bab iv gambaran umum kabupaten malinau - … filenunukan serawak malaysia timur kab. bulungan...
Post on 25-Mar-2019
215 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Kab. Kutai Barat
BAB IV
GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU
Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi
Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak,
Malaysia. Kabupaten Malinau mempunyai luas wilayah 39.799,90 km2 dengan
batas-batasnya adalah:
- Sebelah Utara : Kabupaten Nunukan
- Sebelah Timur : Kabupaten Tana Tidung dan Bulungan
- Sebelah Selatan : Kabupaten Kutai Barat
- Sebelah Barat : Negara Bagian Sarawak, Malaysia
Gambar 6. Peta Kabupaten Malinau
Kab. Nunukan Serawak
Malaysia Timur
Kab. Bulungan
Samarinda
Balikpapan
Kota Tarakan Kab. Malinau
32
Kabupaten Malinau saat ini terdiri dari 12 kecamatan dan 109 desa,
dengan 4 kecamatan berada di wilayah perbatasan Republik Indonesia dengan
Malaysia. Alat transportasi untuk menjangkau kecamatan dan desa-desa yang ada
di pedalaman hanya dapat dilakukan melalui jalur sungai maupun jalur udara,
dengan jadwal yang tidak tetap tergantung dari kondisi cuaca.
4.1 Demografi/Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Perkembangan jumlah penduduk Kabupaten Malinau dari tahun 2000
sampai tahun 2010 sangat pesat. Fenomena tersebut muncul karena Kabupaten
Malinau merupakan kabupaten muda dan memiliki banyak peluang kegiatan
ekonomi. Pada tahun 2000 jumlah penduduk Kabupaten Malinau hanya sebesar
36.632 jiwa dengan jumlah laki-laki 19.181 jiwa dan perempuan 17.446 jiwa.
Jumlah keluarga pada tahun 2000 hanya sebanyak 7.862 KK dengan kepadatan
penduduk berkisar 0,86 jiwa/km2. Namun pada tahun 2010 jumlah penduduk
Kabupaten Malinau sudah berkembang pesat menjadi 62.423 jiwa dengan jumlah
keluarga sebanyak 13.142 KK. Akan tetapi tidak setiap tahun jumlah penduduk
Kabupaten Malinau mengalami peningkatan. Penduduk Kabupaten Malinau pada
tahun 2005, 2007, dan 2010 mengalami penurunan jika dibandingkan tahun
sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan adanya penghentian sementara proses
produksi batubara dan adanya eksodus tenaga kerja musiman ke daerah lain.
33
Tabel 1. Jumlah penduduk Kabupaten Malinau dan pertumbuhannya tahun 2000-2010
Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Laju Pertumbuhan (persen) 2000 36.632 - 2001 38.121 4,06 2002 41.170 7,99 2003 44.316 7,64 2004 52.419 18,28 2005 50.692 -3,29 2006 59.212 16,81 2007 55.577 -6,14 2008 66.023 18,79 2009 70.717 7,11 2010 62.423 -11,73
Sumber : Malinau Dalam Angka 2003 dan 2011, diolah.
Persebaran penduduk antar kecamatan di Kabupaten Malinau belum
merata. Sebagian besar penduduk (46,69 persen) tinggal di kecamatan sekitar
ibukota kabupaten, yaitu Kecamatan Malinau dan Kecamatan Malinau Utara,
sedangkan kecamatan yang berada di pedalaman dan perbatasan jumlah
penduduknya hanya sekitar 1000 – 3000 jiwa.
Sumber : Malinau Dalam Angka 2011, diolah.
Gambar 7. Komposisi penduduk per kecamatan
34
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010 jumlah penduduk usia 15
tahun keatas yang bekerja di Kabupaten Malinau sebanyak 26.687 jiwa. Jumlah
pekerja yang paling banyak berada di subsektor pertanian tanaman padi dan
palawija yaitu sebanyak 10.227 orang atau sebesar 38,32 persen. Sedangkan
jumlah keseluruhan tenaga kerja di sektor pertanian sebanyak 12.978 orang.
Sektor jasa merupakan sektor yang memiliki jumlah tenaga kerja terbesar kedua
yaitu sebanyak 6.758 orang atau sebesar 25,32 persen.
Tabel 2. Jumlah tenaga kerja per sektor tahun 2010
Sektor Jumlah Tenaga Kerja Persentase Pertanian 12.978 48,63 Pertambangan dan Penggalian 1.650 6,18 Industri Pengolahan 511 1,91 Listrik, Gas dan Air Minum 27 0,10 Bangunan 1.505 5,64 Perdagangan, Hotel dan Restoran 2.482 9,30 Pengangkutan dan Komunikasi 704 2,64 Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan 72 0,27 Jasa 6.758 25,32 Sumber : BPS 2011
4.2 Pendidikan dan Kesehatan
Kemajuan suatu wilayah dapat dilihat dari seberapa banyak pemerintah
meyediakan sarana dan prasarana dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Kedua
sektor ini saling berhubungan karena terkait dengan kesejahteraan seseorang. Pada
tahun 2000 jumlah sekolah yang ada di Kabupaten Malinau hanya sebanyak 96
unit sekolah yang terdiri dari 4 unit TK, 76 unit SD, 11 unit SMP, dan 4 unit
SMU. Pada tahun 2010 keadaan ini telah mengalami perubahan yaitu menjadi 17
unit TK, 87 unit SD, 25 unit SMP, 13 unit SMU, 4 unit SMK, dan 1 unit
35
perguruan tinggi. Pesatnya perkembangan jumlah sekolah diikuti pula dengan
adanya peningkatan mutu dan kualitas bangunan sekolah itu sendiri, dimana saat
ini sekolah-sekolah di kecamatan perbatasan dan pedalaman sudah berkonstruksi
beton.
Sumber : Malinau Dalam Angka 2003 dan 2011, diolah
Gambar 8. Perkembangan jumlah sekolah tahun 2000-2010
Komitmen Pemerintah Kabupaten Malinau untuk memperbaiki kualitas
sumber daya manusianya tidak hanya ditujukan di sektor pendidikan tetapi sektor
kesehatan juga mendapat perhatian yang serius. Pada tahun 2000 hanya terdapat
tenaga kesehatan sebanyak 96 orang, kemudian pada tahun 2010 sudah
berkembang menjadi 408 orang. Jumlah fasilitas kesehatan juga mengalami
perkembangan. Kondisi awal pada tahun 2000 belum terdapat rumah sakit dan
hanya terdapat 5 unit puskesmas, 29 unit puskesmas pembantu, dan 77 unit
posyandu, sedangkan pada tahun 2010 fasilitas kesehatan yang tersedia meliputi 1
unit rumah sakit, 14 unit puskesmas, 46 unit puskesmas pembantu, dan 100 unit
posyandu.
36
Sumber : Malinau Dalam Angka 2003 dan 2011, diolah.
Gambar 9. Perkembangan jumlah sarana kesehatan tahun 2000-2010
4.3 Produk Domestik Regional Bruto
Salah satu indikator ekonomi makro untuk mengevaluasi hasil-hasil
pembangunan di suatu daerah dalam lingkup kabupaten dan kota adalah Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut lapangan usaha. PDRB merupakan
jumlah nilai tambah atau jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh
seluruh unit usaha di suatu daerah dalam satu tahun terakhir.
PDRB dibagi menjadi PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas
dasar harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah
barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tersebut, sedangkan
PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang
dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai dasar (dalam hal ini
tahun 2000). PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk melihat pergeseran
dan struktur ekonomi, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan digunakan
untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.
37
Pada tahun 2000 besaran PDRB Kabupaten Malinau baik atas dasar harga
berlaku maupun atas dasar harga konstan adalah sama yaitu sebesar 335,682
milyar rupiah. Nilai PDRB ini mengalami peningkatan pada tahun 2010, dimana
nilai PDRB atas dasar harga konstan sebesar 693,924 milyar rupiah dan nilai
PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 2,122 trilyun rupiah seperti terlihat dalam
Tabel 3. Perkembangan nilai PDRB yang pesat dari tahun 2000 ke tahun 2010
menunjukkan kegiatan pembangunan yang tinggi oleh Pemerintah Kabupaten
Malinau.
Tabel 3. PDRB atas dasar harga konstan dan berlaku tahun 2000-2010
Tahun PDRB atas dasar harga konstan (juta rupiah)
PDRB atas dasar harga berlaku (juta rupiah)
2000 335.862 335.862 2001 375.457 399.862 2002 422.993 482.305 2003 448.629 585.388 2004 454.183 657.251 2005 470.671 752.209 2006 485.133 859.243 2007 515.764 1.041.793 2008 557.196 1.311.538 2009 609.230 1.636.322
2010*) 693.924 2.122.379 *) angka sementara Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2003, 2006 dan 2010, diolah. 4.4 Pertumbuhan Ekonomi
Ketertinggalan Kabupaten Malinau dibandingkan dengan kabupaten dan
kota lainnya menjadikan Kabupaten Malinau terus mengejar ketertinggalannya.
Semangat kerja keras tersebut tercermin dari nilai pertumbuhan ekonomi yang
tinggi di tiap tahunnya, kecuali tahun 2004, 2005, dan 2006 yang mengalami
38
pertumbuhan dibawah 5 persen. Hal tersebut dikarenakan adanya penurunan
produksi tanaman pangan dan beberapa perusahaan pertambangan menghentikan
sementara kegiatan operasionalnya. Tetapi pada tahun berikutnya, Kabupaten
Malinau mengalami pertumbuhan ekonomi yang fantastis dan puncaknya pada
tahun 2010 mengalami pertumbuhan sebesar 13,90 persen.
*) angka sementara Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2003, 2006 dan 2010, diolah
Gambar 10. Pertumbuhan ekonomi tahun 2000-2010
Pertumbuhan ekonomi tersebut adalah kontribusi dari sektor-sektor
ekonomi yang terdapat di Kabupaten Malinau. Berikut adalah tinjauan
pertumbuhan tiap sektor dari tahun 2000-2010.
a. Sektor Pertanian
Sektor pertanian terdiri dari sub sektor tanaman bahan makanan, tanaman
perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, kehutanan dan perikanan. Sektor
pertanian merupakan salah satu penopang utama perekonomian Kabupaten
Malinau, akan tetapi dalam pertumbuhannya berfluktuasi. Sektor pertanian pada
39
tahun 2000 mengalami pertumbuhan sebesar 4,21 persen, dan tahun 2003
pertumbuhannya -0,55 persen. Kemudian mengalami pertumbuhan positif tahun
2007 dan 2010. Puncak penurunan pertumbuhan terbesar adalah tahun 2009 yaitu
sebesar -19,81 persen.
Penurunan pertumbuhan sektor pertanian ini terutama berasal dari
subsektor kehutanan, dimana pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar
-25,30 persen. Fenomena tersebut disebabkan oleh penetapan Kabupaten Malinau
sebagai kabupaten konservasi, sehingga kelestarian hutan lebih diutamakan
dibandingkan dengan pembangunan.
*) angka sementara Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2003, 2006 dan 2010, diolah.
Gambar 11. Pertumbuhan sektor pertanian tahun 2000-2010
b. Sektor Pertambangan dan Penggalian
Kabupaten Malinau merupakan salah satu kabupaten di Kalimantan Timur
yang tidak memiliki pertambangan minyak bumi dan gas. Andalan utama di
sektor pertambangan dan penggalian ini adalah pertambangan non migas, yaitu
40
batubara. Pertambangan batubara sudah ada sejak Kabupaten Malinau masih
tergabung dengan kabupaten induk.
Pada tahun 2000 sektor pertambangan dan penggalian mengalami
pertumbuhan sebesar 28,99 persen. Berturut-turut sampai tahun 2002 masih
mengalami pertumbuhan yang positif. Namun pada tahun 2003 sampai tahun
2006 pertumbuhannya negatif dan pertumbuhan terendah di tahun 2006 yaitu
-81,62 persen. Pertumbuhan yang negatif ini seiring dengan menurunnya
pertumbuhan subsektor pertambangan tanpa migas yaitu batubara.
Pada tahun 2007 sampai 2010 pertumbuhan sektor pertambangan dan
penggalian kembali positif. Bahkan pada tahun 2008 mengalami pertumbuhan
yang sangat tinggi yaitu 300,91 persen.
*) angka sementara Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2003, 2006 dan 2010, diolah.
Gambar 12. Pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian tahun 2000-2010
41
c. Sektor Industri Pengolahan
Sektor industri pengolahan terdiri dari subsektor industri migas dan
industri nonmigas. Di Kabupaten Malinau hanya terdapat industri nonmigas,
dikarenakan tidak terdapat pertambangan minyak dan gas.
Sejak tahun 2000 sampai dengan tahun 2010 pertumbuhan sektor industri
pengolahan ini fluktuatif yaitu antara 3-30 persen. Pada tahun 2000 pertumbuhan
sektor industri pengolahan sebesar 30,13 persen, tetapi tahun 2004 dan 2005
terjadi perlambatan pertumbuhan yaitu sebesar 3,43 persen dan 3,19 persen.
Periode tahun 2008 sampai 2010 pertumbuhan sektor ini hanya berkisar antara
7-10 persen.
*) angka sementara Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2003, 2006 dan 2010, diolah.
Gambar 13. Pertumbuhan sektor industri pengolahan tahun 2000-2010
d. Sektor Listrik, Gas, dan Air Minum
Sektor listrik, gas, dan air minum merupakan sektor yang berkaitan dengan
kebutuhan masyarakat. Di Kabupaten Malinau untuk sektor ini hanya terdapat dua
42
subsektor yaitu listrik dan air minum. Sebagaimana umumnya daerah pemekaran
baru, pada awal terbentuknya mengalami permasalahan listrik dan air minum
dikarenakan lama waktu beroperasinya yang kurang maupun produksinya yang
tidak memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan
sektor listrik, gas, dan air minum pada tahun 2000 sebesar -26,85 persen.
Pada tahun 2001 sektor listrik dan air minum menjadi perhatian utama
pemerintah. Hal tersebut berdampak positif dengan terjadinya pertumbuhan yang
tinggi di sektor listrik, gas, dan air minum ini yaitu sebesar 63,81 persen. Pada
periode tahun 2004-2010 pertumbuhannya tidak terlalu tinggi karena berbagai
infrastruktur dasar sudah terpasang. Jadi tiap tahun hanya terdapat beberapa
penambahan yang tidak terlalu besar dan terakhir pada tahun 2010 pertumbuhan
sektor ini hanya sebesar 12,53 persen.
*) angka sementara Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2003, 2006 dan 2010, diolah.
Gambar 14. Pertumbuhan sektor listrik, gas, dan air minum tahun 2000-2010
43
e. Sektor Bangunan
Sektor bangunan mencakup kegiatan konstruksi di wilayah domestik di
suatu daerah yang dilakukan baik oleh kontraktor umum maupun kontraktor
khusus. Pada tahun 2001 sampai 2003 Pemerintah Kabupaten Malinau sangat
gencar membangun infrastruktur, baik jalan, jembatan, gedung pemerintahan
maupun gedung-gedung lainnya. Pertumbuhan sektor bangunan pada tahun 2001
sebesar 225,34 persen, pada tahun 2002 sebesar 247,49 persen, dan pada tahun
2003 sebesar 105,27 persen.
Pada periode berikutnya, yaitu tahun 2004 sampai 2006 kegiatan
pembangunan infrastruktur mulai menurun, seiring dengan sudah tersedianya
beberapa fasilitas umum. Pada periode tahun 2007 sampai dengan 2010
pertumbuhan sektor bangunan semakin mengecil yaitu hanya berkisar diantara
6-11 persen.
*) angka sementara Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2003, 2006 dan 2010, diolah.
Gambar 15. Pertumbuhan sektor bangunan tahun 2000-2010
44
f. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran
Perkembangan sektor perdagangan, hotel, dan restoran di Kabupaten
Malinau tidak terlalu tinggi. Pertumbuhan yang tinggi hanya terjadi pada tahun
2001 yaitu sebesar 23,92 persen dengan subsektor perdagangan menjadi subsektor
yang mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu 26,30 persen.
Subsektor hotel mengalami pertumbuhan yang tinggi pada tahun 2003
yaitu sebesar 63,20 persen, sedangkan subsektor restoran pertumbuhan tertinggi
juga pada tahun 2003 yaitu sebesar 38,04 persen. Pada periode setelah tahun 2003
pertumbuhan sektor ini relatif kecil, yaitu dibawah 10 persen, bahkan pada tahun
2008 pertumbuhannya hanya sebesar 1,58 persen.
*) angka sementara Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2003, 2006 dan 2010, diolah.
Gambar 16. Pertumbuhan sektor perdagangan, hotel, dan restoran tahun 2000-2010
45
g. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Sektor pengangkutan dan komunikasi terdiri dari subsektor pengangkutan
dan komunikasi. Subsektor pengangkutan terdiri dari angkutan darat, angkutan
sungai dan penyeberangan, angkutan laut, angkutan udara, dan jasa penunjang
angkutan. Sedangkan subsektor komunikasi terdiri dari pos dan komunikasi serta
jasa penunjang komunikasi.
Untuk subsektor pengangkutan, yang berperan besar adalah angkutan
udara, karena untuk menjangkau wilayah pedalaman dan perbatasan sangat
tergantung kepada moda angkutan ini. Pertumbuhan tertinggi angkutan udara
terjadi pada tahun 2001 yaitu sebesar 729,34 persen. Subsektor pengangkutan
mengalami pertumbuhan tertinggi pada tahun 2002 sebesar 43,56 persen,
sedangkan subsektor komunikasi mengalami pertumbuhan tertinggi pada tahun
2001 sebesar 149,78 persen.
*) angka sementara Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2003, 2006 dan 2010, diolah.
Gambar 17. Pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi tahun 2000-2010
46
h. Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
Sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan terdiri dari subsektor
bank, lembaga keuangan bukan bank, jasa penunjang keuangan, sewa bangunan,
dan jasa perusahaan. Pada tahun 2001 sektor ini mengalami pertumbuhan sebesar
5,25 persen dimana subsektor jasa perusahaan menjadi subsektor yang mengalami
pertumbuhan tertinggi sebesar 33,33 persen. Pertumbuhan tertinggi sektor
keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan terjadi pada tahun 2005 yaitu
175,32 persen dengan subsektor bank merupakan subsektor yang mengalami
pertumbuhan tertinggi yaitu 566,36 persen. Pada periode 4 tahun terakhir,
pertumbuhan sektor ini termasuk rendah, yaitu berkisar diantara 5-10 persen.
*) angka sementara Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2003, 2006 dan 2010, diolah.
Gambar 18. Pertumbuhan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan tahun 2000-2010
47
i. Sektor Jasa
Sektor jasa terdiri dari subsektor pemerintahan umum dan swasta.
Subsektor swasta terdiri dari jasa hiburan dan rekreasi, jasa sosial
kemasyarakatan, dan jasa perorangan dan rumah tangga. Pada tahun 2000 sektor
jasa mengalami pertumbuhan yang tinggi yaitu 151,91 persen karena pada tahun
tersebut terjadi penerimaan pegawai negeri sipil dalam jumlah yang besar dengan
terbentuknya pemerintahan yang baru. Pada tahun 2002 sampai dengan 2010
pertumbuhan sektor jasa relatif kecil yaitu berkisar antara 4-10 persen, kecuali
pada tahun 2006 sebesar 17,85 persen.
*) angka sementara Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2003, 2006 dan 2010, diolah.
Gambar 19. Pertumbuhan sektor jasa tahun 2000-2010
Secara umum sektor pertanian mengalami pertumbuhan yang cenderung
negatif dan terus turun dari waktu ke waktu, sedangkan sektor yang relatif stabil
pertumbuhannya adalah sektor listrik, gas, dan air minum. Pertumbuhan tiap
sektor ini menggambarkan bagaimana besaran nilai tambah setiap sektor per
48
tahunnya, apabila nilai tambah sektor tersebut menurun, maka pertumbuhannya
juga akan kecil bahkan bisa negatif.
4.5 Struktur Ekonomi
Struktur ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya peranan sektor-
sektor ekonomi tersebut dalam menciptakan nilai tambah. Makin besar nilai
tambahnya maka semakin besar peranannya dalam perekonomian wilayah
tersebut.
Peranan sektor ekonomi Kabupaten Malinau pada tahun 2010 yang
terbesar adalah sektor pertambangan dan penggalian yaitu 35,83 persen dengan
jumlah nilai tambahnya sebesar 760,386 milyar rupiah dan porsi terbesar berada
pada pertambangan non migas yaitu 32,23 persen. Sektor terbesar kedua adalah
sektor jasa yaitu 19,45 persen, diikuti oleh sektor pertanian ditempat ketiga
dengan kontribusi sebesar 18,02 persen.
Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya terjadi pergeseran struktur
ekonomi Kabupaten Malinau. Pada tahun 2000 sampai dengan 2008 sektor
pertanian merupakan sektor dengan kontribusi terbesar. Tetapi besaran kontribusi
ini semakin menurun setiap tahunnya dan akhirnya tergeser oleh sektor
pertambangan dan penggalian sejak tahun 2009. Pada tahun 2000, sektor
pertanian sangat dominan dalam perekonomian Kabupaten Malinau dimana
kontribusinya sebesar 72,58 persen kemudian diikuti sektor perdagangan, hotel,
dan restoran dengan kontribusi sebesar 13,59 persen dan sektor pertambangan dan
penggalian dengan kontribusi sebesar 8,80 persen.
49
Pada tahun 2003 dan 2004 peranan sektor pertambangan dan penggalian
tergeser oleh sektor jasa dengan kontribusi sebesar 10,68 persen dan 10,01 persen.
Sektor pertambangan dan penggalian sendiri memberikan kontribusi sebesar 9,60
persen pada tahun 2003 dan 7,58 persen pada tahun 2004. Pada tahun 2005 terjadi
perubahan struktur ekonomi Kabupaten Malinau. Sektor bangunan menjadi
penyumbang ekonomi nomor tiga dengan kontribusi sebesar 12,05 persen dan
sektor jasa menjadi nomor empat dengan kontribusi sebesar 12,01 persen
sedangkan sektor pertambangan dan penggalian hanya memberikan kontribusi
sebesar 6,43 persen.
Pada tahun 2006 sektor pertanian tetap menjadi penyumbang terbesar
dengan kontribusi sebesar 42,71 persen, diikuti sektor perdagangan, hotel, dan
restoran sebesar 18,14 persen dan sektor jasa sebesar 17,46 persen. Sektor
bangunan memberikan kontribusinya sebesar 15,96 persen, sedangkan sektor
pertambangan dan penggalian hanya memberikan kontribusi sebesar 2,32 persen.
Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian pada tahun 2006 ini merupakan
yang terkecil sejak Kabupaten Malinau berdiri.
Pada tahun 2007 dan 2008, sektor yang dominan masih sektor pertanian,
namun besarannya semakin menurun. Pada tahun 2007 sektor pertanian
memberikan kontribusi sebesar 39,59 persen dan pada 2008 sebesar 30,40 persen.
Di urutan kedua terjadi perubahan, sektor jasa memberikan kontribusi terbesar
kedua setelah sektor pertanian sebesar 20,08 persen dan 21,75 persen. Di tempat
ketiga adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran dengan kontribusi sebesar
17,23 persen dan 15,03 persen. Sektor bangunan memberikan kontribusi sebesar
50
15,70 persen pada 2007 dan 14,83 persen pada 2008. Sektor pertambangan dan
penggalian pada tahun 2008 mulai memberikan kontribusi yang besar bagi
perekonomian Kabupaten Malinau yaitu 14,85 persen, sedangkan pada tahun
2007 hanya memberikan kontribusi sebesar 4,07 persen.
Pada tahun 2009 dan 2010 struktur ekonomi Kabupaten Malinau
mengalami perubahan yang drastis. Sektor pertambangan dan penggalian
memberikan sumbangan terbesar yaitu 27,58 persen pada 2009 dan 35,83 persen
pada 2010. Penyumbang terbesar kedua adalah sektor jasa dengan kontribusi
sebesar 21,61 persen pada 2009 dan 19,45 persen pada 2010. Sektor pertanian
menjadi penyumbang terbesar ketiga dengan kontribusi pada tahun 2009 sebesar
20,48 persen dan pada tahun 2010 sebesar 18,02 persen. Perubahan struktur
ekonomi tersebut disebabkan turunnya kontribusi subsektor kehutanan terhadap
perekonomian Kabupaten Malinau sedangkan produksi subsektor pertambangan
nonmigas yaitu batubara, mengalami kenaikan yang tinggi sejak tahun 2009.
Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2010, diolah.
Gambar 20. Struktur ekonomi tahun 2010
51
Secara umum pergerakan sektor pertanian dalam struktur ekonomi
Kabupaten Malinau cenderung bergerak turun. Sedangkan pergerakan sektor jasa
cenderung naik. Sektor pertambangan dan penggalian fluktuatif, karena sangat
tergantung dengan kebijakan di pertambangan nonmigas.
*) angka sementara
Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2003, 2006 dan 2010, diolah.
Gambar 21. Perkembangan struktur ekonomi tahun 2000-2010
4.6 Pendapatan per Kapita
Pendapatan per kapita merupakan gambaran rata-rata pendapatan yang
diterima oleh masing-masing penduduk sebagai keikutsertaannya dalam proses
produksi. Angka pendapatan per kapita diperoleh dengan cara membagi
pendapatan regional dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.
Besaran pendapatan per kapita dapat dijadikan salah satu ukuran tingkat
kemakmuran penduduk suatu daerah, namun tidak dapat mencerminkan
kesejahteraan yang sesungguhnya karena nilai pendapatan per kapita hanya
diperoleh berdasarkan PDRB dikurangi dengan penyusutan, pajak tak langsung
dan pendapatan neto dari luar daerah. Tetapi karena keterbatasan data maka
52
pendapatan neto dari luar daerah belum dapat dihitung. Sementara diduga
pendapatan yang keluar dari Kabupaten Malinau sangat besar (BPS Kabupaten
Malinau, 2011).
Pada tahun 2000 pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Malinau
sebesar Rp 5.411.596. Pada tahun 2006 besaran pendapatan per kapita penduduk
Kabupaten Malinau sebesar Rp 10.155.236 dan pada tahun 2010 menjadi
Rp 21.997.315. Besarnya pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Malinau ini
terutama dikarenakan besarnya PDRB Kabupaten Malinau, sedangkan jumlah
penduduk Kabupaten Malinau masih sedikit.
Tabel 4. Pendapatan per kapita Kabupaten Malinau tahun 2000-2010
Tahun Pendapatan per kapita (Rp) 2000 5.411.596 2001 6.307.192 2002 6.764.089 2003 7.556.502 2004 8.882.990 2005 9.108.622 2006 10.155.236 2007 10.857.033 2008 13.529.942 2009 16.988.497
2010 *) 21.977.315 *) angka sementara Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2010
top related