bab iii metode penelitian 3.1 pendekatan...
Post on 10-Apr-2019
223 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian kuantitatif merupakan suatu kegiatan deskriptif meliputi
pengumpulan data, analisis data, interpretasi data, serta diakhiri dengan
kesimpulan yang didasarkan pada penganalisa data tersebut.Penulis
menggunakan pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini. Pendekatan
kuantitatif ialah pendekatan penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan
dari permasalahan atau gambaran umum tentang suatu fenomena atau
gejala yang dilandasi pada teori, asumsi atau andaian, dalam hal ini dapat
diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel-
variabel yang akan diteliti, sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah
rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang
digunakan adalah untuk merumuskan hipotesis, dan teknik analisis statistik
yang hendak digunakan (Iskandar, 2008 : 17).
3.2 Jenis Penelitian
Menurut tingkat eksplanasinya penelitian ini merupakan penelitian
eksplanatif. Penelitian eksplanatif merupakan penelitian yang bertujuan
untuk menerangkan, menguji hipotesis dari variabel-variabel
penelitian.Fokus penelitian ini adalah analisis hubungan-hubungan antara
variabel (Singarimbun, 1981). Penelitian eksplanatif memerlukan
perencanaan. Perencanaan sangat diperlukan agar uraian tersebut benar-
benar sudah mencakup seluruh persoalan dalam setiap fasenya. Perumusan
persoalan yang tepat akan menunjukkan informasi macam apa yang
sebenarnya diperlukan (Usman & Akbar, 2008).
Penelitian eksplanatif (explanative research) ditujukan untuk
memberikan penjelasan tentang hubungan antar suatu fenomena untuk
variabel. Penelitian eksplanatif mencoba untuk mencarai hubungan antar
hal tersebut.Hubungan tersebut bisa berbentuk hubungan korelasional atau
saling hubungan, sumbangan atau kontribusi suatu variabel terhadap
variabel lainnya.
3.3. Jenis Data
“Data adalah bahan keterangan tentang suatu objek penelitian”
(Bungin, 2001 : 123). Ada dua jenis data yang digunakan dalam penelitian
ini, antara lain :
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek
penelitian (Kartono 1990).Dengan mengajukan kuesioner kepada anggota
Keluarga Mahasiswa Islam Satya Wacana UKSW, Salatiga sebagai
responden.Pemilihan anggota KMIS dikarenakan mereka mempelajari
lebih mendalam tentang ajaran & kaidah agama Islam, sesuai dengan
keyakinan dan kepercayaan yang dianut.
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diambil dengan cara menyalin data
baik dari buku, internet maupun hasil pemikiran orang lain (Santoso
2005). Data sekunder diperoleh melalui internet, sumber-sumber
kepustakaan, serta berbagai jenis bacaan lain seperti surat kabar dan
majalah yang digunakan sebagai sumber informasi dalam penelitian ini.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan oleh periset untuk mengumpulkan data (Kriyantono, 2006 : 63).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan
menggunakan kuesioner. Metode ini berbentuk rangkaian atau kumpulan
pertanyaan yang disusun secara sistematis dalam sebuah daftar pertanyaan,
lalu kemudian dikirim kepada responden untuk diisi (Bungin, 2001 :
130).Dengan demikian, maka akan diperoleh hasil tentang motif serta
kepuasan dalam menonton program acara Islam Itu Indah.
3.5. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan (universum) obyek penelitian yang
berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa,
sikap hidup dan sebagainya sehingga obyek-obyek ini dapat menjadi
sumber data penelitian (Bungin, 2001 : 101). Populasi adalah kelompok
elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, obyek, transaksi, atau
kejadian dimana seorang peneliti tertarik untuk mempelajarinya atau
menjadikannya sebagai obyek peneltian (Kuncoro, 2003 : 23). Populasi
untuk penelitian ini adalah anggota KMIS (Keluarga Mahasiswa Islam
Satya Wacana) yang menonton Islam Itu Indah.Berdasarkan data anggota
KMIS, jumlah anggota yang termasuk anggota aktif adalah 75 orang.
Sampel menurut Nazir (1985 : 325), merupakan bagian dari
populasi.Survei sampel adalah suatu prosedur dimana hanya sebagian dari
populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta
sampel yang dikehendaki dari populasi.
Jumlah anggota populasi adalah 75 orang. Dalam penelitian ini
seluruh populasi akan diobservasi, karena populasi penelitian adalah
terbatas (limit) dan cenderung heterogen. Peneliti menggunakan seluruh
elemen populasi menjadi data penelitian.
3.6. Teknik Pengambilan Sampling
Penelitian ini menggunakan metode sensus atau complete
enumeration, atau penelitian ini tidak menggunakan sampel sehingga
teknik pengambilan sampel tidak diperlukan. Sensus adalah cara
pengumpulan data bila seluruh elemen populasi diselidiki satu per satu
sehingga sensus sering disebut pencatatan/perhitungan yang lengkap dari
seluruh elemen populasi dan sensus memberikan hasil data dengan nilai
sebenarnya (true value / parameter).
3.7. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu
variabel diukur dan batasan dari beberapa kata istilah-istilah yang dipakai
dalam penelitian (Masyuri dan Zaenuddin, 2008 : 131). Pada teori Uses
and Gratifications yang digunakan oleh peneliti, terdapat dua kata penting
yaitu, motif dan kepuasan. Motif berarti dorongan, dan menurut Dennis
McQuail (1972) yang termasuk didalamnya adalah :
1. Informasi
Motif ini berkaitan dengan usaha untuk :
a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan
lingkungan terdekat, masyarakat, dan dunia
b. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat,
dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan
c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum
d. Belajar, pendidikan diri sendiri
2. Integrasi dan interaksi sosial
Motif ini berkaitan dengan usaha untuk :
a. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain, empati sosial
b. Mengidentifikasi diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa
memiliki
c. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial
d. Memperoleh teman selain dari manusia
e. Membantu menjalankan peran sosial
f. Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak keluarga,
teman, dan masyarakat
3. Hiburan
Motif ini berkaitan dengan usaha untuk :
a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan
b. Bersantai
c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis
d. Mengisi waktu
e. Penyaluran emosi
f. Membangkitkan gairah seks
3.8. Teknik Analisis Data
A. Aras Pengukuran Konsep
1. Prinsip-prinsip Pengukuran
Menurut Sofian Efendi dalam Singarimbun (1995 : 95)
menjelaskan, “Konsep adalah abstraksi tentang obyek dan kegiatan
(event) yang digunakan oleh peneliti untuk menggambarkan fenomena
yang menarik perhatiannya. Fungsi konsep sebagai alat untuk
mengidentifikasi fenomena yang diobservasinya. Dalam penelitian
berbagai konsep tersebut, harus dihubungkan dengan cara memberikan
angka pada obyek atau pengukuran dengan cara memberikan angka
pada obyek atau kejadian yang sedang diamati menurut aturan tertentu”.
2. Skala Pengukuran
Jenis ukuran yang digunakan untuk mengukur data yaitu skala
interval Likert.Skala interval adalah skala suatu variabel yang selain
dibedakan dan memiliki tingkatan, juga diasumsikan mempunyai jarka
yang pasti antara satu kategori dengan yang lainnya dalam suatu
variabel (Umar, 2002).
Karena metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, dimana proses pengolahan
data dapat dilakukan dengan memberikan skala atau skor dari jawaban-
jawaban kuesioner, maka skala pengukuran yang digunakan adalah
skala Likert. Skala Likert merupakan jenis skala yang digunakan untuk
mengukur variabel penelitian (fenomena sosial spesifik), seperti sikap,
pendapat, dan persepsi sosial seseorang atau sekelompok orang. Skala
Likert sangat cocok untuk menganalisa data-data yang penulis perlukan
(Hasan, 2002 : 72).
Di dalam skala, skala Likert hanya menggunakan item yang secara
pasti baik dan secara pasti buruk, tidak dimasukkan yang agak baik,
yang agak kurang, yang netral dan ranking lain di antara dua sikap yang
pasti di atas. Dengan skala Likert, variabel dapat diukur dan dijabarkan
menjadi indikator dan indikator inilah yang nantinya akan diukur.
Indikator yang nantinya akan diukur adalah item instrumen yang berupa
susunan pertanyaan yang diajukan kepada responden. Dengan skala
Likert inilah jawaban dari setiap item instrumenakan dijelaskan, dimana
jawaban dari setiap pertanyaan untuk responden mempunyai kriteria
dari yang sangat positif sampai dengan sangat negatif dengan diberi
bobot (score) sebagai berikut (Rangkuti, 1997) :
a. Sangat setuju, skor ………………… 4
b. Setuju, skor ………………………... 3
c. Tidak setuju, skor …………………...2
d. Sangat tidak setuju, skor …………....1
3. Teknik Penyusunan Skala Pengukuran
Dalam penyusunan skala dilakukan dalam urutan ordinal dan
rasio.Skala urutan ordinal untuk menunjukkan jenjang ukuran dari
indikator empiris yang digunakan.Semakin banyak karakteristik yang
dimiliki ukuran dari suatu indikator empiris, semakin tinggi
skalanya.Sebaliknya semakin sedikit karakteristik yang dimiliki ukuran
dari suatu indikator empiris, semakin rendah skalanya.Skala ukuran
rasio untuk menunjukkan besarnya skala menggunakan angka.
4. Indikator Empirik
Menurut Northop (Ihalauw, 1996), mengatakan bahwa perlu
adanya sesuatu yang mentautkan secara kausal antara konsep dan
indikator empirik yaitu epistemic correlation.Epistemic correlation
tersebut diwujudkan dalam bentuk empirik tertentu, yang secara nalar
diduga mampu mengukur nalar secara tepat.
Konsep-konsep yang akan diatur dalam penelitian ini adalah motif
grafikasi informasi, motif grafikasi identitas pribadi, motif gratifikasi
integrasi dan interaksi sosial, motif gratifikasi hiburan, tingkat
penggunaan media dan tingkat perhatian media.
Daftar konsep, definisi konsep, aras konsep, epistemic correlation,
dan indikator-indikator empirik yang digunakan dalam penelitian,
disajikan dalam bentuk tabel, sebagai berikut :
Tabel 3.1.
Konsep Motif Gratifikasi Informasi
Definisi Konsep Epistemic
Correlation Indikator Empirik
Aras
Pengukuran
Konsep
Motif gratifikasi
informasi
meruakan motif
untuk mencari
informasi,
pengetahuan dan
dorongan rasa
ingin tahu.
Motif individu
untuk
mendapatkan
informasi.
- Dengan menonton
“Islam Itu Indah”,
anda ingin
mendapatkan
berbagai informasi
mengenai konsep
kehidupan Islami.
- Dengan menonton
“Islam Itu Indah”,
Anda ingin
memperoleh
informasi yang
berkaitan dengan
peristiwa dan kondisi
tentang dunia Islam di
Indonesia.
- Dengan menonton
“Islam Itu Indah”,
anda ingin
Ordinal
Ordinal
Ordinal
mengetahui hal-hal
tertentu untuk
kehidupan sehari-hari
(misal : pekerjaan
dalam perspektif
Islam).
- Dengan menonton
“Islam Itu Indah”,
anda ingin
memperoleh
pengetahuan tentang
cerita Nabi-nabi yang
pernah terjadi di masa
lampau dan berperan
dalam perkembang
Islam.
Ordinal
Tabel 3.2
Konsep Motif Gratifikasi Integrasi dan interaksi sosial
Definisi Konsep Epistemic
Correlation Indikator Empirik
Aras
Pengukuran
Konsep
Motif gratifikasi
integrasi dan
interaksi sosial
merupakan motif
yang berkaitan
dengan peneguhan
kontak diri dengan
keluarga, teman
dan dunia.
Motif individu
untuk berinteraksi
dengan orang lain.
- Dengan menonton
“Islam Itu Indah”,
anda ingin
mendapatkan
pengetahuan dan
berguna untuk orang
lain (misalnya :
pengetahuan tentang
pemecahan satu
Ordinal
masalah dalam
perspektif Islam).
- Dengan menonton
“Islam Itu Indah”,
anda ingin
memperoleh bahan
pembicaraan dalam
percakapan dengan
orang lain.
- Dengan menonton
“Islam Itu Indah”,
anda ingin mengikuti
kebiasaan menonton
acara ini seperti orang
lain.
- Dengan menonton
“Islam Itu Indah, anda
ingin dihargai oleh
orang lain (karena
tidak ketinggalan
pembicaraan hal-hal
menarik tentang
program acara ini).
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Tabel 3.3
Konsep Motif Gratifikasi Hiburan
Definisi Konsep Epistemic
Correlation Indikator Empirik
Aras
Pengukuran
Konsep
Motif gratifikasi
hiburan
Motif individu
untuk mencari
- Dengan menonton
“Islam Itu Indah”,
Ordinal
merupakan upaya
untuk menghindari
tekanan dan
kejenuhan dengan
mencari hiburan.
hiburan, dan
melepaskan diri
dari kejenuhan.
Anda ingin
melupakan sejenak
atas kepenatan dan
rasa jenuh atas
kegiatan seharian atau
permasalahan yang
sedang dipikirkan).
- Dengan menonton
“Islam Itu Indah”,
Anda ingin bersantai
dirumah bersama
keluarga.
- Dengan menonton
“Islam Itu Indah”,
Anda ingin mengisi
waktu luang saja.
- Dengan menonton
“Islam Itu Indah”,
Anda ingin
memperoleh
kesenangan atas gelak
tawa yang dibawakan
pembawa acara,
narasumber, maupun
bintang tamu.
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Tabel 3.4
Konsep Kepuasan Gratifikasi Informasi
Definisi Konsep Epistemic
Correlation Indikator Empirik
Aras
Pengukuran
Konsep
Kepuasan
gratifikasi
informasi
merupakan
tentang kepuasan,
kesenangan,
kelegaan yang
diperoleh
seseorang setelah
mendapatkan
informasi dan
pengetahuan.
Kepuasan individu
yang didapat atas
informasi yang
diperoleh.
- Setelah menonton
“Islam Itu Indah”,
Anda mendapatkan
berbagai informasi
menarik mengenai
konsep kehidupan
Islami.
- Setelah menonton
“Islam Itu Indah”,
Anda memperoleh
informasi yang
berkaitan dengan
peristiwa dan kondisi
tentang dunia Islam.
- Setelah menonton
“Islam Itu Indah”,
anda mengetahi hal-
hal tertentu untuk
kehidupan sehari-hari
(misal : pekerjaan
dalam perspektif
Islam).
- Setelah menonton
“Islam Itu Indah”,
Anda memperoleh
pengetahuan tentang
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
cerita Nabi-nabi yang
pernah terjadi di masa
lampau dan berperan
dalam perkembangan
Islam.
Tabel 3.5
Konsep Kepuasan Gratifikasi Integrasi dan interaksi sosial
Definisi Konsep Epistemic
Correlation Indikator Empirik
Aras
Pengukuran
Konsep
Kepuasan
gratifikasi
integrasi dan
interaksi sosial
merupakan
kepuasan,
kesenangan,
kelegaan yang
diperoleh
seseorang setelah
menemukan
integrasi dan
interaksi sosial.
Kepuasan individu
yang diperoleh
atas kemampuan
interaksi dengan
orang lain.
- Setelah menonton
“Islam Itu Indah”,
Anda mendapatkan
pengetahuan dan
beguna untuk orang
lain (misal :
pengetahuan tentang
pemecahan atau
permasalahan dalam
perspektif Islam).
- Setelah menonton
“Islam Itu Indah”,
Anda memperoleh
bahan pembicaraan
konsep Islam dalam
percakapan dengan
orang lain.
- Setelah menonton
“Islam Itu Indah”,
Anda dapat mengikuti
Ordinal
Ordinal
Ordinal
kebiasaan menonton
acara ini seperti orang
lain.
- Setelah menonton
“Islam Itu Indah”,
Anda dapat dihargai
oleh orang lain
(karena tidak
ketinggalan
pembicaraan hal-hal
menarik tentang
program acara ini).
Ordinal
Tabel 3.6
Konsep Kepuasan Gratifikasi Hiburan
Definisi Konsep Epistemic
Correlation Indikator Empirik
Aras
Pengukuran
Konsep
Kepuasan
gratifikasi hiburan
merupakan puas,
kesenangan,
kelegaan yang
diperoleh
seseorang setelah
mendapatkan
hiburan.
Kepuasan individu
yang diperoleh
atas pencarian
hiburan, dan
melepaskan diri
dari kejenuhan.
- Setelah menonton
“Islam Itu Indah”,
Anda dapat
melupakan sejenak
atas kepenatan dan
rasa jenuh atas
kegiatan seharian atau
permasalahan yang
sedang dipikirkan.
- Setelah menonton
“Islam Itu Indah”,
Anda dapat bersantai
dirumah bersama
Ordinal
Ordinal
keluarga.
- Setelah menonton
“Islam Itu Indah”,
Anda dapat mengisi
waktu luang.
- Setelah menonton
“Islam Itu Indah”,
Anda memperoleh
kesenangan saat
menonton acara yang
dibawakan para
pembawa acara,
narasumber, maupun
bintang tamu .
Ordinal
Ordinal
Tabel 3.7
Konsep Tingkat Perhatian Media
Definisi Konsep Epistemic
Correlation Indikator Empirik
Aras
Pengukuran
Konsep
Tingkat perhatian
media merupakan
besarnya perhatian
audiens dalam
menggunakan
media.
Tingkat perhatian
audiens saat
menonton “Islam
Itu Indah”.
- Apakah anda selalu
memperhatikan pada
saat menonton “Islam
Itu Indah”?
- Apakah disaat anda
menonton “Islam Itu
Indah” sembari
melakukan kegiatan
yang lain?
- Apakah anda paham
setiap detail adegan
Ordinal
Ordinal
Ordinal
dalam “Islam Itu
Indah?
- Apakah anda paham
ciri khas yang
dimiliki oleh pengisi
acara dalam acara
“Islam Itu Indah”?
Ordinal
5. Variabel Penelitian
Variabel – variabel dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut :
1. Motif gratifikasi sebagai variabel bebas (X)
Diukur dari :
- Motif
a. Motif gratifikasi informasi (X1)
Motif gratifikasi informasi merupakan motif untuk mencari
informasi, pengetahuan dan dorongan rasa ingin tahu.
b. Motif gratifikasi integrasi dan interaksi sosial (X2)
Motif gratifikasi integrasi dan interaksi sosial merupakan
motif yang berkaitan dengan peneguhan kontak diri dengan
keluarga, teman dan dunia.
c. Motif gratifikasi hiburan (X3)
Motif gratifikasi hiburan merupakan upaya untuk
menghindari tekanan dan kejenuhan dengan mencari hiburan.
Skor dalam pilihan jawaban dengan menggunakan skala Likert,
sebagai berikut :
a. Sangat setuju, dengan nilai 4
b. Setuju, dengan nilai 3
c. Tidak setuju, dengan nilai 2
d. Sangat tidak setuju, dengan nilai 1
2. Kepuasan gratifikasi sebagai variabel terikat (Y)
Diukur dari :
- Kepuasan
a. Kepuasan gratifikasi informasi (Y1)
Kepuasan gratifikasi informasi merupakan tentang kepuasan,
kesenangan, kelegaan yang diperoleh seseorang setelah
mendapatkan informasi dan pengetahuan.
b. Kepuasan gratitifikasi integrasi dan interaksi sosial (Y2)
Kepuasan gratifikasi integrasi dan interaksi sosial merupakan
tentang kepuasan, kesenangan, kelegaan yang diperoleh seseorang
setelah mendapatkan integrasi dan interaksi sosial.
c. Kepuasan gratifikasi hiburan (Y3)
Kepuasan gratifikasi integrasi dan interaksi sosial merupakan
tentang kepuasan, kesenangan, kelegaan yang diperoleh seseorang
setelah mendapatkannya.
3. Tingkat penggunaan dan perhatian media.
Di ukur dari :
Tingkat penggunaan media
Frekuensi menonton “Islam Itu Indah” dalam satu
bulan terakhir (April 2012)
a) Jika 21 – 28 kali, dengan nilai 4
b) Jika 13 – 20 kali, dengan nilai 3
c) Jika 5 – 12 kali, dengan nilai 2
d) Jika 1 – 4 kali, dengan nilai 1
Frekuensi lama menghabiskan waktu dalam
menonton “Islam Itu Indah” dalam satu bulan terakhir (April 2012)
a) Jika menghabiskan waktu selama 60 menit (selesai),
dengan nilai 4
b) Jika menghabiskan waktu selama 30 – 45 menit, dengan
nilai 3
c) Jika menghabiskan waktu selama 15 – 30 menit, dengan
nilai 2
d) Jika menghabiskan waktu selama kurang dari 15 menit,
dengan nilai 1
Tingkat Perhatian
Menonton dengan selalu fokus/ tidak fokus
a) Sangat fokus, jika saat menonton fokus, tidak beralih pada
program acara lain walaupun sedang iklan dengan nilai 4
b) Fokus, jika saat menonton selalu fokus, dengan nilai 3
c) Kadang-kadang fokus, jika saat menonton fokus hanya
kadang-kadang, dengan nilai 2
d) Tidak fokus, jika saat menonton tidak fokus, dengan nilai 1
Menonton dengan/ tidak melakukan pekerjaan lain
a) Tidak pernah. Jika dalam menonton tidak sambil
melakukan pekerjaan lain, nilai 4
b) Kadang-kadang. Tidak pernah. Jika dalam menonton
kadang-kadang sambil melakukan pekerjaan lain, nilai 3
c) Sering. Jika dalam menonton sering sambil melakukan
pekerjaan lain, nilai 2
d) Sangat sering. Jika dalam menonton sangat sering sambil
melakukan pekerjaan lain, nilai 1
Menonton dengan paham setiap detail adegannya
a) Sangat paham. Jika dalam menonton sangat paham detail
adegannya, dengan nilai 4
b) Paham. Jika dalam menonton paham detail adegannya,
dengan nilai 3
c) Agak paham. Jika dalam menonton agak paham detail
adegannya, dengan nilai 2
d) Tidak paham. Jika dalam menonton tidak paham detail
adegannya, dengan nilai 1
Menonton dengan paham ciri khas yang dimiliki
oleh pengisi acaranya
a) Sangat paham. Jika dalam menonton sangat paham ciri khas
pengisi acaranya, dengan nilai 4
b) Paham. Jika dalam menonton paham ciri khas pengisi
acaranya, dengan nilai 3
c) Agak paham. Jika dalam menonton agak paham ciri khas
pengisi acara, dengan nilai 2
d) Tidak paham. Jika dalam menonton tidak paham ciri khas
pengisi acaranya, dengan nilai 1
Bagan 3.4.1
Paradigma Penelitian
X = Motif Gratifikasi, terdiri dari :
X1= Motif Gratifikasi Informasi
X2= Motif Gratifikasi Integrasi dan interaksi sosial
X3= Motif Gratifikasi Hiburan
Y = Kepuasan Gratifikasi, terdiri dari :
Y1= Kepuasan Gratifikasi Informasi
Y2= Kepuasan Gratifikasi Integrasi dan interaksi sosial
Y3= Kepuasan Gratifikasi Hiburan
B. Uji Coba Instrumen Penelitian
Dalam penelitian data mempunyai kedudukan paling penting,
karena merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi
sebagai alat pembuktian hipotesis.Oleh sebab itu, akurat tidaknya data
sangat menentukan kualitas penelitian.Kualitas dan akurasi data ditentukan
oleh baik atau tidaknya instrumen pengambilan data.Oleh karena itu,
sebelum instrumen digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data,
X
Y
maka perlu diuji coba terlebih dahulu validitas dan reliabilitas instrumen
tersebut.
1. Uji Validitas
Dalam penelitian, data mempunyai kedudukan paling penting,
karena merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi
sebagai alat pembuktian hipotesis.Oleh sebab itu akurat-tidaknya data
sangat menentukan kualitas penelitian.Kualitas dan akurasi data
ditentukan oleh baik atau tidaknya instrumen pengambilan data.Oleh
karena itu sebelum instrumen digunakan sebagai alat untuk
mengumpulkan data, maka perlu di uji coba terlebih dahulu validitas
dan reliabilitas instrumen tersebut.
Pengujian validitas dan reliabilitas adalah suatu proses untuk
menguji butir-butir atau item pertanyaan yang ada dalam sebuah angket,
apakah isi dari butir pertanayan tersebut sudah valid dan reliabel. Suatu
angket dikatkaan valid (sah) jika pertanyaan pada suatu angket mampu
untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh angket tersebut.
Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa cermat alat ukur tes
melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 1997 : 120).
Cara menyelesaikan item sering dilakukan dalam berbagai bentuk
pengukuran yaitu dengan menguji antara skor item dengan skor total
item. Koefisien korelasi yang tinggi menunjukkan kesesuaian antara
fungsi item dengan fungsi tes secara keseluruhan, prosedur ini disebut
validitas item dengan menggunakan kriteria internal yaitu dengan cara
mengkorelasikan skor tiap-tiap item dengan skor total item. Koefisien
korelasi yang tinggi menunjukkan kesesuaian antara fungsi item dengan
fungsi tes secara keseluruhan, prosedur ini disebut validitas yaitu
dengan cara mengkorelasikan skor tiap-tiap item dengan skor total item.
Validitas skala motif gratifikasi menonton program acara Islam Itu
Indah, diuji menggunakan validitas item dengan menggunakan korelasi
Product Moment dari Pearson.
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuritu
mengukur apa yang diukur (Umar, 2002 : 99). Langkah dalam
mengukur validitas butir pertanyaan pada kuesioner yaitu mencari r
hitung (angka korelasi Pearson) dengan rumus sebagai berikut (Umar,
2002 : 105) :
Dimana :
r: Pearson product moment correlation
n : Jumlah sampel (responden peneliti)
X : Skor tiap item
Y : Skor total
Persamaan ini bisa diubah :
Mengenai koefisien korelasi Jalaludin Rakhmat mengambil contoh :
rmenunjukkan bilangan antara +1,00 dan -1,00. Bila tidak ada
hubungan diantara variabel sama sekali, nilai r sama dengan nol. Bila
hubungan diantara variabel bertambah, nilai r bertambah dari nol ke
plus atau minus satu, bila tanda r positif, variabel-variabel dikatakan
berkorelasi secara positif (Jalaluddin, 1991 : 27).
Untuk menguji apakah korelasi yang telah dikemukakan itu
signifikan atau tidak, diuji dengan test signifikansi dengan menggunakan
rumus :
F = 𝑟2(𝑁−2)
1−𝑟2
Dimana :
F :Test signifikansi
N :Banyaknya sampel
r :Kuadrat dari korelasi product moment (Kerlinger, 1987 : 201)
Mengenai taraf signifikansi Sutrisno Hadi berpendapat :
Pada umumnya yang dipakai sebagai taraf signifikan adalah
5% atau 0,05. Sekiranya telah ditetapkan taraf signifikansi 0,05 untuk
mengetes hipotesa yang benar adalah 5 diantara 100 dengan kata lain
kita percaya bahwa keputusan kita adalah 5% (Sutrisno, 1987 : 47).
Untuk menaksirkan hasil uji validitas, kriteria yang digunakan
adalah:
- Jika nilai hitung r lebih besar (>) dari nilai tabel r maka item angket
dinyatakan valid dan dapat dipergunakan, atau
- Jika nilai r lebih kecil (<) dari nilai tabel r maka item angket dinyatakan
tidak valid dan tidak dapat digunakan
- Nilai tabel r dapat dilihat pada α = 5% dan db = n-2. Karena item soal
pada angket skripsi ini adalah 30 maka db = 28 dan α = 5% jadi r tabel
adalah 0,361.
Berdasarkan hasil pengujian validitas dengan program SPSS pada
tabel item-total statistics,rekapitulasinya hasil pengujian validitas dapat
dibuat seperti tampak pada tabel berikut:
Tabel 3.1.1
Uji Validitas
No.
Item Nilai Hitung r Nilai Tabel r Keterangan
1 0,678 0,361 Valid
2 0,662 0,361 Valid
3 0,618 0,361 Valid
4 0,528 0,361 Valid
5 0,548 0,361 Valid
6 0,576 0,361 Valid
7 0,406 0,361 Valid
8 0,454 0,361 Valid
9 0,388 0,361 Valid
10 0,559 0,361 Valid
11 0,551 0,361 Valid
12 0,425 0,361 Valid
13 0,520 0,361 Valid
14 0,425 0,361 Valid
15 0,574 0,361 Valid
16 0,569 0,361 Valid
17 0,502 0,361 Valid
18 0,443 0,361 Valid
19 0,498 0,361 Valid
20 0,460 0,361 Valid
21 0,493 0,361 Valid
22 0,484 0,361 Valid
23 0,590 0,361 Valid
24 0,490 0,361 Valid
25 0,440 0,361 Valid
26 0,552 0,361 Valid
27 0,442 0,361 Valid
28 0,505 0,361 Valid
29 0,565 0,361 Valid
30 0,500 0,361 Valid
Sumber : Analisis Data Primer 2011
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa semua item soal
adalah valid, karena nilai hitung r lebih besar (>) dari nilai tabel r.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari suatu variabel.Suatu kuesioner dikatakan
reliabel apabila jawaban seorang sampel terhadap pernyataan bersifat
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Dengan demikian reliabel
adalah suatu keadaan dimana instrumen peneliti tersebut akan tetap
menghasilkan data yang sama meskipun disebarkan pada sampel yang
berbeda dan pada waktu yang berbeda. Uji reliabilitas akan dilakukan
dengan menggunakan uji statistikcronbach’s alpha (a) dengan
ketentuan bahwa variabel yang diteliti dinyatakan reliabel, apabila nilai
cronbach’s alpha (a) adalah diatas 0,6.
Menurut Suryabrata (1990 : 46), reliabilitas alat ukur menunjukkan
sejauh mana hasil pengukuran denganalat ukur tersebut dapat
dipercaya. Hal ini ditunjukkan oleh taraf keajegan (konsistensi) skor
yang diperoleh oleh para subyek yang diukur dengan alat ukur yang
sama, atau diukur dengan alat yang setara pada kondisi yang berbeda.
Pada koefisien reliabilitas skala dihitung dengan menggunakan teknik
Formula Alpha. Menurut Anzwar (1997 : 67), alasan menggunakan
teknik tersebut adalah :
a. Koefisien alpha akan memberikan harga yang lebih kecil atau sama
besar dengan realibitas sebenarnya jadi ada kemungkinan
reliabilitas tes lebih tinggi daripada koefisien alpha.
b. Koefisien alpha bersifat fleksibel karena dapat digunakan untuk
mengukur dikotomi maupun non dikotomi.
c. Hasil yang diperoleh akan lebih murni.
d. Hasil reliabilitas dengan menggunakan teknik ini lebih cermat
karena dapat mendekati hasil sebenarnya.
Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas ini maka akan diketahui
apakah butir-butir pertanyaan pada angket sudah valid dan reliabel atau
belum. Jika butir-butir sudah valid dan reliabel, berarti butir-butir
tersebut sudah bisa untuk mengukur variabel penelitian.
Dalam penelitian ini pengukuran validitas dan reliabilitas
dilakukan terhadap semua variabel penelitian, yang meliputi variabel
dependen (tingkah perhatian media) dan variabel independen (motif
gratifikasi kognitif, afektif, integrasi sosial dan motif gratifikasi
hiburan). Pengujian dilakukan dengan menggunakan program komputer
SPSS (Statistical Packages for Social Science) for Window Relase 12.0
Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan
dengan caraone shot measure atau satu kali pengukuran, yaitu bahwa
pengukuran hanya dilakukan sekali, kemudian hasilnya dibandingkan
dengan pertanyaan lain, atau mengukur korelasi antar jawaban
pertanyaan.
Adapun rumus reliabilitas adalah (Umar, 2002 : 120).
∝𝑘
𝑘 − 1. 1 − 𝑠𝑗2
𝑆𝑥2
Dimana :
: Koefisien reliabilitas alpha
K : Banyaknya item
Sf2 :Varians skor item
Sx2 :Varians skor total
Uji reliabilitas dalam penelitian ini mengikuti standar reliabilitas
yang dikemukakan Azwar (1997:62), yaitu:
Dari hasil perhitungan dengan bantuan program komputer SPSS
(Statistical Packages for Social Science) for Windows Relase 12.0,
maka ditentukan terlebih dahulu dasar pengambilan keputusan untuk
menentukan apakah alat ukur itu reliable atau tidak, yaitu:
Jika nilai hitung alpha lebih besar (>) dari nilai tabel r maka angket
dinyataakan reliable, atau
Jika nilai hitung alpha lebih kecil (<) dari nilai tabel r maka angket
dinyatakan tidak reliable.
Nilai tabel r dapat dilihat pada α = 5% dan db = n-2. Karena item
soal pada angket skripsi ini adalah 30 maka db = 28 dan α = 5% jadi
r tabel adalah 0,361.
Secara keseluruhan hasil hasil pengujian reliabilitas dengan
program SPSS yaitu pada tabel r, reliability statistics dapat dilihat
sebagai berikut:
Tabel 3.2.1
Rangkuman Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Pada tabel diatas terlihat nilai koefisien alpha sebesar 0,923, dan
nilai tabel r adalah 0,361.Dengan demikian, nilai hitung alpha lebih
besar dari nilai tabel r atau 0,923 > 0,361.Artinya instrumen angket
dinyatakan reliabel dan dapat dipergunakan sebagai alat pengumpulan
data pada program acara “Islam Itu Indah TRANSTV”.
3. Koefisien Korelasi Parsial
Merupakan teknik untuk mengetahui hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat terdapat hubungan yang murni dengan
dikontrol oleh variabel kontrol.
Rumusnya adalah sebagai berikut :
𝑟𝑖𝑗 .𝑘 =𝑟𝑖𝑗 − 𝑟𝑖𝑘 (𝑟𝑗𝑘 )
1− 𝑟𝑖𝑘 (1− 𝑟𝑗𝑘2 )
Dimana :
rij.k : korelasi antara variabel pengaruh (Y) dan variabel terpengaruh (X)
yang dikontrol oleh variabel kontrol (K)
i : variabel tergantung (Y)
Reliability Statistics
.923 30
Cronbach's
Alpha N of Items
j : variabel bebas (X)
k : variabel kontrol
Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi digunakan F test dengan
rumus sebagai berikut :
𝐹 =𝑟2𝑖𝑗𝑘𝑛−(𝑘+1)
1− 𝑟2𝑖𝑗𝑘
Dimana :
F : tes signifikansi
N : banyaknya sampel
𝑟2: kuadrat dari korelasi parsial
K : jumlah variabel bebas
Jika F test lebih besar dari pada F tabel maka korelasi persial
tersebut signifikan, jika F test lebih kecil dari pada f tabel maka korelasi
parsial tersebut tidak signifikan.
4. Uji Persyaratan Hipotesis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan, sebelum data diperoleh
berdasarkan model-model penelitian yang diajukan. Uji normalitas
data bertujuan untuk mendeteksi distribusi data dalam suatu variabel
yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak
untuk membuktikan model-model penelitian tersebut adalah data
yang memiliki distribusi normal.Untuk menguji normalitas data
dalam penelitian ini, menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov.Perhitungan dilakukan dengan menggunakan SPSS 12 for
Windows.
Konsep dari uji normalitas Kolmogorov – Smirnov adalah
dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji
normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi normal
buku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-
Score dan diasumsikan normal. Jadi, sebenarnya uji Kolmogorov –
Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan
data normal baku. Seperti pada uji beda biasa, jika signifikansi
dibawah 0,05 maka terjadi perbedaan yang signifikan, dan jika
signifikasi diatas 0,05 maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan.
Penerapan pada uji Kolmogorov – Smirnov adalah bahwa jika
signifikasi dibawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai
perbedaan yang signifikan dengan data normal baki, berarti data
tersebut tidak normal.
Tabel 3.4.1
Rangkuman Uji Normalitas Instrumen Penelitian Untuk GO
Berdasarkan hasil perhitungan dengan Program SPSS
diatas, tampak nilai Sig. lebih kecil dari pada tingkat α yang
digunakan (yaitu 0,05) atau 0,035 < 0,05, sehingga Ho ditolak.
Artinya Gratification Obtained (GO) yang diteliti mengikuti
distribusi normal.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
75
27.93
4.633
.164
.083
-.164
1.423
.035
N
Mean
Std. Dev iat ion
Normal Parametersa,b
Absolute
Positive
Negativ e
Most Extreme
Dif f erences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asy mp. Sig. (2-tailed)
GO
Test distribution is Normal.a.
Calculated f rom data.b.
b. Uji Homogenitas
Tabel 3.4.2
Kriteria uji, apabila nilai r (probability value/critical value)
lebih kecil atau sama dengan (=) dari tingkat α yang ditentukan
maka skor-skor pada variabel GS dan skor-skor GO menyebar
secara homogeny. Dalam haal lainya, skor-skor menyebar
berbeda.Berdasarkan hasil perhitungan dengan program SPSS di
atas, tampak nilai r atau nilai sig. lebih kecvil dari pada tingkat α
yang digunakan (yaitu 0,05) atau 0,000<0,05, sehingga skor-skor
pada variabel GS dan skor-skor pada variabel GO menyebar secara
homogen.
c. Uji Linieritas
Uji t digunakan untuk mencari perbedaan atau persamaan
dua rata-rata. Uji ini disebut dengan namaanalysis of variance
(anova). Uji tdigunakan dengan rumus :
n(n− 1)
2
Keterangan :
n : rata-rata (Usman, 2003 : 150)
Dalam penelitian ini, pengujian linieritas dilakukan
terhadap dua variabel, yaitu gratification sought dan gratification
obtained. Dengan menetapkan taraf signifikansi sebesar 0,05, dasar
pengambilan keputusannya adalah :
Test of Homogeneity of Variances
GS
4.107 14 54 .000
Levene
Stat ist ic df 1 df 2 Sig.
a. Probabilitas Sig. > 0,05, maka Ho diterima. Berarti gratification
sought dan gratification obtained linier.
b. Probabilitas Sig. < 0,05, maka Ho ditolak. Berarti gratification
soughtdan gratification obtained tidak linier.
Tabel 3.4.3
Uji linearitas GS terhadap GO
Dari data di atas kriteria uji, apabila nilai r (probability value/criticalvalue)
atau nilai sig. lebih kecil atau sama dengan (=)dari tingkat α yang
ditentukan maka ditribusi berpola linier. Dalam hal lainnya, distribusi
tidak berpola linier. Berdasarkan hasil perhitungan dengan program SPSS
di atas, tampak nilai r atau nilai sig. lebih kecil dari pada tingkat α yang
digunakan (yaitu 0,05) atau 0,000<0,05 sehingga variabel GS atas variabel
GO berpola linier.
5. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah metode yang berkaitan dengan
pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan
informasi yang bagus. Dengan statistik deskriptif data mentah dibuah ke
dalam bentuk yang dapat menyediakan informasi untuk menggambarkan
serangkaian faktor dalam suatu keadaan yang meliputi frekuensi,
pengukuran tendensi sentral (mean, median, modus), pengukuran
disperse (range, varians, standar deviasi) dan tren. Dalam statistik ini,
terkait penyajian berupa bentuk-bentuk distribusi, tabel dan grafik
(Umar, 2002).
ANOVAb
700.780 1 700.780 70.235 .000a
728.366 73 9.978
1429.147 74
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), GOa.
Dependent Variable: GSb.
Adapun tahap analisis datanya adalah sebagai berikut :
1. Masing-masing pertanyaan dari variabel yang telah ada, baik dari
Gratifications Sought maupun Gratifications Obtained diberi skor dan
dijumlahkan sehingga diperoleh hasil yang berupa skor Gratifications
Sought dan Skor Gratifications Obtained dari program acara religi Islam
Itu Indah, di TRANSTV”.
2. Kemudian setelah itu melakukan deskripsi atau penggambaran
sekumpulan data secara visual dapat dilakukan dalam dua bagian yaitu
dalam bentuk gambar atau grafik dan dalam bentuk tulisan. Dalam
program SPSS for Windows version 12.0, metode statistik deskriptif
digunakan untk menghasilkan gambaran data berupa tabel frkuensi.
Tabel frekuensi digunakan untuk menampilkan data untuk satu variasi
saja.
3. Setelah diketahui hasil dari uji signifikasi, jika didapati bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara pasangan skor GS dan GO, langkah
selanjutnya adalah membandingkan kedua mean skor tersebut. Jika mean
skor GS lebih besar dari mean skor GO dapat dikatakan kebutuhan yang
ada tidak terpuaskan. Sedangkan jika mean skor GS lebih kecil atau
sama dengan mean skor GO, maka dapat dinyatakan bahwa kebutuhan
yang ada terpenuhi. Jika mean skor GS sama dengan mean skor GO (GS
= GO), maka tidak terjadi kesenjangan kepuasan karena jumlah
kebutuhan yang diinginkan semuanya terpenuhi.
3.9. Uji Analysis Of Varian (Anova)
Peneliti menggunakan uji anova dengan Analisis Varian Klasifikasi
Tunggal (Single Clasification) untuk menjelaskan tingkat kepuasan dari
anggota KMIS setelah menonton program acara “Islam Itu Indah
TRANSTV”, sehingga tujuan dari penelitian dapat terjawab.Peneliti
menggunakan uji hipotesis komparatif, dengan menguji kemampuan
generalisasi (signifikansi hasil penelitian), yaitu perbandingan kedua
variabel (Gratification Sought dan Gratification Obtained). Kedua
variabel ini berada pada populasi dan sampel yang sama, tetapi pada waktu
yang berbeda.
Sehingga, pada akhirnya, penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh data mengenai ada dan tidaknya perbedaan sebelum
menonton program acara “Islam Itu Indah TRANSTV” (Gratification
Sought), serta sesudah menonton program acara “Islam Itu Indah
TRANSTV” (Gratification Obtained). Kemudian, peneliti akan menguji
hipotesis komparatif untuk sampel dengan satu kategori dengan
melakukan pengujian normalitas data dan homogenitas varian data terlebih
dahulu sebelum dilakukan penrhitungan Anova.
top related