bab iv penelitian korelasional - uksw...penelitian inferensial dalam bidang pendidikan 84 sebagai...
Post on 27-Oct-2020
12 Views
Preview:
TRANSCRIPT
83
BAB IV
PENELITIAN KORELASIONAL
Terdapat beragam jenis penelitian yang
berpendekatan kuantitatif yakni penelitian yang selalu
mengumpulkan dan menganalisa data berupa angka
(skore). Pada umumnya data pada penelitian kuantitatif
tersebut dianalisis dengan menggunakan teknik analisa
statistik. Salah satu jenis penelitian yang berpendekatan
kuantitatif antara lain berupa penelitian korelasi, yang
dijelaskan di bawah ini.
A. PEMAHAMAN PENELITIAN KORELASIONAL
Penelitian korelasi merupakan suatu penelitian yang
bertujuan untuk menyelidiki (membuktikan) sejauh mana
keterkaitan atau keeratan hubungan suatu variabel dengan
satu atau lebih variabel lain. Pada umumnya variabel yang
digunakan dalam penelitian korelasi minimal 2 variabel,
yakni variabel bebas dan variabel terikat. Pengujian korelasi
(keterkaitan) tersebut harus menggunakan teknik analisis
korelasi.
Masalah yang diwujudkan dalam penelitian korelasi
berupa kesenjangan hasil-hasil temuan penelitian yang
bertopik (bervariabel sama). Hal ini yang sering disebut
sebagai isyu research. Seperti yang dijelaskan sebelumnya,
bahwa isyu research tersebut bukan hanya mengenai ada
atau tidaknya hubungan di antara dua atau lebih variabel,
tetapi juga dapat mengenai bedanya arah hubungan, bahkan
mengenai kuat lemahnya hubungan yang terjadi pada
variabel-variabel tersebut.
Penelitian Inferensial dalam Bidang Pendidikan
84
Sebagai penelitian yang tergabung dalan penelitian
inferensial, maka subjek yang diteliti dalam penelitian
korelasi merupakan bagian atau keseluruhan anggota suatu
populasi, sehingga subjek yang dipilih selalu mewakili sifat-
sifat dari populasi. Dengan demikian, penelitian korelasi
termasuk penelitian yang hasilnya dapat digeneralisasi,
artinya hasil temuan penelitian digunakan untuk
menggambarkan kondisi suatu populasi meskipun subjek
yang dipilih secara sampel. Oleh karena itu, pengambilan
sampel pada penelitian korelasi harus menggunakan salah
satu atau gabungan teknik pengambil sampel yang
tergolong dalam probability sampling, agar ciri-ciri dari
subjek dalam populasi dapat terwakili atau bersifat
representatif.
Penelitian korelasi termasuk kelompok penelitian
inferensial yakni penelitian yang harus menguji suatu
hipotesis. Seperti yang dijelaskan pada bagian sebelumnya,
hipotesis diterima atau ditolak diinterpretasi berdasar hasil
skore signifikansinya (sig atau p). Sedangkan informasi
mengenai interprestasi taraf hubungan hasil temuan
penelitian, dilihat dari koefisien korelasinya ( simbol r) yang
dicocokkan dengan tabel interprestasi terhadap koefisien
korelasi, misalnya dengan tabel yang ditulis oleh Sugiyono
(2010).
B. ARAH DAN KOEFISIEN HUBUNGAN
Analisis korelasi dapat dikaji dari hasil atau skor
signifikansi (sig) dan skor koefisien korelasi dengan simbol
r. Berdasar skor sig dapat diketahui hasil signifikansi
penelitian tersebut. Sedangkan hasil atau skor r dapat
dipahami mengenai arah korelasi (hubungan) dan kuat
lemahnya hubungan di antara variabel bebas dengan
Penelitian Korelasional
85
variabel terikat. Khusus mengenai r terdapat beragam hasil,
yang dapat dikelompokkan dalam tiga arah yakni:
1. Hubungan positif, bila kenaikan nilai variabel
bebas (x), disertai atau diikuti oleh kenaikan nilai
variabel terikat (y). Dapat pula diartikan
turunnya nilai variabel bebas (x), disertai atau
diikuti turunnya nilai variabel terikat (y).
Hal ini dapat dikaji dari skore hasil sig, besarnya
tidak lebih besar dari 0,050; dan hasil skor r
(koefisien korelasi) biasanya tergolong memiliki
derajat hubungan kuat dan sangat kuat, dengan
skor r melebihi 0,600.
2. Hubungan negatif, bila kenaikan nilai variabel
bebas (x), disertai turunnya nilai variable terikat
(y). Juga dapat terjadi turunnya nilai variable
bebas (x), disertai kenaikan nilai variable terikat
(y).
Hal ini dapat dikaji dari skore hasil sig, besarnya
tidak lebih besar dari 0,050; dan hasil skore r
(koefisien korelasi) biasanya bertanda negatif (-),
tergolong memiliki derajat hubungan kuat dan
sangat kuat, dengan skor r lebih rendah dari
-0,600
3. Hubungan nihil (tidak ada hubungan), bila
kenaikan/turunnya nilai variable bebas (x), tidak
dikuti oleh kenaikan/turunnya nilai variabel
terikat (y).
Tidak adanya hubungan tersebut dapat dikaji dari
skore hasil sig, yakni jika besarnya sig lebih besar
dari 0,050. Kondisi ini biasanya diikuti oleh hasil
skore r (koefisien korelasi) yang tergolong
Penelitian Inferensial dalam Bidang Pendidikan
86
memiliki derajat hubungan lemah dan sangat
lemah, dengan skor r mendekati 0,000.
Perlu dipahami bahwa koefisien korelasi (simbol r)
adalah bilangan yang menyatakan besar kecilnya atau kuat
lemahnya hubungan antara dua variabel yang diteliti.
Bilangan yang menunjukkan koefisien korelasi bergerak
antara -1 atau -1,0, sampai dengan +1 atau 1,0. Bila r
menghasilkan angka yang mendekati -1, maka disebut
berkorelasi negatif. Sebaliknya, jika r menghasilkan angka
yang mendekati +1, maka disebut berkorelasi positif.
Sedangkan jika r menghasilkan angka yang mendekati 0,
maka disebut tidak ada korelasi.
C. JENIS TEKNIK ANALISIS KORELASI
Ada beberapa jenis teknik analisis yang dapat
digunakan dalam penelitian korelasi. Hal ini tergantung dari
skala data yang dimiliki variabel yang diteliti, seperti yang
dijelaskan di bawah ini.
1. Korelasi Product Moment (Pearson)
Salah satu jenis teknik analisis yang banyak
digunakan oleh peneliti adalah korelasi Products
Moment atau Pearson. Tidak jarang peneliti
menggunakan teknik analisis Pearson ini tanpa
melihat jenis skala data dalam variabel yang
digunakan. Teknik analisis Pearson hanya
digunakan untuk data kontinum, yakni variabel
yang berskala data interval atau rasio. Biasanya
penggunaan teknik analisis Pearson didahului oleh
uji normalitas, artinya data yang digunakan
memiliki sebaran normal.
Sebagai contoh, korelasi antara penggunaan waktu
belajar setiap hari dengan prestasi siswa. Contoh
Penelitian Korelasional
87
lain, korelasi lama bekerja dengan penghasilan
setiap bulan.
2. Korelasi Kendall dan Spearmen Rho
Jika data berskala ordinal maka teknik analisis yang
tepat digunakan adalah korelasi Kendall dan
Spearmen Rho. Namun tidak jarang peneliti
memiliki skala data yang beragam, misal variabel
bebasnya berskala data interval atau rasio,
sedangkan variabel terikat berskala data ordinal.
Bila salah satu variabel berskala ordinal dan yang
lain berskala interval atau rasio, maka yang
berskala interval atau rasio harus dirubah
(dikonversi) menjadi berskala ordinal, dengan cara
menyusun kategori atau klasifikasi.
Misalnya, korelasi antara kepercayaan diri dengan
prestasi; korelasi antara kemandirian belajar
dengan prestasi.
Beberapa ahli statistik mengatakan bahwa hasil
korelasi Kendall dinyatakan lebih ‘halus’
(representatif) dibanding Spearmen Rho.
3. Korelasi Koefisien Kontingensi
Koefisien kontingensi merupakan teknik analisis
yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
korelasi pada data yang berskala nominal saja.
Sebagai contoh, korelasi antara pemilihan jurusan
dengan hobi; Korelasi antara jenjang pendidikan
dengan buku kesukaan yang dibaca.
Penelitian Inferensial dalam Bidang Pendidikan
88
Tugas 9.
1. Jelaskan, apa yang dimaksud penelitian korelasi
sebagai penelitian yang hasilnya dapat
digeneralisasi?
2. Menurut anda, apa yang dimaksud dengan koefisien
korelasinya ( simbol r)?
3. Menurut anda, teknik analisis koefisien kontingensi
digunakan untuk menganalisis korelasi yang
bagaimana? Carilah 1 contoh judul penelitian yang
tepat untuk teknik analisis koefisien kontingensi!
4. Jika dalam penelitian korelasi terdapat variabel
berskala ordinal dan yang lain berskala interval atau
rasio, maka menurut anda teknik analisis apa yang
tepat digunakan? Jelaskan langkah-langkah yang
digunakan dalam proses analisis tersebut!
5. Jelaskan ciri-ciri hasil analisis korelasi yang memiliki
arah negatif jika ditinjau dari hasil sig, dan skor r!
Sertakan contoh hasil penelitian yang menemukan
korelasi dengan arah negatif!
top related