bab vi penyelenggaraan tugas umum pemerintahan a ...€¦ · 2. perjanjian kerjasama antara...
Post on 15-Nov-2020
14 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 223
BAB VI
PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN
A. Kerjasama Antar Daerah
1. Kebijakan dan Kegiatan
Pemerintah Kabupaten Lamandau pada tahun 2013, masih melanjutkan
kerjasama antar daerah, yaitu di bidang transmigrasi. Kegiatan ini dimaksudkan
untuk penataan penyebaran penduduk yang serasi dan seimbang dengan daya
dukung alam dan daya dukung lingkungan dengan tujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan transmigran dan masyarakat sekitarnya, peningkatan dan
pemerataan pembangunan daerah serta memperkokoh persatuan dan kesatuan
bangsa melalui penyelenggaraan transmigrasi sehingga dapat memberikan
manfaat sebesar-besarnya bagi kedua daerah.
2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan
Kerjasama antar daerah tahun 2013 berdasarkan Penjanjian Kerjasama
dengan 5 (lima) kabupaten di 3 (tiga) Provinsi yang berbeda, antara lain :
1. Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Lamandau dengan
Pemerintah Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor:
595/...../VIII/ Dinsosnakertrans-2012 dan Nomor: 61.595/Sosnakertrans/
VIII/2012, tanggal 28 Agustus 2012 Tentang Penyelenggaraan Program
Transmigrasi di Lokasi UPT Bayat Kecamatan Belantikan Raya Kabupaten
Lamandau. (Penempatan Transmigran pada tanggal 27 Nopember 2012
Transmigran sebanyak 25 KK atau 95 jiwa);
2. Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Lamandau dengan
Pemerintah Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor:
595/865/VIII/ Dinsosnakertrans/2012 dan Nomor: 29/HK/2011, tanggal 29
Agustus 2012 Tentang Penyelenggaraan Program Transmigrasi di Lokasi UPT
Bayat Kecamatan Belantikan Raya Kabupaten Lamandau. (Penempatan
Transmigran pada tanggal 27 Nopember 2012 Transmigran sebanyak 25 KK
atau 111 jiwa);
3. Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Lamandau dengan
Pemerintah Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa Tengah Nomor:
870/403/IV/Dinsosnakertrans-2012 dan Nomor: 475.1/222/2012, tanggal 18
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 224
April 2012 Tentang Penyelenggaraan Program Transmigrasi di Lokasi UPT
Bayat Kecamatan Belantikan Raya Kabupaten Lamandau. (Penempatan
Transmigran pada tanggal 30 Nopember 2012 Transmigran 15 KK atau 50
jiwa);
4. Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Lamandau dengan
Pemerintah Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah Nomor: 870/402/IV/
Dinsosnakertrans/2012 dan Nomor: 05/PKS/2012, tanggal 18 April 2012
Tentang Penyelenggaraan Program Transmigrasi di Lokasi UPT Bayat
Kecamatan Belantikan Raya Kabupaten Lamandau. (Penempatan Transmigran
pada tanggal 30 Nopember 2012 Transmigran 10 KK atau 33 jiwa);
5. Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Lamandau dengan
Pemerintah Kabupaten Klungkung Provinsi Bali Nomor: 595/730/VII/
Dinsosnakertrans/2012 dan Nomor: 075/41/PKS/Pem, tanggal 11 Desember
2012 Tentang Penyelenggaraan Program Transmigrasi di Lokasi UPT Bayat
Kecamatan Belantikan Raya Kabupaten Lamandau. (Penempatan Transmigran
pada tanggal 16 Nopember 2012 sebanyak 25 KK atau 98 jiwa)
Kegiatan yang dilaksanakan di tahun 2013 dengan anggaran bersumber dari dana
APBD Kab.Lamandau adalah berupa :
- Kegiatan Peningkatan Unit Pemukiman Transmigrasi, yaitu terlaksananya
pembangunan jalan dan sarana air bersih pada permukiman transmigrasi 1
paket.
- Kegiatan Pembebasan Lahan UPT, yaitu terlaksananya kegiatan pembebasan
lahan pada UPT Bayat dan UPT Tapin Bini (namun belum selesai/tuntas).
- Kegiatan Bantuan Catu Pangan/Jadup Trasnmigrasi, yaitu tersedianya Catu
Pangan/Jadup Transmigran di 120 KK.
Kegiatan yang dilaksanakan di tahun 2013 dengan anggaran bersumber dari dana
APBN adalah berupa :
- Pengembangan Sarana dan Prasarana Kawasan Transmigrasi, berupa
Pengembangan Sarana Air Bersih sebanyak 1000 liter.
- Pengembangan Usaha di Kawasan Transmigrasi, berupa Luasan Lahan Usaha
Produktif Di Permukiman / Kawasan Transmigrasi sebanyak 92 HA, Bantuan
Pengembangan Usaha Ekonomi Di Kimtrans / Ktm sebanyak 750 keluarga, Jenis
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 225
Usaha Pengolahan Hasil sebanyak 4 jenis, Jumlah/Jenis Kelembagaan Ekonomi
Kimtrans / Ktm, serta Jumlah Wirausaha Kimtrans / Ktm sebanyak 30 orang.
- Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia dan Masyarakat di Kawasan
Transmigrasi, berupa Bantuan Pendidikan, kesehatan, Pelayanan sosial dan
mental spiritual sebanyak 851 orang; Kelembagaan Kimtrans/KTM dan
Masyarakat yang mandiri sebanyak 4 lembaga; serta Bantuan Pangan 120
keluarga.
- Penyerasian Lingkungan di Kawasan Transmigrasi, berupa Mitigasi lingkungan 1
permukiman.
Sedangkan kegiatan pembinaan transmigran UPT Bayat yang dilaksanakan Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2013 adalah
pemberian motivasi kepada transmigran berupa sosialisasi/penyuluhan dan
pelatihan.
3. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan yang terjadi pada kerjasama antar daerah ini adalah terkait
dengan urusan Ketransmigrasian yaitu Dasar Hukum pelaksanaan ganti rugi lahan
usaha 1 belum jelas.
Solusinya : koordinasi dan konsultasi dengan BPKP, BPK dan Inspektorat dan masih
menunggu jawaban. Namun tetap menjalankan kegiatan pembinaan terhadap
transmigran.
B. Kerjasama Daerah Dengan Pihak Ketiga
Kerjasama dengan pihak ketiga yang telah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten
Lamandau pada tahun 2013, diantaranya adalah:
1) Kerjasama dengan pihak ketiga (Bidang Kesehatan)
a. Pihak ketiga yang diajak kerjasama : dokter spesialis (dr. Ari W)
b. Nama MoU : Perjanjian Kerjasama dengan
dokter bedah
c. Nomor MoU : 04.a/PEG-27 I RSUD/I/2013
d. Tanggal MoU : 02 Januari 2013
e. Jangka waktu pelaksanaan MoU : 6 bulan
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 226
f. Sumber anggaran : APBD Kabupaten Lamandau
g. Pagu dan realisasi Kegiatan : Rp 1.289.390.000,- teralisasi
Rp. 1.216.991.000
h. Permasalahan dan solusi : -
2) Kerjasama dengan pihak ketiga (Bidang Kesehatan)
a. Pihak ketiga yang diajak kerjasama : dokter spesialis (dr Desi)
b. Nama MoU : Perjanjian Kerjasama dengan dokter
Spesialis saraf
c. Nomor MoU : 477.a/PEG-27 / RSUD/XI/2013
d. Tanggal MoU : 01 November 2013
e. Jangka waktu pelaksanaan MoU : 6 bulan
f. Sumber anggaran : APBD Kabupaten Lamandau
g. Pagu dan realisasi Kegiatan : Rp 1.289.390.000,- teralisasi
Rp. 1.216.991.000
h. Permasalahan dan solusi : -
3) Kerjasama dengan pihak ketiga (Bidang Kesehatan)
a. Pihak ketiga yang diajak kerjasama : dokter spesialis (dr Hamima)
b. Nama MoU : Perjanjian Kerjasama dengan dokter
Spesialis obgyn
c. Nomor MoU : 399.a/PEG-27/ RSUD/IX/2013
d. Tanggal MoU : 02 September 2013
e. Jangka waktu pelaksanaan MoU : 6 bulan
f. Sumber anggaran : APBD Kabupaten Lamandau
g. Pagu dan realisasi Kegiatan : Rp 1.289.390.000,- teralisasi
Rp. 1.216.991.000
h. Permasalahan dan solusi : -
4) Kerjasama dengan pihak ketiga (Bidang Kesehatan)
a. Pihak ketiga yang diajak kerjasama : dokter spesialis (dr Marjoni)
b. Nama MoU : Perjanjian Kerjasama dengan dokter
Spesialis patalogi klinik
c. Nomor MoU : 353.a/PEG-27/ RSUD/VIII/2013
d. Tanggal MoU : 01 Agustus 2013
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 227
e. Jangka waktu pelaksanaan MoU : 6 bulan
f. Sumber anggaran : APBD Kabupaten Lamandau
g. Pagu dan realisasi Kegiatan : Rp 1.289.390.000,- teralisasi
Rp. 1.216.991.000
h. Permasalahan dan solusi : -
5) Kerjasama dengan pihak ketiga
a. Pihak ketiga yang diajak kerjasama : dokter spesialis (dr Mulyoni)
b. Nama MoU : Perjanjian Kerjasama dengan dokter
spesialis bedah
c. Nomor MoU : 277.a/PEG-27/ RSUD/VI/2013
d. Tanggal MoU : 01 Juni 2013
e. Jangka waktu pelaksanaan MoU : 6 bulan
f. Sumber anggaran : APBD Kabupaten Lamandau
g. Pagu dan realisasi Kegiatan : Rp 1.289.390.000,- teralisasi
Rp. 1.216.991.000
h. Permasalahan dan solusi : -
6) Kerjasama dengan pihak ketiga (Bidang Kesehatan)
a. Pihak ketiga yang diajak kerjasama : dokter spesialis (dr Novi Widjaja,
Sp.PD)
b. Nama MoU : Perjanjian Kerjasama dengan dokter
Spesialis Penyakit Dalam
c. Nomor MoU : 198.a/PEG-27/ RSUD/III/2013
d. Tanggal MoU : 01 Maret 2013
e. Jangka waktu pelaksanaan MoU : 1 Tahun
f. Sumber anggaran : APBD Kabupaten Lamandau
g. Pagu dan realisasi Kegiatan : Rp 1.289.390.000,- teralisasi
Rp. 1.216.991.000
h. Permasalahan dan solusi : -
7) Kerjasama dengan pihak ketiga (Bidang Kesehatan)
a. Pihak ketiga yang diajak kerjasama : dokter spesialis (dr Priyo AW., SpA)
b. Nama MoU : Perjanjian Kerjasama dengan dokter
spesialis anak
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 228
c. Nomor MoU : 399.a/PEG-27/ RSUD/IV/2013
d. Tanggal MoU : 02 September 2013
e. Jangka waktu pelaksanaan MoU : 6 bulan
f. Sumber anggaran : APBD Kabupaten Lamandau
g. Pagu dan realisasi Kegiatan : Rp 1.289.390.000,- teralisasi
Rp. 1.216.991.000
h. Permasalahan dan solusi : -
8) Kerjasama dengan pihak ketiga (Bidang Kesehatan)
a. Pihak ketiga yang diajak kerjasama : dokter spesialis (dr Rustham B)
b. Nama MoU : Perjanjian Kerjasama dengan dokter
spesialis Obgyn
c. Nomor MoU : 138.a/PEG-27/ RSUD/III/2013
d. Tanggal MoU : 01 Maret 2013
e. Jangka waktu pelaksanaan MoU : 6 bulan
f. Sumber anggaran : APBD Kabupaten Lamandau
g. Pagu dan realisasi Kegiatan : Rp 1.289.390.000,- teralisasi
Rp. 1.216.991.000
h. Permasalahan dan solusi : -
9) Kerjasama dengan pihak ketiga (Bidang Kesehatan)
a. Pihak ketiga yang diajak kerjasama : dokter spesialis (dr Sukotjo H)
b. Nama MoU : Perjanjian Kerjasama dengan dokter
spesialis THT-KL
c. Nomor MoU : 073.a/PEG-27/ RSUD/II/2013
d. Tanggal MoU : 01 Februari 2013
e. Jangka waktu pelaksanaan MoU : 6 bulan
f. Sumber anggaran : APBD Kabupaten Lamandau
g. Pagu dan realisasi Kegiatan : Rp 1.289.390.000,- teralisasi
Rp. 1.216.991.000
h. Permasalahan dan solusi : -
10) Kerjasama dengan pihak ketiga (Bidang Kesehatan)
a. Pihak ketiga yang diajak kerjasama : PT. SKM
b. Nama MoU : Perjanjian Pelayanan Kesehatan
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 229
c. Nomor MoU : 02.b/PEG-27/ RSUD/XI/2013
d. Tanggal MoU : 20 November 2013
e. Jangka waktu pelaksanaan MoU : 1 Tahun
f. Sumber anggaran :
g. Pagu dan realisasi Kegiatan :
h. Permasalahan dan solusi : -
11) Kerjasama dengan pihak ketiga (Bidang Kesehatan)
a. Pihak ketiga yang diajak kerjasama : PT. TAN
b. Nama MoU : Perjanjian Pelayanan Kesehatan
c. Nomor MoU : 01.b/PEG-27/ RSUD/XI/2013
d. Tanggal MoU : 02 Desember 2013
e. Jangka waktu pelaksanaan MoU : 1 Tahun
f. Sumber anggaran :
g. Pagu dan realisasi Kegiatan :
h. Permasalahan dan solusi : -
12) Kerjasama dengan pihak ketiga (Bidang Kesehatan)
a. Pihak ketiga yang diajak kerjasama : PT. GCM
b. Nama MoU : Perjanjian Pelayanan Kesehatan
c. Nomor MoU : 01.c/PEG-27/ RSUD/I/2013
d. Tanggal MoU : 02 Januari 2013
e. Jangka waktu pelaksanaan MoU : 1 Tahun
f. Sumber anggaran :
g. Pagu dan realisasi Kegiatan : realisasi Rp. 104.220.000
h. Permasalahan dan solusi : -
13) Kerjasama dengan pihak ketiga (Bidang Kesehatan)
a. Pihak ketiga yang diajak kerjasama : PT. PIB
b. Nama MoU : Perjanjian Pelayanan Kesehatan
c. Nomor MoU : /PEG-27/ RSUD/ /2013
d. Tanggal MoU : 04 Oktober 2013
e. Jangka waktu pelaksanaan MoU : 1 Tahun
f. Sumber anggaran :
g. Pagu dan realisasi Kegiatan :
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 230
h. Permasalahan dan solusi : -
14) Kerjasama dengan pihak ketiga (Bidang Kesehatan)
a. Pihak ketiga yang diajak kerjasama : PT. SMG
b. Nama MoU : Perjanjian Pelayanan Kesehatan
c. Nomor MoU : 01.b/PEG-27/ RSUD/I/2013
d. Tanggal MoU : 02 Januari 2013
e. Jangka waktu pelaksanaan MoU : 1 Tahun
f. Sumber anggaran :
g. Pagu dan realisasi Kegiatan : Realisasi Rp. 126.069.000
h. Permasalahan dan solusi : -
15) Kerjasama dengan pihak ketiga (Bidang Lingkungan Hidup)
a. Pihak ketiga yang diajak kerjasama : PT. UNILAB PERDANA
b. Nama MoU : Pengujian emisi sumber tidak
bergerak cerobong boiler
Pabrik kelapa sawit dan cerobong
genset Kab. Lamandau 2013
c. Nomor MoU : 660/747/BLH/XI/2013 dan 315-
K/Dir/XI/2013
d. Tanggal MoU : 01 Nopember 2013
e. Jangka waktu pelaksanaan MoU : Desember 2013
f. Sumber Anggaran : DPA – SKPD BLH Lamandau
g. Pagu dan realisasi kegiatan : Rp. 40.000.000,- dan Rp.
39.499.997,-
h. Permasalahan dan Solusi : -
16) Kerjasama dengan pihak ketiga (Bidang Pendidikan)
a. Pihak ketiga yang diajak kerjasama : Universitas Palangka Raya
b. Nama MoU : Bantuan Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Tutorial
Mahasiswa Pendas Kabupaten
Lamandau Tahun 2013
c. Nomor MoU : 893/160B/III/BKPP/2013 dan
412/UN31.45/KS/2013
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 231
d. Tanggal MoU : 13 Maret 2013
e. Jangka waktu pelaksanaan MoU : 1 tahun Anggaran
f. Sumber anggaran : APBD Kabupaten Lamandau
g. Pagu dan realisasi Kegiatan : Rp. 514.600.000,-
h. Permasalahan dan solusi : -
17) Kerjasama dengan pihak ketiga (Bidang Pendidikan)
a. Pihak ketiga yang diajak kerjasama : Universitas Indonesia Jakarta
b. Nama MoU : Penyelenggaraan Pendidikan Program
Kerjasama Daerah dan Industri UI
c. Nomor MoU : 074/III/II/BU-2009 dan
50/PKS/R/UI/2009
d. Tanggal MoU : 29 Februari 2009
e. Jangka waktu pelaksanaan MoU : 5 tahun
f. Sumber anggaran : APBD Kabupaten Lamandau
g. Pagu dan realisasi Kegiatan : Rp 133.800.000,- pertahun untuk
4 mahasiswa
h. Permasalahan dan solusi : -
18) Kerjasama dengan pihak ketiga (Bidang Pendidikan)
a. Pihak ketiga yang diajak kerjasama : Universitas Diponegoro Semarang
b. Nama MoU : Pendidikan, Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat
c. Nomor MoU : 813/104/XI/ORG-SETDA/2009 dan
34/H7.P/KS/2009
d. Tanggal MoU : 24November 2009
e. Jangka waktu pelaksanaan MoU : 3 tahun
f. Sumber anggaran : APBD Kabupaten Lamandau
g. Pagu dan realisasi Kegiatan : Rp 50.000.000,- pertahun
h. Permasalahan dan solusi : -
19) Kerjasama dengan pihak ketiga (Bidang Pendidikan):
a. Pihak ketiga yang diajak kerjasama : Universitas Palangka Raya
b. Nama MoU : Pendidikan Dokter bagi Mahasiswa
Kabupaten Lamandau
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 232
c. Nomor MoU : 3191/H24/LL/2010 dan
074/456/IX/2010
d. Tanggal MoU : 16 September 2010
e. Jangka waktu pelaksanaan MoU : 5 tahun
f. Sumber anggaran : APBD Kabupaten Lamandau
g. Pagu dan realisasi Kegiatan : Rp 500.000.000,- per mahasiswa
h. Permasalahan dan solusi : Pada Tahun 2012 diadakan
Moratorium karena Anggaran
digunakan pada kegiatan yang
lebih urgensi.
20) Kerjasama dengan pihak ketiga (Bidang Kelistrikan)
a. Pihak ketiga yang diajak kerjasama : PT. PLN ( persero ) Wilayah
Kalimantan Selatan dan Tengah
Area Palangka Raya.
b. Nama MoU : Nota Kesepahaman Tentang
Pengembangan Ketenagalistrikan
di SKPH Kecamatan Menthobi
Raya Kabupaten Lamandau
Provinsi Kalimantan Tengah.
c. Nomor MoU : 540.6/2/PTB/IX/2012
01.3/Pj/040/CPRY/2011
d. Tanggal MoU : 02 Nopember 2012
e. Jangka waktu pelaksanaan MoU : 3 Tahun sejak berlakunya kontrak
f. Sumber Anggaran : -
g. Pagu dan realisasi kegiatan : -
h. Permasalahan dan solusi : -
21) Kerjasama dengan pihak ketiga (Bidang Pengawasan)
a. Pihak ketiga yang diajak kerjasama : BPKP dan BPK RI.
b. Nama MoU : Nota Kesepahaman Tentang
Pengembangan dan Pengelolaan
Sistem Informasi Untuk Akses
Data pada Pemerintah Kabupaten
Lamandau dalam rangka
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 233
Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggungjawab Keuangan
Negara.
c. Nomor MoU : 389/NK/X-XII.2/6/2011
900/526/DPPKAD-E/VI/2011
d. Tanggal MoU : 27 Juni 2011
e. Jangka waktu pelaksanaan MoU :
f. Sumber Anggaran : -
g. Pagu dan realisasi kegiatan : -
h. Permasalahan dan solusi : -
22) Kerjasama dengan pihak ketiga (Bidang Ketenagakerjaan)
a. Pihak ketiga yang diajak kerjasama : UNLAM Banjarmasin
b. Nama MoU : Kesepakatan Kerjasama Pendidikan
dan Pelatihan Bagi Pencari Kerja
c. Nomor MoU : 562/813/Sosnakertrans-2013
d. Tanggal MoU : Tanggal 04 September 2013
e. Jangka waktu pelaksanaan MoU : 6 (enam) Hari
f. Sumber Anggaran : DPA-SKPD Dinsosnakertrans
g. Pagu dan realisasi kegiatan : Rp. 250.000.000 Realisasi Kegiatan
Rp. 250.000.000,-
h. Permasalahan dan Solusi : -
C. Koordinasi Dengan Instansi Vertikal di Daerah
1. Kebijakan dan Kegiatan
Dalam rangka meningkatkan kebersamaan dan kerjasama yang telah terjalin
dengan baik dalam pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan
pembangunan, maka telah dilakukan koordinasi dengan instansi vertikal untuk
mewujudkan keserasian antara kebijakan-kebijakan daerah dengan kebijakan provinsi
dan pusat.
Koordinasi dengan instansi vertikal diantaranya dilaksanakan dalam bentuk
rapat koordinasi lengkap dengan Bupati selaku pimpinan penyelenggara
pemerintahan daerah didampingi Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) dengan
seluruh instansi vertikal yang ada di Kabupaten Lamandau diantaranya Kantor BPN,
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 234
BPS, Kantor Kemenag dan BUMN yang ada di wilayah Kabupaten Lamandau. Rapat
koordinasi dapat dilaksanakan secara rutin atau insidentil terutama dalam menyikapi
permasalahan yang bersifat khusus yang memerlukan koordinasi secara menyeluruh
untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya permasalahan yang lebih besar.
2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan koordinasi dengan instansi vertikal yang telah dilaksanakan
Pemerintah Kabupaten Lamandau tahun 2013 antara lain adalah :
1). Dilaksanakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga dalam bentuk forum komunikasi
kepanitiaan, dengan materi koordinasi yaitu Pelatihan dan Pembinaan, dimana
instansi vertikal yang terlibat yaitu Kepolisian Resor Lamandau dan Perwira
Penghubung. Kegiatan yang dilaksanakan yaitu 2 (dua) Kegiatan yaitu Paskibra
Tingkat Kabupaten dan Purna Tugas Paskibra Indonesia (PPI), dengan hasilnya
yaitu terlaksananya kegiatan bidang kepemudaan dan olah raga serta
manfaatnya yaitu bertambahnya wawasan kebangsaan, rasa persatuan dan
kesatuan bangsa bagi peserta Paskibra. Prestasi yang didapat di tahun 2013
adalah Pelajar putri asal Kabupaten Lamandau berhasil lolos ke tahapan
bergengsi yaitu Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) tanggal 17
Agustus 2013 di Istana Merdeka Jakarta.
2). Dilaksanakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang
melibatkan Tim dalam rangka penanggulangan bencana di Kabupaten Lamandau.
Instansi vertikal yang terlibat adalah Kepolisian Resor Lamandau dan Komandan
Rayon Militer 1014 di Nanga Bulik.
3). Dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), dalam
bentuk kerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Lamandau dalam kegiatan
pengolahan, updating, analisis data dan statistik daerah. Hasil yang dicapai dari
pelaksanaan kegiatan tersebut adalah terlaksananya pengolahan, updating,
analisis data dan statistik daerah, berupa Penyusunan Buku Analisis
Pertumbuhan Ekonomi Kab.Lamandau, Buku Penduduk Kab. Lamandau, Buku
Profil Daerah Kabupaten Lamandau, Buku Kabupaten Lamandau Dalam Angka,
dan Kecamatan Dalam Angka Tahun 2012/2013.
4). Dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan, Telekomunikasi dan Informatika
(Dishubkominfo) dalam kegiatan Pengendalian Disiplin Pengoperasian Angkutan
Umum di Jalan Raya dengan melibatkan Kepolisian Resor Lamandau dalam
rangka razia gabungan angkutan umum dan barang bersama Satlantas.
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 235
5). Dilaksanakan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam bentuk
kerjasama dengan Kepolisisan Republik Indonesia dalam hal ini Kepala Kepolisian
Resor Lamandau, dengan kegiatan Pendaftaran Pindah Penduduk Berbasis
Nomor Induk Kependudukan (NIK) Dengan Surat Keterangan Catatan Kepolisisan
(SKCK). Kerjasama ini bertujuan untuk menerapkan pendaftaran pindah
penduduk keluar dari Kabupaten Lamandau dengan membawa Surat Keterangan
Catatan Kepolisian (SKCK) dari Kepolisian Resor Lamandau.
6). Dilaksanakan oleh Sekretariat Daerah Bagian Administrasi Pemerintahan Umum
dalam bentuk kerjasama dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Lamandau
dalam kegiatan kepengurusan tanah dan penyelesaian tapal batas. Pada tahun
2013, telah melaksanakan kegiatan Sertifikasi Tanah Masyarakat.
7). Dilaksanakan oleh Sekretariat Daerah Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra)
dalam bentuk kerjasama dengan Kantor Kementerian Agama Lamandau dalam
kegiatan penyelenggaraan kegiatan keagamaan seperti STQ, MTQ, Pesparawi,
dan penyelenggaraan urusan haji. Pada tahun 2013, Kabupaten Lamandau
sukses sebagai tuan rumah penyelenggaraan Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) XIX
Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah, Ikut berperan serta sebagai peserta dalam
Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah di
Puruk Cahu Kabupaten Murung Raya, dan berhasil dengan lancar memfasilitasi
jama’ah haji Kabupaten Lamandau sebanyak 9 orang.
8). Dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Pengajaran dalam bentuk kerjasama
dengan Kantor Kementerian Agama Lamandau dalam rangka koordinasi
mendata/merencanakan kebutuhan guru agama; dengan Kepolisian Resor
Lamandau dalam rangka koordinasi penyuluhan Narkoba/Aids kepada siswa;
3. Permasalahan dan Solusi
Dalam melaksanakan kegiatan koordinasi dengan instansi vertikal, Pemerintah
Kabupaten Lamandau tidak menemui permasalahan/kendala yang berarti, atau dapat
dilaksanakan sebagaimana mestinya terutama pelaksanaannya yang bersifat rutin
tiap tahun.
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 236
D. Pembinaan Batas Wilayah
1. Kebijakan dan Kegiatan
Kebijakan Pemerintah Kabupaten Lamandau dalam pembinaan batas wilayah
adalah terkait dengan kepastian hukum wilayah administratif Kabupaten, sehingga
pelaksanaan pembangunan wilayah Kabupaten Lamandau dapat secara terpadu,
lestari, optimal, seimbang dan serasi, sesuai dengan karakteristik, fungsi, dan
predikatnya.
Pembinaan batas wilayah terus dilakukan, mengingat pentingnya kepastian
hukum akan batas wilayah terutama batas antar Kabupaten yang masih belum
menghasilkan titik temu.
Program dan kegiatan dalam rangka pembinaan batas wilayah yang
dilaksanakan pada tahun 2013 diantaranya yaitu Program Penataan Daerah Otonomi
Baru, dengan kegiatan antara lain :
(1) Kegiatan Fasilitasi Percepatan Penyelesaian Tapal Batas Wilayah Administrasi Antar
Daerah, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 65.000.000,- dan realisasi sebesar
Rp. 61.395.900,- atau 94,46%.
(2) Kegiatan Tata Batas antar Desa dan Kecamatan, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 35.000.000,- terealisasi sebesar Rp. 15.665.000,- atau 44,76%.
Satuan Kerja Perangkat Daerah pelaksanaan pembinaan batas wilayah adalah
Bagian Administrasi Pemerintahan (Adpem) Sekretariat Daerah Kabupaten Lamandau.
2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan
Hasil yang dicapai dari pelaksanaan kegiatan Fasilitasi Percepatan Penyelesaian
Tapal Batas Wilayah Administrasi Antar Daerah di tahun 2013 adalah :
- Rapat-rapat pertemuan baik antar Tim Tata Batas Tingkat Kabupaten.
- Rapat-rapat pertemuan dengan Tim Tata Batas Tingkat Provinsi.
- Rapat ditingkat pusat yang difasilitasi Kementerian Dalam Negeri Republik
Indonesia.
- Pelacakan tanda-tanda batas di wilayah-wilayah yang merupakan daerah
perbatasan oleh Tim tata Batas Kabupaten.
Hasil yang dicapai dari pelaksanaan Kegiatan Tata Batas antar Desa dan
Kecamatan adalah sebagai berikut :
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 237
- Rapat-rapat di kecamatan masing-masing untuk menyelesaikan permasalahan batas
antar desa di dalam wilayah kecamatan, karena diharapkan permasalahan batas
antar desa dalam kecamatan dapat selesai pada tahun 2013 ini.
- Rapat yang difasilitasi oleh pemerintah Kabupaten Lamandau untuk menyelesaikan
permasalahan batas antar desa dalam kecamatan yang belum dapat diselesaikan
oleh pihak kecamatan.
- Rapat-rapat di kabupaten untuk memfasilitasi batas antar kecamatan yang sampai
saat ini masih ada beberapa kecamatan yang belum ada kesepakatan mengenai
batas tersebut.
Secara umum penyelesaian tata batas di Kabupaten Lamandau, dibagi menjadi
beberapa segmen, yaitu batas antar kabupaten/provinsi, batas antar kecamatan dan
batas antar desa, yang masing-masing akan diuraikan sebagai berikut :
(1) Batas antar Kabupaten Lamandau, Kabupaten Kotawaringin Barat dan
Kabupaten Sukamara.
Mengenai batas antara Kabupaten Lamandau, Kabupaten Kotawaringin
Barat dan Kabupaten Sukamara, telah diadakan beberapa kali pertemuan,
diantaranya pertemuan segitiga antara Bupati Lamandau, Bupati Kotawaringin
Barat dan Bupati Sukamara pada tahun 2006 di Pangkalan Bun, dimana dari hasil
pertemuan tersebut telah dituangkan dalam Berita Acara Hasil Rapat Koordinasi
tentang penyelesaian tata batas antara Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten
Lamandau dan Kabupaten Sukamara.
Inti dari kesepakatan tersebut adalah ketiga Kabupaten sepakat untuk
menyelesaikan tata batas adminsitrasi pemerintahan Kabupaten sesuai dengan
yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002 yang mengatur
tentang pembentukan 8 (delapan) Kabupaten baru di Kalimantan Tengah.
Dalam pertemuan tersebut juga disepakati bahwa peta yang menjadi
pegangan kerja semua tim sejak awal hanyalah peta yang telah disepakati dan
ditanda tangani secara bersama oleh ketiga Bupati. Di dalam peta tersebut, telah
tercantum tata batas sementara untuk selanjutnya menjadi tugas tim untuk
menyelesaikannya.
Pertemuan tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan pertemuan di
Sukamara pada tahun 2006, dimana hasil dari pertemuan tersebut juga
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 238
dituangkan dalam sebuah Berita Acara. Dalam pertemuan tersebut Tim Tata Batas
Lamandau mengusulkan batas berdasarkan batas alam, jalan negara sehingga
nantinya batas-batas tersebut mudah dikenali dan bersifat permanen. Diusulkan
pula untuk langsung meninjau lokasi titik-titik batas yang menjadi usul Tim Tata
Batas Kabupaten Lamandau.
Dalam peninjauan ke lapangan ternyata tidak terjadi kesepakatan antara
kedua belah pihak, karena Tim Tata Batas Kabupaten Sukamara bersikeras
memakai peta acuan yang telah ditandatangani oleh ketiga Bupati untuk langsung
dapat ditetapkan menjadi peta batas. Padahal kenyataan pada saat peninjauan di
lapangan tersebut yang dihadiri oleh masing-masing tim tata batas dari kedua
Kabupaten, ditemukan masih terdapat patok/pilar batas permanen antara Desa
Kujan (Kabupaten Lamandau) dan Desa Kenawan (Kabupaten Sukamara).
Karena kedua belah pihak, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Lamandau
dan Pemerintah Kabupaten Sukamara masih belum ada kesepakatan, maka
diusulkan penyelesaian tata batas antar kedua Kabupaten ini difasilitasi oleh Tim
Tata Batas dari Propinsi Kalimantan Tengah. Kedua belah pihak juga telah
mengadakan pertemuan lanjutan, dimana pihak pemerintah Kabupaten Lamandau
telah mengajukan solusi berupa tukar guling lahan, namun hal ini masih ditolak
oleh pihak pemerintah Kabupaten Sukamara, sehingga permasalahan ini telah
dikoordinasikan ke pihak Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dalam hal ini Biro
Tata Praja untuk menjadi mediator antara kedua belah pihak Kabupaten
Lamandau dan Kabupaten Sukamara, dan juga difasilitasi oleh Kementerian Dalam
Negeri RI.
Pada tahun 2011 telah dilakukan pelacakan mengenai tanda-tanda batas di
wilayah-wilayah yang merupakan perbatasan oleh Tim Tata Batas Kabupaten
Lamandau dengan Tim Tata Batas Kabupaten Sukamara yang difasilitasi oleh Tim
Tata Batas Provinsi Kalimantan Tengah. Namun, sampai dengan tahun 2013,
masih belum adanya titik temu antara kabupaten Lamandau dan Kabupaten
Sukamara, karena antara kedua belah pihak masih belum menemukan
kesepahaman tentang penyelesaian titik batas tersebut.
Untuk tata batas Kabupaten Lamandau dan Kabupaten Kotawaringin Barat
pada tanggal 07 November 2013 telah diadakan rapat koordinasi tata batas yang
dilaksanakan di Aula Sekretariat Daerah Kabupaten Lamandau yang menghasilkan
kesepakatan rapat sebagai berikut :
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 239
a. Bagi desa yang sudah melaksanakan pelacakan tata batas, penetapan titik
koordinat dan sudah sepakat terhadap batas dimaksud maka dapat
ditindaklanjuti dengan penandatanganan Berita Acara kesepakatan antar
kedua desa yang diketahui oleh Camat dan Tim Tata batas masing-masing
kabupaten. (dalam hal ini ada 3 kesepakatan yang ditandatangani yaitu antara
desa Lubuk Hiju, desa Batu Ampar Kecamatan Menthobi Raya Kabupaten
Lamandau dengan desa Penahan, desa Riam dan desa Pandau Kecamatan
Arut Utara Kabupaten Kotawaringin Barat).
b. Bagi desa yang belum melaksanakan pelacakan tata batas maka disepakati
untuk dijadwalkan pelacakan tata batas sekaligus pengambilan titik koordinat
antara desa-desa yang berbatasan yang difasilitasi oleh pihak kecamatan
masing-masing.
c. Untuk 1 titik yang menjadi batas antara Kabupaten Lamandau, Kabupaten
Seruyan dan Kabupaten kotawaringin Barat harus disepakati oleh 3
Kabupaten.
(2) Batas antar Kabupaten Lamandau dengan Kabupaten Seruyan.
Untuk penyelesaian tata batas antara Kabupaten Lamandau dengan
Kabupaten Seruyan, telah diadakan pertemuan di Seruyan pada tahun 2006.
Dalam pertemuan disepakati bahwa peta yang digunakan adalah peta citra
landsat yang sudah diretifikasi dengan tetap mengacu pada Peta Bakorsurtanal.
Pada pertemuan tersebut juga disepakati bahwa pelacakan titik koordinat
pada garis batas Kabupaten Lamandau dan Kabupaten Seruyan akan dilakukan
peninjauan langsung ke lapangan oleh Tim Tata Batas Kabupaten Lamandau dan
Tim Tata Batas Kabupaten Seruyan dengan difasilitasi oleh Tim Tata Batas
Provinsi Kalimantan Tengah.
Menindaklanjuti hasil dari pertemuan tersebut, kedua tim langsung turun
meninjau ke lapangan, terutama mensurvey 4 (empat) titik koordinat yang telah
ditentukan sebelumnya. Dari hasil peninjauan ke lapangan tersebut, telah
disepakati oleh kedua pihak mengenai titik koordinat batas antar kedua
Kabupaten, yang ditandai dengan pemasangan patok pilar sementara yang
terbuat dari tonggak kayu untuk mempermudah pemasangan pilar/patok batas
yang permanen.
Dan kemudian akan dilanjutkan dengan 6 (enam) titik koordinat, dan
pada tahun 2012 belum dilakukan peninjauan ke lapangan masih dalam tahap
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 240
perundingan/rapat yang dilaksanakan di Kuala Pembuang pada tanggal 28
November 2012 dengan hasil kesepakatan akan dibentuk tim kecil yang terdiri
dari pihak kecamatan dan desa yang berbatasan untuk mencari informasi
mengenai rute perjalanan dalam rangka mencapai titik batas kedua kabupaten,
untuk cek lapangan oleh kedua kabupaten direncanakan pada bulan
Februari/Maret 2013 namun sampai dengan berakhirnya tahun 2013 belum ada
cek ke lapangan oleh kedua kabupaten dikarenakan belum ada kesepakatan
antara desa-desa yang berbatasan.
(3) Batas antar Kabupaten Lamandau dengan Kabupaten Ketapang Provinsi
Kalimantan Barat.
Untuk penyelesaian tata batas antara Kabupaten Lamandau Provinsi
Kalimantan Tengah dengan Provinsi Kalimantan Barat, dimana wilayah yang
berbatasan adalah Kecamatan Batang Kawa, Kecamatan Delang dan Kecamatan
Lamandau. Pada tanggal 12 November 2013 telah diadakan rapat koordinasi
percepatan penyelesaian tata batas yang dilaksanakan di Aula Sekretariat Daerah
Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat yang menghasilkan kesepakatan
rapat sebagai berikut :
a. Tim fasilitasi percepatan penyelesaian tata batas wilayah administrasi kedua
kabupaten bersepakat untuk melakukan peninjauan titik batas ke lapangan
kembali.
b. Menjadikan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 185.5-472 tanggal
24 Mei 1989 tentang penegasan garis batas wilayah antara Provinsi Daerah
Tingkat I Kalimantan Barat dengan Provinsi Daerah Tingkat I Kalimantan
Tengah sebagai salah satu acuan dalam pelacakan batas antar kabupaten
dengan tetap memperhatikan sejarah dan kesepakatan desa yang berbatasan.
c. Melakukan penyempurnaan terhadap nama-nama toponomi atau nama rupa
bumi pada saat melakukan survei lapangan.
d. Kedua tim penegasan batas menyerahkan tugas pelacakan batas dan
pengambilan titik koordinat titik batas antar desa/kelurahan kepada masing-
masing kepala desa/kelurahan dan camat yang berbatasan dengan dilengkapi
Berita Acara.
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 241
(4) Batas antar Kecamatan/Kelurahan/Desa.
Dalam rangka penentuan batas antar desa dan kecamatan secara pasti
dilapangan sesuai dengan amanat undang-undang tentang pembentukan daerah,
perlu dilakukan penegasan batas desa secara sistematis dan terkoordinasi.
Penetapan dan penegasan batas daerah Kabupaten Lamandau dan batas antar
kecamatan serta desa/kelurahan di Kabupaten Lamandau masih perlu
dilaksanakan penataan dan penegasan dilapangan.
Oleh karena itu dengan adanya kegiatan tata batas antar desa dan
kecamatan pada Bagian Administrasi Pemerintahan diharapkan tata batas antar
desa dan kecamatan dapat terselesaikan, sekaligus dapat dipasang pilar-pilar
batas desa dan kecamatan tersebut, hal ini bertujuan memperlancar pelayanan
kepada masyarakat yang ada diwilayah kerja camat sebagai kepala wilayah
ditingkat kecamatan ataupun kepala desa sebagai kepala wilayah ditingkat desa.
Sehingga kewenangan dapat terkontrol dengan baik.
Kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun anggaran 2013 ini adalah
monitoring dan pelacakan titik batas antar desa yang sudah selesai dan sudah
dibuatkan berita acara kesepakatan batas desa dan kecamatan di wilayah
Kabupaten Lamandau. Hasil pemantauan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a) Monitoring dan pelacakan Batas Desa dan Kecamatan di wilayah Kecamatan
Sematu Jaya.
Masalah tata batas antar desa dan kecamatan merupakan masalah yang
krusial bagi suatu wilayah, karena permasalahan batas ini merupakan batas
kekuasaan dan kewenangan suatu kepala daerah atau kepala wilayah dalam
hal ini Camat sebagai kepala wilayah. Permasalahan tata batas desa dan
kecamatan di wilayah Kecamatan Sematu Jaya hampir selesai hanya ada 1
desa yang belum ada kesepakatan, batas antara desa dan kecamatan yaitu
batas antara Desa Purwareja Kecamatan Sematu Jaya dengan Desa Kujan
Kecamatan Bulik, belum menemukan titik temu, karena masing-masing desa
belum ada kesepakatan, dan masih tetap bertahan dengan persepsi masing-
masing. Pembahasan batas desa antara Desa Purwareja Kecamatan Sematu
Jaya dengan Desa Kujan Kecamatan Bulik sudah dilakukan beberapa kali
pertemuan, tetapi belum ada kesepakatan. Oleh karena itu Camat Sematu
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 242
Jaya dan Camat Bulik meminta difasilitasi oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Lamandau.
b) Batas Desa dan Kecamatan di wilayah Kecamatan Bulik Timur.
Masalah tata batas antara desa dan kecamatan merupakan masalah yang
krusial bagi suatu wilayah, karena permasalahan batas ini merupakan batas
kekuasaan dan kewenangan suatu kepala daerah atau kepala wilayah dalam
hal ini Camat sebagai kepala wilayah. Permasalahan tata batas desa dan
kecamatan di wilayah Kecamatan Bulik Timur sudah selesai namun belum
ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati, sedangkan batas antar Kecamatan
adalah sebagai berikut :
(1) Batas antara Kecamatan Bulik Timur dengan Kecamatan Menthobi Raya,
sudah dilaksanakan pelacakan oleh kedua pihak kecamatan dan desa
yang berbatasan serta telah diambil titik koordinat batas.
(2) Kecamatan Bulik Timur dengan Kecamatan Belantikan Raya, masih dalam
tahap perundingan dan belum ada tindak lanjut.
(3) Kecamatan Bulik Timur dengan Kecamatan Bulik, masih dalam tahap
perundingan dan belum ada tindak lanjut.
Pada tahun 2013 batas desa yang sudah ditetapkan dengan Keputusan
Bupati Lamandau adalah sebagai berikut :
(1) Batas antara Desa Bukit Jaya Kecamatan Bulik Timur dengan Desa
Tangga Batu Kecamatan Belantikan Raya telah melakukan kesepakatan
musyawarah antara kepala desa yang ditetapkan dengan Berita Acara
Penentuan Titik Koordinat Batas Desa, dengan di fasilitasi oleh Tim Tata
Batas Antar Desa dan Kecamatan telah diambil titik koordinat batas desa
serta telah ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lamandau Nomor :
188.45/335/X/HUK/2013 tanggal 07 Oktober 2013 tentang Penetapan dan
Penegasan Tata Batas Wilayah antara Desa Bukit Jaya Kecamatan Bulik
Timur dengan Desa Tangga Batu Kecamatan Belantikan Raya Kabupaten
Lamandau.
(2) Batas antara Desa Pedongatan Kecamatan Bulik Timur dengan Desa
Tangga Batu Kecamatan Belantikan Raya telah melakukan kesepakatan
musyawarah antara kepala desa yang ditetapkan dengan Berita Acara
Penentuan Titik Koordinat Batas Desa, dengan di fasilitasi oleh Tim Tata
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 243
Batas Antar Desa dan Kecamatan telah diambil titik koordinat batas desa
serta telah ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lamandau Nomor :
188.45/336/X/HUK/2013 tanggal 07 Oktober 2013 tentang Penetapan dan
Penegasan Tata Batas Wilayah antara Desa Pedongatan Kecamatan Bulik
Timur dengan Desa Tangga Batu Kecamatan Belantikan Raya Kabupaten
Lamandau.
(3) Batas antara Desa Bukit Jaya Kecamatan Bulik Timur dengan Desa Sungai
Buluh Kecamatan Belantikan Raya telah melakukan kesepakatan
musyawarah antara kepala desa yang ditetapkan dengan Berita Acara
Penentuan Titik Koordinat Batas Desa, dengan di fasilitasi oleh Tim Tata
Batas Antar Desa dan Kecamatan telah diambil titik koordinat batas desa
serta telah ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lamandau Nomor :
188.45/378/XI/HUK/2013 tanggal 29 November 2013 tentang Penetapan
dan Penegasan Tata Batas Wilayah antara Desa Bukit Jaya Kecamatan
Bulik Timur dengan Desa Sungai Buluh Kecamatan Belantikan Raya
Kabupaten Lamandau.
c) Batas desa dan Kecamatan di Wilayah Kecamatan Batang Kawa.
Masalah tata batas antara desa dan kecamatan merupakan masalah yang
krusial bagi suatu wilayah, karena permasalahan batas ini merupakan batas
kekuasaan dan kewenagan suatu kepala daerah atau kepala wilayah dalam
hal ini Camat sebagai kepala wilayah. Permasalahan tata batas desa dan
kecamatan di wilayah Kecamatan Batang Kawa sudah selesai, yang belum
antara kecamatan diantaranya adalah sebagai berikut :
(1) Permasalahan Batas antar Desa di Wilayah Kecamatan Batang Kawa
masih belum lengkap dalam hal administrasi antara lain belum adanya
berita acara kesepakatan antar Desa dalam Kecamatan.
(2) Batas antara Kecamatan Batang Kawa dengan Kecamatan Delang telah
melakukan kesepakatan musyawarah antara Camat Batang Kawa dan
Camat Delang, serta tokoh Masyarakat.
(3) Batas antara Kecamatan Batang Kawa dengan Kecamatan Belantikan
Raya (Desa Bintang Mengalih dan Desa Karang Mas) belum menemui
kesepakatan, dan masih dalam proses penyelesaian.
(4) Batas antara Desa Batu Tambun Kecamatan Batang Kawa dengan Desa
Sungai Tuat Kecamatan Lamandau telah melakukan kesepakatan
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 244
musyawarah antara kepala desa yang ditetapkan dengan Berita Acara
Penentuan Titik Koordinat Batas Desa, dengan di fasilitasi oleh Tim Tata
Batas Antar Desa dan Kecamatan dan Kabupaten telah diambil titik
koordinat batas desa serta telah ditetapkan dengan Keputusan Bupati
Lamandau Nomor : 188.45/305/IX/HUK/2013 tanggal 12 September 2013
tentang Penetapan dan Penegasan Tata Batas Wilayah antara Desa Batu
Tambun Kecamatan Batang Kawa dengan Desa Sungai Tuat Kecamatan
Lamandau Kabupaten Lamandau.
d) Batas Desa dan Kecamatan di wilayah Kecamatan Belantikan Raya.
Masalah tata batas antara desa dan kecamatan merupakan masalah yang
krusial bagi suatu wilayah, karena permasalahan batas ini merupakan batas
kekuasaan dan kewenangan suatu kepala daerah atau kepala wilayah dalam
hal ini Camat sebagai kepala wilayah. Permasalahan tata batas desa dan
kecamatan di wilayah Kecamatan Belantikan Raya sudah selesai diantaranya
adalah sebagai berikut :
(1) Batas antara Desa Nanga Belantikan dengan Desa Sumber Cahaya, sudah
ada kesepakatan dan sudah dituangkan dalam Berita Acara Kesepakatan
pada tanggal 17 Desember 2011, namun belum diambil titik koordinat.
(2) Batas antara Desa Nanga Matu dengan Desa Petarikan, sudah ada
kesepakatan dan sudah dituangkan dalam Berita Acara Kesepakatan pada
tanggal 09 Desember 2011, namun belum diambil titik koordinat.
(3) Batas antara Desa Kahingai dengan Desa Nanga Matu, sudah ada
kesepakatan dan sudah dituangkan dalam Berita Acara Kesepakatan pada
tanggal 04 Oktober 2011, namun belum diambil titik koordinat.
(4) Batas antara Desa Tangga Batu dengan Desa Sungai Buluh, sudah ada
kesepakatan dan sudah dituangkan dalam Berita Acara Kesepakatan.
(5) Batas antara Desa Tangga Batu dengan Desa Belibi, sudah ada
kesepakatan dan sudah dituangkan dalam Berita Acara Kesepakatan.
(6) Batas antara Desa Nanga Belantikan dengan Desa Sungai Buluh, sudah
ada kesepakatan dan sudah dituangkan dalam Berita Acara Kesepakatan.
(7) Batas antara Desa Karang Besi dengan Desa Benuatan, sudah ada
kesepakatan dan sudah dituangkan dalam Berita Acara Kesepakatan.
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 245
Pada tahun 2013 batas desa yang sudah ditetapkan dengan Keputusan
Bupati Lamandau adalah sebagai berikut :
1. Batas antara Desa Bukit Jaya Kecamatan Bulik Timur dengan Desa Tangga
Batu Kecamatan Belantikan Raya telah melakukan kesepakatan
musyawarah antara kepala desa yang ditetapkan dengan Berita Acara
Penentuan Titik Koordinat Batas Desa, dengan di fasilitasi oleh Tim Tata
Batas Antar Desa dan Kecamatan telah diambil titik koordinat batas desa
serta telah ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lamandau Nomor :
188.45/335/X/HUK/2013 tanggal 07 Oktober 2013 tentang Penetapan dan
Penegasan Tata Batas Wilayah antara Desa Bukit Jaya Kecamatan Bulik
Timur dengan Desa Tangga Batu Kecamatan Belantikan Raya Kabupaten
Lamandau.
2. Batas antara Desa Pedongatan Kecamatan Bulik Timur dengan Desa
Tangga Batu Kecamatan Belantikan Raya telah melakukan kesepakatan
musyawarah antara kepala desa yang ditetapkan dengan Berita Acara
Penentuan Titik Koordinat Batas Desa, dengan di fasilitasi oleh Tim Tata
Batas Antar Desa dan Kecamatan telah diambil titik koordinat batas desa
serta telah ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lamandau Nomor :
188.45/336/X/HUK/2013 tanggal 07 Oktober 2013 tentang Penetapan dan
Penegasan Tata Batas Wilayah antara Desa Pedongatan Kecamatan Bulik
Timur dengan Desa Tangga Batu Kecamatan Belantikan Raya Kabupaten
Lamandau.
3. Batas antara Desa Tamiang Kecamatan Bulik dengan Desa Sumber Cahaya
Kecamatan Belantikan Raya telah melakukan kesepakatan musyawarah
antara kepala desa yang ditetapkan dengan Berita Acara Penentuan Titik
Koordinat Batas Desa, dengan di fasilitasi oleh Tim Tata Batas Antar Desa
dan Kecamatan telah diambil titik koordinat batas desa serta telah
ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lamandau Nomor :
188.45/367/XI/HUK/2013 tanggal 27 November 2013 tentang Penetapan
dan Penegasan Tata Batas Wilayah antara Desa Tamiang Kecamatan Bulik
dengan Desa Sumber Cahaya Kecamatan Belantikan Raya Kabupaten
Lamandau.
4. Batas antara Desa Bukit Jaya Kecamatan Bulik Timur dengan Desa Sungai
Buluh Kecamatan Belantikan Raya telah melakukan kesepakatan
musyawarah antara kepala desa yang ditetapkan dengan Berita Acara
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 246
Penentuan Titik Koordinat Batas Desa, dengan di fasilitasi oleh Tim Tata
Batas Antar Desa dan Kecamatan telah diambil titik koordinat batas desa
serta telah ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lamandau Nomor :
188.45/378/XI/HUK/2013 tanggal 29 November 2013 tentang Penetapan
dan Penegasan Tata Batas Wilayah antara Desa Bukit Jaya Kecamatan
Bulik Timur dengan Desa Sungai Buluh Kecamatan Belantikan Raya
Kabupaten Lamandau.
Permasalahan batas antar desa dalam kecamatan Belantikan Raya sudah
selesai dan sudah dituangkan dalam Berita Acara Kesepakatan. Sedangkan
permasalahan batas antar kecamatan belum selesai, karena masih
menggunakan batas alam.
e). Batas Desa dan Kecamatan di wilayah Kecamatan Menthobi Raya
Masalah tata batas antara desa dan kecamatan merupakan masalah yang
krusial bagi suatu wilayah, karena permasalahan batas ini merupakan batas
kekuasaan dan kewenagan suatu kepala daerah atau kepala wilayah dalam
hal ini Camat sebagai kepala wilayah. Pada tahun 2013 Permasalahan tata
batas desa dan kecamatan di wilayah Kecamatan Menthobi Raya sudah
selesai diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Batas antara Desa Melata Kecamatan Menthobi Raya dengan Desa Mukti
Manunggal Kecamatan Menthobi Raya telah melakukan kesepakatan
musyawarah antara kepala desa yang ditetapkan dengan Berita Acara
Penentuan Titik Koordinat Batas Desa, dengan di fasilitasi oleh Tim Tata
Batas Antar Desa dan Kecamatan telah diambil titik koordinat batas desa
serta telah ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lamandau Nomor :
188.45/67/II/HUK/2013 tanggal 11 Februari 2013 tentang Penetapan
dan Penegasan Tata Batas Wilayah antara Desa Melata Kecamatan
Menthobi Raya dengan Desa Mukti Manunggal Kecamatan Menthobi
Raya Kabupaten Lamandau.
2) Batas antara Desa Modang Mas Kecamatan Menthobi Raya dengan Desa
Mukti Manunggal Kecamatan Menthobi Raya telah melakukan
kesepakatan musyawarah antara kepala desa yang ditetapkan dengan
Berita Acara Penentuan Titik Koordinat Batas Desa, dengan di fasilitasi
oleh Tim Tata Batas Antar Desa dan Kecamatan telah diambil titik
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 247
koordinat batas desa serta telah ditetapkan dengan Keputusan Bupati
Lamandau Nomor : 188.45/70/II/HUK/2013 tanggal 11 Februari 2013
tentang Penetapan dan Penegasan Tata Batas Wilayah antara Desa
Modang Mas Kecamatan Menthobi Raya dengan Desa Mukti Manunggal
Kecamatan Menthobi Raya Kabupaten Lamandau.
3) Batas antara Desa Topalan Kecamatan Menthobi Raya dengan Desa
Bukit Raya Kecamatan Menthobi Raya telah melakukan kesepakatan
musyawarah antara kepala desa yang ditetapkan dengan Berita Acara
Penentuan Titik Koordinat Batas Desa, dengan di fasilitasi oleh Tim Tata
Batas Antar Desa dan Kecamatan telah diambil titik koordinat batas desa
serta telah ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lamandau Nomor :
188.45/71/II/HUK/2013 tanggal 11 Februari 2013 tentang Penetapan
dan Penegasan Tata Batas Wilayah antara Desa Topalan Kecamatan
Menthobi Raya dengan Desa Bukit Raya Kecamatan Menthobi Raya
Kabupaten Lamandau.
4) Batas antara Desa Melata Kecamatan Menthobi Raya dengan Desa Bukit
Raya Kecamatan Menthobi Raya telah melakukan kesepakatan
musyawarah antara kepala desa yang ditetapkan dengan Berita Acara
Penentuan Titik Koordinat Batas Desa, dengan di fasilitasi oleh Tim Tata
Batas Antar Desa dan Kecamatan telah diambil titik koordinat batas desa
serta telah ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lamandau Nomor :
188.45/81/II/HUK/2013 tanggal 12 Februari 2013 tentang Penetapan
dan Penegasan Tata Batas Wilayah antara Desa Melata Kecamatan
Menthobi Raya dengan Desa Bukit Raya Kecamatan Menthobi Raya
Kabupaten Lamandau.
5) Batas antara Desa Melata Kecamatan Menthobi Raya dengan Desa
Modang Mas Kecamatan Menthobi Raya telah melakukan kesepakatan
musyawarah antara kepala desa yang ditetapkan dengan Berita Acara
Penentuan Titik Koordinat Batas Desa, dengan di fasilitasi oleh Tim Tata
Batas Antar Desa dan Kecamatan telah diambil titik koordinat batas desa
serta telah ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lamandau Nomor :
188.45/83/II/HUK/2013 tanggal 12 Februari 2013 tentang Penetapan
dan Penegasan Tata Batas Wilayah antara Desa Melata Kecamatan
Menthobi Raya dengan Desa Modang Mas Kecamatan Menthobi Raya
Kabupaten Lamandau.
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 248
6) Batas antara Desa Topalan Kecamatan Menthobi Raya dengan Desa
Nanuah Kecamatan Menthobi Raya telah melakukan kesepakatan
musyawarah antara kepala desa yang ditetapkan dengan Berita Acara
Penentuan Titik Koordinat Batas Desa, dengan di fasilitasi oleh Tim Tata
Batas Antar Desa dan Kecamatan telah diambil titik koordinat batas desa
serta telah ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lamandau Nomor :
188.45/196/V/HUK/2013 tanggal 17 Mei 2013 tentang Penetapan dan
Penegasan Tata Batas Wilayah antara Desa Topalan Kecamatan
Menthobi Raya dengan Desa Nanuah Kecamatan Menthobi Raya
Kabupaten Lamandau.
7) Batas antara Desa Nanuah Kecamatan Menthobi Raya dengan Desa
Modang Mas Kecamatan Menthobi Raya telah melakukan kesepakatan
musyawarah antara kepala desa yang ditetapkan dengan Berita Acara
Penentuan Titik Koordinat Batas Desa, dengan di fasilitasi oleh Tim Tata
Batas Antar Desa dan Kecamatan telah diambil titik koordinat batas desa
serta telah ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lamandau Nomor :
188.45/197/V/HUK/2013 tanggal 17 Mei 2013 tentang Penetapan dan
Penegasan Tata Batas Wilayah antara Desa Nanuah Kecamatan
Menthobi Raya dengan Desa Modang Mas Kecamatan Menthobi Raya
Kabupaten Lamandau.
8) Batas antara Desa Topalan Kecamatan Menthobi Raya dengan Desa
Modang Mas Kecamatan Menthobi Raya telah melakukan kesepakatan
musyawarah antara kepala desa yang ditetapkan dengan Berita Acara
Penentuan Titik Koordinat Batas Desa, dengan di fasilitasi oleh Tim Tata
Batas Antar Desa dan Kecamatan telah diambil titik koordinat batas desa
serta telah ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lamandau Nomor :
188.45/198/V/HUK/2013 tanggal 17 Mei 2013 tentang Penetapan dan
Penegasan Tata Batas Wilayah antara Desa Topalan Kecamatan
Menthobi Raya dengan Desa Modang Mas Kecamatan Menthobi Raya
Kabupaten Lamandau.
9) Batas antara Desa Melata Kecamatan Menthobi Raya dengan Desa
Nanuah Kecamatan Menthobi Raya telah melakukan kesepakatan
musyawarah antara kepala desa yang ditetapkan dengan Berita Acara
Penentuan Titik Koordinat Batas Desa, dengan di fasilitasi oleh Tim Tata
Batas Antar Desa dan Kecamatan telah diambil titik koordinat batas desa
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 249
serta telah ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lamandau Nomor :
188.45/232/VI/HUK/2013 tanggal 24 Juni 2013 tentang Penetapan dan
Penegasan Tata Batas Wilayah antara Desa Melata Kecamatan Menthobi
Raya dengan Desa Nanuah Kecamatan Menthobi Raya Kabupaten
Lamandau.
Permasalahan batas antar desa dalam kecamatan Menthobi Raya sudah
selesai dan sudah dituangkan dalam Berita Acara Kesepakatan serta sudah
ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lamandau. Sedangkan permasalahan
batas antar kecamatan dan Kabupaten belum selesai, karena masih belum
menemukan titik koordinat.
f) Batas Desa dan Kecamatan di wilayah Kecamatan Bulik.
Masalah tata batas antara desa dan kecamatan merupakan masalah yang
krusial bagi suatu wilayah, karena permasalahan batas ini merupakan batas
kekuasaan dan kewenangan suatu kepala daerah atau kepala wilayah dalam
hal ini Camat sebagai kepala wilayah. Pada tahun 2013 Permasalahan tata
batas desa dan kecamatan di wilayah Kecamatan Bulik yang diselesaikan
adalah sebagai berikut :
(1) Batas antara Desa Bunut Kecamatan Bulik dengan Desa Sungai
Mentawa Kecamatan Bulik telah melakukan kesepakatan musyawarah
antara kepala desa yang ditetapkan dengan Berita Acara Penentuan Titik
Koordinat Batas Desa, dengan di fasilitasi oleh Tim Tata Batas Antar
Desa dan Kecamatan telah diambil titik koordinat batas desa serta telah
ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lamandau Nomor :
188.45/66/II/HUK/2013 tanggal 11 Februari 2013 tentang Penetapan
dan Penegasan Tata Batas Wilayah antara Desa Bunut Kecamatan Bulik
dengan Desa Sungai Mentawa Kecamatan Bulik Kabupaten Lamandau.
(2) Batas antara Desa Bumi Agung Kecamatan Bulik dengan Desa Sumber
Mulya Kecamatan Bulik telah melakukan kesepakatan musyawarah
antara kepala desa yang ditetapkan dengan Berita Acara Penentuan Titik
Koordinat Batas Desa, dengan di fasilitasi oleh Tim Tata Batas Antar
Desa dan Kecamatan telah diambil titik koordinat batas desa serta telah
ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lamandau Nomor :
188.45/247/VII/HUK/2013 tanggal 09 Juli 2013 tentang Penetapan dan
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 250
Penegasan Tata Batas Wilayah antara Desa Bumi Agung Kecamatan
Bulik dengan Desa Sumber Mulya Kecamatan Bulik Kabupaten
Lamandau.
(3) Batas antara Desa Sumber Mulya Kecamatan Bulik dengan Desa Bukit
Indah Kecamatan Bulik telah melakukan kesepakatan musyawarah
antara kepala desa yang ditetapkan dengan Berita Acara Penentuan Titik
Koordinat Batas Desa, dengan di fasilitasi oleh Tim Tata Batas Antar
Desa dan Kecamatan telah diambil titik koordinat batas desa serta telah
ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lamandau Nomor :
188.45/248/VII/HUK/2013 tanggal 09 Juli 2013 tentang Penetapan dan
Penegasan Tata Batas Wilayah antara Desa Sumber Mulya Kecamatan
Bulik dengan Desa Bukit Indah Kecamatan Bulik Kabupaten Lamandau.
(4) Batas antara Desa Sumber Mulya Kecamatan Bulik dengan Desa Arga
Mulya Kecamatan Bulik telah melakukan kesepakatan musyawarah
antara kepala desa yang ditetapkan dengan Berita Acara Penentuan Titik
Koordinat Batas Desa, dengan di fasilitasi oleh Tim Tata Batas Antar
Desa dan Kecamatan telah diambil titik koordinat batas desa serta telah
ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lamandau Nomor :
188.45/249/VII/HUK/2013 tanggal 09 Juli 2013 tentang Penetapan dan
Penegasan Tata Batas Wilayah antara Desa Sumber Mulya Kecamatan
Bulik dengan Desa Arga Mulya Kecamatan Bulik Kabupaten Lamandau.
(5) Batas antara Desa Bukit Indah Kecamatan Bulik dengan Desa Arga
Mulya Kecamatan Bulik telah melakukan kesepakatan musyawarah
antara kepala desa yang ditetapkan dengan Berita Acara Penentuan Titik
Koordinat Batas Desa, dengan di fasilitasi oleh Tim Tata Batas Antar
Desa dan Kecamatan telah diambil titik koordinat batas desa serta telah
ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lamandau Nomor :
188.45/253/VII/HUK/2013 tanggal 09 Juli 2013 tentang Penetapan dan
Penegasan Tata Batas Wilayah antara Desa Bukit Indah Kecamatan Bulik
dengan Desa Arga Mulya Kecamatan Bulik Kabupaten Lamandau.
(6) Batas antara Desa Bumi Agung Kecamatan Bulik dengan Kelurahan
Nanga Bulik Kecamatan Bulik telah melakukan kesepakatan musyawarah
antara kepala desa yang ditetapkan dengan Berita Acara Penentuan Titik
Koordinat Batas Desa, dengan di fasilitasi oleh Tim Tata Batas Antar
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 251
Desa dan Kecamatan telah diambil titik koordinat batas desa serta telah
ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lamandau Nomor :
188.45/356/XI/HUK/2013 tanggal 15 November 2013 tentang
Penetapan dan Penegasan Tata Batas Wilayah antara Desa Bumi Agung
Kecamatan Bulik dengan Desa Kelurahan Nanga Bulik Kecamatan Bulik
Kabupaten Lamandau.
(7) Batas antara Desa Batu Kotam Kecamatan Bulik dengan Desa Batu
Hambawang Kecamatan Sematu Jaya telah melakukan kesepakatan
musyawarah antara kepala desa yang ditetapkan dengan Berita Acara
Penentuan Titik Koordinat Batas Desa, dengan di fasilitasi oleh Tim Tata
Batas Antar Desa dan Kecamatan telah diambil titik koordinat batas desa
serta telah ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lamandau Nomor :
188.45/358/XI/HUK/2013 tanggal 15 November 2013 tentang
Penetapan dan Penegasan Tata Batas Wilayah antara Desa Batu Kotam
Kecamatan Bulik dengan Desa Batu Hambawang Kecamatan Sematu
Jaya Kabupaten Lamandau.
(8) Batas antara Desa Bumi Agung Kecamatan Bulik dengan Desa Arga
Mulya Kecamatan Bulik telah melakukan kesepakatan musyawarah
antara kepala desa yang ditetapkan dengan Berita Acara Penentuan Titik
Koordinat Batas Desa, dengan di fasilitasi oleh Tim Tata Batas Antar
Desa dan Kecamatan telah diambil titik koordinat batas desa serta telah
ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lamandau Nomor :
188.45/359/XI/HUK/2013 tanggal 15 November 2013 tentang
Penetapan dan Penegasan Tata Batas Wilayah antara Desa Bumi Agung
Kecamatan Bulik dengan Desa Arga Mulya Kecamatan Bulik Kabupaten
Lamandau.
(9) Batas antara Desa Bunut Kecamatan Bulik dengan Desa Sungai
Mentawa Kecamatan Bulik telah melakukan kesepakatan musyawarah
antara kepala desa yang ditetapkan dengan Berita Acara Penentuan Titik
Koordinat Batas Desa, dengan di fasilitasi oleh Tim Tata Batas Antar
Desa dan Kecamatan telah diambil titik koordinat batas desa serta telah
ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lamandau Nomor :
188.45/366/XI/HUK/2013 tanggal 27 November 2013 tentang
Penetapan dan Penegasan Tata Batas Wilayah antara Desa Bunut
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 252
Kecamatan Bulik dengan Desa Sungai Mentawa Kecamatan Bulik
Kabupaten Lamandau.
(10) Batas antara Desa Tamiang Kecamatan Bulik dengan Desa Sumber
Cahaya Kecamatan Belantikan Raya telah melakukan kesepakatan
musyawarah antara kepala desa yang ditetapkan dengan Berita Acara
Penentuan Titik Koordinat Batas Desa, dengan di fasilitasi oleh Tim Tata
Batas Antar Desa dan Kecamatan telah diambil titik koordinat batas desa
serta telah ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lamandau Nomor :
188.45/367/XI/HUK/2013 tanggal 27 November 2013 tentang
Penetapan dan Penegasan Tata Batas Wilayah antara Desa Tamiang
Kecamatan Bulik dengan Desa Sumber Cahaya Kecamatan Belantikan
Raya Kabupaten Lamandau.
(11) Batas antara Desa Tamiang Kecamatan Bulik dengan Desa Bakonsu
Kecamatan Lamandau telah melakukan kesepakatan musyawarah antara
kepala desa yang ditetapkan dengan Berita Acara Penentuan Titik
Koordinat Batas Desa, dengan di fasilitasi oleh Tim Tata Batas Antar
Desa dan Kecamatan telah diambil titik koordinat batas desa serta telah
ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lamandau Nomor :
188.45/382/XII/HUK/2013 tanggal 09 Desember 2013 tentang
Penetapan dan Penegasan Tata Batas Wilayah antara Desa Tamiang
Kecamatan Bulik dengan Desa Bakonsu Kecamatan Lamandau
Kabupaten Lamandau.
(12) Batas antara Desa Kujan Kecamatan Bulik dengan Desa Batu
Hambawang Kecamatan Sematu Jaya telah melakukan kesepakatan
musyawarah antara kepala desa yang ditetapkan dengan Berita Acara
Penentuan Titik Koordinat Batas Desa, dengan di fasilitasi oleh Tim Tata
Batas Antar Desa dan Kecamatan telah diambil titik koordinat batas desa
serta telah ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lamandau Nomor :
188.45/383/XII/HUK/2013 tanggal 09 Desember 2013 tentang
Penetapan dan Penegasan Tata Batas Wilayah antara Desa Kujan
Kecamatan Bulik dengan Desa Batu Hambawang Kecamatan Sematu
Jaya Kabupaten Lamandau.
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 253
Permasalahan batas antar desa dalam kecamatan Bulik sudah selesai dan
sudah dituangkan dalam Berita Acara Kesepakatan dan telah ditetapkan
dengan Keputusan Bupati Lamandau, sedangkan permasalahan batas antar
kecamatan dan Kabupaten belum selesai.
3. Permasalahan dan Solusi
a. Pembinaan Batas Wilayah
Selama ini permasalahan yang terjadi dalam hal pembinaan batas wilayah yaitu :
1. Masih belum adanya titik temu antara dua kabupaten yaitu antara kabupaten
Lamandau dan Kabupaten Sukamara, karena antara kedua belah pihak masih
belum menemukan kesepahaman tentang penyelesaian titik batas tersebut.
2. Untuk batas antara kabupaten Lamandau dengan Kabupaten Seruyan sudah
menemukan 4 (empat) titik koordinat yang kemudian akan dilanjutkan dengan 6
(enam) titik koordinat, dan pada tahun 2013 belum dilakukan peninjauan ke
lapangan, masih dalam tahap perundingan antara desa-desa yang berbatasan.
Solusi untuk mengatasi permasalahan batas tersebut adalah :
1. Agar pihak pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dan Kementerian Dalam
Negeri menjadi mediator antara kedua belah pihak yaitu Kabupaten Lamandau
dan Kabupaten Sukamara.
2. Diharapkan pada tahun 2014 menemukan kesepakatan dan dapat segera
dipasang pilar batas.
b. Batas Antar Kecamatan/Kelurahan/Desa
Permasalahan yang dihadapi yaitu pada beberapa desa khususnya yang pada
wilayahnya masuk Perusahaan Besar Swasta perkebunan kelapa sawit yang sering
timbul permasalahan tata batas desa, karena masing-masing desa masih
mempertahankan luas wilayahnya.
Solusinya yang telah dilaksanakan yaitu telah diadakan rapat-rapat dengan
Camat Se Kabupaten Lamandau untuk membahas permasalahan batas diwilayahnya
masing-masing. Diharapkan permasalahan batas antar desa dapat diselesaikan pada
tahun 2014, agar penyelesaian batas antar kecamatan dapat segera diselesaikan
pula.
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 254
E. Pencegahan dan Penanggulangan Bencana
1. Bencana Yang Terjadi
Bencana yang terjadi di Kabupaten Lamandau pada tahun 2013 dapat dilihat
dalam tabel berikut ini :
Tabel 7. Bencana Yang Terjadi di Kab. Lamandau Tahun 2013
NO Bencana Nama Alamat Besarnya
Kerusakan dan Kerugian (Rp.)
1 Angin Topan SABRIANSAH Desa Kujan 19.864.000
2 Angin Topan SAHMAN Desa Kujan 18.864.000
3 Angin Topan SITER Desa Kujan 20.440.610
4 Angin Topan HARIADI Desa Kujan 10.000.000
5 Perahu Tenggelam ARTOYO Desa Suja -
6 Kebakaran Rumah STEPAN ANTON Desa Bumi Agung 59.307.000
7 Kebakaran Rumah I’IM IBRAHIM Desa Suka Maju 65.656.000
8 Kebakaran Rumah JOKO Desa Suka Maju 64.101.000
9 Kebakaran Rumah RAKIYANTO Desa Suka Maju 1.475.000
10 Kebakaran Rumah AGUSTA SEHAT Desa Jemuat 59.817.000
11 Kebakaran Rumah M. FIRAMLI Desa Bumi Agung 81.539.500
12 Angin Topan BONY BIN NORDIN Desa Kujan 10.352.251
13 Kebakaran Rumah RELI Desa Nuangan 35.442.000
14 Kebakaran Rumah SURATNO Desa Tri Tunggal 162.500.000
15 Kebakaran Rumah AMOS Desa Lubuk Hiju 95.451.570
16 Kebakaran Rumah HERI Desa Lubuk Hiju 10.964.600
17 Kebakaran Rumah JUMAKIR Desa Liku 67.231.000
Sumber : BPBD, 2013.
2. Penanggulangan Bencana
Selama kurun waktu dari Tahun 2012-2013, Bidang Kedaruratan dan Logistik
Kabupaten Lamandau melakukan kegiatan sebagai berikut :
1) Melakukan Monitoring terhadap titik rawan bencana banjir untuk antisipasi terjadi
bencana, mengingat jarak antara titik rawan bencana jauh dan sulit dijangkau
dari ibu kota Kabupaten.
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 255
2) Terjun langsung ke lapangan bila ada kejadian baik itu kebakaran ataupun
kebanjiran, untuk bahan evaluasi dalam memberikan bantuan walaupun
informasi tersebut disampaikan/diterima secara lisan maupun tertulis.
3) Bersama-sama dengan Tim TAGANA terjun ke lapangan apabila ada laporan
kejadian musibah baik musibah kebakaran maupun musibah lainnya
(Masyarakat tenggelam), untuk melakukan evakuasi korban serta berkoordinasi
dengan pihak-pihak terkait.
4) Melakukan Koordinasi lintas sektoral terutama dengan Dinas Sosial, untuk
memeberikan bantuan Logistik kepada masyarakat yang terkena musibah.
5) Membantu masyarakat pengguna jalan untuk mencarikan/ mengantarkan melalui
jalan alternatif jika ada jembatan/jalan utama yang putus akibat luapan air
karena hujan maupun banjir/tanah longsor.
6) Mengusulkan kepada Bupati untuk mohon bantuan bagi masyarakat yang kena
musibah seperti kebanjiran atau kebakaran.
7) Membuat laporan secara periodik kepada Gubernur Kalimantan Tengah.
8) Pada Tahun 2013 tidak ada kejadian bencana yang dilaporkan ke Pusat.
3. Status Bencana
Status bencana yang terjadi pada tahun 2013 di Kabupaten Lamandau adalah
sebagai berikut :
a. Bupati Lamandau menetapkan Status Siaga Darurat Bencana Banjir dan Tanah
Longsor di Wilayah Kabupaten Lamandau selama terhitung sejak tanggal 11
Februari 2013 sampai dengan 30 Mei 2013, melalui Surat Pernyataan Siaga
Darurat Bencana Nomor: 360/53/II/BPBD-2013 tanggal 11 Februari 2013.
b. Bupati Lamandau menyatakan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir di
Kabupaten Lamandau terhitung sejak tanggal 11 September 2013 sampai dengan
18 September 2013, melalui Surat Pernyataan Status Tanggap Darurat Nomor:
360/362/IX/BPBD-2013 tanggal 11 September 2013.
4. Sumber dan Jumlah Anggaran
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) merupakan SKPD baru,
sehingga dana yang tersedia masih minim yang dianggarkan dari APBD Kabupaten
Lamandau. Pada tahun 2013, Pagu anggaran Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Kabupaten Lamandau adalah sebesar Rp. 3.753.842.080,- dan
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 256
terealisasi sebesar Rp. 3.369.713.227,- atau (89,77%). Untuk alokasi dan realisasi
anggarannya (diluar belanja rutin) dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 7.1 Program & Kegiatan Penanggulangan Bencana TA. 2013
Program
Kegiatan
Alokasi Anggaran
(Rp)
Realisasi Keuangan
(Rp)
Realisasi (%)
PENCEGAHAN DINI DAN PENANGGULANGAN BENCANA
Operasional patroli satgas dan posko penanggulangan kebakaran hutan, lahan dan pekarangan
80.000.000
79.997.000
100
sosialisasi pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan, lahan dan pekarangan
25.000.000
24.991.000
99.96
Pembangunan Posko Penanggulangan Bencana
62.000.000 61.800.000 99.68
PROGRAM PASCA BENCANA
Pengendalian kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi
50.000.000
49.955.000
99.91
PROGRAM TANGGAP DARURAT
Monitoring, evaluasi dan pelaporan kejadian bencana
60.000.000 59.891.000 99.82
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH RAWAN BENCANA
Penyusunan profil daerah rawan bencana dan penyusunan buku statistik bencana
68.300.000
66.566.000
97.46
PROGRAM PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT
Penyelenggaraan kegiatan bulan bhakti gotong royong masyarakat
28.400.000
28.400.000
100
Sumber : BPBD Kab.Lamandau 2013.
5. Antisipasi Daerah Dalam Menghadapi Kemungkinan Bencana Dalam mengantisipasi rawan bencana di Kabupaten Lamandau, BPBD
Kabupaten Lamandau telah berupaya melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Melakukan sosialisasi dan pelatihan SAR dan Evakuasi;
b. Membentuk Tim Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Mendirikan
Posko Penanggulangan Bencana;
c. Aktivasi peralatan komunikasi dan jaring komunikasi Tim SAR secara ekternal /
internal;
d. Monitoring lapangan.
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 257
6. Potensi Bencana
Bencana alam yang berpotensi terjadi di Kabupaten Lamandau adalah Banjir
dan Kebakaran Hutan/Lahan. Adapun daerah-daerah rawan bencana banjir di
Kabupaten Lamandau adalah sebagai berikut :
a. Kecamatan Bulik terdiri dari Kelurahan Nanga Bulik, Desa Kujan, Desa Batu
Kotam, Desa Bunut, Desa Sungai Mentawa, Desa Beruta.
b. Kecamatan Lamandau terdiri dari Kelurahan Tapin Bini, Desa Sekoban, Desa
Karang Taba, Desa Penopa, Desa Bakonsu, Desa Kawa, Desa Suja.
c. Kecamatan Belantikan Raya terdiri dari Desa Nanga Belantikan, Desa Tangga
Batu, Desa Kahingai, Desa Bintang Mengalih.
d. Kecamatan Batang Kawa terdiri dari Desa Batu Tambun.
e. Kecamatan Bulik Timur terdiri dari Desa Pedongatan, Desa Nuangan, Desa Nanga
Palikodan.
f. Kecamatan Sematu Jaya terdiri dari Desa Batu Hambawang.
Adapun daerah-daerah rawan bencana kebakaran hutan/lahan berada pada
hampir di seluruh kecamatan di Kabupaten Lamandau. Berdasarkan hal tersebut,
Pemerintah Kabupaten Lamandau telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pendataan dan pemuktahiran data daerah rawan bencana setiap 6 (enam) bulan.
b. Mengadakan sosialisasi dan simulasi bencana diutamakan pada masyarakat
daerah rawan bencana.
c. Melengkapi dan Memperbaiki Peralatan Bencana.
d. Menyiapkan jalur evakuasi dan tanda/symbol daerah rawan bencana.
e. Menyusun Rekontijensi Bahaya Banjir, Tanah Longsor dan Kebakaran.
F. Pengelolaan Kawasan Khusus
1. Jenis Kawasan Khusus Yang Menjadi Kawasan Daerah
Pengelolaan Kawasan Khusus di Kabupaten Lamandau yaitu Kawasan Hutan Kota
dan Kawasan Konservasi Hutan.
i). Dasar Pelaksanaan:
- Peraturan Pemerintah RI Nomor 63 Tahun 2002 tentang Hutan kota;
- Instruksi Bupati Lamandau Nomor: 400/44/Bang/IV/2009 tentang Identifikasi
dan Inventarisasi Hutan Kota dan Kawasan Konservasi Hutan.
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 258
- Keputusan Bupati Lamandau Nomor: 800/283/Bapp.C/X/2009 tentang
Pembentukan Tim Teknis/Tim Survey Identifikasi dan Inventarisasi Hutan Kota
dan Kawasan Konservasi Hutan Kabupaten Lamandau;
- Surat Tugas Kepala BAPPEDA Nomor: 841.5/1948.a/Bapp.C/X/2009 tanggal 24
Oktober 2009 tentang pelaksanaan Identifikasi dan Inventarisasi Kepemilikan
Lahan untuk Rencana Hutan Kota dan Kawasan Konservasi Hutan Kabupaten
Lamandau.
ii). Tujuan Pelaksanaan:
Adapun tujuan dari penyelenggaraan hutan kota dimaksudkan untuk:
- Menghijaukan kota;
- Menekan/mengurangi pencemaran udara (kadar karbonmonoksida, ozon,
karbondioksida, oksidanitrogen, belerang dan debu;
- Mencegah terjadinya penurunan air tanah dan permukaan tanah;
- Mencegah terjadinya banjir dan genangan, kekeringan, meningkatnya
kandungan logam berat dalam air.
iii). Hasil Pelaksanaan
Hasil identifikasi dan inventarisasi oleh Tim Teknis/Tim Survey:
- Lokasi Hutan Kota (HK) 1
Lokasi ini memiliki luas 104,3 ha, terletak di koridor Jalan Batu Batanggui, Jalan
Sudiro dan Jalan JC. Rangkap. Pada lokasi ini terdapat beragam
tumbuhan/pohon-pohon hutan diantaranya Rambutan Hutan, Meranti, Mentawa,
Agatis, Belawan, dll. Lokasi ini adalah basah/terendam air waktu hujan dan
berfungsi sebagai Catchment Area. HK 1 sebagian besar lahannya adalah milik
masyarakat, pernah diusulkan untuk percetakan sawah akan tetapi jadi
dilaksanakan karena menurut hasil penelitian Dinas Pertanian wilayah ini tidak
cocok untuk persawahan, dari Kajian Tata Ruang HK 1 cocok dijadikan Kawasan
Konservasi karena saat ini berfungsi sebagai Catchment Area (Kawasan
Resapan).
- Lokasi Hutan Kota (HK) 2
Lokasi ini memiliki luas 132,8 ha, terletak di koridor Jalan Kompi. Pada lokasi ini
terdapat beragam tumbuhan/pohon-pohon hutan diantaranya Meranti, Agatis,
Belawan, Panaga, Kapuk, Rotan, dll. Lokasi ini basah/terendam air waktu hujan
dan berfungsi sebagai Catchment Area.
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 259
- Lokasi Hutan Kota (HK) 3
Lokasi ini memiliki luas 415 ha, terletak di Desa Kujan di pinggir jalan negara
arah ke Kecamatan Sematu Jaya. Lokasi ini terdapat beragam tumbuhan/pohon-
pohon hutan diantaranya Rotan Hutan, Panaga, Rambutan Hutan, Mentawa,
Ulin, Plais, Kapuk, Ramunia Hutan, Nyatuh, Pohon Beringin, Pampung, dll. Di
lokasi ini terdapat danau yang tidak pernah kering sepanjang tahun.
- Lokasi Hutan Kota (HK) 4
Lokasi ini memiliki luas 292,76 ha, terletak di koridor jalan arah ke trans E di
sepanjang Sungai Samaliba. Lokasi ini terdapat beragam tumbuhan/pohon-pohon
hutan diantaranya Meranti, Agatis, Balawan, Panaga, Kapuk, Rotan dan
tumbuhan lainnya.
- Lokasi Hutan Kota (HK) 5
Lokasi ini memiliki luas 33,98 ha, terletak di belakang Kantor SETDA, belakang
Kantor DISHUTBUN, belakang Kantor DISTANAKAN dan belakang Kantor Polres
Lamandau. Lokasi ini terdapat beragam tumbuhan/pohon-pohon hutan
diantaranya Ulin, Idat, Nyatuh, dan jenis lainnya yang sudah sulit ditemukan
ditempat lain. Lokasi ini cocok untuk kegiatan penelitian dan pendidikan bagi
anak-anak sekolah di wilayah Kota Nanga Bulik.
- Lokasi Hutan Kota (HK) 6
Lokasi ini memiliki luas 16,4 ha, terletak di belakang Kantor KESBANGPOLINMAS,
belakang Kantor BPS dan belakang Kantor BLH. Lokasi ini terdapat tumbuh-
tumbuhan hutan dan tanaman buah-buahan (tanam tumbuh milik masyarakat
dengan sebagian lokasi berawa).
- Lokasi Hutan Kota (HK) 7
Lokasi ini memiliki luas 1,185 ha, terletak di koridor Jalan Marunting atau
diantara Kantor Dinas Pekerjaan Umum dengan Kantor DPPKAD Kabupaten
Lamandau. Lokasi ini terdapat beragam tumbuhan/pohon-pohon hutan termasuk
tumbuhan langka Akar Tongang.
- Lokasi Hutan Kota (HK) 8
Lokasi ini memiliki luas 5,194 ha, terletak ditengah-tengah lokasi perkantoran
pada koridor Jalan Marunting – Jalan Sampuraga – Jalan Lingkar – Jalan
Salampin. Lokasi ini dapat diakses dari koridor Jalan Marunting atau diantara
Kantor SATPOL PP dengan Kantor Bersama SAMSAT Kabupaten Lamandau.
Lokasi ini terdapat tumbuh-tumbuhan hutan sisa babas atau kebakaran hutan.
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 260
Lokasi ini cocok untuk kegiatan penelitian dan pendidikan bagi anak-anak sekolah
di wilayah Kota Nanga Bulik dan sekitarnya.
iv). Tindak Lanjut
Dari hasil identifikasi dan inventarisasi oleh Tim Teknis/Tim Survey diatas
ditindaklanjuti oleh Tim Penentu Kebijakan Tentang Hasil Indentifikasi dan
Inventarisasi Kawasan Hutan Kota dan Kawasan Konservasi Hutan di Kabupaten
Lamandau Tahun 2009 dengan kesimpulan/kesepakatan bahwa sebagai Hutan
Kota disepakati 4 (empat) lokasi yaitu: Hutan Kota 5, Hutan Kota 6, Hutan Kota 7
dan Hutan Kota 8. Sementara Hutan Kota 1, Hutan Kota 2, Hutan Kota 3 dan
Hutan Kota 4 disepakati menjadi Kawasan Konservasi. Selanjutnya pada bulan
Agustus 2010 telah dilakukan Sosialisasi Hutan Kota dengan menghadirkan dari
Pihak Pemerintah Kabupaten Lamandau dan Masyarakat, terutama masyarakat
yang tanahnya masuk dalam Kawasan Hutan Kota.
v). Hasil Akhir
Setelah melewati proses tahapan yang panjang, akhirnya Kawasan Hutan Kota dan
Kawasan Konservasi Hutan ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lamandau
Nomor: 100/70/ADPEM.2010 tanggal 20 Desember 2010 tentang Penetapan
Kawasan Hutan Kota seluas 1.001,619 Ha. di Kelurahan Nanga Bulik, Desa Kujan,
Desa Bumi Agung dan Desa Suber Mulya Kecamatan Bulik Kabupaten Lamandau.
Dengan ditetapkannya Kawasan Hutan Kota ini, maka kepada pihak-pihak yang
terkait dengan pengelolaan hutan kota, dapat mempedomaninya dalam rangka
penyusunan rencana pengelolaan, pemeliharaan, perlindungan dan pengamanan,
serta pemantauan dan evaluasi Kawasan Hutan Kota, serta dilarang
mengalihfungsikan Kawasan Hutan Kota dari fungsi yang sesungguhnya tanpa ijin
dari Bupati Lamandau.
2. Sumber Anggaran
Areal Kawasan Khusus Hutan Kota dan Kawasan Konservasi Hutan di Kabupaten
Lamandau sampai dengan tahun 2013 status kepemilikannya sebagian masih milik
masyarakat dan sebagian lagi milik Pemerintah Daerah. Sedangkan sumber anggaran
dalam pengelolaannya mulai dari penyusunan rencana pengelolaan, pemeliharaan,
perlindungan dan pengamanan, serta pemantauan dan evaluasi Kawasan Hutan Kota
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 261
adalah dari dana APBD Kabupaten Lamandau melalui DPA Instansi terkait seperti
BAPPEDA Kab.Lamandau, BLH, Dishutbun, Dinas PU dan Disparsenibud.
3. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan yang ditemuai dalam pengelolaan Kawasan Khusus Hutan Kota
dan Kawasan Konservasi Hutan di Kabupaten Lamandau antara lain:
- Terdapat areal hutan kota yang masuk dalam pengembangan jalan. Solusinya,
Melakukan relokasi dengan mengupayakan mencari penggantinya di lokasi lain;
- Sebagian besar areal kawasan masih dimiliki masyarakat, sehingga tidak ada
jaminan perlindungan dan pengamanan karena sewaktu-waktu bisa beralih fungsi.
Solusinya, harus segera dilakukan pembebasan lahan;
- Pengelolaan kawasan masih belum optimal. Solusinya, perlu dilakukan pertemuan
lintas SKPD Kabupaten Lamandau untuk menetapkan SKPD pengelola.
G. Penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban Umum
1. Gangguan yang terjadi
Situasi dan kondisi pada tahun 2013 di Kabupaten Lamandau yang
menyangkut masalah ketentraman dan ketertiban umum dalam keadaan aman
terkendali, dimana tidak terjadi konflik berbasis SARA, anarkisme, separatisme atau
lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Lamandau pada tahun 2013 dalam
keadaan kondusif.
Dengan mengedepankan prinsip musyawarah untuk mufakat di berbagai
bidang, kondisi lingkungan di Kabupaten Lamandau tidak banyak terjadi konflik antar
masyarakat yang dapat mengganggu ketentraman dan ketertiban umum. Potensi-
potensi konflik dapat dihindari berkat kerja sama semua pihak dalam melaksanakan
penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum, sehingga potensi adanya
gangguan ketentraman dan ketertiban umum dapat terdeteksi sedini mungkin.
Selama tahun 2013 ada beberapa potensi gangguan ketentraman dan ketertiban
umum yang telah berhasil ditangani dengan baik antara lain :
a. Adanya penyalahgunaan miras oleh oknum masyarakat dan penggunaan zat
adiktif berupa lem perekat oleh para pelajar.
b. Adanya tempat hiburan yang dibuka oleh penggiat tempat hiburan (karaoke) di
dekat pusat kota. Keberadaan ini dirasa oleh masyarakat cukup mengganggu
(gangguan kebisingan).
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 262
2. Satuan Kerja Perangkat Daerah Yang Menangani
Satuan Kerja Perangkat Daerah yang menangani masalah ketentraman dan
ketertiban umum adalah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) dan
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP.) Kabupaten Lamandau.
3. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat dan Golongan
a. Badan Kesbangpol
Untuk menunjang pelaksanaan tugas Badan Kesbangpolinmas
Kabupaten Lamandau tahun 2013, jumlah pegawai sebanyak 16 orang,
dengan kualifikasi pendidikan: SLTP sebanyak 2 orang, SLTA sebanyak 5
orang, Diploma III sebanyak 1 orang, dan Tingkat S1 sebanyak 8 orang.
Sedangkan berdasarkan Golongan IV berjumlah 3 orang, Golongan
III berjumlah 6 orang, Golongan II berjumlah 7 orang.
b. Satpol PP.
Untuk menunjang pelaksanaan tugas Kantor Satpol PP. Kabupaten
Lamandau sampai dengan akhir Oktober tahun 2013, jumlah pegawai sebanyak 84
orang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil 40 orang, Tenaga Kontrak (Banpol) 35
orang, dan THL 9 orang. Dengan kualifikasi pendidikan: SLTA sebanyak 33 orang
PNS dan 35 non PNS, Sarjana Muda/D-III sebanyak 1 orang dan Tingkat S1
sebanyak 9 orang, THL (SLTA sebanyak 7 orang dan SLTP sebanyak 2 orang).
4. Sumber dan Jumlah Anggaran
Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum
di tahun 2013 bersumber dari dana APBD Kabupaten Lamandau, masing-masing
pada Badan Kesbangpol alokasi anggaran sebesar Rp. 3.436.138.600,- Sedangkan
alokasi anggaran pada Kantor Satuan Polisi Pamong Praja dan Perlindungan
Masyarakat sebesar Rp. 4.936.941.500,-.
5. Penanggulangan dan Kendalanya
Untuk menangani dan menanggulangi potensi-potensi konflik yang ada Satuan
Polisi Pamong Praja selalu berpedoman pada prosedur dan ketentuan-ketentuan yang
berlaku.
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 263
a. Berdasarkan adanya pengaduan masyarakat atas penyalahgunaan miras, Satuan
Polisi Pamong Praja Kabupaten Lamandau segera menindaklanjuti dengan
terlebih dahulu berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat untuk
melakukan penertiban. Setelah dinyatakan bahwa benar adanya penyaahgunaan
tersebut penertiban ini dilaksanakan dengan penyitaan miras berupa arak dan
dilakukan pembinaan kepada oknum pelaku.
Secara berkala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Lamandau melakukan
sosialisasi pencegahan peredaran penggunaan zat-zat adiktif dalam hal ini adalah
lem perekat yang sangat berbahaya bagi kesehatan apabila disalahgunakan atau
dikonsumsi dengan cara dihirup. Sosialisasi disampaikan kepada masyarakat
khususnya di kalangan pelajar dan seperti halnya dengan penyalahgunaan miras,
apabila ditemukan maka segera disita dan kepada si pelaku diberikan pembinaan.
b. Adanya tempat hiburan yang dibuka oleh penggiat tempat hiburan (karaoke)
ternyata telah menimbulkan gangguan Ketentraman dan Ketertiban Umum
berupa kebisingan, hal ini disebabkan oleh tempat/bangunan yang digunakan
tidak sesuai dengan peruntukannya. Lebih lanjut ditemukan bahwa keberadaan
tempat hiburan dimaksud ternyata belum memiliki ijin operasional. Berdasarkan
hal-hal tersebut diatas, Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Lamandau
memberikan pengarahan kepada pemilik tempat hiburan tersebut untuk segera
mengurus perijinan dan memperbaiki segala fasilitas yang diperlukan. Selama
surat ijin belum dimiliki maka tempat hiburan ditutup dan tidak diperbolehkan
untuk beroprasi.
Dalam menangani hal-hal gangguan diatas Bakesbangpol dan Satpol PP.
Kabupaten Lamandau berkoordinasi dengan Pihak Aparatur Kecamatan, Pemerintah
Desa, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat serta dengan SKPD terkait seperti Kepolisian,
Disperindagkop, BPN, Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal,
guna mencari solusi pemecahan masalahnya.
Selain itu, dalam rangka meningkatkan ketentraman dan ketertiban umum di
Kabupaten Lamandau telah dilakukan langkah antisipasi dan penanggulangan antara
lain:
a. Telah dibentuknya Komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA) dalam rangka deteksi
dan identifikasi permasalahan yang terjadi di daerah.
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 264
b. Telah membentuk Tim Terpadu Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban
Masyarakat yang SKPD terkait dan instansi vertikal seperti Kejaksaan Negeri
Nanga Bulik, Perwira Penghubung Kodim 1014-05, dan Polres Lamandau;
c. Telah dibangun Pos Tim Terpadu sebanyak 3 unit yaitu 1 unit di Simpang Sulung
Kecamatan Sematu Jaya, 1 unit di Desa Bukit Raya Kecamatan Menthobi Raya
dan 1 unit di Desa Bukit Jaya Kecamatan Bulik Timur.
d. Selalu berkoordinasi dengan Aparat Desa terkait dalam pemeliharaan keamanan
dan ketertiban masyarakat dan segera berkoordinasi dengan Tim apabila ada
hal-hal yang menonjol/meresahkan masyarakat.
Kendala yang dihadapi dalam melaksanakan penyelenggaraan Ketentraman
dan Ketertiban Umum:
Permasalahan:
a. Ada beberapa dasar hukum yang belum terakomodir misalnya, bahwa peraturan
daerah tentang minuman beralkohol telah disahkan akan tetapi belum didukung
oleh Peraturan Kepala Daerah sebagai penjabaran serta petunjuk teknis
pelaksanaanya. Sehingga Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Lamandau
dalam melaksanakan tugas masih sebatas sosialisasi Perda dimaksud.
b. Keterbatasan Sumber Daya Manusia, hal ini dibuktikan bahwa dengan
disahkannya Perda No.09 Tahun 2012 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja
Satuan Polisi Pemong Praja Kabupaten Lamandau dimana ada penambahan
pejabat struktural eselon IV yang baru, sehingga keseluruhan berjumlah 6
(enam) orang sedangkan yang terisi baru 1 (satu) orang. Disamping itu sesuai
dengan ketentuan Permendagri Nomor 60 tahun 2012 tentang Pedoman
Penetapan Jumlah Polisi Pamong Praja, di Satpol PP Kabupaten Lamandau
sekurang-kurangnya 251 orang.
Solusi :
a. Agar segera diterbitkan Peraturan Kepala Daerah yang mengatur :
1. Persyaratan perijinan yang harus dipenuhi oleh para peminat usaha minuman
beralkohol.
2. Lokasi yang diijinkan untuk memperjualbelikan minuman beralkohol.
3. Kuota minuman beralkohol yang dibperbolehkan untuk masing-masing
penjual.
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013 265
b. Untuk memperlancar pelaksanaan tugas langkah pertama yang dilakukan adalah
menunjuk pelaksana tugas harian pada masing-masing seksi seraya melakukan
pengkaderan dengan membiasakan personil yang telah ditunjuk tersebut untuk
menguasai bidang tugas yang diemban (sambil mungusulkan pengisian jabatan
yang lowong sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan perundang-undangan).
Diusulkan agar adanya penambahan personil anggota Satuan Polisi Pamong
Praja Kabupaten Lamandau.
6. Keikutsertaan Aparat Keamanan Dalam Penanggulangannya
Dalam rangka menjaga keamanan dan ketertiban umum di Kabupaten
Lamandau Tahun 2013, selain Badan Kesbangpol dan Satpol PP. Kabupaten
Lamandau, telah dibina aparat Trantib/Linmas Kecamatan guna mewujudkan
hubungan koordinasi yang baik serta meningkatnya kemampuan dan kesiapan aparat
dalam penanganan berbagai permasalahan Trantib, pengamanan aset-aset daerah
serta penegakan Peraturan Daerah. Selain itu, dalam rangka menjaga keamanan dan
ketertiban umum di Kabupaten Lamandau tidak terlepas dari dukungan instansi
vertikal seperti dari Polres Lamandau, Kejaksaan Negeri Nanga Bulik dan Koramil
1014-05/Bulik.
top related