bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 deskripsi ......evaluasi, lembar pengamatan aktivitas...
Post on 06-Dec-2020
7 Views
Preview:
TRANSCRIPT
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Karakteristik Subjek
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Kutowinangun 04. SD Negeri
Kutowinangun 04 terletak di Jl. Butuh 1A. Subjek dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas IV SD Negeri Kutowinangun 04 sebanyak 28 siswa dengan
rincian 15 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan pada
mata pelajaran matematika materi “Pecahan” dengan menggunakan model
pembelajaran Numbered Head Tohether (NHT). Kegiatan ini terdiri dari 2 siklus.
Siklus 1 dilaksanakan 3 kali pertemuan, dan siklus II juga dilaksanakan 3 kali
pertemuan.
4.2 Deskripsi Kondisi Awal (Prasiklus)
Sebelum pelaksanaan siklus 1 dan siklus II, terlebih dahulu penulis melakukan
observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik siswa serta
hambatan-hambatan yang dialami siswa pada proses belajar mengajar terutama
pada mata pelajaran matematika. Berdasarkan uji kompetensi yang dilakukan
pada mata pelajaran matematika materi Pecahan ternyata hasilnya kurang
memuaskan atau kurang maksimal. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya penggunaan model pembelajaran kurang maksimal. Siswa masih
kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Sewaktu guru menjelaskan
materi, sebagian siswa kurang jarang berpartisipasi aktif mengemukakan
ide/gagasannya dalam menyelesaikan permasalahan. Hasil belajar siswa pada
mata pelajaran matematika di kelas IV SD Negeri Kutowinangun 04 Kecamatan
Tingkir Kota Salatiga belum sesuai yang diharapkan. Ada 7 siswa (25%) dari 28
siswa yang tuntas belajar atau mencapai KKM sebesar 67 sedangkan 21 siswa
lainnya atau (75%) siswa belum tuntas belajar. Adapun data mengenai hasil
belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Kutowinangun 04 Kecamatan
Tingkir Kota Salatiga sebagai berikut:
38
Tabel 4.1
Nilai Hasil Belajar Matematika Siswa Prasiklus Kategori Jumlah Siswa Persentase Keterangan
≥ 67 7 25% Tuntas
< 67 21 75% Tidak Tuntas
Jumlah 28 100%
Nilai rata-rata 62,17
KKM 67
Data tersebut tampak bahwa tingkat ketuntasan belajar sebelum diadakan
tindakan sangat rendah. Nilai Kriteria Kentuntasan Minimal (KKM) adalah 67,
ketuntasan klasikal hanya 25% dari 28 siswa dengan nilai rata-rata 62,17. Hal ini
menunjukkan rendahnya hasil belajar Matematika siswa pada pembelajaran Pra
Siklus.
4.3 Deskripsi Siklus I
1) Perencanaan Tindakan
Sebelum melaksanakan proses pembelajaran mata pelajaran matematika
pada materi pecahan, peneliti dibantu guru kelas IV SD Negeri Kutowinangun 04
melakukan diskusi untuk mengidentifikasi dan menemukan permasalahan
pembelajaran matematika yang menyebabkan hasil belajar siswa masih rendah.
Kemudian peneliti menuliskan rencana perbaikan tersebut dalam bentuk rencana
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head
Together. Langkah-langkah perencanaan tindakan adalah sebagai berikut:
1. Peneliti membuat langkah-langkah perbaikan dalam bentuk rencana
pembelajaran (RPP) sesuai dengan model pembelajaran NHT. Peneliti
bersama guru juga telah menentukan KKM yang telah dibuat oleh sekolah
yaitu 67. Peneliti menyiapkan media pembelajaran dan lembar kerja siswa.
2. Peneliti menyiapkan instrument pengumpulan data seperti lembar soal
evaluasi, lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa. Dan pelaksanaan
tindakan dan pengamatan
Siklus I terdiri dari 3 pertemuan yang dilaksanakan pada hari Senin, 14
Maret 2016, Selasa, 15 Maret 2016, dan Rabu, 16 Maret 2016 di kelas IV SD
Negeri Kutowinangun 04 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga.
1) Pertemuan 1 Siklus I
a) Kegiatan Awal
39
Peneliti mengawali pembelajaran dengan melihat kesiapan siswa dalam
belajar kemudian memberi salam. Selanjutnya peneliti menyampaikan
apersepsi dengan tanya jawab kepada siswa “pernahkah kalian melihat kue
ulang tahun yang besar”? dan jika kue ulang tahunnya dibelah atau dipotong
maka kue ulang tahunnya akan berubah bentuk menjadi apa?” siswa tampak
memperhatikan apersepsi yang disampaikan. Selanjutnya Peneliti
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu pada materi
pengertian pecahan dan arti pecahan sebagai beberapa bagian dari
keseluruhan.
b) Kegiatan inti
Tahap melaksanakan model pembelajaran Numbered Head Together.
Peneliti sudah menjelaskan dan memberi contoh benda apa saja yang bisa
berubah bentuk menjadi pecahan, peneliti juga sudah melaksanakan model
pembelajaran Numbered Head Together adapun langkah-langkah model
pembelajaran Numbered Head Together yang telah dilaksanakan peneliti yaitu
siswa dibagi menjadi 7 kelompok yang terdiri dari 4 orang dalam 1 kelompok,
kemudian menyampaikan aturan kerja kelompok, memberi nomor kepala
kepada setiap siswa sehingga siswa pada masing-masing kelompok memiliki
nomor antara 1 sampai 4 serta memberikan lembar kerja siswa pada masing-
masing kelompok. Siswa terlihat ribut pada saat pembagian kelompok, setelah
peneliti menenangkan kelas selanjutnya peneliti memberikan pertanyaan
kepada masing-masing kelompok dan memberikan satu buah apel untuk setiap
kelompok agar mereka bisa mengerjakan tugas yang berkaitan dengan
pecahan dimana setiap kelompok bisa mengerjakan tugas yang berkaitan
dengan pecahan dimana masing-masing kelompok harus bisa membagi satu
buah apel tersebut menjadi beberapa bagian sesuai dengan tugas yang telah
diberikan dan menemukan jawaban yang dianggap paling benar. Meskipun
ada siswa yang tidak aktif berdiskusi dan bekerjasama dengan baik, siswa
mampu menyelesaikan soal tepat waktu. selanjutnya peneliti menyebutkan
satu nomor dan siswa pada masing-masing kelompok yang memiliki nomor
tersebut dengan berani mengemukakan hasil diskusi kelompoknya. Peneliti
40
memeriksa hasil jawaban siswa dan bagi siswa yang dapat menjawab
pertanyaan dengan benar maka akan diberi poin. Selanjutnya kegiatan tersebut
diulang-ulang dengan pertanyaan berikutnya. Setelah semua pertanyaan
diselesaikan peneliti meluruskan dan memberi penguatan dari jawaban siswa
juga memberi penilaian kelompok.
c) Kegiatan Akhir
Peneliti bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran dan melakukan
refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung dari awal sampai akhir.
2) Pertemuan 2 Siklus I
a) Kegiatan Awal
Pada pertemuan ke 2 siklus I, sebelum melakukan pembelajaran peneliti
sudah mempersiapkan alat-alat dan media yang digunakan dalam pembelajaran
dan mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran. Peneliti bertanya
kepada siswa tentang kesulitan materi pertemuan yang lalu. Selanjutnya peneliti
menyampaikan apersepsi dengan bertanya “Anak-anak ibu punya satu buah apel,
dan jika ibu potong menjadi dua bagian, maka berapa bagian dari tiap potong
apel?”. Selanjutnya peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai yaitu menyelesaikan soal cerita yang mengandung arti pecahan dan
menuliskan letak pecahan pada garis bilangan.
b) Kegiatan Inti
Tahap melaksanakan model pembelajaran Numbered Head Together.
Peneliti sudah menjelaskan materi dan memberi contoh soal cerita yang
mengandung arti pecahan dan cara menuliskan letak pecahan pada garis bilangan.
Penulis juga sudah melaksanakan model pembelajaran Numbered Head Together
adapun langkah-langkah model pembelajaran Numbered Head Together yang
telah dilaksanakan peneliti yaitu peneliti memanggil 7 orang siswa yang akan di
pilih menjadi ketua kelompok kemudian penulis membagikan kertas origami yang
telah ditulis nomor kelompoknya dari 1 sampai 4 sehingga masing-masing dari
kelompok memiliki nomor. Setelah itu peneliti memanggil anggota-anggota
kelompok dan memberi nomor yang telah ditulis nama dari masing-masing
kelompok kemudian peneliti meminta seluruh siswa untuk mengalungkan nomor
41
yang telah dibagikan di leher. Setelah itu peneliti menyampaikan aturan kerja
kelompoknya. Peneliti membagikan lembar kerja siswa pada masing-masing
kelompok dan terlihat ada siswa yang masih ramai sendiri. Selanjutnya peneliti
meminta agar mereka bisa mengerjakan tugas yang diberikan yang berkaitan
dengan soal cerita yang mengandung arti pecahan sebagai beberapa bagian dari
keseluruhan serta menuliskan letak pecahan pada garis bilangan dan menemukan
jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan setiap anggota kelompok
mengetahui jawaban tersebut, kemudian peneliti menyebutkan salah satu nomor
dan untuk nomor yang disebutkan maka setiap siswa dari kelompok yang
bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban, kemudian peneliti
secara random akan memilih kelompok yang harus menjawab pertanyaan maka
kelompok yang nomornya disebutkan peneliti itu yang menjawab pertanyaan dan
bagi siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar maka akan diberi poin.
c) Kegiatan akhir
Peneliti bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran. dan melakukan
refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung dari awal sampai akhir.
Kemudian peneliti juga menyampaikan kepada siswa bahwa pertemuan
berikutnya (pertemuan 3) akan diadakan evaluasi. Guru memberikan motivasi
kepada siswa untuk lebih giat lagi belajar di rumah.
3) Pertemuan 3 Siklus I
a) Kegiatan Awal
Peneliti melakukan presensi, menyiapkan siswa untuk mengikuti proses
belajar,siswa mempersiapkan alat tulis dan bertanya kepada siswa, “ Apa saja
yang sudah kalian pelajari?” kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
Sebelum dilakukan evaluasi akhir peneliti melakukan tanya jawab dengan
siswa untuk mengingat materi pada pertemuan 1 dan pertemuan yang ke II.
Peneliti membagikan soal evaluasi yang akan dikerjakan siswa, soal evaluasi
berbentuk pilihan ganda dengan jumlah 10 soal.
c) Kegiatan Akhir
42
siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu. Peneliti memberikan
semangat kepada siswa agar lebih aktif dan bersemangat dalam belajar. Nilai
Hasil belajar siswa belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah
ini : Tabel 4.2
Nilai Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus I Kategori Jumlah Siswa Persentase Keterangan
≥ 67 17 60,71% Tuntas
< 67 11 39,28% Tidak Tuntas
Jumlah 28 100%
Nilai rata-rata 69,64
KKM 67
Berdasarkan hasil tindakan siklus I dapat dilihat bahwa dari 28 siswa yang
menjadi subjek penelitian dalam upaya meningkatkan hasil belajar matematika
menggunakan model Numbered Head Together. Terdapat 17 atau 60,17% siswa
yang berada di atas KKM ≥ 67 dan 11 atau 39,28% siswa yang belum mencapai
KKM atau < 67. Hal ini menunjukan bahwa hasil pembelajaran siklus I
mengalami peningkatan dari prasiklus yang sebelumnya terdapat 7 atau 25%
siswa yang berada diatas KKM ≥ 67, dan 21 atau 75% siswa yang belum
mencapai KKM atau <67. Namun demikian walaupun hasil belajar siklus I
mengalami peningkatan dari prasiklus, namun belum mencapai indikator
keberhasilan yang sudah ditentukan.
2) Hasil Observasi
Pada saat pembelajaran siklus 1 dimulai, kegiatan guru dan siswa dalam
memberikan materi pembelajaran diamati oleh observer. Pengamatan yang
dilakukan dengan lembar observasi kegiatan guru dan siswa dalam proses belajar
mengajar. Secara umum dapat dikatakan pembelajaran siswa pada siklus I masuk
dalam kriteria baik dapat dilihat pada tabel hasil observasi guru dan siswa di
bawah ini.
43
Tabel 4.3
Hasil Penilaian Observasi Aktivitas Guru Siklus I
No AKTIVITAS GURU K C B
1. Guru Membuka pelajaran
2. Guru memberikan apersepsi dan memberi
memotivasi siswa
3. Penyajian materi
4. Penjelasan materi
5. Penerapan metode picture and picture
6. Bimbingan terhadap siswa
7. Pelaksanaan tugas kelompok dan evaluasi
8. Pelaksanaaan sesuai dengan alokasi waktu
9. Penggunaan alat peraga
10. Mengakhiri pembelajaran
Tabel 4.4
Hasil Penilaian Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
NO AKTIVITAS SISWA K C B
1. Ketetarikan siswa dalam pembelajaran
2. Perhatian siswa pada penjelasan materi
3. Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran
4. Kemampuan siswa membuat hipotesis
5. Keaktifan siswa dalam berdiskusi untuk memecahkan masalah
6. Kemampuan siswa dalam membuat laporan
Berdasarkan hasil observasi guru pada tabel diatas dalam pelaksanaan
pembelajarannya dengan alokasi waktunya masih kurang dan pada saat
mengakhiri pembelajaran masih kurang. Sedangkan untuk hasil observasi siswa,
siswa masih kurang dalam membuat hipotesis serta siswa kurang mampu dalam
membuat laporan.
3) Refleksi Siklus I
Setelah tindakan pada siklus I dilaksanakan, perlu dilakukan refleksi tentang
keseluruhan proses belajar mengajar. Refleksi didasarkan atas temuan baik
temuan observer maupun temuan guru selama proses pembelajaran dilaksanakan.
Refleksi dimaksudkan agar kekurangan-kekurangan selama tindakan pada siklus I
dapat diperbaiki sewaktu melaksanakan tindakan pada siklus II, adapun
44
kekurangan-kekurangan yang ditemui selama tindakan pada siklus I adalah
sebagai berikut:
1) Waktu pembelajaran yang terbatas, menjadikan proses pembelajaran belum
dilaksanakan maksimal. Peneliti akan memberikan penjelasan lebih rinci
tentang model pembelajaran NHT.
2) Ketuntasan belajar siswa pada siklus 1 yaitu 60,71% siswa tuntas meningkat
dibandingkan dengan ketuntasan belajar siswa sebelum diadakan tindakan
yaitu 25%. Hasil belajar siswa siklus 1 belum sesuai dengan indikator
keberhasilan dalam penelitian yaitu 80% siswa tuntas. Sehingga perlu ada
perbaikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran pada
siklus 2.
4.4 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
1) Perencanaan Tindakan
Perencanaan disusun berdasarkan hasil refleksi siklus I yaitu
1. Guru belum mengkoordinir dengan baik, baik dalam pembentukan
kelompok diskusi maupun kelompok presentasi tiap-tiap anggota
kelompok. Guru akan memberikan penjelasan lebih rinci tentang model
pembelajaran NHT sehingga siswa benar-benar memahami sehingga
kelompok mampu aktif berdiskusi dalam menyelesaikan tugasnya.
2. Guru memberikan penjelasan kepada siswa secara rinci tentang alat
peraga yang akan digunakan sehingga bisa digunakan dengan baik. Dan
mampu mengimplementasikan perintah yang diberikan guru.Pelaksanaan
Tindakan dan Pengamatan
Pelaksanaan proses pembelajaran matematika dengan model Numbered
Head Together siklus II direncanakan dalam 3 pertemuan yang dilaksanakan pada
hari Senin, 21 Maret 2016, Selasa, 22 Maret 2016, Rabu, 23 Maret 2016.
1) Pertemuan 1 Siklus II
a) Kegiatan Awal
Peneliti mengawali pembelajaran dengan mengajak siswa berdo’a dan
melihat kesiapan siswa dalam belajar kemudian memberi salam. Peneliti
menyampaikan apersepsi dengan tanya jawab seputar mengurutkan pecahan
45
pecahan yang berpenyebut sama dari yang terkecil sampai yang terbesar, peneliti
menunjukkan boneka yang kecil dan boneka yang besar, kemudian peneliti
bertanya kepada siswa “boneka yang mana yang besar, apakah boneka yang A
atau boneka yang B?”. Setelah itu peneliti bertanya kepada siswa “Apa yang akan
kita pelajari hari ini”? Siswa menjawab bahwa yang akan di pelajari hari ini
adalah tentang mengurutkan pecahan dari yang terkecil sampai yang terbesar,
kemudian peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini yaitu tentang
mengurutkan pecahan yang berpenyebut sama dari yang terkecil hingga yang
terbesar dan mengurutkan pecahan yang berpenyebut tidak sama.
b) Kegiatan Inti
Peneliti akan memberikan quiz tapi sebelumnya peneliti memberikan quiz
peneliti membagikan kartu yang sudah ada gambar hewannya dan meminta siswa
untuk mencari gambar yang sama sesuai dengan gambar yang mereka dapat
misalnya gambar ayam maka ayam kumpul dengan ayam. Setelah itu peneliti
membagikan topi yang sudah ada gambar hewannya dan nomor yang ditulis pada
topi tersebut sesuai dengan gambar yang mereka dapat pada kartu gambar dan
peneliti meminta siswa untuk memakainya di kepala setelah itu peneliti
membagikan kertas origami yang akan digunakan untuk menempelkan kartu
urutan pecahan, membagikan kartu pecahan yang sudah ditulis sesuai dengan
pecahan-pecahan yang sudah ditentukkan. Dan peneliti memberikan pengarahan
kepada siswa tugas mereka adalah menyusun pecahan yang sudah tersedia dan
menempelnya di kertas yang sudah disediakan, setelah itu peneliti membacakan
soal dan siswa-siswi mengurutkan pecahan sesuai dengan yang dibacakan dan
menempelnya pada kertas yang sudah disediakan setelah itu peneliti memanggil
nomor yang sudah selesai untuk maju ke depan kelas menyelesaikan soal tersebut
dan peneliti memeriksa hasil jawaban siswa jika mereka menjawab benar maka
akan mendapatkan poin yaitu gambar bintang atau gambar yang tersenyum dan
jika salah maka mereka tidak akan mendapatkan poin tapi mendapatkan gambar
yang sedih atau gambar yang menangis.
c) Kegiatan Akhir
46
Peneliti sudah menyimpulkan materi pembelajaran bersama dengan siswa dari
awal sampai akhir dan memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih giat
belajar.
2) Pertemuan ke 2 Siklus II
a) Kegiatan Awal
Peneliti mengawali pembelajaran dengan mengajak siswa berdo’a dan
melihat kesiapan siswa dalam belajar kemudian memberi salam. Peneliti
menyampaikan apersepsi dengan tanya jawab seputar membandingkan pecahan
yang berpenyebut sama dari yang terkecil sampai yang terbesar, peneliti
menunjukkan boneka yang kecil dan boneka yang besar, kemudian peneliti
bertanya kepada siswa “Coba anak-anak lihat dan bandingkan boneka yang mana
yang besar, apakah boneka yang A atau boneka yang B?”. Setelah itu peneliti
bertanya kepada siswa “Apa yang akan kita pelajari hari ini”? siswa menjawab
yang akan di pelajari hari ini adalah tentang membandingkan pecahan dari yang
terkecil sampai yang terbesar, kemudian peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran
hari ini yaitu tentang membandingkan pecahan yang berpenyebut sama dari yang
terkecil hingga yang terbesar dan membandingkankan pecahan yang berpenyebut
tidak sama. Sebelum melakukan pembelajaran guru sudah mempersiapkan alat-
alat dan media pembelajaran yang akan digunakan.
b) Kegiatan Inti
Sebelum peneliti akan memberikan quiz peneliti memberikan arahan dan
aturan dari model pembelajaran dari Numbered Head Together. Dimana peneliti
membagikan kartu yang sudah ada gambar hewannya dan meminta siswa untuk
bergabung sesuai dengan gambar yang mereka dapat seperti gambar ayam
bergabung dengan gambar ayam dan seterusnya, setelah itu peneliti membagikan
topi yang sudah ada gambar hewannya dan nomor yang ditulis pada topi tersebut
sesuai dengan gambar yang mereka dapat pada kartu gambar dan peneliti meminta
siswa untuk memakainya di kepala setelah itu peneliti membagikan kertas origami
yang akan digunakan untuk menempelkan kartu pecahan, membagikan kartu
pecahan yang sudah ditulis sesuai dengan pecahan-pecahan yang sudah
ditentukkan.dan peneliti memberikan pengarahan kepada siswa tugas mereka
47
adalah menyusun pecahan yang sudah tersedia dan menempelnya di kertas yang
sudah disediakan, setelah itu peneliti membacakan soal dan tugas siswa-siswi
adalah menyusun kartu yang sudah di tulis tentang membandingkan pecahan dan
menyusunnya sesuai dengan perintah yang dibacakan dan menempelnya pada
kertas yang sudah disediakan setelah itu peneliti memanggil nomor yang sudah
selesai untuk maju ke depan kelas menyelesaikan soal tersebut dan peneliti
mengecek hasil jawaban siswa jika mereka menjawab benar maka akan
mendapatkan poin yaitu gambar bintang atau gambar yang tersenyum dan jika
salah maka siswa tidak akan mendapatkan poin tapi mendapatkan gambar yang
sedih atau gambar yang menangis.
c) Kegiatan Akhir
Peneliti bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran. dan melakukan
refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung dari awal sampai akhir.
Kemudian peneliti juga menyampaikan kepada siswa bahwa pertemuan
berikutnya (pertemuan 3) akan diadakan evaluasi. Guru memberikan motivasi
kepada siswa untuk lebih giat lagi belajar di rumah.
3) Pertemuan ke 3 Siklus ke II
a) Kegiatan Awal
Peneliti melakukan presensi, menyiapkan siswa untuk mengikuti proses
belajar, siswa mempersiapkan alat tulis dan bertanya kepada siswa, “ Apa saja
yang sudah kalian pelajari?” kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
Sebelum dilakukan evaluasi akhir peneliti melakukan tanya jawab dengan
siswa untuk mengingat materi pada pertemuan 1 dan pertemuan yang ke II.
Peneliti membagikan soal evaluasi yang akan dikerjakan siswa, soal evaluasi
berbentuk pilihan ganda dengan jumlah 10 soal.
c) Kegiatan Akhir
siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu. Peneliti memberikan
semangat kepada siswa agar lebih aktif dan bersemangat dalam belajar.
Nilai Hasil belajar siswa belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel
4.4 di bawah ini :
48
Tabel 4.5
Hasil Belajar Siswa Siklus II
Nilai rata-rata siswa pada siklus 2 adalah 79,64 meningkat dibandingkan
rata-rata siklus 1 yaitu 69,64. Jumlah siswa yang tuntas belajarnya pada siklus 2
meningkat menjadi 24 siswa, sementara pada siklus 1 hanya 17 siswa. Tabel
diatas menunjukkan bahwa perolehan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri
Kutowinangun 04 dengan jumlah siswa yang nilainya >67 atau yang memenuhi
KKM sudah meningkat.
2) Hasil Observasi
Pada setiap pertemuan kegiatan guru dalam memberikan materi
pembelajaran diamati oleh observer. observer melakukan pengamatan selama
proses pembelajaran pengamatan itu meliputi kinerja guru, aktivitas siswa dan
hasil belajar matematika siswa dan memberi penilaian terhadap proses
pembelajaran. Secara umum dapat dikatakan pembelajaran siswa pertemuan siklus
II kriteria Sangat Baik dapat dilihat pada tabel hasil observasi siswa di bawah ini.
Tabel 4.6
Hasil Penilaian Observasi Aktivitas Guru Siklus II
No AKTIVITAS GURU K C B
1) Membuka pelajaran
2) Memotivasi siswa
3) Penguasaan materi
4) Penyajian materi
5) Metode
6) Bimbingan terhadap siswa
7) Pelaksanaan tugas kelompok dan evaluasi
8) Pelaksanaaan sesuai dengan alokasi waktu
9) Penggunaan alat peraga
10) Mengakhiri pembelajaran
Kategori Jumlah Siswa Persentase Keterangan
≥ 67 24 85,71% Tuntas
< 67 4 14,,28% Tidak Tuntas
Jumlah 28 100%
Nilai rata-rata 79,64%
KKM 67
49
Tabel 4.7
Hasil Penilaian Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
NO AKTIVITAS SISWA K C B
1 Ketetarikan siswa dalam pembelajaran
2 Perhatian siswa pada penjelasan materi
3 Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran
4 Kemampuan siswa membuat hipotesis
5 Keaktifan siswa dalam berdiskusi untuk memecahkan
masalah
6 Kemampuan siswa dalam membuat laporan
Berdasarkan hasil observasi guru pada tabel diatas dalam memotivasi
siswa sudah cukup baik dan penyajian materi juga sudah cukup baik serta
pelaksanaan pembelajaran dengan alokasi waktu sudah cukup baik. Sedangkan
untuk hasil observasi siswa sudah cukup baik.
3) Refleksi Siklus II
Pada siklus 2 diadakan refleksi proses pembelajaran. Refleksi diadakan
dengan melibatkan satu teman sejawat. Kegiatan refleksi bertujuan untuk
mendapatkan kritik dan saran dari teman sejawat selaku observer, agar
pada siklus dua hasil evaluasi pembelajaran mencapai targetyang telah
ditentukan. Hasil refleksi tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Pertemuan pertama, kegiatan yang dilakukan peneliti sudah cukup
baik, sehingga perlu ada perbaikan dipertemuan selanjutnya.
(2) Pertemuan kedua, guru sudah baik dalam mengajar dan siswa mulai
berinteraksi dengan guru dan teman sekitar. Siswa kelihatan senang
dalam pembelajaran yang dilaksanakan. Kekurangan-kekurangan yang
dipertemuan pertama siklus II sudah sangat baik guru.
4.5 Hasil Penelitian
a) Hasil Kegiatan Guru dalam Menerapkan Model Numbered Head
Together
Data yang diperoleh dari pengamatan dalam penelitian ini meliputi
hasil pembelajaran dan kegiatan pembelajaran baik dari siklus 1 dan siklus 2
sebagai berikut:
50
1) Hasil pengamatan kegiatan mengajar guru dengan model Numbered Head
Together. Setelah diamati oleh observer aktivitas guru dalam mengajar
dengan menggunakan model Numbered Head Together diperoleh guru
telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kisi-kisi pembelajaran
Numbered Head Together
2) Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Setelah diamati dan dicatat oleh peneliti mengenai hasil belajar siswa kelas
IV SD Negeri Kutowinangun 04 pada pelajaran Matematika pokok
bahasan Pecahan seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.8
Tabel Perbandingan Hasil Belajar Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
Kategori Pra siklus Siklus I Siklus II
Keterangan f % F % f %
≥67 7 25% 17 60,71% 24 85,71% Tuntas
<67 21 75% 11 39,28% 4 14,28% Tidak Tuntas
Jumlah 28 100% 28 100% 28 100%
Nilai rata-
rata 62,17 69,64 79,64
KKM 67
Berdasarkan hasil belajar pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai
prasiklus, dari 28 siswa sebanyak 7 siswa atau 25% yang berada di atas KKM
≥67, pada siklus I setelah peneliti melakukan tindakan menggunakan
pembelajaran model Numbered Head Together sebanyak 3 kali pertemuan hasil
belajar siswa meningkat dari 28 siswa, sebanyak 17 siswa atau 60,71% yang
berada di atas KKM ≥67, selanjutnya peneliti melakukan tindakan lanjut pada
siklus II masih menggunakan pembelajaran model Numbered Head Together dari
28 siswa, terdapat 24 siswa atau 85,71% yang berada di atas KKM ≥67.
Berdasarkan hasil belajar di atas menunjukan bahwa pembelajaran Model
Numbered Head Together dapat meningkatkan hasi belajar siswa kelas IV SD
Negeri Kutowinangun 04.
4.6 Hasil Belajar
Pengertian hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah melaksanakan pengalaman belajarnya. Dari analisis didapat
51
perbandingan peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari
tabel dibawah ini:
Tabel. 4.9
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri
Kutowinangun 04 Prasiklus, Siklus 1dan Siklus 2
Nilai Tuntas Tidak tuntas Rata-rata
Prasiklus 7 21 62,17
Siklus 1 17 11 69,64
Siklus 2 24 4 79,64
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dan ketuntasan belajar
siswa sebelum tindakan kelas dilaksanakan mengalami peningkatan dari nilai rata-
rata 62,17 dengan ketuntasan klasikal 25% dan setelah dilaksanakan tindakan
dengan Model Numbered Head Together dalam pembelajaran nilai rata-rata siklus
1 menjadi 69,64 dengan ketuntasan klasikal 60,71%, sedangkan pada siklus 2 nilai
rata-rata siswa meningkat menjadi 79,64 dengan ketuntasan klasikal mencapai
79,64% dan semua nilai individu siswa kelas IV mengalami peningkatan.
4.7 Pembahasan
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas 4 SDN Kutowinangun 04
semester II tahun ajaran 2015/2016. Adapun subjek penelitian ini adalah siswa
kelas 4 SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga Semester II tahun ajaran 2015/2016.
Jumlah siswa kelas 4 adalah 28 siswa, terdiri dari 15 laki-laki dan 13 perempuan.
Penelitian ini dalam 2 siklus, setiap siklus berlangsung 3 kali pertemuan.
Berdasarkan hasil observasi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa masih
rendah, hal ini disebabkan karena siswa kurang aktif dlam pembelajaran dan
kurang semangat untuk mengikuti pelajaran matematika. Dan menurut beberapa
siswa di SD Negeri Kutowinangun 04 mereka beranggapan bahwa pelajaran
matematika merupakan pelajaran yang dianggap paling sulit.
Melihat hal itu maka diadakan tindakan dengan bekerjasama dengan guru
kelas yang telah direncanakan pada siklus 1. Penilaian dalam penelitian ini
menggunakan dua cara yaitu secara tes dan non tes. Teknik tes untuk mengukur
aspek kognitif siswa berupa 10 soal pilihan ganda pada siklus 1. Teknik non tes
yaitu aspek psikomotorik dan aspek afektif. Pelaksanaan siklus 1 dimulai oleh
guru yaitu dnegan memberikan salam, mengecek kehadiran siswa, melakukan
52
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Sedangkan aktivitas siswa
yaitu maju kedepan kelas dan menjawab pertanyaan dari guru. Siswa sudah
mampu melakukan persentasi dengan baik. Secara keseluruhan yang dilakukan
oleh guru maupun siswa di siklus 1 dalam penggunaan model Numbered Head
Together sudah baik. perolehan hasil belajar matematika melalui model Numbered
Head Together pada siklus I sebanyak 17 siswa (60,71%) mengalami ketuntasan
dan sebanyak 11 siswa (39,28%) mengalami ketidaktuntasan. Pembelajaran
matematika belum mencapai tujuan yang diharapkan guru, sehingga perlu
dilaksanakan pembelajaran di siklus 2. Secara keseluruhan pada siklus 2, baik dari
guru maupun siswa sudah melaksanakan penerapan model Numbered Head
Together. Guru sudah mulai menyiapkan tahap persiapan kesiapan ruang, materi,
alat peraga, media pembelajaran, kesiapan siswa, memberi salam, apersepsi dan
tujuan pembelajaran. Siswa sangat bagus dan tertib selama mengikuti pelajaran,
semua siswa terlihat benar-benar fokus memperhatikan guru dan sudah fokus pada
pelajaran, hal ini terbukti dari ketika guru bertanya, siswa menjawab dan banyak
yang aktif dan antusias menjawab. Perolehan hasil belajar matematika melalui
model Numbered Head Together pada siklus 2 sabanyak 24 siswa (85,71%)
mengalami ketuntasan.
Perbedaan penelitian yang dilakukan antara penelitian sebelumnya dengan
Penggunaan Metode NHT (Numbered Heads Together) Untuk Meningkatkan
Keaktifan Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Banyumundul 02,
Kabupaten Wonosobo yang dilakukan oleh Yuni Winarti dan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe NHT terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV SD
Kepohkencono 01 yang dilakukan oleh Christina Sumantri dengan penelitian ini
adalah peneliti hanya menggunakan dan menerapkan metode pembelajarannya
saja tanpa menambah standar proses yang lain. Langkah-langkah metode
pembelajaran picture and picture dimodifikasi dengan standar proses yang terdiri
dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Dalam penelitian ini KKM sama dengan KKM sekolah. Dalam penelitian
ini KKM yang ditetapkan 67. Hasil penelitian Numbered Head Together sudah
dipastikan dapat meningkatkan hasil belajar Matematika. Pada penelitian ini
53
peneliti terjun langsung dalam penerapan model Numbered Head Together
sehingga langkah-langkah pembelajaran dapat diterapkan dengan maksimal.
Karena guru belum terbiasa menggunakan Model Numbered Head Together maka
hal ini dapat menjadi alternatif pembelajaran oleh guru. Selain itu, sekolah juga
dapat memberikan masukan untuk menjadikan model pembelajaran Numbered
Head Together sebagai model pembelajaran lain. Yang dapat diterapkan pada
pelajaran lain demi hasil belajar siswa. Untuk guru dapat menerapkan model
pendidikan yang tepat demi mendorong munculnya motivasi belajar siswa secara
khusus pada mata pelajaran matematika. Untuk siswa juga diharapkan dapat aktif
dalam pembelajaran.
Dengan adanya penelitian ini memberikan implikasi baik secara teoritis
maupun praktis.
1. Implikasi Teoritis
Setelah menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together
dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini dapat melengkapi dari
penelitian sebelumnya. Penerapan dengan penelitian ini adalah peneliti hanya
menggunakan dan menerapkan model pembelajarannya saja tanpa menambah
standar proses yang lain. Langkah-langkah model Numbered Head Together
dimodifikasi dengan standar proses yang terdiri dari kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
model Numbered Head Together disesuaikan dengan standar proses (eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi). Dalam menerapkan Numbered Head Together yaitu
guru menampilkan gambar terlebih dahulu, yang berisi urutan materi yang akan
dijelaskan oleh guru. Kemudian guru menerapkan kegiatan Numbered Head
Together yaitu guru membagi siswa dalam beberapa kelompok setiap kelompok
terdiri dari 4 orang anak, guru membaca soal quiz yang akan dijawab oleh setiap
kelompok, setelah itu setiap mengerjakan soal yang telah dibacakan dan yang
terakhir setiap perwakilan kelompok maju kedepan untuk mempersentasikan hasil
kelompoknya didepan kelas.
54
2. Implikasi Praktis
Pembelajaran dengan menerapkan model Numbered Head Together ini
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa yang semula tidak tuntas setelah
diadakan penelitian tindakan kelas menggunakan model Numbered Head
Together menjadi tuntas melalui 2 siklus yaitu tahap siklus 1 dan siklus 2.
Sehingga model Numbered Head Together dapat digunakan sebagai salah satu
cara meningkatkan hasil belajar. Penerapan model Numbered Head Together
dilakukan dengan cara guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
kemudian membacakan soal Quiz dan siswa menjawab soal quiz dengan
berdiskusi bersama teman-teman kelompoknya yang terakhir siswa
mempersentasikan hasil diskusinya didepan kelas. Dan jika jawaban yang dijawab
benar maka akan mendapatkan poin atau reward dan menempelkan gambar
reward tersebut di penilaian kelompok tersebut. Sehingga tercipta suasana belajar
menjadi lebih menyenangkan.
top related