bab ii tinjauan pustaka a. sejarah tanaman padirepository.ump.ac.id/6921/3/suroso bab ii.pdf ·...
Post on 22-Aug-2020
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah Tanaman Padi
Menurut AAK (1990), tanaman padi termasuk genus Oriza L yang meliputi
lebih kurang 25 spesies, tersebar didaerah tropik dan di daerah sub tropika seperti
Asia, Afrika, Amerika, dan Austaralia. Padi berasal dari dua benua: Oriza fatua
Koneigh dan Oriza sativa L, berasal dari benua Asia, sedangkan jenis padi lainnya
yaitu Oriza stappti Roschev dan Oriza gluberrima Steud berasal dari Afrika Barat
(Benua Afrika). Oriza fatua koneigh dan Orizaminuta preest berasal dari India
(Himalaya).
Padi yang ada sekarang ini merupakan persilangan antara Oriza officinalis dan
Oriza satifa f. spontane. Di Indonesia pada mulanya tanaman padi diusahakan di
daerah kering dengan sistem ladang, tanpa pengairan. Hal ini dilakukan pula di
negara-negara lain. Dewasa ini tanaman padi banyak diusahakan didaerah dataran
rendah, sehingga akhirnya orang berusaha memantapkan hasil usahanya dengan
cara mengairi daerah yang curah hujannya kurang. Tanaman padi yang dapat
tumbuh dengan baik di daerah tropis ialah Icica, sedangkan japonica banyak
diusahakan di daerah subtropika (AAK,1990).
B. Budidaya Padi Semi Organik
Untuk mendapatkan hasil padi yang sesuai dengan harapan diperlukan teknik
bercocok tanam yang baik. Hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
Efisiensi Ekonomi Usahatani..., Suroso, Fak. Pertanian UMP 2012
8
1. Persemaian
Dalam bertanam padi semi organik, persemaian merupakan langkah
awal yang perlu dilakukan. Persemaian memerlukan persiapan yang matang,
karena benih di persemaian dapat menentukan kualitas dan pertumbuhan padi
di sawah. Hal-hal yang perlu dilakukan dan diperhatikan dalam melakukan
persemaian :
1) Penggunaan Benih
Benih yang dipakai dalam bercocok tanam padi semi organik
hendaknya adalah benih yang unggul, dan bersertifikat. Karena dengan
adanya sertifikat ini dapat menjamin kualitas dari benih itu.
2) Persiapan lahan dan persemaian
a. Tanah yang subur
Tanah yang subur mengandung bunga tanah atau humus dalam lapisan
yang dalam dan gembur. Tanah yang berstruktur gembur akan
mempermudah penyediaan air. Untuk mendapatkan tanah yang
berstruktur gembur dan subur maka diperlukan pencangkulan dan
penambahan bahan-bahan organik.
b. Cahaya Matahari.
Cahaya matahari sangat diperlukan dalam proses fisiologi tanaman
untuk membentuk bagian bagian generatif dan vegetatif. Dalam proses
fisiologi cahaya matahari berfungsi sebagai sumber energi untuk
asimilasi, semakin banyak energi matahari yang diserap maupun
Efisiensi Ekonomi Usahatani..., Suroso, Fak. Pertanian UMP 2012
9
ditangkap oleh tanaman, maka akan semakin besar pula pengaruhnya
terhadap hasil tanaman yang dapat dipanen.
c. Pengairan
Air sangat diperlukan dalam persemaian terutama untuk perkembangan
bibit.
3) Pengolahan tanah calon persemaian
Persiapan lahan persemaian dilakukan 25 hari sebelum penanaman,
bedeng semai harus sudah siap pada waktu itu. Bibit memerlukan
pemeliharaan, agar selama dalam persemaian atau sebelum bibit itu
ditanam dilahan pertanian, tetap dalam keadaan sehat (AAK,1990).
Pada waktu pengolahan tanah persawahan, air dibutuhkan untuk
penjenuhan atau pelumpuran, penggenangan atau serta kehilangan air pada
saat pengolahan tanah (Pitojo, 2000). Disaat pengolahan tanah bakal
persemaian inilah kita dapat menambahkan pupuk organik padat, adapun
dosisnya dapat kita tentukan sendiri sesuai kebutuhan.
4) Penaburan Benih
Hal yang pertama kali harus dilakukan dalam persiapan benih adalah
perendaman benih di dalam air. Ini dilakukan unttuk mengetahui benih
yang baik dan yang kurang baik, benih yang terapung inilah benih yang
kurang baik dan harus dibuang. Setelah perendaman perlakuan selanjutnya
adalah penyimpanan benih selama 2 hari sampai benih itu mengeluarkan
akar yang cukup panjang. Setelah dilakukan penyimpanan benih, tahap
selanjutnya adalah penaburan benih. Pada saat penaburan benih pun perlu
Efisiensi Ekonomi Usahatani..., Suroso, Fak. Pertanian UMP 2012
10
diperhatikan, jangan sampai dalam penaburan benih nantinya terlalu rapat,
sehingga nantinya akan mengakibatkan benih tersebut akan kecil dan
pertumbuhannya tidak maksimal.
5) Pemeliharaan persemaian
Untuk memelihara persemaian dapat dilakukan dengan cara:
a. Pengairan
Pada teknik budidaya padi organik, untuk pemeliharaan persemaian
memerlukan perlakuan khusus. Perlakuan tersebut adalah pengairan dengan
ketinggian air yang jangan sampai terlampau menggenang (macak–macak),
dengan perlakuan pengairan yang tak terlampau menggenang maka
diharapkan pertumbuhan bibit padi akan maksimal dan peluang terjadinya
penyakit busuk batang akan berkurang.
b. Melakukan pemupukan di persemaian
Perlakuan pemupukan di persemaian merupakan hal yang sangat
dianjurkan, hal itu dikarenakan nantinya diharapkan pertumbuhan bibit
padi akan maksimal, setelah diadakannya pemupukan. Adapun pupuk yang
digunakan dalam pemupukan ini ialah menggunakan pupuk organik cair.
c. Pemberantasan hama dan penyakit dipersemaian.
Salah satu kendala yang sering dihadapi petani padi organik, adalah
serangan hama penyakit. Hal itu berpeluang juga terjadi pada saat bibit
padi masih dipersemaian, hal inilah yang akhirnya sering menjadi penentu
keberhasilan budidaya padi semi organik. Untuk mengatasi serangan hama
dan penyakit, maka para petani menggunakan pestisida nabati yang mereka
Efisiensi Ekonomi Usahatani..., Suroso, Fak. Pertanian UMP 2012
11
produksi sendiri. Pestisida hayati yang mereka buat sendiri itu, berbahan
baku tanaman – tanaman yang ada di sekitar rumah mereka sendiri. Tapi
terkadang juga menggunakan pestisida nabati buatan pabrik yang banyak
beredar di pasaran.
2. Persiapan dan Pengolahan tanah sawah
Dalam usaha merubah keadaan lahan sawah, maka diperlukan pengolahan.
Tahap - tahap yang harus dilakukan dalam pengolahan lahan sawah adalah:
a) Pembersihan
Agar air yang mengalir kesawah lancar maka saluran air yang menuju
kesawah perlu dibersihkan dari jerami, rumput dan kotoran yang
mengganggu kelancaran aliran air. Kotoran ini dapat kita kumpulkan dan
bisa dirubah menjadi kompos. Untuk menghindari persaingan antara bibit
padi dengan rumput – rumputan liar dilahan setelah penanaman, maka
rumput yang tumbuh harus dibersihkan. Untuk membersihkan rumput itu
bisa langsung dicabut dan langsung kita masukan ke dalam tanah, dengan
harapan rumput itu akan mati dan akhirnya menjadi bahan – bahan organik
setelah terurai.
b) Pencangkulan
Tahap pencangkulan ini harus mendapat perhatian khusus, karena bila
proses ini tidak berjalan dengan baik maka akan mempengaruhi
pertumbuhan tanaman.
Efisiensi Ekonomi Usahatani..., Suroso, Fak. Pertanian UMP 2012
12
c) Membajak
Sebelum dilakukan proses pembajakan ini, para petani padi semi
organik biasanya menaburkan pupuk organik atau kompos. Dengan adanya
pemberian pupuk pada saat pembajakan, diharapkan nantinya pupuk itu akan
tercampur dengan merata dan pupuk itu nantinya sudah terdekomposisi
dengan sempurna.
d) Menggaru
Keuntungan yang dihasilkan dari penggaruan dilakukan berulang kali:
1) Akan diperoleh permukaan tanah yang rata
2) Air yang merembes ke bawah berkurang
3) Penanaman yang mudah dilakukan
4) Pupuk yang terbenam menjadi rata (AAK,1990).
e) Perataan tanah (ngangler)
Perataan tanah merupakan hal yang penting dalam budidaya padi semi
organik, karena dengan adanya perataan akan mengurangi resiko dari
serangan hama penggerek batang. Selain itu pada saat dilakukan perataan
tanah (ngangler) keadaan air macak-macak harus dipertahankan (pintu
pemasukan dan pengeluaran air ditutup) agar tanah dan unsur hara tidak
terbawa hanyut.
f) Pembuatan saluran
Setelah selesai perataan tanah harus dibuat saluran air tengah dan saluran air
pinggir di sekeliling pematang. Hal ini penting dilakukan, karena dengan
adanya saluran air akan memudahkan kita dalam mengontrol keadan air.
Efisiensi Ekonomi Usahatani..., Suroso, Fak. Pertanian UMP 2012
13
3. Penanaman
Hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam penanaman bibit padi organik
yaitu:
a. Persiapan lahan
Persiapan lahan untuk tanaman padi semi organik tidak berbeda jauh
dengan tanaman padi pada umumnya (konvensional), yang membedakan
hanyalah adanya pemberian pupuk organik pada saat pengolahan tanah.
b. Umur bibit
Bibit padi organik sudah dapat dipindahkan dari tempat persemaian ke
tempat penanaman (lahan) saat umur bibit padi sudah mencapai umur 15 –
20 HSS.
c. Tahap penanaman
Tahap ini dapat di bagi manjadi tiga, yaitu:
Memindahkan bibit
Pada saat pemindahan bibit ke lahan, hal yang perlu diperhatikan adalah
waktu pemindahan dari tempat persemaian ke lahan diharapkan tidak
lebih dari 12 jam, karena dikhawatirkan bila melampaui waktu tersebut
bibit padi akan menjadi stres dan layu.
Penanam bibit
Didalam proses penanaman benih padi semi organik, jumlah benih padi
perlubang tanam sangat perlu diperhatikan. Karena dengan jumlah bibit
Efisiensi Ekonomi Usahatani..., Suroso, Fak. Pertanian UMP 2012
14
perlubang tanam yang tidak lebih dari 1 batang, akan membuat
pertumbuhan, jumlah anakan, dan hasil produksi padi dapat maksimal.
Jarak Tanam
Jarak tanam disesuaikan dengan kebutuhan setempat (20 cm x 20 cm,
22,5 cm x 22,5 cm, 25 cm x 25 cm), dengan jarak tanam seperti ini
diharapkan akan mampu meningkatkan hasil produksi dari tanaman padi.
Untuk memudahkan dalam pemeliharaan, menekan persaingan unsur hara
dan cahaya, dianjurkan menggunakan tanam sistem legowo 2 : 1, 3 : 1
atau 4 : 1
4. Pemeliharaan
Dalam usaha pemeliharaan tanaman padi semi organik, memerlukan
teknik pemeliharaan yang berbeda dengan tanaman padi pada umumnya.
Adapun tindakan yang perlu diperhatikan dalam proses pemeliharaan padi semi
organik adalah sebagai berikut :
1) Penyulaman
Penyulaman dapat dilakukan apabila terdapat tanaman yang mati atau
terkserang OPT yang bersifat sistemik (virus) dengan menggunakan varietas
dan umur yang sama (tanaman cadangan). Hal yang perlu diperhatikan
dalam perlakuan penyulaman adalah bibit yang akan digunakan untuk
menyulam adalah bibit yang sejenis dan diharapkan mempunyai umur yang
sama dengan bibit yang sudah ditanam. Perlakuan penyulaman sebaiknya
dilakukan hingga umur tanaman padi mencapai 14 hari setelah pindah
Efisiensi Ekonomi Usahatani..., Suroso, Fak. Pertanian UMP 2012
15
tanam. Karena dikhawatirkan bila penyulaman lebih dari 14 hari maka
pertumbuhan tanaman tidak akan maksimal.
2) Penyiangan
Penyiangan dilakukan sesuai kebutuhan agar tidak terjadi kompetisi
antara gulma dengan tanaman. Dalam perlakuan penyiangan pada tanaman
padi semi organik sebenarnya tidak berbeda jauh dengan padi pada
umumnya yang membedakan hanya pada tidak adanya penggunaan
herbisida.
3) Pengairan padi
Pemberian air harus diatur dengan menggunakan saluran pengairan
keliling pematang dan saluran bedengan sehingga keadaan tanah tidak
tergenang, tapi hanya lembab dengan tujuan menghemat air, memberikan
kesempatan pada akar untuk mendapatkan udara (O2) sehingga dapat
berkembang lebih dalam, mencegah terjadinya keracunan besi (Fe), dan
mencegah penimbunan asam organik dan H2S yang dapat menghambat
perkembangan akar.
4) Pemupukan
Pupuk yang digunakan pada pertanian organik adalah pupuk organik
murni. Adapun aplikasinya adalah :
- Yang pertama pada saat pengolahan tanah terutama pada saat pembajakan
lahan.
- Yang kedua setelah tanaman padi berumur 10 hari setelah tanam
- Yang ketiga pada saat tanaman berumur 20 dan 30 hari setelah tanam.
Efisiensi Ekonomi Usahatani..., Suroso, Fak. Pertanian UMP 2012
16
C. Pupuk Organik Dan Pestisida Hayati
1. Pupuk Organik
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan organik, seperti
hijauan (jerami, batang pisang, dan hijauan lainnya) dan kotoran hewan
(kotoran kambing, sapi, ayam, kelinci, kerbau, dan sebagainya). Sebelum
digunakan bahan-bahan tersebut terlebih dahulu difermentasikan. Pupuk
kandang atau kornpos biasanya dicampur dengan bahan-bahan alami lainnya
yang berada di lahan pertanian atau di sekitarnya (Andoko, 2002).
Sampai saat ini sudah banyak dikembangkan pupuk organik yang
berkualitas dari hasil inovasi teknologi dengan memanfaatkan limbah menjadi
pupuk organik lengkap dengan unsur makro dan mikro yang langsung dapat
dimanfaatkan oleh tanaman. Hasil penelitian mengemukakan bahwa bahan
atau pupuk organik merupakan penyangga biologi yang mempunyai fungsi
dalam memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, sehingga tanah dapat
menyediakan hara dalam jumlah berimbang. Beberapa jenis pupuk organik
yang dapat digunakan adalah fine compost (hasil fermentasi dari limbah
ternak dan bahan tambahan lain dengan stardek) dan kastcing (hasil eksresi
atau proses pencernaan cacing tanah dari limbah organik). Bahkan pupuk
organik yang mengandung kotoran kelelawar dan zat alami lainnya dapat
mengatasi keracunan air dan keasaman tambak. Pupuk organik juga memiliki
keunggulan sebagai berikut:
1. Mempercepat dekomposisi bahan-bahan organik secara fermentasi; 2. Melarutkan P yang tidak tersedia menjadi bentuk P yang tersedia bagi
tanaman;
Efisiensi Ekonomi Usahatani..., Suroso, Fak. Pertanian UMP 2012
17
3. Mengikat N dari udara; 4. Menghasilkan berbagai enzim dan hormon sebagai senyawa bioaktif
untuk pertumbuhan tanaman; 5. Menurunkan kadar BOD dan COD; 6. Menekan bau busuk.
Penggunaan pupuk organik akan sangat bervariasi untuk setiap daerah,
Young dalam Reijntjes et al. (1992), menyatakan bahwa diperlukan 8,5 ton
residu (sisa-sisa tanaman atau hewan) diatas permukaan tanah per hektar
untuk daerah lembab, 4 ton/ha untuk daerah sub lembab, dan 2 ton/ha untuk
daerah semi kering. Oleh karena residu diatas permukaan dari tanaman
tunggal biasanya kurang dari 3 ton/ha, jelas bahwa di daerah tropis yang
lembab, dibutuhkan sumber biomassa ekstra (misalnya pohon-pohon, tananam
naungan) untuk memenuhi target itu. Untuk meningkatkan unsur hara tanah,
petani dapat memanfaatkan pohon leguminosae, belukar, dan tanaman
pelindung yang bersimbiosis dengan mikroorganisme mikro. Begitu juga
tanaman pakis Azolla atau rerumputan, atau dengan Azotobacter.
Menurut Reijntjes et al. (1992), ada lima cara dasar penanganan bahan
organik, yaitu:
1. Memberikan langsung ke tanah, baik itu sebagai mulsa pada permukaan tanah maupun dipendam dalam tanah;
2. Membakarnya (mengakibatkan mineralisasi); 3. Mengomposnya; 4. Menjadikannya sebagai pakan ternak; dan 5. Memfermentasikannya dalam instalasi biogas.
Secara praktis, Royan (2005), mengemukakan bahwa dalam SRI,
pupuk organik yang digunakan berupa pupuk kandang, kompos, dan pupuk
organik cair (MOL). Pupuk kandang dibuat dari kotoran ayam dan kotoran
Efisiensi Ekonomi Usahatani..., Suroso, Fak. Pertanian UMP 2012
18
domba/kambing. MOL juga digunakan sebagai bibit pupuk organik cair yang
mengandung unsur cair yang dibuat dari hijauan seperti kalikiria, daun
kirinyuh. Zat tumbuh adalah zat zyberelin yang terkandung dalam rebung dan
pucuk labu. Keong (terutama keong mas) dan ikan sapu untuk kandungan
protein dan buah-buahan untuk kandungan vitamin. Bahan-bahan tersebut
dihaluskan dan dicampurkan dengan air gula atau air kelapa, dan
difermentasikan selama 15 hari. Satu liter air bibit (larutan) dapat dicampur
dengan 15 air untuk kemudian disemprotkan pada tanaman padi.
2. Pestisida Hayati
Pestisida hayati secara umum diartikan sebagai suatu pestisida yang
bahan dasarnya berasal dari tumbuhan dan hewan serta dari mikroorganisme
hidup lainnya. Pestisida ini relatif mudah dibuat dengan kemampuan dan
pengetahuan yang terbatas. Oleh karena terbuat dari mikroorganisme hidup
atau bahan alami maka jenis pestisida ini bersifat mudah terurai
(biodegradable) di alam. sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif
aman bagi manusia dan ternak peliharaan, karena residunya mudah hilang.
Pestisida hayati bersifat "pukul dan lari (hit and run)", artinya apabila
diaplikasikan akan membunuh hama pada waktu itu dan setelah hamanya
terbunuh maka residunya akan cepat menghilang di alam (Kardinan, 1999).
Pestisida hayati (biopesticide) adalah semua mikroorganisme hidup
yang mampu dijadikan pestisida, karena semua mikroorganisme mengandung
suatu toksin dan berkembangnya daya bunuh terhadap serangan hama (target).
Penggunaan pestisida hayati merupakan jaminan keamanan pangan, sehingga
Efisiensi Ekonomi Usahatani..., Suroso, Fak. Pertanian UMP 2012
19
nilai jual komoditas akan menjadi lebih kompetitif dalam dunia agribisnis.
Penggunaan pupuk sintetis di Indonesia sudah begitu tinggi, tentu dengan
biaya yang sangat tinggi dan memberatkan petani. Pestisida hayati berasal
dari bahan-bahan yang terdapat di alam tersebut diekstraksi, diproses, atau
dibuat menjadi konsentrat dengan tidak mengubah struktur kimianya
(Kardinan, 1999).
D. Biaya Produksi Usahatani Padi
Biaya produksi adalah nilai dari faktor produksi yang digunakan, baik yang
dalam bentuk benda maupun jasa selama produksi berlangsung (Soekartawi, 2001)
Biaya usahatani adalah semua pengeluaran yang dipergunakan dalam suatu
usahatani. Biaya usahatani biasanya diklarifikasi menjadi dua, yaitu : (a) Biaya
tetap (fixed cost); dan (b) Biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap ini
umumnya didefinisikan sebagai biaya yang relativ tetap jumlahnya, dan terus
dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Sedangkan
biaya tidak tetap atau variabel biasanya didefinisikan sebagai biaya yang besar
kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Secara matematis dapat ditulis
sebagai berikut:
TC = TFC + TVC
Keterangan
TC : Total Cost atau biaya total
TFC : Total Fixed Cost atau biaya tetap total
TVC : Total Variabel Cost atau biaya variabel total
Efisiensi Ekonomi Usahatani..., Suroso, Fak. Pertanian UMP 2012
20
E. Penerimaan dan Pendapatan Usahatani
Pada analisis usahatani, maka data tentang penerimaan, biaya dan pendapatan
usahatani perlu diketahui. Cara analisis terhadap tiga variabel ini sering disebut
dengan analisis anggaran arus uang tunai (Soekartawi, 1995).
1. Penerimaan usahatani
(Soekartawi, 1995) mengemukakan bahwa penerimaan usahatani adalah
perkalian antara jumlah produksi yang diperoleh dengan harga jual,
pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut :
TRi = Yi . PYi
Yaitu :
TR = Total Revenue (Rp)
Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani (kg)
PYi = Harga Per satuan Y (Rp)
2. Pendapatan Usahatani
Soekartawi (1995), mengemukakan bahwa pendapatan usahatani adalah
selisih antara penerimaan dengan seluruh biaya usahatani, pernyataan tersebut
dapat dituliskan sebagai berikut:
Pd = TR – TC
Yaitu :
Pd = Pendapatan Usahatani (Rp)
TR = Total Revenue (Rp)
TC = Total Cost (Rp)
Efisiensi Ekonomi Usahatani..., Suroso, Fak. Pertanian UMP 2012
21
F. Pengaruh Penggunan Faktor- faktor Produksi Padi Semi Organik
Hubungan fisik antara faktor-faktor produksi (input) dengan produk (output)
yang disebut dengan fungsi produksi mestinya harus dipahami oleh setiap petani.
Karena dengan memahami fungsi produksi petani dapat menggunakan sejumlah
variabel input yang berbeda untuk memperoleh output. Soekartawi (1994)
mengemukakan bahwa dengan fungsi produksi tersebut dapat dijelaskan bahwa
tambahan dari salah satu atau beberapa input yang digunakan, maka petani dapat
melakukan tindakan yang mampu meningkatkan output. Selanjutnya dijelaskan
bahwa fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut:
Y f , , ……… ,
Dimana : Y = Produk
X = Faktor Produksi
f = Fungsi dari faktor produksi
n = 1,2,3, ..........
Rumus diatas dapat dikatakan bahwa input atau disebut dengan variabel bebas
atau independen (X) dapat mempengaruhi terhadap output atau disebut variabel
tidak bebas atau dependen (Y).
Soekartawi (1994) juga mengemukakan bahwa, jika suatu fungsi yang
melibatkan dua atau lebih variabel maka penjelasan hubungan antara variabel Y
dengan X secara matematik dapat diselesaikan menggunakan fungsi Cobb Douglas
yaitu :
X X 3 3, ............ X u
Efisiensi Ekonomi Usahatani..., Suroso, Fak. Pertanian UMP 2012
22
Dimana : Y = Variabel yang dijelaskan
X = Variabel yang menjelaskan
a,b = Besaran yang akan diduga
u = Kesalahan (disturbance term)
e = Logaritma Natural, e = 2,178.
Untuk mempermudah pendugaan maka persamaan tersebut dapat diubah
menjadi persamaan bentuk linear berganda dengan cara mengalogaritma
naturalkan persamaan tersebut, sehingga diperoleh bentuk persamaan sebagai
berikut:
3 3 + ... +
Pada persamaan tersebut terlihat bahwa nilai b adalah tetap walaupun variabel
yang terlibat telah dilogaritma naturalkan. Hal ini karena b pada fungsi Cobb
Douglas sekalipun menunjukan elastisitas X terhadap Y.
Selanjutnya Soekartawi (1989), mengemukakan persyaratan yang harus
dipenuhi sebelum menggunakan fungsi Cobb Douglas antara lain:
a. Tidak ada nilai pengamatan yang bernilai nol. Sebab logaritma dari
bilangan nol adalah suatu bilangan yang besarnya tidak diketahui
(infinitife)
b. Dalam fungsi produksi perlu asumsi bahwa tidak ada perbedaan teknologi
pada setiap pengamatan. Artinya. Kalau fungsi Cobb Douglas yang
dipakai sebagai model dalam suatu pengamatan dan bila diperlukan
analisis yang merupakan lebih dari satu model, maka perbedaan model
Efisiensi Ekonomi Usahatani..., Suroso, Fak. Pertanian UMP 2012
23
tersebut terletak pada intercept dan bukan pada kemiringan garis (slope)
model tersebut.
c. Tiap variabel X adalah perfect competition.
d. Perbedaan lokasi (pada fungsi produksi) seperti iklim adalah sudah
tercakup pada faktor kesalahan (u).
Ada tiga alasan mengapa fungsi Cobb Douglas lebih banyak dipaki oleh para
peneliti yaitu:
a. Penyelesaian fungsi Cobb Douglas relatif lebih mudah dibandingkan dengan
fungsi yang lain.
b. Hasil pendugaan garis melalui fungsi Cobb Douglas akan menghsiolkan
koefisien regresi yang sekaligus juga menunjukan besaran elastisitas.
c. Besaran elastisitas tersebut sekaligus menunjukan tingkat besaran return to
scale.
G. Efisiensi Ekonomi dalam Usahatani
Produksi dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan penggunaan faktor
produksi lahan, pupuk, bibit, dan tenaga kerja dengan efisien. Dalam kajian
tentang ekonomi produksi, diasumsikan bahwa tujuan yang ingin dicapai oleh
seorang manajer adalah efisiensi ekonomi yang yang bisa didekatkan dengan
ukuran maksimilisasi keuntungan. Ada dua macam pengertian efisiensi dalam
usahatani.
1) Efisiensi produksi, yaitu banyaknya hasil produksi yang diperoleh dari satu
kesatuan faktor produksi.
Efisiensi Ekonomi Usahatani..., Suroso, Fak. Pertanian UMP 2012
24
2) Efisiensi ekonomi, yaitu penilaian efisiensi fisik dengan uang, dalam hal ini
kita membandingkan nilai hasil dengan biaya produksi. Apabila
perbandingan antara pendapatan kotor dengan biaya ini besar, maka hal ini
mencerminkan efisiensi ekonomi yang baik dari suatu usahatani, dan
mencerminkan keberhasilan proses produksi usahatani (Mubyarto, 1994)
Gabungan faktor produksi yang optimal, pada hakikatnya adalah identik dengan
pengertian mengenai efisiensi ekonomi (Kartasaputra, 1987). Dalam hal ini ada
dua syarat yang harus dipenuhi :
1) Syarat keharusan: diketahui adanya hubungan antara faktor produksi dan
produksi
2) Syarat kecukupan: diketahui harga faktor produksi yang diperlukan dan
produksinya atau perbandingan harga faktor produksi yang bergabung dengan
modal yang tersedia agar produksi dapat berlangsung dalam serba kecukupan.
Sedangkan untuk mengetahui apakah penggunaan suatu faktor produksi dalam
usahatani sudah efisien atau belum maka digunakan model sebagai berikut
(Mubyarto, 1994) :
⋯
Yaitu :
NPM = Nilai Produk Marginal
BKM = Biaya Korbanan Marginal
¡ = 1,2,3,4,…………..n
NPM dan BKM dapat dihitung dengan rumus :
Efisiensi Ekonomi Usahatani..., Suroso, Fak. Pertanian UMP 2012
25
NPM
(pasar dalam keadaan perfect competition dan dalam jangka
pendek harga tidak berubah)
Yaitu :
Harga pokok produk
Harga faktor produksi
y Penambahan produk akibat penambahan faktor produksi
Penambahan faktor produksi ke – i
Untuk mencapai efisiensi harga harus dipenuhi syarat :
1
Dalam banyak kenyataan perbandingan tidak sama dengan satu, yang
sering terjadi adalah sebagai berikut :
1) 1 , Penggunaan faktor produksi tidak efisien, untuk
mencapai efisien maka faktor produksi perlu dikurangi
2) 1 , Penggunaan faktor produksi belum efisien, untuk
mencapai efisien maka faktor produksi X perlu ditambah. (Soekartawi,2001)
Efisiensi Ekonomi Usahatani..., Suroso, Fak. Pertanian UMP 2012
top related