bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 4.1.1 ......dalam tahap perencanaan siklus 1 kelas iv sd...
Post on 27-Jan-2021
2 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus (Kondisi Awal)
Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas IV SDN Karangduren 03
Tengaran Kabupaten Semarang semester 2 tahun 2013-2014 nampak bahwa
pembelajaran tematik belum pernah dilakukan. Pembelajaran yang dilakukan
berdasarkan mata pelajaran yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, IPS, IPA, PPKn,
dan SBdP. Guru tidak pernah mendesain pembelajaran menggunakan model dan
pendekatan tertentu seperti desain pembelajaran menggunakan model STAD
dengan pendekatan scientific. Langkah pembelajaran STAD dengan pendekatan
scientific adalah membentuk kelompok, menyimak atau mengamati, menanya,
belajar bersama, mencoba, menyimpulkan, mengkomunikasikan, melakukan kuis,
memberi penghargaan dan refleksi. Proses pembelajaran seperti dengan desain
STAD tidak nampak dalam pembelajaran yang dilaksanakan karena guru tidak
menyiapkan sendiri RPP yang digunakan tetapi menggunakan RPP dari internet.
Dalam melaksanakan pembelajaran guru tidak sesuai dengan langkah-langkah
RPP yang menjadi pedomannya. Pembelajaran yang dilakukan bersifat
konvensional yakni pembelajaran berpusat pada guru. Proses pembelajaran yang
nampak adalah siswa memberi salam pada guru, guru tidak menyampaikan tujuan
pembelajaran, guru menyampaikan materi pelajaran dan siswa hanya
mendengarkan penjelasan guru, siswa tidak pernah membentuk kelompok
sehingga interaksi antar siswa kurang, siswa tidak pernah diberi kesempatan untuk
menemukan konsep sendiri, dan siswa hanya aktif berbicara ketika diberi
pertanyaan oleh guru. Dalam pembelajaran seperti ini siswa nampak pasif dan
sulit untuk mengembangkan kreatifitas siswa dalam pembelajaran. Hal ini tentu
berdampak pula terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa.
Hasil belajar merupakan total skor yang diperoleh siswa melalui pengukuran
pada saat belajar dan pada hasil belajar sebagai hasil dari proses belajar. Hasil
belajar dapat diperoleh dari skor tes dan non tes. Berdasarkan data rapor semester
-
42
1 nampak bahwa hasil belajar siswa masih jauh dari harapan. Hasil belajar hanya
diperoleh dari tes saja, baik itu ulangan harian tertulis, tugas atau PR, UTS, dan
UAS. Untuk menentukan hasil belajar tidak menggunakan penskoran unjuk kerja
siswa.
Berdasarkan data distribusi hasil belajar prasiklus nampak bahwa skor
maksimal yang diperoleh siswa adalah 25, skor minimal adalah 20, dan rata-rata
skor secara klasikal adalah 22. Skor ini masih berupa angka-angka berdasarkan
hasil pengukuran dan belum memiliki makna. Maka dari itu perlu diadakan
penilaian untuk mengetahui apakah skor yang didapatkan siswa sudah dapat
dinyatakan tuntas atau belum tuntas. Skor siswa apat diukur menggunakan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM yang dipergunakan dalam penelitian
ini adalah KKM >90. Hasil penelitian pra siklus menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa dengan KKM >90 diperoleh data dari 30 siswa kelas IV belum ada yang
dinyatakan tuntas.
Berdasarkan perolehan skor hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri
Karangduren 03 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semester 1 tahun
2013-2014, maka perlu diadakan tindakan perbaikan pembelajaran demi membatu
meningkatkan hasil belajar siswa. Perlu upaya untuk menindak lanjutinya melalui
penelitian tindakan kelas (PTK) sesuai dengan rancangan penelitian yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya. Dari hasil diskusi dengan teman sejawat dan
guru memberikan kesimpulan untuk menerapkan strategi pembelajaran yang
mampu membuat hasil belajar siswa meningkat dan memberdayakan siswa dalam
pembelajaran tematik dengan mengembangkan aktifitas siswa. Strategi
pembelajaran yang akan digunakan dalam tindakan kelas yaitu pembelajaran pada
kurikulum 2013 dengan menggunakan pendekatan scientific dan model
pembelajaran STAD yang akan dilaksanakan dalam tiga siklus.
4.1.2 Hasil Penelitian Pelaksanaan Siklus I
Dalam pelaksanaan tindakan siklus 1 menggunakan model STAD dengan
pendekatan scientific kelas IV SD Negeri Karangduren 03 Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang semester 2 tahun 2013/2014 melalui 3 prosedur. Prosedur
-
43
yang dilakukan dalam pelaksanaan siklus 1 yaitu tahap perencanaan, tahap
implementasi dan observasi, dan tahap refleksi.
1. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan siklus 1 kelas IV SD Negeri Karangduren 03
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang disusun RPP dan perangkat
pembelajaran. RPP dirancang untuk 2 kali pertemuan, alokasi waktu 5 x 35 menit
dengan rincian pada pertemuan pertama 2 x 35 menit dan pada pertemuan kedua 3
x 35 menit, tema Aku dan Cita-Citaku, sub tema SDA dan Jenis Pekerjaan.
Dalam pembelajaran tematik ini meliputi mata pelajaran Bahasa Indonesia
dengan KD 3.3 Menggali informasi dari teks wawancara tentang jenis-jenis usaha
dan pekerjaan serta kegiatan ekonomi dan koperasi dengan bantuan guru dan
teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah
kosakata baku dan KD 4.3 Mengolah dan menyajikan teks wawancara tentang
jenis-jenis usaha dan pekerjaan serta kegiatan ekonomi dan koperasi secara
mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosa
kata baku. Mata pelajaran IPS dengan KD 3.1 Mengenal karya dua dan tiga
dimensi berdasarkan pengamatan dan KD 4.1 Menggambar alam berdasarkan
keindahan alam. Mata pelajaran IPA dengan KD 3.7 Mendeskripsikan hubungan
antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat dan KD
4.7 Menyajikan laporan tentang sumber daya alam dan pemanfaatannya oleh
masyarakat. Secara rinci integrasi antar KD dengan tema Aku dan Cita-Citaku
dapat disajikan melalui gambar 4.1 di bawah ini.
-
44
Gambar 4.1
Jaring Tema “Aku dan Cita-Citaku” Silkus 1
Perangkat pembelajaran yang disusun dalam RPP ini meliputi lembar
observasi untuk mengamati pelaksanaan aktivitas-aktivitas selama proses
pembelajaran tematik menggunakan model pembelajaran STAD dengan
pendekatan scientific, kisi-kisi penilaian, butir soal kuis, dan rubrik penilaian
kinerja. materi pembelajaran dengan judul Sumber Daya Alam dan Jenis
Pekerjaan.
2. Implementasi Tindakan dan Observasi Siklus 1
Implementasi tindakan siklus dilaksanakan pada tanggal 22-24 Maret 2014
melalui kegiatan pembelajaran yang terbagi dalam 2 kali pertemuan.
a. Pertemuan pertama
Kegiatan awal dalam pembelajaran ini, siswa mengucapkan “selamat pagi
pak guru” kemudian guru menjawab salam dari siswa, setelah itu guru mengecek
kehadiran siswa apakah semua siswa sudah berada alam kelas. Siswa bernyanyi
“naik delman” bersama guru, kemudian siswa menyimak informasi tentang tema
dan tujuan pembelajaran yang akan di capai, serta menyimak penjelasan langkah-
langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD dengan
pendekatan scientific tentang sumber daya alam kaitannya dengan jenis pekerjaan.
Kompetensi Dasar
1. Bahasa Indonesia
3.3 Menggali informasi dari teks
wawancara tentang jenis-
jenis usaha dan pekerjaan
serta kegiatan ekonomi dan
koperasi dengan bantuan
guru dan teman dalam
bahasa Indonesia lisan dan
tulis dengan memilih dan
memilah kosakata baku.
4.3 Mengolah dan menyajikan
teks wawancara tentang
jenis-jenis usaha dan
pekerjaan serta kegiatan
ekonomi dank operasi secara
mandiri dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis
dengan memilih dan
memilah kosa kata baku.
Kompetensi Dasar
2. IPS
3.1 Mengenal karya
dua dan tiga
dimensi
berdasarkan
pengamatan.
4.1 Menggambar alam
berdasarkan
keindahan alam.
Kompetensi Dasar
3. IPA
3.7 Mendeskripsikan hubungan
antara sumber daya alam
dengan lingkungan,
teknologi, dan masyarakat.
4.7 Menyajikan laporan tentang
sumber daya alam dan
pemanfaatannya oleh
masyarakat.
SDA dan Jenis
Pekerjaan
-
45
Dalam kegiatan inti siswa membentuk kelompok dengan masing-masing
kelompok beranggotakan 5 siswa. Kemudian siswa menyimak teks materi tentang
sumber daya alam kaitannya dengan jenis pekerjaan, guru meminta siswa dengan
nomer absen 5 untuk membacakan teks materi dengan suara yang keras dan jelas
sedangkan siswa lain diminta untuk menyimaknya. Setelah itu guru memancing
siswa untuk menanya tentang materi kaitan antara sumber daya alam di sustu
daerah dengan jenis pekerjaan masyarakatnya. Selanjutnya siswa membuat daftar
pertanyaan sesuai dengan data sumber daya alam kaitannya dengan jenis
pekerjaan dalam lembar kerja siswa secara berkelompok. Daftar pertanyaan yang
dibuat siswa ditukarkan dengan kelompok lain. Daftar pertanyaan dari kelompok
1 ditukarkan dengan kelompok 2, daftar pertanyaan kelompok 3 ditukarkan
dengan kelompok 4, dan daftar pertanyaan kelompok 4 ditukarkan dengan
kelompok 6. Setelah semua kelompok mendapatkan daftar pertanyaan, kemudian
siswa dalam kelompok belajar bersama untuk menalar jawaban dari pertanyaan
yang ada. Setelah semua kelompok selesai dengan tugasnya kemudian siswa
bersama guru membahas jawaban dari pertanyaan yang telah dibuat kelompok.
Kegiatan penutup, siswa bersama guru membuat penegasan kembali tentang
keterkaitan antara sumber daya alam dengan jenis pekerjaan yang memanfaatkan
sumber daya alam di suatu daerah tertentu. Mengakhiri pembelajaran guru
bersama siswa berdoa sesuai keyakinan masing-masing.
b. Pertemuan kedua
Kegiatan awal siswa mengucapkan selamat pagi kepada guru, kemudian
guru mengecek kehadiran siswa. Siswa mengungkapkan kembali keterkaitan
antara sumber daya alam dan jenis pekerjaan yang telah dilakukan pada
pertemuan sebelumnya. Siswa menyimak tujuan yang akan dicapai menjelaskan
berbagai jenis sumber daya alam yang digunakan dalam melakukan kerja atau
usaha serta langkah-langkah pembelajaran menggunakan model STAD dengan
pendekatan scientific.
Kegiatan inti siswa membentuk kelompok sesuai kelompok pada pertemuan
sebelumnya. Kemudian, dengan bimbingan guru siswa melakukan wawancara
-
46
untuk mengetahui sumber daya alam yang ada di suatu daerah serta jenis
pekerjaan yang ada. Setiap kelompok menunjuk salah satu anggota kelompoknya
untuk diwawancarai. Sebelum melakukan wawancara siswa membuat daftar
pertanyaan terlebih dahulu tentang kaitan sumber daya alam dan jenis pekerjaan.
Setelah itu siswa melakukan wawancara bersama dengan teman satu
kelompoknya. Setelah siswa memperoleh informasi tentang sumber daya alam di
suatu daerah dan pekerjaan yang dilakukan masyarakat, siswa menceritakan hasil
wawancaran tentang SDA dan jenis pekerjaan. Berdasarkan data wawancara yang
diperoleh, siswa menggambarkan sebuah pekerjaan dan mendeskripsikan gambar
yang dibuatnya. Setelah itu, siswa mempresentasikan hasil wawancara dan
deskripsi gambar kaitannya dengan sumber daya alam dan jenis pekerjaan.
Presentasi dimulai dari kelompok 1, kemudian dilanjutkan kelompok 2, kelompok
3, kelompok 4, kelompok 5, dan yang terkhir adalah kelompok 6. Setelah semua
kelompok selesai presentasi, siswa mengerjakan lembar kerja yang berisi
menjodohkan data sumber daya alam dengan jenis pekerjaan yang sesuai. Dari
data tersebut siswa dapat menyimpulkan tentang pengelompokkan sumber daya
alam hayati dan sumber daya alam nonhayati. Langkah terakhir siswa melakukan
kuis secara individu untuk menjelaskan berbagai jenis sumber daya alam yang
digunakan dalam melakukan kerja/usaha. Soal yang diajukan sebanyak 10 soal.
Pada sesi pertama guru memberi pertanyaaan pada tiap kelompok secara
berurutan dimulai dari kelompok 1, kemudian kelompok 2, kelompok 3,
kelompok 4, kelompok 5, dan yang terakhir adalah kelompok 6. Masing-masing
kelompok diberi 1 pertanyaan berupa pertanyaan uraian. Pada sesi kedua, guru
memberi kesempatan pada siswa untuk menjawab satu kali lagi pertanyaan yang
diajukan oleh guru. Guru membacakan 1 pertanyaan diajukan pada kelompok 1
dan kelompok 2. Masing-masing anggota kelompok berupaya untuk menjawab
pertanyaan dari guru. Kemudian guru membacakan 1 pertanyaan untuk kelompok
3 dan kelompok 4, dan masing-masing anggota berupaya untuk menjawab
pertanyaan. Setelah itu guru membacakan 1 pertanyaan untuk kelompok 5 dan
kelompok 6, dan msing-masing anggota berupaya untuk menjawab pertanyaan.
-
47
Pertanyaan terakhir, diajukan untuk siswa yang belum berkesempatan menjawab
pada sesi kedua.
Pada kegiatan akhir guru bersama siswa membuat penyimpulan dari
pembelajaran, memberi kesempatan pada siswa untuk menyakan hal-hal yang
belum dipahami dari materi pembelajaran. Kemudian guru mengumumkan
perolehan skor tertinggi yang diperoleh kelompok dan refleksi pembelajaran.
Untuk menutup proses pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa menurut
kepercayaan masing-masing.
Dalam implementasi tindakan, secara bersamaan dilakukan observasi
terhadap langkah-langkah menggunakan model pembelajaran tipe STAD dengan
pendekatan scientific. Obeserver yang menjadi pengamat jalannya pembelajaran
dari awal sampai akhir adalah teman sejawat. Lembar observasi implementasi
tindakan menggunakan model pembelajaran tipe STAD dengan pendekatan
scientific sub tema Aku dan Cita-Citaku terdiri dari 22 butir.
3. Refleksi Siklus 1
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 1 ini maka
selanjutnya diadakan refleksi. Refleksi dilakukan melalui diskusi antara observer,
guru kelas dan peneliti tentang hasil observasi implementasi tindakan. Sedangkan
refleksi terhadap hasil belajar dilakukan berdasarkan hasil analisis statistik
sederhana. Penskoran hasil belajar siklus I menggunakan penilaian tes dan non
tes. Penskoran tes siklus I melalui kuis secara individu dan penskoran no tes
melalui unjuk kerja siswa. Bobot skor unjuk kerja adalah 70% dan kuis adalah
30%. Pembelajaran yang nampak dalam pelaksanaan tindakan siklus I adalah:
1. Rancangan pembelajaran sudah di desain sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran STAD dengan pendekatan scientific.
2. Pembelajaran nampak berjalan baik sesuai dengan RPP yang telah disiapkan
meskipun guru baru menerapkan pembelajaran tematik menggunakan model
pembelajaran tipe STAD pendekatan scientific.
3. Siswa dapat terlibat secara langsung dalam aktivitas pembelajaran tematik
yang menggunakan model pembelajaran tipe STAD dengan pendekatan
scientific.
-
48
Di sisi lain, melalui pembelajaran tematik pada siklus 1 menunjukkan ada
beberapa kelemahan yaitu:
1. Dalam pembentukan kelompok memerlukan waktu yang agak lama yaitu
±15 menit. Solusinya guru membantu proses pembentukan kelompok.
2. Belum semua anggota kelompok aktif bekerjasama dalam menyelesaikan
tugas dari guru. Solusinya guru selalu memantau belajar siswa dan
memotivasi siswa.
3. Dalam pelaksanaan kuis belum berjalan baik karena siswa belum tertib
dalam menjawab soal. Solusinya sebelum melakukan kuis guru memberikan
penegasan kembali tentang peraturan kuis.
4. Alokasi waktu kurang terkontrol dengan baik ketika siswa mengerjakan
tugas dari guru. Solusinya guru lebih tegas dalam memberi waktu siswa
dalam mengerjakan tugas.
5. Ketuntasan belajar siswa kelas IV SDN Karangduren 03 Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang dalam pembelajaran tematik siklus I belum
mencapai kriteria ketuntasan yang diharapkan yaitu 90% dari 30 siswa
dengan KKM >90. Siswa yang tuntas sebanyak 13 siswa (43%) dari 30
siswa. Solusinya guru melakukan perbaikan pada siklus II.
Hasil belajar tema “aku dan cita-citaku” siklus 1 nampak ada distribusi
penyebaran skor yang secara rinci disajikan dalam tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1
Distribusi Hasil Belajar Tematik SDA dan Jenis Pekerjaan Siklus 1
Skor Hasil Belajar Frekuensi Presentase (%)
71-80 9 30
81-90 8 26,7
91-100 13 43,3
Jumlah 30 100
Sumber: Data Primer
-
49
0
5
10
15
71-80 81-90 91-100
Jum
lah S
isw
a
Skor
Berdasarkan tabel 4.1 hasil belajar siswa kelas IV pada siklus I
menunjukkan peolehan skor minimal adalah 71, skor maksimal adalah 100,
sedangkan rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa adalah 86,4. Siswa yang
memperoleh skor pada interval 71-80 sebanyak 9 siswa atau 30% sedangkan
siswa yang memperoleh skor pada interval 91-100 sebanyak 13 siswa atau 43,3%.
Persebaran distribusi skor hasil belajar dapat disajikan dalam bentuk histogram
4.1 berikut ini.
Sumber: data primer
Gambar 4.2
Histogram Distribusi Hasil Belajar Tematik SDA
Dan Jenis Pekerjaan Siklus 1
Gambar nomor 4.2 tentang histogram disribusi hasil belajar tematik SDA
dan jenis pekerjaan siklus I nampak bahwa batang teringgi diperoleh sebanyak 13
siswa atau 43,3% dari 30 siswa pada interval skor 91-100. Sedangkan batang
terendah diperoleh sebanyak 8 siswa atau 26,7% dari 30 siswa pada interval skor
81-90.
Hasil belajar juga dapat diketahui melalui besarnya ketuntasan belajar.
Dalam menentukan ketuntasan belajar yang dipergunakan adalah kriteria
ketuntasan minimal (KKM) sebesar >90. Bila skor siswa >90 maka siswa
dinyatakan tuntas sedangkan siswa yang memperoleh skor
-
50
43%
57% Tuntas
Tidak Tuntas
Tabel 4.2
Distribusi Ketuntasan Belajar Tematik SDA
dan Jenis Pekerjaan Siklus 1
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 4.2 tentang Distribusi Ketuntasan Belajar Tematik SDA
dan Jenis Pekerjaan, nampak bahwa pada siklus 1 terdapat 17 siswa atau 57% dari
30 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar dengan KKM >90 dan
sebanyak 13 siswa atau 43% dari 30 siswa dinyatakan tuntas dengan KKM >90.
Disamping tabel 4.2 tentang Ketuntasan belajar siswa juga dapat digambarkan
dengan diagram lingkaran distribusi ketuntasan belajar seperti disajikan melalui
gambar 4.3 di bawah ini.
Sumber: data primer
Gambar 4.3
Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Belajar Tematik SDA
dan Jenis Pekerjaan Siklus I
Dengan melihat gambar 4.3 Diagram Lingkaran Distribusi Hasil Belajar
Siklus 1 di atas nampak bahwa siswa yang tuntas lebih kecil presentasenya
dibanding siswa yang tidak tuntas. Sebanyak 43% siswa dinyatakan tuntas
ditunjukkan oleh warna biru sedangkan 57% siswa dinyatakan tidak tuntas
No Skor Ketuntasan Frekuensi Persentase (%)
1 >90 Tuntas 13 43%
2
-
51
ditunjukkan oleh warna merah pada gambar diagram lingkaran. Penilaian pada
siklus 1 menggunakan tes melalui kuis dan penilaian non tes melalui penilaian
unjuk kinerja siswa, bobot skor tes adalah 70% dan bobot skor non tes 30%.
4.1.2 Hasil Penelitian Pelaksanaan Siklus II
Dalam pelaksanaan tindakan siklus II menggunakan model STAD dengan
pendekatan scientific kelas IV SD Negeri Karangduren 03 Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang semester 2 tahun 2013/2014 melalui 3 prosedur. Prosedur
yang dilakukan dalam pelaksanaan siklus 1 yaitu tahap perencanaan, tahap
implementasi dan observasi, dan tahap refleksi.
1. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan siklus II kelas IV SD Negeri Karangduren 03
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dilakukan penyusunan RPP dan
perangkat pembelajaran. RPP dirancang untuk 2 kali pertemuan, alokasi waktu 5
x 35 menit dengan rincian pada pertemuan pertama 2 x 35 menit dan pada
pertemuan kedua 3 x 35 menit, tema Aku dan Cita-Citaku, sub tema Jenis
Pekerjaan di Bidang Seni.
Dalam pembelajaran tematik ini meliputi mata pelajaran IPS dengan KD 3.4
Memahami kehidupan manusia dalam kelembagaan sosial, ekonomi, pendidikan,
dan budaya di masyarakat sekitar dan KD 4.4 Mendiskripsikan kehidupan
manusia dalam kelembagaan sosial, pendidikan, ekonomi, dan budaya di
masyarakat seitar. Untuk mata pelajaran SBdP dengan KD 3.4 Mengetahui
berbagai alur, cara, dan pengolahan media karya kreatif dan KD 4.2 Membuat
karya seni kolase dengan berbagai bahan. Bahasa Indonesia dengan KD 3.1
Menggali informasi dari teks laporan hasil pengamatan tentang gaya, gerak,
energi panas, bunyi, dan cahaya dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa
Indnesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku dan KD 4.1
Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan hasil pengamatan tentang
gaya, gerak, energi panas, bunyi, dan cahaya dalam bahasa Indonesia lisan dan
tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku. Integrasi antar KD dengaan
tema Aku dan Cita-Citaku dapat disajikan melalui gambar 4.4 berikut ini.
-
52
Gambar 4.4
Jaring Tema “Aku dan Cita-Citaku” Siklus II
Perangkat pembelajaran yang disusun dalam RPP ini meliputi lembar
observasi untuk mengamati pelaksanaan aktivitas-aktivitas selama proses
pembelajaran tematik menggunakan model pembelajaran STAD dengan
pendekatan scientific, materi pembelajaran dengan judul Kolase dan Jenis
Pekerjaan Dibidang Seni, kisi-kisi penilaian, butir soal kuis, dan rubrik penilaian
kinerja.
2. Implementasi Tindakan dan Observasi Siklus II
Implementasi tindakan siklus dilaksanakan pada tanggal 28-29 Maret 2014
melalui kegiatan pembelajaran yang terbagi dalam 2 kali pertemuan dengan
alokasi waktu pertemuan pertama 2x35 menit dan pertemuan kedua 3x35 menit.
a. Pertemuan pertama
Kegiatan awal dalam pembelajaran ini, siswa mengucapkan “selamat pagi
pak guru” kemudian guru menjawab salam dari siswa. Guru mengecek kehadiran
Kompetensi Dasar
2. Bahasa Indonesia
3.1 Menggali informasi dari teks
laporan hasil pengamatan
tentang gaya, gerak, energi
panas, bunyi, dan cahaya
dengan bantuan guru dan
teman dalam bahasa Indnesia
lisan dan tulis dengan memilih
dan memilah kosakata baku.
4.1. Mengamati, mengolah, dan
menyajikan teks laporan hasil
pengamatan tentang gaya,
gerak, energi panas, bunyi,
dan cahaya dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis
dengan memilih dan memilah
kosakata baku
Kompetensi Dasar
2. IPS
3.4 Memahami kehidupan
manusia dalam
kelembagaan sosial,
ekonomi, pendidikan, dan
budaya di masyarakat
sekitar.
4.4 Mendiskripsikan kehidupan
manusia dalam
kelembagaan sosial,
pendidikan, ekonomi, dan
budaya di masyarakat
seitar.
Kompetensi Dasar
3. SBdP
3.4 Mengetahui berbagai
alur, cara, dan
pengolahan media karya
kreatif.
4.2 Membuat karya seni
kolase dengan berbagai
bahan.
Pekerjaan di
Bidang Seni
-
53
siswa. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan mengajak siswa menyanyikan
lagu naik kereta api, siswa menyimak informasi tentang tema dan tujuan
pembelajaran yang akan di capai, serta menyimak penjelasan tentang langkah-
langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD dengan
pendekatan scientific.
Dalam kegiatan inti siswa membentuk kelompok dengan masing-masing
kelompok beranggotakan 5 orang sesuai kelompok pada siklus 1. Siswa
menyimak gambar jenis pekerjaan di bidang seni. Setelah menyimak gambar
siswa membuat daftar pertanyaan sesuai gambar jenis pekerjaan di bidang seni
yang ada. Setelah itu, daftar pertanyaan yang telah dibuat oleh tiap kelompok
ditukarkan dengan kelompok lain. Daftar pertanyaan kelompok 1 ditukarkan
dengan kelompok 2, kelompok 3 dengan kelompok 4, dan kelompok 5 dengan
kelompok 6. Masing-masing kelompok yang sudah mendapat pertanyaan belajar
bersama dalam menalar jawaban pertanyaan tentang jenis pekerjaan di bidang
seni. Setelah masing-masing kelompok selesai dengan tugasnya, guru
membimbing siswa membahas bersama pertanyaan dan jawaban yang telah
dikerjakan oleh kelompok. Selanjutnya siswa menganalisis kata sambung yang
ada dalam teks materi kaitannya dengan karya seni kolase. berdasarkan hasil
analisis, siswa berupaya untuk menjelaskan fungsi kata sambung yang ada dalam
teks materi. Setelah semua kelompok selesai dengan tgasnya, guru menunjuk
secara acak untuk menyebutkan kata sambung yang ada dan menjelaskan
fungsinya.
Pada kegiatan siswa bersama guru membuat penyimpulan dari pembelajaran
yang telah dilakasanakan dan membuat penegasan terhadap analisis siswa.
Kemudian guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama siswa.
b. Pertemuan kedua
Dalam kegiatan awal siswa mengucapkan “selamat pagi pak guru”
kemudian guru menjawab salam dari siswa. Siswa mengungkapkan kembali
tentang karya seni kolase dan jenis pekerjaan dibidang seni, siswa menyimak
tujuan dan langkah-langkah pembelajaran menggunakan model STAD dengan
pendekatan scientific tentang pekerjaan dibidang seni.
-
54
Pada kegiatan inti, siswa membentuk kelompok dengan anggota 5 siswa tiap
kelompok, guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk mengaitkan materi
dengan pertemuan sebelumnya tentang pekerjaan dibidang seni. Kemudian guru
mendemonstrasikan contoh mendekorasi sebuah gambar menggunakan teknik
kolase. Sesuai dengan demonstrasi guru, secara berkelompok siswa bekerjasama
untuk mendekorasi gambar yang sudah disediakan oleh guru. Selesai mendekorasi
gambar, siswa diminta untuk mendeskripsikan karya yang telah dibuatnya.
Setelah semua kelompok selesai dengan tugasnya guru membimbing siswa untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Siswa mempresentasikan mengenai
bahan yang digunakan untuk membuat karya seni kolase, cara membuatnya, dan
deskripsi gambar yang didekorasi. Kelompok pertama yang mempresentasikan
hasil kerjanya adalah kelompok 6, kemudian kelompok 5, kelompok 4, kelompok
3, kelompok 2, dan yang terakhir adalah kelompok 1. Dengan pemberian
penghargaan, secara lisan siswa dapat menyebutkan pekerjaan di bidang seni yang
ada di masyarakat. Setelah itu guru mengadakan kuis secara individu yaitu siswa
diminta menjelaskan berbagai pekerjaan seni dan peranannya di masyarakat.
Sebelum melakukan kuis guru menjelaskan aturan dan mengadakan kesepakatan
dengan siswa agar kuis dapat berjalan baik.
Pada kegiatan akhir guru bersama siswa membuat penyimpulan dari
pembelajaran mengenai pekerjaan di bidang seni dikaitkan dengan cita-cita, guru
memberi kesempatan pada siswa untuk menyakan hal-hal yang belum dipahami
dari materi pembelajaran. Kemudian guru mengumumkan perolehan skor tertinggi
yang diperoleh kelompok dan refleksi pembelajaran. Untuk menutup proses
pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa menurut kepercayaan masing-
masing.
Dalam implementasi tindakan, secara bersamaan dilakukan observasi
terhadap langkah-langkah menggunakan model pembelajaran tipe STAD dengan
pendekatan scientific. Obeserver yang menjadi pengamat jalannya pembelajaran
dari awal sampai akhir adalah teman sejawat. Lembar observasi implementasi
tindakan menggunakan model pembelajaran tipe STAD dengan pendekatan
scientific sub tema Aku dan Cita-Citaku terdiri dari 22 butir.
-
55
3. Refleksi Siklus II
Langkah selanjutnya, pembelajaran pada siklus II ini diadakan refleksi.
Refleksi dilakukan melalui diskusi antara observer, guru kelas dan peneliti tentang
hasil observasi implementasi tindakan. Sedangkan refleksi terhadap hasil belajar
dilakukan berdasarkan hasil analisis statistik sederhana. Penskoran hasil belajar
siklus I menggunakan penilaian tes dan non tes. Penskoran tes siklus I melalui
kuis secara individu dan penskoran no tes melalui unjuk kerja siswa. Bobot skor
unjuk kerja adalah 70% dan kuis adalah 30%. Pembelajaran yang nampak dalam
pelaksanaan tindakan siklus II adalah:
1. Rancangan pembelajaran sudah di desain sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran STAD dengan pendekatan scientific.
2. Pembelajaran nampak berjalan baik sesuai dengan RPP yang telah disiapkan
meskipun guru baru menerapkan pembelajaran tematik menggunakan model
pembelajaran tipe STAD pendekatan scientific.
3. Siswa dapat terlibat secara langsung dalam aktivitas pembelajaran tematik
yang menggunakan model pembelajaran tipe STAD dengan pendekatan
scientific.
4. Siswa dapat bekerjasama dalam kelompok dengan baik, hal ini nampak dari
interaksi siswa ketika melaksanakan tugas dari guru.
Di sisi lain, melalui pembelajaran tematik pada siklus II menunjukkan ada
kelemahan yaitu:
1. Alokasi waktu kurang termenejemen dengan baik ketika siswa membuat
karya seni kolase solusinya guru lebih tegas pada siswa dalam memberi
batasan waktu mengerjakan tugas.
2. Ketuntasan belajar siswa kelas IV SDN Karangduren 03 Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang dalam pembelajaran tematik siklus II belum
mencapai kriteria ketuntasan yang diharapkan yaitu 90% dari 30 siswa
dengan KKM >90. Siswa yang tuntas adalah 21 siswa (70%) dari 30 siswa.
Solusinya guru melakukan perbaikan pada siklus III.
-
56
0
5
10
15
20
25
71-80 81-90 91-100
Jum
lah
Sis
wa
Skor
Hasil belajar siklus II dengan menggunakan penilaian hasil tes melalui kuis
dan non tes melalui unjuk kerja. Secara rinci hasil belajar pada siklus II dapat
ditunjukkan dalam tabel 4.3 tentang distribusi hasil belajar berikut.
Tabel 4.3
Distribusi Hasil Belajar Tematik Jenis Pekerjaan
di Bidang Seni Siklus II
Skor Hasil Belajar Frekuensi Presentase (%)
71-80 2 6,7 %
81-90 7 23,3 %
91-100 21 70 %
30 100
Sumber data primer
Berdasarkan pada tabel 4.3 hasil belajar siswa pada siklus II menunjukkan
perolehan skor minimal adalah 78, skor maksimal adalah 100, dan skor rata-rata
adalah 94,1. Siswa yang memperoleh skor pada interval 71-80 sebanyak 2 siswa
atau 6,7% sedangkan siswa yang memperoleh skor pada interval 91-100 sebanyak
21 siswa atau 70%. Persebaran distribusi skor hasil belajar dapat disajikan dalam
bentuk histogram 4.5 berikut ini.
Sumber: data primer
Gambar 4.5
Histogram Distribusi Hasil Belajar Pekerjaan di Bidang Seni Siklus II
-
57
Pada gambar nomor 4.3 tentang histogram disribusi hasil belajar pekerjaan
di bidang seni siklus II nampak bahwa batang teringgi diperoleh sebanyak 21
siswa atau 70% pada interval 91-100. Sedangkan batang terendah diperoleh
sebanyak 2 siswa atau 6,7% pada interval skor 71-80.
Hasil belajar juga dapat diketahui melalui besarnya ketuntasan belajar.
Untuk menentukan ketuntasan belajar ditentukan menggunakan kriteria
ketuntasan minimal (KKM) sebesar >90. Secara rinci ketuntasan belajar 30 siswa
kelas IV SD Negeri Karangduren 03 disajikan melalui tabel 4.4 tentang distribusi
ketuntasan belajar berikut.
Tabel 4.4
Distribusi Ketuntasan Belajar Pekerjaan di Bidang Seni Siklus II
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, nampak bahwa pada siklus II terdapat 21 siswa
atau 70% dari 30 siswa sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM >90 dan
sebanyak 9 siswa atau 30% dari 30 siswa belum mencapai ketuntasan dengan
KKM >90. Skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 dan skor terendah 78
dengan rata-rata skor 92. Disamping tabel 4.3 tentang Ketuntasan belajar siswa
juga dapat digambarkan dengan diagram lingkaran distribusi ketuntasan belajar
seperti disajikan melalui gambar 4.6 di bawah ini.
No Skor Ketuntasan Frekuensi Persentase (%)
1 >90 Tuntas 21 70%
2
-
58
70%
30%
Tuntas
Tidak Tuntas
Sumber data primer
Gambar 4.6
Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar
Jenis Pekerjaan di Bidang Seni Siklus II
Pada gambar di atas nampak bahwa siswa yang tidak tuntas lebih kecil
persentasenya dibanding siswa yang tuntas. Sebanyak 70% siswa dinyatakan
tuntas ditunjukkan oleh warna biru sedangkan 30% siswa dinyatakan tidak tuntas
ditunjukkan oleh warna merah dalam diagram lingkaran. Penilaian tes pada siklus
II menggunakan tes melalui kuis dan penilaian non tes melalui penilaian observasi
kinerja siswa, bobot skor tes adalah 70% dan bobot skor non tes 30%.
4.1.2 Hasil Penelitian Pelaksanaan Siklus III
Dalam pelaksanaan tindakan siklus III menggunakan model STAD dengan
pendekatan scientific kelas IV SD Negeri Karangduren 03 Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang semester 2 tahun 2013/2014 melalui 3 prosedur. Prosedur
yang dilakukan dalam pelaksanaan siklus 1 yaitu tahap perencanaan, tahap
implementasi dan observasi, dan tahap refleksi.
1. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan siklus III kelas IV SD Negeri Karangduren 03
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dilakukan penyusunan RPP dan
perangkat pembelajaran. RPP dirancang untuk 2 kali pertemuan, alokasi waktu 4
x 35 menit dengan rincian pada pertemuan pertama 2 x 35 menit dan pada
pertemuan kedua 3 x 35 menit, tema Aku dan Cita-Citaku, sub tema Jenis
Pekerjaan di Bidang Seni.
-
59
Dalam pembelajaran tematik ini meliputi mata pelajaran Matematika
dengan KD 3.15 Mengenal sifat dari garis parallel. Mata pelajaran PPKn dengan
KD 3.2 Memahami hak dan kewajiban sebagai warga dalam kehidupan sehari-
hari di rumah, sekolah dan masyarakat dan KD 4.2 Melaksanakan kewajiban
sebagai warga di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat. Mata pelajaran IPS
dengan KD 3.4 Memahami kehidupan manusia dalam kelembagaan sosial,
ekonomi, pendidikan, dan budaya di masyarakat sekitar dan KD 4.4
Mendeskripsikan kehidupan manusia dalam kelembagaan sosial, pendidikan,
ekonomi, dan budaya di masyarakat sekitar. Integrasi antar KD dengaan tema
Cita-Citaku dapat disajikan melalui gambar 4.7 berikut ini.
Gambar 4.7
Jaring Tema “Aku dan Cita-Citaku” Siklus III
Perangkat pembelajaran yang disusun dalam RPP ini meliputi lembar
observasi untuk mengamati pelaksanaan aktivitas-aktivitas selama proses
pembelajaran tematik menggunakan model pembelajaran STAD dengan
pendekatan scientific, materi pembelajaran dengan judul Garis, materi Jenis
Pekerjaan Dibidang Seni, kisi-kisi penilaian, butir soal kuis, dan rubrik penilaian
kinerja.
Kompetensi Dasar
1. Matematika
3.15 Mengenal sifat dari
garis parallel
Kompetensi Dasar
2. IPS
3.4 Memahami kehidupan
manusia dalam
kelembagaan sosial,
ekonomi, pendidikan, dan
budaya di masyarakat
sekitar.
4.4 Mendeskripsikan
kehidupan manusia dalam
kelembagaan sosial,
pendidikan, ekonomi, dan
budaya di masyarakat
sekitar.
Kompetensi Dasar
2. PPKn
3.2 Memahami hak dan
kewajiban sebagai warga
dalam kehidupan sehari-
hari di rumah, sekolah
dan masyarakat.
4.2 Melaksanakan kewajiban
sebagai warga di
lingkungan rumah,
sekolah dan masyarakat.
Peduli
Lingkungan
-
60
2. Implementasi Tindakan dan Observasi Siklus III
Implementasi tindakan siklus dilaksanakan pada tanggal 2-3 April 2014
melalui kegiatan pembelajaran yang terbagi dalam 2 kali pertemuan dengan
alokasi waktu pertemuan pertama 2 x 35 menit dan pertemuan kedua 2 x 35
menit.
a. Pertemuan pertama
Kegiatan awal dalam pembelajaran ini, siswa mengucapkan salam kepada
guru, kemudian guru mengecek kehadiran siswa, guru melakukan apersepsi
dengan bercerita tentang pembangunan yang mengganggu kelestarian lingkungan
hidup dengan menunjukkan contoh menggunakan gambar, kemudian siswa
menyimak informasi tentang tema dan tujuan pembelajaran yang akan di capai
dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan menggunakan model
pembelajaran STAD dengan pendekatan scientific.
Dalam kegiatan inti siswa membentuk kelompok dengan masing-masing
kelompok beranggotakan 5 orang disesuaikan dengan kelompok pada pertemuan
sebelumnya. Siswa menyimak gambar yang berkaitan dengan garis dan
lingkungan hidup. Kemudian siswa membuat daftar pertanyaan kaitannya dengan
materi garis dan lingkungan hidup sesuai pada gambar. Siswa belajar bersama
dalam menalar jawaban pertanyaan tentang garis dan lingkungan hidup sesuai
pertanyaan yang ada dalam lembar kerja siswa. Setelah itu, siswa melakukan
percobaan menggunakan lidi untuk menemukan sifat garis parallel dan garis
berpotongan. Berdasarkan percobaan yang dilakukan siswa dapat menyimpulkan
konsep garis paralel dan berpotongan dan menjelaskannya. Siswa menganalisis
gambar yang ada dalam lembar kerja siswa kemudian menjawab pertanyaan
tentang garis paralel dan garis berpotongan serta membedakankannya.
Pada kegiatan akhir siswa bersama guru menegaskan kembali konsep garis
paralel dan berpotongan. Kemudian guru mengakhiri dengan salam penutup.
b. Pertemuan kedua
Pada kegiatan awal guru menerima salam dari siswa. Siswa mengungkapkan
kembali tentang pengertian garis parallel dan berpotongan serta perbedaannya.
-
61
Siswa menyimak tujuan dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dicapai
pada pertemuan saat ini.
Pada kegiatan inti, siswa membentuk kelompok sesuai pertemuan
sebelumya. Siswa menganalisis gambar kenampakan hutan kemudian siswa
belajar bersama dalam kelompok untuk menjawab pertanyaan kaitannya dengan
kenampakan alam. Siswa mengungkapakan pendapatnya mengenai perubahan
kenampakan hutan dari tahun ke tahun sesuai gambar yang diamati, menyebutkan
contoh pembangunan yang menyebabkan perubahan hutan, menjelaskan dampak
apa yang dapat ditimbulkan dari perubahan kenampakan hutan itu, dan pendapat
siswa untuk membangun daerahnya. Setelah siswa selesai mengerjakan tugas,
guru membimbing siswa untuk mempresentasikan pekerjaannya. Dengan
pemberian penghargaan siswa menyebutkan ide untuk melestarikan hutan. Setelah
itu, dengan arahan guru siswa melakukan kuis untuk menjelaskan kegiatan yang
dapat dilakukan di lingkungan masyarakat kaitannya dengan kegiatan menjaga
lingkungan.
Dalam kegiatan penutup guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
menyakan hal-hal yang belum dipahami siswa. Siswa dengan bimbingan guru
menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru memberikan
penghargaan pada kelompok yang memperoleh skor kuis tertinggi. Guru menutup
pembelajaran dengan salam.
Dalam implementasi tindakan, secara bersamaan dilakukan observasi
terhadap langkah-langkah menggunakan model pembelajaran tipe STAD dengan
pendekatan scientific. Obeserver yang menjadi pengamat jalannya pembelajaran
dari awal sampai akhir adalah teman sejawat. Lembar observasi implementasi
tindakan menggunakan model pembelajaran tipe STAD dengan pendekatan
scientific sub tema Aku dan Cita-Citaku terdiri dari 22 butir.
3. Refleksi Siklus III
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus III ini maka
selanjutnya diadakan refleksi. Refleksi dilakukan melalui diskusi antara observer,
guru kelas dan peneliti tentang hasil observasi implementasi tindakan. Sedangkan
-
62
refleksi terhadap hasil belajar dilakukan berdasarkan hasil analisis statistik
sederhana. Hasil di refleksi menunjukkan bahwa dalam pembelajaran sub tema
Aku dan Cita-Citaku pada siklus III menggunakan model pembelajaran STAD
dengan pendekatan scientific memiliki kelebihan sebagai berikut:
1. Rancangan pembelajaran sudah di desain sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran STAD dengan pendekatan scientific.
2. Pembelajaran nampak berjalan baik sesuai dengan RPP yang telah disiapkan
menggunakan model pembelajaran STAD dengan pendekatan scientific
karena sudah mendapat pengalaman pada siklus 1 dan siklus II.
3. Diskusi kelompok dapat berjalan dengan baik karena guru memberikan
bimbingan pada kelompok yang mengalami kesulitan dan siswa
mengerjakan dengan tenang.
4. Pelaksanaan kuis dapat berjalan lancar hal ini nampak ketika siswa
menjawab pertanyaan kuis bisa tertib.
5. Ketuntasan belajar siswa kelas IV SDN Karangduren 03 Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang dalam pembelajaran tematik siklus III sudah
mencapai kriteria ketuntasan yang diharapkan yaitu 90% dari 30 siswa
dengan KKM >90. Siswa yang tuntas sebanyak 28 siswa (93,3%) dari 30
siswa.
Hasil belajar siklus III dengan menggunakan penilaian hasil tes melalui kuis
dan non tes melalui unjuk kerja. Secara rinci hasil belajar pada siklus III dapat
ditunjukkan dalam tabel 4.5 tentang distribusi hasil belajar siklus III berikut ini.
Tabel 4.5
Distribusi Hasil Belajar Peduli Lingkungan Siklus III
Hasil Belajar Frekuensi Presentase (%)
71-80 2 6,7%
81-90 0 0%
91-100 28 93,3%
Sumber: data primer
-
63
Berdasarkan tabel 4.5 tentang distribusi hasil belajar siswa kelas IV SDN
Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang 03 pada siklus III
menunjukkan siswa yang memperoleh skor pada interval 71-80 sebanyak 2 siswa
atau 6,7%, siswa yang memperoleh skor pada interval 81-90 sebanyak 0 siswa,
sedangkan siswa yang memperoleh skor pada interval 91-100 sebanyak 28 siswa
atau 93,3%.
Hasil belajar juga dapat diketahui melalui besarnya ketuntasan belajar.
Untuk menentukan ketuntasan belajar ditentukan menggunakan kriteria
ketuntasan minimal (KKM) sebesar >90. Secara rinci ketuntasan belajar 30 siswa
kelas IV SD Negeri Karangduren 03 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
disajikan melalui tabel 4.6 tentang distribusi ketuntasan belajar tema “aku dan
cita-citaku” siklus III berikut ini.
Tabel 4.6
Distribusi Ketuntasan Belajar Peduli Lingkungan Siklus III
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.6 tentang distribusi ketuntasan belajar peduli
lingkungan siklus III diatas, nampak bahwa pada siklus III terdapat 28 siswa atau
93% dari 30 siswa dinyatakan tuntas dengan KKM >90 dan sebanyak 2 siswa
atau 7% dari 30 siswa dinyatakan tidak tuntas. Distribusi ketuntasan belajar siswa
dapat digambarkan dengan diagram lingkaran distribusi ketuntasan belajar seperti
disajikan melalui gambar 4.8 di bawah ini.
No Skor Ketuntasan Frekuensi Persentase (%)
1 >90 Tuntas 28 93%
2
-
64
93%
7%
Tuntas
Tidak tuntas
Sumber data primer
Gambar 4.8
Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Peduli
Lingkungan Siklus III
Pada gambar di atas nampak bahwa siswa yang tuntas lebih besar
presentasenya dibanding siswa yang tidak tuntas. Sebanyak 2 siswa atau 7% dari
30 siswa dinyatakan tidak tuntas mencapai KKM >90 ditunjukkan oleh warna
merah sedangkan sebanyak 28 siswa atau 93% dari 30 siswa dinyatakan tuntas
mencapai KKM >90 ditunjukkan oleh warna biru dalam diagram lingkaran
distribusi ketuntasan hasil belajar siklus III. Penilaian hasil belajar siklus III
menggunakan tes melalui kuis dan penilaian non tes melalui penilaian observasi
kinerja siswa, bobot skor tes adalah 70% dan bobot skor non tes 30%.
Berdasarkan efektivitas tindakan yang diberikan pada siklus 3 dan
berdasarkan observasi pada implementasi RPP siklus 3 menunjukan hasil seperti
pada seluruh kegiatan pada siklus telah dilaksanakan oleh guru. Pada kegiatan inti
yang meliputi 22 kegiatan telah dilakukan seluruhnya oleh guru. Jadi seluruh
kegiatan pada siklus 3 telah dilaksanakan oleh guru secara efektif sehingga
pembelajaran dapat berjalan lancar dan mencapai hasil belajar yang optimal.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Pada kondisi pra siklus nampak pembelajaran siswa kelas IV SDN
Karangduren 03 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tidak diberikan
pembelajaran tematik seperti pembelajaran tematik tema “Aku dan Cita-Citaku”.
Pembelajaran yang dilakukan berdasarkan mata pelajaran seperti Bahasa
Indonesia, SBdP, IPA, IPS, Metematika, dan PPKn. Pembelajaran yang dilakukan
-
65
di kelas masih bersifat konvensional yaitu pembelajaran berpusat pada guru.
Keaktifan peserta didik masih sebatas menerima pembelajaran. Ketika guru
menjelaskan siswa menyimak penjelasan guru dan ketika guru memberi tugas
peserta didik aktif mengerjakan tugas dari guru. Pembelajaran yang inovatif tidak
pernah dilakukan di kelas apalagi pembelajaran yang menggunakan model dan
pendekatan. Padahal menurut Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran
pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan
kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik.
Hasil belajar siswa kelas IV SDN Karangduren 03 Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang menunjukan bahwa tidak ada siswa yang mencapai
ketuntasan dengan KKM >90 terutama dalam pembelajaran tematik. Hal ini
nampak pada skor tertinggi yang diperoleh adalah 25, skor terendah adalah 20,
sedangkan rata-rata hasil belajar adalah 22. Angka ini sangat jauh dari KKM yang
diharapkan yaitu sebesar >90. Skor hasil belajar tersebut hanya mendasarkan pada
hasil tes saja sedangkan proses tidak dinilai.
Menurut Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 Tentang Standar proses
pendidikan dasar dan Menengah menyatakan bahwa sasaran pembelajaran
mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Dalam proses pembelajaran ini tidak
hanya ranah kognitif siswa yang akan dinilai namun sikap dan keterampilan siswa
juga perlu dinilai. Hal ini sejalan dengan Taksonomi Bloom yang disusun oleh
Benjamin S. Bloom bersama Englehart, Furst, Hill dan Krathwohl pada tahun 1956 dan membagi tujuan pembelajaran menjadi 3 domain yaitu kognitif
(intelektual), afektif (sikap) dan psikomotor (ketrampilan). Ranah Kognitif berisi
perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan,
pengertian, dan keterampilan berpikir. Ranah Afektif berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara
-
66
penyesuaian diri. Ranah Psikomotor berisi perilaku-perilaku yang menekankan
aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan
mengoperasikan mesin.
Objek dalam penilaian pembelajaran tematik mencakup penilaian terhadap
proses dan hasil belajar peserta didik. Hal ini sejalan dengan pendapat Wardani
Nanik Sulistya yang menyatakan bahwa hasil belajar adalah besarnya skor yang
diperoleh melalui pengukuran pada saat proses belajar (non tes) dan pengukuran
pada hasil belajar (tes). Penilaian kognitif dapat dilakukan dengan tes yang dapat
berupa tes sedangkan penilaian afektif dan psikomotor tidak dapat dilakukan
hanya dengan penilaian tes. Sikap dan keterampilan siswa dapat diamati selama
proses pembelajaran berlangsung. Namun kenyataan yang terjadi pada pra siklus
guru belum melakukan pengukuran afektif dan psikomotor sehingga pengukuran
yang dilakukan oleh guru baru dalam segi kognitifnya saja.
Berdasarkan hasil belajar siswa pada pra siklus maka diadakan tindakan
menggunakan model pembelajaran STAD dengan pendekatan scientific pada
siswa kelas IV SDN Karangduren 03 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.
Penilaian pada semua siklus dilakukan dengan tes dan unjuk kerja yang dianalisis
dengan statistik sederhana melalui penjumlahan dan persentase. Tes yang
dilakukan dengan menggunakan kuis. Kuis ini dilakukan di akhir pembelajaran
pertemuan kedua. Soal yang diajukan berupa soal uraian sehingga 1 soal bisa
dijawab lebih dari 2 siswa. Sedangkan unjuk kerja untuk berisi setiap kriteria
pembelajaran yang dilakukan siswa. Siswa dinyatakan tuntas apabila skor yang
diperoleh siswa mencapai KKM >90 sedangkan siswa memperoleh skor
-
67
bahwa tujuan pembelajaran dibagi menjadi 3 domain yaitu kognitif (intelektual),
afektif (sikap) dan psikomotor (ketrampilan). Pada siklus 1 dilakukan penskoran
terhadap unjuk kerja siswa dan juga skor kuis yang dilakukan oleh siswa dengan
persentase 70% skor unjuk kerja dan 30% skor kuis. Siswa dinyatakan tuntas
apabila skor hasil belajar siswa dapat mencapai KKM >90 dan sebaliknya siswa
dianggap tidak tuntas apabila skor hasil belajar 90 dan 57% (17 siswa) tidak tuntas.
Perolehan skor tertinggi adalah 100, skor terendah 71, dan rata-rata 86,4. Maka
dari itu diadakan perbaikan pada siklus II.
Pembelajaran siklus II berjalan dengan baik sesuai desain yang
dirancanakan. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dan bekerjasama dengan
kelompok, siswa mulai berani berpendapat, dalam mengikuti kuis siswa dapat
tertib. Pada siklus II ketuntasan belajar meningkat menjadi 70% (21 siswa) dan
30% (9 siswa) tidak tuntas. Skor rata-rata sebesar pada siklus II adalah 92 dengan
perolehan skor tertinggi adalah 100 dan skor terendah adalah 78. Ketuntasan
belajar pada siklus II menunjukkan peningkatan yang baik tetapi belum sesuai
harapan yaitu belum mencapai ketuntasan belajar 90% dari 30 siswa. Maka
diadakan perbaikan pada siklus III.
Pada siklus III pembelajaran dapat berjalan baik dan sesuai alokasi waktu
yang telah direncanakan, siswa dapat tertib ketika berpendapat dan melakukan
kuis, siswa aktif mengikuti pembelajaran dan bekerja kelompok. Ketuntasan
belajar pada siklus III mengalami peningkatan menjadi 93,3% (28 siswa) dan
6,7% (2 siswa) tidak tuntas. Skor rata-rata 94,1 dengan skor tertinggi adalah 100
-
68
dan skor terendah adalah 78. Siswa yang tidak tuntas karena siswa kurang aktif
dalam pembelajaran baik dalam diskusi kelompok maupun ketika guru memberi
penjelasan. Selain itu siswa nampak kurang aktif dalam menjawab pertanyaan
kuis sehingga perolehan skor yang didapat kurang maksimal. Perbandingan
ketuntasan belajar lebih rinci disajikan dalam tabel 4.7 berikut ini.
Tabel 4.7
Distribusi Perbandingan Ketuntasan Belajar Tema “Aku Dan Cita-Citaku”
Pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, Dan Siklus III
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 4.7 tentang distribusi perbandingan ketuntasan belajar
tema “Aku dan Cita-Citaku” nampak bahwa ketuntasan belajar sebelum diadakan
tindakan adalah tidak ada siswa yang tuntas dengan KKM >90. Ketuntasan belajar
pada siklus I setelah diadakan tindakan meningkat menjadi 43% (13 siswa) dan
57% (17 siswa) dinyatakan tidak tuntas. Kemudian pada siklus II ketuntasan
belajar meningkat menjadi 70% (21 siswa) dan 30% (9 siswa) dinyatakan tidak
tuntas. Selanjutnya pada siklus III ketuntasan belajar meningkat menjadi 93,3%
(28 siswa) dan 6,7% (2 siswa) tidak tuntas. Selain menggunakan tabel 4.7
perbandingan ketuntasan belajar pada pra siklus, siklus I, siklus II, dan siklus III
dapat disajikan menggunakan histogram 4.9 berikut ini.
Kriteria
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
Freku
ensi
% freku
ensi
% freku
ensi
% freku
ensi
%
Tuntas 0 0% 13 43% 21 70% 28 93,3%
Tidak Tuntas 30 100% 17 57% 9 30% 2 6,7%
Jumlah 30 100 30 100 30 100 30 100
-
69
0
5
10
15
20
25
30
pra siklus siklus 1 siklus 2 siklus 3
Tuntas
Tidak Tuntas
Sumber: Data Primer
Gambar 4.9
Histogram Perbandingan Ketuntasan Belajar Tema “Aku Dan Cita-Citaku”
Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, Dan Siklus III
Dengan melihat gambar 4.9 tentang histogram perbandingan ketuntasan
belajar tema “aku dan cita-citaku” nampak bahwa 30 siswa tidak tuntas
ditunjukkan batang berwarna merah sedangkan siswa yang dinyatakan tunttas
adalah 0 ditunjukkan oleh batang warna biru. Pada siklus I sebanyak 13 dari 30
siswa tuntas ditunjukkan oleh batang berwarna biru sedangkan 17 siswa tidak
tuntas ditunjukkan oleh batang berwarna merah. Pada siklus II sebanyak 21 dari
30 siswa tuntas ditunjukkan oleh batang berwarna biru sedangkan 9 siswa tidak
tuntas ditunjukkan oleh batang berwarna merah. Pada siklus II sebanyak 28 dari
30 siswa tuntas ditunjukkan oleh batang berwarna biru sedangkan 2 siswa tidak
tuntas ditunjukkan oleh batang berwarna merah. Perbandingan skor minimal, skor
maksimal, dan rata-rata secara rinci disajikan pada tabel 4.8 berikut ini.
Tabel 4.8
Distribusi Perbandingan Skor Minimal, Skor Maksimal, dan Rata-Rata pada
Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, Dan Siklus III
Kriteria Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
Skor Minimal 20 71 78 78
Skor Maksimal 25 100 100 100
Rata-rata 22 87,3 92 94,1
Sumber : Data Primer
-
70
20
7178 78
25
100 100 100
22
86,492 94,1
0
43
70
93,3
0
20
40
60
80
100
120
Pra siklus Siklus I Siklus II Siklus III
Skor Minimal
Skor Maksimal
Rata-rata
Ketuntasan
Berdasarkan tabel 4.8 nampak bahwa pada pra siklus skor minimalnya
adalah 20 dan skor maksimal adalah 25 dengan rata-rata 22. Kemudian pada
siklus I Skor minimal meningkat menjadi 71 dan skor maksimal 100 dengan rata-
rata 87,3. Rata-rata pada siklus II meningkat menjadi 92 dengan skor minimal 78
dan skor maksimal 100. Kemudian pada siklus III rata-rata meningkat menjadi
94,1 dengan skor minimal 78 dan skor maksimal 100. Peningkatan skor minimal,
skor maksimal, dan rata-rata pada siklus I, siklus II, dan siklus III berdampak pula
terhadap ketuntasan belajar tema “Aku dan Cita-Citaku” pada siswa kelas IV
SDN Karangduren 03. Secara lebih rinci perbandingan ketuntasan belajar tema
“Aku dan Cita-Citaku”, skor minimal, skor maksimal, dan skor rata-rata dapat
disajikan melalui diagram garis berikut ini.
Sumber : Data primer
Gambar 4.10
Diagram Garis Perbandingan Ketuntasan Belajar Tema “Aku dan Cita-
Citaku”, Skor Minimal, Skor Maksimal, dan Skor Rata-Rata pada Pra
Siklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
Pada gambar 4.10 nampak bahwa pada pra siklus menunjukkan skor
minimal sebesar 20, kemudian pada siklus I skor minimal mengalami kenaikan
menjadi 71, selanjutnya pada siklus II dan siklus III skor minimal menjadi 78.
-
71
Skor maksimal pada pra siklus adalah 25, kemudian pada siklus I, siklus II dan
siklus III skor maksimal meningkat menjadi 100. Rata-rata pada pra siklus adalah
22, kemudian meningkat menjadi 87,3 pada siklus I, rata-rata pada siklus II
meningkat menjadi 92 dan pada siklus III menjadi 94,1. Ketuntasan pada pra
siklus adalah 0%, kemudian ketuntasan belajar tema “Aku dan Cita-Citaku”
mengalami kenaikan sebesar 43% pada siklus I, kemudian pada siklus II
ketuntasan belajar meningkat menjadi 70%, selanjutnya ketuntasan pada siklus III
meningkat menjadi 93,3%.
Berdasarkan hasil penelitan tindakan yang dilakukan pada siklus I, siklus II,
dan siklus III menunjukkan bahwa hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa
mengalami kenaikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa tindakan pembelajaran
yang dilakukan menggunakan model STAD dengan pendekatan scientific dapat
dikatakan efektif. Dalam penelitian ini hipotesis tindakan terbukti bahwa
peningkatan hasil belajar tema ”Aku dan Cita-Citaku” dapat diupayakan melalui
model pembelajaran STAD dengan pendekatan scientific siswa kelas IV SDN
Karangduren 03 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun
2013/2014.
-
72
top related