bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1
Post on 05-Oct-2021
1 Views
Preview:
TRANSCRIPT
25
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Diskripsi Kondisi Awal
Hasil belajar Matematika siswa kelas III SD Negeri 2 Bandungsari Kabupaten
Grobogan sebelum dilakukan siklus I ( pra siklus ) masih rendah. terbukti nilai rata-rata
siswa hasil pra siklus yaitu 51,75. Sementara KKM yang harus dicapai yaitu 65.
Hasil belajar matematika siswa kelas III pada saat pra siklus lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1 Distribusi Nilai Hasil Belajar Pra Siklus
NILAI JUMLAH SISWA PERSENTASE KETERANGAN
80-84 1 5% Tuntas
75-79 2 10% Tuntas
70-74 1 5% Tuntas
65-69 - - -
60-64 1 5% Tuntas
55-59 3 15% Tuntas
50-54 4 20% Belum Tuntas
45-49 3 15% Belum Tuntas
40-44 2 10% Belum Tuntas
35-39 1 5% Belum Tuntas
30-34 2 10% Belum Tuntas
JUMLAH 20 100%
KETUNTASAN 8 40%
BELUM TUNTAS 12 60%
RATA-RATA 51,75
Berdasarkan tabel 4.1, hasil belajar pra siklus peserta didik adalah sebagai
berikut : berdasarkan nilai pra siklus menunjukan bahwa hasil belajar peserta didik masih
rendah , dari 20 peserta didik masih ada 12 peserta didik atau 60% yang belum mencapai
ketuntasan dan baru 8 peserta didik atau 40% yang telah mencapai nilai ketuntasan ≥
KKM yaitu 55. Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat lebih jelas dalam grafik 4.1 di bawah ini.
25
26
Gambar 4.2 Hasil Belajar Pra siklus
Melihat kondisi tersebut di atas maka peneliti melakukan tindakan dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika melalui tutor teman
sebaya. Tugas tutor teman sebaya(siswa) yang ditunjuk sebagai tutor pada saat
pembelajaran, yaitu membantu dan membimbing kelompok diskusi atau temannya dalam
memahami soal cerita. Setelah memahami maksud dari soal, kemudian membimbing
dalam memecahkan masalah atau soal. Selain itu tutor juga mempunyai tugas
menjelaskan atau menjawab pertanyaan dari teman sekelasnya mengenai kesulitan dalam
memecahkan masalah. Pemilihan pembelajaran dengan tutor teman sebaya tersebut tentu
beralasan. Dalam menyelesaikan masalah matematika siswa harus terlebih dahulu
memahami maksud dari soal tersebut, kemudian baru memecahkan permasalahannya.
Dengan pembelajaran tutor teman sebaya tersebut, diharapkan hasil belajar siswa kelas III
dapat meningkat.
4.2. Diskripsi dan Pelaksanaan Hasil Tiap Siklus
4.2.1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Hasil evaluasi yang diadakan saat pra siklus menjadi acuan peneliti untuk
mengambil tindakan yang tepat dalam rangka untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Pembelajaran yang digunakan adalah tutor teman sebaya, diskusi kelompok, dan
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
Jum
lah
sis
wa
Interval nilai
Siswa
27
penugasan. Alat peraga yang digunakan yaitu garis bilangan, permainan yang menyerupai
sempoa dan bersusun dengan kotak sebagai alat demonstrasi dalam menyelesaikan
masalah sesuai pada contoh soal yang diberikan.
Pembelajaran yang akan dilakukan pada tindakan 1 siklus I dimulai dengan
memberikan motivasi kepada siswa dengan bernyanyi bersama dengan judul naik delman
yang mengacu pada tema pengalaman, kemudian menanyakan kaitan lagu dengan
pengalaman masing-masing siswa. Kegiatan inti dimulai dengan tutor masuk dalam
kelompok kemudian memberikan satu contoh soal yang dikerjakan secara bersama-sama
dalam masing-masing kelompok dengan menggunakan alat peraga mobil-mobilan dan
jalan sebagai garis bilangan dengan bimbingan tutor.
Pada kegiatan akhir siswa membuat kesimpulan dengan bimbingan guru. Guru
memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat dalam belajar. Melakukan evaluasi
dengan memberikan soal untuk dikerjakan di buku masing-masing.
Pembelajaran ke 2 pada siklus I yaitu materi penyelesaian soal matematika pada
penjumlahan tanpa menyimpan dan pengurangan tanpa meminjam. Pembelajaran dimulai
dengan menjelaskan tugas tutor dalam setiap kelompok, memberikan motivasi kepada
siswa agar selalu semangat dalam belajar. Melalui tanya jawab guru mengingatkan
kembali materi pembelajaran yang lalu, kemudian dilanjutkan materi yang akan dicapai
dengan alat peraga yang menyerupai sempoa. Siswa mengerjakan lembar kerja dengan
bimbingan tutor.
Pada kegiatan akhir siswa membuat kesimpulan dengan bimbingan guru. Siswa
mengerjakan soal evaluasi yang dikerjakan secara mandiri tanpa bimbingan tutor.
Pembelajaran ke 3 pada siklus I yaitu materi penyelesaian soal matematika pada
penjumlahan dengan menyimpan dan pengurangan dengan meminjam. Pembelajaran
dimulai dengan mengulang materi yang lalu mengenai penjumlahan dan pengurangan.
Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan cara menulis yang diketahui,
ditanya dan jawab. Siswa megerjakan soal latihan dalam kelompok dengan bimbingan
tutor. Hasil pengerjaan soal latihan dibahas bersama secara klasikal.
Pada kegiatan akhir siswa dan guru membuat kesimpulan siswa diberi
kesempatan bertanya bagi yang kurang jelas. Guru menjelaskan bahwa pertemuan
28
berikutnya akan diadakan tes, dan memberikan soal tugas untuk dikerjakan di buku tugas
masing-masing.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada bulan Oktober 2010, Peneliti
melakukan tindakan awal sebelum pelaksanaan pembelajaran. Tindakan tersebut yaitu
memilih dan mempersiapkan tutor teman sebaya yang dilaksanakan dua hari sebelum
pelaksanaan pembelajaran. Tutor yang disiapkan berjumlah 4 siswa, menyesuaikan
dengan jumlah kelompok diskusi yang akan dilaksanakan dalam 4 kelompok. Kegiatan
yang dilakukan dalam mempersiapkan tutor yaitu dengan membagikan soal yang akan
didiskusikan untuk dikerjakan kemudian dibahas bersama, setelah selesai tutor diberi
penjelasan tentang aturan dan cara dalam membimbing teman-temanya.
1. Pelaksanaan pembelajaran pertemuan 1 siklus I
Pada pertemuan pertama dilaksanakan pembelajaran pada kompetensi dasar
melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka. Dengan indikator menaksir
bilangan yang dibutuhkan letaknya pada garis bilangan. Sebelum guru melakukan
kegiatan pembelajaran, terlebih dahulu guru menyiapkan hal-hal yang akan digunakan
dalam pembelajaran. Setelah selesai dipersiapkan guru memulai Kegiatan awal
pembelajaran dimulai dengan salam kemudian dilanjutkkan dengan bernyanyi untuk
memancing siswa mengetahui tema yang akan dibahas yaitu pengalaman. Guru
memanggil siswa yang menjadi tutor dan menyuruh tutor masuk dalam kelompok. Guru
menjelaskan cara kerja serta memberikan penjelasan bahwa kegiatan pembelajaran akan
dibimbing tutor teman sebaya yang telah dipilih dan diberi pembekalan oleh guru dua hari
sebelumnya.
Kegiatan inti dimulai dengan membagikan soal latihan kepada masing-masing
kelompok. Siswa mengerjakan soal tersebut bersama teman sekelompoknya dengan
bimbingan tutor secara bersama. Mengerjakan soal nomor satu tentang letak titik pada
garis bilangan. Guru mengawasi jalanya diskusi kelompok dan memberikan pengarahan
pada kelompok yang mengalami kesulitan. Soal kedua dan ketiga menentukan bilangan
pada garis bilangan dengan alat peraga mobil-mobilan yang berjalan disuatu garis
29
bilangan dengan bimbingan tutor. Siswa bersama tutor dengan dibimbing guru membahas
secara klasikal soal cerita yang telah didiskusikan. Siswa dengan bimbingan guru
membuat kesimpulan.
Pada kegiatan akhir guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat
dalam belajar, kemudian guru memberikan soal tugas untuk dikerjakan secara mandiri.
2. Pelaksanaan pembelajaran pertemuan 2 siklus I
Pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua dilaksanakan pembelajaran pada
kompetensi dasar melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka. Dengan indikator
pencapaian pembelajaran memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan
penjumlahan dan pengurangan. Sebelum pembelajaran dimulai guru menyiapkan alat
peraga yang akan digunakan dalam pembelajaran diantaranya kertas bergaris, bulatan-
bulatan dan lem kertas yang dibuat menyerupai sempoa. Pada kegiatan awal guru
melakukan tanya jawab untuk mengingatkan pembelajaran yang lalu tentang nilai tempat,
memberikan motivasi kepada siswa tentang indikator yang akan dicapai dan kegiatan yang
akan dilakukan.
Pada kegiatan inti guru memberikan contoh soal matematika dalam bentuk cerita
yang dikerjakan dalam masing-masing kelompok yang dibimbing oleh tutor dengan
menggunakan alat peraga menyerupai sempoa untuk membantu memahami
permasalahan. Tutor menjelaskan cara pengerjaan dengan menulis yang diketahui ditanya
dan jawab. Setelah selesai siswa berdiskusi kelompok dengan bimbingan tutor untuk
memecahkan tiga soal cerita yang diberikan guru. Guru bersama siswa dan tutor secara
klasikal membahas tiga soal cerita yang telah didiskusikan.
Pada kegiatan akhir guru dan siswa membuat kesimpulan bahwa dalam
melakukan operasi hitung harus menempatkan bilangan pada tempatnya baru dijumlahkan
atau di kurangkan. Siswa mengerjakan soal evaluasi pada buku tugas masing-masing.
3. Pelaksanaan pembelajaran pertemuan 3 siklus I
Pelaksanaan pembelajaran pertemuan ketiga dilaksanakan pembelajaran pada
kompetensi dasar melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka.. Dengan
30
indikator pencapaian pembelajaran memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan
penjumlahan dan pengurangan.
Sebelum pembelajaran dimulai guru menyiapkan alat peraga yang akan
digunakan dalam pembelajaran diantaranya kertas yang digunakan untuk menjumlah atau
mengurangkan. Pada kegiatan awal guru melakukan tanya jawab untuk mengingatkan
pembelajaran yang lalu, serta menyampaikan indikator yang akan dicapai dan kegiatan
yang akan dilakukan.
Pada kegiatan inti guru memberikan soal latihan yang harus dikerjakan dalam
masing-masing kelompok yang dibimbing oleh tutor dengan menggunakan alat peraga
kertas , untuk membantu memahami menyelesaikan soal matematika bentuk cerita.
Setelah selesai siswa berdiskusi kelompok dengan bimbingan tutor untuk memecahkan 2
soal cerita yang diberikan guru. Guru bersama siswa secara klasikal membahas 2 soal
cerita yang telah didiskusikan.
Pada kegiatan akhir guru member kesempatan pada siswa yang ingin bertanya
dan membuat kesimpulan bersama-sama. Siswa mengerjakan soal tugas pada buku tugas
masing-masing. Guru juga menyampaikan kepada siswa tentang kegiatan yang akan
dilakukan pada pertemuan berikutnya yaitu akan diadakan tes / ulangan, serta
memberikan motivasi pada siswa supaya lebih giat belajar di rumah.
c. Observasi
Selama pelaksanaan pembelajaran pertemuan ke-1, ke-2 dan ke-3 pada sikus ke
I, dilakukan pengamatan terhadap guru dan siswa. Pengamatan dilakukan oleh satu
observer. Bedasarkan indikator pengamatan, observer mengamati proses pembelajaran
kelas III pada mata pelajaran matematika tentang penyelesaian soal matematika bentuk
cerita. Observer mengamati keseluruhan proses pembelajaran meliputi perilaku atau
kegiatan siswa, tindakan guru dan hasil belajar siswa serta memberi penilaian terhadap
proses pembelajaran.
Hasil pengamatan guru telah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
tutor teman sebaya dalam menyelesaikan soal matematika bentuk cerita secara
berkelompok. Pada saat tutor membimbing kelompok, ada beberapa anggota dalam satu
kelompok yang bermain sendiri. Ada juga kelompok dalam melaksanakan kegiatan kurang
31
aktif kemungkinan karena kurang merata pada saat pembagian kelompok. Pada
pertemuan terakhir pembelajaran siklus I diadakan tes untuk mengetahui hasil
pembelajaran yang telah dilakukan guru sebagai peneliti. Nilai hasil postes pada siklus 1
dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini.
Tabel 4.2 Distrbusi Nilai Hasil Belajar Siklus 1
NILAI JUMLAH SISWA PERSENTASE KETERANGAN
95-100 2 10% Tuntas
90-94 1 5% Tuntas
85-89 1 10% Tuntas
80-84 - - -
75-79 3 15% Tuntas
70-74 2 10% Tuntas
65-69 1 5% Tuntas
60-64 2 5% Tuntas
55-59 1 10% Tuntas
50-54 4 15% Belum Tuntas
45-49 3 15% Belum Tuntas
JUMLAH 20 100%
KETUNTASAN 13 65%
BELUM TUNTAS 7 35%
RATA-RATA 65,50
Berdasarkan data tabel 4.2 dijelaskan bahwa peserta didik yang menjadi subjek
penelitian ada 20 peserta didik, ada 7 peserta didik atau 35% dinyatakan belum tuntas
karena perolehan hasil evaluasi pada akhir siklus I belum mencapai kriteria ketuntusan
minimal(KKM) yang telah ditetapkan, yakni 55. Peserta didik yang berhasil memperoleh
nilai ≥ KKM sebanyak 13 peserta didik atau 65%. Hal ini menunjukkan adanya
peningkatan pencapaian ketuntasan belajar siswa dari pra siklus ke siklus I meningkat
yaitu 40% menjadi 65%. Hal tersebut menunjukkan peningkatan ketuntasan hasil belajar
pada siklus I sebesar 25 %.
Berdasarkan data hasil nilai pra siklus dan nilai tes siklus I, dapat dikemukakan
bahwa nilai rata-rata hasil tes pra siklus ke tes siklus I meningkat yaitu dari 51,75 menjadi
65,50. Hal tersebut menunjukkan bahwa peningkatan rata-rata hasil belajar pada siklus I
sebesar 13,75%. Berdasarkan hasil belajar pra siklus dan tabel 4.2 dapat dibuat diagram
perbandingan dalam grafik 4.2 di bawah ini.
32
Gambar 4.2 Perbandingan Distribusi Hasil Belajar
Pra Siklus dan Siklus 1
Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini.
Tabel 4.3 Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Pra Siklus ke Siklus I
PENINGKATAN HASIL BELAJAR
JUMLAH SISWA PERSENTASE
0( tetap ) 2 10%
1-10 4 20%
11-20 14 70%
Berdasarkan data tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa pada siklus I terdapat 90%
siswa telah meningkat hasil belajarnya. dan terdapat 2 siswa atau 10% yang tidak
meningkat hasil belajarnya.
d. Refleksi
Berdasarkan observasi pada siklus I, hal-hal yang perlu dilakukan untuk
memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya antara lain dengan cara :
1) Membagi kelompok secara merata sesuai dengan kemampuan siswa serta
membaginya sebelum pembelajaran.
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
95
-10
0
90
-94
85
-89
80
-84
75
-79
70
-74
65
-69
60
-64
55
-59
50
-54
45
-49
40
-44
35
-39
30
-34
Jum
lah
sis
wa
Interval nilai
Pra Siklus
Siklus 1
33
2) Memberikan pengarahan pada siswa, jika mengalami kesulitan jangan malu-malu
bertanya pada tutor.
3) Untuk mengatasi siswa yang bermain-main sendiri pada saat diskusi dengan cara
memberikan pengarahan dan penjelasan akan pentingnya belajar serta lebih
memperhatikan kegiatan siswa dalam setiap kelompok.
4) Memberikan pengertian pada siswa bahwa saat teman / tutor dari teman sekelasnya
sedang berbicara atau memberi penjelasan harus kita perhatikan dan kita hargai.
5) Dari berbagai kekurangan yang ada pada siklus I maka, untuk itu perlu dilakukan
tindakan perbaikan pada siklus II.
4.2.2. Siklus II
Tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada materi alat ukur dengan standar
kompetensi menggunakan pengukuran waktu, panjang dan berat dalam memecahkan
masalah. Kopetensi dasar yang digunakan yaitu Memilih alat ukur sesuai dengan
fungsinya(meteran, timbangan atau jam).
Berdasarkan refleksi pada siklus I maka pelaksanaan tindakan yang akan
dilaksanakan pada siklus II yaitu masih dilaksanakan pembelajaran dengan tutor teman
sebaya. Selain itu dilaksanakan beberapa perbaikan, perbaikan pembelajaran yang
dilakukan yaitu 1) Membagi kelompok secara merata sesuai dengan kemampuan siswa
serta membaginya sebelum pembelajaran. 2) memberikan pengarahan pada siswa supaya
lebih serius dalam memperhatikan penjelasan dari tutor teman sebaya/ tutor teman
sekelas . 3) guru lebih memperhatikan kegiatan siswa pada tiap-tiap kelompok.
a. Perencanaan Tindakan
Hasil refleksi siklus I menjadi acuan untuk mengambil tindakan yang tepat untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Pada pembelajaran pertemuan 1 siklus II dilakukan
pembelajaran penyelesaian soal matematika bentuk cerita dengan Materi Alat Ukur.
Pembelajaran yang dilakukan yaitu menggunakan tutor teman sebaya, diskusi kelompok,
dan penugasan, demonstrasi. Alat peraga yang digunakan yaitu gambar macam-macam
alat ukur, pita, timbangan dan jam sebagai alat demonstrasi dalam menyelesaikan
masalah sesuai pada contoh soal yang diberikan.
34
Pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan 1 siklus II dimulai dengan
memberikan motivasi kepada siswa dengan bernyanyi “layang-layang”. Berdasarkan
nyanyian tersebutsiswa siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang isi lagu yang
diarahkan kepada timbagan atau alat ukur.
Kegiatan ini dimulai dengan siswa mengamati gambar macam-macam alat ukur
yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari yaitu alat ukur panjang, alat ukur berat
dan alat ukur waktu. Siswa diingatkan lankah-langkah menyelesaikan lembar kerja siswa
yang dikerjakan bersama-sama dalam masing-masing kelompok yang telah ditentukan
sebelum pembelajaran dengan mengamati gambar macam-macam alat ukur dengan
bimbingan tutor. Siswa berdikusi mengisi lembar kerja siswa bersama kelompok dan
menyelesaikan 3 soal cerita tentang alat ukur yang tepat dalam suatu kejadian dengan
bimbingan tutor sebaya. Setelah selesai diskusi masalah dibahas bersama secara klasikal
dan menyimpulkan pembelajaran.
Pada kegiatan akhir guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat dalam
belajar. Melakukan evaluasi dengan memberikan soal untuk dikerjakan di buku masing-
masing.
Pembelajaran pertemuan kedua pada siklus II yaitu materi pengunaan alat ukur
panjang, berat dan waktu. Pembelajaran dimulai dengan mengingat macam-macam alat
ukur yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan inti dimulai dengan mengingatkan langkah-lankah yang harus dikerjakan
dalam disksi kelompok. Siswa masuk dalam kelompok masing-masing yang sudah dibagi
secara merata. Siswa mengerjakan soal cerita dalam kelompok dengan menggunakan alat
peraga pita untuk menggunakan alat ukur panjang dengan bimbingan tutor. Siswa
mengerjakan saol cerita yang berkaitan dengan alat ukur berat dengan menggunakan alat
peraga timbangan badan. Siswa melanjutkan mengerjakan soal yang berkaitan dengan
alat ukur waktu untuk mengukur lamanya kegiatan dengan alat peraga jam dinding.
Setelah selesai diskusi masalah dibahas bersama secara klasikal dengan dibimbing guru
dan mengambil kesimpulan.
Pada kegiatan akhir guru memberikan kesempatan bertanya, memberikan
motivasi kepada siswa agar lebih giat dalam belajar, memberikan penjelasan bahwa
35
pertemuan berikutnya akan diadakan tes, dan memberikan soal tugas untuk dikerjakan di
buku masing- masing.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada bulan Nopember 2010.
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I Peneliti melakukan tindakan awal sebelum
pelaksanaan pembelajaran. Tindakan tersebut yaitu membagi kelompok diskusi dan
mempersiapkan tutor teman sebaya yang dilaksanakan dua hari sebelum pelaksanaan
pembelajaran. Tutor yang disiapkan berjumlah 4 siswa, menyesuaikan dengan jumlah
kelompok diskusi yang akan dilaksanakan siswa kelas III yaitu 4 kelompok diskusi.
Kegiatan yang dilakukan dalam mempersiapkan tutor yaitu dengan membagikan soal yang
akan didiskusikan siswa kelas III kepada tutor untuk dikerjakan kemudian dibahas
bersama, setelah selesai tutor diberi penjelasan tentang aturan dan cara dalam
membimbing teman sekelasnya.
1) Pelaksanaan pembelajaran pertemuan 1 siklus II
Pada pertemuan pertama dilaksanakan pembelajaran pada kompetensi dasar
memilih alat ukur sesuai dengan fungsinya (meteran, timbangan dan jam). Dengan
indikator pencapaian pembelajaran menyebutkan jenis alat ukur sederhana.
Sebelum guru melakukan kegiatan pembelajaran, terlebih dahulu guru
menyiapkan hal-hal yang akan digunakan dalam pembelajaran. Setelah selesai
dipersiapkan guru memulai pembelajaran. Kegiatan awal dimulai dengan bernyanyi yang
berjudul layang-layang. Siswa ditanya hal yang ada dalam kalimat nyanyian seperti ku
potong sama panjang, ku timbang dengan benang. Siswa diarahkan kepada indikator yang
akan dicapai yaitu menyebutkan jenis alat ukur sederhana. Guru menunjukkan gambar
macam-macam alat ukur dan siswa mangamatinya. Guru memberikan penjelasan tentang
kegiatan yang akan dilakukan, serta memberikan penjelasan bahwa kegiatan
pembelajaran akan dibimbing teman sekelasnya sebagai tutor teman sebaya yang telah
dipilih dan diberi pembekalan oleh guru dua hari sebelumnya.
Kegiatan inti dimulai dengan memberikan penjelasan tentang langkah-langkah
menyelesaikan soal cerita, kemudian guru memberikan satu contoh mengisi table dari
36
memasukkan nama alat ukur, alat ukur apa dan kegunaanya kemudian mengerjakan soal
cerita yang dikerjakan secara kelompok yang telah dibagi sebelum pelaksanaan
pembelajaran, dan tiap kelompok secara bersama-sama menyelesaikan contoh soal
dengan mengamati gambar. Setelah selesai mengerjakan satu contoh soal bersama tutor,
dilanjutkan berdiskusi kelompok untuk menyelesaikan tiga soal cerita yang akan dibimbing
oleh tutor teman sebaya. Kemudian setelah selesai guru menunjuk perwakilan kelompok
untuk membacakan hasil diskusinya di papan tulis kemudian dibahas bersama guru. Siswa
membuat kesimpulan pembelajaran dengan bimbingan guru.
Pada kegiatan akhir guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat
dalam belajar, kemudian guru memberikan soal tugas untuk dikerjakan secara mandiri.
2) Pelaksanaan pembelajaran pertemuan 2 siklus II
Pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua dilaksanakan pembelajaran pada
kompetensi dasar memilih alat ukur sesuai dengan fungsinya (meteran, timbangan dan
jam). Dengan indikator pencapaian pembelajaran memilih alat ukur sesuai dengan benda
yang diukur.
Sebelum pembelajaran dimulai guru menyiapkan alat peraga yang akan
digunakan dalam pembelajaran diantaranya pita, timbangan badan dan jam dinding. Pada
kegiatan awal guru bersama siswa melakukan tanya jawab untuk mengingatkan
pembelajaran yang lalu, tentang macam-macam dan kegunaan alat ukur, serta
menyampaikan indikator yang akan dicapai dan kegiatan yang akan dilakukan.
Pada kegiatan inti siswa masuk dalam kelompok bersama dengan tutor, guru
memberikan penjelasan bahwa pengisian lembar kerja dengan menggunakan alat ukur.
Siswa mengerjakan lembar kerja siswa dalam bentu soal cerita dengan menggunakan alat
peraga yang dibimbing oleh tutor masing-masing kelompok. Siswa mengerjakan dalam
masing-masing kelompok yang telah dibagi sebelum pelaksanaan pembelajaran
pertemuan kedua yang dibimbing oleh tutor teman sebaya dengan menggunakan alat
peraga pita, timbangan badan dan jam dinding. Setelah selesai kemudian siswa berdiskusi
kelompok dengan bimbingan tutor untuk memecahkan tiga soal cerita tentang pengukuran
dengan alat ukur yang diberikan guru. Kemudian setelah selesai siswa dan tutor
37
membahas hasil pekerjaanya bersama guru. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan
pembelajaran.
Pada kegiatan akhir guru memberikan soal tugas kepada siswa. Guru juga
menyampaikan kepada siswa tentang kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan
berikutnya yaitu akan diadakan tes / ulangan, serta memberikan motivasi pada siswa
supaya lebih giat belajar dirumah.
c. Observasi
Selama pelaksanaan pembelajaran pertemuan ke-1 dan ke-2 pada siklus II, juga
dilakukan pengamatan terhadap guru dan siswa. Pengamatan dilakukan oleh satu orang
observer. Berdasarkan indikator pengamatan tersebut, observer mengamati proses
pembelajaran di kelas III pada pelajaran matematika. Observer mengamati keseluruhan
proses pembelajaran meliputi perilaku kegiatan siswa, tindakan kegiatan guru dan hasil
belajar siswa serta memberi penilaian terhadap proses pembelajaran.
Hasil pengamatan pada siklus II menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan
pembelajaran dengan pendekatan tutor teman sebaya untuk menyelesaikan soal
matematika secara berkelompok dengan baik. Pada saat kegiatan siswa sudah mengikuti
dan memperhatikan penjelasan tutor dengan baik. Siswa yang mengalami kesulitan sudah
aktif bertanya kepada tutor dikelompoknya. Kelompok sebelum pelaksanaan pembelajaran
dibagi secara merata sehingga semua kelompok dapat berdiskusi dengan aktif dan lancar.
Pada pertemuan terakhir siklus II diadakan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa. Nilai
tes pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini.
38
Tabel 4.4 Distribusi Nilai Hasil Belajar Siklus II
NILAI JUMLAH SISWA PERSENTASE KETERANGAN
95-100 5 25% Tuntas
90-94 3 15% Tuntas
85-89 2 10% Tuntas
80-84 3 15% Tuntas
75-79 3 15% Tuntas
70-74 1 5% Tuntas
65-69 1 5% Tuntas
60-64 - - -
55-59 1 5% Tuntas
50-54 1 5% Belum Tuntas
JUMLAH 20 100%
KETUNTASAN 19 95%
BELUM TUNTAS 1 5%
RATA-RATA 82,25
Berdasarkan data tabel 4.4 dapat dijelaskan bahwa siswa yang menjadi subjek
penelitian ada 20 siswa. Peserta didik yang berhasil memperoleh nilai ≥ KKM sebanyak 19
siswa atau 95%. Peserta didik yang belum mencapai KKM adalah 1 siswa atau 5%.
Berdasarkan data hasil nilai siklus I dan nilai siklus II, dapat dikemukakan bahwa nilai
rata-rata dari hasil tes siklus I ke tes siklus II meningkat yaitu dari 65,50 menjadi 82,25. Hal
ini menunjukkan adanya peningkatan rata-rata hasil belajar siswa sebesar 16,75%.
Sedangkan tingkat ketuntasan meningkat dari ketuntasan siklus I 65% dan ketuntasan
siklus II menjadi 95%. Hal tersebut menunjuukkan bahwa ketuntasan belajar dari siklus I
ke siklus II meningkat sebesar 30%.
Perbandingan distribusi hasil belajar siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat dalam grafik
4.3 di bawah ini.
39
Gambar 4.3 Perbandingan Distribusi Hasil Belajar
Siklus I dan Siklus II
Kenaikan Hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada tabel 4.5 di
bawah ini.
Tabel 4.5 Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Siklus I ke Siklus II
PENINGKATAN HASIL BELAJAR
JUMLAH SISWA PERSENTASE
0( tetap ) 1 5%
1-10 5 25%
11-20 8 40%
20-30 6 30%
Berdasarkan data tabel 5 dapat dijelaskan bahwa dari siklus I ke siklus II terdapat
95% siswa yang telah meningkat hasil belajarnya. dan terdapat 1 siswa atau 5% yang
tidak meningkat hasil belajarnya dari siklus I ke siklus II.
0
1
2
3
4
5
95
-10
0
90
-94
85
-89
80
-84
75
-79
70
-74
65
-69
60
-64
55
-59
50
-54
40
-44
35
-39
30
-34
Jum
lah
sis
wa
Interval nilai
Siklus 1
Siklus 2
40
d. Refleksi
Setelah guru melakukan proses pembelajaran, maka yang menjadi refleksi pada
siklus ini adalah meningkatnya hasil belajar siswa. Pembelajaran menjadi lebih optimal
dengan pemberian motivasi dan perhatian yang lebih dari guru pada setiap kelompok,
sehingga pembelajaran dengan bimbingan tutor teman sebaya dalam masing-masing
kelompok dapat berjalan dengan baik. Pembagian kelompok yang merata serta pemberian
pengarahan dan kesempatan bagi siswa yang mengalami kesulitan supaya bertanya
kepada tutor yang bertugas dikelompoknya juga sangat mempengaruhi peningkatan hasil
belajar siswa. Kegiatan pembelajaran pada siklus II berjalan lancar, hasil pembelajaran
telah mengalami peningkatan cukup besar walaupun masih ada satu siswa yang
belumtuntas. Hasil pembelajaran dari siklus II yang telah mencapai tingkat ketuntasan 95
%.
Hasil Analisis Data
Dalam bagian ini akan dipaparkan hasil analisis data penelitian tentang hasil
belajar siswa kelas III dengan bimbingan tutor teman sebaya. Lebih jelasnya paparan hasil
dari setiap siklus dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Distribusi Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
RATA-RATA TUNTAS BELUM TUNTAS
PRA SIKLUS 51,75 8
(40%) 12
(60%)
SIKLUS I 65,75 13
(65%) 7
(35%)
SIKLUS II 82,25 19
(95%) 1
(5%)
Dari tabel perbandingan hasil belajar tiap siklus, dapat dijelaskan bahwa pada
kondisi awal rata-rata hasil belajar siswa kelas III pada materi penyelesaian soal
matematika bentuk cerita yaitu 51,75 dan terdapat 12 siswa atau 60% yang belum tuntas
dalam belajarnya, sedangkan 8 siswa atau 40 % telah tuntas dalam belajarnya.
Hasil belajar siswa pada Siklus I menunjukkan peningkatan yang sangat besar.
Rata-rata hasil belajar siswa kelas III pada materi penyelesaian soal matematika bentuk
41
cerita yaitu 65,50 dan terdapat 7 siswa atau 35 % yang belum tuntas dan 13 siswa atau 65
% yang telah tuntas.
Hasil belajar siswa yang diperoleh setelah siklus II sangat memuaskan yaitu rata-
rata hasil belajar siswa mencapai 82,25 dan 19 siswa atau 95% yang telah tuntas.
Sementara itu hanya 1 atau 5% siswa belum tuntas. Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat
ketuntsan belajar siswa dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan, lebih jelasnya
dapat dilihat pada grafik 4.2 di bawah ini.
Grafik 4.4 Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa
Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil
belajar siswa dari tiap siklus. Peningkatan hasil belajar tersebut ditunjukkan dengan
peningkatan pencapaian ketuntasan kriteria minimal dan peningkatan rata-rata nilai hasil
evaluasi, di mana pencapaian ketuntasan pada kondisi awal adalah 40% dengan rata-rata
nilai 51,75. Dilanjutkan dengan pencapaian ketuntasan pada siklus I adalah 65% dengan
rata-rata nilai 65,50. Selanjutnya pencapaian ketuntasan pada siklus II meningkat menjadi
95 dengan rata-rata nilai 82,25.
Dari data di atas berarti ketuntasan siswa dari pra siklus ke siklus II meningkat
sebesar 55%. Dan rata-rata hasil belajar siswa dari pra siklus ke siklus II meningkat
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Jum
lah
Sis
wa
Tuntas
Tidak Tuntas
42
sebesar 30,50%. Peningkatan hasil belajar dari pra siklus ke siklus II dapat dilihat pada
tabel 4.7
Tabel 4.7 Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Pra Siklus ke Siklus II
PENINGKATAN HASIL BELAJAR
JUMLAH SISWA PERSENTASE
0( tetap ) - -
1-10 - -
11-20 3 15%
21-30 10 50%
31-40 5 25%
41-50 2 10%
Berdasarkan data tabel 7 dapat dijelaskan bahwa peningkatan hasil
belajar siswa dari pra siklus ke Siklus II yaitu 100% siswa telah meningkat hasil belajarnya.
Dari data di atas berarti penggunaan tutor teman sebaya dapat meningkatkan hasil belajar
penyelesaian soal matematika bentuk cerita siswa kelas III.
4.3. Pembahasan
Berdasarkan paparan hasil analisis data di atas, maka dapat diketahui adanya
peningkatan hasil belajar siswa kelas III setelah mengikuti proses belajar mengajar dengan
bantuan tutor teman sebaya. Hasil belajar pra siklus menunjukkan terdapat 8 siswa atau
40% siswa yang sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal dan rata-rata hasil belajar
siswa yaitu 51,75, kemudian setelah dilakukan tindakan pada siklus I hasil belajar siswa
mengalami peningkatan yang sangat besar. Berdasarkan hasil tes pada siklus I terdapat
13 siswa atau 65% yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal dan rata-rata hasil
belajar siswa yaitu 65,75. Untuk mencapai target 100% siswa tuntas maka dilakukan
tindakan pada siklus II. Setelah dilakukan siklus II siswa yang mencapai kriteria ketuntasan
minimal meningkat menjadi 19 siswa atau 95% dan rata-rata hasil belajar siswa meningkat
hingga 82,25.
Peningkatan hasil belajar pada siklus I mencapai 90% dan peningkatan hasil
belajar dari pra siklus ke siklus II mencapai 100%. Dengan demikian hipotesis tindakan:
tutor teman sebaya dalam pembelajaran di kelas dapat meningkatkan hasil belajar
J
u
m
la
h
si
s
w
a
43
matematika tentang penyelesaian soal matematika bentuk cerita pada siswa kelas III SD
Negeri 2 Bandungsari telah terbukti dalam penelitian yang telah dilakukan yaitu pada akhir
siklus hasil belajar siswa meningkat hingga 100%. Rata-rata hasil belajar siswa meningkat
sebesar 30,5 ketuntasan hasil belajar siswa meningkat sebesar 55% . Hal ini disebabkan
karena menurut Susilowati (2009:3-27) Tutor adalah orang yang dipilih dari murid atau
orang lain yang mempunyai kemampuan lebih untuk membantu murid lain dalam belajar.
Apabila tutor dipilih dari murid, tentu saja murid yang lebih pandai dari murid lain,
meskipun begitu bukan berarti harus murid yang paling pandai.
Selain hal tersebut di atas dalam pelaksanaan pembelajaran pada penelitian ini
dipilih siswa yang mempunyai kemampuan lebih pandai(cerdas) dari pada siswa yang lain
untuk membantu dan membimbing teman sekelasnya dalam belajar menyelesaikan soal
matematika bentuk cerita. Tutor yang dipilih juga mempunyai kemampuan untuk
membimbing dan menjelaskan pelajaran kepada teman-temanya. Siswa belajar bersama
tutor yang seumur/sebaya, siswa tidak merasa enggan untuk bertanya pada saat
mengalami kesulitan dalam belajar. Hal tersebut sejalan dengan teori yang dikemukakan
Arikunto (1986:62) bahwa dalam memilih tutor perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Tutor dapat diterima (disetujui) oleh siswa sehingga siswa tidak mempunyai rasa
takut atau enggan untuk bertanya kepadanya.
2. Tutor dapat menerangkan bahan perbaikan yang dibutuhkan oleh siswa yang
menerima program perbaikan.
3. Tutor tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap sesama kawan.
4. Tutor mempunyai daya kreativitas yang cukup untuk memberikan bimbingan, yaitu
dapat menerangkan pelajaran kepada kawannya.
top related