bab iii metodologi penelitian - portal wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/f0212087_bab3.pdf32...
Post on 23-Jun-2018
225 Views
Preview:
TRANSCRIPT
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini terdiri dari empat variabel, yakni variabel
independen, variabel dependen, variabel moderasi dan variabel kontrol.
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi,
sedangkan variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi,
variabel moderasi merupakan variabel yang akan memperkuat atau
memperlemah hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen dan variabel kontrol yang berfungsi untuk menjaga hubungan
diantara variabel independen dan variabel dependen tetap konstan.
Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini adalah
Pergantian CEO, variabel dependen adalah Kinerja Perusahaan, variabel
moderasi adalah Struktur Kepemilikan yang diproksikan dengan
kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional serta variabel kontrol
adalah ukuran perusahaan.
3.2 Definisi Operasional
1. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel independen dalam penelitian ini adalah
pergantian CEO. Pergantian CEO diukur dengan melihat jenis dari
pergantian CEO itu sendiri selama periode 2009 – 2013. Dalam
penelitian ini, pergantian CEO sebagai variabel dummy. Jika terjadi
pergantian CEO dari eksternal perusahaan akan diberi nilai 1 dan
29
akan diberi nilai 0 untuk lainnya. Kemudian, data keuangan
perusahaan yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan
satu tahun setelah pergantian CEO, yakni laporan keuangan dari
periode 2010 – 2014.
2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja
perusahaan. Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang tertuang
dalam perumusan skema strategis suatu organisasi (Trisnantari,
2010). Dalam penelitian ini, kinerja perusahaan diukur dengan
menggunakan Tobin’s Q.
Keterangan:
Q : Kinerja Perusahaan (Tobin’s Q)
EMV : Nilai Pasar Ekuitas (EMV = closing price x jumlah saham
beredar)
DEBT : (Total Hutang + Persediaan – Aktiva Lancar)
TA : Total Aktiva
3. Variabel Moderasi
30
Variabel Moderasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah struktur kepemilikan yang diproksikan dengan kepemilikan
manajerial dan kepemilikan institusional.
a. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan Manajerial (KM) diukur dengan presentase
kepemilikan saham oleh dewan direksi dan dewan komisaris
dibagi jumlah saham beredar.
b. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan Institusional (KI) diukur dengan presentase
kepemilikan saham oleh institusi (perusahaan asuransi,
perbankan, reksadana, dana pensiun dan institusi lain)
dibagi jumlah saham beredar.
1. Variabel Kontrol
Variabel kontrol yang digunakan adalah ukuran
perusahaan yang dihitung dengan logaritma natural dari total aset.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009 – 2014. Data yang
digunakan merupakan data sekunder yang diambil dari Bursa Efek
31
Indonesia (BEI) dan Indonesia Capital Market Directiry (ICMD) tahun
2009 – 2014.
Dalam pengambilan sampel penelitian, digunakan metode
purposive sampling yang dari masing-masing populasi diambil sampel
dengan beberapa kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
2. Perusahaan menerbitkan annual report selama periode 2010
– 2014.
3. Mengalami pergantian CEO selama periode 2009 – 2013.
3.4 Metode Analisis
3.4.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan alat statistik yang digunakan
untuk mendeskripsikan variabel-variabel yang akan diteliti dan
untuk melihat gambaran dari data-data pada penelitian ini.
Menurut Ghozali (2006), alat analisis yang digunakan dalam uji
statistik deskriptif antara lain: nilai maksimum, minimum, rata-rata
(mean) dan standar deviasi. Pengujian ini dilakukan untuk
mempermudah dalam mendalami variabel-variabel pada suatu
penelitian.
3.4.2 Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan teknik analisis regresi linier berganda
dan uji hipotesis, maka data yang ada terlebih dahulu di uji
menggunakan uji asumsi klasik. Hal ini dilakukan untuk
menghindari bias serta digunakan untuk mengetahui keberartian
32
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen
sehingga hasil analisis dapat diinterpretasikan dengan lebih
akurat, efisien dan terbebas dari kelemahan yang terjadi karena
gejala-gejala asumsi klasik (Ghozali, 2006). Pengujian asumsi
klasik pada penelitian ini meliputi uji multikorelasi, uji autokorelasi
dan uji heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik yaitu
model regresi yang memiliki distribusi normal atau
mendekati normal.dan untuk mendeteksi apakah termasuk
distribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian
normalitas menggunakan Histogram-Normality Test. Uji
normalitas dilakukan dengan cara membandingkan nilai
Jarque Bera dengan nilai pada tabel Chi-square. Apabila
nilai Jarque Bera lebih kecil daripada nilai pada tabel Chi-
square dan tingkat signifikansi (nilai probabilitas) lebih dari
0,05, maka data memiliki distribusi normal (Winarno, 2007).
b. Uji Multikorelasi
Uji Multikorelasi bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi ditemukan korelasi antar variabel
bebas atau tidak. Model regresi yang baik adalah model
regresi yang tidak ada korelasi diantara masing-masing
variabel independennya (Gujarati,2006). Cara melakukan uji
33
multikorelasi dilakukan dengan mengamati antar variabel
independennya. Suatu model regresi terhindar dari masalah
multikorelasi jika nilai korelasi antar variabel independen
kurang dari 0,8 (Ajija, et al, 2011).
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi ini bertujuan untuk menguji apakah
ada korelasi antara variabel pengganggu pada periode t
dengan variabel penggangu pada periode t-1 (periode
sebelumnya). Jika terjadi korelasi dalam pengujian, maka
ada masalah Autokorelasi. Model regresi yang baik adalah
regresi yang terbebas dari masalah autokorelasi. Uji
autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson
dengan kriteria pengambilan keputusan, sebagai berikut:
Tabel III.1
Tabel Dasar Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson
Jika Hipotesis Nol Keputusan
0 < d < dLTidak ada
Autokorelasi positifTolak
dL ≤ d ≤ dUTidak ada
Autokorelasi positif
Tidak ada
keputusan
4- dL < d < 4Tidak ada
Autokorelasi negatifTolak
4- dU ≤ d ≤ 4- dLTidak ada
Autokorelasi negatif
Tidak ada
keputusan
Sumber: Gujarati, 2006
34
Tabel III.1
Tabel Dasar Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson
(Lanjutan)
Jika Hipotesis Nol Keputusan
dU < d < 4-dU Tidak ada
Autokorelasi negatif
atau positif
Tidak ditolak
(diterima)
Sumber: Gujarati, 2006
Dimana:
d : Durbin-Watson
dL : lower bound Durbin-Watson
dU : upper bound Durbin-Watson
Apabila nilai Durbin-Watson lebih besar dari batas
atas (dU) dan kurang dari 4-dU, maka dapat disimpulkan
bahwa tidak ada autokorelasi.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji
apakah pada model regresi terjadi ketidaksamaan variance
dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya.
Apabila variance dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan
jika berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2006).
Untuk mendeteksi heteroskedastisitas digunakan Uji Park.
Suatu model regresi dapat dikatakan tidak mengandung
heteroskedastisitas jika signifikansinya di atas 0,05.
35
3.4.3 Analisis Regresi Berganda
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis
statistik karena pada penelitian ini menggunakan data kuantitatif.
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan
variabel moderasi. Variabel moderasi akan memperkuat atau
memperlemah hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen. Menurut Ghozali (2006), untuk menguji
pengaruh variabel moderasi dapat menggunakan uji interaksi, uji
nilai selisih mutlak, dan uji residual. Pada penelitian ini
menggunakan uji selisih mutlak.
Persamaan untuk pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi
linier berganda dengan uji nilai selisih mutlak ditunjukkan sebagai
berikut:
Model Regresi 1
Model Regresi 2
Model Regresi 3
Keterangan:
Q : Kinerja Perusahaan (Tobin’s Q)
36
: Konstanta
: Koefisien regresi
: Pergantian CEO (Chief Executive Officer)
: Struktur Kepemilikan
: Selisih mutlak
: Ukuran Perusahaan
: error term (tingkat kesalahan penduga dalam
penelitian)
3.4.4 Uji Hipotesis
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F bertujuan untuk menguji apakah
variabel independen yang dimasukan dalam model
persamaan regresi secara keseluruhan berpengaruh pada
nilai variabel dependen. Hasil uji F ini dilakukan dengan
membandingkan F-Statistic dengan F-Tabel dan dapat juga
dengan melihat signifikansi (α) dengan ketentuan sebagai
berikut:
(1) α > 0,05 = H0 diterima
(2) α < 0,05 = H0 ditolak
b. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk menguji
pengaruh variabel independen pada perubahan variabel
37
dependen. Dengan pengukuran koefisien determinasi ini
dapat diketahui seberapa besar variabel dependen dapat
dijelaskan oleh variabel independen, sedangkan sisanya
dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model. Semakin
tinggi nilai koefisien determinasi (R2), maka semakin baik
pula variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi ini berkisar antara 0
hingga 1. Semakin nilai R2 mendekati angka 1, berarti
variabel independen memiliki pengaruh besar dalam
menjelaskan variabel dependen dan semakin banyak
informasi yang dapat diberikan oleh variabel independen
untuk memprediksi variansi variabel dependen.
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Uji t bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh
pengaruh variabel independen secara individual/parsial
dalam menerangkan variansi variabel dependen (Ghozali,
2006). Pada penelitian ini, digunakan uji statittik t untuk
menguji hipotesis. Adapun 2 (dua) cara untuk mengetahui
hipotesis diterima atau ditolak, adalah sebagai berikut:
(1) Apabila t hitung < t tabel, maka tidak ada pengaruh
yang signifikan dari variabel independen secara
individual terhadap variabel dependen. Sedangkan
apabila t hitung > t tabel, maka terdapat pengaruh
yang signifikan dari variabel independen secara
individual terhadap variabel dependen.
38
(2) Apabila probabilities value > taraf signifikansi (derajat
keyakinan), maka tidak ada pengaruh signifikan dari
variabel independen secara individu terhadap
variabel dependen. Sedangkan apabila probabilities
valaue < taraf signifikansi (derajat keyakinan), maka
terdapat pengaruh signifikan dari variabel
independen secara individu terhadap variabel
dependen.
top related