. Kuala Kampar 1. Sei Solok
2. Sei Upih
3. Teluk Bakau
1000
1200
50
3. Pangkalan Kuras Betung 75
4. Bunut Petani 75
5. Kerumutan Kerumutan 50
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Pelalawan, 2009
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa rancangan lokasi
peningkatan IP 200 di Kabupaten Pelalawan sebagian besar di arahkan di
Kecamatan Kuala Kampar dan Kecamatan Teluk Meranti. Sementara
rencana lokasi rehabilisasi sawah terlantar di Kabupaten Pelalawan
terkonsentrasi di empat kecamatan, yakni Kecamatan Teluk Meranti,
Kuala Kampar, Pangkalan Lesung dan Kecamatan Pangkalan Kuras. Untuk
mengetahui lokasi rehabilisasi sawah terlantar di Kabupaten Pelalawan
dapat dilihat pada Tabel 8.25.
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
Tabel 8. 25. Lokasi Rehabilitasi Sawah Terlantar di Kabupaten Pelalawan
No Kecamatan Desa Jumlah (ha)
1. Teluk Meranti 1. Pulau Muda
2. Pangkalan Terap
500
100
2. Kuala Kampar 1. Serapung
2. Teluk Bakau
3. Teluk Beringin
140
437
250
3. Pangkalan Lesung 1. Tanjung Kuyo
2. Genduang
200
50
4. Pangkalan Kuras Betung 50
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Pelalawan, 2009
Sementara rancangan lokasi cetak sawah baru di Kabupaten
Pelalawan terdapat di Kecamatan Teluk Meranti, Kecamatan Pangkalan
Kuras dan Kecamatan Bunut. Adapun luas rencana mencetak atau
membuka sawah baru dapat dilihat pada Tabel 8.26.
Tabel 8. 26. Rancangan Lokasi Cetak Sawah Baru di Kabupaten Pelalawan
No Kecamatan Desa Jumlah (ha)
1. Teluk Meranti 1. Teluk Meranti
2. Teluk Binjai
3. Pangkalan Terap
250
190
30
2. Kuala Kampar 4. Serapung
5. Teluk Bakau
6. Teluk Beringin
140
437
250
3. Pangkalan Kuras Betung 60
4. Bunut Lubuk Mandian Gajah 125
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Pelalawan, 2009
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
Sedangkan rancangan lokasi PAT padi (IP 100) di Kabupaten Pelalawan di
arahkan di Kecamatan Kuala Kampar, yakni di Desa Sei Solok seluas 100
ha dan Desa Sei Upih seluas 100 ha. Sementara rancangan pengembangan
tanaman jagung IP 200 (tanam 2 kali) di arahkan di Kecamatan Teluk
Meranti dan tanaman jagung IP 100 di arahkan di Kecamatan Kuala
Kampar (Tabel 8.27).
Tabel 8. 27. Rancangan Pengembangan Tanaman Jagung
No Kecamatan Desa Jumlah (ha)
1. Teluk Meranti 1. Gambut Mutiara
2. Labuhan Bilik
3. Segamai
50
50
50
2. Kuala Kampar 1. Teluk Beringin
2. Teluk Bakau
3. Teluk
50
50
50
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Pelalawan, 2009
Selain pengembangan padi dan jagung, pemerintah daerah
Kabupaten Pelalawan melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan telah
merancang lokasi program sejuta buah pada tahun 2010. Program
pengembangan ini diarahkan dilima kecamatan, yakni kecamatan Kuala
Kampar sebanyak 6000 batang, Kecamatan Teluk Meranti 5000 batang,
Kecamatan Bunut 2000 batang, Kecamatan Bandar Seikijang 5000 batang
dan Kecamatan Kerumutan 1000 batang (Tabel 8.28).
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
Tabel 8. 28. Rancangan Lokasi Program Sejuta Buah 2010
No Kecamatan Desa Jumlah (batang)
1. Kuala Kampar 1. Teluk
2. Teluk Dalam
3. Teluk Beringin
4. Teluk Bakau
5. Tanjung Sum
6. Sei Solok
1000
1000
1000
1000
1000
1000
2. Teluk Meranti 1. Teluk Meranti
2. Kuala Panduk
3. Teluk Binjai
4. Gambut Mutiara
5. Pulau Muda
1000
1000
1000
1000
1000
3. Bunut 1. Sei Buluh
2. Lubuk Mas
1000
1000
4. Bandar Seikijang 1. Kiyab Jaya
2. Lubuk Ogung
3. Seikijang
4. Simpang Beringin
5. Muda Setia
1000
1000
1000
1000
1000
5. Kerumutan 1. Mak Teduh 1000
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Pelalawan, 2009
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
Rencana pengembangan holtikultura di Kabupaten Pelalawan meliputi
tanaman salak pondoh, jeruk manis, tanaman sela durian, aneka
tanaman sayuran dan sayuran pola hamparan. Untuk mengetahui
rancangan lokasi pengembangan holtikultura di Kabupaten Pelalawan
dapat dilihat pada Tabel 8.29.
Tabel 8. 29. Rancangan Lokasi Pengembangan Holtikultura
No Komoditi Kecamatan Desa Luas (ha)
1 Salak Pondoh Bandar petalangan
Pangkalan Kerinci
Lubuk Keranji
Pkl Kerinci Timur
5
2
2 Jeruk Manis Kuala Kampar Sei Upih
Sei Solok
2
2
3 Tanaman Sela Durian Kuala Kampar Teluk Beringin 5
4 Aneka Tanaman Sayuran Bandar Seikijang
Bunut
Kiyab Jaya
Pangkalan Bunut
1
1
5 Sayuran Pola Hamparan Bandar Seikijang
Ukui
Langgam
Pangkalan Kuras
Kiyab Jaya
Lubuk Ogung
Ukui
Langgam
Sorek Satu
0,5
1
0,5
1
1
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Pelalawan, 2009
Selain pengembangan holtikultura, dinas pertanian tanaman
pangan juga melakukan pemeliharaan holtikultura yang mencakup salak
pondoh tahun II, manggis tahun II, durian tahun I, kebun dinas dan kebun
plasma nutfah (Tabel 8.30).
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
Tabel 8. 30. Lokasi Pemeliharaan Holtikultura di Kabupaten Pelalawan
No Komoditi Kecamatan Desa Luas (ha)1 Salak Pondoh Tahun II Bandar petalangan Lubuk Keranji 102 Manggis Tahun II Langgam Segati 593 Durian Tahun I Bunut
Kuala Kampar
KriungMerbauTeluk Beringin
24630
4 Kebun Dinas LanggamPelalawan Bunut
Tambak Lalang KabungBalam Merah
531
5 Kebun Plasma Nutfah Pangkalan Kerinci Pangkalan Kerinci Barat
5
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Pelalawan, 2009
Dalam pengembangan pertanian tanaman pangan seperti di atas juga
dibarengi dengan dukungan sarana prasarana pengembangan. Dukungan sarana
prasarana yang dimaksud adalah tata air mikro, hand tractor, dan corn sheller.
Untuk mengetahui dukungan sarana prasarana dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 8. 31. Dukungan Sarana Prasarana Pengembangan Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Pelalawan
No Kecamatan Desa Tata Air Mikro
Hand Tractor
Corn Sheller
1 Teluk Meranti 1. Pulau Muda
2. Pkl Terap3. Teluk
Binjai4. Kl Panduk5. Teluk
Meranti6. Labuhan
Bilik
20050-100100
43442
3
3
2. Kuala Kampar 1. Sei Solok 2. Sei Upih 3. Tlk Bakau4. Teluk 5. Tlk Dalam6. Serapung
500500---300
40482
22
3. Pangkalan Kuras Betung - 3 -4. Kerumutan Tanjung Kuyo 100
Jumlah 1850 109 10
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Pelalawan, 2009
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
8.6. Kebijakan Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Pelalawan
Dalam pengembangan pertanian tanaman pangan di Kabupaten
Pelalawan, terdapat beberapa peluang untuk pengembangan pertanian
tanaman pangan. Adapun peluang yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a) Potensi pengembangan lahan pangan masih sangat besar untuk
diusahakan (lahan basah untuk padi sawah masih ada 25.150 ha lagi
dan lahan kering seluas 20.520 ha.
b) Berdasarkan hasil kajian BPTP Riau pada tahun 2006 terhadap
kesesuaian lahan menunjukkan bahwa banyak wilayah yang cocok
untuk pengembangan 9 komoditi tanaman buah-buahan.
c) Peningkatan Provitas (senjang hasil antara petani dengan hasil
penelitian).
d) Alokasi dana pembangunan yang cukup besar, didukung concern
pemerintah daerah untuk mewujudkan pertanian yang unggul dalam
kerangka otonomi daerah yang berfokus pada percepatan
pembangunan pertanian dan pemberdayaan melalui ekonomi
kerakyatan.
Tujuan pembangunan pertanian tanaman pangan Kabupaten
Pelalawan adalah (a) Meningkatkan produksi beras hingga mampu
swasembada beras lestari sebagai wujud dari kemandirian pangan; (b)
Tercapainya pengembangan holtikultura dan terbentuknya sentra buah-
buahan unggulan; (c) Berkembangnya kebun koleksi dan plasma nutfah
dinas dengan sarana prasarana dan teknologi yang memadai; dan (d)
Meningkatnya kemampuan penunjang untuk mempercepat pencapaian
target yang ditetapkan. Sedangkan sasaran pembangunan pertanian
tanaman pangan Kabupaten Pelalawan adalah sebagai berikut:
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
a) Tercapainya swasembada beras yang berkelanjutan dengan capaian
20% dari konsumsi beras (surplus 8000 ton);
b) Tercapainya gerakan tanam sejuta buah hingga 50% (500.000 batang)
dan terbentuknya sentra manggis 400 ha dan durian 500 ha;
c) Tercapainya tanaman kebun koleksi sebanyak 135 jenis (60 jenis
tanaman langka) dengan jumlah tanaman tersedia 7500 batang; dan
d) Tercukupnya jumlah tenaga PPL, POPT PHP, kendaraan penyuluh,
infrastruktur dan alsintan.
Strategi pengembangan pertanian tanaman pangan di Kabupaten
Pelalawan adalah (a) Peningkatan produktivitas; (b) Perluasan areal
tanam; (c) Perlindungan dan pengamanan produksi; (d) Pemberdayaan
kelembagaan pertanian dan peningkatan SDM pertanian; (e) Peningkatan
sarana prasarana pertanian; dan (f) Peningkatan koordinasi dan
kerjasama dengan instansi/dinas terkait serta stakeholders.
_____________________
411
Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009
8.1. Potensi dan Pengembangan Padi ............................................... 116
8.1.1. Lahan Pengembangan Padi ................................................. 116
8.1.2. Produksi Padi ........................................................................ 123
8.2. Potensi dan Pengembangan Palawija ......................................... 126
8.2.1. Lahan Pengembangan Palawija ............................................ 126
8.2.2. Produksi Palawija ................................................................. 129
8.3. Potensi dan Pengembangan Holtikultura .................................... 131
8.3.1. Tanaman Buah-buahan ......................................................... 131
8.3.2. Tanaman Sayur-sayuran ...................................................... 138
8.4. Potensi dan Pengembangan Tanaman Obat-obatan ................... 143
8.5. Kendala dan Pengembangan Pertanian Tanaman Pangan .......... 146
8.6. Kebijakan Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Pelalawan ........................................................................................... 154
top related