bab iii - mcdens14 – learning and working is worship · web viewdeskripsi dan analisa...
Post on 17-Mar-2018
213 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB III
DESKRIPSI DAN ANALISA DATA
A. Kondisi Objektif Lokasi Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di SMU Muhammadiyah 3 Ciparay. Yang berlokasi di
Jl. Laswi No. 633 RT. 02 RW. 03 Desa Serangmekar Kecamatan Ciparay Kabupaten
Bandung 40381 dengan nomor telepon (022) 5952651.
2. Sarana dan Prasarana
Berdasarkan hasil observasi, kondisi gedung SMU Muhammadiyah 3 Ciparay
berdiri permanen. Gedung ini dibangun di atas tanah yang luasnya 1500m2. Gedung
dan tanah tersebut berasal dari wakaf dan swadaya warga Muhammadiyah serta dari
para simpatisan Muhammadiyah.
Prasarana yang mapan seperti ruangan yang sejuk dan bersih dengan tempat
duduk yang nyaman biasanya lebih memperlancar terjadinya proses belajar.
Demikian pula sarana yang lengkap seperti adanya buku teks dan alat bantu belajar
akan merupakan fasilitas belajar yang penting. Penyediaan sumber belajar yang lain
seperti majalah tentang matematika, laboratorium akan meningkatkan kualitas belajar
peserta didik.
Penyelenggaraan pendidikan di SMU Muhammadiyah 3 Ciparay
dilaksanakan pada siang hari dikarenakan ruang untuk kegiatan belajar mengajar
belum mencukupi. Sebagai gambaran banyaknya ruangan di SMU Muhammadiyah 3
Ciparay berjumlah 18 ruangan, dapat dilihat dalam tabel 3.1:
35
Tabel 3.1.GAMBARAN BANYAKNYA RUANGANDI SMU MUHAMMADIYAH 3 CIPARAY
No Ruang Jumlah1 Belajar 112 Kepala Sekolah 13 Wakil Kepala Sekolah 14 Tata Usaha (TU) 15 Kepala TU 16 Guru 17 Perpustakaan 1
Sumber data: Program Kerja SMU Muhammadiyah 3 Ciparay Bandung
3. Jumlah Staf Pengajar, TU, Pesuruh dan Siswa
Untuk berlanjutnya proses belajar mengajar di SMU Muhammadiyah 3
Ciparay Bandung, sebagai gambaran jumlah staf pengajar dan jumlah siswa:
- Jumlah staf pengajar 30 orang
- Jumlah Tata Usaha 3 orang
- Jumlah pembantu umum 1 orang
Adapun guru matematika di SMU Muhammadiyah 3 Ciparay Bandung
sebanyak 3 orang. Dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 3.2.JUMLAH GURU MATEMATIKA
DI SMU MUHAMMADIYAH 3 CIPARAY BANDUNG
No. Nama Guru Lulusan Lama mengajar
1 Lia Kurniawati, S.Pd. UNLA 6 tahun
2 Asep Tasdik, S.Pd. UPI 2 tahun
3 Yanto, S.Pd UNINUS 2 tahun
Sumber Data: Program Kerja SMU Muhammadiyah 3 Ciparay Bandung
36
Jumlah siswa SMU Muhammadiyah 3 Ciparay Bandung dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut :
Tabel 3.3.JUMLAH SISWA DI SMU MUHAMMADIYAH 3 CIPARAY BANDUNG
Kelas L PI 38 35II 57 63III 34 44
Jumlah 129 142Sumber Data: Program Kerja SMU Muhammadiyah 3 Ciparay Bandung
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Setelah data diperoleh dari sampel penelitian dan agar data tersebut lebih
bermakna, sehingga memberikan gambaran mengenai permasalahan yang diteliti,
untuk itu perlu dilakukan analisis terhadap data hasil penelitian.
1. Hasil Penelitian
Untuk mengetahui jumlah siswa yang mengalami kesulitan pada setiap pokok
uji sesuai dengan tahapan Polya, dari tiap tahap pemecahan masalah dihitung batas
lulus idealnya kemudian dari setiap skor yang diperoleh siswa dihitung jumlah siswa
yang mengalami kesulitan. Dalam hal ini siswa yang mendapat skor di bawah x mnimum,
dan persentase kesulitan dihitung dari jumlah siswa yang mengalami kesulitan dibagi
jumlah seluruh siswa yang dijadikan subjek penelitian.
a. Tes Pokok Uji I
1) Persentase kesulitan siswa pada pokok uji nomor satu sesuai dengan tahap
pemecahan masalah menurut heuristik Polya.
37
Contoh soal:
Seorang pedagang membeli 25 pasang sepatu untuk persediaan. Ia ingin membeli sepatu jenis A dengan harga Rp. 30.000,- dengan laba Rp. 10.000,- dan sepatu jenis B seharga Rp. 40.000,- dengan laba Rp. 12.000,-. Ia merencanakan tidak akan mengeluarkan uang lebih dari Rp. 840.000,-. Hitunglah laba maksimum yang diperoleh pedagang itu?
Jawaban yang diberikan oleh siswa adalah sebagai berikut:
Pada tahap pemahaman soal, siswa harus dapat menuliskan apa yang
diketahui dan apa yang ditanyakan, serta membuat model matematika yang
tepat dan sesuai. Pada tahap ini siswa tidak mengalami kesulitan, artinya
siswa memahami masalah atau soal dengan baik. Pada tahap rencana
penyelesaian siswa harus dapat menuliskan definisi, dalil atau rumus yang
digunakan, dan rencana penyelesaian soal tes. Pada tahap ini tidak ada siswa
yang mengalami kesulitan, artinya siswa dapat menyelesaikan rencana
penyelesaian masalah. Sedangkan pada tahap pelaksanaan rencana
penyelesaian yaitu 35% siswa tidak mampu menyelesaikan salah satu
masalah pada soal dengan langkah-langkah penyelesaian masalah dan
perhitungan yang tepat dan benar. Siswa mencoba menyelesaikan masalah
seperti berikut:
10.000x + 12.000y = 25 x 4 40.000x + 48.000y = 1004x + 3y = 84 x 1 4x + 3y = 84 _
Sisanya, siswa mampu menyusun rencana strategi penyelesaian masalah dan
mengarah kepada salah satu jawaban yang benar, walaupun langkah-langkah
penyelesaian masalah tersebut kurang tepat, seperti:
x + y = 25 x 3 3x + 3y = 75
38
4x + 3y = 84 x 1 4x + 3y = 84 _jadi x = 9
Pada tahap peninjauan kembali yaitu 85% pada umumnya siswa tidak
melakukan pengecekan jawaban.
Tabel 3.4.PRESENTASE KESULITAN SISWA NOMOR 1 PADA TES I
No. Tahapan Jumlah Siswa
X min
Siswa yang mengalami kesulitan
% siswa yang mengalami kesulitan
1. Pemahaman soal 40 13,5 0 02. Rencana penyelesaian 40 13,5 0 03. Pelaksanaan rencana 40 21,7 14 354. Peninjauan kembali 40 5,4 34 85
Dari tabel 3.2 dapat dijelaskan sebagai berikut:
(a) Tidak ada siswa yang mengalami kesulitan pada tahap pemahaman soal
(tahap pertama).
(b) Tidak ada siswa yang mengalami kesulitan pada tahap rencana
penyelesaian (tahap kedua).
(c) 14 siswa dinyatakan mengalami kesulitan pada tahap pelaksanaan rencana
(tahap ketiga), dengan kategori hampir setengahnya mengalami kesulitan
(35%). Pada tahap ketiga kesulitan yang dialami siswa adalah siswa tidak
dapat membentuk sistematika soal yang lebih baku dan tidak dapat
melaksanakan proses perhitungan secara benar dan bertahap.
(d) 34 siswa dinyatakan mengalami kesulitan pada tahap peninjauan kembali
(tahap keempat), dengan kategori pada umumnya siswa mengalami
kesulitan (85%). Pada tahap keempat kesulitan yang dialami oleh siswa
39
adalah siswa tidak pernah memeriksa atau mengecek ulang setiap langkah
penyelesaian soal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 85% siswa
tersebut 35% merupakan siswa yang sama mengalami kesulitan pada tahap
ketiga dan 50% siswa lainnya mengalami kesulitan pada tahap keempat.
2) Persentase kesulitan siswa pada pokok uji nomor dua sesuai dengan tahap
pemecahan masalah menurut heuristik Polya.
Contoh soal:
Suatu perusahaan tas dan sepatu memerlukan empat unsur A dan enam unsur B perminggu, untuk masing-masing produksinya. Setiap tas memerlukan satu unsur A dan dua unsur B dengan keuntungan Rp. 3.000,- dan setiap sepatu memerlukan dua unsur A dan dua unsur B dengan keuntungan Rp. 2.000,-. Tentukan banyaknya tas dan sepatu yang harus diproduksi agar keuntungannya maksimal?
Jawaban yang diberikan siswa adalah sebagai berikut:
Pada tahap I ada 17,50% siswa tidak mampu melanjutkan rencana
penyelesaian masalah, setelah mereka menulis apa yang diketahui dan apa
yang ditanyakan dari soal. Mereka hanya sampai pada:
Dik: Misal banyak tas = x, banyak sepatu = y
Dit: Banyaknya tas dan sepatu.
Siswa tersebut bahkan tidak mengubah soal ke dalam model matematika.
Selain itu pada tahap II terdapat 30% siswa yang membuat rencana
penyelesaian masalah yang tidak jelas, yaitu:
x + y = 3 x 1 x + y = 3 atau ax + 2by ≤ 4ax + 2y = 4 x 2 2x + 4y = 8 2ax + 2by ≤ 6b
40
Siswa yang membuat kekeliruan seperti di atas, menunjukkan bahwa mereka
tidak mengetahui apa arti dari suatu variabel (x atau y) dalam sistem
persamaan yang mereka susun. Bahkan pada tahap ketiga yaitu 77,50% siswa
tidak mampu menyelesaikan salah satu masalah yang diajukan pada soal
dengan langkah-langkah penyelesaian masalah dan perhitungan yang tepat
dan benar. Sisanya, siswa mampu menyusun rencana penyelesaian masalah
dan mengarah kepada salah satu jawaban yang benar, walaupun langkah-
langkah penyelesaian masalah tersebut kurang tepat. Dan pada tahap keempat
yaitu 92,50% pada umumnya siswa tidak melakukan pengecekan jawaban.
Temuan di atas menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap
konsep dan pemecahan masalah persamaan dan pertidaksamaan linear dengan
dua peubah masih rendah. Salah satu penyebab dari hal ini adalah
kemampuan pemahaman bahasa matematika yang kurang. Salah satu hal
mendasar sebagai refleksi pada saat pembelajaran berlangsung berkaitan
dengan pokok bahasan ini, adalah siswa kurang bersemangat mengajukan
respon. Hal ini disebabkan antara lain, siswa kurang berani membuat
kesalahan, yang memungkinkan mereka menjadi pusat perhatian dari siswa
lain. Penyebab lain adalah siswa saling menunggu untuk mendengarkan
contoh pertanyaan yang baik dari temannya. Berkaitan dengan hal ini,
pengembangan pemecahan masalah terus ditingkatkan. Salah satu cara yang
dapat digunakan adalah dengan mempelajari kesulitan belajar yang dialami
oleh siswa.
41
Tabel 3.5.PERSENTASE KESULITAN SISWA NOMOR 2 PADA TES I
No. Tahapan Jumlah Siswa
X min
Siswa yang mengalami kesulitan
% siswa yang mengalami kesulitan
1. Pemahaman soal 40 13,5 7 17,502. Rencana penyelesaian 40 13,5 12 303. Pelaksanaan rencana 40 21,7 31 77,504. Peninjauan kembali 40 5,4 37 92,50
Dari tabel 3.3 dapat dijelaskan sebagai berikut:
(a) 7 siswa dinyatakan mengalami kesulitan pada tahap pemahaman soal
(tahap pertama) dengan kategori sebagian kecil mengalami kesulitan
(17,50%).
(b) 12 siswa dinyatakan mengalami kesulitan pada tahap rencana penyelesaian
(tahap kedua), dengan kategori hampir setengahnya mengalami kesulitan
(30%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30% siswa tersebut
17,50% merupakan siswa yang sama mengalami kesulitan pada tahap
pertama dan 12,50% siswa lainnya mengalami kesulitan pada tahap kedua.
(c) 31 siswa dinyatakan mengalami kesulitan pada tahap pelaksanaan rencana
(tahap ketiga), dengan kategori sebagian besar mengalami kesulitan
(77,50%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 77,50% siswa tersebut
17,50% merupakan siswa yang sama mengalami kesulitan pada tahap
pertama dan 30% merupakan siswa yang sama mengalami kesulitan pada
tahap kedua dan 47,50% siswa lainnya mengalami kesulitan pada tahap
ketiga.
42
(d) 37 siswa dinyatakan mengalami kesulitan pada tahap peninjauan kembali
(tahap keempat), dengan kategori pada umumnya mengalami kesulitan
(92,50%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 92,50% siswa tersebut
17,50% merupakan siswa yang sama mengalami kesulitan pada tahap
pertama, kedua, dan ketiga. 30% merupakan siswa yang sama megalami
kesulitan pada tahap kedua dan ketiga. 47,50% siswa yang sama
mengalami kesulitan pada tahap ketiga. 15% siswa lainnya mengalami
kesulitan pada tahap keempat.
3) Persentase kesulitan siswa pada pokok uji nomor tiga sesuai dengan tahap
pemecahan masalah menurut heuristik Polya.
Tabel 3.6.PERSENTASE KESULITAN SISWA NOMOR 3 PADA TES I
No. Tahapan Jumlah Siswa
X min
Siswa yang mengalami kesulitan
% siswa yang mengalami kesulitan
1. Pemahaman soal 40 13,5 20 502. Rencana penyelesaian 40 13,5 31 77,503. Pelaksanaan rencana 40 21,7 35 87,504. Peninjauan kembali 40 5,4 40 100
Dari tabel 3.4 dapat dijelaskan sebagai berikut:
(a) 20 siswa dinyatakan mengalami kesulitan pada tahap pemahaman soal
(tahap pertama), dengan kategori setengahnya mengalami kesulitan
(50%).
43
(b) 31 siswa dinyatakan mengalami kesulitan pada tahap rencana
penyelesaian (tahap kedua), dengan kategori pada umumnya mengalami
kesulitan (77,50%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 77,50%
siswa tersebut 50% merupakan siswa yang sama mengalami kesulitan
pada pertama dan 27,50% siswa lainnya mengalami kesulitan pada tahap
kedua.
(c) 35 siswa dinyatakan mengalami kesulitan pada tahap pelaksanaan rencana
(tahap ketiga), dengan kategori pada umumnya mengalami kesulitan
(87,50%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 87,50% siswa
tersebut 50% merupakan siswa yang sama mengalami kesulitan pada
tahap pertama dan 77,50% merupakan siswa yang sama mengalami
kesulitan pada tahap kedua, dan 10% siswa lainnya mengalami kesulitan
pada tahap ketiga.
(d) 40 siswa dinyatakan mengalami kesulitan pada tahap peninjauan kembali
(tahap keempat), dengan kategori seluruhnya mengalami kesulitan
(100%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100% siswa tersebut
50% merupakan siswa yang sama mengalami kesulitan pada tahap
pertama, kedua, dan ketiga. 77,50% merupakan siswa yang sama
mengalami kesulitan pada tahap kedua dan ketiga. 10% siswa yang sama
mengalami kesulitan pada tahap ketiga. 12,50% siswa lainnya mengalami
kesulitan pada tahap keempat.
44
4) Persentase kesulitan siswa pada pokok uji nomor empat sesuai dengan tahap
pemecahan masalah menurut heuristik Polya.
Tabel 3.7.PERSENTASE KESULITAN SISWA NOMOR 4 PADA TES I
No. Tahapan Jumlah Siswa
X min
Siswa yang mengalami kesulitan
% siswa yang mengalami kesulitan
1. Pemahaman soal 40 13,5 15 37,502. Rencana penyelesaian 40 13,5 33 82,503. Pelaksanaan rencana 40 21,7 36 904. Peninjauan kembali 40 5,4 40 100
Dari tabel 3.5 dapat dijelaskan sebagai berikut:
(a) 15 siswa dinyatakan mengalami kesulitan pada tahap pemahaman soal
(tahap pertama), dengan kategori hampir setengahnya mengalami
kesulitan (37,50%).
(b) 33 siswa dinyatakan mengalami kesulitan pada tahap rencana
penyelesaian (tahap kedua), dengan kategori pada umumnya mengalami
kesulitan (82,50%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 82,50%
siswa tersebut 37,50% merupakan siswa yang sama mengalami kesulitan
pada pertama dan 45% siswa lainnya mengalami kesulitan pada tahap
kedua.
(c) 36 siswa dinyatakan mengalami kesulitan pada tahap pelaksanaan rencana
(tahap ketiga), dengan kategori pada umumnya mengalami kesulitan
(90%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 90% siswa tersebut
37,50% merupakan siswa yang sama mengalami kesulitan pada tahap
pertama dan kedua. 82,50% merupakan siswa yang sama mengalami
45
kesulitan pada tahap kedua, dan 7,50% siswa lainnya mengalami kesulitan
pada tahap ketiga.
(d) 40 siswa dinyatakan mengalami kesulitan pada tahap peninjauan kembali
(tahap keempat), dengan kategori seluruhnya mengalami kesulitan
(100%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100% siswa tersebut
37,50% merupakan siswa yang sama mengalami kesulitan pada tahap
pertama, kedua, dan ketiga. 82,50% merupakan siswa yang sama
mengalami kesulitan pada tahap kedua dan ketiga. 7,50% siswa yang
sama mengalami kesulitan pada tahap ketiga. 10% siswa lainnya
mengalami kesulitan pada tahap keempat.
Dari setiap soal di atas, jumlah siswa yang mengalami kesulitan pada tiap
tahap langkah pemecahan menurut heuristik Polya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.8.SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN SETIAP SOAL PADA TES I
Analisis
DataTahapan Polya
Nomor soal Rata-
rata1 2 3 4
Siswa
yang
mengalami
kesulitan
1. Pemahaman soal
2. Rencana penyelesaian
3. Pelaksanaan rencana
4. Peninjauan kembali
0%
0%
35%
85%
17,5%
30%
77,5%
92,5%
50%
77,5%
87,5%
100%
37,5%
82,5%
90%
100%
26,25%
47,5%
72,5%
94,38%
Dari tabel 3.6 dapat dijelaskan sebagai berikut:
(a) Hampir setengahnya siswa mengalami kesulitan pada tahap pemahaman soal
(tahap pertama) yaitu sebesar 26,25%.
46
(b) Hampir setengahnya siswa mengalami kesulitan pada tahap rencana
penyelesaian (tahap kedua) yaitu sebesar 47,5%.
(c) Sebagian besar siswa mengalami kesulitan pada tahap pelaksanaan rencana
(tahap ketiga) yaitu sebesar 72,5%.
(d) Pada umumnya siswa mengalami kesulitan pada tahap peninjauan kembali
(tahap keempat) yaitu sebesar 94,38%.
Data di atas dapat dinyatakan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:
Gambar 3.1.
DIAGRAM BATANG PERSENTASE SISWA YANG MENGALAMIKESULITAN MENURUT POLYA PADA TES I
Siswa Yang Mengalalmi Kesulitan
Tahap Pemecahan Masalah
47
b. Tes Pokok Uji II
1) Persentase kesulitan siswa pada pokok uji nomor satu sesuai dengan tahap
pemecahan masalah menurut heuritik Polya.
Tabel 3.9.PRESENTASE KESULITAN SISWA NOMOR 1 PADA TES II
No. Tahapan Jumlah Siswa X min
Siswa yang mengalami kesulitan
% siswa yang mengalami kesulitan
1. Pemahaman soal 40 13,5 2 52. Rencana penyelesaian 40 13,5 0 03. Pelaksanaan rencana 40 21,7 16 404. Peninjauan kembali 40 5,4 34 85
Dari tabel 3.7 dapat dijelaskan sebagai berikut:
(a) 2 siswa dinyatakan mengalami kesulitan pada tahap pemahaman soal
(tahap pertama), dengan kategori sebagian kecil mengalami kesulitan
(5%).
(b) Tidak ada siswa yang mengalami kesulitan pada tahap rencana
penyelesaian (tahap kedua).
(c) 16 siswa dinyatakan mengalami kesulitan pada tahap pelaksanaan rencana
(tahap ketiga), dengan kategori hampir setengahnya mengalami kesulitan
(40%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 40% siswa tersebut 5%
merupakan siswa yang sama mengalami kesulitan pada tahap pertama dan
35% siswa lainnya mengalami kesulitan pada tahap ketiga.
(d) 34 siswa dinyatakan mengalami kesulitan pada tahap peninjauan kembali
(tahap keempat), dengan kategori pada umumnya siswa mengalami
kesulitan (85%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 85% siswa
48
tersebut 5% merupakan siswa yang sama mengalami kesulitan pada tahap
pertama dan ketiga 35% siswa yang sama mengalami kesulitan pada tahap
ketiga. 45% siswa lainnya mengalami kesulitan pada tahap keempat.
2) Persentase kesulitan siswa pada pokok uji nomor dua sesuai dengan tahap
pemecahan masalah menurut heuristik Polya.
Tabel 3.10.PERSENTASE KESULITAN SISWA NOMOR 2 PADA TES II
No. Tahapan Jumlah Siswa
X min
Siswa yang mengalami kesulitan
% siswa yang mengalami kesulitan
1. Pemahaman soal 40 13,5 3 7,502. Rencana penyelesaian 40 13,5 1 2,503. Pelaksanaan rencana 40 21,7 7 17,504. Peninjauan kembali 40 5,4 33 82,50
Dari tabel 3.8 dapat dijelaskan sebagai berikut:
(a) 3 siswa dinyatakan mengalami kesulitan pada tahap pemahaman soal
(tahap pertama) dengan kategori sebagian kecil mengalami kesulitan
(7,50%).
(b) 1 siswa dinyatakan mengalami kesulitan pada tahap rencana penyelesaian
(tahap kedua), dengan kategori hampir setengahnya mengalami kesulitan
(2,50%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 2,50% siswa tersebut
2,50% merupakan siswa yang sama mengalami kesulitan pada tahap
pertama.
(c) 7 siswa dinyatakan mengalami kesulitan pada tahap pelaksanaan rencana
(tahap ketiga), dengan kategori sebagian besar mengalami kesulitan
49
(17,50%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 17,50% siswa
tersebut 7,50% merupakan siswa yang sama mengalami kesulitan pada
tahap pertama. 2,50% merupakan siswa yang sama mengalami kesulitan
pada tahap pertama dan kedua. 10% siswa lainnya mengalami kesulitan
pada tahap ketiga.
(d) 33 siswa dinyatakan mengalami kesulitan pada tahap peninjauan kembali
(tahap keempat), dengan kategori pada umumnya mengalami kesulitan
(82,50%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 82,50% siswa
tersebut 2,50% merupakan siswa yang sama mengalami kesulitan pada
tahap pertama, kedua, dan ketiga. 2,50% merupakan siswa yang sama
megalami kesulitan pada tahap kedua dan ketiga. 10% siswa yang sama
mengalami kesulitan pada tahap ketiga. 65% siswa lainnya mengalami
kesulitan pada tahap keempat.
3) Persentase kesulitan siswa pada pokok uji nomor tiga sesuai dengan tahap
pemecahan masalah menurut heuristik Polya.
Tabel 3.11.PERSENTASE KESULITAN SISWA NOMOR 3 PADA TES II
No. Tahapan Jumlah Siswa
X min
Siswa yang mengalami kesulitan
% siswa yang mengalami kesulitan
1. Pemahaman soal 40 13,5 11 27,502. Rencana penyelesaian 40 13,5 5 12,503. Pelaksanaan rencana 40 21,7 22 554. Peninjauan kembali 40 5,4 33 82,50
50
Dari tabel 3.9 dapat dijelaskan sebagai berikut:
(a) 11 siswa dinyatakan mengalami kesulitan pada tahap pemahaman soal
(tahap pertama), dengan kategori hampi setengahnya mengalami kesulitan
(27,50%).
(b) 5 siswa dinyatakan mengalami kesulitan pada tahap rencana penyelesaian
(tahap kedua), dengan kategori sebagian kecil mengalami kesulitan
(12,50%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 12,50% siswa tersebut
12,50% merupakan siswa yang sama mengalami kesulitan pada tahap
pertama.
(c) 22 siswa dinyatakan mengalami kesulitan pada tahap pelaksanaan rencana
(tahap ketiga), dengan kategori sebagian besar mengalami kesulitan (55%).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 55% siswa tersebut 27,50%
merupakan siswa yang sama mengalami kesulitan pada tahap pertama dan
12,50% merupakan siswa yang sama mengalami kesulitan pada tahap
pertama dan kedua. 27,50% siswa lainnya mengalami kesulitan pada tahap
ketiga.
(d) 33 siswa dinyatakan mengalami kesulitan pada tahap peninjauan kembali
(tahap keempat), dengan kategori pada umumnya mengalami kesulitan
(82,50%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 82,50% siswa tersebut
12,50% merupakan siswa yang sama mengalami kesulitan pada tahap
pertama, kedua, dan ketiga. 12,50% merupakan siswa yang sama
mengalami kesulitan pada tahap kedua dan ketiga. 27,50% siswa yang
51
sama mengalami kesulitan pada tahap ketiga. 27,50% siswa lainnya
mengalami kesulitan pada tahap keempat.
4) Persentase kesulitan siswa pada pokok uji nomor empat sesuai dengan tahap
pemecahan masalah menurut heuristik Polya.
Tabel 3.12.PERSENTASE KESULITAN SISWA NOMOR 4 PADA TES II
No. Tahapan Jumlah Siswa
X min
Siswa yang mengalami kesulitan
% siswa yang mengalami kesulitan
1. Pemahaman soal 40 13,5 13 32,502. Rencana penyelesaian 40 13,5 11 27,503. Pelaksanaan rencana 40 21,7 27 67,504. Peninjauan kembali 40 5,4 40 100
Dari tabel 3.10 dapat dijelaskan sebagai berikut:
(a) 13 siswa dinyatakan mengalami kesulitan pada tahap pemahaman soal
(tahap pertama), dengan kategori hampir setengahnya mengalami kesulitan
(32,50%).
(b) 11 siswa dinyatakan mengalami kesulitan pada tahap rencana penyelesaian
(tahap kedua), dengan kategori hampir setengahnya mengalami kesulitan
(27,50%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 27,50% siswa
tersebut, 27,50% merupakan siswa yang sama mengalami kesulitan pada
pertama
(c) 27 siswa dinyatakan mengalami kesulitan pada tahap pelaksanaan rencana
(tahap ketiga), dengan kategori sebagian besar mengalami kesulitan
(67,50%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 67,50% siswa tersebut
52
32,50% merupakan siswa yang sama mengalami kesulitan pada tahap
pertama. 27,50% merupakan siswa yang sama mengalami kesulitan pada
tahap pertama dan kedua. 35% siswa lainnya mengalami kesulitan pada
tahap ketiga.
(d) 40 siswa dinyatakan mengalami kesulitan pada tahap peninjauan kembali
(tahap keempat), dengan kategori seluruhnya mengalami kesulitan (100%).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100% siswa tersebut 27,50%
merupakan siswa yang sama mengalami kesulitan pada tahap pertama,
kedua, dan ketiga. 27,50% merupakan siswa yang sama mengalami
kesulitan pada tahap kedua dan ketiga. 35% siswa yang sama mengalami
kesulitan pada tahap ketiga. 32,50% siswa lainnya mengalami kesulitan
pada tahap keempat.
Dari setiap soal di atas, jumlah siswa yang mengalami kesulitan pada tiap
tahap langkah pemecahan menurut heuristik Polya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.13.SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN SETIAP SOAL PADA TES II
Analisis
DataTahapan Polya
Nomor soal Rata-
rata1 2 3 4
Siswa
yang
mengalami
kesulitan
1. Pemahaman soal
2.Rencana penyelesaian
3.Pelaksanaan rencana
4.Peninjauan kembali
5%
0%
40%
85%
7,5%
22,5%
17,5%
82,5%
27,5%
12,5%
55%
82,5%
32,5%
27,5%
67,5%
100%
18,13%
10,63%
45%
87,50%
53
Dari tabel 3.11 dapat dijelaskan sebagai berikut:
(a) Sebagian kecil siswa mengalami kesulitan pada tahap pemahaman soal (tahap
pertama) yaitu sebesar 18,13%.
(b) Sebagian kecil siswa mengalami kesulitan pada tahap rencana penyelesaian
(tahap kedua) yaitu sebesar 10,63%.
(c) Hampir setengahnya siswa mengalami kesulitan pada tahap pelaksanaan
rencana (tahap ketiga) yaitu sebesar 45%.
(d) Pada umumnya siswa mengalami kesulitan pada tahap peninjauan kembali
(tahap keempat) yaitu sebesar 87,50%.
Data di atas dapat dinyatakan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:
Gambar 3.2.DIAGRAM BATANG PERSENTASE SISWA YANG MENGALAMI
KESULITAN MENURUT POLYA PADA TES II
Siswa Yang Mengalalmi Kesulitan
Tahap Pemecahan Masalah
54
0102030405060708090
Pemahaman
soal
Rencana
Penyelesaian
Pelaksanaan
Rencana
Peninjauan
kembali
2. Pembahasan
a. Kesulitan Setiap Tahap Pemecahan Masalah Menurut Heuristik Polya
1) Tahap Pertama
Pada tahap pertama siswa harus dapat menuliskan apa yang diketahui dan
apa yang ditanyakan, serta membuat model matematika yang tepat dan sesuai.
Data siswa yang mengalami kesulitan pada tes I dan tes II masing-masing
adalah 26,25% dan 18,13% (lampiran). Berdasarkan penafsiran data, dari
persentase tersebut dapat ditafsirkan bahwa pada tahap pertama menurut
rumusan Polya adalah sebagai berikut:
(a) Pada tes I hampir setengahnya siswa mengalami kesulitan.
Pada tahap pertama, faktor penyebab terjadinya kesulitan yang dialami
siswa adalah karena siswa tidak memahami soal. Berdasarkan hasil
wawancara banyak siswa yang tidak dapat menterjemahkan atau
mengubah soal ke dalam bentuk/model matematika sehingga siswa tidak
bisa menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal,
selain itu kekurangtelitian siswa dalam membaca soal sehingga data yang
diketahui tidak dituliskan secara lengkap.
(b) Pada tes II, setelah diberikan pengajaran remidial ternyata hanya sebagian
kecil yang mengalami kesulitan, artinya siswa ada peningkatan pada tahap
pemahaman soal.
2) Tahap Kedua
Pada tahap kedua siswa harus dapat menuliskan definisi, dalil atau
rumus yang digunakan, dan rencana penyelesaian soal tes. Data siswa
55
yang mengalami kesulitan pada tes I dan tes II masing-masing adalah
47,5% dan 10,63% (lampiran). Berdasarkan penafsiran data, dari
persentase tersebut dapat ditafsirkan bahwa pada tahap kedua
menurut rumusan Polya adalah sebagai berikut:
(a) Pada tes I hampir setengahnya siswa mengalami kesulitan.
Pada tahap kedua, faktor penyebab terjadinya kesulitan yang
dialami siswa adalah karena siswa tidak mengetahui rumus-rumus
yang tepat yang harus digunakan untuk menghitung, dan siswa
tidak dapat menerapkan konsep-konsep yang telah dipelajarinya.
Berdasarkan hasil wawancara, hal ini terjadi akibat dari siswa
yang kurang latihan soal, sehingga bingung, rumus/konsep mana
yang harus digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut karena
siswa cenderung menghapal rumus tanpa memahami
penerapan/pemakaiannya, dan siswa terbiasa mengerjakan soal
secara spontan.
(b) Pada tes II, setelah diberikan pengajaran remidial ternyata hanya sebagian
kecil yang mengalami kesulitan, artinya siswa ada peningkatan pada tahap
rencana penyelesaian atau siswa telah mampu menyelesaikan masalah
dengan baik.
3) Tahap Ketiga
Pada tahap ketiga siswa harus dapat menuliskan penyelesaian soal tes
berdasarkan rencana penyelesaian pada tahap kedua yaitu, dengan cara
menuliskan data-data yang tepat dan melakukan perhitungan secara benar dan
56
bertahap. Data siswa yang mengalami kesulitan pada tes I dan tes II masing-
masing adalah 72,5% dan 45,00% (lampiran). Berdasarkan penafsiran data,
dari persentase tersebut dapat ditafsirkan bahwa pada tahap ketiga menurut
rumusan Polya adalah sebagai berikut:
(a) Pada tes I sebagian besar siswa mengalami kesulitan.
Pada tahap ketiga, faktor penyebab terjadinya kesulitan yang
dialami siswa adalah karena siswa tidak dapat membentuk
sistematika soal yang lebih baku dan tidak dapat melaksanakan
proses perhitungan secara benar dan bertahap. Berdasarkan hasil
wawancara, hal ini terjadi karena kadang-kadang siswa terburu-
buru dalam memasukan dan menghitung data, serta banyak siswa
yang kurang teliti dalam mengerjakan soal sehingga terjadilah
kesalahan/kekeliruan dalam melakukan perhitungan. Selain itu,
kurangnya kemampuan siswa dalam melakukan perhitungan yang
melibatkan operasi pada bilangan bulat negatif dan bilangan
pecahan.
(b) Pada tes II, setelah diberikan pengajaran remidial ternyata hampir
setengahnya siswa mengalami kesulitan, artinya siswa mampu
menjalankan rencana penyelesaian masalah walaupun kadang-kadang
langkah penyelesaiannya kurang tepat.
4) Tahap Keempat
Pada tahap keempat siswa harus dapat memeriksa kembali setiap langkah
pemecahan masalah yang dilakukan dan jawaban yang diperoleh. Data siswa
57
yang mengalami kesulitan pada tes I dan tes II masing-masing adalah 94,38%
dan 87,50% (lampiran). Berdasarkan penafsiran data, dari persentase tersebut
dapat ditafsirkan bahwa pada tahap keempat menurut rumusan Polya adalah
sebagai berikut:
(a) Pada tes I pada umumnya siswa mengalami kesulitan.
Pada tahap keempat ini, berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data
pada umumnya siswa mengalami kesulitan. Berdasarkan hasil
wawancara, faktor penyebab terjadinya kesulitan yang dialami siswa
adalah karena siswa tidak pernah memeriksa atau mengecek ulang setiap
langkah penyelesaian soal dan jawaban yang telah diperolehnya dengan
alasan tidak ada waktu/kehabisan/kekurangan waktu juga karena siswa
tidak biasa memeriksa hasil jawabannya, dengan alasan merasakan
kebingungan atau siswa merasa yakin dengan jawabannya.
(b) Pada tes II, setelah diberikan pengajaran remidial ternyata pada umumnya
siswa yang mengalami kesulitan.
b. Upaya untuk Mengatasi dan Mencegah Kesulitan
1) Upaya untuk Mengatasi Kesulitan dalam Memecahkan Masalah Soal
Cerita
Dengan melihat faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan yang dialami
siswa pada setiap tahap pemecahan masalah di atas, untuk mengatasi
kesulitan siswa dalam memecahkan soal cerita menurut heurisik Polya salah
58
satunya yaitu dengan mengadakan pengajaran remidial. Sejalan dengan hal
tersebut, Ruseffendi (1991: 482) menyatakan bahwa “Pengajaran remidial
yaitu pengajaran yang digunakan untuk menyembuhkan kekeliruan-
kekeliruan atau untuk lebih dapat memahami konsep-konsep yang telah
dipelajarinya tetapi belum dikuasainya”. Dengan pengajaran remidial
diharapkan siswa dapat meningkatkan prestasinya seoptimal mungkin
sehingga dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang diharapkan
melalui proses yang berencana, terorganisasi, terarah, terkontrol, dan daya
dukung sarana dan lingkungan. Dalam pengajaran remidial ini, diharapkan
kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam memecahkan masalah soal
cerita dapat teratasi dengan mengulang pelajaran yang kurang paham. Upaya
dan dilakukan guru dalam memecahkan masalah soal cerita tersebut, yaitu
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
(a) Memperkenalkan lebih jauh lagi apa yang dimaksud dengan soal cerita
dan bagaimana langkah yang benar untuk memperoleh informasi dari soal
cerita tersebut, sehingga siswa dapat mengetahui data yang diketahui dan
ditanyakan dalam soal.
(b) Melatih siswa untuk menentukan rumus atau aturan yang akan
dipergunakan serta langkah-langkah yang akan ditempuh dalam
menyelesaikan soal terlebih dahulu, kemudian menyelesaikan soal secara
keseluruhan dengan mengikuti langkah yang sudah direncanakan
sebelumnya.
59
(c) Melatih kemampuan siswa dalam memeriksa kebenaran jawaban yang
diperolehnya.
Dari hasil pengajaran remidial tersebut ternyata kesulitan yang dialami
siswa dalam memecahkan masalah soal cerita dapat diperkecil/ditekan
seminimal mungkin, hal ini terlihat dari hasil tes II setelah dilakukan
pengajaran remidial ternyata hasilnya lebih baik dari pada tes I.
2) Upaya untuk Mencegah Kesulitan Siswa dalam Memecahkan Masalah
Soal Cerita
Sesuai dengan hasil pengolahan dan analisis data, kita dapat mengetahui
letak kesulitan siswa serta faktor-faktor penyebabnya sehingga kita dapat
mencari cara bagaimana mencegah kesulitan tersebut agar tidak terjadi lagi
pada masa-masa yang akan datang. Dari hasil penelitian tersebut, untuk
mencegah kesulitan siswa dalam memecahkan masalah soal cerita menurut
heuristik Polya yaitu:
(a) Dalam memberikan soal-soal latihan, sebaiknya guru memeberikan
contoh penyelesaian soal yang benar, tepat dan sistematis sehingga siswa
menjadi terbiasa. Salah satunya dengan memberikan penyelesaian soal
sesuai dengan tahap pemecahan masalah menurut heuristik Polya.
(b) Bahasa yang dipergunakan dalam soal cerita harus jelas dan mudah
dimengerti oleh siswa, sehingga tidak membingungkan siswa.
60
(c) Dalam memberikan materi pelajaran harus lugas dan jelas agar siswa
dapat memahami konsep yang telah dipelajarinya sehingga dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
61
top related