bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 deskripsi hasil...
Post on 31-Mar-2019
221 Views
Preview:
TRANSCRIPT
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.1 Perkembangan Tingkat Perputaran Piutang Perusahaan
Properti Selama Periode 2009-2011
Tingkat perputaran piutang untuk setiap perusahaan properti pada
setiap tahun selama periode 2009-2011 dapat dilihat dalam tabel berikut
ini:
Tabel 4: Tingkat Perputaran Piutang Perusahaan Properti
Tahun 2009-2011
NO. NAMA PERUSAHAAN Kode TAHUN Rata-
Rata 2009 2010 2011
1 PT Adhi Karya (Persero) Tbk ADHI 8.96 8.03 11.76 9.58
2 PT Alam Sutera Realty Tbk ASRI 23.93 46.08 142.89 70.97
3 PT Bakrieland Development Tbk ELTY 1.69 1.53 1.98 1.73
4 PT Bumi Serpong Damai Tbk BSDE 118.81 44.22 37.85 66.96
5 PT Ciputra Development Tbk CTRA 11.05 11.58 9.54 10.72
6 PT Ciputra Properti Tbk CTRP 42.07 33.44 27.82 34.44
7 PT Cowell Development Tbk COWL 560.31 522.17 550.67 544.39
8 PT Duta Anggada Realty Tbk DART 34.34 34.24 34.36 34.31
9 PT Global Land Development Tbk KPJG 6.98 6.28 7.17 6.81
10 PT Indonesia Prima Properti Tbk MORE 17.18 19.39 18.43 18.33
11 PT Intiland Development Tbk DILD 5.08 3.39 2.54 3.67
12 PT Jaya Real Properti Tbk JRPT 46.30 53.12 75.96 58.46
13 PT Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA 12.56 14.45 17.68 14.89
14 PT Lippo Cikarang Tbk LPCK 5.34 6.31 13.52 8.39
15 PT Lippo Karawaci Tbk LPKR 3.86 5.27 6.88 5.33
16 PT Metro Realty Tbk MTSM 19.95 24.38 22.19 22.17
17 PT Metropolitan Kentjana Tbk MKPI 23.64 25.89 24.83 24.79
18 PT Modernland Realty Tbk MDLN 2.22 1.35 2.39 1.99
19 PT Pakuwon Jati Tbk PWON 16.80 15.40 13.08 15.09
20 PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk
PTPP 9.76 13.12 17.27 13.38
43
21 PT Perdana Gapura Prima Tbk GPRA 1.59 2.01 3.33 2.31
22 PT Plaza Indonesia Realty Tbk PLIN 9.12 8.01 8.26 8.46
23 PT Sentul City Tbk BKSL 1.61 3.52 3.68 2.94
24 PT Summarecon Agung Tbk SMRA 18.23 26.00 42.55 28.92
25 PT Surya Semesta Internusa Tbk SSIA 10.49 13.31 13.41 12.41
26 PT Wijaya Karya (Persero) Tbk WIKA 8.78 9.44 9.68 9.30
Rata-Rata Sektor 39.25 36.61 43.07 39.64
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa tingkat perputaran piutang
untuk perusahaan properti selama tahun 2009-2011 cukup tinggi. Pada
tahun 2009 rata-rata tingkat perputaran piutang sebesar 39,25 kali. Pada
tahun 2010 tingkat perputaran piutang menurun menjadi 36,61 kali, dan
pada tahun 2011 kembali meningkat menjadi 43,07 kali. Tingkat
perputaran piutang ini menunjukkan bahwa manajemen piutang yang
diterapkan oleh perusahaan properti cukup baik. Karena semakin besar
tingkat perputaran piutang maka kemampuan perusahaan dalam dalam
merubah piutang menjadi kas semakin tinggi pula.
Jika dilihat lebih detail, perusahaan yang mempunyai tingkat
perputaran piutang yang paling tinggi adalah PT Cowell Development Tbk
(COWL) dengan rata-rata tingkat perputaran piutang sebesar 544,39 kali.
Sedangkan perusahaan yang mempunyai tingkat perputaran piutang
terendah adalah PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) dengan rata-rata
tingkat perputaran piutang sebesar 1,73 kali.
44
4.1.2 Perkembangan Nilai Net Profit Margin (NPM) Perusahaan
Properti Selama Periode 2009-2011
Nilai Net Profit Margin untuk setiap perusahaan properti pada setiap
tahun selama periode 2009-2011 dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 5: Nilai Net Profit Margin (NPM) Perusahaan Properti
Tahun 2009-2011
NO. NAMA PERUSAHAAN Kode TAHUN Rata-
Rata 2009 2010 2011
1 PT Adhi Karya (Persero) Tbk ADHI 2.11 3.35 2.73 2.73
2 PT Alam Sutera Realty Tbk ASRI 23.33 38.01 43.64 35.00
3 PT Bakrieland Development Tbk ELTY 15.20 15.38 3.71 11.43
4 PT Bumi Serpong Damai Tbk BSDE 24.30 30.33 36.06 30.23
5 PT Ciputra Development Tbk CTRA 17.07 23.00 22.68 20.92
6 PT Ciputra Properti Tbk CTRP 26.03 47.57 38.32 37.31
7 PT Cowell Development Tbk COWL 13.84 8.36 18.39 13.53
8 PT Duta Anggada Realty Tbk DART 9.60 7.71 15.24 10.85
9 PT Global Land Development Tbk KPJG 205.20 229.19 56.32 163.57
10 PT Indonesia Prima Properti Tbk MORE 41.40 27.90 25.49 31.60
11 PT Intiland Development Tbk DILD 10.52 43.96 15.70 23.39
12 PT Jaya Real Properti Tbk JRPT 29.25 34.10 38.82 34.06
13 PT Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA 4.17 10.40 28.40 14.32
14 PT Lippo Cikarang Tbk LPCK 7.95 16.14 28.55 17.55
15 PT Lippo Karawaci Tbk LPKR 17.02 19.02 19.43 18.49
16 PT Metro Realty Tbk MTSM 4.18 8.29 19.11 10.53
17 PT Metropolitan Kentjana Tbk MKPI 34.74 37.01 39.10 36.95
18 PT Modernland Realty Tbk MDLN 0.90 16.85 20.05 12.60
19 PT Pakuwon Jati Tbk PWON 22.32 25.87 25.61 24.60
20 PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk
PTPP 3.88 4.58 3.85 4.11
21 PT Perdana Gapura Prima Tbk GPRA 9.80 10.63 11.52 10.65
22 PT Plaza Indonesia Realty Tbk PLIN 53.05 62.01 9.12 41.39
23 PT Sentul City Tbk BKSL 1.51 18.75 29.80 16.69
24 PT Summarecon Agung Tbk SMRA 14.04 13.82 16.48 14.78
25 PT Surya Semesta Internusa Tbk SSIA 3.65 8.30 9.66 7.21
26 PT Wijaya Karya (Persero) Tbk WIKA 3.13 5.17 5.05 4.45
Rata-Rata Sektor 23.01 29.45 22.42 24.96
45
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa nilai NPM perusahaan-
perusahaan properti senantiasa positif selama tahun 2009-2011. Ini berarti
perusahaan properti mampu menciptakan laba yang stabil selama periode
tersebut. Secara rata-rata, nilai NPM untuk perusahaan-perusahaan
dalam sektor properti cukup baik di kisaran 23% hingga 30%. Kondisi ini
menunjukkan kinerja perusahaan properti cukup baik.
Jika dilihat per perusahaan, dari 26 perusahaan properti yang
diamati, perusahaan yang mempunyai nilai NPM tertinggi adalah PT
Global Land Development Tbk (KPJG) dengan rata-rata nilai NPM
mencapai 163,57%. Adapun perusahaan yang mempunyai nilai NPM
terendah selama periode 2009-2011 adalah PT Adhi Karya (Persero) Tbk
dengan rata-rata nilai NPM hanya sebesar 2,73%.
4.1.3 Perkembangan Nilai Return On Assets (ROA) Perusahaan
Properti Selama Periode 2009-2011
Nilai ROA untuk setiap perusahaan properti pada setiap tahun
selama periode 2009-2011 dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
46
Tabel 6: Nilai Return On Assets (ROA) Perusahaan Properti
Tahun 2009-2011
NO. NAMA PERUSAHAAN Kode TAHUN Rata-
Rata 2009 2010 2011
1 PT Adhi Karya (Persero) Tbk ADHI 9.98 10.44 7.49 9.30
2 PT Alam Sutera Realty Tbk ASRI 3.34 8.42 13.09 8.29
3 PT Bakrieland Development Tbk ELTY 1.67 1.69 1.34 1.57
4 PT Bumi Serpong Damai Tbk BSDE 10.17 8.28 7.85 8.77
5 PT Ciputra Development Tbk CTRA 3.41 3.81 5.16 4.13
6 PT Ciputra Properti Tbk CTRP 3.06 2.91 3.28 3.08
7 PT Cowell Development Tbk COWL 10.64 4.97 9.54 8.38
8 PT Duta Anggada Realty Tbk DART 4.45 4.41 4.61 4.49
9 PT Global Land Development Tbk KPJG 0.21 1.06 1.17 0.81
10 PT Indonesia Prima Properti Tbk MORE 3.43 17.03 14.42 11.63
11 PT Intiland Development Tbk DILD 2.88 7.66 3.65 4.73
12 PT Jaya Real Properti Tbk JRPT 9.65 9.58 10.05 9.76
13 PT Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA 1.52 2.17 10.05 4.58
14 PT Lippo Cikarang Tbk LPCK 6.52 7.05 16.41 9.99
15 PT Lippo Karawaci Tbk LPKR 4.02 5.10 5.39 4.84
16 PT Metro Realty Tbk MTSM 0.92 2.50 3.72 2.38
17 PT Metropolitan Kentjana Tbk MKPI 19.77 19.14 20.46 19.79
18 PT Modernland Realty Tbk MDLN 3.65 3.07 6.75 4.49
19 PT Pakuwon Jati Tbk PWON 5.82 12.65 11.70 10.06
20 PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk
PTPP 10.65 8.20 10.58 9.81
21 PT Perdana Gapura Prima Tbk GPRA 4.24 4.42 6.50 5.05
22 PT Plaza Indonesia Realty Tbk PLIN 4.87 6.26 4.36 5.16
23 PT Sentul City Tbk BKSL 0.84 3.60 2.49 2.31
24 PT Summarecon Agung Tbk SMRA 7.87 7.13 7.93 7.64
25 PT Surya Semesta Internusa Tbk SSIA 3.84 6.97 17.03 9.28
26 PT Wijaya Karya (Persero) Tbk WIKA 8.45 7.97 8.95 8.46
Rata-Rata Sektor 5.61 6.79 8.23 6.88
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa nilai ROA dari perusahaan
properti selama periode 2009-2011 cukup bervariasi. Secara rata-rata,
nilai ROA untuk perusahaan properti menunjukkan trend peningkatan dari
tahun ke tahun. Ini terlihat dari rata-rata ROA untuk sektor properti pada
47
tahun 2009 hanya sebesar 5,61% dan kemudian meningkat menjadi
6,79% pada tahun 2010 dan meningkat lagi menjadi 8,23% pada tahun
2011. Trend peningkatan ini menjadi sinyal membaiknya kinerja sektor
properti dari tahun ke tahun.
Secara lebih detail, perusahaan yang memiliki nilai ROA tertinggi
adalah PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI) dengan nilai ROA sebesar
19,79%. Adapun perusahaan yang mempunyai nilai ROA terendah adalah
PT Global Land Development Tbk (KPJG) dengan nilai ROA hanya
sebesar 0,81%.
4.1.4 Perkembangan Nilai Return On Investment (ROI) Perusahaan
Properti Selama Periode 2009-2011
Nilai ROI untuk setiap perusahaan properti pada setiap tahun
selama periode 2009-2011 dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
48
Tabel 7: Nilai Return On Investment (ROI) Perusahaan Properti
Tahun 2009-2011
NO. NAMA PERUSAHAAN Kode TAHUN Rata-
Rata 2009 2010 2011
1 PT Adhi Karya (Persero) Tbk ADHI 3.03 3.60 3.31 3.31
2 PT Alam Sutera Realty Tbk ASRI 2.85 7.14 11.38 7.12
3 PT Bakrieland Development Tbk ELTY 1.62 1.47 0.43 1.17
4 PT Bumi Serpong Damai Tbk BSDE 6.88 7.15 8.27 7.43
5 PT Ciputra Development Tbk CTRA 2.73 4.34 4.73 3.93
6 PT Ciputra Properti Tbk CTRP 2.41 4.53 4.14 3.69
7 PT Cowell Development Tbk COWL 6.60 3.54 10.21 6.78
8 PT Duta Anggada Realty Tbk DART 1.01 0.93 1.91 1.28
9 PT Global Land Development Tbk KPJG 5.56 7.80 2.26 5.20
10 PT Indonesia Prima Properti Tbk MORE 11.05 14.03 12.07 12.38
11 PT Intiland Development Tbk DILD 1.83 10.99 2.86 5.23
12 PT Jaya Real Properti Tbk JRPT 8.07 8.97 9.40 8.81
13 PT Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA 0.53 1.90 7.30 3.25
14 PT Lippo Cikarang Tbk LPCK 1.74 4.06 13.88 6.56
15 PT Lippo Karawaci Tbk LPKR 3.65 4.20 4.73 4.20
16 PT Metro Realty Tbk MTSM 1.00 1.89 4.63 2.51
17 PT Metropolitan Kentjana Tbk MKPI 14.26 15.10 16.33 15.23
18 PT Modernland Realty Tbk MDLN 0.13 2.03 4.14 2.10
19 PT Pakuwon Jati Tbk PWON 4.42 8.57 7.09 6.70
20 PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk
PTPP 4.73 4.21 3.88 4.27
21 PT Perdana Gapura Prima Tbk GPRA 2.19 2.62 3.71 2.84
22 PT Plaza Indonesia Realty Tbk PLIN 6.88 11.35 1.92 6.72
23 PT Sentul City Tbk BKSL 0.09 2.19 2.70 1.66
24 PT Summarecon Agung Tbk SMRA 4.16 4.42 5.46 4.68
25 PT Surya Semesta Internusa Tbk SSIA 2.42 6.08 10.46 6.32
26 PT Wijaya Karya (Persero) Tbk WIKA 3.60 5.19 5.35 4.72
Rata-Rata Sektor 3.98 5.70 6.25 5.31
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa nilai ROI dari perusahaan
properti selama periode 2009-2011 cukup bervariasi. Secara rata-rata,
nilai ROI untuk perusahaan di sektor properti menunjukkan perkembangan
yang cukup baik dari tahun ke tahun. Ini terlihat dari rata-rata ROI untuk
49
sektor properti pada tahun 2009 hanya sebesar 3,98% dan kemudian
meningkat menjadi 5,70% pada tahun 2010 dan meningkat lagi menjadi
6,25% pada tahun 2011.
Jika dilihat lebih detail setiap kondisi perusahaan maka perusahaan
yang memiliki nilai ROI tertinggi adalah PT Metropolitan Kentjana Tbk
(MKPI) dengan nilai rata-rata ROI sebesar 15,23%. Sedangkan
perusahaan yang mempunyai nilai ROI terendah adalah PT Bakrie Land
Development Tbk (ELTY) dengan nilai rata-rata ROI hanya sebesar
1,17%.
4.1.5 Perkembangan Nilai Return On Equity (ROE) Perusahaan
Properti Selama Periode 2009-2011
Nilai ROE untuk setiap perusahaan properti pada setiap tahun
selama periode 2009-2011 dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
50
Tabel 8: Nilai Return On Equity (ROE) Perusahaan Properti
Tahun 2009-2011
NO. NAMA PERUSAHAAN Kode TAHUN Rata-
Rata 2009 2010 2011
1 PT Adhi Karya (Persero) Tbk ADHI 24.77 23.89 19.66 22.77
2 PT Alam Sutera Realty Tbk ASRI 5.12 14.07 24.09 14.43
3 PT Bakrieland Development Tbk ELTY 3.52 3.32 0.70 2.51
4 PT Bumi Serpong Damai Tbk BSDE 13.99 14.02 12.91 13.64
5 PT Ciputra Development Tbk CTRA 5.26 8.15 6.63 6.68
6 PT Ciputra Properti Tbk CTRP 2.68 5.01 4.70 4.13
7 PT Cowell Development Tbk COWL 10.95 6.42 22.64 13.34
8 PT Duta Anggada Realty Tbk DART 4.63 3.83 4.28 4.25
9 PT Global Land Development Tbk KPJG 6.53 8.62 2.42 5.86
10 PT Indonesia Prima Properti Tbk MORE 32.30 29.94 19.97 27.40
11 PT Intiland Development Tbk DILD 3.40 15.66 3.97 7.68
12 PT Jaya Real Properti Tbk JRPT 14.98 18.35 19.67 17.67
13 PT Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA 1.02 3.79 12.62 5.81
14 PT Lippo Cikarang Tbk LPCK 5.29 12.30 37.20 18.26
15 PT Lippo Karawaci Tbk LPKR 9.30 9.44 9.26 9.33
16 PT Metro Realty Tbk MTSM 1.27 2.55 5.81 3.21
17 PT Metropolitan Kentjana Tbk MKPI 23.08 21.81 23.30 22.73
18 PT Modernland Realty Tbk MDLN 0.23 3.58 8.01 3.94
19 PT Pakuwon Jati Tbk PWON 14.45 24.63 17.21 18.76
20 PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk
PTPP 33.56 22.28 17.88 24.57
21 PT Perdana Gapura Prima Tbk GPRA 5.49 5.70 7.12 6.10
22 PT Plaza Indonesia Realty Tbk PLIN 19.01 25.88 3.67 16.19
23 PT Sentul City Tbk BKSL 0.11 2.60 3.13 1.95
24 PT Summarecon Agung Tbk SMRA 10.23 12.15 16.77 13.05
25 PT Surya Semesta Internusa Tbk SSIA 7.25 17.25 25.82 16.77
26 PT Wijaya Karya (Persero) Tbk WIKA 14.16 18.67 18.90 17.24
Rata-Rata Sektor 10.48 12.84 13.40 12.24
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa nilai ROE dari perusahaan
properti selama periode 2009-2011 cukup bervariasi. Secara rata-rata,
nilai ROE untuk perusahaan di sektor properti menunjukkan trend
peningkatan dari tahun ke tahun. Ini terlihat dari rata-rata ROE untuk
51
sektor properti pada tahun 2009 hanya sebesar 10,48% dan kemudian
meningkat menjadi 12,84% pada tahun 2010 dan meningkat lagi menjadi
13,40% pada tahun 2011.
Jika dilihat secara lebih dalam, perusahaan yang memiliki nilai ROE
tertinggi adalah PT Indonesia Prima Properti Tbk (MORE) dengan nilai
rata-rata ROE sebesar 27,40%. Sedangkan perusahaan yang mempunyai
nilai ROE terendah adalah PT Sentul City Tbk (BKSL) dengan rata-rata
nilai ROE hanya sebesar 1,95%.
4.2 Pengujian Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam
variabel yang digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak
digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal.
Untuk melakukan pengujian asumsi normalitas data tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan pengujian metode Jarque Berra (JB).
Adapun hipotesis yang akan diuji adalah:
H0: Data variabel yang diamati berdistribusi normal
H1: Data variabel yang diamati tidak berdistribusi normal
a : 5%
Statistik uji:
( )22 13
6 4n k
JB S K-æ ö ì ü= + -í ýç ÷
è ø î þ
Dimana: n = jumlah observasi
k = jumlah variabel bebas (k akan sama dengan nol untuk
52
pengujian data tunggal)
S = nilai Skewness.
K = nilai Kurtosis.
Kriteria uji:
1) Jika nilai probabilitas dari statistik JB lebih kecil dari tingkat signifikansi
yang digunakan maka H0 ditolak.
2) Jika nilai probabilitas dari statistik JB lebih besar dari tingkat
signifikansi yang digunakan maka H0 diterima.
Hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan E-Views
adalah sebagai berikut:
Tabel 9: Hasil Pengujian Normalitas Data Menggunakan E-Views
Perusahaan Jarque-Berra
NPM Prob. ROA Prob. ROI Prob. ROE Prob.
ADHI 0.281 0.869 0.488 0.784 0.282 0.869 0.477 0.788
ASRI 0.399 0.819 0.283 0.868 0.281 0.869 0.284 0.868
BKSL 0.315 0.854 0.309 0.857 0.461 0.794 0.475 0.788
BSDE 0.282 0.869 0.468 0.791 0.465 0.793 0.529 0.767
COWL 0.288 0.866 0.463 0.793 0.286 0.867 0.397 0.820
CTRA 0.526 0.769 0.435 0.804 0.463 0.793 0.283 0.868
CTRP 0.296 0.862 0.302 0.860 0.471 0.790 0.500 0.779
DART 0.420 0.811 0.451 0.798 0.520 0.771 0.292 0.864
DILD 0.487 0.784 0.484 0.785 0.508 0.776 0.527 0.768
ELTY 0.531 0.767 0.529 0.768 0.503 0.778 0.523 0.770
GPRA 0.282 0.869 0.520 0.771 0.392 0.822 0.500 0.779
JRPT 0.281 0.869 0.492 0.782 0.363 0.834 0.396 0.820
KIJA 0.415 0.813 0.521 0.771 0.457 0.796 0.429 0.807
KPJG 0.496 0.780 0.509 0.775 0.308 0.857 0.351 0.839
LPCK 0.311 0.856 0.526 0.769 0.465 0.793 0.444 0.801
LPKR 0.479 0.787 0.449 0.799 0.282 0.869 0.436 0.804
MDLN 0.480 0.787 0.486 0.784 0.283 0.868 0.295 0.863
MKPI 0.282 0.868 0.282 0.868 0.307 0.858 0.491 0.782
53
MORE 0.489 0.783 0.464 0.793 0.348 0.840 0.464 0.793
MTSM 0.401 0.818 0.294 0.864 0.424 0.809 0.396 0.821
PLIN 0.479 0.787 0.405 0.817 0.283 0.868 0.373 0.830
PTPP 0.528 0.768 0.530 0.767 0.313 0.855 0.396 0.820
PWON 0.521 0.771 0.496 0.781 0.337 0.845 0.404 0.817
SMRA 0.519 0.772 0.522 0.770 0.457 0.796 0.386 0.824
SSIA 0.439 0.803 0.431 0.806 0.287 0.866 0.286 0.867
WIKA 0.525 0.769 0.281 0.869 0.516 0.772 0.527 0.768
Berdasarkan hasil di atas terlihat bahwa nilai JB untuk seluruh
variabel tidak bebas baik NPM, ROA, ROI dan ROE pada seluruh
perusahaan yang diamati mempunyai nilai signifikansi diatas 0.05
sehingga H0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data
dari variabel indikator rentabilitas untuk seluruh perusahaan yang diamati
telah berdistribusi normal.
4.3 Pengujian Hipotesis
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perputaran piutang
terhadap tingkat rentabilitas perusahaan-perusahaan properti yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Indikator tingkat rentabilitas
perusahaan yang digunakan sebanyak empat rasio yakni nilai NPM (Net
Profit Margin), ROA (Return On Asset), ROI (Return On Investment) dan
ROE (Return On Equity). Untuk melihat pengaruh dari perputaran piutang
terhadap rentabilitas perusahaan dilakukan dengan pendekatan analisis
regresi data panel dengan cara meregresikan tingkat perputaran piutang
(X) dengan setiap rasio rentabilitas (Y) yang diamati. Dengan demikan
akan diperoleh sebanyak empat model regresi yang menggambarkan arah
54
dan bentuk pengaruh dari perputaran piutang terhadap masing-masing
rasio indikator rentabilitas.
Model analisis regresi yang akan dianalisis adalah sebagai berikut:
a) Model Pengaruh Perputaran Piutang terhadap NPM
0 1it itY NPMb b= +
b) Model Pengaruh Perputaran Piutang terhadap ROA
0 1it itY ROAb b= +
c) Model Pengaruh Perputaran Piutang terhadap ROI
0 1it itY ROIb b= +
d) Model Pengaruh Perputaran Piutang terhadap ROE
0 1it itY ROEb b= +
Analisis dilakukan dengan menggunakan regresi data panel.
Rekapitulasi hasil analisis regresi untuk masing-masing model adalah
sebagai berikut:
a) Model Pengaruh Perputaran Piutang terhadap NPM
22,256 0,0682it itY NPM= +
b) Model Pengaruh Perputaran Piutang terhadap ROA
4,275 0.0656it itY ROA= +
c) Model Pengaruh Perputaran Piutang terhadap ROI
3,432 0,0474it itY ROI= +
d) Model Pengaruh Perputaran Piutang terhadap ROE
7,622 0,1165it itY ROE= +
55
Hasil analisis secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 3.
4.3.1 Pengujian Signifikansi Model Regresi
Analisis regresi selain digunakan untuk melihat pengaruh juga
digunakan untuk membuat model prediksi dari variabel-variabel yang
diamati. Untuk itu sebelum digunakan dalam pengambilan keputusan,
model yang diperoleh terlebih dahulu harus diuji kebaikannya (goodness
of fit). Tahapan pengujian kebaikan model regresi adalah sebagai berikut:
1) Penentuan Hipotesis
H0: seluruh koefisien regresi tidak signifikan (model regresi tidak
signfikan).
H1: minimal satu koefisien regresi signifikan (model regresi signfikan).
2) Penentuan tingkat signifikansi
Tingkat kepercayaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
sebesar 95% atau dengan kata lain tingkat signfikansinya (alpha)
sebesar 5%.
3) Penentuan Statistik Uji
Dalam melakukan uji kebaikan model digunakan uji F yang dirumuskan
sebagai berikut:
( )( )
Re / 1
Re /
JK gresi N kF
JK sidu NT N k
+ -=
- -
4) Penentuan Kriteria uji
Penentuan kriteria uji didasarkan pada perbandingan antara nilai Fhitung
yang diperoleh dengan Ftabel. Jika nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel maka
56
H0 ditolak, dan jika nilai Fhitung lebih kecil dari nilai Ftabel maka H0
diterima.
5) Kesimpulan
Hasil pengujian model regresi baik untuk model pengaruh
perputaran piutang terhadap NPM, ROA, ROI maupun ROE adalah
sebagai berikut:
Tabel 10: Hasil Pengujian Model Regresi
Model Fhitung Degree of Freedom
Ftabel Kesimpulan DF1 DF2
Pengaruh Perputaran Piutang terhadap NPM
6,2187 26 51 1,7138 Signifikan
Pengaruh Perputaran Piutang terhadap ROA
6,4507 26 51 1,7138 Signifikan
Pengaruh Perputaran Piutang terhadap ROI 4,9321 26 51 1,7138 Signifikan
Pengaruh Perputaran Piutang terhadap ROE 5,1674 26 51 1,7138 Signifikan
Berdasarkan hasil analisis di atas terlihat bahwa seluruh model
yang di analisis telah mempunyai nilai Fhitung yang berkisar antara 4,93
hingga 6,45. Sedangkan nilai Ftabel pada tingkat kepercayaan 5% dengan
derajat bebas 1 (df1) = 26 dan df2 = 51 adalah sebesar 1,7138.
Berdasarkan hasil ini terlihat bahwa nilai Fhitung yang diperoleh setiap
model masih lebih besar dari nilai Ftabel sehingga H0 ditolak. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95%,
seluruh model regresi pengaruh perputaran piutang terhadap indikator
57
rentabilitas (NPM, ROA, ROI dan ROE) telah signifikan/sesuai dengan
data yang diamati.
4.3.2 Pengujian Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang Terhadap
Rentabilitas Perusahaan
Setelah diketahui bahwa model regresi yang dibangun telah sesuai
dengan data yang dimiliki, selanjutnya akan dilakukan pengujian untuk
mengetahui signfikansi pengaruh piutang terhadap rasio-rasio rentabilitas
yang digunakan. Untuk keperluan itu dilakukan pengujian koefisien regresi
secara individual (Testing Individual Regression Coefficient) dengan
menggunakan uji-t. Jika nilai mutlak thitung yang diperoleh lebih besar dari
nilai ttabel pada tingkat signifikansi tertentu dan derajat bebas (NT-N-k)
maka H0 ditolak.
Secara eksplisit hasil pengujian signifikansi perputaran piutang
terhadap setiap jenis indikator rasio rentabilitas adalah sebagai berikut:
1) Pengujian Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap NPM
H0 : 1 0b = (tidak terdapat pengaruh perputaran piutang
terhadap nilai NPM perusahaan properti)
H1 : 1 0b ¹ (terdapat pengaruh perputaran piutang terhadap
nilai NPM perusahaan properti)
a : 5%
58
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diketahui nilai thitung
untuk variabel perputaran piutang dalam model pertama (pengaruh
perputaran piutang terhadap NPM) adalah sebesar 2,911. Sedangkan
nilai ttabel pada tingkat signfikansi 5% dan derajat bebas 51 adalah
sebesar 2,008. Jika dibandingkan antara nilai thitung yang diperoleh
dengan nilai ttabel maka nilai thitung masih lebih besar dari ttabel sehingga
H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat
kepercayaan 95% terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
perputaran piutang terhadap nilai NPM pada perusahaan-perusahaan
properti yang diamati. Adapun besar pengaruh dari perputaran piutang
terhadap NPM sebesar 0.0682. Ini berarti bahwa setiap kenaikan
perputaran piutang sebesar 1x akan diikuti dengan peningkatan nilai
NPM sebesar 0,0682%.
2) Pengujian Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap ROA
H0 : 1 0b = (tidak terdapat pengaruh perputaran piutang
terhadap nilai ROA perusahaan properti)
H1 : 1 0b ¹ (terdapat pengaruh perputaran piutang terhadap
nilai ROA perusahaan properti)
a : 5%
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diketahui nilai thitung
untuk variabel perputaran piutang dalam model kedua (pengaruh
perputaran piutang terhadap ROA) adalah sebesar 2,792. Sedangkan
59
nilai ttabel pada tingkat signfikansi 5% dan derajat bebas 51 adalah
sebesar 2,008. Jika dibandingkan antara nilai thitung yang diperoleh
dengan nilai ttabel maka nilai thitung masih lebih besar dari ttabel sehingga
H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat
kepercayaan 95% terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
perputaran piutang terhadap nilai ROA pada perusahaan-perusahaan
properti yang diamati. Adapun besar pengaruh dari perputaran piutang
terhadap ROA sebesar 0,0656. Ini berarti bahwa setiap kenaikan
perputaran piutang sebesar 1x akan diikuti dengan peningkatan nilai
ROA sebesar 0,0656%.
3) Pengujian Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap ROI
H0 : 1 0b = (tidak terdapat pengaruh perputaran piutang
terhadap nilai ROI perusahaan properti)
H1 : 1 0b ¹ (terdapat pengaruh perputaran piutang terhadap
nilai ROI perusahaan properti)
a : 5%
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diketahui nilai thitung
untuk variabel perputaran piutang dalam model ketiga (pengaruh
perputaran piutang terhadap ROI) adalah sebesar 2,205. Sedangkan
nilai ttabel pada tingkat signfikansi 5% dan derajat bebas 51 adalah
sebesar 2,008. Jika dibandingkan antara nilai thitung yang diperoleh
dengan nilai ttabel maka nilai thitung masih lebih besar dari ttabel sehingga
60
H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat
kepercayaan 95% terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
perputaran piutang terhadap nilai ROI pada perusahaan-perusahaan
properti yang diamati. Adapun besar pengaruh dari perputaran piutang
terhadap ROI sebesar 0,0474. Ini berarti bahwa setiap kenaikan
perputaran piutang sebesar 1x akan diikuti dengan peningkatan nilai
ROI sebesar 0,0474%.
4) Pengujian Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap ROE
H0 : 2 0b = (tidak terdapat pengaruh perputaran piutang
terhadap nilai ROE perusahaan properti)
H1 : 2 0b ¹ (tidak terdapat pengaruh perputaran piutang
terhadap nilai ROE perusahaan properti)
a : 5%
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diketahui nilai thitung
untuk variabel perputaran piutang dalam model keempat (pengaruh
perputaran piutang terhadap ROE) adalah sebesar 2,368. Sedangkan
nilai ttabel pada tingkat signfikansi 5% dan derajat bebas 51 adalah
sebesar 2,008. Jika dibandingkan antara nilai thitung yang diperoleh
dengan nilai ttabel maka nilai thitung masih lebih besar dari ttabel sehingga
H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat
kepercayaan 95% terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
perputaran piutang terhadap nilai ROE pada perusahaan-perusahaan
61
properti yang diamati. Adapun besar pengaruh dari perputaran piutang
terhadap ROE sebesar 0,1165. Ini berarti bahwa setiap kenaikan
perputaran piutang sebesar 1x akan diikuti dengan peningkatan nilai
ROE sebesar 0,1165%
4.3.3 Penafsiran Koefisien Determinasi Model Regresi
Koefisien determinasi mencerminkan besarnya pengaruh
perubahan variabel bebas dalam menjalankan perubahan pada variabel
tidak bebas secara bersama-sama, dengan tujuan untuk mengukur
kebenaran dan kebaikan hubungan antar variabel dalam model yang
digunakan. Besarnya nilai R2 berkisar antara 0 < R2 < 1. Jika nilai R2
semakin mendekati satu maka model yang diusulkan dikatakan baik
karena semakin tinggi variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan
oleh variabel independen.
Nilai koefisien determinasi untuk setiap model yang diperoleh dari
hasil analisis yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
Tabel 11: Nilai Koefisien Determinasi
Model Nilai R-Square Nilai R-Square
Adjusted
Model Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap NPM
0,7602 0,6379
Model Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap ROA
0,7668 0,6479
Model Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap ROI 0,7155 0,5704
Model Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap ROE 0,7248 0,5846
62
Berdasarkan hasil analisis di atas terlihat bahwa model yang
mempunyai koefisien determinasi tertinggi adalah model pengaruh
perputaran piutang terhadap nilai ROA yakni sebesar 0,7688. Koefisien
determinasi ini menunjukkan bahwa pengaruh perputaran piutang
terhadap ROA perusahaan properti selama periode 2009-2011 adalah
sebesar 76,68% sedangkan sisanya sebesar 23,12% dipengaruhi oleh
faktor lain. Untuk model lainnya, koefisien determinasi yang dihasilkan
keseluruhannya di atas 0,7. Ini menunjukkan bahwa perputaran piutang
sangat berpengaruh terhadap rasio rentabilitas perusahaan properti.
4.4 Pembahasan
4.4.1 Perkembangan Tingkat Perputaran Piutang Perusahaan
Properti Selama Periode 2009-2011
Berdasarkan hasil deskripsi, data perkembangan tingkat perputaran
piutang perusahaan properti selama periode 2009-2011 cukup
tinggi. Hal ini dikarenakan penjualan kredit yang terjadi pada
perusahaan properti meningkat cukup signifikan dari tahun ke
tahun, terutama pada tahun 2011. Pertumbuhan ini didorong oleh
meningkatnya Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) dan Kredit
Kepemilikan Apartemen (KPA) sebesar 60,62%, kredit konstruksi
sebesar 24,86%, dan kredit real estate sebesar 14,52%
(www.cdmione.com). Peningkatan perputaran piutang ini juga tidak
lepas dari kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia, stabilnya kurs
rupiah, rendahnya inflasi dan suku bunga. Menurut hasil analisis Ir.
63
Torushon Simanungkalit, Alumni Certified Property Analyst
Panangian School of Property, kondisi pertumbuhan ekonomi
Indonesia yang mulai membaik mulai tahun 2010 ditandai dengan
meningkatnya Produk Domestik Bruto (PDB) semester pertama
yang mencapai 5,8%. Hal ini tampak pada mulai menguatnya
ekonomi dan meningkatnya daya beli masyarakat. Demikian pula
halnya dengan pengelolaan piutang yang diterapkan oleh
perusahaan properti sudah cukup efektif dan efisien.
Data menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat
perputaran piutang tertinggi selama periode tahun 2009 sampai
2011 adalah PT Cowell Development Tbk dan yang terendah
adalah PT Bakrieland Development Tbk. Hal tersebut karena dari
tahun 2009 sampai 2011 penjualan kredit PT Cowell Development
Tbk terus mengalami peningkatan dengan rata-rata piutang yang
stabil. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut
telah efektif dan efisien dalam mengelola piutang perusahaan.
Sedangkan PT Bakrieland Development Tbk juga mengalami
peningkatan penjualan kredit secara berturut-turut dari tahun 2009
sampai 2011 namun juga diikuti oleh tingginya rata-rata piutang
selama tiga tahun tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa PT
Bakrieland Development Tbk belum efektif dan efisien dalam
mengelola piutang perusahaan.
64
4.4.2 Perkembangan Rentabilitas Perusahaan Properti Selama
Periode 2009-2011
Adapun berdasarkan hasil deskripsi data perkembangan
rentabilitas perusahaan properti selama periode 2009 sampai 2011,
yang dalam hal ini diukur dengan menggunakan empat rasio
rentabilitas yaitu NPM, ROA, ROI, dan ROE menunjukkan hasil
yang hampir sama. Secara rata-rata, rentabilitas perusahaan
properti menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini
dikarenakan kinerja perusahaan dalam memperoleh labanya selalu
membaik dari tahun 2009 sampai 2011. Kinerja perusahaan
properti juga tergantung pada pertumbuhan ekonomi. Tahun 2011
usaha properti lebih baik dibanding tahun 2010, seiring dengan
meningkatnya pertumbuhan ekonomi, stabilnya kurs rupiah,
rendahnya inflasi dan suku bunga. Misalnya suku bunga KPR
berkisar antara 10-12% per tahun. Tingkat bunga yang rendah
tersebut mengimbangi kenaikan harga bahan bangunan akibat
lonjakan harga minyak dunia, sehingga daya beli masyarakat tetap
stabil. Karena itu pasar properti tahun 2011 meningkat dibanding
tahun 2010.
4.4.2.1 Perkembangan Nilai Net Profit Margin (NPM) Perusahaan
Properti Selama Periode 2009-2011
Berdasarkan hasil deskripsi, data menunjukkan bahwa
perusahaan properti yang memiliki nilai NPM tertinggi selama
65
periode tahun 2009 sampai 2011 adalah PT Global Land
Development Tbk dan yang terendah adalah PT Adhi Karya
(Persero) Tbk. Hal tersebut terjadi karena penjualan pada PT
Global Land Development terus mengalami peningkatan dari
tahun 2009-2011 yang diikuti oleh peningkatan laba operasi
perusahaan. Sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dari setiap penjualan
yang mereka lakukan sudah cukup baik. Sedangkan pada PT
Adhi Karya (Persero) Tbk mengalami penurunan penjualan
secara berturut-turut yang diikuti juga oleh penurunan laba
operasi yang dihasilkan. Sehingga dapat dikatakan kinerja
perusahaan dalam menghasilkan laba dari setiap penjualan
yang dilakukan belum efektif.
4.4.2.2 Perkembangan Nilai Return On Assets (ROA) Perusahaan
Properti Selama Periode 2009-2011
Berdasarkan hasil deskripsi, data menunjukkan bahwa
perusahaan yang memiliki nilai ROA tertinggi selama tahun
2009 sampai 2011 adalah PT Metropolitan Kentjana Tbk dan
yang terendah adalah PT Global Land Development Tbk. Hal ini
dikarenakan laba usaha yang diperoleh PT Metropolitan
Kentjana Tbk terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun
yang diikuti juga oleh peningkatan rata-rata aktiva yang dimiliki
perusahaan. Setiap keuntungan yang diperoleh perusahaan
66
akan menambah kekayaan perusahaan. Sehingga dapat
dikatakan bahwa kemampuan aktiva operasional perusahaan
dalam memperoleh laba operasi perusahaan sudah cukup baik.
Sedangkan pada PT Global Land Development Tbk, laba usaha
yang meningkat dari tahun ke tahun tidak diikuti oleh
peningkatan rata-rata aktiva operasional perusahaan. Sehingga
dapat dikatakan kemampuan perusahaan belum cukup baik
dalam memperoleh laba dengan menggunakan aktiva yang
dimiliki.
4.4.2.3 Perkembangan Nilai Return On Investment (ROI)
Perusahaan Properti Selama Periode 2009-2011
Berdasarkan hasil deskripsi, data menunjukkan bahwa
perusahaan yang memiliki nilai ROI tertinggi selama tahun 2009
sampai 2011 adalah PT Metropolitan Kentjana Tbk dan
terendah adalah PT Bakrieland Development Tbk. Hal ini terjadi
karena PT Metropolitan Kentjana Tbk memperoleh peningkatan
laba bersih selama tiga tahun berturut-turut yang diikuti juga
oleh meningkatknya rata-rata aktiva operasional perusahaan
yang dimiliki. Sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan
telah efektif dalam mengelola aktiva operasionalnya untuk
memperoleh laba yang maksimal. Dan yang terjadi pada PT
Bakrieland Development Tbk yaitu perusahaan mengalami
penurunan laba bersih pada tahun 2011 sedangkan rata-rata
67
aktiva operasional yang dimiliki meningkat secara berturut-turut.
Maka dapat dikatakan bahwa perusahaan belum optimal dalam
mengelola aktiva operasionalnya untuk memperoleh laba bersih
perusahaan.
4.4.2.4 Perkembangan Nilai Return On Equity (ROE) Perusahaan
Properti Selama Periode 2009-2011
Berdasarkan hasil deskripsi, data menunjukkan bahwa
perusahaan yang memiliki nilai ROE tertinggi selama periode
tahun 2009 sampai 2011 adalah PT Indonesia Prima Properti
Tbk dan yang terendah adalah PT Sentul City Tbk. Hal ini
dikarenakan laba bersih yang diperoleh PT Indonesia Prima
Properti Tbk cukup stabil dari tahun ke tahun dan rata-rata
modal sendiri perusahaan selalu mengalami peningkatan. Maka
dapat dikatakan bahwa kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba bersih dengan mnggunakan modal sendiri
cukup baik. Sedangkan pada PT Sentul City Tbk telah
mengalami peningkatan laba bersih perusahaan yang sangat
drastis namun tidak diikuti oleh peningkatan rata-rata modal
sendiri perusahaan secara drastis pula. Peningkatan rata-rata
modal sendiri perusahaan hanya meningkat sedikit demi sedikit
setiap tahunnya. Maka dapat dikatakan bahwa kemampuan
perusahaan belum optimal dalam mempergunakan modal
sendiri untuk memperoleh laba bersih perusahaan.
68
4.4.3 Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Rentabilitas
Perusahaan Properti Selama Periode 2009-2011
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dengan melakukan
analisis regresi antara perputaran piutang dengan keempat rasio
rentabilitas menunjukkan hasil dan kesimpulan yang relatif sama.
Besar pengaruh perputaran piutang terhadap setiap indikator
rentabilitas juga relatif sama. Kesimpulan dari hasil pengujian
secara statistika (keseluruhan maupun parsial) terhadap keempat
model regresi adalah sebagai berikut:
1) Perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap
rasio Net Profit Margin (NPM). Dengan besar pengaruhnya
sebesar 0,0682%.
2) Perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap
rasio Return On Assets (ROA). Dengan besar pengaruhnya
sebesar 0,0656%.
3) Perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap
rasio Return On Investment (ROI). Dengan besar pengaruhnya
sebesar 0,0474%.
4) Perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap
rasio Return On Equity (ROE). Dengan besar pengaruhnya
sebesar 0,1165%.
Berdasarkan empat rasio yang diamati, rasio rentabilitas yang
sangat dipengaruhi oleh perputaran piutang adalah rasio ROA. Ini
69
ditandai dengan koefisien determinasi yang disumbangkan
mencapai 76,68%.
Hasil analisis ini menunjukkan bahwa perputaran piutang yang
dimiliki sangat berpengaruh terhadap rasio rentabilitas perusahaan
properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama
periode 2009-2011. Perusahaan yang mempunyai perputaran
piutang yang baik mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut
cukup baik dan efisien dalam mengelola piutangnya sehingga
semakin cepat mengkonversi piutang menjadi kas. Efisiensi ini
dengan sendirinya akan meningkatkan jumlah penerimaan
perusahaan sehingga laba perusahaan juga akan semakin
meningkat.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
Sartono (2010: 431) bahwa dengan tingginya tingkat perputaran piutang
diharapkan dapat memperkecil risiko yang dihadapi perusahaan akan
bertambah. Oleh karena itu, kebijakan penjualan kredit yang tepat harus
dilakukan oleh perusahaan agar volume penjualan kredit meningkat,
sehingga volume piutang juga meningkat dengan diikuti tingginga tingkat
perputaran piutang. Dengan tingginya tingkat perputaran piutang, maka
modal tidak terlalu lama terikat dalam piutang, sehingga tingkat rentabilitas
yang dicapai oleh perusahaan dapat ditingkatkan.
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Setiawan (2008) yang melakukan penelitian tentang pengaruh perputaran
70
piutang dan perputaran persediaan terhadap tingkat rentabilitas. Hasil
penelitian Setiawan menunjukkan perputaran piutang memberikan
pengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan rentabilitas.
Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Gunarto (2007)
mengenai pengaruh tingkat perputaran piutang dan tingkat perputaran
persediaan terhadap rentabilitas ekonomi. Hasil penelitian Gunarto juga
menunjukkan hasil yang sama, yaitu tingkat perputaran piutang
bepengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomi.
top related