bab iv hasil penelitian dan...
Post on 30-Jun-2019
218 Views
Preview:
TRANSCRIPT
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Subyek Penelitian
Penelitian dilakukan di 2 tempat, yaitu SD Negeri
Giyono dan SD Negeri Gunung Gempol. Subyek
penelitian mengambil siswa kelas 2 di SD Negeri Giyono
dan SD Negeri Gunung Gempol. Adapun karakteristik
siswa dari kedua SD tersaji dalam tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1
Karakteristik Subyek Penelitian
No Keadaan Murid Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
1. Jumlah siswa 23 23
2. Laki-laki 13 13
3. Perempuan 10 10
4. Jarak tempuh Rata-rata Kurang
dari 1 km
Rata-rata
Kurang dari 1
km
5. Usia
7 tahun 10 anak 8 anak
8 tahun 12 anak 13 anak
9 tahun 1 anak 2 anak
6. Pekerjaan orang
tua
Petani 11 14
Pedagang 1 3
Wiraswasta 7 2
PNS 1 -
Buruh 2 4
Perangkat Desa 1 -
SD Negeri Giyono beralamatkan di Desa Giyono,
Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung, Provinsi
Jawa Tengah. SD Negeri Giyono terletak di tengah
perkampungan desa Giyono. Status sekolah dan
56
kelompok sekolah SD Negeri Giyono adalah negeri dan
imbas. Sedangkan SD Negeri Gunung Gempol
beralamatkan di Desa Gunung Gempol, Kecamatan
Jumo, Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah.
SD Negeri Gunung Gempol terletak di pinggir desa
Gunung Gempol. Status sekolah dan kelompok sekolah
dari SD Negeri Gunung Gempol adalah negeri dan
imbas.
Adapun guru yang mengajar kelas 2 di SD Negeri
Giyono bernama Esti Fitriyaningsih, S.Pd dengan umur
29 tahun dengan masa kerja 6 tahun 8 bulan, ijasah
terakhir adalah S1 PGSD dari Univesitas Terbuka.
Status guru sebagai guru honorer. Sedangkan guru
kelas 2 di SD Negeri Gunung Gempol bernama Rini
Maryati dengan usia 42 tahun, masa kerja 13 tahun 3
bulan dengan ijasah terakhir adalah D2 PGSD dari
Universitas Terbuka. Status guru keduanya adalah PNS.
B. Analisis Deskriptif
Sebelum treatment dilakukan terlebih dahulu
dilakukan pre tetst. Tujuan dilakukann analisis pre test
adalah untuk mengetahui kondisi awal siswa sebelum
dilakukan treatment, apakah dalam kondisi sama atau
tidak.
Analisis pretest antara 2 kelompok kelas yang
menggunakan Pembelajaran Tematik Tersupervisi dan
Pembelajaran Tematik tanpa Supervisi dilakukan
dengan menggunakan uji beda Paired-Sample t-test (uji
57
t). Tujuan dilakukann analisis pre test adalah untuk
mengetahui kondisi awal siswa sebelum dilakukan
treatment, apakah dalam kondisi sama atau tidak.
Adapun hasil uji t kelas eksperimen dengan kelas
kontrol tersaji dalam tabel 4.2
Tabel 4.2 Hasil Uji t Nilai Pretes
Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol
Paired Samples Test
Paired Differences
T df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviati
on
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 VAR00001 -
VAR00002
-.2173 33.935 7.076 -14.892 14.457 -.031 22 .976
Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai t hitung
sebesar -0,031 dan koefisien signifikansi 0,976>0,05
maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil
nilai pretest pada siswa kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol. Hasil uji beda (uji t) menyatakan
bahwa atau tidak ada perbedaan yang signifikan antara
hasil pretest kelas ekeperimen dengan kelas kontrol,
oleh karena itu dapat dilanjutkan langkah berikutnya
untuk mulai melakukan treatment di kelas eksperimen.
Pemberian treatment dilakukan dengan
melakukan Pembelajaran Tematik Tersupervisi pada
kelas eksperimen. Sedangkan pada kelas kontrol
58
dilakukan Pembelajaran Tematik tanpa Supervisi. Pada
kelas eksperimen, supervisi dilakukan pada masing-
masing pertemuan. Adapun hasil supervisi pada
masing-masing pertemuan tersaji seperti berikut.
1. Analisis Deskriptif Pembelajaran Tematik
Tersupervisi
a. Pertemuan Pertama
Pelaksanaan supervisi pada pertemuan
pertama dilakukan pada hari Kamis tanggal 13 Juni
2013. Pelaksanaan supervisi dilakukan dengan
melibatkan kepala sekolah sebagai supervisor dalam
proses pembelajaran. Supervisor membantu guru
dalam proses pembelajaran khususnya dalam
pembagian kelompok belajar siswa. Hasil supervisi
pada pertemua pertama tersaji dalam tabel 4.3
Tabel 4.3
Hasil Supervisi Pertemuan 1
No Karakteristik
Pembelajaran Tematik
Skor Penilaian Keterangan
1 2 3 4
I Perencanaan Pembelajaran
1 Pemetaan Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
√ Disusun bersama
peneliti sebelum penelitian dilakukan.
2 Penetapan Jaring-jaring
Tema
√ Disusun bersama
peneliti sebelum penelitian dilakukan.
3 Penyusunan Silabus √ Disusun bersama
peneliti sebelum penelitian dilakukan.
4 Penyusunan RPP √ Disusun bersama peneliti sebelum
penelitian dilakukan.
II Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
1 Berpusat pada siswa. √ Masih fokus pada guru
2 Memberikan pengalaman langsung kepada siswa.
√ Alat peraga yang digunakan memberikan
59
pengalaman langsung pada siswa
3 Pemisahan mata pelajaran tidak begitu
jelas.
√ Tiap mata pelajaran masih terpisah-pisah.
4 Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
dalam suatu proses pembelajaran.
√ Konsep dari tiap-tiap mapel masih
terpisah-pisah.
5 Bersifat fleksibel. √ Proses KBM belum fleksibel.
6 Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat
dan kebutuhan siswa.
√ Hasil belajar belum dapat disesuaikan dengan kebutuhan
siswa.
7 Guru melakukan tindak lanjut
√ Pada akhir pelajaran guru memberikan PR.
III Penilaian Pembelajaran
1 Perencanaan alat evaluasi pembelajaran
disusun berdasarkan tujuan pembelajaran dalam RPP
√ Evaluasi disusun berdasarkan RPP.
2 Guru memanfaatkan hasil penilaian untuk melakukan umpan balik kepada siswa, sehingga
siswa bisa meningkat dalam kemampuan Calistung siswa.
√ Belum melakukan umpan balik karena kekurangan waktu
Total 3 6 3 24 36
Persentase (%) = Jumlah skor X 100 = (36/52) x 100 = 69 %
Skor total (52)
Hasil supervisi pada pertemuan pertama seperti yang
terlihat dalam tabel 4.3. Masih terlihat ada
kekurangan yang dilakukan guru dalam proses
pembelajaran, yaitu:
1) Proses pembelajaran yang masih fokus kepada
guru.
2) Pemisahan antar mata pelajaran masih terlihat.
3) Konsep dari tiap-tiap mata pelajaran masih
terpisah-pisah.
4) Belum fleksibel, masih terlihat kaku dalam
penerapan pembelajaran Tematik.
60
5) Hasil belajar belum sesuai dengan kebutuhan
anak.
6) Pemberian umpan balik belum dilaksanakan.
Untuk mengatasi kekurangan yang dihadapi oleh
guru, supervisor melakukan beberapa langkah-
langkah untuk mengatasi kekurangan yang terjadi.
Penyelesaian masalah yang dilakukan bersama
dengan guru yang bersangkutan. Pengembangan
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Mendengarkan
Supervisor mendengarkan kesan yang dialami
guru kelas 2 SD Negeri Giyono pada proses
pembelajaran pertemuan pertama yang
dilakukan. Termasuk masalah yang dihadapi
guru dan kesulitan dalam mengajar.
2) Klarifikasi
Supervisor berperan memperjelas tentang
masalah atau kesulitan yang dihapai guru
guru kelas 2 SD Negeri Giyono. Supervisor juga
melakukan tanya jawab dengan guru untuk
mendapatkan apa yang diinginkan oleh guru
yang bersangkutan.
3) Mendorong
Dalam proses penyelesaian masalah,
supervisor membuat suasana yang nyaman
dengan guru yang bersangkutan. Agar guru
61
guru kelas 2 SD Negeri Giyono dalam
melakukan perbaikan tidak merasa tertekan.
4) Presentasi
Pada bagian ini, supervisor memberikan
gambaran mengenai masalah atau kesulitan
yang dihadapi guru dalam pertemuan pertama
berserta memberikan saran kepada guru untuk
menjadi lebih baik.
5) Pemecahan masalah
Dari apa yang sudah dipresentasikan
supervisor, dilakukan perundingan bersama
dalam menyelesaikan msalah yang dihadapi
dalam pertemuan pertama. Sehingga dengan
cara berunding bersama akan terjadi suasana
yang nyaman dalam mengatasi masalah yang
terjadi.
6) Negosiasi
Negosiasi masih sama tujuannya dengan
pemecahan masalah, yaitu untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi guru
kelas 2 SD Negeri Giyono.
7) Demonstrasi
Setelah mencapai kesepakatan dalam
penyelesaian masalah pada pertemuan
pertama, supervisor mendemonstrasikan atau
memberikan contoh memperagakan apa yang
akan dilakukan guru dalam pertemuan yang
62
kedua, sehingga diharapkan pada pertemuan
yang kedua dapat terjadi perubahan yang lebih
baik.
8) Mengarahkan
Mengarahkan masih seperti pada bagian
demonstrasi, hanya saja dalam bagian ini
supervisor memberikan kesempatan kepada
guru untuk menanyakan apa saja yang belum
jelas.
9) Standarisasi
Jika guru sudah jelas, supervisor memberikan
patokan yang perlu dilakukan guru pada
pertemua kedua. Pemberian patokan diambil
dari hasil diskusi bersama dengan guru yang
bersangkutan, yaitu guru kelas 2 SD Negeri
Giyono
10) Penguatan
Supervisor memberikan motivasi kepada guru.
Agar dalam pertemuan kedua guru menjadi
lebih bersemangat.
b. Pertemuan Kedua
Pelaksanaan supervisi pada pertemuan kedua
dilakukan pada hari Jumat tanggal 14 Juni 2013.
Hasil pengamatan dalam supervisi pertemuan kedua
tersaji dalam tabel 4.4
Tabel 4.4 Hasil Supervisi Pertemuan 2
63
No Karakteristik Pembelajaran
Tematik
Skor Penilaian Keterangan 1 2 3 4
I Perencanaan Pembelajaran
1 Pemetaan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
Dasar (KD)
√ Disusun bersama peneliti sebelum penelitian dilakukan.
2 Penetapan Jaring-jaring Tema
√ Disusun bersama peneliti sebelum penelitian dilakukan.
3 Penyusunan Silabus √ Disusun bersama peneliti sebelum penelitian dilakukan.
4 Penyusunan RPP √ Disusun bersama peneliti sebelum penelitian dilakukan.
II Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
1 Berpusat pada siswa.
√ Motivasi anak dalam KBM mulai tumbuh sehingga siswa aktif dalam kelas.
2 Memberikan pengalaman langsung kepada
siswa.
√ Alat peraga yang digunakan dapat memberikan
pengalaman langsung pada siswa.
3 Pemisahan mata
pelajaran tidak begitu jelas.
√ Pemisahan antar
mapel masih belum jelas.
4 Menyajikan konsep
dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran.
√ Hubungan konsep
antar mapel sudah terlihat.
5 Bersifat fleksibel. √ Fleksibelitas sudah terlihat dalam penyampaian materi.
6 Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan
kebutuhan siswa.
√ Minat siswa terhadap hasil pembelajaran mulai muncul.
7 Guru melakukan tindak lanjut
√ Guru melakukan tindak lanjut.
III Penilaian Pembelajaran
1 Perencanaan alat
evaluasi pembelajaran disusun berdasarkan tujuan
pembelajaran dalam RPP
√ Evaluasi disusun
sesuai RPP.
2 Guru
memanfaatkan hasil
√ Pemberian umpan
balik belum optimal.
64
penilaian untuk melakukan umpan
balik kepada siswa, sehingga siswa bisa meningkat dalam kemampuan
Calistung siswa.
Total 4 12 28 44
Persentase (%) = Jumlah skor X 100 = (44/52) x 100 = 84%
Skor total (52)
Hasil supervisi pada pertemuan kedua terlihat dalam
tabel 4.4. Pertemuan kedua ini sudah terlihat
perbaikan yang terjadi dari kekurangan dalam
pertemuan pertama. Akan tetapi masih ada beberapa
kelemahan yang dilakukan guru dalam proses
pembelajaran, yaitu:
1) Masih terlihat jelas dalam pemisahan antar mata
pelajaran.
2) Pemberian umpan balik belum optimal, karena
pembagian waktu dalam proses pembelajaran
yang belum efisien sehingga waktu yang
dilakukan untuk melakukan umpan balik menjadi
sedikit.
Untuk mengatasi kekurangan yang terjadi dalam
pertemuan kedua, supervisor tetap melakukan
langkah-langkah yang sama seperti supervisi pada
pertemuan pertama. Diharapkan dengan cara yang
sama, guru yang bersangkutan dapat merasa
nyaman dalam mengatasi kekurangan, bersama
dengan supervisor. Hasil dari supervisi pada
pertemuan kedua diharapkan dapat meningkatkan
65
kualitas mengajar guru kelas 2 SD Negeri Giyono,
terutama dalam pertemuan yang ketiga.
c. Pertemuan Ketiga
Pelaksanaan supervisi pada pertemuan ketiga
dilakukan pada hari Sabtu tanggal 15 Juni 2013.
Hasil pengamatan dalam supervisi pertemua ketiga
tersaji dalam tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Supervisi Pertemuan 3
No Karakteristik
Pembelajaran Tematik
Skor Penilaian Keterangan
1 2 3 4
I Perencanaan Pembelajaran
1 Pemetaan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar
(KD)
√ Disusun bersama peneliti sebelum penelitian dilakukan.
2 Penetapan Jaring-jaring Tema
√ Disusun bersama peneliti sebelum penelitian
dilakukan.
3 Penyusunan Silabus √ Disusun bersama peneliti sebelum penelitian
dilakukan.
4 Penyusunan RPP √ Disusun bersama peneliti sebelum penelitian dilakukan.
II Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
1 Berpusat pada siswa. √ Siswa aktif dan terlibat langsung dalam proses KBM.
2 Memberikan pengalaman langsung kepada siswa.
√ Alat peraga dan metode yang digunakan mampu memberikan pengalaman langsung pada siswa.
3 Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas.
√ Guru mulai mampu menghubungkan antar mapel.
4 Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran.
√ Hubungan konsep antar mapel sudah jelas.
5 Bersifat fleksibel. √ Fleksibelitas sudah terlihat dalam penyampaian materi.
6 Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat
√ Minat siswa terhadap hasil pembelajaran meningkat.
66
dan kebutuhan siswa.
7 Guru melakukan tindak lanjut
√ Guru melakukan tindak lanjut.
III Penilaian
Pembelajaran
1 Perencanaan alat evaluasi pembelajaran disusun berdasarkan
tujuan pembelajaran dalam RPP
√ Evaluasi disusun sesuai RPP.
2 Guru memanfaatkan
hasil penilaian untuk melakukan umpan balik kepada siswa, sehingga siswa bisa
meningkat dalam kemampuan Calistung siswa.
√ Umpan balik yang
dilakukan mengacu pada hasil penilaian yang ada.
Total 9 40 49
Persentase (%) = Jumlah skor X 100 = (49/52) x 100 = 94%
Skor total (52)
Hasil supervisi pada pertemuan ketiga terlihat dalam
tabel 4.5. Pertemuan ketiga sudah memperlihatkan
peningkatan yang nyata dalam proses pembelajaran.
Namun masih ada kelemahan yang terjadi dalam
pertemuan ketiga, yaitu dalam hal pemisahan mata
pelajaran yang belum begitu jelas.
Walaupun dalam penelitian ini pertemuan ketiga
merupakan pertemuan terakhir, supervisor tetap
melakukan supervisi. Adapun langkah-langkah
supervisi tetap sama dengan langkah-langkah pada
pertemua pertama dan kedua. Diharapkan pada
supervisi yang ketiga ini, masalah-masalah yang
terjadi dalam permbelajaran Tematik khususnya
dalam masalah pemisahan mata pelajaran yang tidak
begitu jelas dapat teratasi dan tidak terulang kembali
dalam proses pembelajaran Tematik selanjutnya.
67
2. Analisis Deskriptif Pembelajaran Tematik Tanpa
Supervisi
Pembelajaran Tematik Tanpa Supervisi
dilaksanakan pada kelompok kontrol. Proses
pembelajaran yang dilakukan berbeda dengan kelas
eksperimen yang dilakukan dengan menggunakan
Pembelajaran Tematik Tersupervisi. Pada pertemuan
pertama, kedua, dan ketiga tidak dilakukan dengan
supervisi. Gurupun dalam mengajar tidak dibantu
oleh supervisor.
Guru diberikan kebebasan untuk melakukan
pembelajaran Tematik seperti biasa yang dilakukan
guru SD Negeri Gunung Gempol dalam proses
pembelajaran sehari-hari, tetapi masih tetap
menggunakan RPP yang sama dengan kelas
eksperimen. Pada akhir pertemuan ketiga juga tetap
dilakukan posttest. Posttest dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui hasil akhir dari Pembelajaran
Tematik tanpa Supervisi.
3. Analisis Deskriptif Post Test
Setelah dilakukan treatment dengan
menggunakan Pembelajaran Tematik Tersupervisi
bagi kelas eksperimen dan Pembelajaran Tematik
tanpa Supervisi bagi kelas kontrol, maka dilakukan
posttest untuk mengetahui hasil akhir dari treatment
yang dilakukan. Adapun hasil skor nilai posttest yang
diperoleh, dalam analisis deskriptif posttest
67
68
dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok
membaca dan menulis masuk dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia, sedangkan kelompok berhitung
masuk dalam mata pelajaran Matematika.
a. Analisis Deskriptif Post Test Kelas Eksperimen
Analisis yang pertama adalah analisis kelas
Eksperimen, dimana hasil nilai posttest
dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu
kelompok membaca dan menulis masuk dalam
mata pelajaran Bahasa Indonesia, sedangkan
kelompok berhitung masuk dalam mata pelajaran
Matematika.
1) Analisis Deskriptif Kelompok Membaca dan
Menulis (Bahasa Indonesia)
Hasil nilai membaca dan menulis
(Bahasa Indonesia) akan dibandingkan dengan
KKM yang di SD Negeri Giyono yaitu sebesar
71. Hasil analisis KKM tersaji dalam tabel 4.6.
Tabel 4.6 Analisis Nilai Post test Bahasa Indonesia Berdasarkan
Nilai KKM Kelas Eksperimen
No KKM Frekuensi Presentase Keterangan
1 < 71 5 22% Tidak tuntas
2 ≥ 71 18 78% Tuntas
Jumlah 23 100%
Berdasarkan tabel 4.6 terlihat bahwa
hasil nilai post test dalam kelompok
membaca dan menulis (Bahasa Indonesia)
yang ada dalam kelas eksperimen atau
69
siswa kelas 2 SD Negeri Giyono terdapat 18
siswa (78%) sudah dapat mencapai
ketuntasan di atas batas KKM 71.
Sedangkan sisanya sebanyak 5 siswa (22%)
masih mendapatkan nilai di bawah KKM 71.
2) Analisis Deskriptif Kelompok Berhitung
(Matematika)
Hasil nilai berhitung (Matematika) akan
dibandingkan dengan KKM yang di SD Negeri
Giyono yaitu sebesar 71. Hasil analisis KKM
tersaji dalam tabel 4.7.
Tabel 4.7 Analisis Nilai Post test Matematika Berdasarkan Nilai
KKM Kelas Eksperimen
No KKM Frekuensi Presentase Keterangan
1 < 71 5 22% Tidak tuntas
2 ≥ 71 18 78% Tuntas
Jumlah 23 100%
Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa
hasil nilai post test dalam kelompok berhitung
(Matematika) yang ada dalam kelas
eksperimen atau siswa kelas 2 SD Negeri
Giyono terdapat 18 siswa (78%) sudah dapat
mencapai ketuntasan di atas batas KKM 71.
Sisanya sebanyak 5 siswa (22%) masih
mendapatkan nilai di bawah KKM 71.
b. Analisis Deskriptif Post Test Kelas Kontrol
Hasil analisis nilai posttest kelas kontrol
dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu
70
kelompok membaca dan menulis masuk dalam
mata pelajaran Bahasa Indonesia, sedangkan
kelompok berhitung masuk dalam mata pelajaran
Matematika.
1) Analisis Deskriptif Kelompok Membaca dan
Menulis (Bahasa Indonesia)
Hasil nilai membaca dan menulis
(Bahasa Indonesia) akan dibandingkan dengan
KKM yang di SD Negeri Gunung Gempol yaitu
sebesar 71. Hasil analisis KKM tersaji dalam
tabel 4.8.
Tabel 4.8 Analisis Nilai Post test Bahasa Indonesia Berdasarkan
Nilai KKM Kelas Kontrol
No KKM Frekuensi Presentase Keterangan
1 < 71 16 70% Tidak tuntas
2 ≥ 71 7 30% Tuntas
Jumlah 23 100%
Berdasarkan tabel 4.8 terlihat bahwa hasil
nilai post test dalam kelompok membaca dan
menulis (Bahasa Indonesia) yang ada dalam
kelas kontrol atau siswa kelas 2 SD Negeri
Gunung Gempol terdapat 16 siswa (70%)
belum dapat mencapai ketuntasan di atas
batas KKM 71.
2) Analisis Deskriptif Kelompok Berhitung
(Matematika)
71
Hasil nilai berhitung (Matematika) akan
dibandingkan dengan KKM yang di SD Negeri
Gunung Gempol yaitu sebesar 71. Hasil
analisis KKM tersaji dalam tabel 4.9.
Tabel 4.9 Analisis Nilai Post test Matematika Berdasarkan Nilai
KKM Kelas Kontrol
No KKM Frekuensi Presentase Keterangan
1 < 71 17 74% Tidak tuntas
2 ≥ 71 6 26% Tuntas
Jumlah 23 100%
Berdasarkan tabel 4.9 terlihat bahwa
hasil nilai post test dalam kelompok berhitung
(Matematika) yang ada dalam kelas kontrol
atau siswa kelas 2 SD Negeri Gunung Gempol
sebagian besar (74%) masih mendapatkan nilai
dibawah KKM 71.
C. Analisis Komparatif Post Test
Analisis komparatif post test dilakukan
menggunakan uji beda Paired-Sample t-test (uji t)
dengan menggunakan bantuan SPSS 16.00. Uji beda
Paired-Sample t-test (uji t) dilakukan dengan tujuan
untuk melihat perbedaan prestasi belajar Calistung
antara siswa yang diajar menggunakan Pembelajaran
Tematik Tersupervisi dengan Pembelajaran Tematik
tanpa Supervisi. Sebelum perhitungan uji beda
dilakukan, akan ditampilkan terlebih dahulu nilai rata-
rata (mean) antara kelas eksperimen dengan kelas
kontrol.
71
72
Tabel 4.10
Nilai Rata-Rata Hasil Belajar antara Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol
Paired Samples Statistics
Mean Std. Deviation Std.Eror Mean
Pair 1 VAR00001 72.174 15.907 2.34537
VAR00002 51.010 5.0553 .07454
Berdasarkan tabel 4.10 terlihat bahwa rata-rata (mean)
kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan rata-
rata (mean) kelompok kontrol dengan selisih mean
sebesar 21,164.
D. Uji Hipotesis
Hasil uji beda rata-rata yang sudah dilakukan
dapat dilihat pada table 4.11 berikut.
Tabel 4.11
Hasil Uji Beda Rata-Rata antara Siswa yang Diajar Menggunakan Pembelajaran Tematik Tersupervisi dengan Pembelajaran Tematik
tanpa Supervisi
Paired Samples Test
Paired Differences
T df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95%
Confidence
Interval of the
Difference
73
Lower Upper
Pair 1 VAR00001 -
VAR00002
1.8956 17.439 3.636 11.415 26.497 5.213 22 .001
Berdasarkan perhitungan uji beda rata-rata antara
siswa yang diajar menggunakan menggunakan
Pembelajaran Tematik Tersupervisi dengan
Pembelajaran Tematik tanpa Supervisi seperti tersaji
dalam tabel 4.11, diperoleh hasil t hitung sebesar 5,213
dengan signifikansi 0,001<0,05.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
berbunyi jika koefisien signifikansi ≤ 0,05 maka H1 yang
berbunyi Ada perbedaan yang signifikan antara hasil
belajar Calistung siswa melalui Pembelajaran Tematik
Tersupervisi dengan Pembelajaran Tematik Tanpa
Supervisi diterima.
Hasil uji beda rata-rata antara siswa yang diajar
menggunakan Pembelajaran Tematik Tersupervisi
dengan Pembelajaran Tematik tanpa Supervisi
menghasilkan koefisien signifikansi 0,001 ≤ 0,05, maka
H1 diterima dan H0 ditolak.
E. Pembahasan
Hasil analisis dari penelitian yang ditemukan
adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil
belajar Calistung siswa melalui Pembelajaran Tematik
Tersupervisi dengan Pembelajaran Tematik tanpa
Supervisi. Perbedaan prestasi belajar disebabkan karena
74
hasil rata-rata prestasi belajar Calistung siswa pada
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-
rata pada kelas kontrol, dengan selisih mean sebesar
21,164. Perbedaan rata-rata (mean) antara kelas
eksperimen dan kelompok kelas kontrol dipengaruhi
oleh beberapa faktor.
Pertama, pengaruh dari supervisi klinis yang
dilakukan. Supervisi klinis terbukti dapat membantu
guru dalam memperbaiki kekurangan yang terjadi
dalam tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap
evaluasi pembelajaran. Pada tahap persiapan
pembelajaran, supervisor (kepala sekolah) mengajak
guru kelas eksperimen untuk berdiskusi bersama
membahas tentang permasalahan yang dihadapi dalam
pelaksanaan pembelajaran Tematik sebelum penelitian
dilaksanakan. Supervisor membimbing guru dalam
penyusunan silabus, jaring-jaring tema, dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Bimbingan yang
dilakukan supervisor dapat menyelesaikan kekurangan
yang terjadi pada tahap persiapan.
Supervisor tetap melakukan pengawasan dan
bimbingan dalam proses pelaksanaan pembelajaran.
Pada tahap pelaksanaan pembelajaran, supervisor tidak
hanya menunggu dan mengawasi proses pembelajaran,
akan tetapi supervisor ikut berperan dalam proses
pembelajaran. Peran supervisor yaitu mengamati dan
membantu guru dalam mengatur proses pembelajaran
75
termasuk dalam pembagian kelompok di kelas, sehingga
pembelajarannyapun menjadi kondusif sesuai langkah-
langkah pembelajaran dalam RPP Tematik yang
disusun. Para siswa dapat mengikuti pembelajaran
dengan baik dan aktif berinteraksi dalam masing-
masing kelompok.
Setelah proses pembelajaran selesai dilakukan,
supervisor selalu menyampaikan hasil pengamatan yang
sudah dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung. Supervisor berperan membantu guru
mengatasi kekurangan yang terjadi selama proses
pembelajaran, dengan cara berdiskusi bersama mencari
solusi agar kekurangan yang terjadi tidak terulang
kembali pada pertemuan selanjutnya dan bisa
meningkat lebih baik.
Kedua, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
peningkatan prestasi belajar calistung siswa pada kelas
eksperimen selain dipengaruhi oleh supervisi klinis yang
dilakukan juga dipengaruhi faktor dukungan dari orang
tua. Hasil wawancara yang dilakukan kepada 23 siswa
kelas 2 SD Negeri Giyono, menunjukkan bahwa orang
tua berperan dalam proses belajar di rumah. Sebanyak
14 siswa pada kelas eksperimen ketika penelitian
berlangsung setiap malam mendapat bimbingan dari
orang tua dalam mempelajari kembali materi yang
sudah diajarkan di sekolah. Sehingga berdampak pada
prestasi belajar di sekolah. Peran orang tua dalam
76
membimbing siswa di rumah dijadikan supervisor
sebagai masukan kepada guru, bahwa peran orang tua
jangan sampai terlupakan karena sangat penting bagi
kemajuan siswa dalam belajar. Peran orang tua
terhadap peningkatan prestasi belajar Calistung siswa
sesuai dengan penelitian yang dilakukan Wulan (2010)
tentang Hubungan Antara Peran Orang Tua dalam
Menolong Anak Belajar di Rumah dengan Prestasi
Belajar Calistung Siswa Kelas III SD Negeri Gugus
Kutilang Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
Semester II Tahun Pelajaran 2009/2010.
Faktor lain yang mempengaruhi peningkatan
prestasi belajar siswa adalah kelebihan-kelebihan dalam
proses pembelajaran yang dimiliki siswa pada kelas
eksperimen bila dibandingkan dengan kelas kontrol,
yaitu (1) dapat berinteraksi dengan baik dari awal
sampai akhir pelajaran mengenai kegiatan pembelajaran
yang diberikan guru, (2) saling kerja sama dan aktif
dalam kelompok dalam memanfaatkan media yang
digunakan, (3) percaya diri dalam menyampaikan hasil
tugas kelompok, (4) aktif bertanya apabila mengalami
kesulitan dalam membaca, menulis, dan berhitung.
Berbeda dengan Pembelajaran Tematik Tanpa
Supervisi yang dilakukan dalam kelas kontrol, peran
supervisor tidak ada dalam proses pembelajaran
sehingga guru kelas kontrol (SD Negeri Gunung Gempol)
melakukan pembelajaran sendiri tanpa bantuan dari
77
supervisor. Pembelajaran berlangsung seperti biasa yang
dilakukan oleh guru kelas 2 SD Negeri Gunung Gempol
sehari-hari hanya saja RPP yang digunakan tetap sama
dengan RPP yang digunakan pada kelas eksperiman.
Walaupun RPP yang digunakan sama dengan kelas
eksperimen, tetapi pada hasil akhir penelitian tidak
terjadi peningkatan hasil belajar karena kekurangan-
kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran
tidak mendapat perbaikan.
Selain itu pada kelas kontrol, dukungan orang tua
dalam membimbing siswa belajar di rumah juga masih
kurang. Hasil wawancara menunjukkan bahwa hanya 6
siswa yang mendapat bimbingan dari orang tua dalam
belajar di rumah, adapun siswa yang lain lebih banyak
belajar sendiri di rumah. Rendahnya dukungan orang
tua berdampak pada prestasi belajar calistung siswa
yang masih rendah apabila dibandingkan dengan kelas
eksperimen.
Supervisi klinis yang dilakukan terbukti dapat
memberikan peningkatan hasil belajar Calistung siswa
pada kelas eksperimen yaitu siswa kelas 2 SD Negeri
Giyono, sesuai dengan tujuan supervisi menurut Cogen,
1973 (dalam Sagala 2010), yaitu: (1) memberikan
masukan yang obyektif terhadap guru dari kegiatan
pembelajaran yang sudah dilakukan, (2) mendiagnosis
memecahkan dan membantu menyelesaikan masalah
yang terjadi dalam proses pembelajaran, (3) membantu
78
guru mengembangkan keterampilan dasar mengajar dan
mengembangkan model atau strategi dalam
pembelajaran, (4) meningkatkan prestasi belajar siswa.
Peningkatan hasil belajar dan proses
pembelajaran yang terjadi dari hasil penelitian yang
sudah dilakukan sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Salimudin (2010) dengan judul Supervisi
Klinis sebagai Alternatif untuk Meningkatkan
Kemampuan Guru Kelas 3 dan Meningkatkan Prestasi
Belajar Calistung Siswa dalam Pembelajaran Tematik di
Gugus Cut Nyak Dien Kecamatan Wanasari Brebes yang
menyimpulkan bahwa Pelaksanaan supervisi dengan
teknik supervisi klinis mengubah pandangan guru dari
merasa takut ketika akan disupervisi menjadi merasa
senang dan nyaman karena supervisi klinis bertujuan
memberikan layanan dan bantuan sehingga
permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran Tematik
bisa teratasi sehingga supervisi yang dilakukan terbukti
dapat meningkatkan prestasi belajar Calistung siswa.
Selain itu penelitian ini juga sejalan dengan
Rahayuningsih (2011) dengan judul Supervisi Klinis
dalam Pembelajaran Tematik pada Guru di SD Negeri
Dadapsari Semarang, yang menyimpulkan bahwa
supervisi yang dilakukan dapat membantu dalakm
menyelesaikan permasalahan dalam Pembelajaran
Tematik, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa.
78
79
Setelah proses pembelajaran dan supervisi dari
pertemua pertama, kedua, dan ketiga selesai
dilaksanakan, langkah berikutnya yang dilakukan
peneliti adalah melakukan post test. Hasil post test dari
kelas eksperimen dan kelas kontrol kemudian dianalisis
menggunakan perhitungan uji beda (uji t). Adapun hasil
perhitungan uji beda rata-rata antara siswa yang diajar
menggunakan menggunakan Pembelajaran Tematik
Tersupervisi dengan Pembelajaran Tematik tanpa
Supervisi, diperoleh hasil t hitung sebanyak 5,213
dengan signifikansi 0,001. Oleh karena
signifikansi<0,05 (0,001<0,05) maka terdapat perbedaan
yang signifikan antara hasil belajar Calistung siswa
melalui Pembelajaran Tematik Tersupervisi dengan
Pembelajaran Tematik tanpa Supervisi.
Sesuai dengan hipotesis yang diajukan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar
Calistung siswa melalui Pembelajaran Tematik
Tersupervisi dengan Pembelajaran Tematik tanpa
Supervisi, maka disimpulkan bahwa hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini diterima.
top related