bab vii - makalah pelaporan keuangan & perubahan harga
Post on 24-Jan-2016
442 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
TUGAS
AKUNTANSI INTERNASIONAL
“PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA”
OLEH :
KELOMPOK 11
1. SI LUH PUTU INDRAYANTI (1215644050)
2. AHMIDA AMALIA KUSUMAWATI (1215644094)
KELAS : VI B / D4 AKUNTANSI MANAJERIAL
PROGRAM STUDI DIV AKUNTANSI MANAJERIAL
JURUSAN AKUNTANSI - POLITEKNIK NEGERI BALI
TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Secara umum laporan keuangan disusun berdasarkan nilai historis
(Historical Cost Accounting), dengan asumsi bahwa nilai tukar stabil. Kondisi
inflasi menyebabkan penyusunan laporan keuangan berdasarkan nilai historis
tidak mencerminkan adanya perubahan daya beli. Sebagai konsekuensinya jika
terjadi perubahan daya beli maka laporan keuangan secara ekonomis tidaklah
relevan dan andal dalam penyajiannnya.
Kondisi perekonomian di hampir seluruh negara di dunia diwarnai dengan
situasi inflasi, yaitu kecenderungan harga-harga barang dan jasa termasuk faktor-
faktor produksi, yang diukur dengan satuan mata uang yang semakin menaik
secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga yang disebabkan oleh inflasi
bukan disebabkan oleh faktor teknologi atau pengaruh musim, misalnya harga
naik karena menjelang hari raya tetapi disebabkan oleh pengaruh mekanisme
pasar antara pihak-pihak yang bebas (supply and demand).
Dilihat dari sebab terjadinya, inflasi dapat diklasifikasikan menjadi dua
macam, yaitu inflasi yang disebabkan oleh naiknya biaya produksi atau faktor-
faktor produksi yang lazim disebut dengan cost push inflation; dan inflasi yang
disebabkan oleh kenaikan daya beli masyarakat sehingga meningkatkan tingkat
permintaan yang akibat selanjutnya adalah terjadi kenaikan harga secara umum
pada barang dan jasa. Jenis inflasi yang kedua ini disebut dengan demand pull
inflation.
Dengan melihat pemaparan diatas, dapat kita lihat pelaporan keuangan
sangat terkait dengan adanya perubahan harga. Karena selama perubahan harga
tersebut laporan keuangan dapat berpotensi untuk menyesatkan selama periode
perubahan harga tersebut. Maka dari itu dalam bahasan topik ini kami tertarik
untuk membahas menganai perubahan harga dan berbagai jenis penyesuaian
terhadap inflasi, serta pandangan dunia internasional terhadap akuntansi inflasi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PELAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN KEUANGAN
Sebelum membahas apa tujuan dari pelaporan keuangan, harus dibedakan
terlebih dahulu apa itu pengertian Pelaporan Keuangan (Financial Reporting)
dan Laporan Keuangan(Financial Statements), berikut merupakan perbedaan
antara Pelaporan Keuangan dan Laporan Keuangan :
1. Pelaporan Keuangan (Financial Reporting)
Pelaporan keuangan adalah laporan keuangan yang ditambah dengan
informasi-informasi lain yang berhubungan, baik langsung maupun tidak
langsung dengan informasi yang disediakan oleh system akuntansi keuangan,
seperti informasi tentang sumber daya perusahaan, earnings, current cost,
informasi tentang prospek perusahaan yang merupakan bagian integral dengan
tujuan untuk memenuhi tingkat pengungkapan yang cukup.
Menurut SFAC Nomor 1 tentang Objective of Financial Reporting by
Business Enterprises, tujuan pelaporan keuangan adalah:
a. Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan
pengguna potensial lainnya dalam membantu proses pengambilan
keputusan yang rasional atas investasi, kredit dan keputusan lain yang
sejenis.
b. Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan
pengguna potensial lainnya yang membantu dalam menilai jumlah,
waktu, dan ketidakpastian prospek penerimaan kas dari dividen atau
bunga dan pendapatan dari penjualan, penebusan atau jatuh tempo
sekuritas atau pinjaman. Menaksir aliran kas masuk (future cash flow)
pada perusahaan.
c. Memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi, klaim atas
sumber daya tersebut dan perubahannya.
2
Rumusan tujuan pelaporan keuangan tersebut, berkaitan dengan aspek-
aspek sebagai berikut:
a. Informasi yang berguna untuk keputusan kredit dan investasi.
b. Informasi yang berguna untuk menilai prospek arus kas.
c. Informasi tentang alokasi sumber daya ekonomi, klaim dan
perubahannya.
Dalam paragraf berikutnya SFAC mengemukakan bahwa pelaporan harus
menyajikan tentang kinerja dan earnings dari satu kesatuan usaha tersebut,
yaitu:
a. Pelaporan harus menyediakan informasi tentang kinerja keuangan
perusahaan (financial performance) selama suatu periode tertentu.
b. Pelaporan kinerja keuangan tersebut berguna untuk mengukur earning
power dengan seluruh komponennya, karena para pengguna sangat
berkepentingan atas prospek penerimaan kas bersih dari perusahaan.
c. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi, bagaimana
manajemen perusahaan mempertanggungjawabkan kepada para
stakeholders-nya atas pengelolaan sumber daya ekonomi yang telah
dipercayakan kepada manajemen.
2. Laporan Keuangan (Financial Statement)
Laporan Keuangan adalah informasi keuangan yang disajikan dan disiapkan
oleh manajemen dari suatu perusahaan kepada pihak internal dan eksternal,
yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha yang merupakan
salah satu alat pertanggungjawaban dan komunikasi manajemen kepada pihak-
pihak yang membutuhkannya. Laporan keuangan merupakan seperangkat
laporan keuangan formal (full set) yang terdiri dari:
3
a. Neraca (balance sheet), yang menggambarkan posisi keuangan dari satu
kesatuan usaha yang merupakan keseimbangan antara aktiva (assets),
utang (liabilities), dan modal (equity) pada suatu tanggal tertentu.
b. Laporan laba rugi (income statement) merupakan ikhtisar dari seluruh
pendapatan dan beban dari satu kesatuan usaha untuk satu periode
tertentu.
c. Laporan perubahan ekuitas (statement of change of equity) adalah
laporan perubahan modal dari satu kesatuan usaha selama satu periode
tertentu, yang meliputi laba komprehensif, investasi dan distribusi dari
dan kepada pemilik (investment by and distributions to owner’s)
d. Laporan arus kas (cash flow statement) berisi seluruh penerimaan dan
pengeluaran kas baik yang berasa dari aktivitas operasional, investasi
dan pendanaan dari satu kesatuan usaha selama satu peride tertentu.
e. Catatan atas pelaporan keuangan (notes of financial statement) berisi
informasi yang tidak dapat diungkapkan dalam keempat laporan
keuangan di atas, yang mengungkapkan seluruh prinsip, prosdur,
metode, dan teknik yang diterapkan dalam penyusunan laporan
keuangan tersebut.
Menurut Trueblood Report tujuan laporan keuangan dijelaskan sebagai berikut:
a. Tujuan dasar laporan keuangan adalah menyediakan informasi untuk
membuat dasar keputusan ekonomi.
b. Pemakai informasi memiliki keterbatasan wewenang informasi. Oleh
karena itu, bagaimana laporan keuangan tersebut harus dapat
menyajikan informasi kepada berbagai jenis pengguna yang memiliki
segala keterbatasan.
c. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh investor dan kreditor
dalam menaksir earning power dan aliran kas perusahaan, perbandingan
dan evaluasi aliran kas, baik jumlah dan ketidakpastian yang
meliputinya.
4
d. Earning power adalah bukan semata-mata kemampuannya dalam
menghasilkan laba bersih semata (akuntansi) tetapi meliputi
kemampuan perusahaan untuk menghasilan kas.
Tujuan laporan keuangan harus menyajikan informasi yang factual, akurat,
objektif, dan informative yang cukup untuk melakukan penafsiran tentang
transaksi-transaksi bisnis yang berguna untuk memprediksi, membandingkan
earning power tersebut. Perlu diketahui bahwa informasi yang diperlukan
untuk penafsiran dan prediksi tersebut kadang kala bersifat subjektif, oleh
karena itu, asumsi-asumsi yang digunakan yang mendasari evaluasi dan
prediksi tersebut harus diungkapkan.
3. Pengguna Laporan Keuangan
Laporan keuangan diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap kinerja perusahaan seperti pemegang saham, pimpinan, investor, bank
pemerintah (kantor pajak), dan sebagainya. Para pengguna laporan keuangan
digolongkan menjadi dua yaitu, pihak internal dan pihak eksternal.
a. Pihak Internal
Pihak internal ialah pihak yang berhubungan langsung dengan operasi
perusahaan sehari-hari, misalnya pemimpin perusahaan (manajer). Manajer
sebagai pengelola perusahaan dan yang bertanggung jawab atas jalannya
perusahaan. Banyaknya jenis data yang dibutuhkan oleh seorang manajer
tergantung dari besar kecil perusahaan yang dikelolanya. Informasi ini
dibutuhkan oleh manajer untuk mengevaluasi kegiatan usaha yang akan
dijalankan.
b. Pihak Eksternal
Pihak eksternal ialah pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan,
tetapi tidak terlibat secara langsung dalam membuat berbagai keputusan dan
kebijakan operasional perusahaan. Pihak eksternal diantaranya sebagai
berikut:
5
1) Pemillik perusahaan, memerlukan informasi akuntansi pada waktu
tertentu untuk mengetahui posisi keuangan perusahaannya.
2) Investor & pemegang saham, memerlukan informasi akuntansi untuk
mengetahui status keuangan dan prospek perusahaan yang akan
datang. Informasi ini dijadikan pertimbangan dasar untuk
menanamkan modal atau tidak pada perusahaan tersebut.
3) Kreditor, memerlukan informasi akuntansi untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam melunasi hutangnya.
4) Pemerintah, berkepentingan terhadap informasi akuntansi suatu
perusahaan berkaitan dengan masalah perpajakan. Dari laporan
keuangan yang ada, pemerintah dapat menentukan jumlah pajak dan
penetapan pajak dari perusahaan tersebut.
5) Karyawan, memerlukan informasi akuntansi untuk mengetahui
profitabilitas dan akuntabilitas perusahaan tempat mereka bekerja.
6) Masyarakat, terutama yang berada disekitan perusahaan, karena
perusahaan berkepentingan dalam penyediaan lapangan kerja bagi
masyarakat sekitar.
4. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam
laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karateristik kualitatif
pokok yaitu: dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan.
a. Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud
ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang
aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari
informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi
kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat
6
dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu
sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.
b. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan
pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas
relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan
membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa
depan, menegaskan, atau mengkoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu.
c. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki
kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan
material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus
atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang
secara wajar diharapkan dapat disajikan.
d. Dapat Dibandingkan
Implikasi penting dari karakteristik kualitatif dapat diperbandingkan adalah
bahwa pemakai harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang
digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan
serta pengaruh perubahan tersebut. Para pemakai harus dimungkinkan untuk
dapat mengidentifikasi perbedaan kebijakan akuntansi yang diberlakukan
untuk transaksi serta peristiwa lain yang sama dalam sebuah perusahaan dari
satu periode ke periode dan dalam perusahaan yang berbeda. Ketaatan pada
standar akuntansi keuangan, termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi
yang digunakan oleh perusahaan, membantu pencapaian daya banding.
B. PERUBAHAN HARGA
1. Pengertian Perubahan Harga
Fluktuasi nilai mata uang dan perubahan dalam harga uang atas barang dan
jasa merupakan karakteristik yang tidak terpisahkan dalam bisnis internasional.
Untuk memahami istilah perubahan harga ( changing princes ), kita harus
7
membedakan antara pergerakan harga umum dan pergerakan harga spesifik,
yang keduanya termasuk dalam istilah perubahan harga itu.
a. Perubahan Harga Umum : terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh
barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan.
Unit-unit moneter memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian
daya beli. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut sebagai inflasi
(inflation), sedangkan penurunan harga disebut sebagai deflasi
(deflation).
b. Perubahan Harga Spesifik : mengacu pada perubahan dalam harga
barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam
permintaan dan penawaran. Jadi laju inflasi per tahun dalam suatu
negara mungkin berkisar sekitar 5%, sementara harga satu unit
apartemen dengan satu kamar tidur mungkin meningkat sebesar 50%
selama periode yang sama.
2. Pengertian Akuntansi Inflasi
Akuntansi inflasi merupakan proses akuntansi untuk menghasilkan
informasi yang telah memperhitungkan tingkat perubahan harga. Penyajian
informasi keuangan berkaitan dengan adanya perubahan harga karena kondisi
inflasi ada beberapa konsep yang dapat diterapkan yaitu :
a. Konsep Akuntansi Biaya Berlaku (Current Cost Accounting). Konsep
ini mempertahankan satuan pengukuran tetapi menyimpang dari model
harga perolehan historis.
b. Konsep Akuntansi Tingkat Harga Umum (General Price Level).
Konsep ini merubah satuan pengukuran tetapi mempertahankan model
pelaporan atas dasar harga perolehan historis.
Manfaat Akuntansi Inflasi Bagi Manajemen
Manfaat penerapan akuntansi inflasi untuk penyajian informasi kepada
manajemen yang diterapkan oleh N.V. Philip di Belanda adalah:
8
a. Dapat menciptakan manajemen modal kerja yang lebih efektif
b. Menghasilkan analisa profitabilitas produksi lebih realistis.
c. Memberikan perhatian yang lebih besar pada harga uang yang lebih
besar.
d. Manajemen aktiva tatap yang lebih baik.
e. Penentuan harga yang lebih baik.
f. Menigkatkan kemampuan penaksiran aliran kas dan tingkat pajak dan
dividen yang dibayarkan secara efektif.
Tujuan Akuntansi Inflasi
Tujuan akuntansi inflasi adalah untuk mengukur kinerja suatu perusahaan
dan memungkinkan setiap orang yang tertarik untuk mengukur jumlah, waktu
dan kemungkinan arus kas masa depan.
Daftar Istilah Akuntansi Inflasi
a. Atribut. Karakteristik kuantitatif suatu pos yang diukur untuk keperluan
akuntansi. Contoh biaya histori atau biaya penggantian merupakan atribut
suatu aktiva.
b. Penyesuaian biaya kini. Nilai penyesuaian aktiva untuk perubahan dalam
harga tertentu.
c. Kekayaan yang dapat dihapuskan. Jumlah aktiva bersih suatu
perusahaan yang dapat ditarik tanpa mengurangi besar awalnya aktiva
bersih.
d. Mekanisme Penyesuaian. Menfaat berupa keuntungan daya beli
pemegang saham yang berasal dari pendanaan utang dan pertanda bahwa
perusahaan tidak perlu mengakui tambahan biaya pengganti atas aktiva
operasi sehubungan dengan aktiva tersebut didanai melalui utang.
e. Ekuivalen Daya Beli Umum. Jumlah uang yang telah disesuaikan
terhadap perubahan dalam tingkat harga umum.
9
f. Keuntungan kepemilikan suatu investasi. Kenaikan biaya kini suatu
aktiva nonmoneter.
g. Hiperinflasi. Laju inflasi yang sangat besar terjadi pada saaat tingkat
harga umum dalam suatu perkekonomian meningkat sebesar lebih dari
25% per tahun.
h. Inflasi. Keniakan dalam tingkat harga umum seluruh barang dan jasa
dalam suatu perkeonomian.
i. Aktiva Moneter. Klaim terhadap jumlah mata uang yang tetap dimasa
depan seperti kas atau piutang usaha.
j. Keuntungan Moneter. Kenaikan dalam daya beli secara umum yang
terjadi karena terdapatnya kewajiban moneter selama periode inflasi.
k. Kewajiban Moneter. Suati kewajiban untuk membayar jumlah mata uang
tetap dimasa depan seperti utang usaha atau uang dengan suku bunga tetap.
l. Kerugiaan Moneter. Penurunan dalam daya beli secara umum yang
terjasi karena terdapatnya aktiva moneter selama periode inflasi.
m. Penyesuaian Modal Kerja Moneter. Pengaruh perubahan harga khusus
terhadap seluruh jumlah modal kerja yang digunakan oleh suatu usaha
dalam menjalankan operasinya.
n. Jumlah Nominal. Jumlah mata uang yang belum disesuaikan dengan
perubahan harga.
o. Aktiva Moneter. Aktiva yang tidak menunjukkan adanya klaim tetap
terhadap kas seperti persediaan, aktiva tetap, dan peralatan.
p. Penyesuaian Paratis. Suatu penyesuaian yang mencerminkan perbedaan
antara inflasi di Negara induk perusahaan dan perusahaan tuan rumah.
q. Kewaajiban Mometer. Suatu utang yang tidak mengharuskan
pembayaran jumlah kas tetap dimasa depan seperti uang muka pelanggan.
r. Aktiva Permanent. Istilah di Brasil utnuk aktiva tetap, gedung, investasi,
beban tangguhan dan depresiasi terkait serta jumlah deplasi atau
amortisasi.
10
s. Indeks Harga. Suatu rasio biaya dimana pembilang/numeratornya adalah
biaya dari suatu keranjang barang dan jasa yang representative dalam
tahun berjalan, sedangkan penyebutnya adalah biaya dari keranjang barang
dan jasa yang sama pada tahun dasar.
t. Daya Beli. Kemampuan umum dari suatu unti moneter untuk memperoleh
barang dan jasa.
u. Laba Riil. Laba bersih yang telah disesuaikan untuk perubahan harga.
v. Biaya Penggantian. Biaya kini untuk mengganti potensi jasa suatu aktiva
dalam keadaan normal usaha.
w. Mata Uang Pelaporan. Mata uang yang digunakan suatu perusahaan
dalam menyusun laporan keuangan.
x. Metode nyatakan kembali-translasikan. Digunakan pada saat suatu
induk perusahaan mengkonsolidasikan akun-akun anak perusahaan luar
negeri yang beralokasi disebuah lingkungan berinflasi.
y. Perubahan Harga Khusus. Perubahan dalam harga untuk komoditas
khusus seperti persediaan atau peralatan.
z. Metode tranlasikan-nyatakan kembali. Suatu metode konsolidasi
pertama-tama dengan mentranslasikan akun-akun laporan keuangan anak
prusahaan luar negeri ke dalam mata uang induk perusahaan kemudian
dinyatakan kembali jumlah yang ditraslasikan terhadap inflasi induk
perusahaan.
3. Laporan Keuangan Dapat Memiliki Potensi Untuk Menyesatkan
Selama Periode Perubahan Harga
Selama periode inflasi, nilai aktiva yang di catat sebesar biaya akuisisi
awalnya jarang mencerminkan nilai terkininya ( yang lebih tinggi ). Nilai
aktiva yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih
rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi. Dari sudut pandang manajemen,
ketidakakuratan pengukuran ini mendistorsi (1) proyeksi keuangan yang
didasarkan pada data seri waktu historis, (2) anggaran yang menjadi dasar
11
pengukuran kinerja, dan (3) data kinerja yang tidak dapat mengisolasi
pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan. Laba yang dinilai lebih pada
gilirannya akan menyebabkan :
a. Kenaikan dalam proporsi pajak
b. Permintaan deviden lebih banyak dari pemegang saham
c. Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari pada pekerja
d. Tindakan yang merugikan dari Negara tuan rumah (seperti pengenaan
pajak keuntungan yang sangat besar)
Kegagalan untuk menyesuaikan data keungan perusahaan terhadap
perubahan dalam daya beli unit moneter juga menimbulkan kesulitan bagi
pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan
kinerja operasi perusahaan yang dilaporkan. Dalam periode inflasi, pendapatan
umumnya dinyatakan dalam mata uang dengan daya beli umum yang lebih
rendah (yaitu daya beli perode ini), yang kemudian diterapkan terhadap beban
terkait. Prosedur akuntansi yang konvensional juga mengabaikan keuntungan
dan kerugian daya beli yang timbul dari kepemilikan kas (ekuivalennya)
selama periode inflasi.
Oleh karena itu, mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit berguna
dilakukan karena :
a. Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan
keadaan yang dihadapi suatu perusahaan. Para pengguna tidak memiliki
informasi yang lengkap mengenai faktor-faktor ini.
b. Mengelola masalah yang timbulkan oleh perubahan harga tergantung
pada pemahaman yang akurat atas masalah tersebut. Pemahaman yang
akurat memerlukan kinerja usaha yang dilaporkan dalam kondisi-kondisi
yang memperhitungkan pengaruh perubahan harga.
c. Laporan dari para menajer mengenai permasalahan yang disebabkan oleh
perubahan hatga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha
menerbitkan informasi keuangan yang membahas masalah-masalah
tersebut.
12
Meskipun laju melambat, akuntansi perubahan harga tetap berguna karena
efek kumulatif inflasi yang rendah dalam beberapa waktu dapat signifikan.
Pengaruh distorsi inflasi masa lalu dapat juga bertahan selama bertahun-tahun,
mengingat umur panjang kebanyakan harta.
4. Jenis Penyesuaian Inflasi
Setiap jenis perubahan harga memiliki pengaruh yang berbada terhadap
ukuran-ukuran posisi keuangan dan kinerja operasi suatu perusahaan dan
ditimbulkan oleh adanya tujuan-tujuan berbeda yang tersembunyi. Akuntansi
untuk laporan keuangan atas perubahan tingkatan harga umum disebut sebagai
model daya beli konstan biaya historis. Akuntansi untuk perubahan harga
khusus disebut sebagai model biaya kini.
a. Penyesuaian Tingkat Harga Umum
Jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat harga
umum (daya beli) disebut sebagai mata uang konstan biaya historis atau
ekuivalen daya beli umum. Jumlah mata uang yang belum disesuaikan
sedemikian rupa disebut sebagai jumlah nominal. Sebagai contoh, selama
periode kenaikan harga, aktiva berumur panjang yang dilaporkan di dalam
neraca sebesar biaya akuisisi awalnya dinyatakan dalam mata uang nominal.
Apabila biaya historisnya dialokasikan terhadap laba periode kini (dalam
bentuk beban depresiasi), pendapatan, yang mencerminkan daya beli kini,
ditandingkan dengan biaya yang mencerminkan daya beli (yang lebih tinggi)
dari periode terdahulu saat aktiva tersebut dibeli. Oleh karena itu, jumlah
nominal harus disesuaikan untuk perubahan-perubahan dalam daya beli
umum uang agar dapat ditandingkan dengan transaksi.
1) Indeks Harga
Perubahan tingkat harga umum diukur dengan indeks tingkat harga
dalam bentuk Jumlah p1q1 / Jumlah p0q0 dimana p = harga suatu
barang tertentu dan q = kuantitas yang dikonsumsi. Suatu indeks harga
adalah rasio biaya. Contoh, jika sebuah keluarga yang terdiri dari empat
13
orang menghabiskan uang $20.000 untuk membeli sebuah keranjang
barang dan jasa yang representive pada akhir tahun 1 (tahun dasar-awal
tahun 2) dan $22.000 untuk membeli keranjang yang sama setahun
kemudian (awal tahun 3), indeks harga akhir tahun pada tahun 2 adalah
$22.000/$20.000 atau 1,1. Angka ini menujukkan adanya laju inflasi
sebesar 10 % selama tahun 2.
Demikian pula halnya, apabila keranjang dalam contoh diatas
$23.500 bagi suatu keluarga yang terdiri dari 4 orang pada tahun 2
kemudian ( akhir tahun 3 ), maka indeks tingkat harga umum akan
menjadi $23.500/$20.000 atau 1,175 yang menunjukkan laju inflasi
17,5 % semenjak tahun dasar. Indeks untuk tahun dasar adalah
$20.000/$20.000 atau 1.
Penggunaan Indeks Harga
Angka indeks harga digunakan untuk mentraslasikan jumlah yang
dibayarkan selama periode terdahulu menjadi ekuivalen daya beli pada
akhir periode. Metode yang digunakan adalah sebagai berikut :
GPLc / GPLtd x Jumlah Nominaltd = PPEc
GPLc / GPLtd x Pendapatan Total = PPEc
Dimana :
GPL = indeks harga umum
c = periode kini
td = tanggal transaksi
PPE = ekuivalen daya beli umum
2) Objek Penyesuaian Tingkat Harga Umum
Secara tradisional, laba merupakan bagian dari kekayaan
perusahaan (yaitu aktiva bersih) yang dapat ditarik oleh perusahaan
selama suatu periode akuntansi tanpa mengurangi kekayaannya hingga
dibawah posisi awal. Dengan demikian, akuntansi konvensional
mengukur laba sebagai jumlah maksimum yang dapat ditarik dari
perusahaan tanpa mengurangi jumlah uang yang menjadi modal
14
awalnya. Model daya beli konstan biaya historis menganggap selisih
perbedaan ini dengan mengukur laba sehingga perusahaan mampu
membayarkan seluruh labanya sebagai deviden, semetara memiliki daya
beli pada akhir periode yang sama besarnya dengan awal periode.
Dari mana datangnya kerugian moneter? Selama inflasi perusahaan
akan mengalami perubahan kekayaan yang tidak berkaitaan dengan
kegiatan operasinya. Perubahan muncul dari aktiva atau kewajiban
moneter, kewajiban untuk membayarkan mata uang dengan jumlah
yang tetap dimasa depan. Aktiva moneter mencakup kas dan piutang
usaha yang umumnya akan menghilangkan daya beli selama periode
inflasi. Kewajiban moneter mencakup kebanyakan utang yang
umumnya akan menimbulkan keuntungan daya beli selama periode
inflasi.
Berkebalikan dengan akuntansi konvensional, laba yang dihitung
dengan model daya beli konstan harga historis. Namun demikian,
sehingga memberikan kepada perusahaan daya beli yang sama pada
akhir periode dengan awal periode.
b. Penyesuaian Biaya Kini
Model biaya kini berbeda dengan akuntansi konvensional dalam dua
aspek utama yaitu (1) Aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini bukan biaya
historis. (2) Laba adalah jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan oleh
perusahaan dalam suatu periode (tanpa pertimbangan komponen pajak),
namun tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif atau model fisik
perusahaan. Satu cara untuk mempertahankan modal adalah dengan
menyesuaikan posisi aktiva bersih awal perusahaan untuk mencerminkan
perubahan dalam ekuivalen biaya kini aktiva selama periode berjalan.
Laba biaya kini sebesar merupakan jumlah yang dapat digunakan oleh
perusahaan tanpa mengurangi operasi usahanya. Dengan demikian, model
15
biaya kini berupaya untu mempertahankan model fisik atau kapasitas
produksi perusahaan.
Penyesuaian biaya kini berpendapat bahwa usaha tidak dipengaruhi oleh
inflasi umum, tetapi lebih dipengaruhi oleh kenailan biaya operasi khusus dan
pengeluaran aktiva tetap. Group Modelo diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan, disajikan ulang sebagai berikut :
1) Persediaan : Pos-pos ini dinilai berdasarkan metode masuk terakhir,
keluar pertama dan disajikan ulang dengan menggunakan metode biaya
penggantian atau manufaktur.
2) Harga Pokok Penjualan : Penyajian ulang akun ini dinilai berdasarkan
nilai persediaan yang dinyataan ulang.
3) Aktiva Tetap : Pos-pos ini dicatat berdasarkan biaya akuisisi, dan
disajikan ulang dengan menggunakan faktor inflasi yang diperoleh dari
Nasional Consumer Indeks/Indeks Harga Konsumen Umum, sehingga
menjadi nilai penggantian bersih yang sesuai ditentukan oleh penilai
ahli independent, dan sesuai denga tanggal akuisisi apabila pembelian
dilakukan setelah tanggal tersebut.
4) Depresiasi : Pos ini dihitung berdasrkan nilai penyajian ulang aktiva
tetap, yang dipertimbangkan ebagai dasar, perkiraan masa manfaat
ditentukan oleh penilai independent.
5) Penyajian ulang ekuitas pemegang saham : Akun ini disajikan ulang
dengan menggunakan faktor inflasi yang diperoleh dari NCPI, menurut
umur atau tanggal kontribusinya.
6) Keridakcukupan dalam penyajian ulang ekuitas pemegang saham :
Saldo akun ini disajikan dengan penjumlahan aljabar dari hasil
kepemilikan aktiva nonmoneter dan akumulasi hasil moneter ekuitas.
7) Hasil dari kepemilikan aktiva nonmoneter : Pos ini menunjukka
perubahan dalam nilai aktiva nonmoneter yang disebabkan oleh hal
selain inflasi.
16
8) Akumulasi hasil moneter ekuitas : Pos ini merupakan hasil yang
berawal dari penyajian awal angka-angka laporan keuangan.
Metode Mana Yang Terbaik
Para pendukung model daya beli biaya historis konstan berpendapat
bahwa model biaya kini melanggar kerangka dasar pengukuran biaya historis
karena tidak berdasarkan biaya akuisisi pada awalnya dan model tersebut
didasarkan pada biaya perkiraan hipotesis dan oleh karenanya adanya terlalu
subyektif dan sukar dilaksanakan dalam praktik. Mengabaikan perubahan
daya beli umum atas uang yang menyebabkan perbandingan antar periode
sukar diintepretasikan dan juga tidak mempertimbangkan keuntungan dan
kerugian dari kepemilikan pos-pos moneter seperti utang.
Model daya beli biaya kini konstan menggabungkan karakteristik model
daya beli biaya historis konstan dan model biaya kini. Kerangka dasar
campuran ini mengakui kenaikan dalam nilai kini aktiva sebagai keuntungan
kekayaan, dan dengan demikian memungkinkan dilakukannya perbandingan
antara laba kini dengan laba periode sebelumnya. Perusahaan dianggap akan
lebih baik hanya jika aktiva meningkat lebih besar daripada lau inflasi.
5. Sudut Pandang Internasional terhadap Akuntansi Inflasi
Beberapa negara telah mencoba metode akuntansi inflasi yang berbeda-beda
diantara sebagai berikut :
a. Amerika Serikat
Pada tahun 1970, FASB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (Statement of Financial Accounting Standards-SAFS ) No. 33
Berjudul “Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga”, pernyataan ini
mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persediaan dan
aktiva tetap ( sebelum dikurangi dengan depresiasi ) yang bernilai lebih
dari $125 juta atau total aktiva lebih dari $1 Miliar ( setelah dikurangi
dengan akumulasi depresiasi ) untuk selama lima tahun mencoba
17
melakukan pengungkapan daya beli konstan dan biaya beli konstan biaya
kini.
Banyak pengguna dan penyusun informasi keuangan yang telah sesuai
dengan SFAS No. 33 menemukan bahwa :
1) Pengungkapan ganda yang diwajibkan oleh FASB membingungkan
2) Biaya untuk penyusunan pengungkapan ganda terlalu besar
3) Pengungkapan daya beli konstan biaya historis tidak terlalu
bermanfaat bila dibandingkan data biaya kini
Perusahaan pelapor didorong untuk mengungkapan informasi berikut
untuk masing-masing dari 5 tahun terkini :
1) Penjualan bersih dan pendapatan operasi lainnya.
2) Laba dari operasi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini.
3) Keuntungan atau kerugiaan daya beli ( moneter ) atas pos-poss
moneter bersih.
4) Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat
dipulihkan yang lebih rendah dari persediaan atau aktiva tetap,
bersih dari inlasi ( perubahan tingkat harga umum ).
5) Setiap agregat penyesuaian translasi mata uang asing, berdasarkan
biaya kini, yang timbul dari proses konsolidasi.
6) Aktiva bersih pada akhir tahun menurut dasar biaya kini.
7) Laba per saham ( dari operasi berjalan ) menurut dasar biaya kini.
8) Deviden per saham biasa.
9) Harga pasar akhir tahun per lembar saham biasa.
10) Tingkat Indeks Harga Konsumen ( Consumer Price Index-CPI )
yang digunakan untuk mengukur laba dari operasi berjalan.
b. Inggris
Komite Standar Akuntansi Inggris ( Accounting Standard Committee-
ASC ) menerbitkan Pernyataan Standar Praktik Akuntansi 16 ( Statement
of Standards Accounting Practice-SSAP 16), “Akuntansi Biaya Kini”
18
untuk masa percobaan 3 tahun pada bulan maret 1980. SSAP 16 berbeda
dengan SFAS 33 dalam 2 hal yaitu :
1) Standar AS menghaaruskan akuntansi dolar konstan dan biaya kini,
SSAP 16 mengadopsi hanya metode biaya kini untuk pelaporan
eksternal
2) Penyesuaian inflasi AS berpusat pada laporan laba rugi, laporan
biaya kini di Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca
biaya kini, beserta catatan penjelasan
Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan :
1) Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai pelapor keuangan dasar
dengan akun-akun pelengkap biaya historis.
2) Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan
dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini.
3) Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang
dilengkapi dengan informasi biaya historis yang memadai.
c. Brasil
Akuntansi inflasi yang direkomendasikan di Brasil hari ini
mencerminkan 2 kelompok pilihan pelaporan, hukum perusahaan Brasil
dan Komisi Pengawas Pasar Modal Brasil. Penyesuaian inflasi yang sesuai
dengan hukum perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva permanent
dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang
diakui oleh Pemerintah Federal untuk mengukur devaluasi mata uang
local. Aktiva permanent meliputi aktiva tetap, gedung, investasi, beban
tanguhan dan deprsiasi terkait, serta akun-akun amortisasi atau deplesi
( termasuk setiap provisi kerugiaan yang terkait ). Akun-akun ekuitas
pemegang saham terdiri dari modal, cadangan pendapatan, cadangan
revaluasi, laba ditahan, dan akun cadangan modal yang digunakan untuk
mencatat penyesuaian tingkat harga terhadap modal.
19
Penyesuaian inflasi terhadap aktiva permanen dan ekuitas pemegang
saham disajikan bersih terhadap jumlah lebih yang diungkapkan secara
terpisah dalam laba kini sebagai keuntungan atau kerugian koreksi
moneter. Komisi Pasal Modal Brasil mewajibkan metode akuntansi yang
lain untuk perusahaan-perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di
depan publik. Perusahaan-perusahaan yang tercatat sahamnya harus
mengukur ulang seluruh transaksi yang terjadi dalam suatu periode dengan
menggunakan mata uang fungsionalnya.
d. Akuntansi Inflasi di Indonesia
Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) secara keseluruhan belum mengatur
tentang penerapan konsep akuntansi inflasi untuk pelaporan keuangan.
PAI menerapkan konsep nilai yang berlaku sebagai alternative penilaian
untuk pos-pos tertentu, misalnya untuk pos surat-surat berharga (investasi
jangka pendek) dan pos persediaan barang. Tetapi penerapan nilai yang
berlaku tersebut selalu dikaitkan dengan kondisi apabila terjadi penurunan
harga aktiva yang bersangkutan sampai lebih rendah dari harga
perolehannya, bukan disebabkan oleh kenaikan harga aktiva tersebut.
Sedangkan dalam penyajian nilai aktiva tetap, PAI tidak menerapkan
konsep nilai yang berlaku dalam kaitannya dengan kenaikan harga, tetapi
dalam hubungannya dengan penerapan dasar konservatisme dalam
pelaporan keuangan. Hal ini bertentangan dengan keadaan umum yang
menunjukkan kenaikan harga dan bukan penurunan harga.
Beberapa penelitian mengenai penerapan konsep harga konstan untuk
menyesuaikan nilai pos-pos laporan keuangan karena adanya inflasi seperti
dalam penelitian yang dilakukan Prof. Hadibroto dalam (Inflation
Accounting) memberikan kesimpulan baiknya penerapan konsep tersebut
bagi pelaporan keuangan. Sehingga perlu dikaji kembali pentingnya
konsep akuntansi inflasi diterapkan dalam penyajian laporan keuangan
guna keandalan informasi dalam laporan keuangan tersebut.
20
6. Badan Standar Akuntansi Internasional
IASB telah menyimpulkan bahwa laporan posisi keuangan dan kinerja
operasi dalam mata uang local menjadi tidak berarti lagi dalam suatu
lingkungan yang mengalami hiperinflasi. IAS 29 yang membahas Pelaporan
keuangan dalam perekonomian hiperinflasi mewajibkan (dan bukan hanya
merekomendasikan) penyajian ulang informasi laporan keuangan utama.
Secara khusus, laporan keuangan suatu perusahaan yang melakukan pelaporan
dalam mata uang perekonomian hiperinflasi, apakah didasarkann pada
kerangka penilaian biaya historis atau biaya kini, harus disajikan ulang sesuai
dengan daya beli konstan pada tanggal neraca.
Aturan ini juga berlaku untuk angka-angka terkait pada periode sebelumnya.
Keuntungan atau kerugian daya beli yang terkait dengan posisi kewajiban atau
aktiva moneter bersih dimasukkan ke dalam laba kini. Perusahaan yang
melakukan pelaporan juga harus mengungkapkan:
a. Fakta bahwa penyajian ualng untuk perubahan dalam daya beli unit
pengukuran telah dilakukan.
b. Kerangka dasar penilaian aktiva yang digunakan dalam laporan
keuangan utama (yaitu penilaian biaya historis atau biaya kini).
c. Identitas dan tingkat indeks harga pada tanggal neraca, beserta dengan
perubahannya selama periode pelaporan.
d. Keuntungan atau kerugian moneter bersih selama periode tersebut.
7. Isu-Isu Mengenai Inflasi
Terdapat 4 isu akuntansi inflasi yang cukup mengganggu. Keempat isu
yaitu:
a. Apakah dolar konstan atau biaya kini yang lebih baik mengukur
pengaruh inflasi
b. Perlakuan akuntansi terhadap keuntungan dan kerugian inflasi
c. Akuntansi inflasi luar negeri
d. Menghindari fenomena kejatuhan ganda
21
8. Keuntungan dan Kerugian Inflasi
Keuntungan dan kerugiaan pos-pos moneter di Amerika Serikat ditentukan
dengan menyajikan ulang dalam dolar konstan, saldo awal dan akhir serta
transaksi dalam seluruh aktiva dan kewajiban moneter ( termasuk utang jangka
panjang ). Angka yang dihasilkan diungkapkan sebagai pos terpisah. Perlakuan
ini memandang keuntungan dan kerugiaan pos-pos moneter sebagai hal yang
berbeda dari jenis pendapatan yang lain.
Di Inggris, keuntungan dan kerugian pos-pos moneter dipisahkan menjadi
modal kerja moneter dan mekanisme penyesuaian. Kedua angka tersebut
ditentukan melalui perubahan harga khusus ( dan bukan umum ). Mekanisme
penyesuaian mengindikasikan manfaat ( atau biaya ) kepada pemegang saham
berasal dari pembiayaan utama selama suatu periode perubahan harga. Angka-
angka ini ditambahkan atas ( dikurangi dari ) laba operasi biaya kini untuk
menghasilkan ukuran kemakmuran yang dapat dihapuskan yang disebut
sebagai “ Laba Biaya Kini Tertribusi Kepada Pemegang Saham “.
Pendekatan Brasil yang tidak lagi diwajibkan, tidak menyesuaikan aktiva
dan kewajiban kini secara eksplisit, karena jumlah-jumlah ini dinyatakan dalam
hal nilai yang dapat direalisasi. Namun demikian, peyesuaian dan penyajian
bersih aktiva pemanen atau kerugian daya beli umum atas pendanaan modal
kerja yang berasal dari utang atau kewajiban. Penyesuaian aktiva permanen
yang melebihi penyesuaian ekuitas menunjukkan keuntungan daya beli.
Sebaliknya, penyesuaian ekuitas yang lebih besar dari penyesuaian aktiva
permanen menunjukkan adanya sebagai modal kerja yang didanai oleh ekuitas.
Kerugiaan daya beli diakui untuk bagian ini selama periode inflasi.
9. Keuntungan dan Kerugian Kepemilikan
Akuntansi untuk biaya kini membagi total laba menjadi 2 bagian :
a. Laba operasi ( perbedaan antara pendapatan kini dan biaya kini sumber
daya yang dikonsumsi ).
22
b. Keuntungan yang belum direalisasi yang timbul dari kepemilikan aktiva
nonmoneter dengan nilai pengganti yang meningkat bersamaan dengan
inflasi.
10. Akuntansi Untuk Inflasi di Luar Negeri
Di Amerika Serikat, FASB berupaya untuk membahas masalah inflasi
dengan mewajibkan perusahaan pelapor yang besar untuk melakukan
ekspresimen dengan pengungkapan daya beli konstan biaya histories dan
pengungkapannya biaya kini. Oleh karena itu, investor memerlukan laporan
keuangan yang disesuaikan dengan tingkat harga spesifik ( model biaya kini
yang digunakan ) menentukan jumlah maksimum yang dapat dibayarkan oleh
perusahaan sebagai deviden ( kekayaan yang dapat dibagikan ) tanpa
mengurangi kapasitas produktifnya. Model biaya histories tetap saja adalah
model biaya historis.
Prosedur penyesuaian tingkat harga lebih disukai berikut ini :
a. Sajikan ulang laopran keuangan seluruh anak perusahaan, baik
domestic secara spesifik maupun asing, dan laporan induk perusahaan
untuk mencerminkan perubahan dalam harga spesifik (sebagai contoh
biaya kini).
b. Translasikan akun-akun seluruh anak perusahaan diluar negeri kedalam
nilai ekuivalen mata uang domestic dengan menggunakan suatu nilai
konstan (yaitu kurs valuta asing pada tahun dasar atau tahun sekarang).
c. Gunakanlah indeks harga spesifik yang relavan dengan apa yang
dikonsumsi oleh perusahaan dalam menghitung keuntungan atau
kerugiaan moneter.
11. Menghindari Kejatuhan Ganda
Pada saat menyajikan ulang akun-akun luar negeri terhadap inflasi di luar
negeri. Seseorang harus berhati-hati untuk menghindari apa yang disebut
sebagai kejatuhan ganda. Masalah ini muncul karena inflasi local langsung
23
berpengaruh kurs yang digunakan dalam translasi. Apabila teori ekonomi
mengasumsikan bahwa terdapat hubungan terbalik antara laju inflasi internal
suatu Negara dan nilai eksternal mata uangnya, bukti-bukti menunjukkan
bahwa hubungan seperti ini jarang sekali bertahan (paling tidak dalam jangka
pendek). Dengan demikian ukuran penyesuaian yang terjadi untuk
menghapuskan kejatuhan ganda akan berbeda-beda tergantung pada sejauh
mana kurs dan perbedaan inflasi berhubungan secara negative.
Contoh akuntansi persediaan berikut ini menunjukkan hubungan antara
inflasi dan translasi mata uang luar negeri. Perusahaan dalam contoh ini
menggunakan metode penilaian persediaan FIFO dan melakukan translasi
persediaan ke dalam dolar dengan kurs ini. Kita mengasumsikan beberapa hal
berikut ini :
a. Inflasi Negara local adalah 20 % selama tahun yang beru saja berakhir.
Inflasi di AS adalah sebesar 6 % selama tahun teersebut
b. Kurs nilai tukar pembukuan pada tanggal 1 Januari adalah LC1=$1,00
c. Kurs nilai tukar penutupan pada tanggal 31 Desember adalah
LC1=$0,88
d. Devaluasi mata uang selama tahun untuk mempertahankan paritas daya
beli adalah 12 %
e. Persediaan dalam mata uang local adalah sebesar LC200 pada tanggal 1
Januari dan LC240 pada tanggal 31 Desember
f.Tidak ada perubahan yang terjadi menyangkut jumlah fisik persediaan
selama tahun tersebut.
24
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Perubahan harga merupakan fluktuasi pergerakan harga baik suatu
peningkatan maupun suatu penurunan. Peningkatan harga secara umum di kenal
dengan istilah inflasi, sedangkan penurunan harga secara umum dikenal dengan
istilah deflasi. Perubahan harga disini terdapat dua jenis perubahan harga umum
maupun perubahan harga spesifik. Perubahan harga umum merupakan perubahan
harga secara keseluruhan komoditi, sedangkan perubahan harga khusus
merupakan perubahan harga komoditi tertentu. Pada periode perubahan harga ini
laporan keuangan sangat teramat rentan terhadap resiko penyesatan para
penggunanya. Resiko ini terjadi karena adanya ketidak akuratan pengukuran yang
menyebabkan distorsi pada proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri
waktu historis, anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja dan data kinerja
yang tidak dapat mengisolasi pengaruh perubahan harga yang tidak dapat
dikendalikan. Resiko tersebut menimbulkan kesulitan para pembaca untuk
menginterpretasikan dan membandingkap laporan keuangan. Terdapa dua jenis
metode yang dapat dilakukan untuk melakukan penyesuaian terhadap inflasi, yaitu
(1) akuntansi untuk laporan keuangan atas perubahan tingkatan harga umum yang
disebut sebagai model daya beli konstan biaya historis, dan (2) akuntansi untuk
perubahan harga khusus yang disebut dengan model biaya kini.
Disetiap Negara memiliki perbedaan dalam hal penilaian biaya kini yang
dikaitkan terhadap inflasi di pemaparan diatas di jelaskan tentang sudut pandang
internasional terhadap akuntansi inflasi antara Negara Amerika Serikat, Inggris
dan Berasil. Dari itu semua ada keuntungan dan kerugiaan inflasi pada Negara
Amerika Serikat, Inggris dan Brasil dan juga Kepemilikan.
25
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Laporan Keuangan. Di akses 6 mei 2015. Dari
http://maulidiyasarasati.blogspot.com/2014/03/laporan-keuangan.html
http://endangkusumawati.blogspot.com/2013/06/pelaporan-keuangan-
dan-perubahan-harga.html
Choi, Frederick D.S and Gary K. Meek. 2010. International Accounting.
Buku 1. Salemba Empat. Jakarta.
Arpan S. Jeffrey and Radebough H. Lee. 1985. International Accounting
and Multinational Enterprices. New york: John Wiley & Sons.
http://lhiyagemini.blogspot.com/2012/04/bab-7-resume-pelaporan-
keuangan-dan.html
http://nurulakuntansiinternasional.blogspot.com/2012/06/perubahan-
harga.html
26
top related