bab iii metode penelitian a. tempat dan waktu...
Post on 30-Jan-2018
226 Views
Preview:
TRANSCRIPT
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Dalam melakukan penelitian diperlukan tempat penelitian untuk
memperoleh data-data yang mendukung tercapainya tujuan penelitian. Adapun
tempat-tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Pengujian agregat halus dilakukan di Laboratorium PTB FKIP Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
b. Pengujian agregat kasar dilakukan di Laboratorium PTB FKIP Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
c. Pembuatan benda uji dilaksanakan di Laboratorium PTB FKIP Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
d. Pengujian kelecakan beton segar dilakukan di Laboratorium PTB FKIP
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
e. Pengujian kuat lentur beton serat dilakukan di Laboratorium PTB FKIP
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pemilihan pengujian bahan, kelecakan dan kuat lentur beton serat
dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Teknik Bangunan Universitas
Sebelas Maret Surakarta karena peneliti masih melakukan studi di kampus
Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan fasilitas
pendukung lengkap sehingga akan didapatkan hasil yang akurat.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian yang dilaksanakan pada bulan Desember 2015 – Juli
2016. Adapun perinciannya adalah sebagai berikut:
a. Persiapan Penelitian
1) Pengajuan Judul
Pengajuan judul penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2015.
29
2) Pembuatan Proposal
Pembuatan proposal pada penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Desember 2015-Januari 2016.
3) Seminar Proposal
Seminar proposal dilakukan pada bulan Januari 2016.
4) Revisi Proposal
Revisi proposal ini dilaksanakan setelah melaksanakan seminar pada
bulan Januari 2016.
b. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2016-April 2016.
c. Analisis Data dan Pelaporan
1) Analisis Data
Analisis data dilakukan setelah selesai melakukan penelitian. Analisis
data ini dilakukan pada bulan April 2016-Mei 2016.
2) Menyusun Laporan
Penyusunan laporan dilakukan pada bulan April 2016-Juni2016.
3) Ujian dan Revisi
Ujian dan revisi dilakukan pada bulan Juni 2016-Juli 2016.
4) Penggandaan dan Pengumpulan Laporan
Penggandaan dan pengumpulan laporan dilaksanakan pada bulan Juli
2016.
B. Desain Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif yaitu
memberikan suatu gambaran mengenai pengaruh penambahan potongan banner
pada campuran beton terhadap kelecakan dan kuat lentur beton serat. Metode
campuran yang digunakan adalah metode Mix Design SK-SNI 03-3449-2002.
Gambaran ini dibuat dengan mengadakan eksperimen terhadap sejumlah benda uji
untuk membandingkan dan mendapat jawaban dari tujuan penelitian.
30
Penelitian kuantitatif yang dilakukan merupakan penelitian yang
menggunakan pendekatan eksperimen. Meurut Sugiyono (2013: 107) metode
penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan
untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendali.
Dalam penelitian ini benda uji berupa balok dengan bahan tambah serat
potongan banner dengan variasi bentuk dan persentase yang berbeda. Adapun
variabel yang mempengaruhi langsung dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Variabel independen (bebas)
a. Variasi bentuk potongan banner (X1).
b. Variasi persentase potongan banner (X2).
2. Variabel dependen (terikat)
a. Nilai slump beton dengan penambahan potongan banner dengan variasi
bentuk dan persentase penambahan yang berbeda (Y1).
b. Kuat lentur beton dengan penambahan potongan banner dengan variasi
bentuk dan persentase penambahan yang berbeda (Y1).
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen sejenis tetapi dapat
dibedakan berdasarkan karakteristik atau ciri-cirinya. Populasi dalam penelitian
ini adalah balok uji beton dengan lebar 150 mm, tebal 150 mm, dan panjang 600
mm. Sedangkan sampel yaitu sebagian dari populasi yang sifat dan cirinya akan
diteliti kemudian bagian ini dianggap mewakili seluruh polulasi. Jadi sampel
dalam penelitian ini adalah benda uji balok beton dengan spesifikasi sebagai
berikut:
1. Beton direncanakan dengan mix design sesuai dengan SK-SNI 03-3449-2002.
2. Variasi persentase bentuk potongan banner dapat dilihat di tabel 3.1.
31
Tabel 3.1 Jumlah Keseluruhan Sampel Benda Uji
No Bentuk
Potongan
Persentase Penambahan
Potongan Banner
Jumlah
Sampel
1 ˗ 0,00% 4 buah
2 Persegi
0,25% 4 buah
0,50% 4 buah
0,75% 4 buah
1,00% 4 buah
3 Segitiga
0,25% 4 buah
0,50% 4 buah
0,75% 4 buah
1,00% 4 buah
4 Persegi
panjang
0,25% 4 buah
0,50% 4 buah
0,75% 4 buah
1,00% 4 buah
Total Sampel 52 buah
D. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling
jenuh. Menurut Sugiyono (2013: 68), “Sampling jenuh adalah teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sampel”. Istilah lain sampel jenuh
adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Dalam
penelitian ini populasi terdiri dari 52 buah benda uji, yang semuanya digunakan
sebagai sampel dengan rincian sebagai berikut:
1. 4 buah benda uji dengan persentase 0% tanpa penambahan potongan banner.
2. 16 buah benda uji dengan penambahan potongan banner berbentuk persegi
serta persentase penambahan sebesar 0,25%, 0,5%, 0,75%, dan 1,0% dari berat
benda uji.
32
3. 16 buah benda uji dengan penambahan potongan banner berbentuk segitiga
serta persentase penambahan sebesar 0,25%, 0,5%, 0,75%, dan 1,0% dari berat
benda uji.
4. 16 buah benda uji dengan penambahan potongan banner berbentuk persegi
panjang serta persentase penambahan sebesar 0,25%, 0,5%, 0,75%, dan 1,0%
dari berat benda uji.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Identifikasi Variabel
Menurut Sugiyono (2013: 61), “Variabel penelitian adalah suatu atribut
atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Sugiyono (2013: 61-68), “Membedakan menjadi lima macam
variabel dalam penelitian yaitu: Variabel Independen (Variabel Bebas),
Variabel Dependen (Variabel Terikat), Variabel Moderator, Variabel
Intervening, dan Variabel Kontrol”.
Dalam penelitian ini akan dijelaskan tiga variabel yang digunakan yaitu
Variabel Independen (Variabel Bebas), Variabel Dependen (Variabel Terikat)
dan Variabel Kontrol, sebagai berikut:
a. Variabel Independen (Variabel Bebas)
“Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”.
(Sugiyono, 2013: 61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi
penambahan potongan banner dengan bentuk potongan dan persentase yang
berbeda.
b. Variabel Dependen
“Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas”. (Sugiyono, 2013: 61). Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah hasil uji nilai slump dan kuat lentur beton.
33
c. Variabel Kontrol
“Variabel kontrol adalah variabel yang dikendaliakan atau dibuat konstan
sehingga hubungan variabel independen terhadap dependen tidak
dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti”. (Sugiyono, 2013:64).
Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah produk beton yang dibuat sama,
tempat penelitian, alat yang digunakan dan pembuatan benda uji tanpa
bahan tambah.
2. Data dan Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua
macam, yaitu:
a. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil eksperimen dan
pengamatan di laboratorium yang berupa hasil uji kelecakan dan uji kuat
lentur beton serat.
b. Data sekunder didapat dari literatur/ referensi berupa buku-buku relevan
yang dapat menunjang berlangsungnya penelitian ini.
3. Teknik Mendapat Data
Data primer diperoleh dari pengujian yang dicatat dan digunakan
sebagai bahan masukan untuk pembahasan, analisis data dan laporan
penelitian.
a. Hasil uji kelecakan beton
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan variasi
potongan banner terhadap kelecakan beton. Nilai kelecakan beton diperoleh
dari hasil pengukuran nilai slump beton segar.
b. Hasil uji kuat lentur beton
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
penambahan potongan banner dengan variasi persentase dan bentuk
potongan yang berbeda pada beton serat terhadap kuat lentur beton serat.
Data pengujian ini diambil dari pembacaan pada UTM pada saat pengujian
kuat lentur.
34
F. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
penambahan potongan banner terhadap kelecakan dan kuat lentur beton yaitu
dengan analisis regresi berganda. Namun sebelumnya diuji prasyarat analisis
berupa uji normalitas dan uji asumsi klasik yang berupa uji multikolinieritas dan
uji heteroskedastisitas.
1. Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis terdiri dari uji normalitas dan uji asumsi klasik.
Untuk lebih jelasnya akan dijabarkan sebagai berikut:
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data adalah uji untuk mengukur apakah data
penelitian ini memiliki distribusi normal atau tidak. Untuk membuktikan
bahwa data yang diuji berdistribusi normal, maka dilakukan uji normalitas
data dengan menggunakan program SPSS 16, yaitu dengan menggunakan
uji one sample kolmogrov-smirnov. Untuk mengetahui diterima atau
ditolaknya hipotesis maka perlu membandingkan harga Asymp. Si. (2-tailed)
dengan melihat kriteria di bawah ini:
Ho = data distribusi normal
Ha = data berdistribusi tidak normal
Pengambilan keputusan/kriteria
Jika probabilitas (harga Asymp. Sig. 2-tailed) > 0,05; maka Ho diterima.
Jika probabilitas (harga Asymp. Sig. 2-tailed) < 0,05; maka Ho ditolak.
b. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik ini terdiri dari uji multikolinieritas,
heteroskedastisitas dan autokorelasi. Pada penelitian ini data yang
digunakan adalah data cross section (penelitian dilakukan dalam satu
periode), sehingga asumsi klasik yang digunakan adalah uji multikolinieritas
dan uji heteroskedastisitas.
35
1) Uji Multikolinieritas
Pengujian multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah
ada korelasi antara variabel bebas (variabel independen). Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas
(variabel independen). Jika variabel bebas (variabel independen) saling
berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel
ortogonal adalah variabel bebas (variabel independen) yang saling
korelasi antar sesama variabel bebas (variabel independen) sama dengan
nol.
Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas di dalam model
regresi menggunakan program SPSS 16.0 dengan metode Collinearity
Diagnostic dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor
(VIF). Jika nilai tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF < 10 maka tidak terjaadi
multikolinieritas.
Kriteria:
Ho = tidak mengandung multikolinieritas
Ha = mengandung multikolinieritas
Pengambilan keputusan/kriteria adalah sebagai berikut:
Jika VIF > 10, maka Ho ditolak.
Jika VIF < 10, maka Ho diterima.
2) Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lainnya. Perlu diketahui prasyarat regresi
ganda adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Untuk mengetahui
ada tidaknya gejala heteroskedastisitas, dapat dilakukan dengan
menggunakan SPSS 16.0 yaitu dengan mengamati model Scatterplot.
Kriteria:
Ho = tidak mengandung heteroskedastisitas
Ha = mengandung heteroskedastisitas
Pengambilan keputusan/kriteria adalah sebagai berikut:
36
Jika pada grafik scatterplot pola titik menyebar di atas dan di bawah
sumbu Y, Ho diterima.
Jika pada grafik scatterplot pola titik tidak menyebar di atas dan di
bawah sumbu Y, maka Ho ditolak.
c. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi dalam program SPSS 16.0 adalah dengan
menggunakan regresi (Regression). Analisis data yang digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penambahan banner dengan bentuk
dan persentase yang berbeda terhadap nilai slump dan kuat lentur beton
yaitu dengan analisis regresi linier berganda. Analisis ini merupakan
gambaran dari variabel bebas dalam penelitian yang dilakukan dengan
variabel terikat yang dipengaruhi oleh variabel bebas yang ada. Dalam
penelitian ini variabel bebas adalah variasi penambahan banner dengan
bentuk dan persentase yang berbeda, sedangkan variabel terikatnya adalah
nilai slump dan kuat lentur beton.
Persamaan regresi linier berganda :
Y1 = a + β1X1 + β2X2
Y2 = a + β1X1 + β2X2
Dimana :
a = konstan
β1, β2 = koefisien regresi (variasi penambahan potongan banner dengan
dengan bentuk potongan dan variasi persentase yang berbeda)
X1 = bentuk potongan
X2 = persentase
Y1 = nilai slump
Y2 = kuat lentur
Analisis yang digunakan dalam SPSS 16.0 adalah Regression
(Linear). Selanjutnya untuk mengetahui apakah pengaruh pengujian ini
signifikan, maka perlu diuji signifikansi (uji F dan uji t).
37
1) Secara Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara
bersamaan (simultan) terhadap variabel terikat, dengan cara
membandingkan probabilitas (P Value) dengan taraf signifikan 0,05.
2) Secara Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara
terpisah (parsial) terhadap variabel terikat, dengan cara membandingkan
probabilitas (P Value) dengan taraf signifikan 0,05.
2. Pengujian Hipotesis
a. Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh penambahan banner terhadap nilai slump yang diuji dengan
menggunakan persamaan regresi yang sebelumnya dicari terlebih dahulu
persamaan regresinya. Untuk mengetahui pengaruh penambahan banner
terhadap nilai slump beton menggunakan persamaan garis regresi dengan
menggunakan program SPSS 16.0 dengan uji Regression (Linear).
Pengambilan keputusan pada SPSS 16.0 adalah sebagai berikut:
1) Uji F
Hipotesis:
Ho = tidak ada pengaruh penambahan banner dengan bentuk potongan
dan persentase yang berbeda secara bersamaan.
Ha = ada pengaruh penambahan banner dengan bentuk potongan dan
persentase yang berbeda secara bersamaan.
Pengambil keputusan:
Jika probabilitas > 0,05 , maka Ho diterima
Jika probabilitas < 0,05 , maka Ho ditolak
2) Uji t
Hipotesis :
Ho = tidak ada pengaruh penambahan banner dengan bentuk potongan
dan persentase yang berbeda secara terpisah.
38
Ha = ada pengaruh penambahan banner dengan bentuk potongan dan
persentase yang berbeda secara terpisah.
Pengambil keputusan :
Jika probabilitas > 0,05 , maka Ho diterima
Jika probabilitas < 0,05 , maka Ho ditolak
3) Koefisien Determinasi Simultan (R2)
Jika nilai R2 mendekati 1 (satu) maka dapat dikatakan semakin kuat
(persentase penambahan banner) terhadap nilai slump secara
bersamaan.
Jika nilai R2 mendekati 0 (nol) maka dapat dikatakan semakin lemah
(persentase penambahan banner) terhadap nilai slump secara
bersamaan.
b. Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh penambahan banner terhadap kuat lentur yang diuji dengan
menggunakan persamaan regresi yang sebelumnya dicari terlebih dahulu
persamaan regresinya. Untuk mengetahui pengaruh penambahan banner
terhadap kuat lentur beton menggunakan persamaan garis regresi dengan
menggunakan program SPSS 16.0 dengan uji Regression (Linear).
Pengambilan keputusan pada SPSS 16.0 adalah sebagai berikut:
1) Uji F
Hipotesis:
Ho = tidak ada pengaruh penambahan banner dengan bentuk potongan
dan persentase yang berbeda secara bersamaan.
Ha = ada pengaruh penambahan banner dengan bentuk potongan dan
persentase yang berbeda secara bersamaan.
Pengambil keputusan:
Jika probabilitas > 0,05 , maka Ho diterima
Jika probabilitas < 0,05 , maka Ho ditolak
39
2) Uji t
Hipotesis:
Ho = tidak ada pengaruh penambahan banner dengan bentuk potongan
dan persentase yang berbeda secara terpisah.
Ha = ada pengaruh penambahan banner dengan bentuk potongan dan
persentase yang berbeda secara terpisah
Pengambil keputusan :
Jika probabilitas > 0,05 , maka Ho diterima
Jika probabilitas < 0,05 , maka Ho ditolak
3) Koefisien Determinasi Simultan (R2)
Jika nilai R2 mendekati 1 (satu) maka dapat dikatakan semakin kuat
(persentase penambahan banner) terhadap kuat lentur secara
bersamaan.
Jika nilai R2 mendekati 0 (nol) maka dapat dikatakan semakin lemah
(persentase penambahan banner) terhadap kuat lentur secara
bersamaan.
c. Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga mengatakan bahwa ada nilai optimal pada variasi
penambahan banner dengan bentuk potongandan persentase berbeda
terhadap kuat lentur beton serat. Nilai optimal sesuai dengan standar yang
dihitung dengan mendefinisikan persamaan regresi. Persentase optimal
diperoleh dari tabel dan grafik dari hasil perhitungan.
G. Prosedur Penelitian
1. Studi Penelitian
Studi penelitian ini dilakukan dengan cara mencari penunjang dari buku
atau sumber lain yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
2. Tahap Penelitian
Dalam penelitian ini ada beberapa tahap dalam pelaksanaannya, untuk
lebih jelasnya akan dibahas sebagai beikut:
40
a. Tahap Pertama
Tahap pertama ini terdiri dari pemilihan bahan dan persiapan alat.
Jadi setiap alat dan bahan yang akan digunakan harus dipersiapkan pada
tahap ini, agar memperlancar tahap penelitian yang selanjutnya. Tahapan
yang pertama ini terdiri dari:
1) Pemilihan Bahan
a) Semen tipe I (umum)
Semen yang digunakan harus memenuhi persyaratan yang
telah ditentukan dalam spesifikasi bahan bangunan bagian A, SK-SNI-
04-1989-F. Penelitian ini menggunakan Semen Portland dengan merk
Gresik 40 kg.
b) Agregat
Agregat yang dipakai adalah agregat yang memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan dalam spesifikasi bahan bangunan
bagian A, SK-SNI-04-1989-F. Agregat ini terdiri dari agregat kasar
dan agregat halus. Agregat kasar atau kerikil yang digunakan adalah
kerikil dari daerah Kaliworo, Klaten. Sedangkan agregat halus atau
pasir yang digunakan adalah pasir Muntilan, Magelang.
c) Air
Air yang digunakan adalah air yang memenuhi persyaratan
yang ditentukan dalam spesifikasi SK-SNI-S-04-1989-F yang sesuai
dengan spesifikasi bahan bangunan, yaitu air sumur. Air yang
digunakan dalam penelitian ini adalah air yang berasal dari
Laboratorium PTB FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.
d) Banner
Banner yang digunakan adalah dalam bentuk segita, persegi,
dan persegi panjang. Banner tersebut diambil langsung dari pengepul
dengan ukuran utuh, yang kemudian dipotong sendiri sesuai dengan
bentuknya. Spesifikasi dari banner ini bisa dilihat pada tabel 3.2
sebagai berikut :
41
Tabel 3.2 Variasi Bentuk, Dimensi dan Persentase Penambahan
Potongan Banner
No Bentuk
Potongan
Dimensi
Potongan
Banner
Persentase
Penambahan
Potongan
Banner
Keterangan
1 ─ ─ 0,00% -
2 Persegi 5 mm x 5 mm 0,25%
0,50%
0,75%
1,00%
3 Segitiga Alas = 5 mm 0,25%
Tinggi = 30
mm
0,50%
0,75%
1,00%
4 Persegi 5 mm x 30 mm 0,25%
panjang 0,50%
0,75%
1,00%
42
2) Persiapan Alat
a) Timbangan
Dalam penelitian ini digunakan dua jenis timbangan, yaitu:
(1) Neraca merk “Murayama, elsakusho ltd japan” kapasitas 5 kg
dengan ketelitian mencapai 0,01 gram. Alat ini digunakan untuk
mengukur berat material yang tidak melebihi kapasitasnya.
(2) Timbangan “bascule” merk DSN bola dunia kapasitas 150 kg
dengan ketelitian 0,1 kg. Alat ini digunakan untuk mengukur
berat material yang tidak melebihi kapasitasnya.
b) Oven
Oven merk “Memmert West Germany” dengan temperatur
maksimum 2200ºC dan daya listrik 1500 Whatt. Oven ini digunakan
untuk mengeringkan material pasir dan kerikil.
c) Ayakan
Ayakan baja yang digunakan adalah merk “cotrols” italy
berbentuk bulat dengan lubang ayakan berbentuk bujur sangkar. Alat
ini digunakan untuk pengujian gradasi agergat baik kasar maupun
halus. Penggunaannya sesuai dengan ukuran lubang yang tersedia.
d) Mesin penggetar ayakan
Mesin penggetar ayakan yang dipakai adalah mesin penggetar
dengan merk “controls” italy. Mesin ini digunakan sabagai dudukan
dan penggetar ayakan. Alat ini digunakan pada saat uji gradasi agregat
kasar dan agregat halus.
e) Corong conik/ Conical Mould
Conical Mould dengan ukuran diameter atas 3,8 cm, daimeter
bawah 8,9 cm, dan tinggi 7,6 cm. Alat ini juga dilengkapi dengan
penumbuk. Fungsi dari conical mould adalah untuk pengujian SSD
(Saturated Surface Dry) agregat halus.
f) Kerucut Abrams
Kerucut Abrams terbuat dari baja dengan ukuran diameter atas
10 cm, diameter bawah 20 cm, dan tinggi 30 cm, dilengkapi dengan
43
tongkat baja yang ujungnya ditumpulkan dengan diameter 16 mm dan
panjang 60 cm. Alat ini digunakan untuk mengetahui nilai slump pada
setiap adukan beton.
g) Molen
Molen yang digunakan berkapasitas 120 liter dan bertenaga
dinamo listrik sebesar 1500 rpm.
h) Cetakan benda uji
Cetakan benda uji berbentuk balok dengan panjang 60 cm
lebar 15 cm dan tebal 15 cm.
i) Universal Testing Machine (UTM)
UTM digunakan untuk melakukan pengujian kuat lentur beton
serat banner.
j) Alat Bantu
Untuk memperlancar dan mempermudah pelaksanaan
penelitian digunakan beberapa alat bantu antara lain:
(1) Gelas ukur berkapasitas 250 ml. Alat ini digunakan untuk
pengujian kandungan lumpur dalam agregat halus.
(2) Ember untuk tempat air.
(3) Cawan berfungsi untuk tempat agregat yang akan di oven
(4) Meteran untuk mengukur nilai slump
(5) Cetok sebagai alat bantu untuk memasukkan adukan beton ke
dalam cetakan silinder.
b. Tahap Kedua
Tahap kedua merupakan tahap pemeriksaan bahan. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui sifat dan karakteristik bahan material penyusun beton.
Serta untuk mengetahui apakah material bahan penyusun beton sudah sesuai
dengan persyaratan atau belum.
1) Pengujian kadar air agregat halus sesuai dengan SNI 03-1971-1990.
2) Pengujian kadar lumpur agregat halus sesuai dengan SNI 03-4428-
1997.
44
3) Pengujian gradasi agregat halus dan agregat kasar sesuai dengan SNI
03-1968-1990.
4) Pengujian kadar zat organik agregat halus sesuai dengan SNI 03-2816-
1992.
5) Pengujian specivic gravity agregat halus sesuai dengan SNI 1970: 2008.
6) Pengujian specivic gravity agregat kasar sesuai dengan SNI 1969: 2008.
7) Pengujian keausan agregat kasar sesuai dengan SNI 2417: 2008.
c. Tahap Ketiga
Tahap ketiga merupakan tahap perencanaan campuran (mix design)
yang sesuai dengan SK SNI 03-3449-2002 tentang perencanaan campuran
beton normal. Pada tahap ini dilakukan perhitungan kebutuhan bahan untuk
campuran beton berdasarkan hasil pengujian pada tahap dua, dengan mutu
beton yang digunakan 20 MPa, variasi bentuk potongan dan variasi
penambahan potongan banner terhadap berat total benda uji adalah sebagai
berikut:
1) Bentuk persegi : 0,25%, 0,5%, 0,75%, 1,00%
2) Bentuk persegi panjang : 0,25%, 0,5%, 0,75%, 1,00%
3) Bentuk segitiga : 0,25%, 0,5%, 0,75%, 1,00%
d. Tahap Keempat
Tahap keempat merupakan tahap pembuatan benda uji dan pengujian
kelecakan beton. Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah
sebagai berikut:
1) Mempersiapkan cetakan
Menyiapkan cetakan benda uji dengan membersihkan cetakan,
merakit cetakan, kemudian mengoleskan oli pada bagian dalam cetakan
agar mempermudah pada saat pelepasan cetakan.
2) Pembuatan Adukan
Pembuatan adukan dilakukan dengan penambahan potongan
banner 0,0 %, 0,25%, 0,5%, 0,75% dan 1,0% dari berat benda uji sesuai
dengan perencanaan campuran pada tahap ketiga. Pengadukan dilakukan
45
dengan mesin agar mempermudah pekerjaan dan mendapatkan campuran
yang lebih baik.
3) Pengujian kelecakan beton
Setelah pembuatan adukan beton selesai maka dilakukan
pengujian kelecakan beton. Pengujian kelecakan beton ini
menggunakkan slump test. Pengujian slump test adalah kerucut
diberdirikan di atas alas yang telah dibersihkan, kemudian beton segar
dimasukkan ke dalam kerucut dengan sekop kecil, kira-kira sepertiga
tingginya kerucut. Dengan menggunakan batang besi, beton ditumbuk
sebanyak 25 kali sampai dasar. Tambahkan lapisan kedua dan tumbuk 25
kali dengan batang besi hingga sedikit menyentuh lapisan pertama (tidak
sampai dasar). Lakukan hal yang sama untuk lapisan yang ketiga. Setelah
lapisan ketiga selesai ditumbuk, permukaan atas kerucut diratakan
dengan cetok besi dan kelebihan beton dibersihkan. Angkat kerucut
perlahan ke atas dengan memegang kupingnya dalam waktu 5 – 7 detik.
Balikkan kerucut dan letakkan di samping sampel beton segar. Rebahkan
batang penumbuk di atas kerucut. Ukurlah perbedaan tinggi antara
kerucut dan beton segar. Setelah pengujian kelecakan beton maka
dilakukan pengecoran.
4) Pengecoran
Pengecoran dilakukan dengan cara menuangkan ke dalam cetakan
sedekat mungkin untuk mencegah terjadinya segresi. Pengecoran harus
dilakukan terus menerus pada setiap cetakan sampai penuh agar
mendapatkan benda uji yang baik.
5) Pembongkaran moulding atau cetakan
Cetakan dibongkar dengan hati-hati agar tidak merusak benda uji.
46
Gambar 3.1 Gambar Benda Uji
(Sumber : SNI 03-4154-1996)
e. Tahap Kelima
Tahap kelima merupakan tahap perawatan benda uji. Tahap ini
dimulai setelah benda uji dilepas dari cetakan. Benda uji direndam di dalam
air yang mempunyai suhu normal, ruangan penyimpanan harus bebas dari
getaran terutama pada 48 jam pertama setelah benda uji disimpan.
Perendaman ini dilakukan selama 28 hari.
f. Tahap Keenam
Tahap keenam adalah tahap pengujian kuat lentur beton. Beton yang
sudah direndam selama 28 hari maka untuk selanjutnya dilakukan pengujian
kuat lentur beton. Pengujian ini menggunakan alat uji kuat lentur yaitu
mesin UTM. Adapun langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:
1) Mengukur dimensi benda uji dengan menggunakan mistar atau meteran
dan jangka sorong.
2) Memasang benda uji pada alat uji kuat lentur.
3) Menghidupkan komputer dan mesin UTM.
4) Menjalankan program U60.
5) Memasukkan data-data benda uji pada layar “method” pada program
U60.
6) Menjalankan mesin UTM dengan mengklik ikon “test” pada program
U60.
7) Menghentikan pengujian setelah benda uji retak.
47
8) Untuk mengetahui gaya terbesar yang tercatat, dapat dilihat pada layar
“report” pada porogram U60.
g. Tahap Ketujuh
Tahap ketujuh merupakan tahap analisis data. Tahap analisis data
dilakukan sesuai dengan hasil pengujian yang telah dilakukan pada tahap
sebelumnya. Analisa data yang digunakan adalah uji normalitas, uji
multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji regresi berganda.
h. Tahap Kedelapan
Tahap kedelapan merupakan tahap kesimpulan dari penelitian.
Kesimpulan ini berdasarkan dari analisis data pada tahap sebelumnya,
sebagai jawaban dari masalah yang telah dirumuskan. Untuk tahap alur
penelitian lebih jelasnya dapat dilihat pada gamabar 3.2.
48
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian
Agregat Halus (Pasir):
d. Kadar Air e. Kadar Lumpur f. Kandungan Zat
Organik g. Gradasi Pasir h. Specivic gravity
Agregat kasar (Kerikil) :
a. Specivic gravity
b. Gradasi c. Derajat
kehancuran
Semen Portland: a. Visual b. Kehalusan butiran
Persiapan alat dan penyediaan bahan
Pemeriksaan / Uji bahan
Memenuhi Syarat
Pembuatan Benda Uji dan Uji Kelecakan
Perawatan (Curing) Benda Uji
Pengujian Kuat Lentur beton
Analisis Data
TIDAK
Rencana Campuran (Mix Design)
YA
Tahap I
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
Tahap V
Tahap VI
Tahap VII
Air : a. Tidak
berbau b. Tidak
berwarna
Penarikan Kesimpulan
Tahap VIII
Banner: a. Bersih b. Dimensi sesuai
dengan yang direncanakan
top related