bab iii gambaran umum dan internalisasi nilai...
Post on 15-Feb-2018
217 Views
Preview:
TRANSCRIPT
39
BAB III
GAMBARAN UMUM DAN INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK
ISLAM
TERHADAP TINGKAH LAKU SISWA KELAS III MAN KENDAL
A. Gambaran Umum
1. Visi dan Misi Pengembangan MAN Kendal
Visi : Mewujudkan MAN model yang menghasilkan keluaran yang
unggul, baik intelektual maupun moral dan terpakai di
masyarakat.
Misi : 1. Mengajarkan materi agama dan akhlakul karimah.
2. Mengajarkan pengetahuan umum IPA, IPS dan Bahasa.
3. Mengajarkan keterampilan yang dapat menciptakan lapangan
kerja sendiri di masyarakat.
4. Memberikan yang mempunyai daya saing tinggi di bursa
tenaga kerja di dalam atau di luar negeri.
Tujuan : 1. Menghasilkan output yang memiliki akhlakul mahmudah,
berilmu, beriman dan ikhlash.
2. Mengupayakan peserta didik yang memiliki tingkat
keberhasilan ilmiah yang tinggi baik regional maupun
nasional.
3. Menumbuh kembangkan secara optimal bakat dan
keterampilan yang dimiliki peserta didik
4. Menjadikan pusat keunggulan sehingga tercipta persaingan
yang sehat dan mandiri.1
2. Sejarah
Berdirinya Madrasah Aliyah Negeri Kendal diawali dengan terbitnya
SK Menteri (K.H. Moch. Dahlan) nomor 14 tahun 1960 tanggal 4 Februari
1969 tentang pengangkatan Panitia Pendiri Sekolah Persiapan IAIN AL-
1 Dokumentasi, dikutip tanggal 6 agustus 2005
40
Jami`ah di Kendal yang di ketuai oleh K.H.A. Abdulchamid, sekretaris K.
Achmad Selamet dengan susunan pelindung Muspida Kabupaten Kendal.
Diikuti dengan SK Menteri Agama (K.H. Moch. Dahlan) nomor 153 tahun
1969 tanggal 8 Nopember tahun 1969, tentang perubahan status Sekolah
Persiapan IAIN Kendal menjadi Sekolah Persiapan Negeri IAIN Al-Djami`ah
di bawah pembinaan IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Melalui SK Menteri Agama (H.A. Mukti Ali) nomor 38 tahun 1974
tanggal 21 mei tahun 1974, pembinaan Sekolah Persiapan IAIN AL- Djami`ah
Kendal di alihkan dari IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta kepada IAIN
Walisongo Semarang. Sejak tanggal 16 Maret 1978 SPN IAIN AL-Djami`ah
Kendal berubah fungsi menjadi Madrasah Aliyah Negeri Kendal, yang
diperkuat dengan turunnya SK Menteri agama (H.A. Mukti Ali) nomor 17
tahun 1978 tentang Susunan Organisasi dan tata kerja Madrasah Aliyah
Negeri.
Madrasah ini sejak 1989 merupakan satu-satunya MAN di Jawa
Tengah yang ditunjuk menjadi pengelola Workshop Keterampilan melalui
proyek UNDP. Bidang keterampilan yang dikelola meliputi Keterampilan
Elektronika, Tata Busana, Otomotif Motor dan Otomotif Mobil. Masing-
masing bidang keterampilan ini dilaksanakan dalam dua proses pembelajaran,
yaitu intrakurikuler dan ekstrakurikuler, dengan kualifikasi semi-skil worker
atas dasar kerja sama dengan Balai Latihan Kerja Industri Semarang.
Di samping hal di atas, berdasarkan surat keputusan Direktur
Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama tanggal
20 februari 1998 nomor F.IV/PP.00.6/KEP/17.A/98 Madrasah Aliyah Negeri
Kendal ditetapkan sebagai satu di antara Madrasah Aliyah Negeri Model
(percontohan) di Jawa Tengah, selain MAN Magelang.2
3. Struktur Organisasi
Yang dimaksud dengan struktur organisasi dalam hal ini merupakan
susunan yang menunjukkan hubungan hirarki antara seorang kelompok satu
2 Dokumentasi, dikutip tanggal 6 agustus 2005
41
dengan lainnya dan mempunyai hubungan kerja sama atas kewajiban dan
tanggung jawab guna mencapai suatu tujuan yang telah di tetapkan. Adapun
struktur organisasi MAN Kendal penulis lampirkan dalam bagian lampiran-
lampiran.
4. Letak Geografis
Madrasah Aliyah Negeri Kendal merupakan satu-satunya madrasah
aliyah negeri yang ada di Kabupaten Kendal. Letak Madrasah ini di jalan raya
barat kelurahan Bugangin Kecamatan Kota Kendal, Kabupaten Kendal.
Lokasinya terbagi menjadi dua bagian, yaitu utara dan selatan, dipisahkan oleh
perumahan penduduk dan persawahan sepanjang lebih kurang 300 meter.3
5. Keadaan guru, Karyawan Dan Siswa
a. Guru
Guru MAN Kendal keseluruhannya dapat dilihat dalam tabel
berikut.4
Tabel. 1
Keadaan Guru Menurut Golongan
No Golongan Jumlah
1 PNS 60
2 Guru tidak tetap 12
3 Guru bantu/kontrak 4
jumlah 76
b. Karyawan
Karyawan MAN Kendal dapat dilihat dalam tabel berikut.5
3 Dokumentasi dan observasi, dikutip tanggal 6 agustus 2005 4 Dokumentasi, dikutip tanggal 6 agustus 2005 5 Dokumentasi, dikutip tanggal 6 agustus 2005
42
Tabel. 2
Keadaan karyawan menurut golongan
No Golongan
Jumlah
1 PNS 15
2 Pegawai tidak tetap
7
Jumlah 22
c. Siswa
Animo masyarakat yang mempercayakan pendidikan putra-putrinya
di MAN Kendal semakin tahun mengalami kenaikan yang sangat
membanggakan.
Pada tahun 2004 / 2005
1) Telah terdaftar sebanyak 728 siswa terdiri dari 332 siswa asal SLTP dan
396 siswa asal MTs.
2) Siswa yang lulus seleksi dan di terima sebanyak 432 siswa dengan
perincian sebagaimana tabel berikut:6
Tabel. 3
Jumlah siswa lulus seleksi dan asal sekolah
Pada tahun 2004/2005
Asal
Sekolah
L
P
Jumlah
MTs
115
120
235
SLTP
103
94
197
Jumlah
218
214
432
6 Dokumentasi, dikutip tanggal 6 agustus 2005
43
3) Jumlah keseluruhan siswa dan lokalnya sebagaimana terlihat dalam tabel
berikut.7
Tabel. 4
Jumlah keseluruhan siswa bedasarkan
kelas dan lokal
No Kelas Lokal Jumlah
1 I 9 432
2 II 9 425
3 III 9 415
Jumlah 27 1.272
Jumlah tersebut, yaitu 1.272, 631 diantaranya siswa dan 641 siswi.
Lokal kelas III, terdiri dari 4 lokal IPA, 4 lokal IPS dan 1 lokal Bahasa.8
6. Sarana Dan Prasarana
Keadaan sarana dan prasarana MAN Kendal terbagi dalam dua
lokasi, yaitu MAN Kendal selatan dan MAN Kendal utara sebagai berikut:9
a. Luas tanah m²
1) MAN Kendal Selatan : + 5.493 m² (hak milik)
2) MAN Kendal Utara : + 10.500 m² (hak guna bangunan)
b. Luas Bangunan
1) RKB : 29 lokal (9 x 8) m²
2) Perpustakaan : 2 lokal (13 x 8) m² dan (9 x 8) m²
3) Laborat IPA : 2 lokal @(12 x 8) m²
4) Laborat Bahasa : 2 lokal (9 x 8) m² dan (13 x 8) m²
5) Komputer : 1 lokal (13 x 8) m²
6) Gudang : 2 lokal @ (5 x 8) m²
7) Workshop : 4 lokal @ (12 x 10)m²
7 Dokumentasi, dikutip tanggal 6 agustus 2005 8 Dokumentasi, dikutip tanggal 6 agustus 2005 9 Dokumentasi dan observasi, dikutip tanggal 6 agustus 2005
44
8) PSBB : 1 unit 2 lantai
9) Musholla : 3 lokal @ (3 x 5) m²
10) Ruang BP : 2 lokal (3 x 4) m²
11) Ruang Kantin Pembayaran : 2 lokal @ (4 x 9) m²
12) Ruang UKS : 2 lokal @ (3 x 4) m²
13) Ruang Toilet/WC : 22 lokal @ (2 x 2) m²
14) Ruang OSIS : 1 lokal (6 x 4) m²
15) Ruang Kantor Guru : 2 lokal (15 x 9) m² dan (15 x 8) m²
16) Ruang Kantor TU / Kepala : 1 lokal (13 x 8) m²
b. Jumlah Meubeler
1) Kursi Siswa : 1.272 buah
2) Meja Siswa : 636 buah
3) Kursi Guru : 98 buah
4) Kursi TU : 20 buah
5) Meja TU : 20 buah
B. Internalisasi Nilai-Nilai Akhlak Islam Terhadap Tingkah laku Siswa
Kelas III Di MAN Kendal
1. Tahapan Dalam Proses Internalisasi nilai-Nilai Akhlak Islam Terhadap
Tingkah Laku Siswa Dan Upaya-Upaya Yang Dilakukan
a. Tahap Pengenalan Dan Pemahaman
Untuk memberikan pengenalan dan pemahaman kepada peserta didik
terhadap materi nilai-nilai akhlak dalam Islam dan menjadikan peserta didik
dapat menghargai pentingnya suatu nilai bagi dirinya, di MAN Kendal
dilakukan lewat proses belajar mengajar di kelas.
Tambahan jam pelajaran di kelas untuk siswa kelas III dengan materi
husus yang telah disusun dalam sebuah buku oleh salah satu guru di MAN
Kendal,10 guru tersebut adalah Bapak Sunardi, dengan judul Studi Akhlak
Komprehensif; Tinjauan Kritis Terhadap Akhlak Pribadi Dan Akhlak
Publik.
10 Wawancara dengan Bp. Sunardi pada tanggal 3 agustus 2005
45
Buku tersebut merupakan salah satu realisasi dari upaya-upaya dalam
membentuk siswa yang islami qurani dan sunni. Demikian ungkapan Kepala
MAN Kendal.11 Sebenarnya telah disusun juga sebelumnya sebuah buku
dengan penyusun yang sama yaitu Aktualisasi Ajaran Islam Dalam
Kehidupan Sehari-Hari; Studi Islam Komprehensif, namun buku ini tidak
digunakan sebagai materi dalam pengajaran dikelas sebagai penambahan
jam pelajaran, karena memang saat itu belum ada program penambahan jam
pelajaran untuk kelas III.
Adapun materi yang dimuat dalam buku Studi Akhlak Komprehensif;
Tinjauan Kritis Terhadap Akhlak Pribadi dan Akhlak Publik tersebut terdiri
dari:12
1) Pendahuluan, yang memuat pengertian akhlaq, sumber akhlaq, ruang
lingkup akhlaq, posisi akhlaq dalam keseluruhan ajaran Islam dan
karakteristik akhlaq.
2) Akhlak Terhadap Allah, meliputi taqwa kepada Allah, cinta kepada
Allah, syukur, muroqobah dan muhasabah dan taibat.
3) Akhlak Terhadap Rasulullah, meliputi mencintai dan memuliakan Rasul,
mengikuti dan mentaati Rosul dan mengucapkan solawat dan salam.
4) Akhlak Pribadi, meliputi jujur, amanah istikomah, iffah, mujahadah,
sajaah, tawaduk, hayak, sabar dan al-afwu.
5) Akhlak bermasyarakat, meliputi tata cara bertamu dan menerima tamu,
berhubungan dengan tetangga, berhubungan dengan masyarakat,
pergaulan pria dan wanita, mengucapkan dan menjawab salam, khplwat
dan tata cara membina ukhuwah Islamiyah.
6) Akhlak bernegara, meliputi tata cara bermusyawarah, menegakkan
keadilan, amar makruf nahi munkar dan hubungan baik pemimpin dan
yang dipimpin.
Materi dalam buku Studi Akhlak Komprehensif; Tinjauan Kritis
Terhadap Akhlak Pribadi dan Akhlak Publik tersebut diajarkan beralokasi
11 Sunardi, Studi Akhlaq Komprehensif (tinjauan Kritis Terhadap Akhlaq Pribadi Dan Akhlaq Publik), Kendal: PAI Development centre MAN Kendal. 2004) hlm. Ii.
12 Ibid.
46
waktu satu jam pelajaran dalam satu minggu dan dinamai pelajaran Aplikasi
Agama.13
Adapun proses belajar mengajar di kelas tidak jauh berbeda dengan
mata pelajaran-mata pelajaran lain, hanya pada mata pelajaran aplikasi
agama yang materinya telah disusun dalam satu buku dan disajikan secara
sistematis itu, waktu yang ada lebih banyak digunakan dengan strategi
melalui pendekatan, metode dan teknik yang mampu menggugah kesadaran
siswa untuk mengambil materi-materi yang dibahas guna dimanfaatkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran mata pelajaran aplikasi agama ini siswa berusaha
disentuh diajak untuk memikirkan fenomena-fenomena yang terjadi atau
pengalaman-pengalaman, diajak untuk mengidentifikasi masalah-masalah
yang ada dalam masyarakat kemudian diajak untuk memecahkan masalah
tersebut. Dalam pemecahan masalah ini diusahakan sedapat mungkin dari
pihak siswa yang memberikan pemecahan, sehingga anak atau siswa
memiliki gambaran aku arep melaku nganggo coro koyok iki14 (saya akan
berjalan dengan cara-cara sepeti ini)
Untuk mencapai usaha di atas, digunakan beberapa metode yang
digunakan secara variatif diantaranya metode ceramah, tanya jawab dan
diskusi. Metode ceramah, disampaikan materi nilai-nilai akhlak Islam
dengan materi yang berupa akhlak sesuai pembahasan. Materi yang dibahas
dikaitkan dengan pengalaman-pengalaman, pengetahuan siswa, fakta, atau
fenomena-fenomena yang muncul.
Sedangkan tahap tanya jawab, siswa diberikan kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan yang nantinya jawaban dilemparkan kepada siswa
dikelas sebelum ahirnya mendapat penjelasan dari jawaban tersebut oleh
guru. Sedangkan pertanyaan-pertanyaan untuk siswa dari guru tersebut
bersifat subjektif. Pertanyaan-pertanyaan tersebut telah dikaitkan dengan
pengalaman-pengalaman atau fakta-fakta yang ada.
13 Wawancara dengan Bp. Sunardi pada tanggal 3 agustus 2005 14 Wawancara dengan Bp. Asmawi pada tanggal 2 agustus 2005
47
Sedangkan diskusi sebelumnya telah didahului dengan penugasan
terhadap siswa yang berupa penelitian terhadap fenomena-fenomena
dilingkungan masyarakat sekitar masing-masing siswa. Seperti pemuda yang
nongkrong diwaktu maghrib, bagaimana peserta jamaah di masjid dan
pengajaran ibu-ibu.
Motivasi keagamaan, selalu mendapatkan perhatian dari guru
sehingga siswa sering medapatkan penekanan adalah mengenai motifasi
agama dengan tujuan agar perilaku siswa lebih banyak dimotifasi dari ajaran
agama Islam. Sehingga mampu terjadi penyeleksian terhadap pilihan
perilaku mana yang akan diambil dan mana yang harus ditinggalkan.15
Pendidikan agama Islam, termasuk pelajaran aplikasi agama ini
merupakan salah satu dari tahapan atau bagian yang harus dilalui dalam
proses internalisasi nilai-nilai akhlak dalam Islam.
Selain proses belajar mengajar dalam pelajaran Aplikasi Agama
tersebut, upaya pengenalan dan pemahaman serta menjadikan peserta didik
menghargai pentingnya suatu nilai bagi peserta didik sendiri, dilakukan pula
dalam proses belajar mengajar dikelas untuk mata pelajaran-mata pelajaran
agama, karena memang dalam mata pelajaran Agama materi-materi yang
terdapat didalamnya sarat akan nilai-nilai.
b. Tahap Penerimaan
Tahap ini, yaitu siswa bukan hanya memahami dan menghargai
pentingnya suatu nilai, tetapi menerima dan menjadikannya sebagai
kerangka acuan dalam perbuatan, cita-cita dan pandangannya.
Untuk dapat sampai pada tahap penerimaan ini diperlukan
pengembangan situasi lingkungan sekolah. Lingkungan kelas III di MAN
Kendal (MAN Kendal selatan), baik lingkungan sosial maupun lingkungan
fisik, semuanya merupakan hasil dari terbentuknya sebuah keterpaduan dari
dikembangnya aspek-aspek yang memiliki peran penting dalam penciptaan
lingkungan sekolah.
15 Observasi Proses Belajar Mengajar Di Kelas IPA 4 dan wawancara dengan Bp.
Asmawi pada tanggal 2 agustus 2005.
48
Aspek-aspek yang dikembangkan tersebut, merupakan upaya yang
dilakukan di luar jam pelajaran dengan tujuan memberikan pengalaman-
pengalaman kepada siswa, supaya siswa dapat merasakan dari
dilaksanakannya suatu nilai, supaya siswa menjadi terbiasa dengan nilai-
nilai tertentu dan lain-lain.16
Adapun aspek-aspek tersebut yakni kegiatan-kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan, lingkungan, keteladanan dan pembiasaan.
Mengingat pentingnya aspek-aspek tersebut dalam internalisasi nilai-nilai
akhlak Islam, masing-masing dari aspek-aspek tersebut penulis letakkan
pembahasannya dalam bagian yang membahas tentang aspek-aspek yang
perlu dikembangkan dalam internalisasi nilai-nilai akhlak Islam.
c. Tahap Pengintegrasian
Kalau pada tahap penerimaan di atas, pelajar belum menjadikan nilai
sebagai bagian terpadu dari sistem kepribadiannya. Sedangkan tahap
pengintegrasian ini, pelajar diharapkan telah menjadikan nilai yang diterima
dan diyakininya sebagai bagian dari sistem kepribadiannya.
Tahap pengintegrasian ini merupakan tahap akhir dalam tahapan
proses internalisasi nilai yang diharapkan ketercapaiannya setelah siswa
melewati tahap pengenalan dan pemahaman dan tahap penerimaan. Dengan
begitu, upaya yang dilakukan demi tercapainya tahap pengintegrasian ini
disebut optimalisasi tahap pengenalan dan pemahaman dan tahap
penerimaan.
Setelah dilakukan upaya-upaya dalam tahap pengenalan dan
pemahaman dan penerimaan dengan tujuan siswa dapat melalui tahapan-
tahapan tersebut, perilaku siswa yang sesuai dengan nilai-nilai akhlak Islam
telah tampak kemajuannya.
Melalui pengamatan berkali-kali, sehari-harinya musholla Sekolah
terlihat selalu ramai dengan siswa yang hendak melakukan shalat dluha pada
jam istirahat dan shalat dzuhur berjamaah pada pukul 12.00 WIB,
16 Wawancara dengan Bp. Asmawi pada tanggal 2 agustus 2005
49
penampilan siswa tidak menunjukkan perbedaan siswa dari keluarga kaya
atau miskin dan sikap bergaul atau bergurau terlihat tidak berlebihan
sehingga tidak berkesan ugal-ugalan.17
Disamping itu kemajuan sikap siswa juga terlihat dengan sikap
mereka terhadap para guru yang tetap menjaga nilai-nilai etika, mulai ada
kesadaran untuk ikut menjaga kebersihan lingkungan sekolah, ketertiban,
keamanan dan keindahan. Ketika datang Peringatan Hari-Hari Besar Islam
(PHBI) siswa cukup bersemangat ikut menyukseskannya, begitupun juga
dalam perlombaan cabang-cabang lomba Islami, bantuan untuk teman-teman
yang tertimpa musibah dan lain-lain. Semuanya itu tidak membutuhkan
campur tangan yang menyusahkan dari dewan guru.18
2. Strategi, Pendekatan dan Metode Internalisasi Nilai-Nilai Akhlak Islam
Terhadap Tingkah Laku Siswa Kelas III di MAN Kendal
a. Strategi
Strategi yang digunakan di MAN Kendal dalam internalisasi nilai-
nilai akhlak Islam terhadap tingkah laku siswa adalah strategi transinternal
yang merupakan cara untuk mengajarkan nilai dengan jalan melakukan
transformasi nilai dilanjutkan dengan transaksi dan transinternal.
Yang dilakukan dalam strategi ini adalah selain guru memberikan
pengenalan dan pemahaman nilai-nilai akhlak Islam di dalam jam belajar
dengan metode-metode tertentu, guru juga memberikan contoh-contoh
teladan yang searah dengan nilai-nilai akhlak Islam.
Upaya-upaya yang dilakukan bukan hanya berhenti pada proses
belajar mengajar di kelas yang lebih menitik beratkan pada aspek kognitif,
tetapi sampai pada upaya-upaya yang dilakukan di luar kelas melalui cara
guru dalam berucap, bersikap dan bertindak.
b. Pendekatan
Pendekatan yang digunakan di MAN Kendal dalam internalisasi
nilai-nilai akhlak Islam terhadap tingkah laku siswa kelas III terdiri dari 4
17 Observasi pada tanggal 2,3,4,6, agustus 2005. 18 Wawancara dengan Bp. Sunardi pada tanggal 3 agustus 2005
50
(empat) model pendekatan yaitu pendekatan penghayatan, rasional, efektif
dan kharismatik.
1) Pendekatan penghayatan
Sebagai kegiatan yang melibatklan siswa kedalam kegiatan empirik
yang disertai dengan keterlibatan aspek efektifnya dilakukan lewat
kegiatan-kegiatan yang melibatkan siswa secara langsung.
Kegiatan-kegiatan tersebut ada yang bersifat wajib bagi seluruh
siswa seperti membaca asma`ul husna setiap hari pada saat awal jam
belajar atau jumat bersih dan ada pula yang bersifat sukarela seperti
kegiatan khitobah atau kaligrafi. Selain penugasan-penugasan dari
pendidik kepada siswa untuk meneliti fenomena-fenomena di lingkungan
masyarakat sekitar masing-masing siswa kaitannya dengan nilai-nilai
akhlak dalam Islam dan dihadapkannya siswa dengan adanya contoh-
contoh yang bisa menjadi teladan serta penciptaan situasi lingkungan.19
Diadakannya kegiatan-kegiatan tersebut, diharapkan dapat
memberikan pengalaman-pengalaman yang dapat menjadi pelajaran
berarti bagi siswa dan siswa bisa merasakan segi-segi positif dari
dilaksanakannya kegiatan-kegiatan tersebut. Yang akhirnya akan terjadi
proses mental untuk mengambil makna dari pelaksanakan kegiatan-
kegiatan tersebut. Pemaknaan terhadap pelaksanaan dari kegiatan-kegiatan
tersebut itulah sebenarnya disebut dengan penghayatan itu sendiri.
Untuk maksud tersebut, siswa banyak dilibatkan dalam kegiatan-
kegiatan. Demi terciptanya lingkungan yang sehat, bersih, indah, rapid an
aman, setiap satu bulan sekali diadakan kegiatan jumat bersih dimana
seluruh siswa diharuskan mengikuti kerja bakti membersihkan seluruh
lingkungan sekolah dan mentaati tata tertib yang ada.
Terdapat pula kegiatan shalat dluha dan dzuhur berjama`ah, PHBI,
kelompok-kelompok kegiatan Islami, panyaluran zakat dan lain-lain.
Bahkan dalam setiap harinya sekolah MAN Kendal tidak pernah sepi dari
19 Observasi Proses Belajar Mengajar Di Kelas IPA 4 dan wawancara dengan Bp.
Asmawi pada tanggal 2 agustus 2005.
51
adanya kegiatan-kegiatan siswa.20seperti pembacaan asma`ul husna,
kelompok kasidah, pelatihan kaligrafi, khitobah dan lain-lain.
2) Pendekatan Rasional
Sebagai lembaga yang bukan hanya mengembangkan disiplin ilmu-
ilmu Agama, MAN Kendal dalam rangka internalisasi nilai-nilai akhlak
Islam juga menggunakan pendekatan rasional.
Selain siswa dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan empirik, siswa juga
diberikan penyampaian-penyampaian tentang baik dan buruk dalam
pandangan Islam dengan disertakan alasan-alasannya, akibat-akibat yang
ditimbulkannya serta dalil-dalilnya dalam agama.
Di samping itu, siswa juga disodori dengan lingkungan yang
mencerminkan sikap rasional melalui sikap dan perilaku para pendidik,
adanya pengembangan disiplin ilmu-ilmu pengetahuan alam, sosial bahasa
dan bidang skill, serta lingkungan benda.21 Seperti kedisiplinan, ketika
guru menyampaikan materi kedisiplinan, disampaikan pula anjuran-
anjuran agama tentang kedisplinan tersebut, yakni kedisiplinan sama
dengan istikomah dan orang yang tidak disiplin atau istikomah tidak
memiliki keteraturan hidup sehari-hari. Selanjutnya guru harus
menunjukkan sebagai sosok yang memiliki kedisiplinan dihadapan siswa.
Dalam menerima dan meyakini suatu kebenaran untuk selanjutnya
melahirkan sikap yang sesuai dengan kebenaran tersebut bukan hanya
ditentukan oleh factor-faktor lain yang kadang kurang memperhatikan
aspek rasionalitasnya.
3) Pendekatan Efektif
Untuk mewujudkan internalisasi nilai-nilai akhlak dalam Islam
terhadap tingkah laku siswa dalam hal ini nilai datang dari luar diri siswa
melalui proses penyesuaian diri dengan lingkungan, dilakukan lewat
pemanfaatan lingkungan baik lingkungan sosial maupun lingkungan fisik.
20 Wawancara dengan Bp. Asmawi pada tanggal 2 agustus 2005 21 Observasi Proses Belajar Mengajar Di Kelas IPA 4 dan wawancara dengan Bp.
Asmawi pada tanggal 2 agustus 2005.
52
Lingkungan memiliki posisi yang penting dalam internalisasi nilai-
nilai, lingkungan di MAN Kendal dikembangkan kearah terciptanya
lingkungan yang sesuai dengan nilai-nilai akhlak dalam Islam. Baik
lingkungan yang tercipta dari siswa sendiri sebagai pelaku maupun dari
dewan guru sebagai pelaku dan lingkungan benda didalam lingkungan
sekolah.
Harapannya yaitu siswa menjadi terbiasa dengan lingkungan yang
selalu disaksikan dan dirasakannya dalam setiap harinya dan terjadi
penyesuaian dengan lingkungan tersebut.22 Lingkungan MAN Kendal
yang bersih, aman, tertib,guru maupun siswa melakukan shalat dluha dan
dzuhur berjamaah, serta kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
seperti PHBI, kelompok kasidah, kaligrafi dan lain-lain, semuanya bila
telah terbiasa dilakukan, dilihat dan dirasakan faedahnya maka ketika
suatu saat siswa menemukan lingkungan yang berbeda akan timbul
perasaan yang mengganjal atau ada sesuatu yang kurang, sehingga siswa
akan berusaha untuk merubahnya.
4) Pendekatan Kharismatik
Kepala sekolah dan dewan guru berusaha untuk menjadi sosok yang
memiliki kharisma dihadapan siswa melalui upaya untuk menjadi
seseorang layak untuk diteladani.
Dengan adanya kharisma tersebut, contoh-contoh teladan dari guru
akan dapat memberikan pengaruh bagi siswa dalam berbuat, bertindak dan
bersikap. Guru yang memiliki kharisma adalah guru yang memiliki
penguasaan materi bidang studi memadai, disiplin, bertanggung jawab dan
mampu menunjukkan sebagai sosok yang baik di mata siswa sehingga
segala ucapan dan tindakan akan menjadi senjata yang ampuh bagi guru
untuk turut serta mewujudkan proses internalisasi nilai-nilai akhlak dalam
Islam.
Seperti kharisma yang dimiliki kepala sekolah MAN Kendal, berkat
kharisma tersebut, bagian humas MAN Kendal tidak berani meminjamkan
22 Wawancara dengan Bp. Asmawi pada tanggal 2 agustus 2005
53
dokumen kepada penulis dengan alasan tidak enak.23 Hal itu menunjukkan
adanya kharisma kepala sekolah sehingga staf-staf atau dewan guru tidak
berani bertindak semaunya.
Di MAN Kendal, diupayakan dewan guru dapat menunjukkan
sebagai guru yang baik dihadapan siswa sehingga dapat menjadi guru yang
diidolakan oleh para siswa atau bahkan istimewa, sehingga mampu
manjadi teladan bagi siswa.24
c. Metode
Metode yang digunakan dalam internalisasi nilai-nilai akhlak Islam
di MAN Kendal adalah metode refleksi. Metode yang menggunakan
penggabungan antara metode deduktif dan induktif.
Proses belajar mengajar guru menyampaikan materi-materi akhlak
dalam Islam dengan jalan menguraikannya untuk dapat dipahami oleh siswa,
selanjutnya guru memperintahkan kepada siswa untuk mencari contoh-
contoh kasus yang ada dalam kehidupan nyata sesuai dengan pembahasan.
Kadangkala guru mengemukakan terlebih dahulu contoh-contoh konkret
dalam kehidupan kemudian siswa disuruh untuk menarik simpulan-simpulan
dari contoh-contoh kasus tersebut. Misalnya, guru mengajarkan materi
tentang sabar, langkah pertama guru devinisi pengertian sabar,
kedudukannya dalam ajaran Islam lalu siswa diminta mencari contoh sikap
sabar dan selanjutnya di suruh menyimpulkan.
Dalam hal ini digunakan juga variasi metode. Sedangkan variasi
metode yang digunakan adalah ceramah, Tanya jawab, diskusi, penugasan
dan pemecahan masalah (problem solving)
C. Aspek-Aspek Yang Perlu Dikembangkan Dalam Internalisasi Nilai-Nilai
Akhlak Islam
1. Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan
Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang memiliki muatan
internalisasi nilai-nilai akhlak dalam Islam terhadap tingkah laku siswa dalam
23 Dokumentasi, dikutip tanggal 6 agustus 2005 24 Wawancara dengan Bp. Sunardi pada tanggal 3 agustus 2005
54
tulisan ini dikelompokkan kedalam kegiatan harian, mingguan, bulanan dan
tahunan.25
Adapun kegiataan harian terdiri dari:
- Berdo`a diawal dan diakhir jam belajar ditambah dengan pembacaan
Asma’ul husna setelah berdo`a pada awal masuk jam belajar.
- Sholat dzuhur berjamaah dan sholat duha
Sedangkan kegiatan mingguan adalah:
- Grup Rebbana
- kelompok Qiro’ah
- Pelatihan Kaligrtafi
- Kegiatan Khitobah
Sedangkan Kegiatan bulanan di MAN Kendal yang dilakukan dalam
jangka waktu bulanan adalah jum`at bersih. Kegiatan jum`at bersih ini
dilakukan satu bulan sekali pada jum`at minggu pertama dalam setiap
bulannya. Yang dibersihkan adalah semua lingkungan di dalam Madrasah
termasuk masjid, ditambah dengan membersihkan jalan menuju madrasah dari
jalan raya.
Dan kegiatan tahunan adalah:
- PHBI (Peringatan Hari Besar Islam)
- Pembacaan yasin dan tahlil
- Penyembelihan hewan qurban
- Zakat fithrah
- Perlombaan
- Shalat Idul adha bersama26
2. Penciptaan Suasana Lingkungan
Penciptaan suasana lingkungan merupakan bagian integral dari
internalisasi nilai-nilai akhlak dalam Islam terhadap tingkah laku siswa.
Penanaman nilai-nilai akhlak akan gagal tanpa dibarengi lingkungan yang
25 Wawancara dengan Bp. Asmawi pada tanggal 2 agustus 2005 26 Wawancara dengan Bp. Asmawi pada tanggal 2 agustus 2005
55
sesuai dengan nilai-nilai yang hendak ditumbuh kembangkan dalam diri
peserta didik.
Dalam penciptaan lingkungan yang kondusif, yakni situasi
lingkungan yang mampu menunjang terjadinya proses internalisasi nilai-nilai
akhlak dalam Islam dapat dilihat dari beberapa hal atau sudut pandang yang
kesemuanya akan membentuk sebuah keterpaduan demi terciptanya situasi
lingkungan. Beberapa hal tersebut merupakan penentu terhadap bagaimana
dan seperti apa sebuah lingkungan kaitannya dengan internalisasi nilai-nilai
akhlak dalam Islam. Adapun penciptaan situasi lingkungan terhadap kelas III
di MAN Kendal dilihat dari beberapa sudut pandang adalah sebagai berikut:27
a. Kegiatan-Kegiatan
Kegiatan-kegiatan yang telah disebutkan, baik kegiatan harian,
mingguan, bulanan atau tahunan akan memberikan andil terhadap
terciptanya suasana lingkungan yang Islami. Suasana Islami ini akan
menunjang terhadap proses internalisasi nilai-nilai akhlak dalam Islam
dalam diri siswa. Seperti sholat dhuhur berjamaah, berdoa yang diikuti
dengan pembacaan Asmaul Husna setiap hari akan menciptakan lingkungan
yang Islami di madrasah.
b. Tata Tertib
Sebagai MAN model atau percontohan di Jawa Tengah, MAN Kendal
memiliki tata tertib guru, pegawai dan siswa.
Tata tertib tersebut, baik tata tertib guru, pegawai dan siswa memuat
aturan-aturan yang mengatur banyak hal. Selain mengatur tentang atribut,
diatur juga dalam tata tertib tersebut memuat aturan tentang kewajiban,
kerajinan, kerapihan dan kelakuan. Lebih jelasnya, sebagaimana dalam
lampiran.28
c. Lingkungan Benda.
Pengkondisian lingkungan benda di MAN Kendal dikondisikan
dengan tulisan-tulisan baik latin atau arab, khot atau kaligrafi dan gambar-
27 Wawancara dengan Bp. Sunardi pada tanggal 3 agustus 2005 28 Dokumentasi, dikutip tanggal 6 agustus 2005
56
gambar yang kesemuanya itu memiliki muatan atau pesan-pesan niali-nilai
akhlak dalam Islam. Pengkondisian lingkungan benda tersebut meliputi
bagian-bagian yang ada di dalam komplek lingkungan MAN Kendal kelas
III baik di dalam ruangan maupun diluar ruangan29.
Berdasarkan observbasi yang dilakukan penulis,30 ditemukan kata-
kata Kebajikan merupakan Investasi Abadi yang ditulis di taman tepatnya di
dinding taman bagian tepi. Dinding taman tersebut menutupi sebuah kantin
yang berada di belakang taman tersebut.
Yang menarik dari pemandangan tersebut, dinding taman tersebut
searah dan menghadap lurus dengan pintu gerbang utama sehingga siapapun
yang memasuki pintu gerbang utama MAN Kendal utara, sudah dapat
dipastikan pertama kali yang akan disaksikannya adalah tulisan tersebut
dengan jelas karena kata-kata tersebut ditulis dengan ukuran besar dan
berwarna ke emasan sehingga warna tidak gelap.
Di kelas sebagai tempat yang lebih banyak ditempati siswa dalam
sehari-harinya tidak lepas dari pengkondisian suasana kelas dengan adanya
kaligrafi-kaligrafi, yang terdapat pada semua ruang kelas III MAN Kendal.
Kaligrafi tersebut berisikan kutipan-kutipan ayat Quran, seperti QS. 29:48
yang berada diruang kelas III IPA 2, atau hadits-hadits Nabi Muhammad
SAW seperti:
المسلم من سلم المسلمون من لسانه ويده Yang terdapat di ruang kelas IPS 3.
Disamping itu terdapat juga do`a-do`a yang dipasang diruang kelas
seperti do`a Nurbuat yang terdapat diruang kelas IPA.1, gambar-gambar
tokoh Islam seperti gambar walisongo yang terdapat di ruang kelas IPA.2
atau ayat kursi sebagaimana yang terdapat di ruang kelas bahasa.
Penciptaan lingkungan yang bersihpun tidak luput dari perhatian
serius, hal ini terlihat dengan tidak adanya kotoran-kotoran atau sampah-
sampah yang berserakan di ruang-ruang atau di luar ruang, tidak adanya
29 Wawancara dengan Bp. Sunardi pada tanggal 3 agustus 2005 30 Observasi Pada tanggal 2 agustus 2005
57
coretan-coretan. Untuk tetap menjaga kebersihan tersebut telah disediakan
tong-tong sampah disetiap sudut ruangan baik ruangan kelas, kantor, toilet,
aula serta tempat-tempat tertentu yang banyak dilalui orang atau siswa.
Untuk menunjukkan pentingnya aspek estetik dilingkungan kelas III
MAN Kendal terdapat dua taman yang tertata rapi, dan adanya kaligrafi-
kaligrafi disemua ruangan kelas III yang juga mengandung pesan-pesan
estetis,31sehingga nilai-nilai keindahan ikut mewarnai lingkungan MAN
Kendal.
3. Keteladanan
Peneladanan dalam hal ini adalah bagaimana pihak-pihak yang layak
untuk di teladani memperlihatkan sikap atau tingkah laku sehingga mampu
mempengaruhi pihak yang pantas meneladaninya.
Di sebuah institusi pendidikan atau sekolah, pihak yang layak untuk
di teladani adalah guru dan pihak yang layak meneladani adalah siswa. Selain
itu Kepala sekolah juga merupakan sosok yang layak diteladani oleh dewan
guru, murid atau karyawan. Sebagai pihak yang layak di teladani memiliki
kewajiban untuk memberikan teladan yang baik melalui perilaku dan sikap
sehari-hari terutama di kompleks Madrasah termasuk di kelas.
Di MAN Kendal, guru dan karyawan telah di wajibkan untuk
menjunjung tinggi kehidupan dan pergaulan sesama berdasarkan ukhuwah
Islamiyah dan pengamalan akhlakul karimah dengan penuh keikhlasan dan
kejujuran. Selain itu di wajibkan juga melaksanakan dan mengamalkan 7 K
(kekeluargaan, keamanan, ketertiban, keindahan, kebersihan, kerukunan dan
ketentraman) khususnya di lingkungan Madrasah.32
Berdasarkan pengamatan beberapa kali yang dilakukan oleh
penulis33, terdapat beberapa guru yang baru saja mengambil air wudlu untuk
menlaksanakan shalat dhuha. Pemandangan tersebut terlihat sepanjang jam
belajar sekolah, karena dewan guru memiliki kesempatan yang berbeda, ada
yang pada saat istirahat, awal masuk jam belajar atau pertengahan. Terlihat
31 Observasi pada tanggal 6 agustus 2005 32 Wawancara dengan Bp. Sunardi pada tanggal 3 agustus 2005 33 Observasi pada tanggal 2,3,6 agustus 2005
58
juga para guru yang terlihat keramahannya, menggunakan seragam sesuai
ketentuan dan masuk kelasa tepat waktu.
Kepala sekolah, sebagai pihak yang sangat dibutuhkan
peneladanannya, sehingga akan memberikan wibawa sebagai pemimpin, telah
menunjukkan keseriusan, kesungguhan dan keikhlasan sebagai seorang
pemimpin. Tiap kali istirahat kepala sekolah selalu menyempatkan diri
berkeliling mengontrol setiap kelas. Ketika terdapat guru yang berhalangan
hadir, kepala sekolah menyempatkan untuk mengisi dengan motifasi-motifasi
belajar dengan menyertakan nilai-nilai akhlak dalam Islam, bimbingan dan
mau’idzoh.
Kewibawaan Kepala sekolah dan loyalitas para guru atau karyawan
terlihat ketika penulis berniat meminjam dokumen untuk di kopi, yang
bersangkutan yaitu Bapak Machrus tidak memperkenannya dengan alasan
tidak enak dengan Kepala sekolah. Padahal jarak penjual jasa foto kopi sekitar
50 (lima puluh) meter dari MAN Kendal.34
4. Pembiasaan
Pembiasan merupakan salah satu usaha dalam proses pendidikan
yang dapat membetuk karakter atau tradisi bagi pesera didik. Dengan adanya
pembiasan diharapkan siswa menjadi terbiasa dengan sesuatu yang telah
dibiasakan tersebut, terjadi pengalaman-pengalaman yang mampu
memberikan pelajaran berarti dan ahirnya menjadi habit bagi yang
melakukannya kemudian menjadi ketagihan, dalam arti dapat memunculkan
perasaan yang berbeda ketika berada atau bertemu dengan sesuatu yang
kontras dengan sesuatu yang telah menjadi sebuah kebiasan bagi siswa.
Usaha pembiasaan, dilakukan lewat dua hal yaitu bagaimana terjadi
pembiasan diri siswa hubungannya diri sendiri dan bagaimana terjadi
pembiasan pada diri siswa hubungannya dengan keadaan lingkungan.
Untuk mencapai pembiasaan pada bagian pertama, diupayakan lewat
aturan tata tertib siswa MAN Kendal yang banyak mengatur tentang kerajinan,
kerapihan dan kelakuan, anjuran sholat dluha dan shalat jamaah, serta lewat
34 Dokumentasi pada tanggal 6 agustus 2005
59
kegiatan-kegiatan seperti jumat bersih atau penyaluran zakat fithrah.
Disamping itu diadakan juga iuran sukarela ketika terdapat siswa yang sakit
atau tertimpa musibah.
Sedangkan untuk mencapai pembiasaan yang kedua yakni
bagaimana dapat terjadi pembiasan dalam diri siswa hubungannya dengan
lingkungan adalah dengan upaya penciptaan lingkungan sekolah yang bersih,
indah, aman, tertib, rindang dan sehat. Penciptan lingkungan tersebut
ditujukan agar siswa menjadi terbiasa dengan lingkungan semacam itu,35yang
tentunya akan mempengaruhi tingkah laku siswa.
D. Evaluasi
Untuk mengetahui sejauh manakah nilai-nilai akhlak dalam Islam
tertanam dalam kepribadian siswa dalam hal ini di MAN Kendal tidak dilakukan
melalui tes tertulis atau lisan, melainkan dilakukan melalui pengamatan yang
hasilnya berupa nilai bagus, cukup dan kurang.
Sebagimana ungkapan bapak Sunardi bahwa36 yang lebih ditekankan
pada pengamatan ini, bagaimana setiap guru terutama masing-masing wali kelas
menunjukkan perhatian terhadap siswa sehingga selain merasa selalu diamati,
siswa juga merasa diperhatikan. Memberikan perhatian terhadap perkembangan
sikap dan perilaku siswa ini tidak lepas dari peran serta guru BP yang memiliki
konsentrasi lebih banyak terhadap perkembangan sikap dan perilaku peserta
didik.
Penekanan yang lebih ditujukan pada pemberian perhatian dari para
guru terutama wali kelas kepada peserta didik, mengingat wali kelas memiliki
kepentingan terhadap penilaian sikap dan perilaku siswa untuk mendapatkan
keputusan tentang sikap dan perilaku siswa, termasuk kategori bagus, cukup
atau kurangkah sikap dan perilaku siswa tersebut. Pemberian perhatian tersebut
ditunjukkan dengan usaha-usaha penyadaran terhadap sikap dan perilaku
peserta didik yang terlihat kurang sesuai melalui kesempatan-kesempatan
tertentu baik dalam sebuah forum atau secara langsung dengan siswa yang
35 Wawancara dengan Bp. Asmawi dan observasi pada tanggal 2 agustus 2005 36 Wawancara dengan Bp. Sunardi pada tanggal 3 agustus 2005
60
memiliki sangkut paut dengan perilaku yang kurang sesuai tersebut. Evaluasi
lewat pengamatan terhadap perkembangan sikap dan perilaku peserta didik
melalui pemberian perhatian tersebut dapat dilakukan.
Jadi evaluasi lewat pengamatan tidak dilakukan secara langsung,
tetapi melalui pemberian perhatian yang secara otomatis akan dapat dilakukan
pula pengamatan dan penilaian terhadap sikap dan perilaku siswa.
E. Faktor-Faktor Penunjang dan Penghambat Internalisasi Nilai-Nilai
Akhlak Islam Terhadap Tinngkah Laku Siswa Kelas III di MAN Kendal
Setelah dilakukan observasi, wawancara dandokumentasi, diperoleh
data tentang faktor-faktor penunjang dan penghambat internalisasi nilai-nilai
akhlak Islam terhadap tingkah laku siswa kelas III di MAN Kendal sebagai
berikut:
1. Faktor-Faktor Penunjang
Yang dimaksud dengan faktor-faktor penunjang ialah segala sesuatu
yang memiliki peran mempermudah, membantu atau memiliki nilai lebih
usaha internalisasi nilai-nilai akhlak Islam terhadap tingkah laku siswa kelas
III di MAN Kendal.
Adapun faktor-faktor penunjang tersebut sebagai berikut:37
a) Adanya penambahan jam mata pelajaran dengan materi tersendiri;
b) Berada di lingkungan komplek Islamic center;
c) Kompleks tersendiri, yakni terpisah dengan kelas I dan II, sehingga
mempermudah untuk pengkondisian situasi lingkungan;
d) Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler, tata tertib, situasi lingkungan sekolah,
keteladanan dan pembiasaan secara bersama-sama telah mengarah pada
internalisasi nilai-nilai akhlak dalam Islam terhadap tingkah laku siswa;
e) Rata-rata orang tua wali siswa adalah petani agraris sehingga sikap
kesederhanaan lebih mewarnai keberadaan siswa; dan
f) Disiplin ilmu yang dikembangkan, pembekalan skill, kegiatan-kegiatan
ekstrakurikuler, tata tertib, situasi lingkungan sekolah, keteladanan dan
pembiasaan semuanya memiliki posisi yang potensial terhadap
37 Observasi dan wawancara dengan Bp. Asmawi pada tanggal 2 agustus 2005.
61
maksimalnya penggunaan strategi, pendekatan dan metode yang dipakai
internalisasi nilai-nilai akhlak Islam terhadap tingkah laku siswa.
2. Faktor-Faktor Penghambat
Jika yang dimaksud dengan faktor-faktor penunjang di atas yaitu
segala sesuatu yang memiliki peran mempermudah, membantu atau memiliki
niali lebih dalam upaya internalisasi nilai-niali akhlak dalam Isam terhadap
tingkah laku siswa, maka faktor-faktor penghambat yakni sesuatu yang
memiliki peran memperlambat, mempersulit atau menghambat jalannya
proses internalisasi nilai-nilai akhlak Islam terhadap tingkah laku siswa.
Adapun faktor-faktor penghambatnya sebagai berikut:38
a) Kopleks tersendiri tersebut, selain memiliki kelebihan juga memiliki
kekurangan, yaitu berkurangnya intensitas bertemunya nilai-nilai, dan
siswa kurang memiliki motifasi untuk menunjukkan sebagai siswa yang
pantas memberikan teladan kepada adik kelas.
b) MAN Kendal berada di lingkungan penduduk sehingga mendorong untuk
membolos.
c) Diantara dari banyak hal yang memiliki posisi penting dalam upaya
internalisasi nilai-nilai akhlak Islam terhadap tingkah laku siswa kelas III
di MAN Kendal kurang mendapat perhatian serius dari sekolah. Seperti
aspek keteladanan yang memiliki posisi penting, tidak termuat dalam tata
tertib dan kewajiban guru dan pegawai secara jelas.
d) Tidak semua dewan guru dan pegawai memiliki perhatian yang serius
dalam hal internalisasi nilai-nilai akhlak Islam ini.
Faktor-faktor penunjang dan penghambat tersebut, sekalipun faktor-
faktor penunjang lebih banyak jumlahnya, bukan berarti dapat menghilangkan
pengaruh dari faktor-faktor yang merupakan penghambat. Tetapi hanya
memperbesar kemungkinan menangnya pengaruh dari faktor-faktor yang
merupakan penunjang.
38 Observasi dan wawancara dengan Bp. Asmawi pada tanggal 2 agustus 2005.
62
Sehingga dengan begitu perlu adanya usaha terus-menerus untuk
selalu mengembangkan faktor-faktor penunjang tersebut dan menekan
seminimal mungkin faktor-faktor penghambatnya demi berhasilnya tujuan
yang diinginkan.
top related