bab ii value proposition - library.binus.ac.id 2-ts-bmc... · anjing yaitu adalah distemper,...
Post on 29-May-2018
220 Views
Preview:
TRANSCRIPT
12
BAB II
VALUE PROPOSITION
2.1. Sejarah Anjing
Anjing adalah salah satu hewan menyusui (mamalia) dan pemakan
daging (karnivora). Menurut Kaminski dan Pescini (2014), anjing telah
mengalami domestikasi (penjinakan hewan liar) dan termasuk kedalam
kelompok Canidea Familiaris, yang terdiri dari 35 spesies sejak 10 juta tahun
yang lalu. Berdasarkan bukti genetik berupa DNA menunjukan terdapat tiga
kelompok besar pada keluarga anjing yaitu Red Fox, South American Canids
dan Wolf. Namun dari ketiga kelompok tersebut anjing merupakan salah satu
sepupu terdekat serigala abu –abu (Kaminski dan Pescini, 2014).
Anjing merupakan salah satu jenis hewan peliharaan yang sudah ada
sejak berabad – abad yang lalu. Anjing banyak dipelihara dan dijadikan teman
bermain, hal ini dikarenakan anjing merupakan hewan yang sangat mudah
bersahabat dengan manusia, setia, lucu, dan pintar. Selain sebagai teman
bermain, biasanya anjing digunakan untuk membantu manusia dalam
kehidupan sehari-hari.
13
2.2. Jenis-jenis Anjing
Menurut Sanusi (2004), jenis – jenis anjing dikelompokkan
berdasarkan perbedaan ukuran. Berdasarkan ukuran, anjing dibagi menjadi dua
yaitu anjing ukuran besar dan ukuran kecil.
Gambar 2. 1 Anjing berukuran besar
(Sumber: Dokumen Penulis)
14
Gambar 2. 2 Anjing berukuran kecil
(Sumber: Dokumen Penulis)
Menurut Hatmosrojo dan Budiana (2003), anjing bermanfaat untuk
membantu manusia. Berikut adalah manfaat anjing dalam membantu manusia:
1. Sebagai penjaga
2. Sebagai pemburu
3. Sebagai anjing tempur
4. Sebagai anjing polisi
5. Sebagai pelacak
6. Sebagai pengirim berita
7. Menolong orang buta dan SAR
8. Sebagai anjing pacu
15
2.3. Perawatan Anjing
Perawatan tidak hanya untuk manusia saja tetapi hewan peliharaan
khususnya anjing pun membutuhkan perawatan. Namun perawatan yang
dibutuhkan anjing berbeda dengan manusia. Berikut beberapa perawatan yang
dibutuhkan anjing.
1. Grooming dan Spa
Menurut Blackburn (2008), grooming dan spa anjing merupakan salah
satu hal yang penting bagi kesehatan anjing. Perawatan ini harus dilakukan
secara rutin agar kulit dan bulu anjing terjaga kebersihannya dan hal ini
dapat membuat anjing merasa nyaman. Grooming dan spa pada anjing
berfungsi untuk menghilangkan kotoran, sel kulit mati, bau badan anjing
serta mencegah bakteri yang menyebabkan infeksi kulit. Adanya treatment
dan pijatan dapat membuat anjing peliharaan menjadi lebih segar dan relaks.
2. Cek kesehatan
Pengecekan kesehatan anjing perlu dilakukan secara rutin untuk
memastikan bahwa anjing yang dipelihara sehat. Menurut Sant (2006),
pengecekan kesehatan dapat dilakukan sendiri dirumah, namun jika pada
saat pengecekan ada hal yang tidak beres terhadap anjing peliharaan maka
sebaiknya segera bawa anjing tersebut ke klinik atau rumah sakit hewan
untuk pemeriksaan lebih lanjut. Terdapat beberapa penyakit – penyakit pada
anjing yaitu adalah distemper, leptospirosis, parvovirus canine, rabies, dan
16
granumaltosa hepatitis. Untuk mencegah agar penyakit tersebut tidak
menyerang anjing maka anjing perlu diberi vaksin rutin.
2.4. Definisi Kafe
Menurut KBBI, kafe adalah sebuah tempat minum dimana pengunjung
dapat memesan minuman dan makanan seperti kopi, teh dan kue – kue. Selain
itu, kafe juga biasanya digunakan untuk tempat berkumpul bersama teman-
teman. Kafe juga memanjakan para pengunjung dengan menyediakan beberapa
fasilitas seperti musik dan Wi-Fi (Wireless Fidelity).
2.5. Customer Insight
Untuk melihat customer insight dalam pembuatan bisnis model ini
dengan menyebarkan kuesioner. Total responden pengisian kuesioner ini
berjumlah 200 responden dengan 80 responden mengisi secara online dan 120
responden mengisi secara offline. Kuesioner offline disebarkan di Gajah Mada
pet corner dan di wilayah Jakarta Utara. Berikut merupakan hasil kuesioner
yang disebarkan.
17
Gambar 2. 3 Hasil Kuesioner Usia
Tabel 2. 1 Tabel Jawaban Kuesioner Usia
Pilihan Jawaban Jumlah
Responden Persentase
Dibawah 25 tahun 57 28,5%
25 - 35 tahun 71 35,5%
36 - 45 tahun 34 17,0%
46 - 55 tahun 30 15,0%
Diatas 55 tahun 8 4,0%
Total 200 100,0%
Dari 200 responden sebanyak 28,5% responden berusia dibawah 25
tahun dan sebanyak 71,5% responden berusia 25 – 55 tahun. Berdasarkan hasil
kuesioner pada pertanyaan usia, 71,5% responden sesuai dengan target
segmentasi Pooch Village yaitu berusia 25-55 tahun.
28.5%
35.5%
17.0%15.0%
4.0%
0.0%
5.0%
10.0%
15.0%
20.0%
25.0%
30.0%
35.0%
40.0%
Dibawah 25 tahun
25 - 35 tahun 36 - 45 tahun 46 - 55 tahun Diatas 55 tahun
Usia
18
Gambar 2. 4 Hasil Kuesioner Jenis Kelamin
Tabel 2. 2 Tabel Jawaban Kuesioner Jenis Kelamin
Pilihan Jawaban Jumlah
Responden Persentase
Perempuan 113 56,5%
Laki-laki 87 43,5%
Total 200 100,0%
Dari 200 responden, 56,5% responden berjenis kelamin perempuan
dan 43,5% responden berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan hasil kuesioner
pada pertanyaan tersebut, hasil survei memenuhi target segmentasi Pooch
Village karena target customer segment Pooch Village tidak membedakan jenis
kelamin sehingga pelanggan dapat berupa perempuan dan laki-laki.
56.5%
43.5%
0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
60.0%
Perempuan Laki-laki
Jenis Kelamin
19
Gambar 2. 5 Hasil Kuesioner 1
Tabel 2. 3 Tabel Jawaban Kuesioner 1
Pilihan Jawaban Jumlah
Responden Persentase
Jakarta Barat 33 16,5%
Jakarta Utara 108 54,0%
Jakarta Pusat 12 6,0%
Jakarta Timur 15 7,5%
Jakarta Selatan 10 5,0%
Lainnya 22 11,0%
Total 200 100,0%
Dari 200 responden terdapat sebanyak 54% responden tinggal di
wilayah Jakarta Utara, 16,5% responden bertempat tinggal di Jakarta Barat, 5%
di Jakarta Selatan, 7,5% di Jakarta Timur, 6% di Jakarta Pusat dan 11% di luar
Jakarta seperti Bogor, Bekasi, Depok dan Tangerang. Target segmentasi Pooch
Village adalah semua masyarakat yang tinggal di daerah Jakarta. Berdasarkan
hasil kuesioner dimana mayoritas responden tinggal di Jakarta Utara dan
16.5%
54.0%
6.0% 7.5%5.0%
11.0%
0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
60.0%
Jakarta Barat
Jakarta Utara
Jakarta Pusat
Jakarta Timur
Jakarta Selatan
Lainnya
Lokasi tempat tinggal anda?
20
memiliki anjing (data ada pada lampiran), data tersebut mendukung Pooch
Village dalam membuka bisnis di wilayah Jakarta Utara.
Gambar 2. 6 Hasil Kuesioner 2
Tabel 2. 4 Tabel Jawaban Kuesioner 2
Pilihan Jawaban Jumlah
Responden Persentase
Pelajar/Mahasiswa 33 16,5%
Karyawan 57 28,5%
Wirausaha 53 26,5%
Ibu Rumah Tangga 43 21,5%
Pensiunan 0 0,0%
Tidak bekerja 0 0,0%
Lainnya 14 7,0%
Total 200 100,0%
Dari total 200 responden, 16,5% responden merupakan mahasiswa,
28,5% merupakan karyawan, 26,5% merupakan wirausaha, 21,5% merupakan
16.5%
28.5%26.5%
21.5%
0.0% 0.0%
7.0%
0.0%
5.0%
10.0%
15.0%
20.0%
25.0%
30.0%
Apakah pekerjaan anda?
21
ibu rumah tangga dan 7% memiliki pekerjaan di luar dari pilihan. Berdasarkan
hasil survei, dapat dilihat bahwa penghasilan di atas Rp 5.000.000 adalah
masyarakat yang bekerja sebagai karyawan dan wirausaha (data berada pada
lampiran).
Gambar 2. 7 Hasil Kuesioner 3
Tabel 2. 5 Tabel Jawaban Kuesioner 3
Pilihan Jawaban Jumlah
Responden Persentase
Dibawah Rp 5.000.000 44 22,0%
Rp 5.000.000 - Rp 10.000.000 55 27,5%
Rp 10.000.001- Rp 20.000.000 56 28,0%
Diatas Rp 20.000.000 45 22,5%
Total 200 100,0%
Dari total 200 responden, sebanyak 22% responden memiliki
penghasilan dibawah Rp 5.000.000 dan sebanyak 78% responden memiliki
22.0%
27.5% 28.0%
22.5%
0.0%
5.0%
10.0%
15.0%
20.0%
25.0%
30.0%
Dibawah Rp 5.000.000
Rp 5.000.000 - Rp 10.000.000
Rp 10.000.001- Rp 20.000.000
Diatas Rp 20.000.000
Berapa pendapatan anda dalam satu bulan?
22
pendapatan diatas Rp 5.000.000. Berdasarkan hasil kuesioner, 78% mewakili
target segmentasi Pooch Village yaitu masyarakat yang mempunyai
penghasilan di atas Rp 5.000.000 karena menurut Sunaryo (2013) untuk
merawat anjing diperlukan pendapatan minimal Rp 5.000.000 per bulannya.
Gambar 2. 8 Hasil Kuesioner 4
Tabel 2. 6 Tabel Jawaban Kuesioner 4
Pilihan Jawaban Jumlah
Responden Persentase
Ya 156 78,0%
Tidak 44 22,0%
Total 200 100,0%
Dari total 200 responden terdapat sebanyak 78% responden yang
memiliki anjing dan 22% responden tidak memiliki anjing karena tidak dapat
ijin, takut terhadap anjing, tidak mempunyai waktu dan tidak punya
78.0%
22.0%
0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
60.0%
70.0%
80.0%
90.0%
Ya Tidak
Apakah anda memiliki anjing sebagai hewan
peliharaan?
23
pengalaman merawat anjing. Berdasarkan hasil kuesioner, sebanyak 78%
responden memiliki anjing sehingga Pooch Village memiliki pangsa pasar yang
besar dalam bisnis ini. Hal ini dikarenakan Pooch Village tidak hanya memiliki
bisnis kafe tetapi juga memiliki bisnis perawatan, penitipan, penjualan makanan
dan aksesoris anjing.
Gambar 2. 9 Hasil Kuesioner 5
Tabel 2. 7 Tabel Jawaban Kuesioner 5
Pilihan Jawaban Jumlah
Responden Persentase
Tidak pernah 19 12,2%
Satu kali 35 22,4%
Dua kali 23 14,7%
Tiga kali 55 35,3%
Empat kali 24 15,4%
Lebih dari empat kali 0 0,0%
Total 156 100,0%
12.2%
22.4%
14.7%
35.3%
15.4%
0.0%0.0%
5.0%
10.0%
15.0%
20.0%
25.0%
30.0%
35.0%
40.0%
Tidak pernah
Satu kali Dua kali Tiga kali Empat kali Lebih dari empat kali
Seberapa sering anda membawa anjing anda
untuk melakukan perawatan dalam sebulan?
24
Dari hasil kuesioner, 12,2% responden tidak pernah membawa
anjingnya untuk melakukan perawatan, 22,4% responden membawa anjing
untuk melakukan perawatan sebulan sekali, 65,4% responden membawa
anjingnya lebih dari dua kali dalam sebulan untuk melakukan perawatan. Pooch
Village menyediakan tempat perawatan untuk kecantikan bulu, klinik dan spa
anjing. Dari survei ini, dapat dilihat bahwa 87,8% responden minimal
membawa anjingnya untuk melakukan perawatan sebulan sekali.
Gambar 2. 10 Hasil Kuesioner 6
13.5%
21.2%
32.7%
15.4%17.3%
0.0%
5.0%
10.0%
15.0%
20.0%
25.0%
30.0%
35.0%
Dibawah Rp 100.000
Rp 100.000 -Rp 250.000
Rp 250.001 -Rp 400.000
Rp 400.001 -Rp 550.000
Diatas Rp 550.000
Berapa kira-kira biaya perawatan anjing
tersebut (per satu ekor) dalam satu bulan?
25
Tabel 2. 8 Tabel Jawaban Kuesioner 6
Pilihan Jawaban Jumlah
Responden Persentase
Dibawah Rp 100.000 21 13,5%
Rp 100.000 - Rp 250.000 33 21,2%
Rp 250.001 - Rp 400.000 51 32,7%
Rp 400.001 - Rp 550.000 24 15,4%
Diatas Rp 550.000 27 17,3%
Total 156 100,0%
Dari 156 responden yang ada, terdapat 21 responden yang
mengeluarkan biaya untuk perawatan anjing dibawah Rp 100.000 dalam satu
bulan, 33 responden mengeluarkan biaya sebanyak Rp 100.000 – Rp 250.000,
51 responden mengeluarkan biaya Rp 250.001 – Rp 400.000, 24 responden
mengeluarkan biaya Rp 400.001 – Rp 550.000 dan sebanyak 27 responden
mengeluarkan biaya diatas Rp 550.000 untuk biaya perawatan anjing yang
dipelihara dalam satu bulan.
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa 65.4% dari para pemilik
anjing peliharaan dapat mengeluarkan biaya untuk perawatan anjingnya sebesar
Rp 250.991 – Rp 400.000 per bulannya.
26
Gambar 2. 11 Hasil Kuesioner 7
Tabel 2. 9 Tabel Jawaban Kuesioner 7
Pilihan Jawaban Jumlah
Responden Persentase
Ya 113 72,4%
Tidak 43 27,6%
Total 156 100,0%
Dari total 156 responden, terdapat 113 responden yang tergabung
dalam komunitas pencinta anjing dan 43 responden lainnya tidak bergabung
dalam komunitas pencinta anjing. Dari grafik yang ada, dapat dilihat bahwa
sebanyak 72,4% dari responden tergabung dalam komunitas pencinta anjing.
Hal ini menandakan banyaknya masyarakat yang menyukai anjing.
72.4%
27.6%
0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
60.0%
70.0%
80.0%
Ya Tidak
Apakah anda tergabung dalam komunitas
anjing?
27
Gambar 2. 12 Hasil Kuesioner 8
Tabel 2. 10 Tabel Jawaban Kuesioner 8
Pilihan Jawaban Jumlah
Responden Persentase
Komunitas pencinta anjing 113 26,7%
Social media 143 33,7%
Media cetak 134 31,6%
Lainnya 34 8,0%
Total 424 100,0%
Para pemilik anjing tentu memerlukan informasi mengenai anjing
peliharaan mereka. Pertanyaan tersebut bertujuan untuk mengetahui dari mana
informasi didapatkan. Dari total 156 responden yang ada, mereka mendapatkan
informasi mengenai anjing melalui komunitas pencinta anjing, social media dan
media cetak diantaranya terdapat 26.7% yang memilih komunitas pencinta
anjing, sebanyak 33.7% yang memilih social media, 31.6% memilih media
26.7%
33.7%31.6%
8.0%
0.0%
5.0%
10.0%
15.0%
20.0%
25.0%
30.0%
35.0%
40.0%
Komunitas anjing Social media Media cetak Lainnya
Dimana anda biasanya mendapat informasi
mengenai anjing? Jawaban dapat lebih dari 1.
28
cetak dan 8% memilih lainnya karena responden mendapatkan informasi
mengenai anjing melalui teman atau pet shop.
Gambar 2. 13 Hasil Kuesioner 9
Tabel 2. 11 Tabel Jawaban Kuesioner 9
Pilihan Jawaban Jumlah
Responden Persentase
Pet shop 111 45,8%
Pusat perbelanjaan 88 36,4%
Pasar hewan 15 6,2%
Secara online 22 9,1%
Lainnya 6 2,5%
Total 242 100,0%
Grafik diatas menunjukan bahwa sebanyak 45,8% dari 156 responden
yang ada membeli perlengkapan anjing di pet shop. Hal ini dikarenakan pet
shop merupakan tempat yang menyediakan perlengkapan anjing. Dari
presentase data diatas mendukung Pooch Village yang menjual berbagai
45,8%
36.4%
6.2%9.1%
2.5%
0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
Pet shop Pusat perbelanjaan
Pasar hewan Secara online Lainnya
Dimana anda biasanya membeli perlengkapan
anjing (makanan, kandang dan aksesoris
lainnya)? Jawaban dapat lebih dari 1.
29
perlengkapan anjing berupa aksesoris dan makanan anjing dikarenakan
banyaknya pemilik anjing yang ingin memenuhi kebutuhan anjing mereka.
Gambar 2. 14 Hasil Kuesioner 10
Tabel 2. 12 Tabel Jawaban Kuesioner 10
Pilihan Jawaban Jumlah
Responden Persentase
Prokanin 61 19,2%
Pedigree 78 24,6%
Alpo 54 17,0%
Royal Canin 24 7,6%
Max 33 10,4%
Lainnya 67 21,2%
Total 317 100.0%
19.2%
24.6%
17.0%
7.6%10.4%
21,2%
0.0%
5.0%
10.0%
15.0%
20.0%
25.0%
30.0%
Prokanin Pedigree Alpo Royal Canin Max Lainnya
Produk makanan apa yang anda berikan
kepada anjing peliharaan anda? Jawaban
dapat lebih dari 1.
30
Grafik diatas menunjukan bahwa sebanyak 24.6% dari 156 responden
memilih Pedigree sebagai produk makanan yang responden berikan kepada
anjing peliharaan mereka. Hal ini dikarenakan harga dari produk ini relatif
murah dibandingkan yang lain dan produk makan ini lebih mudah ditemukan
dimana saja seperti mall, Carefour, dan pet shop. Dari pertanyaan tersebut
Pooch Village dapat mengetahui makanan apa saja yang paling diminati oleh
para pemilik anjing sehingga memberikan informasi bagi Pooch Village dalam
pengadaan makanan yang akan dijual.
Gambar 2. 15 Hasil Kuesioner 11
56.4%
34.6%
9.0%
0.0%0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
60.0%
Rumah Taman Pusat perbelanjaan atau
mall
Lainnya
Dimana tempat anda biasa menghabiskan
waktu bersama hewan peliharaan?
31
Tabel 2. 13 Tabel Jawaban Kuesioner 11
Pilihan Jawaban Jumlah
Responden Persentase
Rumah 88 56,4%
Taman 54 34,6%
Pusat perbelanjaan atau mall 14 9,0%
Lainnya 0 0,0%
Total 156 100,0%
Dari total 156 responden, terdapat 88 responden yang menghabiskan
waktu dengan hewan peliharaan di rumah saja, sebanyak 54 responden
menghabiskan waktu dengan hewan peliharaan mereka di taman dan sebanyak
14 responden menghabiskan waktunya dengan hewan peliharaan mereka
dipusat perbelanjaan atau mall. Dari grafik yang ada, dapat dilihat bahwa
kurangnya tempat untuk pemilik anjing dan hewan peliharaan untuk
menghabiskan waktu selain di rumahnya.
Gambar 2. 16 Hasil Kuesioner 12
69.2%
30.8%
0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
60.0%
70.0%
80.0%
Ya Tidak
Apakah anda pernah menitipkan anjing anda
di tempat penitipan?
32
Tabel 2. 14 Tabel Jawaban Kuesioner 12
Pilihan Jawaban Jumlah
Responden Persentase
Ya 108 69,2%
Tidak 48 30,8%
Total 156 100,0%
Dari total 156 responden terdapat 69,2% responden yang menitipkan
anjingnya dan 30,8% tidak pernah menitipkan anjingnya sama sekali.
Pertanyaan tersebut bertujuan untuk mengetahui ketertarikan pemilik anjing
dalam menggunakan jasa penitipan. Banyaknya responden yang pernah
menitipkan anjing menunjukkan bahwa jasa penitipan Pooch Village banyak
memiliki peminat.
Gambar 2. 17 Hasil Kuesioner 13
30.8%
21.9% 24.2% 23.1%
0.0%0.0%5.0%
10.0%15.0%20.0%25.0%30.0%35.0%
Kebersihan tempat
Kualitas makanan
anjing
Perawatan anjing
(rutinitas pemberian makanan)
Keamanan Lainnya
Apakah yang anda perhatikan ketika
menitipkan anjing? Jawaban dapat lebih dari
1.
33
Tabel 2. 15 Tabel Jawaban Kuesioner 13
Pilihan Jawaban Jumlah
Responden Persentase
Kebersihan tempat 108 30,8%
Kualitas makanan anjing 77 21,9%
Perawatan anjing (rutinitas pemberian makanan) 85 24,2%
Keamanan 81 23,1%
Lainnya 0 0,0%
Total 351 100,0%
Dari survei yang dilakukan terdapat 156 responden terdapat sebanyak
30,8 %yang memperhatikan kebersihan tempat pada penitipan, 24,2%
memperhatikan perawatan anjing yang diberikan di tempat penitipan,
23,1%memperhatiakan keamanan, 21,9% memperhatikan kualitas makanan
yang diberikan. Pertanyaan tersebut bertujuan untuk mengetahui hal-hal apa
yang menjadi perhatian para pemilik anjing dalam menitipkan anjingnya.
Pengembangan model bisnis Pooch Village akan mengacu pada hal-hal yang
menjadi perhatian pemilik anjing seperti kebersihan, kualitas makanan, rutinitas
pemberian makanan dan keamanan anjing.
34
Gambar 2. 18 Hasil Kuesioner 14
Tabel 2. 16 Tabel Jawaban Kuesioner 14
Pertanyaan tersebut bertujuan untuk mengetahui kendala responden
dalam memelihara anjing. Dari total 44 responden yang tidak memelihara
anjing terdapat beberapa alasan diantaranya sebanyak 9,1% dikarenakan Biaya
pemeliharaan yang relatif mahal, 54,5% dikarenakan tidak ada tempat / ijin
untuk memelihara, 2,2% dikarenakan takut terhadap binatang, 13,6%
dikarenakan tidak mempunyai pengalaman memelihara anjing, 15,9%
9.1%
54.5%
2,2%
13.6% 15.9%
4.5%
0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
60.0%
Biaya pemeliharaan
yang relatif mahal
Tidak ada tempat / izin
untuk memelihara
Takut terhadap binatang
Tidak punya pengalaman memelihara
anjing
Tidak memiliki
waktu
Lainnya
Apa yang menjadi kendala anda tidak
memelihara anjing? Jawaban dapat lebih dari
1.
Pilihan Jawaban Jumlah
Responden Persentase
Biaya pemeliharaan yang relatif mahal 4 9,1%
Tidak ada tempat / izin untuk memelihara 24 54,5%
Takut terhadap binatang 1 2,2%
Tidak punya pengalaman memelihara anjing 6 13,6%
Tidak memiliki waktu 7 15,9%
Lainnya 2 4,5%
Total 44 100,0%
35
dikarenakan tidak memiliki waktu untuk memelihara anjing dan 4,5%
dikarenakan malas dan alergi. Mayoritas responden memilih tidak memiliki
tempat atau izin dalam memelihara binatang. Dari data tersebut, Pooch Village
dapat membantu para pencinta anjing yang tidak dapat memelihara anjing
untuk dapat bermain dan berinteraksi langsung dengan anjing di kafe Pooch
Village.
Gambar 2. 19 Hasil Kuesioner 15
Tabel 2. 17 Tabel Jawaban Kuesioner 15
Pilihan Jawaban Jumlah
Responden Persentase
Ya 143 71.5%
Tidak 57 28.5%
Total 200 100.0%
71.5%
28.5%
0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
60.0%
70.0%
80.0%
Ya Tidak
Jika tersedia penitipan anjing yang
menyediakan CCTV online agar pemilik dapat
memantau anjingnya, pakah anda tertarik?
36
Dari total 200 responden terdapat 71.5% responden yang tertarik
dengan penitipan anjing yang menyediakan CCTV online agar dapat memantau
anjing yang diletakkan pada penitipan. Hal ini menunjukkan bahwa responden
ingin mengetahui keadaan anjing kesayangan mereka yang berada penitipan,
apakah diberi perawatan yang baik dan keamanan anjing peliharaannya
terjamin.
Gambar 2. 20 Hasil Kuesioner 16
Tabel 2. 18 Tabel Jawaban Kuesioner 16
Pilihan Jawaban Jumlah
Responden Persentase
Ya 174 87.0%
Tidak 26 13.0%
Total 200 100.0%
87.0%
13.0%
0.0%
20.0%
40.0%
60.0%
80.0%
100.0%
Ya Tidak
Jika ada sebuah tempat yang dapat memungkinkan
komunitas anjing berkumpul seperti kafe dan dapat
berinteraksi langsung dengan anjing. Apakah anda
tertarik untuk mengunjunginya bersama anjing
peliharaan anda?
37
Pertanyaan tersebut untuk mengetahui ketertarikan responden terhadap
kafe dengan adanya anjing di dalamnya sehingga pelanggan dapat bermain
dengan anjing serta dapat menjadi tempat berkumpul bagi para pencinta dan
komunitas pencinta anjing.
Dari total 200 responden, terdapat 174 responden yang tertarik dengan
tempat yang menyediakan kebutuhan anjing yang lengkap dan kafe yang dapat
dijadikan tempat berkumpul serta dapat berinteraksi langsung dengan anjing
dan sebanyak 26 responden tidak tertarik untuk mengunjunginya.
Gambar 2. 21 Hasil Kuesioner 17
Tabel 2. 19 Tabel Jawaban Kuesioner 17
Pilihan Jawaban Jumlah
Responden Persentase
Ya 196 98.0%
Tidak 4 2.0%
Total 200 100.0%
98.0%
2.0%0.0%
20.0%
40.0%
60.0%
80.0%
100.0%
120.0%
Ya Tidak
Jika kafe memberikan pelayanan yang sigap
dan ramah, apakah pelayanan tersebut
memberikan anda kenyaman?
38
Dari total 200 responden terdapat 98% responden yang merasa nyaman
dengan pelayanan yang sigap dan ramah dan 2% responden tidak suka dengan
pelayanan yang sigap. Hal ini menunjukkan bahwa responden menginginkan
sebuah tempat dengan pelayanan yang ramah dan sigap dalam menjaga
kenyamanan dan kebersihan.
Gambar 2. 22 Pertanyaan Nomor 18
Sebagian besar responden menjawab dengan pengadaan pet shop, spa,
grooming dan pembuatan komunitas pencinta anjing. Selain itu terdapat
beberapa pendapat seperti pembuatan taman untuk anjing dan pengadaan kolam
renang untuk anjing.
39
2.6. Kesimpulan Customer Insight
Kesimpulan dari hasil kuesioner yang disebarkan yaitu dari sebanyak
200 responden menunjukan sebesar 71,5% dari responden berusia diatas 25
tahun bekerja sebagai karyawan dan wirausaha dengan pendapatan rata – rata
diatas Rp 5.000.000. Sebanyak 54% responden (108 responden) memiliki
tempat tinggal yang terletak di wilayah Jakarta Utara dan 101 diantaranya
memiliki anjing sebagai hewan peliharaan.
Selain itu, 87,8% dari responden menyediakan waktunya minimal sekali
dalam sebulan untuk perawatan anjingnya dengan biaya rata-rata Rp 250.001
sampai Rp 400.000. Tidak jarang juga pemilik menitipkan anjing peliharaannya
di tempat penitipan dengan melihat fasilitas yang diberikan seperti kebersihan,
kualitas makanan, rutinitas pemberian makanan dan keamanan anjingnya. Para
responden sebesar 26,7% bergabung dengan komunitas pencinta anjing untuk
memperoleh informasi mengenai kebutuhan anjingnya ataupun 33,7%
responden mendapatkannya melalui social media.
Dari 200 responden, 45,8% dari responden menginginkan sebuah tempat
yang menyediakan segala kebutuhan anjing dan sebuah kafe yang dapat
dijadikan tempat berkumpul dengan sesama pencinta anjing dan tempat yang
dapat berinteraksi langsung dengan anjing. Hal ini dikarenakan susahnya
mencari tempat untuk berkumpulnya para pemilik anjing selain di rumah dan di
taman.
40
Sebanyak 87% responden tertarik dengan adanya kafe yang dapat
bermain dengan anjing sambil berkumpul dengan rekannya, perawatan anjing
yang terjaga kualitasnya, adanya penitipan anjing yang menjaga kebersihan,
kualitas makanan, rutinitas pemberian makanan dan keamanan anjing.
2.7. Analisis Pasar
Analisa pasar dilakukan untuk mengetahui seberapa luas dan seberapa
potensialnya pasar terhadap produk yang dijual. Hal – hal dilakukan dalam
analisa pasar adalah memperkirakan pangsa pasar luas pasar, saluran distribusi,
tingkat permintaan, posisi perusahaan dalam persaingan, mengindentifikasi
pelanggan, harga, kualitas, dan strategi – strategi yang akan digunakan.
2.8. Analisis Internal dan Eksternal
Analisis internal dan eksternal diperlukan untuk membantu sebuah
perusahaan dalam menentukan tindakan pencegahan atau antisipasi terhadap
perubahan yang terjadi, baik di internal perusahaan maupun eksternal atau
lingkungan. Analisis ini ditujukan untuk membantu perusahaan dalam membuat
keputusan atau strategi yang akan diambil untuk mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan tersebut.
41
2.8.1. Analisis TOWS
Menurut pernyataan Wihrich (1982) yang dikutip oleh
Ravanavar dan Charantimath (2012), analisis TOWS merupakan cara
efektif untuk mengembangkan sebuah strategi dengan menggabungkan
kekuatan yang berasal dari internal dengan peluang dan kekuatan serta
menggabungkan kelemahan internal dengan peluang yang berasal dari
eksternal dan ancaman. Cara menggunakan analisis TOWS yaitu
dengan mengkombinasikan :
1. Strength / Opportunities
Mempertimbangkan semua kekuatan yang di tulis satu per satu di
SWOT analisis untuk dapat menentukan bagaimana cara
memanfaatkan peluang yang berasal dari luar.
2. Strength / Threats
Pada Strength dan Threats yaitu mempertimbangkan semua
kekuatan yang ditulis satu per satu di SWOT analisis untuk dapat
menentukan bagaimana cara memanfaatkan menghindari ancaman
yang berasal dari luar.
3. Weakness / Opportunity
Mempertimbangkan kelemahan yang ditulis di SWOT analisis
untuk dapat menghilangkan kelemahan yang berasal dari internal
dengan menggunakan setiap peluang yang berasal dari luar.
42
4. Weakness / Threats
Mempertimbangkan semua kelemahan yang ditulis di SWOT
analisis, berdasarkan setiap ancaman yang ada dapat menghindari
keduanya.
Tabel 2. 20 TOWS Matriks
Internal Strengths (S) Internal
Weakness(W)
External
Opportunities
(O)
SO: “Maxi-Maxi”
Strategy
Strategies thath uses
strengths to maximize
oppurtunities
WO: “Mini-Maxi”
Strategy
Strategies that
minimize weakness
by taking advantage
of opportunities
External
Threats (T)
ST: “Maxi-Mini” Strategy
Strategies that uses
strengths to minimize
threats
WT: “Mini-Mini”
Strategy
Strategies that
minimize weakness
and avoid threats
(Sumber: Ravanavar dan Charantimath, „Strategic Formulation Using
TOWS Matrix‟, 2012, p. 3–4)
43
2.8.2. Analisis Five Forces
Gambar 2. 23 Porter‟s Five Forces Model
(Sumber: Turban dan Volonino, „Information Technology for
Management‟, 2012, p.18)
Model Five Forces merupakan suatu metode analisis untuk
memberi gambaran mengenai 5 (lima) kekuatan utama, baik sebagai
tekanan ataupun pacuan, yang dapat mempengaruhi kondisi
perusahaan dalam suatu industri dan membantu manajemen dalam
menentukan strategi mana yang diambil untuk kelangsungan
perusahaan (Turban dan Volonino, 2012). Menurut Porter‟s Five
Forces Model, terdapat 5 (lima) kekuatan utama dalam suatu kompetisi
yaitu:
44
1. Ancaman kompetitor baru
Sebuah industri yang memperoleh profit margin yang besar
akan lebih menarik para pesaing atau pendatang baru untuk terjun
dalam industri tersebut dibandingkan dengan suatu industri yang
memperoleh profit margin yang lebih sedikit. Para pengusaha
akan saling bersaing untuk menarik atau mempertahankan
konsumen baik dengan menurunkan harga produk atau jasa
ataupun memberikan pelayanan yang lebih baik.
Tahap ini menjelaskan bagaimana kekuatan industri
memberi hambatan masuk pada para kompetitor atau bagaimana
kemudahan suatu kompetitor untuk memasuki sebuah industri.
Hambatan masuk kompetitor terbilang rendah apabila perusahaan
yang ada memiliki suatu produk yang susah untuk di duplikasi
ataupun harganya sangat mahal sehingga mengurangi kompetitor
yang ingin memasuki industri tersebut.
2. Daya tawar pemasok
Pada poin ini menjelaskan mengenai bagaimana kekuatan
suatu pemasok terhadap perusahaan. Apabila semakin banyak
pemasok dalam suatu industri maka pemasok mempunyai daya
tawar yang rendah dengan profit margin yang lebih sedikit.
45
3. Daya tawar konsumen
Daya tawar konsumen merupakan hal yang berkebalikan
dengan daya tawar pemasok. Semakin banyak konsumen dalam
suatu pasar (market) maka daya tawar konsumen tinggi.
4. Ancaman produk atau jasa pengganti
Kemampuan suatu perusahaan dalam mempertahankan
inovasi dalam produknya merupakan salah satu cara untuk
menangani ancaman produk atau jasa pengganti. Semakin banyak
produk atau jasa pengganti, maka harga akan semakin murah dan
menurunkan profit margin.
5. Persaingan di antara pemain yang sudah ada
Hal ini berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam
bersaing dengan kompetitor yang ada dalam industri. Perusahaan
biasanya bersaing dalam hal pemasangan iklan, promosi dan
investasi dalam pengembangan (research and development)
produk. Persaingan ini akan dinilai tinggi apabila ancaman
kompetitor baru rendah, ancaman produk pengganti tinggi, dan
daya tawar pemasok dan konsumen dapat dikendalikan. Oleh
karena itulah alasan kenapa persaingan antar pemain yang sudah
ada ini menjadi pusat dalam model ini.
46
2.8.3. Analisis PESTEL
Analisis PESTEL (Politic, Economic, Social, Technology,
Environmental, Legal) digunakan sebagai alat untuk memberikan
gambaran luas mengenai lingkungan dimana perusahaan beroperasi.
Secara khusus, analisis ini digunakan untuk memahami risiko yang
terkait dengan peningkatan atau penurunan dari kebutuhan pasar.
Keenam elemen PESTEL ini membentuk kerangka kerja untuk
meninjau situasi dan strategi atau posisi perusahaan, proporsi
pemasaran ataupun ide.
Politic. Faktor yang menentukan seberapa jauh pemerintah dapat
mempengaruhi ekonomi atau industri tertentu. Beberapa contoh faktor
politik yaitu kebijakan pajak, kebijakan fiskal dan tarif perdagangan
yang berpengaruh pada lingkungan bisnis.
Economic. Faktor yang menentukan kinerja perekonomian dunia dan
berdampak langsung pada perusahaan. Seperti kenaikan tingkat inflasi
yang akan mempengaruhi harga produk. Berikut beberapa faktor
ekonomi yaitu tingkat inflasi, suku bunga, nilai tukar mata uang asing
dan pola pertumbuhan ekonomi.
Social. Faktor yang meneliti lingkungan sosial pada pasar dan faktor
penentu lainnya seperti budaya, demografis dan analisis populasi.
Technology. Faktor yang berkaitan dengan inovasi dalam teknologi
yang berpengaruh terhadap operasional perusahaan.
47
Environmental. Faktor ini merupakan pengaruh lingkungan sekitar
terhadap perusahaan, seperti iklim, cuaca, lokasi geografis dan
perubahan iklim global.
Legal. Faktor ini memiliki sisi eksternal dan internal. Terdapat hukum-
hukum yang mempengaruhi lingkungan bisnis pada negara tertentu
dan kebijakan perusahaan dalam mempertahankan bisnis mereka.
Contoh faktor legal yaitu undang-undang konsumen, standar
keselamatan dan hukum perburuhan.
2.9. Business Model Canvas
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2009), Business Model Canvas
digunakan untuk dapat memperjelas bisnis yang akan dibangun dan dapat
mengetahui gambar mengenai keseluruhan proses bisnis yang akan dibuat.
Business Model Canvas juga dapat menggambarkan tentang bagaimana
menciptakan dan memberikan nilai dari bisnis.
2.9.1. Customer Segments
Segmentasi pelanggan merupakan pembagian pasar menjadi
suatu kelompok yang bertujuan untuk dicapai atau menjadi target dari
suatu produk. Terdapat beberapa tipe dari segmentasi pelanggan:
a. Mass Market
Mass market merupakan suatu model bisnis yang berfokus pada
suatu kelompok besar tanpa dibedakan menjadi segmen-segmen
48
sehingga proses distribusi, proporsi nilai dan hubungan pelanggan
berfokus pada satu kelompok karena memiliki kebutuhan dan
masalah yang sama.
b. Niche market
Niche market merupakan bisnis model yang berfokus pada segmen
yang spesifik dan terspesialisasi sehingga proses distribusi,
proporsi nilai dan hubungan pelanggan disesuaikan dengan
kebutuhan spesifik dari sebuah niche market.
c. Segmented
Segmented merupakan bisnis model yang membedakan segmen
pelanggan berdasarkan kebutuhan dan masalah.
d. Diversified
Model bisnis yang melakukan diversifikasi dengan dua segmentasi
pelanggan yang tidak berhubungan dan mempunyai kebutuhan dan
masalah yang berbeda.
e. Multi-Sided Platforms (Multi-Sided Market)
Multi-Sided Platforms merupakan beberapa pengembang produk
yang menggabungkan dua atau lebih segmentasi yang saling
tergantung.
49
Segmentasi pelanggan pada model bisnis Pooch Village fokus
pada beberapa segmentasi pelanggan berikut.
1) Komunitas pencinta anjing
2) Pencinta dan pemilik anjing
3) Masyarakat di Jakarta
4) Usia 25 – 55 tahun
5) Middle-high SES
6) Pendapatan diatas Rp 5.000.000 per bulan
2.9.2. Value Propositions
Value proposition merupakan nilai dari produk atau jasa yang
akan ditawarkan kepada segmentasi pelanggan untuk memenuhi apa
yang dibutuhkan pelanggan dan memecahkan masalah pelanggan.
Value proposition merupakan sebuah alasan kenapa pelanggan akan
memilih produk kita.
Value propositions yang Pooch Village berikan kepada
pelanggan yaitu:
1) One stop dog’s solution (kafe, grooming dan spa, penitipan anjing
dan klinik hewan)
2) Pemantauan CCTV online
3) Menawarkan customer experience yang baru
4) Pelayanan yang sigap
50
2.9.3. Channel
Channel menggambarkan bagaimana perusahaan dapat
mengkomunikasikan value proposition dari produk kepada segmentasi
pelanggan. Channel mempunyai beberapa fungsi yaitu :
1. Meningkatkan kesadaran pelanggan tentang produk dan jasa dari
perusahaan.
2. Membantu pelanggan dalam mengevaluasi value proposition dari
produk.
3. Membantu dalam menjual produk dan jasa kepada pelanggan.
4. Memberikan value proposition kepada pelanggan.
5. Menyediakan dukungan kepada pelanggan setelah pembelian.
Beberapa channel pada Pooch Village yang digunakan untuk
mengkomunikasikan value proposition yang diberikan kepada
pelanggan yaitu:
1) Toko
2) Advertising
3) Social media (Instagram, Twitter, Facebook)
4) Website
5) Email
51
2.9.4. Customer Relationship
Customer relationship merupakan cara bagaimana membangun
hubungan dan menjalin hubungan dengan pelanggan. Customer
relationship dapat dibuat dan dijalin melalui beberapa kategori berikut :
1. Personal Assistance
Pada personal assistance, mendasarkan dengan hubungan dengan
antar manusia. Pelanggan dapat berkomunikasi langsung dengan
seorang customer service yang dapat membantu pelanggan setelah
proses pembelian selesai.
2. Dedicated Personal Assistance
Pendekatan ini menggunakan personal assistance yang
dikhususkan langsung secara personal untuk membantu
pelanggan dan bersifat jangka panjang.
3. Self-Service
Tipe relationship ini yaitu dengan menyediakan semua yang
dibutuhkan oleh pelanggan sehingga pelanggan dapat melayani
dan membantu diri sendiri.
4. Automatic Service
Tipe relation ini mencampurkan proses layanan mandiri yang
lebih canggih dengan pelayanan otomatis. Misalnya, profil
personal online yang memberikan akses kepada pelanggan
dengan menggunakan layanan sesuai dengan yang diinginkan.
52
5. Communities
Dalam menjangkau segmen pasar yang lebih luas maka
perusahaan dapat menggunakan komunitas sebagai fasilitas agar
pelanggan dapat berhubungan dengan anggota komunitas.
Pendekatan ini dapat memperluas kemungkinan pelanggan untuk
mengerti tentang produk atau jasa dari suatu perusahaan dan
saling bertukar informasi.
6. Co-Creation
Dengan pendekatan ini maka pelanggan dapat secara langsung
memberikan masukan kepada perusahaan sehingga dapat lebih
membangun, memperbaiki, dan menjaga kualitas dari produk atau
jasa.
Pooch Village membuat komunitas pencinta anjing, website,
Email, social media dan membership card yang digunakan untuk
menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan.
2.9.5. Revenue Streams
Revenue streams merupakan sumber inti sebagai pendapatan
dari penjualan produk dan jasa. Jenis pendapatan dapat dibedakan
menjadi 2 (dua) jenis yaitu :
1. Pendapatan transaksi yang didapat dari satu kali pembayaran oleh
pelanggan.
53
2. Pendapatan berulang didapat dari pembayaran dari proporsi nilai
yang diberikan atau memberikan dukungan pelayanan lebih kepada
pelanggan pasca-pembelian.
Revenue stream Pooch Villagei dibagi menjadi 2 (dua) bagian
yaitu Human dan Dog.
1) Human
a. Penjualan makanan dan minuman
b. Penyewaan tempat
c. Penjualan tiket
2) Dog
a. Penjualan makanan anjing
b. Penjualan produk perawatan dan aksesoris anjing
c. Jasa perawatan (grooming dan spa)
d. Jasa penitipan anjing
e. Klinik hewan
f. Jasa penjemputan anjing
2.9.6. Key Resources
Untuk membangun sebuah bisnis, maka diperlukan sumber
daya utama yang menggambarkan aset-aset penting yang dapat
mendukung bisnis agar dapat berjalan lancar seperti penawaran value
proposition, menjangkau pasar, menjalin hubungan dengan pelanggan
dan menghasilkan pendapatan.
54
Key resource Pooch Village dibagi menjadi dua karena fokus
pada dua jenis bisnis yaitu:
1) Human
a. Bahan baku makanan dan minuman
b. Karyawan
2) Dog
a. Dokter hewan
b. Peralatan anjing (grooming dan hospitality)
2.9.7. Key Activities
Dalam sebuah bisnis membutuhkan aktivitas kunci yang
merupakan hal penting dalam menjalankan bisnis model agar bisnis
dapat berjalan dengan sukses. Aktivitas kunci diperlukan untuk
menawarkan value proposition, menjangkau pasar, dan menjalin
hubungan dengan pelanggan dan menghasilkan pendapatan.
Berikut key activities yang dilakukan oleh Pooch Village dalam
kegiatan bisnisnya:
1) Menjual makanan dan minuman untuk manusia
2) Menjual produk makanan, aksesoris dan produk perawatan anjing
3) Mengadakan event (seminar, gathering dan kompetisi)
4) Perawatan anjing (grooming, spa dan cek kesehatan)
5) Pelatihan karyawan (grooming dan hospitality)
6) Pengadaan persediaan kafe
55
2.9.8. Key Partnership
Key partnership merupakan bagian dalam bisnis model yang
berfungsi untuk menjalin hubungan kemitraan dengan pemasok agar
bisnis dapat berjalan dengan lancar.
Beberapa partner yang dimiliki Pooch Village untuk
menjalankan bisnis yaitu:
1) Komunitas pencinta anjing
2) PERKIN
3) Jakarta Grooming School (Sekolah khusus perawatan anjing)
4) Kennel
5) Pemasok makanan dan aksesoris anjing
2.9.9. Cost Structure
Cost structure menjelaskan biaya apa saja yang menjadi
pendukung dalam menjalankan model bisnis yang dirancang. Beberapa
faktor yang dapat menjadi sumber biaya adalah membuat dan
menawarkan value proposition, menjalin hubungan dengan pelanggan
dan menghasilkan pendapatan.
Cost structure Pooch Village dibagi menjadi 2 (dua) karena
mempunyai dua sumber biaya, yaitu:
1) Human
a. Bahan baku makanan dan minuman
b. Gaji karyawan
56
c. Biaya iklan
d. Legal Fee
e. Biaya operasional
f. Biaya pelatihan karyawan
2) Dog
a. Shampoo
b. Produk anjing (aksesoris, makanan dan produk perawatan)
c. Biaya dokter hewan
d. Biaya penjemputan anjing
2.10. Strategi Pemasaran
2.10.1. Analisis Strategi Pemasaran STP (Segmenting, Targeting,
Positioning)
2.10.1.1. Segmenting
Menurut Kasali, et al (2010), segmentasi merupakan
strategi yang digunakan untuk membagi pasar dari jumlah
besar ke dalam kelompok-kelompok yang lebih homogen
(contohnya membagi pasar untuk laki-laki dewasa saja
dengan penghasilan di bawah lima juta rupiah per bulan).
57
Strategi segmentasi dibagi menjadi 5 (lima) kategori,
yaitu :
a. Geografi, membagi pasar menjadi beberapa segmen
yang berbeda, seperti berdasarkan Negara, wilayah,
kota, daerah atau rumah tangga.
b. Demografi, membagi pasar berdasarkan siapa yang
akan membeli produk kita. Pasar dibagi berdasarkan
beberapa faktor seperti usia, gender, penghasilan dan
kelas sosial ekonomi.
c. Psychographic, membagi pasar berdasarkan faktor
kenapa mereka akan membeli produk. Pasar dibagi
berdasarkan beberapa faktor yang berbeda, seperti gaya
hidup, kepribadian, dan nilai-nilai yang mereka anut.
d. Behavioral, pasar dibagi berdasarkan perilaku
konsumen seperti sikap, pemakaian dan tanggapan
konsumen terhadap produk tertentu.
e. Individual, pada segmentasi ini, perusahaan dituntut
untuk menggunakan variabel yang lebih spesifik atau
paling dekat dengan perilaku pelanggan karena
pelanggan dianggap sebagai individu-individu yang
berbeda satu sama lain.
58
2.10.1.2. Targeting
Menurut Kasali, et al (2010), untuk dapat mencapai
target segmen pasar yang dituju maka diperlukan cara
untuk dapat menjangkaunya. Target segmen pasar yang
berhasil harus memberikan 5 (lima) reaksi terhadap
beberapa kriteria berikut, yaitu :
a. Measurable
Ukuran, daya beli, dan karakteristik dari segmen pasar
harus dapat diukur.
b. Substantial
Segmen yang terbesar adalah segmen yang
menguntungkan dan dapat dilayani. Segmen tersebut
dapat disesuaikan dengan program pemasaran.
c. Accessible
Target segmen pasar harus dapat dicapai dan dilayani.
d. Differentiable
Segmen yang dituju akan memberikan respon yang
berbeda terhadap cara pemasaran yang dilakukan.
e. Actionable
Program yang efektif dibutuhkan untuk dapat
mencapai target segmen pasar yang dituju.
59
2.10.1.3. Positioning
Positioning adalah cara untuk membuat penawaran
dari perusahaan dan image agar dapat diingat oleh target
pasar (Kasali, et al. ,2010). Tujuannya adalah untuk
mepermudah pelanggan dalam mengingat brand untuk
mencapai keuntungan perusahaan yang optimal.
2.10.2. Marketing Mix
Marketing mix merupakan faktor-faktor yang digunakan untuk
mempengaruhi penjualan produk. Marketing mix yang biasanya
disebut dengan 7P mempunyai 7 (tujuh) faktor yaitu product, price,
place, promotion, people, process dan physical evidence (Kotler dan
Keller, 2012).
2.10.2.1. Product
Produk merupakan barang atau jasa yang dapat
ditawarkan ke pasar sehingga dapat dikonsumsi dan
digunakan oleh konsumen untuk memenuhi kebutuhannya.
Produk harus ditetapkan secara tepat kepada pasar yang
dituju sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan
dapat meningkatkan keuntungan jangka panjang.
60
2.10.2.2. Price
Harga merupakan sebuah faktor yang paling penting
dalam sebuah bisnis karena dapat menentukan kualitas
yang akan diperoleh oleh pelanggan. Dalam marketing mix,
price merupakan salah satu elemen dalam menentukan
pendapatan. Untuk dapat menentukan pendapatan, maka
perusahaan perlu untuk mengkalkulasikan biaya COGS,
waktu pengerjaan, channel dan kegiatan operasional.
2.10.2.3. Place
Tempat merupakan faktor yang penting juga setelah
harga karena dalam membangun sebuah usaha maka
memerlukan tempat yang strategis agar bisnis dapat
berjalan dengan lancar dan dapat memberikan keuntungan
bagi penjual dan konsumen. Bagi penjual dengan tempat
yang strategis maka akan lebih mudah untuk menjual
produk kepada konsumen. Bagi konsumen, tempat yang
strategi maka akan mempermudah konsumen untuk
menjangkau.
2.10.2.4. Promotion
Promosi merupakan kegiatan untuk memperkenalkan
dan mengkomunikasikan produk atau jasa kepada target
61
pasar sehingga konsumen lebih mengenal produk dari
suatu perusahaan dan tertarik untuk membeli. Promosi
dapat menggunakan berbagai cara yaitu dengan sales
promotion, events, direct marketing, word-of-mouth
marketing dan personal selling.
2.10.2.5. People
People merupakan orang yang terlibat dalam proses
bisnis, baik secara langsung berhubungan dengan
pelanggan maupun tidak langsung berhubungan. Orang-
orang yang berhubungan langsung dengan pelanggan akan
memberikan efek yang mendalam pada kepuasan
pelanggan. Reputasi brand terletak pada orang atau
karyawan. Oleh karena itu, mereka harus diberikan
pelatihan dan motivasi untuk mempunyai pengetahuan dan
sikap yang baik.
2.10.2.6. Process
Process merupakan bagaiaman cara kita memberikan
pelayanan kepada pelanggan dan sikap dari orang yang
memberikan pelayanan merupakan hal yang penting
terhadap kepuasan pelanggan. Pelayanan yang diberikan
dapat berbagai macam, seperti menyediakan pengantaran
62
barang hingga sampai ke tujuan dan menjemput binatang
untuk penitipan hewan.
2.10.2.7. Physical Evidence
Physical evidence merupakan bukti nyata dari
service yang diberikan. Physical evidence dapat disajikan
dalam bentuk penataan gedung dan interior dari
perusahaan. Menyajikan fasilitas yang bersih, rapi dan
tersusun dengan baik akan membantu untuk meyakinkan
pelanggan.
2.11. Perencanaan dan Perkiraan Keuangan
Keuangan merupakan penyokong dalam menjalankan suatu kegiatan
maupun bisnis agar dapat bertahan dan berkembang. Perencanaan keuangan
yang baik mampu menggambarkan potensi kelangsungan hidup dari suatu
bisnis.
Perencanaan keuangan merupakan proses yang berkelanjutan dalam
mengelola keuangan perusahaan agar mencapai tujuan dari perusahaan tersebut.
Perkiraan keuangan merupakan pembuatan laporan untuk membantu
manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan di masa mendatang.
Perkiraan keuangan ini bisa saja tidak tepat karena hanya bersifat meramalkan
dan dapat berbeda dengan keadaan sebenarnya.
63
Laporan keuangan merupakan sumber informasi mengenai kegiatan
perusahaan dalam waktu tertentu dalam bentuk angka. Terdapat 3 (tiga) laporan
keuangan dasar dalam suatu perusahaan yaitu neraca, laporan laba rugi dan
laporan arus kas.
1. Neraca (Balance Sheet)
Neraca berisi laporan yang menunjukkan aset, kewajiban dan
ekuitas pemilik suatu perusahaan dalam waktu yang telah ditentukan
(Keown, Martin dan Petty, 2011). Neraca dapat digunakan sebagai
gambaran keadaan keuangan suatu perusahaan pada waktu tertentu.
Neraca dapat digunakan untuk mengetahui kondisi perusahaan
dalam periode tertentu untuk menilai apakah kondisi perusahaan dalam
keadaan baik atau tidak, investor maupun pihak yang memerlukan dapat
melihat dari kondisi neraca perusahaan tersebut.
Neraca merupakan laporan keuangan yang paling mendasar dengan
formula : Assets = Liabilities + Equity. Pada sisi sebelah kiri, terdapat
assets yaitu berkaitan dengan sumber daya yang dimiliki dan dikendalikan
oleh perusahaan yang merupakan investasi perusahaan untuk menghasilkan
pendapatan melalui kegiatan operasional perusahaan. Sedangkan pada sisi
kanan, liabilities merupakan pendanaan dari kreditor atau merupakan
kewajiban, equity merupakan hak pemilik dalam aset perusahaan tersebut.
64
2. Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Menurut Keown, Martin dan Petty (2011), laporan laba rugi
mengindikasikan jumlah keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan
dalam waktu tertentu, sering kali dalam jangka 1 (satu) tahun. Laporan laba
rugi mencatat gambaran semua aktivitas dalam perusahaan, baik
pendapatan maupun pengeluaran perusahaan. Net income perusahaan
biasanya terdapat di bagian bawah laporan.
Laporan laba rugi dapat mengukur performa keuangan perusahaan.
Pemilik perusahaan, kreditur, maupun pihak lainnya dapat melihat
performa perusahaan tersebut dan melihat laporan mengenai pendapatan
dan beban perusahaan selama waktu tertentu. Dari laporan laba rugi dapat
dilihat apakah perusahaan menghasilkan laba atau rugi.
3. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow)
Perusahaan membutuhkan dana tunai atau kas dalam menjalankan
usahanya. Laporan arus kas merupakan laporan keuangan mengenai
transaksi-transaksi pemasukan dan pengeluaran keuangan yang
berhubungan dengan kas sehingga jika telah digambarkan dengan benar
dan detail maka dapat mengidentifikasi kapan dan berapa banyak keuangan
yang dibutuhkan oleh perusahaan (Bygrave dan Zacharakis, 2014).
65
Gambar 2. 24 Contoh Laporan Arus Kas
(Sumber: Keown, Martin Petty, „Foundation of Finance 7th
edition‟, 2011,
p.65)
Menurut Kimmel, Weygandt, dan Kieso (2011), laporan arus kas
baik dalam penerimaan maupun pengeluaran kas tergolong kedalam tiga
kategori, yaitu aktivitas operasional, aktivitas investasi dan aktivitas
keuangan.
a. Alur kas dari aktivitas operasional yaitu termasuk dalam transaksi
kas yang dapat menghasilkan pendapatan dan beban. Transaksi ini juga
yang menentukan dalam laporan laba rugi.
66
b. Alur kas dari aktivitas investasi termasuk dalam transaksi keuangan
yang bertujuan untuk membeli atau menjual investasi, properti,
bangunan, dan perlengkapan serta meminjam dan mengumpulkan
pinjaman.
c. Alur kas dari aktivitas keuangan yaitu memperoleh kas dengan
menerbitkan pinjaman dan memperoleh kas dari para pemegang saham,
membeli saham dan membayar dividen.
Alur kas dari aktivitas operasional merupakan kategori yang
penting karena menunjukan kas yang berasal dari kegiatan operasional
perusahaan. Sumber kas dari kegiatan operasional ini yang umumnya
dianggap sebagai pengukuran yang terbaik untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas yang cukup untuk kelangsungan
perusahan tersebut.
Selain untuk mencatat kegiatan transaksi pemasukan dan
pengeluaran kas, laporan arus kas juga berguna untuk memberikan
informasi yang diperlukan investor, kreditor dan pihak lainnya (Kimmel,
Weygandt, dan Kieso, 2011).
i. Melihat kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas pada masa
depan.
ii. Melihat kemampuan entitas untuk membayar dividen dan memenuhi
kewajiban (obligations).
67
iii. Melihat alasan adanya perbedaan antara net income dan arus kas dari
aktivitas operasional.
iv. Melihat transaksi investasi dan keuangan dalam periode tertentu.
2.12. Analisis Kelayakan Usaha
Analisis kelayakan usaha digunakan untuk mengukur tingkat
pengembalian investasi suatu usaha pada masa mendatang. Dari analisis ini
diharapkan dapat mengetahui risiko yang dihadapi dan kelayakan suatu usaha
untuk investasi.
2.12.1. Free Cash Flow
Menurut Warren, Reeve, Duchac (2009) Free cash flow
adalah sebuah ukuran dari aliran cash flow operasional yang
tersedia untuk keperluan perusahaan setelah mencadangkan
penambahan fixed asset yang cukup untuk mempertahankan
kapasitas produktif. Cara untuk menghitung free cash flow :
Free Cash Flow :
Cash flow from operating activities $XXX
Less : Investments in fixed assets to
maintain current production $XXX
Free cash flow $XXX
68
2.12.2. Net Present Value (NPV)
NPV merupakan proposal investasi dengan melakukan
selisih antara nilai saat (present value) ini dari hasil proyeksi
pendapatan bersih yang diharapkan di masa mendatang dengan nilai
investasi awal saat ini (Keown, Martin dan Petty, 2011).
NPV = PV benefits – PV costs
PV benefits =
dimana :
FCFn = pendapatan bersih pada tahun ke – n
k = rate of return perusahaan
n = lamanya waktu
NPV memiliki kelemahan yaitu NPV merupakan
penghitungan yang detail sehingga membutuhkan alat bantu seperti
kalkulator finansial atau spreadsheet. NPV tidak bisa menganalisis
pemilihan alternatif usaha dengan jumlah investasi dan waktu yang
berbeda.
2.12.3. Internal Rate of Return (IRR)
IRR merupakan perhitungan suku bunga yang setara
dengan nilai investasi awal saat ini dengan pendapatan bersih yang
diharapkan.
PV cost = 0
69
dimana :
FCFn = pendapatan bersih pada tahun ke – n
IRR = internal rate of return
n = lamanya waktu
2.12.4. Metode Payback Period
Payback period merupakan jumlah tahun yang dibutuhkan
untuk mendapatkan kembali pengeluaran kas awal yang merupakan
sebuah investasi (Keown, Martin dan Petty, 2011). Berikut formula
payback period.
Semakin kecil angka yang dihasilkan, maka semakin cepat
waktu yang diperlukan untuk mendapat kembali investasi awal
yang digunakan dalam bisnis ini dan akan memberikan keyakinan
pada investor jika bisnis ini cukup potensial. Kekurangan dalam
metode ini yaitu tidak memperhatikan nilai waktu uang dan tidak
dapat menganalisis arus kas setelah pengembalian investasi awal
tercapai.
70
2.12.5. Analisis Break Even Point (BEP)
BEP merupakan suatu titik atau kondisi perusahaan dimana
pendapatan dari bisnis sama dengan modal yang diperlukan untuk
membuat bisnis tersebut (EBIT = 0). Menurut Keown, Martin dan
Petty (2011), analisis BEP digunakan baik oleh perusahaan yang
kecil dan besar untuk memperoleh informasi yang dinilai
bermanfaat bagi perusahaan untuk membantu dalam membuat
keputusan bagi perusahaan. Analisis BEP memungkinkan karyawan
bagian keuangan untuk menentukan kuantitas produk yang harus
dijual agar dapat menanggulangi biaya operasional dan menghitung
EBIT yang akan dicapai pada berbagai tingkat output (output levels).
1. Elemen Model Break Even Point
Dalam implementasi model Break-Even, biaya produksi
perusahaan tergolong dalam 2 (dua) kategori, yaitu fixed costs
dan variable costs.
Fixed Costs. Biaya ini tidak dipengaruhi oleh produksi unit dan
penjualan perusahaan. Beberapa contoh fixed costs yaitu
depreciation, pajak properti dan biaya sewa.
Variable Costs. Variable costs akan berubah seiring dengan
perubahan jumlah output. Cara menghitung total variable costs
yaitu dengan mengalikan (multiply) dengan jumlah yang
diproduksi dan terjual. Total variable costs dan penjualan
(sales) berbanding lurus, bila penjualan naik 10% maka
71
variable costs juga meningkat 10%. Beberapa contoh variable
costs yaitu biaya bahan bakar, listrik, packaging dan komisi
penjualan.
Gambar 2. 25 Perilaku Total, Fixed dan Variable Costs dengan
Jumlah Produksi Unit
(Sumber: Keown, Martin Petty, „Foundation of Finance 7th
edition‟, 2011, p. 340)
Semivariable (Semifixed) Costs. Tidak semua orang percaya
bahwa semua biaya (cost) seperti yang dideskripsikan diatas
hanya fixed costs dan variable costs. Tidak ada hukum atau
ilmu accounting yang menyatakan bahwa elemen costs selalu
fixed dan variable. Hal ini tergantung pada kondisi spesifik
suatu perusahaan. Ada beberapa biaya yang fixed untuk
sementara kemudian meningkat seiring dengan kenaikan
tingkat produksi, kembali dalam keadaan fixed, dan meningkat
lagi. Biaya ini yang disebut dengan semivariable costs.
72
Gambar 2. 26 Perilaku Semivariable Costs dengan Jumlah
Produksi Unit
(Sumber: Keown, Martin dan Petty, „Foundation of Finance
7th
edition‟, 2011, p.341)
Total Revenue dan Volume Output. Selain fixed dan variable
costs, ada elemen penting dalam model BEP ini yaitu total
revenue yang merupakan penjualan produk dengan cara
mengalikan harga produk dengan jumlah produk yang terjual
dan volume output yaitu operasional perusahaan yang dapat
diindikasikan dengan kuantitas atau jumlah unit atau penjualan
dalam bentuk mata uang (revenue).
73
2. Menemukan Break Even Point (BEP)
Menemukan BEP dalam satuan unit dapat dicari dalam
berbagai cara.
1. Adaptasi dari income statement
Sales – (Total variable cost + Total fixed cost)= Profit
2. Karena pada BEP profit yang dimaksud adalah EBIT,
maka persamaan berikut mengubah profit menjadi EBIT
yang kemudian dijadikan 0 (nol).
3. Kemudian cari angka unit produk yang harus dihasilkan
dan dijual untuk memenuhi EBIT = 0
3. Break Even Point dalam Revenues
Dalam sebuah perusahaan yang mempunyai banyak
produk, lebih mudah menggunakan BEP revenues
dibandingkan dengan menghitung BEP menggunakan unit
produk.
74
2.12.6. Return on Investment (ROI)
ROI merupakan salah satu alat pengukuran performa dari
sebuah perusahaan karena dapat memberikan informasi mengenai
efektifitas pemanfaatan aset perusahaan untuk mendapatkan
prediksi keuntungan yang akan didapatkan.
top related