bab v hasil dan pembahasan - repository.uksw.edu v.pdf“saya taunya itu nikah muta’ah karena...
Post on 25-Feb-2020
10 Views
Preview:
TRANSCRIPT
43
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Praktik Kawin Kontrak Di Desa Tugu Selatan
Kawin kontrak merupakan sebuah praktik yang bersifat sementara, antara pria
asing dengan perempuan lokal. Biasanya perkawinan ini berlangsung dalam kurun
waktu tiga hari, satu minggu, bahkan satu bulan, sesuai kontrak yang telah
disepakati antara pelaku laki-laki dan perempuan. Dan akan berakhir dengan
sendirinya, apabila kontrak tersebut telah habis. Pernikahan ini dilakukan semata-
mata hanya untuk bersenang-senang dan memenuhi kepuasan biologis saja, bukan
untuk membina rumah tangga yang sah. Kawin kontrak hanya mementingkan
kesenangan dan mengabaikan norma yang berlaku di masyarakat. Praktik ini juga
hanya berfokus pada peningkatan ekonomi bagi pelaku perempuan dan
mengabaikan tujuan mulia dari perkawinan. Perbuatan ini dapat dikategorikan
dalam prostitusi terselubung karena merupakan hubungan yang tidak sah yang
dilarang oleh hukum, agama dan sosial budaya di Indonesia.
Praktik kawin kontrak masih banyak ditemukan di Indonesia khususnya di
kawasan wisata seperti yang terjadi di Desa Tugu Selatan Kecamatan, Cisarua
Kabupaten Bogor. Praktik kawin kontrak yang berada di Desa Tugu Selatan
terjadi secara berkala setiap tahunnya. Dengan sejumlah uang sebagai mahar,
warga negara asing asal Timur Tengah dengan mudah bisa memilih calon isteri
yang merupakan wanita pribumi. Praktik ini telah menjadi rahasia umum di
kalangan masyarakat Cisarua. Adanya jaringan yang mendukung praktik ini,
membuat jumlah pelaku kawin kontrak seolah meningkat setiap tahunnya.
Penertiban dan pengawasan yang sering dilakukan membuat praktik ini hilang
sesaat muncul kemudian.
Istilah kawin kontrak muncul karena para calo kawin kontrak menyebutkan
istilah tersebut untuk memudahkan dalam pelafalan. Masyarakat Cisarua lebih
mengenal dengan istilah nikah muta’ah. Karena nikah memiliki arti nikah
sementara dan sudah ada sejak jaman Nabi. Data tersebut peneliti dapat saat
44
melakukan wawancara dengan calo dan kepala desa menegenai kawin kontrak di
Tugu Selatan sebagai berikut.
“kalo orang muslim atau orang sini menyebutnya
nikah muta’ah, tapi di Indonesia sendiri lebih populer
dengan sebutan kawin kontrak. Karna kan mereka
mikirnya dikontrak sama Arab jadi biar gampang ya
kawin kontrak gitu nyebutnya. Sama aja kayak
nikahan biasa, Cuma ada batesan waktu mau
seminggu tiga hari terserah. Tapi biasanya sih cepet
biar merekanya juga (orang Arab) bisa kawin lagi
sama cewe yang lain.”1
Pemahaman kepala Desa mengenai kawin kontrak tidak berbeda jauh dengan
yang di utarakan oleh calo. Berikut merupakan penuturannya.
“saya taunya itu nikah muta’ah karena nikah tersebut
sudah ada sejak jaman nabi Muhammad SAW. Istilah
kawin kontrak itu ada karena sebutan calo-calo yang
mendukung praktik itu. Kalo orang sini taunya nikah
muta’ah. Tapi nikah tersebut sudah dilarang karena
telah disalahkan pengertiannya oleh masyarakat.
Aslinya itu adalah nikah muta’ah, bukan kawin
kontrak. kalo kawin kontrak itu semacam prostitusi
tapi karena nikahnya sama Arab jadi ya bilangnya
nikah muta’ah biar gak dosa. Padahal nikah gitu ya
gak resmi dilarang agama dan hukum di Indonesia.”2
5.1.1 Motif Terjadinya Kawin Kontrak Di Desa Tugu Selatan
Banyak kunjungan dari wisatawan asal Timur Tengah di Cisarua membuat
pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitar terus meningkat. Selain melakukann
wisata, wisatawan asal Timur Tengah juga melakukan bisnis seperti membuka
toko klontong, yang menjual semua barang atau makanan khas Timur Tengah
seperti kurma, minyak wangi, dan kebutuhan lainnya. Selain toko klontong
mereka juga membuka restaurant yang menyajikan makanan khas Timur Tengah.
Mereka juga membeli lahan untuk dijadikan villa tempat menginap sesama orang
1 Hasil wawancara dengan Calo pada tanggal 18 Februari 2017 2 Hasil wawancara dengan Kepala Desa pada tanggal 15 Maret 2017
45
Timur Tengah yang sedang berlibur ke Cisarua. Jika mereka kembali ke negara
asalnya, mereka akan menyewakan villa tersebut kepada wisatawan lain yang
mengunjungi Cisarua. Pengurus dan Penjaga villa merupakan warga sekitar yang
dipekerjakan dan mereka akan melakukan bagi hasil dari hasil penyewaan villa
tersebut. Biasanya yang menyewa villa adalah wisatawan yang berasal dari
Jakarta dan sekitarnya. Secara hukum di Indonesia Warga Negara Asing (WNA)
tidak bisa menggunakan namanya untuk kepemilikan tanah, maka dari itu,
banyaknya WNA yang menggunakan nama perempuan pelaku kawin kontrak atau
penjaga villa sebagai kepemilikan tanah di Cisarua.
Dari wawancara penulis dengan berbagai sumber WNA yang memiliki lahan
dan villa adalah orang yang memiliki status tinggi di Arab Saudi. Mereka
merupakan pengusaha minyak dan tambang emas. Selain membeli lahan untuk
berbisnis, mereka juga membeli untuk membawa teman dan keluarga untuk
berwisata. Oleh karena itu motif lain kawin kontrak bukan hanya untuk kepuasan
biologis melainkan membuka peluang bisnis. Dan terbukti dengan bantuan pelaku
perempuan, bisnis yang dilakukan WNA asal Timur Tengah telah menghasilkan
keuntungan yang menjanjikan. Berikut merupakan wawancara peneliti dengan Bp.
R selaku masyarakat.
“yang saya tau nih, mereka itu banyakan pengusaha
minyak sama emas, karena kebanyakan duit akhirnya
beli tanah dijadiin pilla, kesini paling setahun sekali
kalo libur, sama temen, keluarga ya kalo kaga kesini
mah paling disewa sama orang-orang yang liburan
kesini, orang jakarta gitu-gitu. Yang ngurus orang sini
nanti di kasih duit. Terus kalo masalah belinya mereka
minjem nama cewek yang di kontrak apa engga
tukang jaga pilla”3
3 Hasil wawancara dengan Bp. R pada tanggal 14 Maret 2017
46
5.1.2 Faktor Penyebab Terjadinya Kawin Kontrak
Setelah melakukan wawancara dengan beberapa narasumber, maka
penulis menemukan beberapa faktor yang menyebabkan masih
menggejalanya praktik kawin kontrak di Cisarua. Faktor tersebut
diantaranya adalah:
5.1.2.1 Faktor Ekonomi
Alasan mengapa pelaku perempuan mau melakukan kawin
kontrak karena mereka mempunyai tujuan dan harapan hidup lebih
baik, demi peningkatan ekonomi keluarga. Untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, melakukan kawin kontrak merupakan hal
yang dirasa cukup efektif. Karena tidak memerlukan kerja keras,
untuk memenuhi semua keingingan. Tidak hanya memenuhi
kebutuhan hidup bahkan dengan melakukan kawin kontrak mereka
bisa memenuhi kebutuhan hedonis seperti membeli barang mewah.
Berikut merupakan petikan wawancara peneliti dengan Mrs. I
selaku pelaku kawin kontrak.
“gimana ya teh ya... kita juga pengen gitu beli
barang mahal, main ke mall, beli perhiasan,
baju macem-macem, kalo kerja mah gak
seberapa dapetnya terus capek mending gini
aja. Keluarga juga sulit, saya juga lulusan SMP
jadi susah cari kerja ”4
Pelaku perempuan melakukan kawin kontrak biasanya
didasari oleh keinginnan untuk membeli berbagai macam barang,
mereka berfikir dengan kerja kemungkinan untuk membeli barang-
barang mewah sangatlah kecil. Karena mereka hanya lulusan SMP
dan SMA sehingga sulit mendapatkan pekerjaan yang
4 Hasil wawancara dengan Mrs. I pada tanggal 18 Februari 2017
47
menghasilkan gaji yang besar. Data diatas diperkuat oleh
pernyataan dari Bp. Rusli.
“Saya mendalami selama 6 tahun sebagai
kades, yang melatarbelakangi yaitu satu
ekonomi, mereka melakukan kawin kontrak
untuk memenuhi kebutuhan, pastinya juga
membeli barang-barang mewah, mereka
melakukan hal seperti itu dikarenakan
pergaulannya. Teman-temannya hidup enak
mereka juga mau. Ya tapi mereka dengan cara
yangcepat”5
5.1.2.2 Faktor Biologis
Faktor biologis juga sangat mempengaruhi pelaku
perempuan, melakukan kawin kontrak. Pelaku perempuan tidak
selalu setuju dengan pelaku pria yang ingin menikahinya. Ada
beberapa faktor yang memang mempengaruhi pelaku perempuan,
untuk memilih kriteria calon suaminya kelak. Seperti penjelasan
yang dilakukan oleh Mrs. I berikut ini.
“hmm.. pertama saya suka sama dia, dulu kan
saya juga pernah menikah nah intens
berhubungan terus sekarang udah pisah nah
untuk bisa gitu yaudah sama arab aja. Biar
tersalurkan kepuasaan intimnya ”.6
Faktor biologis juga merupakan salah satu faktor terjadinya
kawin kontrak antara pelaku perempuan dan pelaku laki-laki asal
Timur Tengah. Pernyataan tersebut juga diperkuat dengan
pernyataan Bp. Rusli yakni:
5 Hasil wawancara dengan Bp. Rusli pada tanggal 2 Maret 2017 6 Hasil wawancara dengan Mrs. I pada tanggal 18 Februari 2017
48
“ya... antara paktor ekonomi dan biologis
menyatu menjadi satu kebutuhan, buat mereka
kebutuhan biologis mereka-mereka terpenuhi
ekonomi juga mengikuti”.7
5.1.2.3 Faktor Sosial Budaya
Tidak hanya faktor ekonomi dan biologis saja, ternyata
kawin kontrak juga didasari oleh faktor sosial budaya karena
pelaku menganggap kawin kontrak di Cisarua bukanlah sesuatu
yang baru dan sudah menjadi hal yang wajar. Perkawinan ini sudah
sering dilakukan oleh wanita dari sekitran Cisarua denga pria
Timur Tengah, khususnya yang sedang berwisata ke Cisarua.
Disamping itu adanya akses yang mudah dan praktis untuk
melakukan kawin kontrak turut melatarbelakangi pelaku
perempuan melakukan perkawinan ini. Seperti penjelasan yang
dilakukan oleh Mrs. I berikut ini.
”ya kalo menurut saya mah kawin kontrak
wajar aja, dari pada berzinah, lagian kawin
ginian juga udah banyak dilakuin sama cewek-
cewek sekitaran cisarua kan, jadi ya gapapa”.8
5.1.3 Syarat Dan Proses Terjadinya Kawin Kontrak
Dalam kawin kontrak pelaku perempuan dan pelaku laki-laki harus
memenuhi dan setuju dengan syarat yang sudah dibuat oleh masing-masing
pelaku, adapun syarat tersebut adalah:
5.1.3.1 Calon Isteri
Pelaku perempuan yang hendak dijadikan isteri kontrak
haruslah yang beragama Islam. Sedangkan dari segi fisik, calon
7 Hasil wawancara dengan Bp. Rusli pada tanggal 2 Maret 2017 8 Hasil wawancara dengan Mrs. I pada tanggal 18 Februari 2017
49
pelaku perempuan haruslah memenuhi kriteria pelaku laki-laki,
biasanya pelaku laki-laki menginginkan perepuan yang berkulit putih
atau coklat terang, bertubuh sedikit gempal, beramput panjang dan
lurus dan yang terakhir haruslah cantik atau manis. Berikut
merupakan wawancara peneliti dengan calo terkait dengan kriteria
calon isteri kontrak.
“kalo arab mah sukanya yang cantik manis
mukanya, kalo kulit putih ya agak coklat juga
suka, montok gitu, pokoknya rambutnya harus
lurus terus panjang neng, sama agamanya
Islam”.9
5.1.3.2 Proses Ijab Kabul
Proses ijab Kabul yang dilakukan oleh penghulu kawin
kontrak memiliki kesamaan dengan proses perkawinan yang sah.
Berikut penuturan dari Calo kawin kontrak.
“kalo ijab kobul mah sama kayak nikahan
biasa, kan ini juga nikahan beneran masa
ijabnya bohong haha..”.10
5.1.3.3 Batas Waktu
Batas waktu merupakan salah satu syarat perkawinan kontrak,
lamanya batas waktu biasanya di tentukan oleh pelaku laki-laki.
Pelaku laki-laki biasanya memberikan waktu sampai waktu wisata
mereka berakhir di Indonesia. Lamanya waktu tersebut berkisar
antara tiga hari, satu minggu, bahkan satu bulan. Seperti pemaparan
calo di bawah ini.
“biasanya seminggu, sebulan, tiga hari
terggantung arabnya maunya kapan, mereka
9 Hasil wawancara dengan Calo pada tanggal 18 Februari 2017 10 Hasil wawancara dengan Calo pada tanggal 18 Februari 2017
50
kan banyak duit jadi terserah. Semakin banyak
mereka kawin kontrak kan semakin banyak juga
yang kita dapet. Gak papa lah uangnya banyak11
5.1.3.4 Mahar
Mahar merupakan salah satu syarat yang menentukan
terjadinya kawin kontrak. Jika pelaku perempuan setuju dengan
besarnya jumlah mahar, maka perkawinan akan terlaksana. Jika
tidak setuju, atau jumlah mahar yang ditawarkan kecil, makanya
akan terjadi proses tawar-menawar. Jumlah mahar hanyalah syarat
awal bagi pelaku laki-laki, karena setiap bulannya pelaku laki-laki
harus memberikan upah sesuai dengan kesepakatan awal hingga
berakhirnya batas waktu kawin kontrak. berikut hasil wawancara
peneliti terkait dengan jumlah mahar pada kawin kontrak
“biasanya maharnya tiga puluh juta paling
kecillah, kalo cewenya gak setuju ya bisa tawar-
tawaran gitu sampe deal, tapi ada juga yang
mau aja maharnya kecil”.12
5.2 Mengapa Praktik Kawin Kontrak Masih Menggejala Di Cisarua
Praktik kawin kontrak yang berada di Cisarua sudah berlangsung cukup
lama, praktik ini di mulai sejak tahun 1990-an dan terus berkembang pesat hingga
saat ini. Berbagai macam upaya telah dilakukan oleh aktor-aktor yang bertugas
untuk menindak praktik prostitusi berkedok kawin kontrak ini. Selama dilapangan
penulis telah menemukan 2 hal yang melatarbelakangi masih adanya praktik
tersebut di Cisarua. Hal tersebut diantaranya adalah:
5.2.1 Adanya Jeringan Aktor Yang Mendukung Praktik Kawin
Kontrak di Desa Tugu Selatan
Praktik kawin kontrak yang berada di desa Tugu Selatan tidak
terlepas oleh jaringan yang membuat praktik ini tumbuh subur. Oleh
11 Hasil wawancara dengan Calo pada tanggal 18 Februari 2017 12 Hasil wawancara dengan Calo pada tanggal 18 Februari 2017
51
karena itu pada sub bab ini peneliti akan memaparkan jaringan yang
terbentuk untuk mendukung tejadinya proses kawin kontrak Kemudian
akan dijelaskan pula peran para aktor yang berada di dalam jejaring.
Berikut merupakan gambar jaringan aktor yang mendukung praktik
kawin kontrak di Desa Tugu Selatan;
Gambar 8
Jaringan Aktor Yang Mendukung Praktik Kawin Kontrak
Jaringan Yang Telah di
Bangun Aktor
Jaringan Yang Akan di
Bangun Aktor
52
5.2.1.1 Calo
Dikenal dengan sebutan calo atau orang yang menyediakan
banyak wanita muda, untuk dijadikan sebagai isteri kontrak.
Biasanya para calo mendatangkan wanita dari daerah sekitar
Cisarua, seperti Cianjur, dan Sukabumi. Sasaran para calo biasanya
wanita yang berasal dari keluarga yang tingkat perekonomiannya
dan pendidikannya rendah. Dengan iming-iming uang yang besar
dalam jangka waktu singkat, para calon pelaku perempuan
menyetujui dijadikan isteri kontrak pria asal Timur Tengah. Selain
iming-iming uang, para calo juga mempertegas bahwa praktik ini
tidak menyalahi aturan agama. Karena saat menikah mendatangkan
penghulu dan saksi. Jadi perkawinan ini sama seperti perkawinan
pada umumnya. Hanya yang membedakannya adalah batasan
waktu perkawinnan.
Umumnya pelaku perempuan yang setuju melakukakan
kawin kontrak, befikir daripada mereka melakukan perzinahan
lebih baik melakukan kawin secara kontrak. hal ini juga diperkuat
oleh rayuan para pelaku perempuan kawin kontrak yang telah
melakukan kawin kontrak sebelumnya. Mereka akan menanamkan
rasa percaya dan aman jika calon pelaku kawin kontrak merasa
ragu dan takut untuk melakukannya.
“biasanya cewek-cewek yang didatangkan tuh
dari cianjur neng, sukabumi, terus dari keluarga
yang kurang mampu, mereka dipengaruhi
daripada kerja di pabrik gitu mendingan kawin
kontrak kan duitnya lebih banyak. Ya anak-
anak gak sekolah gitulah, lulusan SMP. Kalo
daerah sana kan agamanya kuat banyaknya
muslim jadi dingaruhinnya make agama gitu.
Bilangnya nikah Mut’ah yang gak dosa”13
13 Hasil wawancara dengan Calo pada tanggal 18 Februari 2017
53
5.2.1.2 Hubungan Calo Dengan Pelaku Perempuan Yang Telah
Melakukan Kawin Kontrak Sebelumnya Dan Calon Pelaku
Kawin Kontrak (1,2)
Calo dan pelaku perempuan biasanya bekerja sama untuk
mmempengaruhi calon pelaku untuk bergabung dengan mereka.
Calon pelaku ini biasanya merupakan teman atau tentangga dari
pelaku perempuan. Karena sudah memiliki kedekatan secara
kekerabatan, maka untuk menyakinkannya pun tidak sulit. Mereka
hanya memerlukan pendekatan sebanyak satu atau dua kali untuk
benar-benar meyakinkan calon pelaku.
Pendekatan yang dilakukan pun beragam, ada yang
melakukan pendekatan dengan menceritakan pengalaman sebagai
isteri kontrak, ada pula yang mendekatkan dengan dalih agama.
Biasanya pendekatan yang dilakukan degan cara menceritakan
pengalaman selama menjadi isteri kontrak mejadikan calon pelaku
mulai yakin untuk melakukan kawin kontrak. Para pelaku
menceritakan bahwa kawin kontrak tidak seburuk kedengarannya.
Mereka tidak selalu di paksa untuk melakukan hubungan intim
setiap harinya, mereka hanya diminta untuk menyiapkan kebutuhan
dan menemani pelaku laki-laki selama berada di Indonesia. Pelaku
laki-laki juga biasanya tidak hanya melakukan wisata di kawasan
Cisarua saja melainkan berwisata ke daerah lainnya seperti Bali
dan Lombok. Karena kesulitan berbahasa Indonesia mereka
meminta agar isteri kontrak membantu selama berada di Indonesia.
Oleh karena itu pelaku perempuan harus sedikit menguasai bahasa
Arab seperti obrolan sehari-hari. Jika mereka setuju untuk ikut
dalam praktik ini maka calo dan pelaku perempuan akan membantu
calon pelaku perempuan untuk sedikit menguasai bahasa Arab.
Berikut merupakan cara pelaku perempuan yang sudah melakukan
kawin kontrak dalam mempengaruhi calon pelaku perempuan
kawin kontrak.
54
“biasanya kalo kita ngeyakinin calon kontrak
tuh ada dua sih, yang satu cerita soal
pengalaman pas kawin sama arab, yang bagus-
bagus diceritain. Misalnya diajak liburan ke
Bali, Lombok sama arabnya terus kalo dia udah
yakin tapi masih ragu di yakinin lagi pake
agama haha”14
Berbeda dengan pendekatan yang dilakukan dengan cara
bercerita pengalaman menjadi isteri kontrak. pendekatan agama
juga ternyata sangat efektif dalam mempengaruhi calon pelaku.
Calo dan pelaku perempuan mayakinkan calon pelaku bahwa
praktik ini berbeda dengan PSK karena ada ijab kabul dan saksi
serta penghulu. Mereka mengatakan bahwa orang arab tidak suka
berhubungan intim dengan PSK karena itu merupakan perzinahan.
Beda halnya dengan kawin kontrak yang mencegah terjadinya
perzinahan. Dalam agama perzinahan memang dilarang untuk
menghindari perzinahan dan jalan yang ditempuh adalah kawin
kontrak. calo dan pelaku kawin kontrak menjelaskan bahwa kawin
kontrak sudah ada sejak zaman Nabi sehingga praktik ini sah bagi
yang menjalankannya. Dengan pernyataan demikian tentunya
pendekatan yang dilakukan Calo dan pelaku perempuan berhasil
meyakinkan calon pelaku perempuan. Berikut merupakan
pengakuan calo terhadap peneliti terkait dengan pendekatan agama.
“kalo Arab kan identik sama agamanya, terus
kita pake buat yakinin si calon perempuannya,
kita jelasin aja kalo orang Arab gasuka main
PSK gara-gara itu masuknya Zinah, makanya
kawin kontrak aja itu kan gak zinah malah
menjauhkan. Dan merekanya juga percaya kalo
itu gak zinah padahal sama aja zinah juga.
Cuma biar mereka yakin aja”.15
14 Hasil wawancara dengan Mrs. I pada tanggal 18 Februari 2017 15 Hasil wawancara dengan Calo pada tanggal 18 Februari 2017
55
5.2.1.3 Hubungan Calo Dengan Pelaku Laki-laki Yang Telah
Melakukan Kawin Kontrak Sebelumnya Dengan Calon Pelaku
Laki-laki. (3,4)
Pelaku laki-laki yang telah melakukan kawin kontrak
biasanya menceritakan pada calon laki-laki yang adalah teman atau
kelurganya. Mereka menceritakan bahwa kawin kontrak dengan
wanita pribumi sangat menyenangkan. Para wanita pribumi
memiliki sifat yang ramah dan lembut serta berparas menawan.
Para lelaki yang sudah beberapa kali datang ke Cisarua telah
memahami cara melakukan kawin kontrak dan dengan siapa
mereka harus menghubungi jika ingin melakukan kawin kontrak.
Mereka mempunyai nomor telepon para calo karena profesi calo
berkaitan dengan Orang Arab seperti, tukang ojeg, penjaga villa,
dan koki yang menyediakan makanan selama mereka berada di
Indonesia. Berbeda dengan pelaku, calon pelaku biasanya baru
pertama kali melakukan wisata ke Cisarua. Hal ini yang
dimanfaatkan oleh para calo untuk menyuburkan praktik ini.
Biasanya para calo menawarkan diri untuk menjemput kerabat
atau keluarga para pelaku laki-laki di Bandara. Strategi ini dirasa
cukup efektif untuk melakukan pendekatan dengan para calon
pelaku laki-laki. Selama perjalanan ke Cisarua para calo
menceritakan bahwa kawasan Cisarua sangat sejuk, berbeda
dengan tempat tinggal mereka. Dan banyak perempuan di Cisarua
yang berparas cantik, yang bisa di kawinkan secara kontrak. Dalih
agama pun dilakukan para calo untuk memperkuat perasaan para
calo untuk mau melakukan kawin kontrak. Dengan alasan
menghindari zinah, lebih baik melakukan kawin kontrak. berikut
merupakan penuturan Bp. R yang berpofesi sebagai tukang ojeg.
“neng, sekarang calo udah pada pinter, mereka
nawarin diri buat jemput temen-temennya arab
disini. Ya arabnya mau aja kan bandara
56
lumayan jauh. Pas dimobil mereka terus
pengaruhin si arab. Mereka bilang cewek disana
cantik-cantik terus udaranya dingin, ya harus
adalah cewek buat nemenin gitu”16
Pernyataan tersebut diperkuat oleh pernyataan dari Bp. Dadan
selaku Bhabinkamtibmas Polres Cisarua.
”mereka para calo disuruh oleh pelaku laki-laki
untuk menjemput temannya di bandara, namun
ada juga yang menawarkan untuk menjemput
temannya. Selama perjalanan mereka terus
mempengaruhi orang arab yang baru datang
tersebut. karena mereka baru pertama kali ke
Indonesia sehingga dengan mudah dipengaruhi
untuk melakukan kawin kontrak. Ya alasannya
sih cewek Sunda cantik-cantik”17
Pernyataan yang telah penulis temukan di lapangan,
ternyata benar adanya. Para calo pun mengakui bahwa mereka
melakukan pendekatan, dengan cara menjemput para wisatawan
yang baru pertama kali datang ke Cisarua. Berikut pernyataan calo
yang peneliti wawancarai.
“kita biasanya jemput di bandara, nah pas di
mobil kita cerita-cerita tentang Cisarua. Dari
situ kita jerumusin buat kawin kontrak haha..”18
5.2.1.4 Hubungan Calo Dengan Saksi Palsu dan Penghulu
Bohong-bohongan (5,6)
Jejaring lainnya yang terlibat dalam kawin kontrak adalah
penghulu. Mereka bertugas dalam menikahkan pelaku perempuan,
dan pelaku laki-laki. Namun pada kenyataannya, penghulu yang
dipercaya menikahkan pelaku perempuan dan laki-laki bukanlah
16 Hasil wawancara dengan Bp. R pada tanggal 14 Maret 2017 17 Hasil wawancara dengan Bp. Dadan pada tanggal 2 Maret 2017 18 Hasil wawancara dengan Calo pada tanggal 18 Februari 2017
57
penghulu asli. Mereka menyebutnya sebagai penghulu bohong-
bohongan. Penghulu ini merupakan salah satu dari jaringan yang
bekerja sama dengan calo dan biasanya mereka merupakan kerabat
atau saudara calo yang diminta untuk menyamar sebagai penghulu
demi meyakinkan calon pelaku kawin kontrak. dengan bayaran
yang menjanjikan untuk sekali menikahkan para penghulu
bohongan ini pun menyetujui untuk membatu para calon dalam
melaksanakan praktik ini. berikut merupakan wawancara peneliti
dengan Bp. R yang mengetahui tentang hubungan calo dengan
penghulu bohongan.
“calo sama penghulu itu temenan ato gak
sedulur, mereka kerja sama buat ngelabuin di
arab, biar mereka percaya padahal mah
semuanya bohong. Ya namanya juga pengen
duit jadi semua di halalin neng. Itu kan temen
saya juga tukang ojek sering jadi penghulu buat
kawin kontrak sodaranya yang calo ya dia mau
aja kan duitnya dapet banyak”.19
Tak berbeda jauh dengan penghulu, ternyata saksi dalam
perkawinan kontrak juga merupakan kerabat sang calo. Mereka
juga diminta berperan sebagai dari pihak perempuan. Para calo
mengatakan pada pelaku laki-laki atau calon pelaku bahwa saksi
yang mereka hadirkan, adalah orang tua atau keluarga dekat dari
sang pelaku perempuan. Bisanya para calo ini menyewa saksi palsu
dengan bayaran sebesar Rp.200.000 sampai Rp.500.00 ribu.
Sedangkan saksi dari pihak laki-laki adalah teman mereka yang
sedang berlibur bersama. Berikut penuturan calo terkait dengan
penyewaan saksi kawin kontrak.
“saksinya kita nyewa. Ya temen saya jugalah
kasih 200 ribu kalo banyakan 500 ribu. Cuma
19 Hasil wawancara dengan Bp. R pada tanggal 14 Maret 2017
58
duduk gitu doang, entar salaman sama yang
cewek ya selesai. Cuma gitu doang kan enak
duduk-duduk 200 300 ribu dapet kan lumayan
buat beli rokok mah, tapi temen saya yang calo
juga bisa jadi saksi ya pleksibel lah neng.
Pokoknya dibuat gampang aja kitu”20
5.2.1.5 Hubungan Calo Dengan Tukang Ojek, Koki Villa Dan
Penjaga Vila (7)
Calo berjejaring dengan tukang ojek, koki villa dan penjaga
villa. Mereka berkoordinasi untuk meyiapkan segala kebutuhan
saat proses melakukan kawin kontrak. tukang ojek berperan untuk
mengantarkan pelaku laki-laki sedangkan koki dan penjaga villa
berperan sebagai aktor yang meyediakan tempat dan keamanan
agar selama melakukan kawin kontrak tetap terjaga
“koordinasi sama mereka, yang ngojek anter
Arab kalo yang di villa siapin kebutuhan proses
nikahinnya. Terus jaga-jaga juga biar gak
dilihat sama warga. Kalo ketahuan bisa
dilaporin polisi.”21
5.2.1.6 Hubungan Calo Dengan Calo Lainnya Dan Perempuan
Lainnya (8).
Calo kawin kontrak tidak hanya berjejaring dengan pelaku
perempuan, penghulu dan saksi saja. Mereka juga berjejaring
dengan calo lainnya, dalam melakukan praktik kawin kontrak.
Mereka saling berhubungan untuk bertukar pelaku perempuan, jika
kriteria yang diminta oleh orang Arab tidak bisa dipenuhi oleh calo.
Permintaan orang Arab yang sangat beragam untuk calon isteri
kontrak, membuat para calo merasa kesulitan, jika hanya
mengandalkan wanita-wanita yang dia punya. Oleh karena itu
20 Hasil wawancara dengan Calo pada tanggal 18 Februari 2017 21 Hasil wawancara dengan Calo pada tanggal 18 Februari 2017
59
mereka berjejaring untuk mendapatkan kriteria yang diinginkan
pelaku laki-laki. Mereka menukarkan pelaku perempuan yang
mereka miliki dengan sejumlah uang, yang akan di bagi rata oleh
sesama calo yang terlibat dalam kawin kontrak tersebut. berikut
penuturan calo terkait adanya hubungan dengan calo lain dalam
melakukan pertukaran pelaku perempuan.
“biasanya mereka mintanya macem-macem.
Gausah perawan tapi montok terus rambut lurus
pokoknya yang montok-montok mereka suka.
Ada yang suka juga sama yang itungannya ibu-
ibu. Tapi sering juga yang sukanya sama gadis-
gadis. Ya sesuai kebutuhan dan keinginan lah.
Kalo arab nya tua mereka sukanya yang gadis-
gadis. Tapi kalo arabnya muda sukanya yang
montok terus cantik tapi tetep rambutnya mah
harus lurus, mereka gasuka kalo rambutnya
keriting kurang enak liatnya. Pokoknya ya
macem-macem. Ada juga yang suka cewek
diatas 30 tahun katanya lebih dewasa, kalo anak
kecil kasian haha macem-macem lah pokoknya,
kita mah kan Cuma nyariin sesuai pengennya
mereka.”22
5.2.1 Masih Banyaknya Permintaan Dan Penawaran Perempuan
Untuk Kawin Kontrak
Menggejalanya praktik kawin kontrak di Cisarua, tidak
terlepas oleh adanya jaringan yang mendukung praktik tersebut.
Sehingga praktik ini kian subur, dan terus hadir di tengah-tengah
masyarakat Cisarua. Desa Tugu Selatan merupakan salah satu desa
yang berada di Kec. Cisarua, yang paling banyak dijadikan tempat
kawin kontrak. Letak yang strategis dan memiliki fasilitas yang
memadai dibanding desa sekitarnya, menjadikan Tugu Selatan
sebagai tempat tinggal yang pas bagi pelaku kawin kontrak. Villa
yang mewah, alam yang indah merupakan faktor yang
22 Hasil wawancara dengan Calo pada tanggal 18 Februari 2017
60
mempengaruhi banyaknya praktik ini terjadi di Tugu Selatan.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa tempat pariwisata yang
biasanya menyajikan keindahan alam yang menawan, kuliner yang
unik, buah tangan yang khas dan berbagai macam hiburan tidak
terlepas dari adanya prostitusi.
”faktor pendukung pariwisata yang indah, disini
warga juga banyak menyediakan hotel ada,
housetell ada, pondokan ada pilla ada. Secara
otomatis ini yang mengikutinya parian-parian
pariwisata selalu ada. Jangankan Cisarua
dimana pun ada. Termasuk di Bali ada, nah itu
yang mendatangkan mereka rame-rame
berbondong-bondong datang ke Puncak. Nah
dengan latar belakang mereka itu jelas datang
kesini wisata dan juga memenuhi kebutuhan
biologisnya dengan cara prostitusi yang
dijajakan oleh oknum-oknum ada juga yang
bekedok kawin kontrak.. ada juga yang
menyewa PSK untuk menemai mereka nyanyi
di kafe”23
Melihat pernyataan Bp. Rusli diatas ternyata prostitusi yang
dilakukan pun beragam, ada yang mejajankan diri secara terang-
terangan seperti pemandu karaoke dan PSK di sebuah Kafe malam.
Ada juga yang melakukannya dengan cara promosi mulut ke mulut
dan terselubung. Jasa yang terselubung ini dikawasan Cisarua
dikenal dengan istilah kawin kontrak, dimana laki-laki yang
menikmati jasa wanita lokal adalah wisatawan asal Timur Tengah
yang sedang berlibur ke kawasan Cisarua. Semula kedatangan
wisatawan ke Cisarua untuk menikmati alam, karena hal tersebut
tidak didapatkan di negara asal mereka. kemudian tujuan tersebut
bergeser menjadi keinginan mendapatkan kepuasan bilogis oleh
perempuan lokal dalam bentuk kawin kontrak.
23 Hasil wawancara dengan Bp. Rusli pada tanggal 2 Maret 2017
61
Praktik yang sudah terjadi selama bertahun-tahun ini, masih
terjadi karena masih banyaknya permintaan wisatawan pria asal
Timur Tengah dalam melakukan kawin kontrak dengan wanita
pribumi. Adanya permintaan yang terus berdatangan membuat
praktik ini tumbuh subur setiap tahunnya. Hal itu juga didukung
oleh semakin bertambahnya wisatawan asal Timur Tengah yang
berlibur ke Cisarua. Selain permintaan faktor lainnya adalah
penawaran. Para calo dengan sengaja menawari para wisatawan
untuk ditemani dengan perempuan lokal sebagai isteri kontrak.
Para calo menawari calon pelaku laki-laki dengan mengandalkan
jaringan yang telah di bangun yaitu penjaga hotel, koki villa, dan
tukang ojeg yang biasanya bekerja melayani orang Arab selama
berlibur di Desa Tugu Selatan. Masih banyaknya perempuan yang
mau dikontrak sebagai isteri juga merupakan salah satu hal yang
mempengaruhi seuburnya praktik ini. Dengan alasan memperbaiki
tingkat ekonomi, praktik ini terus hadir di tengah-tengah
masyarakat dan meresahkan masyarakat setempat.
5.3 Peran Jejaring Aktor Dalam Praktik Kawin Kontrak
Pada Sub bab ini, penulis akan menjabarkan jaringan yang
terbentuk dalam praktik kawin kontrak. Kemudian akan dijelaskan pula
peran para aktor yang berada di dalam jejaring.
62
Gambar 9
Jaringan Aktor Dalam Praktik Kawin Kontrak
Dalam praktik kawin kontrak, tentunya seluruh stakeholder seperti
Ditjen Imigrasi, Kepolisian, Kepala desa serta perangkatnya, tokoh
masyarakat dan masyarakat, harus bekerja sama dan bahu membahu
mengambil setiap peran dan langkah dalam praktik ini. Komitmen
bersama, harus dilakukan guna tercapainya kebijakan-kebijakan yang
disepakati untuk mencegah semakin banyaknya perempuan lokal yang
terlibat dalam kawin kontrak. Berikut ini Penulis akan menjelaskan peran
dan hubungan antar aktor yang membentuk sebuah jaringan dalam praktik
kawin kontrak.
5.3.1 Kepolisian
Aktor utama yang berperan dalam kawin kontrak adalah pihak
kepolisian. Pihak kepolisian berjejaringan dengan perangkat desa untuk
mengawasi WNA asal Timur Tengah yang tengah melakukan wisata
dikawasan Desa Tugu Selatan (1).
63
“Kami pihak kepolisian bekerjasama dengan
perengkat desa untuk, mengawasi WNA yang
melakukan wisata di Tugu Selatan. Selain
pengawasan terkait dengan ketertiban kami juga
melakukan pengawasan dalam hal lain, yaitu
kawin kontrak. Kami mencegah agar praktik ini
tidak terus berkembang di tengah masyarakat”24
Pihak kepolisian juga melakukan pengawasan ke tempat-tempat
yang dirasa banyak terjadi kawin kontrak. salah satunya villa dan housetell
tempat pelaku kawin kontrak tinggal. Untuk mengetahui dimana tempat
tersebut polisi berjejaring dengan aktor lainnya seperti ketua RW yang
pada salah satu RW yang ada di Desa Tugu Selatan banyak villa yang
dijadikan tempat kawin kontrak. (2).
“Banyak yang melaporkan kepada kami bahwa
di RW 14 banyak ditemukan pelaku kawin
kontrak. warga melihat orang Arab membawa
masuk perempuan ke dalam Villa pada saat
malam hari. Dengan adanya pengaduan
tersebut. kami meminta bantuan kepada ketua
RW untuk membantu jika memang benar
pengaduan tersebut ya akan kami. Razia”25.
Selain berjejaring dengan perangkat desa dan ketua RW pihak
kepolisian juga berjejaring dengan aktor lain untuk mencegah semakin
banyaknya praktik kawin kontrak di Desa Tugu Selatan. Salah satu aktor
yang berperan lainnya adalah tokoh masyarakat (3).
”Praktik ini tidak bisa diatasi oleh pihak
kepolisian sendiri, karena kami kepolisian juga
membutuhkan bantuan pihak lain seperti tokoh
masyarakat yang sangat mengetahui kondisi
dari lingkungannya. Bila memang ada laporan
24 Hasil wawancara dengan Bp. Dadan selaku Bhabinkamtibmas Polres Cisarua pada tanggal 2
Maret 2017 25 Hasil wawancara dengan Bp. Dadan selaku Bhabinkamtibmas Polres Cisarua pada tanggal 2
Maret 2017
64
yang berkaitan dengan hal tersebut kami akan
segera menindaknya”26.
Masyarakat merupakan aktor yang sangat penting dalam praktik kawin
kontrak. Aduan masyarakat kepada pihak berwajib memudahkan untuk
melakukan razia dan operasi sesuai dengan aduan-aduan yang ada. Pihak
kepolisian juga menghimbau kepada masyarakat jika ada sesuatu yang
menganggu ketertiban dan sesuatu hal yang dianggap telah melanggar
harus segera dilaporkan untuk menindaklanjuti permasalahan tersebut. (4).
“Pengaduan-pengaduan yang pihak kepolisian
terima dari masyarakat, biasanya langsung kami
tindaklanjuti. Banyak dari warga sendiri yang
melakukan pelaporan terkait resahnya warga
terhadap WNA asal Timur Tengah, yang
melakukan keributan dan perkelahian dengan
warga. Berbedanya budaya kita dengan mereka
tentunya banyak menimbulkan selisih paham
antara warga lokal dengan wisatawan. Biasanya
laporan yang kami terima terkait dengan ulah
WNA yang ribut pada saat malam hari yang
tentunya menggangu kenyamaan dalam
beristirahat. Kalau perkelahian yang mereka
lakukan biasanya terpengaruh oleh minuman
keras. Banyak pula laporan yang diterima
terkait dengan adanya praktik kawin kontrak di
villa-villa sekitaran rumah penduduk. Mereka
biasanya menutup diri, lalu saat malam mereka
membawa perempuan ke dalam villa. dari
situlah warga biasanya menaruh curiga pada
WNA dan langsung melaporkan kepada
kami”27.
Dalam pengawasan WNA, pihak kepolisian juga berjejarig dengan aktor
lain yaitu pihak Imigrasi. Pengawasan ini dilakukan untuk menindak
penyalahgunaan izin tinggal yang dilakukan oleh WNA. Apabila
26 Hasil wawancara dengan Bp. Dadan selaku Bhabinkamtibmas Polres Cisarua pada tanggal 2
Maret 2017 27 Hasil wawancara dengan Bp. Dadan selaku Bhabinkamtibmas Polres Cisarua pada tanggal 2
Maret 2017
65
kedapatan melanggar izin yang diberikan, maka pihak imigrasi akan
menindak WNA yang melanggar aturan sesuai dengan ketetapan
keimigrasian (5).
“Kami juga bekerjasama dengan pihak Imigrasi
terkait dengan WNA. Mereka suka
meyalahgunkan izin tinggal sementara atau
wisata dengan melakukan hal-hal yang
melanggar misalnya saja. Berjualan, membuka
bisnis dan kawin kontrak itu. Jika mau
melakukan perkawinan dengan WNA tentu
harus ada syarat yang harus dipenuhi. Bukan
dengan hal seperti ini. berapa bulan lalu kami
kedapatan WNA yang melakukan bisnis
narkoba dan melakukan kawin kontrak.
langsung lapor ke Imigrasi dan mereka di
Deportasi. Ya jumlahnya sekitar 80 orang lebih,
ya itu langsung deportasi tidak ada ampun”28
5.3.2 Perangkat Desa
Aktor yang selanjutnya berperan dalam kawin kontrak adalah
perangkat desa. Perangkat desa terdiri dari kepala desa dan sekertaris desa
yang di bantu oleh aparat lainnya. Perangkat desa mempunyai tugas sebagai
pembuat peraturan, menjaga, serta menjadikan kehidupan di dalam suatu
desa tertib dan aman. Perangkat Desa Tugu Selatan berjejaring dengan
pihak kepolisian untuk mencegah praktik kawin kontrak yang terus
meningkat setiap tahunnya. (6).
“Saya dan pak Dadan terus berkoordinasi untuk
menertibkan kawasan Tugu Selatan. Kalau pak
Dadan menertibkan dan menindak jika memang
ada pelanggran. Kalo warga kita jarang
melakukan pelanggaran, ya paling WNA yang
banyak bisanya kalo sedang musim Arab
mereka suka melakukan banyak ulang. Ya
musim Arab juga banyak terjadinya kawin
28 Hasil wawancara dengan Bp. Dadan selaku Bhabinkamtibmas Polres Cisarua pada tanggal 2
Maret 2017
66
kontrak oleh sebab itu ya kita melakukan
pengawasan dan penindakan tentunya dibantu
dengan yang lainnya”29
Praktik kawin kontrak yang masih ditemukan terutama di kawasan
Desa Tugu Selatan memerlukan penanganan yang komprehensif dari
semua pihak. Pasalnya tanpa adanya kerja sama yang kuat antar pemangku
kebijakan praktik yang sudah berlangsung lama itu akan terus terjadi dan
berkembang. Pasalnya tanpa adanya kerja sama yang kuat antar pemangku
kebijakan praktik yang sudah berlangsung lama itu akan terus terjadi dan
berkembang. Hal tersebut mendorong pihak desa untuk berjejaring dengan
aktor lainnya untuk mencegah praktik ini. Aktor yang dirasa mampu
mencegah praktik ini salah satunya adalah ketua RW yang dimana salah
satu RW di Desa Tugu Selatan terindikasi terdapat banyak pelaku kawin
kontrak yang tinggal di RW tersebut. (7).
“RW 14 yang di ketua oleh pak Dewa
merupakan RW yang paling banyak memiliki
villa dan Housetell. Jadi saya dan pak Dadan
berkoodinasi dengan pak Dewa untuk
melaporkan jika memang ada sesuatu yang
menggagu atau sesuatu yang sekiranya
menyalahi aturan desa. Disana orang Arab
banyak sekali memang kawasan RW 14
didominasi oleh villa dan hotel jadi ya kalo ada
yang menggangu pak Dadan akan menjaring
orang disana”30.
Perangkan desa sebagai salah satu aktor yang
berperan penting dalam praktik kawin kontrak di Tugu
Selatan melibatkan semua aktor yang dirasa mampu dalam
menangani kawin kontrak. salah satu aktornya adalah tokoh
masyarakat (8).
29 Hasil wawancara dengan Perangkat Desa pada tanggal 15 Maret 2017 30 Hasil wawancara dengan Perangkat Desa pada tanggal 15 Maret 2017
67
“Bapak Rusli selaku tokoh masyarakat juga
kami libatkan dalam mengatasi praktik ini,
beliau merupakan mantan kepala Desa Tugu
Selatan selama 6 tahun. Beliau mengetahui
betul seluk beluk dari perkawinan ini. Namun
praktik ini tidak bisa diberantas dengan mudah
banyaknya jaringan yang mendukung juga
sangat banyak dan terselubung. Pak Rusli
sangat gencar untuk memberantas praktik ini.
Beliau merupakan pribadi yang taat yang sangat
menentang perkawinan ini. beliau sering
melakukan pengawasan sendiri yang kemudian
hasil pengawasannya dikomikasikan dengan
pak Dadan dan kami sebagai aparat desa.
Karena kami sangat dekat makanya kami sering
mambahas hal ini”.31
Perangkat desa juga berjejaring dengan aktor lainnya yaitu
masyarakat. Masyarakat merupakan aktor terdekat yang berada di tengah-
tengah praktik kawin kontrak. Dengan adanya kepercayaan bahwa
masyarakat mampu bekerja sama untuk membantu perangkat desa dan
kepolisian meminta bantuan masrakat setempat jika memang kedapatan
melihat pelanggaran yang dilakukan WNA dengan perempuan lokal. (9).
“Kami juga melibatkan masyarakat untuk
membantu kami dalam mengatasi kawin
kontrak. warga disini juga sangat resah dengan
adanya praktik ini. Banyak yang mengaku
warga Tugu Selatan padalah mereka merupakan
warga luar yang dipekerjakan oleh Arab untuk
jaga villa dan membantu mereka selama disini.
Sejauh ini masyarakat juga sangat aktif dalam
memberikan informasi terkait pelanggaran
WNA. Mislanya berantem atau mabok. Ya ada
juga yang lapor malem-malem mereka masukin
cewe ke villa terus ribut-ribut pesata didalam
tentunya itu menganggu pas di datangi oleh
kepolisian mereka ya ternyata pasangan kawin
kontrak atau yang baru melakukan kawin
31 Hasil wawancara dengan Perangkat Desa pada tanggal 15 Maret 2017
68
kontrak pada hari itu. Jadi pada pesta bareng
temennya.”32
Praktik kawin kontrak yang melibatkan WNA membuat pihak
kepolisian setempat dan juga perangkat desa melibatkan pihak imigrasi
sebagai salah satu aktor yang berperan dalam pengawasan orang asing.
Pihak imigrasi sepakat berjejaring dengan aktor lain guna mengawasi
penyalahgunaan izin yang dikeluarkan. Jika WNA terbukti melanggar
maka pihak imigrasi akan memberikan penindakan seusai dengan
pelanggaran yang dilakukan. (10).
“Pihak imigrasi kami libatkan, mereka kan
izinnya tinggal sementara dan berwisata. Jika
mereka melakukan perkawinan kan harus
memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh
masing-masing negara yang telah diatur
sedemikian rupa. Jika memang terbukti
melanggar seperti berjualan dan bekerja
tentunya akan kami akan berkerjasama dengan
polisi dan imigrasi untuk menindak mereka.
Bila berat ya akan di deportasi banyak kok
kejadian seperti itu tahun lalu banyak. Ketahuan
menikah surat-surat palsu, terus mereka bekerja
dan dan berjualan. Jualannya apa ya jualan
narkoba. Ya enak ajak berprilaku seenaknya
begitu, sangat merugikan perempuan tentunya.
Ya kedapatan begitu dideportasi.”33
32 Hasil wawancara dengan Perangkat Desa pada tanggal 15 Maret 2017 33 Hasil wawancara dengan Perangkat Desa pada tanggal 15 Maret 2017
69
5.3.3 Ketua RW
Rukun Warga (RW) sebagai lembaga kemasyarakatan dan mitra
Pemerintah Daerah, memiliki peranan sangat penting dalam memelihara dan
meningkatkan ketentraman dan ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat.
Peran RW juga untuk Memelihara kerukunan hidup antar warga, kemudian
sebagai pelaksana dalam menjebatani hubungan antar masyarakat dengan
pemerintah daerah, dan mampu menangani masalah sosial yang tengah
dihadapi oleh warganya. Masalah sosial yang tengah di hadapi di Desa Tugu
Selatan yaitu praktik kawin kontrak. Untuk menangani praktik tersebut
ketua RW selaku aktor berjejaring dengan salah satu aktor lain, diantaranya
dengan masyarakat. (11).
“Saya selaku ketua RW disini sering
menghimbau dengan para ketua RT atau
masyarakat langsung, untuk mengawasi WNA.
Jika memang ada hal-hal yang mereka lakukan
yang dirasa melanggar norma ya harus segera
lapor. Tahun lalu di RW sini ada yang lapor
kalo di villa sana ada yang kawin kontrak dan
sangat menganggu karena yang mereka
semacam mesra-mesraan dan banyak dilihat
oleh warga, saya dengan warga lain langsung
menindak. Kami lihat surat izin tinggalnya dan
kami laporkan ke pak Dadan selaku Bhabinsa
desa sini”.34
Secara umum fungsi ketua RW mempunyai tugas untuk
membantu Pemerintah Desa dan Lurah dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan. Salah satunya adalah membantu dalam memecahkan
permasalahan sosial. oleh karena itu ketua RW Desa Tugu Selatan
haruslah aktif dalam membantu pemerintah desa. Pihak RW mengaku
selalu berjejaring dengan perangkat desa. (12).
34 Hasil wawancara dengan Ketua RW 14 pada tanggal 15 Maret 2017.
70
“Ya tentu neng, kami sudah berkoordinasi juga
dengan pihak desa. Terkait apapun itu. Apalagi
kawin kontrak semua kami upayakan. Kan kita
mengadakan rapat rutin disitu kami membahas
permasalahan sosial di desa”35
Ketua RW juga berjejaring dengan aktor lainnya seperti tokoh
masyarakat. Karena tokoh masyarakat mempunyai peranan sangat penting
dalam desa. (13).
“Saya juga melibatkan tokoh masyarakat,
karena pak Rusli merupakan tokoh yang sangat
dituai disini. Beliau juga menganut Islam yang
taat sehingga upaya yang beliau lakukan itu
kami menganggapnya benar dan sesuai dengan
ketentuan agama. beliau merupakan orang yang
sangat vokal dalam mengatasi praktik ini.
terlihat saat beliau jalan-jalan sekitar sini.
Sebenarnya beliau memantau daerah. Jika
memang ada yang mencurigakan beliau
langsung ngomong sama saya sama orang di
desa”36
Selain dengan tokoh masyarakat ketua RW juga sangat aktif dalam
berjejaring dengan aktor yang penting lainnya seperti pihak kepolisian
Desa Tugu Selatan (14)
“Iya sama pak Dadan juga sering ngobrolin
masalah kawin kontrak. apalagi WNA yang
rese dan suka gatau diri. kadang beliau nanya
pak Dewa, lokasi aman, ya saya jawab aman
pak nanti kalo ada apa-apa saya akan langsung
telfon bapak”37
Ketua RW 14 juga berjejaring dengan pihak imigrasi. Pihak
imigrasi merupakan aktor yang sangat penting dalam menindak WNA
yang kedapatan melanggar aturan. (15).
35 Hasil wawancara dengan Ketua RW 14 pada tanggal 15 Maret 2017. 36 Hasil wawancara dengan Ketua RW 14 pada tanggal 15 Maret 2017. 37 Hasil wawancara dengan Ketua RW 14 pada tanggal 15 Maret 2017.
71
“Pak Yogi suka datang keseini sebulan
beberapa kali dalam memastikan WNA yang
melanggar. Oh banyak banget yang terjaring.
Masalahnya ya itu-itu lagi jualan, bisnis, kawin
kontrak, pasportnya abis sama narkoba ya
diamanin neng. Imigrasi sama polisi tuh suka
banget ngawasin disini, yakan tau sendiri sini
mah WNA suka adalah yang macem-macem”.38
5.3.4 Tokoh Masyarakat
Partisipasi yang dilakukan masyarakat selalu diperankan secara
dominan oleh tokoh masyarakat. Pengertian tokoh masyarakat sendiri
diartikan juga dengan elit masyarakat dimana, ia bertindak mewakili
masyarakat atau mengatasnamakan rakyat. Tokoh atau elit masyarakat yang
dibahas disini adalah elit yang dituakan dan juga merupakan tokoh agama di
daerah setempat. Seperti yang peneliti wawancarai sebagai berikut terkait
dengan kawin kontrak di Desa Tugu Selatan. Tokoh masyarakat berjejaring
dengan perangkat desa (16).
“saya terus berupaya untuk mengatasi kawin
kontrak ini dengan seluruh tokoh yang memang
berkepentingan untuk mengatasinya. Cukup
sakit dan kesal rasanya kalau orang diluar sana
mengatakan bahwa desa kami merupakan desa
kawin kontrak, padahal mereka yang
melakukan kawin itu bukan orang sini saya
tegaskan sekali lagi bukan orang desa sini. Cara
mengtasinya seperti apa kami selalu melakukan
pengecekan jika ada laporan, jika tidak pun
tetap dilakukan. Jika terbukti kami akan
libatkan kepolisian”39
38 Hasil wawancara dengan Ketua RW 14 pada tanggal 15 Maret 2017. 39 Hasil wawancara dengan Bp. Rusli selaku tokoh masyarakat Desa Tugu Selatan pada tanggal 2
Maret 2017
72
Selain perangkat desa, tokoh masyarakat juga berjejaring dengan
ketua RW dan melibatkan semua aktor yang mempunyai peran merupakan
langkah yang dirasa tepat untuk mengatasi kawin kontrak.
“Pak Dewa biasanya ikut dalam mengawasi,
karena RW dia merupakan RW yang sangat
cocok untuk melakukan kawin kontrak. Disana
banyak villa rumah warganya jarang. Pak Dewa
itu di RW 14 ya”40
Peran serta masyarakat dalam mengawasi desa tidak
dipandang sebelah mata oleh tokoh masyarakat, masyarakat
Desa Tugu Selatan dilibatkan sebagai aktor yang aktif
dalam mengawasi WNA asal Timur Tengah. Oleh karena
itu tokoh masyarakat berjejaring dengan masyarakat dalam
membantu aktor lain dalam pengawasan terhadap WNA
(18).
“tentunya dengan bantuan warga. Warga disini
cukup aktif dalam memberikan informasi.
Kalau orang desa memang seperti itu kerjasama
dan gotong royongnya masih kuat dan
terjaga”41
Selain pemerintah daerah, ketua RW, dan masyarakat. Tokoh
masyarakat juga berjejaring dengan pihak kepolisian Polres Cisarua dalam
praktik kawin kontrak (19).
“iya dama pak dadan juga sering sekali
melakukan koordinasi, tidak sulit karena kami
merupakan teman akrab sehingga jika di desa
terjadi sesuatu terkait apapun saya langsung
40 Hasil wawancara dengan Bp. Rusli selaku tokoh masyarakat Desa Tugu Selatan pada tanggal 2
Maret 2017 41 Hasil wawancara dengan Bp. Rusli selaku tokoh masyarakat Desa Tugu Selatan pada tanggal 2
Maret 2017
73
hubungi pak dadan dan begitupun sebaliknya.
Sama-sama bekerja sama”42
Peran imigrasi juga sangat dibutuhkan dalam penindakan terhadap
WNA yang melakukan pelanggaran dengan sengaja, sehingga pihak
imigrasi bisa melakukan upaya hukum sesuai dengan peraturan
kemigrasian. Untuk itu tokoh masyarakat berjejaring dengan pihak
imigrasi dalam pengawasan WNA (20)
“itu orang imigrasi suka ada di kantor desa
mereka dalam seminggu beberapa kali datang
kesini untuk mengawasi WNA, apalagi kalau
musim Arab, yaa mereka sangat gencar
melakukan pengawasan dan razia, tahun
kemarin saja banyak yang tertangkap, karena
jualan, dan bekerja. Terus polisi juga nemu
yang kedapatan kawin kontrak. woo mereka
semua di ringkus”43
5.3.5 Masyarakat
Masyarakat sekitar merupakan salah satu aktor penting dalam
membantu aktor lain seperti perangkat desa, tokoh masyarakat, ketua Rw,
kepolisian, dan imigrasi. Karena masyarakat merupakan aktor terdekat
dalam mengawasi adanya praktik kawin kontrak disekitar mereka. Dengan
adanya laporan masyarakat kepada pihak terkait, para aktor yang bertugas
dalam penindakan akan dengan mudah melakukan operasi ditempat-tempat
yang disinyalir terdapat praktik kawin kontrak. masyarakat Tugu Selatan
berjejaring dengan ketua RW dalam memberikan informasi terkait dengan
praktik kawin kontrak. (21).
42 Hasil wawancara dengan Bp. Rusli selaku tokoh masyarakat Desa Tugu Selatan pada tanggal 2
Maret 2017 43 Hasil wawancara dengan Bp. Rusli selaku tokoh masyarakat Desa Tugu Selatan pada tanggal 2
Maret 2017
74
“Ya lapornya langsung sama RW dia nanti yang
nindak. Nanti dibantu warga juga. Pokoknya
gotong royong gitulah”44
Selain berjejaring dengan ketua RW, masyarakat juga berjejaring
dengan aktor lain seperti dengan perangkat desa. (22)
“Biasanya warga lapor sama pak Afif sama
yang lain. Kan beliau juga suka mantau
didaerah sini, terutama Rw 14 disana paling
banyak neng, tapi ya musiman”45
Tokoh masyarakat juga merupakan salah satu tempat pengaduan
bagi masyarakat. Biasanya masyarakat mendatangi rumah tokoh
masyarakat untuk membahas masalah kawin kontrak. dan pengaduan-
pengaduan terkait dengan WNA. (23).
“Pak Rusli juga, kami biasanya datengin
rumahnya disana ngobrol. Ya gak Cuma sama
pak rusli juga sama pak Dadan kadang ikut.
Diakan yang bagian penindakan dimasyarakat
jadi ya gitu kita warga lapornya ke dia.46
Pihak kepolisian juga dilibatkan warga untuk pengaduan. Jika memang
adapengaduan dari masyarakat pihak kepolisian akan segera menindak
WNA yang kedapatan melanggar.(24).
“Biasanya kami lapor neng sama polisi, nanti
diurus sama pak Dadan. Warga biasanya
laporan kalo curiga sama orang arab. Mereka
biasanya ribut malem-malem, berantem sambil
mabok-mabokan. Kan kita juga takut liat yang
begitu. Soalnya warga disini kan gabiasa
minum-minum jadi kami takut ada apa-apa.
Mereka berantem palingan sama temennya
44 Hasil wawancara dengan Bp. R pada tanggal 14 Maret 2017. 45 Hasil wawancara dengan Bp. R pada tanggal 14 Maret 2017. 46 Hasil wawancara dengan Bp. R pada tanggal 14 Maret 2017.
75
sendiri atau sama warga juga pernah gara-gara
di tegur karena berisik. Kalo yang kawin
kontrak sih pasti kita laporin soalnya semua
orang mikir kalo hmm.. orang Tugu yang kawin
padahal mah orang luar sini yang kawin disini.
Kita mah selalu lapor kalo ada apa-apa. Soalnya
gak nyaman juga kan”.47
Pihak imigrasi juga merupakan aktor yang dilibatkan warga untuk
mengawasi WNA yang berada di Desa Tugu Selatan. Jika ada razia atau
operasi yang dilakukan pihak imigrasi, masyarakat sekitar dengan aktif
memberitahu tempat-tempat yang disinyalir terdapat banyak WNA asal
Timur Tengah. Pihak imigrsi biasanya melihat pasport da visa yang
dimiliki WNA dan menanyakan pada warga apakah ada kejadian yang
sekiranya melanggar tata tertib dan kenyamanan di daerah tersebut. (25)
“Warga sini kalo ada orang dari imigrasi
langsung lapor kalo itu arab buat onar, apalagi
kalo kita tau mereka kawin kontrak langsung
bilang sama pak Dadan dan orang imigrasi
untuk nindak. Kan kesini mau liburan malah
kawin kontrak udah gitu suratnya palsu kan
ilegal bisa di pulangin ke sana”48
1.3.6 Ditjen Imigrasi
Direktorat Jenderal Imigrasi adalah sebuah struktur bagian dari
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia, yang memiliki
tugas pokok merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi
teknis di bidang imigrasi. Berangkat dari hal tersebut, penulis ingin
mengetahui bagaimana peran Imigrasi kota Bogor sebagai aktor dalam
menindaklanjuti penyalahan izin tinggal yang dikeluarkan oleh Imigrasi
terhadap WNA asal Timur Tengah sedang berlibur di Indonesia khususnya
daerah Bogor. Salah satu aktor yang berjejaring membantu pihak imigrasi
dalam mengawasi WNA adalah polisi. (26)
47 Hasil wawancara dengan Bp. R pada tanggal 14 Maret 2017. 48 Hasil wawancara dengan Bp. R pada tanggal 14 Maret 2017.
76
“kami dan kepolisian setempat terus mengawasi
WNA yang berada di kawasan Cisarua, sangat
banyak WNA yang melakukan pelanggaran
sehingga kami pihak imigrasi harus tegas dalam
menindak pelanggaran mereka agar
pelanggaran-pelanggaran tidak terjadi secara
terus menerus”49
Dalam pengawasan pihak imigrasi juga melibatkan perangkat desa sebagai
jaringan untuk mengawasi WNA yang sedang berlibur di Desa Tugu
Selatan . (27)
“selain kepolisian tim kami juga melakukan
pengawasan dengan pemerintah di Tugu
Selatan. Kami biasanya mendapat laporan
mengenai WNA yang melanggar kemudian tim
kami langsung turun lapangan untuk
melihatnya. 50
Selain perangkat desa, pihak imigrasi juga berjejaring dengan
tokoh masyarakat. (29).
“ya kami juga melibatkan tokoh masyarakat.
Jika memang ada kaitannya dengan WNA kami
akan meminta bantuan untuk mengawasi.
Karena dalam pengawasan tidak bisa hanya
mengandalkan satu pihak. Seluruh pihak harus
dilibatkan dalam pengawasan agar hasilnya
maksimal”51
Masyarakat merupak salah satu aktor penting dalam pengawasan.
Hal ini karena WNA berada ditengah-tengah masyarakat sehingga akan
lebih mumudahkan dalam pengawasan. Oleh karena itu pihak imigrasi
49 Wawancara dengan Kepala Sub Seksi Penindakan Keimigrasian Kota Bogor pada tanggal 23
Februari 2017. 50 Ibid.,- 51 Ibid.,-
77
juga berjejaring dengan masyarakat Desa Tugu Selatan untuk bersama-
sama mengawasi WNA (30)
“Masyarakat yang melapor tentang adalanya
pelanggaran yang dilakukan oleh WNA akan
langsung kami tindak lanjuti karena jika WNA
melanggar peraturan kami dengan tegas akan
langsung menindak”52.
Berikut ini merupakan gambar jaringan aktor yang membentuk Tim
untuk mengawasi WNA asal Timur Tengah, pengawasan ini juga dibentuk
untuk mengawasi permasalahan kawin kontrak yang biasa dilakukan oleh
WNA asal Timur Tengah. Kemudian peneliti akan menjelaskan pula tugas
dan fungsi dari Tim Pora seperti gambar dan pemaparan di bawah ini.
Gambar 10
Tim Yang Dibentuk Oleh Jaringan Aktor Dalam Praktik
Kawin Kontrak
Para aktor seperti Imigrasi, Kepolisian, perangkat desa, ketua RW,
tokoh Masyarakat dan juga masyarakat bejejaring dalam sebuah tim yang
dinamakan Tim Pora (Tim Pengawasan Orang Asing). Tim ini merupakan
upaya pengawasan terhadap orang asing yang tinggal di Indonesia. Tim
Pora merupakan gabungan antara aktor yang bermitra untuk terus
mengawasi orang asing yang berada di suatu daerah. Tim ini betujuan
52 Ibid.,-
78
untuk menciptakan kondisi yang tetap terkendali dan aman bagi daerah-
daerah yang banyak didatangi oleh wisatawan asing.
Tim Pora yang berada di daerah Bogor dibentuk untuk menindak
pelanggran yang dilakukan oleh wisatawan asing asal Timur Tengah,
meninggat kawasan Cisarua merupakan kawasan yang sangat mudah
untuk ditemukannya WNA terutama yang berasal dari Timur Tengah.
WNA asal Timur Tengah yang berada di Cisarua sangat rentan dalam
pelanggaran, sehingga Tim Pora didaerah ini memerlukan pengawasan
yang lebih. Permasalahan yang ditemui di lapangan pun beragam,
diantaranya adalah perkelahian yang melibatkan penduduk lokal dan
WNA yang didasari oleh berbedanya kebudayaan sehingga menimbulkan
perselisihan. Kemudian keributan yang dilakukan oleh WNA yang
membuat warga Cisarua merasa terganggu dari segi kenyamanannya, hal
ini juga dipicu oleh berbedanya budaya penduduk lokal dan WNA.
WNA sering sekali menyamakan kebudayaan asal negara mereka
dengan kebudayaan di Indonesia, sehingga masyarakat yang tidak terbiasa
dengan hal tersebut merasa tidak aman dan timbullah perselisihan.
Kemudian pelanggaran selanjutnya, yang sering ditemukan adalah
perkawinan kontrak antara WNA asal Timur Tengah dengan perempuan
lokal.
Perkawinan antara WNA dengan Warga Negara Indonesia (WNI)
diharuskan memiliki surat izin resmi yang dikeluar oleh negara asal dan
harus memenuhi semua prosedur yang telah ditetapkan. Oleh karena itu
perkawinan yang dilakukan WNA dengan penduduk lokal telah melanggar
ketetapan yang telah diatur oleh negara dan telah melanggar norma dan
etika bangsa Indonesia dalam hal perkawinan. Selain perkawinan, WNA
asal Timur Tengah juga melanggar dalam perizinan tinggal sementara.
Mereka menggunakan izin tinggal sebagai upaya dalam menjalankan
bisnis yang mereka rintis di Indonesia terkhusus di Cisarua. Bisnisnya pun
beragam ada yang membuka restaurant adapula yang menjual barang-
79
barang khas Timur Tengah hingga membeli lahan untuk dijadikan villa
tempat mereka tinggal saat masa liburan.
Selama terbentuknya Tim Pora, di Bogor khususnya Desa Tugu
Selatan. Banyak WNA yang tertangkap karena telah melakukan
pelanggaran. Pelanggarannya pun beragam dari berjualan, bekerja,
mengengedarkan narkoba dan praktik kawin kontrak
“Tahun lalu kami pihak imigrasi berhasil
mendapatkan 80 WNA asal Timur Tengah yang
kedapatan melanggar. Dari narkoba, berjualan,
bekerja dan lainnya. Pihak kepolisian juga
menemukan WNA yang terbukti kawin kontrak
dengan perempuan-perempuan disana. Dan
mereka semua langsung kami deportasi. Razia
tersebut tentunya melibatkan polisi dan
pemerintah daerah Tugu Selatan” 53
Tim Pora merupakan upaya dilakukan untuk mengawasi
banyaknya wisatawan asing khususnya yang berasal dari Timur Tengah
yang datang ke kawasan Cisarua. Jumlah wisatawan asal Timur Tengah
yang berwisata ke kawasan Cisarua tiap tahunnya terus meningkat.
“Jumlah wisatawan Timur Tengah dan imigran
di puncak terus mengalami peningkatan. Jumlah
total imigran di Bogor pada tahun 2015
sebanyak 588 orang. Jumlah warga Afganistan
sebanyak 441 jiwa, sedangkan wisatawan
Bangladesh, Iran, Irak, Pakistan, Palestina dan
Sri Lanka sebanyak 147 jiwa”54
Selain membentuk Tim Pora yang berjejaring dengan pihak
imigrasi terkait pengawasan WNA yang berwisata ke kawasan Tugu
Selatan, para aktor Desa setempat juga membentuk satuan gugus PPA
untuk melindungi perempuan dan anak di Cisarua. Berikut merupakan
53 Wawancara dengan Kepala Sub Seksi Penindakan Keimigrasian Kota Bogor pada tanggal 23
Februari 2017. 54 Wawancara dengan Kepala Sub Seksi Penindakan Keimigrasian Kota Bogor pada tanggal 23
Februari 2017.
80
gambar dan pemaparan peneliti terkait dengan fungsi dan peran satgas
PPA.
Gambar 11
Satgas Yang Dibentuk Oleh Jaringan Aktor Dalam Melindungi
Perempuan dan Anak Di Cisarua
Dibentuknya satgas PPA tingkat kecamatan dan desa, oleh pihak
kepolisian dan perangkat desa pada tahun 2010 merupakan upaya yang
bertujuan untuk melindungi perempuan dan anak. Upaya-upaya
pencegahan dan penanggulangan, serta penghapusan segala bentuk
kekerasan terhadap perempuan dan penegakan hak-hak asasi manusia
perempuan. Selain itu upaya ini dibentuk untuk memberikan rasa aman
terhadap perempuan dalam kesetaraan gender. Perlindungan anak juga
bertujuan untuk memfokuskan pada segala bentuk masalah-masalah
pelanggaran, kekerasan, eksploitasi anak atau pernikahan anak dibawah
umur. Hal tersebutpun tertuang lebih lanjut dalam undang-undang No. 23
Tahun 2002 tentang perlindungan anak, pasal 1 ayat (2) yang berbunyi
sebagai berikut: perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin
dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh,
berkembang dan berpartisipasi, serta mendapatat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi.
Berangkat dari hal tersebut para aktor berupaya untuk
merealisaskan undang-undang perlindungan anak dengan membentuk
81
satgas khusus untuk melindungi anak yang berada di Cisarua. Berbagai
penyuluhan dan sosialisasi telah dilakukan para aktor, untuk mencegah
terjadinya tindak kekerasan pada perempuan dan anak. Sosialisasi terhadap
perempuan, dilakukan dengan cara penyuluhan mengenai bentuk-bentuk
kekerasan dan pelecehan yang rentan terjadi pada perempuan. Para
perempuan diminta aktif, dalam menyuarakan bila memang ada kejadian
tersebut yang terjadi ditengah-tengah mereka. Selain itu pencegahan
perkawinan anak dibawah umur merupakan penyuluhan yang diberikan
para aktor untuk orang tua. Penyuluhan dan sosialisasi dilakukan secara
berkala oleh para aktor yang terlibat. Dalam satu bulan para aktor dengan
rutin memberikan penyuluhan dan sosialisai yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya kekerasan pada perempuan dan anak. Upaya ini
dirasa berhasil oleh para aktor karena selama berdirinya PPA tingkat
kecamatan dan desa belum ada tindak pelanggaran terhadap perempuan
dan anak.
Para aktor juga mencegah warga perempuan Desa Tugu Selatan
untuk melakukan perkawinan kontrak dengan WNA asal Timur Tengah.
Dalam sosialisasinya para aktor menyampaikan bahwa kawin kontrak
merupakan perkawinan yang tidak tercatat oleh negara, sehingga
perkawinan ini tidak memiliki kekuatan apa pun dimata hukum. Jika masa
kontrak habis dan sang perempuan mengandung maka suami kontrak tidak
berkewajiban untuk membiayai sang ibu dan calon anak. tentunya hal ini
sangat memberikan dampak yang buruk bagi perempuan dan kelangsungan
hidup anak. Sang ibu akan menjadi janda dan sang anak tidak memiliki
status yang jelas dimata hukum karena akta kelahiran anak tersebut tidak
memiliki nama ayah. Dan saat beranjak dewasa anak tersebut akan
menyadari bahwa kharakteristik wajah anak tersebut berbeda dengan
teman-temannya.
“satgas ini dibentuk untuk pencegahan
kekerasan dalam bentuk apapun terhadap
perempuan, selain itu perlindungan pada anak
82
dibawah umur juga sangat penting, kami dan
desa menghimbau agar pernikahan usia muda
tidak terjadi karena akan terjadi dampak-
dampak yang tidak diinginkan karena belum
matangnya pemikiran. Selain itu juga
menghimbau warga untuk tidak melakukan
kawin kontrak, ya Alhamdululillah tidak ada
warga Tugu Selatan yang melakukan kawin
kontrak”55
Menurut penulis sendiri dampak dari perkawinan kontrak sangat
merugikan kaum perempuan. Upaya pembentukan satgas PPA di Cisarua
menurut penulis sangatlah tepat, hal ini merupakan langkah yang strategis
untuk mencegah warga Desa Tugu Selatan khususnya perempuan untuk
terlibat dalam praktik ilegal tersebut. Banyaknya perempuan yang
melakukan kawin kontrak dengan pria Timur Tengah menjadikan banyak
perempuan muda dengan gampangnya menikah kemudian bercerai seusai
masa kontrak habis. Secara otomatis tingkat perceraian meningkat dan
banyaknya janda-janda yang masih berusia muda. Ditambah lagi jika
perempuan ini mempunyai anak, hal ini akan menambah masalah bagi
perempuan muda karena harus membesarkananak seorang diri dan
menjadi single parent.
5.4 Analisis Relasi.
Untuk menganalisis mengapa praktrik ini masih menggejala di tengah
masyarakat dan seperti apa peran jejaring aktor dalam praktik kawin kontrak di
Cisarua, penulis menggunakan teori Actor Networking Theory (ANT). Teori ANT
menekankan pada 5 poin yaitu.
5.4.1 Aktor
Teori ANT menyatakan bahwa aktor adalah pelaku yang melakukan
sebuah aksi. Aktor juga bisa dikatakan sebagai sekutu untuk memberi
kekuatan pada satu posisi. Aktor-aktor adalah efek dari jaringan sehingga
55 Hasil wawancara dengan Bp. Dadan selaku Bhabinkamtibmas Polres Cisarua pada tanggal 2
Maret 2017
83
pada dasarnya aktor dan jaringan merupakan hal yang tidak dapat dipisah.
Pada teori ini peneliti akan menjabarkan berapa banyak aktor yang terlibat
dalam praktik kawin kontrak.
Data lapangan menunjukkan bahwa untuk mengoperasikan praktik
kawin kontrak dibutuhkan lebih dari satu aktor yang terlibat. Aktor-aktor
yang terlibat tersebut diantaranya adalah :
5.4.1.1 Pelaku Perempuan
Pelaku perempuan adalah aktor yang terlibat dalam praktik
kawin kontrak mereka berasal dari luar Desa Tugu Selatan yang
sengaja didatangkan oleh para calo dari desa-desa disekitaran Tugu
Selatan yaitu Cianjur, Tasikmalaya, sukabumi dan Cipanas..
“Yang kawin kontrak mah bukan orang sini.
Luar desa lah. Banyakan mah dari Cianjur,
Tasik, Sukabumi, Cipanas. Gak ada dari sini
mah”56
Pelaku perempuan bertugas sebagai istri sementara bagi pelaku
laki-laki. Tugas yang dilakukannya sama seperti isteri pada umunya, yaitu
melayani kebutuhan biologis pelaku laki-laki, menemani pelaku laki-laki
jalan-jalan dikawasan Cisarua, menemani pesta, karaoke dan kesenangan
lainnya. pendamping ini dilakukan pelaku perempuan kepada pelaku laki-
laki selama praktek kawin kontrak berlangsung hingga kawin kontrak
berakhir masa kontraknya.
5.4.1.2 Pelaku Laki-laki
Pelaku laki-laki yang terlibat dalam praktik kawin kontrak
adalah aktor yang menikmati jasa para pelaku perempuan. Mereka
adalah WNA asal Timur Tengah yang berwisata dikawasan
Cisarua. Selama berlibur mereka membutuhkan perempuan untuk
memuaskan kebutuhan biologisnya. Sehingga para calo 56 Hasil wawancara dengan Calo pada tanggal 18 Februari 2017
84
menyediakan jasa perempuan untuk dijadikan isteri kontrak pelaku
laki-laki selama berwisata di Cisarua.
“mereka (orang Arab) yang datang kesini
awalnya bertujuan untuk wisata, namun
orientasi tersebut seiring waktu berubah.
Mereka merasa kesepian sehingga
membutuhkan wanita untuk memenuhi hasrat
biologisnya. Ya makanya mereka kawin
kontrak dengan perempuan yang disediakan
calo”57.
5.4.1.3 Calo
Calo adalah aktor yang berperan sebagai jembatan yang
menghubungkan antara pelaku laki-laki dengan perempuan. Ada
calo yang berprofesi hanya sebagai calo, ada juga calo yang
berpofesi sebagai tukang ojek dan pengurus villa. Mereka beralasan
menjadi calo untuk menambah pendapatan demi memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Calo juga berjejaring dengan calo lain jika
suatu saat kriteria perempuan yang diinginkan oleh pelaku laki-laki
tidak dimiliki calo tersebut. calo akan menghubungi calo lain untuk
meminta dicarikan perempuan dengan kriteria calon pelaku laki-
laki.
”kalo calo yang saya kenal tukang ojek, dia
makalnya disini, tapi ada juga temenya yang
jaga villa, nah dari situ mereka kerjasama untuk
cariin Arabnya perempuan. Tapi ya ada juga
yang kerjaannya cuma calo, mereka males kerja
keras. Kalo calo kan langsung dapet duitnya
gede”58
Calo bertugas untuk mengatur jaringan semua aktor yang
terlibat dalam kawin kontrak. Para calo mempunyai nomor telfon
57 Hasil wawancara dengan Bp. Rusli selaku tokoh masyarakat Desa Tugu Selatan pada tanggal 2
Maret 2017 58 Hasil wawancara dengan Bp. R pada tanggal 14 Maret 2017
85
aktor lainnya seperti calo lain, penghulu saksi yang nantinya
mereka akan berkoordinasi jika memang ada permintaan dari
pelaku laki-laki untuk menyediakan perempuan.
“Calo juga punyalah nomor telpon calo lain,
penghulu, saksi palsu pokoknya semua mereka
punya tinggal di kontak-kontak kalo ada yang
mau udah deh langsung disediain”59.
5.4.1.4 Penghulu
Penghulu adalah aktor yang bertugas mengawinkan antar
pelaku kawin kontrak. penghulu yang dipakai adalah penghulu
bohong-bohongan. Penghulu bohong-bohongan adalah salah satu
jaringan dari calo kawin kontrak, mereka biasanya merupakan
teman kerja calo di pangkalan ojek. Calo meminta penghulu
bohong-bohongan untuk berperan layaknya penghulu asli untuk
meyakinkan calon pelaku laki-laki. Sehingga perkawinan yang
dilakukan oleh para pelaku sama dengan perkawinan yang sah.
“kalo penghulu bohongan ya cuma kerja kalo
ada panggilan dari kita, kalo engga ya ngojek.
Temen-temen saya juga di pangkalan. Ya
gimana dianya ajalah acting kayak penghulu
beneran. Biar lakinya juga percaya kalo emang
dia penghulu desa sini”60
5.4.1.5 Saksi Palsu
Saksi palsu merupakan aktor yang berperan sebagai anggota
keluarga pelaku perempuan. Mereka bertugas sebagai saudara
kandung, ibu serta ayah pelaku perempuan. Seperti halnya
penghulu bohong-bohongan saksi palsu juga merupakan jaringan
dari calo, mereka merupakan kerabat calo. Mereka akan digunakan
jasanya jika ada perkawinan kontrak yang akan terjadi. Dari hasil
59 Ibid.,- 60 Hasil wawancara dengan Calo pada tanggal 18 Februari 2017
86
kawin kontrak para calo akan berbagi hasil dengan aktor lainnya.
Jika perkawinan siri harus mendatangkan saksi dari pihak
perempuan tidak halnya dengan kawin kontrak. kawin kontrak
merupakan perkawinan yang semuanya telah dikoordinasikan oleh
aktor-aktor demi kepentingan materi.
“saksi juga bohongan, kita pake jasa temen kita
sendiri. Biar Arabnya percaya kalo ini nikah
beneran. Proses nikahnya kita atur agar terlihat
asli, nanti yang cewe juga salaman sama saksi
palsu ya Arab kan taunya keluarganya.
Pokoknya kita buat seasliu mungkin”61
5.4.1.6 Koki Villa dan Penjaga Villa
Koki dan penjaga villa berperan sebagai aktor yang
meyediakan villa untuk tempat tinggal selama melakukan kawin
kontrak. mereka akan menghubungi calo jika villa tempat kerja
mereka tidak ada yang menyewa. Selain itu proses ijab kabul juga
dilakukan di villa. Mereka akan menyiapkan segala sesuatu untuk
mendukung jalannya proses ijab kabul agar terlihat asli.
“kita kan nikahinnya di villa, nanti kita
koordinasi sama koki sam penjaga villa.
Mereka siapin semuanya. Meja lain-lain
pokoknya sama kayak nikahan biasa aja.
Urusan villa mereka yang atur. Nanti kita kasih
duit. Ya palingan abis kawin kontrak juga di
villa itu juga”62.
5.4.1.7 Tukang Ojek
Tukang ojek merupakan salah satu aktor yang berperan
menyuburkan praktik kawin kontrak di Desa Tugu Selatan. Para
wisatawan yang tidak memiliki kendaraan saat melakukan wisata
biasanya diantar oleh tukang ojek untuk jarak yang dekat. Selain itu
61 Ibid.,- 62 Hasil wawancara dengan Calo pada tanggal 18 Februari 2017
87
tukang ojek juga mengantarkan para wisatawan untuk bertemu
dengan calo. Meski tidak semua tukang ojek di Desa Tugu Selatan
mau melakukan hal ini, tapi tidak sedikit juga yang mau berjejaring
dengan calo untuk mendapatkan materi yang lebih. Pasalnya
tukang ojek yang berhasil mengantarkan wisatawan ke calo akan
diberikan sejumlah uang yang cukup besar.
“kami minta bantuan tukang ojek juga, kalo ada
yang nanya nikah mut’ah ya nanti anter kesini-
kesini. Ojeknya juga udah tau. Emang gak
semua mau tapi banyak juga yang mau. Duitnya
lumayan lah banyakan yang kita kasih gitu
daripada ngojek seharian”63
Aktor yang telah peneliti paparkan di atas merupakan aktor
yang berjejaring untuk meyuburkan kawin kontrak. pada
pemaparan di bawah ini peneliti akan memaparkan aktor- aktor
yang berjejaring dalam praktik kawin kontrak.
5.4.1.8 Polisi
Polisi merukapan aktor yang bertugas dalam mengawasi
masyarakat. Di Tugu Selatan pengawasan harus dilakukan secara
khusus karena banyaknya WNA yang tinggal berdampingan
dengan masyarakat.
“kepolisian Desa Tugu Selatan. Selalu
meninjau dan melakukan pengawasan jika
musim arab telah tiba. Karena kalo bukan
musim Arab disini Arabnya sedikit. Tapi bukan
karena sedikit kami lantas mengabaikannya.
Kami tetap mengawasi. Kami juga sering
mendengar laporan-lporan warga terkait dengan
dengan kawin kontrak yang ada di RW berapa.
Kami harus memutus jaringannya dahulu untuk
menghentikan semakin banyaknya kawin
63 Ibid.,-
88
kontrak. ya dengan dibentuk Tim Pora kami
optimis akan mengutangi sampai benar-benar
menuntaskannya”64
5.4.1.9 Perangkat Desa
Perangkat desa juga merupakan aktor penting dalam
memutus sebuah jaringan yang mendukung adanya praktik kawin
kontrak di Desa Tugu Selatan.
“adanya Tim Pora diharapkan dapat mengatasi
praktik ini ya. Jika dilihat keblakang sudah
banyak hasil yang positif dengan adanya Tim
Pora. Banyak WNA yang terjaring dalam
operasi yang dilakukan Polisi. Terutama dalam
praktik kawin kontrak. Semoga kedepannya
semakin baik dan dapat memberantas kawin
kontrak sampai keakarnya”65
5.4.1.10 Ketua RW
Ketua RW berperan sebagai aktor dalam mengawasi kawin
kontrak yang berjejaring dengan aktor lain. Ketua RW juga harus
menghimbau agar masyarakat aktif dalam memberikan informasi
terkait kawin kontrak yang berada di RW yang mereka tinggali.
Koordinasi yang baik antara ketua RW dengan warga bisa menjadi
kemudahan dalam mengawasi WNA.
”kami juga menghimbau pada warga jika
memang ada WNA yang masuk dalam villa
bersama dengan wanita harus dilaporkan.
Karena mereka pasti melakukan kawin kontrak.
itu sangat ilegal dan sangat meresahkan. Jika
memang mau diatasi. Semua harus bekerja
sama termasuk masyarakat”66
64 Hasil wawancara dengan Bp. Dadan selaku Bhabinkamtibmas Polres Cisarua pada tanggal 2
Maret 2017 65 Hasil wawancara dengan Perangkat Desa pada tanggal 15 Maret 2017 66 Hasil wawancara dengan Ketua RW 14 pada tanggal 15 Maret 2017.
89
5.4.1.11 Masyarakat
Masyarakat Desa Tugu Selatan secara keseluruhan
merupakan aktor penting dalam memberikan informasi mengenai
praktik kawin kontrak.
“karena yang melakukan kawin kontrak bukan
warga sini. Tentunya kami menginginkan kalo
kawin kontrak akan hilang selama-lamanya.
Karena kami juga kesal kalo dikitkan dengan
kawin kontrak secara terus menerus. Karena
memang bukan warga kami yan melakukan”67
5.4.2 Jaringan.
Teori ANT menyatakan bahwa jaringan berkaitan dengan
faktor-faktor yang terhubung, sehingga dalam melakukan aksi
banyak dorongan yang menyebabkan kita dalam bertindak. Sama
seperti dengan teori di atas bahwa adanya faktor yang bisa
menggerakan sebuah aksi. Dalam kawin kontrak, faktor yang
mempengaruhi sehingga terdorongnya praktek kawin kontrak
adalah:
5.4.2.1 Uang
Alasan utama semua aktor yang berjejaring dalam praktik
kawin kontrak adalah uang. Dalam satu kali melakukan kawin
kontrak para jaringan mengaku bisa memenuhi kebutuhan dan
berbelanja sesuai dengan keinginan mereka. Tidak jarang bahwa
kawin kontrak dianggap sebagai mata pencaharian oleh para
jejaring. Desakan ekonomi menjadikan para jejaring memutuskan
untuk terlibat dalam praktik kawin kontrak.
“lingkungan keluarga yang sulit menjadikan
banyak sekali perempuan-perempuan mau
kawin kontrak dengan Arab. Faktor pendidikan
67 Hasil wawancara dengan Bp. R pada tanggal 14 Maret 2017.
90
juga sangat mempengaruhi. Mereka hanya
lulusan SD atau SMP jadi peluang untuk
mendapatkan kerja bagus sangat sedikit. Jadi
dengan kawin kontrak mereka bisa
mendapatkan uang yang besar dengan cara
yang instan”68
Data lapangan di atas menyatakan bahwa alasan utama
pelaku perempuan terlibat dalam kawin kontrak didasari oleh
faktor ekonomi. Hal tersebut juga didukung dari hasil wawancara
peneliti dengan pelaku perempuan yang sudah melakukan kawin
kontrak sebanyak dua kali.
“saya mah Cuma lulusan SMP. Jadi susah kalo
mau kerja, kalo di pabrik kan capek terus
gajinya dikit. Mana semakin hari kebutuhan
makin mahal jadi ya saya mutusin buat kawin
kontrak deh”69.
Hal ini tidak hanya berlaku untuk pelaku kawin kontrak
saja, aktor lainnya juga demikian. Misalnya calo, penghulu, saksi
palsu, penjaga villa, koki villa hingga tukang ojek. Mereka terlibat
dalam kawin kontrak karena mengharapkan mendapatkan uang
dengan cara yang mudah dan tidak memerlukan waktu yang
banyak. Para aktor ini bekerja sama mencarikan perempuan sesuai
kriteria orang Arab dan aktor lain berperan untuk menyiapkan
semua kebutuhan kawin kontrak seperti surat nikah yang
dipalsukan.
“ya siapa sih yang gamau uang yang gede. Kan
kita juga pengan beli barang-barang, kebutuhan
keluarga. Belanja keperluan sendiri banyak
kebutuhan soalnya. Sama aja kayak penghulu
saksi yang jaga villa, kokinya sama yang
ngojek. Mereka kan kerjaannya dikit dapetnya
yaudah kawinin aja cewe yang mau sama Arab
68 Hasil Hasil wawancara dengan Perangkat Desa pada tanggal 15 Maret 2017 69 Hasil wawancara dengan Mrs. I pada tanggal 18 Februari 2017
91
nanti kita dapet komisi. Pokoknya semua gara-
gara pengen dapet duit”70
Dari pernyataan narasumber di atas, dapat dinyatakan
bahwa praktik kawin kontrak yang berada di Desa Tugu Selatan
terjadi karna faktor ekonomi. Keinginan untuk memenuhi
kebutuhan hidup keluarga menjadi alasan para aktor dalam
melakukan praktik ini. karena untuk mengandalkan keuntungan
yang didapat dari bekerja saja para aktor merasa tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan.
5.4.2.2 Rendahnya Pemahaman Nilai-nilai Agama
Para aktor yang terlibat dengan kawin kontrak menyadari
bahwa praktik yang mereka jalani merupakan praktik ilegal dan
dosa dalam agama. tapi tak sedikit pula yang menganggap bahwa
daripada melakukan zinah lebih baik melakukan kawin kontrak.
Pemahaman yang keliru ini harus di diluruskan oleh pemuka agama
dalam mensosialisasikan bahwa kawin kontrak merupakan bentuk
lain dari perzinahan.
“kita tau ini dosa, tapi urusan dosa biar menjadi
tanggungan nanti di akhirat. Yang penting tidak
zinah karena ini menikah sudah ada sejak jaman
nabi dulu”71
5.4.3 Aktan
Teori ANT menyatakan bahwa bukan manusia saja yang melakukan
tindakan, entitas-entitas non material juga dapat bertindak menjadi aktan.
(Latour, 1999:18). Berikut merupakan aktan dalam kawin kontrak:
Polsek Cisarua termasuk dalam aktor yang bukan manusia. Disini
polsek berperan sebagai instansi yang mengawasi praktik kawin kontrak.
70 Hasil wawancara dengan Calo pada tanggal 18 Februari 2017 71 Hasil wawancara dengan Mrs. I pada tanggal 18 Februari 2017
92
sama halnya dengan Kantor Kepala Desa Tugu Selatan yang merupakan
sebuah instansi pemerintahan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
sosial masyarakat seperti kawin kontrak. sedangkan polisi dan perangkat
desa merupakan aktor manusia yang berjejaring. Selain fakta tersebut
peneliti menemukan fakta lainnya dilapangan yang menunjukkan satu hal
yang dapat mengendalikan sistem jaringan kawin kontrak sebagai manusia
yaitu calo. Seperti yang telah penulis paparkan calo berperan untuk
mengatur proses terjadinya kawin kontrak dengan jaringan yang
dimilikinya.
5.4.4 Translasi
Translasi yang dimaksud dalam praktik kawin kontrak adalah
seluruh aktor yang terkait dengan kawin kontrak yang memobilisasi
jaringan. Data yang peneliti dapatkan dilapangan terkait dengan yang
memobilisasi jaringan kawin kontrak adalah calo. Karena calo merupakan
aktor utama yang berperan menyuburkan praktik kawin kontrak.
Selain calo, polisi dan perangkat desa merupakan aktor yang
memobilisasi jaringan. Kedua aktor ini bekerja berjejaring dengan aktor
lainnya seperti masyarakat dan ketua RW untuk bersama-sama mengawasi
praktik kawin kontrak.
5.4.5 Intermediari
Pada teori ANT intermediary merupakan perantara. Seseorang
bertindak sebagai penghubung antara pihak aktor atau sekumpulan aktor.
(Latour, 2005). Fakta di lapangan menyatakan bahwa perantara atau
penghubung antara pelaku perempuan dengan pelaku laki-laki salah
satunya adalah calo. Kemudian pelaku perempuan kawin kontrak juga
merupakan perantara antara calon pelaku dnegan calo.
Calo berperan sebagai jembatan yang menghubungkan pelaku laki-
laki dengan pelaku perempuan. Kemudian calo berjejaring dengan aktor
lainnya seperti penghulu bohong-bohongan, saksi palsu, koki villa,
93
penjaga villa dan tukang ojek. Para aktor kemudian berkoordinasi untuk
menyiapkan kebutuhan yang diperlukan dalam melaksanakan kawin
kontrak.
Perantara kedua adalah pelaku perempuan yang telah melakukan
kawin kontrak sebelumnya. Pelaku kawin kontrak biasanya menanamkan
perasaan yakin pada calon pelaku kawin kontrak. Jika calon pelaku
bersedia melakukan kawin kontrak maka pelaku perempuan sebelumnya
mempertemukan calon pelaku kepada calo. Dan calon pelaku perempuan
akan dibawa ke Desa Tugu Selatan untuk ditempatkan ditempat yang
menjadi perkumpulan para pelaku perempuan,. Bisanya calo menyediakan
kontrakan atau kos-kosan yang dihuni oleh para perempuan pelaku kawin
kontrak.
5.5 Refleksi Hasil Penelitian
Untuk melihat bagaimana peran jejaring aktor dalam praktik kawin
kontrak, peneliti menggunakan teori Actor Network Theory (ANT) yang memiliki
5 komponen utama yaitu Aktor, Jaringan, Aktan, Translasi dan Intermediari.
Dimana dalam praktik kawin kontrak, peneliti menemukan 5 komponen tersebut
sehingga praktik ini tetap eksis di kawasan Desa Tugu Selatan.
Praktek kawin kontrak tidak hanya berkaitan dengan yang dijelaskan oleh
Cahya Milia Tirta Safitri dalam penelitiannya bahwa kawin kontrak memiliki
Latar belakang internal : latar belakang ekonomi, latar belakang biologis, latar
belakang psikologis (adanya kebutuhan rasa aman, kebutuhan cinta dan
keberadaan, dan kebutuhan akan penghargaan), latar belakang kurangnya
pemahaman nilai-nilai agama dalam diri narasumber utama, dan latar belakang
sosial budaya.
Dari hasil penelitian ini, didapatkan bahwa kawin kontrak juga berkaitan
dengan aspek lainnya. Seperti jaringan antar aktor yang menyuburkan praktik
kawin kontrak di Desa Tugu Selatan. Selain itu masih adanya permintaan dan
penawaran antar aktor menjadikan praktik tetap terjaga eksistensinya.
94
Melihat keadaan di atas, menyatakan bahwa kawin kontrak bisa dikaji dari
berbagai sisi dan aspek. Jika di dalam penelitian Cahya Milia Tirta Safitri
menjabarkan latar belakang kawin kontrak yang menekankan studi fenomenologis
pada wanita pelaku kawin kontrak; Suhanah & Fauziah meninjau dari segi
perkawinan yang berada di puncak bogor; Maman Lesmana menelaah Kawin
Kontrak Turis-Turis Arab Dari Prespektif Media Massa Arab; dan Cristy Ayuni
mengkaji dari sudut strategi komunikasi yang dilakukan oleh calo dalam praktek
kawin kontrak; penulis mengkaji dari sudut peran jejaring aktor dalam praktik
kawin kontrak.
Kawin kontrak yang berada di Desa Tugu Selatan tidak telepas dari
peranan penting aktor dan aktan yang menyurburkan kawin kontrak. Aktor yang
penulis temukan, dalam menyuburkan praktik kawin kontrak adalah, calo, pelaku
perempuan, tukang ojek, koki dan penjaga villa. Kemudian aktan yang peneliti
temukan adalah calo yang berperan sebagai penyubur kawin kontrak. Dan inilah
penemuan yang baru dari semua penelitian mengenai kawin kontrak lainnya.
Peran jejaring aktor dalam praktik kawin kontrak di Desa Tugu Selatan adalah
membentuk sebuah tim yang dinamakan Tim Pora. Kemudian tak puas disitu saja
para aktor seperti kepolisian dan perangkat desa membentuk satuan satgas, tingkat
desa dan kecamatan yang dinamai PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak)
Pada penelitian ini calo selalu menekankan Orang Arab adalah orang yang
taat agama sehingga tidak mau berzinah dan memilih kawin kontrak sebagai
bentuk penyaluran hasrat biologisnya. Perempuan pelaku kawin kontrak juga
beranggapan bahwa pelaku laki-laki dianggap sebagai orang loyal dan baik dalam
memanjaakan pelaku perempuan.
Dengan melakukan kawin kontrak, pelaku perempuan tidak merasa bahwa
dia sedang menjual tubuhnya karena tugas mereka sebagai isteri tidak hanya
melakukan hubungan intim saja melainkan menemani pelaku laki-laki saat
berlibur. Pelaku perempuan juga menganggap bahwa menjadi isteri kontrak
merupakan hal biasa karena mereka tidak perlu bekerja terlalu keras untuk
mendapatkan uang yang banyak. Menurut penulis hal juga bekaitan sistem
permintaan dan penawaran yang telah dijelaskan sebleumnya bahwa masih
95
banyaknya permintaan dan penawaran menjadikan kawin kontrak tetap bertahan
hingga sekarang. Para pelaku laki-laki menganggap bahwa zinah merupakan
perbuatan yang dosa sehingga mereka memilih kawin kontrak untuk menghindari
zinah.
Dalam kawin kontrak ada jaringan yang menyuburkan praktik kawin
kontrak. jaringan ini bertujuan untuk menguntungkan satu sama lain dalam hal
materi. Eksisnya jaringan aktor yang menyuburkan kawin kontrak karena semua
aktor di dalamnya bekerjasama untuk terus menyuburkan praktik ini. Oleh karena
itu. Peran jejaring aktor dalam praktik kawin kontrak diharapkan dapat
menghilangkan praktik ini dari kawasan Desa Tugu Selatan.
5.6 Kelemahan Penelitian
Kelemahan merupakan satu hal yang tidak pernah terlepas dari segala
sesuatu, termasuk dengan penelitian ini. kelemahan dalam penelitian ini diharap
mampu menjadi bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya. Adapun
kelemahan yang dialami penulis selama melakukan penelitian di Desa Tugu
Selatan adalah:
1. Aktor yang terlibat dalam meyuburkan praktik kawin kontrak tidak setuju
apabila peneliti merekam pembicaraan dan mengambil gambar selama
melakukan wawancara, sehingga dokumentasi penulis terkait dengan aktor
tersebut terbatas.
2. Praktik kawin kontrak umumnya dilakukan secara diam-diam dan
terselubung, hal ini membuat peneliti cukup kesulitan untuk mendapatkan
informasi mengenai praktik kawin kontrak yang masih terjadi di Desa
Tugu Selatan
top related