bab iii metode penelitian...dalam bab iii ini akan dijelaskan tentang uraian dan jumlah peubah yang...
Post on 07-Mar-2021
4 Views
Preview:
TRANSCRIPT
36
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam Bab III ini akan dijelaskan tentang uraian dan jumlah
peubah yang akan digunakan dalam penelitian, definisi operasional tiap
peubah, teknik pengumpulan data, alat pengumpulan data, populasi,
sampel dan teknik sampling, uji daya diskriminasi dan reliabilitas serta
asumsi klasik dan pengujian hipotesis.
3.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuantitatif. Penelitian kuantitatif ditafsirkan sebagai keakuratan deskripsi
suatu peubah dan kekuatan hubungan antara suatu peubah dan peubah
lainnya. Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk mengukur pengaruh
Kecerdasan Emosional dan Psychological Well Being terhadap Work
Family Conflict pada ibu bekerja di Pemerintah Daerah Kabupaten
Kupang. Data yang digunakan dalam penelitian ini digunakan sebagai alat
ukur untuk menguji hipotesis. Pengujian hipotesis adalah dengan cara
melihat Kecerdasan Emosional dan Psychological Well Being terhadap
Work Family Conflict ditinjau dari usia dan jumlah anak.
3.2 Peubah Penelitian
3.2.1 Peubah Gayut :Work Family Conflict
3.2.2 Peubah Tak Gayut :Kecerdasan Emosi
dan Psychological Well Being
3.2.3 Peubah Moderasi : Usia dan Jumlah Anak
37
3.3 Definisi Operasional
3.3.1 Work Family Conflict
Yang dimaksud dengan Work Familly Conflict adalah konflik
peran yang dialami oleh keluarga, akibat ketidakmampuan individu dalam
memenuhi tuntutan peran dan tuntutan pekerjaan secara proporsional,
sehingga menimbulkan suasana yang tidak harmonis di dalam keluarga
maupun di tempat kerja.
3.3.2 Kecerdasan Emosional
Kecerdasan Emosional adalah kemampuan individu dalam
mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi, berempati dan
membina hubungan sosial.
3.3.3 Psychological Well Being
Psychological Well-Being adalah kesejahteraan psikologi yang
dialami individu yang ditandai dengan kemampuan menerima diri apa
adanya, kemampuan membentuk hubungan yang hangat dengan orang
lain, memiliki kemandirian terhadap tekanan sosial, mampu mengontrol
lingkungan eksternal, memiliki arti hidup, serta kemampuan
mengembangkan potensi diri.
3.3.4 Ibu Bekerja
Ibu bekerja adalah perempuan yang berstatus PNS, menikah dan
berperan ganda. Penekanan pada ibu bekerja adalah aktivitas pekerjaan
yang dilakoni diluar rumah dan memberikan penghasilan pada ibu
tersebut.
38
3.4 Metode Pengumpulan Data
Data tentang peubah-peubah dalam penelitian ini diperoleh dengan
menggunakan angket/kuisioner tertutup. Angket merupakan daftar
pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang
yang diberi angket memberikan respon sesuai dengan permintaan
pengguna (Arikunto, 2006).
3.5 Alat Ukur
3.5.1 Skala Work Family Conflict
Untuk menguji WFC digunakan skala dari Carlson & Kacmar
(2000), yang terdiri dari 3 dimensi, 6 indikator dan 18 aitem pernyataan
favourable dan unfavourable. Rentang penilaian yang digunakan adalah 1
sampai dengan 5 yaitu untuk pernyataan favourable diberi 5 untuk
jawaban sangat sesuai, 4 untuk jawaban sesuai, 3 untuk netral, 2 untuk
tidak sesuai dan 1 untuk sangat tidak sesuai. Demikan pula untuk
pernyataan unfavourablediberi nilai 1 untuk sangat sesuai, 2 untuk sesuai,
3 untuk netral, 4 untuk tidak sesuai dan 5 untuk jawaban sangat tidak
sesuai (Azwar, 2015). Daftar sebaran aitem skala WFC disajikan pada
Table 3.1 berikut :
39
Tabel 3.1 Cetak Biru Skala WFC
Dimensi Indikator Aitem Jumlah F U
Time Based Conflict
Pekerjaan mengganggu keluarga berdasarkan waktu
- 1, 2, 3 3
Keluarga mengganggu pekerjaan berdasarkan waktu
- 4, 5, 6 3
Strain Based Conflict
Pekerjaan mengganggu keluarga berdasarkan ketegangan
- 7, 8, 9 3
Keluarga mengganggu pekerjaan berdasarkan ketegangan
- 10, 11, 12 3
Behaviour Based Conflict
Pekerjaan mengganggu keluarga berdasarkan perilaku
- 13, 14, 15 3
Keluarga mengganggu pekerjaan berdasarkan perilaku
- 16, 17, 18 3
Total - 18 18 Keterangan : Semua aitem adalah aitem blue print, F= Favourable., U=
Unfavourable. Keterangan ini juga untuk Tabel 3.2 dan 3.3.
3.5.2 Skala Kecerdasan Emosional
Skala Kecerdasan Emosi dikembangkan oleh Goleman (2006),
dengan 5 aspek, 10 indikator dan 20 aitem pernyataan yang terdiri dari 18
aitem favourable dan 2 aitem unfavourable. Rentang penilaian yang
digunakan adalah 1 sampai dengan 5. Untuk pernyataan favourable diberi
5 untuk jawaban sangat sesuai, 4 untuk jawaban sesuai, 3 untuk jawaban
netral, 2 untuk jawaban tidak sesuai dan 1 untuk jawaban sangat tidak
sesuai. Demikan pula untuk pernyataan unfavourable diberi nilai 1 untuk
jawaban sangat sesuai, 2 untuk jawaban sesuai, 3 untuk jawaban netral, 4
untuk jawaban tidak sesuai dan 5 untuk jawaban sangat tidak sesuai
(Azwar, 2015). Daftar sebaran aitem skala Kecerdasan Emosi disajikan
pada Table 3.2 berikut:
40
Tabel 3.2 Cetak Biru Skala Kecerdasan Emosi
Aspek Indikator Aitem Jumlah F UF
Mengenali emosi diri
Mampu mengenali emosi diri dengan baik
1, 3 2 3
Mampu mengungkapkan emosi secara verbal
4, 5 - 2
Mengelola emosi diri
Mampu mengendalikan emosi diri dengan baik
6 - 1
Mampu menyesuaikan diri dan menerima pembaruan
7, 8 2
Motivasi Memiliki motivasi yang tinggi dalam bekerja
9, 10 11 3
Inisiatif dan optimis 12, 13 - 2
Empati Memahami orang lain 14, 15, 16
- 3
Mengembangkan orang lain 17, 18 - 2 Membina hubungan sosial
Mampu memengaruhi dan mengatur orang lain
19 - 1
Kolaborasi dan kerjasama 20 - 1
Total 18 2 20
3.5.3 Skala Psychological Well-Being
Skala PWB diambil dari 6 dimensi menurut Ryff (1989). Skala ini
dimodifikasi oleh peneliti sesuai dengan tujuan penelitian dengan 13
indikator dan aitem pernyataan berjumlah 65 yang terdiri dari 44 aitem
favourable dan 21 aitem unfavourable. Rentang penilaian yang digunakan
adalah 1 sampai dengan 5 yaitu untuk pernyataan favourable diberi 5
untuk jawaban sangat sesuai, 4 untuk jawaban sesuai, 3 untuk jawaban
netral, 2 untuk jawaban tidak sesuai dan 1 untuk jawaban sangat tidak
sesuai. Demikan pula untuk pernyataan unfavourable diberi nilai 1 untuk
jawaban sangat sesuai, 2 untuk jawaban sesuai, 3 untuk jawaban netral, 4
untuk jawaban tidak sesuai dan 5 untuk jawaban sangat tidak
41
sesuai(Azwar, 2015). Daftar sebaran aitem skala PWB disajikan pada
Table 3.3 berikut:
Tabel 3.3
Cetak Biru Skala PWB
Dimensi Indikator Aitem Jumlah F UF
Penerimaan Diri Memiliki sikap positif terhadap diri sendiri
1,2,3,4 5 5
Positif dengan masa lalu dan masa sekarang
6,7,10 8,9 5
Hubungan Positif Dengan Orang Lain
Penuh perhatian dan saling percaya
11,12, 13,15
14 5
Saling memberi dan menerima
16,17, 18 19,20 5
Otonomi Mampu menolak tekanan social
21, 22, 23 24, 25 5
Mengatur perilaku yang timbul dalam diri
27, 28, 29 26, 30 5
Evaluasi diri dengan standar pribadi
32, 33 31, 34, 45
5
Penguasaan Lingkungan
Mampu mengatur dan menciptakan konsep lingkungan sesuai kebutuhan
36, 37, 38, 40
39 5
Memanfaatkan kesempatan membangun lingkungan yang efektif
41, 42, 45 43, 44 5
Tujuan Hidup Memiliki arah dan tujuan hidup
46, 47, 48, 50
49 5
Memanfaatkan pengalaman masa lalu dan masa kini
51, 52, 53, 55
54 5
Pertumbuhan Diri
Mampu tumbuh dan berkembang
56, 57, 59, 60
64, 65 5
Menyadari potensi dan perilaku yang baik
61, 62, 63 64, 65 5
Total 44 21 65
42
1.6 Populasi, Sampel Penelitian dan Teknik Sampling
Populasi didalam penelitian ini adalah PNS Perempuan yang
bekerja di Pemerintah Daerah Kabupaten Kupang sebanyak 468 orang
yang tersebar di 30 SKPD (sumber: Dinas PPKAD Kabupaten Kupang,
Desember 2016)
Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah perpaduan
purposive dan saturated sampling. Yang dimaksud dengan purposive
sampling adalah pengambilan sampel sesuai dengan kriteria yang disusun
oleh penulis, yaitu dengan memilih dari 30 SKPD, penulis mengambil
sampel di 10 SKPD yang berjarak paling dekat dengan kantorBupati
Kupang. Setelah memilih 10 SKPD tersebut penulis menggunakan
saturated sampling yaitu mengambil seluruh populasi dari 10 SKPD
tersebut untuk dijadikan sampel, sebanyak 150 orang PNS perempuan
yang berperan ganda. Daftar sebaran jumlah PNS menurut SKPD
disajikan dalam Tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4 Daftar Jumlah PNS menurut SKPD
No. Nama SKPD ∑PNS PNS Laki-laki
PNS Perempuan
1. Setda* 131 88 43 2. Sekretariat DPRD 34 20 14 3. Inspektorat 37 22 15 4. Pol. PP 79 71 8 5. Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata 27 13 14
6. Disperindag 33 23 10 7. Dispenduk* 20 11 9 8. Dinas Kesehatan* 67 48 19 9. Dinkop dan UKM 28 16 12 10. Dinas PU* 77 61 16 11. Dinas PPKAD* 95 65 30 12. Dinas Kelautan &
Perikanan 31 15 16
13. Dishub& Inforkom 60 46 14 14. Distamben 25 18 7
43
Tabel 3.4 (Lanjutan)
No Nama SKPD ∑PNS PNS Laki-laki
PNS Perempuan
15. Dinas Perkebunan & Kehutanan
43 25 18
16 Dinas Pertanian 34 23 11 17 Dinas Peternakan* 55 39 16 18 Dinas Sosial* 24 14 10 19 Badan Kearsipan &
Perpustakaan 22 9 13
20 Dinas PPO* 89 58 31 21 BKD* 51 24 27 22 BLH 26 11 15 23 BP4K 41 32 9 24 Dinas Nakertrans 33 20 13 25 BPPerempuan dan KB 31 17 14 26 BPM dan Pemdes 38 18 20 27 BPMP2T* 28 9 19 28 BP Bencana Daerah 31 22 9 29 BP Perbatasan Daerah 23 19 4 30 Bappeda 38 18 20 Total 1.346 878 468
Keterangan: (*) SKPD yang diambil untuk sampel penelitian
Dari keseluruhan 468 PNS perempuan yang ada, maka sampel
penelitian diambil dari 10 SKPD yang berlokasi dekat dengan Kantor
Bupati Kupang. Data jumlah sampel disajikan dalam Tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.5 Daftar Responden Penelitian Ibu Bekerja
No SKPD ∑PNS perempuan
∑ PNS berperan ganda
∑Angket disebar
1 Dinas PPO 31 20 20 2 Dinas PPKAD 30 17 17 3 BPMP2T 19 12 12 4 Dinas PU 16 10 10 5 Dinas Peternakan 16 8 8 6 BKD 27 21 21 7 Setda 43 32 32 8 Dispenduk 9 9 9 9 Dinas Sosial 10 9 9 10 Dinas Kesehatan 19 11 11 Total 220 150 150
44
1.7 Daya Diskriminasi Aitem dan Reliabilitas Alat Ukur
1.7.1 Uji Daya Diskriminasi aitem
Uji daya diskriminasi aitem dengan dasar pengambilan keputusan
adalah: (1) Jika nilai r hitung positif serta nilai angka r hitung > r tabel,
makaaitem tersebut valid. (2) Jika r hitung negatif serta r hitung < dari r
tabel maka aitem tersebut tidak valid. Adapun dasar untuk pengambilan
valid atau tidaknya sebuah aitem adalah harus mencapai koefisien korelasi
minimal 0,30 (Azwar, 2015).
a. Untuk skala WFC menggunakan skala dari Calrson & Kacmar
(2000) dengan acuan penelitian oleh Doo, et al (2010). Validitas =
0,66
b. Untuk skala Kecerdasan Emosi digunakan skala yang dibuat oleh
Goleman (2006) dengan acuan penelitian dari Adelina (2016).
Validitas = 0,634
c. Skala PWB diambil dari skala Ryff (1989) dengan acuan penelitian
Moe (2012). Validitas = 0,78
1.7.2 Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas berpendapat bahwa instrumen dikatakan reliabel
apabila instrumen tersebut digunakan beberapa kali untuk mengukur
obyek yang sama, mampu menghasilkan data yang sama dan dapat
menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan.
Dasar pengambilan keputusan adalah (1) Jika r alfa positif dan r alfa > r
tabel maka peubah tersebut reliabel. (2) Jika r alfa negatif dan r alfa < r
tabel maka peubah tersebut tidak reliabel. Besarnya koefisien reliabilitas
berada pada rentang nilai 0 - 1,00, yaitu semakin tinggi koefisien
45
reliabilitas mendekati angka 1 maka alat tes tersebut semakin reliabel.
(Azwar, 2015)
a. Untuk skala WFC menggunakan skala dari Calrson & Kacmar
(2000) dengan acuan penelitian oleh Doo, et al (2010). Reliabilitas =
0,98
b. Untuk skala Kecerdasan Emosi digunakan skala yang dibuat oleh
Goleman (2006) dengan acuan penelitian dari Adelina (2016).
Validitas = 0,807
c. Skala PWB diambil dari skala Ryff (1989) dengan acuan penelitian
Moe (2012). Reliabilitas = 0,90
1.8 Uji Asumsi Klasik
3.8.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui bahwa data itu
berdistribusi normal, selain itu dari hasil pengujian normalitas juga dapat
menunjukkan bahwa sampel yang diambil berdistribusi normal (Arikunto,
2006). Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat grafik histogram,
P-P Plot Test, dan Uji One Sample Kolmogorov Smirnov Contoh Tunggal.
3.8.2 Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar peubah tak gayut. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara peubah tak
gayut. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari
besaran Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai toleransi. Jika nilai
toleransi ≤ 0,1 dan VIF ≥ 10, terjadi multikolinearitas, tetapi jika nilai
46
toleransi ≥ 0,1 dan VIF ≤ 10 tidak terjadi multikolinearitas (Ghozali,
2013).
3.8.3 Uji Heteroskedastisitas
Varians dari residual dalam memprediksi skor peubah gayut harus
sama untuk semua skor yang diprediksi. Dalam regresi heteroskedastisitas
terjadi bila varian error tidak konstan untuk beberapa nilai x. Apabila
titik-titik dalam grafik scatter plot menyebar dan tidak membentuk pola
tertentu maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas
(Pallant, 2007).
3.8.4 Uji Linearitas
Uji Linearitas dapat dicek dengan melihat residual scatterplot
sebagai bagian dari perhitungan regresi berganda menggunakan program
SPSS. Residual scatterplot harus menunjukkan garis lurus sebagai
indicator bahwa pengaruh peubah tak gayut terhadap peubah gayut
bersifat linear (Pallant, 2007).
3.9 Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan adalah uji Principal Component
Analysis (PCA) untuk mengetahui interaksi antara Kecerdasan Emosional
dan Psychological Well-Being terhadap Work Family Conflict. PCA
adalah teknik yang digunakan untuk menyederhanakan suatu data dengan
cara mentransformasi data secara linier sehingga terbentuk sistem
koordinat baru dengan varians maksimum. Untuk menentukan
ketergantungan peubah WFC dengan usia dan jumlah anak, maka
dilakukan uji χ2 untuk table kontingensi (Lampiran 3).
47
top related