bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1....
Post on 27-Apr-2019
218 Views
Preview:
TRANSCRIPT
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Pelaksanaan Tindakan
Penelitian ini di lakukan di SDN Watuagung 02 Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang dengan subyek penelitian siswa kelas 5 yang berjumlah 17
orang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan pada mata pelajaran
IPA pokok pembahasan Daur Air dengan menggunakan salah satu model
pembelajaran yaitu model cooperative learning tipe make a match
4.1.1. Kondisi Awal
Hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Watuagung 02 sebelum diadakan
tindakan masih banyak siswa yang hasil belajarnya belum mencapai KKM. Hal
ini dilihat dari hasil ulangan harian siswa sebelum penelitian dilaksanakan. Dari
17 siswa ada 10 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM yang ditetapkan
sebesar 59%, sedangkan 7 siswa lainnya mendapat nilai diatas KKM atau 41%.
Terlihat pula selisih nilai yang besar antara nilai tertinggi yaitu 90 dan nilai
terendah yaitu 40 dengan nilai rata-rata untuk pra siklus yaitu 58,6.
Data hasil belajar diperoleh dari nilai hasil belajar IPA siswa pra siklus
dengan membuat rekapitulasi nialai,rekapitulasi nilai diperoleh dengan
menentukan kelas terlebih dahulu menggunakan rumus dari Subana,dkk
(200:39),yaitu :
Range/jangkauan = Skor maskimal – skor minimal
Banyaknya kategori strurges (k) = 1 + 3,3 + log n
Banyaknya kategori (k) = 1+ 3,3 log n (jumlah siswa)
(k) = 1 + 3,3 log 17
= 4.96 dibulatkan menjadi 5
Interval =
=
= 10
39
Dari perhitungan rumus penentuan interval tersebut, diperoleh interval
nilai untuk pra siklus dengan rentang interval adalah 10seperti yang disajikan
pada tabel distribusi frekuensi pra siklus berikut:
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Pra Siklus Kelas 5 SDN Watuagung 02
No
Interval Nilai
Pra Siklus
Keterangan Jumlah Presentase(%)
1. 40 – 49 8 47% Belum Tuntas
2. 50 – 59 2 12% Belum Tuntas
3. 60 – 69 0 0% -
4. 70 – 79 4 23% Tuntas
5. 80 – 89 2 12% Tuntas
6. >89 1 6% Tuntas
Kondisi dari tabel di atas dapat digambarkan menggunakan diagram
sebagai berikut:
Gambar 4.1
Hasil Perolehan Nilai Berdasarkan Interval Kelas
0
1
2
3
4
5
6
7
8
40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 >89
Hasil Perolehan Nilai pada Pra Siklus
40
Di bawah ini akan disajikan dalam tabel dan diagram persentase
ketuntasan belajar IPA siswa sebelum diberikan tindakan yaitu:
Tabel 4.2
Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
No
Nilai
SDN Watuagung 02 Keterangan
JumlahSiswa Persentase(%)
1 ≥ 70 10 59 Belumtuntas
2 < 70 7 41 Tuntas
Jumlah 17 100
Rata-rata 58,6
NilaiTertinggi 90
NilaiTerendah 40
Kondisi dari tabel di atas dapat digambarkan menggunakan diagram
lingkaran sebagai berikut:
Gambar 4.2
Jumlah Ketuntasan Belajar Pra Siklus
Berdasarkan data yang diperoleh perlu upaya untuk menindaklanjuti
melalui penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakn kelas ini disetujui oleh wali
kelas 5 dan akan dilaksanakan sebanyak 2 siklus dengan menerapkan model
cooperative learning tipe Make A match dalam pembelajaran IPA.
41%
59%
Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
Tuntas Tidak Tuntas
41
4.2. Hasil Penelitian
Praktek pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan Daur
Air. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus, siklus I terdiri dari sub pokok
bahasan yaitu manfaat air, proses daur air dan kegiatan manusia yang
mempengaruhi daur air, dan cara penghematan air dengan rincian sebagai berikut:
4.2.1. Pelaksanaan Siklus I
Hasil evaluasi pra siklus menjadi acuan untuk mengambil tindakan yang
tepat dalam meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5. Pelaksanaan siklus I
dilakukan pada hari Selasa, 1 April 2014 dengan KD 7.4 Mendeskripsikan proses
daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya. Pelaksanaan siklus I
ini dilakukan dalam satu kali pertemuan atau 2 jam pelajaran.
Adapun rincian pembelajarannya sebagai berikut:
1. Perencanaan
1. Sebelum dilakukan tindakan, maka hal-hal yang direncanakan adalah
sebagai berikut:
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berikut dengan media atau
alat peraga yang mendukung proses pembelajaran, termasuk lembar
observasi pembelajaran untuk digunakan dalam memantau perkembangan
pembelajaran IPA.
3. Melakukan konsultasi dengan guru kelas mengenai materi pembelajaran,
model dan metode pembelajaran yang dipilih, RPP, media ataupun alat
peraga yang akan mendukung proses pembelajaran, lembar observasi serta
menyepakati tindakan penelitian akan dilakukan dalam 2 siklus.
4. Setelah mendapatkan persetujuan dengan guru kelas, dilakukan revisi dan
mengecek kembali kelengkapan-kelengkapan baik RPP, lembar observasi,
media ataupun alat peraga serta soal evaluasi.
42
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Kegiatan Awal
Sebelum memulai pembelajaran terlebih dahulu guru memberikan salam,
berdoa, mengecek kesiapan siswa serta kehadiran siswa, melakukan apersepsi
berupa pertanyaan kepada siswa “Sebelum kalian berangkat kesekolah kalian pasti
mandi terlebih dahulu, apa yang kalian perlukan saat mandi? kenapa air di Bumi
ini tidak pernah harus padahal selalu digunakan setiap hari?”. Setelah melakukan
apersepsi guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada
pembelajaran itu.
b. Kegiatan Inti
Setelah memaparkan garis besar materi pelajaran, guru dan siswa bertanya
jawab tentang manfaat air. Setelah melakukan tanya jawab, guru menjelaskan
tentang proses daur air kemudian menempelkan gambar daur air ke papan tulis.
Setelah itu siswa diminta memperhatikan gambar daur air yang telah ditempel
oleh guru kemudian siswa diminta menjelaskan kembali secara singkat proses dari
daur air tersebut. Selanjutnya, guru meminta siswa membentuk kelompok menjadi
4 kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 3-4 siswa. Setelah
siswa duduk sesuai kelompoknya, guru memberikan amplop yang berisi kartu soal
dan kartu jawaban pada masing-masing kelompok. Selanjutnya guru memberikan
instruksi pengerjaan lembar kerja tersebut kepada setiap kelompok. Dalam
amplop tersebut terdapat kartu soal dan kartu jawaban, dimana kartu jawaban
yang tersedia masih teracak hurufnya, sehingga kelompok dimita untuk menyusun
terlebih dahulu huruf-huruf yang teracak menjadi sebuah jawaban yang tepat
sesuai soal yang ada pada kartu soal. Dalam proses kerja kelompok tersebut guru
bertugas membimbing dan memantau pekerjaan kelompok serta membantu
kelompok dalam memahami soal maupun jawaban yang mereka susun. Setelah
semua kelompok selesai mengerjakan lembar kerja tersebut, guru melakukan
pemeriksaan dari hasil kerja kelompok tadi dalam bentuk tanya jawab. Dalam hal
ini guru akan membacakan soal-soal yang ada pada lembar kerja tadi, kemudian
43
setiap kelompok bertugas untuk menjawab secara cepat dan benar. Kelompok
yang lebih cepat dan benar akan memdapatkan poin dari guru.
c. Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir ini, guru dan siswa melakukan refleksi bersama-sama,
melakukan tanya jawab tentang materi yang sudah dipelajari. Kemudian guru dan
siswa bersama-sama membuat rangkuman mengenai materi yang telah dipelajari.
Setelah itu guru membagikan soal evaluasi kepada iswa untuk dikerjakan.
Sebelum mengakhiri pembelajaran, guru memberitahu siswa untuk belajar materi
selanjutnya yang akan guru bahas pada pertemuan berikutnya.
d. Observasi
Pada pertemuan siklus I kegiatan guru dalam pembelajaran dengan
menerapkan model cooperative learning tipe make a match diamati oleh
observer. Pengamatan dilakukan dengan mengisi lembar observasi kegiatan guru
dan siswa yang di dalamnya berisi aspek-aspek yang harus diamati selama proses
pembelajaran berlangsung.
Pada pertemuan siklus I ini pembelajaran berjalan dengan lancar dan
cukup baik tetapi masih ada hambatan yaitu sebagai berikut:
1. Kegiatan Guru
Pada pelaksanaan tindakan siklus I ini, guru kurang mengaitkan
materi dengan kehidupan sehari-hari siswa.
2. Kegiatan Siswa
Pada pelaksanaan tindakan siklus I ini, siswa sudah berantusias dan
aktif dalam mengikuti pembelajaran. Ini ditunjukkan dari aktifnya siswa
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Kemudian
selain itu, siswa juga melaksanakan kerja kelompok dengan baik dan
kompak tanpa membuat kegaduhan di ruang kelas tersebut.
Akan tetapi masih ada beberapa hal yang membuat pembelajaran
kurang optimal di antaranya adalah masih ada beberapa siswa yang belum
44
memiliki keberanian dalam bertanya dan ada beberapa siswa yang belum
memiliki pemahaman tentangmateri yang dijelaskan.
e. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi, maka perlu perbaikan pada siklus ke II, yaitu
sebagai berikut:
1. Kegiatan Guru
a. Guru harus menyiapkan alat peraga secukupnya yang dapat membantu
siswa dalam memahami materi pelajaran
b. Mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari siswa
2. Kegiatan Siswa
a. Memacu siswa yang belum berani bertanya untuk aktif bertanya.
b. Memberikan contoh dalam kehidupan nyata terkait materi yang
dipelajari untuk mengingatkan pengalaman pribadi siswa.
3. Hasil Belajar Siswa
Evaluasi dilakukan diakhir pembelajaran pada siklus I. Evaluasi ini
diadakan untuk melihat perubahan ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran
IPA, setelah diberikan tindakan dengan menerapkan model cooperative learning
tipe make a match
Untuk dapat melihat perubahan ketuntasan belajar siswa dengan mudah,
dapat menggunakan tabel dengan menentukan interval nilai siswa, maka
digunakan rumus seperti berikut:
Banyaknya kategori (k) = 1+ 3,3 log n (jumlah siswa)
(k) = 1 + 3,3 log 17
= 4.96 dibulatkan menjadi 5
Interval =
=
= 5
45
Dari perhitungan rumus penentuan interval tersebut, diperoleh interval
nilai untuk pra siklus dengan rentang interval adalah 5 seperti yang disajikan pada
tabel distribusi frekuensi pra siklus berikut:
Tabel 4.3
Hasil Belajar Siswa Siklus I
No
Interval Nilai
Siklus I
Keterangan Jumlah Presentase(%)
1. 67 – 71 2 12% Belum Tuntas
2. 72 – 76 3 18% Tuntas
3. 77 – 81 8 46% Tuntas
4. 82 – 86 0 0% Tuntas
5. 87 – 91 3 18% Tuntas
6. >91 1 6% Tuntas
Jumlah 17 100% KKM 70
Rata- rata 79
Nilai Tertinggi 93
Nilai Terendah 67
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa terjadi peningkatan siswa yang
tuntas dalam belajar setelah diberikan tindakan pada siklus I. Jika sebelum
tindakan siswa yang tuntas adalah 7 siswa, maka setelah tindakan pada siklus I,
siswa yang tuntas menjadi meningkat yaitu 15 siswa dari 17 siswa. Setelah
diberikan tindakan, terdapat juga perubahan pada perolehan nilai terendah dari 40
menjadi 67 dan perubahan pada perolehan nilai tertinggi dari 90 menjadi 93.
Berikut ini disajikan dalam diagram jumlah siswa yang memperoleh nilai
berdasarkan pada interval nilai.
46
Gambar 4.3
Jumlah Perolehan Nilai Siklus I Berdasarkan Interval Nilai
Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa ketuntasan hasil belajar
siswa mengalami peningkatan yang cukup memuaskan yaitu siswa yang tuntas
berjumlah 15 siswa dari 17 siswa atau 88% dari total siswa di kelas 5 telah
mendapatkan nilai diatas KKM 70.
4. Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus dengan Siklus I
Dalam maksud untuk mengetahuiterjadinya peningkatan hasil belajar
siswa setelah diberikan tindakan pada siklus I, maka berikut ini akan disajikan
perbandingan hasil belajar siswa sebelum diberikan tindakan dengan setelah
diberikan tindakan pada siklus I.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
67 - 71 72 – 76 77 – 81 82 - 86 87 - 91 >91
Hasil Perolehan Nilai pada Siklus I
47
Tabel 4.4
Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus dengan Siklus I
Tindakan
Tuntas BelumTuntas Total
Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)
Pra Siklus
7
41%
10
59%
17
Siklus I
15
88%
2
12%
17
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa terjadi perubahan jumlah dan
presentase hasil belajar siswa setelah diberikan tindakan pada siklus I. sebelum
tindakan, diketahui bahwa 7 siswa atau 41% yang mendapat nilai diatas KKM.
Hasil ini berubah setelah tindakan pada siklus I, dimana siswa yang mendapat
nilai diatas KKM menjadi 15 siswa dengan persentase 88%. Sementara itu siswa
yang belum mencapai nilai diatas KKM sebelum diberikan tindakan adalah 10
siswa atau 59%, berkurang setelah diberikan tindakan pada siklus I menjadi 2
orang atau persentase 12 %. Berikut perbandingan dari hasil belajar pra siklus
dengan hasil belajar pada siklus I disajikan dalam bentuk diagram.
Gambar 4.4
Perbandingan Jumlah Ketuntasan Pra Siklus dengan Siklus I
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Pra Siklus Siklus I
Tuntas
Belum Tuntas
48
4.2.2. Pelaksanaan Siklus II
Hasil evaluasi dan hasil refleksi pada siklus I menjadi acuan untuk
mengambil tindakan dalam meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5. Pelaksanaan
siklus II dilakukan pada hari Kamis, 3 April 2014 dengan KD 7.5
Mendeskripsikan perlunya penghematan air. Pelaksanaan siklus II ini dilakukan
dalam satu kali pertemuan atau 2 jam pelajaran.
Siklus II dilakukan dengan tindakan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Hasil refleksi pada siklus I dengan observer menjadi salah satu
pertimbangan untuk melaksanakan pembelajaran yang lebih baik lagi. Persiapan
yang dilakukan untuk melaksanakan pertemuan pada siklus II ini adalah dengan
mempersiapkan instrument berupa RPP, lembar observasi serta soal evaluasi dan
mempersiapkan alat dan bahan untuk penelitian agar efektifitas pembelajaran
dapat meningkat di banding pada siklus I.
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Kegiatan Awal
Kegiatan di awali dengan salam pembuka, selanjutnya guru meminta salah
satu siswa memimpin doa. Setelah berdoa, untuk mengkondisikan agar siswa siap
menerima pelajaran, guru memperhatikan siswa satu persatu kemudian guru
melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa “ berdasarkan materi yang
sudah kita pelajari sebelumnya, kegiatan manusia yang mempengaruhi daur air itu
apa saja ?”. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di
capai.
b. Kegiatan Inti
Untuk menguji ingatan siswa tentang materi yang telah dipelajari
sebelumnya, guru mengulas kembali materi sebelumnya dengan tanya jawab.
Setelah mengulas kembali materi sebelumnya, guru masuk ke dalam materi yang
akan dipelajari yaitu tentang cara penghematan air. Disini guru hanya melakukan
tanya jawab seputar cara penghematan air sesuia dengan pengetahuan atau
49
pengalaman dari siswa. Kemudian guru menempelkan beberapa gambar ke papan
tulis dan siswa di minta untuk mengamati dan menggolongkan gambar-gambar
tersebut termasuk ke dalam cara penghematan air atau bukan. Selanjutnya, guru
meminta siswa membentuk kelompok menjadi 4 kelompok dengan masing-
masing kelompok beranggotakan 3-4 siswa. Setelah siswa duduk sesuai
kelompoknya, guru memberikan amplop yang berisi kartu soal dan kartu jawaban
pada masing-masing kelompok. Selanjutnya guru memberikan instruksi
pengerjaan lembar kerja tersebut kepada setiap kelompok. Dalam amplop tersebut
terdapat kartu soal dan kartu jawaban, dimana kartu jawaban yang tersedia masih
teracak hurufnya, sehingga kelompok dimita untuk menyusun terlebih dahulu
huruf-huruf yang teracak menjadi sebuah jawaban yang tepat sesuai soal yang ada
pada kartu soal. Dalam proses kerja kelompok tersebut guru bertugas
membimbing dan memantau pekerjaan kelompok serta membantu kelompok
dalam memahami soal maupun jawaban yang mereka susun. Setelah semua
kelompok selesai mengerjakan lembar kerja tersebut, guru melakukan
pemeriksaan dari hasil kerja kelompok tadi dalam bentuk tanya jawab. Dalam hal
ini guru akan membacakan soal-soal yang ada pada lembar kerja tadi, kemudian
setiap kelompok bertugas untuk menjawab secara cepat dan benar. Kelompok
yang lebih cepat dan benar akan memdapatkan poin dari guru.
c. Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir ini, guru dan siswa melakukan refleksi bersama-sama,
melakukan tanya jawab tentang materi yang sudah dipelajari. Dan mengaitkan
materi yang telah di pelajari dengan kehidupan sehari-hari. Kemudian guru dan
siswa bersama-sama membuat rangkuman mengenai materi yang telah dipelajari.
Setelah itu guru membagikan soal evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan secara
individu. Setelah siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, guru menutup
pembelajaran dengan salam penutup.
50
d. Observasi
Pada pertemuan siklus II kegiatan guru dalam pembelajaran dengan
menerapkan model cooperative learning tipe make a match diamati oleh observer.
Pengamatan dilakukan dengan mengisi lembar observasi kegiatan guru dan siswa
yang di dalamnya berisi aspek-aspek yang harus diamati selama proses
pembelajaran berlangsung.
Pada pertemuan siklus II ini, pembelajaran sudah berjalan sesuai dengan
perencanaan yang telah disusun. Siswa sudah aktif dalam mengikuti
pembelajaran.Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dapat dilihat dari
aktifnya siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Kemudian selain itu, siswa juga melaksanakan kerja kelompok dengan baik dan
kompak tanpa membuat kegaduhan di ruang kelas tersebut. Sebagian besar siswa
sudah dapat memahami materi yang sudah dipelajari.
e. Refleksi
Berdasarkan observasi dari pelaksanaan siklus II hari Kamis tanggal 3 April
2014, dalam kegiatan pembelajaran siswa sudah cukup berantusias dan aktif
dalam mengikuti pembelajaran, semua siswa aktif dalam kerja kelompok, aktif
dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Hasil dari tindakan siklus II diperoleh hasil belajar IPA siswa kelas 5
meningkat. Sehingga dapat dinyatakan penerapan model cooperative learning tipe
make a match berhasil meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 pada mata
pelajaran IPA.
3. Hasil Belajar Siswa
Evaluasi dilakukan diakhir pembelajaran pada siklus II. Evaluasi
dimaksudkan untuk melihat perubahan hasil belajar atau ketuntasan belajar siswa
pada mata pelajaran IPA.
Untuk dapat melihat perubahan ketuntasan belajar siswa dengan mudah,
dapat menggunakan tabel dengan menentukan interval nilai siswa, maka
digunakan rumus seperti berikut:
51
Banyaknya kategori (k) = 1+ 3,3 log n (jumlah siswa)
(k) = 1 + 3,3 log 17
= 4.96 dibulatkan menjadi 5
Interval =
=
= 4
Dari perhitungan rumus penentuan interval tersebut, diperoleh interval
nilai untuk pra siklus dengan rentang interval adalah 4seperti yang disajikan pada
tabel distribusi frekuensi pra siklus berikut:
Tabel 4.5
Hasil Belajar Siswa Siklus II
No
Interval Nilai
Siklus I
Keterangan Jumlah Persentase(%)
1. 80 - 83 3 18% Tuntas
2. 84 - 87 9 52% Tuntas
3. 88 - 91 0 0% Tuntas
4. 92 - 95 3 18% Tuntas
5. 96 - 99 0 0% Tuntas
6. > 99 2 12% Tuntas
Jumlah 17 100% KKM 70
Rata- rata 88
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 80
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa terjadi peningkatan siswa yang
tuntas dalam belajar setelah diberikan tindakan pada siklus II. Jika pada siklus I
siswa yang tuntas adalah 15 siswa, maka setelah diberikan tindakan pada siklus II
siswa yang tuntas menjadi meningkat yaitu 17 siswa atau seluruh siswa dari
jumlah keseluruhan tuntas dengan nilai diatas KKM. Setelah diberikan tindakan
pada siklus II, terjadi perubahan perolehan nilai rata-rata yaitu dengan rata-rata 88
dan juga terjadi peubahan perolehan nilai terendah yaitu menjadi 80 serta nilai
52
tertinggi menjadi 100. Berikut hasil belajar siswa disajikan dalam bentuk diagram
berdasarkan pada interval nilai.
Gambar 4.5
Jumlah Perolehan Nilai Siklus II Berdasarkan Interval Nilai
Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa ketuntasan hasil belajar
siswa mengalami peningkatan yang sangat memuaskan yaitu siswa yang tuntas
berjumlah 17 siswa atau 100% dari total siswa di kelas 5 telah mendapatkan nilai
diatas KKM 70.
Dengan hasil ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan melakukan
perbaikan-perbaikan dalam menerapkan model cooperative learning tipe
scramble dalam pembelajaran IPA materi Daur Air terjadi peningkatan hasil
belajar atau ketuntasan belajar pada siswa. Dengan kata lain, penerapan model
cooperative learning tipe make a match berhasil meningkatkan hasil belajar IPA
pada siswa kelas 5 SDN Watuagung 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang.
4. Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dengan Siklus II
Dalam maksud untuk mengetahuiterjadinya peningkatan hasil belajar siswa
setelah diberikan tindakan pada siklus II, maka berikut ini akan disajikan
0
2
4
6
8
10
80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 - 95 96 - 99 > 99
Hasil Perolehan Nilai pada Siklus II
53
perbandingan hasil belajar siswa padasiklus I dengan setelah diberikan tindakan
pada siklus II.
Tabel 4.6
Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I dengan Siklus II
Tindakan
Tuntas BelumTuntas Total
Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)
Siklus I
15
88%
2
12%
17
Siklus II
17
100%
0
0%
17
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa terjadi perubahan jumlah dan
presentase hasil belajar siswa setelah diberikan tindakan pada siklus II. Pada
siklus I, diketahui bahwa 15 siswa atau 88% yang mendapat nilai diatas KKM.
Hasil ini berubah setelah tindakan pada siklus II, dimana siswa yang mendapat
nilai diatas KKM menjadi 17 siswa dengan persentase 100%. Berikut
perbandingan dari hasil belajar pra siklus dengan hasil belajar pada siklus I
disajikan dalam bentuk diagram.
Gambar 4.6
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Tuntas
Tidak Tuntas
54
Perbandingan Jumlah Ketuntasan Siklus I dengan Siklus II
4.2.3. Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Dengan maksud untuk mengetahui terjadinya perubahan hasil belajar IPA
siswa sebelum di berikan tindakan dan setelah diberikan tindakan pada siklus I
dan siklus II denagn menerapkan model cooperative learning tipe make a match ,
berikut disajikan tabel perbandingan hasil belajar siswa baik sebelum tindakan
(pra siklus) maupun setelah tindakan baik pada siklus I maupun siklus II berikut
ini:
Tabel 4.7
Perbandingan Ketuntasan Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
No
Hasil Belajar
Tuntas Belum Tuntas
Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)
1. Pra Siklus 7 41 10 59
2. Siklus I 15 88 2 12
3. Siklus II 17 100 - -
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa sebelum tindakan (pra siklus)
siswa yang tuntas belajar adalah 7 siswa dengan presentase 41%. Setelah
diberikan tindakan pada siklus I, mengalami peningkatan hasil belajar yang cukup
memuaskan menjadi 15 siswa dengan presentase 88%. Dengan demikian, setelah
diberikan tindakan pada siklus I, terjadi peningkatan persentase siswa yang tuntas
belajar sebelum tindakan ke siklus I yaitu 47%. Setelah diberikan lagi tindakan
pada siklus II, terjadi lagi peningkatan ketuntasan belajar yaitu 17 siswa dengan
presentase 100%. Berdasarkan perolehan peningkatan jumlah siswa dan
persentase ketuntasan dalam belajar IPA, maka dapat dikatakan bahwa penerapan
model cooperative learning tipe make a match dalam pelajaran IPA materi Daur
Air berhasil.
55
4.3. Pembahasan
Model cooperative learning tipe make a match adalah model dengan
pembelajaran yang mengajak siswa mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan
atau pasangan dari suatu konsep secara kreatif dengan cara menyusun huruf-huruf
yang disusun secara acak sehingga membentuk suatu jawaban atau pasangan
konsep yang dimaksud (Komalasari, 2010: 84).
Make A match dipakai untuk jenis permainan anak-anak yang merupakan
latihan pengembangan dan peningkatan wawasan pemikiran kosakata. Dalam
penelitian ini, Make A match yang dipakai adalah Make A Match kata, yakni
sebuah permainan menyusun huruf-huruf yang telah diacak letaknya sehingga
membentuk suatu kata tertentu yang bermakna. Dalam model pembelajaran ini
perlu adanya kerjasama antar anggota kelompok untuk saling membantu teman
sekelompok sehingga dapat lebih mudah dalam mencari penyelesaian soal.
Kelebihan dari model cooperative learning tipe Make A match ini dapat
mendukung meningkatnya hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 tersebut. Adapun
kelebihan dari model pembelajaran ini antara lain: memupuk solidaritas dan
tanggung jawab antar anggota kelompok, mendorong antusias belajar siswa,
belajar sambil bermain yang menimbulkan kegembiraan sehingga materi yang
dipelajari mengesankan dan mudah untuk diingat.
Pembelajaran tindakan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus,
pada siklus pertama diadakan pada hari Selasa, 1 April 2014 dengan materi
manfaat air, proses daur air dan kegiatan manusia yang mempengaruhi daur air.
Dari pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan didapatkan
permasalahan antara lain masih ada beberapa siswa yang belum berani bertanya
jika mengalami kesulitan dalam memahami materi dan belum memiliki
pemahaman tentangmateri yang diajarkan sehingga pembelajaran kurang optimal.
Sehingga untuk pertemuan berikutnya, harus berusaha melakukan kegiatan-
kegiatan pembelajaran secara optimal dan sesuai dengan yang telah direncanakan.
Walaupun pada siklus I pembelajaran kurang optimal akan tetapi terlihat
peningkatan pada hasil belajar siswa yang tergolong cukup memuaskan yaitu 15
siswa dari 17 siswa atau 88% dari total siswa di kelas 5 telah mendapatkan nilai
56
diatas KKM 70 dengan nilai rata-rata 79 . Terjadi juga perubahan perolehan nilai
pada siklus I dengan perolehan nilai terendah yaitu 67 dan nilai tertinggi yaitu 93.
Pada pertemuan siklus II yang diadakan pada hari Kamis, 3 April 2014
dengan materi kegiatan manusia yang mempengaruhi daur air serta cara
penghematan air sudah menunjukkan hasil yang sangat baik. Masalah-masalah
yang terjadi pada pembelajaran di siklus I sudah berkurang. Pada pertemuan
siklus II ini juga terlihat peningkatan keaktifan siwa dalam mengikuti
pembelajaran antara lain : siswa sudah aktif dalam bertanya maupun menjawab
pertanyaan dari guru, siswa sudah memiliki pemahaman yang cukup baik terkait
materi yang dipelajari, siswa juga sudah mampu melaksanakan kerja kelompok
dengn sangat baik dan kompak. Dari hasil pengamatan pada pembelajaran siklus
II ini terlihat lagi peningkatan hasil belajar siswa yang tergolong sangat
memuaskan yaitu 17 siswa dengan persentase 100% dari total siswa di kelas 5
telah mencapai nilai di atas KKM 70 dengan nilai rata-rata 88. Kemudian terjadi
juga perubahan perolehan nilai pada siklus II ini dengan perolehan nilai terendah
menjadi 80 dan nilai tertinggi menjadi 100.
Secara umum dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan menerapkan
model cooperative learning tipe make a match yang dilakukan oleh guru pada
siswa kelas 5 dilihat dari hasil belajar siklus I ke siklus II yang mengalami
peningkatan yang sangat memuaskan ini berhasil meningkatkan hasil belajar IPA
pada siswa kelas 5 SDN Watuagung 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang.
top related